(MAJALAH
ILMIAH
FAKULTAS
TEKNIK UNPAK)
Hal.
Kata
Pengantar
i
Daftar Isi
ii
Basis Data
Geospasial
Kawasan
Rawan Banjir
di Pulau Jawa
(Agus
Hermawan
Atmadilaga
dan
Nurwadjedi)
1
Mutu
Pelayanan
Panyaluran
Tenaga Listrik
Studi Kasus :
Penyulang
(Feeder)-Kikir
Gardu Induk
(G.I.) Bogor
Baru
(Dede
Suhendi dan
Nunu
Rahayu )
10
Identifikasi
Fungsi
Terminal
Laladon
Terhadap
Kemacetan di
Jalan Letnan
Ibrahim Adjie
di Sekitar
Terminal
Laladon Kabupaten
Bogor
(G.N.
Purnama Jaya,
H.E. Priyatna
Prawiranegar
a, dan Adisty)
17
Analisa
Metode
Pelaksanaan
Pelat Precast
Preslab (Ike
Pontiawaty)
29
Optimalisasi
Video
Streaming
Dengan
Menggunakan
Teknologi
Adaptive Media
Playout,
Packets
Scheduling dan
Channel Adaptive
(Agustini
Rodiah Machdi)
41
Sistem
Monitoring
dan Kendali
Penerangan
Jalan Umum
(PJU)
(Berbasis SMS
-
GSM)
(Yamato)
49
JURNAL TEKNOLOGI
Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011. ISSN 1411 - 5972
PELINDUNG
DR. H. Bibin Rubini, M.Pd.
(Rektor UNPAK)
PENANGGUNG JAWAB
DR. Ir. Titik Penta Artiningsih, MT.
(Dekan Fakultas Teknik)
PIMPINAN REDAKSI
SEKRETARIS REDAKSI
ANGGOTA REDAKSI
Ir. Singgih Irianto, MSi., Ir. Arif Mudianto, MT., DR. Ir. Rorim Panday, MM., MT., Ir.
Ichwan Arif, MT., Ir. Budi Arief, Ir. Dede Suhendi, MT., Ir. Janthy T. Hidayat, M.Si., Ir.
Akhmad Syafuan, MT., Henny Purwanti, ST.
PEMBANTU UMUM
Sudarsono
CATATAN :
Pengiriman naskah ditulis dengan bahasa Indonesia atau Inggris dilengkapi dengan abstrak
(tidak lebih dari 200 kata), ukuran kuarto/A4, ditulis dengan urutan Judul, Nama Penulis,
Abstrak, Isi Tulisan dan Daftar Pustaka, dilengkapi dengan Riwayat
Pendidikan/Pekerjaan terakhir Penulis. Panjang naskah disarankan tidak lebih dari 10
halaman atau 6000 kata, disertakan copy disket tulisan.
Bila diterima, Redaksi akan mengedit sesuai gaya Jurnal Teknologi - UNPAK
Kata Pengantar
Beberapa penyempurnaan masih terus diperlukan, termasuk saran dan kritik agar
penerbitan selanjutnya makin memiliki nilai tambah dan bobot ilmiah, khususnya pada
isi/materi tulisan yang ada.
Wassalam
Redaksi
JURNAL TEKNOLOGI
Volume II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011, ISSN 1411 - 5972
DAFTAR ISI
HaL.
Kata Pengantar
Daftar Isi
ii
1
Mutu Pelayanan Panyaluran Tenaga Listrik
Bogor
17
29
Teknologi
(Berbasis
SMS - GSM)
49
Alamat Redaksi/Penerbit
Jurnal Teknologi
Fakultas Teknik - Universitas Pakuan
E-mail : fakultasteknik@gmail.com
Bogor
ii
Oleh
Abstrak
Pada beberapa tahun terakhir Indonesia setiap musim memperoleh berbagai bencana alam,
dimulai dari tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, tanah longsor, kekeringan, kebakaran
hutan dan banjir.
Pra kiraan hadirnya banjir dapat diketahui bilamana data meteorologi, geospasial dan plotting
daerah rawan banjir dapat dipersiapkan, diproses dan dianalis menggunakan teknologi SIG
memanfaatkan basis data terpadu. Untuk ini diharapkkan ada kerelaan dan kerjasama dari semua
instansi pembuat peta untuk bersama-sama menyimpan data geospasialnya sesuai dengan
tupoksinya.
Pada kajian ini ditampilkan perpaduan data yang dimiliki BAKOSURTANAL dan Departemen
PU berupa informasi dalam bentuk peta digital atas daerah-daerah rawan bencana di Pulau Jawa.
Kata Kunci : Banjir, bentuk lahan, berbagi data, SIG, sistem lahan dan kartu data
PENDAHULUAN
Penyusunan Basis Data Geospasial Rawan Banjir di Pulau Jawa (Agus Hermawan A & Nurwadjedi)
1
METODOLOGI
Tersedianya basisdata rawan banjir
diharapkan mampu memberikan informasi
peringatan dini (early warning system) kepada
masyarakat mengenai daerah rawan banjir di
suatu kawasan.
TUJUAN
Pengumpulan Data :
Perangkat komputer :
Misalnya :
(ADMIN)
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (1-9)
Utama
Skala
Georeferensi
Sistem
Data
Sistem lahan
Proyeksi
Administrasi
1:250.000
Nama-nama geografi
DGN-95
UTM
Komunikasi
(WGS84)
DEM
Perairan
Entitas
Kunci Entitas
Obyek spasial
Obyek tabular
O_ID
Tab_ID
Atribut
Atribut
Atribut
Info
Coverage
Arc
Tic
AAT
BND
PAT
dll
Penyusunan Basis Data Geospasial Rawan Banjir di Pulau Jawa (Agus Hermawan A & Nurwadjedi)
3
SISTEM LAHAN
PENUTUPAN LAHAN
SL_ID
PL_ID
Jns_Lhn, Luas,
MORFOGRAFI
MORF_ID
Simbol,
dst
Topo, Kem_ler,
Nm_SLBanjir, dll
Pol_alrn, dll
MORFO_ID
TANAH_ID
PL_ID
TANAH
BATAS ADMINISTRASI
Admni_ID
TNH_ID
Admin_ID
Tnh_dom, Drain,
Nm_prov, Nm_Kab,
Teks_top, dll
Nm_Kot, dll
No.
