Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK I DAN FISIK II JURUSAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Judul : KALORIMETER-BOMB : NILAI KALOR MELALUI PEMBAKARAN


Nama : Niko Hilal Fazri
NPM : 1957011017

Bandar Lampung, 16 Maret 2022


Mengetahui,
Asisten Praktikum

Eka Anggun Surani


NPM. 1817011049

PENDAHULUAN
Kalorimeter ini alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Pada kalorimeter terjadi perubahan
energi dari energi listrik menjadi energi kalor sesuai dengan hokum ke kekalan energi
yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan.
Prinsip pada kalorimeter yaitu mengalirkan arus listrik pada kumparan kawat
penghantar yang dimasukkan ke dalam air suling. Pada waktu bergerak dalam kawat
penghantar akibat perbedaan potensial pembawa muatan bertumbukan dengan atom
logam dan kehilangan energy. Akibatnya, pembawa muatan bertumbukan dengan
kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh
pembawa muatan akan menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh
energi yaitu energi kalor atau panas (Hanesya, 2012).
Kalor pembakaran biasanya diukur dengan menempatkan senyawa yang
massanya diketahui dalam wadah baja yang disebut calorimeter bom volume-konstan,
yang diisi dengan oksigen pada tekanan 30 atm. Bom tertutup itu dicelupkan kedalam
air. Sampel di hubungkan ke listrik dan kalor yang dihasilkan oleh reaksi pembakaran
dapat dihitung secara tepat dengan mencatat kenaikan suhu air. Kalor yang dilepas
oleh sampel diserap oleh air dan bom. Kalorimeter yang dirancang secara khusus itu
memungkinkan kita untuk mengasumsikan bahwa tidak ada kalor atau massa yang
hilang ke lingkungan selama waktu pengukuran. Jadi, kita menyebut bom itu dan air
tempat pencelupannya sebagai system terisolasi. Karena tidak ada kalor yang masuk
atau meninggalkan system selama proses berlangsung, perubahan kalor sistem (qsistem)
harus nol (Chang.R,2004).

Panas yang timbul atau diserap pada suatu reaksi panas itu tidak bergantung
pada hasil akan tetapi bagaimana reaksi tersebut berlangsung awal dan akhir.
Berdasarkan hukum Hess tersebut maka dapat dicari panas reaksi bagi suatu reaksi-
reaksi yang sukar dilakukan. Panas pembentukan yaitu suatu panas reaksi pada
pembentukan satu mol suatu zat dari unsur-unsurnya, jika aktivitas pereaksinya satu,
hal ini disebut dengan panas pembentukan standar. Untuk zat cair, gas dan padat
keadaan standarnya adalah keadaan pada satu atmosfer. Panas pembakaran adalah
panas yang timbul pada pembakaran satu mol suatu zat, biasanya panas pembakaran
ditentukan secara eksprimen pada V tetap dalam bom kalorimeter. Dari panas
pembakaran, akan dapat memperoleh panas pembentukan senyawa-senyawa organik.
Panas pembakaran mempunyai arti yang penting pada bahan-bahan bakar, karena nilai
suatu bahan bakar ditentukan oleh besarnya panas pembakaran zat yang bersangkutan
(Sugiyanto, 1997).

Penentuan kalor dilakukan melalui pengukuran suhu yang terjadi selama


proses perubahan kimia atau fisika yang berlangsung. Dalam setiap pengukuran,
perubahan suhu yang diukur adalah suhu calorimeter beserta seluruh isinya. Dan hasil
pengukuran ΔT dapat dihitung jumlah kalor yang terlibat dalam reaksi. Untuk reaksi
kimia yang melibatkan pembakaran, penentuan kalor reaksi dilakukan secara tidak
langsung dalam alat yang disebut kalorimeter bom pada volume tetap, sehingga
perubahan energy yang terjadi bukan ΔH melainkan ΔU (Yayan, 2010).

Automatic bomb calorimeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk


mengukur bahan pembakaran atau daya kalori dari suatu material. Proses pembakaran
diaktifkan di dalam suatu atmosfer oksigen di dalam suatu kontainer volume tetap.
Semua bahan terbenam di dalam suatu rendaman air sebelah luar dan keseluruhan alat
dalam bejana kalorimeter tersebut. Bejana kalorimeter juga terbenam di dalam air
bagian luar. Temperatur air di dalam bejana kalorimeter dan rendaman dibagian luar
keduanya dimonitor. Automatic bomb calorimeter dapat digunakan untuk mengukur
beberapa aplikasi dan telah dirancang sehingga sesuai dengan ISO, DIN dan standard
internasional lainnya. Automatic bomb calorimeter adalah alat yang digunakan sebagai
penentu nilai energi kotor. Sedangkan pada suatu nilai energi bersihnya adalah
pengurangan nilai energi kotor dengan perkalian antara H2O hasil pembakaran yang
tertampung dalam bomb dan panas laten penguapan H2O. Satuan yang digunakan ini
adalah kalori/gram, karena kalori merupakan unit untuk mengukur energi kimia
(Syahrul, 2014).
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu neraca analitik,
lumpang, dan alat kalorimeter-bomb. Bahan-bahan yang digunakan yaitu 1 gram
asam benzoat, dan 1 gram produk makanan ringan.
B. Prosedur
Peparasi pelet
1 gram sampel

