Pd
MTs Manbaul huda
BAB I
Pelabuhan pertama yang di singgahi ialah Barus di sisi barat sumatra dan kelamuri, perlak dan samudra
pasai dari pesisir timur. pembawa islam dari sisi barat ialah syech baharuddin dan sumatera selatan adalah
Raden Rahmat (sunan Ampel).
Perkembangan islam pada masa awal tidak hanya berkembang di sumatra saja, tetapi juga berkembang di
pulau jawa, hal ini diperjelas dengan catatan sejarah di bawah ini:
1. Menurut Prof. Dr hamka pada tahun 674-675 datanglah raja arab yang bernama raja ta chech dari
tiongkok ke jawa tengah.
2. Adanya makam fatimah binti maimun bin hibatullah yag tertulis angka 475 H/1082 M di desa leran
dekat gresik, Jatim.
3. Prabu munding sari dari pajajaran (jabar) yang memeilki sebutan haji purba telah Masuk islam pada
tahun 1190 M setelah berkenalan dengan org Arab pelayaran dagangnya.
Perkembngan islam di nusantara selanjutnya adalah masa pengembangan, yang di lakukan oleh para wali
yang di kenal sebutan wali songo. Berikut biografi walisongo :
1
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda
3. Sunan Giri
4. Sunan Bonang
5. Sunan Kalijaga
7. Sunan Drajat
Metode dakwah Memberi prtolongan pada masyarakan umum, mengajak masyarakan bergotong
royong lwt Kesenian
Karya/peninngalan Suluk pituah “ berilah tongkat pd si buta/beri makan pada yang lapar/ beri
pakaaian pada yang telanjang”
Dimakamkan Desa Drajat, paciran Lamongan
8. Sunan Kudus
9. Sunan Muria
Perdagangan merupaan cara pertama para saudagar untuk menyebarkan agama islam. Perdaganagn saat
itu banyak di kuasai oleh saudagar islam dari gujarat, persia maupun arab. Sehingga hubungan dagang
dan hubungan agama terjalin dengan baik dan akhirnya banyak masyarakat indo yang kemudian
memeluk islam.
4. Jalur Pendidikan
Penyebara islam di indonesia juga dilakukan melalui pendidikan yang baik melalui majlis taklim maupun
pesantren ytang di selenggarakan oleh tokoh agama dan para ulama.
5. Jalur Seni dan Budaya
Jalur seni bugdaya merupakan salah jalur penyebaran islam yang efektif. Seperti yang di contohkan para
walisongo. Dalam pertunjukan seni budaya para ulama tidak meminta bayaran melainkan meminta
penonton mengikuti ucapannya dengan mengucapkan syahadat. Selain itu dalam pertunjukannya mereka
juga menyelipkan ajaran agama yang dipentaskannya. Seni budaya yang lain dapat juga di gunakan
sebagai islamisasi seperti sastra, kaligrafi, ukir dll.
BAB II
PONDOK PESANTREN DAN PERANNYA DALAM BERDIRINYA NU
e. Kiai
Kiai adalah ulama yang menjadi sentra pengajaran di pesantren. Peran kiai sangat penting karena tidak
sebatas sebagai pengajar saja, akan tetapi lebih dari sebagai pendidik, pembina, pengarah dan pemberi
solusi dalam hampir setiap persoalan kehidupan santri dan masyarakat.selain di dunia pendidikan
peran kiai juga menyangkut dalam persoalan keagamaan, sosial, budaya hingga persoalan politik dan
kebangsaan.
Model pesantren dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu;
1. Pesantren Salaf
Yaitu pesantren yang menyelenggarakan pendidikan berdasarkan kitab-kitab klasik/kitab kuning
yang disusun oleh para ulama salaf dengan kiai sebagai figur sentral
2. Pesantren Kholaf
Yaitu pesantren yang menyelenggarakan pendidikan dengan pengelolaan manajemen modern.