Entitas/ (Kelas Objek)
Jenis
Lebar
Keterangan
1
Sistem Lahan
LS_ID
I
6
Kode unsur sistem lahan
simbol
C
4
Simbol sistem lahan
Nm_SL
C
15
Nama sistem lahan
Jns_Lhn
C
25
Tipe bentuklahan
Banjir
C
10
Rawan banjir
Luas( ha)
N
10
Luasan sistem lahan dalam ha
2
Morfografi
MORF_ID
I
6
Kode unsur morfografi
Topo
C
10
Sudah jelas
Pol_alrn
C
10
Pola aliran
Kem_ler
C
10
Kemiringan lereng
Ketinggian
C
10
3
Tanah
TNH_ID
I
6
Kode unsur jenis tanah dominan
Tnh_dom
C
15
Jenis tanah dominan (>60%)
Tnh_aso
C
15
Asosiasi tanah
Drain
C
10
drainase tanah
Teks
C
10
Tekstur tanah
4
Penutup Lahan
PL_ID
I
6
PL
C
6
Simbol tipe penutup lahan
Nam_PL
C
15
Nama penutup lahan
Thn_dat
C
10
Tahun sumber data yang digunakan
5
Batas Administrasi
Admin_ID
I
6
Kode unsur batas administrasi
Nm_prov
C
15
Nama provinsi
Nm_kab/kot
15
Nama kabupaten/kota
Nm_kec
C
15
Nama kecamatan
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (1-9)
(Citarum/slightly dissected
lacustrine plains), dan KLR (Klaru/
permanently waterlogged peaty
floodplains). Kecuali sistem lahan
KJP, banjir yang terjadi disebabkan
oleh luapan air sungai.
Penyusunan Basis Data Geospasial Rawan Banjir di Pulau Jawa (Agus Hermawan A
& Nurwadjedi)
5
Karakteristik
No
Sistem Lahan
Pola Aliran
Topografi
Jenis Tanah
Darinase
Penutupan
Dominan
Tanah
Lahan
1.
KJP (Kajapah))
reticulate
datar
Sulfaquents
Sangat
Mr
terhambat
2.
MKS (Makasar)
meandering
datar
Fluvaquents
Terhambat
Sw,Pk,Kc,B
3.
KHY (Kahayan)
meandering
datar
Tropaquepts
Terhambat
Sw,Pk,Kc,B
4.
BKN (Bakunan)
meandering
datar
Tropofluvents
terhambat
Sw,Pk,Kc,B
5.
CTM (Citarum)
dendritik
datar
Tropaquepts
terhambat
Sw,Pk,Kc,B
6.
KLR (Klaru)
none
datar
Tropaquents
Sangat
Rr
terhambat
yang
menjadi
langganan
P. Jawa,
layer
banjir
KHY
banjir
tersebut
telah
dicoba
dipadukan dengan
layer daerah rawan banjir
Langganan
KJP
Banjir
Gambar 3 : Perpaduan daerah rawan banjir hasil kajian sitem lahan (KHY)
dengan daerah langganan banjir dari Departemen Pekerjaan Umum di
Kabupaten Pandegelang
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (1-9)
LANGGANAN
KHY
KHY
BANJIR
Gambar 4 : Perpaduan daerah rawan banjir hasil kajian sitem lahan (KHY) dengan
daerah langganan banjir dari Departemen Pekerjaan Umum di Kabupaten Semarang
CTM
Gambar 5 : Perpaduan daerah rawan banjir hasil kajian sitem lahan (CTM) dengan
daerah langganan banjir dari Departemen Pekerjaan Umum di Kabupaten Bandung
Penyusunan Basis Data Geospasial Rawan Banjir di Pulau Jawa (Agus Hermawan A & Nurwadjedi)
7
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (1-9)
Unpak Bogor
Aerial Surey and earth sciences.
2)
Ir. Nurwadjedi, Ir. MSc. Staf
11) Wall, J.R.d. 1988.
Regional Physical
BAKOSURTANAL, Cibinong
Planning Program for Transmigration.
Penyusunan Basis Data Geospasial Rawan Banjir di Pulau Jawa (Agus Hermawan A & Nurwadjedi) 9
Oleh :
Abstrak
Indikator baik tidaknya pelayanan penyediaan tenaga listrik ke konsumen, yang paling mendasar
dapat dianalisis mengenai % regulasi tegangannya, seberapa sering listrik padam, dan berapa
lama listrik padam.
Hasil penelitian studi kasus untuk feeder Kikir dari G.I. Bogor Baru menujukkan bahwa mutu
tegangan ke konsumen cukup baik, yaitu 0,27 % dan standar yang digunakan 5 %. Frekuensi
pemadaman rata-rata selama tahun 2008 sebanyak 14 kali dan ini meunjukkan nilai yang rendah
dibandingkan dengan standar yang digunakan, yaitu 8 kali per tahun.
Sedang akan lama pemadaman rata-rata selama tahun 2008 sebesar 44,1 jam, ini menunjukkan
bahwa pada tahun 2008 mempunyai nilai yang rendah bila dibandingkan dengan standar yang
digunakan, yaitu 55,52 menit per tahun
PENDAHULUAN
10
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (10-16)
Keluaran (Outage)
Indeks ini didefinisikan sebagai jumlah ratarata pemadaman yang terjadi per pelanggan
yang dilayani oleh sistem distribusi tenaga
listik dalam periode waktu tertentu.
..(1.2)
di mana :
12
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (10-16)
Panjang ()
:
1,1 km
Jenis Kabel
:
XLPE 3 x 240 mm2
R25
:
0,084 /km
XL
:
0,95 /km
Arus nominal
:
230 Amper
Sumber : PT. PLN UPJ Prima Pakuan Bogor
selama tahun 2008 mengalami pemadaman 2.2. Data Gangguan Penyulang Kikir sebanyak 14
kali pemadaman, penyebab
gangguan dapat dilihat pada tabel 2.2.
