Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi Lingkungan dan Sumber daya
Perencanaan tata guna lahan pada kawasan mitigasi bencana bertujuan untuk
memprediksi dampak bencana dan mencapai perencanaan tata ruang wilayah yang lebih
baik dan aman. Zonasi untuk penataan ruang wilayah dapat berupa zona berdasarkan
tingkat kerawanan bencana yang potensial. Dalam rangka melaksanakan konsep dasar
penataan ruang berbasis pengelolaan bencana, perlu disediakan prosedur tindakan dan
data geologi dasar, terutama mengenai jenis dan kemungkinan bencana. Zonasi rencana
tata ruang dapat berupa zona berdasarkan tingkat kerawanan potensi bencana. Untuk
mewujudkan konsep dasar penataan tata guna lahan pada Kawasan mitigasi bencana,
perlu dilakukan langkah-langkah kegiatan dan penyediaan data dasar geologi, terutama
yang berkaitan dengan jenis dan potensi bencana geologi. Secara umum proses
perencanaan tata guna lahan dapat dikelompokkan menjadi dua:
Sedangkan perencanaan penggunaan lahan untuk sektor publik lebih menekankan pada
hubungan antar fungsi penggunaan lahan yang berbeda, seperti hubungan antara fungsi
lahan antar kawasan industri, pemukiman manusia, pertanian, resapan air, tempat
pembuangan sampah, dan lain-lain.
Perencanaan Tata Guna Lahan pada Kawasan Mitigasi Bencana
1. Menghindar (Avoidance).
Respons manusia terhadap potensi bencana alam terutama mencakup
penghindaran, yaitu tidak membangun dan menempatkan struktur di tempat-
tempat yang kemungkinan akan terkena bencana, seperti daerah banjir, daerah
rawan longsor, dll. medan atau daerah rawan gempa.
2. Stabilisasi (Stabilization).
Beberapa bencana dapat diimbangi dengan penerapan teknik rekayasa, seperti di
daerah dengan kemiringan curam dan berpotensi longsor, yaitu membuat lereng
yang landai dan stabil untuk mengurangi kemungkinan longsor, atau membangun
bangunan menggunakan pondasi tiang pancang untuk lapisan tanah yang stabil.