P E NG E NA L AN C BI
Batik merupakan salah satu karya seni paling terkemuka Indonesia sekaligus kerajinan tangan
latar belakang tradisional bernilai tinggi. Tidak ada negara lain yang mengembangkan batik sebagai ekspresi
seni yang paling tinggi seperti yang ditemukan pada batik di kepulauan nusantara. Pada tahun
2009, Departemen Perindustrian memperkirakan ada 48.287 UKM batik di Indonesia yang
mempekerjakan sekitar 792.285 tenaga kerja.
Meskipun batik telah menjadi kegiatan produksi yang paling penting di beberapa kota di
Indonesia, sukses perdagangan ini menimbulkan persoalan tersendiri. Setiap tahunnya, industri
batik memproduksi kadar emisi CO2 tertinggi di antara sektor UKM lainnya, yang umumnya
merupakan hasil dari ketergantungan industri tersebut akan bahan bakar (minyak tanah)
dan penggunaan listrik yang tinggi. Sejumlah besar UKM batik juga masih menggunakan lilin,
pewarna kimia serta pemutih secara berlebihan, yang dimana semua itu memiliki dampak
negatif terhadap lingkungan dan masyarakat.
Kementerian Lingkungan Hidup secara konsisten telah mengidentifikasi UKM batik sebagai
salah satu penyebab pencemaran sungai terburuk di Indonesia. Penggunaan air secara
berlebihan oleh UKM batik juga mengakibatkan kelangkaan air bersih selama musim kemarau,
dan seringkali membuat pelaku UKM beralih pada solusi air bersih yang membutuhkan
pasokan energi lebih besar sehingga meningkatkan biaya produksi.
Di sisi lain, ketersediaan air bersih merupakan isu pembangunan utama di banyak pulau di
Indonesia yang merupakan dampak dari pertumbuhan pesat akan kebutuhan yang hadir secara
bersamaan (pertanian, pariwisata, perindustrian, penggunaan domestik, dll) dan keterbatasan
persediaan air bersih. Kurangnya kesadaran lingkungan di kalangan pengguna batik ikut
menyebabkan belum adanya faktor pendorong bagi UKM batik untuk beralih pada metode
produksi yang lebih bersih. Isu lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah para pekerja
wanita, dimana kesabaran dan kreatifitas mereka yang memberikan sumbangsih penting bagi
keindahan sebuah batik, masih memperjuangkan persamaan hak di tempat kerja mereka.
01
CBI merupakan sebuah program yang berlangsung selama 4 tahun (2010-2013) yang diimplementasikan
oleh Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman (EKONID), dan didanai bersama-sama dengan Komisi Uni
Eropa melalui program hibah SWITCH-Asia, serta mendapatkan dukungan teknis dari Pusat Produksi
Bersih Nasional (PPBN) di bawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup, Republik Indonesia.
Program ini terdiri dari 3 komponen: Produksi Berkelanjutan, Konsumsi Berkelanjutan, dan Dialog
Kebijakan.
Faktor pendukung utama dalam program ini di antaranya:
a. Training of Trainer produksi batik bersih untuk Konsultan Teknis lokal
b. Lokakarya, pendampingan teknis, dan evaluasi penerapan konsep produksi batik bersih kepada 500
UKM batik di 6 propinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi
Selatan, dan Kalimantan Timur)
c. Training of Trainer untuk para pemasar batik
d. Seminar pemasaran bagi UKM batik
e. Kegiatan promosi dagang batik bersih
f. Kegiatan sosialisasi bagi grup pengguna batik, organisasi, dan pedagang eceran
g. Dialog kebijakan di tingkat pemerintah lokal, daerah, dan nasional
h. Kegiatan kelompok lobi pemerintah selama masa intervensi
Komponen Produksi Berkelanjutan mengusung konsep produksi bersih yang telah terbukti di sektor
TEHNIK PENDEKATAN batik yang diperkenalkan oleh PPBN. Program CBI bertujuan untuk ‘menghijaukan’ permintaan dan
penawaran produk batik sekaligus memastikan bahwa dampak lingkungan telah diperhitungkan secara
menyeluruh sehingga siklus produksi dan konsumsi yang bertanggungjawab moral dapat menjadi pelopor
pengembangan industri batik yang berkelanjutan.
Program CBI merupakan cara tepat untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang
manfaat program disebabkan oleh produksi batik yang sekaligus memaksimalkan keuntungan UKM serta meningkatkan
kondisi kerja dan keselamatan pekerja produksi batik. Dengan menggunakan konsep yang dikembangkan
secara khusus oleh PPBN bagi industri batik, maka implementasi konsep produksi bersih secara benar dan
tepat akan menggiring UKM batik untuk sepenuhnya terlibat dalam pengembangan yang berkelanjutan.
Untuk memotivasi penerapan konsep produksi bersih ini, program CBI akan menyediakan beragam fasilitas
pendukung perdagangan bagi sejumlah UKM batik terpilih.
Manfaat utama bagi UKM batik yang berpartisipasi dalam program ini:
Produksi Berkelanjutan:
• Lokakarya bebas biaya seputar Manajemen Biaya Berorientasi Lingkungan, Tata Kelola yang Apik,
Pengelolaan Bahan Kimia, Efisiensi Air dan Energi
• Pendampingan teknis bebas biaya untuk penerapan konsep produksi batik bersih secara menyeluruh
• Pengawasan bebas biaya secara langsung di lapangan oleh pakar teknis internasional
• Konsultasi teknis bebas biaya selama program berlangsung
Konsumsi Berkelanjutan*:
• Seminar pemasaran bebas biaya mengenai batik bersih
• Pemasaran online bebas biaya melalui situs CBI, berita elektronik (e-news), dll
• Pendaftaran bebas biaya mengenai informasi UKM melalui situs CBI
• Konsultasi pemasaran bebas biaya selama program berlangsung
• Dukungan promosi melalui pameran domestik dan internasional
• Partisipasi dalam kampanye sosialisasi program CBI
• Pencitraan khusus melalui beragam publikasi media cetak dan online
• Pencarian mitra usaha / calon pelanggan internasional di kawasan Asia
*Diperuntukkan hanya bagi UKM batik yang terbukti sukses menerapkan konsep produksi bersih
Dialog Kebijakan:
• Partisipasi dalam dialog kebijakan dengan pemerintah lokal, daerah, dan nasional
• Kesempatan menjadi anggota kelompok lobi pemerintah program CBI
02
SUSTAINABLE PRODUCTION
Step 1: Step 5:
Programme Intro Step 2: 1st Level Training Step 8:
• Clean batik Info CentrE 2nd Level Training
(CBIC)
1st Level Training of Trainers B
• Programme Website of Trainers A (TOT A) Step 3: (TOT B) + Network Step 6: of Trainers A & B
• Launching Event – Environmental Oriented Workshop A Meeting Workshop B (TOT A & B) +
• Regional Programme Cost Management (EoCM) (EoCM & GHK) – Water and Energy (WEE & CM) Network Meeting
Info DayS (RPID) & Good Housekeeping Efficiency (WEE) &
• SME Programme Info DayS (GHK) Chemical Management
(SME-PID) (CM)
Step 9:
Evaluation (TA A & TA B)
Step 4: Step 7:
Technical Technical
Assistance A (TA A) Assistance B (TA B)
(EoCM & GHK) (WEE & CM)
main programme activities
SUSTAINABLE CONSUMPTION
POLICY DIALOGUES
- Forums
- Lobby Group Activities
program cbi
alur kegiatan
03
1. Pusat Informasi Batik bersih / Clean batik Info Centre (CBIC)
kegiatan program Perpustakaan dan ruang pertemuan yang dilengkapi dengan akses internet di gedung EKONID, yang
menampung semua informasi mengenai industri batik, artikel dan publikasi yang relevan dengan
cbi program ini, laporan dan materi berbentuk dokumen yang digunakan selama program ini berlangsung,
termasuk di dalamnya publikasi seputar informasi pasar dan peraturan ekspor.
04
9. Pendampingan Teknis B/Technical Assistance B (TA B) mengenai Pengelolaan
Bahan Kimia, Efisiensi Air dan Energi
TA B bertujuan untuk menerapkan konsep produksi bersih kepada UKM batik individual melalui: 1)
Pengelolaan Bahan Kimia, 2) Efisiensi Air, dan 3) Efisiensi Energi
10. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana aksi korektif yang disosialisasikan
melalui TA A & TA B kepada para UKM batik berhasil diterapkan, yang akan menentukan kelayakan
sebuah UKM batik untuk menerima bantuan dari komponen konsumsi berkelanjutan (SC) dari
program CBI
11. Forum
Dialog kebijakan melibatkan kementerian dan badan pemerintah di tingkat lokal/daerah/nasional,
sektor swasta, akademis, masyarakat sipil untuk membina koneksi dan berdiskusi seputar isu-isu
yang dapat membantu mempromosikan/merumuskan perwujudan metode produksi dan konsumsi
berkelanjutan oleh UKM batik dan kelompok pengguna
05
lokasi program
cbi (komponen
Produksi
berkelanjutan)
Latar belakang Kawasan Asia telah menguasai lebih dari 40% porsi ekonomi global, dan telah menjelma menjadi
program hibah pusat industri manufaktur di dunia. Meskipun sudah meraih status tersebut, sektor Industri di
EU SWITCH-Asia Asia sering dikategorikan kedalam industri dengan penggunaan teknologi tertinggal dan tidak
efisien, yang sering mengabaikan aspek perawatan, yang bermanajemen produksi yang buruk,
yang boros akan penggunaan bahan baku, dll. Hal ini khususnya terjadi pada sektor Usaha Kecil
Menengah (UKM) . Walaupun demikian, UKM telah menjadi tulang punggung bagi infrastruktur
industri, yaitu mencakupi 80% dari total perusahaan (lebih dari 30 juta unit usaha). Peningkatan
efisiensi yang telah dicapai di sejumlah besar unit usaha tetap tidak sebanding dengan masih
berkembangnya UKM yang melakukan pencemaran lingkungan, dan ini juga diperburuk oleh
perilaku konsumen berpendapatan menengah yang merupakan bagian dari kelompok yang
berurbanisasi tinggi. Sebagai konsekuensi, perubahan dari pola pembangunan yang tidak
berkelanjutan menjadi yang berkelanjutan amat sangat diperlukan.
Bahan baku, air dan energi adalah tiga kunci dari program SWITCH. Produksi yang berkelanjutan
berkaitan pada sisi pemasokan dan berfokus pada dampak ekonomi, sosial dan lingkungan
dari proses produksi; sementara konsumsi yang berkelanjutan berkaitan pada sisi permintaan,
dan berfokus pada perilaku konsumen dalam membeli, menggunakan, dan membuang barang
maupun jasa. Secara umum, program SWITCH bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan
dalam produksi dan konsumsi yang berkelanjutan dengan mengusung aktivitas secara serentak
di sisi produksi maupun konsumsi, dengan pendekatan pemberdayaan potensi dari semua
pemangku kepentingan dan memperkuat hubungan kerja dengan UKM yang telah ada secara
terus menerus, serta mengembangkan keberhasilan dari proyek percontohan yang telah
dilakukan sebelumnya.
06
5
07
Potret sebuah usaha batik rumahan di Jawa Tengah
08
M a n fa at bag i U K M
Sebuah kesempatan yang sangat baik bagi UKM batik untuk dapat
menghemat hingga lebih dari 100% untuk pelatihan, konsultasi, dan
bantuan promosi dagang.
