Anda di halaman 1dari 16

Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.

Pd
MTs Manbaul huda

BAB I

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DAN CARA PENYEBARAN ISLAN DI INDONESIA

A. Proses Masuknya Islam di Indonesia


Sejarah perkembangan islam di indonesia dpat di pelajari dari dua sisi yaitu:
1. Masa Masuknya Islam di Indonesia
Dalam seminar sejarah masuknya islam di indonesia pd tahun 1963 di medan dan di kuatkan di aceh
pada tahun 1978 menghasilkan 3 butir kesimpulan, yaitu:
1) Ajaran islam masuk ke indonesia sejak abad ke VII M atau I Hijriyah.
2) Agama islam masuk di indo tidak melalui india, tetapi langsung dari makkah
3) Mazhab syafi’i adalah mazhab yang mewarnai Islam di indonesia.
Hasil seminar tsb membantah dengan tegas pendapat yang mengatakan bahwa islam masuk ke
indonesia pada abad ke VIII yang di bawa oleh gujarat,india. Bukti bahwa islam masuk pada abad ke VII
M:
a. Pada thn 651 M, usman bin Affan mengirim delegasi ke cina untuk memperkenalkan daulah islamiyah.
Para utusan itu sempat singgah di kepulauan indonesia
b. Sir thomas Arnold dalam bukunya The Preaching of Islam menyatakan bhw pd tahn 684 di pantai
barat sumatra tlh terdapat perkampungan arab.
c. Di negara arab, pd abad ke VII dan VIII M telah berkembang mazhab diantaranya mazhab syafi’i.
Orng2 yang yang datang ke indo sebagian besar bermazhab syafi’i.
2. Asal pembawa Ajaran Islam
Berikut beberapa pendapat pakar mengenai asal masuknya islam di indonesia:
a. Snouck Hourgronye Da Moquette dari Belanda
Islam masuk di indo melalui gujarat india. Teori ini berdasrkan di temukannya berbagai batu nisan di
beberapa tempat nusantara
b. Soetjipto wirjosoeparto
Sependapat dengan Snouck Hourgronye, hal ini di buktikan di temukannya salah satu makam raja
islam samudra Pasai.
c. Hoesain Djajadiningrat
Islam masuk di usantara melalui persia (Iran). Buktiya ejaan dalam tulisan arab di istilahkan dengan
bahasa iran.
B. Perkembangan Islam di Indonesia
1. Perkembangan Awal Islam di Nusantara
Beberapa ahli sejarah mengemukakan pendapat tentang masuknya islam ke nusantara pada abad ke VII
M:
a. Sayyid Alwi Bin Thahir yang menyatakan bahwa islam masuk ke sumatra pd tahun 650 M.
b. Zainal Arifin abbas menjelaskan bahwa pd tahun 684 M seorang pemimpin islam yang berangkatke
tiongkok telah memiliki pengikut di sumatra utara..

Pelabuhan pertama yang di singgahi ialah Barus di sisi barat sumatra dan kelamuri, perlak dan samudra
pasai dari pesisir timur. pembawa islam dari sisi barat ialah syech baharuddin dan sumatera selatan adalah
Raden Rahmat (sunan Ampel).

Perkembangan islam pada masa awal tidak hanya berkembang di sumatra saja, tetapi juga berkembang di
pulau jawa, hal ini diperjelas dengan catatan sejarah di bawah ini:

1. Menurut Prof. Dr hamka pada tahun 674-675 datanglah raja arab yang bernama raja ta chech dari
tiongkok ke jawa tengah.
2. Adanya makam fatimah binti maimun bin hibatullah yag tertulis angka 475 H/1082 M di desa leran
dekat gresik, Jatim.
3. Prabu munding sari dari pajajaran (jabar) yang memeilki sebutan haji purba telah Masuk islam pada
tahun 1190 M setelah berkenalan dengan org Arab pelayaran dagangnya.

Perkembngan islam di nusantara selanjutnya adalah masa pengembangan, yang di lakukan oleh para wali
yang di kenal sebutan wali songo. Berikut biografi walisongo :

1
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

1. Maulana Malik Ibrahim

Nama asli Makdum


Tempat lahir Samarkand (timur tengah)
Masa hidup 1368-1419 (abad 14 M)
Wilayah dakwah Leran Gresik
Metode dakwah Melalui perdagangan dan memberikan pengobatan kpd masyarakat secara gratis
Karya/peninngalan Pemondokan di leran
Dimakamkan Kampung gapura Gresik, Jatim
2. Sunan Ampel

Nama asli Raden Rahmat


Tempat lahir Campa
Masa hidup 1401-1481 m
Wilayah dakwah Ampel denta, Surabaya
Metode dakwah Memberikan ajaran sederhana dan menyerukan untuk meninggalkan ‘Molimo’
Karya/peninngalan Pesantren Ampel
Dimakamkan Sebelah barat Masjid Ampel Surabaya

3. Sunan Giri

Nama asli M Ainul yaqin/ Jaka samudrai raden paku


Tempat lahir Blambangan/Banyuwangi
Masa hidup 1442-1506 M
Wilayah dakwah Desa sido mukti, selatan gresik
Metode dakwah Melallui kesenian, gending dan permainan anak
Karya/peninngalan Permainan jelungan, jamuran, tembang lir ilir, cublak suweng, asmarandana dan
pucung
Dimakamkan Giri keraton

4. Sunan Bonang

Nama asli R. Makdum Ibrahim


Tempat lahir Ampel Surabaya
Masa hidup 1465-1525 M
Wilayah dakwah Kediri, Tuban, Bonang, lasem, Rembang
Metode dakwah Melalui pemikiran filsafat, sastra seni dan gamelan
Karya/peninngalan Suluk wijil, gamelan dan tembang tombo ati
Dimakamkan Sebelah barat masjid agung tuban

5. Sunan Kalijaga

Nama asli R. Said /Raden Abdurrahman


Tempat lahir Demak jateng
Masa hidup 1450-1550 M
Wilayah dakwah Peseieir utara jawa tengah (demak)
Metode dakwah Melalui kesenian, pemikiran filasafat dan wayang kulit
Karya/peninngalan Seni wayang kulit, tradisi sekaten
Dimakamkan Kadilangu Demak

6. Sunan gunung jati

Nama asli Syarif Hidayatullah


Tempat lahir Cirebon
Masa hidup 1448-1568 M
Wilayah dakwah Peseier cirebon, pasundan atau priangan, Banten.
Metode dakwah Melelui kekuasaannya sebagai penguasa
Karya/peninngalan Situs kerajaan banten
Dimakamkan Daerah gunung jati Cirebon

7. Sunan Drajat

Nama asli R. Qasim/ R. Syaefuddin


Tempat lahir Ampel surabaya
Masa hidup 1470 M
Wilayah dakwah Pesisir Gresik Lamongan
2
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

Metode dakwah Memberi prtolongan pada masyarakan umum, mengajak masyarakan bergotong
royong lwt Kesenian
Karya/peninngalan Suluk pituah “ berilah tongkat pd si buta/beri makan pada yang lapar/ beri
pakaaian pada yang telanjang”
Dimakamkan Desa Drajat, paciran Lamongan

