Anda di halaman 1dari 48

Nama : Muthia Sari Atikayanti

NIM : 1215020035
Kelas : 4E

1. Pohon Pengisi Daya dan Pemancar Wifi Gratis

Foto: www.sologic.com

(Greeners) – Pernah mendengar tentang ‘pohon’ elektronik atau eTree? Jika belum,
bersiaplah untuk mengisi daya ponsel anda dengan energi ‘hijau’ secara gratis. Diciptakan
oleh perusahaan asal Israel, Sologic, eTree ditujukan untuk menghidupkan ruang publik tidak
hanya sebagai tempat istirahat, tetapi juga untuk terhubung ke daring dan mengisi ulang
perangkat elektronik.

Sologic menyediakan bangku untuk menemani ‘pohon’ yang dilengkapi dengan panel surya
penghasil energi, dan pohon elektronik pertama tersebut baru-baru ini dipasang di cagar alam
Ramat Hanadiv di Israel.

Seperti dilansir di Gizmag, eTree tersebut terhubung dengan bangku surya produksi Green
Sun Rising yang menawarkan tempat berteduh dan pengisian daya, serta ‘sapi’ Wifi (sapi
tersebut bukanlah sapi sungguhan melainkan perangkat pemancar Wifi. Sapi-sapi ini pernah
disebar di lokasi Festival Glastonbury di Inggris pada tahun lalu).

Dijadikannya eTree sebagai fasilitas di ruang publik, Sologic melihat bahwa eTree merupakan
separuh dari perusahaan sosial-lingkungan dan separuh bagian lagi merupakan patung
ekologi yang bertujuan mempromosikan kesadaran dan keberlanjutan lingkungan – selagi
menjembatani jarak antara masyarakat dan lingkungannya.

eTree menyuplai tenaga ke perangkat elektronik melalui beberapa titik USB yang disediakan
sekaligus menawarkan Wifi gratis di area tersebut, bahkan menyediakan pencahayaan pada
malam hari. Cabang-cabang dari ‘pohon’ tersebut menyediakan tenaga surya yang juga
berfungsi sebagai pelindung dari cahaya matahari bagi pengunjung yang mampir untuk
beristirahat dan mengisi ulang daya perangkat elektronik mereka.

Sumber : http://www.greeners.co/ide-inovasi/pohon-pengisi-daya-dan-pemancar-wifi-gratis/
2. Alat Panggang Tenaga Surya Wilson, Bisa Digunakan
Sepanjang Hari!

Foto: Derek Ham/Inhabitat.com


Jika kita di sini gemar menyantap sate setelah terlebih dulu memasaknya di atas bara api,
warga di Amerika Serikat pada umumnya menghabiskan waktu di akhir pekan dengan acara
barbekyu. Ternyata acara yang sudah menjadi budaya kuliner tersebut termasuk kegiatan
yang memberikan dampak buruk untuk lingkungan.

Saat kita menggunakan alat untuk membakar makanan, maka apapun yang kita gunakan
mulai dari arang, serpihan kayu ataupun gas propan, proses pembakaran tersebut
melepaskan emisi gas yang akan menurunkan kualitas udara di sekitarnya.

Dengan alat pembakaran bertenaga surya, emisi gas dapat ditekan, namun kita masih
mengalami keterbatasan karena alatnya hanya bisa digunakan pada siang hari. Jika kita
membakar sate atau sosis pada malam hari, mau tidak mau kita kembali ke pilihan lama:
arang atau bahan bakar lain.

Sekarang tersedia solusi untuk membakar makanan di malam hari. Seorang profesor dari MIT
bernama David Wilson, menciptakan sebuah alat pembakaran bertenaga surya yang bisa
digunakan di malam hari. Alat ini tidak lama lagi akan beredar di pasaran. Pembakaran
bertenaga surya ini merupakan solusi untuk masyarakat di negara berkembang yang
biasanya tidak punya pilihan lain selain menggunakan kayu bakar dalam kesehariannya.

Teknologi yang digunakan David Wilson dalam alat pembakaran ini mampu mengumpulkan
energi dari sinar matahari dan menyimpannya dalam bentuk energi panas laten sehingga alat
ini bisa digunakan memasak selama 25 jam pada temperatur 230 derajat Celcius.

Alat ini menggunakan lensa Fresnel untuk mengumpulkan energi matahari. Energi tersebut
akan memanaskan bahan Lithium Nitrat yang berada di bagian bawah. Lithium nitrat inilah
yang berfungsi seperti baterai , menyimpan energi panas dan melepas energinya dengan
proses konveksi.
Alat Panggang Tenaga Surya Wilson. Foto: Derek Ham/Inhabitat.com

Seperti dikutip dalam laman Inhabitat, David Wilson menjelaskan “saat ini banyak alat masak
bertenaga surya, namun tidak banyak yang menggunakan teknologi penyimpanan panas-
laten”.
David mengembangkan ide alat masak ini setelah pulang dari Nigeria. Di negara tersebut ia
mengamati warga yang menggunakan kayu bakar untuk memasak yang menimbulkan
beberapa permasalahan baru. Asap pembakaran yang dihasilkan kayu bakar biasanya
berujung pada penyakit pernafasan dan terlebih lagi berpengaruh besar pada penggundulan
hutan, termasuk kasus pemerkosaan di hutan terhadap para wanita yang mencari kayu bakar
di sana.

http://www.greeners.co/ide-inovasi/alat-panggang-tenaga-surya-wilson-digunakan-
sepanjang-hari/
3. Kain Pengumpul Energi Matahari
Diposting pada 8 November 2016

Foto: Georgia Tech/inhabitat.com

kalau pakaian yang kita kenakan dapat memanen energi matahari untuk memberi energi pada
ponsel kita?

Delapan orang insinyur dari Georgia Tech mempelopori penelitian untuk sebuah kain hibrida
yang sanggup memanen energi dari dua sumber: matahari dan gerakan. Ada beberapa
aplikasi yang bisa digunakan di antaranya untuk pakaian, gorden atau tenda.

Para insinyur tersebut menggunakan sebuah mesin tekstil yang biasa dipakai di industri
komersial untuk memintal tekstil tenaga hibrida atau tekstil berenergi hibrida. Tekstil ini bisa
memanen energi melalui sel surya yang terbuat dari serat polimer.

Triboelektrik nanogenerator yang digunakan di bahan ini bisa menghasilkan energi dari
gerakan. Kedua bahan ini kemudian dijalin dengan bahan wool untuk menghasilkan bahan
yang sangat fleksibel, ringan, dan bisa ‘bernafas’.

Foto: Georgia Tech/inhabitat.com

Salah satu penulis makalah tentang bahan tekstil tersebut, seorang profesor di bidang Ilmu
Material dan Rekayasa dari Georgia Tech, Zhong Lin Wang dalam pernyataannya
mengatakan, “Tekstil bertenaga hibirida ini mempersembahkan sebuah solusi sederhana
dalam hal pengisian sumber daya untuk gawai saat kita di lapangan dengan menggunakan
hal-hal sederhana yang ada di alam seperti angin yang berhembus di saat cuaca cerah.”
Untuk pengujian bahan ini, para insinyur membuat sebuah bendera dengan menggunakan
bahan yang diuji, memasangnya pada sebuah mobil kemudian mengendarai mobil tersebut
berkeliling kota. Walaupun saat itu cuacanya mendung, bendera berukuran 4×5 cm tersebut
mampu menghasilkan energi untuk mengisi sebuah kapasitor berukuran 2mF sampai ke 2
Volt hanya dalam waktu satu menit saja.

Langkah berikutnya untuk para insinyur itu adalah membungkus bahan tersebut sehingga
tidak rusak oleh kelembaban dan hujan. Pengujian awal menyatakan bahwa bahan ini dapat
digunakan lagi dan lagi namun para peniliti ingin melakukan pengujian lebih lanjut untuk
mengetahui daya tahan bahan tersebut dalam jangka panjang. Bahkan mereka berpikir
bahwa bahan ini bisa dibuat dalam skala yang lebih besar karena material yang digunakan
ramah lingkungan dan harga terjangkau.

http://www.greeners.co/ide-inovasi/kain-pengumpul-energi-matahari/
4. Memanfaatkan Langkah Kaki untuk Membangkitkan
Listrik

Lampu LED yang terpasang di langit-langit salah satu koridor sebuah kantor di kota Paris
dinyalakan dengan tenaga langkah kaki manusia. Bagaimana caranya?

Kantor tersebut adalah perusahaan Kereta Api Nasional Perancis (SNFC). Mereka menunjuk
Pavegen, perusahaan teknologi ramah lingkungan, untuk memasang ubin khusus sebanyak
enam buah. Ubin-ubin itu dipasangi dengan alat khusus yang akan menerima kekuatan
pijakan langkah kaki para karyawan kantor kereta api yang melangkah di koridornya. Para
staf dapat melihat energi yang mereka hasilkan melalui layar interaktif yang dipasang di
dinding koridor.

Pijakan kaki dari para staf dan karyawan kantor SNFC yang melintas akan terkumpul dan
menghasilkan daya untuk menerangi lampu LED di koridor. Ubin berenergi kinetik tersebut
menunjukkan potensi dari kekuatan langkah kaki manusia. Pavegen mengatakan ubin kinetik
ini dapat diaplikasikan di bidang transportasi di Perancis.

Pavegen mengatakan, “dengan menginstal teknologi Pavegen, SNCF telah menciptakan


peluang yang lebih besar untuk daya langkah kaki, yang memungkinkan masyarakat untuk
menjadi bagian inti dari pembangkit energi terbarukan mereka di seluruh Perancis.” Pihak
SNFC berjanji untuk membuat kereta api dan stasiun kereta yang lebih hemat energi. Hal ini
dikarenakan mereka adalah konsumen listrik tunggal terbesar di Perancis, memakan 1,5%
dari produksi energi negara.Pavegen sebelumnya pernah memasang ubin yang dapat
menghasilkan energi di stasiun kereta api West Ham Tube selama Olimpiade 2012. Mereka
juga telah bekerjasama dengan GDF Suez pada Maret 2014 untuk memasang 14 ubin di
bagian luar stasiun Saint Omer di Perancis. Lampu LED dan stop kontak USB di bangku
kereta api di stasiun kereta tersebut berhasil menyala berkat 5.000 penumpang per harinya.

Pendiri dan CEO dari Pavegen Sistem, Laurence Kemball-Cook mengatakan, “Kami percaya
bahwa teknologi ini adalah solusi bagi perkembangan masa depan industri transportasi.
Teknologi dari perusahaan kami menggabungkan kemampuan untuk menghasilkan listrik
terbarukan dengan upaya untuk mendidik masyarakat tentang energi keberlanjutan, serta
menyediakan data yang real-time sebagai papan petunjuk, iklan dan mengurangi jejak karbon
kita.”

Sumber : http://www.greeners.co/ide-inovasi/memanfaatkan-langkah-kaki-untuk-
membangkitkan-listrik/
5. LIPI Temukan Teknologi Peningkat Kualitas Energi
Terbarukan
Bagus RamadhanSenin, 01 Pebruari 2016 15:24 WIB

LIPI
Temukan Teknologi Peningkat Kualitas Energi Terbarukan

Peningkatan penggunaan energi alternatif terus digalakkan. Melihat popularitas bahan bakar
minyak yang menurun dan dianggap memiliki efek lingkungan yang buruk. Penggunaan
biogas sebagai energi terbarukan terus dikembangkan. Sehingga teknologi terkait dengan
efektifitas energi biogas masih terus ditingkatkan. Salah satunya adalah penemuan dari
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menemukan pembersih zat pengotor
biogas bernama Zeofilter.
"Biogas dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan tenaga panas dan listrik," ujar Peneliti Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK) LIPI
Yogyakarta, Satriyo Krido Wahono, dalam rilis yang diterima Rabu (27/1/2016).

Perangkat Zeofilter yang ditemukan oleh LIPI


Gas utama biogas sebagai sumber energi adalah metana, sedangkan gas lain yakni H2O,
CO2, SO2, H2S dll merupakan pengotor. Nah, zat pengotor ini menyebabkan performa biogas
kurang optimal. Jumlah gas metana yang terkandung dalam biogas masih berkisar antara 40–
75%. Oleh karena itu, pemurnian metana dalam biogas sangat diperlukan agar dapat
diperoleh manfaat biogas yang lebih variatif dan optimal.
Salah satu metode untuk meningkatkan kemurnian biogas yaitu melalui teknik adsorpsi
dengan menggunakan zeolit alam asli Indonesia. Zeolit alam tersebut perlu diaktifkan dan
dimodifikasi agar dapat dipergunakan sebagai pemurni biogas.
Satriyo menambahkan bahwa zeolit alam memiliki potensi penyerapan gas yang bersifat
multi-absorsi, khususnya untuk gas pengotor pada biogas yaitu uap air (H2O), CO2 dan H2S,
namun tidak menyerap metana (CH4) yang merupakan sumber energi dalam biogas sehingga
sangat sesuai untuk pemurni biogas.
Satriyo menegaskan bahwa dengan potensi energi yang dimiliki biogas, LIPI menggunakan
zeolit alam Indonesia menjadi pemurni gas metana dalam biogas yang disebut dengan
ZeoFilter. ZeoFilter dianggap mampu membersihkan biogas dari gas-gas pengotor lain
sehingga diperoleh kualitas biogas yang lebih baik, meningkat 5–20% dari kadar metana awal,
peningkatan efisiensi energi dalam proses konversi biogas menjadi energi listrik, dan
mengurangi potensi korosi dan menghilangkan bau kurang sedap dari biogas.
"Produk ini dibuat dengan berbahan dasar material lokal Indonesia dengan Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 80%," imbuh Satriyo.

Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/02/01/lipi-temukan-teknologi-
peningkat-kualitas-energi-terbarukan
6. EcoDrain: Gadget Penyerap Energi
Beberapa tahun yang lalu, seorang insinyur yang sedang mandi di bawah pancuran air dan
memperhatikan air yang mengalir ke lubang pembuangan, berpikir seberapa banyak energi
yang terbuang. Jawabannya, setelah diteliti, cukup besar. Setelah proses pemanasan dan
pendinginan, air panas menghabiskan lebih banyak energi dibanding semua kebutuhan lain
di rumah, dan 80-90% energi tersebut terbuang hanya sesaat setelah air tersebut mengalir ke
luar dari pancuran air.

Bayangkan jika panas tersebut dapat ditangkap kembali untuk membuat air tetap panas.
Setelah membentuk sebuah tim dan melakukan 4.700 uji coba, seorang insinyur David Velan
akhirnya menemukan desain yang memungkinkan hal tersebut terjadi – sebuah alat yang
menarik panas dari air panas selagi air mengalir, dan memasok panas tersebut kembali ke air
bersih untuk memanaskannya.

Foto: ecodrain.com

Produk ini terdiri dari 2 bagian ruang yang mana air kotor dialirkan terpisah, sehingga hanya
panasnya saja yang digunakan kembali. Alat ini membantu menghemat penggunaan energi
hingga 45%.

Bukan hanya Velan yang memiliki ide ini, namun alat temuannya ini bisa jadi alat pertama
yang dapat berfungsi dengan sangat praktis. “Menangkap panas dari air pancuran ternyata
sangat sederhana,” kata Velan.

Alat ini mudah dipasang, hemat biaya, tahan lama dan aman. “Tampak mudah untuk
menciptakan alat yang memenuhi kriteria seperti ini, namun kenyataannya tidak semudah itu,”
katanya. “Kami telah membuat ratusan prototype alat ini.”

Alat ini, EcoDrain, dipasang dengan posisi horizontal sehingga mudah ditempatkan di sebelah
pengering dimana suhu air berada pada titik terpanas. Sang desainer memperkirakan harga
alat ini setara dengan penghematan biaya listrik selama 2 tahun, dan alat ini tahan hingga 30
tahun.Contohnya di rumah sakit, dimana alat ini dipasang di sebuah mesin cuci yang
dioperasikan setiap hari, Velan memperkirakan potensi penghematan biaya dan energi
mencapai 768 kali dibanding dari pancuran air panas selama 10 menit.

Alat ini bisa juga digunakan dengan cara lain. “Air dingin, seperti air dari toilet di sebuah
perkantoran bisa digunakan untuk pendingin,” kata Velan, menjelaskan bahwa salah satu
bentuk pendingin ruangan pertama menggunakan air sebagai pendinginnya. Itu air limbah tapi
bila dinginnya dikumpulkan, bisa jadi bentuk penghematan energi juga.

Sumber: http://www.greeners.co/ide-inovasi/ecodrain-gadget-penyerap-energi/
7. Shower Hemat Energi dan Air

Nebia bekerjasama dengan firma desain industri Box Clever menciptakan shower atau
pancuran yang dapat menghemat air hingga 70 persen.

Penggunaan shower atau pancuran lebih hemat air daripada menggunakan bak air. Bahkan
pancuran yang pendek ukurannya lebih efektif lagi pemakaian airnya. Baru-baru ini, sebuah
perusahaan bernama Nebia meluncurkan desain terbaru shower yang dapat menghemat air
sebanyak 70 persen!

Terdiri dari pancuran di atas kepala dan pancuran untuk dipegang tangan, produk ini membuat
air yang mengalir menjadi butiran-butiran yang sangat kecil. Butiran kecil ini terbukti dapat
membasahi area 10 kali lebih banyak dibandingkan pancuran biasa sehingga bisa
mengurangi pemakaian air dan energi lebih efisien.

Seperti dilansir dari situs inhabitat.com, Nebia bekerja selama hampir lima tahun dalam
menciptakan shower khusus ini. Nebia bekerjasama dengan firma desain industri Box Clever.
Pancuran terbarunya mengubah pancuran pada umumnya, yaitu mengurangi konsumsi air
dan mengurangi pemakaian energi saat menggunakan air panas untuk mandi.

Dengan air yang bisa membasahi 10 kali lebih luas dan tinggi pancuran yang bisa diatur,
Nebia menyatakan bahwa mereka sudah membuat produk yang cukup spektakuler dalam
menghemat air. Pancuran air standar menggunakan air sebanyak 2,5 galon setiap menit.
Sementara, standar terbaru dari EPA Water Sense adalah 2 galon tiap menit. Nebia
membawa standar ini ke arah yang baru, yaitu memotong pemakaian airnya lebih dari
setengahnya, yaitu sebesar 0.75 galon tiap menit.

Shower rancangan Nebia hanya menggunakan 0.75 galon tiap menitnya.

Produk ini tidak hanya baik untuk lingkungan namun juga bagus untuk pemiliknya,
penghematan air berarti penghematan pengeluaran. Bahkan Nebia sudah menghitung bahwa
dengan membeli dan memakai produk ini selama dua tahun, penghematan yang dilakukan
sudah seharga pancurannya. Salah satu unggulan shower Nebia adalah semua bagian
produk ini merupakan satu rangkaian yang bisa dirakit sendiri sehingga tidak perlu tukang
untuk memasangnya. Kemudian dalam hal penghematan energi, Nebia mengklaim bahwa
produk ini 13 kali lebih efisien dalam pemakaian energi untuk pemanas air. Hal ini berarti baik
untuk lingkungan dan, sekali lagi, baik untuk penghematan pengeluaran.

Sumber : http://www.greeners.co/ide-inovasi/shower-hemat-energi-dan-air/
8. Rumah Nol Emisi Penghasil Energi

Rumah ZEB. Foto: snøhetta.com

Rumah dengan emisi nol? Ada. Bahkan rumah ini dapat menghasilkan energi. Sebuah mobil
listrik dapat melaju sampai 12.500 mil dari daya yang dihasilkan rumah tersebut.

Rumah yang dinamai Zero Emission Bulidings (ZEB) tersebut berlokasi di Larvik, Norwegia,
kawasan industri 80 mil dari selatan kota Oslo. Proyek ini hasil kolaborasi firma arsitektur
Snøhetta dengan Pusat Studi Bangunan Rendah Emisi.

Energi yang dihasilkan Rumah ZEB berasal dari panel surya yang berada di bagian atas
rumah. Panel tersebut dimiringkan 19 derajat ke arah tenggara untuk menangkap sebanyak
mungkin cahaya matahari.

Gambar: snøhetta.com
Energi matahari akan sangat efisien jika energinya dipakai saat itu juga (saat panel surya
memproduksi listrik). Oleh karena itu Rumah ZEB dirancang secara khusus terkoneksi
dengan smartphone.

Di dalam Rumah ZEB kita dapat menggunakan smartphone untuk menyalakan mesin cuci
saat kita sedang di tempat kerja. Sebuah termostat pintar (dengan bantuan pemanas
geotermal dan sistem pertukaran panas yang terkoneksi dengan sistem pengelolaan air
dalam rumah) dapat menyetel sistem untuk menyiapkan listrik dan menyalakan mesin
penghangat saat semua anggota keluarga ada di rumah.

Perpaduan batu bata dan kayu untuk menangkap panas dan memberikan kesejukan pada
Rumah ZEB. Foto: snøhetta.com

Snøhetta berusaha memasukkan sentuhan-sentuhan organik namun tetap hemat energi,


seperti kayu Aspen yang dilapisi lilin lebah. Lilin tersebut bereaksi dengan kelembaban alami
udara, untuk menjaga temperatur udara tetap stabil. Bata dan beton yang digunakan untuk
menahan beban atap dapat menahan panas dan dinginnya udara, menghemat energi dari
sistem pemanas atau pendingin rumah.

“Kami mencoba untuk membuat situasi ruang luar dan dalam yang benar-benar seperti rumah
yang sebenarnya. Rumah ini sangat hi-tech tapi kami berusaha sebisa mungkin untuk tetap
membuatnya senyaman mungkin,” jelas pihak Snøhetta.

Sumber : http://www.greeners.co/ide-inovasi/rumah-nol-emisi-penghasil-energi/
9. Inovasi dari Malang, Energi Listrik Kulit Pisang

Liputan6.com, Malang - Tiga mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas


Brawijaya (Unibraw) Malang, Jawa Timur, memproduksi energi listrik yang memanfaatkan
bakteri anaerob dari pembusukan limbah kulit pisang yang diberi nama "Mikrobial Fuellcell".

"Konsep ini masih jarang. Biasanya yang diolah kan limbah cair, tapi kami olah limbah padat.
Kulit pisang mudah didapat, mulai dari penjual pisang goreng hingga di daerah industri keripik
pisang," kata salah seorang mahasiswa pencipta Mikrobial Fuellcell, Chrisma Virginia di
Malang, Minggu 6 November 2016, dilansir Antara.

Selain Charisma, mahasiswa lain yang tergabung dalam penciptaan Generator Listrik dari
Limbah Kulit Buah Pisang Mikrobial Fuellcell) itu adalah Muhammad Errel Prasetyo dan Sang
Aji Arif Setyawan.

Ide tersebut berawal dari kian berkurangnya sumber daya alam minyak bumi sebagai sumber
energi utama, sehingga perlu ada pengganti energi yang bisa diperbarui dan berkelanjutan.

"Kami memilih kulit pisang, karena potensinya sangat besar dan bisa didapatkan kapan saja
dan di mana saja," katanya.

Ia menjelaskan cara kerja alat tersebut, pertama adalah menghancurkan kulit pisang dengan
cara ditumbuk, namun tidak boleh ditambah air karena nanti berkurang substratnya.
Selanjutnya, kulit yang sudah halus seperti bubur dimasukkan dalam kotak reaktor atau bio
chamber.

Kotak reaktor dibagi dua, yakni kotak anoda dan katoda. Pada setiap kompartemen terdapat
elektroda. Pada anoda, diisi kulit pisang yang halus, sedangkan kotak katoda diisi aquades.
Prinsip kerjanya cukup mudah, yakni kulit pisang akan difermentasi mikroba dan
menghasilkan elektron yang dialirkan dari anoda ke katoda.

Kedua kotak tersebut akan menghasilkan listrik sebesar 1,5 volt dan mampu menghidupkan
lampu LED merah. Saat ini, tim tersebut masih mencari cara agar alatnya bisa menghasilkan
5 volt listrik, sehingga bisa menyalakan lampu dan mengisi powerbank.

"Kami akan mengembangkan jenis elektrodanya. Rencananya akan kami ganti grafit, tetapi
dari isi pensil karena alat ini sifatnya recycle," mahasiswa Unibraw itu memungkasi.

Sumber : http://regional.liputan6.com/read/2645079/inovasi-dari-malang-energi-listrik-kulit-
pisang
10. Menuai Listrik dan Air Minum dari Gelombang Laut

Ombak merupakan salah satu pembangkit tenaga listrik alternatif yang menjanjikan.
Beberapa negara maju telah memanfaatkan energi gelombang air laut sebagai sumber listrik.
Contohnya saja Australia. Baru-baru ini mereka meluncurkan teknologi pembangkit listrik
gelombang air laut.

Australia merupakan benua yang dikeliling samudera, sama persis dengan kondisi Indonesia
yang juga berbatasan langsung dengan lautan. Berada di lepas pantai Perth, Australia Barat,
Carnegie Wave Energy meluncurkan proyek bernilai jutaan dolar untuk menghasilkan listrik
dari lautan ke daratan benua Kangguru tersebut.

The Carnegie menerapkan teknologi CETO. Teknologi ini merupakan pembangkit listrik yang
digerakkan dengan alat seperti pelampung. CETO diletakkan di bawah permukaan air laut.
Tidak hanya menghasilkan listrik, teknologi ini juga sanggup mengubah air laut menjadi air
minum.

Teknologi CETO ini merupakan yang pertama di dunia yang dapat menghasilkan listrik
sekaligus air minum dari laut. Pada akhir tahun 2014, CETO 5 telah dipasang di Pulau Garden
dan telah diaktivasi pada bulan Februari tahun ini. Susunan yang terdiri dari tiga pelampung
berdaya 240 kilowatt ditambatkan ke dasar laut melalui pompa air hidrolik. Sistem alat ini akan
bergerak naik-turun mengikuti gelombang air dan mendorong air untuk menghidupkan turbin
sekaligus menghasilkan air desalinasi.

Saat ini Carnegie telah mempersiapkan CETO 6 yang akan menghasilkan energi empat kali
lipat dibanding CETO 5. Keberadaan teknologi ini dianggap lebih baik dari penghasil listrik
yang berasal dari tenaga angin dan sinar matahari. CETO 5 merupakan teknologi yang tahan
lama, tidak cepat rusak sekaligus tidak mempunyai efek buruk untuk lingkungan sekitarnya.

Sumber: http://www.greeners.co/ide-inovasi/menuai-listrik-dan-air-minum-dari-gelombang-
laut/
11. Pelajar Banjarnegara Sulap Biji Salak Jadi Energi
Alternatif

Liputan6.com, Banjarnegara - Siapa sangka, biji salak yang selama ini terbuang percuma
dan dianggap tak ada gunanya dapat menjadi bahan energi alternatif. Di tangan dua pelajar
kreatif dari SMAN 1 Bawang, Banjarnegara, Jawa Tengah, biji salak dijadikan briket di
tengah melonjaknya harga elpiji.
Ide inovatif Afidian Sikta dan Anisa Nurhidayah muncul kala melihat banyaknya
limbah biji salak di wilayah Banjarnegara. Untuk diketahui, Kabupaten Banjarnegara
merupakan salah satu sentra penghasil salak, baik pondoh atau lokal terbesar di Jawa
Tengah.
Hasil karya mereka dinamakan `briket biji salak ampas kelapa dan sereh
(Bibilakaks)`. Dari yang tak berguna, kini biji salak dapat bermanfaat dan digunakan sebagai
bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga.
"Untuk satu Bibilakaks dapat untuk melakukan pembakaran hingga dua jam untuk
empat tabung Bibilakaks. Sementara untuk satu tabung membutuhkan hingga 20 butir biji
salak," kata salah satu pelajar pembuat Bibilakaks, Afidian Sikta di Banjarnegara.
Menurutnya, pembuatan briket tersebut dilakukan dengan pembakaran biji salak
untuk menjadi arang. Setelah itu, arang biji salak direkatkan dengan olahan bahan
campuran lainnya seperti sereh dan ampas kelapa yang dikeringkan. Setelah itu, satu
tabung briket dengan diameter sekitar 4 sentimeter dan panjang 10 sentimeter siap untuk
digunakan.
"Kita sudah mencoba untuk memasak, aroma sereh dari briket akan menambah
wangi masakan," tambah Afidian.
Ternyata, inovasi dua pelajar itu tak hanya memiliki sisi kegunaan ekonomis dan
energi alternatif, berkat karya ini mereka juga meraih prestasi akademik.
Terbukti, dalam ajang lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) tingkat Provinsi Jawa Tengah,
Bibilakaks karya Afidian Sikta dan Anisa Nurhidayah mampu menjadi yang terbaik dan
menyabet juara satu tingkat provinsi.

Sumber : http://tekno.liputan6.com/read/2109490/pelajar-banjarnegara-sulap-biji-salak-jadi-
energi-alternatif
12. Balon Pintar Penangkap Energi Angin

Potensi tenaga angin di ketinggian (High Altitude winds) adalah potensi energi yang masih
belum tereksplorasi dengan maksimal. Bahkan seorang Professor benama Ken Caldeira dari
Carnegie Institute for Science di Universitas Stanford pernah merilis penelitian yang
menyatakan bahwa potensi energi angin di ketinggian mampu menutupi jumlah kebutuhan
energi seluruh manusia di bumi 100 kali lipat.

Altaeros, sebuah perusahaan yang mengembangkan produk turbin tenaga angin terdiri dari
jebolan universitas terkemuka di AS Massachusetts Institute of Technology (MIT)
mengembangkan sebuah produk yang diberi nama BAT (Buoyant Airborne Turbine).

Produk yang berbentuk seperi balon udara ini mampu terbang setinggi 300 meter dan
menghasilkan energi listrik yang bisa menyalakan lebih dari selusin rumah melalui jaringan
kabel yang tersambung ke permukaan tanah.

BAT terdiri dari beberapa perangkat yang saling mendukung yaitu, Shell yang merupakan
kerangka berbentuk balon udara, Turbine yang terdiri dari 3 bilah baling -baling, Tethers yang
berfungsi sebagai jangkar dari Shell ke stasiun permukaan tanah, Ground Station adalah
perangkat di darat yang menjadi sistem kontrol dan pengatur dari keseluruhan perangkat BAT.

Perusahaan Altaeros Energies didirikan pada tahun 2010 denga tujuan menciptakan produk
energi alternatif yang low-cost dengan memanen potensi tenaga angin di ketinggian.
Perusahaan ini juga pernah memenangkan beberapa penghargaan terkait produknya, seperti
2011 ConocoPhillips Energy Prize dan mendapatkan bantuan dana dari pemerintah AS untuk
mengembangkan produknya.

sumber http://bit.ly/1oirjUN

http://www.greeners.co/ide-inovasi/balon-pintar-penangkap-energi-angin/
13. Suspensi Kendaraan Penghasil Energi Listrik

Berkendara melalui jalan yang berlubang mungkin akan menjadi lebih menyenangkan dengan
teknologi suspensi terkini dari pabrik Levant Power. Sistem peredam kejut ini mampu
menahan energi yang dihasilkan dari proses getaran/goncangan ketika kendaraan melalui
jalur yang tidak rata dan mengkonversinya menjadi energi listrik.

Levant Power adalah sebuah perusahaan yang didirikan oleh dua jebolan Massachusetts
Institute of Technology (MIT) Zack Andersen and Shakeel Avadhany. Perangkat suspensi
yang diberi nama GenShock ini mampu memberikan dukungan suplai energi listrik yang bisa
disalurkan untuk pendingin ruangan atau radio dalam kendaraan.

Ide ini berawal dari ketika Shakeel Avadhany berkendara di jalan berlubang, kemudian saat
itu ia berpikir bahwa proses naik turun suspensi kendarannya bisa menjadi potensi energi.
Akhirnya ia merealisasikan idenya dan membuat prototipe produknya melalui kompetisi MIT
MADMEC di kampusnya.

GenShock bekerja dengan cara memanfaatkan panas yang timbul dari proses kompresi yang
umum terjadi pada suspensi kendaraan. Panas dari goncangan tersebut disalurkan pada
sebuah turbin kecil yang terhubung pada generator. Kemudian generator tersebut
menghasilkan energi listrik yang disimpan pada aki kendaraan.

Produk ini masih dalam tahap pengembangan, tapi pengembangnya berharap GenShock bisa
menembus pasar dalam 18 bulan kedepan. Sementara saat ini Andersen and Avadhany
tengah berkomunikasi dengan beberapa produsen truk dan mobil agar mau
mengimplementasikan produknya di kendaraan mereka.

Sumber : http://www.greeners.co/ide-inovasi/suspensi-kendaraan-penghasil-energi-listrik
14. “Bunga Matahari” Penghasil Listrik dan Panas

Solar Sunflower dapat bergerak mengikuti sinar matahari dan mendinginkan dirinya sendiri
dengan memompa air lewat saluran di dalamnya seperti tumbuhan. Foto: IBM via mnn.com

Inovasi terbaru yang berhubungan dengan tenaga surya datang dari para peneliti Swiss yang
bekerja untuk Airlight Energy dan IBM Research di Zurich. Hasil temuan mereka disebut Solar
Sunflower. Seperti namanya (sunflower berarti bunga matahari), alat ini dapat bergerak
mengikuti sinar matahari dan mendinginkan dirinya sendiri dengan memompa air melalui
saluran yang ada di dalamnya, seperti tumbuhan.

Terlepas dari bentuknya yang indah, Solar Sunflower menggunakan beberapa teknologi
inovatif lainnya. Salah satunya adalah HCPVT (sel surya dengan efisiensi yang tinggi) yang
berfungsi menghasilkan listrik dan air panas. Pada dasarnya, metode ini memanfaatkan
reflektor untuk memusatkan cahaya matahari dan mengubahnya menjadi listrik.

Kemampuan alat ini memusatkan energi matahari hanya mengandalkan reflektor yang diatur
sudutnya sehingga menghasilkan “5.000 matahari”. Pengujian pernah dilakukan untuk
memusatkan cahaya matahari dengan alat ini, hasilnya panas yang dihasilkan bisa membuat
lubang pada logam. Kemampuan Solar Sunflower mengatasi panas yang sangat tinggi inilah
yang membedakannya dengan produk-produk sejenis.

Sel foto yang digunakan oleh Sunflower memiliki tempatur maksimal sebesar 105 derajat
Celcius, yang sebenarnya jauh daripada temperatur yang diperlukan untuk membuat lubang
pada logam. Untuk mengatasinya, Sunflower menggunakan sistem pendingin berbasis air
yang dipompa ke bagian belakang sel surya tersebut sehingga meredam panas.

Yang menarik dan inovatif dari alat ini adalah air panas yang dihasilkan kemudian diubah juga
menjadi sumber daya untuk menghangatkan rumah atau dialirkan pada sistem industri
lainnya. Hasilnya adalah sebuah alat yang bisa memproduksi 12 kilowatt energi listrik dan 21
kilowatt energi panas.

Walaupun energi sebesar itu hanya cukup untuk dipakai beberapa rumah saja, namun
teknologi ini sangat efisien. Satu-satunya kendala adalah biayanya yang sangat tinggi. Sel
surya dari galiium-arsenida yang digunakan pada alat ini walaupun sangat efisien namun
tidaklah murah.

Sumber : http://www.greeners.co/ide-inovasi/bunga-matahari-penghasil-listrik-dan-panas/
15. Energi Tenaga Manusia: Inovasi di Bidang Energi Hijau

Gambar : Stasiun Stockholm - memanfaatkan energi panas manusia

Meskipun manusia masih berjuang untuk membuat, mempopulerkan dan memanfaatkan


energi bersih, namun hal ini masih merupakan perjuangan berat. Banyak pula kelompok-
kelompok minat khusus yang lebih khawatir lagi mengenai nasib keselamatan planet kita.
Inilah sebabnya mengapa beberapa inovator telah mengembalikan pemecahan masalah ke
kita sendiri, secara harfiah. Energi yang ditenagai manusia adalah kemampuan untuk
memanfaatkan energi yang berasal dari aktivitas manusia tanpa mengganggu manusia itu
sendiri.
Saat anggota masyarakat berjalan menuju tempat kerja mereka atau keluar saat makan
siang, ada berbagai cara untuk menangkap energi yang dilepaskan oleh mereka. Berikut
adalah beberapa contoh termasyhur mengenai energi bersih, kali ini ditenagai oleh manusia.

Japan Railway Feet


Tokyo East Japan Railway Manourachi, pintu keluar utara, pada tahun 2006 terpilih sebagai
lokasi percobaan untuk menangkap energi lalu lintas para pejalan kaki. Sekitar 700.000
penumpang berjalan di atas sensor yang dipasang di lantai bawah setiap pembatas pintu.
Sensor atau elemen piezoelectric mengkonversi setiap langkah menjadi muatan listrik yang
kemudian disimpan dalam generator di dekatnya dan digunakan untuk menghidupkan lampu
listrik, papan info dan banyak lagi.

Stockholm Railway Heat


Stasiun kereta api di Stockholm memanfaatkan energi panas dari kerumunan 250.000 orang
yang melalui sistem setiap hari. Menggunakan sistem ventilasi khusus, akumulasi panas
tubuh dilewatkan melalui penukar panas yang memanaskan sistem air pusat sehingga
mengurangi permintaan energi pemanas hingga lima belas persen.

Perangkat Pemurni Air Karya Mahasiswa OSU


Sebagai respon terhadap kompetisi desain mekanik Oregon State University (OSU),
mahasiswa teknik menciptakan sekelompok perangkat yang bisa didukung oleh tenaga
manusia untuk menghasilkan air minum dari sumber yang tercemar dengan mengubahnya
menjadi air bersih. Idenya muncul karena adanya berita ratusan orang terdampar di atap
setelah Badai Katrina dengan dikelilingi oleh blok air minum potensial. Profesor OSU, Ping
Ge, berkomentar "Perangkat ini berpotensi menyediakan air minum yang aman bagi jutaan
orang di seluruh dunia yang memiliki akses terbatas terhadap air minum, dan juga bisa
digunakan dalam situasi darurat."
Keyboard Compaq
Produsen komputer Compaq telah menciptakan prototipe baterai laptop ditenagai keyboard.
Dengan menginstal magnet kecil di bawah setiap tombol, energi ditransfer ke kapasitor pada
setiap hentakan. Kapasitor mentransfer energi ke baterai komputer untuk memperpanjang
energi baterai hingga hitungan jam.

Power Plant internal


University of Texas, Austin, menggunakan energi internal untuk listrik yang ditanamkan di
perangkat sensor, seperti alat pacu jantung. Kimiawan telah menemukan bahwa dengan
menggunakan enzim glukosa oksidase, elektron dapat dimanfaatkan dan digunakan
sebagai sumber energi.

Nano-Generator
Nanoteknologi dibawa ke tingkat yang baru di Georgia Institute of Teknologi (GIT). Para
ilmuwan telah menemukan cara untuk memanfaatkan nano-kabel zinc oxide. Ketika helai
halus ini dipindahkan atau dibengkokkan, terciptalah energi. Dengan menempatkan mereka
pada pakaian atau aplikasi lain, menyalakan ponsel Anda mungkin menjadi jauh lebih
mudah. Dr Zhong Lin Wang, GIT, berkomentar, "Perkembangan ini merupakan tonggak
sejarah pada produksi barang elektronik portable yang bisa diaktifkan oleh gerakan tubuh
tanpa menggunakan baterai atau outlet listrik."

Energi ditenagai manusia adalah cakrawala luas ilmu pengetahuan. Siapa tahu salah
satunya merupakan jawaban atas kebutuhan energi kita nanti.

Sumber : http://www.indoenergi.com/2013/07/energi-tenaga-manusia-inovasi-di-bidang.html
16. Naufal Raziq, Bocah Penemu Listrik dari Getah Pohon

Naufal Raziq Penemu Listrik dari Pohon Getah Kedondong (Foto: Dok. Koran Sindo)

JAKARTA - Sekilas tidak ada yang berbeda dari sosok Naufal Raziq (14), bocah asal
Langsa Lama, Kota Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Naufal sesekali bertepuk
tangan bersama ribuan anak-anak lainnya saat menghadiri Pertamina Science Fun Fair 2016,
yang digelar di Grand Atrium Kota Kasablanka Jakarta kemarin. Wajahnya tampak ceria
mengikuti acara demi acara yang berlangsung.

Tapi siapa sangka, bocah yang kini duduk di kelas III MTS Negeri Langsa Lama ini mampu
menerangi kehidupan warga di desa tempat dia tinggal. Dengan temuannya, kegelapan yang
selama ini membelenggu desanya karena belum ada jaringan listrik, Langsa Lama, menjadi
terang-benderang.

Naufal berhasil menemukan energi listrik ramah lingkungan dengan memaksimalkan getah
pohon kedondong untuk diubah menjadi tenaga listrik yang aman dan murah. Inovasi ini
cukup mencengangkan karena saat itu Naufal baru berusia 10 tahun.

Naufal bercerita keinginannya untuk berinovasi berawal dari pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) yang diperolehnya di sekolah dasar (SD). Kala itu dia mengetahui bahwa setiap
buah-buahan yang mengandung asam tinggi dapat menghasilkan energi listrik. “Di situ
dijelaskan, buah-buah yang mengandung asam seperti kentang, jeruk dapat menghasilkan
energi,” ujarnya.

Dari penjelasan sederhana tersebut, bocah yang mendapatkan peringkat kelima pada kenaikan
kelas kemarin ini tertarik untuk mengalihkan eksperimennya langsung ke pohon tempat buah-
buahan tadi tumbuh. Tidak semudah yang dibayangkan karena anak pertama dari Suprinan
(43), ini harus berulang kali gagal saat melakukan eksperimennya.

Akhirnya pada percobaan Ke-60 dirinya bersama sang ayah mampu meyakini bahwa pohon
kedondong yang memang banyak tumbuh di desanya memiliki energi listrik yang dapat
digunakan untuk menghidupkan lampu.
"Awal eksperimen itu pohon mangga, tapi tidak menghasilkan listrik ternyata. Sampai pada
akhirnya saya menemukan pohon kedondong pagar ini yang getahnya (bisa) menjadi listrik,”
tutur Naufal.

Menurutnya, dari hasil eksperimennya tersebut untuk satu elektroda yang dipasang ke pohon
kedondong mampu menghasilkan energi listrik 0,5-1 volt. Energi sebesar itu mampu
menghidupkan dua bola lampu yang menyala sepanjang hari.

“Cuma di desa kan nyala hanya malam hari, siang istilahnya kita charger,” ucapnya dikutip
Koran Sindo, Minggu (30/10/2016). Dijelaskan Naufal, daya akan semakin bertambah
apabila jumlah elektroda diperbanyak dan pohon semakin besar.

Proses pemeliharaannya juga terbilang mudah dan murah karena pohon sebagai sumber daya
listrik hanya butuh disiram dan diberi pupuk. “Asal jangan sampai kering (getahnya),” papar
Naufal.

Ia pun sedikit menceritakan kondisi desa tempat tinggalnya sebelum adanya penemuan ini
selalu gelap gulita ketika malam tiba. Menurut dia kalaupun ingin ada penerangan, warga
biasanya menggunakan generator yang biaya operasionalnya cukup tinggi. “Karena dia harus
transpor (beli) minyak yang harganya mahal,” ucap Naufal.

Dengan adanya penemuan ini, Naufal mengaku senang bisa membantu warga di daerah
tempat tinggalnya. Bahkan bersama Pertamina yang kini mendampingi, hasil penemuannya
juga sudah dirasakan sekolah tempat dirinya menuntut ilmu dan penduduk di desa lain seperti
Desa Tampo Paloh yang kondisinya serupa atau bahkan lebih tertinggal daripada desanya.
“Masyarakat di sana (Tampo Paloh) ada 40 rumah yang sangat menerima penemuan ini dan
Naufal pun sangat senang dengan itu,” tuturnya.

(kem)

Sumber : http://techno.okezone.com/read/2016/10/30/56/1528167/naufal-raziq-bocah-
penemu-listrik-dari-getah-pohon
17. Kereta Listrik Tenaga Angin Beroperasi di Belanda

Belanda lagi-lagi berhasil wujudkan transportasi ramah lingkungan. Kali ini mereka
mengoperasikan kereta listrik bertenaga angin. Perusahaan kereta Belanda, NS,
mengumumkan bahwa sejak tanggal 1 Januari 2017 seluruh kereta listrik yang mereka
operasikan 100 persen menggunakan tenaga dari pembangkit listrik tenaga angin.

Proyek ini terwujud lebih cepat dari rencana semula. Atas keberhasilan proyek tersebut,
banyak pihak, utamanya para pendukung energi terbarukan yang berharap proyek listrik
bertenaga angin yang sama akan menular di negara-negara lainnya. Utamanya Amerika
Serikat.

Di tahun 2015, pemerintah Belanda mengumumkan rencananya untuk memasok listrik


bertenaga angin pada semua kereta listrik di negara tersebut. Ternyata kesuksesan di awal
program energi bersih ini menghasilkan angka 75 persen listrik bertenaga angin untuk kereta
listrik di tahun 2016. Alhasil tidak terlalu sulit bagi mereka untuk mendorong angka tersebut
menjadi 100 persen di awal tahun 2017.

NS, yang merupakan salah satu perusahaan kereta api terbesar di Belanda, melakukan
kerjasama dengan perusahaan energi Eneco di tahun 2015 untuk menyediakan energi
terbarukan ke semua kereta listriknya. Hingga saat ini, NS mengangkut 600.000 orang per
harinya. Kereta listrik yang dipakai oleh NS menggunakan sekitar 1,2 miliar kWh listrik per
tahunnya, yang kalau dihitung kasar kira-kira sama dengan kebutuhan listrik untuk rumah
tangga di kota Amsterdam.

Beralih ke energi terbarukan merupakan langkah besar untuk mengurangi jejak karbon di
negara tersebut, yang sudah banyak berkurang selama beberapa tahun belakangan berkat
banyaknya investasi di proyek energi terbarukan. Listrik yang digunakan untuk kereta tersebut
berasal dari pembangkit listrik di Belanda, Belgia dan Finlandia, banyak di antaranya yang
baru saja dibangun. Namun karena beberapa pembangkit tersebut dibangun lebih awal
dibanding rencana awalnya, maka penggunaan 100 persen energi terbarukan di tahun ini
menjadi hal yang mungkin untuk diwujudkan.

Penulis: NW/G15

http://www.greeners.co/ide-inovasi/kereta-listrik-tenaga-angin-beroperasi-belanda/
18. Menuai Energi dari Limbah Tahu

Foto: candice and jarrett via treehugger.com

Di Desa Kalisari, Banyumas, Jawa Tengah, terdapat 150 pabrik tahu yang telah
memulai langkah drastis dengan mengolah limbah dari proses produksi tahu menjadi energi
yang bersih untuk desa mereka.
Dalam pembuatan tahu, diperlukan air dalam jumlah banyak untuk mengubah kacang
kedelai menjadi sari pati kedelai yang kemudian menjadi tahu. Air yang digunakan sebanyak
8 galon untuk tiap kilo saripati kedelai. Asam asetat ditambahkan ke dalam air agar saripati
tersebut menggumpal. Setelah dididihkan dan diaduk, airnya dibuang dan tahu dipotong-
potong sesuai kebutuhan.
Biasanya air sisa rebusan tersebut dibuang ke saluran air. Namun sekarang, pabrik-
pabrik tahu tersebut bergabung dalam sebuah proyek yang mengolah air limbah tahu tersebut
menjadi energi yang bermanfaat.
Air limbah tahu tersebut dimasukkan ke dalam tangki digester untuk diberikan bakteri
tertentu yang menghasilkan biogas. Gas yang dihasilkan kemudian disalurkan melalui pipa-
pipa, langsung ke kompor milik warga yang sudah dimodifikasi.
Dulu sebelum menggunakan biogas, warga harus menunggu kiriman tabung gas atau
malah menggunakan kayu bakar untuk memasak. Pengiriman tabung gas yang tidak tentu
waktunya, kadang membuat warga menunggu selama seminggu atau bahkan sebulan penuh
sebelum mendapatkan kiriman lagi. Sekarang mereka memiliki sumber energi yang konsisten,
selalu ada saat dibutuhkan dengan harga yang tiga kali lipat lebih murah untuk gas dalam
jumlah yang tak terbatas.
Pemerintah setempat berharap gas dari digester ini bisa juga digunakan untuk
pembangkit listrik mengingat tangki yang jauh lebih besar sedang dibangun agar bisa
melayani lebih banyak penduduk dan menghasilkan biogas yang jauh lebih banyak.
Kelebihan lainnya dari proyek ini adalah terjaganya kualitas air dari polusi yang ditimbulkan
oleh pabrik-pabrik tahu tersebut. Dulu air bekas pabrik tahu biasanya masuk ke sungai
sehingga mencemari perairan sekitar pabrik dan juga pengairan untuk sawah. Dengan
pemakaian digester ini, para penduduk desa mulai merasakan perubahan pada kualitas air
sungai dan hasil panen sawah mereka.
Proyek energi terbarukan ini adalah satu dari sekian banyak inisiatif berskala kecil
yang sedang terjadi di Indonesia, negara yang sangat tergantung pada penggunaan bahan
bakar fosil. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menghasilkan 25% energi
terbarukan dari total penggunaan energi di tahun 2025, sementara saat ini posisi Indonesia
adalah salah satu negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.

Sumber : http://www.greeners.co/ide-inovasi/menuai-energi-limbah-tahu/
19. Ransel Pembangkit Listrik
Voltaic Systems adalah sebuah produsen yang selama ini memproduksi alat pembangkit
listrik bertenaga surya portabel. Mereka terkenal dengan produknya yang fungsional, mulai
dari pengisi daya untuk komputer jinjing sampai alat pengisi daya ramah lingkungan yang
terpasang pada kendaraan. Saat ini mereka muncul kembali dan menawarkan produk
terbarunya,yaitu dua buah ransel yang dilengkapi panel surya yang sanggup menjamin
kecukupan daya untuk semua kegiatan yang Anda lakukan.

Ransel terbarunya bernama Array. Array bukan saja sanggup mengisi daya untuk
smartphone, tapi juga pesawat drone. Untuk produk terbarunya ini, Voltaic Systems
mengklaimnya sebagai: sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh produk ransel lain.

Ransel Array dapat menghasilkan energi yang bersih sebanyak 10 watt dan cukup kuat untuk
mengisi daya komputer laptop, tablet, telepon pintar, sebuah kamera DSLR, sebuah kamera
GoPro atau sebuah drone. Ransel ini juga dilengkapi dengan baterai dari Voltaic sebesar
19.800mAh yang bisa terisi penuh bila ranselnya terkena sinar matahari selama 12 jam atau
selama 4 jam bila diisi dengan listrik dari colokan di rumah.

Sementara untuk ransel buatan mereka lainnya bernama OffGrid, menghasilkan energi
sebesar 6 watt, dan bisa menjadi penolong untuk mereka yang beraktivitas di luar ruang dalam
perjalanan singkat. Ransel OffGrid dilengkapi dengan baterai 4.000mAh yang bisa diisi ulang
dalam waktu 4,5jam di bawah sinar matahari dan 4 jam bila diisi dengan listrik rumah dengan
bantuan USB. Ransel ini juga bisa ditingkatkan kapasitasnya menjadi 12.000mAh.

Kedua ransel ini dirancang untuk mengangkut barang elektronik di dalamnya dengan aman,
dilengkapi juga dengan ruang-ruang berpelindung untuk barang-barang yang rapuh seperti
laptop. Panel surya yang dipasang di ransel ini sangat ringan dan tahan air, bahkan material
ranselnya pun dibuat dari bahan yang ramah lingkungan seperti plastik dari tutup botol
minuman soda.

Ransel OffGrid ditawarkan dengan harga $199 sementara untuk seri Array seharga $379.

Sumber : http://www.greeners.co/ide-inovasi/ransel-pembangkit-listrik/
20. Tanah Merah Bisa Hasilkan Listrik
TRIBUNJOGJA.COM, SEMARANG - Tiga mahasiswa jurusan Teknik Elektro Universitas
Dian Nuswantoro (Udinus), Semarang, berhasil menemukan penghantar listrik dari sumber
daya alam yang dapat diperbaharui.

Catur Trimunandar (20), Satria Pinadita (21), dan Nandhief Handriyanto Setiadi (20)
menciptakan Etam yang dapat menghantarkan listrik.

"Etam merupakan energi tanah merah. Dari tanah merah ini kami mampu mengubahnya
menjadi energi listrik," ujar ketua penelitian, Catur Trimunandar kepada Tribun Jateng, Senin
(30/9/2013).

Catur menambahkan penelitian pertamanya dilakukan dengan memilih jenis tanah yang
paling baik untuk menghantarkan listrik.

Tanah yang diuji ketiga mahasiswa itu yakni tanah merah, tanah pasir dan tanah humus, dan
tepilih tanah merah sebagai tanah penghasil energi listrik terbaik karena memiliki senyawa
sulfat atau SO4.

"Sebenarnya semua jenis tanah memiliki potensi sebagai energi listrik, tetapi yang terbaik
yakni tanah merah," ungkap Catur.

Setelah memilih jenis tanah, selanjutnya memilih bentuk elektroda, serta jenis katoda (sisi
positif) serta anoda (sisi negatif) yang paling baik untuk menghantarkan listrik.

"Dari beberapa percobaan bentuk terbaik yakni silinder pejal, untuk anodanya yakni lempeng
tembaga dan katodanya lempeng seng. Serta jenis cairan untuk penghantarnya yakni air laut,"
terang Catur.

Dari satu sel Etam yang dibuat dapat menghasilkan energi listrik 0,9 hingga 1,1 volt. "Kalau
untuk menghidupkan lampu sebesar 50 watt maka tinggal ditambahkan saja selnya,"
tandasnya. (*)

Sumber : http://jogja.tribunnews.com/2013/10/01/tanah-merah-bisa-hasilkan-listrik
21. Ekstrak Bunga Kembang Sepatu Penghasil Energi
Listrik
Pontianak (Greeners) – Siapa sangka, jika Bunga Kembang Sepatu bernama latinnya
Hibiscus rosa-senensis bisa menghasilkan energi listrik. Dengan mengambil ekstrak dari
tanaman hias ini, bisa menyalakan lampu LED. Penelitian ini, dikembangkan oleh mahasiswa
dan dosen Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak Kalimantan Barat.

Penemuan energi listrik terbarukan dilakukan oleh empat mahasiswa jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Untan yaitu Lubena, Jamaluddin, Astra, dan Supriyadi. Sedangkan dosen
Teknik Elektro pembimbing, Ferry Hadary, menjelaskan, Kembang Sepatu memiliki
kemampuan menyimpan sel surya. Tenaga surya dipandang sebagai solusi ideal krisis
sumber energi listrik karena murah, bebas polusi, dan alami.

“Sayangnya, penggunaan sel surya sebagai sumber energi listrik masih sangat terbatas
karena terkendala mahalnya bahan utama modul sel, yakni silikon,” kata Ferry yang ditemui
di Pontianak, Kamis (24/5).

Bunga Kembang Sepatu bisa menggantikan silikon tersebut, karena harganya lebih murah,
ketersediaan di alam yang melimpah, dan tidak sulit memproduksi kembang sepatu dalam
jumlah besar.

Ferry menjelaskan bunga tersebut punya kandungan sel sel surya. Warna alami dari kembang
sepatu mampu menyerap foton sinar matahari.

“Struktur pewarna pada hasil ekstraksi bunga atau buah ini berperan sebagai penyerap
cahaya dan pemicu aliran elektron. Bentuk ini dikenal dengan nama Dye-Sensitized Solar Cell
yang diharapkan dapat menjadi generasi baru sel surya pengganti silikon,” paparnya.

Sedangkan anggota tim peneliti, Lubena mengatakan bahwa biaya yang mereka keluarkan
jauh lebih murah dibanding penggunaan silikon. “Untuk mengambil sari dari kembang sepatu
kami hanya menumbuknya saja. Sementara sebagai katalisator kami gunakan layar kalkulator
bekas yang kami beli di pasar dengan harga Rp4.000 saja,” ungkapnya. (G15)

Sumber : http://www.greeners.co/berita/ekstrak-bunga-kembang-sepatu-penghasil-energi-
listrik/
22. Penemuan hebat: Kertas yang mampu menyimpan
energi listrik!
Beberapa tahun belakangan ini semakin banyak penemuan di bidang penyimpanan energi.
Yang terbaru adalah apa yang ditemukan oleh para ilmuwan dari Linkoping University di
Swedia ini. Mereka menemukan semacam kertas super yang mampu menyimpan energi!
Kertas super atau lebih tepat disebut ajaib ini terdiri dari material nanocellulose dan polimer
konduktif. Selembar saja kertas super ini memiliki kapasitas penyimpanan yang sama dengan
kapasitas penyimpanan kapasitor yang biasa dijual di toko-toko elektronik. Selain kapasitas
penyimpanannya yang besar, kertas super ini dapat diisi ulang hingga ratusan kali dan setiap
proses charge hanya memakan waktu beberapa detik saja!

Ini adalah salah satu produk impian di tengah-tengah “demam” energi terbarukan yang
tentunya membutuhkan berbagai metode baru penyimpanan energi. Kebanyakan sumber
energi terbarukan selama ini tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal terkait dengan
keterbatasan metode penyimpanan energi. Film tipis yang berfungsi sebagai kapasitor
sebenarnya sudah dikenal sejak lama, dan para ilmuwan Swedia ini mencoba membuat
material film tiga dimensi (lebih tebal). Material dengan ketebalan tertentu dipandang lebih
aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.

Kertas eksperimen ini tampak seperti kertas plastik yang dapat ditekuk dengan leluasa tanpa
merusak strukturnya. Struktur utamanya adalah material yang disebut nanocellulose,
semacam serat minim. Serat nanocellulose memiliki diameter 20 nm. Para ilmuwan melapisi
serat di dalam sebuah larutan polimer yang telah diisi arus listrik (electrically charged
polymer). Menurut Jesper Edberg, salah seorang ilmuwan yang terlibat, polimer yang melapisi
kertas tersusun saling tindih-menindih dan larutan diantara lapisan polimer bertindak sebagai
elektrolit. Kertas yang telah dilapisi polimer dan dikombinasikan dengan larutan ini akan
mampu mentransfer ion dan elektron secara simultan (yang menjelaskan fungsinya sebagai
penyimpan daya listrik).

Tidak seperti baterai dan kapasitor biasa, kertas eksperimen ini diproduksi hanya dari dua
material sederhana; nanocellulose dan polimer yang dapat diperoleh dengan mudah. Sesuai
namanya, kertas ini sangat ringan dan hebatnya tidak mengandung bahan kimia berbahaya
dan unsur logam berat. Untuk diketahui, kertas ini telah memecahkan 4 rekor dunia sebagai
berikut:

1. Highest charge and capacitance in organic electronics, 1 C and 2 F (Coulomb and


Farad).
2. Highest measured current in an organic conductor, 1 A (Ampere).
3. Highest capacity to simultaneously conduct ions and electrons.
4. Highest transconductance in a transistor, 1 S (Siemens).

Hal ini adalah sebuah langkah hebat dalam hal teknologi penyimpanan energi. Dengan
kemajuan teknologi tersebut maka usaha manusia untuk memanfaatkan sumber energi
terbarukan akan lebih mudah.

Sumber : http://technonews.id/penemuan-hebat-kertas-yang-mampu-menyimpan-energi-
listrik/
23. Ide Korek Api Ini Ubah Energi Mekanik Jadi Energi
Listrik
VIVA.co.id - Tiga mahasiswa Jurusan Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya meneliti dan menemukan Breakwater Hybrid Building: Design of
Hybrid Breakwater and Piezoelectric Based Powerplant.

Tim yang terdiri dari Ahmad Diyanal Arifin (ketua), Aprillia Trinanda Kartika, dan Chikal
Ayunisa Rahmadian ini tidak sia-sia selama lima bulan melakukan penelitian. Mereka
akhirnya mampu memenangkan juara kedua kategori Proyek Sains di Olimpiade Sains
Nasional (OSN) Pertamina 2015.

Menurut Ahmad, sebagai negara maritim, gelombang yang dihasilkan dari laut Indonesia
sangat berpotensi untuk dimanfaatkan. Tenaga gelombang bisa menjadi alternatif pengganti
pembangkit listrik berbahan bakar fosil karena lebih ramah lingkungan. Potensi gelombang
yang ada rata-rata 1,5-2 meter dan panjang garis pantai mencapai lebih dari 99.000 km.

Bermula dari sebuah korek api, dimana korek api mengandung material piezoelectric
walaupun kecil. Bahan piezoelectric merupakan material yang memproduksi medan listrik
saat dikenai regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan listrik diterapkan, maka
material tersebut akan mengalami regangan. Material piezoelectric ini mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik (direct piezoelectric) atau dari energi listrik menjadi energi
mekanik (inverse piezoelectric). Sehingga penggunaan material jenis ini telah berkembang
sangat luas terutama dalam bidang teknologi sensor dan akuator, ujar Ahmad.

Bahan piezoelectric alami di antaranya kuarsa (Quartz, SiO2), berlinite, turmalin, dan garam
rossel. Sedangkan, bahan piezoelectric buatan di antaranya barium titanate (BaTiO3), lead
zirconium titanate (PZT), lead titanate (PbTiO3). Besarnya potensi daya pembangkitan
Breakwater Hybrid Building (B-Hyding) sekitar 8,8 watt. Jadi, semakin besar tekanan dari
gelombang air laut maka energi listrik yang dihasilkan juga semakin besar. Berdasarkan
prinsip kerja korek api ketika terjadi gesekan maka akan ada api yang dihasilkan.

Keunggulan suplai energi menggunakan piezoelectric yakni ramah lingkungan (ecological),


menempel (embedded), serta perawatannya lebih mudah. Selain itu, polimer piezoelectric
tersedia secara komersil dan harganya relatif murah dibandingkan teknologi gelombang
lainnya.

Untuk menghasilkan energi listrik dari energi gelombang yang lebih efisien, salah satu
caranya memanfaatkan bangunan pantai yaitu bangunan pemecah ombak. Bangunan ini tidak
hanya sebagai pemecah gelombang, namun dapat juga dimanfaatkan untuk pembangkitan
energi listrik. Dari hal tersebut terciptalah inovasi alat Breakwater Hybrid Building yaitu
suatu rancang bangun pembangkit listrik berbasis piezoelectric yang memanfaatkan pemecah
ombak sebagai bahan pendukungnya.

Dari hasil temuan inovasi ini diharapkan bisa diterapkan dalam dunia industri, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk masyarakat di pesisir pantai sebagai pembangkit listrik. Diperkirakan
harga satu alat ini sebesar Rp10 juta.

OSN Pertamina 2015 yang bertemakan Energi Baru Terbarukan ini melombakan dua
kategori, kategori teori dan kategori proyek sains. Di kategori teori, hadiah diberikan kepada
4 orang juara (Juara 1, 2, 3, dan Harapan) di masing-masing bidang, yaitu Fisika, Kimia,
Biologi, dan Matematika. Sedangkan di kategori proyek sains, hadiah diberikan kepada Juara
1, 2, 3, serta 5 Honorable Mention. Total hadiah yang diterima para pemenang senilai Rp3,3
miliar. (Web)

Sumber : http://nasional.news.viva.co.id/news/read/706333-ide-korek-api-ini-ubah-energi-
mekanik-jadi-energi-listrik

24. Iran Berhasil Manfaatkan Air Jadi Bahan Bakar Mesin


Mobil

Liputan6.com, Alborz - Air dipercaya bisa menggantikan bensin sebagai bahan bakar
mesin. Kali ini seorang asal Iran berhasil mempresentasikan mobil berbahan bakar air di
15th International Environment Exhibit beberapa waktu lalu.

Adalah Alaeddin Qassemi. Ia sukses mengubah mobil yang tadinya berbahan bakar bensin
menggunakan air. Sebagaimana dilansir dari IRNA, ia mengklaim mesin yang mengonsumsi
air lebih ramah lingkungan.

"Mengubah bahan bakar dari bensin ke air pada mobil tak perlu melakukan ubahan yang
signifikan pada mesin, hanya perlu ubahan kecil saja," Qassemi menambahkan.

Qassemi, yang merupakan anggota dari National Center of Iranian Elites menuturkan, mobil
dengan tangki bahan bakar yang terisi 60 liter air bisa dimanfaatkan untuk menempuh jarak
sejauh 900 kilometer atau 10 jam berkendara.

Secara teknis, air tidak serta merta disalurkan ke ruang bakar layaknya mesin bensin. Air
biasanya dipecah dari molekul yang stabil menjadi hidrogen dan oksigen. Salah satu
metode yang digunakan untuk menghasilkan hidrogen dari air adalah electrolysis.

Tapi sayangnya, Qassemi tak menjelaskan bagaimana proses pemanfaatan air menjadi
bahan bakar. "Mobil hanya memproduksi uap air dan polusi udara yang dihasilkan `nol`,"
katanya.

Lebih efisien

Qassemi membandingkan, setiap liter bensin yang hanya menghasilkan energi 29


megajoule atau setara 10,8 Tenaga kuda (Tk). Sedangkan air klaimnya, memiliki energi 96
megajoule per liter (35,7 Tk).

Dalam uji coba, Gubernur Alborz Hamid Tahaie dan Kepala Departemen Lingkungan
Provinsi (DOE) Hossein Mohammadi turut hadir. Sementara itu Qassemi saat ini tengah
mengurus paten karyanya tersebut di Inggris.

Sumber : http://otomotif.liputan6.com/read/2498252/iran-berhasil-manfaatkan-air-jadi-bahan-
bakar-mesin-mobil
25. Inovasi Brilliant, Transfer Listrik Tanpa Kabel
Apakah anda pernah membayangkan, semua instalasi listrik di rumah anda menggunakan
sistem wireless atau instalasi listrik tanpa kabel, tanpa ada kabel berseliweran atau menempel
di dinding sedikitpun. Mirip dengan teknologi bluetooth atau wireless yang sudah di terapkan
pada berbagai perangkat elektronika saat ini.

Dan kayaknya semua itu bukanlah mustahil, sebab baru– baru ini dari sumber yang
terpercaya menyebutkan, telah ada penelitian atau lebih tepatnya para peneliti telah
mengembangkan dan sedang menguji coba teknologi ini pada rangkaian listrik. Dan jika hal
itu telah 100% berhasil dan mulai di distribusikan massal, maka tak ayal lagi rumah anda akan
benar- benar steril dari sistem perkabelan seperti saat sekarang.

Proyek yang telah di mulai sekitar satu dekade yang lalu, tepatnya tahun 2006 oleh para
profesor atau peneliti dari Massachusetts Institute of Technology atau MIT sepertinya saat
ini sudah mulai menampakkan hasil. Proyek yang di namai witricity ini pada tahun 2007 juga
mendapat dukungan dari perusahaan raksasa intel. Mereka sangat antusias dan yakin akan
keberhasilan proyek tersebut beberapa tahun mendatang. Dan dapat sepenuhnya di rasakan
manfaatnya oleh masyarakat banyak.

Pemancaran Energi Listrik Tanpa Kabel

Dalam sebuah ajang teknologi, yang diprakarsai oleh Intel, (Intel Developer Forum atau
IDF), Chief Technology, Justin Rattner, mendemonstrasikan teknologi sederhana
pemancaran listrik tanpa kabel ini ini dengan menyalakan lampu, dengan jarak kurang lebih
satu meter tanpa memakai kabel. Dan sejak itu, pada kesempatan – kesempatan berikutnya
intel menunjukkan bahwa teknologi ini dapat terus di kembangkan, seperti misalnya pada
suatu kesempatan intel mendemonstrasikan pengoperasian netbook tanpa menggunakan
baterai atau bahkan mengoperasikan speaker tanpa menggunakan kabel, hanya dengan
merubah sinyal suara jadi sinyal listrik.

Prinsip Kerja Listrik Tanpa Kabel

Pada dasarnya cara kerja listrik tanpa kabel (nirkabel) ini hampir sama dengan saat kita
berteriak memakai gelas. Yang mana getaran yang keluar dari pita suara mengalir lewat
udara, kemudian diserap ruang udara hingga ke dalam gelas sehingga ikut bergetar.

Prinsip dasar dari transfer listrik tanpa kabel ini sangat berhubungan erat dengan fenomena
resonansi. Sebuah receiver dapat menangkap energi dari medan magnet berkat koil, dan di
pancarkan melalui frekuensi yang sama dari sebuah transmitter. Untuk mendapatkan
impedansi yang optimal, maka dipergunakan gulungan kabel di kedua sisi- sisinya.

Pada teknologi listrik nirkabel ini secara garis besar hanya terdiri dari empat komponen utama,
yaitu rangkaian untuk pemancar (listrik), antena buat memancarkan/pemancar atau
transmitter, antena untuk penerima atau receiver serta rangkaian untuk penerima.

Bukti jika teknologi listrik tanpa kabel ini aman, adalah ketika pernah di uji coba-kan suatu
transfer listrik yang menembus air di akuarium, dan hasilnya tanpa ada ikan yang terluka atau
bereaksi tidak normal. Padahal jika kita pikir secara awam, air itu merupakan konduktor. Maka
seharusnya secara teori, arus listrik yang mengalir di antena pemancar sudah cukup untuk
membuat ikan-ikan pada akuarium tersebut tersetrum hingga mati. Tapi fakta-nya, tidak begitu
yang terjadi.
Sejarah Penemuan Listrik Tanpa Kabel

Ide dasar atau perintis utama teknologi ini adalah Nikola Tesla. Seorang ilmuwan Kroasia
yang brilian yang mungkin tidak banyak dikenal oleh masyarakat luas. Namun sayangnya
pada Januari 1943 ilmuwan ini meninggal dunia, dan bersamaan dengan itu pula
penemuannya tersebut ikut terkubur tanpa ter-publikasi dan dikembangkan lebih lanjut. Sebab
laboratorium tempat penelitian beliau, beserta catatan atau data- datanya telah terbakar.
Banyak yang mengakui bila tesla merupakan salah satu ilmuwan brilliant. Tapi sayangnya
karena penemuannya tersebut berlawanan dengan kekuatan kapitalis saat itu, maka
namanya pun terkucil dan tenggelam di antara para ilmuwan lainnya.

Sebab seperti yang kita ketahui, jika waktu itu penemuan Tesla tentang listrik nirkabel ini
sukses, maka para kalangan kapitalis (pengusaha- pengusaha besar pembangkit serta
industri kabel) akan bangkrut, dan ribuan pekerja akan terancam kehilangan pekerjaan.

Dan terlebih pada waktu itu Thomas Alfa Edison terus menerus membuat pernyataan
tentang kecemasan-nya mengenai bahaya akan listrik nirkabel penemuan Tesla ini. Memang
bisa dimaklumi jika Thomas melakukan itu, karena dirinya didukung para pengusaha industri
yang bermodal besar, menunggu berbagai penemuannya yang mungkin akan kalah bersaing
jika sampai penemuan teknologi nirkabel Tesla di akui dan dikembangkan secara besar-
besaran.

Bersyukur saat sekarang ini teknologi transfer listrik nirkabel yang telah dirintis Tesla telah
mulai di pakai, dan terus dikembangkan. Seperti contohnya saat ini telah banyak beredar
pengisian baterry ponsel nirkabel, dan mungkin saat mendatang rumah kita bisa benar- benar
bebas dari kabel, atau bahkan, pengisian mobil listrik pun bisa di lakukan tanpa baterry dan
kabel sedikitpun. Semoga dan kita tunggu saja.

Sumber : http://abi-blog.com/transfer-listrik-tanpa-kabel/
26. Kentang Listrik Lebih Kaya Antioksidan

Obihiro, Kentang dan sayuran lainnya merupakan sumber antioksidan yang banyak
memberikan manfaat kesehatan. Kini kandungan antioksidan bisa ditingkatkan dengan
memberikan aliran listrik pada sayuran tersebut.

Terobosan ini ditemukan oleh peneliti dari Obihiro University, Jepang. Dikutip dari Dailymail,
Senin (23/8/2010), pengujian telah dilakukan terhadap kentang dan hasilnya cukup
memuaskan.
Dr Kazunori Hironaka yang memimpin penelitian tersebut mengaku mendapat inspirasi oleh
pengaruh cuaca dan kondisi alam terhadap kandungan antioksidan pada sayuran. Ia lalu
meneliti faktor-faktor alam tersebut, kemudian menciptakan alat yang bisa memberikan
pengaruh yang sama pada sayuran.

Awalnya kentang itu direndam dalam air garam yang berfungsi untuk menghantarkan arus
listrik. Selanjutnya, listrik dengan kekuatan kecil dialirkan ke dalam rendaman kentang
tersebut selama 1/2 jam.
Setelah diamati, pemberian arus listrik tersebut berhasil mengingkatkan kadar antioksidan
hingga 60 persen. Dr Hironaka mengatakan, efek yang sama juga bisa didapat dengan
memberikan gelombang ultrasonik selama 5 menit.

Karena hanya membutuhkan listrik dengan tegangan 15 volt, cara ini diklaim tidak hanya
efektif melainkan juga sangat ekonomis. Dibandingkan dengan gelombang ultrasonik, listrik
tentunya lebih murah dan tersedia di mana saja.

Sebagai salah satu sumber antioksidan, kentang relatif sangat digemari di seluruh dunia.
Sayuran ini sebenarnya juga bebas lemak dan baik untuk kesehatan, meski berubah
menjadi jahat saat disajikan dalam bentuk kentang goreng dan keripik.
Bagi manusia, antioksidan dari kentang bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit
kronis seperti kanker, diabetes dan gangguan syaraf. Senyawa tersebut juga dapat
membantu menjaga kebugaran tubuh dan otak.

Pada kentang, kandungan antioksidan antara lain ditemukan dalam bentuk vitamin C.
Menurut Dr Hironaka, kandungan antioksidan yang lebih tinggi terdapat pada kentang yang
dagingnya tidak pucat terutama yang berwarna ungu.

Sumber : https://health.detik.com/read/2010/08/23/152959/1425920/763/kentang-listrik-
lebih-kaya-antioksidan
27. Turbin Angin Vertikal,Inovasi Teknologi Hemat Energi
INOVASI teknologi turbin angin vertikal menambah jajaran penemuan teknologi untuk
menghemat energi migas yang makin menipis. Turbin angin vertikal tersebut dibuat dalam
jenis dan fungsi yang berbeda-beda itu ditampilkan pada pameran di ITB.

Ada turbin angin tipe Savonius dan turbin angin tipe H. Satu temuan lain adalah pembangkit
listrik tenaga gas (PLTG) mikro berbasis turbocharger.

Inovasi-inovasi ini lahir dari pemikiran Dr. Ir. TA Fauzi Soelaiman, peneliti di Laboratorium
Termodinamika Pusat Rekayasa Industri Institut Teknologi Bandung (PRI ITB).

Turbin angin tipe Savonius sendiri digunakan pada lampu-lampu penerangan di jalan tol.
“Lampu-lampu jalan tol tidak perlu lagi menggunakan listrik. Cukup dengan turbin angin
Savonius ini, lampu akan menyala,” kata Daniel Surya, mahasiswa Teknik Mesin ITB, salah
satu mahasiswa yang aktif membantu proyek inovasi dosen di PRI ITB.

Cara kerja turbin Savonius ini adalah dengan memasangkan turbin angin pada lampu jalan.
Energi listrik didapatkan dari proses mekanika yang terjadi akibat turbin yang bergerak
karena angin.

Inovasi kedua, yaitu turbin tipe H, dipasangkan pada pemancar-pemancar telekomunikasi.


“Pemancar telekomunikasi biasanya harus diisi bahan bakar tiap hampir satu jam sekali. Itu
adalah sesuatu hal yang tidak efektif. Mengapa kita tidak menciptakan alat yang membuat
pemancar itu mendapatkan energi listriknya sendiri?” kata Daniel.

Daniel menjelaskan, turbin angin tipe H yang menggunakan sirip air foil tipe lift ini akan
berputar karena angin dan menyebabkan pemancar mendapatkan energi listrik sendiri.
Turbin angin ini tidak serta merta bisa bergerak sendiri.

Menurut Daniel, harus ada yang membuat turbin angin ini berputar. “Inilah gunanya turbin
angin Savonius. Angin yang bergerak teratur akan menggerakkan turbin angin tipe H ini,”
katanya.

Inovasi terakhir adalah PLTG mikro berbasis turbocharger. Alat ini dibuat untuk masyarakat
di pedesaan yang jauh dari ketersediaan listrik. Cara alat ini mendapatkan energi adalah
dari kotoran sapi yang menghasilkan gas metana.

“Biasanya biogas dipakai untuk masak, namun sekarang bisa menghasilkan energi untuk
membangkitkan listrik,” jelas Daniel.

Keuntungan memakai PLTG berbasis turbocharger ini adalah karena ia menghasilkan emisi
atau gas buangan yang miskin (ramah lingkungan). “Turbocharger tidak pernah mencapai
suhu 1.200 derajat Celcius.

Maka, nitrogen yang ada di udara tidak akan bereaksi dengan gas apapun dan tidak akan
menghasilkan gas yang cukup beracun,” katanya.

Mahasiswa teknik ini menambahkan, inovasi-inovasi ini memang perlu diteliti lebih lanjut
agar lebih efisien. Walaupun turbin-turbin angin ini sudah lebih efisien ketimbang turbin
angin horizontal yang berukuran besar seperti di Belanda. *ant

Sumber : http://www.alpensteel.com/article/116-103-energi-angin--wind-turbine--wind-mill/318-turbin-angin-
vertikalinovasi-teknologi-hemat-energi
28. Siswa SMA temukan Sumber Energi Alternatif
Pengganti Solar
by Cintya Dewi Februari 9, 2017 7:27 AM 22 Views

Sumber Energi Alternatif selalu menjadi bahan penelitian tidak hanya didunia kampus tapi
juga di dunia sekolah menengah atas. Kali ini giliran siswa SMA Negeri 1 Mojosari membuat
sebuah penemuan energi alternatif dengan menciptakan bahan bakar minyak pengganti solar
menggunakan bahan dari sisa pemotongan unggas yang kemudian dijadikan biodiesel.

Bahan bakar minyak biodiesel yang berasal dari usus unggas ini pun pernah diikutkan
kompetisi KTI tingkat nasional. Diungkapkan bahwa bahan bakar ini tidak mudah terbakar
dan sangat ramah lingkungan.

Mengutip dari CNN, Berawal dari ide kreatif dan proses percobaan dalam kegiatan penelitian
di sekolah, tiga siswa dari SMA Negeri 1 Mojosari yaitu Imam Ali (17), Riska Lestari Dewi
(17) dan Shindia Faridhatus Sholikha(17) menemukan penemuan baru energi alternatif
dengan menciptakan bahan bakar minyak pengganti solar sebagai bahan bakar mesin diesel
yang diberi nama dengan biolitik (bio diesel dari limbah itik).

Para siswa melakukan penyulingan minyak dari usus unggas yang sudah didinginkan,
kemudian hasil sulingan minyak tersebut dicampur dengan methanol dan natrium hidroksida
yang disimpan selama satu hari, hingga menjadi bahan bakar minyak biodiesel.

Untuk membuktikanya, bahan bakar minyak energi alternatif pengganti solar, biodiesel, hasil
penemuan siswa SMA Negeri 1 Mojosari dicoba untuk digunakan mesin traktor diesel milik
warga.

Hasilnya, mesin traktor pembajak sawah milik warga bisa dinyalakan seperti dengan
menggunakan bahan bakar solar pada umumnya. Karya dan penemuan baru biodisel siswa
SMA Negeri 1 Mojosari juga pernah diikutkan Lomba Karya Ilmiah Remaja Tingkat
Nasional. Penemuan baru tersebut dari energi alternatif bisa menjadi pengganti bahan bakar
minyak jenis solar, biodiesel.

“Para siswa serta saya berharap penemuan ini diuji oleh Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi agar bisa dikembangkan dan bermanfaat bagi masyarakat, karena energi
alternatif ini dianggap tidak mudah terbakar dan sangat ramah lingkungan,” ujar Drs. Waras,
M.M.Pd Kepala SMAN 1 Mojosari demikian dilansir CNN.

Sumber : http://sederetberita.com/siswa-sma-temukan-sumber-energi-alternatif-pengganti-
solar/
29. Mahasiswa Universitas Brawijaya Temukan Energi
Alternatif dari Suhu

Sebuah teknologi alternatif menggunakan suhu berhasil ditemukan oleh tiga mahasiswa
Universitas Brawijaya, Malang, jawa Timur. Energi alternatif yang berbasis suhu ini disebut
dengan Hybrid Micro Thermoelectric Generator.

Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya yang menemukan teknologi energi altenatif yang
disebut Hybrid Micro Thermoelectric Generator itu adalah Rahmad Ananta, Dessy Lina
Rachmawati dan Rifka Fahriza Jauhari.

Teknologi energi alternatif Hybrid Micro Thermoelectric Generator ini memanfaatkan suhu
dingin dan panas untuk menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit
listrik

“Sebenarnya Hybrid Micro Thermoelectric Generator ini cara kerjanya diilhami oleh sistem
kerja dispenser yang bisa menghasilkan energi panas dan dingin,” kata Rahmad Ananta.

Cara kerja Hybrid Micro Thermoelectric Generator untuk menciptakan sebuah energi listrik ini
memerlukan suhu panas dan dingin dengan perbandingan 1:2. Jika suhu dinginnya 60 derajat
celcius, maka suhu panasnya berkisar 30 derajat celcius, atau bisa juga sebaliknya.

Energi listrik akan dihasilkan melalui sebuah lempeng yang disebut dengan Elemen Peltier.
Elemen Peltier ini juga mentransmisikan suhu dingin dan panas menjadi energi listrik.

Teknologi Hybrid Micro Thermoelectric Generator ini cocok digunakan untuk menghasilkan
energi listrik yang besar untuk memenuhi kebutuhan industri.

Seperti yang dilansir dari AntaraNews (29/01/2013), teknologi Hybrid Micro Thermoelectric
Generator rencananya akan dipatenkan atas nama ketiga mahasiswa tersebut.

Ketiga mahasiswa penemu Hybrid Micro Thermoelectric Generator ini kabarnya mulai
mencari perusahaan untuk bekerjasama memanfaatkan teknologi Hybrid Micro
Thermoelectric Generator.

Sumber : http://sidomi.com/158389/mahasiswa-universitas-brawijaya-temukan-energi-
alternatif-dari-suhu/
30. Siswa SMA Lamongan Temukan Energi Alternatif dari
Limbah Air Ikan

Para siswa SMA Muhammadiyah 1 Babat di Lamongan ini patut diacungi jempol. Mereka
berhasil membuat sebuah alat penghasil energi listrik yang bersumber dari limbah air ikan
pindang.

Teknologi temuan 3 siswa, yang terdiri dari Isnaini, Yusuf Alwi dan Zulfa ini dinamakan
‘Nepobia El Cell’.

Isnaini mengatakan bahwa mereka memanfaatkan ikan pindang sebagai proses awal sumber
energi listrik.

“Inspirasi kami berasal dari banyaknya limbah hasil olahan ikan pindang para nelayan yang
ada di wilayah pantura Lamongan,” akunya.

Awalnya, ikan pindang yang telah diasinkan direbus dengan air selama kurang lebih 15
menit. Air rebusan atau limbah ikan pindang ini kemudian dimasukkan dalam sebuah wadah
yang telah dirangka dengan kabel anoda dan katoda, dan ditambah lempengan tembaga dan
seng. Selain itu, ada sebuah kabel yang dihubungkan sebagai jembatan garam.

Untuk satu pasang sel energi listrik dari limbah rebusan air ikan pindang ini mampu
digunakan untuk mengoperasikan mesin penghitung atau kalkulator. Uji coba lainnya adalah
dengan menggabungkan 24 sel yang berisi 480 mililiter air limbah. Hasilnya, tenaga listrik
yang dihasilkan limbah tersebut mampu menyalakan lampu LED selama 80 hingga 90 jam.

Dengan hasil penemuan siswanya ini, Kepala SMA Muhammadiyah 1 Babat, Mustafik
mengaku berencana untuk mencarikan partner dengan harapan bisa mengembangkan temuan
para siswa ini menjadi energi alternatif.

“Karya siswa ini memperoleh juara 2 nasional olimpiade sains yang diselenggarakan di
UNJ beberapa waktu yang lalu,” pungkasnya.

Sumber : https://indonesiaproud.wordpress.com/2012/12/10/siswa-sma-lamongan-
temukan-energi-alternatif-dari-limbah-air-ikan/
31. Ilmuwan Sulap Urine Jadi Energi Listrik, Caranya?
Liputan6.com, Bath - Walaupun dikenal sebagai zat sisa yang dihasilkan tubuh, urine atau
biasa disebut air seni ternyata memiliki sejumlah manfaat.

Di bidang pertanian, urine dapat digunakan sebagai pupuk yang bisa menyuburkan tanaman.
Beberapa orang juga percaya bahwa air seni dapat digunakan sebagai obat.

Baru-baru ini ditemukan manfaat lain dari urine. Seperti yang dikutip dari Science Daily dan
Green Optimistic, Kamis (17/3/2016), sebuah penelitian mengungkapkan bahwa air seni
dapat diubah menjadi listrik.

Sebuah Microbial Fuel Cell (MFC) -- sistem pembangkit listrik yang memanfaatkan interaksi
bakteri yang terdapat di alam -- jenis baru, dapat mengubah urine menjadi listrik pada tingkat
yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Alat tersebut telah dirancang di Univeristy of Bath, Queen Mary University of London, dan
Bristol Robotics Laboratory.

"Dunia menghasilkan urine dalam jumlah besar dan kita dapat memanfaatkan limbah itu
dengan menggunakan MFC, kita bisa merevolusi cara membuat listrik," ujar penulis penelitian
dari Univeristy of Bath, Dr. Mirella Di Lorenzo.

Sejauh ini, telah banyak penelitian tentang cara menghasilkan listrik dari urine dengan
menggunakan beragam metode, namun hasilnya tidak efektif dan memerlukan biaya besar.

Urine Fuel Cell, tidak menggunakan bahan mahal seperti platinum, namun memakai serat
karbon dan kawat titanium.

Untuk membuat tenaga lebih dan mempercepat kerjanya, peneliti menggunakan katalis dari
glukosa dan albumin, protein yang diekstraksi dari putih telur. Menariknya, bahan tersebut
dapat ditemukan pada limbah makanan, sumber lain dari bionergi.

Dalam mempercepat reaksi dan memproduksi tenaga lebih banyak, para ilmuwan
menggunakan ide-ide inovatifnya. Mereka meningkatkan produksi listirk sepuluh kali lipat
dengan menggandakan panjang elektron dari model aslinya.

Kemudian, mereka menumpuk tiga buah MFC dan memperoleh energi sepuluh kali lebih
banyak.

Peneliti tersebut juga menemukan Fuel Cells baru yang cocok untuk ditempatkan di
pedesaan atau daerah terpencil, atau di negara berkembang.

"MFC dapat menjadi sumber energi utama di negara-negara berkembang, terutama di


daerah miskin dan pedesaan," ujar penulis utama penelitian tersebut, Jon Chouler, dari
University of Bath.

"Desain baru kami lebih murah dan bertenaga dari model tradisional. Perangkat yang dapat
menghasilkan listrik dari urine ini dapat membuat perbedaan nyata dengan memproduksi
energi berkelanjutan dari limbah," tambahnya.

Sumber : http://global.liputan6.com/read/2461229/ilmuwan-sulap-urine-jadi-energi-
listrik-caranya
32. Tak Perlu Listrik, Air Garam Bisa Nyalakan Lampu
Selama 8 Jam
REPUBLIKA.CO.ID, Pernahkan Anda membayangkan hidup tanpa listrik atau lampu?
Barangkali tidak semua orang bisa beruntung menikmati listrik atau lampu dengan mudah.
Ilmuwan dari SALt (Sustainable Alternative Lighting) menemukan teknik menciptakan
lampu yang bisa menyala selama delapan jam. Lampu ini bukan sembarang lampu karena
lampu ini tidak dihidupkan dengan listrik tapi menggunakan segelas air dan dua sendok teh
garam. Anda mungkin bisa membayangkan bagaimana jika air laut digunakan untuk
menyalakan lampu ini.

Dilansir dari laman ScienceAlert, lampu ini sengaja diciptakan untuk menjawab kegalauan
bahwa ada satu miliar orang di dunia ini yang hidup tanpa listrik. Artinya, ketika malam hari,
untuk bisa membaca atau melakukan aktivitas, mereka harus menggunakan minyak tanah
untuk bisa menyalakan lampu. Hal ini memerlukan biaya yang mahal karena minyak tanah
juga bukan lagi barang murah.

Lampu garam yang disebut SALt ini bekerja dengan prinsip baterai galvanik. Sistem ini
terdiri dari laritan elektrolit yaitu air garam, dan dua elektroda. Ketika elektroda ditempatkan
dalam elektroliit, energi mampu mengidupkan lampu. Sistem ini bisa menyalakan lampu
selama delapan jam sehari selama kurun waktu enam bulan.

Lampu ini telah diuji coba di Filipina. Di Filipina, sebanyak 7.000 pulau belum memperoleh
listrik. Tim Salt memutuskan untuk mendistribusikan lampu ini untuk mesyarakat Filipina.
"Air laut bisa berfungsi menghidupkan lampu. Rata-rata, air laut memiliki salinitas 35 gram
dalam 1.000 gram air. Anda bisa menggunakan air laut untuk menghidupkan lampu ini kapan
saja," ujar tim.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/trendtek/elektronika/15/08/08/nsrdje368-tak-perlu-
listrik-air-garam-bisa-nyalakan-lampu-ini-selama-8-jam
33. Laboratorium Energi Terbarukan Amerika Temukan
Alat Pendeteksi Lokasi Ideal Penanaman Ganggang
Laboratorium Nasional Energi Terbarukan (NREL), Departemen Eenergi Amerika Serikat,
menciptakan sebuah bioreaktor unik. Bioreaktor ini bisa membantu menemukan lokasi ideal
suatu lahan untuk memproduksi ganggang. Ganggang-ganggang ini merupakan calon bahan
baku yang kelak di suatu hari bisa dijadikan energi terbarukan seperti biodiesel, bioethanol,
dan energi alternatif lain untuk kebutuhan bahan bakar transportasi. Laboratorium ini juga
berhasil mengungkap susunan biokimia ganggang yang tumbuh di beberapa lokasi di Amerika
Serikat. Diungkap juga bahwa ganggang bisa tumbuh lebih optimal pada udara lembab
dengan suhu malam hari yang lebih hangat dibanding di daerah gurun dengan suhu malam
hari yang sangat dingin.

Bioreaktor unik ini juga berhasil menunjukkan bahwa ganggang yang tumbuh di cuaca ideal
dan mendapat nutrisi optimal tidak hanya mampu memproduksi lemak, tetapi juga protein dan
karbohidrat yang bisa diubah menjadi bahan bakar seperti diesel, butanol, ethanol, dan bahan
bakar lain untuk industri. “Kami hampir bisa menggandakan bahan bakar yang bisa kita dapat
dari biomassa dengan menggunakan komponen ini,” kata peneiliti senior NREL, Lieve
Laurens sebagaimana dikutip Biodiesel Magazine.

Reaktor yang digunakan untuk penelitian ini terletak di ladang di kampus NREL di Colo.
Rekator ini dikontrol secara ketat dari sisi pencahayaan, suhu, dan penyediaan karbon
dioksida sehingga bisa dipasang di kondisi apa pun. Jika para ilmuwan ingin tahu bagaimana
ganggang akan tumbuh di air payau yang dapat banyak curah sinar matahari di bagian selatan
Amerika Serikat, setelan tertentu dapat digunakan untuk kondisi tersebut. Bioreaktor milik
NREL ini memang unik selain karena ukuran dan kapasitasnya yang besar, juga dapat meniru
cuaca di lokasi, baik siang hari yang panas atau malam hari. Intensitas cahaya pada reaktor
ini memang bisa diprogram sebagaimana juga aliran karbon dioksida juga bisa diatur.

Ganggang membutuhkan chlorophyll di dalam sel tubuhnya untuk mengubah cahaya


matahari menjadi energi melalui proses fotosintesis. Ditambah dengan berbagai nutrisi dan
karbon dioksida, ganggang dapat memproduksi gula secara cepat. Hal ini membuat
pertumbuhan ganggang juga bisa sangat cepat. Saat ganggang menyerap sinar matahari
bersama karbon dioksida, saat itu juga ia menumbuhkan koloni. Populasi ganggang akhirnya
dapat mencapai dua kali lipat dalam sehari. “Kami panen setiap hari,” ujar Lauren.

Sementera engineer NREL, Nick Nagle, menyatakan bahwa dari sisi feedstock, ganggang
bisa memproduksi beberapa produk berbeda. Kandungan protein pada ganggang tinggi,
kemudian diikuti kandungan karbohidrat yang juga tinggi saat terkena sinar matahari, lalu
diikuti kandungan lemak. “Dari feedstock, kita mendapat produk berbeda, yaitu lemak, protein,
dan karbohidrat,” kata Nagle. Hal ini bisa menjawab kebutuhan industri yang selalu menuntut
para peniliti mengenai kandungan spesifik ganggang. Sekarang dengan penilitian ini bisa
diungkap mengenai kandungan zat-zat dalam ganggangg: seperti protein yang bisa diubah
menjadi butanol atau methanol, lemak untuk biodiesel, dan karbohidrat untuk minyak ketiga.

Menurut Nagle, penelitian ganggang untuk dibuat minyak telah ada sejak tahun 1980 an dan
melibatkan perusahaan besar seperti Exxon yang konon sudah “membuka jalan kecil” untuk
meneliti ganggang sejak dekade tersebut. “Dulu kita seperti memasukkan surat dalam botol
ke laut. Dan sekarang surat itu telah kembali dengan jawabannya, sangat menyenangkan,”
ujarnya. *** (Redaksi, Biodiesel Magazine)

Sumber : https://infobioenergy.wordpress.com/2014/02/26/riset-laboratorium-energi-
terbarukan-amerika-temukan-alat-pendeteksi-lokasi-ideal-penanaman-ganggang/
34. BPPT DAN JEPANG TEMUKAN TEKNOLOGI
PEMANFAATAN ENERGI BIOMASSA BAHAN BAKAR CAIR
DAN GAS
"Energi biomassa adalah jenis bahan bakar yang dibuat dengan mengkonversi bahan
biologis seperti tanaman. Untuk mengubah jadi bahan bakar itu menggunakan
teknologi gasifikasi, yaitu suatu proses pengubahan bahan bakar padat secara
termokimia menjadi gas."

Demikian diungkapkan Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan
Material (TIEM) Hammam Riza saat membuka acara Seminar Appropriate Technology
for Biomass Derived Fuel Production di Kantor BPPT, Jakarta (17/2)

Hammam kemudian menuturkan bahwa pihaknya berupaya mewujudkan komitmen Indonesia


untuk beralih pada Energi Baru Terbarukan (EBT). Terkait hal ini Pusat Teknologi
Sumberdaya Energi dan Industri Kimia (PTSEIK), BPPT bekerja sama dengan Science and
Technology Research Partnership for Substainable Development (SATREPS), telah
menemukan teknologi pemanfaatan energi biomassa yang ada di Indonesia untuk menjadi
bahan bakar cair dan gas.

Kesepakatan antara PTSEIK dan SATREPS sendiri telah terjalin sejak dua tahun lalu dan
berakhir pada 2019. Pemanfaatan energi biomassa tersebut didanai oleh Japan Science and
Technology Agency (JST) dan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Kegiatan ini, tambah Hammam bertujuan untuk membahas dan mencari solusi akan krisis
energi yang saat ini melanda global, termasuk Indonesia. "Indonesia saat ini telah memasuki
era lampu kuning dalam krisis pasokan energi nasional. Selain itu, penggunaan BBM dari fosil
juga berakibat pada permasalahan lingkungan global. Dimana gas dan partikulat yang ekstrim
emisi dari transportasi dan industri seperti kualitas udara yang memburuk," terang Hammam.

Sementara Direktur PTSEIK BPPT, Adiarso mengatakan, salah satu kekayaan energi
biomassa yang dimiliki oleh Indonesia, adalah limbah tandan sawit. "Sawit Indonesia
produsen terbesar di dunia, produksi 32 juta ton pertahun. Sawit itu menghasilkan limbah juga,
tandan kosong, batang. Otomatis ini terbesar, ini belum digarap," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asian People’s Exchange (Apex), Nao Tanaka, yang
membawahi SATREPS menyebutkan teknologi yang akan digunakan untuk mengubah energi
biomassa menjadi bahan bakar adalah Gasifikasi Fluidized Bed. Teknologi yang diusungnya
ini dapat mengubah limbah tandan sawit menjadi bahan bakar, dengan menggunakan
katalisator tanah liat.

“Keunikannya pakai katalis tanah liat, itu cukup murah, dan sangat efektif untuk mengurangi
emisi yang diakibatkan dari proses gasifikasi,” tutup Nao. (Humas/HMP)

Sumber : http://www.bppt.go.id/teknologi-informasi-energi-dan-material/2554-bppt-dan-
jepang-temukan-teknologi-pemanfaatan-energi-biomassa-bahan-bakar-cair-dan-gas
35. Tiga Siswa SMA Asal Indramayu Temukan Alat Inovasi
Energi Alternatif dari Rumput Laut
Beritaplatmerah, Indramayu– Patut diapresiasi, sejumlah pelajar di
Indramayu yang tergabung dalam komunitas Cita Rasa Kebaikan Pelajar (CAKEP) telah
menciptakan sebuah alat inovasi energi alternatif yang bersumber dari rumput laut dan
kemudian menghasilkan biotanol yang kadar oktannya mendekati Petralite.

Ke tiga pelajar tersebut yaitu Hofifah, Tin Haeli, dan Uswatun hasanah. mereka adalah duta
CAKEP yang berasal dari SMAN 1 Sindang Kabupaten Indramayu.

“Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam proses produksi Biotaol ini, yaitu : pertama
memilih sample rumput laut, kemudian proses pengeringan, setelah itu dilakukan fermentasi
antara ganggang rumput laut dengan ragi, dan proses terakhir adalah destilasi, yaitu proses
pemisahan antara air dengan biotanol,”ungkap Hofifah, selaku Ketua tim Cakep.

Para pelajar ini menyebut teknologi temuan mereka telah dipertimbangkan dari berbagai
aspek, baik aspek kegunaan maupun lingkungan.

Selain itu, karya mereka telah diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI)
EPSILON 2016 yangdilaksaaanakan di UGM Yogyakarta. Lomba tersebut ditujukan untuk
siswa/i SMA se-derajat se Jawa/Bali yang bertujuan untuk menumbuhkan minat peserta
dalam bidang sains dan teknologi terapan, terutama dalam bidang energi terbarukan, serta
diharapkan mampu menumbuhkan semangat berinovasi sebagai jawaban atas krisis
energi yang terjadi di Indonesia.

Lomba tersebut diikuti tak kurang dari 1000 SMA/ Se-derajat se Jawa/Bali. Dan
hasil yang membanggakan diraih wakil dari Indramayu lolos ke semifinal dan saat ini tengah
menunggu untuk tahapan selanjutnya yang akan dilakukan oleh panitia.

Keberhasilan tersebut tak lepas dari peran berbagai pihak, baik pihak Sekolah, Dinas terkait,
dan tentunya para pembimbing atau coach yang melatih para duta CAKEP. (*)

Sumber : http://beritaplatmerah.com/tiga-siswa-sma-asal-indramayu-temukan-alat-inovasi-
energi-alternatif-dari-rumput-laut/
36. Anak Bangsa Temukan Teknologi Hemat Energi

Jumat, 26 Juni 2015 07:02 WIB

Penemu pemanfaatan energi DC untuk menghemat listrik. (Antara/ Ganet/ b)


Penemuan yang diharapkan menjadi revolusi penggunaan energi di Indonesia
Jakarta (Antara News) - Anak bangsa Gunawan Marsianto berhasil menemukan teknologi
yang mampu menghemat energi listrik secara signifikan sehingga ke depannya apabila dapat
dikembangkan akan menjadi revolusi energi listrik di Indonesia bahkan di dunia.
"Berangkat dari keprihatinan terhadap semakin menipisnya energi yang tidak terbarukan
untuk kebutuhan pembangkit listrik mendorong menciptakan teknologi yang mampu
menghemat energi dalam skala rumah secara signifikan," kata Gunawan di Jakarta, Jumat.
Gunawan yang sebelumnya berkerja di salah satu produsen alat listrik mengatakan, prinsip
dari teknologi yang diciptakannya tersebut dengan memanfaatkan arus searah (DC/ Direct
Current) bersumber dari energi terbarukan.
Prinsipnya sama dengan sistem listrik pada kendaraan yang menggunakan coil. Coil tersebut
harus mampu mengubah listrik bersumber dari aki untuk menghasilkan dan mendistribusikan
energi pada busi, kata Gunawan.
Hanya saja untuk memasok kebutuhan listrik kepada peralatan rumah tangga tidak bisa begitu
saja dapat diaplikasikan harus ada rekayasa frekuensi agar listrik tersebut aman untuk
dipergunakan pada peralatan, ujar dia.
Hasil inovasinya tersebut lima diantaranya telah mendapat paten dari Ditjen Hak Kekayaan
Intelektual, serta sebanyak 10 lagi sedang dalam proses, pengakuan atas produknya justru
diperoleh terlebih dahulu dari organisasi HAKI dunia (World Intelectual Property Organization/
WIPO), jelas Gunawan.
"Ada lima yang sudah mendapat pengakuan WIPO, itupun perjalanannya sangat panjang
karena sebelumnya harus lolos uji dari ahli-ahli negara anggota," kata Gunawan.
Gunawan menjelaskan, bersama sejumlah rekan menyebutkan sebagai "pulse energy" untuk
memanfaatkan listrik DC bagi peralatan rumah tangga.
Prinsipnya sama dengan powerbank yang dipergunakan untuk mengisi baterai ponsel, hanya
saja kami membuatnya dalam kapasitas lebih besar serta tetap dapat diisi ulang (recharge)
menggunakan energi yang dapat diperbarui seperti teknologi sel surya, ujar dia.
Salah satu alat yang ditawarkan diantaranya Splitzer ditujukan untuk menghemat penggunaan
alat rumah tangga berbasis elemen seperti setrika, pemanas, kompor listrik sampai dengan
50 persen, jelas Gunawan.
Kemudian juga menggunakan UPS berkapasitas besar dengan sumber sel surya yang
mampu memenuhi kebutuhan listrik skala rumah tangga yang diklaim mampu bertahan lebih
dari lima tahun, meskipun dari hasil uji coba alat tersebut masih bertahan dalam kurun waktu
lebih dari itu.
Gunawan melalui bendera PT Terang Dunia Lestari sebagai pemegang paten mengatakan,
alat yang disebut sebagai Freeneg (free energi) sudah diperkenalkan kalangan industri pada
Kamis (25/6) di Pluit Jakarta, agar dapat diproduksi masal di Indonesia.
Lebih jauh Gunawan menjelaskan keunggulan energi DC diantaranya, sumber energi tidak
akan habis, bersifat konstan, dapat disimpan, lebih mobile, alat listrik lebih awet, radiasi
rendah, limbah lebih ramah lingkungan, pemeliharaan lebih murah, serta output dapat
diupgrade sesuai kebutuhan, jelas dia.
Memang di awal biaya investasi lebih mahal, tetapi selanjutnya pengguna akan dapat
menghemat dalam jumlah besar menjadi terobosoan ditengah-tengah krisis energi seperti
sekarang ini, ujar Gunawan.
Anggapan energi DC tidak efisien karena menggunakan kabel-kabel yang besar-besar juga
keliru, dengan teknologi dimungkinkan alat yang dipergunakan lebih kompak, papar dia.
Penemuan yang dilakukan sejak lima tahun lalu berangkat dari keprihatinan atas krisis energi
di Indonesia, uji coba yang dilakukan telah mengorbankan banyak alat listrik untuk
menemukan frekuensi yang cocok agar sumber listrik DC ini aman dipergunakan, papar
Gunawan.

Sumber : http://banten.antaranews.com/berita/23102/anak-bangsa-temukan-teknologi-
hemat-energi
37. Baterai Solar Baru Hasilkan Energi Baru
Jakarta, CNN Indonesia -- Para peneliti di Ohio State University, Columbus, Amerika
Serikat, telah mengembangkan apa yang mereka sebut baterai solar, sebuah jenis baru dari
sel solar yang dapat menyimpan energi listrik tanpa bantuan baterai biasa.

Temuan ini menggabungkan kemampuan menampung energi dari sel surya dengan
kemampuan menyimpan listrik di baterai. Hal ini dapat menghasilkan energi terbarukan yang
lebih hemat biaya.

Menurut laporan Live Science, para peneliti mengatakan bahwa sel baru dapat menurunkan
biaya energi terbarukan dari matahari sebesar 25 persen.

Baterai solar baru ini terbuat dari tiga elektroda atau bahan-bahan yang mengantarkan
listrik. Elektroda pertama adalah jaringan panel solar yang berfungsi mengumpulkan sel
solar. Kedua, lapisan karbon tipis berpori. Terakhir, lapisan logam lithium.

Pengembangan baterai solar bisa berhasil apabila jaringan panel solar dapat membiarkan
sinar matahari dan udara masuk dalam sel. Kedua elemen tersebut akan menciptakan
reaksi kimia yang biasa terjadi di dalam baterai.

"Seninya terletak pada penggunaan panel surya untuk menangkap sinar matahari, lalu
penggunaan baterai rendah biaya untuk menyimpan energi. Kami telah mengintegrasikan
kedua fungsi dalam satu perangkat,” ujar seorang profesor kimia dari Ohio State Yiying Wu.

Hilangnya daya listrik secara alami terjadi di setiap sel solar ketika elektron dilepaskan oleh
bahan semikonduktor yang kemudian keluar dari sel menuju baterai. Biasanya, sekitar 80
persen elektron dari sel solar berhasil berpindah ke baterai. Namun, temuan baru ini
dirancang agar 100 persen elektron menemukan 'jalan' mereka menuju baterai solar
tersebut. (eno/eno)

Sumber : http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20141022064103-199-7307/baterai-solar-
baru-hasilkan-energi-baru/
38. Dua Siswa SMAN 2 Semarang Temukan ‘Winner Voice’
Alat Pembangkit Listrik Energi Terbarukan
Oleh Daniel Nagata
Luar biasa dan fantastis itu yang pertama kali terbayang dalam benak saya ketika membaca
berita Detik.com. Selama ini, kita hanya mengenal pembangkit listrik tenaga air, uap, nuklir,
surya dan diesel.

Sedangkan temuan 2 orang anak SMA ini memiliki perbedaan mencolok. Temuan mereka
memanfaatkan energi angin dan pelepasan vortex atau aliran cairan yang berputar. Dua
orang siswa SMA asal Semarang ini bernama Zufar Ihsan dan Faiq Amanullah Utomo. Alat
pembangkit listrik temuan mereka diberi nama Winner Voice (Wind Energy And Vortex
Induced Energy).

Alat temuan Zufar dan Fa’iq ini masuk dalam kategori Finalis National Young Inventors Award
(NYIA) ke-8 tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indionesia
(LIPI).

Berdasarkan kabar yang dilansir dari Detik, Fa’iq menjelaskan bahwa alat ini tentang
pembangkit listrik yang mengambil energi angin dan pelepasan vortex. Dalam satu alat ada
dua benda yang bisa mengekstrak dari dua elemen berbeda yakni air dan angin.

Fa’id menambahkan, bahwa Ada beberapa bagian di alat ini yakni: Pertama pembaur
(diffuser) yang terbuat dari alumunium yang memiliki beban yang relatif ringan, tahan karat
dan mudah dibentuk. Kedua baling-baling dari fiber glass yang memiliki kekuatan baik dan
tahan lama dan mudah dibentuk. Ketiga tiang penyangga terbuat dari stainless stell yang
meliki kekuatan dan daya tahan yang besar, tahan terhadap air dan penyebab korosif.

Keempat magnet jenis neomydium magnet (Nd2Fe14B) yang terkuat dengan tingkat magnet
yang tahan lama. Alat ini difungsikan untuk dipasang di tengah laut dan memanfaatkan arus
air laut..

Lebih lanjut Fa’iq menambahkan, "Kita memanfaatkan arus, bisa dipasang di laut atau sungai.
Selama ada arus itu bsia menghasilkan vortex yakni sebuah pola aliran karena disebabkan
air dan udara yang terdorong oleh sesuai dan berbentuk lingkaran itu bisa dimanfaatkan untuk
menghasilkan listrik”.
Cara Kerja Alat Pembangkit Listrik Winner Voice
Sebagaimana kabar yang dikutip dari Detik, Fa’iq menjelaskan bahwa Cara kerjanya yakni
ada arus yang dihalangi sama silinder berbentuk horizontal maka bisa membentuk pusaran
(vortex) bagian atas dan bagian bawah.

Pusaran yang berbentuk bergantian atas bawah dan naik turun itu kita hubungkan ke batang
penghubung yang dihubungkan ke generator. Batangnya dari alumunium agar tahan terhadap
karat karena di laut, dari generator itu bisa mengalirkan listrik yang bisa dimanfaatkan untuk
kebutuhan warga.

Menurut Fa'iq penggunaan energi angin dan pelepasan vortex ini ramah lingkungan dan
termasuk dalam kategori sumber daya energi terbarukan (renewable). Sehingga manfaatnya
akan bisa dirasakan dalam jangka waktu yang panjang. Kedua Anak SMA 2 Semarang yaitu
Fa'iq dan Zufar juga ingin mengatakan bahwa vortex bukan hanya dianggap sebagai hal yang
negatif yang bisa merusak tetapi juga bisa bermanfaat.

Masih Berupa Maket (Miniatur)


Dalam pameran di LIPI beberapa waktu lalu, Fa'iq dan Zufar hanya menampilkan maket
temuannya yang butuh waktu 3-4 bulan itu. Mereka tidak menampilkan bentuk yang asli,
karena untuk membuat pembangkit listrik ini membutuhkan biaya yang sangat besar dan
sejumlah ahli teknisi.

Dikatakan pula bahwa Alat ini masih membutuhkan bantuan karena penelitian ini masih pioner
belum banyak yang tahu. Selain itu, masih butuh bantuan dan pembimbing penelitian untuk
pengembangan alat lebih lanjut serta penelitian terkait perhitungan teknisnya.

Sangat membanggakan kita tentunya, masih anak sekolahan sudah mampu membuat alat
pembangkit listrik, energi terbarukan lagi. Orang tua, maupun sekolahnya pasti bangga
memiliki anak sehebat Zufa dan Fa’iq.

Sumber berita: http://news.detik.com/berita/3008611/hebat-masih-sma-sudah-bisa-bikin-


pembangkit-listrik
39. Mahasiswi Uniku Temukan Energi Alternatif Biodisel
dari Lumut
KabarRakyat, Kuningan – Srikandi muda yang menimba ilmu di Universitas Kuningan
(Uniku). Khususnya Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Biologi tidak dikalah
dibanding perguruan tinggi di kota-kota besar. Teknologi baru yang diciptakan srikandi muda
Uniku energi alternatif biodisel dari mikroalga spesies clhorela vulgaris sebagai energi
terbarukan. Mikroalga atau ganggang hijau bersel tunggal yang hidup di air tawar, laut, dan
tempat basah. Tumbuhan ini dalam dikenal di masyarakat, biasa disebut lumut atau
ganggang.

Azizah Basalamah, 19 tahun, semester empat FKIP Biologi Uniku, berasal dari Desa Trijaya
Kec. Mandirancan menerangkan. Penelitian tengah dilakukan kelompoknya difokuskan pada
mikroalga sebagai energi terbarukan untuk biodiesel menjadi solar. Sebagai bahan bakar
minyak (BBM) yang selama ini berasal dari fosil.

Azizah, mengakui penelitian mikroalga bukan orang pertama, hanya melanjutkan penelitian
yang sudah ada. Namun penelitian spesies chlorela merupakan yang pertama. Peneliti UGM
Eko Agus Suyono, dalam meraih gelar doktornya melakukan penelitian mikroalga. Namun
spesiesnya berbeda yakni hidrolisis biomassa tetraselmis sp dan menghasilkan bioetanol.

“Secara umum, banyak penelitian biologi terhadap mikroalga dan menghasilkan biodisel
minyak pengganti BBM. Penelitiannya tidak satu spesies namun berkembang, sampai
sekarang ada 56.000 spesies mikroalga yang diketahui. Semunya hampir memiliki
karakteristik sama sebagai energi alternatif terbarukan,” ucapnya.

Kendati hasil penelitian mikroalga dapat dijadikan energi alternatif, namun pemerintah belum
sepenuhnya menerima. BBM tetap dihasilkan dari fosil yang lambat laun akan habis dengan
sendirinya. Walaupun demikian, penelitian akan terus dilakukan sebagai upaya menambah
perbendahraan pengetahuan atau akademis.

Rektor Uniku, DR. Iskandar Hasan, MM. mendukung kreatifitas dilakukan mahasiswanya di
bidang penelitian terapan. Justru ia menganggap kreatifitas harus tumbuh dan berkembang
di kampus yang dipimpinnya. Sebab kampus merupakan wadah paling efektif dalam
melahirkan ilmuwan berkualitas disegala bidang.

“Melahirkan ilmuwan tidak hanya dilaksanakan proses belajar mengajar di ruang kelas saja.
Namun harus ada implementasii teori dari proses belajar itu. Maksudnya, mahasiswa tidak
hanya mempelajari teori-teori tapi mampu mempraktekan teori itu menjadi lebih bermanfaat.
Seperti penelitian mikroalga, jelas memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat,”
ungkapnya.

Penelitian tidak hanya dilakukan sekelompok mahasiswa saja. Namun seluruh mahasiswa
disetiap prodi-nya mampu menumbuhkan minat penelitian. “Supaya ada pemahaman sama,
maka universitas melaksanakan lomba penelitian terapan. Mungkin mahasiswa biologi
meneliti apa, bahasa tetang apa, ekonomi tentang apa sesuai jurusan masing-masing.
Hanya dari penelitian itu harus menciptakan hal baru,” pungkasnya.[kr-
1/net/CirebonBagus]

Sumber : http://kabarrakyat.co/2015/04/12454/mahasiswi-uniku-temukan-energi-alternatif-
biodisel-dari-lumut/
40. Inovasi anak bangsa, 'sulap' air keran jadi energi listrik
Techno.id - Untuk yang kesekian kalinya, sebuah inovasi baru kembali lahir dari dalam
negeri. Kali ini, kreativitas anak bangsa tersebut berupa sebuah prototipe teknologi alternatif
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik rumah tangga, yaitu 'menyulap' air keran menjadi
energi listrik.

Inovasi baru ini lahir dari tiga orang mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Brawijaya (FT-UB). Mereka adalah Muhammad Fatahila yang berperan sebagai
sang mekanik, Hasan sebagai virtual & design, serta Rosihan Arby Harahap yang berperan
sebagai seorang elektro.

"Alat ini bisa menghasilkan tegangan dan daya listrik optimal di angka 5 volt dan 1 watt,
sehingga dapat digunakan untuk memasok kebutuhan listrik lampu LED atau diintegrasikan
dengan pembangkit lain melalui sistem grid," ujar Fatahila selaku ketua tim.

Perangkat yang berupa generator mini ini diberi nama OASE. Dan selain lampu LED, OASE
diklaim juga dapat digunakan di beberapa jenis lampu lainnya, seperti neon. Hanya saja,
dibutuhkan inverter dan proses yang sedikit lebih lama karena membutuhkan energi listrik
yang lebih besar.

Menurut sang ketua, mekanisme kerja perangkat yang dibuat dalam waktu dua pekan ini
disambungkan dengan storage berupa baterai polymer atau aki. Selain dapat menyimpan
energi, storage juga berfungsi untuk menjaga tegangan agar alus listrik yang keluar tetap
dalam takaran yang stabil.

Dalam rencana pengembangan ke depan, lanjut Fatahila, alat yang dibuat di laboratorium
elektronika tersebut akan dilengkapi dengan kontroler. Jika sudah sempurna, alat ini dapat
dimuat ke dalam produk keran yang dijual di pasaran sebagai bentuk dukungan untuk slogan
"home made energy".

Sebuah fakta menariknya, Fatahila bahkan juga mengungkapkan jika teknologi OASE ini tidak
membutuhkan biaya produksi yang mahal dan nantinya dapat dikombinasikan dengan energi
ramah lingkungan. Misalnya seperti teknologi tenaga surya atau kincir angin.

"Biaya produksi alat ini sangat murah, yakni hanya sebesar Rp 120.000. Sebelumnya alat ini
juga berhasil menempati peringkat tiga di acara National Innovative Product Exhibition
Contest (NAPEC) 2015 yang digelar oleh Program Studi Teknik Kimia FT-UB," paparnya.

Sumber : http://www.techno.id/gadget/inovasi-anak-bangsa-sulap-air-keran-jadi-energi-listrik-
160127m.html

Anda mungkin juga menyukai