Energi alternatif adalah energi sebagai pengganti dari energi bahan bakar fosil. Hal ini senada
dengan pengertian energi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) energi alternatif
adalah energi yang berasal bukan dari minyak bumi, misalnya tenaga air, panas bumi, nuklir,
surya, angin, gelombang, biomassa, gas alam, gambut, batu bara, dan gas alam.
Sebagian masyarakat yang sudah sadar akan bahaya dari energi yang tak terbarukan yang
dapat merusak atau mengganggu keberlangsungan bumi dan manusia, mereka mulai
meninggalkan energi yang tak terbarukan. Dikutip dari Encyclopedia Britannica bahwa
sumber energi alternatif adalah energi yang didapatkan melalui sumber energi yang dapat
diperbaharui (terbarukan), bisa dipulihkan, atau kekal. Misalnya sungai, pasang surut air laut,
biomassa, biogas, matahari, dan aliran sungai.
Bagi masyarakat biasa membuat energi alternatif bertujuan untuk menjaga lingkungan yang
ditempatinya agar tetap dalam keadaan sehat. Apabila lingkungan sudah sehat, maka
masyarakat di lingkungan itu juga ikut sehat juga dan energi itu bisa digunakan secara terus
menerus karena dapat diperbaharui.
Bagi kehidupan manusia energi matahari adalah energi yang paling penting. Keberadaan
matahari pada bumi ini sangat dibutuhkan oleh manusia, bahkan tumbuhan dan hewan juga
membutuhkan energi dari matahari. Energi matahari yang sudah masuk ke dalam bumi harus
dikembalikan lagi agar tidak terjadi pemanasan global. Pemanasan global dapat terjadi karena
aktivitas yang menggunakan energi tak terbarukan secara berlebihan.
Di sisi lain, energi matahari dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif agar lingkungan
tetap sehat dan masyarakat pun akan lebih semangat dalam menjalani kehidupannya. Selain
itu, suatu lingkungan tidak akan cepat rusak, sehingga generasi selanjutnya masih bisa
merasakan kenikmatan hidup di bumi.
2 Air
Seperti yang diketahui oleh banyak orang bahwa air sangat diperlukan oleh tubuh manusia
karena tanpa ada air, kita akan mengalami dehidrasi. Selain itu, air juga bisa digunakan untuk
membuat energi alternatif karena bisa menggantikan energi berbahan bakar fosil. Akan tetapi,
air baru bisa dijadikan energi alternatif selama dalam jumlah besar. Apabila masih dalam
jumlah kecil, maka akan sulit menjadikan air sebagai energi alternatif.
Beberapa negara sudah mulai mengembangkan air menjadi energi listrik, bahkan Indonesia
sudah memiliki bendungan yang cukup luas untuk dijadikan sebagai sumber energi listrik.
Jika kita belum bisa mengubah air menjadi energi listrik yang maksimal, maka kita bisa
menggunakan air secukupnya saja.
ENERGI MATAHARI
Peranan energi menjadi penting untuk peningkatan kegiatan ekonomi dan ketahanan nasional.
Untuk itu, pengelolaan energi meliputi penyediaan, pemanfaatan, dan pengusahaannya harus
dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan, optimal, dan terpadu. Terlebih Indonesia
telah berkomitmen sesuai Persetujuan Paris untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, dengan
target sebesar 31,89% pada tahun 2030 dengan kemampuan sendiri dan target sebesar 43,2%
dengan bantuan internasional.
Pembangunan sektor energi terbarukan menjadi aksi mitigasi untuk menurunkan emisi gas
rumah kaca (GRK) dan mendukung energi yang berkelanjutan. Untuk itu, Indonesia terus
menggencarkan penggunaan energi terbarukan. Energi surya menjadi salah satu pilihan jenis
energi terbarukan yang terus didorong penggunaannya di Indonesia.
Meskipun letak matahari sekitar 149 juta kilometer dari bumi, namun
pancaran sinarnya bisa digunakan menjadi sumber energi terbarukan
Berdasarkan sejarah, teknologi panel surya sudah ada pada abad ke-
18, tepatnya pada tahun 1839. Seorang ahli fisika asal Perancis
bernama Alexandre Edmond Becquerel yang pertama kali
mencetuskan teknologi fotovoltaik.
