Anda di halaman 1dari 8

Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura

Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

BAB

1
PENDAHULUAN

PENDAHULUA N

1.1 Latar Belakang


Secara geografis, Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap berbagai potensi bencana. Lokasi
Indonesia yang terletak pada tiga lempeng tektonik aktif yaitu Eurasia, Pasifik dan Hindia Australia
menyebabkan Indonesia sering terjadi gempa bumi, tsunami, serta letusan gunung api. Selain itu, dampak
perubahan iklim global mengakibatkan meningkatnya frekuensi hujan berintensitas tinggi yang memicu
terjadinya bencana hidrometeorologi. Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang dipengaruhi
oleh faktor cuaca seperti banjir, longsor, banjir bandang, dan puting beliung. Badan Nasional
Penanggulangan Bencana mencatat sebesar 97 persen bencana yang melanda di sejumlah wilayah
Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi, dan setiap tahun angkanya cenderung meningkat.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR) disusun dan ditetapkan dengan
menimbang bahwa secara geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berada pada kawasan
rawan bencana, sehingga diperlukan penataan ruang yang berbasis mitigasi/pengurangan risiko bencana
sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan dan penghidupan (konsideran
menimbang huruf e). Kemudian dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (UUPPB), diatur bahwa mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi
risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran. dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana, atau dengan kata lain, baik melalui pengurangan ancaman bencana
maupun kerentanan pihak yang terancam bencana. Dengan meninjau amanat kedua UU tersebut, terlihat
bahwa penataan ruang berbasis mitigasi/pengurangan risiko bencana dapat dimaknai sebagai penataan
ruang yang diposisikan sebagai salah satu upaya atau instrumen pengurangan risiko bencana (Disaster
Risk Reduction/ DRR) dimana tercakup di dalamnya upaya pengurangan ancaman (hazard) dan
kerentanan (vulnerability), serta peningkatan kapasitas (capacity). Hal ini sejalan dengan keputusan

Pendahuluan 1 - 1
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

dalam Kerangka Aksi Hyogo (Hyogo Framework for Action/HFA) yang mengamanatkan bahwa
perencanaan guna lahan (land use planning) sebagai salah satu alat pengurangan risiko bencana.
Pemerintah juga berupaya menurunkan risiko bencana melalu sistem perencanaan Nasional yang
disusun dalam sasaran nasional RPJMN 2015 – 2019.
Kota Jayapura merupakan salah satu kota dengan indeks risiko bencana tinggi menurut Indeks Risiko
Bencana Indonesia (BNPB, 2013). Dalam kurun waktu 2000 hingga 2017, tercatat telah terjadi beberapa
kali bencana banjir dan longsor di Kota Jayapura. Kejadian terakhir, banjir melanda Kota Jayapura pada
Agustus 2017, mengakibatkan sejumlah rumah terendam, penduduk mengungsi, serta terganggunya
akses dan aktivitas masyarakat. Banjir dan longsor tidak terlepas pula dari degradasi lingkungan dan
lahan kritis yang semakin meluas, sehingga menyebabkan daerah semakin rentan terhadap bencana.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Kota Jayapura merupakan salah satu Pusat
Kegiatan Nasional (PKN) di Provinsi Papua, selain Timika dan Merauke. Status PKN sekaligus sebagai Ibu
Kota Provinsi Papua membawa konsekuensi terjadinya pemusatan aktivitas pemerintahan serta
perekonomian. Kota Jayapura menjadi magnet bagi penduduk di wilayah-wilayah sekitarnya, baik di
dalam Papua maupun dari luar Papua. Berdasarkan data BPS Provinsi Papua Tahun 2016, jumlah
penduduk Kota Jayapura adalah 288.786 jiwa, tertinggi di antara semua kota/kabupaten di Provinsi
Papua. Pertambahan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan upaya-upaya konservasi terhadap
lingkungan telah meningkatkan risiko terjadinya bencana banjir dan longsor. Berdasarkan hasil
identifikasi awal dari Balai Wilayah Sungai Papua, banjir besar yang terjadi pada tanggal 3 Agustus 2017
selain diakibatkan oleh curah hujan yang cukup tinggi (70-200 mm, kategori hujan lebat hingga sangat
lebat), serta diperparah dengan perubahan fungsi lahan di wilayah Hulu DAS akibat pembukaan ladang,
serta pembangunan perumahan.
Diperlukan upaya untuk mengurangi risiko bencana, di antaranya melalui integrasi aspek pengurangan
risiko bencana ke dalam perencanaan pembangunan, termasuk ke dalam rencana tata ruang wilayah.
Pengarusutamaan aspek pengurangan risiko bencana merupakan investasi pembangunan yang akan
sangat dirasakan manfaatnya jangka panjang di masa depan. Sebagai upaya tindak lanjut dengan hal
tersebut, pada tahun 2018 Direktorat Jenderal Tata Ruang c.q. Direktorat Penataan Kawasan melakukan
kegiatan Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana di Kota Jayapura (Peningkatan
Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana) dengan fokus penataan kawasan rawan bencana banjir
dan longsor untuk meningkatkan kualitas tata ruang sekaligus mengurangi risiko bencana di Kota
Jayapura yang akan menjadi masukan bagi revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2014 tentang
RTRW Kota Jayapura 2013-2033.