Program CBI bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang
disebabkan oleh produksi batik sekaligus memaksimalkan keuntungan UKM serta
tentang program meningkatkan kondisi kerja dan keselamatan pekerja produksi batik. Dengan menggunakan
CBI konsep yang dikembangkan secara khusus oleh Pusat Produksi Bersih Nasional (PPBN) untuk
industri batik, implementasi konsep produksi bersih secara benar dan tepat akan menggiring
UKM batik untuk sepenuhnya terlibat dalam pengembangan yang berkelanjutan. Untuk
memotivasi penerapan konsep produksi bersih ini, program CBI akan menyediakan beragam
fasilitas pendukung perdagangan bagi sejumlah UKM batik terpilih.
CBI merupakan sebuah program yang berlangsung selama 4 tahun (2010-2013) yang
diimplementasikan oleh Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman (EKONID) dan IHK-
Akademie Munich, dan didanai secara bersama dengan Komisi Uni Eropa melalui program
hibah SWITCH-Asia, serta mendapatkan dukungan teknis dari PPBN di dibawah naungan
Kementerian Lingkungan Hidup, Republik Indonesia.
Program ini terdiri dari 3 komponen: Produksi Berkelanjutan, Konsumsi Berkelanjutan dan
Dialog Kebijakan.
Manfaat utama bagi UKM Batik yang mengambil bagian dalam program ini diantaranya:
Manfaat
Produksi Berkelanjutan:
keterlibatan
• Lokakarya bebas biaya selama 2 hari mengenai Manajemen Biaya Berorientasi Lingkungan,
dalam program
Tata Kelola yang Apik, Pengelolaan Bahan Kimia dan Efisiensi Air dan Energi
CBI
• Pendampingan teknis bebas biaya selama 10 hari untuk penerapan konsep produksi batik
bersih secara menyeluruh
• Pengawasan bebas biaya secara langsung di lapangan oleh pakar teknis internasional
• Konsultasi teknis bebas biaya selama program berlangsung
Konsumsi Berkelanjutan*:
• Seminar pemasaran bebas biaya selama 2 hari mengenai batik bersih
• Pemasaran online bebas biaya melalui situs CBI, berita elektronik (e-news), dll
• Pendaftaran bebas biaya mengenai informasi UKM melalui situs CBI
• Konsultasi pemasaran bebas biaya selama program berlangsung
• Dukungan promosi melalui pameran domestik dan internasional
• Partisipasi dalam kampanye sosialisasi program CBI
• Pencitraan khusus melalui beragam publikasi media cetak dan online
• Pencarian mitra usaha / calon pelanggan internasional di kawasan Asia
*Diperuntukkan hanya bagi UKM batik yang terbukti sukses menerapkan konsep produksi bersih
Dialog Kebijakan
• Partisipasi dalam dialog kebijakan bersama pejabat pemerintahan lokal, daerah, dan
nasional
• Kesempatan menjadi anggota kelompok lobi pemerintah program CBI
• UKM batik belum pernah terlibat / ikut serta dalam program sejenis yang diselenggarakan
Kriteria oleh lembaga maupun badan lain
kelayakan • UKM batik bersedia untuk bekerjasama dan saling tukar menukar informasi dan/atau data
untuk mengikuti yang diminta oleh para staf ahli program CBI*
program CBI • UKM batik bersedia untuk menerapkan rekomendasi yang diberikan melalui program CBI
* Data dan informasi akan dirahasiakan, hanya perubahan nilai efisiensi yang mungkin dipublikasikan
Pendaftaran program ini akan diberlakukan dengan metode “First Come First Serve”
CBI merupakan sebuah program yang berlangsung selama 4 tahun (2010-2013) yang
diimplementasikan oleh Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman (EKONID) dan IHK-
Akademie Munich, dan didanai secara bersama dengan Komisi Uni Eropa melalui program
hibah SWITCH-Asia, serta mendapatkan dukungan teknis dari PPBN di dibawah naungan
Kementerian Lingkungan Hidup, Republik Indonesia.
Program ini terdiri dari 3 komponen: Produksi Berkelanjutan, Konsumsi Berkelanjutan dan
Dialog Kebijakan.
