Anda di halaman 1dari 54

PERTEMUAN KE 6-10

FURNACE
OPERASI TEKNIK KIMIA I

Elli Prastyo, M.Eng


PERBEDAAN FURNACE DAN BOILER?
Memanaskan fluida Memanaskan fluida

indirrect contact Indirrect contact

Menggunakan fluida
Menggunakan fuel + O2
panas hasil furnace

P proses < P standart P proses > P standart

Tipe: Tipe:
box, slilindris, cabin Water & Fire tube

Perp panas: Perp panas:


Radiasi, konveksi, konduksi Konduksi, konveksi
BOILER
ALIRAN FLUIDA

WATER TUBE BOILER FIRE TUBE BOILER

Proses pembakaran diluar Proses pembakaran dalam satu


system (water tube boiler) system (fire tube boiler)

Gas panas hasil pembakaran furnace Gas panas hasil pembakaran furnace
melewati shell, water masuk pada tube melewati tube, water masuk pada shell
• Kapasitas steam tinggi (>50000 kg/jam)
• Kapasitas rendah - sedang (< 50000 kg/jam) • Tekanan rendah (< 25 bar)
• Tekanan tinggi (120 bar)
• Saturated steam
• Superheatead steam
KOMPONEN BOILER
Saturated steam dipanaskan lebih lanjut
oleh fuel gas menjadi superheated steam
superheater

Air umpan dipanaskan oleh fuel


Memanaskan ulang uap bekas pakai (ex:
gas bekas pakai sebelum masuk economizer Reheater
turbin)
bagian evaporator

Boiler

Menyalurkan water steam drum Mud drum Evaporator Menguapkan feed water
ke evaporator

Steam drum

Memisahkan uap dari water


hasil economizer
FURNACE

PEMBAKARAN/
HEATING FLUIDA
BURNER

Next Process

FUEL: Solid, liquid, gas Fraksinasi BFW

Excess / Limit AFR (Air Fuel Ratio)


JENIS FURNACE

SILINDIRS
BOX FURNACE CABIN FURNACE
FURNACE
BOX
FURNACE
• Transfer panas diperoleh secara radiasi dari nyala api dan dari pantulan
panas refractory.
• Ada 2 bagian tube: Tube konveksi, tube radiasi
• Terdapat bride wall (dinding pemisah) antara ruang burner dengan
konveksi
• Tube konveksi biasanya ditempatkan pada bagian atas furnace.
• Pada tube konveksi ada shield tube yang ditempatkan pada bagian bawah
seksi konveksi.
• Shield Tube konveksi menyerap baik panas radian maupun panas
konveksi, maka tube tersebut akan menerima kerapatan panas yang
tertinggi.
• Burner dipasang secara horizontal pada dinding furnace
CABIN
FURNACE
• Transfer panas diperoleh secara radiasi dari nyala api dan dari pantulan
panas refractory.
• Terdiri dari bagian konveksi dan radiasi
• Tube radiasi terletak pada bagian bawah, tube konveksi pada bagian atas
furnace.
• Shield tube konveksi terletak pada bagian bawah tube konveksi
• Burner terletak pada bagian lantai bawah, nyala api tegak lurus keatas
• Memiliki efisiensi paling tinggi dibanding dengan jenis furnace yang lain
SILINDER
VERTICAL
FURNACE
• Burner terletak pada lantai ruang bakar dengan nyala api tegak sejajar
dengan dinding furnace
• Tube-tube furnace di daerah radiasi terpasang tegak melingkar
mengelilingi burner.
• Panas dipancarkan secara radiasi di bagian silinder. Bagian konveksi
berada di atas bagian radiasi.
• Diantara bagian radiasi dan konveksi dipasang kerucut untuk
menyempurnakan radiasi (Reradiating Cone)
Tempat terjadinya reaksi pembakaran antara bahan
BURNER
bakar dengan udara

Mengatur aliran gas dari lingkungan ke system


DAMPER furnace atau sebaliknya agar P furnace < Patm

Berfungsi mengalirkan gas buang hasil pembakaran


KOMPONEN
STACK ke lingkungan
FURNACE Suhu 200-350oC

Terdiri dari 4 lapisan, lapisan paling dalam: refractory layer


sebagai penahan dan pemantul panas
FIRE BOX Refractory layer: Caramic fiber+Al Silikat
Lapisan kedua: batu tahan api
Lapisan ketiga: glass wool
Lapisan keempat: Plat logam (baja)

Tubes bundles
Tubes support: menjaga tubes bundle agar tidak
TUBES
mengalami deformasi akibat overheat
BAGIAN FURNACE

BAGIAN RADIASI BAGIAN KONVEKSI STACK

• Tube ditempatkan disekeliling burner • Memanfaatkan panas sensible dari gas buang seksi • Membuang gas hasil dari proses
• Fluida proses disirkulasi dalam tube radiasi seksi radiasi dan konveksi ke udara
• Perpindahan utama secara radiasi, meskipun • Fluida dialirkan pad tube dengan sirkulasi kecepatan bebas
konveksi tetap ada (minor) tinggi • Suhu gas keluar stack 200-300oC
• Suhu gas buang keluar dari seksi radiasi 700-1100oC • Tube diberi sirip (fin) untuk meningkatkan luas perp
panas
• Efisiensi perp panas paling tinggi
• Suhu gas keluar seksi konveksi 400-600oC
Dinamakan radian tube karena menerima perp Dinamakan convection tube karena menerima perp
panas dari pancaran api burner dan dinding panas dari aliran udara hasil pembakaran burner
refraktory
ALIRAN UDARA
FURNACE

NATURAL DRAFT INDUCED DRAFT FORCE DRAFT BALANCE DRAFT

Menggunakan tekanan udara Fan diletakkan di bagian antara seksi Menggunakan energy dari luar (fan) 1 fan menarik gas keluar
lingkungan untuk mengalirkan gas konveksi dan stack furnace untuk untuk membantu mengalirkan 1 fan memaksa udara masuk furnace
hasil pembakaran. membuat tekanan menjadi vacum udara menuju ruang pembakaran Efisiensi: 90-92%
P furnace< Patm pada ruang pembakaran untuk pembakaran yang lebih
Efisiensi: 70-84% sempurna
NATURAL DRAFT INDUCED DRAFT

FORCED DRAFT BALANCE DRAFT


Sistem preaheater memanfaatkan gas sisa
(flue gas) yang dibawa induced draft fan
untuk pemanasan awal udara sebelum
masuk ke burner.
Flue gas yang dimanfaatkan = output boiler
• Meningkatkan Temperature udara
• Mengurangi kandungan uap air pada
udara
• Pembakaran lebih sempurna
• Mengurangi heat loss
• Meningkatkan efisiensi
KENAPA EFISIENSI TUBE KONVEKSI
LEBIH BESAR
DIBANDING DENGAN TUBE RADIASI?

KENAPA TIDAK LANGSUNG MENGKONTAKKAN


SUMBER API KE TUBE PADA SEKSI RADIASI?
Akan mengalami fenomena cooking dan melting pipe,
implikasi:
• Koef perp panas menurun
• Efisiensi thermal menurun
• Pressure drop naik
• explosif
PEMILIHAN JENIS
FURNACE

KONDISI KAPASITAS/ KATALIS/


JENIS FLUIDA JENIS FUEL BIAYA
OPERASI DEBIT NON KATALIS
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
OPERASI FURNACE

OPERASI PRODUKSI KEBOCORAN RATIO OPTIMASI


DRAFT
BURNER GAS SAMPING UDARA FUEL:UDARA EXCESS AIR
SETTING DRAFT - TEKANAN

• Tekanan di dalam furnace menjadi negatif karena gas panas memiliki densitas lebih kecil dibandingkan udara luar
• Gas panas beratnya lebih rendah dibandingkan dengan udara yang suhunya lebih dingin, sehingga mengambang
(buoyancy force) di dalam furnace.
• Pengambangan (buoyancy force) menyebabkan gas naik ke atas dan keluar melalui stack dan menghasilkan kondisi
vacuum di dalam furnace.
• Pembacaaan draft yang paling penting berada di bawah bagian konveksi karena tekanan negatif yang paling kecil
berada di sini.
• Tekanan negatif yang kecil berhubungan dengan susunan tube di bagian konveksi yang menghalangi aliran gas naik
ke atas. Hambatan aliran ini dapat menyebabkan tekanan di bagian konveksi menuju shift berubah dari sedikit negatif
menjadi sedikit positif.
• Jika tekanan shift positif maka terjadi loss draft.
• Loss draft menyebabkan panas terbentuk dan terkumpul hanya di bawah furnace arch yang dapat menyebabkan
kerusakan struktur furnace.
• Loss draft juga berarti tidak ada udara yang tertarik ke dalam furnace sehingga burner padam.
BURNER

• Burner adalah transduser yang berguna untuk mengubah energi kimia yang terdapat dalam bahan bakar,
menjadi energi panas di dalam furnace melalui suatu reaksi kimia dalam nyala api.
• Kunci utama burner adalah untuk membakar bahan bakar seefisien mungkin dan menghasilkan heat flux
yang optimum.
BURNER