Data gangguan yang diperoleh dari PT. PLN UPJ Prima Pakuan dimana Penyulang Kikir
No.
Tanggal
Jam Padam
Jam Nyala
Lama Padam
Penyebab Gangguan
1.
02-01-2008
12:25
12:35
0:10:00
Kerusakan sambungan luar
pelayanan (SLP)
2.
02-03-2008
19:25
19:58
0:33:00
//BAC
3.
02-03-2008
20:09
22:31
2:22:00
//SAK,HRO, SUTM arah PIB
4.
02-03-2008
20:29
02:20
2:51:00
Kabel /TND-TNO
(underspaning)
5.
13-03-2008
05:30
08:31
3:01:00
Penghantar 70-150 kV GI
terganggu
6.
23-03-2008
02:36
03:54
1:18:00
// BAC, BPB
7.
29-03-2008
04:10
04:46
0:36:00
Kabel BPC- BPB
8.
27-04-2008
08:42
18:21
9:39:00
Emergency pengurangan
beban
9.
30-04-2008
12:15
19:23
7:08:00
Emergency Overload
10.
05-05-2008
07:04
13:51
6:47:00
Emergency pengurangan
beban
10.
05-05-2008
07:04
13:51
6:47:00
Emergency pengurangan
beban
11.
07-07-2008
15:25
16:58
1:33:00
// KSS
12.
24-08-2008
17:03
20:50
3:47:00
Cubicle macet/TNE
13.
24-08-2008
21:20
21:25
0:05:00
Kabel & Indoor antara BPC-
BPB beban
14.
04-10-2008
15:50
19:45
4:35:00
kV / pohon kena SUTT di
Cijulang
15.
Nopember
-
16.
Desember
-
44,41 Jam
0,095 0,53
30,803/
=
230 1,1
0,084 0,85 +
20000
% =
30,803
100 %
= 11547,0054
11547,005
= 0,27 %
+ sin
14
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (10-16)
14 /
44,1 /
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENULIS
2.
Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, 1. Ir. Dede Suhendi. MT. Staf Pengajar Universitas Pakuan, Bogor.
16
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (10-16)
Oleh :
Abstrak
Penelitian memiliki tujuan untuk menganalisis permasalahan kemacetan lalu lintas di Jalan
Letnan Ibrahim Adjie di sekitar terminal Laladon, menganalisis fungsi terminal dilihat dari aspek
ketersediaan sarana dan prasarana dan melakukan analisis fungsi terminal dilihat dari aspek
persepsi stakeholder (pelaku) seperti penumpang, pengemudi angkot dan pengelola terminal.
Beberapa langkah tindakan sebagai saran dalam penelitian ini antara lain dengan cara pengaturan
jadwal keberangkatan angkutan kota sehingga tidak terjadi penumpukan angkot di terminal
Laladon, menertibkan lalu lintas di sekitar terminal Laladon dengan menempatkan petugas lalu
lintas, perbaikan sarana dan prasarana di terminal agar penupang merasa nyaman menunggu
angkot di dalan terminal.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Studi
Identifikasi Fungsi Terminal Laladon..(G.N. Purnama Jaya, HE. Priyatna P. & Adisty)
17
Manfaat Studi
TRAYEK
Barang Jero
ARMADA
05B
Leuwiliang Laladon
165
15
Terminal Merdeka-Sindang
101
JUMLAH
05C
555
JASINGA LEUWILIANG
289
LALADON
18
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (17-28)
Tabel 2. Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jl. Letnan Ibrahim Aadjie
Hari Senin, 22 Maret Tahun 2010 (Kendaraan)
Kendaraan Bermotor
Motor Cycle
UMC
Sedan
Angkot
Mobil
Sepeda
Sepeda,
WAKTU
Tangki,
Becak,
Jumlah
Pick-
Motor
Bis
Truk, Truk
Angkot
Angkot
Up
Minibus
2 as, Truk
Gerobak
Kota
Kabupaten
3 as
06.00-07.00
309
439
510
0
19
9
1709
6
3001
07.00-08.00
313
401
651
4
75
32
2525
10
4011
08.00-09.00
285
356
666
0
54
20
1975
12
3368
09.00-10.00
269
334
685
2
54
36
1365
11
2756
10.00-11.00
254
296
518
8
65
62
1512
18
2733
11.00-12.00
250
347
593
2
50
56
1678
9
2985
12.00-13.00
298
436
640
2
48
44
1618
11
3097
13.00-14.00
295
483
767
2
101
72
1400
6
3126
14.00-15.00
352
407
702
2
85
72
1533
14
3167
15.00-16.00
341
326
501
2
84
62
1460
14
2790
16.00-17.00
346
398
430
1
71
49
1523
14
2832
17.00-18.00
374
395
415
0
59
37
1582
9
2871
Jumlah
3686
4718
7078
25
765
551
19880
134
36837
750
/ JAM
600
SMP
450
JUMLAH
300
150
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.00
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
.00
.00
.00
00
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.00
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
WAKTU (JAM)
Angkot Kota
Angkot Kabupaten
Bis
Pick-up
Sepeda Motor
Sepeda,Becak,Gerobak
Gambar 1. Grafik Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jl. Letnan Ibrahim Adjie
Hari Senin, 22 Maret Tahun 2010
Volume dan Komposisi Lalu Lintas kendaraan ringan (light vehicle) sebanyak
Identifikasi Fungsi Terminal Laladon..(G.N. Purnama Jaya, HE. Priyatna P. & Adisty)
19
Tabel 3. Volume Lalu Lintas Pada Ruas Jl. Letnan Ibrahim Adjie
Kendaraan Bermotor
Motor Cycle
UMC
WAKTU
Sedan
Angkot
Mobil Tangki,
Motor
Sepeda,
Jumlah
Pick-
Truk, Truk
Becak,
Bis
Angkot
Angkot
Up
Minibus
2 as, Truk 3 as
Gerobak
Kota
Kabupaten
06.00-07.00
108
281
396
