BAB 10
TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
GURU PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
KELAS IX - A
TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I
PEMBAHASAN
1.Refine, yang berarti menggunakan bahan yang ramah lingkungan serta melalui proses yang
lebih aman dari teknologi sebelumnya.
2.Reduce, yang berarti mengurangi jumlah limbah dengan cara mengoptimalkan penggunaan
bahan.
3.Reuse, yang berarti memakai kembali bahan-bahan yang tidak terpakai atau sudah berupa
limbah dan diproses dengan cara yang berbeda.
4.Recycle, yang berarti hampir sama dengan reuse, hanya saja recycle menggunakan kembali
bahan-bahan atau limbah dan diproses dengan cara yang sama.
5.Recovery, yang berarti pemanfaatan material tertentu dari limbah untuk diproses demi
keperluan yang lain.
6.Retrieve Energy, yang berarti penghematan energi dalam suatu proses produksi.
Teknologi Ramah Lingkungan telah diterapkan dalam berbagai bidang antara lain bidang energy,
transportasi, lingkungan, dan industri
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang dapat dibuat dengan fermentasi
karbohidrat atau reaksi kimia gas alam,bentuk Etanol yaitu (C² H² OH ) dan biodiesel. Beberapa
tumbuhan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti jagung, sorgum, atau singkong biasanya
digunakan untuk menghasilkan etanol. Sedangkan biodiesel merupakan bahan bakar alami yang
biasanya diperoleh dari lemak nabati.
Berbeda dengan biodiesel, Biodiesel adalah minyak dari tumbuhan atau hewan yang dipakai
sebagai alternatif pengganti solar untuk armada dengan mesin diesel. Biodiesel berasal dari
bahan baku minyak sawit mentah (Crude Palm Oil), minyak jarak, minyak nyamplung, minyak
kelapa, minyak ikan hingga Palm Fatty Acid Distillate (PFAD).
Karena sifat fisiknya sama dengan minyak solar, biodiesel dapat digunakan untuk menggantikan
solar sebagai bahan bakar mesin diesel. Biodiesel tidak memiliki kandungan bahan bakar minyak
bumi, tapi dapat dicampur sesuai perbandingan tertentu
b. Biogas
Biogas merupakan jenis bahan bakar alternatif yang saat ini sudah banyak digunakan
sebagai bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga di Indonesia. Biogas diperoleh dari proses
fermentasi bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup di lingkungan tanpa oksigen).
Bakteri anaerob tersebut akan mengubah zat organik menjadi gas metana (CH4) sebesar 75%,
dan gas lainnya seperti karbondioksida, hidrogen, dan hidrogen sulfida. Namun demikian, gas
yang digunakan sebagai sumber bahan bakar adalah gas metana. Bahan organik yang paling
sesuai untuk produksi biogas adalah bahan organik yang berbentuk padat, cair, dan homogen.
Saat ini kotoran dan urin hewan ternak menjadi pilihan yang sesuai untuk produksi biogas.
Pembangkit Listrik Tenaga Air atau yang biasanya disingkat PLTA adalah pembangkit
listrik yang memanfaatkan air dengan mengubahnya dari energi potensial dan energi kinetik air.
Pengertian PLTA menurut Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 54/MIND/PER/3/2012
tentang Pedoman Penggunaan Produk dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur
Ketenagakerjaan adalah pembangkit yang mentransformasi energi potensial menjadi energi yang
memiliki kecepatan yang dikenal dengan energi kinetik air sehigga menghasilkan energi listrik.
Prinsip kerja dari pembangkit listrik ini adalah pada dasarnya mengubah energi potensial
atau energi gravitasi air menjadi energi listrik. Air yang telah dibendung menghasilkan energi
potensial karena turun ke turbin oleh gaya gravitasi. Saat air mengenai turbin, energi
potensialnya berubah menjadi energi kinetik dan menghasilkan kecepatan untuk memutar turbin
dan diubah menjadi energi mekanik. Lalu turbin akan berputar dan menuruskan putarannya ke
generator. Energi mekanik yang dihasilkan oleh turbin akan dikonversi oleh generator menjadi
energi listrik. Listrik tersebut melalui power supply akan disambungkan ke kabel-kabel yang
telah terhubung oleh pengguna.
Kabel-kabel tersebut telah diatur pada sutet agar bisa meneruskan energi listrik ke
konsumen yang akan dipakai untuk keperluan sehari-hari. Hasil sampingan dari pembangkit
listrik ini berupa air yang seterusnya akan dialirkan ke sungai dan bisa kembali dimanfaatkan
oleh warga. Sehingga
dapat disimpulkan untuk efisiensi dan efektivitas dalam menghasilkan energi listrik
adalah dengan meningkatkan energi potensial air yang akan memutar turbin lebih cepat sehingga
menghasilkan energi listrik oleh generator.
e. Pembakit Listrik Tenaga Pasang Surut Air Laut dan Ombak ( Ocean
Power )
Listrik dapat pula dihasilkan dari aliran air yang berasal dari pasang surut air laut dan ombak. Di
beberapa pantai dan muara, level ketinggian air dapat naik atau turun hingga 6 meter bahkan
lebih. Bendungan dibangun melintasi bibir pantai dan muara untuk mengambil energi pada aliran
air laut ini untuk digunakan sebagai hydropower. Saat ini masih sedikit negara yang menerapkan
teknologi ini. Salah satu daerah yang sudah ini disebabkan pembangunan teknologi ini
membutuhkan biaya yang sangat besar, alat mudah rusak akibat korosi oleh air laut dan badai,
serta di dunia hanya sedikit daerah yang cocok untuk dibangun teknologi ini.
Tidak seperti minyak dan batubara, angin tersebar luas dan tidak pernah habis, dan
pembangkit listrik tenaga angin sangatlah bebas polusi. Pembangkit listrik ini dapat dibangun
dikembangkan lebih besar lagi jika diperlukan. Pembangkit listrik tenaga angin merupakan cara
paling murah untuk menghasilkan listrik. Jika teknologi ini diterapkan di Indonesia diperkirakan
Indonesia tidak akan kekurangan listrik, bahkan listrik di Indonesia akan berlebih. Indonesia
sudah mulai mencoba membangun pembangkit listrik tenaga angin, misalnya di Nusa Penida,
yaitu suatu pulau kecil di Selatan
menerapkan yaitu di kota La Rance, Perancis. Hal pulau Bali dan juga di Nusa Tenggara
Timur.
Aplikasi Teknologi Ramah Lingkungan bidang Lingkungan Dalam bidang lingkungan
aplikasi teknologi ramah lingkungan antara lain biopori, fitoremediasi,
toilet pengompos, dan teknologi pemurnian air.
g.Geotermal
Energi panas bumi (atau energi geothermal) adalah sumber energi yang relatif ramah
lingkungan karena berasal dari panas dalam bumi. Air yang dipompa ke dalam bumi oleh
manusia atau sebab-sebab alami (hujan) dikumpulkan ke permukaan bumi dalam bentuk uap,
yang bisa digunakan untuk menggerakkan turbin-turbin untuk memproduksi listrik. Biaya
eksplorasi dan juga biaya modal pembangkit listrik geotermal lebih tinggi dibandinkan
pembangkit-pembangkit listrik lain yang menggunakan bahan bakar fosil. Namun, setelah mulai
beroperasi, biaaya produksinya rendah dibandingkan dengan pembangkit-pembangkit listrik
berbahan bakar fosil.
Sel bahan bakar hidrogen dan baterai keduanya merupakan sel elektrokimia. Masing-
masing memiliki dua elektroda yang bersentuhan dengan bahan yang dapat menghantarkan ion,
yang disebut elektrolit. Satu elektroda adalah anoda dan yang lainnya adalah katoda. Dalam sel
bahan bakar hidrogen, elektron dilepaskan dari hidrogen yang disuplai ke anoda, sedangkan
dalam baterai, elektron dilepaskan dari bahan di anoda itu sendiri. Karena elektroda baterai
secara aktif berpartisipasi dalam konversi energi kimia menjadi energi listrik, lama kelamaan hal
ini dapat menimbulkan efek merusak pada elektroda dan juga pada efektivitas baterai. Berbeda
dengan baterai, elektroda dalam sel bahan bakar hidrogen relatif stabil karena bertindak sebagai
katalis dalam pelepasan atau penerimaan elektron dan tidak mengalami perubahan kimia selama
proses ini.
Ketika hidrogen murni digunakan sebagai bahan bakar, satu-satunya produk sampingan
yang dihasilkan dari sel bahan bakar adalah air murni dan panas. Hal ini membuat sel bahan
bakar berpotensi menjadi perangkat yang sangat efisien dengan dampak lingkungan yang
minimal. Seringkali kedua produk sampingan ini dapat dimanfaatkan. Misalnya, panas dapat
digunakan dimanapun pasokan panas diperlukan. Sel bahan bakar telah digunakan dalam
pesawat luar angkasa NASA sejak program Gemini pada tahun 1960-an dan bahkan saat ini sel
bahan bakar menyediakan listrik dan air minum bagi para astronot dalam penerbangan Pesawat
Ulang Alik.