Sentral pendidikan tidak berpusan pada kiai saja, tetapi lebih pada sistem dalam bentuk kurikulum
dan administrasi pendidikan formal.
3. Perpaduan salaf dan kholaf(modern)
Yaitu pesantren yang masih menyelenggarakan pengajaran kitab-kitab klasik/kuning dengan kiai
sebagai figur sentral tetapi juga menyelenggarakan pendidikan formal.
B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren
Pondpes pda dasarnya didirikan karena semata-mata sebagai tempat belajar agama, biasanya pondpes
berdidri “dengan sendirinya” artinya tanpa ada maksud untuk mendirikan lembaga pesantren tetapi karena
santri yang belajar pada seorang kiai makin lama bertambah banyak.
Kapan munculnya pondok pesantren di Indonesia? Beberapa pendapat menyatakan :
a. Pondpes pertama kali di Indonesia ada di pulau sumatra seperti PP. Cot Kala yang ada di aceh
b. Pondpes pertama kali muncul di Indonesia di daerah jawa tepatnya di sesa gapura, Gresik Jatim yang
didirikan oleh syaikh Mulana Malik Ibrahim. Selanjutnya sunan Ampel mendirika ponpes di Ampel
Denta, Surabaya.
Selanjutnya pondok pesantren menyebar luas ke berbagai daerah Indonesia.
C. Peran Pondok Pesantren Terhadap Lahirnya NU
Peran Pondpes sangat besar terhadap berdirinya NU. Pondpes adalah tempat menanamkan nilai-nilai
kemandirian dan membangun semangat dalam dakwah dan tempat peningkatan keilmuan agama (tafaqqah
fiddin).
Bukti nyata peran pondpes terhadap lahitrnya NU adalah bahwa pencetus dan pendiri NU lahir dari
ulama-ulama yang berasal dari pondpes diantaranya KH. Muhamma Kholil dari Bangkalan Madura, KH.
Hasyim Asy’ari dari PP. Tebu ireng Jombang, dan KH. Abdul wahab Hasbullah dari PP. Tambak Beras
Jombang.
D. Proses Lahirnya NU
Ada tigaalasan/motif lahirnya NU, yaitu:
1. Motif Agama
Sebelum NU dan organisasi-organisai Islam lainnya lahir kondisi Nusantara dalam masa penjajahan
kolonial belanda. Pemerintahan hindia belanda disamping mempunyai tujuan menguasai dan mengeruk
kekayaan Nusantara, juga mempunyai misi kristenisasi (menasranikan rakyat Indonesia).
Dari kondisi saat itu para pemimpin Islam/para ulama sangat prihatin dan terpanggil untuk
melawan penjajah belanda. Sejarah mencatat gerakan organisasi Islam yang kemudian muncul adalaah
Nahdlatul Ulama (NU), yang lahir di Surabaya pada tahun 1926 M. Tahun-tahun sebelumnya juga
sudah lahir organisasi islam diantaranya : syarikat Islam (syarikat dagang Islam) di solo pada tahun
1905 M, kemudian Muncul Muhammadiyah di Yogya tahun 1912, dan Al Irsyadiyah pada tahun 1914
M di Jakarta.
2. Motif Membangun Nasionalisme
Ulama-ulama aswaja membangun semangat nasionalisme melalui kegiatan keagamaan dan
pendidikan. Setelah pulang menuntut ilmu di makkah, pemuda yang bernama Abdul wahab hasbullah
mendirikan perguruan “Nahdlatul Wathon” pada tahun 1916 M dengan susunan pengurus:
5
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda
Jadi selain selain alasan keagamaan dan nasionalisme, lahirnya NU juga di dorong oleh semangat
untuk mempertahankan mengembangkan islam yang berhaluan Aswaja.
6
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda
BAB III
Surat Yunus ayat 58 yang artinya “ Katakanlah (Muhammad) : dengan karunia Allah dan Rahmat-Nya,
hendaklah dengan itu mereka bergembira...