Manfaat utama bagi asosiasi batik yang mengambil bagian dalam program ini diantaranya:
Manfaat Produksi Berkelanjutan:
keterlibatan • Akses bebas biaya untuk semua materi pelatihan program CBI
dalam program • Akses bebas biaya sebagai peserta kegiatan Training of Trainer
CBI • Akses bebas biaya untuk lokakarya program CBI
Konsumsi Berkelanjutan:
• Akses bebas biaya untuk semua materi pelatihan program CBI
• Pendaftaran bebas biaya untuk mendapatkan informasi asosiasi melalui situs program CBI
• Konsultasi pemasaran bebas biaya selama masa program berlangsung
• Turut berpartisipasi dalam kampanye sosialisasi program CBI
• Pencitraan khusus melalui beragam publikasi cetak dan media online
• Kesempatan untuk menjalin networking dengan asosiasi daerah lain
Dialog Kebijakan
• Partisipasi dalam dialog kebijakan bersama pejabat pemerintahan, mulai dari tingkat lokal,
daerah, hingga nasional
• Kesempatan menjadi anggota kelompok negosiasi dari program CBI
• Pusat Informasi Batik Bersih / Clean batik Info Centre (CBIC)
kegiatan program • Sosialisasi Program Skala Regional / Regional Programme Info Days (RPID)
• Sosialisasi Program Skala UKM / SME Programme Info Days (SME-PID)
cbi
• Training of Trainer A (TOT A) mengenai Manajemen Biaya Berorientasi Lingkungan dan Tata
Kelola yang Apik
• Training of Trainer B (TOT B) mengenai Pengelolaan Bahan Kimia dan Efisiensi Air dan
Energi
• Lokakarya A / Workshop A mengenai Manajemen Biaya Berorientasi Lingkungan dan Tata
Kelola yang Apik
• Lokakarya B / Workshop B mengenai Pengelolaan Bahan Kimia, Efisiensi Air dan Energi
• Pendampingan Teknis A / Technical Assistance A (TA A) mengenai Manajemen Biaya
Berorientasi Lingkungan dan Tata Kelola yang Apik
• Pendampingan Teknis B / Technical Assistance B (TA B) mengenai Pengelolaan Bahan Kimia,
Efisiensi Air dan Energi
• Evaluasi
• Forum
• Kelompok Lobi
• Training of Trainer Pemasaran
• Seminar Pemasaran
• Kampanye Sosialisasi
• Pencarian Mitra Usaha
• Pemasaran Online
• Bantuan Pameran Domestik dan Internasional
Institusi
Pendukung
Kementrian Lingkungan hidup kementrian perdagangan KADIN INDONESIA
Republik indonesia republik indonesia
Berikut ini merupakan sedikit contoh penerapan Produksi Bersih yang telah terbukti dapat
memberikan keuntungan finansial dan lingkungan bagi UKM batik:
• Dengan memakai kembali larutan bekas • Dengan pemakaian kembali larutan scour
pencelupan padding dapat mengurangi dan bleach dapat mengurangi konsumsi
konsumsi bahan kimia sehingga bahan kimia sehingga menghemat biaya
menghemat pembelian zat warna sebesar Rp. 6.000.000 per tahun sekaligus
sebesar Rp. 6.480.000 per tahun dengan mengurangi 4000 L air limbah yang terbuang
biaya investasi Rp. 400.000 sekaligus ke lingkungan per tahunnya.
mengurangi 1800 L limbah zat warna yang
terbuang ke lingkungan • Dengan memasang bak penampung di
sekitar proses pencucian plankan, akan
• Dengan memasang bak perangkap lilin dapat mengurangi konsumsi air dan
batik disekitar proses pengecapan / pemakaian bahan pencuci dan menghemat
peremukan dapat mengurangi pembelian biaya pengolahan air limbah Rp 700.000 per
lilin batik sebesar Rp. 1..774.800 per tahun dengan biaya investasi Rp 1.600.000
tahun dengan biaya investasi sebesar Rp. sekaligus mengurangi penggunaan air bersih
3.000.000 sekaligus mengurangi 150 kg hingga mencapai 140 m3 per tahun.
