BAB
1
PENDAHULUAN
PENDAHULUA N
Pendahuluan 1 - 1
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana
dalam Kerangka Aksi Hyogo (Hyogo Framework for Action/HFA) yang mengamanatkan bahwa
perencanaan guna lahan (land use planning) sebagai salah satu alat pengurangan risiko bencana.
Pemerintah juga berupaya menurunkan risiko bencana melalu sistem perencanaan Nasional yang
disusun dalam sasaran nasional RPJMN 2015 – 2019.
Kota Jayapura merupakan salah satu kota dengan indeks risiko bencana tinggi menurut Indeks Risiko
Bencana Indonesia (BNPB, 2013). Dalam kurun waktu 2000 hingga 2017, tercatat telah terjadi beberapa
kali bencana banjir dan longsor di Kota Jayapura. Kejadian terakhir, banjir melanda Kota Jayapura pada
Agustus 2017, mengakibatkan sejumlah rumah terendam, penduduk mengungsi, serta terganggunya
akses dan aktivitas masyarakat. Banjir dan longsor tidak terlepas pula dari degradasi lingkungan dan
lahan kritis yang semakin meluas, sehingga menyebabkan daerah semakin rentan terhadap bencana.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Kota Jayapura merupakan salah satu Pusat
Kegiatan Nasional (PKN) di Provinsi Papua, selain Timika dan Merauke. Status PKN sekaligus sebagai Ibu
Kota Provinsi Papua membawa konsekuensi terjadinya pemusatan aktivitas pemerintahan serta
perekonomian. Kota Jayapura menjadi magnet bagi penduduk di wilayah-wilayah sekitarnya, baik di
dalam Papua maupun dari luar Papua. Berdasarkan data BPS Provinsi Papua Tahun 2016, jumlah
penduduk Kota Jayapura adalah 288.786 jiwa, tertinggi di antara semua kota/kabupaten di Provinsi
Papua. Pertambahan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan upaya-upaya konservasi terhadap
lingkungan telah meningkatkan risiko terjadinya bencana banjir dan longsor. Berdasarkan hasil
identifikasi awal dari Balai Wilayah Sungai Papua, banjir besar yang terjadi pada tanggal 3 Agustus 2017
selain diakibatkan oleh curah hujan yang cukup tinggi (70-200 mm, kategori hujan lebat hingga sangat
lebat), serta diperparah dengan perubahan fungsi lahan di wilayah Hulu DAS akibat pembukaan ladang,
serta pembangunan perumahan.
Diperlukan upaya untuk mengurangi risiko bencana, di antaranya melalui integrasi aspek pengurangan
risiko bencana ke dalam perencanaan pembangunan, termasuk ke dalam rencana tata ruang wilayah.
Pengarusutamaan aspek pengurangan risiko bencana merupakan investasi pembangunan yang akan
sangat dirasakan manfaatnya jangka panjang di masa depan. Sebagai upaya tindak lanjut dengan hal
tersebut, pada tahun 2018 Direktorat Jenderal Tata Ruang c.q. Direktorat Penataan Kawasan melakukan
kegiatan Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana di Kota Jayapura (Peningkatan
Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana) dengan fokus penataan kawasan rawan bencana banjir
dan longsor untuk meningkatkan kualitas tata ruang sekaligus mengurangi risiko bencana di Kota
Jayapura yang akan menjadi masukan bagi revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2014 tentang
RTRW Kota Jayapura 2013-2033.
Pendahuluan 1 - 2
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana
Pendahuluan 1 - 3
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana
A. Tahapan Utama
Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup:
1) Penyusunan peta-peta kajian makro yang terdiri atas: Peta Dasar, Peta Penggunaan Lahan
Terbaru, Peta Kemampuan Lahan, Peta Kesesuaian Lahan, Peta Kawasan Rawan Bencana
(KRB), dan peta risiko bencana di Kota Jayapura pada skala 1:50.000 – 1:25.000. Untuk Kota
Jayapura telah tersedia peta dasar RBI 2016 dan Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) yang
belum teroktorektifikasi berupa citra Geoeye.