Surat Al-Anbiya ayat 107 yang artinya “ dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi
rahmat bagi semesta alam”
2. Dalil Hadits
Artinya “ diriwayatkan dari abu Qotadah Al Anshori r.a, bahwa rasulullah SAW pernah ditanya tentang
puasa senin, maka beliau menjawab ‘ pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan
kepadaku”( HR. Muslim)
Artinya “ Rasulullah Bersabda: Barang siapa yang menghormati hari lahirku maka aku akan memberi
syafaat baginya di hari kiamat”
7
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda
Isi dari acara peringatan maulid Nabi biasanya adalah sebagai berikut :
1. Pembacaan sholawat untuk nabi Muhammad SAW beserta keluarganya
2. Pembacaan biografi/perjuangan Rasulullah
3. Mengenang jasa-jasa dan perjuangan Rasululllah
4. Menghayati kemuliyaan nabi sebagai suri tauladan
5. Peningkatan syiar agama Islam
6. Peningkatan kepedulian sosial melalui kegiatan bakti sosial dan lain sebagainya.
D. Hikmah Memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw
Hikmah perayaan Maulid Nabi :
1. Mengenal figur teladan bagi seluruh umat
2. Meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW
3. Menguatkan tali persaudaraan (ukhuwah) diantara sesama umat Islam
4. Meningkatkan semangat keagamaan dan ketakwaan
5. Menggugah semangat berjuangmenegakkan agama islam
6. Terciptanya media kreatifitas dalam hal keilmuan dan ketrampilan.
7. Terlaksananya syiar Islam
8. Mendapatkan pahala karena melakukan perbuatan yang dianjurkan agama: seperti membaca
shalawat, gotong royong, sedekah dll.
E. Tata Cara Membaca Shalawat
Pada umumnya peringatan maulid nabi Muhammad Saw, dilakukan dengan berbagai macam dan bentuk
acara misalnya membaca kitab al-barzanji/simtuddhor/syariful anam dll.
Ketika membaca berbagai shalalawat tersebut, ada saat-saat orang melantunkkannya sambil berdiri. Inilah
yang dikenal dengan mahalul qiyam artinya berdiri ketika membaca shalawat. Berdiri karena adanya
keyakinan kehadiran nur (cahaya) Nabi Muhammad Saw, di tengah-tengah majelis.
Berdiri merupakan ungkapan penghormatan kepada Nabi Muhammad Saw, karena beliau manusia teragung
yang layak lebih di hormati dari pada orang lain.
8
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda
BAB IV
AHLUSSUNNAH WALJAMAAH
3) Aswaja berkeyakinan bahwa Alquran adalah firman Allah dan bukan makhluk
4) Aswaja menyakini Allah memiliki 20 sifat wajib, 20 sifat muhal dan 1 sifat jaiz.
5) Aswaja berpendapat bahwa orang yang beriman kelak akan masuk surga dan dapat melihat Allah atas
izinNya.
6) Aswaja berpendapat bahwa keadilan Allah adalah Allah menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya.
2. Bidang Tasawuf
Dari sisi bahasa tasawuf berasal dari kata shafa artinya bersih atau suci. Sedangkan menurut istilah tasawuf
adalah perpindahan sikap mental, keadaan jiwa dari suatu keadaan kepada suatu keadaan yang lain yang lebih
tinggi dan lebih sampurna, pindah dari ilmu yang bersifat duniawi ke ilmu yang bersifat rohani (akhirat).
Inti ajaran tasawuf Aswaja adalah :
1) Keikhlasan pengabdian kepada Allah sehingga memiliki jiwa yang bersih, tidak sombong, selalu berrhati-
hati dan waspada, tidak mudah puas dan selalu meningkatkan ibadah kepada Allah,
2) Menyadari kelemahan sebagai manusia sehingga selalu menerima kegagalan dengan kebersihan jiwa,
lapang dada selanjutnya berusaha dan berserah diri.
