Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN PROYEK

ALOKASI TENAGA KERJA

Dosen Pengampu :
Dr. Said Zul Amraini, ST., MT

Kelompok III

Berliando Farma 2207135794


Fitri Nilam Sari 2207135797
M. Rico Irawan 2207135799

Program Studi Sarjana Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Riau
Pekanbaru
2023

Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Alokasi Tenaga Kerja” dapat
kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang bagaimana pengalokasian yang baik dari
tenaga kerja dalam suatu proyek. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. Said Zul Amraini, ST., MT selaku dosen pengampu mata kuliah
manajemen proyek atas bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada kami. Harapan kami,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada
yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu
kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Pekanbaru, Oktober 2023

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini, membuat persaingan semakin ketat
antar perusahaan yang ada di dunia. Segala upaya dilakukan untuk menjadi yang terbaik.
Manajemen yang baik menjadi kunci kesuksesan dunia industri saat ini baik itu manajemen
produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan keuangan. Manajemen operasional
merupakan satu fungsi manajemen yang sangat penting bagi sebuah organisasi atau
perusahaan. Dalam perusahan pun harus membuat pilihan-pilihan yang tepat untuk mencapai
suatu tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi dibutuhkan pengelolaan organisasi
dan struktur organisasi yang baik. Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada suatu organisasi
harus dialokasikan dengan sebaik mungkin. Pengalokasian tenaga kerja yang baik akan
mengoptimalkan hasil produksi dan meminimalkan biaya produksi

Alokasi tenaga kerja merupakan cara memenuhi semua tempat tujuan secara efektif
dengan jumlah yang tersedia, tetapi harus total biaya yang paling murah sehingga dapat
meminimumkan biaya atau waktu. Maka pengalokasian yang kurang baik akan
mengakibatkan peningkatan pada biaya produksi dan mengakibatkan penurunan pada hasil
produksi, dengan mengacu pada teori diatas maka pengalokasian tenaga kerja akan mencapai
hasil yang efektif dan efisien

Dalam manajemen perusahaan selalu dihadapkan pada masalah alokasi sumber daya
yang mereka miliki. Apabila alokasi sumber daya tidak optimal maka tujuan akan tercapainya
dengan cara yang tidak efektif dan efesian. Masalah-masalah pengalokasian tenaga kerja
yang sering dihadapi oleh oraganisasi atau perusahaan yaitu pegawai merasa pekerjaan yang
dilaksanakannya tidak sesuai dengan dirinya, Adanya ketidaksesuaian pengalokasian tenaga
kerja akan mengakibatkan tingginya kejenuhan bekerja dari karyawan dan biaya produksi
yang tinggi akan merugikan perusahaan. Ditambah lagi dengan jam kerja yang sanagt
Panjang dapat membuat karyawan kelelahan hingga sakit. Oleh karena itu personalia harus
mampu dan mempunyai pemahaman terhadap pengalokasian tenaga kerja yang dapat
menciptakan biaya produksi yang rendah, dengan meminimalkan biaya produksi akan
mengoptimalkan hasil produksi dan karyawan akan sungguh-sungguh memberikan
kemampuannya untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan. Salah satu
dampak pengalokasian tenaga kerja dapat dilihat dari kemampuan para karyawan dalam
meningkatkan jumlah hasil produksi yang di ekspor suatu perusahaan tersebut.

Hasil produksi dalam organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting, apabila
pengalokasian tenaga kerja yang tidak mencapai target produksi yang dihasilkan maka akan
timbul sikap negatif dalam pekerjaan misalnya adanya pengelolaan SDM yang kurang,
penempatan posisi yang tidak sesuai, tempat kerja yang tidak memadai bagi karyawan, dan
biaya produksi yang relatif tinggi. Pencapaian produksi yang dihasilkan dapat diartikan
sebagai sikap positif karyawan terhadap pekerjanya.
Karena hal tersebut kami tertarik untuk melakukan analisa terhadap alokasi tenaga kerja pada
suatu Perusahaan untuk mengetahui apakah hal tersebut benar-benar efektif baik dalam
produksi maupun aspek bidang lainnya dalam suatu perusahaan. Kami akan melakukan
Analisa pada suatu Perusahaan yang memiliki proses produksi yang kompleks yang mana
karena hal tersebut, banyak dibutuhkannya karyawan untuk melakukan tahapan produksi
secara manual dan mempelajari aspek saja yang harus di perhatikan dari karyawan tersebut.

