Disusun oleh :
Shinta Angelina 03311940000005
Dosen :
Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA.DESS
Nurwatik, S.T., M.Sc.
Kelas :
Jaring Kontrol Geodesi A
Tugas BMKG salah satunya adalah memberikan pelayanan berupa informasi yang
terkait dengan cuaca iklim gempa dan tsunami sesuai dengan UU No 31 tahun 2009,semua
informasi disajikan dalam bentuk informasi geospasial karena semua informasi memiliki
dampak yang meruang.Terkait penyedia data informasi berupa cuaca dan iklim,pada dasarnya
cuaca dan iklim adalah peristiwa yang sama hanya saja durasi nya yang berbeda. Paling lama
prediksi cuaca 10 hari,untuk parameter seperti suhu,arah, kecepatan angin,tekanan udara.
Sebagai contoh jika ingin terbang,maka BMKG memberikan informasi cuaca
sepanjang jalur penerbangan sehingga informasi harus bersifat dinamis.Saat pesawat terbang
ada perubahan dinamis cuaca secara real time dalam skala ruang dan waktu.Saat pesawat
akan takeoff atau landing harus menunggu data informasi geospasial terkait cuaca dari
BMKG.Data yang diperoleh di BMKG tidak bisa diterapkan jika tidak memiliki dasar.Peta
dasar sebagai basic/dasar menambahkan informasi tematik sebagai layer agar data dapat
diketahui.
Jika sudah lebih dari 10 hari maka dinamakan iklim,parameter iklim dan cuaca sama
namun durasinya yang berbeda.Dari gambar dibawah dilihat wilayah Indonesia berada di
persilangan antara Benua Asia,Austalia dan Samudra Hindia,Samudra Pasifik.Posisi ini
membuat kondisi Indonesia dinamis dan dapat mengalami anomali (perbedaan yang
signifikan) tekanan udara.Akibatnya aliran massa udara,massa udara dari samudra membawa
uap air dan terjadi peningkatan curah hujan.Maka terjadilah anomali iklim sepertin el nino,la
nina).Hal tersebut membutuhkan analisis yang hanya mampu dijabarkan dalam skala ruang
dan waktu membutuhkan informasi geospasial.
BMKG juga menyediakan FDRS (sistem peringatan karhutla) spartan dengan level
kabupaten.Indikasi zona warna merah memiliki tingkat resiko tinggi.Data ini diberikan ke
pemerintah daerah sehingga pemerintah daerah dapat mengantisipasi
Kemudian BMKG juga menyediakan data untuk siklon tropis seperti pada gambar 6
dibawah.Siklon tidak dapat menembus lintang 10 derajat karena adanya gaya coriolis. Di
tahun 2021 seroja untuk skala nya sudah menembus lintang 10 derajat,zona tropis sudah
berhasil dibobol oleh adanya badai tropis.Artinya kecenderungan akan semakin sering
menurut analisis pakar klimatologi.Sehingga BMKG harus meningkatkan kemampuan
analisis,prediksi,obeservasi,deteksi dini yang semuanya membutuhkan saran geospasial
resolusi tinggi.
BMKG juga melakukan analisis peta potensi tsunami dengan skala 1:5000.Data
batimetri sangat mempengaruhi kecepatan gelombang tsunami dan akan memberikan faktor
sejauh mana tsunami masuk kedarat.Akan sangat ideal jika terdapat data topografi resolusi
tinggi seperti pada gambar dibawah.
Tugas pokok tersebut dibentuk untuk melaksana tujuan BIG sesuai dengan undang
undang informasi geospasial terkait menyediakan GI yang andal,mewujudkan GI yang efektif
dan efisien,menggunakan IG untuk menyelanggarakan tugas tugas pemerintah di segala
aspek kehidupan masyarakat.
Salah satu fokus yang dikerjakan BIG adalah terkait mitigasi bencana dengan latar
belakang Indonesia yang berada di kawasan ring of fire. Prioritas manajemen pengurangan
resiko bencana dari berbagai aspek membutuhka informasi geospasial.
Peran IG dasar dan tematik sendiri untuk manajemen pengurangan resiko bencana
sendiri adalah menyediakan data dasar berupa peta RBI,LPI,dan LLN kemudian adanya
referensi geodesi seperti CORS,stasiun pasut,jaringan geodesi yang nantiya diolah
menghasilkan suatu informasi berupa peta tematik seperti peta penataan ruang berwawasan
bencana,peta area terkena bencana,peta perencanaan rehabilitasi dan rekontruksi sesuai
dengan kategorinya.
Dalam konteks terkait mitigasi bencana,tentuya BIG tidak sendiri namun juga
dibantu oleh beberapa instansi seperti BMKG,BNPT,BPPT,LIPI,LAPAN dan berbagai
perguruan tinggi di Indonesia.Informasi geospasial milik BIG terkait kebencanaan dapat
diakses melalui website seperti pada gambar 14.
Menyampaikan informasi yang tepat kepada pihak yang tepat di waktu yang tepat
dalam bentuk yang berguna (mencakup skala,akurasi,detail dari informasi yang
diberikan)
Membangun sistem berbagi data dan interoperabilitas untuk mengatasi masalah
berbagi data dalam situasi tanggap darurat
Kebutuhan IG skala detil membutuhkan data yang besar dan super komputer untuk
pengolahannya.
Pemanfaatn teknologi seperti IOT (Internet of Things),komputasi awan,dan big data
Memperkuat implementasi melalui peningkatan kemitraan dengan pemangku
kepentingan global dan regional
Melibatkan pengguna akhir di berbagai bidang seperti kaum muda atau sektor swasta