PESAWAT UAP

UNDANG-UNDANG
UAP 1930
 UNDANG-UNDANG UAP 1930

PASAL 1
1. DALAM UNDANG-UNDANG INI YANG DIMAKSUD DENGAN
PESAWAT UAP IALAH KETEL UAP DAN ALAT-ALAT
LAINNYA YANG DENGAN PERATURAN PEMERINTAH
DITETAPKAN DEMIKIAN, LANGSUNG ATAU TIDAK
LANGSUNG BERHUBUNGAN (ATAU TERSAMBUNG)
DENGAN SUATU KETEL UAP DAN DIPERUNTUKKAN
BEKERJA DENGAN TEKANAN YANG LEBIH BESAR (TINGGI)
DARI PADA TEKANAN UDARA.

2. KETEL UAP IALAH SUATU PESAWAT, DIBUAT GUNA

MENGHASILKAN UAP YANG DIPERGUNAKAN DILUAR
PESAWATNYA.
 INSTALASI/PERALATAN TEKNIK

1. Pesawat uap
 Ketel uap
 Pesawat uap selain ketel
uap :
 Pemanas air
 Penguap
 Bejana uap
 Pengering uap
2. Pesawat cairan panas
3. Instalasi pipa 
 Pipa uap
 Pipa air pengisi
Definisi
Pesawat Uap lain :
Pemanas air awal (ekonomiser)
Pemanas lanjut uap (superheater)
Penguap air suling (penampung uap)
Bejana uap
Ketel Uap terdiri dari :
Drum uap (header atas)
Drum air (header bawah)
Dapur/lorong api (furnace)
Pipa penguap (tube)
Pedoman tekanan (pressure gauge)
Gelas pedoman/gelas penduga (water glass)
Katup pengaman (safety valve)
Ketel Uap terdiri dari :
Pompa air masuk (feed water pump)
Peralatan buangan air (blow out water equipment/blow
down)
Ventilasi udara (air ventilation)
Sistem kontrol otomatis (automatic control system)
Cerobong asap (stack-smook duct)
Pemanas air awal (economizer)
Pemanas uap lanjut (superheater)
Peralatan perpindahan bahan bakar (fuel transfer equipment)
Peralatan penampung abu (bone)
Penangkap debu (dust collector)
Ketel Uap terdiri dari :
Peralatan pengurai gas belerang (desulfurelite equipment)
Peniup jelaga (soot blower)
Pesawat pelepas udara air pengisi ketel uap (deaerator)
Pengatur kekeringan uap (desuperheater)
Peralatan bakar/pengopakan (burner, rangka bakar)
dll.
3

3
1
 Kalsifikasi Ketel Uap :

Berdasarkan kapasitas (hasil uap) :

a. Kapasitas kecil  < 10 Ton/jam
b. Kapasitas sedang  10 – 100 Ton/jam
c. Kapasitas besar  > 100 Ton/jam

Berdasarkan tekanan kerja :

a. Tekanan rendah  < 20 Kg/cm2
b. Tekanan sedang  20 – 50 Kg/cm2
c. Tekanan tinggi  50 – 140 Kg/cm2
d. Tekanan sangat tinggi  > 140 Kg/cm2

