Anda di halaman 1dari 28

SOSIALISASI HASIL KONVENSI/PERUNDINGAN

terkait
ASEAN AGREEMENT ON TRANSBOUNDARY HAZE POLLUTION

R. Basar Manullang
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim

disampaikan pada:
Sosialisasi Hasil Konvensi/Perundingan terkait ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution
(Perjanjian ASEAN tentang Kabut Asap lintas Batas)
Pekanbaru, 9 Desember 2021
Outline

I. KABUT ASAP LINTAS BATAS DI INDONESIA


II. LUAS KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI INDONESIA
III. RATIFIKASI AATHP
IV. MANFAAT RATIFIKASI AATHP
V. IMPLEMENTASI AATHP DI INDONESIA
VI. PEDOMAN/GUIDELINE TERKAIT AATHP
VII. HASIL PERTEMUAN COM/COP-16 TO AATHP DAN TWG/MSC-22 ON THP
VIII. KESIMPULAN
I. KABUT ASAP LINTAS BATAS DI INDONESIA

1981/ 1994/ 1997/ 2006/


1982 1995 1998 2007 2014 2015 2019

Luas Luas 2,61


Luas 3.6 juta Kebakaran Kebakaran Luas 1,6
karhutla 5 Luas juta ha;
hektar menyebab menyebab juta Ha.
juta ha dan 11,698,379 menyebab
hutan di kan kabut kan Kebakaran
menyebab (624,000 ha kan kabut
Kaltim (Hess, asap lintas kerugian menyebab
kan asap adalah lahan asap lintas
1994); batas Rp. 481.23 kan kabut
lintas gambut di batas
pertama kali milyar asap lintas
batas/tran Sumatera paling
kabut asap (Syaufina, batas
sboundary /Bappenas- parah
dalam skala 2014),
haze ADB in Tacconi, sejak
lokal 2003); asap menyebab
pollution periode
(Goldammer, kan kabut
2002). (Nichol, lintas batas. karhutla
asap lintas 1997/1998
1997). batas
II. LUAS KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI INDONESIA
3000

2611,4
Ha

2500

1777,5

1649,258
2000

1500

1000

529,267
438,363

300,613
296,942
165,484
500

0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

http://sipongi.menlhk.go.id/ Ket : Luas tahun 2021 periode Januari – Oktober 2021

Luas areal terbakar 2021 jika dibandingkan pada tahun 2015 terjadi penurunan sebesar 88,5%.
III. REGULASI TENTANG AATHP
Undang-Undang Nomor 26 tahun 2014 tentang ASEAN Agreement
on Transboundary Haze Pollution (Persetujuan ASEAN tentang
Pencemaran Asap Lintas Batas)

Dasar Ratifikasi AATHP:


• Indonesia telah menandatangani ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution (Persetujuan
ASEAN tentang Pencemaran Asap Lintas Batas) pada tanggal 10 Juni 2002 di Kuala Lumpur, Malaysia.
• Indonesia sebagai bagian dari anggota negara-negara ASEAN memegang teguh dan konsisten
terhadap komitmen solidaritas untuk bekerja sama di bidang pengendalian kebakaran lahan dan/atau
hutan serta penyebaran asap lintas batas negara dengan memperhatikan prinsip-prinsip perjanjian
internasional dan kepentingan nasional sesuai dengan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
• Asap yang berasal dari kebakaran lahan dan/atau hutan dapat menyebar sampai lintas batas negara
dan mengakibatkan pencemaran lingkungan, merusak ekosistem, serta merugikan kesehatan
manusia.
IV. MANFAAT RATIFIKASI AATHP

• Memperkuat regulasi dan kebijakan nasional terkait pencegahan,


mitigasi, kesiapsiagaan, pemantauan, penanggulangan dan
pengendalian untuk melindungi masyarakat Indonesia dari
dampak negatif pencemaran asap lintas batas.
• Meningkatkan peran aktif Indonesia dalam pengambilan
keputusan di regional ASEAN dalam pemantauan, penilaian, dan
tanggap darurat.
• Tersedianya payung pelaksanaan program dan kegiatan sharing
informasi, sharing knowledge dan joint research kerjasama
ASEAN dan internasional dalam hal pencegahan, pemantauan
dan pengendalian.
V. IMPLEMENTASI AATHP DI INDONESIA

Implementasi terhadap pasal-pasal di dalam AATHP di Indonesia, telah diwujudkan


melalui:

PART II. MONITORING, ASSESSMENT, PREVENTION AND RESPONSE


Article 5. ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control

• Indonesia akan menjadi host ASEAN Coordinating Centre for


Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC).
• ACCTHPC bertujuan untuk memfasilitasi kerjasama dan koordinasi
antar Para Pihak dalam mengelola dampak dari kebakaran lahan
dan/atau hutan khususnya pencemaran asap yang timbul dari
kebakaran tersebut.
Article 6. Competent Authorities and Focal Points

National Focal Point: Direktur Jenderal PPI, KLHK


National Monitoring Centre: Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Competent Authorities for the Haze Agreement yaitu:
- BMKG (Kepala Pusat Meteorologi Publik)
- BNPB (Direktur Kesiapsiagaan, BNPB)
- Kementerian Pertanian (Direktur Perlindungan Perkebunan)
- LAPAN (Kepala Kantor Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh) Kepala Kantor Pusat Riset
Aplikasi Penginderaan Jauh, Organisasi Riset LAPAN
Article 7 Monitoring
Early Warning Early Detection
http://modis-catalog.lapan.go.id/monitoring/
Fire Danger Rating System – BMKG &
Daops
NOAA, Terra/Aqua, SNPP
LAPAN-http://modis-
KLHK-
catalog.lapan.go.id/monitoring/
sipongi.menlhk.go.id
index#
+7 days

http://sipongi.menlhk.go.id/home/main

https://sikarla.ditjenbun.pertanian.go.id/

Daops Rengat (19/2)

Diseminasi informasi Sistem Peringkat


Bahaya Kebakaran (SPBK)
Lanjutan….

Pemantauan melalui CCTV/Thermal Cam (15 Lokasi) Monitoring kerawanan karhutla pada areal
gambut:
• SiMATAG-0.4m (Dit. Pengendalian
Kerusakan Gambut-KLHK)
Early Detection • Pontianak Upaya monitoring tingkat keberhasilan
• Sintang pelaksanaan pemulihan fungsi
• Ketapang
Labuan Batu Ekosistem Gambut melalui
pengumpulan database pemantauan
Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) dan
• Dumai Sumatera curah hujan di areal konsesi maupun
• Pekanbaru Utara
• Tesso Nilo (2) lahan masyarakat.
Riau
Berbak Kalimantan
Kalimantan • Sipalaga (Sistem Pemantauan Air
Timur
Jambi Barat Lahan Gambut-BRGM)
Sumatera
Kalimantan
Tengah Kalimantan
Data dapat dimonitor per jam dan
OKI Selatan
Selatan memberikan ALARM KESIAPSIAGAAN
bagi pelaksana lapangan
• Palangkaraya
• Pangkalan Bun
• Muara Teweh Tahura Sultan Adam
Article 8 Assessment
• Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
di Blok I Gd. Manggala Wanabakti selalu
melakukan monitoring and assessment terhadap
kejadian kebakaran hutan dan lahan serta
mendokumentasikan dalam bentuk laporan
Harian Posko Dalkarhutla

• Daops Manggala Agni melakukan monitoring and


assessment harian sebelum melakukan kegiatan
di lapangan.

• Melakukan assessment dan estimasi areal


bekaskebakaran menggunakan drone di 34
Daops MA.

• Di ASEAN, Indonesia melalui Dit. PKHL-KLHK


selalu mengirim laporan berupa Form 1-
Situation Report (Report From National
Monitoring Center to ASEAN Secretariat) ke
BA estimation Daops Siak, Riau ASEAN Secretariat sebagai interim ACCTHPC.
Article 9 Prevention

• Pelaksanaan Patroli Terpadu Pencegahan Karhutla.