3) Sejak abad ke-2 Hijriyah banyak ulama tasawuf yang terkenal, diantaranya : Imam Abu Mansur
Almaturidi, Imam Abu Hasan Al Asyari, Syaikh Abdul Qadir Al jailani, Imam Ghazali dan Imam Abu
Qoasim Al Junaidi dsb.
Ada 3 golongan besar dalam tasawuf:
a. Golongan yang menolak tasawuf dan hanya berpegang pada syariat/fikih. Seperti ; Ibnu Taimiyah.
b. Golongan yang berlebihan bertasawuf bahkan meninggalkan syariat.
c. Golongan yang menerima tasawuf tetapi juga tidak meninggalkan syariat. Tokoh-tokoh golongan ini
adalah : Imam Abu Qosim Al Junaidi Al Baghdadi dan Imam Al Ghazali termasuk Syaikh Abdul
Qodir Al Jailani.
Sandaran ajaran tasawuf aswaja mengikuti Imam Abu Qosim Junaidi Al Baghdadi (91 M) dan Imam Al
Ghazali 450H/1058 M sampai (505 h/1111 M).
10
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda
BAB V
A. Pengertian NU
NU berasal dari kata Nahdlah dan al-ulama. Kata nahdlah artinya kebangkitan, sedangkan al-ulama artinya
para alim ulama. Secara istilah NU artinya organisasi Islam yang didirikan para ulama ahlussunah waljamaah
pada tanggal 16 Rajab 1344H/ 31 Januari 1926 M di surabaya.
Pendiri NU adalah KH. Hasyim Asyari pengasuh PP. Tebu ireng Jombang Jatim. Sedangkan yang bertindak
sebagai pencetus ide dan pergerakannya adalah KH. Abdul Wahab Hasbullah pengasuh PP. Tmbak beras
Jombang Jatim.
B. Biografi Pendiri NU
1. KH. M. Hasim Asy’ari
Lahir pada hari selasa kliwon, 24 Zulqo’dah 1287 H/ 14 Februari 1871 M, di
desa Gedang, Jombang, Jatim. Beliau adalah putra Kiai Asy’ari, seorang kiai asal
Demak Jateng. Ibunya bernama Nyai Halimah, putri Kiai Utsman. Beliau dalam
kandungan ibunya sampai 14 bulan dan semenjak kecil sudah tampak
kepemimpinannya.
Pendidikan pertamanya diperoleh dari orang tuanya di PP. Gedang. Pada usia
13 tahun sudah mampu membantu orang tuanya mengajar para santri yang usianya
jauh diatas dirinya. Pada usia 14 tahun ia memulai perjalanan intelektualnya dari
pesantren satu ke pesantren yang lain. Di mulai dari PP. Wonokoyo Probolinggo, PP. Langitan Tuban, PP. KH.
Imam Kholil Bangkalan, dilanjutkan ke PP. Siwalan Panji Sidoarjo yang diasuh oleh KH. Ya’kub Hamdai
yang pada akhirnya beliau dijadikan menantu. Kemudian meneruskan pendidikan ke Makkah selama kurang
lebih 7 tahun dan dibimbing oleh syaikh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Nawawi Banten, Syekh Mahfudz
At Tirmisi (Termas). Dari syaikh Mahfud Inilah beliau mendapat ijazah mengajar kitab shohih bukhari dan
shohih muslim, sehingga beliau dikenal sebagai ahli hadits. KH. Hasyim Asya’ari mendirikan PP. Tebu Ireng
pada 26 Rabiul awal 1317 H/ 1899 M. Dari PP tebu ireng inilah ia mencetak kader-kader ulama yang tersebar
di penjuru tanah air. Atas restunya komite hijas lahir dan mengirim delegasinya kepada Raja Ibnu Saud di
Mekkah sebagai upaya mempertahankan ajaran Aswaja. Dari komite hijaz ini kemdian lahir jam’iyah
Nahdlatul Ulama “NU” dan beliau menjabat sebagai Rois Akbar.
Pada masa penjajahan jepang KH. Hasyim Asy’ari adalah orang yang menentang pelaksanaan saikere
yakni menghormat dengan menghadap ke arah matahari terbit.
Pada masa pejuangan kemerdekaan beliau mengeluarkan dua buah fatwa yang sangat terkenal yaitu:
pertama, perang melawan Belanda adalah jihad dan di hukumi fardhu ‘ain. Kedua, melarang kaum muslimin
Indonesia melakukan perjalanan haji menggunakan kapal Belanda.
KH. Hasyim Asyari wafat pada tanggal 7 Ramadhan 1336H/ 21Juli 1947 M dimsksmksn di lingkungsn
PP Tebu Ireng, Jombang Jatim.
11
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda
NU didirikan untuk melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam Aswaja dengan salah
satu dari empat mazhab, untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi
kemaslahatan dan kesejahteraan umat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, NU melaksanakan usaha-usaha sbb:
1. Bidang Agama
Mengupayakan ajaran Islam yang menganut paham salah satu mazhab empat.
2. Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan
Mengupayakan terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan kebudayaan
yang sesuai ajaran agama Islam.
3. Bidang Sosial
Mengupayakan terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin bagi RI. Meliputi :
a. Bidang ekonomi
b. Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat guna terwujudnya mabadiu khoiro ummah.
D. Lambang NU dan Artinya
E. Struktur Kepengurusan NU
12
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda
c. Tanfidziyah (pelaksana) tugasnya, melaksanakan program kerja serta melaporkan hasil kerja kepada
pengurus syuriah secara periodik.
4. Perangkat NU
Dalam menjalankan programnya, NU memiliki tiga perangkat organisasi, yaitu:
a. Badan Otonom (Banom)
Perangkat organisasi yang berfungsi melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan kelompok masyarakat
tertentu dan beranggotakan persorangan, NU mempunyai 11 (sebelas) Banom, yaitu:
1. Jam’iyah Ahli Thariqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyah
Membantu melaksanakan kebijakan para pengikut thariqoh yang mu’tabar dilingkungan NU.
2. Jam’iyyatul Qura Wal Hufaz (JQH)
Melaksanakan kebijakan pada kelompok qori’/qori’ah dan hafiz/hafizoh.
3. Muslimat NU
Melaksanakan kebijakan pada anggota perempuan NU
4. Fatayat NU
Melaksanakan kebijakan pada angota perempuan muda NU.
5. Gerakan Pemuda (GP) Ansor
GP ansor menaungi Banser yang menjadi salah satu unit bidang garapannya
6. IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama)
Melaksanakan kebijakan pada pelajar putra dan santri putra. IPNU menaungi CBP (Corp Brigade
Pembangunan) yang merupakan satgas khusus.
7. IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama)
Melaksanakan kebijakan pada pelajar putri dan santri putri.
8. ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama))
Melaksanakan kebijakan pada kelompok sarjana kaum intelektual
9. Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi)
Melaksanakan kebijakan dibidang kesejahteraan dan pengembangan ketenagakerjaan.
10. Pagar Nusa
Melaksanakan kebijakan pada pengembangan seni bela diri.
11. Pesatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu)
Melaksanakan kebijakan pada guru-guru NU
b. Lajnah
Lajnah adalah perangkat organisasi untuk melaksanakan program yang memerlukan penanganan
khusus. NU mempunyai tiga lajnah:
1) Lajnah Falakiyah
Bertugas mengurus masalah hisab dan rukyat serta pengembangan ilmu falak.
2) Lajnah Ta’lif Wan Nasyr (LTN)
Bertugas mengembangkan penulisan, penerjemahan, media dan penerbitan buku sesuai faham aswaja.
