Anda di halaman 1dari 11

 Perencanaan tataguna lahan berbasis mitigasi

bencana geologi dimaksudkan untuk


mengantasipasi dampak bencana, serta
mewujudkan tata ruang kawasan yang lebih
baik dan aman
 Dalam bab ini akan diuraikan proses
perencanaan tata guna lahan dan beberapa
contoh kasus perencanaan tata guna lahan
yang ada di kawasan rawan bencana geologi,
seperti di daerah rawan banjir, daerah rawan
gempa bumi, daerah rawan longsor serta
konsep penataan ruang wilayah berbasis
mitigasi bencana geologi
 Yaitu perencanaan tataguna lahan yang ditujukan untuk
sektor swasta/perorangan dan perencanaan lahan untuk
sektor publik
 Pada dasarnya proses perencanaan tataguna lahan
digunakan mengikuti tahapan proses sebagai berikut :

Batasan Permasalahan dan Tujuan

Latar Belakang Penetapan & Peruntukan Lahan

Rencana Persiapan : Mengkaji Secara Kompenhasif Setiap


Funngsi Lahan

Implementasi Program-Program & Peraturan-Peraturan


 Perubahan lingkungan dapat berakibat pada peruntukan
lahan dari peruntukannya semula
 Satu hal yang juga perlu dipertimbangkan dalam penetapan
peruntukan lahan adalah perubahan tata nilai dan
perkembangan teknologi dapat merubah peruntukan suatu
lahan

EKONOMI

POLA POLA
SOSIAL TATAGUNA TATAGUNA
LAHAN LAMA LAHAN BARU

POLITIK

UMPAN
FISIK BALIK
 Di dalam perencanaan tataguna lahan, lingkungan alamiah
merupkan salah satu aspek yang sangat penting dan sudah
menjadi pengetahuan dari para perncana
 Oleh karena itu dari aspek perencanaan, suatu lahan memiliki 2
potensi, yaitu :
1. Lahan yang berpotensi sebagai sumber daya
2. Lahan yang berpotensi sebagai bencana atau kedua-
duanya
 Sebagai contoh adalah sumberdaya yang dimanfaatkan di
tempatnya, adalah: lingkungan pantai, pegunungan, gurun,
lembah yang sesuai dengan tempat rekreasi
 Dalam penetapan peruntukan suatu lahan harus memenuhi
4(empat) aspek, yaitu aspek ekonomi, sosial, politik, dan fisik
 Lingkungan Geologi merupakann bagian terpenting dari
lingkungan fisik yang harus menjadi pengetahuan bagi para
perencana. Oleh karena itu, para perencana harus dituntut
untuk mengenali dan memonitor keterbatasan yang ada
sehingga proses perencanaan tataguna lahan dapat
bermanfaat dan aman bagi masyarakat pengguna
 Pada dasarnya penataan ruang merupakan pengaturan
optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam dan
sumberdaya buatan bagi kegiatan pembangunan berbagai
sektor yang membutuhkan ruang
 Penataan ruang adalah salah satu kebijakan pemerintah
dalam bidang pengembanga wilayah dan kota yang
mencakup tiga proses utama yang saling terkait, yaitu;
a) Perencanaan tataruang
b) Pemanfaatan ruang
c) Pengendalian pemanfaatan ruang
 Reaksi manusia terhadap bencana alam yang mungkin
terjadi di lingkungan dimana manusia itu tinggal adalah :
1. Menghindar (Avoidance)
2. Stabilisasi (Stabilization)
3. Penetapan Persyaratan Keselamatan Struktur Bangunan
(Provosion for safety in structures)
4. Pembatasan penggunaan lahan dan penempatan
jumlah jiwa (limitation of landuse and occupancy)
5. Membangun Sistem Peringatan Dini (Estabilishment of
early warning system)
 Berkaitan dengan ketidak pastian dan waktu terjadinya
gempa, maka bencana gempa harus diposisikan dalam
perhitungan dan pengembalian keputusan yang tepat
didasarkan di atas data-data yang tersedia
 Oleh karena itu untuk bangunan-bangunan, seperti
perumahan, rumah sakit, sekolahan di larang membangun
bangunan di tempat yang berada di zona patahan aktif
 Terdapat 4 cara untuk mengurangi potensi bahaya banjir, yaitu :
1) Rekayasa keteknikan
2) Kebijakan tataguna lahan dan regulasi
3) Sistem peringatan dini
4) Asuransi
 Dalam perencanaan tataguna lahan, metode pertama dan
kedua merupakan perfhatian utama
 Metode rekayasa keteknikan dapat dilakukan dengan
membangun sistem drainase yang baik dari kontruksi bangunan
yang tahan banjir serta membangun sistem peringtan dini.
 Hal yang terpenting dalam membuat kebijakan dan peraturan
adalah dapat memsatikan masyarakat yang bermukim di
wilayah wilayah rawan bencana banjir tidak menjadi subyek
dari bencana tersebut
 Metode untuk mengurangi potensi dampak fisik pada bahaya
longsoran tanah, yaitu :
 Rekayasa keteknikan
a) Membuat peta kesetabilan wilayah dan peta kerentanan
kelongsoran tanah
b) Membuat stabilisasi lahan, khusunya di kawasan lereng terjal
c) Membangun sistem drainase pada kawasan berpotensi
longsor
 Kebijakan tataguna lahan dan regulasi
a) Membuat peraturan yang berkaitan dengan penggunaan
lahan yang didasarkan atas peta kestabilan dan kerentanan
longsoran tanah
b) Menerbitkan peraturan yang berkaitan penggunaan lahan
di kawasan rentan longsoran tanah
 Metode untuk mengurangi potensi dampak fisik pada
bahaya letusan gunung api, yaitu :
 Rekayasa keteknikan
a) Membuat peta rawan bencana gunung api
b) Membangun sistem peringatan dini
 Kebijakan tataguna lahan dan regulasi
a) Membuat peraturan yang berkaitan dengan
penggunaan lahan yang didasarkan atas peta
kerawanan bencana gunung api
b) Menerbitkan peraturan yang berkaitan dengan
penggunaan lahan di kawasan rentan letusan gunung
api

Anda mungkin juga menyukai