Umar bin Khattab Rodhiyallahu ‘Anhu merupakan salah satu sahabat Nabi yang menjadi
Khalifah usai meninggalnya Nabi. Ia ditunjuk oleh Khalifah sebelumnya, Abu Bakr As
Shddiq Rhodiyallahu ‘Anhu untuk menggantikannya sebagai pemimpin umat Islam.
Dalam menjalankan amanah yang diberikan, Umar terkenal sebagai sosok yang sangat
disiplin dan benar-benar mencontoh Rasullulah. Ia sama sekali tidak melakukan hal-hal
yang menyimpang dari ajaran Islam, baik secara pribadi atau sebagai seorang khalifah.
Selama menjadi khalifah, Umar bin Khattab banyak mengeluarkan kebijakan yang
mampu memajukan Islam.
“Maka dari itu Umar bin Khattab dijuluki sebagai pemimpin peradaban dan bapak
pembaruan pada masa itu,” tutur Nur Ihsan Abdullah.
Adapun kebijakan-kebijakan Umar bin Khattab yang dinilai mampu memajukan Islam
dan patut dicontoh pemimpin saat ini antara lain sebagai berikut:
Memberlakukan Direct Punishment Pertama
Salah-satu kebijakan Umar bin Khattab yang dinilai mampu memajukan Islam
terutama dalam aspek hukum Islam adalah kebijakan memberlakukan direct
punishment pertama dengan menggunakan kayu untuk hukuman di tempat.
Rapat Umum di Musim Haji
Lalu, Khalifah Umar bin Khattab pun merupakan pemimpin pertama yang melakukan
rapat paripurna bersama seluruh pemimpin wilayah di musim haji.
“Hal ini dilakukan agar terjalin kerjasama yang baik antar pemimpin wilayah dan
mengurangi miss komunikasi yang sering terjadi kala itu,” katanya.
Kontrol Realita Lapangan
Kemudian, kebijakan Umar bin Khattab yang dinilai mampu memajukan umatnya
terutama Islam kala itu adalah dirinya merupakan pemimpin pertama yang
menerapkan hirasah atau keliling madinah setiap malam.
“Konteks zaman sekarang adalah blusukan seperti yang dilakukan Presiden Joko
Widodo dan beberapa Menteri-nya,” pungkasnya.
Penggagas Data Base dan Dokumentasi
Kebijakan selanjutnya adalah Khalifah Umar bin Khattab merupakan pemimpin
pertama yang menggagas penerapan data base dan dokumentasi.
”Dan Umar bin Khattab pun dikenal sebagai Amirul Mu’minin dalam branding yang
terbentuk karena gaya kepimimpinannya,” ujarnya.
Kepemimpinan dengan Musyawarah
Di samping itu, Umar bin Khattab pun merupakan khalifah yang melanjutkan gaya
kepemimpinan khalifah yang dinilai baik diteruskan yaitu musyawarah. Umar bin
Khattab dikenal seperti khalifah sebelumnya merupakan kepemimpinan dengan
musyawarah.
“Kepemipinan musyawarah ini pun diterapkan oleh Usman bin Affan, Ali bin Abi
Talib, Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan
Abdurrahman bin Auf,” terangnya.
Sterilisasi Internal
Umar bin Khattab pun memberlakukan sterilisasi internal terutama pengusiran Yahudi
dari seluruh jazirah Arab dan pemecatan gubernur yang munafik.
Pemberlakukan Jaminan Hari Tua
Umar bin Khattab pun merupakan khalifah pertama yang memberlakukan jaminan
hari tua atau fleksibilitas regulasi jizyah.
Modernisasi Kemiliteran
Umar bin Khattab pun melakukan perubahan atau modernisasi di bidang militer yaitu
membentuk lembaga rekruitmen militer, wajib militer, gaji bulanan tentara,
membangun 3 pangkalan militer di Syam (Damaskus, Palestina dan Yordan),
menyertakan dokter, penerjemah, dan hakim dalam pasukan tempurnya.
“Melakukan rotasi penugasan, pembentukan zeni tempur, membentuk lembaga
katering dan melakukuan reportasi tertulis,” katanya.
Melarang Kaum Musyrik Masuk Madinah
Sebelum Umar bin Khattab meninggal pada tahun 23 Hijriyah saat berusia 62 tahun,
dirinya membuat regulasi yaitu larangan musyrik usia baligh berada di dalam kota
Madinah.