PREMIX GAS BURNER

• Bahan bakar (gas alam, light oil) dicampurkan dengan udara primer yang mengalir ke dalam burner secara
bersamaan.
• Suplai udara sekunder diatur untuk mendapatkan setpoint O2 (stoikhiometri) yang diinginkan.
• Udara sekunder yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit akan menghasilkan pembakaran yang buruk
• Sejumlah kecil O2 excess diperlukan untuk menghasilkan pembakaran yang lengkap, sebaliknya terlalu
banyaknya udara excess akan menurunkan suhu nyala api dan efisiensi furnace
PRODUKSI GAS SAMPING

• Nox terbentuk akibat reaksi oksigen dengan nitrogen pada suhu nyala api yang tinggi.
• Udara excess yang rendah adalah cara yang paling sederhana untuk menurunkan pembentukan NOx dan
meningkatkan efisiensi.
• Semakin banyak udara excess, semakin banyak pula oksigen yang tersedia untuk memproduksi NOx.

KEBOCORAN UDARA
• Kebocoran udara diakibatkan karena flowrate pada air register yang terlalu tinggi, implikasinya
draft yang melewati heater meningkat , tekanan lebih negative pada furnace.
• Kebocoran udara di bagian konveksi akan menurunkan efisiensi panas dari furnace akibat
pencampuran udara luar yang bersuhu rendah dengan gas buang yang bersuhu tinggi
• Diimbangi dengan meningkatkan laju alir fuel gas, agar nyala api dalam furnace tetap terjaga
(afterburning)
SOLUSI:
• Mengatur air register, menjepit damper untuk menurunkan laju alir udara
• Draft yang melewati heater menurun, P pada bagian konveksi meningkat
PENCAMPURAN UDARA: BAHAN BAKAR

• Fungsi dari burner adalah untuk mencampur oksigen dalam bentuk udara dengan bahan bakar,
sehingga bahan bakar akan terbakar dengan efisien
• Udara masuk melalui primary air register bercampur lebih efisien dibandingkan udara yang masuk
melalui secondary air register pada beberapa burner
• Sisa kekurangan udara pembakaran akan disediakan melalui secondary air register

OPTIMASI EXCESS AIR


Istilah optimasi excess air tidak mengacu pada operasi banyak sedikitnya jumlah oksigen, tetapi mengoptimasikan
kebutuhan oksigen pada furnace
• Pada saat mengoperasikan pada penurunan laju pembakaran, matikan beberapa burner jika memungkinkan, burner
akan bekerja lebih efisien jika beroperasi mendekati/pada kapasitas desainnya (jangan lupa untuk menutup air
register pada burner yang tidak terpakai)
• minimalkan distribusi udara yang tidak merata pada firebox dengan mengatur air register pada individual burner
• Lakukan maintenance secara berkala untuk menjaga efisiensi burner
PROFIL PEMBAKARAN
HASIL PEMBAKARAN

Utama: CO2 + H2O + H (energy)


Lainnya: CO, ash, Nox, S

Pembakaran lengkap sempurna:


Semua atom C berx dgn O2, tidak ada O2 tersisa
𝐶𝐻4 + 𝑂2 −→ 𝐶𝑂2 + 𝐻2 𝑂 + 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦

Pembakaran Lengkap tidak sempurna:


Semua atom C berx dgn O2, ada O2 tersisa
1
𝐶𝐻4 + 2,5𝑂2 −→ 𝐶𝑂2 + 𝐻2 𝑂 + 𝑂2 + 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦
2
Pembakaran tidak Lengkap tak sempurna:
Kurangnya pasokan O2, menghasilkan CO
𝐶2 𝐻6 + 3𝑂2 −→ 𝐶𝑂2 + 𝐶𝑂 + 3𝐻2 𝑂 + 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦
PROFIL PEMBAKARAN BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR

GAS LIQUID

• Lebih mudah bereaksi dengan O2 • Menimbulkan jelaga


• Tidak menimbulkan asap • Membutuhkan steam atomizing
• Tidak memerlukan atomizing steam • Memerlukan pemanasan awal
• Kalor per satuan berat lebih tinggi (kJ/kg) • Diusahakan memilih b.bakar dgn
kandungan sulfur rendah (LSHS)
KALOR

KALOR
KALOR LATEN
SENSIBEL

𝑄𝑆 = 𝑚. 𝑐𝑝. 𝑑𝑇 𝑄𝑆 = 𝑚. 𝛌

Apabila suatu zat menerima atau melepas kalor, mengalami Apabila suatu zat menerima atau melepas kalor, terjadi
peningkatan temperature, namun zat tersebut tidak perubahan suhu dan mencapai keadaan jenuhnya (mengalami
mengalami perubahan fasa perubahan fasa)

Q = kalor yang dilepas atau diterima (J)


m = massa yang mengalami perubahan (kg)
cp = kalor jenis zat (J/kg.K)
dT = Perubahan suhu yang terjadi (K)
𝛌 = Kalor laten ( kJ/kg)
NILAI PANAS YANG DIHASILKAN ZAT PADA SUHU TERTENTU

CxHy + O2  CO2 + H2O + energy


BAHAN BAKAR
Uap air liquid

LHV / NHV HHV / GHV

H2O terembunkan

Transfer panas:
Cold Fluid-hot fluid Turunnya suhu

Kondisi H2O apa adanya H2O terembunkan


Diperhitungkan dalam
Panas laten Panas laten
transfer panas
LHV
HHV
PENENTUAN NILAI LHV DAN HHV

Pers Dulog & Petit

𝑂2
𝐻𝐻𝑉 = 33950. 𝐶 + 144200. 𝐻2 − + 9400. 𝑆
8

𝐿𝐻𝑉 = 𝐻𝐻𝑉 − 2400. (𝐻2 𝑂 + 9𝐻2 )

HHV = Higher Heating Value (kJ/kg)


LHV = Lower Heating Value (kJ/kg)
C = komposisi karbon dalam b.bakar
H2 = komposisi hydrogen dalam b.bakar
S = komposisi sulfur dalam bahan bakar
H2O = komposisi H2O dalam bahan bakar
CONTOH SOAL
No Komposisi B.Bakar Presentase Komposisi
1 Carbon 85,1%
2 Hidrogen 10,8%
3 Sulfur 3,3%
4 Oksigen 0,4%
5 Nitrogen 0,20%
6 Water 0,16%
7 Ash 0,04%

Tentukan nilai HHV dan LHV dari B.bakar diatas


𝑂2
𝐻𝐻𝑉 = 33950. 𝐶 + 144200. 𝐻2 − + 9400. 𝑆
8
0,004
𝐻𝐻𝑉 = 33950. 0,851 + 144200. 0,108 − + 9400. 0,033 = 44.703,15 𝑘𝐽/𝑘𝑔
8

𝐿𝐻𝑉 = 𝐻𝐻𝑉 − 2400. (𝐻2 𝑂 + 9𝐻2 )


𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝐿𝐻𝑉 = 44.703,15 − 2400. 0,0016 + 9 0,108 = 38.669,2
𝑘𝑔 𝑘𝑔
KEBUTUHAN UDARA TEORITIS

21% O2
UDARA 78% N2
1% Ar, CO2

Udara, fuel

Nox EXCESS LIMIT CO

C2H4O
>1425oC

EFISIENSI

FUEL
Untuk mencari UDARA TEORITIS
KOMPOSISI UDARA KERING Udara tanpa kandungan uap air

KETERANGAN % BERAT % VOLUME


N2 77 79
O2 23 21
Jika komposisi berat udara kering tidak diketahui:
100
𝑈𝑑𝑘𝑡 = .𝑂 1. Hitung kebutuhan udara teoritis
23 𝑘𝑠𝑡 Udkt = udara kering teoritis
Udt = udara teoritis 𝑂 𝑘𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
= 11.44𝐶 + 34,32. 𝐻 − + 4,29. 𝑆
100 + 𝑧 Okst = Oksigen teoritis 8 𝑘𝑔 𝑓𝑢𝑒𝑙
𝑈𝑑𝑡 = . 𝑈𝑑𝑘𝑡
100 Z = kelembaban udara 2. Hitung % udara berlebih yang dipasok EA

100 + 𝑧 100 % 𝑂2
𝑈𝑑𝑡 = . 𝑂 %𝐸𝐴 = . 100%
21 − % 𝑂2
100 23 𝑘𝑠𝑡
3. Hitung massa udara

1 + % 𝐸𝐴
. 𝑈𝑑𝑡
100
KEBUTUHAN OKSIGEN
𝑂2 𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠
%𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠 = . 100%
𝑂2 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

