Anda di halaman 1dari 36

SISTEM PERINGATAN DINI

KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN


UNTUK PENYELAMATAN BIODIVERSITAS http://geospasial.bnpb.go.id

Dr. Achmad Siddik Thoha, S.Hut, M.Si.


Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
Fakultas Kehutanan
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan

• Kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 adalah peristiwa


kebakaran terbesar di abad 21
• Tahun 2015, 2.6 juta ha hutan dan lahan terbakar dan Tahun
2019 seluas 1.6 juta ha (KLHK)
• Kerugian karhutla 2015 sebesar Rp. 221 T dan tahun 2019
sebesar Rp. 72.95 T (Bank Dunia)
• Karhutla bisa menggagalkan upaya konservasi biodiversitas dan
pemulihan ekosistem
• Dari krisis biodiversitas, krisis ekosistem ke krisis kemanusiaan

Photograph: Mark Pardew/AP


Kerugian akibat karhutla 2015

Sumber: Bank Dunia 2016


ANALISIS SEBARAN SPASIAL DAN TEMPORAL TITK PANAS KEBAKARAN

Jumlah Titik Panas bulanan sd Agustus


2015 (hasil pengolahan data dari satelit
Terra dan Aqua
sumber https://sipongi.menlhk.go.id/home/
karhutla_monitoring_system)

Grafik Jumlah Titik Panas per provinsi 2014 (hasil


pengolahan data dari satelit Terra dan Aqua
Grafik Jumlah Titik Panas bulanan tahun 2014
(hasil pengolahan data dari satelit Terra dan Aqua
Luas Lahan Terbakar di Provinsi Rawan Karhutla 2015 dan 2019
(Sipongi, KLHK)
700000 • Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
• Fakultas Kehutanan
• Universitas Sumatera Utara
600000

500000

400000

300000

200000

100000

0
Riau Jambi Sumatera Kalimantan Kalmantan Kalimantan Kalimantan Papua
Selatan Tengah Barat Timur Selatan
2015 2019
Jumlah Titik Panas di Kawasan Konservasi di Indonesia 2019
1000

900 861
822
800

700
Jumlah Titik Panas

600

500 451
406
400
328
300
192
200 155
100 51 60 41
11 26 21 20 17
0

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan


• Fakultas Kehutanan Kawasan Konservasi
• Universitas Sumatera Utara
ANALISIS TUTUPAN LAHAN
DAN TITK PANAS KEBAKARAN
ANALISIS TUTUPAN LAHAN
DAN TITK PANAS KEBAKARAN
Area Terbakar di Palangkaraya September 2019
(Sumber, Survei dan Analisis Citra Sentinel 2A, DKSH USU, 2019)
Area
Terbakar

Area
Terbakar

Area
Terbakar

Area terbakar berada di lahan gambut (lahan milik) yang sebelumnya berupa semak belukar. Setelah dibakar dan
bersih lahan ditanami tanaman semusim dan sebagian dibuat untuk lahan pemukiman
PENELUSURAN JEJAK TUTUPAN LAHAN SEBELUM DAN SESUDAH KEBAKARAN HUTAN
2015 DAN 2019 DI MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI (Sumber Citra Landsat OLI 8 & Sentinel 2A)

2013 2015 2013 2015

Area
Area
Terbakar Area Terbakar
Terbakar

2016 2019 2016 2019


2019 Semak belukar rawa (lahan gambut) dibuka dan
Lahan perkebunan. Area terbakar terkonsentrasi di dalam dibersihkan untuk lahan perkebunan
batas areal perkebunan dan petak tanaman. (AREAL YANG
VIRAL DI MEDSOS seperti PLANET MARS (langit memerah) • Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
• Fakultas Kehutanan
• Universitas Sumatera Utara
PENELUSURAN JEJAK TUTUPAN LAHAN SEBELUM DAN SESUDAH KEBAKARAN HUTAN
2015 DAN 2019 DI KETAPANG – KALIMANTAN BARAT (Sumber Citra Landsat OLI 8 & Sentinel 2A)

2013 2015 2013 2015

Area
Area
Terbakar Area Terbakar
Terbakar

2017 2019 2017 2019


2019
Semak belukar rawa (lahan gambut) dibuka dan
Lahan Perkebunan. Area terbakar terkonsentrasi di dalam
dibersihkan untuk lahan perkebunan
batas areal perkebunan dan petak tanaman
• Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
• Fakultas Kehutanan
• Universitas Sumatera Utara
PENELUSURAN JEJAK TUTUPAN LAHAN SEBELUM DAN SESUDAH KEBAKARAN HUTAN
2015 DAN 2019 DI Ogan Komering Ilir – Sumsel dan Dumai Riau
(Sumber Citra Landsat OLI 8 & Sentinel 2A)

2015 2018 2019


2013
Hutan rawa sekunder (2013) dibuka dan terbakar kemudian menjadi lahan perkebunan (20015-2019) di Ogan
Komering Ilir Sumsel

• Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan


• Fakultas Kehutanan
• Universitas Sumatera Utara

2013 2015 2019

Hutan rawa sekunder dan semak belukar rawa (2013) dibuka dan terbakar kemudian menjadi lahan perkebunan
(20015-2019) di Dumai Riau
KEBAKARAN LAHAN GAMBUT DI KONSESI KARHUT DI LAHAN GAMBUT DI IUPHHK
PERKEBUNAN JAMBI DI JAMBI
• Fakultas Kehutanan
• Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan

• Universitas Sumatera Utara

KEBAKARAN LAHAN GAMBUT DI AREAL KEBAKARAN LAHAN GAMBUT DI AREAL


MASYARAKAT DI KALTENG PERKEBUNAN DI KALTENG
• Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
• Fakultas Kehutanan
• Universitas Sumatera Utara
HOTSPOT DAN KARHUTLA GAMBUT DI JAMBI
PEMBANGUNAN PETA KERENTANAN KARHUTLA
PROVINSI DAN KABUPATEN
Pola Umum Karhutla dan Respon Masyarakat
1. Puncak musim karhutla saat musim kemarau (Juli – Oktober), kecuali di
Sumatera, awal tahun (Riau-Jambi)
2. Lokasi karhutla di lahan tidak terkelola baik (semak belukar, alang-alang,
konsesi tidak aktif, lahan milik tidak terurus atau perusahaan minim
SDM dan sarpras)
3. Kepemilikan lahan; negara, konsesi perusahaan dan individu
4. Motif pembakaran lahan sangat beragam antar wilayah
5. Masyarakat tahu bahaya karhutla tetapi belum memiliki alternatif
pembersihan lahan yang murah, mudah dan cepat
6. Pemberian peringatan bahaya karhutla dan kabut asap belum
menyeluruh dan menyentuh pada tingkat kesadaran lingkungan
SISTEM PERINGATAN DINI KARHUTLA
• Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada
suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU No. 27 2007)
• Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi terdapat potensi
terjadi bencana b meliputi: kesiapsiagaan; peringatan dini; dan mitigasi
bencana. (Pasal 44 dan 45 – UU No. 27 2007)
• Sistem Peringatan Dini DalKarhutla (Permen LHK No. 583 2016, Pasal 46 dan 92)
termasuk dalam kegiatan pencegahan dan pengembangan inovasi dalkarhutla
National Procedure for Fire Management
Prevention and Mitigation Preparedness Emergency
Response

Source: CCROM-IPB, 2017


FIRE RISK SYSTEM (SISTEM RISIKO
KEBAKARAN) – CCROM IPB-KLHK
• Menyediakan peringatan dini kebakaran dengan lead time 1-6
bulan berbasis web untuk kesiapan yang lebih baik sampai ke tingkat
kabupaten/tingkat desa
• Sistem menyediakan informasi berbasis web:
1. Monitoring kondisi cuaca/iklim
2. Monitoring and prediksi ENSO (1-9 bulan di depan)
3. Prediksi hujan bulanan dan Musiman (1-6 bulan di depan)
4. Prediksi Risiko Kebakaran (kerentanan kebakaran, prediksi
hotspot, prakiraan risiko kebakaran 1-6 bulan di depan)
• Sistem ini dapat dimanfaatkan untuk merencanakan tanggap
antisipatif, memobilisasi sumber daya, dan untuk melaksanakan
kebijakan secara tepat waktu untuk mendorong langkah alternatif
pada tahun dengan resiko tinggi
Source: CCROM-IPB, 2017
kebakaranhutan.or.id
FIRE VULNERABILITY

Source: CCROM-IPB, 2019


RISIKO KARHUTLA RIAU BULAN JUNI 2019

Source: CCROM-IPB, 2019


FIRE RISK MONITORING

Source: CCROM-IPB, 2019


UPDATING FIRE VULNERABILITY

Source: CCROM-IPB, 2019


INFORMASI RISIKO KEBAKARAN BASIS
DESA (Lead time 1-6 Bulan)

lintang Bujur Nama Tingkat


(a-b) (c-d) Desa Risiko
a1-b1 c1-d1 Desa 1 Tinggi
a2-b2 c2-d2 Desa 2, 3 Medium
a3-b3 c3-d3 Desa 4 Sangat Tinggi
… … … …
a4-b4 c4-d4 Desa x, y Tinggi

Source: CCROM-IPB, 2019


INFORMASI RISIKO KEBAKARAN BASIS
DESA (Lead time 1-6 Bulan)

Source: CCROM-IPB, 2019


SMS Warning dari FRS

Source: CCROM-IPB, 2019


Sistem Peringatan Dini Kebakaran Hutan dan Lahan
Berbasis Masyarakat
Rumusan sistem peringatan dini kebakaran hutan dan lahan berbasis
masyarakat mengacu pada terdiri dari empat elemen kunci (UNISDR 2009)
yaitu :
• Pengetahuan tentang risiko
• Pemantauan, analisis dan peramalan ancaman bahaya
• Komunikasi atau penyebaran pesan siaga dan peringatan
• Kemampuan masyarakat dalam merespon peringatan yang
diterima
Model Kelembagaan dan Distribusi Informasi Sistem Peringatan Dini
Fakultas Kehutanan Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Masyarakat
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan

Universitas Sumatera Utara

(5)
SAMPAI KAPAN KARHUTLA BERAKHIR?
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
Fakultas Kehutanan
Universitas Sumatera Utara

MAKAN IKAN SAYURNYA DAUN SELASIH


SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai