Anda di halaman 1dari 5

ENERGY

Singapura memiliki sumber non EBT amat terbatas, sehingga sangat bergantung kepada impor minyak
dan gas alam. Keputusan pindah dari BBM ke gas alam terjadi pada tahun 2001, dan 80% pembangkit
listrik Singapura menggunakan gas alam. Oleh karena itu, EBT menjadi titik fokus pemerintah secara
politik & ekonomi, sehingga Singapura merupakan negara paling aktif mengembangkan EBT. Banyak
seminar dunia di bidang EBT diadakan di Singapura. Beasiswa untuk mahasiswa pascasarjana dan
program PhD yang berminat di bidang EBT banyak ditawarkan oleh pemerintah dan swasta. Sementara,
the National Environmental Agency (NEA) bertanggungjawab terhadap semua koordinasi manajemen
limbah/sampah Singapura untuk mereduksi sampah kayu, plastik, Elektronik, ban, pertanian, dll.,
dengan cara mereduksi volum (insinerasi), daur-ulang, reduksi sampah TPA, dan minimisasi sampah.

Ada 4 PWC (Public Waste Collectors) beroperasi di Singapura. Sektor layanan dibagi tujuh sektor (lihat
dalam peta di atas). Tujuh sektor itu akan dikonsolidasikan menjadi 6 sektor bila kontrak baru untuk
Pasir Ris-Tampines dan Bedok dimulai tahun 2018.

Penduduk Singapura (yang rerata kaya) dianggap menghasilkan sampah sekitar 3,4kg per orang, rumah
tangga sekitar 13,6kg sampah per rumah, sehingga secara negara per hari Singapore memproduksi
sampah 17kg atau sekitar 7.269.500 ton per tahun (2012). Sampah yang dikirim ke TPA dari 1.260
ton/hari (1970) menjadi 8.559 ton/hari (2016). Itu berarti ecological footprint (ukuran dampak manusia
terhadap ekosistem bumi atau jumlah tanah dan laut produktif yang dapat meregenerasi jumlah sumber
daya yang terpakai oleh manusia, dan sampah yang dihasilkan dari sumber daya itu tidak merugikan)
sekitar 6 (Kanada 7,01 global hectars per person, Biocapacity 14,92, ecological creator 7,91; contoh lain:
Ecological Footprint USA 8, biocapacity 3,87, ecological debtor -4,13), RD Congo: EF 0,75, BC 2,76, E
creator +2,01.

Saran untuk menurunkan ecological footprint: 1) baca buku di perpus jangan beli buku; 2) gunakan
kembali kertas; 3) kurangi merokok; 4) kurangi makanan cepat saji khususnya daging; 5) minum air
rumah jangan beli air botol; 6) berkendara secara efisien (irit BB, santai); 7) lepaskan cas-an bila tidak
dipakai; 8) gunakan digital; 9) set komputer ke moda power-saver; 10) pilih wakilmu secara bijak dalam
Pemilu, yang mengembangkan kebijakan pengembangan berkelanjutan.

E-waste (Limbah Elektronik)

NEA menyinggung bahwa 6 dari 10 orang Singapura membuang benda elektronik mereka seperti TV tua,
printer, komputer, karena tidak tahu atau tidak yakin bagaimana mendaur-ulang limbah elektronik itu.
Singapura menghasilkan sekitar 60.000 ton limbah elektronik per tahun, setara dengan 220 pesawat
Airbus A380. Setengahnya dihasilkan oleh rumah-tangga, dan setiap orang membuang sekitar 11 kg
limbah elektronik yang setara dengan 73 HP (handphone). Hanya sekitar 6% didaur-ulang, sisanya
dibuang begitu saja. Fasilitas daur-ulang milik grup TES-AMM menggarap seluruh limbah elektronik
seperti modem, HP, kabel, TV, laptop, komputer, dll, dan benda berharga seperti emas dipungut
kembali. Pendaur-ulang di atur oleh standar aturan lingkungan yang ketat, agar tidak mencemari
lingkungan.