𝐶 + 𝑂2 −→ 𝐶𝑂2 + ℎ𝑒𝑎𝑡
Unsur BM (kg/kmol)
12 𝑘𝑔 𝐶 + 32 𝑘𝑔 𝑂2 −→ 44 𝑘𝑔 𝐶𝑂2 + ℎ𝑒𝑎𝑡
C 12
1 kg C memerlukan: 32/12=2,67 kg O2 O2 32
H2 2
2𝐻 + 𝑂2 −→ 𝐻2 𝑂 + ℎ𝑒𝑎𝑡 S 32

4 𝑘𝑔 𝐻 + 32 𝑘𝑔 𝑂2 −→ 36 𝑘𝑔 𝐻2 𝑂 + ℎ𝑒𝑎𝑡 N2 28
CO2 44
1 kg H memerlukan: 32/4=8 kg O2
SO2 64
H2O 18
Kebutuhan O2, bukan udara, bagaimana dengan udara?
KEBUTUHAN UDARA TEORITIS

UDARA MENGANDUNG:
79%
𝐶 + 𝑂2 −→ 𝐶𝑂2 + 𝑁2
N2

21% O2

𝐶 + (𝑂2 + 3,76. 𝑁2 −→ 𝐶𝑂2 + 3,76. 𝑁2 + ℎ𝑒𝑎𝑡


12 𝑘𝑔 𝐶 + (32 𝑘𝑔 𝑂2 + 3,76.28 𝑘𝑔 𝑁2 ) −→ 44 𝑘𝑔 𝐶𝑂2 + 105,28 𝑘𝑔 𝑁2 + ℎ𝑒𝑎𝑡
1 𝑘𝑔 𝐶 + 2,67 𝑘𝑔 𝑂2 + 8,77 𝑘𝑔 𝑁2 −→ 3,67 𝑘𝑔 𝐶𝑂2 + 8,7 𝑘𝑔 𝑁2 + ℎ𝑒𝑎𝑡

1 kg C memerlukan 11,44 kg udara


KEBUTUHAN UDARA TEORITIS

UDARA MENGANDUNG: 2𝐻2 + 𝑂2 + 𝑁2 −→ 2𝐻2 𝑂 + 𝑁2


79% N2

21% O2

2𝐻2 + (𝑂2 + 3,76. 𝑁2 −→ 2𝐻2 𝑂 + 3,76. 𝑁2 + ℎ𝑒𝑎𝑡


4 𝑘𝑔 𝐻2 + (32 𝑘𝑔 𝑂2 + 105,28 𝑘𝑔 𝑁2 −→ 36 𝑘𝑔 𝐻2 𝑂 + 105,28 𝑁2 + ℎ𝑒𝑎𝑡
1 𝑘𝑔 𝐻2 + 8 𝑘𝑔 𝑂2 + 26,32 𝑘𝑔 𝑁2 −→ 9 𝑘𝑔 𝐶𝑂2 + 26,32 𝑘𝑔 𝑁2 + ℎ𝑒𝑎𝑡

1 kg H2 memerlukan 34,32 kg udara


KEBUTUHAN UDARA TEORITIS

UDARA MENGANDUNG: 𝑆 + 𝑂2 + 𝑁2 −→ 𝑆𝑂2 + 𝑁2


79% N2

21% O2

S + (𝑂2 + 3,76. 𝑁2 −→ 𝑆𝑂2 + 3,76. 𝑁2 + ℎ𝑒𝑎𝑡


32 𝑘𝑔 𝑆 + (32 𝑘𝑔 𝑂2 + 105,28 −→ 64 𝑘𝑔 𝐻2 𝑂 + 105,28 𝑁2 + ℎ𝑒𝑎𝑡
1 𝑘𝑔 𝑆 + 1 𝑘𝑔 𝑂2 + 3,29 𝑘𝑔 𝑁2 −→ 2 𝑘𝑔 𝑆𝑂2 + 3,29 𝑘𝑔 𝑁2 + ℎ𝑒𝑎𝑡

1 kg S memerlukan 4,29 kg udara


KEBUTUHAN UDARA TEORITIS

UDARA MENGANDUNG:
79% N2

21% O2

Dari 3 perhitungan sebelumnya, kebutuhan Dari 3 perhitungan sebelumnya, kebutuhan


udara teoritis O2 teoritis
yang diperlukan untuk pembakaran sempurna 1 kg fuel: yang diperlukan untuk pembakaran sempurna 1 kg fuel:
2,67. 𝐶 + 8. 𝐻 + 𝑆 100
𝑂 𝑘𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = .
= 11.44𝐶 + 34,32. 𝐻 − + 4,29. 𝑆 1,429 21
8 𝑘𝑔 𝑓𝑢𝑒𝑙
⍴ standart O2
Nilai C, H, O, dan S diperoleh dari hasil analisis
ultimate b.bakar, tidak selalu diketahui. 𝑂 𝑚3 𝑂2
= 8,9. 𝐶 + 26,7. 𝐻 − + 3,33. 𝑆
8 𝑚3 𝑓𝑢𝑒𝑙
CONTOH SOAL 1
Berikut ditampilkan hasil ultimate bahan bakar padat:

Komponen Nilai (%w)


C 78%
H2 10%
S 3%
Ash 9%

Untuk 150 kg fuel, Hitung:


• Kebutuhan O2 teoritis (volume, berat)
• Jumlah CO2, H2O, dan SO2 yang terbentuk!
UNSUR C UNSUR S

𝐶 + 𝑂2 −→ 𝐶𝑂2 𝑆 + 𝑂2 −→ 𝑆𝑂2
12 𝑘𝑔 𝐶 + 32 𝑘𝑔 𝑂2 −→ 44 𝑘𝑔 𝐶𝑂2 32 𝑘𝑔 𝑆 + 32 𝑘𝑔 𝑂2 −→ 64 𝑘𝑔 𝑆𝑂2
117
. 32 = 312
117 𝑘𝑔 𝐶 + 312 𝑘𝑔 𝑂2 −→ 429 𝑘𝑔 𝐶𝑂2 12 4,5 𝑘𝑔 𝑆 + 4,5 𝑘𝑔 𝑂2 −→ 9 𝑘𝑔 𝑆𝑂2

UNSUR H

2𝐻2 + 𝑂2 −→ 2𝐻2 𝑂
4 𝑘𝑔 𝐻2 + 32 𝑘𝑔 𝑂2 −→ 36 𝑘𝑔 𝐻2 𝑂
312 + 120 + 4,5 𝑘𝑔 𝑂2
15 𝑘𝑔 𝐻2 + 120 𝑘𝑔 𝑂2 −→ 135 𝑘𝑔 𝐻2 𝑂 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑂2 = = 2,91
150 𝑘𝑔 𝑓𝑢𝑒𝑙

0 𝑘𝑔 𝑂2 𝑚3 𝑂2
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑂2 = 8,9 0,78 + 26,7. 0,1 − + 3,33 0,03 = 9,71 3
8 𝑘𝑔 𝑓𝑢𝑒𝑙 𝑚 𝑓𝑢𝑒𝑙

𝑂 𝑘𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
= 11.44𝐶 + 34,32. 𝐻 − + 4,29. 𝑆 = 12,484
8 𝑘𝑔 𝑓𝑢𝑒𝑙
CONTOH SOAL 2
Diketahui komposisi bahan bakar furnace sebagai berikut:

Komponen Nilai (%mol)


CH4 30%
C2H6 40%
C2H4 26%
C3H8 4%

Tentukan kebutuhan udara dan O2 teoritis jika furnace beroperasi


pada T = 670 K dan P = 11, 02 Psi
𝐶𝐻4 + 2𝑂2 −→ 𝐶𝑂2 + 2𝐻2 𝑂 2𝐶2 𝐻6 + 7𝑂2 −→ 4𝐶𝑂2 + 6𝐻2 𝑂

1 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝐻4 + 2𝑚𝑜𝑙 𝑂2 −→ 1 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2 + 2 𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑂 2𝑚𝑜𝑙 𝐶2 𝐻6 + 7𝑚𝑜𝑙 𝑂2 −→ 4 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2 + 6 𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑂
30𝑚𝑜𝑙 𝐶𝐻4 + 60𝑚𝑜𝑙 𝑂2 −→ 30𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2 + 60𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑂 40𝑚𝑜𝑙 𝐶2 𝐻6 + 140𝑚𝑜𝑙 𝑂2 −→ 80𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2 + 120𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑂

𝐶2 𝐻4 + 3𝑂2 −→ 2𝐶𝑂2 + 2𝐻2 𝑂 C3 𝐻8 + 5𝑂2 −→ 3𝐶𝑂2 + 4𝐻2 𝑂

1 𝑚𝑜𝑙 𝐶2 𝐻4 + 3𝑚𝑜𝑙 𝑂2 −→ 2 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2 + 2 𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑂 1 𝑚𝑜𝑙 𝐶3 𝐻8 + 5𝑚𝑜𝑙 𝑂2 −→ 3 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2 + 4 𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑂
26𝑚𝑜𝑙 𝐶2 𝐻4 + 78𝑚𝑜𝑙 𝑂2 −→ 52𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2 + 52𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑂 4𝑚𝑜𝑙 𝐶3 𝐻8 + 20𝑚𝑜𝑙 𝑂2 −→ 12𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2 + 16𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑂
𝑃. 𝑉 = 𝑛. 𝑅. 𝑇
𝐿. 𝑎𝑡𝑚
0,75 𝑎𝑡𝑚. 𝑉 = 60 𝑚𝑜𝑙. 0,082 . (670 𝐾)
𝑚𝑜𝑙. 𝐾
𝑉 = 4395,2 𝐿
Dengan cara yang sama, diperoleh:
O2 FUEL