• Patroli Mandiri oleh Manggala Agni.
• Pembentukan Masyarakat Peduli Api.
• Peningkatan Peran serta Masyarakat melalui MPA
Paralegal.
• Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca.
• Pengurangan resiko karhutla melalui pemanfaatan Bahan
bakaran (fuel management).
• Sosialisasi dan kampanye untuk penyadartahuan
pencegahan karhutla.
• Pengelolaan tata air lahan gambut melalui sekat kanal dan
pembasahan (rewetting).
Article 10 Preparedness
KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TIMUR
RIAU
Daops Manggala Agni Anggota
Daops Manggala Agni Anggota Daops Manggala Agni Anggota • Pembentukan dan Pelatihan
1. Dumai 60
1. Pontianak 60 1. Passer 60 Manggala Agni – Brigade
2. Pekanbaru 30
2. Singkawang 60 2. Sangkima 30 Pengendalian Karhutla KLHK
3. Sintang 90
3. Rengat 60
4. Ketapang 60
4. Siak 60 SULAWESI UTARA • Secara keseluruhan jumlah
5. Batam 30
Daops Manggala Agni Anggota Manggala Agni di Indonesia
1. Bitung 33 adalah 1.875 personil yang
tersebar di Sumatera,
Kalimantan, dan Sulawesi

SUMATERA UTARA
Daops Manggala Agni Anggota

1. Labuhan Batu 60
2. Pematang Siantar 60
SULAWESI TENGGARA
3. Sibolangit 60 Daops Manggala Agni Anggota

JAMBI 1. Tinanggea 30

Daops Manggala Agni Anggota


SUMATERA SELATAN KALIMANTAN TENGAH
1. Jambi 60 Daops Manggala Agni Anggota Daops Manggala Agni Anggota KALIMANTAN SELATAN
SULAWESI SELATAN
2. Muara Bulian 30 1. Banyuasin 60 1. Palangka
75 Daops Manggala Agni Anggota Daops Manggala Agni Anggota
3. Bukit Tempurung 45 2. Musi Banyuasin 60 Raya
4. Sarolangun 60 2. Kapuas 45 1. Banjar 60 1. Gowa 60
3. Ogan Komering Ilir 60
5. Muara Tebo 60 3. Muara Teweh 45 2. Tanah Bumbu 60 2. Malili 60
4. Lahat 60 4. Pangkalan 3. Tanah Laut 60
Lanjutan….

• Apel Siaga Pengendalian Karhutla


• Kesiapan sarana dan prasarana dalkarhutla
• Rapat Koordinasi Dalkarhutla
Article 11 National Emergency Response
Penetapan Status Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2021

Keputusan Gubernur Kalimantan Barat


Keputusan Gubernur Riau Nomor: Nomor: 191/BPBD/2021, tentang Status
212/11/2021, tanggal 15 Februari 2021, Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap
tentang Penetapan Status Siaga Darurat Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di
Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Kalimantan Barat Tahun 2021 (18 Februari
Provinsi Riau (15 Februari – 31 Oktober – 31 November 2021)
2021)

Aceh

Keputusan Gubernur Jambi


Nomor:220/KEP.GUB/BPBD/2021, tentang
Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor:
Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Jambi 188.44/0405/KUM/2021 tentang Penetapan Status
Tahun 2021 (15 Maret – 31 Oktober 2021) Riau Siaga Darurat Bencana Kabut Asap Akibat
Kebakaran Hutan dan/atau Lahan di Provinsi
Kalimantan
Kalimantan Barat Kalimantan Selatan (1 Juni – 30 November 2021)
Timur
Jambi

Kalimantan
Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Sumatera Selatan Tengah
Kalimantan
Nomor: 180/KPTS/BPBD-88/2021tentang
Selatan Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor :
Penetapan Status Keadaan Siaga Darurat
188.44/308/2021 tentang Penetapan Status
Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan
Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan
dan Lahan (9 Maret – 30 November 2021)
Lahan di Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2021, (12 Agustus – 31 Desember 2021)
PART III. TECHNICAL COOPERATION AND SCIENTIFIC RESEARCH

