Dosen Pembimbing
……..
Disusun oleh:
Nama :
Nim :
SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan taufik
dan hidayah-NYA kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan makalah “KLASIFIKASI DAN HAKIKAT BERBISNIS” untuk memenuhi
mata kuliah Keperawatan Jiwa. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan mudah-mudahan
sampai kepada kita selalu umatnya. Makalah ini menyajikan tentang hukum kekerasan
anak dalam rumah tangga.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Bisnis ............................................................................................... 3
B. Klasifikasi Bisnis .............................................................................. 4
C. Hakikat Berbisnis ............................................................................. 7
D. Etika .................................................................................................. 8
E. Antara Etika Moral dan Akhlak ........................................................ 9
A. Kesimpulan ....................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dari tema yang diangkat berdasarkan
bahan kajian yang diperoleh diantaranya :
1. Jelaskan tentang Bisnis ?.
2. Jelaskan Klasifikasi Bisnis ?
3. Jelaskan yang dimaksud Hakikat Berbisnis ?
4. Jelaskan yang dimaksud Etika ?
5. Jelaskan mengenai antara Etika Moral dan Akhlak ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan memahami tentang Bisnis
2. Mengetahui dan memahami Klasifikasi Bisnis
3. Mengetahui dan memahami Hakikat Berbisnis
4. Mengetahui dan memahami Pengembangan dan Implementasi Strategi
5. Mengetahui dan memahami Etika
6. Mengetahui dan memahami antara Etika Moral dan Akhlak
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bisnis
Dalam keseharian kata bisnis sudah tidak asing bagi kita. Penggunaan
kata tersebut rasanya sudah berlangsung lama sekali. entah sejak kapan
dimulainya belum diketahui dengan pastinya kata serapan itu digunakan di
Indonesia. Bisnis sebenarnya pekerjaan yang sudah tidak asing lagi kita lakukan
dan sebenarnya sudah dilakukan sejak lama oleh nenek moyang kita melalui
berbagai berita sejarah yang kita pahami. Bisnis sudah dimulai pada zaman
dahulu namun dengan terminologi yang berbeda.
B. Klasifikasi Bisnis
Dari beberapa konsep yang ada konsep pemasaran merupakan salah satu
cara dan falsafah bisnis yang menyatakan bahwa kepuasan kebutuhan konsumen
merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan,
konsep ini berorientasi pada konsumen. dan memandang kepuasan konsumen
adalah yang utama. Tidak salah dalam penyebutan perumpamaan di Indonesia
yang mengatakan bahwa pembeli adalah raja. Peribahasa tersebut menyatakan
ketergantungan akan suatu produk yang akan dijual oleh penjual pada si
pembeli, bahwa penjual akan melakukan segala daya dan upaya agar produknya
laku terjual di pasaran.
4
1. Perusahaan perorangan, adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh
seorang pengusaha dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan industri. Segala
keuntungan dan kerugian menjadi tanggung jawab pemilik perusahaan
seorang selaku pemilik modal.
2. Firma, adalah persekutuan yang didirikan oleh dua orang atau lebih untuk
menjalankan suatu perusahaan di bawah satu nama bersama, dan para sekutu
bertanggung jawab secara tanggung menanggung.
3. Persekutuan komanditer (CV), adalah persekutuan yang didirikan oleh satu
orang atau beberapa orang sekutu yang bertindak sebagai pengurus (sekutu
aktif dan satu orang atau beberapa orang sebagai sekutu diam (yang hanya
memasukkan uang saja sebagai modal persekutuan, tetapi tidak menjadi
pengurus persekutuan tersebut).
4. Perseroan Terbatas (PT), adalah persekutuan yang berbadan hukum untuk
menjalankan perusahaan dengan modal usaha terbagi atas saham-saham.
Tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas, pada jumlah saham yang
dimilikinya. Jenis perusahaan ini yang paling banyak berdiri di dunia.