8. Sunan Kudus

Nama asli Ja’far shaddiq


Tempat lahir Kudus
Masa hidup 1400-1450 M
Wilayah dakwah Kudus, Sragen, Gunung Kidul
Metode dakwah Seni budaya (memadukan islam dengan
budaya lokal)
Karya/peninngalan Ornamen banguna masjid kudus sebagai
bentuk akulturasi antara hindu dan muslim
Dimakamkan Kudus

9. Sunan Muria

Nama asli R. Prawoto / R. Umar Said


Tempat lahir Muria
Masa hidup
Wilayah dakwah Jepara, Tayu, Juwana
Metode dakwah Lewat seni, pertanian dan perdagangan
Karya/peninngala Lagu sinom dan kinanti
n
Dimakamkan Gunung muria Kudus

2. Perkembangan Islam Pada Masa Kejayaan


Hampir empat abad indonesia mengalami penjajajhan oleh jepang. Peristiwa ini terjadi pada abad XVI
sampai XX M. Tahun 1596 M belanda di bawah pimpinan Cornelis de houtman menginjakkan kakinya
di banten.
Selama tiga setengah abad menjajajh indonesia, belanda menjalankan politiknya deengan memecah belah
antar suku, antar golongan, antar agama. Akibatnya persatuan bangsa menjadi tercerai berai dankekuatan
islam menjadi lumpuh. Karena itu peranan ulama dalam melawan penjajah sangat besar dalam
memperjuangkan kemerdekaan melawan penjajah seperti munculnya tokoh2 pahlawan islam di
nusantara.seperti sultan hasanudin, pangeran hidayat, dan pangeran antasari di kalimantan, teuku umar,
cut nyak dien imam bonjol dan pangeran di ponegoro di jawa.
Salah satu strategi pahlawan-pahlawan Islam dalam memperjuangkan indonesia dengan cara menolak
bekerja sama dengan pemerintah belanda. Salah satu cara yang diterapkan ulama adalah dengan
mendirikan pondok pesantren, madrasah dan musholla dan mempertahankannya.
3. Perkembangan Islam pada Masa Pasca Kemerdekaan
Dua bulan stelah kemerdekaan indonesia tentara sekutu (amerika dan inggris) datang ke indonesia.
Kedatangan sekutu ini di respon serius oleh ulama sebagai langkah waspadaadanya penjajahan kesekian
kalinya. Sebagai langkah tegasnya ulama indonesiatergabung dalam organisasi NU memproklamirkan
Resolusi Jihad demi utuhnya NKRI pd tanggal 21 Oktober 1945.

C. Cara Penyebaran Islam di Indonesia


1. Jalur Ajaran Agama
Islam dalah agama yang menghargai persamaan kedudukan, hak dan kewajiban semua manusia. Dengan
demikian masyarakat dapat saling hidup rukun, bersaudara, bergotong royong saling menghargai dan
mengasihi dan toleransi islam. Selain itu ajaran tasawuf yang duijalankan ulama sufi itu mngajarkan
islam dengan pendekatan yang mengena pada kebutuhan hidup yang di hadapi. Ajaran yang dibawa oleh
pejuang islam seperti walisongo di jawa mudah diterima dan disukai seperti magis dan pengobatan.
2. Jalur Politik dan Kekuasaan
Secara politis ajaran islam dilakukan oleh para raja dan penguasa pada saat itu. Dengan adanya raja raja
itu islam menyebar keseluruh pelosok kerajaan dan perlahan di ikuti oleh rakyat dan punggawa kerajaan.
3. Jalur Ekonomi dan Perdagangan
3
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

Perdagangan merupaan cara pertama para saudagar untuk menyebarkan agama islam. Perdaganagn saat
itu banyak di kuasai oleh saudagar islam dari gujarat, persia maupun arab. Sehingga hubungan dagang
dan hubungan agama terjalin dengan baik dan akhirnya banyak masyarakat indo yang kemudian
memeluk islam.
4. Jalur Pendidikan
Penyebara islam di indonesia juga dilakukan melalui pendidikan yang baik melalui majlis taklim maupun
pesantren ytang di selenggarakan oleh tokoh agama dan para ulama.
5. Jalur Seni dan Budaya
Jalur seni bugdaya merupakan salah jalur penyebaran islam yang efektif. Seperti yang di contohkan para
walisongo. Dalam pertunjukan seni budaya para ulama tidak meminta bayaran melainkan meminta
penonton mengikuti ucapannya dengan mengucapkan syahadat. Selain itu dalam pertunjukannya mereka
juga menyelipkan ajaran agama yang dipentaskannya. Seni budaya yang lain dapat juga di gunakan
sebagai islamisasi seperti sastra, kaligrafi, ukir dll.
BAB II
PONDOK PESANTREN DAN PERANNYA DALAM BERDIRINYA NU

A. Pengertian Pondok Pesantren


Pondok pesangtren terdiri dari dua kata, yaitu pondok dan pesantren. Pondok artinya asrama/hotel,
dalam bahasa jawa pondok artinya madrasah dan asrama tempat belajar agama islam. Sementara pesantren
bersal dari kata santri yang mndapat awalan pe dan akhiran an. Kata santri berasal dari istilah shastri
diambil dari bahasa sansekerta yang artinya “orang-orang yang mengetahui kitab suci agama atau seorang
sarjana ahli kitab suci hindu. Jadi pondok pesantren berarti tempat pendidikan yang mnyelenggarakan
kegiatan pembelajaran agama Islam bagi santri, yang di asuh oleh kiai yang tinggal atau mukim bersama-
sama dalam sbuah lokasi.
KH. Abdurrahman Wahid (gus Dur) memaknai pesantrn sebagai sebuah tempat tinggal santri.
Sedangkan Mukhtar Bukhori mengartikan pondok pesantren sebagai salah satu bentuk pendidikan Islam di
Indonesia yang diselenggarakan secara tradisional. Dengan demikian Pondpes merupakan salah satu
bentuk kebudayaan asli (indegeneous cultur) Indonesia dan merupakan model pendidikan tertua yang khas.
Fungsi pondpes adalah sebagai lembaga dakwah, pengkaderan ulama, pengembangn ilmu pengethuan,
dan pengabdian masyarakat. Ada 5 (lima) elemen penting yang membentuk pesantren yaitu:
a. Pondok
Pondok adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat proses pembelajaran berlangsung.
Pondok juga merupakan ruang dimana nilai-nilai keagamaan Islam dipelajari sekaligus dipraktikan.
b. Masjid
Masjid merupakan komponen yang paling tepat untuk mendidik santri, terutama dalam praktik shalat
jamaah lima waktu, khutbah, salat jumat, pengajaran kitab-kitab klasik (kitab Kuning) dan pembinaan
moral agama.
c. Santri
Santri adalah sebutan bagi peserta didik yang belajar di pondpes. Santri adalah calon pemimpin yang
akan menggantikan tugas ulama untuk berdakwah dan membina umat.
d. Pengajaran kitab-kitab klasik (kitab kuning)
Kitab-kitab yang diajarkan di pondpes adalah kitab-kitab kuning karangan ulama bermazhab
syafi’iyah.
Adapun tujuan utama dari pengajaran ini adalah untuk mendidik calon-calon ulama.
Secara keseluruhan kitab-kitab klasik yang diajarkan diponpes di kelompokkan menjadi delapan, yaitu:
1. Nahwu dan Shorof
2. Fiqih
3. Usul Fiqih
4. Hadits
5. Tafsir
6. Tauhid
7. Tasawuf/Akhlak
8. Cabang-cabang lain seperti tarikh dan balaghoh
Adapun metode pengajaran kitabnya dilakukan dengan sorogan (individual) dan
bandongan/wetonan (kelompok).
4
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