3) Lajnah Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU)
Bertugas mengembangkan pendidikan tinggi NU.
c. Lembaga
Lembaga adalah perangkat oganisasi yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan yang berkaitan dengan
suatubidang tertentu. NU memiliki 14 lembaga, yaitu:
1) Lembaga Dakwah NU (LDNU) : melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan dakwah agama
Islam yang menganut faham aswaja
2) Lembaga Pendidikan Ma’arif NU (LP Ma’arif NU) : melaksanakan kebijakan dibidang pendidikan.
3) Rabithah Ma’ahid Al Islamiyah (RMI) : melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan ponpes.
13
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda
5. Permusyawaratan NU
Permusyawaratan adalah suatu pertemuan yang dapat membuat keputusan dan ketetapan organisasi yang
diikuti organisasi di bawahnya. NU memiliki 2 tingkatan permusyawaratan yaitu :
a. Permusyawaratan Tingkat Nasional, terdiri dari :
1) Muktamar 3) Musyawarah Nasional Alim Ulama
2) Muktamar Luar Biasa 4) Konferensi Besar
b. Permusyawaratan Tingkat Daerah, terdiri dari :
1) Konferensi wilayah 5) Konferensi Majlis Wakil Cabang
2) Konferensi Kerja wilayah 6) Musyawarah Majlis Wakil Cabang
3) Konferensi Cabang/Cabang Istemewa 7) Musyawarah Ranting
4) Musyawarah Kerja cabang/Istimewa 8) Musyawarah Anak Ranting.
F. Sikap Kemasyarakatan NU
Secara garis besar, pendekatan kemasyarakatan NU apat dikategorikan menjadi empat, yaitu:
1. Tawasuth
Artinya mengambil jalan tengah, yaitu sikap tidak condong kepada kelompok ekstrem kanan (kelompok yang
berkedok agama) maupun kelompok ekstrem kiri (kelompok komunis).
2. I’tidal
Artinya tegak lurus, yaitu sikap tegak dalam arti tidak condong pada kepentingan di luar NU dan umat. Lurus
dalam arti semata-mata berjuang demi kepentingan NU dan umat.
3. Tasamuh
Artinya toleran, maksudnya NU toleran terhadap perbedaan pandangan dalam masalah agama, budaya dan
adat.
4. Tawazun
Artinya seimbang, yaitu sikap seimbang dalam berkhidmat demi terciptanya keserasian hubungan anatara
sesama umat manusia dan anatara manusia dengan Allah SWT.
14
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda
BAB VI
IPNU DAN IPPNU
A. Sejarah Berdirinya IPNU dan IPPNU
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) adalah
organisasi kepemudaan yang beranggotakan pelajar, santri, dan remaja yang berada dibawah naungan NU.
IPNU berdiri pada tanggal 24 Februari 1954 bertepatan dengan tanggal 20 Jumadil akhir 1373 dalam
penyelengggaraan kongres ma’arif seluruh Idonesia di Semarang. Tokoh-tokoh pendiri IPNU adalah para pelajar
dari Yogyakarta, Semarang dan Surakarta yang dipelopori oleh Tholhah Mansur, M. Sofyan Cholil dll.
Sedangkan IPPNU lahir pada aktu kongres pertama IPNU pada tanggal 2 Maret 1995 bertepatan dengan
tanggal 8 Rajab 1347. IPPNU dipelopori oleh Umroh Mahfudzoh dan mndapatkan dukungan dari ketua Muslimat
NU Nyai HJ. Mahmudah Mawardi dan Ketua Pusan LP. Maarif NU K.H syukuri Ghazali.
B. Arti Lambang IPNU dan IPPNU
A. Arti Lambang IPPNU
15
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda
Adalah pandangan IPNU-IPPNU yang menempatkan ajaran agama islam aswaja sebagai sumber motivasi dan
inspirasi dalam memberikan makna dan arah pembangunan manusia.
3. Wawasan Keilmuan
Adalah cara pandang IPNU-IPPNU yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk mengembangkan
kecerdasan bagi kader dan anggota.
4. Wawasan Kekaderan
Adalah cara pandang IPNU-IPPNU yang menempatkan organisasi sebagai wadah untuk membina kader yang
memiliki idiologi Islam aswaja.
