Anda di halaman 1dari 30

Berdasarkan Permenhut No.

18/Menhut-II/2011 dan SK IPPKH


No.497/Menhut-II/2013 tanggal 15 Juli 2013, perusahaan
pemegang IPPKH memiliki beberapa kewajiban, yaitu
1. Melaksanakan reboisasi pada lahan kompensasi dengan
kewajiban menyediakan lahan kompensasi (Rehabilitasi
DAS)
2. Melaksanakan reklamasi dan revegetasi tanpa menggu
berakhirnya izin pinjam pakai (Reklamasi)
3. Pemeliharaan tata batas & perlindungan hutan
4. Pemberdayaan masyarakat
5. Kewajiban pembayaran (PNBP, PSDH, DR, Penggantian
Nilai Tegakan)
6. Laporan semesteran kepada Menteri Kehutanan mengenai
penggunaan kawasan hutan
SK IPPKH No.497/Menhut-II/2013 tanggal 15 Juli 2013
Permenhut No. 04/Menhut-II/2011 Tentang Pedoman
Reklamasi Hutan
Permenhut No. 18/Menhut-II/2011 Tentang Pedoman
Pinjam Pakai Kawasan Hutan
Permenhut No, 14/Menhut-II/2013 Tentang perubahan
kedua Permenhut No. 18/Menhut-II/2011)
Permenhut No. 63/Menhut-II/2011 Tentang Pedoman
Penanaman Bagi Pemegang IPPKH dalam Rangka
Rehabilitasi DAS

Definisi : usaha untuk memperbaiki atau
memulihkan kembali lahan dan vegetasi yang
rusak agar dapat berfungsi secara optimal
sesuai peruntukannya (Permenhut No.
04/Menhut-II/2011)
Batas akhir penyelesaian reklamasi paling
lambat 1 tahun sebelum berakhirnya jangka
waktu Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan


Lingkup reklamasi meliputi
1. Inventarisasi dan penetapan lokasi
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
4. Kelembagaan
5. Pemantauan dan pembinaan teknis
6. Laporan kegiatan reklamasi

Inventarisasi lokasi : mengumpulkan data dan informasi
(studi kelayakan, AMDAL, UKL,UPL, rencana penggunaan
kawasan dan penutupan tambang ) tentang kondisi kawaan
hutan yang akan terganggu dan/ atau terganggu sebagai
akibat penggunaan kawasan hutan.
Penetapan lokasi : menunjukkan kawasan hutan yang
terganggu sebagai akibat penggunaan kawasan hutan
kemudian ditetapkan luas dan lokasi reklamasi.
Hasil inventarisasi dan penetapan lokasi kemudian dipetakan
dengan skala paling 1:25.000 sebagai bahan penyusunan
rencana 5 (lima) tahun dan tahunan.
Pembuatan rencana berdasar hasil kegiatan
inventarisasi lokasi, berupa
1. Rencana 5 tahun
2. Rencana tahunan

Rencana 5 tahun meliputi
a. Kondisi kawasan hutan sebelum dan sesudah
aktivitas;
b. Rencana pembukaan kawasan hutan;
c. Program reklamasi hutan;
d. Rancangan teknis reklamasi (T-0);
e. Tata waktu pelaksanaan;
f. Rencana biaya; dan
g. Peta lokasi dan peta rencana kegiatan reklamasi.
Rencana tahunan meliputi
a. Lokasi/site reklamasi hutan;
b. Jenis kegiatan reklamasi;
c. Luas/volume setiap jenis kegiatan reklamasi;
d. Jadwal waktu pelaksanaan kegiatan reklamasi;
e. Biaya yang diperlukan untuk setiap kegiatan reklamasi;
f. Peta Rencana Reklamasi Tahunan skala paling kecil
1:10.000
Dari rencana tahunan, setiap lokasi dibuat rancangan teknis
yang akan digunakan sebagai acuan detail lokasi tapak.


Hasil perencanaan 5 tahunan dan tahunan dinilai dan
disahkan oleh Menteri Teknis (ESDM), gubernur, atau
bupati/walikota sesuai kewenangannya dengan melibatkan
Menteri Kehutanan.
Penilaian rencana reklamasi hutan 5 (lima) tahun dan
tahunan dilakukan oleh Direktur Jenderal Bina Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial (BPDASPS)
atas nama Menteri untuk kemudian disahkan oleh Menteri
Kehutanan atas rekomendasi Dirjen BPDASPS.

Tahapan kegiatan reklamasi meliputi
a. Penataan lahan
b. Pengendalian erosi dan sedimentasi
c. Revegetasi (penanaman kembali)
d. Pemeliharaan
Ketentuan penanaman, yaitu
Jumlah tanaman minimal 625 batang/ha atau jarak
tanam 4 x 4 m disesuaikan dengan bentuk lahan ,
fungsi kawasan dan bentuk tanaman
Pemantauan dan pembinaan teknis dilaksanakan minimal 1
tahun sekali yang dilakukan oleh
1. Tingkat pusat, meliputi Dirjen BPDASPS dapat melibatkan
Direktorat Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi,
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Direktorat
Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Kehutanan
2. Tingkat daerah, meliputi Gubernur, Bupati/ Walikota
sesuai dengan kewenangannya beserta instansi terkait atas
penugasan Gubernur, Bupati/ Walikota.
Laporan reklamasi hutan terdiri dari
1. Laporan triwulan
2.Laporan tahunan
Format Laporan Triwulan dan
Tahunan
Definisi : upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi Daerah Aliran Sungai sehingga
daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam
mendukung sistem penyangga kehidupan tetap
terjaga.
Pemegang IPPKH untuk kegunaan komersial dikenakan
ketentuan penanaman dalam rangka rehabilitasi DAS dengan
ratio 1:1 ditambah dengan luas rencana areal terganggu
dengan kategori L3.
Lokasi penanaman dalam rangka rehabilitasi DAS dilakukan
pada wilayah DAS yang sama dengan lokasi IPPKH.