2) Penyusunan peta-peta kajian mikro yang terdiri atas: Penyusunan Peta Dasar, Peta
Penggunaan Lahan dan Bangunan Terbaru, Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) dan peta
risiko banjri dan gerakan tanah/longsor di Kota Jayapura pada skala 1:25.000 – 1:5.000.
3) Penyusunan dan/atau penyempurnaan rekomendasi penataan Kawasan Rawan Bencana
(KRB) banjir dan longsor pada skala 1:25.000 – 1:5.000 yang menjadi masukan bagi
peningkatan kualitas RTRW Kota Jayapura, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan
Peraturan Zonasi (PZ) dengan kegiatan minimal sebagai berikut:
Pendahuluan 1 - 4
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana
Pendahuluan 1 - 5
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana
5) Terlaksananya pendampingan penataan KRB melalui revisi RTRW dari aspek mitigasi
bencana.
6) Melaksanakan rangkaian pembahasan/konsinyasi/FGD dalam rangka fasilitasi koordinasi
lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan untuk penyepakatan konsep/kebijakan,
rencana dan program penataan KRB yang akan menjadi bagian revisi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota dari aspek mitigasi bencana
7) Penyempurnaan dan Penyusunan Laporan sebagai bagian dari penyempurnaan kajian,
penyusunan laporan, dan produk lainnya sesuai dengan ketentuan yang ditentukan dalam
keluaran Kerangka Acuan Kerja pekerjaan.
B. Tahapan Penunjang
1) Kajian KAK, pengembangan metodologi, penyusunan rencana kerja detail,
2) Identifikasi kebutuhan data dan informasi terkait penyusunan rekomendasi teknis peningkatan
kualitas tata ruang kawasan rawan bencana, dan
3) Penelusuran/kajian literatur dan peraturan perundang-undangan terkait penyusunan
rekomendasi teknis peningkatan kualitas tata ruang kawasan rawan bencana,
4) Pelaporan:
a. Rencana mutu kontrak,
b. Laporan Pendahuluan,
c. Laporan Antara,
d. Laporan Prosiding,
e. Laporan Akhir,
f. Buku Ringkasan Eksekutif (Excecutive Summary),
g. Album peta ukuran A3, dan
h. Laporan dalam media penyimpanan digital,
Pendahuluan 1 - 6
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana
4. Album peta kerawanan bencana dan peta risiko bencana pada kawasan rawan bencana di Kota
Jayapura.
5. Basis data spasial (SIG) penataan kawasan rawan bencana beserta seluruh data, hasil analisis, maupun
keluaran lainnya di dalam media penyimpanan digital.
6. Laporan diseminasi kegiatan penataan ruang berbasis mitigasi bencana kepada stake holder daerah.
Buku executive summary dokumentasi keseluruhan kegiatan penataan ruang berbasis mitigasi bencana,
sebagai showcase dan lesson learned yang menjadi referensi untuk replikasi pada lokasi yang lain.
1.4.2 Manfaat
Penerima manfaat dari pekerjaan ini adalah stakeholder di tingkat pusat dan daerah. Bagi stakeholder di
tingkat pusat, peningkatan kualitas tata ruang Kota Jayapura melalui pengarusutamaan aspek
mitigasi/pengurangan risiko bencana menjadi pembelajaran dan contoh baik bagi peningkatan kualitas
tata ruang Kota di wilayah lain di Indonesia. Sedangkan bagi pemerintah daerah dan masyarakat,
rekomendasi teknis mitigasi/ pengurangan risiko bencana yang dihasilkan dari kegiatan ini menjadi
masukan bagi penyempurnaan/revisi rencana umum dan rencana rinci tata ruang Kota Jayapura untuk
menunjang terwujudnya ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Pendahuluan 1 - 7
Penyusunan Masterplan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Di Kota Jayapura
Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Rawan Bencana
1.4.1 Keluaran................................................................................................................................................................................. 6
1.4.2 Manfaat................................................................................................................................................................................... 7
Pendahuluan 1 - 8