Ketua :
(121.10.1164)
Anggota :
Daniel Kilikily
(121.10.1146)
Mitra Aldino
(121.10.1144)
(121.10.1136)
Sigit Sutrisno
(121.10.11
Iffa Fauziah
(121.10.11
Yulianita Gati
(121.10.11
(121.10.11
Kelas :
Dosen :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-NYA sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, segala kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak
diharapkan guna proses kesempurnaan dan kelengkapan lebih lanjut.
Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Dwi Indah Purnamasari selaku dosen mata kuliah AMDAL Pertambangan
2. Teman-teman kelompok yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini
3. Tak lupa kami juga mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami.
Akhir kata penyusun mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kelompok kami pada khususnya dan bagi kita semua pada umumnya.
Tim penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . ............................................................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................
BAB III ANALISIS ..............................................................................................
Genesa .......................................................................................................
Mineralogy .................................................................................................
Potensi cadang an pasir kursa Di Indonesia .............................................
Eksplorasi...................................................................................................
Pengupasan ................................................................................................
Pembongkaran ...........................................................................................
Pemuatan dan pengangkutan .....................................................................
Pengolahan ................................................................................................
Penggunaan ...............................................................................................
1. Industri gelas dan kaca .......................................................................
a. Kaca lembaran ...............................................................................
b. Kaca Indoflot..................................................................................
c. Kaca penasap ( kaca berpola /es) ..................................................
2. Industri semen ........................................................................................
3. Industri pengolahan dan bata tahan api ................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
AMDAL Pertambangan merupakan matakulaih wajib di jurusan teknik
geologi AKPRIND YOGYAKARTA, matakulaih ini di bimbing oleh Dosen Ir.
Dwi Indah , yang mengajarkan tentang AMDAL Pertambangan dimana ini
merupakan bekal untuk mengahadapi kemajuan perkemabangan pertamabangan
ini Indonesia.
AMDAL Pertambangan adalah Analisi Mengenai Dampak Lingkungan
pertambangan, dimana terdapat dokumen-dokumen amdal untuk penyusunan
pembuatan Amdal, AMDAL dibuat sebelum dilaksanakannya suatu kegiatan atau
usaha.
Dengan demikian, tim penyusun mengucapkan terimakasih atas pembuatan
tugas matakuliah ini, Berharap mendapatakan kritikan dan saran agar dalam
pembuatan selanjutnya lebih baik lagi.
BAB II
LANDASAN TEORI
analisi Dampak Lingkungan tambang kuarsa sebagai minerba
Berdasarkan perundang undangan pertambangan yang baru, yaitu Undang
Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara serta
aturan turunnya berupa Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan; dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam undang-undang tersebut
banyak mengisyaratkan mengenai dampak lingkungan yang harus ada dalam
pengusahaan pertambangan mineral dan batubara. Untuk itu siapa saja yang terlibat
dalam usaha pertambangan mineral dan batubara wajib mengetahui dan
melaksanakan aturan dalam kaitan dampak lingkungan hidup.
Kegiatan tambang selalu berhubungan langsung dengan alam, setiap kegiatan
tersebut sekecil apapun akan memberikan dampak bagi alam itu sendiri. Tingkat
pertambahan kegiatan tambang memerlukan penangannan yang memadai sehingga
perubahan alam kebentuk berikutnya setelah selesai atau berhentinya kegiatan itu
tidak memberikan dampak negatif yang terlalu besar. Peningkatan kegiatan
pertambangan dan peningkatan kebutuhan masyarakat akan bahan tambang akan
mengarah ke perkembangan yang tidak layak sehingga banyak wilayah pertambangan
yang melakukan usaha pertambangan di bawah standar yang diperbolehkan.
Kualitas lingkungan lokal kawasan usaha pertambangan tempat kegiatan
penambangan harus terpelihara dan terjaga dari kerusakan yang terus menerus.
Rakyat
pengutamaanmineral
RepublikIndonesia
dan/atau
batubara
dapat
untuk
menetapkan
kepentingan
kebijakan
dalamnegeri.(2)
(2) Kegiatan usaha pertambangan tidak dapat dilaksanakanpada tempat yang dilarang
untuk
melakukan
kegiatanusaha
pertambangan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturanperundang-undangan.
(3) Kegiatan usaha pertambangan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dapat
dilaksanakan setelah mendapat izindari instansi Pemerintah sesuai dengan
ketentuanperaturan perundang-undangan.Pasal 135Pemegang IUP Eksplorasi atau
IUPK
Eksplorasi
hanya
dapatmelaksanakan
kegiatannya
setelah
mendapat
persetujuandari pemegang hak atas tanah.Pasal 136(1) Pemegang IUP atau IUPK
sebelum melakukan kegiatanoperasi produksi wajib menyelesaikan hak atas
tanahdengan
pemegang
hak
sesuai
dengan
ketentuanperaturan
perundang-
undangan.(2) Penyelesaian hak atas tanah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengankebutuhan atas tanah oleh pemegang IUP
atau IUPK.Pasal 137Pemegang IUP atau IUPK sebagaimana dimaksud dalam
Pasal135 dan Pasal 136 yang telah melaksanakan penyelesaianterhadap bidangbidang tanah dapat diberikan hak atas tanahsesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.Pasal 138Hak atas IUP, IPR, atau IUPK bukan merupakan
pemilikanhak atas tanah.
10
BAB III
ANALISIS
Pasir kuarsa merupakan salah satu bahan galian yang cukup melimpah di
Indonesia. Hal ini dimungkinkan akibat kondisi Indonesia yang hampir setengahnya
berupa batuan beku asam sebagai sumber pembentuk bahan galian tersebut. Pasir
kuarsa banyak ditemukan pada daerah pesisir sungai, danau, pantai dan sebagian pada
lautan yang dangkal. Mineral ini memegang peranan cukup penting bagi industri,
baik sebagai bahan baku utama maupun sebagai bahan ikutan. Sebagai bahan baku
utama, pasir kuarsa dimanfaatkan oleh industri manufaktur untuk menghasilkan
produk yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen terutama untuk bahan bangunan dan
bahan utama pada disain interior/eksterior serta bahan untuk kebutuhan rumah
tangga. Sementara sebagai bahan ikutan, pasir kuarsa dimanfaatkan untuk bahan
cetakan pada pengecoran logam, bahan refraktori dan sebagai bahan pengisi pada
industri pertambangan dan perminyakan terutama saat melakukan kegiatan
pengeboran.
Seiring dengan keadaan kondisi ekonomi Indonesia saat ini, perkembangan pasir
kuarsa dalam tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, yaitu
dalam kurun 1998-2001, sehingga terjadi penurunan pemakaian. Namun demikian
karena peran yang cukup penting dalam industri, pada semester I, tahun 2002 ini,
produksi dan konsumsi pasir kuarsa mulai merangkak naik.
11
GENESA
Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil
pelapukan batuan yang mengandung mineral utama seperti kuarsa dan felsfar hasil
pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau air yang diendapakn ditepi-tepi
sungai, danau atau laut.
Di Alam pasir kuarsa ditemukan dengan kemurnian yang bervarisi tergantung kepada
proses terbentuknya disamping adanya material lain yang ikut selama proses
pengendapan material pengotor tersebut bersifat sebagai pemberi warna pada pasir
kuarsa dan dari tersebut dapat diperkirakan derajad kemurniannya
Pada umumnya pasir kuarsa ditemukan dengan ukuran butian yang berfariasi dalam
distribusi yang melebar mulai dari fraksi halus (0,06mm) sampai dengan ukuran kasar
(2mm).
Mineralogi
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan
mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pada
umumnya senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan tersebut
terdiri atas oksida besi, oksida kalsium, oksida alkali, aksida magnesium, lempung
dan zat organik hasil pelapukan hasil hewan dan tumbuhan
Secara umum pasir kuarsa indonesia mempunyai komposisi kimia sebagai berikut
SiO2
: 55,30 99,87%
12
Fe2O3 :
0,01 9,14%
Al2O3 :
0,01 19,00%
TiO2
0,01 - 0,49%
CaO
0,01 3,24%
MgO
0,01 - 0,26%
K2O
0,01 17,00%
: 7 ( skala mohs )
Berat jenis
: 2,65
Titik lebur
13
14
Penambangan
Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan cara seluri atau tambang
semprot tergantung kepada letak dan penyebaran endapan tahapan penambangan
meliputi pengupasan tanah penutup pembongkaran pemuatan dan pengangkutan.
Pengupasan
Pengupasan dilakukan untuk membersihkan tanah penutup dengan memakai
alat manual cangkul sekop belincong dan lain-lain ataupun alat mekanis yang
dilengkapi alat garu tunggal/ ganda craper shovel dan lain-lain.
Pemilihan alat tergantung kepada kondisi lapangan dan skala produksi tambang .
Apabila digunakan bouldoser yang dilengkapi garu tahapan penambangan dapat
meliputi penggaruan pendorongan pengumpanan material tanah penutup yang dpat
dimanfaatkan untuk menutup lubang bekas penambangan.
Pembongkaran
Pembongkaran dilakukan untuk membebaskan endapan dari batuan induknya yang
padat keras yang mudah dibongkar sehingga peralatan manual mekanis tekanan air
juga dapat digunakan.
Pemuatan dan pengangkutan
Untuk mengangkut hasil pembongkaran ke unit pengolahan atau penampungan dapat
mengunakan alat muat whell loader atau backhoe, dreging dan alat angkut dump truk,
pikulan gerobak dan lain-lain.
15
Pengolahan
Untuk memperoleh spesifikasi yang diinginkan perlu pengolahan/pencucian untuk
menghilangkan senyawa pengotor pasir kuarsa dapat langsung digunakan misalnya
untuk pasir cetak namun kadang-kadang dilakukan penggilingan untuk memperoleh
ukuran yang sangat halus seperti yang diinginkan oleh industri pemakai.
Penggunaan
Pasir kuarsa banyak digunakan di Industri gelas kaca, bata tahap api, pengecoran
logam, bahan baku pembuatan tehel dan mosaik keramik, bahan baku pembuatan fero
silikon, cabrida ,ampelas, pasir, filter, glass, woll dan lain-lain.
Persyaratan pasir kuarsa yang digunakan untuk setiap industri tidak dapat secara pasti
yang paling utama adalah harus menjamin kemurnian minimum dengan pembatasan
pada oksida pengotornya.
16
17
c. Kaca Indoflot
Kaca indoflot dibuat dengan cara pengembangan cairan kaca diatas cairan
logam. Sifat istimewa yang dimilikinya adalah:
1.
Kedua permukaannya rata, sejajar sempurna dan bebas distorsi baik untuk
Benda yang ada dibalik kaca akan terlihat terang dan jernih karena kaca
Permukaan lebih berkilau dari pada polished plate glass karena dipoles
dengan api
4.
18
Mebel
2. Industri semen
Di industri semen, pasir kuarsa digunakan sebagai bahan pelengkap untuk
pembuatan semen porland yaitu sebagai pengontrol kandungan silika dalam semen
yang duhasilkan .
Jumlah pasir kuarsa yang dicampur dengan bahan baku semen lainnya
bervarisi bergantung kepada kandungan silika bahan baku semen lainnya akan tetapi
secara umu dapat ditentukan dengan komposisi atau perbandingan 66,5 pasir kuarsa
untuk 1 ton produk semen.
3. Industri pengolahan dan bata tahan api
Pasir kuarsa yang dipakai di industri pengecoran berfungsi sebagai pasir cetak dan
faundry, sementara itu di industri tahan api pasir kuarsa merupakan bahan baku utama
persyaratan umum yang dipakai dikedua industri tersebut antara lain kandungan silika
distribusi ukuran dan bentuk butiran.
4 . Industri keramik
Pasir kuarsa di Industri keramik digunakan sebagai bahan mentah untuk
pembuatan badan keramik bersama-sama dengan kaolin, ball clay felsfar dan lain-lain
penggunaan yang utama adalah sebagai bahan keramik saniter.
19
Pasir kuarsa dipakai karena mempunya sifatnya yang baik untuk bahan pengurus
sehingga mempermudah proses pengeringan, mengontorl penyusutan dan memberi
kerangka pada badan keramik
Secara umum keramik terdiri atas bahan anorganik ukan logam berfase
kristalin dan atau campuran dengan logam Yang proses produksinya memerlukan
pemanasan cukup tinggi berdasarkan fungsi dan strukturnya, produk kramik dibagi
menjadi dua tipe yaitu keramik konvensional dan keramik maju.
