Landsat
Latar Belakang Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) sebagai salah satu Taman Nasional yang dikelilingi oleh desa-desa (kurang lebih 60 desa) dengan berbagai aktivitas masyarakat baik pertanian, perkebunan dan pengambilan hasil hutan,memungkinkan adanya interaksi aktivitas ke dalam Taman Nasional Lore Lindu, interaksi tersebut dapat berupa pembukaan lahan dan penggunaan lahan untuk pertanian dan perkebunan di dalam kawasan yang sebenarnya tidak boleh diolah, kegiatan ini merupakan ancaman utama fungsi TNLL sebagai kawasan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, perlindungan ekologi dan ekosistem, kawasan tangkapan air, dan lain-lain. Indikator yang paling mudah untuk mengetahui pembukaan lahan disekitar hutan TNLL adalah dengan melihat tutupan tajuk vegetasi yang ada, dimana wilayah yang telah terbuka dan masih tertutup, hal ini tidak mudah dilaksanakan dengan melihat luas kawasan TNLL, tetapi dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis hal ini dapat dilakukan dengan waktu dan biaya yang lebih murah. Perkembangan teknologi penginderaan jauh (Remote Sensing) dengan menggunakan foto satelit merupakan salah satu alternatif cara analisa untuk mengetahui perubahan dan pembukaan lahan di Taman Nasional Lore Lindu, dengan cakupan lahan yang luas dan melalui proses pengolahan menggunakan komputer diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif tentang luasan dan tingkat perubahan lahan dari waktu ke waktu. Metode Interpretasi Citra dilakukan menggunakan software Idrisi 3.2, citra landsat mempunyai ukuran pixel 30 x 30 m masing-masing terdiri dari 7 band dari spektrum panjang gelombang yang berbeda, langkah pertama dibuat citra komposit : Band biru = band3 Band hijau = band4 Band merah = band5
Ditampilkan dalam format Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), yaitu index yang menunjukan nilai ukur reflektan spektrum gelombang elektromagnetik
1
infra merah dan band merah yang menjelaskan perbedaan antara bioma-bioma hijau dari satu daerah dengan daerah lainnya, selanjutnya mengelompokan tiap indeks menjadi kelas bagian yang terbuka, tetap, tertutup kembali oleh vegetasi untuk tiap citra dengan tahun yang berbeda melalui nilai indeks yang terkandung pada pixel, membandingkan nilai indeks kelompok kelas antara citra yang berbeda tahun sehingga diperoleh citra akhir pengolahan. Hasil
lebih 63,5 Ha hingga bulan agustus 2001, wilayah ini cukup jelas digambarkan dalam peta yang dihasilkan. 4. Hasil studi demografi yang dilakukan oleh Yayasan Kayuriva bersama-sama dengan TNC menunjukan Kecamatan Palolo dengan laju pertumbuhan rata-rata 4,27 % tahun (paling tinggi disekitar TNLL) dan akan dihuni oleh 41.630 jiwa pada tahun 2025 mempunyai kecenderungan mengalami masalah keterbatasan lahan, ditambah dengan kecenderungan pembukaan dari analisa citra memungkinkan Kecamataan Palolo untuk menjadi perhatian bagi pengelola TNLL. 5. Gambaran dari penyebaran pembukaan dapat dijadikan bahan dan data untuk menentukan program kerja dan fokus wilayah yang mempunyai kecenderungan peningkatan pembukaan dari tahun ke tahun yang cukup tinggi, disamping memonitoring pembukaan dari tahun-tahun sebelumnya. Kesimpulan dan Saran 1. Analisa menggunakan citra satelit merupakan salah satu cara untuk memonitoring tingkat ancaman didalam Taman Nasional Lore Lindu, dengan data yang diberikan membantu fokus program dan pengambilan kebijakan BTNLL akan lebih tepat. 2. Penyajian dalam analisa ini membantu kita mendapatkan informasi secara umum, untuk wilayah TNLL yang luas data yang dihasilkan cukup represantatif, sehingga untuk analisa per desa harus digabungkan dengan survey lapangan (ground truthing) dan kegiatan pencarian informasi lainnya. 3. Pengetahuan secara detail dan informasi sekunder tentang wilayah analisa sangat penting untuk menunjang tepatnya kesimpulan yang dihasilkan. 4. Analisa tiap tahun akan menyajikan data yang lebih lengkap untuk melihat tingkat dan persentase perkembangan luasan yang lebih tepat. 5. Analisa menggunakan citra satelit menguntungkan untuk monitoring wilayah cakupan yang luas seperti TNLL karena dengan fasilitas yang ada kita dapat menghasilkan data untuk monitoring dengan biaya yang lebih murah dan waktu yang lebih cepat.