Anda di halaman 1dari 9

TUGAS OSEANOGRAFI GELOMBANG TSUNAMI

Disusun oleh :
Shinta Angelina 03311940000005

Dosen :
Danar Guruh Pratomo, S.T., MT., Ph.D.

Kelas :
Oseanografi Fisik C

Departemen Teknik Geomatika


Fakultas Teknik Sipil Perencanaan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2021
PENDAHULUAN

Air di laut selalu bergerak dan ada beberapa faktor penyebabnya.Salah satu faktor
penggerak air di lautan ialah matahari.Bentuk bumi yang ellipsoid membuat penerimaan sinar
matahari tidak merata sehingga mengakibatkan perbedaan suhu dan tekanan.Perbedaan suhu
membangkitkan variasi densitas,perbedaan tekanan membangkitkan angin.Adanya densitas
dan angin menyebabkan pergerakan air di laut.

Pergerakan air laut terdiri dari arus,pasang surut,dan gelombang.Tsunami merupakan


salah satu dari gelombang.Tsunami memiliki gelombang yang panjang dan ekstrim.Di
Indonesia mungkin sudah tidak asing dengan adanya tsunami dikarenakan sejarah mencatat
Indonesia pernah beberapa kali dilanda peristiwa gelombang tsunami.Peristiwa yang paling
besar yakni saat meletusnya Gunung Krakatau tahun 1883.Letak geografis Indonesia yang
terletak pada tiga lempeng tektonik yakni Australia,Eurasia,Pasifik membuat potensi tsunami
lebih besar.Hal tersebut dikarenakan sebagian besar tsunami berasal dari daerah yang terjadi
gempa bumi akibat terdapat patahan di pertemuan zona lempeng.

1
Oseanografi Fisik C
A.Definisi

“Tsunami” berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang besar di


pelabuhan.Tsunami merupakan serangkaian gelombang laut yang disebabkan oleh aktivitas
vulkanik (letusan gunung berapi),longsor bawah laut (submarine landslide),dan gempa
bumi.Gelombang tsunami datang dengan kecepatan 500 mil per jam dari sumber lokasi
terjadinya tsunami.Diantara penyebab tersebut,gempa bumi bawah laut (ocean-bottom
earthquake) merupakan penyebab yang paling sering dan berbahaya untuk aktifitas
tsunami.Sumber tersebut ialah eksogen dan endogen.Eksogen merupakan sumber pembangkit
gempa bumi eksternal,seperti jatuhnya meteor di laut.Untuk endogen merupakan sumber
energi pembangkit gempa dari dalam bumi seperti aktivitas vulkanik,gempa
tektonik.Diantara sumber tersebut,gempa bumi paling sering disebabkan oleh seumber
endogen.Sepanjang kejadian tsunami,sejarah mencatat 90% tsunami di Indonesia disebabkan
oleh aktifiitas gempa di laut.

Gambar 1.Aktivitas vulkani penyebab terjadinya gelombang tsunami

Gempa bumi di laut tidak semuanya menyebabkan tsunami.Ada beberapa kondisi yang
menjadi syarat terjadinya tsunami,diantaranya pergerakan lempeng bumi sehingga saling
bertemu,kemiringan sudut antar lempeng yang bertemu, dan kedalaman gempa yang tidak
lebih dari 80 km.Pergerakan lempeng yang saling bertemu akan membentuk patahan baik
dalam arah vertikal,maupun horizontal.Ketika terjadi patahan,maka volume air yang berada
di atasnya akan ikut bergerak melahirkan tsunami,terutama pada tipe patahan sesar naik
(thrus dip-fault).Tipe patahan yang dapat membangkitkan tsunami ada 3 yakni :

 Strike-slip,dalam posisi vertikal

2
Oseanografi Fisik C
Gambar 2.Tipe patahan lempeng strike slip

 Dip-slip,dalam posisi vertikal

Gambar 3.Tipe patahan lempeng dip-slip

 Thrus-dip,dalam posisi menukik

Gambar 4.Tipe patahan lempeng thrus-dip

B.Karakteristik dan Proses Terjadinya Tsunami

Gerakan vertikal pada kerak bumi dapat mengakibatkan dasar laut naik/turun secara tiba
tiba yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya.Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut,yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan tsunami.Namu tsunami juga dapat disebabkan oleh
aktivitas vulkanik seperti pada peristiwa tsunami akibat letusan Gunung Krakatau tahun
1883. Ketika meletus, gunung mengeluarkan berbagai material bumi.Material-material yang
berada di gunung dapat berhamburan ke arah pantai dan dapat menyebabkan tsunami.