Pendahuluan 1 - 2
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran


1.2.1 Maksud
Maksud kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas tata ruang pada Kawasan Rawan Bencana
(KRB) di Kota Jayapura, Papua melalui upaya perwujudan penataan ruang berbasis mitigasi
bencana/Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
1.2.2 Tujuan
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas tata ruang Kota Jayapura melalui pengarusutamaan aspek
mitigasi/pengurangan risiko bencana ke dalam penataan ruang untuk menunjang terwujudnya ruang
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
1.2.3 Sasaran
Sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah:
a) Tersedianya peta kerawanan dan peta risiko multi jenis bencana (gempabumi, gerakan tanah/
longsor, tsunami dan banjir) di Kota Jayapura dalam skala 1:25.000.
b) Tersedianya rencana penataan KRB level makro berupa materi masukan penyempurnaan/revisi
RTRW Kota Jayapura dari perspektif mitigasi/Pengurangan Risiko Bencana (PRB) multi bencana
(gempabumi, gerakan tanah/ longsor, tsunami dan banjir).).
c) Tersedianya rencana penataan KRB level mikro berupa rekomendasi teknis penataan Kawasan
Rawan Bencana (KRB) untuk jenis bencana dominan atau prioritas, yaitu banjir dan longsor pada
skala 1:25.000 – 1:5.000 yang menjadi masukan bagi peningkatan kualitas RTRW Kota Jayapura,
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ).
d) Tersedianya rancangan program perwujudan dan pengelolaan KRB.
e) Terlaksananya pendampingan penataan KRB melalui revisi RTRW dari aspek mitigasi bencana.
f) Terlaksananya fasilitasi koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan dalam rangka
penyepakatan rencana dan program penataan KRB.
g) Terlaksananya sosialisasi konsep dan rencana penataan KRB melalui konsultasi publik.

1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan


1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura (Peningkatan
Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana) dilaksanakan di Provinsi DKI Jakarta dengan lingkup
wilayah pekerjaan meliputi Kota Jayapura, Provinsi Papua dengan lingkup kawasan perencanaan
penataan KRB berdasarkan data rawan bencana terbaru, hasil analisis perencanaan, dan kesepakatan
bersama pemerintah daerah. Peta indikasi delineasi wilayah perencanaan (KRB banjir dan longsor di
Kota Jayapura) dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Pendahuluan 1 - 3
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

Gambar 1-1 Peta Indikasi Deliniasi Wilayah

1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Lingkup Tahapan dan Substansi Pekerjaan ini sekurang-kurangnya meliputi:

A. Tahapan Utama
Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup:

1) Penyusunan peta-peta kajian makro yang terdiri atas: Peta Dasar, Peta Penggunaan Lahan
Terbaru, Peta Kemampuan Lahan, Peta Kesesuaian Lahan, Peta Kawasan Rawan Bencana
(KRB), dan peta risiko bencana di Kota Jayapura pada skala 1:50.000 – 1:25.000. Untuk Kota
Jayapura telah tersedia peta dasar RBI 2016 dan Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) yang
belum teroktorektifikasi berupa citra Geoeye.
2) Penyusunan peta-peta kajian mikro yang terdiri atas: Penyusunan Peta Dasar, Peta
Penggunaan Lahan dan Bangunan Terbaru, Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) dan peta
risiko banjri dan gerakan tanah/longsor di Kota Jayapura pada skala 1:25.000 – 1:5.000.
3) Penyusunan dan/atau penyempurnaan rekomendasi penataan Kawasan Rawan Bencana
(KRB) banjir dan longsor pada skala 1:25.000 – 1:5.000 yang menjadi masukan bagi
peningkatan kualitas RTRW Kota Jayapura, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan
Peraturan Zonasi (PZ) dengan kegiatan minimal sebagai berikut:

Pendahuluan 1 - 4
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

a. Menyelenggarakan diseminasi kepada stakeholder daerah tentang mitigasi


bencana/PRB melalui penataan ruang,
b. Penyepakatan delineasi kawasan yang akan dilakukan kajian mikronya untuk jenis
bencana dominan atau prioritas, yaitu banjir dan gerakan tanah/ longsor,
c. Mengumpulkan dan/atau menyusun data rinci dan informasi kebencanaan, termasuk
kawasan rawan bencana,
d. Melakukan analisis kesesuaian lahan sesuai dengan pedoman yang berlaku dan data
wilayah terdempak pasca bencana banjir dan longsor terkini.
e. Perumusan alternatif dan fasilitasi penyepakatan kebijakan mitigasi bencana/ PRB untuk
masukan penyusunan RDTR Kota Jayapura, yang mencakup: a. relokasi/penghindaran
(masukan perubahan pola ruang), b. adaptasi (pengaturan rinci ketentuan pemanfaatan
ruang KRB/PZ dan sistem evakuasi bencana), dan c. Proteksi (sistem prasarana mitigasi
bencana),
f. Penyusunan rencana struktur ruang yang mencakup sistem prasarana mitigasi bencana
dan jalur evakuasi bencana, serta penentuan komponen struktur ruang yang telah
mempertimbangkan aspek kerawanan dan risiko bencana.
g. Penyusunan rencana pola ruang yang mencakup penetapan bagian KRB sebagai kawasan
lindung, penentuan tempat evakuasi, hunian sementara dan lokasi permukiman
kembali/relokasi, serta penentuan komponen pola ruang yang telah mempertimbangkan
aspek kerawanan dan risiko bencana.
h. Perumusan arahan pemanfaatan ruang yang mencakup program mitigasi bencana
(struktural dan non-struktural), perumusan estimasi kebutuhan pembiayaan, serta
penyusunan program tahunan.
i. Perumusan arahan pengendalian pemanfaatan ruang termasuk ketentuan umum PZ di
kawasan rawan bencana, rumusan masukan ketentuan perizinan, rumusan masukan
ketentuan insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi.
4) Penyusunan materi masukan penyempurnaan RTRW Kota Jayapura dari perspektif
mitigasi/PRB dominan (gempabumi, gerakan tanah/ longsor, tsunami dan banjir).
a. Melakukan tinjauan dan evaluasi RTRW Kota Jayapura dari perspektif
mitigasi/pengurangan risiko bencana sesuai dengan Draft Pedoman Penataan Ruang
Berbasis Pengurangan Risiko Bencana.
b. Menyelenggarakan pembahasan dan asistensi metodologi serta kualitas peta KRB
bersama instansi teknis yang berwenang.
c. Melakukan penyusunan materi masukan penyempurnaan RTRW Kota Jayapura yang
mencakup: masukan terhadap rencana pola ruang, masukan terhadap rencana struktur
ruang, masukan terhadap ketentuan pemanfaatan ruang, masukan terhadap ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang, masukan terhadap penyusunan indikasi program, dan
penyusunan lampiran peta bersama pemerintah Kota Jayapura.

Pendahuluan 1 - 5
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

5) Terlaksananya pendampingan penataan KRB melalui revisi RTRW dari aspek mitigasi
bencana.
6) Melaksanakan rangkaian pembahasan/konsinyasi/FGD dalam rangka fasilitasi koordinasi
lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan untuk penyepakatan konsep/kebijakan,
rencana dan program penataan KRB yang akan menjadi bagian revisi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota dari aspek mitigasi bencana
7) Penyempurnaan dan Penyusunan Laporan sebagai bagian dari penyempurnaan kajian,
penyusunan laporan, dan produk lainnya sesuai dengan ketentuan yang ditentukan dalam
keluaran Kerangka Acuan Kerja pekerjaan.
B. Tahapan Penunjang
1) Kajian KAK, pengembangan metodologi, penyusunan rencana kerja detail,
2) Identifikasi kebutuhan data dan informasi terkait penyusunan rekomendasi teknis peningkatan
kualitas tata ruang kawasan rawan bencana, dan
3) Penelusuran/kajian literatur dan peraturan perundang-undangan terkait penyusunan
rekomendasi teknis peningkatan kualitas tata ruang kawasan rawan bencana,
4) Pelaporan:
a. Rencana mutu kontrak,
b. Laporan Pendahuluan,
c. Laporan Antara,
d. Laporan Prosiding,
e. Laporan Akhir,
f. Buku Ringkasan Eksekutif (Excecutive Summary),
g. Album peta ukuran A3, dan
h. Laporan dalam media penyimpanan digital,