Berdasarkan konstruksinya :
a. Ketel lorong api sirkulasi alam
b. Ketel pipa-pipa api
c. Ketel pipa-pipa air --> sirkulasi alam & sirkulasi paksa
Boiler
1.1. Daerah
Daerah uap
uap jenuh
jenuh (campuran
(campuran air air dan
dan uap)
uap) biasanya
biasanya digunakan
digunakan
untuk
untukpemanasan/proses
pemanasan/prosesindustri
industri
2.2. Daerah
Daerah uap
uap yangyang dipanaskan
dipanaskan lanjut lanjut (superheated
(superheated steam)
steam)
biasanya
biasanyadigunakan
digunakanuntukuntukturbin
turbinuap
uap
3.3. Keuntungan
Keuntungandari
dariuap
uappemanasan
pemanasanlanjutlanjutadalah
adalah::
Menambah
Menambahefisensi
efisensiturbin
turbin
Mencegah
Mencegah kerusakan
kerusakan padapada kipas-kipas
kipas-kipas turbin
turbin uap
uap rendah
rendah
hasil
hasilkondensasi
kondensasi
Mengurangi
Mengurangikondensasi
kondensasiketika
ketikamelalui
melaluisuatu
suatujalur
jalurpipa
pipayang
yang
panjang
panjang
4.4. Proses
Proses umum
umum (pemanasan
(pemanasan awal) awal) pada
pada air
air yang
yang masuk
masuk akan
akan
meningkatkan
meningkatkanefisiensi
efisiensiboiler
boiler
Jenis Ketel Uap
1. Ketel uap pipa api (fire tube boiler) :
a. Ketel uap silinder tegak
b. Ketel uap silinder mendatar
i. Ketel uap silinder mendatar dengan lorong api
ii. Ketel uap silinder mendatar dengan pipa api dan lorong
api (flue and smoke tube boiler)
2. Ketel uap pipa air (water tube boiler)
dipandang dengan cara sirkulasi air ketel uap dibagi dalam :
a. Ketel uap sirkulasi alam (natural circulation method)
b. Ketel uap sirkulasi buatan atau peredaran paksa (forced
circulation method)
c. Ketel uap dimana air langsung diuapkan/tanpa sirkulasi (once
through boiler)
1. Ketel uap dengan sirkulasi alam

Terjadinya sirkulasi disebabkan oleh perbedaan berat

jenis air yang mendapat pemanasan dan air yang tidak
dipanasi (air yang mendapat banyak pemanasan dan air yang
mendapat sedikit pemanasan).
 Resirkulasi Boiler
Kapasitas air yang dipompakan mengalir di dalam pipa-
pipa didih lebih besar dari kapasitas hasil uap.
Berarti hanya sebagian dari air yang mengalir di dalam
pipa-pipa didih yang berubah menjadi uap.
Sebagian air yang tidak menguap disirkulasikan lagi.
Once Through Boiler
 Kapasitas air yang dipompakan mengalir di dalam pipa-pipa didih
sama besar dengan kapasitas hasil uap.
 Berarti semua air yang mengalir di dalam pipa-pipa didih berubah
menjadi uap.

Kebaikan Once Through Boiler :

 1. Konstruksi kompak dan ringan
 2. Isi air dalam ketel uap sangat kecil dibandingkan
bidang pemanasannya, maka pemanasan awal
sangat cepat
 3. Randemen tinggi
 4. Dapat didesign untuk segala tekanan kerja
 Kejelekan Once Through Boiler :

● Air dalam pipa-pipa didih berubah menjadi uap

seluruhnya, maka tidak jelas batas pipa didih yang
masih dibasahi air dan yang tidak dibasahi air.
Bagian yang tidak dibasahi air bersuhu lebih tinggi,
karena itu perlu bahan pipa didih yang tahan suhu
tinggi.

● Karena air menguap dan air mengandung larutan

maka bagaimanapun juga akan terjadi endapan.
Karakteristik Ketel uap lorong api dan pipa-pipa api :
1. Konstruksi sederhana, biaya pengoperasian murah, mudah
penanganannya.
2. Tidak dapat dibuat untuk tekanan tinggi dan kapasitas besar.
3. Setelah start, waktu ketel uap untuk menghasilkan sebentar, hanya
memerlukan waktu beberapa menit tergantung dari bahan bakar.
Tekanan uap juga tidak berubah, tergantung dari jumlah beban.
4. Jika ketel uap ini meledak, akan menimbulkan kerusakan yang lebih
besar jika dibandingkan dengan jenis ketel uap lainnya.

Ada 2 (dua) jenis ketel uap silinder, yaitu :

1. Ketel uap silinder tegak (vertikal)
2. Ketel uap silinder mendatar (horizontal)
2. Ketel uap silinder mendatar
Ketel uap ini mempunyai badan yang berbentuk silinder yang
diletakkan menurut sumbu horizontal dan biasanya terdiri dari
satu lorong api (bergelombang/curregated atau rata/plain)

Dimana gas-gas panas hasil pembakaran di lorong api (pas 1)

dibelokkan kedepan di luar dinding badan (pas 2) selanjutnya
berputar kembali ke belakang (pas 3) terus kecerobong asap,
ketel lorong api (Cornwell) pembakaran dalam.
Ketel lorong api pembakaran luar.
Setelah terjadi pembakaran di dapur, gas panas
bergerak masuk disepanjang lorong api
kemudian menuju ke belakang ruangan, lalu ke
bagian depan , setelah itu langsung keluar
menuju ke cerobong asap.
Lorong api
Lorong api merupakan begian bidang panas tersebar pada ketel-
ketel uap silinder mendatar. Kekuatan lorong api dapat ditambah
dengan menambah tebal dindingnya.

Akan tetapi dinding yang lebih tebal akan menghambat perpindahan

panas gas ke air.
Perbedaan temperatur akan menyebabkan tegangan-tegangan
thermis yang besar pada silinder api, sehingga dimungkinkan dapat
terjadi retak-retak pada arah memanjang.
Biasanya tebal silinder api dibuat 16 mm.
Lorong api dapat dibuat rata (plain) atau bergelombang
(corrugated). Lorong api rata dipakai untuk tekanan kerja yang
rendah, karena lorong api ini kurang mempunyai daya pegas, selain
itu lorong api rata ini kurang mampu menampung tekanan dari luar.

Lorong api bergelombang mempunyai daya pegas yang besar dan

lebih mampu menahan tekanan dari luar.

Pada kekuatan yang sama, dinding lorong api bergelombang dapat

dibuat lebih tipis dari pada dinding lorong api rata.
Hal ini berarti menambah cepatnya penyerahan panas kepada air
dan dapat pula mengurangi perubahan-perubahan thermis.
Karakteristik ketel uap pipa air :

1. Dapat digunakan untuk kapasitas besar.

2. Furnace atau dapur dapat design sesuai dengan yang diinginkan
untuk mendapapkan pembakaran yang sempurna.
3. Dapat dibuat luas pemanasan yag lebih besar untuk ukuran furnace
yang lebih kecil sesuai dengan tipe burner.
4. Karena luas permukaan air yang kecil, maka cepat menghasilkan
uap setelah start, + 20 menit.
5. Kualitas air masuk (feed water) harus benar-benar bersih selama
pengoperasian.
 Upper connecting pipes
Wall header
Dearator Stub ror main
steam pipa
Heat insulation Steam separator
Furnace side water
Baffle plate
wall tube
Boiler pront casing Outer casing
Steam drum
Buffle water wall tube Bank side water
wall tube
Burner bricks
Bank tube
Water tube
Boiler bed

Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap pipa
pipa air
air
Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap pipa
pipa air
air
 LATAR BELAKANG
 Instalasi Pesawat Uap dan perlengkapannya
merupakan :
 Peralatan teknik yang spesifik yang memerlukan
kualitas tinggi baik dari segi teknik peralatan
maupun personil/SDM serta perusahaan jasa
(inspeksi dan fabrikasi) yang menanganinya
 Sumber bahaya yang berpotensi dapat
menimbulkan kecelakaan kerja

 Instalasi/pesawat uap dan sarana operasinya,

SDM dan lingkungannya perlu dijamin
kesalamatannya/kontinuitas operasinya.
KECELAKAAN APA SAJA YANG DAPAT
TERJADI TERKAIT DENGAN PESAWAT
UAP ??

APA SAJA FAKTOR PENYEBABNYA ??

 TYPE KECELAKAAN KERJA

TERKAIT DENGAN PESAWAT UAP

1. Semburan api, air panas, uap, gas, fluida lain
2. Terkena debu berbahaya
3. Pencemaran lingkungan (asap/gas berbahaya)
4. Sentuhan listrik
5. Kebakaran
6. Peledakan, dll
 PENYEBAB KECELAKAAN KERJA (SUMBER BAHAYA)

FAKTOR INSTALASI/PERALATAN TEKNIK/PENGOPERASIAN

 Konstruksi pesawat/instalasi tidak memenuhi syarat
• Material/proses pembuatan/pemasangan/pemeriksaan/pengujian
• Adanya kemunduran kualitas/perubahan dimensi
pesawat/instalasi, dll. akibat pemakaian/kondisi operasi yang
abnormal
 Alat pengaman tidak memenuhi syarat atau tidak
berfungsi dengan baik
· Safety valve
· Gelas penduga
· Manometer
 Kondisi operasi tidak sesuai disain
• Tekanan/temperatur/beban melebihi batas maksimal
 PENYEBAB KECELAKAAN KERJA (SUMBER BAHAYA)

(lanjutan)

FAKTOR INSTALASI/PERALATAN TEKNIK/PENGOPERASIAN

 Air pengisi ketel uap tidak memenuhi syarat.

