(KETEL UAP)
I. BOILER INTRODUCTION
Steam (uap air) yaitu fase gas dari air yang terbentuk ketika
air mendidih.
Steam terkondensasi
Gelembung steam
Kurva karakteristik pembentukan steam pada tekanan atmosferik (0 barg)
100 oC
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0
Derajat kekeringan
Temperatur (oC)
Garis Sub
Fasa cair cooled water
Entalpi
0 oC (kJ/kg)
Entalpi cair Entalpi penguapan(hfg)
(hf)
Entalpi total (hg)
Apakah BOILER itu?
Secara definitif, boiler adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh uap
air sebagai energi dengan cara memanaskannya pada kondisi bertekanan. Sebagai
media utama adalah air, dipanaskan dengan menggunakan sumber panas dari
bahan bakar (padat, cair dan gas) yang akan digunakan untuk berbagai macam
operasi, seperti pembangkit listrik dan pemanasan.
Pemilihan boiler untuk memenuhi kebutuhan
industri :
1. Kebutuhan uap
3. Effisiensi
4. Ekonomi
5. Type Pembakaran
II. TYPE BOILER
Water
Downcomer
Riser
Heat
Lower or Mud Drum
III. MAIN EQUIPMENT BOILER
1. Furnace
2. Steam Drum
5. Coal Feeder
Furnace (ruang bakar) merupakan bagian utama dari boiler yang berfungsi merubah
energi kimia yang ada pada bahan bakar menjadi energi panas untuk memanaskan air yang
ada pada pipa air.
Type ruang bakar yang digunakan adalah Fludized Bed, dimana type ruang bakar ini
merupakan type yang dapat mengakomodir penggunaan batu bara dengan kalori minimal
3300 Kcal/kg. Hanya saja type fludized bed tidak bisa beroperasi dengan baik jika
kandunga Ash dalam bahan bakar cukup tinggi, Maks 7%
Didalam ruang bakar ini terdapat nozzle yang berfungsi untuk memberikan udara agar
pembakaran didalam ruang bakar dapat terjadi dengan sempurna.
2. Steam Drum
Berfungsi untuk menampung steam bertekanan dan memisahkan steam dari air umpan,
terdapat indikator temperatur, tekanan dan level air
Didalam Steam drum terdapat bebrapa saluran masuk dan keluar dan beberapa
komponen sepertu Cyclone separator yang berfungsi untuk memisahkan air dengan steam
3. Water Wall (Pipa Air)
Boiler skala menengah sampai besar dibentuk oleh pipa-pipa yang cukup tebal sch 80.
pipa ini dibentuk dengan desain material dan bentuk khusus dan harus tahan terhadap
perbedaan temperature ekstrim antara ruang bakar dengan air, selain itu material pipa
harus bersifat konduktor panas yang baik sehingga perpindahan panas dari proses
pembakaran ke air bisa efektif.
4. Fan (ID Fan, FD Fan, SA Fan)
ID Fan (Induce draft fan) : Berfungsi untuk menarik gas pembakaran dari ruang bakar
dan sekaligus untuk menjaga kevakuman ruang bakar agar tidak terjadi back fire
kemudian di buang ke Chimney
FD fan (force draft fan) : Berfungsi untuk mensuplai udara kedalam ruang bakar.
SA Fan (Secondary air fan) : Berfungsi sebagai mensupplai udara tambahan ke ruang
bakar dan juga untuk menjaga pembakaran agar pipa waterwall tidak terkena langsung
dengan api.
5. Coal Feeder
Coal Feeder merupakan bagian yang sangat penting dari boiler, karena alat ini berfungsi
untuk supply bahan bakar ke ruang bakar agar proses pembentukan uap terus
berlangsung di boiler. Pengoperasian coal feeder diatur sedemikian rupa untuk menjaga
proses pembakaran tidak terganggu
Type coal feeder ada banyak, diantaranya, Type Rotari, Type Screw dan Type Scraper
6. Boiler Feed Water Pump
Boiler Feed Water Pump ini berfungsi untuk supply air ke steam drum. Pengoperasiannya
diatur secara automatic dengan menyeimbangkan level air di steam drum
Pompa ini bertekanan tinggi, menyesuaikan dengan tekanan yang ada pada steam drum
Pompa ini menjadi komponen penting dari boiler karena jika terjadi masalah pada pompa
ini maka boiler tidak bisa dijalankan.