Gelombang tsunami merupakan salah satu contoh gelombang panjang yang dapat
menjalar ke segala arah dari sumber asalnya.Gelombang tersebut menjalar sebagai
gelombang perairan dangkal,karena kebanyakan tsunami bergerak pada kedalaman dimana
nilai kedalaman tersebut kurang dari setengah dari nilai panjang gelombang.Pada saat di laut
terbuka,tsunami mempunyai periode sekitar 15-20 menit.Karakteristik tersebut membuat
gelombang tsunami sulit dibedakan dengan gelombang biasa,bahkan sulit dirasakan oleh
kapal kapal yang sedang berlayar.

3
Oseanografi Fisik C
Gambar 5.Skema proses terjadinya tsunami akibat gempa bumi

Gambar 6.Skema proses terjadinya tsunami akibat aktivitas vulkanik

Gambar 7. Skema tinggi gelombang

Semakin dangkal dasar perairan,maka akan semakin tinggi tsunami tersebut.Kondisi


tersebut membuat gelombang tsunami dapat mencapai puluhan meter saat bergerak menuju
pantai.Hal yang berbeda dengan kecepatan gelombang tsunami.Kecepatan gelombang
tsunami akan semakin menurun ketika menuju pantai.Pada saat di laut dalam kecepatan
tsunami berkisar antara 166 m/s-250m/s,sedangkaan saat di pantai kecepatan gelombang

4
Oseanografi Fisik C
tsunami berkisar antara 10 m/s.

C.Dampak Gelombang Tsunami

Fenomena gelombang tsunami tentu saja meninggalkan dampak pada lingkungan.Baik


terhadap lingkungan laut itu sendiri,maupun atmosfer.Dampak tsunami terhadap lingkungan
laut dapat berpengaruh kepada lingkungan pesisir.Sedangkan dampak tsunami terhadap
lingkungan atmosfer melibatkan interaksi laut dengan udara.

 Dampak terhadap pesisir dan kondisi perairan


Zona pesisir merupakan perbatasan antara laut dan daratan.Kondisi penjalaran
gelombang tsunami yang mempunyai aliran semakin cepat akibat perubahan
kedalaman,tentu akan berpangkal pada pesisir yang mempunyai kedalaman paling
dangkal dibandingkan zona zona lainnya di laut.Salah satu pengaruhnya ialah tsunami
meninggalkan deposisi dan erosi di dekat garis pantai,sehingga menghasilkan
sedimentasi.
Penjalaran dan pergerakan gelombang tsunami yang panjang,tentunya akan
memberikan dampak terhadap kondisi perairan.Pada daerah pantai,perubahan
signifikan suhu menjadi dingin dan kenaikan salinitas akibat pada permukaan akibat
tsunami terjadi pada kedalaman 0 – 70 m,sehingga membuat arus pantai menjadi kuat.
Namun,perubahan kondisi perairan yang terjadi akibat tsunami berlangsung
temporer atau mempunyai rentang waktu.Perubahan temporer tersebut dikarenakan
laut mempunyai sistem arus global yang dapat menyeimbangkan kondisi perairan,dan
adanya curah hujan yang memberikan kontribusi untuk keseimbangan salinitas di
perairan.