Dihaluskan dengan mortar dan alu


Diletakkan dalam cruccible
Diamati dan dicatat

Hasil

Preparasi Bomb

Alat
- Dihubungkan kawat konduktor ke elektroda
- Dimasukan sampel ke dalam cawan crusible menggunakan
pinset
- Diletakkan sampel diantara elektroda
- Dimasukkan 1 ml aquades kedalam “Bomb”
- Dimasukkan elektroda dan sampel dengan hati-hati
- Ditutup “bomb” dengan “cap”
- Diisi dengan sekitar 300 psi oksigen
Hasil
Perakitan Alat “Shell”

Alat

- Dimasukkan “Bomb” kedalam beaker berukuran 2L


- Dimasukkan 2 L aquades kedalam beaker
- Dimasukkan beaker ke dalam “shell”
- Dipasang kabel pemantik pada elektroda.
- Ditutup “shell”
- Dipasangkan stirrer belt
- Dipasangkan thermometer
- Dihidupkan stirrer.

Hasil

Pengambilan
PengambilanData
data
- Direkam suhu pada thermometer dengan interval 30 detik
selama ±15 menit
- Dipasang kabel arus listrik, termometer serta lup,
- Dinyalakan pemantik dan dicatat temperatur tiap 30 detik
- Dihitung delta T

Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Adapun kalor
merupakan energi yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Hukum
pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu proses
termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah
kalor yang dipindahkan kesistem. Pada kalorimeter terjadi perubahan energi
dari energi listrik menjadi energi kalor sesuai dengan hukum kekekalan energi
yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat
dimusnahkan. Kalorimeter bom merupakan kalorimeter yang khusus digunakan
untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri
dari sebuah bom (tempat berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari
bahan stainless steel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi) dan
sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang kedap panas. Reaksi
pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap
oleh air dan bom.

Prinsip kerja dari kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan
kawat penghantar yang dimasukan ke dalam air suling. Pada waktu bergerak
dalam kawat penghantar (akibat perbedaan potenial) pembawa muatan
bertumbukan dengan atom logam dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa
muatan bertumbukan dengan kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat
medan listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan akan menyebabkan logam
yang dialiri arus listrik memperoleh energi yaitu energi kalor/panas.

Diketahui bahwa semakin besar nilai tegangan listrik dan arus listrik pada suatu
bahan maka tara panas listrik yang dimiliki oleh bahan itu semakin kecil. Kita
dapat melihat seolah pengukuran dengan menggunakan arus kecil
menghasilkan nilai yang kecil. Hal ini merupakan suatu anggapan yang salah
karena dalam pengukuran pertama perubahan suhu yang digunakan sangatlah
kecil berbeda dengan data yang menggunakan arus besar. Tapi jika perubahan
suhu itu sama besarnya maka yang berarus kecil yang mempunyai tara panas
listrik yang besar.

Berikut ini adalah gambar rangkaian alat kalorimeter bomb beserta


keterangannya :

Gambar 1. Rangkaian alat kalorimeter sederhana.

Keterangan :
 Thermometer berguna untuk mengukur suhu.
 Stirer berguna untuk mengaduk air pendingin.
 Katup oksigen untuk memasukkan oksigen dari tabung.
 Cawan untuk meletakkan bahan atau sampel yang akan dibakar.
 Kawat penyala untuk membakar.
 Bom yaitu tempat terjadinya pembakaran.
 Jacket air yaitu jacket untuk peletakkan bom.
Adapun jenis-jenis kalorimeter yaitu :

1. Kalorimeter larutan
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada dasarnya, kalor yang
dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.
Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor
reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter larutan dengan
ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh di pasaran.

Kalor yang timbul pada reaksi akan diterima ataupun diserap oleh sekeliling
(lingkungan). Jadi terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau
sebaliknya. Apabila kita memandang larutan yang diuji sebagai sistem maka
seluruh aspek diluar sistem disebut lingkungan termasuk juga dewar pada
gambar di atas. Jadi tidak seluruhnya kalor yang terlibat dipindahkan dari
larutan ke air atau penerima panas, akan tetapi juga akan dipindahkan ke
tempat kalorimeter tersebut. Sehingga perhitungannya menjadi:

