Anda di halaman 1dari 11

KISAH HIDUP UMAR BIN KHATAB, KHULAFAUR RASYIDIN

Nama : Muhammad Rifqi


Kelas : VI - Abdurrahman
Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin Khattab
(581 – November 644) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad S.A.W yang juga adalah
khalifah kedua Islam (634-644). Umar juga merupakan satu di antara empat orang Khalifah yang
digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin). Ia memiliki panggilan
(kuniyyah) Abu Hafshoh.

Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar
di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya
Hantamah binti Hasyim, dari marga Bani Makhzum. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh
Nabi Muhammad yaitu Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan
kebatilan. Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan
menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka.

Riwayat hidup

 Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat disegani dan dihormati oleh
penduduk Mekkah. Umar juga dikenal sebagai seorang peminum berat, beberapa catatan
mengatakan bahwa pada masa pra-Islam (Jahiliyyah), Umar suka meminum anggur. Setelah
menjadi seorang Muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali, meskipun belum
diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas.
Memeluk Islam
 Ketika Nabi Muhammad S.A.W menyebarkan Islam secara terbuka di Mekkah, Umar bereaksi
sangat antipati terhadapnya, beberapa catatan mengatakan bahwa kaum Muslim saat itu
mengakui bahwa Umar adalah lawan yang paling mereka perhitungkan, hal ini dikarenakan
Umar yang memang sudah mempunyai reputasi yang sangat baik sebagai ahli strategi perang
dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia lalui. Umar juga
dicatat sebagai orang yang paling banyak dan paling sering menggunakan kekuatannya untuk
menyiksa pengikut Nabi Muhammad S.A.W.
 Pada puncak kebenciannya terhadap ajaran Nabi Muhammad S.A.W, Umar memutuskan
untuk mencoba membunuh Nabi Muhammad S.A.W, namun saat dalam perjalanannya ia
bertemu dengan salah seorang pengikut Nabi Muhammad S.A.W bernama Nu’aim bin
Abdullah yang kemudian memberinya kabar bahwa saudara perempuan Umar telah
memeluk Islam, ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W yang ingin dibunuhnya saat
itu. Karena berita itu, Umar terkejut dan pulang ke rumahnya dengan dengan maksud untuk
menghukum adiknya, diriwayatkan bahwa Umar menjumpai saudarinya itu sedang membaca
Al Qur’an surat Thoha ayat 1-8, ia semakin marah akan hal tersebut dan memukul saudarinya.
Ketika melihat saudarinya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta
agar bacaan tersebut dapat ia lihat, diriwayatkan Umar menjadi terguncang oleh apa yang ia
baca tersebut, beberapa waktu setelah kejadian itu Umar menyatakan memeluk Islam, tentu
saja hal yang selama ini selalu membelanyani membuat hampir seisi Mekkah terkejut karena
seseorang yang terkenal paling keras menentang dan paling kejam dalam menyiksa para
pengikut Nabi Muhammad S.A.W kemudian memeluk ajaran yang sangat dibencinya
tersebut, akibatnya Umar dikucilkan dari pergaulan Mekkah dan ia menjadi kurang atau tidak
dihormati lagi oleh para petinggi Quraisy yang selama ini diketahui selalu membelanya.

Nasab dan Ciri Fisiknya

 Ia adalah Umar bin al-Khattab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin
Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luai, Abu Hafsh al-Adawi. Ia dijuluki al-Faruq.
 Ibunya bernama Hantamah binti Hisyam bin al-Mughirah. Ibunya adalah saudari tua dari Abu
Jahal bin Hisyam.
 Ia adalah seseorang yang berperawakan tinggi, kepala bagian depannya plontos, selalu
bekerja dengan kedua tangannya, matanya hitam, dan kulitnya kuning. Ada pula yang
mengatakan kulitnya putih hingga kemerah-merahan. Giginya putih bersih dan mengkilat.
Selalu mewarnai janggutnya dan merapikan rambutnya dengan inai (daun pacar) (Thabaqat
Ibnu Saad, 3: 324).
 Amirul mukminin Umar bin Khattab adalah seorang yang sangat rendah hati dan sederhana,
namun ketegasannya dalam permasalahan agama adalah ciri khas yang kental melekat
padanya. Ia suka menambal bajunya dengan kulit, dan terkadang membawa ember di
pundaknya, akan tetapi sama sekali tak menghilangkan ketinggian wibawanya. Kendaraannya
adalah keledai tak berpelana, hingga membuat heran pastur Jerusalem saat berjumpa
dengannya. Umar jarang tertawa dan bercanda, di cincinnya terdapat tulisan “Cukuplah
kematian menjadi peringatan bagimu hai Umar.”