16
12
37
168
12
1030
07.00-08.00
190
409
642
55
6
47
33
16
1398
08.00-09.00
212
171
326
60
1
45
340
11
1166
09.00-10.00
264
328
433
41
1
26
327
15
1435
10.00-11.00
350
341
618
58
5
47
443
14
1876
11.00-12.00
284
203
530
61
2
41
416
12
1549
12.00-13.00
395
372
517
44
1
35
374
4
1742
13.00-14.00
344
404
524
49
1
36
365
8
1731
14.00-15.00
398
331
483
62
2
26
352
9
1663
15.00-16.00
325
300
384
53
1
35
167
2
1294
16.00-17.00
349
355
483
53
8
28
339
15
1630
17.00-18.00
421
417
489
43
12
19
399
9
1805
Jumlah
3640
3912
5825
595
52
422
3720
127
18319
2700
2550
2400
2250
JAM
2100
1950
1800
1650
SMP
1500
1350
JUMLAH
1200
1050
900
750
600
450
300
150
WAKTU (JAM)
LV
HV
MC
UMC
Gambar 2. Grafik Volume Lalu Lintas Pada Ruas Jl. Letnan Ibrahim Adjie
Hari Minggu, 21 Maret Tahun 2010
20
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (17-28)
Tabel 4. Volume Lalu Lintas Pada Ruas Jl. Letnan Ibrahim Adjie
Hari Senin, 22 Maret Tahun 2010 (dalam smp)
Kendaraan Bermotor
Motor Cycle
UMC
Sepeda
KTU
Sedan
Angkot
Mobil Tangki,
Motor
Sepeda,
Jumlah
Pick-
Bis
Truk, Truk
Becak,
Minibus
Angkot
Angkot
Up
2 as, Truk 3
Gerobak
Kota
Kabupaten
as
06.00-07.00
309
439
510
22
11
427
1723
07.00-08.00
313
401
651
90
38
631
2136
08.00-09.00
285
356
666
65
24
494
10
1900
09.00-10.00
269
334
685
64
43
341
1747
10.00-11.00
254
296
518
78
74
378
14
1620
11.00-12.00
250
347
593
60
67
419
1745
12.00-13.00
298
436
640
58
53
404
1900
13.00-14.00
295
483
767
121
86
350
2109
14.00-15.00
352
407
702
102
86
383
11
2045
15.00-16.00
346
326
501
101
74
365
11
1726
16.00-17.00
346
398
430
85
59
381
11
1711
17.00-18.00
374
395
415
71
44
395
1701
Jumlah
3691
4718
7078
25
917
659
4968
116
22163
900
600
750
300
150
WAKTU (JAM)
Angkot Kota
Angkot Kabupaten
Bis
Pick-up
Gambar 3. Grafik Volume Lalu Lintas Pada Ruas Jl. Letnan Ibrahim Adjie
Identifikasi Fungsi Terminal Laladon..(G.N. Purnama Jaya, HE. Priyatna P. & Adisty)
21
Keterangan
Fungsi Jalan
Kolektor Primer
Tipe Jalan
2 lajur / 2 arah
Adjie
Panjang Jalan
Tipe konstruksi
2,695 meter
Hotmix
Lebar Jalan
c)
8 meter
Kondisi
Baik
Perkerasan
a)
Jenis
Aspal
Jenis Angkutan
b)
No
Lahan
Jenis Penggunaan
Persentase (%)
0.84
12043.87
54.61
Parkir Motor
9.9
0.38
Parkir pribadi
15.4
22
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (17-28)
Pada
Tabel 7. Tingkat
Hari
Pelayanan
Jalan
(LOS)
Kapasi
Volu
Kapasi
Dasar
Lalu
Nama
Jalan
tas
me
tas
pelayanan
V/C
Tingkat
Jalan
Hari
Jalan
Ratio
(smp/
Lin
(smp/j
Letnan
jam)
tas
am)
Ibrahim
2900
1876
Ming
2419
0,77
Adjie
gu
Senin
Ibrahim
2900
2136
2419
0,88
Letnan
Adjie
Tingkat Pelayanan D
Tingkat Pelayanan E
Pejalan Kaki
Tingkat Pelayanan F
0,93
Parkir.
Kecepatan Rata-rata
No
Kriteria
Persyaratan
Sesuai
Tidak
Keterangan
Sesuai
18.392 m
permintaan angkutan
Luas
Sesuai
dengan
wilayah
Kabupaten
Terletak
di
Kondisinya
dalam
Baik
jaringan
trayek
di
jalan
pedesaan
kolektor
atau
lokal
Terletak
Kondisinya
dengan
kelas
2
paling
Lokasi
Baik
Mempunyai
akses
masuk
ke dan
dari
jalan
keluar
Kondisinya
atau
sedikit
terminal,
sesuai
kebutuhan
unutk
berlubang
kelancaraan
lalu
lintas
di
sekitar
Melayani
Kendaraan
terminal
Cukup
melayani
Fungsi
umum
untuk
untuk
angkutan
kota
dan
Berada di
angkutan pedesaan
Jarak
penumpang
lokasi
Disesuaikan
dengan
kebutuhan
Untuk dapat lebih jelas mengenai lokasilokasi di sekitar terminal Laladon yang biasa
Identifikasi Fungsi Terminal Laladon..(G.N. Purnama Jaya, HE. Priyatna P. & Adisty)
23
24
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (17-28)
Kendaraan Bermotor
Waktu
06.00-07.00
213
Jumlah
150
363
Angkot
Angkot
07.00-08.00
114
170
Masuk
284
Keluar
08.00-09.00
127
10.00-11.00
165
208
292
143
351
11.00-12.00
208
155
09.00-10.00
363
135
150
285
12.00-13.00
166
150
316
14.00-15.00
163
160
323
13.00-14.00
198
155
353
15.00-16.00
155
120
275
Jumlah
16.00-17.00
2006
123
1838
145
268
3844
17.00-18.00
196
175
371
Waktu
Jumlah
Kendaraan Bermotor
Angkot Masuk
Angkot Keluar
06.00-07.00
226
223
449
09.00-10.00
07.00-08.00
234
227
180
230
414
457
08.00-09.00
245
251
496
10.00-11.00
225
170
395
12.00-13.00
305
203
508
11.00-12.00
233
196
429
13.00-14.00
318
119
437
14.00-15.00
241
169
410
16.00-17.00
214
152
366
15.00-16.00
203
153
356
17.00-18.00
224
160
2206
384
5101
Jumlah
2895
300
300
JAM
150
SMP/
SMP/JAM
JUMLAH
150
JUMLAH
WAKTU (JAM)
WAKTU (JAM)
Angkot Masuk
Angkot Keluar
Angkot Masuk
Angkot Keluar
Analisis Aksesbilitas
Identifikasi Fungsi Terminal Laladon..(G.N. Purnama Jaya, HE. Priyatna P. & Adisty)
25
No.
