Tubes Prak Eba
Tubes Prak Eba
Disusun oleh :
1.2 Tujuan
Membandingkan karakteristik tutupan lahan pra dan paska kebakaran hutan
2015
Menentukan luas tutupan lahan hasil klasifikasi pada cagar alam Gunung
Papandayan
BAB II
METODE PENELITIAN
3.1 Luas Tiap Jenis Tutupan Lahan Pra – Pasca Kebakaran Gunung
Papandayan 2015
Hasil dari klasifikasi menunjukkan adanya perbedaan luasan tutupan lahan
berupa hutan dari sebelum kebakaran dengan sesudah kebakaran hutan tahun
2015. Hasil klasifikasi dapat dilihat dari gambar 3.1. Gambar tersebut
menunjukkan luasan hutan pada sebelum kebakaran lebih banyak dibandingkan
dengan setelah kebakaran.
1 2
Selain itu tidak ada perbedaan signifikan dari panjang gelombang tiap-tiap
jenis tutupan lahan karena tidak dipengaruhi oleh kebakaran tahun 2015. Sedikit
perbedaan kemungkinan dipengaruhi oleh adanya gangguan dari awan sehingga
gelombang elektromagnetik yang dipantulkan ke permukaan bumi tidak ada atau
sedikit. Selain itu intensitas cahaya juga mempengaruhi sistem pengindraan jauh
karena sistem dari pengindraan jauh memanfaatkan cahaya yang dipantulkan oleh
benda yang ada di permukaan bumi. Semakin besar intensitas cahaya dari matahari
yang diterima di bumi maka semakin banyak gelombang elektromagnetik yang
dipantulkan oleh benda yang ada di bumi sehingga gelombang tersebut dapat
ditangkap dengan jelas oleh satelit (XXX,SSS).
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulannya :
Perbedaan karakteristik tutupan lahan antara pra dan paska kebakaran Gunung
Papandayan pada tahun 2015 adalah...
Luas tutupan lahan berupa hutan sebelum kebakaran adalah seluas () dan setelah
kebakaran adalah seluas (). Luasan tutupan lahan berupa bare soil sebelum kebakaran
adalah seluas () dan setelah kebarakan adalah seluas (). Luasan tutupan lahan berupa
perkebunan sebelum kebakaran adalah seluas () dan setelah kebakaran adalah seluas
(). Dan luas tutupan lahan berupa abu vulkanik adalah seluas () dan setelah kebakaran
adalah seluas ().
DAFTAR PUSTAKA
Benson, L., dan J.D. Laudermik. 1975. Plant Classification. DC Health and Company. Boston
Buckman, H. O. Dan N.C. Brady. 1969. Ilmu Tanah. Sumingan (pen) 1982. Batara Karya
Aksara. Jakarta
Clarke, G. L. 1954. Element of Ecology. John Wiley and Sons, Inc. New York
Dishut. 2008. Cagar Alam Dan Taman Wisata Alam Gunung Papandayan. [Online]
http://dishut.jabarprov.go.id/index.php?mod=manageMenu&idMenuKiri=511&idMen
u=513. Diakses pada tanggal 19 April 2016
Irawan, E., Hukama, I. R., & Dauwani, K. N. 2011. Zero Artificial Runoff Kota Bandung
Dengan Pengolahan Citra Satelit
Molles, Manuel. 2012. Ecology: Concepts and Applications. Edisi keenam. Penerbit : Kindle
Edition.
Mountain Tourism. 2009. Mount Papandayan, "The Beauty of Elfin Woodland". Jakarta:
Ministry of Culture and Tourism
Rahayu, Welly. 2006. Suksesi Vegetasi di Gunung Papandayan Pasca Letusan Tahun 2002.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Rehel, S. 2013. Carex myosurus. The IUCN Red List of Threatened Species 2013:
e.T177090A7356677.
Suhardiman, A., Hidayat, A., Applegate, G., and Colfer, C. 2002. Manual: Praktek
Mengelola Hutan dan Lahan. Center for International Forestry Research (CIFOR).
Bogor
Van Steenis, C.G.G.J. 1935. Eeenige biolo-gische waarnemingen op den Papandajan. Trop.
Nat. 24: 141–147.