BIOMASSA

Sejauh ini, Singapura mengandalkan kepada penggunaan biomassa sebagai sumber EBT yang tersimpan
dalam zat organik seperti kayu, daun, limbah binatang, hasil pertanian, dll. Sampah yang dibuang sekitar
40% (37% diinsinerasi di 4 Fasilitas WtE yang berlokasi di Tuas, Senoko, dan TPA lepas pantai, yaitu TPA
Semakau), 3% di kirim ke TPA / Landfill di Semakau), dan sisanya (60%) digunakan kembali (didaur-
ulang), dan laju daur-ulang tsb terus meningkat dari tahun ke tahun. Perusahaan dengan capaian tinggi
dalam mereduksi sampah pengepakan dengan cara 3R (Reduce, Reuse, Recycle) terhadap
wadah/pengepakan diberikan hadiah.

Fasilitas insinerasi/pembakaran 37% sampah kota menghasilkan panas yang dapat digunakan untuk
menggerakkan turbin hingga menghasilkan listrik. Hal itu terjadi di Ulu Pandan IP (=Inceneration Plant)
(1100 ton/hari, 16 MW, beroperasi th 1979), Tuas IP (1700 ton/hari, 46 MW, th 1986), Senoko IP (2400
ton/hari, 56 MW, th 1992), Tuas Selatan IP (3000 ton/hari, 80 MW, th 2000).

Akan tetapi, masih ada sekitar 180.000 ton limbah yang tak dapat didaur-lang per tahun menuju TPA
Semakau (the world's first-of-its-kind offshore landfill, 8 km Selatan Singapura, merangkap tempat
wisata, sport fishing, bird watching, dan PLTB) yang ditaksir akan penuh tahun 2040, dan sayangnya
tidak ada tempat lain untuk mengelolanya. NEA menduga satu fasilitas insinerator baru yang amat
mahal akan diperlukan setiap 5-7 tahun, dan satu TPA seperti TPA Semakau akan diperlukan untuk
setiap 25-30 tahun. Hal ini adalah masalah lingkungan dan ekonomi yang serius di Singapura, kecuali
lakukan cara: gunakan kembali sampah, dan Live Green, agar terjadi zero landfill, dan zero waste.

SURYA

Sebagai negara yang dekat dengan garis khatulistiwa, Singapura berpotensi besar untuk menyerap
tenaga surya. Singapura memuluskan langkah pengembangan EBT dengan membebaskan pajak selama
20 tahun bagi pabrik yang menggunakan panel surya, sehingga pasar energi surya meningkat tajam.
Perusahaan Apple melengkapi PLTS di Singapura (Jan 2016). Pengembang PLTS grup Sunseap bermitra
dengan Apple untuk mengoperasikan PLTS di atap-atap 800 gedung di Singapura. Hal itu mampu
menghasilkan 50MW yang cukup melistriki 9.000 rumah.

Perusahaan energi Norwegia membuka fasilitas pabrik panel surya terbesar di dunia pada November
2010. Hal itu membuat Singapura ingin menjadi produsen piranti PLTS (wafer, sel, dan panel surya)
terbesar di dunia.

Blok HDB di Timur Jurong

Lembaga perumahan HDB (The Housing and Development Board) membeli panel surya senilai 2,3 juta
dollar (1 MWpeak) dari Renewable Energy Corporation (REC, Norwegia) guna dipasang di atap
apartemen. Sedikitnya 3.000 unit residensial dipasangi panel surya antara lain di Jurong, Aljunied, Telok
Blangah, Bishan, Ang Mo Kio, dan Jalan Besar. HDB bersama konsultan Amerika, Dresser&McKee (CDM)
juga mengembangkan model perencanaan lingkungan berkelanjutan menggunakan EBT khususnya
energi surya di Punggol sebagai Eco-Town (mandiri di bidang transpotasi, puskesmas, toko, sekolah,
fasilitas hiburan, tempat kerja, dan taman hiburan yang didukung oleh energi ramah lingkungan dan
berkelanjutan). Kapasitas total mencapai 129,8MWp (th 2017) dengan target sekitar 350MWp

Pengembangan grid mikro biodiesel dan panel surya di Pulau Ubin dicoba terhadap 30 KK dan
perusahaan. Kesuksesan itu hanya membutuhkan biaya 80senUSD/kW.