Keistimewaan dan Keutamaannya

 Umar adalah Penduduk Surga Yang Berjalan di Muka Bumi Diriwayatkan dari Said bin al-
Musayyib bahwa Abu Hurairah berkata, ketika kami berada di sisi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda. “Sewaktu tidur aku bermimpi seolah-olah aku sedang
berada di surga. Kemudian aku melihat seorang wanita sedang berwudhu di sebuah istana
(surga), maka aku pun bertanya, ‘Milik siapakah istana ini?’ Wanita-wanita yang ada di sana
menjawab, ‘Milik Umar.’ Lalu aku teringat dengan kecemburuan Umar, aku pun menjauh
(tidak memasuki) istana itu.” Umar radhiallahu ‘anhu menangis dan berkata, “Mana mungkin
aku akan cemburu kepadamu wahai Rasulullah.”– Mulianya Islam dengan Perantara
Umar Dalam sebuah hadisnya Rasulullah pernah mengabarkan betapa luasnya pengaruh
Islam di masa Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu. Beliau bersabda, “Aku bermimpi sedang
mengulurkan timba ke dalam sebuah sumur yang ditarik dengan penggerek. Datanglah Abu
Bakar mengambil air dari sumur tersebut satu atau dua timba dan dia terlihat begitu lemah
menarik timba tersebut, -semoga Allah Ta’ala mengampuninya-. Setelah itu datanglah Umar
bin al-Khattab mengambil air sebanyak-banyaknya. Aku tidak pernah melihat seorang
pemimpin abqari (pemimpin yang begitu kuat) yang begitu gesit, sehingga setiap orang bisa
minum sepuasnya dan juga memberikan minuman tersebut untuk onta-onta mereka.”
Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Kami menjadi kuat setelah Umar memeluk Islam.”
 Kesaksian Ali bin Abi Thalib Tentang Umar bin al-Khattab Diriwayatkan dari Ibnu Mulaikah,
dia pernah mendengar Abdullah bin Abbas berkata, “Umar radhiallahu ‘anhu ditidurkan di
atas kasurnya (menjelang wafatnya), dan orang-orang yang berkumpul di sekitarnya
mendoakan sebelum dipindahkan –ketika itu aku hadir di tengah orang-orang tersebut-. Aku
terkejut tatkala seseorang memegang kedua pundakku dan ternyata ia adalah Ali bin Abi
Thalib. Kemudian Ali berkata (memuji dan mendoakan Umar seperti orang-orang lainnya),
“Engkau tidak pernah meninggalkan seseorang yang dapat menyamai dirimu dan apa yang
telah engkau lakukan. Aku berharap bisa menjadi sepertimu tatkala menghadap Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Demi Allah, aku sangat yakin bahwa Allah akan mengumpulkanmu
bersama dua orang sahabatmu (Rasulullah dan Abu Bakar).
 Aku sering mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Aku berangkat
bersama Abu Bakar dan Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar, dan aku keluar
bersama Abu Bakar dan Umar.” – Umar adalah Seorang yang Mendapat Ilham Diriwayatkan
dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya di antara orang-orang sebelum kalian terdapat sejumlah manusia yang
mendapat ilham. Apabila salah seorang umatku mendapakannya, maka Umarlah orangnya.”
 Zakaria bin Abi Zaidah menambahkan dari Sa’ad dari Abi Salamah dari Abu Hurairah, dia
berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang-orang
sebelum kalian dari Bani Israil ada yang diberikan ilham walaupun mereka bukan nabi. Jika
salah seorang dari umatku mendapatkannya, maka Umarlah orangnya.” – Wibawa Umar
 Dari Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setan lari
ketakutan jika bertemu Umar.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umatku
yang paling penyayang adalah Abu Bakar dan yang paling tegas dalam menegakkan agama
Allah adalah Umar.” (HR. Tirmidzi dalam al-Manaqib, hadits no. 3791)

Kehidupan di Madinah

 Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama Nabi Muhammad S.A.W dan pemeluk Islam lain
berhijrah (migrasi) (ke Yatsrib (sekarang Madinah) . Ia juga terlibat pada perang Badar, Uhud,
Khaybar serta penyerangan ke Syria. Ia dianggap sebagai seorang yang paling disegani oleh
kaum Muslim pada masa itu karena selain reputasinya yang memang terkenal sejak masa pra-
Islam, juga karena ia dikenal sebagai orang terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad
S.A.W dan ajaran Islam pada setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa ragu menentang
kawan-kawan lamanya yang dulu bersama mereka ia ikut menyiksa para pengikutnya Nabi
Muhammad S.A.W
Wafatnya Nabi Muhammad