• Terjadi scale/kerak pada pipa air/pipa api/lorong api
• Overheating
 Bila ketel uap tidak dilakukan blow down.
 Tidak berfungsinya air pengisi ketel uap.
 Nozle fuel tidak berfungsi dengan baik.
 Material ketel uap mengalami perubahan tebal atau
terdapat karat, fiting-fiting.
 PENYEBAB KECELAKAAN KERJA (SUMBER BAHAYA)

(lanjutan)

FAKTOR INSTALASI/PERALATAN TEKNIK/PENGOPERASIAN

 Inspeksi /riksa-uji tidak sesuai ketentuan.

 Ketel uap sudah tua.
 Pengangkutan/penempatan yang tidak tepat (jenis
portable).
 Prosedur pengoperasian yang tidak benar.
 DASAR HUKUM

1. UU No. 1 Tahun 1970

2. Undang-Undang Uap 1930
3. Peraturan Uap 1930
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a. No. Per.02/Men/1982 ttg Kwalifikasi Juru Las.
b. No. Per.01/Men/1988 ttg Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator PU.
c. No. Per.02/Men/1992 ttg Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan
Wewenang AK3.
d. No. Per.04/Men/1995 ttg PJK3.
5. Lain-lain(Standard Nasional atau Standard Internasional/
Negara lain yang dapat diterima Pemerintah Indonesia)
 RUANG LINGKUP PENGAWASAN

 Obyek Pengawasan
 Tahapan Penanganan Pengawasan

OBJEK PENGAWASAN

 Instalasi/Peralatan Teknik
 Perusahaan Jasa K3
 Kompetensi SDM (K3)
TAHAPAN PENANGANAN PENGAWASAN

 Perencanaan
 Pembuatan
 Perakitan/pemasangan/peredaran
 Pemakaian
 Reparasi/modifikasi
 Kegiatan pengawasan pada periode
pembuatan/perakitan/pemasangan
1. Penilaian/pengesahan gambar rencana
pembuatan/perakitan/ pemasangan
 Pengecekan dokumen teknik perencanaan
 Penilaian konstruksi instalasi/peralatan yang akan dibuat/dirakit/
dipasang
2. Penilaian/penunjukan perusahaan jasa terkait
 Macam jasa
 Konstruksi
 Inspeksi teknik
 Pemenuhan syarat administrasi
 Pemenuhan syarat teknis
3. Pengawasan pelaksanaan pembuatan/perakitan/pemasangan
 Kelengkapan dokumen teknik
 Kondisi/mutu bahan baku komponen
 Status welder/fabrikator
 Kualitas pengerjaan
 Proses pemeriksaan/pengujian
 Tertib administrasi
 Kegiatan Pengawasan pada periode
pemakaian pesawat uap

1. Penanganan ijin
 Dokumen teknik yang diperlukan
 Kondisi teknis pesawat/instalasi dan penunjang
 Kondisi alat-alat perlengkapan/pengaman yang
dipasangkan
 Pemeriksaan/pengujian yang diwajibkan
 
2. Pengawasan syarat-syarat pengoperasian
 Operator
 Pemeriksaan berkala/khusus
 Pelaksanaan reparasi/modifikasi
 Mutasi/pindah tempat pemakaian
 Dll
 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

Persiapan yang harus dilakukan oleh Pemilik/Pemakai

1. Penyediaan dokumen teknis terkait
2. Penyiapan pesawat uap/instalasi aman diperiksa
3. Penyiapan peralatan/tenaga kerja
4. Pemasangan rambu bila perlu/koordinasi dengan pihak
lain yang terkait (koordinasi dengan sekitar)
5. Penyiapan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian

Pelaksanaan
1. Riksa sifat tampak dan dimensi
2. Pengujian tak merusak menurut kebutuhan
3. Pengujian hydrostatik
4. Pengujian dengan tekanan uap (steam test)
Sketch RT
 KEWAJIBAN PEMAKAI DAN OPERATOR
. Pemakai
1. Menjaga/memelihara kondisi pesawat uap dan perlengkapannya
2. Melaksanakan syarat-syarat yang tertera pada akte ijin pemakaian
atau perintah pegawai pengawas
3. Menugasi operator yang sesuai kapasitas boiler dan kelas operator
4. Melapor kepada depnaker setempat apabila menemukan cacat
(konstruktif) pada pesawat/perlengkapannya
5. Menjaga/memperhatikan dokumen teknik/perijinan
 Keberadaan
 Melapor bila terjadi kehilangan/perubahan
6. Melaporkan ke Depnaker setempat bila terjadi peledakan/kecelakaan
atas pesawat uap/sarana penunjang

.Operator
1. Mengoperasikan pesawat uap, perlengkapan dan sarana
penunjangnya sesuai dengan peraturan keselamatn kerja/standard
operasi.
2. Berada di tempat pelayanan sewkatu pesawat uapnya dioperasikan
 UNDANG-UNDANG UAP 1930

PASAL 2
YANG DISEBUT PERALATAN DARI SESUATU PESAWAT UAP
DALAM UNDANG-UNDANG INI DIMAKSUDKAN SEMUA ALAT-
ALAT YANG DITUJUKAN UNTUK PEMAKAIAN DENGAN AMAN
DARI PESAWAT UAPNYA jo. PASAL 12 P.U. 1930

PASAL 3
YANG DISEBUT PEMAKAI ADALAH :
a. JIKA MELULU DIPAKAI DALAM RUMAH TANGGA IALAH
KEPALA KELUARGA.

b. DALAM HAL-HAL LAINNYA KEPALA ATAU PEMIMPIN

PERUSAHAAN, BANGUNAN DIMANA PESAWATNYA DIPAKAI.
PASAL 4
◙ KETEL UAP TETAP IALAH : SEMUA PESAWAT YANG
DITEMBOK ATAU DALAM TEMBOKAN.

◙ KETEL UAP BERPINDAH IALAH : SEMUA PESAWAT-

PESAWAT YANG TIDAK DITEMBOK.

PASAL 5
PENGESAHAN GAMBAR RENCANA PESAWAT UAP OLEH
DIREKTUR PENGAWASAN KESELAMATAN KERJA.
jo. PASAL 4 P.U. 1930

PASAL 6
LARANGAN MENJALANKAN / MEMPERGUNAKAN
PESAWAT
UAP DENGAN TIDAK MEMPUNYAI IZIN jo. PASAL 6 P.U.1930
PERMOHONAN IZIN
PASAL 7
AKTE IZIN DIBERIKAN SESUDAH DIADAKAN PEMERIKSAAN
DAN PENGUJIAN YANG MENYATAKAN MEMENUHI SYARAT
UNTUK DIOPERASIKAN jo. PASAL 8 P.U. 1930
TIDAK PERLU IZIN : PASAL 7 P.U. 1930

PASAL 8
Ѳ PERMOHONAN DENGAN DILAMPIRI SYARAT-SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH AKTE IZIN.

Ѳ SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIPENUHI YANG DIMUAT

DALAM AKTE IZIN, CARA PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN. (PASAL 9 P.U. 1930 jo. PASAL 10 S/D 27 P.U.
1930)

DIREKTUR DAPAT MEMBERIKAN KEBEBASAN ATAS SYARAT-

SYARAT YANG DIMUAT DALAM PERATURAN UAP 1930
SECARA PENUH ATAU BERSYARAT jo. PASAL 31 Ayat 3 P.U.
1930.
PASAL 9
PEMERIKSAAN PERTAMA DAN PENGUJIAN YANG AKTE
IZINNYA HILANG DAN DIPERBAHARUI WAJIB MEMBAYAR
RETRIBUSI.

PASAL 10
PERMOHONAN IJIN UNTUK MENGGUNAKAN PESAWAT UAP
HARUS MENYEDIAKAN BAIK PARA PEKERJA MAUPUN ALAT-
ALAT YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMADATANNYA KEPADA
PEGAWAI PEMERINTAH ATAU AHLI YANG
MENGERJAKANNYA.
PJK3.

PASAL 11
 AKIBAT BURUK PENGUJIAN DIBEBANKAN KEPADA YANG
MEMINTA PEMADATAN (PENGUSAHA).

