Anda di halaman 1dari 5

1.

 Kincir Angin
Angin dapat dimanfaatkan sebagai alternatif sumber energi pengganti bahan bakar
fosil. Energi angin dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan baling-baling atau kincir
yang kemudian menghasilkan jenis energi lain, seperti energi listrik untuk berbagai
keperluan.

Sistem kincir angin adalah merupakan sumber energi ramah lingkungan yang tidak
menyebabkan polusi udara. Tentu hal ini berbeda dengan energi listrik yang dihasilkan
oleh bahan bakar non terbarukan yang memberikan dampak butuh bagi atmosfer.
Contoh negara yang menerapkan teknologi ramah lingkungan kincir anfin adalah
Belanda. Selain itu, penerapan di Indonesia telah dilakukan di PLTB Sidrap.

2. Biogas
Siapa sangka kotoran hewan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas yang
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan energi manusia. Biogas dihasilkan oleh
aktivitas fermentasi bahan-bahan organik. Sebenarnya tidak hanya kotoran hewan,
kotoran manusia dan limbah domestik juga dapat dimanfaatkan sebagai biogas.
Mengapa kotoran dapat dijadikan sebagai sumber energi? Sebab adanya
karbondioksida dan metana pada kotoranlah yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar
kendaraan maupun listrik. Selain hemat biaya, bahan bakar biogas juga lebih ramah
lingkungan dan menjadi solusi cerdas dalam pengelolaan limbah.

3. Lampu Seumur Hidup


Ide menciptakan lampu seumur hidup datang dari mahasiswa Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Lampu hemat energi ini merupakan jawaban untuk
persoalan krisis energi yang sedang melanda bumi.
Seiring pertumbuhan penduduk yang kian pesat, kebutuhan energi juga berbanding
lurus dengan kondisi tersebut. Sementara pasokan energi berbahan fosil makin hari
semakin memprihatinkan. Dilansir Tempo.co, sekelompok mahasiswa dari universitas
tersebut memanfaatkan bakteri bioluminescence untuk menciptakan lampu seumur
hidup.
Bakteri yang ada dalam tubuh cumi-cumi ini mampu mengeluarkan cahaya berwarna
biru. Semakin banyak jumlah kandungan bakterinya, maka lampu akan semakin terang.
Selain ramah lingkungan, pertimbangan biaya produksinya pun cukup ekonomis karena
dapat dipakai seumur hidup. Sebab, bakteri yang mati akan menghasilkan indukan
baru.

4. Lemari Es Tanpa Listrik


Kebutuhan akan lemari pendingin telah menjadi hal wajib bagi masyarakat di Indonesia.
Hal ini menginspirasi terciptanya kulkas atau lemari es tanpa listrik yang dibuat oleh
Arya Nardhana dan Sanika Putra, siswa SD Al Azhar 14 Semarang.
Dikutip dari Detik.com, kulkas tanpa listrik ini terbuat dari bahan styrofoam, pasir, serta
air dingin. Lemari es dengan sistem sederhana ini mampu menjaga sayuran tetap segar
hingga satu minggu.

5. EcoATM
Meskipun teknologi ini belum diterapkan di Indonesia, diharapkan secepatnya Indonesia
dapat mengadopsi teknologi mesin ramah lingkungan ini. EcoATM adalah sebuah kios
atau anjungan yang berfungsi membeli kembali ponsel dan MP3 Player bekas milik
pengguna secara otomatis.
Bagi yang kehabisan uang di tengah bulan, ATM ini merupakan penyelamat. Mesin
bekerja menganalisis kondisi barang dan mencari harga tertinggi di pasaran. Jika
pengguna setuju dengan apa yang ditawarkan oleh mesin, maka pengguna cukup
mengambil uangnya.
EcoATM kemudian akan menjual ponsel maupun MP3 player bekas ke pemakai lain
atau mendaur ulangnya. Selain mengatasi masalah keuangan, mesin ini juga dapat
mencegah bocornya senyawa berbahaya ke tanah sehingga berkontribusi menjaga
alam.

6. Mobil Listrik
Seperti yang kita ketahui, ketersediaan bahan bakar fosil kian hari semakin menipis.
Selain itu, penggunaan jenis bahan bakar ini dapat menghasilkan emisi yang merusak
lingkungan. Oleh karena itu, muncul inovasi pembuatan mobil listrik yang lebih ramah
lingkungan.
Meskipun jumlahnya masih kalah jauh dari mobil konvensional, diharapkan penggunaan
jenis mobil ini akan meningkat. Selain ramah lingkungan, perawatannya pun lebih
mudah.

7. Peti Mati yang Mudah Terurai


Peti mati yang mudah terurai ini dinamakan Ecoffin. Perusahaan dari Colorado Amerika
Serikat menciptakan inovasi peti dengan bahan utama pembuatan berupa pelepah
pisang, pandan, bambu, kayu pinus, dan bahan-bahan lainnya.
Peti mati ini lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan metode kremasi yang
menggunakan kayu bakar biasa. Proses kremasi membutuhkan energi dengan
intensitas tinggi sehingga dapat menghasilkan emisi ke atmosfer.

8. Taman di Atap Rumah


Sudah banyak bangunan yang membangun taman di atap rumah. Adanya taman di
bagian atap ini berfungsi menyerap panas serta mengurangi CO2. Adanya tumbuh-
tumbuhan di atap rumah akan membuat rumah lebih ramah lingkungan dan membuat
bangunan tampak makin indah.
Hunian dengan taman di atap rumah (rooftop garden) ini paling banyak dijupai di
Selandia Baru dan Islandia.

9. Panel Surya
Panel surya adalah perangkat yang dikenal mampu mengubah cahaya menjadi listrik.
Inovasi hemat energi ini juga sering disebut sel photovoltaic yang berarti cahaya listrik.
Sel ini bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi matahari dan
menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan yang muatannya berlawanan.

Solar cell bukanlah penemuan baru, namun teknologi ramah lingkungan ini berpotensi
digunakan semakin luas di Indonesia. Untuk sekali instalasi, pengguna akan
memperoleh sumber daya energi jangka panjang tanpa meninggalkan limbah maupun
polusi.

10. Lantai Penghasil Listrik


Stasiun ramah lingkungan pertama kali digagas oleh Jepang sejak 2008. Area stasiun
ramah lingkungan ini menggunakan lempengan keramik yang berfungsi mengubah
tekanan menjadi tegangan listrik. Hasilnya, semakin banyak orang berlalu lalang dan
berjalan di lantai tersebut, maka energi yang dihasilkan akan semakin banyak.
Bumi yang hijau dan kaya akan keanekaragaman hayati merupakan anugerah
sekaligus titipan dari Tuhan. Tentu sebagai makhluk paling beradab, seyogyanya kita
berperan lebih aktif dalam menjaga serta melestarikan lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai