Anda di halaman 1dari 5

RUNNING HEAD TITLE

DAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI TERHADAP KERUSAKAN LAHAN DI

KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010

Disusun Oleh:

LUSTI NUR ANGGITA

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

SMA NEGERI 1 MUNTILAN

Jl. Ngadiretno No.01, Ngadiretno, Tamanagung, Kec Muntilan, Kabupaten Magelang


RUNNING HEAD TITLE 2
(SHORTENED)

𝐁𝐀𝐁 𝐈

𝐏𝐄𝐍𝐃𝐀𝐇𝐔𝐋𝐔𝐀𝐍

𝐀. 𝐋𝐀𝐓𝐀𝐑 𝐁𝐄𝐋𝐀𝐊𝐀𝐍𝐆

Gunung Merapi merupakan gunung api yang terletak di Pulau Jawa. Erupsi Gunung Merapi pada

tahun 2010 merupakan salah satu letusan terdahsyat. Di Indonesia setidaknya terdapat 129 gunung

yang 83 di antaranya merupakan gunung aktif atau sekitar 13% dari gunung api dunia. Salah satu Erupsi

gunung api terbesar melanda Indonesia dalam kurun waktu lima tahun. Gunung Merapi bagian dari

Cincin Api Pasifik, yang dikenal dengan tingkat aktivitas vulkanik yang tinggi. Gunung Merapi terkenal

karena seringnya erupsi, yang dapat mengakibatkan aliran lava, awan panas, dan material vulkanik

lainnya yang membahayakan daerah sekitarnya.

Pada Tanggal 26 Oktober hingga 5 November 2010, letusan Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010

terjadi sebanyak tiga kali, yaitu pada pukul 18.10, pukul 18.15, dan pukul 18.25 WIB. Adapun letusan

besar ini, masih berlanjut dengan letusan pada 3 November 2010 dan 5 November 2010. Sehari sebelum

meletus, status merapi naik dari siaga menjadi awas pada 25 Oktober 2010 (kompas.com). Erupsi ini

menimbulkan dampak berupa hilangnya nyawa seseorang dan juga dampak berupa kerusakan pada

wilayah-wilayah dengan radius kurang dari 20 km dari puncak Gunung Merapi. Perubahan penggunaan

lahan dari lahan hutan atau pertanian menjadi Kawasan permukiman, maupun penentuan lokasi

kawasan permukiman yang tidak sesuai menjadi faktor pendorong timbulnya dampak korban yang besar

saat erupsi bencana Gunung Merapi pada tahun 2010. Jumlah penduduk yang semakin bertambah

membawa konsekuensi pada bertambahnya permasalahan penggunaan lahan yang dihadapi atau dalam

hal ini pembangunan kawasan perumahan maupun permukiman. Kerusakan dan kerugian yang terjadi di

Kabupaten Magelang dialami oleh sejumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang, salah satunya
RUNNING HEAD TITLE 3
(SHORTENED)

Kecamatan Srumbung.

Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang merupakan salah satu daerah terancam

bencana erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 yang diterpa hujan abu vulkanik dan butiran pasir dari

Gunung merapi, hujan abu vulkanik menyelimuti pemukiman warga di Desa Ngablak. Dampak letusan

Gunung Merapi 2010 juga menyebabkan lahan perkebunan salak tertutup abu merapi, akibat abu

vulkanik dari erupsi Merapi pada akhir tahun 2010 mengakibatkan hasil produksi salak ngablak tahun

2011 mengalami penurunan yang cukup besar di Kecamatan Srumbung. Hal ini Dikarenakan Kecamatan

Srumbung merupakan salah satu kecamatan terdekat dari Lereng Merapi di Kabupaten Magelang.

Sehingga ketika terjadi erupsi Merapi sebagian desa penghasil salak ngablak mengalami kerugian yang

cukup besar. Secara tidak langsung akan berimbas pada pendapatan petani salak yang berada di Desa

Ngablak. Dimana pendapatan petani sebelum adanya erupsi dan sesudah adanya erupsi Merapi.

(magelangkab.go.id)

Ancaman erupsi Gunung Merapi membawa dampak negatif bagi masyarakat di sekitar lereng Gunung

Merapi. Korban jiwa berjatuhan akibat pemukiman yang masih terdapat di Daerah ancaman bencana.

Selain korban jiwa, erupsi tahun 2010 tersebut juga menimbulkan kerugian harta benda berupa

kerusakan rumah-rumah yang berada di daerah lereng Gunung Merapi tersebut. Setelah erupsi Merapi

pada tahun 2010 Wilayah Kali putih, yang masuk Daerah Magelang telah mengalami kerusakan, Kali

putih merupakan salah satu dari Sungai utama yang mengalirkan lahar dingin dari hulu dan membawa

material Vulkanik saat hujan, mengkutip dari penelitian Rasyid dan Harun (2012) kerusakan penggunaan

lahan yang terkena luapan banjir lahar.

𝐁. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
RUNNING HEAD TITLE 4
(SHORTENED)

1. Material vulkanik menyebabkan perubahan karakteristik lahan.


2. Kurangnya informasi jumlah luasan kerusakan lahan akibat erupsi Merapi Tahun 2010 di
Kecamatan Srumbung.

𝐂. Pembatasan Masalah

1. Kurangnya informasi jumlah luasan kerusakan lahan (dalam %)

2. Kurangnya tingkat kerusakan akibat erupsi Gunung Merapi

3. Pemanfaatan citra Penginderaan Jauh dalam identifikasi tingkat kerusakan lahan

𝐃. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembahasan masalah di atas, maka permasalahan

Penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana persebaran tingkat kerusakan lahan akibat erupsi Merapi tahun 2010 di Kecamatan

Srumbung?

2. Berapa jumlah luasan tingkat kerusakan lahan akibat letusan Merapi tahun 2010 di Kecamatan

Srumbung?

3. Bagaimana pemetaan tingkat kerusakan lahan akibat erupsi Merapi Tahun 2010 di Kecamatan

Srumbung?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui tingkat kerusakan lahan akibat erupsi Gunung Merapi Tahun 2010 di Kecamatan

Srumbung.

2. Menghitung jumlah luasan tingkat kerusakan lahan akibat erupsi Gunung Merapi Tahun 2010 di

Kecamatan Srumbung.

3. Memetakan tingkat kerusakan lahan akibat erupsi Gunung Merapi Tahun 2010 di Kecamatan

Srumbung.
RUNNING HEAD TITLE 5
(SHORTENED)

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis ini dapat memberikan informasi mengenai sebaran tingkat kerusakan lahan akibat

erupsi Merapi tahun 2010 serta dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penelitian yang sejenis

dan dapat menjadi perencanaan pembudidayaan dan pemanfaatan kembali lahan pasca erupsi

merapi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis ini memberikan informasi mengenai perubahan kandungan tanah akibat terkena

material vulkanik di daerah penelitian dan sebagai bahan masukan dalam usaha melakukan

pembudidayaan Lahan sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan hidup didaerahnya dengan

disesuaikan dengan daerah kawasan rawan bencana.

Anda mungkin juga menyukai