ANGIN

Perusahaan Singapura Sembcorp mengembangkan PLTB ~947W di Madya Pradesh, India (dana
US$1,03miliar) via 2 tahap, tahap I ~540MW, dan tahap II ~407MW.

Singapura menjadi kantor pusat bagi perusahaan turbin angin asal Denmark, Vestas (dengan 150 staf)
yang telah membangun 19% PLTBayu dunia.

PLTB juga dibangun di TPA Semakau.

BIOFUEL

Tiga perusahaan (Natural Fuel, CMS Resources, Neste Oil/Finland) telah berkomitmen untuk
memproduksi biofuel (termasuk biodiesel dan bioetanol) sekitar 2,8 juta ton per tahun.
Pabrik biodiesel

Dua perusahaan biodisel dibangun di Singapura untuk kebutuhan ekspor yang menggunakan bahan
baku CPO dari Indonesia dan Malaysia. Cremer Gruppe dibangun di pulau Jurong, di kompleks
petrokimia Singapura (dengan dana 20,1 juta USD) berkapasitas 200 ribu mt per tahun yang beroperasi
tahun 2007 dan akan ditambah dua pabrik lagi selama 5 tahun ke depan. Pabrik yang kedua dibangun
dengan kapasitas 150 ribu mt per tahun sebagai usaha patungan dengan Wilmar Holdings dan Archer
Daniels Midland Co. Pabrik ini dapat ditingkatkan produksinya dua kali lipat (300 ribu mt/tahun).

Pabrik biodiesel terbesar di dunia (800ribu/th) dibangun oleh Neste Oil dari Finlandia yang berasal dari
CPO dengan luas tanaman sawit setara 2,600-3.400 km2.

Minyak goreng bekas

Pada th 2003, Kom Mam Sun membangun Biofuel Research Pte Ltd yang memproduksi biodiesel 95%
dari minyak goreng bekas (beli S$0.50-60, jual S$1.30 per liter) yang mengandung 11% asam lemak
bebas. Pabrik itu dibangun di Tuas (Alpha Biofuels plant) dengan dana 380 ribu USD yang mampu
memproduksi 1.500 ton biodiesel (B100 tanpa campuran) per bulan untuk kebutuhan lokal. Hotel
Westin akan menggunakan 8,000 ton minyak goreng bekas dari dapur sendiri dan organisasi lainnya di
sekitar kota sebagai bahan bakar limusin jaguarnya. Biodiesel itu berasal dari Tuas dan pabrik mini
biodiesel di lantai 5 hotel itu.

Singapura juga mengembangkan reduksi sampah dan tata air di Bendungan Marina bekerjasama dengan
CDM.

Di sisi lain, Singapura berkeinginan menjadi pusat investasi, pengembangan dan pendidikan, pusat pasar
karbon dunia termasuk potensi barang dan jasa teknologi ramah lingkungan di Asia. Kawasan industri
teknologi ramah lingkungan di Tual seluas 1km2 telah disiapkan dan telah memperkerjakan 1.200 orang,
dan di sektor teknologi ramah lingkungan akan memperkerjakan hingga 18.000 orang sampai tahun
2015.

Pada tahun 2015, industri energi bersih Singapura juga diharapkan mengkontribusi 1,7 milyar S$
terhadap produk domestik bruto dan menciptakan 7 ribu lapangan kerja di bidang tenaga surya, sel
tunam (fuel cell), tenaga angin, efisiensi energi, dan pelayanan karbon.
Singapura telah menjadi anggota REEEP (Renewable Energy and Energy Efficiency Partnership), negara
ke 32 di dunia.

Anda mungkin juga menyukai