IV. APPENDAGES BOILER
1. Deaerator
3. Economizer
Economizer berfungsi sebagai pemanas Shoot Blower adalah salah satu alat bantu boiler
awal air masuk boiler ke steam drum ya n g b e r t u j u a n u nt u k m e m p e r ta h a n ka n
hingga melewati titik didihnya dengan efisiensi boiler dalam kondisi stabil, secara
pemanfaatan panas yang berasal dari umum shoot blower berfungsi membersihkan
aliran gas buang debu maupun jelaga yang menempel pada pipa
air, pipa economizer dan pipa Air preheater,
d e n ga n b e rs i h ny a p i p a d a r i d e b u m a ka
perpindahan panas akan tetap maksimal,
sehingga efisiensi boiler tetap masksimal.
5. ESP (Electro Static Precipitator)
ElectroStatic Precipitator (ESP) adalah salah satu alternatif penangkap debu dengan effisiensi
tinggi (mencapai diatas 90%) dan rentang partikel yang didapat cukup besar. Dengan
menggunakan electro static precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu yang keluar dari
cerobong diharapkan hanya sekitar 0,16 % (efektifitas penangkapan debu mencapai 99,84%).
Berfungsi sebagai penghilang debu pada gas buang. Prinsip kerjanya adalah debu diberi
muatan negative (-) yang berasal dari Trafo dengan tegangan mencapai 55 KV, setelah itu
debu akan ditangkap oleh lempengan yang diberi muatan positif (+). Kemudian setelah
menumpuk dipukul sehingga jatuh ke vessel penampungan sekaligus pendistribusian menuju
fly ash bin.
VI. COMBUSTION PRINCIPLE
Api adalah Oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran kimiawi,
yang menghasilkan panas, cahaya dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya.
Segitiga api adalah elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran, dimana elemen
tersebut adalah
1. Panas
2. Bahan Bakar
3. Oksigen
1. Panas
Panas pada saat akan menjalankan boiler bersumber dari kayu, arang dan burner yang
berbahan bakar solar.
2. Bahan Bakar
Secara umum ada tiga jenis bahan bakar, yaitu, padat, cair dan gas, untuk proses
pembakaran di boiler, Sebagian besar boiler menggunakan bahan bakar padat, selain
mudah di dapat juga lebih effisien dalam penggunaannya.
3. Oksigen
Sumber oksigen adalah dari udara, untuk proses pembakaran pada boiler, oksigen
diperoleh dari FD Dan (Force Darft Fan), selain itu udara juga diperoleh dari bahan bahan
bakar yang digunakan.
VII. TYPE OF FUEL
2. Gas
3. Solid (Coal, Shell, Fibre, Wood Chip, EFB)
VIII. BOILER TREATMENT
Boiler water parameter berdasarkan tekanan kerja dari boiler, parameter ini
harus dianalisa dan segera di lakukan Tindakan jika hasil Analisa tidak sesuai.
Parameter pada boiler water sangat penting dijaga, karena bisa
mengakibatkan turunnya efisiensi, boiler tube bermasalah dan masih
banyak yang lainnya.
Salah satu cara untuk menjaga agar paramater boiler water tetap
tercapai yaitu dengan cara internal boiler water treatment.
Internal boiler water treatment bertujuan untuk :
1. Mencegah terjadi kerak/deposit
2. Mencegah terjadinya carry over (Foaming, Priming, Misting, Level
Hight)
3. Mencegah terjadinya korosi .
Keuntungan yang didapat :
1. Menjamin kontinutas tersedianya steam untuk operasi pabrik
2. Meminimalkan downtime
3. Menjaga boiler dalam kondisi safety
4. Memproteksi biaya capital
Berikut contoh permasalah yang terjadi ketika boiler tidak menerapkan
atau menjaga parameter air didalam boiler :
Terbentuknya kerak/deposit
1. TDS (padatan yang terlarut) yang tinggi dan tidak terkontrol.
2. Hardness (kesadahan) yang tidak larut, terbentuknya garam Ca+ dan Mg+.
3. Terbentuknya kerak silica.
Kerugian akibat terbentuknya kerak/deposit :
1. Heat transfer tidak maksimal, karena kerak sudah melapisi permukaan dalam
pipa/tube.
2. Boiler tube failure, karena pengurangan heat transfer dan tube overheating.
3. Borosnya penggunaan bahan bakar karena heat trasnfer tidak maksimal.
Pencegahan terbentuknya kerak/deposit :
1. Kontrol secara ketat terhadap kualitas air umpan boiler dan air boiler (harus
sesuai dengan batas kontrol/normanya)
2. Melakukan blowdown yang lebih intens tergantung hasil analisa kualitas air
di boiler.
3. Aplikasi internal b o i l e r wa te r t re a t m e n t (b a h a n k i m i a pe n c e ga h
kerak/deposit – scale inhibitor), biasanya menggunakan bahan kimia polymer.