e. Kiai
Kiai adalah ulama yang menjadi sentra pengajaran di pesantren. Peran kiai sangat penting karena tidak
sebatas sebagai pengajar saja, akan tetapi lebih dari sebagai pendidik, pembina, pengarah dan pemberi
solusi dalam hampir setiap persoalan kehidupan santri dan masyarakat.selain di dunia pendidikan
peran kiai juga menyangkut dalam persoalan keagamaan, sosial, budaya hingga persoalan politik dan
kebangsaan.
Model pesantren dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu;
1. Pesantren Salaf
Yaitu pesantren yang menyelenggarakan pendidikan berdasarkan kitab-kitab klasik/kitab kuning
yang disusun oleh para ulama salaf dengan kiai sebagai figur sentral
2. Pesantren Kholaf
Yaitu pesantren yang menyelenggarakan pendidikan dengan pengelolaan manajemen modern.
Sentral pendidikan tidak berpusan pada kiai saja, tetapi lebih pada sistem dalam bentuk kurikulum
dan administrasi pendidikan formal.
3. Perpaduan salaf dan kholaf(modern)
Yaitu pesantren yang masih menyelenggarakan pengajaran kitab-kitab klasik/kuning dengan kiai
sebagai figur sentral tetapi juga menyelenggarakan pendidikan formal.
B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren
Pondpes pda dasarnya didirikan karena semata-mata sebagai tempat belajar agama, biasanya pondpes
berdidri “dengan sendirinya” artinya tanpa ada maksud untuk mendirikan lembaga pesantren tetapi karena
santri yang belajar pada seorang kiai makin lama bertambah banyak.
Kapan munculnya pondok pesantren di Indonesia? Beberapa pendapat menyatakan :
a. Pondpes pertama kali di Indonesia ada di pulau sumatra seperti PP. Cot Kala yang ada di aceh
b. Pondpes pertama kali muncul di Indonesia di daerah jawa tepatnya di sesa gapura, Gresik Jatim yang
didirikan oleh syaikh Mulana Malik Ibrahim. Selanjutnya sunan Ampel mendirika ponpes di Ampel
Denta, Surabaya.
Selanjutnya pondok pesantren menyebar luas ke berbagai daerah Indonesia.
C. Peran Pondok Pesantren Terhadap Lahirnya NU
Peran Pondpes sangat besar terhadap berdirinya NU. Pondpes adalah tempat menanamkan nilai-nilai
kemandirian dan membangun semangat dalam dakwah dan tempat peningkatan keilmuan agama (tafaqqah
fiddin).
Bukti nyata peran pondpes terhadap lahitrnya NU adalah bahwa pencetus dan pendiri NU lahir dari
ulama-ulama yang berasal dari pondpes diantaranya KH. Muhamma Kholil dari Bangkalan Madura, KH.
Hasyim Asy’ari dari PP. Tebu ireng Jombang, dan KH. Abdul wahab Hasbullah dari PP. Tambak Beras
Jombang.
D. Proses Lahirnya NU
Ada tigaalasan/motif lahirnya NU, yaitu:
1. Motif Agama
Sebelum NU dan organisasi-organisai Islam lainnya lahir kondisi Nusantara dalam masa penjajahan
kolonial belanda. Pemerintahan hindia belanda disamping mempunyai tujuan menguasai dan mengeruk
kekayaan Nusantara, juga mempunyai misi kristenisasi (menasranikan rakyat Indonesia).
Dari kondisi saat itu para pemimpin Islam/para ulama sangat prihatin dan terpanggil untuk
melawan penjajah belanda. Sejarah mencatat gerakan organisasi Islam yang kemudian muncul adalaah
Nahdlatul Ulama (NU), yang lahir di Surabaya pada tahun 1926 M. Tahun-tahun sebelumnya juga
sudah lahir organisasi islam diantaranya : syarikat Islam (syarikat dagang Islam) di solo pada tahun
1905 M, kemudian Muncul Muhammadiyah di Yogya tahun 1912, dan Al Irsyadiyah pada tahun 1914
M di Jakarta.
2. Motif Membangun Nasionalisme
Ulama-ulama aswaja membangun semangat nasionalisme melalui kegiatan keagamaan dan
pendidikan. Setelah pulang menuntut ilmu di makkah, pemuda yang bernama Abdul wahab hasbullah
mendirikan perguruan “Nahdlatul Wathon” pada tahun 1916 M dengan susunan pengurus:

Direktur : KH. Abdul Kahar Pimpinan


Dewan Guru : KH. Wahab Hasbullah
Kepala Madrasah : KH. Mas Mansyur

5
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

Pembantu : KH. Ridwan Abdulla


Selanjutnya K.H Wahab Hasbullah menjalin hubungan dengan ulama-ulam lainnya, diantaranya
adalah K.H Ahmad Dahlan. Pada tahun 1921 KH Wahab dan KH Mas Mansyur selaku kepala
madrasah Nahdlatul Wathon berbeda pendapat, yang mengakibatkan KH Mas Mansyur lebih tertarik
pda perjuangn KH Ahmad Dahlan, maka kepala madrasah digantikan oleh KH Mas Ali, dibawah
kepemimpinan KH Wahab Hasbullah dan KH Mas Ali Nahdlatul wathon berkembang di semarang
yang bernama “Akhul Wathon” di gresik dengan nama “Far’ul Wathon” di jombang dengan nama
“Hidayatul Wathon” di Malang dengan nama “Far’ul Wathon” dan di wonokromo surabaya dengan
nama “Ahlul Wathon” dsb.
3. Motif Mempertahankan Akidah Aswaja
Semenjak Ibnu Saud berkuasa di tanah Hijaz (Arab) membawa dampak yang besar terhadap
perkembangan Islam di Dunia, termasuk di Indonesia. Ibnu Saud adalah murid setia Muhammad bin
abdul wahab, pendiri wahabi. Sehingga suasana di negri hijas muncul larangan-larangan terkait dengan
praktik ibadah spt larangan bermazhab, larangan ziarah ke makam-makampahlawan Islam dll.
Hal tersebut membuat ulama aswaja ditanah air menjadi prihatin. Akhirnya dengan restu KH.
Hasyim Asya’ari terbentuklah “Komite Hijaz” dengan komponen sbb:

Penasihat : KH. Abdul Wahab Hasbullah


: KH. Masyhuri
Ketua : H. Hasan gipo
Wakil Ketua : H. Sholeh Syamil
Sekertaris : M. Shodiq
Pembantu : KH. Abdul Halim
Tugas komite ini adalah mempersiapkan pengiriman delegasi ke muktamar Islam di Makkah dan
menunjuk KH. Raden Asnawi Kudus sebagai delegasi komite hijaz atas nama Jam’iyah “Nahdlatul
Ulama” ( kebangkitan para Alim Ulama). Nama ini atas usulan KH Mas Alwi. Hari bersejarah
tersebut jatuh pada tanggal 16 Rojab 1344 bertepatan dgn 31 Januari 1926 M, yang dikenang dengan di
peringatio sebagai lahirnya NU.
Namun akhirnya delegasi tersebut tidak sampai ke tanah suci karena tertinggal kapal. Pada akhirnya
yang kemudian berangkat KH wahab hasbullah dan Syaich Ghonaim dan berhasi bertemu dengan raja
Saud. Misi delegasi NU ini diantaranya:
1. Meminta raja Ibnu saud untuk tetap memberlakukan kebebsan bermadzhab empat.
2. Memohon tetap diperbolehkan mengunjungi situs-situs bersejarah Islam.
3. Memohon agar disebarluaskan keseluruh dunia setiap tahun sbelum jatuhnya musim haji,
mengenai urusan haji seperti; ongkos haji dan ongkos perjalanan sekitar Makkah-Madinah.