5. Koperasi, adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
Bentuk bisnis itu sendiri terdiri dari berbagai jenis dan sebagai akibatnya,
bisnis dapat dikelompokkan dengan cara yang berbeda. Salah satu dari banyak cara
yang dapat digunakan adalah dengan mengelompokkan kegiatan berdasarkan yang
melakukan bisnis dalam menghasilkan keuntungan. Pengelompokan ini biasanya
mencirikan core bisnis dari aktivitas bidang usaha yang dilakukan.
1. Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari bahan
baku atau komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contoh
manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang fisik, seperti ban,
motor, mobil atau pipa, dan lain sebagainya.
5
2. Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible dan mendapatkan
keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa yang mereka berikan.
Contoh bisnis jasa adalah dokter, montir, konsultan, dan psikolog.
3. Pengecer dan distributor adalah pihak yang berperan sebagai perantara antara
produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang
berorientasi-konsumen adalah agen, distributor atau pengecer.
5. Bisnis finansial adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan
pengelolaan modal
7. Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan layanan publik, seperti listrik dan
air, jalan tol, dan biasanya didanai oleh pemerintah.
8. Bisnis real estate adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan menjual,
menyewakan dan pengembangan properti, rumah. dan bangunan.
Dalam suatu negara, sistem bisa saja terdiri dari beberapa subsistem, yang biasa
disebut unsut, bagian, atau komponen. Walau sistem tersebut terdiri dari berbagai unsur
atau bagian, komponen tersebut merupakan suatu kebulatan yang utuh dan padu atau
memiliki sifat wholism. Di antaranya terdapat saling ketergantungan atau hubungan
yang saling memengaruhi di antara unsur-unsur tersebut. Dalam sistem bisnis. suatu
negara, terkait beberapa unsur yang sangat saling mendukung. Unsur tersebut adalah
perekonomian dan politik negara yang biasanya menjadi arah dalam menentukan
kebijakan.
6
C. Hakikat Berbisnis
Pada tahun 1990-an Paul Ormerof (1994), seorang ekonom kenamaan yang
kritis asal Inggris menggemparkan dunia dengan. menerbitkan bukunya yang amat
kontroversi dan menghebohkan yang berjudul "The Death of Economics". Dalam
bukunya ia mengatakan bahwa Ilmu Ekonomi sudah menemui ajalnya. Tidak sedikit
pula pakar ekonomi telah menyadari makin tipisnya kesadaran moral dalam
kehidupan ekonomi dan bisnis modern. Tidak lain kemunculan buku tersebut
dikarenakan munculnya penolakan terhadap etika bisnis, dilatari oleh sebuah
paradigma klasik, bahwa ilmu ekonomi harus bebas nilai (value free),
7
kaitannya dengan kepercayaan tentunya dalam kaitan Anda mengonsumsi barang
dan jasa. Bila Anda merasa puas maka Anda percaya dan tentu akan kembali
memakai produk maupun jasa yang ditawarkan.
D. Etika
Melalui etika manusia dapat berperilaku terhadap apa yang dapat diterima
maupun tidak diterima dalam keluarga, komunitas, organisasi dan masyarakat.
Sebagai ilmu dan filsafat, etika menghendaki ukuran yang umum (universal), tidak
berlaku untuk sebagian dari manusia, tetapi untuk semua manusia. Apa yang
ditemukan oleh etika mungkin memang menjadi pedoman bagi seseorang, namun
tujuan pertama dan utama dari etika bukanlah untuk memberi pedoman, melainkan
untuk tahu atau mengerti, lebih lanjut kemudian untuk dipraktikkan.
Etika dan moral memiliki arti yang sama, namun dalam pemakaian sehari-
harinya ada sedikit perbedaan. Moral biasanya dipakai untuk perbuatan yang sedang
dinilai atau dikaji (dengan kata lain perbuatan itu dilihat dan dalam diri orang itu
sendiri), artinya moral di sini merupakan subjek sedangkan etika dipakai untuk
pengkajian sistem nilai-nilai yang ada dalam kelompok atau masyarakat tertentu
(merupakan aktivitas atau hasil pengkajian). Walau memiliki perbedaan yang
sangat minim, etika dan moral sering kali diartikan dalam konteks yang sama.