Pernyataan Penumpang
Jumlah
Total
Soal
Angkutan Umum
Responden
Jawaban
a. Jumlah Sampel
100
100
1.
b. Jawaban
62
62
Laladon
c. Persentase (%)
62%
62%
a. Jumlah Sampel
100
100
2.
b. Jawaban
82
82
angkutan umum.
c. Persentase (%)
82%
82%
a. Jumlah Sampel
100
100
3.
b. Jawaban
45
45
c. Persentase (%)
45%
45%
26
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (17-28)
Kesimpulan
Pelebaran jalan.
Saran
Aspek Transportasi
Daftar Pustaka
Tindakan tegas aparat terhadap penertiban
angkutan umum agar hanya menaikkan
Identifikasi Fungsi Terminal Laladon..(G.N. Purnama Jaya, HE. Priyatna P. & Adisty)
27
Permasalahan
Transportasi
di Pusat
3)
[DLLAJ] Dinas Lalu Lintas Angkutan
Kota
Pandeglang [Tugas
Akhir]
Program
Studi
Perencanaan
Wilayah
Angkutan
Kabupaten
Bogor
tahun
2009.
Bogor.
4)
[Dep.
PU]
Departemen Pekerjaan
12)
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun
Bina
Marga.
Keputusan
Menteri
Perhubungan
No.31/1995
tentang
2002
tentang
Persetujuan
Fungsi
Terminal
Angkutan
Jalan,
Pembangunan
Pusat
Pembelajaan
Jakarta.
5)
Keputusan
Menteri
Perhubungan
14)
Undang-Undang Republik Indonesia
15)
Warpani,
S.
2002.
Merencanakan
6)
Keputusan
Bupati
Kabupaten
Bogor
No.550.22/311/Kpts/Huk/2004,
Press.
Kabupaten Bogor.
PENULIS :
Offset.
Wilayah dan
Kota, Fakultas Teknik-
Wilayah dan
Kota, Fakultas Teknik-
Beta Offset
28
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (17-28)
Oleh :
Ike Pontiawaty
Abstrak
Pada era globalisasi saat ini, masalah waktu menjadi faktor sangat menentukan dalam
melaksanakan pembangunan, hal ini berpengaruh pada pelaksanaan pembangunan struktur
gedung berlantai banyak, dengan menekan waktu pelaksanaan berarti dapat menekan biaya
pembangunan struktur gedung tersebut. Dewasa ini mulai dikenal metode pelaksanaan dengan
sistem precast preslab yaitu menggabung komponen-komponen struktur yang biasanya dicor
setempat dengan komponen yang dibuat di pabrik dan kemudian dipasang pada kedudukan
akhirnya dengan demikian pelaksanaan dapat dipercepat. Untuk itu perlu mengontrol tegangan
beton terhadap kekuatan kabel yang sudah ada,memperkirakan kehilangan gaya prategang total,
menhitung lendutan maksimum pada saat pelaksanaan maupun pada saat pemakaian.Dari hasil
analisa metoda pelaksanaan precast preslab dengan topping concrete dengan bentang 450 cm,
lebar 100 cm,tebal pelat 24 cm,dengan mutu baja prategang digunakan seven wire stress relieved
7/16 Grade 270 sebanyak 4 buah strand aman untuk digunakan pada struktur lantai Gedung
Perkuliahan IPB, baik pada saat pelaksanaan maupun pada saat pemakaian.
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Pelat Komposit
1.3. Pembatasan Masalah
Struktur pelat yang mempunyai satu sisi yang pendek dan sisi lain yang panjang, masuk pada
kategori pelat satu arah. Sistem pelat ini
30
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (29-40)
DENAH
DATA-ATA PERENCANAAN
POTONGAN MELINTANG
Beton
Baja
Mutu baja prategang digunakan
Angkur
1.
Beban mati (qd)
Beton Prategang
ACI code
Sewaktu transfer :
2.
Beban hidup (ql)
Baja Prategang
250 kg/m2
yang
1.
250 kg/m2
terkecil
24 kg/m2
Berat adukan dari semen tebal
21 kg /m2
tebal 15cm
300kg/m2
Berat plafond
11 kg/m2
Berat sendiri beton topping
250 kg/2
Mencari dimensi precast preslab
Beban hidup (ql)
Beban hidup untuk lantai dan
bpc
= 100cm
hpc
= 12 cm
Apc
duduk tetap
= bpc x hpc
400 kg/2
= 100 x 12 = 1200cm2
PERHITUNGAN SLAB
I precast preslab = 1/12 x 100 x 123 = 14400cm4
1. Menghitung besaran slab dan topping
1 xbxh 3
W 12
16 xbxh 2
1
6 xh
6 x100x122 2400cm 3
t
W W
yt
I
pc
14400
2400cm3
32
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (29-40)
W W
I
pc
14400
2400cm3
t
b
y
t
4700
30
kt
2400
kb
W 2400
t
2,00cm Apc 1200
Topping Concrete
4700
fc
tpg
4700
fc pc
4700
35
Ac = Apc + Atpg
yt
(100x12x6x0,926) (100x12x18)
12,23cm
Atpg
= btpg x htpg x n
(100x12x0,926)
(100x12)
e = yb selimut beton
6 5 = 1 cm
y'b
I precast preslab
11,77
=110814,774 cm4
Wt '
yt
I'
c
110814,774
9060,897cm3
12,23
W'
I 'c
110814 ,774
kt'
W ' 9415,019
b
4,074cm Ac ' 2311,2
9415,019cm
3
kb'
W ' 9060,897
t
3,920cm Ac ' 2311,2
Beban mati
Bs slab
= 0,12 x 1 x 250 = 30 kg/m
Bs topping
qUL
= 1,6 x 250
Bs total
= 400 kg/m
= 60 kg/m
MUL
= 1/8 x 400 x 4,502 = 1012,5
qUD
kg.m
= 1,2 x 60 = 72 kg/m
MUD
= 1/8 x 72 x 4,502 = 182,25
MUT
kg.m
MUDI
= 1/8 x 91,125 x 4,502 =
1. Kekuatan Batas
230,660 kg.m
ps
18750
350
= 18555
0,742
0,00039
0,00039 18555
350
bxd
= 0,02 0,30
100x19
a
13912,500
0,468cm
0,85x350x100
=
1 0,5
Mu
= 0,9 x Mn
2.