 KECUALI DILAKSANAKAN TIDAK DENGAN SEMPURNA

MAKA PENGGANTIAN KERUGIAN DIBAYAR OLEH
PEMERINTAH ATAU NEGARA.
PASAL 12
◙ BILA DIREKTUR KESELAMATAN KERJA
BERPENDAPAT BAHWA PEMAKAIAN PESAWAT
UAPNYA TIDAK DAPAT DILULUSKAN, MAKA IZINNYA
TIDAK DIBERIKAN DAN DIBERITAHUKAN KEPADA
PEMOHON DG MENGEMUKAKAN ALASAN-
ALASANNYA.

◙ BANDING KE KOMISI DALAM TEMPO 14 HARI.

◙ BILA PERLU MENGUJINYA KEMBALI OLEH SEORANG

AHLI.

◙ BILA PEMERIKSAAN ULANGAN BERKESAN

KEBERATAN TIDAK BERALASAN, IJINNYA TETAP
TIDAK AKAN DIBERIKAN.
PASAL 13
- PENGAWASAN OLEH PEGAWAI PENGAWAS
SPESIALIS PESAWAT UAP KEPADA SEMUA PESAWAT-
PESAWAT UAP DENGAN ALAT-ALAT
PERLENGKAPANNYA SESUAI DENGAN PERATURAN
PEMERINTAH.
- PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN DAPAT DITUNJUK
DARI PJK3.

PASAL 14
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS PESAWAT UAP
MEMPUNYAI HAK MEMASUKI SECARA BEBAS
TEMPAT-
TEMPAT DIMANA PESAWAT-PESAWAT UAP DAN ALAT
PERLENGKAPANNYA BERADA.
BILA DILARANG MEMASUKI MAKA BISA MINTA
BANTUAN PIHAK KEPOLISIAN.
PASAL 15
PEMAKAI PESAWAT UAP DAN OPERATOR BOILER
DIWAJIBKAN MEMBERI SEMUA KETERANGAN KEPADA
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS PESAWAT UAP.
jo. PASAL 39 Ayat 3 P.U. 1930.

PASAL 16
PEMERIKSAAN SESERING MUNGKIN OLEH PEGAWAI
PENGAWAS SPESIALIS PESAWAT UAP ATAU PERMINTAAN
PEMAKAINYA, KALAU PERLU DIUJI KEMBALI jo. PASAL
40
P.U. 1930.

PASAL 17
PEMAKAI PESAWAT UAP HARUS MENYEDIAKAN PEKERJA
MAUPUN ALAT-ALAT KERJA YANG DIBUTUHKAN UNTUK
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIANNYA.
PJK3
PASAL 18
BILA PEMAKAI PESAWAT UAP MERASA TIDAK BERALASAN UNTUK
PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN YANG DIADAKAN PADA TEMPO-TEMPO
DALAM PASAL 40 P.U. 1930, DAPAT MENGEMUKAKAN KEBERATANNYA
SECARA TERTULIS KEPADA PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS DALAM
TEMPO 3 HARI PESAWAT UAPNYA DAN DAPAT DIKABULKAN
SEANDAINYA SECARA KESELAMATAN KERJA MASIH MEMENUHI.

PASAL 19
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN MELAPORKAN OLEH PEMAKAI
PES. UAP BILA :
 PEMINDAHAN DARI PESAWAT UAP.
 KEADAAN PES. UAP TIDAK SESUAI LAGI DENGAN AKTE
IZINNYA.
 PEMEGANG IZIN TIDAK BENAR LAGI SESUAI IZIN.
 TERDAPAT CACAT DALAM PESAWAT UAP.
 DALAM HAL PEMBETULAN PESAWAT UAP & ALAT-ALAT
PERLENGKAPANNYA
 MENGENAI PEMELIHARAAN DAN PENGLADENAN PESAWAT
UAP.
 MENGENAI BANGUNAN DAN RUANGAN DIMANA
DIPASANGKAN
PASAL 20
 PARA PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS BERHAK
MEMBERIKAN SYARAT-SYARAT YANG DIANGGAP
PERLU UNTUK MENJAMIN KESELAMATAN PESAWAT.

 BILA OLEH MEREKA TERNYATA, BAHWA ORANG-

ORANG YANG DISERAHI PENGLADENAN TIDAK
MEMPUNYAI KECAKAPAN YANG DIPERLUKAN,
MAKA MEREKA DAPAT MEMERINTAHKAN ORANG
TERSEBUT DIBEBASKAN DARI PEKERJAAN
MENGLADENI ITU.