Article 16 Technical Cooperation Article 17 Scientific Research

Terdapat beberapa Kerjasama dibawah kerangka


AATHP melalui ASEAN Task Force on Peatland (ATFP): Indonesia aktif terlibat dalam Study on the
• ASEAN-EU Sustainable Use of Peatland and Economic, Health and Social Impact of Haze
Haze Mitigation in ASEAN (SUPA) (EU) 2015 on the ASEAN Region dan penyusunan
ASEAN Guidelines on Peatland Fire
• Measurable Action for Haze-Free Southeast
Asia (MAHFSA) (IFAD) Management, SOP for Monitoring, Assessment
and Joint Emergency Response, dll.
• GEF-5 Projects on Sustainable Management of
Peatland Ecosystems in Indonesia (SMPEI) and
Malaysia (SMPEM), and GEF-6 Project on
Integrated Management of Peatland
Landscapes in Indonesia (IMPLI)
PART IV. INSTITUTIONAL ARRANGEMENTS

Article 18 Conference of the Parties Article 20 Financial Arrangements


• Indonesia dalam hal ini KLHK (Ditjen PPI Indonesia telah memenuhi pembayaran
selaku National Focal Point) berperan kontribusi Haze Fund
secara aktif pada pertemuan yaitu
Article 25 Reports
COM/COP to AATHP dan TWG/MSC on THP
ataupun pertemuan task force lainnya Indonesia selalu melaporkan dan selalu
terkait isu haze. menyajikan informasi yang komprehensif
• Tahun 2021, Indonesia menjadi tuan rumah berupa, matrix national activities, country
pertemuan COM/COP to ASEAN Agreement report dan Plan of Action (PoA) tentang
on Transboundary Haze Pollution ke-16 dan berbagai upaya dalam mengatasi
TWG/MSC on Transboundary Haze permasalahan kebakaran hutan dan lahan di
Pollution ke-22. dalam berbagai pertemuan terkait isu haze di
ASEAN.
VI. PEDOMAN/GUIDELINE TERKAIT AATHP

Roadmap on ASEAN • Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution Control with Means of
Cooperation towards Implementation telah diadop/disahkan pada COP-12 (11 Agustus 2016) di Kuala Lumpur.
Transboundary Haze
• Saat ini sedang dilaksanakan final review terhadap Roadmap on ASEAN Cooperation towards
Pollution Control
Transboundary Haze Pollution Control with Means of Implementation dan dilanjutkan dengan
penyusunan next Roadmap.
• Visi: “Transboundary Haze-Free ASEAN”
• Tujuan: Tidak adanya polusi asap lintas batas di regional ASEAN melalui aksi kolektif yang
intensif untuk mencegah dan mengendalian kebakaran hutan dan lahan
• Indikator:
1) Meningkatnya jumlah hari dengan kualitas udara dalam level good dan moderate sesuai
Pollutant Standard Index (PSI) atau Air Quality Index (AQI) berdasarkan PM10 and/or PM2.5
2) Menurunnya jumlah hotspot dibawah alert level 2 sesuai dengan ASEAN SOP for Monitoring,
Assessment and Joint Emergency Response.
3) Berkurangnya area yang terdampak polusi asap lintas batas.
• APMS telah diadop/disahkan oleh Committee to the Conference of Parties to the
ASEAN Peatland ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution (COM-AATHP) pada 23
Management Strategy September 2013 di Surabaya, Indonesia.
(APMS)
• APMS dikembangkan oleh negara-negara ASEAN dibaeah kerangka AATHP untuk
menyediakan pedoman bagi aksi yang dilakukan dalam mendukung tata kelola
lahan gambut (peatland management) di regional ASEAN.
• APMS saat ini telah selesai dilakukan final review dan akan dilanjutkan dengan
penyusunan new APMS.
• 4 Strategi utama dalam APMS yaitu:
1) Meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan gambut
2) Menjawab permasalahan polusi asap lintas batas dan degradasi lingkungan
3) Mempromosikan pengelolaan gambut brkelanjutan (sutainable management
of peatland)
4) Meningkatkan dan mempromosikan kerjasama kolektif di regional ASEAN
tentang gambut/Peatland.
ASEAN SOP for
Monitoring, Assessment
and Joint Emergency • SOP disahkan pada pertemuan ASOEN-Haze Technical Task Force
Response (HTF) pada 16 February 2006 untuk digunakan sebagai SOP di
Regional ASEAN.
• Revisi terhadap SOP on Monitoring, Assessment and Joint
Emergency Response yang disahkan pada COP to AATHP ke-11 di
Hanoi, Vietnam pada tahun 2015.
• Prosedur dan pedoman untuk pelaksanaan monitoring and
assessment terdapat di dalam Article 7-8.
• Prosedur dan pedoman untuk pelaksanaan joint emergency
response terdapat di dalam Article 12-15.
Lanjutan….