1.4 Keluaran dan Manfaat


1.4.1 Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
1. Dokumen rencana penataan kawasan rawan bencana pada skala 1:25.000 untuk multi bencana di
Kota Jayapura (gempa bumi, gerakan tanah/longsor, tsunami dan banjir), termasuk kajian
peninjauan/review dan masukan rekomendasi teknis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Jayapura yang telah mempertimbangkan aspek mitigasi/pengurangan risiko bencana.
2. Dokumen rekomendasi teknis penataan kawasan rawan bencana banjir dan longsor di Kota Jayapura
pada skala 1:25.000-1:5.000 beserta usulan draft ketentuan umum peraturan zonasi dan/atau
peraturan zonasi sebagai masukan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dari aspek
mitigasi/pengurangan risiko bencana pada kawasan yang ditetapkan beserta legal draft-nya.
3. Dokumen sinkronisasi program penanggulangan bencana yang berdimensi ruang pada KRB di
Kota Jayapura.

Pendahuluan 1 - 6
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

4. Album peta kerawanan bencana dan peta risiko bencana pada kawasan rawan bencana di Kota
Jayapura.
5. Basis data spasial (SIG) penataan kawasan rawan bencana beserta seluruh data, hasil analisis, maupun
keluaran lainnya di dalam media penyimpanan digital.
6. Laporan diseminasi kegiatan penataan ruang berbasis mitigasi bencana kepada stake holder daerah.
Buku executive summary dokumentasi keseluruhan kegiatan penataan ruang berbasis mitigasi bencana,
sebagai showcase dan lesson learned yang menjadi referensi untuk replikasi pada lokasi yang lain.
1.4.2 Manfaat
Penerima manfaat dari pekerjaan ini adalah stakeholder di tingkat pusat dan daerah. Bagi stakeholder di
tingkat pusat, peningkatan kualitas tata ruang Kota Jayapura melalui pengarusutamaan aspek
mitigasi/pengurangan risiko bencana menjadi pembelajaran dan contoh baik bagi peningkatan kualitas
tata ruang Kota di wilayah lain di Indonesia. Sedangkan bagi pemerintah daerah dan masyarakat,
rekomendasi teknis mitigasi/ pengurangan risiko bencana yang dihasilkan dari kegiatan ini menjadi
masukan bagi penyempurnaan/revisi rencana umum dan rencana rinci tata ruang Kota Jayapura untuk
menunjang terwujudnya ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

1.5 Sistematika Penyajian


BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, keluaran, ruang
lingkup serta dasar kebijakan dan referensi hukum
BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN TERKAIT
Bab ini menguraikan tentang kebijakan baik itu dari level nasional, provinsi dan kebijakan
sektor lainnya yang terkait
BAB 3 KAJIAN LITERATUR DAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang kajian literature serta teori terkait dengan pekerjaan serta
benchmark yang menjadi contoh acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
BAB 4 KONDISI DAN ANALISIS KEBENCANAAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dan analisis kebencanaan
BAB 5 RENCANA KERJA
Bab ini menguraikan tentang rencana kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

Pendahuluan 1 - 7
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................................................................... 1

1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran ........................................................................................................................................ 3

1.2.1 Maksud ................................................................................................................................................................................... 3

1.2.2 Tujuan ..................................................................................................................................................................................... 3

1.2.3 Sasaran ................................................................................................................................................................................... 3

1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan ............................................................................................................................................... 3

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah .................................................................................................................................................. 3

1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan ................................................................................................................................................. 4

1.4 Keluaran dan Manfaat ....................................................................................................................................................... 6

1.4.1 Keluaran................................................................................................................................................................................. 6

1.4.2 Manfaat................................................................................................................................................................................... 7

1.5 Sistematika Penyajian ....................................................................................................................................................... 7

Pendahuluan 1 - 8

Anda mungkin juga menyukai