Anda di halaman 1dari 2

Review Jurnal

Judul Jurnal : Planning Coastal Areas and Waterfronts for Adaptation to Climate Change in
Developing Countries

Penulis : Mohamed Ramadan dan Mohamed Mahrous Elsharouny

Institusi : Cairo University

Sebagian besar negara berkembang menderita dampak perubahan iklim, terutama di


daerah pantai dan daerah tepi laut. Perubahan iklim yang tak terhindarkan menyoroti pentingnya
adaptasi. Adaptasi perubahan iklim melalui strategi perencanaan penggunaan lahan
meningkatkan ketahanan terhadap risiko, meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat
dan melindungi sumber daya untuk generasi berikutnya. Perencanaan penggunaan lahan
beradaptasi terhadap risiko kenaikan permukaan air laut melalui penggunaan beberapa strategi
mulai dari rencana resmi atau lokal, zonasi, pembagian tanah dan kontrol pembangunan,
pedoman desain dan tinjauan lingkungan proyek-proyek pembangunan. Dalam jurnal ini,
diuraikan beberapa langkah strategis terkait perencanaan pada area pantai dan tepi laut sebagai
wujud adaptasi terhadap perubahan iklim.

Langkah strategis berkelanjutan sebagai wujud adaptasi terhadap perubahan iklim


dimulai dari menilai kerentanan perencanaan pengembangan, hal ini terdiri atas penggunaan
sumber daya yang besar, polusi kegiatan industri dan pertanian, urbanisme yang cepat dan tidak
terkendali, perubahan penggunaan lahan, pengelolaan wilayah pesisir yang tidak berkelanjutan,
kemunduran layanan dan penyebaran kemiskinan, kemiskinan dan masalah kesehatan.
Selanjutnya adalah menilai kerentanan terhadap perubahan iklim, seperti peningkatan permukaan
air laut, gelombang badai dan curah hujan deras, kenaikan suhu air dan pengasaman laut.

Penilaian terhadap dua kerentanan ini nantinya akan melahirkan analisa terhadap
kerentanan dalam pemetaan penggunaan lahan, memetakan perubahan penggunaan lahan dan
kegiatan yang berperan dalam kerentanan terhadap perubahan iklim dan melemahkan rencana
pembangunan, misalnya urbanisme yang cepat di tepi laut meningkatkan kerentanan terhadap
kenaikan permukaan laut dan erosi pantai juga menyebabkan kemunduran layanan dan
meningkatkan tekanan pada infrastruktur dan sumber daya alam, pemetaan perubahan
penggunaan lahan akan membahas bagaimana perubahan penggunaan lahan mempercepat
perubahan iklim atau membatasi tujuan pembangunan untuk mengatasi hal-hal negatif dalam
proses adaptasi penggunaan lahan. Memetakan kerentanan melalui data (peta dan foto udara) dan
alat-alat (Sistem Informasi Geografis GIS, Penginderaan Jauh, dan Sistem Pemosisian Global
GPS) sangat penting untuk penilaian yang efektif dan andal, beberapa data kunci yang
diperlukan termasuk peta historis, peta penggunaan lahan, pasang surut data dan informasi
biofisik di samping itu, data tentang elemen iklim, laju resesi garis pantai, dan informasi geodesi
juga diperlukan untuk memetakan potensi genangan dari kenaikan permukaan laut dan
gelombang badai di bawah skenario perubahan iklim saat ini dan masa depan pada tahun 2050
dan 2100 untuk menentukan daerah yang bisa menjadi tidak stabil di bawah skenario kerentanan
tersebut.

Selanjutnya adalah menentukan strategi dan langkah-langkah adaptasi. Memperkuat


langkah-langkah untuk memastikan bahwa penyangga ekologis seperti lahan basah dan hutan
bakau yang terlindungi harus menjadi prioritas dalam perencanaan dengan membuat zona
penyangga di sekitar kawasan lindung dan mencegah pengisian lahan basah, merusak sungai,
menambang karang dan pasir pantai dan memotong bakau serta mendorong perlindungan lahan
basah pantai untuk melestarikan ekosistem dan mengurangi dampak kenaikan permukaan air laut
pada infrastruktur pesisir dan penggunaan lahan. Infrastruktur hijau di kota-kota seperti taman,
lahan basah dan atap hijau adalah alat penting untuk mengurangi limpasan air badai, mengurangi
efek pulau panas perkotaan, meningkatkan kesehatan masyarakat, menjaga habitat, mencegah
banjir dan menangani salinitas air tanah di zona pesisir. Selain itu, menegakkan peraturan
penggunaan lahan untuk memilih daerah yang kurang rentan terhadap risiko perubahan iklim dan
mengurangi ketergantungan pada transportasi dan energi di perkotaan juga menjadi hal yang
penting untuk diperhatikan. Selanjutnya adalah Memilih dan memprioritaskan kebijakan dan
ukuran adaptasi dengan menggunakan satu atau lebih kriteria dan metode prioritas seperti
analisis biaya-manfaat, analisis efektivitas biaya, penilaian pakar atau analisis multi-kriteria.
Output akan diurutkan menjadi peringkat dari daftar opsi adaptasi, akurasi hasil bergantung pada
keakuratan menentukan skor setiap kriteria. Setelah itu barulah dilakukan implementasi dan
pengarusutamaan dari perencanaan yang telah dibuat. Kesalahan dalam impelementasi akan
mengarahkan pada kerentanan yang besar terhadap perubahan iklim serta merusak sistem
ekologi sekitar, oleh karena itu perlu dilakukan implementasi yang benar berdasarkan langkah-
langkah yang telah ditentukan. Terakhir, hal yang tidak kalah penting adalah monitoring dan
evaluasi terhadap seluruh proses yang telah dibuat untuk tetap menjaga progres implementasi
tetap dalam jalurnya berdasarkan langkah-langkah adaptasi yang telah direncankan di awal.

Anda mungkin juga menyukai