 HAL-HAL DIATAS DIBUAT BATASAN TEMPO YG

HARUS DIPENUHI OLEH PEMAKAI PESAWAT UAP.

 SESUDAH DIPENUHI SEGERA MEMBERITAHUKAN

KEPADA DIREKTUR PNKK DENGAN PERANTARAAN
PEGAWAI PENG.SPESIALIS.
PASAL 21
1. BILA PADA PEMERIKSAAN ATAU PENGUJIAN TERNYATA
PESAWATNYA TIDAK LAGI MEMBERIKAN JAMINAN UNTUK
KESELAMATAN MAKA PEGAWAI YANG BERSANGKUTAN
MELARANG LEBIH LANJUT PEMAKAIAN DARI PESAWAT
TERSEBUT.

2. LARANGAN INI DIBERITAHUKAN KEPADA POLISI SETEMPAT

DAN PAMONG PRAJA YANG AKAN MENGURUS
PELAKSANAAN NYA, DAN KE DIREKTUR PNKK.

3. PEMAKAINYA DAPAT MENGEMUKAKAN KEBERATAN

KEPADA KOMISI (PASAL 12) DAN PESAWATNYA DAPAT
DIPERIKSA KEMBALI OLEH PEGAWAI ATAU AHLI LAINNYA.

4. BILA LARANGAN ITU DAPAT DIBANTAH ATAU BERAKHIRNYA

TEMPO YANG DITETAPKAN, MAKA DIREKTUR PNKK DAPAT
MENCABUT IJIN YANG TELAH DIBERIKAN UNTUK PESAWAT
TERSEBUT.
PASAL 22
1. BILA PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS PESAWAT
UAP MENDAPAT SESUATU PESAWAT UAP BEKERJA
TANPA IZIN, MAKA IA MELARANG
PEMAKAIANNYA LEBIH LANJUT.

2. PESAWAT UAP TIDAK BOLEH DIPAKAI LAGI

HANYA SESUDAH BERHUBUNG DENGAN SESUATU
PERMOHONAN TERTULIS DAN TERNYATA DARI
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN MENURUT PASAL
7 DAN PASAL 8, BAHWA TIDAK ADA LAGI
KEBERATAN TERHADAP PEMAKAI ITU.
PASAL 23
 PELAPORAN PELEDAKAN SESUATU PESAWAT UAP
KEPADA POLISI DAN PAMONG PRAJA UNTUK
MENJAGA TEMPAT KECELAKAAN.

 PELEDAKAN PESAWAT UAP PADA KAPAL

DILAPORKAN KE POLISI SETEMPAT DAN PAMONG
PRAJA DIMANA KAPAL ITU BERLABUH.

 SEGERA SETELAH KABAR TENTANG PELEDAKAN

ITU POLISI SETEMPAT DAN PAMONG PRAJA
MENGAMBIL TINDAKAN SEPERLUNYA UNTUK
TIDAK TIMBUL BAHAYA SAMPAI DIMULAINYA
PEMERIKSAAN LEBIH LANJUT.
PASAL 24
1. - PEMERIKSAAN DITEMPAT LEDAKAN PESAWAT UAP,
APAKAH KETELEDORAN ATAU TIDAK
DIINDAHKANNYA SYARAT-SYARAT MENGENAI
PEMAKAIAN PESAWAT UAP OLEH PIHAK PEMAKAI
ATAU OPERATOR.
- PEMERIKSAAN DIMAKSUD UNTUK MENETAPKAN
APAKAH AKIBAT DARI PIHAK KETIGA.

2. PEMERIKSAAN DILAKUKAN OLEH PEGAWAI

PENGAWAS SPESIALIS PESAWAT UAP DAN MEMBUAT
PROSES VERBAL DAN MENCABUT AKTE IJIN YANG
DIBERIKAN UNTUK PESAWAT UAP YANG MELEDAK
ITU.

3. DIREKTUR PNKK MENGIRIMKAN SALINAN DARI

PROSES VERBAL ITU KEPADA PEMAKAI.