NILAI NILAI
KETERANGAN KETERANGAN
L m3 L m3

V O2 (CH4) 4395,2 4,3952 V CH4 2197,6 2,198

V O2 (C2H4) 5713,76 5,71 VC2H4 1904,587 1,9046

V O2 (C2H6) 10255,47 10,255 VC2H6 2930,133 2,9301

V O2 (C3H8) 1465,067 1,465 VC3H8 293,0133 0,2930


V O2 total 21829,49 21,829 V total fuel 7325,333 7,3253

O2 yang diperlukan: 21,829/7,325 = 2,98 m3 O2/1 m3 fuel


0,79
∗ (𝑂2 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛)
0,21
Udara yang diperlukan = (11,21)+2,98 = 14,19 m3 udara / 1 m3 fuel
CONTOH SOAL 3
Gas methane dibakar dengan O2 excess:

2𝐶𝐻4 + 4𝑂2 −→
Komposisi hasil pembakaran
Komposisi udara

Komponen Nilai (%V) Nilai (%berat) DIKETAHUI


KOMPONEN NILAI (V%)
O2 20,8 23
CO2 8,5
N2 79,2 77 H2O 7,4
O2 5,1
Berapa %excess O2 untuk rx tersebut? N2 79,0
TOTAL 100
2𝐶𝐻4 + 4𝑂2 −→ 2𝐶𝑂2 + 4𝐻2 𝑂
Excess udara: xmol
Setiap 2 mol CH4 dibutuhkan O2 sebanyak 4 mol

78,5
𝑁2 𝑎𝑤𝑎𝑙: . 5 𝑚𝑜𝑙 = 15,231 𝑚𝑜𝑙
19,5 N2 yang terbawa di excess

79,2
𝑁2 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑤𝑎: 15,231 𝑚𝑜𝑙 + . 𝑥 𝑚𝑜𝑙 = 15,231 + 3,808𝑥 𝑚𝑜𝑙
20,8
𝑥
Jumlah mol gas hasil pembakaran: 𝑚𝑜𝑙 𝑂2 𝑠𝑖𝑠𝑎 = = 5,1%
21,231 + 4,808𝑥
𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2 + 𝑚𝑜𝑙 𝐻2𝑂 + 𝑚𝑜𝑙 𝑂2 𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠 + 𝑚𝑜𝑙 𝑁2
𝑋 = 1,413 𝑚𝑜𝑙
Excess O2
𝑂2 𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠
= 2 𝑚𝑜𝑙 + 4 𝑚𝑜𝑙 + 𝑥𝑚𝑜𝑙 + 15,231 + 3,808𝑥 𝑚𝑜𝑙 %𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠 = . 100%
𝑂2 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
= 21,231 𝑚𝑜𝑙 + 4,808𝑥 𝑚𝑜𝑙 1,429
N2 total terbawa 𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠 𝑂2 = = 35,337%
4
O2 sisa = 5,1% vol
CONTOH SOAL 4
Gas Propane dibakar dengan O2 excess:

𝐶3 𝐻8 + 4𝑂2 + 𝐶𝑂2 → 2𝐶𝑂2 + 4𝐻2 𝑂 + 2𝐶𝑂

Komposisi hasil pembakaran


Komposisi udara
KOMPONEN NILAI
Komponen Nilai (%V) Nilai (%berat) CO2 7,9
O2 19,5 19 H2O 7,1
O2 5,2
N2 78,5 79
N2 79
CO2 2,0 2 CO2 0,8
Berapa %excess O2 untuk rx tersebut? TOTAL 100
𝐶3 𝐻8 + 4𝑂2 + 𝐶𝑂2 → 2𝐶𝑂2 + 4𝐻2 𝑂 + 2𝐶𝑂

Setiap 1 mol C3H8 dibutuhkan O2 sebanyak 4


mol dan 1 mol CO2

78,5
𝑁2 𝑎𝑤𝑎𝑙: . 4 𝑚𝑜𝑙 = 16,103 𝑚𝑜𝑙
19,5 N2 yang terbawa di excess

78,5
𝑁2 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑤𝑎: 16,103 𝑚𝑜𝑙 + . 𝑥 𝑚𝑜𝑙 = 16,103 + 4,026𝑥 𝑚𝑜𝑙
19,5