Karena hidrogen tidak terjadi secara alami di lingkungan, bahan bakar hidrogen harus
berasal dari zat lain yang mengandung hidrogen seperti metanol, bensin, gas alam, dan air. Gas
hidrogen disuplai ke anoda sel bahan bakar. Anoda dilapisi dengan platina, yang bertindak
sebagai katalis untuk memecah hidrogen menjadi proton dan elektron. Jika suatu rangkaian
dihubungkan antara anoda dan katoda maka elektron dapat bergerak melalui rangkaian dan
memberikan daya ke beban apa pun yang dihubungkan sebagai bagian dari rangkaian.
Reaksi di anoda:
2H 2 → 4H + + 4e −
Aliran elektron melalui beban merupakan arus listrik yang dihasilkan oleh sel bahan bakar.
Ion hidrogen (proton) yang dihasilkan dari hidrogen di anoda bergerak melalui elektrolit dalam
sel bahan bakar ke katoda. Oksigen yang disuplai ke katoda bereaksi dengan ion hidrogen dan
elektron yang datang melalui sirkuit eksternal untuk menghasilkan air dan panas, yang keduanya
dikeluarkan dari sel bahan bakar.
Reaksi di katoda:
O 2 + 4H + + 4e − → 2H 2 O
Dalam bidang transportasi aplikasi teknologi ramah lingkungan dapat diterapkan pada kendaraan
hidrogen, mobil surya, dan mobil listrik:
Kendaraan hidrogen adalah kendaraan yang mempergunakan gas hidrogen sebagai bahan
bakarnya. Kendaraan ini tidak terbatas pada mobil saja, melainkan telah ada pesawat udara yang
menggunakan hidrogen sebagai bahan bakarnya.
Pada prinsipnya kendaraan hidrogen menggunakan sebuah alat yang dinamakan fuel cell atau sel
bahan bakar yang membutuhkan gas hidrogen dan oksigen untuk menghasilkan listrik setelah
melalui sebuah melalui proses reaksi kimia terlebih dahulu pada alat tersebut. Itulah sebabnya
pada kendaraan hidrogen biasanya terdapat tabung gas yang berfungsi layaknya tangki bensin
pada mobil biasa. Hasil dari reaksi kimia pada alat ini hanyalah uap air. Jadi bisa dibilang
kendaraan hidrogen adalah kendaraan yang sangat ramah lingkungan.
Kelebihan kendaraan hidrogen dibandingkan dengan kendaraan listrik yaitu mampu
beroperasi dengan jarak tempuh yang lebih jauh dibandingkan dengan mobil listrik biasa karena
tidak bergantung sepenuhnya pada baterai melainkan pada kapasitas tabung gas yang
dimilikinya.
Pada dasarnya kendaraan seperti ini ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar
konvensional seperti minyak yang biasanya akan menimbulkan polusi dan efek rumah kaca.
Bentuk kendaraan hydrogen :
Kendaraan dengan mesin pembakaran dalam, merupakan kendaraan yang menggunakan
bahan bakar hidrogen seperti halnya mesin pembakaran dalam yang menggunakan bahan bakar
gas.
Mobil tenaga surya adalah kombinasi cerdik antara aerodinamis, konversi energi bersih,
dan hukum gerak. Produk akhirnya adalah alat transportasi yang meninggalkan jejak minimal.
Selain itu, ini menghemat lingkungan serta biaya moneter.
Panel surya dengan sel Fotovoltaik internal membantu mengubah tenaga surya menjadi
listrik yang dapat digunakan dan dapat disimpan dalam baterai. Oleh karena itu, kita dapat
menggunakan baterai ini sebagai bahan bakar yang kita perlukan untuk menjalankan kendaraan.
Namun, Bensin, solar, dll adalah bahan bakar fosil yang menghasilkan sejumlah besar
gas senyawa karbon tambahan seperti Karbon Monoksida dan Nitrogen Oksida di antara
beberapa gas lainnya. Sisa-sisa gas ini bersama dengan polutan dalam bahan bakar fosil adalah
penyebab meningkatnya polusi udara di seluruh dunia.
Mobil tenaga surya adalah kombinasi cerdik antara aerodinamis, konversi energi bersih,
dan hukum gerak. Produk akhirnya adalah alat transportasi yang meninggalkan jejak minimal.
Selain itu, ini menghemat lingkungan serta biaya moneter.
Panel surya dengan sel Fotovoltaik internal membantu mengubah tenaga surya menjadi
listrik yang dapat digunakan dan dapat disimpan dalam baterai. Oleh karena itu, kita dapat
menggunakan baterai ini sebagai bahan bakar yang kita perlukan untuk menjalankan kendaraan.
Perbedaan Utama antara Mobil Tenaga Surya dan Mobil Standar
Mobil standar dilengkapi dengan Mesin Pembakaran Internal untuk mengoperasikan kendaraan.