Jadi selain selain alasan keagamaan dan nasionalisme, lahirnya NU juga di dorong oleh semangat
untuk mempertahankan mengembangkan islam yang berhaluan Aswaja.

6
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

BAB III

A. Pengertian Maulid Nabi


Kata maulid dalam bahasa arab, merupakan isim zaman/makan (kata yang menunjukan arti waktu/tempat)
dari tashrif kata walada. Jika walada berarti lahir, maka maulid berati waktu kelahiran/tempat kelahiran.
Denagn demikian, yang dimaksud dengan istilah maulid adalah hari saat nabi Muhammad SAW dilahirkan.
B. Dasar Hukum Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
1. Dalil Al Qur’an

Surat Yunus ayat 58 yang artinya “ Katakanlah (Muhammad) : dengan karunia Allah dan Rahmat-Nya,
hendaklah dengan itu mereka bergembira...

Surat Al-Anbiya ayat 107 yang artinya “ dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi
rahmat bagi semesta alam”
2. Dalil Hadits

Artinya “ diriwayatkan dari abu Qotadah Al Anshori r.a, bahwa rasulullah SAW pernah ditanya tentang
puasa senin, maka beliau menjawab ‘ pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan
kepadaku”( HR. Muslim)

3. Pendapat Ulama (salafus sholihiin)


a) Imam Jalaludin
Al suyuthi (849-911 H) dalam kitab Al Hawi Li al-fatawi Jus 1, hal 251-252 menuturkan bahwa
perayaan maulid nabi Muhammad SAW itu termasuk bid’ah hasanah. Karena orang yang
melakukannya diberi pahala sebab mengagungkan derajat nabi Muhammad.
b) Dalam kitab Tarikh Ibnu ‘Asakir, jus I halaman 60

Artinya “ Rasulullah Bersabda: Barang siapa yang menghormati hari lahirku maka aku akan memberi
syafaat baginya di hari kiamat”

C. Isi Peringatan Maulid Nabi Muhammad


Perintis peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw adalah Raja Mudhofar Abu Sa’id Al-Kaqburi bin
Zanuddin ‘Ali bin Buktikin. Beliau adalah raja yang shaleh yang bermazhab ahlusunah yang terkenal sangat
pemurah. Beliau memperingati maulid nabi dengan perayaan yang meriah.
Dinasti fathimiyah juga pernah melakukan perayaan maulid nabi pada tahun 300-an Hijriyah, lalu pernah
digunakan untuk memompa semangat tentara Islam pada zaman perang salib.
Memperingati maulid nabi sangat lekat dan seakan tidak lepas dari kehidupan warga NU. Banyak warga
yang telah mempersiapkan berbagai kegiatan dalam rangka menyampbut peringatan maulid Nabi diantaranya
:
- Megirimkan sedekah ke tetangga, masjid dll.
- Ada yang mengisi dengan berbagai kegiatan keagamaan seperti membaca kitab al Barzanji, ad-diba’i dll.

7
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

Isi dari acara peringatan maulid Nabi biasanya adalah sebagai berikut :
1. Pembacaan sholawat untuk nabi Muhammad SAW beserta keluarganya
2. Pembacaan biografi/perjuangan Rasulullah
3. Mengenang jasa-jasa dan perjuangan Rasululllah
4. Menghayati kemuliyaan nabi sebagai suri tauladan
5. Peningkatan syiar agama Islam
6. Peningkatan kepedulian sosial melalui kegiatan bakti sosial dan lain sebagainya.
D. Hikmah Memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw
Hikmah perayaan Maulid Nabi :
1. Mengenal figur teladan bagi seluruh umat
2. Meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW
3. Menguatkan tali persaudaraan (ukhuwah) diantara sesama umat Islam
4. Meningkatkan semangat keagamaan dan ketakwaan
5. Menggugah semangat berjuangmenegakkan agama islam
6. Terciptanya media kreatifitas dalam hal keilmuan dan ketrampilan.
7. Terlaksananya syiar Islam
8. Mendapatkan pahala karena melakukan perbuatan yang dianjurkan agama: seperti membaca
shalawat, gotong royong, sedekah dll.
E. Tata Cara Membaca Shalawat
Pada umumnya peringatan maulid nabi Muhammad Saw, dilakukan dengan berbagai macam dan bentuk
acara misalnya membaca kitab al-barzanji/simtuddhor/syariful anam dll.
Ketika membaca berbagai shalalawat tersebut, ada saat-saat orang melantunkkannya sambil berdiri. Inilah
yang dikenal dengan mahalul qiyam artinya berdiri ketika membaca shalawat. Berdiri karena adanya
keyakinan kehadiran nur (cahaya) Nabi Muhammad Saw, di tengah-tengah majelis.
Berdiri merupakan ungkapan penghormatan kepada Nabi Muhammad Saw, karena beliau manusia teragung
yang layak lebih di hormati dari pada orang lain.

8
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

BAB IV
AHLUSSUNNAH WALJAMAAH

A. Pengertian Ahlussunah Waljamaah


Dari segi bahasa, Ahlussunah Waljamaah terdiri dari kata “Ahlun ‫ ٌل‬NNN‫اَ ْه‬yang artinya
golongan/keluarga“Assunah‫نَة‬NN‫الس‬
ُّ yang artinya apa saja yang datang dari Rasulullah Saw, baik perkataan,
perbuatan, dan ketetapan “ Jamaah ‫ ” ْال َج َماعَة‬yang artinya kumpulan atau kelompok. Yang dimaksud jamaah
disini adalah para sahabat nabi terutama Khulafaurrasyidin (abu Bakar, Umar Bin Khatab, Usman Bin Affan,
dan Ali Bin Abi Thalib)
Sedangkan menurut istilah ahlussunah waljamaah berarti kaum atau golongan yang menganut serta
mengamalkan ajaran Islam yang murni sesuai yang diajarkan dan diamalkan oleh rasulullah Saw dan para
sahabatnya.
Ulama yang menyusun dan mengembangkan paham aswaja adalah yaitu Imam Abu Hasan Al Asyari. Lahir
di Basrah tahun 260 Hdan wafat tahun 324 H dalam usia 64 tahun. Pengikutnya disebut kaum Asy’ariyah.
Paham aswaja juga disebut Maturidi. Sebab terdapat ulama besar yang sangat terkenal beliau adalah
Muhammad Ibnu Muhammad Abu manshur Al maturidi, Lahir di maturidi (samarkand) tahun 268 dan wafat
tahun 303H/944 M.
Imam Al Asyari lebih cenderung mengikuti Imam Syafii sedangkan Al Maturidi mengikuti Imam Hanafi, tetapi
keduanya termasuk ulama yang sama-sama mengembangkan paham Ahlus Sunah Waljamaah.