Lingkup kegiatan rehabilitasi DAS meliputi:
1. Penetapan lokasi penanaman
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
4. Pelaporan
5. Pemantauan dan bimbingan teknis
6. Penilaian keberhasilan penanaman

Paling lambat 60 hari sejak terbitnya IPPKH perusahaan
mengajukan permohonan lokasi untuk rehabilitasi kepada
Dirjen BPDAS.
Dirjen BPDAS menugaskan Kepala BPDAS untuk melakukan
verifikasi calon lokasi penanaman.
Hasil verifikasi berupa peta digital skala 1:10.000 dan
deskripsi lokasi mengenai keadaan biofisik dan sosial
ekonomi.
Direktur Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan menyiapkan
konsep keputusan Dirjen BPDAS tentang penetapan lokasi
rehabilitasi selanjutnya dilakukan pengesahan oleh Dirjen
BPDAS.
Setelah pengesahan verifikasi lokasi
penanaman, pemegang IPPKH diwajibkan
menyusun:
1. Rencana penanaman tahunan
2. Rancangan teknis penanaman
Rincian rencana penanaman tahunan meliputi :
a. lokasi, luas, jenis dan jumlah tanaman,
b. sarana/prasarana,
c. biaya,
d. tata waktu,
e. organisasi pelaksana, dan
f. pelaporan yang dilengkapi peta skala minimal 1 :
10.000
Rancangan teknis penanaman, meliputi:
1. Luas areal,
2. Status penguasaan lahan,
3. Fungsi kawasan,
4. Jenis dan jumlah tanaman,
5. Pola tanam,
6. Sarana/prasarana,
7. Tenaga kerja,
8. Biaya,
9. Tata waktu,
10. Peta situasi minimal skala 1 : 10.000, dan
11. Peta penanaman per blok minimal skala 1 : 5.000
Penanaman dalam rangka rehabilitasi DAS harus dilakukan
paling lambat 30 hari sejak disahkannya rancangan teknis
penanaman
Tahapan kegiatan meliputi
1. Pembagian blok/petak
2. Pembuatan jalan pemeriksaan
3. Penanaman
4. Pemeliharaan I
5. Pemeliharaan II
6. Pemeliharaan lanjutan
7. Perlindungan dan pengamanan
Jumlah tanaman minimal 700/Ha atau jarak tanam minimal
4 x 3,5 m disesuaikan dengan bentuk lahan , fungsi kawasan
dan bentuk tanaman.
Pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan
sebagai pelaksana kegiatan penanaman
dalam rangka rehabilitasi DAS wajib
membuat laporan triwulan dan tahunan


Pemantauan dan Bimbingan Teknis
dilaksanakan oleh Direktur Jenderal, Kepala
Dinas Kehutanan Provinsi, Kepala Dinas
Kabupaten/Kota yang menangani kehutanan
sesuai dengan kewenangannya.
Dilaksanakan minimal 1 kali dalam setahun

Penilaian keberhasilan penanaman dilakukan oleh
tim terpadu yang ditetapkan Direktur Bina
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Penanaman yang dinyatakan berhasil dituangkan
dalam Berita Acara Serah Terima yang
ditandatangai pemegang IPPKH dan seluruh
anggota tim terpadu dilampiri dengan peta
kemudian diserahkan Dirjen BPDASPS atas nama
Menteri
Melakukan pemberdayaan masyarakat
setempat melalui Program Bina Desa Hutan
Membangun informasi publik yang berkaitan
kerusakan lingkungan hidup dan
pemberdayaan masyarakat.
Pembayaran meliputi
1. Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana
Reboisasi (DR) dibayar 1 kali selama IPPKH
2. Membayar penggantian nilai tegakan kepada
pemerintah apabila areal yang dimohon berupa areal
reboisasi dibayar 1 kali selama IPPKH
3. Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) dibayar setiap tahun hingga kegiatan
reklamasi dan rehabilitasi dinyatakan berhasil yang
dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima

Pembuatan laporan berkala setiap 6 bulan kepada Menteri
Kehutanan mengenai penggunaan kawasan hutan yang
dipinjam pakai.
Laporan berkala memuat:
a. rencana dan realisasi penggunaan kawasan hutan;
b. rencana dan realisasi reklamasi dan revegetasi;
c. rencana dan realisasi reboisasi lahan kompensasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
d. pemenuhan kewajiban membayar PNBP penggunaan
kawasan hutan;
e. rencana dan realisasi penanaman dalam wilayah DAS
sesuai peraturan perundang-undangan; dan
f. pemenuhan kewajiban lainnya sesuai izin pinjam pakai
kawasan hutan

Anda mungkin juga menyukai