Anda di halaman 1dari 3

9/17/2017 Kuatkan Kerjasama Laksana Satu Bangunan - dakwatuna.

com

Kuatkan Kerjasama Laksana Satu Bangunan


Tim dakwatuna 12/12/08 | 22:12 Syarah Hadits 14.630 Hits

dakwatuna.com Manusia pada hakekatnya makhluk sosial,

saling membutuhkan untuk memenuhi keperluannya dan


meningkatkan taraf hidupnya. Fitrah inilah yang ditegaskan oleh

Islam. Islam memerintah kan untuk saling tolong menolong


dalam kebaikan dan manfaat.

Lebih lagi terhadap sesama umat muslim. Bahkan Islam

mengibaratkan persaudaraan dan pertalian sesama muslim itu


seperti satu bangunan, di mana struktur dan unsur bangunan itu saling membutuhkan dan melengkapi,
sehingga menjadi sebuah bangunan yang kokoh, kuat dan bermanfaat lebih.

Rasulullah saw. bersabda:

:
:
.

Dari Abu Musa Al Asyari ra. dari Nabi Muhammad saw bersabda:

Orang mukmin itu bagi mukmin lainnya seperti bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.
Kemudian Nabi Muhammad menggabungkan jari-jari tangannya. Ketika itu Nabi Muhammad duduk, tiba-
tiba datang seorang lelaki meminta bantuan. Nabi hadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda:
Tolonglah dia, maka kamu akan mendapatkan pahala. Dan Allah menetapkan lewat lisan Nabi-Nya apa
yang dikehendaki. Imam Bukhari, Muslim, dan An Nasai.

Penjelasan:

Abu Musa, bernama asli Abdullah bin Qais.

Sebagian mukmin atas sebagian mukmin lainnya, adalah seperti bangunan.

Sisi kesamaannya dengan bangunan adalah pada sikap saling menopang. Inilah

penjelasan tentang kemiripan keadaan kaum mukminin yang saling menguatkan.

Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa siapapun yang ingin memberi penjelasan lebih detail dalam

berbicara dapat menggunakan gerakan atau peragaan, agar lebih mudah dipahami dan berkesan dalam

https://www.dakwatuna.com/2008/12/12/1575/kuatkan-kerjasama-laksana-satu-bangunan/#axzz4sigTccAY 1/7
9/17/2017 Kuatkan Kerjasama Laksana Satu Bangunan - dakwatuna.com

hati.

Ketika itu Nabi Muhammad duduk, tiba-tiba datang


seorang lelaki meminta bantuan. Penggabungan kata thalib dengan haajah, dalam riwayat lain: kata
thalib dibaca tanwin dan hajatan dibaca nashab (fathahatain).

Rasulullah saw. menghadapkan wajah mulianya kepada kami, lalu bersabda: tolonglah
keperluan orang yang meminta bantuan ini, dengan kebaikan, maka kalian akan mendapatkan

balasan. Firman Allah swt.:

Barangsiapa yang memberikan syafaat yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari
padanya. dan barangsiapa memberi syafaat yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari
padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. An Nisa: 85

At Thabrani meriwayatkan dengan sanad shahih dari Mujahid berkata: Ayat di atas berbicara tentang
tolong menolong sesama manusia. Kesimpulan maknanya adalah bahwa orang yang memberikan

pertolongan kepada orang lain, maka ia mendapatkan bagian kebaikan, dan barang siapa tolong

menolong dalam kebatilan maka ia mendapatkan bagian dosa.

Syafaat hasanah yang disebutkan dalam ayat di atas adalah pertolongan dalam kebaikan, melindungi hak
sesama muslim, menghilangkan keburukan atau mendapatkan kebaikan, mencari ridha Allah, tidak ada

risywah atau suap. Pada masalah yang mubah atau boleh atau tidak terlarang, tidak untuk menggagalkan
salah satu had atau hukum pidana yang telah Allah tetapkan, tidak pula untuk menghilangkan hak orang

lain.

Qadhi Iyadh berkata: Tidak ada pengecualian dari ruang pertolongan yang dianjurkan kecuali dalam
masalah had atau pidana yang telah Allah tetapkan. Maka dalam masalah yang tidak ada ketentuan had

terutama bagi orang yang tidak sengaja, dan dikenal sebagai orang bersih, pertolongan sangat dianjurkan.
Selanjutnya ia mengatakan: Adapun bagi orang yang terbiasa dengan tindakan destruktif, terkenal sebagai

ahlul bathil maka tidak berlaku syafaat bagi mereka, agar dapat menjadi pencegah kemaksiatannya.

Ungkapan Iyadh ini didukung oleh riwayat Imam Bukhari dan Muslim dalam kitab shahihnya dari Aisyah
ra.

: -

https://www.dakwatuna.com/2008/12/12/1575/kuatkan-kerjasama-laksana-satu-bangunan/#axzz4sigTccAY 2/7
9/17/2017 Kuatkan Kerjasama Laksana Satu Bangunan - dakwatuna.com

Bahwa suku Quraisy disibukkan oleh seorang wanita dari Bani Mahzum yang mencuri pada masa
Rasulullah saw. Lalu mereka mencari siapa yang bisa berbicara dengan Rasulullah saw. Maka Usamah
menyampaikan hal ini kepada Rasulullah saw. Rasulullah saw bersabda: Apakah kamu hendak memberi
pertolongan dalam hukum pidana Allah? Kemudian Rasulullah berdiri dan berkhutbah: Sesungguhnya
hancurnya umat sebelum kalian adalah bahwa mereka itu jika ada orang mulia yang mencuri mereka
biarkan, dan jika ada orang yang lemah mencuri mereka tegakkan hukum pidana. Demi Allah, jika Fatimah
binti Muhammad mencuri maka akan aku potong tangannya.

Dan Allah menetapkan lewat lisan Nabi-Nya apa yang dikehendaki, artinya
meluluskan hajat atau tidak meluluskannya adalah ketentuan dan takdir Allah.

Dari hadits ini dapat diambil pelajaran, di antaranya:

1. Keutamaan tolong menolong antara sesama mukmin, saling menguatkan satu dengan yang lain
dengan pertolongan pada hal-hal yang berguna dan bermanfaat. Rasulullah saw telah bersabda:

2. Anjuran kepada kebaikan dengan dikerjakan langsung, atau memfasilitasinya. Rasulullah saw

menganjurkan syafaat atau memfasilitasi orang lain untuk berbuat baik.

3. Syafaat ditujukan kepada pembesar atau pembuat kebijakan untuk menghilangkan kesulitan,

memberi manfaat dan membantu yang lemah. Sebab tidak semua orang dapat berkomunikasi

dengannya, dan mampu mendesaknya, atau menjelaskan keinginannya. Pernah ada orang yang
meminta syafaat atau pertolongan kepada Rasaulullah saw. -padahal beliau tidak pernah menolak

seorangpun- namun beliau menawarkan kepada para sahabatnya untuk membantu orang
tersebut. Allahu alam (ut)

Bagaimana Reaksi Anda?

52% 4% 17% 13% 0% 9% 4% 0%

Senang Terhibur Terinspirasi Tak Peduli Terganggu Sedih Takut Marah

https://www.dakwatuna.com/2008/12/12/1575/kuatkan-kerjasama-laksana-satu-bangunan/#axzz4sigTccAY 3/7

Anda mungkin juga menyukai