2. Tujuan

Adapun tujuan dari analisis yang dilakukan pada alokasi tenaga kerja yaitu:

1. Menganalisis dan menentukan kebutuhan tenaga kerja untuk masing dari proses
proyek
2. Menjelaskan rotasi dari tenaga kerja untuk efisiensi dan meminimalkan kelelahan
pada karyawan
BAB II
ISI
1. Perencanaan
Isopropil alcohol memilki peran yang cukup penting dalam dunia industry. Dalam
Dunia industry kimia digunakan sebagai pembersih tangan, antiseptic, antibacterial,
sterilizer jarum akupuntur, solvent dan bahan produksi aseton. Kebutuhan Isopropil
Alkohol dalam negri sangat tinggi, jumlah industri yang ada di dalam negri belum cukup
untuk memenuhi kebutuhan dan biasanya diperoleh dengan cara mengimpor dari negara
lain. Sehingga pabrik Isopropil Alkohol perlu didirikan di Indonesia. Pendirian pabrik
Isopropil Alkohol didalam negri bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam
negri, sehingga dapat mengurangi angka impor Isopropil.

Faktor-faktor yang mendorong untuk mendirikan Pabrik IPA di Indonesia sebagai


berikut :
a) Pabrik yang memproduksi IPA masih sangat sedikit di Indonesia.
b) Mengurangi jumlah impor IPA dari luar negeri, sehingga dapat menghemat biaya
dalam negeri.
c) Meningkatkan pertumbuhan industri kimia di Indonesia dan mendukung program
pemerintah dalam peningkatan industri hulu, guna mendukung industri hilir dalam
menghadapi era pasar bebas.
d) Memberikan lapangan pekerjaan baru sehingga mengurangi jumlah/tingkat
pengangguran serta menambah tingkat perekonomian masyarakat Indonesia.

Dalam proses pembuatan isopropyl alcohol ada beberapa tahap yabg biasa dilakukan
dalam industri, seperti:
1. Proses Dehidrasi
Proses dimulai dengan dehidrasi propanol, yang umumnya dilakukan dengan
menggunakan katalis asam seperti asam sulfat atau zeolit. Propanol diubah menjadi
isopropil alkohol dengan menghilangkan air dari molekulnya.
2. Proses Pemurnian
Setelah dehidrasi, isopropil alkohol harus dimurnikan untuk menghilangkan
kontaminan dan produk sampingan. Proses ini mungkin melibatkan distilasi
fraksional dan metode pemurnian lainnya.
3. Proses Penyimpanan dan Pengemasan
Setelah pemurnian, isopropil alkohol yang murni harus disimpan dalam wadah yang
sesuai dan dikemas dengan benar untuk distribusi. Proses ini melibatkan pengisian
wadah, pengepakan, dan label produk.
4. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu melibatkan pengujian dan pemantauan produk selama seluruh
proses produksi untuk memastikan bahwa produk memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan.
5. Proses Logistik dan Distribusi
Setelah produk selesai diproduksi dan dikemas, isopropil alkohol harus
didistribusikan ke pelanggan dan pasar yang sesuai.

2. Pembagian jam kerja


Dalam kegiatan operasi pabrik beroperasi selama 24 jam secara kontinyu setiap hari
selama 330 hari dalam setahun dan sekitar 35 hari per tahun digunakan untuk turn
around. Pembagian sistem kerja dibagi 2 kelompok yaitu:
- Kelompok pegawai non-shift
- Kelompok shift

Untuk melaksanakan jalannya perusahaan, jam kerja pegawai diatur sebagai berikut :
a. Pada saat pabrik beroperasi

- Kelompok pegawai non shift


Kelompok kerja ini merupakan karyawan yang tidak langsung menangani proses
produksi, yang termasuk kelompok ini adalah tingkat Kepala Seksi ke atas, Staff seksi
dan semua karyawan bagian umum.
Adapun waktu kerja kelompok ini adalah sebagai berikut.
Hari Senin s/d Kamis : pukul 08.00 s/d 17.00 WIB, istirahat pukul
12.00 s/d 13.00 WIB
Hari Jumat : pukul 07.00 s/d 17.00 WIB, istirahat pukul
11.30 s/d 13.30 WIB
Hari sabtu dan minggu : libur

- Kelompok pegawai shift Kelompok kerja ini merupakan tenaga yang secara
langsung menangani produksi yang terdiri dari 4 regu dan bekerja secara bergiliran.