limbah lilin yang terbuang ke lingkungan
• Dengan memasang alat penghubung
• Dengan memodifikasi tempat pembuangan antar bak pada unit mesin haspel dapat
air pada bak perangkap lilin batik dapat mengurangi konsumsi air sehingga
mengurangi konsumsi lilin batik sehingga menhemat biaya pengolahan air limbah
mengurangi biaya pembelian lilin batik sebesar Rp 18.000.000 per tahun dengan
sebesar Rp. 1.500.000 per tahun dengan biaya investasi sebesar Rp 500.000
biaya investasi Rp. 100.000 sekaligus sekaligus mengurangi penggunaan air bersih
mengurangi lebih dari 200 kg limbah lilin hingga lebih dari 3.000.000 L per tahunnya.
yang terbuang ke lingkungan.
Pengelolaan lingkungan tidak selalu berarti pengeluaran biaya. Penerapan Produksi Bersih,
mulai dari pemilihan bahan baku sampai menghasilkan produk jadi, dapat memfasilitasi industri
untuk mengelola lingkungan secara hemat biaya sekaligus memberi keuntungan baik finansial
maupun non-finansial. Strategi ini merupakan pemikiran baru dalam mengatasi dampak negatif
proses produksi bagi industri.
Selama ini hampir seluruh UKM hanya melakukan upaya-upaya penghematan sumber daya alam
apabila sudah terdesak oleh kondisi lingkungan seperti kemarau panjan yang mengakibatkan
minimnya pasokan air untuk kegiatan industri, atau harga bahan bakar yang meningkat. Namun
dalam keadaan normal, kesadaran akan penghematan sumber daya yang sesungguhnya juga
bisa memberikan manfaat ekonomi bagi UKM sering kali dilupakan. Bahkan ada suatu kawasan
di Jawa Tengah yang mengalami penurunan muka air tanah sedalam 10 m tiap tahun akibat
ketergantungan UKM akan penggunaan air tanah untuk kegiatan industrinya.
Melalui peningkatan kesadaran akan manfaat penerapan produksi bersih, tidak hanya sumber
daya alam yang akan terjaga, tetapi juga lingkungan yang lebih bersih akibat bahan pencemar
yang terbuang ke lingkungan dapat di minimisasi. Produksi bersih juga dapat meningkatkan
produktivitas suatu UKM, hal ini dapat dicapai karena tiap tahapan proses dalam proses
produksi dipantau sedemikian rupa sehingga efisiensi penggunaan bahan baku meningkat,
sekaligus mengurangi biaya pengelolaan limbah karena jumlahnya yang telah banyak berkurang.
Manfaat lain dari penerapan Produksi Bersih yang dapat dirasakan oleh UKM batik adalah
berkurangnya risiko terhadap kesehatan pekerja. Sebagaimana kita ketahui bahwa aspek
keselamatan kerja di UKM sering sekali diabaikan, padahal UKM batik termasuk sektor yang
memiliki potensi besar dalam menyumbang kecelakan kerja mengingat banyak bahan beracun
berbahaya (B3) yang digunakan dalam proses produksi. Dengan melakukan manajemen yang
baik dalam mengelola B3 seperti identifikasi daerah yang rawan kecelakaan, inventarisasi bahan
kimia, resiko kecelakaan kerja dapat ditekan.
Selain itu penerapan produksi bersih juga dapat memberikan keunggulan daya saing di pasar
domestik dan internasional dimana perilaku konsumen di dunia telah menunjukkan tren ke
arah pembelian barang-barang yang ramah lingkungan. Dengan mempromosikan produk yang
dihasilkan melalui proses ramah lingkungan, ditambah dengan pemenuhan akan kategori
ekolabel, produk akan lebih mudah diterima baik oleh pasar domestik maupun internasional.