=
+210,00kg/cm
+210,00kg/cm
( 5)
28955 11,947
38955 1
1200
2400
2400
= 48,08
+157,5000
11,947
38955 1
28955
1200
2400
2400
= 16,03
+157,5000
34
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (29-40)
Momen Retak
Mcr
= 206003,520 kg.cm
1. Elastic Shortening
fcir
Fo
ES Es Eci
fcir
Fo.e2
Mg.e
38955
e1
2,306
5,92105 cm
e2 = e1 e = 5,92105 1 = 0,999cm
Fo= 0,9 x F = 0,9 x 38955 = 35059,5
kg.cm
fcir
Fo
Fo.e2
Mg.e
A
fcir
35039,5
35039,5x0,9992
2,306x1
ES = Es m
31,04kg / cm3
2. Creep Beton
CR = kcr
Dimana: Kcr
pratarik
Ec
Es
(Fcir fcds)
fcds
=
Tegangan beton pada titik berat tendon
1200
14400
14400
gaya prategang
14400
Es
=
Modulus elastisitas baja
Ec
=
Modulus elastisitas beton umur 28 hari
fcds
MDL.e
2,306x1
1,60104 kg / cm 2
Es = 190 x 103 Mpa = 1900000 kg/cm2 Ec =
88490,198 kg/cm2
CR = kcrx
Es
x(Fcir Fcds)
Ec
88490,198
2x
1900000
cm2
x(31,04
1,60104 ) 1326,403
kg
3. Shinkage
16
10,06 100
= 0,73 (setelah
10 hari curing) namun
Dimana: RH
=
Kelembapan relative
Ksh
1,0
V/S
=
perbandingan
volume
terhadap
660,469)]1,45 = 301,513kg/cm2
=
.
75 = 319,390
4. Relaksasi
Dimana : Kree
L
=
450 cm
Dimana : f
= Kehilangan prategang pada baja
=
.
0,6 660,469
= 0,880
mm
a
2
= 6mm = 0,6 cm
450
ES
2
26607,774 kg/cm
fsi
=
0,70 x 18750 = 13125 kg/cm
TL%
=
2607,774
TL
=
ES + CR + SH + RE
54
38955 1450
5 0,72 4504
= 0,778
384
8 87928,98 14400
+0,303
54
= +1,306
5 4 4504
Lendutan total :
total = 0,831 cm
Beban mati
3
384
Bs keramik
= 0,05 x 1 x 24 = 0,12 kg/m
Bs adukan dari semen
384 87928,948 1400
batako
= 0,15 x 1 x 300 = 45 kg/m
Bs plafond
= 0,004 x 1 x 11
= 0,044 kg/m
qUD
Bs slab
= 1,2 x 106,214
= 0,12 x 1 x 250
= 30kg/m
= 127,457 kg/m
MUD
Bs topping
= 0,12 x 1 x 250
= x 127,457 x 4,502
= 30kg/m
= 322,626 kgm
Bs total
MUD1
= 106,214 kg/m
= x 63,729 x 4,502
= 161,315 kgm
36
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (29-40)
MUL
= x 640 x 4,502
= 1620kgm
MUT
Fo
= 1,2 x F
= 322,626 + 1620
= 1942,626 kgm
=
46746
1,613
+
4674 1
1200
2400
2400
= 58,43
+210,00
=
46746
1,613
4674 1
1200
2400
2400
= 19,47
+210,00
38955
19,427
+
( 5)
3211,2
=
9060,897
= 45,96
+157,50
9060,897
+
( 5)
=
38955
19,427
= 11,15
+157,50
3211,2
1. Elastic Shortening
Kehilangan
prategang akibat perpendekan
elastis beton
ES = Es.
fcir
Eci
Dimana : Es
=
Modulus elastisitas baja
Eci
=
Modulus elastisitas beton saat awal
prategang
Fcir
Es
Eci
= 4730 fc = 4730 x 350 =
88490,198 kg/cm2
1,613
= 405
38955
37
35059,5
35059,5. 0,999 2
1,61 1
1200
14400
14400
= 31,65
31,65
= 1900000
2. Creep beton
CR = kcr.
Es
= 679,566
(Fcir fcds)
Ec
Dimana : Kcr
Fcds =
tarik
fcds
MDL.e
1,613x1
04
= 1,120 kg/cm
prategang
I
Es
14400
Ec
kcr
= 2 untuk struktur pretensin
Es
= 190 x 103 Mpa = 1900000 kg/cm3
3. Shrinkage
Ec
= 88490,198 kg/cm3
CR = kcr x
Es
(Fcir fcds)
1 0,06
Ec
(100 )
2 x 88490,198
1900000
x (31,65
permukaan
Dimana : RH
=
Kelembapan relative
Ksh
=
0,73 (setelah 10 hari curing) namun
= 319390
4. Relaksasi
untuk balok pratarik nilainya menjadi
1,0
Dimana : Kre
= Koef. Relaksasi baja
V/S
perbandingan
volume
terhadap
tabel 2.3)
C
= Factor jenis baja prategang (lihat tabel
2.3
Kre
=
J
=
=
.