B. Sejarah Munculnya Paham Ahlussunah Waljamaah


Pada masa pemerintahan Abasiyah khususnya pada masa pemerintahan Al Makmun (198-218 H/ 813-833 M)
Al Muktasim (218 – 233 H/833-842 M dan Masa Al Watsiq (228-233 H/842-847 M) menjadikan Muktazilah
sebagai mazhab resmi yang dilindungi oleh pemerintah.
Dalam penyebarannya Khalifah Al Makmun melakukan pemaksaan terhadap jajaran pemerintahan dan
seluruh masyarakat Islam. Ulama yang menentang paham muktazilah menjadi korban penganiayaan dan
dipenjarakan. Misalnya Imam Hambali, Muhaimin Bin Nuh dan lainnya karena tidak mau mengakui bahwa
Alquran itu adalah Makhluk seperti yang diyakini Muktazilah.
Peristiwa Mihnatul Quran yaitu fitnah yang mengatakan Alquran adalah makhluk menimbulkan keresahan
dalam masyarakat, sehingga dengan dukungan para ulama dan masyarakat Islam bersatu dan bersikap tegas
mempertahankan paham Ahlussunah Walajamaah.
Banyaknya penentangan masyarakat Islam terhadap pemerintahan Abbasiah, maka masa pemerintahan Al
Mutawakil (133-247 H/874-861 M) menjabat sebagai khalifah Abbasiyah menggatikan Al Watsiq. Dari
penentangan dan perlawanan inilah kemudian muncul Ulama Islam Syeikh Abu Hasan Al Asyari (935 M) yang
membawa ajaran-ajaran yang mudah diterima masyarakat sebab bersifat sederhana tetapi sejalan dengan sunah
Nabi Muhammad SAW.
Di Samarkand, timbul pula usaha untuk menentang aliran Muktazilah yang didirikan Abu Mansur Al
Maturidi. Beliau adalah ulama yang sepaham dengan Abu Hasan Al Asyari, yang ajarannya kemudian dikenal
dengan paham Maturidiyah.
Kemudian ajaran aswaja dikembangkan terus menerus oleh murid dan pengikut Abu Hasan Al Asyari
seperti : Abu Hasan Al Bahili, Muhammad Al Baqillani, Abdul Maali Al Juwaini (Imam Haromain), Abi Hamid
Al Ghazali (Imam Ghazali) dll. Penyebaran aswaja semakin tersebar keseluruh penjuru dunia termasuk
Indonesia.
Paham Aswaja di Indonesia mudah diterima dan berkembang sebab dalam penyampaiannya menggunakan
prinsip : At tawasuth ( Jalan tengah), Al Iktidal (Tegak lurus, tidak condong ke kanan-kiri), At Tawazun
( Keseimbangan), At Tasamuh ( Toleran ) dan Al Iqtishod ( sederhana ).

C. Ajaran-Ajaran Ahlussunah Waljamaah


Ajaran-ajaran Aswaja, mencakup bidang Akidah, syariat dan tasawuf.
1. Bidang Akidah
Akidah kaitannya erat dengan iman yang secara bahasa berarti percaya, akan tetapi bagi aswaja bahwa iman
itu harus diucapkan dengan lisan, diakui dalam hati, dan diamalkan dalam perbuatan. Ajaran pokok aswaja
dalam bidang Akidah yaitu :
1) Allah mempunyai takdir atas manusia tetapi manusia memiliki bagian untuk usaha (ikhtiyar) atau Kasb.
2) Aswaja tidak mudah mengkafirkan manusia.
9
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

3) Aswaja berkeyakinan bahwa Alquran adalah firman Allah dan bukan makhluk
4) Aswaja menyakini Allah memiliki 20 sifat wajib, 20 sifat muhal dan 1 sifat jaiz.
5) Aswaja berpendapat bahwa orang yang beriman kelak akan masuk surga dan dapat melihat Allah atas
izinNya.
6) Aswaja berpendapat bahwa keadilan Allah adalah Allah menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya.
2. Bidang Tasawuf
Dari sisi bahasa tasawuf berasal dari kata shafa artinya bersih atau suci. Sedangkan menurut istilah tasawuf
adalah perpindahan sikap mental, keadaan jiwa dari suatu keadaan kepada suatu keadaan yang lain yang lebih
tinggi dan lebih sampurna, pindah dari ilmu yang bersifat duniawi ke ilmu yang bersifat rohani (akhirat).
Inti ajaran tasawuf Aswaja adalah :
1) Keikhlasan pengabdian kepada Allah sehingga memiliki jiwa yang bersih, tidak sombong, selalu berrhati-
hati dan waspada, tidak mudah puas dan selalu meningkatkan ibadah kepada Allah,
2) Menyadari kelemahan sebagai manusia sehingga selalu menerima kegagalan dengan kebersihan jiwa,
lapang dada selanjutnya berusaha dan berserah diri.
3) Sejak abad ke-2 Hijriyah banyak ulama tasawuf yang terkenal, diantaranya : Imam Abu Mansur
Almaturidi, Imam Abu Hasan Al Asyari, Syaikh Abdul Qadir Al jailani, Imam Ghazali dan Imam Abu
Qoasim Al Junaidi dsb.
Ada 3 golongan besar dalam tasawuf:
a. Golongan yang menolak tasawuf dan hanya berpegang pada syariat/fikih. Seperti ; Ibnu Taimiyah.
b. Golongan yang berlebihan bertasawuf bahkan meninggalkan syariat.
c. Golongan yang menerima tasawuf tetapi juga tidak meninggalkan syariat. Tokoh-tokoh golongan ini
adalah : Imam Abu Qosim Al Junaidi Al Baghdadi dan Imam Al Ghazali termasuk Syaikh Abdul
Qodir Al Jailani.

Sandaran ajaran tasawuf aswaja mengikuti Imam Abu Qosim Junaidi Al Baghdadi (91 M) dan Imam Al
Ghazali 450H/1058 M sampai (505 h/1111 M).

10
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

BAB V

NAHDLATUL ULAMA DAN SISTEM ORGANISASINYA

A. Pengertian NU

NU berasal dari kata Nahdlah dan al-ulama. Kata nahdlah artinya kebangkitan, sedangkan al-ulama artinya
para alim ulama. Secara istilah NU artinya organisasi Islam yang didirikan para ulama ahlussunah waljamaah
pada tanggal 16 Rajab 1344H/ 31 Januari 1926 M di surabaya.

Pendiri NU adalah KH. Hasyim Asyari pengasuh PP. Tebu ireng Jombang Jatim. Sedangkan yang bertindak
sebagai pencetus ide dan pergerakannya adalah KH. Abdul Wahab Hasbullah pengasuh PP. Tmbak beras
Jombang Jatim.