Terbentuknya korosi
Korosi adalah perusakan pada logam. Perusakan yang cukup besar bisa
menyebabkan reparasi yang berat bahkan kadang-kadang boiler harus
dihentikan pemakaiannya. Terbentuknya korosi disebabkan oleh :
1. Korosi akibat oksigen/oxygen corrosion
2. Korosi akibat asam/Acid corrosion
3. Adanya kandungan bikarbonat yang bisa membentuk senyawa CO2.
BOILER EFFICENCY
CALCULATION
Dimana :
hg = Entalpi steam jenuh dalam kkal/kg steam
hf = Entalpi air umpan dalam kkal/kg air
Parameter yang harus diperhatikan :
Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam
Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam
Tekanan kerja (dalam kg/cm2(g)) dan suhu lewat panas (oC), jika ada
Suhu air umpan (oC)
Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam kkal/kg bahanbakar
Advantages
• Pekerja pabrik dapat dengan cepat mengevaluasi efisiensi boiler
• Memerlukan sedikit parameter untuk perhitungan
• Memerlukan sedikit instrumen untuk pemantauan
• Mudah membandingkan rasio penguapan dengan data
Disadvantages
• Tidak memberikan petunjuk kepada operator tentang penyebab dari efisiensi
sistim yang lebih rendah
• Tidak menghitung berbagai kehilangan yang berpengaruh pada berbagai
tingkat efisiensi.
Boiler Efficiency indirect methode
Principle losses:
i) Gas cerobong yang kering
ii) Penguapan air yang terbentuk karena H2 dalam bahan bakar
iii) Penguapan kadar air dalam bahan bakar
iv) Adanya kadar air dalam udara pembakaran
v) Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang/ fly ash
vi) Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/ bottom ash
vii) Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung
Advantages
• Dapat diketahui neraca bahan dan energi yang lengkap untuk setiap
aliran, yang dapat memudahkan dalam mengidentifikasi opsi-opsi untuk
meningkatkan efisiensi boiler.
Disadvantages
• Perlu waktu lama
• Memerlukan fasilitas laboratorium untuk analisis
X. BOILER OPERATION
Hal yang sangat penting dan selalu dijaga dalam pengoperasian boiler agar
produksi steam mencapai parameter yang dinginkan :
1. Kualitas dan ketersediaan air boiler, parameter air dalam boiler
berpengaruh dalam pembentukan steam (heat transfer) dan perawatan
tube pada boiler (check dengan QC).
2. Kualitas dan ketersediaan bahan bakar, disini yang perlu diperhatikan
adalah nilai kalori dan total moisture (H2O) yang terkandung dari bahan
bakar agar efisiensi pembakaran lebih optimum. Dimana kualitas dari
bahan bakar harus sesuai memenuhi peryaratan desain dari boiler (check
dengan QC).
3. Level air steam drum, jika terjadi low level bisa mengakibatkan tube pada
boiler bending (bengkok) dan jika terjadi high level dapat mengakibatkan
carry over dimana kualitas steam yang dihasilkan masih basah.
4. Sistem vaccum pada pembakaran, vaccum pada ruang bakar boiler
berfungsi untuk pembentukan pembakaran sempurna dan pengaturan
udara dalam ruang bakar.
Start ID Fan Start PA Fan Start SA Fan
Operasional Normal
Start-Up Boiler
Tahap Persiapan
Persiapan pengoperasian boiler, baik boiler baru maupun boiler yang sudah
direkondisi hampir sama yang meliputi:
1. Memeriksa batu api, casing/rumah body boiler, seluruh pendukung
operasional dari kondisi yang tidak sesuai.
2. Memeriksa kondisi kerja motor- motor penunjang operational.
3. Memeriksa kondisi Fan meliputi IDF, FDF dan SAF.
4. Memastikan ketersediaan bahan bakar boiler
5. Memastikan ketersediaan air umpan boiler.
6. Isi boiler dengan air sampai batas upper drum dan periksa apakah ada
kebocoran-kebocoran yang tidak perlu.
7. Membuka semua main hole pada Furnace chamber.
8. Membuka Valve Venting Steam Drum
9. Membuka Valve Continous Blowdown
10. Periksa Safety Valve pada Steam Drum
11. Periksa kondisi sinyal alarm trip untuk 1st Low Water level, 2nd Low Water
level.
