Anda di halaman 1dari 7

Nama : Resty Annisa Kusnadi

NIM : 08191059

Mata Kuliah : Perencanaan dan Perubahan Iklim

Soal:

1. Bacalah Perda Propinsi Kalimantan Timur no 7 Tahun 2019 tentang Adaptasi dan
Perubahan Iklim. Berdasarkan pemahaman anda, jelaskan apakah perda tersebut telah
mengakomodir penataan ruang berbasis perubahan iklim! Jika ya, jelaskan dengan
menunjukkan pasal pada perda tersebut. Jika tidak, jelaskan bagian apa yang belum
mengakomodir penataan ruang berbasis perubahan iklim.
Jawab :
Peran aktif pemerintah daerah dalam membuat suatu kebijakan terkait perubahan
iklim merupakan suatu kewajiban yang diharapkan dapat menjadi arahan bagi
Provinsi/Kabupaten/Kota, sektor, dan para pemangku kepentingan di Kalimantan
Timur dalam mewujudkan pembangunan rendah emisi serta dapat meningkatkan
resiliensi daerah dan sektor terhadap dampak perubahan iklim. Menurut saya,
Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Timur no 7 Tahun 2019 tentang Adaptasi dan
Perubahan Iklim telah mengakomodir penataan ruang berbasis perubahan iklim yang
dibuktikan sebagai berikut :
- Berdasarkan pasal 3 ayat 1 dan 2, Peraturan Daerah tersebut bertujuan untuk
menjadi pedoman pemerintah daerah untuk :
a. Menjamin terwujudnya transformasi ekonomi Kalimantan Timur menuju
ekonomi hijau melalui penyusunan rencana pembangunan daerah dan tata
ruang.
b. Mewujudkan pembangunan rendah emisi dan meningkatkan kemampuan
daerah dan sektor untuk beradaptasi (resiliensi) terhadap dampak
perubahan iklim.
- Berdasarkan pasal 9 kegiatan adaptasi perubahan iklim yaitu meliputi :
a. Pengelolaan ekosistem dan daerah aliran sungai melalui pengelolaan
berkelanjutan kawasan lahan basah.
b. Penguatan kawasan Perkotaan melalui percepatan pencapaian kota
tangguh dan sekolah tangguh bencana dan pengintegrasian upaya adaptasi
perubahan iklim ke dalam rencana penataan ruang perkotaan.
c. Pengelolaan pesisir dan pulau kecil melalui pengimplementasian sistem
pengelolaan pesisir terpadu, membangun kesiapan masyarakat dalam
menghadapi perubahan tinggi muka air laut, dan pengembangan sarana
penangkapan yang tahan terhadap perubahan cuaca serta pengelolaan
bencana pesisir serta pulau kecil.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Peraturan Daerah tersebut telah mengintegrasikan
antara upaya adaptasi perubahan iklim dengan rencana penataan ruang.
2. Buatlah tulisan mengenai kaitan penataan ruang dengan perubahan iklim di Kota
Balikpapan dan langkah atau kebijakan apa yang telah pemerintah kota lakukan untuk
hal tersebut! Tulisan min 3 halaman, maks 5 halaman. Dapat disertai gambar, grafik,
table, dsb.
Jawab:
Pemerintah Kota Balikpapan telah membuat suatu kebijakan penataan ruang yang
memerhatikan aspek mitigasi bencana guna meningkatkan kualitas tata ruang untuk
mewujudkan kota tangguh bencana dan berketahanan perubahan iklim menggunakan konsep
pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim dan pengintegrasian Resilient City
Action Plan ke dalam tata ruang. Kebijakan ini berisi program-program yang diintegrasikan
ke dalam rencana tata ruang baik dalam struktur ruang, pola ruang dan ketentuan khusus
dalam pemanfaatan ruang. Beberapa program tersebut yaitu meliputi rencana jalur evakuasi,
tempat evakuasi, alternatif lokasi relokasi, persyaratan perijinan (AMDAL), serta
peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim melalui program Green Building.