Dalam beberapa kasus di sekitar kita orang yang awam maupun yang
berpendidikan terkadang salah dalam memberikan tempat antara etika dan moral.
Bagi masyarakat etika ya moral. Namun apabila dipakai dalam penempatan kalimat
8
tertentu, terkadang maknanya akan menjadi berbeda karen pada dasarnya secara
konseptualnya pun berbeda. Pahlawan Nasional kita yang dijuluki Bapak
Pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara mengartikan etika merupakan ilmu
yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semaunya,
teristimewa yang mengenai gerak/gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan
pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan
perbuatan.
Dalam pandangan dan persepsi bagi sebagian orang di kehidupan sehari hari,
banyak sekali yang memandang antara etika, moral dan akhlak sebagai suatu kata
yang memiliki makna dan arti yang sama dan sepadan. Secara bahasa (etimologi),
kata akhlak berasal dari bahasa Arab akhlak (1) adalah bentuk jama', sedang
mufrad-nya adalah khuluq yang diartikan budi pekerti. Al-Ghazali mengemukakan
bahwa akhlak adalah pada dasarnya sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang, dan mudah tanpa memerlukan
pertimbangan dan pemikiran.
9
Namun apabila menyatakan terhadap orang yang tidak disukai dan sering
berbuat kesalahan dan kejahatan maka dinyatakan pernyataan negatif bahwa
akhlaknya tercela. Pemakaian kata akhlak ini lebih cenderung banyak dipakai oleh
umat Islam. Karena terlalu sering menyebutkan dalam kehidupan sehari-hari, pada
akhirnya kata akhlak ini menjadi popular di masyarakat dan sudah tidak lagi
dianggap sebagai bahasa asing, melainkan bahasa serapan yang melebur menjadi
kebudayaan maupun nasional. Seperti dalam penyebutan akhlakul karimah atau
akhlak yang terpuji. Lain pula halnya dengan istilah moral. Moral merupakan suatu
tindakan yang sesuai dengan ukuran tindakan yang umum diterima oleh kesatuan
sosial atau lingkungan tertentu.
Moral berasal dari bahasa latin, yaitu dalam bentuk jamak dari mose yang
berarti adat kebiasaan. Istilah moral dan etika sama artinya, tetapi dalam pemakaian
sehari-hari ada sedikit perbedaan di antaranya. Moral atau moralitas dipakai untuk
perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang ada. Untuk lebih tegasnya dapat dikatakan bahwa yang dimaksud
moral merupakan hal yang sesuai dengan ide-ide umum, tentang tindakan manusia
mana yang baik mana yang wajar. Moral bila diposisikan lebih lanjut adalah nilai
keabsolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh yang dalam penilaiannya
dilakukan dengan menyesuaikan budaya setempat.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan
kerena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami
peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada
para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami
demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan para pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
Aldridge, EJ. dan AS. Sutojo. 2005. Good Corporate Governance: Tata Kelola
Perusahaan yang Sehat. Jakarta: Damar Media Pustaka.
AAOIFI. 2010. Financial Accounting Standard No. 9 (FAS 9): Zakat Accounting and
Auditing Organization for Islamic Financial Institutions, Bahrain.
Bambang Rudito, Melia Famiola. 2007. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan di Indonesia. Jakarta: Rekayasa Sains.
Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2004. Etika.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2013.
Hukum & Pembangunan 46 No. 2 (2016): 196-213. Biggs, D & Blocher, D. 1986. The
Cognitive Approach the Ethical Counseling. Albany: State University.
Collins, Jim. 2001. Good to Great, Why Some Companies Make The Leap and Other
Don't. New York: Harper Collins Publisher Inc.