• Alert Level di Regional ASEAN terbagi menjadi:


1. Level 0 (prevention and preparedness) yaitu sebelum mulai Alert level di regional ASEAN pada tahun
2021:
musim kemarau.
- Alert Level 2 pada 14 Januari-29 April
2. Level 1 (immediate fire suppression) yaitu memasuki musim 2021 untuk Mekong Sub-region
kemarau, terjadi kebakaran secara sporadis, FWI menunjukkan (Thailand, Vietnam, Laos, Myanmar,
medium, belum terdapat asap. Kamboja)
- Alert level 1 pada 30 April 2021-20 Mei
3. Level 2 (integrated fire suppression) yaitu musim kemarau 2021 untuk Mekong Sub-region
dengan FWI pada kondisi ekstrim, peningkatan hotspot disertai - Alert level 1 pada 15 Juli-17 Oktober
dengan adanya asap yang berpotensi menyebar luas lintas 2021 untuk Southern ASEAN Region
batas negara, kualitas udara dalam level unhealthy (tidak (Indonesia, Malaysia, brunei dan
sehat) di tempat/negara sumber kebakaran. Singapura)
Negara ASEAN termasuk Indonesia (KLHK)
4. Level 3 (extensive fire suppression) yaitu musim kemarau melaporkan Form 1 situational report setiap
berkepanjangan, terjadi kabut asap lintas batas, terjadi seminggu sekali kepada ASEAN Secretariat
peningkatan jumlah hotspot dengan disertai asap, kualitas selaku interim ACCTHPC selama Alert Level
udara dalam level unhealthy (tidak sehat) di regional. 1.
ASEAN Guidelines on
Peatland fire • Train-the-Trainer Workshop untuk implementasi ASEAN Guidelines
Management on Peatland Fire Management dilaksanakan pada 30 Mei – 1 Juni
2016 di Pontianak.
• Tujuan: menyediakan perangkat/instrumen dalam melakukan
strategi untuk memitigasi kebakaran di lahan gambut.
• Terdiri dari 4 (empat) strategi utama yaitu;
1) Prevention
2) Preparedness
3) Response
4) Recovery
• Mengedepankan prinsip Integrated Fire Management (IFM) dan
dikaitkan dengan Community Based fire Management (CBFiM).
Guideline for the
Implementation of the • Sebagai respon terhadap karhutla di ASEAN region pada
ASEAN policy on Zero 1997/1998, ASEAN Senior Officials on the environment-
Burning Haze Technical Task Force (ASOEN-HTTF)memformulasikan
Regional Haze Action Plan yang diadop pada Desember
1997.
• Pada pertemuan ASEAN Ministerial Meeting on Haze ke 6
pada April 1999, para Menteri yang membidangi
lingkungan hidup di ASEAN menyetujui kebijakan zero
burning.
• Zero burning policy ditujukan bagi perusahaan perkebunan
ataupun pemegang konsesi di regional ASEAN.
Guidelines for the • Negara-negara ASEAN (ASEAN Member States) menyampaikan
Implementation of the
kesulitannya di dalam mengimplementasikan zero burning policy
Controlled Burning
Practices di level local (tapak) terutama bagi local communities.
• Berdasarkan hal tersebut maka disepakati untuk adanya public
awareness programmes dan pengembangan pedoman teknik
pembakaran terkendali (controlled burning).
• Para Menteri yang membidangi lingkungan hidup pada
pertemuan ASEAN Ministerial Meeting on Haze ke-10 pada
Maret 2003 mencatat pentingnya untuk mengembangkan
Guidelines on Controlled Burning.
• Guidelines on Controlled Burning lebih ditujukan bagi petani
local/kecil dan smallholder.
VII. HASIL PERTEMUAN COM/COP-16 TO AATHP DAN TWG/MSC
ON THP-22
• Indonesia menjadi tuan rumah dan vice chair pertemuan the 16th Meeting of the Committee under the Conference
of the Parties to the ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution (COM-16 AATHP) dan the 16th Meeting of
the Conference of the Parties to the ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution (COP-16 AATHP) pada
tanggal 20 dan 22 Oktober 2021.
• Indonesia juga menjadi tuan rumah dan chair The 22nd Meeting of Technical Working Group on Transboundary
Haze Pollution Control dan The 22nd Meeting of Ministerial Steering Committee (TWG/MSC-22) on Transboundary
Haze Pollution Control pada 29-30 November 2021.
• Hasil pertemuan-pertemuan tersebut antara lain:
1. Indonesia memaparkan upaya-upaya pencegahan dan kesiap-siagaan yang dilakukan K/L terkait baik pusat
maupun daerah dalam menghadapi karhutla tahun 2021/selama kondisi pandemi Covid-19. Negara tetangga
memberikan apresiasi atas upaya pemerintah Indonesia terutama pada tahun 2020-2021, dimana tidak terjadi
kabut asap lintas batas negara.
2. Tindak lanjut pendirian ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC) di
Indonesia, target pendirian pada Januari 2023.
3. Indonesia berperan aktif dalam pelaksanaan final review terhadap Roadmap on ASEAN Cooperation towards
Transboundary Haze Pollution Control with Means of Implementation dan akan terus mengawal penyusunan
new Roadmap.
Lanjutan….