Dalam merumuskan kebijakan, sebelumnya dilakukan beberapa analisis terlebih dahulu


diantaranya, yaitu:

1. Analisis kawasan rawan bencana yang meliputi :


a. Kawasan Rawan Bencana Longsor
b. Kawasan Rawan Bencana Banjir Perkotaan
c. Kawasan Rawan Bencana Banjir Pasang Air Laut
d. Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi
e. Kawasan Rawan Bencana Kekeringan
f. Kawasan Rawan Bencana Gunung Api
g. Kawasan Rawan Bencana Tsunami
2. Analisis Kerentanan Bencana dan Dampak Perubahan Iklim yang meliputi :
a. Kerentanan Fisik
b. Kerentanan Sosial
c. Kerentanan Ekonomi
d. Kerentanan Lingkungan
e. Kerentanan Keseluruhan
3. Analisis Risiko Bencana yang meliputi :
a. Risiko Bencana Banjir
b. Risiko Bencana Longsor
c. Risiko Bencana Kekeringan
d. Risiko Bencana Gempa Bumi
e. Risiko Bencana Tsunami
Selanjutnya, dilakukan penilaian tingkat ketangguhan bencana dan ketahanan perubahan
iklim. Penilaian tingkat ketangguhan bencana dan ketahanan perubahan iklim Kota
Balikpapan dilakukan melalui dua indikator, yaitu :

1. Penilaian berdasarkan variabel dan kriteria dari aspek keruangan.


2. Penilaian berdasarkan variabel dan kriteria umum yang diadopsi dari United Nations
International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR).

Penilaian ini dilakukan secara menyeluruh yang terdiri dari delapan kriteria seperti
kriteria tata ruang, infrastruktur dasar, fasilitas pelayanan publik, sosial ekonomi, penelitian
teknologi dan ekosistem, perencanaan dan perizinan, kemampuan dasar, serta kriteria
kelembagaan dan anggaran. Dalam penilaian ketangguhan dilakukan berdasarkan UNISDR
adalah menggunakan metode skoring.

Skoring ketahanan bencana atau “scorecard" bertujuan sebagai standar pengukuran


tingkat ketangguhan pada saat ini, sebagai bahan pertimbangan perumusan keputusan dalam
menentukan prioritas dan tindakan adaptasi maupun mitigasi di masa yang akan datang, serta
untuk mengukur tingkat kemajuan dalam proses mewujudkan tingkat ketahanan bencana dari
waktu ke waktu. Adapun aspek penilaian tingkat ketangguhan bencana dan ketahanan
perubahan iklim menurut UNISDR, yaitu meliputi penelitian, organisasi, infrastruktur,
kemampuan untuk merespon, lingkungan, dan pemulihan.

Berdasarkan hasil penilaian diatas, didapatkan hasil perhitungan akhir yang


menunjukkan bahwa Kota Balikpapan tergolong dalam kategori baik. Bobot terkecil yang
digunakan dalam penilaian adalah 1, sedangkan untuk penilaian UNISDR adalah 0. Berikut
ini merupakan gambar hasil penilaian tingkat ketangguhan bencana dan ketahanan perubahan
iklim Kota Balikpapan :
Selanjutnya, dilakukan perumusan konsep dan kebijakan pengurangan risiko bencana
dan adaptasi perubahan iklim Kota Balikpapan. Konsep aksi pengurangan risiko bencana
dirumuskan dengan mempertimbangkan potensi risiko bencana yang paling besar, aspek
ketangguhan, dan proyeksi suhu dan curah hujan. Adapun konsep, strategi, dan program
rencana aksi pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim Kota Balikpapan
adalah dijelaskan pada tabel sebagai berikut :
Pada tahap akhir dilakuka pengintegrasian resilient city action plan ke dalam rencana tata
ruang kota. Integrasi program PRB dan API dilakukan terhadap program-program yang
memiliki dimensi ruang. Selanjutnya, program PRB digolongkan menjadi relokasi, adaptasi,
dan proteksi yang membutuhkan ruang dan program API digolongkan menjadi retreat,
protektif, dan akomodatif. Berikut ini adalah diagram integrasi PRB dan API ke dalam
rencana tata ruang kota:

Anda mungkin juga menyukai