0,6 679,566
= 0,906
=
1,45 (Tabel 2.4)
RE = [138 0,15(319,390+1311+679,566)]
1,45 = 301,513kg/cm2
a.Es
450
= 450 cm
38
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (29-40)
TL
= ES + CR + SH + RE
fsi
= 0,70 x 18750 = 13125 kg/cm2
TL%
2612,774
=
38955 1 450
13125
8 87928,948 110814,774
+0,069
54
0,101
54
=
5 1,274 4504
384
384
= +0,350
TL = 2612,271 kg/cm2
TL% = 19,50% 25% . Ok
Lendutan total
total = 0,318 cm
DAFTAR PUSTAKA:
KESIMPULAN
Cahyadi, Chandra. .
Cara
PENULIS
40
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (29-40)
Oleh :
Abstrak
Video streaming adalah interaksi memutar file video antara 2 atau lebih, di dalamnya terdapat
server sebagai pemutar video dan client sebagai pemirsa atau yang menonton video tersebut,
dimana data video tersebut mengalami proses kompresi (encode dan stream).
Kemajuan terbaru dalam teknologi video streaming adalah teknologi channel-adaptive. Adaptive
media playout di sisi client dapat digunakan untuk mengurangi buffering dan mengurangi nilai
rata-rata latency, serta memberikan batasan tingkat skalabilitas. Rate-distorsi dioptimalkan
melalui penjadwalan paket, dengan menentukan paket terbaik untuk dikirim sehingga mengurangi
distorsi terkait dengan pengiriman paket tersebut, dependensi interpacket, dan keberhasilan
transmisi data yang sebelumnya.
Kata kunci : streaming, media server, encoder, kompresi, dekompressi, channel-adaptive, ratedistortion, packets-scheduling, video, audio, packet-loss, retransmission, error robustness,
adaptive media playout.
PENDAHULUAN
server.
dan apabila ada permintaan pemutaran video
akan otomatis terputar di www.youtube.com.
2)
Media server yang menyimpan
dekompresimedia stream dan mengirimkan
berdasar pada permintaan, media server ini
harus
42
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (41-48)
Gambar 2. AMP-initial.
44
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (41-48)
3. RATE-DISTORTION (R-D)OPTIMIZED
PACKET SCHEDULING
Tingkat-distorsi sistem streaming dioptimal kan dengan cara memutuskan paket mana
yang harus ditransmisikanpada setiap
kesempatan berdasarkan tenggat waktu paket,
sesuai urut-urutan transmisi, statistik saluran,
informasi umpan balik, packets
interdependencies, dan pengurangan distorsi
dihasilkan oleh masing-masing paket jika
berhasil diterima dan diterjemahkan.
45
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
G. J. Conklin, G. S. Greenbaum, K. O.
Lillevold, A. F. Lippman,and Y. A.
46
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (41-48)
7)
McCanne, M. Vetterli, and V.
International
Conference
on
Image
Jacobson,
Low-complexityvideo
18)
M.
Kalman,
E. Steinbach,
and
B.
Girod,
R-D
Optimized
Media
Streaming
Enhanced
With
Adaptive
8)
J. Shin, J. Kim,
and C.-C. J. Kuo,
Quality-of-service
mapping
A.
Chou
and Z
Miao,
Rate-
Transactions
on
Multimedia,
vol.3,
distortion
optimizedstreaming
of
packetized
media,
IEEE
9)
J. Apostolopoulos, T. Wong, W. Tan,
Transactionson
Multimedia,
February
2001.
Submitted.
http://research.
streaming
with
content
delivery
microsoft.com/pachou
distortion
optimizedreceiver-driven
April 2002.
Error-resilient
videotransmission
compensatedprediction,
Journal
on
12)
M. van der Schaar, and H. Radha, A
hybrid
temporal-SNRfine-granular
Recommendation
H.263
Mar. 2001.
Coding
Expert
Group,
8,
July 2001,
online available
pairwise
correlatingtransforms, to
atftp://standard.pictel.com/video-
appear
in IEEE Trans.
site/h26L/tml8.doc.
Image
Processing.
Compressed
Video
over
Networks,
MarcelDekker, 2000.
Adaptive
playoutscheduling
using
26) Y. J. Liang, E. G. Steinbach, and B.
Girod,
Real-time
voice
packet
path
diversity,Proceedings
17)
E. G. Steinbach, N. Farber, and B.
Latency
video
streaming,
Proc.
47
PENULIS
48
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (41-48)
Oleh :
Yamato
Abstrak
Efisiensi operasional adalah bagaimana masalah-masalah Lampu Jalan dapat dikelola secara
efektif dengan sistem dengan biaya rendah sehingga ada perbaikan efisiensi dan peningkatan
pelayanan pelanggan,perawatan rutin dilakukan secara harian termasuk pencatatan gangguan
Lampu Jalan yang dilaporkan oleh pelanggan. Hal ini menyebabkan biaya operasional yang tinggi
setiap tahun.
Obyektivitas dari Riset ini adalah mengembangkan Sistem Manajemen Lampu Jalan dengan biaya
rendah dan secara efektif, melakukan pengelolaan, perawatan dan juga pemantauan terhadap
kualitas daya untuk menjamin tidak adanya gangguan terhadap para pelanggan.
Sistem Pengendali Lampu Jalan ini terdiri dari modul-modul yang dipasang pada panel lampu
jalan, berfungsi untuk mengumpulkan status daya melalui setiap feeder. Informasi gangguan lampu
jalan yang dikumpulkan oleh FIU (Feeder Interface Unit) dikirimkan ke FC (Feeder Controller).