5. Wawasan Keterpelajaran
Adalah wawasan yang menempatkan organisasi dan anggota pada pemantapan diri sebagai pusat keutamaan
pemberdayaan SDM yang terdidik.
D. Struktur dan Bagan Organisasi IPNU dan IPPNU
Struktur kepemimpinan IPNU-IPPNU adalah sebagai berikut:
1. Pimpinan Pusat ( PP IPNU-IPPNU ) : Kepemimpinan ditingkat nasional (Jakarta), masa khidmah 3 tahun.
2. Pimpinan Wilayah ( PW IPNU-IPPNU ): Kepemimpinan ditingkat provinsi, masa khidmah 2 tahun.
3. Pimpinan Cabang ( PC IPNU-IPPNU ): Kepemimpinan ditingkat kabupaten, masa khidmah 2 tahun.
4. Pimpinan Anak Cabang ( PAC IPNU-IPPNU ) : Kepemimpinan ditingkat kecamatan, masa khidmah 2 tahun.
5. Pimpinan Ranting ( PR IPNU-IPPNU ) : Kepemimpinan ditingkat desa, masa khidmah 1 tahun.
6. Pimpinan Komisariat ( PK IPNU-IPPNU ): Kepemimpinan ditingkat sekolah/madrasah, masa khidmah 1-
tahun.
Untuk menetapakan jabatan serta mengevaluasi dan merumuskan program kerja pada setiap tingkatan
kepemimpinan dilakukan melalui permusyawaratan sesuai dengan tingkatannya. Tingkatan permusyawaratan
IPNU-IPPNU adalah sbb:
1) Kongres : permusyawaratan tertinggi ditingkat nasional.
2) Konferensi Wilayah : permusyawaratan tertinggi ditingkat provinsi.
3) Konferensi Cabang : permusyawaratan tertinggi ditingkat kabupaten.
4) Konferensi Anak Cabang : permusyawaratan tertinggi ditingkat kecamatan
5) Rapat Anggota : permusyawaratan tertinggi ditingkat Ranting (untuk desa) dan tingkat komisariat ( untuk
lembaga pendidikan dan pondok pesantren)
E. Jenjang Pengkaderan IPNU dan IPPNU
Jenjang pengkaderan dalam IPNU-IPPNU adalah sebagai berikut:
1. Masa Kesetiaan Anggota ( Makesta)
Makesta adalah jenjang pengkaderan sebagai wahana untuk mengantar calon anggota IPNU-IPPNU
untuk belajar dari hidup individu menuju sosial. Makesta menjadi gerbang utama seseorang menjadi IPNU-
IPPNU.
2. Latihan Kader Muda (Lakmud)
Merupakan latihan kader tingkat pertama, yang ditekankan pada pembentukan watak, dorongan untuk
mengembangkan diri dan meningkatkan rasa memiliki organisasi.
3. Latihan Kader Madya ( Lakmad )
Adalah latihan kader tingkat kedua yang mengolah idealisme kader dalam mengembangkan sikap,
pengetahuanndan keterampilan mengelola kegiatan-kegiatan organisasi.
4. Latihan Kader Utama (Lakut)
Merupakan latihan kader tingkat ketiga yang berbentuk lokakarya pelatihan yang mengolah idealisme
kader-kader utama dalam merancang dan mengembangkan sistem pelatihan IPNU-IPPNU.
5. Latihan Pelatih
Merupakan latihan kader tingkat kedua, dan merupakan latihan tingkat dasar bagi kader muda (telah
mengikuti Lakmud) dan memiliki kecenderungan untuk menjadi pelatih.
6. Latihan Pengembangan Minat dan Bakat
Merupakan latihan kader tingkat kedua, dan merupakan pelatihan yang bersifat khusus, untuk
mengembangkan minat dan bakat kader muda IPNU-IPPNU dalam bidang-bidang tertentu.
SELESAI
16