PASAL 25
PENYIDIKAN DILAKUKIAN OLEH PEGAWAI PENGAWAS
SPESIALIS PESAWAT UAP ATAS PELANGGARAN
TERHADAP UNDANG-UNDANG INI.
ASAL 26
PEMAKAI DARI SESUATU PESAWAT UAP DIHUKUM
KURUNGAN 3 BULAN ATAU DENDA PALING TINGGI RP. 500.-
BILA :
a. PESAWAT UAP DIJALANKAN TANPA IJIN ATAU PELARANGAN
PEMAKAIAN PESAWAT UAP.

b. IA TIDAK CUKUP MENJAGA ALAT-ALAT PENGAMANANNYA

SEPERTI YANG DITERANGKAN DALAM AKTE IJIN YANG
DIBERIKAN.

c. MEMBIARKAN ALAT-ALAT PENGAMANANNYA DIRUBAH

DENGAN TIDAK TERLEBIH DAHULU MEMBERITAHUKAN
KEPADA PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS PESAWAT UAP.

d. IA TIDAK CUKUP MENJAGA DIINDAHKANNYA SYARAT-SYARAT

YANG ISTIMEWA YANG DIBERIKAN UNTUK PEMAKAINYA.

e. TELAH TERJADI PELEDAKANNYA TIDAK SEGERA

DIBERITAHUKAN KEPADA KEPALA PEMERINTAHAN SETEMPAT.
PASAL 27
“ORANG YG DISERAHI PENGADILAN SESUATU PESAWAT
UAP YG TDK PADA TEMPATNYA WAKTU SESUATU
PESAWAT UAP BEKERJA, DIHUKUM PENJARA PALING
LAMA SATU BULAN ATAU DENDA PALING BANYAK RP.
300,-

PASAL 28
HAL-HAL YANG DALAM UNDANG-UNDANG INI
DITETAPKAN
DAPAT DIHUKUM, DIANGGAP PELANGGARAN

PASAL 29 (aturan peralihan)

UNDANG-UNDANG INI TIDAK BERLAKU DALAM KAPAL
ANGAKATAN LAUT, DINAS PEMBASMIAN
PENYELUNDUPAN
CANDU DI LAUT, KAPAL KOMUNIKASI DAN POLISI
PASAL 30
KECUALI PENGUSUTAN PELEDAKAN TIDAK BERLAKU
BAGI KAPAL PENYEBERANGAN, PESAWAT YANG DAPAT
DIANGKUT – ANGKUT KE LUAR NEGERI DAN BERTEMPAT
TINGGAL DI LUAR NEGERI.

PEMILIK TINGGAL DI LUAR NEGERI & TELAH MEMENUHI

PERATURAN UAP DAN PESAWAT UAP DIPAKAI KURANG
DARI 6 BULAN DI INDONESIA. (TIDAK DIBERLAKUKAN PASAL
23 & 24 )

PASAL 31
PARA PEMAKAI PESAWAT UAP YG PADA WAKTU
BERLAKUNYA UU INI MEMPUNYAI AKTE IZIN MAKA
TETAP BERHAK MEMAKAI PESAWAT UAPNYA SESUAI
YG DIMUAT DALAM AKTE IZIN. HAK UNTUK MEMAKAI
AKTE IZIN BERAKHIR BILA SESUATU BAGIAN DARI
PESAWAT UAP SUDAH DIGANTI.

PASAL 32
UNDANG-UNDANG INI DISEBUT UNDANG-UNDANG UAP
1930.
 CONTOH :

AKTE IZIN KETEL UAP

lembar 1
 CONTOH :

AKTE IZIN KETEL UAP

lembar 2
 CONTOH :

AKTE IZIN KETEL UAP

lembar 3
 CONTOH :

AKTE IZIN KETEL UAP

lembar 4
 CONTOH :

SERTIFIKAT OPERATOR
PESAWAT UAP KELAS I (SATU)

depan
 CONTOH :

SERTIFIKAT OPERATOR
PESAWAT UAP KELAS I (SATU)

belakang
 depan

CONTOH :

S I O PESAWAT UAP
KELAS I

belakang
 CONTOH :

SERTIFIKAT OPERATOR
PESAWAT UAP KELAS II (DUA)

depan
 CONTOH :

SERTIFIKAT OPERATOR
PESAWAT UAP KELAS II (DUA)

belakang
 depan

CONTOH :

S I O PESAWAT UAP
KELAS II

belakang
Terima
Terima kasih
kasih …..
…..