4. Indonesia menyatakan kesiapannya dalam memberikan bantuan terkait capacity building bagi
negara-negara ASEAN baik terkait dengan sistem monitoring dan deteksi dini karhutla maupun
pengendalian karhutla.
5. Indonesia berperan aktif dalam pelaksanaan final review terhadap ASEAN Peatland Management
Strategy (APMS) (2006-2020) dan akan terus mengawal penyusunan new APMS (2021-2030).
6. Terdapat beberapa kerjasama di regional ASEAN yaitu ASEAN-EU Sustainable Use of Peatland and
Haze Mitigation in ASEAN (SUPA) (EU) dan Measurable Action for Haze-Free Southeast Asia
(MAHFSA) (IFAD) yang melibatkan beberapa K/L dan lembaga mitra terkait. Terdapat rencana
Kerjasama ASEAN SUPA di Provinsi Riau, Jambi dan Kalimantan Barat.
7. Pertemuan COM/COP to AATHP ke 17 pada tahun 2022 akan diselenggarakan dengan tuan rumah
dan chair adalah Singapura.
8. Pertemuan Technical Working Group dan Sub-Regional Ministerial Steering Committee on
Transboundary Haze Pollution (TWG/MSC on THP-23) yang akan dilaksanakan pada tahun 2022
dengan chair adalah Malaysia.
VIII. KESIMPULAN
1. Indonesia telah mematuhi AATHP dengan mengimplementasikan berbagai upaya
pencegahan dan penanggulangan karhutla untuk meminimalisir polusi kabut asap lintas
batas.
2. Regulasi dan peraturan di level nasional telah sejalan dengan AATHP diantaranya Inpres No 3
tahun 2020 tentang Penanggulangan Karhutla, PermenLHK No 32/2016 tentang Dalkarhutla,
Perdirjen PPI tentang Prosedur Tetap Pengendalian Karhutla, dll.
3. Mendorong peningkatan partisipasi para pihak baik pemerintah (pusat dan daerah) serta
swasta dan mitra dalam mewujudkan transboundary haze free-ASEAN pada umumnya dan
Indonesia yang bebas karhutla dan kabut asap melalui implementasi Roadmap on ASEAN
Cooperation towards Transboundary Haze Pollution Control dan ASEAN Peatland
Management Strategy (APMS) dari level nasional hingga tapak.
4. Isu karhutla tidak lagi hanya menjadi isu lokal namun juga isu yang menjadi concern di level
regional ASEAN maupun internasional terkait dengan emisi GRK.
5. Kebijakan Kerjasama Luar Negeri terkait Dalkarhutla harus selaras dengan kebijakan
nasional.
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Gd. Manggala Wanabakti Blok VII Lt 13
Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta 10270

08131 62 3500

08131 00 3500

www.sipongi.menlhk.go.id Sipongi KLHK @sipongi_klhk sipongi_klhk

Anda mungkin juga menyukai