Masing–masing shift bekerja 8 jam dalam 1 hari dan selama 6 hari dalam 1 minggu,
dengan pengaturan shift sebagai berikut :
 Shift I : jam 07.00 s/d 15.00
 Shift II : jam 15.00 s/d 23.00
 Shift III : jam 23.00 s/d 07.00
3. Sistem upah
Pada pabrik ini sistem upah karyawan berbeda-beda, tergantung dari status karyawan dan
tingkat pendidikan serta keahlian karyawan. Menurut status karyawan dibedakan menjadi
tiga bagian sebagai berikut :

1. Karyawan Tetap Karyawan tetap adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan
dengan surat keputusan (SK) direksi dan 108 mendapat gaji bulanan sesuai kedudukan,
keahlian dan masa kerja.
2. Karyawan Harian Karyawan harian adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan
direksi tanpa surat keputusan (SK) direksi dan mendapat upah harian yang dibayar tiap
akhir pekan.
3. Karyawan borongan Karyawan borongan adalah karyawan yang digunakan oleh pabrik bila
diperlukan saja. Karyawan ini menerima upah borongan untuk suatu pekerjaan selama
kurun jangka waktu tertentu yang ditentukan menurut kebijaksanaan perusahaan.

Sedangkan sistem gaji pegawai dibagi menjadi 3 golongan yaitu :


1. Gaji Bulanan Gaji ini diberikan kepada pegawai tetap dan besarnya gaji sesuai dengan
peraturan perusahaan.
2. Gaji Harian Gaji ini diberikan kepada karyawan tidak tetap atau buruh harian.
3. Gaji Lembur Gaji ini diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja yang telah
ditetapkan dan besarnya sesuai dengan peraturan Perusahaan
BAB III
PEMBAHASAN

1. Analisis Proses
Dari beberapa proses yang disebutkan untuk memproduksi isopropyl alcohol, dapat
dilihat beberapa analisis terhadap alokasi pekerja yaitu:

1. Proses Dehidrasi
Dalam tahap dehidrasi, diperlukan operator yang terlatih untuk mengoperasikan
peralatan dehidrasi dan memantau kondisi reaksi. Juga, perlu tenaga kerja yang memahami
pengendalian kualitas untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi
yang ditetapkan.

2. Proses Pemurnian
Proses pemurnian memerlukan operator yang terampil dalam operasi distilasi dan
pemurnian. Mereka perlu memantau peralatan dengan cermat dan dapat menyesuaikan
parameter operasi sesuai kebutuhan untuk mencapai tingkat kemurnian yang diinginkan.

3. Proses Penyimpanan dan Pengemasan


Proses penyimpanan dan pengemasan memerlukan pekerja produksi yang terlatih untuk
mengisi wadah dengan isopropil alkohol, mengemas produk sesuai standar keamanan dan
kualitas, serta memasang label yang tepat.

4. Pengendalian Mutu
Diperlukan personel pengendalian mutu yang terlatih untuk melakukan pengujian dan
pemantauan produk secara teratur, serta membuat catatan dan laporan kualitas.

5. Proses Logistik dan Distribusi


Proses logistik dan distribusi melibatkan pekerja gudang, pengemudi truk, dan staf
administrasi yang dapat mengatur pengiriman dan manajemen inventaris.

2. Analisis Rotasi Alokasi Pekerja


Rotasi tenaga kerja adalah praktik di mana karyawan dipindahkan dari satu tugas
atau posisi pekerjaan ke tugas atau posisi yang berbeda dalam organisasi. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi kelelahan, meningkatkan motivasi, dan
mengurangi risiko cedera kerja. Berikut adalah penjelasan rinci tentang bagaimana rotasi
tenaga kerja dapat digunakan untuk mencapai efisiensi dan mengurangi kelelahan pada
karyawan:

1. Diversifikasi Tugas:
Rotasi tenaga kerja memungkinkan karyawan untuk mengalami berbagai tugas dan
tanggung jawab dalam organisasi. Ini membantu mencegah monoton dan kebosanan dalam
pekerjaan sehari-hari, yang dapat menyebabkan kelelahan mental.
2. Pengurangan Risiko Cedera:
Dalam pekerjaan fisik yang berat atau berbahaya, rotasi tenaga kerja dapat membantu
mengurangi risiko cedera akibat terlalu lama terpapar pada satu jenis aktivitas atau posisi
tertentu. Ini memungkinkan karyawan untuk menghindari tekanan berlebihan pada bagian
tubuh tertentu.

3. Pengembangan Keterampilan:
Rotasi tenaga kerja membantu karyawan mengembangkan beragam keterampilan dan
pengetahuan. Ini membuat mereka lebih fleksibel dan mampu beradaptasi dengan
perubahan dalam tugas atau lingkungan kerja.

4. Peningkatan Motivasi:
Karyawan yang merasakan kebosanan dalam pekerjaan cenderung kehilangan motivasi.
Dengan memberi mereka kesempatan untuk mencoba hal-hal baru, rotasi tenaga kerja
dapat meningkatkan semangat dan produktivitas.

5. Peningkatan Produktivitas:
Dengan menghindari kelelahan yang disebabkan oleh monoton atau tekanan yang
berlebihan, karyawan cenderung lebih produktif. Mereka dapat menjaga tingkat energi
yang stabil sepanjang hari kerja.

6. Pengurangan Stres:
Melalui rotasi tenaga kerja, karyawan dapat menghindari tingkat stres yang tinggi yang
mungkin muncul akibat tekanan konstan dari pekerjaan yang sama. Ini membantu menjaga
kesejahteraan mental dan fisik karyawan.

7. Kebijakan Keselamatan yang Lebih Baik:


Rotasi tenaga kerja dapat membantu organisasi mematuhi peraturan keselamatan kerja
dengan lebih baik. Ini terutama berlaku dalam industri yang memiliki risiko cedera yang
tinggi. Rotasi dapat mengurangi ketidaknyamanan fisik dan tekanan psikologis yang dapat
memengaruhi keselamatan kerja.

8. Perencanaan Tenaga Kerja yang Lebih Baik:


Dengan rotasi tenaga kerja, manajemen dapat merencanakan dan mengelola tenaga kerja
dengan lebih efisien, menghindari ketidakseimbangan beban kerja, dan memastikan
karyawan memiliki keterampilan yang sesuai untuk berbagai tugas.

Namun, penting untuk mencatat bahwa rotasi tenaga kerja harus dilakukan dengan cermat.
Terlalu sering atau rotasi yang tidak terkoordinasi dapat menyebabkan gangguan
produktivitas dan ketidaknyamanan bagi karyawan. Oleh karena itu, strategi rotasi tenaga
kerja harus dirancang dengan cermat, memperhitungkan kebutuhan organisasi dan
preferensi karyawan. Dan juga dalam pengrotasian tenaga kerja hendaknya perlu juga
diperhatikan terhadap keahlian dari pekerja tersebut. Dalam beberapa proses dibutuhkan
tenaga professional yang dapat menangani suatu proses yang spesifik. Mungkin, terkait
dengan hal tersebut tidak dapat dilakukan rotasi, karena jika terdapat kesalahan terhadap
tenaga yang melaksanakan proses tersebut, bisa saja terjadi kerugian yang besar terhadap
industry tersebut.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Alokasi tenaga kerja dalam industri pembuatan isopropil alkohol memiliki peran
kunci dalam memastikan efisiensi operasional, kualitas produk, dan kesejahteraan
karyawan. Dalam industri ini, proses produksi yang melibatkan dehidrasi, pemurnian,
penyimpanan, distribusi, dan pengendalian mutu memerlukan perhatian khusus dalam
pengelolaan tenaga kerja. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, alokasi tenaga kerja
yang cermat dan terkoordinasi adalah suatu keharusan. Disamping akannya hal itu
diperlukan analisis terhadap keahlian dari setiap karyawan yang akan melakukan alokasi,
karena tanpa adanya skill suatu karyawan yang dapat melakukan suatu pekerjaan atau
proses yang berbeda, kelak akan terjadinya nanti suatu kerugian besar yang berdampak
dalam seluruh aspek. Dan juga penggolongan karyawan terhadap bagaimana skill nya
tersebut sangat lah penting dan piperlukannya alokasi terhadap waktu atau jadwal kerja
sangatlah penting juga demi meningkatkan efisiensi dari proses produksi yang dilakukan.

2. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan dalam peningkatan efisiensi proses
dalam industry selain dari alokasi pekerja, yaitu:
1. Sebaiknya ditinjau juga terhadap fasilitas didalam industry, jika fasilitas yang ada
lengkap dan memadai hal ini dapat mempermudah dan mengefisiensi terhadap proses yang
dilakukan
2. Skill dari tiap karyawan perlu diperhatikan dalam penempatan jobdesk
Daftar Pustaka
Biro Pusat Statistik, “Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, Impor Menurut Jenis
Barang dan Negeri Asal”, Jakarta
Primanita, dan Winda Anggraeni. (2020). Prarancangan Pabrik Kimia Isopropil Alkohol
Dari Propilena Dan Air Melalui Proses Indirect Hydration. Yogyakarta: UIN

Anda mungkin juga menyukai