Pada tahun 1904, Albert Einstein juga pernah meneliti sel surya yang
dinamakan percobaan efek fotolistrik. Barulah pada tahun 1941,
peneliti yang bernama Russel Ohl mampu mengembangkan teknologi
panel surya. Teknologi ini kemudian dikenal sebagai teknologi sel
surya (solar cell) dan penggunaannya masih digunakan sampai
dengan saat ini.
Jika kita memaksimalkan penggunaan energi surya sebagai sumber energi alternatif bagi
listrik untuk instansi, perindustrian sampai dengan rumah tangga, kita dapat menghemat
tagihan listrik. Kita dapat mengalokasikan dana yang kita simpan dari penghematan listrik
untuk keperluan yang lainnya. Fakta di lapangan mengatakan bahwa tagihan listrik bisa
berkurang sampai dengan 50% dengan menggunakan teknologi panel tenaga surya.
Jenis Jenis Panel Surya
Sangat penting untuk mengetahui jenis-jenis panel tenaga surya. Tujuannya supaya tidak
salah dalam memilih jenis panel surya yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini adalah
beberapa jenis panel tenaga surya yang perlu Anda ketahui:
Monocrystalline Silicon
Merupakan salah satu jenis panel surya yang banyak digunakan. Tipe panel surya ini
memiliki berbagai macam kelebihan seperti efisiensi yang tinggi dan memiliki umur pakai
yang panjang. Sel surya yang menjadi penyusun panelnya ini terbuat dari kristal silikon
murni yang diiris tipis dengan menggunakan mesin hingga berbentuk bundar. Sel surya ini
disebut “monocrystalline” karena silikon yang digunakan adalah silikon kristal tunggal.
Efisiensi panel surya monocrystalline silicon mencapai lebih dari 20%, jauh lebih tinggi
dibanding tipe panel tenaga surya lainnya. Efisiensi yang tinggi tersebut menandakan bahwa
panel surya ini memiliki kemampuan mengkonversi energi dari matahari ke listrik yang baik
sehingga hanya dibutuhkan luas penampang yang lebih kecil untuk menghasilkan energi yang
sama dibanding tipe panel surya lainnya. Meskipun begitu, monocrystalline silicon
merupakan tipe panel surya yang paling mahal dengan kualitas terbaik pula.
Tipe panel surya ini disebut dengan thin "film" karena menggunakan sel surya yang sangat
tipis dengan ukuran sekitar 10 nm, jauh lebih tipis dibanding dengan tipe crystalline silicon
yang berukuran 200 – 300 nm. Lapisan tipis tersebut ditambahkan ke permukaan seperti
kaca, plastic, atau metal.
Dengan ukuran yang sangat tipis, panel surya ini menjadi sangat ringan dan fleksibel. Selain
itu, panel surya ini tidak mengalami penurunan performa pada temperatur yang semakin
tinggi seperti tipe panel surya lainnya. Sayangnya, efisiensi konversi energi thin film masih
rendah yaitu hanya sekitar 10%.
Polycrystalline Silicon
Merupakan tipe panel surya yang terbuat dari batang kristal silikon yang dilebur atau
dicairkan kemudian dituang ke dalam cetakan berbentuk persegi. Kelebihannya terdapat pada
susunannya yang lebih rapi dan juga lebih rapat. Ciri dari panel surya ini cukup unik karena
terdapat retakan atau fragmen di dalam sel surya. Seperti namanya mengindikasikan, tipe
panel surya polycrystalline silicon ini terdiri dari banyak fragmen kristal silikon.
Efisiensi panel surya polycrystalline silicon mencapai 17%. Walaupun efisiensinya lebih
rendah dibanding tipe monocrystalline silicon, tipe panel surya ini banyak digunakan karena
harganya yang relatif lebih terjangkau.
Sel surya merupakan inti dari panel tenaga surya tersebut. Sel ini disusun berjajar dan
dihubungkan secara seri dan parallel yang kemudian membentuk satu kesatuan panel surya.
Dapat dikatakan bahwa panel surya merupakan gabungan dari banyak sel surya. Jumlah sel
surya yang disusun di dalam panel surya bervariasi dari 32 hingga 96 sel, namun pada
umumnya yang digunakan adalah tipe panel surya dengan 72 sel.
Adapun cara kerja panel surya secara sederhana / prinsip kerja panel surya adalah sebagai
berikut :
Memang tagihan listrik setiap tahunnya tidak mengalami kenaikan. Namun, sekali terjadi
peningkatan, persentase kenaikan dapat mencapai 30%. Dilihat dari segi penggunaanya,
manfaat dan fungsi panel surya ini sangat ramah lingkungan saat digunakan karena tidak
menggunakan bahan bakar konvensional. Energi utamanya berasal dari matahari dan bisa
didapatkan dengan gratis.
Manfaat dari panel maupun energi surya yang sangat terasa adalah mampu untuk menghemat
pengeluaran. Selain itu, energi surya mampu berkontribusi untuk mengurangi pemanasan
global. Anda juga terhindar dari ketergantungan listrik konvensional. Manfaat dari pasang
panel surya adalah panel tenaga surya ini tidak memerlukan lahan yang luas dan
pemasangannya sangat mudah.
ENERGI AIR
Air sebagai Sumber Energi Terbarukan
Air sebagai salah satu sumber daya alam terbarukan yang juga dapat dimanfaatkan sebagai
energi alternatif. Sebagai contohnya pada penggunaan kincir air dalam penggunaannya di
pembangkit listrik. PLTA atau Pembangkit listrik tenaga air juga dapat ditemukan di waduk-
waduk sekitar rumahmu.
Energi terbarukan air dinilai lebih efektif digunakan sebagai tenaga pembagkit listrik
disbanding energi angin dan panel surya. Karenanya energi ini sangat dapat digunakan
sebagai alternatif di Indonesia. Dengan membangun penghalang atau bendungan, reservoir
besar dapat digunakan untuk membuat aliran air terkontrol yang kemudian mampu
menggerakkan turbin.
Turbin akan menghasilkan listrik. Konsep lain dari pemanfaatan tenaga air yaitu di antaranya
energi pasang surut. Sumber energi alternatif ini juga menggunakan arus pasang surut air
untuk menggerakkan generator turbin. Sehingga kemudian mampu menghasilkan listrik.
Energi air adalah satu dari lima sumber terbesar energi terbarukan. Energi ini dapat
dimanfaatkan dan diubah menjadi listrik dan pembangkit listrik Tenaga air tanpa
meninggalkan emisi gas rumah kaca seperti yang dihasilkan oleh pembangkit listrik yang
menggunakan energi fosil. Berbeda dengan sumber energi terbarukan lainnya air akan terus
menghasilkan tenaga non-stop dan ketersediaannya terus dihasilkan oleh adanya siklus
hidrologi. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dihasilkan dari energi potensial air yang
diubah menjadi energi mekanik oleh turbin dan energi tersebut yang selanjutnya diubah untuk
menjadi energi listrik oleh generator dengan memanfaatkan ketinggian dan kecepatan air.
Berdasarkan dari daya listrik yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan
menjadi: (1) pico hydro yang menghasilkan 5 kW, (2) micro hydro yang menghasilkan 5-100
kW, (3) mini hydro yang menghasilkan daya di atas 100 kW, namun tetap di bawah 1MW
dan (4) Bendungan/ dam/ large hydro dengan daya yang dihasilkan sebesar lebih dari 100
MW. Indonesia telah memanfaatkan air sebagai pembangkit listrik, salah satunya adalah
PLTA Cirata, Purwakarta.
Pembangkit listrik yang telah dibangun sejak 1983 ini bukanlah pembangkit utama dalam
jaringan listrik Jawa Bali, melainkan dijadikan pembangkit listrik cadangan. Apabila
keseluruhan turbin yang berjumlah 8 di PLTA tersebut berfungsi, PLTA Cirata hanya mampu
menyuplai sekitar 4 persen atau sekitar 1.008 MW dari beban listrik Pulau Jawa yang
mancapai 23.000 MW. Selain Cirata, terdapat pula pembangkit listrik tenaga air lainnya yang
ada di Indonesia seperti PLTA Saguling, Jatiluhur dan Lamajan.
Selain menjadi pembangkit, PLTA juga bermanfaat bagi sektor pariwisata. Pemandangan
alam berupa gunung, danau dan wisata kulinernya menjadi daya tarik pariwisata.
Pemandangan alam tidak hanya menjadi objek wisata di kawasan bendungan Jatiluhur,
terdapat pula objek pariwisata lain yang tersedia di sana seperti kolam renang dan ski air
yang secara langsung menghadap ke danau.
1. Turbin Angin
Merupakan bagian terpenting dalam pembangkit listrik tenaga angin. Turbin angin
berbentuk seperti baling-baling yang dipasang di atas menara tinggi. Angin yang mengenai
baling-baling membuatnya berputar.
2. Generator
Turbin angin yang berputar akan menggerakkan generator. Generator bertugas mengubah
energi kinetik dari putaran turbin menjadi energi listrik.
3. Menara (Tower)
Menara adalah struktur tinggi tempat dipasangnya turbin angin. Tinggi menara penting
karena angin cenderung lebih kencang di ketinggian.
4. Sistem Pengontrol dan Pemantau
Pembangkit listrik tenaga angin dilengkapi dengan sistem pengontrol dan pemantau yang
canggih untuk mengoptimalkan kinerja turbin, mengarahkan turbin menghadap arah angin
yang optimal, dan melindungi turbin dari kondisi cuaca ekstrem.
1. Fluktuasi Angin
Energi angin sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan fluktuasi angin. Produksi listrik dari
pembangkit listrik tenaga angin dapat tidak stabil dan bervariasi dari waktu ke waktu.
2. Keterbatasan Lokasi
Pembangkit listrik tenaga angin efektif hanya di daerah yang memiliki angin yang konsisten
dan cukup kencang. Wilayah dengan angin lemah atau tidak teratur tidak cocok untuk
pembangkit listrik tenaga angin.
3. Dampak Lingkungan
Pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dapat berdampak pada lingkungan dan
ekosistem setempat, termasuk migrasi burung, habitat satwa liar, dan pemandangan alami.
4. Kebutuhan Lahan yang Luas
Untuk menghasilkan daya yang signifikan, seringkali diperlukan banyak turbin angin, yang
membutuhkan lahan yang luas untuk diinstalasi.
5. Pengaruh Suara
Turbin angin dapat menghasilkan suara yang cukup bising, dan hal ini bisa menjadi masalah
jika pembangkit listrik tenaga angin terletak dekat dengan permukiman penduduk.
Mungkin kamu bertanya-tanya, bagaimana mekanisme atau sistem kerja energi angin? Pada
dasarnya, cara kerja turbin angin cukup sederhana.
Turbin angin menggunakan angin untuk menghasilkan listrik. Pertama, angin akan memutar
baling-baling raksasa di sekitar rotor, yang kemudian akan memutar turbin generator untuk
menghasilkan listrik.
Akan tetapi, agar kincir angin bisa menghasilkan listrik secara optimal. Tentunya, perlu
didukung berbagai aspek. Salah satunya adalah lokasi penempatan turbin angin harus
strategis.
Angin adalah bentuk energi matahari yang dipengaruhi tiga faktor, antara lain:
Istilah energi angin atau tenaga angin, keduanya menggambarkan proses di mana angin
dipakai untuk menghasilkan tenaga mekanik atau tenaga listrik. Tenaga mekanik tersebut bisa
dipakai untuk tugas-tugas tertentu. Seperti menggiling biji-bijian, memompa air, atau
menggerakkan turbin generator. Sehingga, dari tenaga mekanik diubah menjadi tenaga listrik.
Turbin angin mengubah energi angin menjadi listrik dengan gaya aerodinamis baling-baling
raksasa. Ketika angin mengalir melintasi baling-baling, tekana udara di satu sisi baling-baling
akan berkurang.
Perbedaan tekanan udara inilah yang menciptakan gaya angkat dan gaya tarik. Gaya angkat
lebih kuat ketimbang gaya tarik, itulah sebabnya rotor pada turbin akan berputar. Semakin
kencang angin berhembus, maka semakin mempercepat putaran dan memungkinkan
generator menghasilkan listrik dalam jumlah besar.
Perlu diketahui terlebih dulu bahwa energi angin sebenarnya merupakan ikut menyumbang
pasokan listrik dunia sebesar 5-7%.Kalau dihitung secara global, kapasitas energi angin
melampaui 650 Gigawatt.
Hampir 66% dari 650 Gigawatt tersebut, disediakan oleh ladang angin yang ada di lima
negara. Yaitu, Amerika Serikat, India, Jerman, Spanyol, dan China. Selama beberapa dekade,
kapasitas energi angin di Amerika Serikat meningkat drastis mencapai 3x lipat.
Sekarang, bahkan energi angin menjadi sumber energi alternatif terbarukan yang dominan.
Dengan turbin angin yang bisa menghasilkan lebih dari 100 juta watt, maka energi angin
mampu menyediakan aliran listrik bagi sekitar 29 juta rumah tangga. Hebatnya lagi, dari segi
biaya, energi angin tergolong murah, hampir menyamai tenaga surya dan gas alam.
Turbin angin akan ditempatkan di suatu lahan yang tingginya sekitar 250 kaki atau 76 meter.
Serta, berkapasitas rata-rata 2,55 megawatt. Masing-masing dapat menghasilkan aliran listrik
untuk ratusan rumah.
Sedangkan, turbin kincir angin yang lebih kecil, sering dipakai dalam sistem terdistribusi
yang menghasilkan daya untuk penggunaan lokal ketimbang dijual lagi ke konsumen. Rata-
rata tingginya sekitar 30 meter atau 100 kaki, dan memproduksi 5-100 kilowatt.
Sumber energi alternatif terbarukan akan terus menjadi komponen penting yang
direkomendasikan pemerintah agar lingkungan lebih bersih, hijau, dan bebas polusi.
Para peneliti dan ilmuwan di bidang tenaga angin terus berinovasi dan mencari cara efektif
untuk mengumpulkan energi dan mendistribusikannya secara efisien kepada masyarakat.
Selain turbin, harapannya teknologi energi angin akan terus berkembang sebagai sumber
energi alternatif terbarukan.
Saat ini para peneliti dan ilmuwan terus berupaya mengembangkan turbin angin udara, di
mana komponennya bisa mengudara dengan gas helium atau memakai aerodinamika secara
mandiri agar tetap terbang di udara. Cara ini dianggap efektif untuk menangkap aliran angin
yang lebih kuat.
Sistem ini sedang dipertimbangkan untuk penggunaan lepas pantai. Di mana, seringkali
pemasangannya mahal dan sulit untuk memasang turbin angin konvensional di menara tinggi.
Para peneliti ke depannya juga ingin mengembangkan sumber energi alternatif terbarukan
yang mengusung konsep selaras dengan alam. Pepohonan umumnya bisa tetap menahan
kekuatan angin kencang, dengan cara bergerak sebagai respon pertahanannya.
Hal inilah yang menginspirasi para peneliti untuk membuat pohon pemanen angin buatan.
Dari energi mekanik atau gerakan pohon, diubah menjadi listrik. Sehingga, cocok untuk
diterapkan di tempat-tempat dengan aliran udara yang muncul dari segala arah, seperti
perkotaan atau pemukiman warga.
Energi Angin
Gambaran Umum
Energi terbarukan selain dari energi surya, air, panas bumi, bio energi dan sumber organik,
ada sumber lain yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Di Indonesia
ada sumber energi terbarukan dari angin dan gelombang laut, kedua jenis ini masih minim
pemanfaatannya di Indonesia. Meskipun potensinya terbilang cukup besar, sumber energi
angin memiliki potensi 60,647 MW dan sumber energi gelombang laut memiliki potensi
17,989 MW. Total pemanfaatan pada kedua jenis pembangkit tersebut hingga tahun 2020
adalah 157.9 MW, yang paling banyak datang dari Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)
Beberapa tahun belakangan telah dibangun PLTB di Indonesia, yang terbesar adalah PLTB
Sidrap dengan kapasitas 75 MW dan PLTB Jeneponto dengan kapasitas 72 MW.