Prospek keberadaan pasir kuarsa di Indonesia
Selama tingkat harga domestik lebih rendah dari harga impor maka prospek
pengusahaan pertambangan pasir kuarsa dilihat dari sisi sumber dayanya cukup cerah
jumlah cadangan saat ini tidak kurang dari 4,5 milyar ton
Sementara itu prospek pasir kuarsa untuk tujuan ekspor diperkirakan kurang begitu
baik salah satu kendalanya adalah daya saing pasir kuarsa yang kuat dari negara lain
khususnya Malaysia dan Australia sebagai pengekspor ke Jepang
Untuk itu adanya perluasan kapasitas perluasan kapasitas produksi Industri terkait
didalam negeri lebih ditekankan untuk memenuhi kebutuhan didalam negeri
sementara itu orientasi ekspor lebih ditekankan kepada produk industri dari pada
bahan baku.
20
21
Adanya gejolak kenaikan harga semen porland di Indonesia akan berakibat terhadap
naiknya harga rumah murah mangakibatkan naiknya laju inflasi di indonesia
Sebagai alternatif pemecahannya adalah dengan menaikan kapasitas terpasang pabrik
semen yang telah ada atau mendirikan pabrik semen baru didaerah yang belum
mempunyai pabrik sementara itu penetapan HPS yang lebih menguntungkan
produsen diharapkan dapat menarik minat investor semen yang sudah ada yang
memerlukan bantuan dana dalam menaikan kapasitas produksi.
Dampak Lingkungan Akibat Penambangan Pasir Kuarsa
Dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat penambangan pasir kuarsa
adalah seperti berikut :
a. Bila penambangannya di sekitar areal pesisir pantai akan mengganggu
nafkah hidup bagi para nelayan dan akan mengganggu biota yang ada di
sekitar pesisir pantai
b. Bila penambangannya di muara sungai pasti akan mengganggu hutan
magrove, serta semua jenis fauna yang ada di sekitar muara sungai yang
disebut sebagai areal air payau
c. Terjadi kebanjiran wilayah atau DAS (Daerah Aliran Sungai)
22
23
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan Ganesanya, Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama pasir
putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama seperti
kuarsa dan felsfar hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau air
yang diendapakn ditepi-tepi sungai, danau atau laut.
Berdasarkan Mineraloginya, Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri
atas kristal-kristal silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa
selama proses pengendapan.
Secara umum pasir kuarsa indonesia mempunyai komposisi kimia sebagai
berikut :
SiO2
: 55,30 99,87 %
Fe2O3 :
0,01 9,14 %
Al2O3 :
0,01 19,0 %
TiO2
0,01 - 0,49 %
CaO
0,01 3,24 %
MgO
0,01 - 0,26 %
K2O
0,01 17,0 %
24
Jumlah cadangan pasir kursa diperkirakan sekitar 4,55 milyar ton dengan
perincian 78,6 juta ton cadangan terukur 12,4 juta ton terindikasi, 21,3 juta ton tereka
dan 4,4 cadangan hipotetik
Eksplorasi endapan pasir kuarsa dilakukan untuk menentukan letak penyebarn
dan ketebalan melalui penyelidikan udara, pemetaan geologi geofisika dan lainlain.
Ada dua jenis kaca yang sudah diketahui yaitu jenis indoflot dan kaca berpola
atau kaca es.
Industri industri yang memanfaatkan pasir kuarsa sebagai bahan baku a.l :
-
Industri Semen
Industri Keramik
Industri semen merupakan pemakai utama pasir kuarsa yaitu sekitar 74,4%
25
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995, profil bahan Galian Golongan C untuk bahan baku Industri semen
dikabupaten Dati II Barito selatan kalimantan Tengah
Anonim, 1975, Buku Tahunan Pertambangan Indonesia, Departemen Pertambangan
RI, Jakarta.
Bisri, K. Dan Lukman, A. 1992. Bahan Galian Pasir Kuarsa PPTM-Bandung
Katili, J. A., 1986. Sumberdaya Alam dan Perubahan Global, PPTM-Bandung
Suhayat, Y.P., 1997 Sumber daya bahan galian industri di Indonesia dan
permasalahan pengembangannya. Dir. Sumberdaya Nasional Bandung
Nawipa Demianus. 2012 Tugas AMDAL pertambangan pasir kuarsa, IST AKPRIND,
Yogyakarta.