B. Biografi Pendiri NU
1. KH. M. Hasim Asy’ari
Lahir pada hari selasa kliwon, 24 Zulqo’dah 1287 H/ 14 Februari 1871 M, di
desa Gedang, Jombang, Jatim. Beliau adalah putra Kiai Asy’ari, seorang kiai asal
Demak Jateng. Ibunya bernama Nyai Halimah, putri Kiai Utsman. Beliau dalam
kandungan ibunya sampai 14 bulan dan semenjak kecil sudah tampak
kepemimpinannya.
Pendidikan pertamanya diperoleh dari orang tuanya di PP. Gedang. Pada usia
13 tahun sudah mampu membantu orang tuanya mengajar para santri yang usianya
jauh diatas dirinya. Pada usia 14 tahun ia memulai perjalanan intelektualnya dari
pesantren satu ke pesantren yang lain. Di mulai dari PP. Wonokoyo Probolinggo, PP. Langitan Tuban, PP. KH.
Imam Kholil Bangkalan, dilanjutkan ke PP. Siwalan Panji Sidoarjo yang diasuh oleh KH. Ya’kub Hamdai
yang pada akhirnya beliau dijadikan menantu. Kemudian meneruskan pendidikan ke Makkah selama kurang
lebih 7 tahun dan dibimbing oleh syaikh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Nawawi Banten, Syekh Mahfudz
At Tirmisi (Termas). Dari syaikh Mahfud Inilah beliau mendapat ijazah mengajar kitab shohih bukhari dan
shohih muslim, sehingga beliau dikenal sebagai ahli hadits. KH. Hasyim Asya’ari mendirikan PP. Tebu Ireng
pada 26 Rabiul awal 1317 H/ 1899 M. Dari PP tebu ireng inilah ia mencetak kader-kader ulama yang tersebar
di penjuru tanah air. Atas restunya komite hijas lahir dan mengirim delegasinya kepada Raja Ibnu Saud di
Mekkah sebagai upaya mempertahankan ajaran Aswaja. Dari komite hijaz ini kemdian lahir jam’iyah
Nahdlatul Ulama “NU” dan beliau menjabat sebagai Rois Akbar.
Pada masa penjajahan jepang KH. Hasyim Asy’ari adalah orang yang menentang pelaksanaan saikere
yakni menghormat dengan menghadap ke arah matahari terbit.
Pada masa pejuangan kemerdekaan beliau mengeluarkan dua buah fatwa yang sangat terkenal yaitu:
pertama, perang melawan Belanda adalah jihad dan di hukumi fardhu ‘ain. Kedua, melarang kaum muslimin
Indonesia melakukan perjalanan haji menggunakan kapal Belanda.
KH. Hasyim Asyari wafat pada tanggal 7 Ramadhan 1336H/ 21Juli 1947 M dimsksmksn di lingkungsn
PP Tebu Ireng, Jombang Jatim.

2. KH. Abdul Wahab Hasbullah


Dilahikan di Tambak beras Jombang 31 Maret 1988 M. Ayahnya bernama kiai
Hasbullah yang merupakan pengasuh PP Tambak Beras Jombang. Selama 20 tahun
beliau mendalami agama dari pesantren satu ke pesantren yang lain. Diantaranya PP.
Langitan Tuban, PP Mojosari Nganjuk, PP Tawang Sari Sepanjang, PP Branggahan
Kediri, PP Syaikhina Kholil Bangkalan, PP Tebu Ireng Jombang dan belajar di
Makkah. Beliau mendirikan ‘Nahdlatul Wathon” pada tahun 1916 dan pada tahun
1918 beliau mendirikan “Taswirul Afkar”.
Beliau menjadi utusan Jam’iyah NU bersama syaikh Ghonim Al Misri dan
seorang mahasiswa yang tinggal di mekkah brnama KH Dahlan Abdul Khohar untuk menemui Raja Ibnu Saud
di Makkah untuk menyampaikan agar ajaran bermazhab tetap dijamin di tanah haram.
KH Abdul Wahab Hasbullah wafat pada hari Rabu, 12 Zulqo’dah 1391H/ 29 Desember 1971 M dan
dimakamkan di pemakaman keluarga PP. Bahrul Ulum, Tambak Beras Jombang.
C. Tujuan Pendirian NU

11
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

NU didirikan untuk melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam Aswaja dengan salah
satu dari empat mazhab, untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi
kemaslahatan dan kesejahteraan umat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, NU melaksanakan usaha-usaha sbb:
1. Bidang Agama
Mengupayakan ajaran Islam yang menganut paham salah satu mazhab empat.
2. Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan
Mengupayakan terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan kebudayaan
yang sesuai ajaran agama Islam.
3. Bidang Sosial
Mengupayakan terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin bagi RI. Meliputi :
a. Bidang ekonomi
b. Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat guna terwujudnya mabadiu khoiro ummah.
D. Lambang NU dan Artinya

Gambar lambang Nahdlatul Ulama


Lambang NU memiliki arti berikut :
1. Globe (bola dunia), melambangkan bumi tempat manusia hidup dan mencari kehidupan yaitu dengan
berjuang, beramal, dan berilmu. Bumi mengingatkan bahwa manusia berasal dari tanah dan kembali ke
tanah dan serta dikeluarkan dari tanah pada hari kiamat.
2. Peta Indonesia yang terlihat pada globe, melambangkan bahwa NU berdiri di Indonesia dan berjuang untuk
kejayaan NKRI.
3. Tali simpul yang melingkari globe, melambangkan persatuan yang kokoh, kuat dan ikatan dibawahnya
melambangkan hubungan manusia dengan Allah SWT. Untaian tali berjumlah 99 melambangkan Asmaul
Husna.
4. Bintang besar, melambangakan kepemimpinan nabi Muhammad SAW. Empat baris diatas garis
khatulistiwa melambangkan kepemimpinan Khulafaur Rasyidin. Empat dibawah garis Khatulistiwa
melambangkan empat mazhab. Jumlah bintang ada 9 melambangkan walisongo.
5. Tulisan “Nahdlatul Ulama” membentang dari kanan ke kiri, menunjukkan nama organisasi yang berarti
kebangkitan para ulama.
6. Warna dasar hijau melambangkan kesuburan tanah air Indonesia, sedangkan tulisan berwarna putih
melambangkan kesucian.

E. Struktur Kepengurusan NU

1. Struktur organisasi NU terdiri dari :


a. PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) berkedudukan di Jakarta, Ibu kota negara.
b. PWNU (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama) berkedudukan di provinsi.
c. PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) berkedudukan di kabupaten/kota.
d. PCINU (Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama) berkedudukan di luar negri.
e. MWCNU (Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama) berkedudukan di kecamatan.
f. Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama berkedudukan di desa/kelurahan.
g. Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama berkedudukan di dusun/kelompok atau suatu komunitas.
2. Struktur Lembaga Kepengurusan NU
a. Mustasyar (penasihat), tugasnya memberikan nasihat kepada pengurus NU sesuai tingkatannya.
b. Syuriah (pimpinan tertinggi), tugasnya adalah pembina, pengendali, pengawas dan penentu kebijakan NU.

12
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

c. Tanfidziyah (pelaksana) tugasnya, melaksanakan program kerja serta melaporkan hasil kerja kepada
pengurus syuriah secara periodik.