Keterangan:

m = massa zat

c = kalor jenis zat penerima panas

C = kapasitas kalor kalorimeter

ΔT = Perubahan suhu
2. Kalorimeter bom
Kalorimeter bom merupakan kalorimeter yang khusus digunakan untuk
menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri dari
sebuah bom (tempat berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari
bahan stainless steel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi) dan
sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang kedap panas. Reaksi
pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap
oleh air dan bom. Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan,
maka :
qreaksi = –(qair + qbom)
Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus :
qair = m x c x DT
dengan :
m = massa air dalam kalorimeter ( g )
c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )
Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus :
qbom = Cbom x DT
dengan :
Cbom = kapasitas kalor bom ( J / oC ) atau ( J / K )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )
Reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung pada volume tetap
( DV = nol ). Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam sistem =
perubahan energi dalamnya.
DE = q + w
Dimana
w = –P.DV (jika DV=nol maka w=nol)
Maka :
DE = qv
3. Kalorimeter sederhana

Pengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan


dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter
sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai
untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan
(misalnya reaksi netralisasi asam – basa/netralisasi, pelarutan dan
pengendapan). Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang
diserap/dilepaskan larutan sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan
lingkungan diabaikan.

qreaksi = – (qlarutan+ qkalorimeter)

qkalorimeter = Ckalorimeter x DT

Dengan :

Ckalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter (J/oC) atau (J/K)

DT = perubahan suhu (oC atau K)

Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil maka dapat diabaikan
sehingga perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu
larutan dalam kalorimeter.

qreaksi = –qlarutan

qlarutan = m x c x DT

Dengan :

m = massa larutan dalam kalorimeter ( g )

c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )

DT = perubahan suhu ( oC atau K )


Sifat fisika asam benzoat :
 Massa molar :122,12 g/mol
 Penampilan : Padatan kristal tak berwarna
 Densitas : 1,32 g/cm3, padat
 Titik lebur : 122,4 °C (395 K)
 Titik didih : 249 °C (522 K)
 Kelarutan dalam air : Terlarutkan (air panas) 3,4 g/l (25 °C)
 Keasaman (pKa) : 4,21

Sifat kimia asam benzoat :


 Asam benzoat adalah asam monobatik monobasa - Asam ini umumnya
berbentuk kristal putih
 Rumus kimia asam benzoat C6H5COOH
 Asam benzoat merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana
 Asam benzoat mudah larut dalam alkohol, eter, dan benzena, tetapi sangat sulit
larut didalam air
 Reaksi oksidasi membentuk asam benzoat substitusi hidrogen dengan klorin
membentuk benzoil klorida
 Bentuk molekul : planar
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pada prosedur percobaan penentuan nilai kalor melalui pembakaran yang
dilakukan, diperoleh kalor total sampel sebesar 5066,9 kalori
2. Besarnya AC yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebesar -19065,4264
kal/g
3. Besarnya kalori teori yang didapatkan adalah 930,2326 kal/g
4. Besarnya kalori praktek yang didapatkan adalah 19995,659 kal/g
5. Didapatkan massa dari serbuk halus sebesar 0,2534 gram

DAFTAR PUSTAKA

Afif Almu,. Syahrul,. Yesung Allo. 2014. „‟Analisa Nilai Kalor dan Laju
Pembakaran Pada Briket Campuran Biji Nyamplung ( Calophylim
Inophyllum ) dan Abu Sekam Padi‟‟. Jurnal Dinamika Teknik Mesin. Vol 4.

Raymond, Chang. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi 3.


Erlangga. Jakarta.

Sugiyanto. 1997. Kimia Fisika. PT. Rhineka Cipta. Jakarta.

Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar I. CV Yrama Widya. Bandung.

Syafriuddin,. Hanesya,. Rio . 2012. „‟Perbandingan Penggunaan Energi Alternatif


Bahan Bakar Serabut (Fiber) dan Cangkang Kelapa Sawit Terhadap Bahan
Bakar Batu dan Solar Pembangkit Listrik‟‟. Jurnal Teknik Elektro. Vol 3
Hal 3.
LAMPIRAN

Pertanyaan
1. Bagaimana mendapatkan persamaan calorimeter isothermal untuk Pembakaran ?
Dcutotal = -Ctotal system * DT (1a)
2. Bagaimana cara menentukan Ctotal system?
3. Apa persamaan pembakaran untuk asam benzoat?
4. Mengapa ditambahkan air pada wadah reaksi?
5. Bahas prosedur dasar calorimeter bomb tersebut!
6. Apa sumber kesalahan utama dalam prosedur tersebut?

Jawaban

1. Q = C.∆T dimana ∆Q = ∆U

Qlepas = Qditerima, maka Q = C. ∆T

-∆S = C. ∆T

∆c Utotal = -Ctotal system . ∆T

2. Ctotal system = Cwater + Ckalorimeter + Cchemicals

3. + 9O2  7O2 + 6H2O

4. Karena pada percobaan ini digunakan jenis digital maka tidak membutuhkan
thermometer untuk mengkonversi menjadi nilai kalor

5. Sampel bahan dimasukkan kedalam vessel yang kemudian dialiri dengan O2


betekanan tinggi

6. Alat yang digunakan bermasalah dan timbangan sampel salah

Anda mungkin juga menyukai