ICE menggunakan bahan bakar seperti Bensin, Solar, Bensin, dll untuk menghasilkan energi
yang dibutuhkan untuk pergerakan kendaraan. Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar ini membantu pergerakan piston mesin sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan.
Namun, Bensin, solar, dll adalah bahan bakar fosil yang menghasilkan sejumlah besar
gas senyawa karbon tambahan seperti Karbon Monoksida dan Nitrogen Oksida di antara
beberapa gas lainnya. Sisa-sisa gas ini bersama dengan polutan dalam bahan bakar fosil adalah
penyebab meningkatnya polusi udara di seluruh dunia
.
Prinsip Kerja Mobil Tenaga Surya
Mobil tenaga surya memiliki panel surya yang dirancang khusus untuk dipasang pada
permukaan yang menerima sinar matahari maksimal, yang umumnya berada di atap. Sel
fotovoltaik pada panel surya terdiri dari Silikon dan paduan kombinasi gas Galium dan Indium
serta Nitrogen.
a.Biopori
Biopori adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan lebang resapan. Lubang
resapan biopori adalah lubang yang berbentuk tegak lurus. Biasanya lubang biopori berdiameter
sekitar 10 hingga 30 cm dan juga tidak mempunyai permukaan tanah air dangkal.
Fungsi dari lubang biopori ini adalah untuk menimbun limbah organik. Pengisian lubang bipori
dengan sampah organik ini bertujuan untuk memberi makan makhluk hidup yang ada di tanah.
Misalnya cacing, hewan kecil di dalam tanah, bahkan juga akar tumbuhan.
Manfaat Biopori
Pembuatan lubang biopori tentunya juga dimaksudkan agar manusia mendapat manfaat, tidak
hanya makhluk hidup di dalam tanah saja. Jika kalian penasaran, mari simak penjelasan berikut
ini tentang manfaat bipori bagi manusia dan lingkungan.
1.Pengurahan Sampah Organik
2.Penyuburan Tanah
3.Pencegahan Banjir
4.Penyeimbangan Kadar Air dalam Tanah
b.Fitoremediasi
air merupakan suatu proses penghilangan zat-zat kimia, kontaminan biologis partikel-
partikel padat dan gas-gas dari air yang terkontaminasi atau kotor. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan air yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu. Secara umum proses
pemurnian air merupakan proses kajian fisika, kimia, dan biologi .
. Pemurnian air terbagi ke dalam dua jenis yaitu :
1. Pemurnian Air Sederhana ,Pemurnian air dapat dilakukan dengan membuat alat yang
berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat lapisan-lapisan bahan seperti pasir, kerikil, batu
arang, ijuk atau sabut kelapa, dan dapat juga ditambah dengan kapas atau kain katun.
2. Teknologi Osmosis, Balik Osmosis balik merupakan teknologi pemurnian air yang
menggunakan prinsip kebalikan dengan prinsip kebalikan dengan prinsip osmosis.
a. Biopulping
Biopulping adalah teknologi ramah lingkungan yang terinspirasi dari proses pelapukan
kayu dan sampah tanaman oleh mikroorganisme.
Proses pelapukan yang dilakukan secara alami ini dilakukan oleh beberapa jenis mikrob dan
jamur sehingga sampah dari pohon-pohon yang sudah mati akan diserap oleh alam secara alami.
Namun, kendala besar yang dihadapi oleh pemilik industri berbahan kayu seperti pabrik
kertas adalah pengolahan limbah yang mengandung zat kayu atau lignin yang perlu proses lama
dan berbahaya ada kelestarian lingkungan sekitar.
Biasanya limbah dari pabrik kertas dan diuraikan dengan menggunakan bahan kimia seperti soda
api, sulfit, dan garam sulfida.
Penggunaan bahan kimia yang memberikan efek negatif jika digunakan terus menerus di masa
depan.
Batu bara adalah hasil tambang yang berasal dari fosil, berbentuk padat, dan berwarna hitam
pekat mengilap. Sumber daya alam ini terbentuk dari tanaman darat yang telah terkubur kurang
lebih 400 juta tahun yang lalu.
Pada dasarnya, pengolahan energi batu bara merupakan proses pembersihan batu bara mentah
untuk diolah dan dijual di pasaran. Dilansir dari situs RPM Solutions, berikut cara mengolah
energi batu bara: Batu bara yang sudah ditambang, dikirim ke pabrik untuk dicuci dan
dibersihkan Batu bara padat yang utuh, dihancurkan sesuai kebutuhan. Sedangkan batu bara yang
dicampur dengan air, diangkut lewat pipa Setelah dihancurkan, antara batu bara yang kasar dan
halus dipisahkan kemudian disaring Sesudahnya, batu bara dicuci untuk menghilangkan kotoran,
sulfur, dan debu Terakhir, batu bara yang sudah diolah, siap dikirim.