12. Periksa interlock peralatan.
Start Up Boiler
1. Periksa seluruh alat control seperti Sight glass, Press gauge, Thermometer,
Draft Control, dll
2. Isi steam drum boiler hingga normal water level
3. Start Ash Handling System
4. Lakukan slowfiring
5. Buka valve air vent pada steam drum sampai pressure 2 bar
6. Lakukan start ID Fan
7. Lakukan start FD fan dan SA Fan
8. Jalankan fuel feeding system batu bara Atur frekwensi sesuai kebutuhan
9. Tutup valve venting setelah pressure steam mencapai 2 bar
10. Naikkan Pressure Boiler hingga 12 bar/Sesuai kebutuhan operasional plant
11. Jika Temperatur Flue gas sudah mencapai 120°C, start ESP.
12. Mengaktifkan sistem proteksi pada boiler.
13. Monitor seluruh parameter operasional boiler agar boiler beroperasi dengan
lancar.
Normal Operasi
1. Saat boiler beroperasi dengan normal, jaga dan perhatikan level air di steam
drum pastikan pada posisi normal 50-55%, dan perhatikan persediaan air
dan feedwater yang masuk ke Deaerator.
2. Jaga temperature air di Dearator. Normalnya 1020C ~ 1050C.
3. Menjaga sistem vaccum (furnace draft) pada range (Thermax -3 s/d -5
mmWC, Wuxi -30 s/d -80 pa)
4. Perhatikan parameter pembakaran didalam furnace, Jaga Temperatur Bed
Furnace minimal 650°C, monitor juga tekana udara. Jalankan slag cooler jika
tekanan udara sudah mencapai 5,5 Kpa.
5. Perhatikan System Fuel feeding boiler dalam keadaan beroperasi baik.
6. Intensitas blowdown dilakukan berdasarkan analisa dari LAB apabila TDS
tinggi, foaming dan juga dilakukan ketika level pada steam drum
menunjukkan level melebihi batas normal.
7. Membuang abu bottom ash dan fly ash dari ESP
8. Perhatikan masing-masing alat yang berputar setiap hari apabila ada
masalah pada putaran lakukan pelumasan pada alat-alat tersebut. Lakukan
cek vibrasi pada rotating equipment
9. Setiap operator melakukan pengecekkan pada peralatan boiler setiap 2 jam
sekali.
10. Mencatat parameter-parameter dilapangan dan DCS dalam bentuk log sheet
dan kegiatan-kegiatan dalam bentuk log book.
Stop Boiler
1. Untuk stop boiler, konfirmasikan ke operator boiler ½ jam sebelumnya
untuk melakukan persiapkan shutdown.
2. Boiler bisa di stop setelah dapat konfirmasi tidak ada lagi pemakaian steam
3. Saat steam sudah stop suplai, stop supply bahan bakar ke ruang bakar.
4. Setelah bahan bakar sudah habis didalam furnace, kurangi supply udara
secara perlahan dan stop semua fan, pastikan semua damper tertutup.
5. Biarkan boiler dingin secara alami.
6. Pastikan drain main steam header boiler terbuka.
7. Pastikan pompa feedwater boiler tetap berjalan, dan lakukan sirkulasi
dengan membuka 20-30% drain header commer valve untuk menurunkan
temperature pada ruang bakar.
8. Pastikan main hole ruang bakar terbuka.
9. Stop Pompa feed water boiler jika temperature ruang bakar boiler ≤ 400 C
dan stop cooling tower.
10. Setelah boiler stop, lakukan pengecekan untuk semua peralatan dan stop air
pendingin (cooling water pump).
Boiler treatment
Korosi bisa timbul ketika boiler idle/berhenti beroperasi hal ini
disebabkan oleh adanya oksigen dan carbon dioksida.
Ada beberapa treatment untuk mencegah terjadinya korosi pada saat
boiler stop/berhenti, yaitu dengan prosedur :
1. Wet lay up (standby dalam keadaan basah), prosedur ini dilakukan
ketika boiler berhenti beroperasi lebih dari 72 jam tetapi kurang
dari 30 hari. Prosedur ini yaitu dengan melakukan pengisian air
hingga level air penuh dan juga menambahkan bahan kimia untuk
menjaga pH (kisaran 10 – 10,5) dan membentuk lapisan
pasivvation.
2. Dry lay up (standby dalam keadaan kering), prosedur ini dilakukan
ketika boiler berhenti beroperasi lebih dari 30 hari. Prosedur ini
yaitu dengan melakukan pengosongan air boiler setelah itu
melakukan penginjeksian nitrogen yang berguna untuk mencegah
oksigen masuk kedalam boiler atau istilah lainnya dari prosedur ini
adalah nitrogen blanketing
A N
Y
THANK YOU
“Keberuntungan bisa diciptakan, maka
ciptakanlah”