3. Struktur organisasi Lajnah NU, Badan Otonom NU dan Lembaga NU


Struktur organisasi Lajnah NU, Badan Otonom NU dan Lembaga NU terdiri dari:
a. PP (pimpinan Pusat) berkedudukan di Jakarta
b. PW (pimpinan wilayah) berkedudukan di provinsi
c. PC (pimpinan cabang) berkedudukan di kabupatenn
d. PAC (pengurus anak cabang) berkedudukan di kecamatan
e. PR (pengurus ranting) untuk tingkat desa dan komesariat untuk kepengurusan disuatu tempat tertentu.

4. Perangkat NU
Dalam menjalankan programnya, NU memiliki tiga perangkat organisasi, yaitu:
a. Badan Otonom (Banom)
Perangkat organisasi yang berfungsi melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan kelompok masyarakat
tertentu dan beranggotakan persorangan, NU mempunyai 11 (sebelas) Banom, yaitu:
1. Jam’iyah Ahli Thariqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyah
Membantu melaksanakan kebijakan para pengikut thariqoh yang mu’tabar dilingkungan NU.
2. Jam’iyyatul Qura Wal Hufaz (JQH)
Melaksanakan kebijakan pada kelompok qori’/qori’ah dan hafiz/hafizoh.
3. Muslimat NU
Melaksanakan kebijakan pada anggota perempuan NU
4. Fatayat NU
Melaksanakan kebijakan pada angota perempuan muda NU.
5. Gerakan Pemuda (GP) Ansor
GP ansor menaungi Banser yang menjadi salah satu unit bidang garapannya
6. IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama)
Melaksanakan kebijakan pada pelajar putra dan santri putra. IPNU menaungi CBP (Corp Brigade
Pembangunan) yang merupakan satgas khusus.
7. IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama)
Melaksanakan kebijakan pada pelajar putri dan santri putri.
8. ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama))
Melaksanakan kebijakan pada kelompok sarjana kaum intelektual
9. Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi)
Melaksanakan kebijakan dibidang kesejahteraan dan pengembangan ketenagakerjaan.
10. Pagar Nusa
Melaksanakan kebijakan pada pengembangan seni bela diri.
11. Pesatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu)
Melaksanakan kebijakan pada guru-guru NU
b. Lajnah
Lajnah adalah perangkat organisasi untuk melaksanakan program yang memerlukan penanganan
khusus. NU mempunyai tiga lajnah:
1) Lajnah Falakiyah
Bertugas mengurus masalah hisab dan rukyat serta pengembangan ilmu falak.
2) Lajnah Ta’lif Wan Nasyr (LTN)
Bertugas mengembangkan penulisan, penerjemahan, media dan penerbitan buku sesuai faham aswaja.
3) Lajnah Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU)
Bertugas mengembangkan pendidikan tinggi NU.
c. Lembaga
Lembaga adalah perangkat oganisasi yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan yang berkaitan dengan
suatubidang tertentu. NU memiliki 14 lembaga, yaitu:
1) Lembaga Dakwah NU (LDNU) : melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan dakwah agama
Islam yang menganut faham aswaja
2) Lembaga Pendidikan Ma’arif NU (LP Ma’arif NU) : melaksanakan kebijakan dibidang pendidikan.
3) Rabithah Ma’ahid Al Islamiyah (RMI) : melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan ponpes.
13
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

4) Lembaga Perekonomian NU (LPNU) : melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan ekonomi


umat.
5) Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LP2NU); melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan
pertanian, lingkungan hidup dan eksplorasi kelautan
6) Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU) : melaksanakan kebijakan dibidang kesejahteraan
keluasga, sosial, dan kependudukan.
7) Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) : melaksanakan kebijakan
dibidang SDM.
8) Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum NU (LPBHNU) : melaksanakan penyuluhan dan pemberi
bantuan hukum
9) Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) : melaksanakan kebijakan dibidang
pengembangan seni dan budaya.
10) Lembaga Amil Zakat, Infaq dan shodaqoh NU (LAZISNU) : Bertugas mengelola dan menghimpun
dan mentasarufkan sedekah, zakat dan infaq.
11) Lembaga Waqaf dan Pertahanan NU (LWPNU) ; mengurus dan mengelola tanah, banguna dan harta
benda wakaflainnya milik NU.
12) Lembaga Bahsul Masail (LBM) : membahas dan memecahakan masalah-masalah tematik dan aktual
yang memerlukan kepastian hukum
13) Lembaga Takmir Masjid NU (LTMNU): melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan dan
pemberdayaan masjid
14) Lembaga Kesehatan NU (LKNU): melaksanakan kebijakan dibidang kesehatan.

5. Permusyawaratan NU
Permusyawaratan adalah suatu pertemuan yang dapat membuat keputusan dan ketetapan organisasi yang
diikuti organisasi di bawahnya. NU memiliki 2 tingkatan permusyawaratan yaitu :
a. Permusyawaratan Tingkat Nasional, terdiri dari :
1) Muktamar 3) Musyawarah Nasional Alim Ulama
2) Muktamar Luar Biasa 4) Konferensi Besar
b. Permusyawaratan Tingkat Daerah, terdiri dari :
1) Konferensi wilayah 5) Konferensi Majlis Wakil Cabang
2) Konferensi Kerja wilayah 6) Musyawarah Majlis Wakil Cabang
3) Konferensi Cabang/Cabang Istemewa 7) Musyawarah Ranting
4) Musyawarah Kerja cabang/Istimewa 8) Musyawarah Anak Ranting.
F. Sikap Kemasyarakatan NU
Secara garis besar, pendekatan kemasyarakatan NU apat dikategorikan menjadi empat, yaitu:
1. Tawasuth
Artinya mengambil jalan tengah, yaitu sikap tidak condong kepada kelompok ekstrem kanan (kelompok yang
berkedok agama) maupun kelompok ekstrem kiri (kelompok komunis).
2. I’tidal
Artinya tegak lurus, yaitu sikap tegak dalam arti tidak condong pada kepentingan di luar NU dan umat. Lurus
dalam arti semata-mata berjuang demi kepentingan NU dan umat.
3. Tasamuh
Artinya toleran, maksudnya NU toleran terhadap perbedaan pandangan dalam masalah agama, budaya dan
adat.
4. Tawazun
Artinya seimbang, yaitu sikap seimbang dalam berkhidmat demi terciptanya keserasian hubungan anatara
sesama umat manusia dan anatara manusia dengan Allah SWT.

14
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

BAB VI
IPNU DAN IPPNU
A. Sejarah Berdirinya IPNU dan IPPNU
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) adalah
organisasi kepemudaan yang beranggotakan pelajar, santri, dan remaja yang berada dibawah naungan NU.
IPNU berdiri pada tanggal 24 Februari 1954 bertepatan dengan tanggal 20 Jumadil akhir 1373 dalam
penyelengggaraan kongres ma’arif seluruh Idonesia di Semarang. Tokoh-tokoh pendiri IPNU adalah para pelajar
dari Yogyakarta, Semarang dan Surakarta yang dipelopori oleh Tholhah Mansur, M. Sofyan Cholil dll.
Sedangkan IPPNU lahir pada aktu kongres pertama IPNU pada tanggal 2 Maret 1995 bertepatan dengan
tanggal 8 Rajab 1347. IPPNU dipelopori oleh Umroh Mahfudzoh dan mndapatkan dukungan dari ketua Muslimat
NU Nyai HJ. Mahmudah Mawardi dan Ketua Pusan LP. Maarif NU K.H syukuri Ghazali.
B. Arti Lambang IPNU dan IPPNU
A. Arti Lambang IPPNU