Sumber: http://persisalamin.com/artikel/teladan-kepemimpinan-umar-bin-khattab/
Sumber: http://muslim.or.id/25592-teladan-kepemimpinan-ali-bin-abi-thalib.html
SURAT PEMBACA
Akibatnya, banyak dari pengendara sepeda motor memanfaatkan jalur pinggir kiri jalan yang penuh
risiko untuk dijadikan jalur alternatif darurat agar bisa lolos dari jebakan macet. Mungkin ini satu-
satunya cara. Namun, fatal jika tidak berhati-hati dan tidak bisa menguasai medan jalan.
Beberapa kiat dari saya yang mungkin bisa bermanfaat bagi semua pengendara. Pertama,
berangkat kerja atau sekolah lebih awal. Kedua, hindari jalan yang tidak rata saat lewat pinggir
jalan. Ketiga, hati-hati terhadap pejalan kaki. Keempat, kurangi kecepatan dan periksa kendaraan
motor Anda, terutama roda ban. Kelima, jaga jarak dengan kendaraan lain. Keenam, manfaatkan
transportasi lain seperti kereta api ekonomi yang mungkin jadi solusi terbaik bagi kita. Ketujuh,
mencari jalur alternatif lain dan bersikap selalu sabar menghadapi kemacetan ini. Kedelapan,
istirahat yang cukup di rumah serta berdoa agar perbaikan jembatan Cisomang tol Cipularang cepat
selesai.
Isep Suprapto
RT 8 RW 4 Babakan Sari
Sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com/surat-pembaca/2017/03/10/kecemasan-pengendara-sepeda-
motor-395809
“Kampung akhirat itu Kami sediakan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri di
bumi dan tidak berbuat kerusakan. Kesudahan yang baik bagi orang-orang yang
bertaqwa”. (Q.S. al-Qashash:83)
Berkait dengan sifat kejujuran dan keamanahan Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a. Seorang
pembantunya yang bernama Qanbar, suatu ketika pernah menyaksikan, Khalifah Ali r.a. sedang
menghadapi dua onggokan emas dan perak. Ia menghitungnya kemudian memanggil orang-
orang agar datang mendekatinya. Emas dan perak itu lalu dibagi-bagikan kepada mereka hingga
tak bersisa.
Sikap dan perbuatan Khalifah Ali r.a. yang demikian itu telah membuat cemas dan khawatir
pembantunya, Qanbar. Ketika emas dan perak itu telah habis dibagi-bagikan kepada mereka
semua sampai-sampai tak bersisa sedikit bagian pun untuk dirinya, Qanbar mendekati Khalifah
Ali r.a. dengan mengatakan bahwa ia mempunyai barang sesuatu yang disembunyikan untuk
Khalifah Ali r.a.
Sesampainya di rumah, Qanbar mengambil sesuatu yang telah disembunyikan yaitu sebuah
kantong berisi kepingan-kepingan emas dan perak. Kantong itu lalu dibawa kembali dan dibuka
di hadapan Khalifah Ali r.a. Dengan wajah berseri-seri ia berkata kepada Khalifah Ali:
“Aku lihat Tuan tidak pernah menyisakan barang apa pun yang tuan bagikan. Oleh karena itu,
aku menyembunyikan ini dari Baitul Malkhusus buat Tuan”.
Melihat ini, betapa terkejut dan kagetnya Khalifah Ali r.a. Maka dengan wajah merah menahan
amarah beliau berkata kepada pembantunya, Qanbar:
“Celaka kamu Qanbar! Apakah engkau mau memasukkan kobaran api ke dalam rumahku?”
Lalu Khalifah Ali bin Abi Thalib menghunus pedang Zulfikarnya, memotong-motong pundi-
pundi yang berisi emas dan perak itu. Emas dan perak pun berhamburan di lantai. Segera
Khalifah Ali r.a. menyuruh Qanbar untuk membagi-bagikannya kepada yang berhak
menerimanya agar dibagikan secara adil.
Demikian kepribadian dan perangai Ali bin Abi Thalib r.a yang demikian agung dan mulia
tertulis dengan tinta emas dalam sejarah Islam. Perjuangannya, keberaniannya, kejujurannya dan
keamanahannya dalam menegakkan keadilan dan kebenaran sesuai dengan ajaran Islam yang
rahmatan lil alamiin, rahmat bagi seluruh alam.