Anda di halaman 1dari 2

Karakteristik Spasial dan Temporal Kebakaran Lahan Gambut

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

1. Latar belakang
Kebakaran lahan gambut yang biasanya terjadi pada musim kemarau sangat sulit dipadamkan karena
kebakaran yang terjadi hingga di bawah permukaan lahan gambut. Kondisi lahan gambut hampir di seluruh
kawasan Sumatera khususnya di Provinsi Jambi sudah tertekan dan berubahnya fungsi lahan. Identifikasi
kebakaran hutan dan lahan didasarkan pada jumlah dan distribusi sebaran titik api (hotspot), berdasarkan
data citra satelit dari Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) pada 2013 – 2020. Upaya
yang digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik kejadian kebakaran lahan gambut menggunakan
teknologi penginderaan jauh yang merupakan analisis spasial dan temporal. Karakteristik spasial dan
temporal dari distribusi pola sebaran titik api di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang didasarkan pada
karakteristik topografi, serta periode musim hujan dan kemarau. Secara spasial mampu menjelaskan
distribusi sebaran titik panas dengan intensitas dan tingkatan kebakaran suatu wilayah dan sangat
membantu dalam hal interpretasi berdasarkan warna legend. Hasil analisis temporal ini diharapkan mampu
memberikan gambaran titik terang tentang karakteristik kebakaran lahan gambut yang sering terjadi hampir
setiap tahun, sehingga langkah pencegahan bisa dilakukan secara cepat dan tepat.

2. Rumusan Masalah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk daerah yang rawan kebakaran karena didominasi oleh
tanaman sawit dan tanah gambut. Kebakaran terakhir terjadi pada tahun 2019 dengan luasan areal yang
terbakar mencapai 100 ha. Penelitian terdahulu yang melakukan analisis suatu kebakaran selama satu
periode menganalisis pola sebaran titik api hanya penanganan sebelum kebakaran dan sesudah kebakaran
dihitung secara menyeluruh dan dilakukan selama 20 tahun dengan hal yang sama setiap tahun terjadi
kebakaran dan mengambil satu citra data, hasil analisis yang dihasilkan juga terlalu sempit karena
penyimpulan luas kebakaran secara global setiap tahun selama 20 tahun. Meski analisis luas kebakaran
yang dilakukan selama periode sebelum dan sesudah dapat diketahui besaran luas, akan tetapi tidak dapat
mengetahui perkembangan pertambahan luas setiap kejadian kebakaran contohnya dalam bulanan. Oleh
karena itu perlu dianalisis perkembangan kebakaran lebih detail dan jumlah tahun yang akan dianalisis tidak
perlu terlalu banyak sampai 20 tahun cukup tujuh tahun sejak 2013 - 2020 dengan cara mengetahui pola
sebaran titik api (hotspot) yaitu penanganan sebelum kejadian, pada saat kejadian, dan pasca kejadian
kebakaran lahan gambut beserta analisa neraca air pada lahan gambut tersebut secara spasial dan temporal,
analisis kebakaran tersebut selama periode kebakaran mulai Januari tahun 2013 maka perlu perbandingan
kebakaran sebelum Januari yaitu Desember 2012 dilanjutkan pada pertengahan Januari saat terjadi
kebakaran dan dilakukan analisis setiap 16 hari selama periode kebakaran untuk mengetahui pertambahan
luas kebakaran dan seterusnya analisis dilakukan dengan hal yang sama mulai tahun 2013 sampai tahun
2020 sehingga setiap periode terjadi kebakaran data yang dihasilkan lebih detail dan diperlukan juga
digitasi yang lebih banyak sehingga memudahkan dalam memberikan gambaran lebih luas trend pola
sebaran titik api (hotspot) kebakaran pada lahan gambut selama tujuh tahun.

3. Tujuan
1. Menganalisis beberapa periode data pola sebaran titik api (hotspot) dengan confidence level > 60%
yang terjadi sejak tahun 2013 sampai 2020, sehingga mendapatkan trend pola sebaran titik api
kebakaran lahan gambut selama tujuh tahun.
2. Mengkaji karakteristik data citra secara spasial dan temporal dengan sistem penginderaan jauh
terhadap kejadian kebakaran lahan gambut.
3. Menganalisis neraca air dan hubungan ketersediaan air serta tutupan lahan dengan titik panas pada
lahan gambut.

4. Manfaat
1. Sebagai referensi dalam pengembangan karakteristik serta trend pola kejadian kebakaran pada lahan
gambut sehingga upaya pencegahan bisa diambil secara cepat dan tepat.
2. Sebagai acuan dalam upaya pengendalian serta pencegahan kebakaran yang hampir setiap tahun terjadi
di Kabupaten Tanjung Jabung Timur agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
5. Metodologi penelitian
1. Metode analisis temporal dilakukan untuk periode 7 tahun dari tahun 2013 hingga 2020, yaitu dengan
menghitung jumlah kejadian hospot tiap bulan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur selama periode
penelitian.
2. Metode analisis spasial dilakukan dengan menggunakan data penginderaan jauh dan dilakukan dengan
menggunakan program arcGIS kemudian diolah menggunakan metode image processing dengan cara
melakukan overlay pada data hotspot dan data satelit Citra Landsat untuk mendapatkan penyebaran
dan trend kejadian kebakaran lahan gambut dari tahun ke tahun.
3. Metode Analisis Hidrologi dilakukan untuk mendapatkan kolerasi antara fenomena kejadian
kebakaran pada lahan gambut dengan ketersediaan air secara makro.

Anda mungkin juga menyukai