1) Warna dasar hijau bermakna subur, kuning melambangkan hikmah yang


tinggi, dan putih bermakana kesucian. Warna kuning diantara putih melambangkan
cita-cita yang tinggi.
2) Lambang organisasi berbentuk bulat bermakna kontinuitas/terus-
menerus/istiqomah.
3) Titik tiga diantara kata IPPNU bermakana Iman, Islam dan Ihsan.
4) Enam strip pengapit huruf NU bermakana rukun Iman.
5) Bintang berarti ketinggian cita-cita
6) Sembilan bintang melambangkan keluarga dari NU
a. Satu bintang paling besar ditengah : Nabi Muhammad SAW
b. Empat bintang dikanan dan kiri: Khulafaurrasyidin
c. Empat bintang di bawah : Mazhab empat
7) Dua kitab : Alqur’an dan Hadits
8) Dua bulu bersilang : Perpaduan antara ilmu umum dan ilmu agama
9) Sudut bintang lima: Rukun Islam
B. Arti Lambang IPPNU
1) Warna hijau : kebenaran, kesuburan dan dinamis.
2) Warna putih : kesucian, kejernihan dan kebersihan.
3) Warna kuning : hikmah yang tinggi/kejayaan
4) Segitiga : Iman, Islam dan Ikhsan
5) Dua buah garis tepi mengapit warna kuning : dua kalimat syahadat.
6) Sembilan bintang melambangkan keluarga dari NU
a. Satu bintang paling besar ditengah : Nabi Muhammad SAW
b. Empat bintang dikanan dan kiri: Khulafaurrasyidin
c. Empat bintang di bawah : Mazhab empat
7) Dua kitab: Al Quran dan Hadits
8) Dua bulu bersilang ; aktif menulis dan membaca untuk menambah wacana berfikir
9) Dua bunga melati: perempuan yang dengan kebersihan pikiran dan kesucian hatinya memadukan dua
unsur ilmu pengetahuan umum dan agama.
10) Lima titik diantara tulisan IPPNU : Rukun Islam.
C. Peran dan Fungsi Organisasi IPNU dan IPPNU
Fungsi organisasi IPNU-IPPNU sebagai Badan Otonom NU adalah sebagai wadah berhimpunnya pelajar
NU, menjalin hubungan dan menggalang ukhuwah Islamiyah dalam mengembangkan syarikat Islam.
Peran dan fungsi IPNU-IPPNU mempunyai arah tujuan dan wawasan yang sangat jelas, diantaranya:
1. Wawasan Kebangsaan
Maksudnya adalah pandangan IPNU-IPPNU yang dijiwai oleh asas demokratis, menjunjung tinggi persatuan
dan kesatuan dll.
2. Wawasan Keislaman

15
Ringkasan Aswaja Kelas VII Yulis Umar Syafi’i, S.Pd
MTs Manbaul huda

Adalah pandangan IPNU-IPPNU yang menempatkan ajaran agama islam aswaja sebagai sumber motivasi dan
inspirasi dalam memberikan makna dan arah pembangunan manusia.
3. Wawasan Keilmuan
Adalah cara pandang IPNU-IPPNU yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk mengembangkan
kecerdasan bagi kader dan anggota.
4. Wawasan Kekaderan
Adalah cara pandang IPNU-IPPNU yang menempatkan organisasi sebagai wadah untuk membina kader yang
memiliki idiologi Islam aswaja.
5. Wawasan Keterpelajaran
Adalah wawasan yang menempatkan organisasi dan anggota pada pemantapan diri sebagai pusat keutamaan
pemberdayaan SDM yang terdidik.
D. Struktur dan Bagan Organisasi IPNU dan IPPNU
Struktur kepemimpinan IPNU-IPPNU adalah sebagai berikut:
1. Pimpinan Pusat ( PP IPNU-IPPNU ) : Kepemimpinan ditingkat nasional (Jakarta), masa khidmah 3 tahun.
2. Pimpinan Wilayah ( PW IPNU-IPPNU ): Kepemimpinan ditingkat provinsi, masa khidmah 2 tahun.
3. Pimpinan Cabang ( PC IPNU-IPPNU ): Kepemimpinan ditingkat kabupaten, masa khidmah 2 tahun.
4. Pimpinan Anak Cabang ( PAC IPNU-IPPNU ) : Kepemimpinan ditingkat kecamatan, masa khidmah 2 tahun.
5. Pimpinan Ranting ( PR IPNU-IPPNU ) : Kepemimpinan ditingkat desa, masa khidmah 1 tahun.
6. Pimpinan Komisariat ( PK IPNU-IPPNU ): Kepemimpinan ditingkat sekolah/madrasah, masa khidmah 1-
tahun.

Untuk menetapakan jabatan serta mengevaluasi dan merumuskan program kerja pada setiap tingkatan
kepemimpinan dilakukan melalui permusyawaratan sesuai dengan tingkatannya. Tingkatan permusyawaratan
IPNU-IPPNU adalah sbb:
1) Kongres : permusyawaratan tertinggi ditingkat nasional.
2) Konferensi Wilayah : permusyawaratan tertinggi ditingkat provinsi.
3) Konferensi Cabang : permusyawaratan tertinggi ditingkat kabupaten.
4) Konferensi Anak Cabang : permusyawaratan tertinggi ditingkat kecamatan
5) Rapat Anggota : permusyawaratan tertinggi ditingkat Ranting (untuk desa) dan tingkat komisariat ( untuk
lembaga pendidikan dan pondok pesantren)
E. Jenjang Pengkaderan IPNU dan IPPNU
Jenjang pengkaderan dalam IPNU-IPPNU adalah sebagai berikut:
1. Masa Kesetiaan Anggota ( Makesta)
Makesta adalah jenjang pengkaderan sebagai wahana untuk mengantar calon anggota IPNU-IPPNU
untuk belajar dari hidup individu menuju sosial. Makesta menjadi gerbang utama seseorang menjadi IPNU-
IPPNU.
2. Latihan Kader Muda (Lakmud)
Merupakan latihan kader tingkat pertama, yang ditekankan pada pembentukan watak, dorongan untuk
mengembangkan diri dan meningkatkan rasa memiliki organisasi.
3. Latihan Kader Madya ( Lakmad )
Adalah latihan kader tingkat kedua yang mengolah idealisme kader dalam mengembangkan sikap,
pengetahuanndan keterampilan mengelola kegiatan-kegiatan organisasi.
4. Latihan Kader Utama (Lakut)
Merupakan latihan kader tingkat ketiga yang berbentuk lokakarya pelatihan yang mengolah idealisme
kader-kader utama dalam merancang dan mengembangkan sistem pelatihan IPNU-IPPNU.
5. Latihan Pelatih
Merupakan latihan kader tingkat kedua, dan merupakan latihan tingkat dasar bagi kader muda (telah
mengikuti Lakmud) dan memiliki kecenderungan untuk menjadi pelatih.
6. Latihan Pengembangan Minat dan Bakat
Merupakan latihan kader tingkat kedua, dan merupakan pelatihan yang bersifat khusus, untuk
mengembangkan minat dan bakat kader muda IPNU-IPPNU dalam bidang-bidang tertentu.

SELESAI

16

Anda mungkin juga menyukai