 Pada saat kabar wafatnya Nabi Muhammad S.A.W pada 8 Juni 632 M (12 Rabiul Awal, 10
Hijriah) suasana sedih dan haru menyelimuti kota Madinah,sambil berdiri termenung Umar
dikabarkan sebagai salah seorang yang paling terguncang atas peristiwa itu, ia menghambat
siapapun memandikan atau menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Akibat syok yang ia
terima, Umar berkata “Sesungguhnya beberapa orang munafik menganggap bahwa Nabi
Muhammad S.A.W.telah wafat.Sesungguhnya dia tidak wafat,tetapi pergi ke hadapan
Tuhannya,seperti dilakukan Musa bin Imran yang pergi dari kaumnya.Demi Allah dia benar-
benar akan kembali.Barang siapa yang beranggapan bahwa dia wafat,kaki dan tangannya
akan kupotong.”
 Abu Bakar yang mendengar kabar bergegas kembali dari Madinah, ia menjumpai Umar
sedang menahan Muslim yang lain dan lantas mengatakan
 “Saudara-saudara! Barangsiapa mau menyembah Nabi Muhammad S.A.W, Nabi Muhammad
S.A.W sudah meninggal dunia. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, Allah hidup selalu
tak pernah mati!” —Abu Bakar ash-Shiddiq
 Abu Bakar mengingatkan kepada para pemeluk Islam yang sedang terguncang, termasuk
Umar saat itu, bahwa Nabi Muhammad S.A.W, seperti halnya mereka, adalah seorang
manusia biasa, Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari Al Qur’an[3] dan mencoba untuk
mengingatkan mereka kembali kepada ajaran yang diajarkan Nabi Muhammad S.A.W yaitu
kefanaan makhluk yang diciptakan. Setelah peristiwa itu Umar menyerah dan membiarkan
persiapan penguburan dilaksanakan.

Masa kekhalifahan Abu Bakar

 Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat
kepalanya. Setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk untuk
menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua dalam sejarah Islam.
Menjadi khalifah
 Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam
mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia
(yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria,
Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi
daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam
dibawah pimpinan Umar.
 Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada
pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam
mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di
Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan
kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran
Qadisiyyah (th 636), di dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam
yakni Sa`ad bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal
Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzad.
 Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan Islam
akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh
pendeta Sophronius dan diundang untuk salat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre).
Umar memilih untuk salat ditempat lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun
kemudian, Masjid Umar didirikan ditempat ia salat.
 Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan
publik, termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia
juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun
638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan
Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.
 Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan
penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.
 Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan
keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.
Wafatnya
 Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak yang fanatik pada saat ia
akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang masuk Islam setelah Persia
ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk
(Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu
merupakan negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23
H/644 M. Setelah wafat, jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.