 Dampak terhadap lingkungan atmosfer


Interaksi laut dengan udara atau yang lebih dikenal ocean atmosphere coupled
system tidak hanya berpengaruh pada kondisi fisik perairan saja,namun bisa juga
mengendalikan iklim dan cuaca.Patahan lempeng (lithosfer) yang membangkitkan
tsunami akan menggerakkan air laut (hidrosfer).
Ketika air laut bergerak,tentunya kehidupan (biosfer ) yang ada di dalam laut
tentunya akan terpengaruh atas pergerakan ait tersebut.Rangkaian ketiga elemen
tersebut (lithosfer,hidrofer,biosfer) akan saling berinteraksi.Kejadian tsunami yang
melibatkan ketiga lingkungan ini akan memberikan perubahan terhadap atmosfer
yang berada di atasnya.

D.Mitigasi Tsunami di Indoensia


Dikarenakan sejarah mencatat gelombang tsunami kerap beberapa kali melanda
Indonesia,Indonesia juga memiliki sistem peringatan dini tsunami yang disebut sebagai
Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS). Sistem peringatan dini tsunami ini
telah diluncurkan sejak November 2008.Ina-TEWS memiliki dua sistem pemantauan. Yang
pertama adalah sistem pemantauan darat yang terdiri dari jaringan seismometer broadband
dan GPS. Seismometer sendiri adalah alat untuk mencatat dan mengukur getaran saat gempa

5
Oseanografi Fisik C
bumi terjadi. Alat ini digunakan untuk memantau gempa bumi tektonik yang merupakan
salah satu penyebab terjadinya tsunami. Data dari seismometer dapat menunjukkan titik
lokasi (episenter), kedalaman, waktu, serta kekuatan gempa sehingga dapat digunakan untuk
memperkirakan risiko terjadinya tsunami. Data dari seismometer tersebut kemudian diolah
oleh perangkat lunak khusus milik BMKG yang dapat memberikan informasi mengenai
gempa bumi tektonik dalam waktu singkat.Yang kedua sistem pemantauan laut (sea
monitoring system) terdiri atas buoy, tide gauge, dan CCTV. Pada prinsipnya, buoy berfungsi
untuk mengamati perubahan muka air laut di laut lepas. Sementara tide gauge berfungsi
untuk mengamati perubahan muka air laut di pantai. Adapun CCTV digunakan untuk mengamati
tsunami di pantai.Ina-TEWS dapat mengolah informasi yang didapat dari sistem pemantauan
darat dan laut tersebut dengan menggunakan perangkat Decision Support System (DSS) untuk
menentukan apakah ada risiko tsunami setelah gempa. Setelah data tersebut diverifikasi,
maka peringatan dini tsunami pun bisa dikeluarkan.
Dengan Ina-TEWS, BMKG mampu menerbitkan berita peringatan dini tsunami dalam
kurun waktu lima menit setelah gempa bumi terjadi yang kemudian diikuti oleh beberapa kali
berita pemutakhiran dan diakhiri berita ancaman tsunami telah berakhir. Berita peringatan
dini berisi tingkat ancaman tsunami untuk wilayah dengan status “Awas”, “Siaga”, hingga
“Waspada”. Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS) akan ditempatkan di
titik-titik rawan bencana seperti perairan selatan Jawa & Sumatera, perairan utara Sulawesi &
Papua, Laut Flores dan Laut Banda.

Gambar 8.Skema Kerja INA-TEWS

6
Oseanografi Fisik C
Gambar 9.Buoy,alat untuk mengamati muka perubahan air laut.

Gambar 10.Peta penempatan buoy di Indonesia

7
Oseanografi Fisik C
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2021. PT PAL Indonesia (Persero) Berhasil Luncurkan Indonesia Tsunami Early


Warning System (Ina-TEWS).PT.PAL.Diakses pada 16 Juni 2021 melalui
https://pal.co.id/2021/02/publikasi/news-berita/pt-pal-indonesia-persero-
berhasilluncurkan-indonesia-tsunami-early-warning-system-ina-tews/

Azis,Furqon. (2006) .“Gerak Air di Laut”. Jurnal Oseana, 31 (04)

Bayhaqi,Ahmad . (2015) .“Gelombang Tsunami dan Dampaknya”. Jurnal Oseana, XL (02)

Stewart, R.H. 2008. “Introduction to Physical Oceanography”, University Press of Florida,


Florida.

8
Oseanografi Fisik C

Anda mungkin juga menyukai