Anda di halaman 1dari 2

BUKTI KEHADIRAN KULIAH ONLINE

Nama : Yulika Mulki Setiawan


NIM : 03071181722011
Mata Kuliah: Mitigasi Bencana Geologi
Tanggal Kuliah: 15 Oktober 2020

Materi: UTS Mitigasi Bencana Geologi

Link Gdrive:
https://drive.google.com/file/d/1Zdb6pJpc5yn_UrmvXNPhcZa_mjPk4MXA/view?usp=sharing

Resume Materi Kuliah :


Penelitian ini dilakukan berdasarkan daerah pemetaan dari Yulika Mulki Setiawan yang
berada di daerah Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Berdasarkan data kejadian
bencana yang dihimpun dalam Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) dan laporan
bencana BPBD Kabupaten Bogor, bencana yang pernah terjadi di Kabupaten Bogor selama
tahun 1830-2018 salah satunya adalah Gempa bumi
Berdasarkan hasil analisis menggunakan model diagram blok dengan data DEM
menunjukkan bahwa elevasi di daerah penelitian mulai dari 50 meter-850 meter yang termasuk
dalam klasifikasi Widyamanti et al. (2016) sebagai perbukitan rendah hingga perbukitan
tinggi. Data tersebut kemudian dimodelkan menjadi bentuk tiga dimensi dengan interval
elevasi 50 meter, sehingga dapat menggambarkan keadaan morfologi dan bentuk kelas
morfologi di daerah penelitian. (Gambar 1.)
Tabel 1. Kelas relief daerah penelitian yang
ditunjukkan oleh warna kuning (Widyamanti
et al., 2016)

Gambar 1. Model diagram blok elevasi morfologi di daerah penelitian dengan


menggunakan data DEM tanpa skala (Wulandari,2020)
Daerah perbukitan rendah terdapat di bagian Timurlaut dan Tenggara daerah penelitian,
morfologi perbukitan mendominasi daerah penelitian dari tengah hingga Selatan, sedangkan
perbukitan tinggi berada di sebelah Utara peta. Daerah perbukitan yang terbentuk tersebut
dikontrol oleh proses tekotnik, hal ini dibuktikan dengan keterdapatan struktur-struktur
geologi, seperti lipatan dan sesar.
Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) dan laporan bencana BPBD
Kabupaten Bogor bencana yang pernah terjadi di Kabupaten Bogor selama tahun 1830-2018
adalah banjir, banjir bandang, Gempa Bumi, tanah longsor, kekeringan, angin puting beliung,
serta kebakaran hutan dan lahan.
Daerah pemetaan terletak di daerah Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan wilayah Kabupaten Bogor
merupakan daerah rawan terjadi bencana gempabumi. Secara umum hal ini karena Indonesia
berada di lingkaran cincin api Pasifik atau Pacific Ring of Fire. Secara spesifik karakteristik
gempabumi di Kabupaten Bogor tidak dapat dipisahkan terhadap potensi gempabumi yang ada
di Jawa Barat. Potensi gempabumi di Jawa Barat karena terdapat tiga sesar, yaitu Sesar
Lembang, Cimandiri, Baribis dan Garsela di wilayah ini. Kejadian gempabumi yang terjadi
pada tanggal 23 Juni 2018 di Barat Daya Kabupaten Bogor dengan kekuatan 3,6 SR. Bencana
gempabumi tidak dapat diprediksi secara akurat mengenai waktu dan lokasi terjadinya karena
dapat terjadi secara tiba-tiba.
Mitigasi Bencana Gempabumi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan sosialisasi, edukasi publik dan gladi evakuasi secara rutin pada daerah rawan
dan rentan terhadap gempabumi.
2. Melakukan sosialisasi mengenai rumah atau bangunan yang aman terhadap bencana
gempabumi yang dilengkapi dengan panduan yang mudah dipahami oleh publik
Sebelum melakukan perhitungan premi Dalam asuransi properti contohnya rumah
harus diketahui dulu jumlah nilai pertanggungan (JNP) adalah nilai bangunan, harta benda,
dan kepentingan yang akan diasuransikan, tapi tidak termasuk harga tanah Nilai harta inilah
yang dimintakan oleh tertanggung atas jaminan asuransi kepada pihak penanggung. Dan
tentu saja zona premi tersebut diajukan.
Daerah pemetaan yakni daerah Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa barat terletak pada
zona 4 hal ini berdasarkan pembagian zona sesuai aturan OJK sebagai berikut:
Tabel 1. Zona Asuransi Gempa Bumi

Sehingga dapat dicontohkan salah satu pengguna asuransi gempa bumi pada daerah
pemetaan (Kabupaten Bogor) mengansuransikan rumahnya dengan susunan rangka beton
yang memiliki nilai Rp.500.000.000. Nilai tersebut sudah termasuk bangunan serta isinya.
Maka untuk menghitung biaya premi asuransinya adalah sebagai berikut:
Jumlah nilai pertanggungan (JNP) x tarif premi (sesuai zona gempa)
Rp. 500.000.000 x 1,35% (Zona 4)
= Rp. 6.750.000 per tahun, namun apabila ingin membayar perbulan maka:
= Rp. 6.750.000 ÷ 12 bulan = 562.500 per bulan

Foto kehadiran Tanda Tangan

Budhi Setiawan, PhD

Anda mungkin juga menyukai