FC mengatur beberapa kabel/feeder dan dan me-relay kembali informasi yang diterima dari FIU ke
Server di kantor pusat dengan menggunakan SMSGSM, kemudian mengirimkan SMS peringatan
ke petugas operasional untuk informasi gangguan. Sistem Manajemen Lampu Jalan ini
memberikan informasi real-time dan ter-sentralisasi tentang lampu jalan yaitu informasi gangguan,
SIG (Sistem Informasi Geografis), efisiensi daya 42% dan menyimpan hasil pencatatan untuk
keperluan analisa dan pelaporan. Hasil pengukuran arus mempunyai deviasi rata-rata 1,29%.
Abstract :
By operational efficiency, how faulty street lights are managed effectively through the use of a low
cost automated system, thus improving efficiency and enhancing customer services. Currently
these maintenance routines are conducted daily in parallel to records of faulty lights reported by
customers.
These incurred substantially high operational expenditure year to year. The objective of this
research is to develop a low cost SLMS ( Street Light Management System ) with features suffice
enough for the utility companies to manage and maintain street lights effectively and also monitor
power quality to ensure continuous and uninterrupted supply to customers. SLMS consists of
interface modules installed at the substation or street lights panel to collect the status of power over
each feeder cables. Information of faulty lights collected by the FIU ( Feeder Interface Unit ) is
passed back to FC ( Feeder Controller ).
The FC managing several feeder pillars and relay back the information received from FIU to
system server are located at the central office by using SMS-GSM network. Those send an alert
SMS to operational personnel to inform them of the faulty record. This SLMS provides centralized
real-time information about street lights, information of faulty lights, GIS ( Geographic
Information System ), Power Efficiency 42% by optimizing the use of street light and keeping
records for management reporting and analysis. The result of current measurements has a mean
deviation 1.29%
Kata kunci : Sistem Manajemen Lampu Jalan, SIG, SMS-GSM, efisiensi daya
Sistem Monitoring dan Kendali Penerangan Jalan Umum (PJU) (Berbasis SM-GSM) (Yamato)
49
PENDAHULUAN
Teori
Model
50
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (49-57)
dibangun.
yang terintegrasi dimana terdapat pusat
2)
Handphone sebagai media komunikasi
kendali yaitu Server kendali PJU. Server
akan secara otomatis dikirimkan via SMS ke SMS Server yang terletak di kantor Pusat Kendali.
[1]
Penerapan
[1]
Sistem Monitoring dan Kendali Penerangan Jalan Umum (PJU) (Berbasis SM-GSM) (Yamato)
51
Warwick X9100
Perhitungan
Dilakukan Sampel Pengukuran pada salahsatu Panel yang seimbang terdiri dari :
S dan T
Jumlah PJU pada fasa S = 5 buah dengan
daya lampu @ 150 Watt
Analisa
No
Arus R
Arus S
Arus T
Status Lampu
(A)
(A)
(A)
3,35
semua hidup
6
3,34
3,38
3,37
semua hidup
1
3,34
3,32
3,36
semua hidup
Fasa S = 3,37 A
Fasa T = 3,34 A
2
3,38
3,41
3,34
semua hidup
3
3,37
3,35
3,33
semua hidup
4
3,33
3,36
3,31
semua hidup
5
3,37
3,38
52
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (49-57)
dan
menggunakan
rumus :
P
= V
x I,
didapat : I = 150/220 =0,68 A per
PJU.
buah
DI:LOHILOHIHILOLOLO
DO:HILOHIHILOLOLOHI AI:268 337 334
PN:25
PJU
= 5 x 0,68 A = 3,4 A
Status DI ( Digital Input ) :
DI:LOHIHIHIHILOLOLO
DO:HIHIHIHILOLOLOHI AI:336 337 334 PN :
25
Sistem Monitoring dan Kendali Penerangan Jalan Umum (PJU) (Berbasis SM-GSM) (Yamato)
53
DI:LOHILOHIHILOLOLO
DO:HILOHIHILOLOLOHI AI:200 337 334 PN :
25
DI:LOHIHIHIHILOLOLO
DO:HIHIHIHILOLOLOHI AI:336 337 334 PN :
25
( setelah perbaikan )
54
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (49-57)
Padam RT
Status
PadamR
Padam T
Padam RS
Padam ST
Padam S
Nyala R
Nyala S
untuk menghidupkan
Nyala T
Nyala RS
Nyala RT
Nyala ST
Sistem Monitoring dan Kendali Penerangan Jalan Umum (PJU) (Berbasis SM-GSM) (Yamato)
55
Periode
Jadwal
Jadwal
Waktu
06.00-18.00
0%
0W
0%
22.00-23.00
100%
150 W
18.00-19.00
100%
100%
150 W
150 W
100%
150 W
23.00-24.00
100%
150 W
19.00-20.00
100%
0%
0W
150 W
100%
150 W
24.00-01.00
100%
150 W
20.00-21.00
100%
0%
0W
150 W
100%
150 W
01.00-02.00
100%
150 W
21.00-22.00
100%
0%
0W
150 W
100%
150 W
02.00-03.00
100%
150 W
0%
0W
Daya ( W )
03.00-04.00
100%
150 W
1800 W
0%
0W
1050 W
04.00-05.00
Persentase
100%
150 W
100%
150 W
100%
58%
05.00-06.00
100%
150 W
100%
150 W
Pemakaian
Hasil Arus Referensi ( Arus Pengukuran Ratarata ) beban penuh untuk 5 buah PJU jaringan
fasa R, S dan T masing-masing adalah 3,36 A;
3,37 A dan 3,34 A.
Kesimpulan
Apabila terdapat 1 atau lebih PJU yang
mengalami gangguan baik pada fasa R, S atau
T maka nilai arus totalnya pada fasa
56
Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 18, Periode Januari-Juni 2011 (49-57)
Saran
guan
yaitu
deteksi
gangguan
www.e-streetlight.com
RIWAYAT PENULIS
Musa Bin Mohd Mokjin, Design &
Development of Street Light Monitoring and
Management System, Universiti Teknologi
Malaysia, 2006
Ir.
Tan Ciang Yamato, Staf
Pengajar
Program
Studi
Elektro, Fakultas
Sistem Monitoring dan Kendali Penerangan Jalan Umum (PJU) (Berbasis SM-GSM) (Yamato)
57