Wasiat Umar Bin Khattab

Semasa Umar bin Khattab masih hidup Umar meninggalkan wasiat dan kata kata Bijak yaitu:
 Bila engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah
dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
 Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada
musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
 Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang manusia pun lebih
banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.
 Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab
apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
 Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Karena jika engkau tidak
bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi, dan penuh penyesalan.
 Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan
memperolehnya kecuali dengan mencarinya.
 Mohonlah pertolongan kepada Allah agar menolong kalian melawan nafsu jahat kalian, sama
seperti kalian memohon pertolongan dalam melawan musuh-musuh kalian. – Umar bin
Khattab
 Tidak ada hubungan antara Allah dengan siapapun kecuali melalui ketaatan kepada-Nya. –
Umar bin Khattab
 Jangan melupakan diri Anda sendiri saat menyampaikan nasehat kepada orang lain. – Umar
bin Khattab
 Jika pasanganmu sedang marah, maka kamu harus tenang. Karena ketika salah satunya
adalah api, maka satu yang lainnya harus bisa menjadi air yang bisa meredakan amarah itu.
– Umar bin Khattab
 Orang yang paling aku sukai adalah dia yang mau menunjukkan kesalahanku. – Umar bin
Khattab
 Wanita bukanlah pakaian yang bisa kamu kenakan dan kamu tanggalkan sesuka hati. Wanita
itu terhormat dan memiliki haknya. – Umar bin Khattab
 Jangan bersedih atas apa yang telah berlalu, kecuali jika itu bisa membuatmu bekerja lebih
keras untuk apa yang akan datang. – Umar bin Khattab
 Jangan tertipu oleh orang yang membacakan Alquran. Tapi lihatlah kepada mereka yang
bertindak sesuai dengan Alquran itu. – Umar bin Khattab
 Dulu Kami adalah orang-orang yang paling terhina di muka bumi, dan Allah kemudian
memberi kami kehormatan melalui Islam. – Umar bin Khattab
 Terkadang, orang dengan masa lalu paling kelam akan menciptakan masa depan yang paling
cerah. – Umar bin Khattab
 Tak ada Islam bagi orang yang tidak mengerjakan shalat. – Umar bin Khattab
 Orang yang mau menunjukkan di mana letak kesalahanmu, itulah temanmu yang
sesungguhnya. Sedangkan mereka yang hanya menyebar omong kosong dengan selalu
memujimu, mereka sebenarnya adalah para algojo yang akan membinasakanmu. – Umar bin
Khattab
 Duduklah bersama orang-orang yang mencintai Allah, karena bersama mereka akan
mencerahkan pikiran. – Umar bin Khattab
 Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan
untukku tidak akan pernah melewatkanku. – Umar bin Khattab
 Aku khawatir akan datangnya hari di mana orang-orang yang tak beriman merasa bangga
akan kedustaannya, sementara orang-orang yang beriman malu akan keimanannya. – Umar
bin Khattab
 Jadilah orang yang bermartabat, jujur dan penuh kebenaran. – Umar bin Khattab
 Aku tidak pernah sekalipun menyesali diamku. Tetapi aku berkali-kali menyesali bicaraku. –
Umar bin Khattab
 Aku tidak akan membiarkan orang tiran yang berbuat zalim kepada orang lain atau melanggar
hak orang lain hingga pipi orang itu akan aku letakkan di atas tanah dan pipinya yang sebelah
lagi akan aku injak dengan kakiku sampai ia mau kembali kepada kebenaran. Sebaliknya,
kepada orang yang bersih dan mau hidup sederhana, aku akan menaruh pipiku di atas tanah.
– Umar bin Khattab
 Perbanyaklah mengingat Allah, karena itu adalah obat. Jangan buat dirimu terlalu banyak
mengingat manusia, karea itu adalah penyakit. – Umar bin Khattab
 Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang yang mau menunjukkan kesalahanku.
– Umar bin Khattab
 Sabar adalah bahan ramuan paling sehat dalam hidup kita. – Umar bin Khattab
 Tidak ada rasa bersalah yang dapat mengubah masa lalu dan Tidak ada kekhawatiran yang
dapat mengubah masa depan. – Umar bin Khattab
 Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian
menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah akan datangnya hari
besar ditampakkannya amal. – Umar bin Khattab
 Cara terbaik untuk mengalahkan seseorang adalah mengalahkannya dengan kesopanan. –
Umar bin Khattab
 Aku tidak pernah mengkhawatirkan apakah doaku akan dikabulkan atau tidak, tapi yang lebih
aku khawatirkan adalah aku tidak diberi hidayah untuk terus berdoa. – Umar bin Khattab
 Aku tidak suka tetap di dunia ini kecuali karena tiga hal; Pertama, tempat di mana aku bisa
meletakkan keningku di tanah untuk bersujud kepada Allah; Kedua, tempat orang-orang
berilmu berkumpul, di mana aku bisa duduk bersama mereka untuk memetik perkataan yang
baik, sebagaimana dipetiknya buah yang ranum; dan Ketiga, berjihad di jalan Allah. – Umar
bin Khattab
 Biasakan diri dengan hidup susah, karena kesenangan tidak akan kekal selamanya. – Umar
bin Khattab
 Jangan berlebihan dalam mencintai sehingga menjadi keterikatan, jangan pula berlebihan
dalam membenci sehingga membawa kebinasaan. – Umar bin Khattab
 Menghindari dosa itu lebih ringan daripada menanggung rasa sakit dari sebuah penyesalan.
– Umar bin Khattab
 Bersabarlah, karena kesabaran adalah sebuah pilar keimanan. – Umar bin Khattab
 Jagalah shalatmu. Karena ketika kamu kehilangan shalat, maka kamu akan kehilangan
segalanya. – Umar bin Khattab
 Jika salah satu dari kalian tergelincir (dalam perbuatan dosa), perbaiki dia, doakan dia dan
jangan bantu setan mendekatinya. – Umar bin Khattab
 Berpegang teguhlah pada kebenaran bahkan meski kebenaran itu membunuhmu. – Umar bin
Khattab
 Keyakinan adalah di mana seharusnya tidak ada perbedaan antara perbuatan, perkataan, dan
apa yang kamu pikirkan. – Umar bin Khattab
 Ajaklah seseorang kepada Islam meski tanpa melalui kata-kata. Mereka bertanya,
“Bagaimana caranya?” Dia menjawab, “Dengan sopan santunmu” – Umar bin Khattab
 Ya Allah, sesungguhnya aku ini orang yang keras, maka lunakkanlah aku. Sesungguhnya aku
adalah orang yang lemah, maka kuatkanlah aku. Sesungguhnya aku adalah orang yang bakhil,
maka jadikanlah aku orang yang dermawan. – Umar bin Khattab

Anda mungkin juga menyukai