CO2 yang terbawa di excess

2,0
𝐶𝑂2 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑤𝑎: . 𝑥 𝑚𝑜𝑙 = 0,103𝑥 𝑚𝑜𝑙
19,5
Excess udara: xmol O2 sisa = 5,2% vol

Jumlah mol gas hasil pembakaran:

𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2 + 𝑚𝑜𝑙 𝐻2𝑂 + 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂 + 𝑚𝑜𝑙 𝑂2 𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠 + 𝑚𝑜𝑙 𝑁2 + 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2
Excess udara

= 2 𝑚𝑜𝑙 + 4 𝑚𝑜𝑙 + 2 𝑚𝑜𝑙 + 𝑥𝑚𝑜𝑙 + 16,103 + 4,026𝑥 𝑚𝑜𝑙 + 0,103𝑥 𝑚𝑜𝑙

N2 total terbawa CO2 total terbawa


= 24,103 𝑚𝑜𝑙 + 5,128𝑥 𝑚𝑜𝑙

𝑥
𝑚𝑜𝑙 𝑂2 𝑠𝑖𝑠𝑎 = = 5,2%
24,103 + 5,128𝑥

𝑋 = 1,702 𝑚𝑜𝑙
𝑂2 𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠 1,702
%𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠 = . 100% 𝑒𝑥𝑐𝑒𝑠𝑠 𝑂2 = = 42,552 %
𝑂2 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 4
CONTOH SOAL 5
Diketahui komposisi bahan bakar dalam 128 kg sbb:

KETERANGAN NILAI (%W)


C 65%
• Berapa kebutuhan oksigen/kg fuel
H2 20% • Berapa kebutuhan udara/kg fuel
S 10% • Komposisi gas hasil pembakaran
• Massa jenis gas ketika lewat induced draft
O2 3%
fan, dengan T = 150oC
N2 2% Komposisi udara

Komponen Nilai (%V) Nilai (%berat)


• Digunakan excess oksigen: 18% O2 21 23
• Kandungan uap air: 1,8% berat udara kering
N2 79 77
DIKETAHUI
KETERANGAN NILAI (%w) nilai (kg) 2𝐻2 + 𝑂2 −→ 2𝐻2 𝑂
C 0,65 83,2
H2 0,2 25,6 4 𝑚𝑜𝑙 𝐻2 + 32 𝑚𝑜𝑙 𝑂2 −→ 36 𝑚𝑜𝑙 2𝐻2 𝑂
S 0,1 12,8
O 0,03 3,84 25,6 𝑘𝑔 𝐻2 + 204,8 𝑘𝑔 𝑂2 −→ 230,4 𝑘𝑔 2𝐻2 𝑂
N 0,02 2,56
TOTAL 1 128

𝑆 + 𝑂2 −→ 𝑆𝑂2
KEBUTUHAN O2 teoritis
32 𝑚𝑜𝑙 𝑆 + 32 𝑚𝑜𝑙 𝑂2 −→ 64 𝑚𝑜𝑙 𝑆𝑂2

𝐶 + 𝑂2 −→ 𝐶𝑂2 12,8 𝑘𝑔 𝑆 + 12,8 𝑘𝑔 𝑂2 −→ 25,6 𝑘𝑔 𝑆𝑂2


12 𝑚𝑜𝑙 𝐶 + 32 𝑚𝑜𝑙 𝑂2 −→ 44 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂2
83,2 𝑘𝑔 𝐶 + 221,867 𝑘𝑔 𝑂2 −→ 305,067 𝑘𝑔 𝐶𝑂2 221,867 + 204,8 + 12,8 − 3,84 𝑘𝑔 𝑂2
𝑂2 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠: = 3,403
128 𝑘𝑔 𝑓𝑢𝑒𝑙
= 2,67. 𝐶 + 8. 𝐻 + 𝑆
𝑘𝑔 𝑂2
= 2,67. 0,65 + 8. 0,2 + 0,1 = 3.405
𝑘𝑔 𝑓𝑢𝑒𝑙
Excess O2: 18%

18
𝑂2 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑥 = . 439,467 = 79,104 𝑘𝑔 𝑂2
100
𝑃0 𝑃1
𝑂2 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 79,104 + 439,467 = 518,571 𝑘𝑔 𝑂2 𝜌0 . 𝑇0
=
𝜌1 . 𝑇1

KEBUTUHAN UDARA KERING ⍴0 . 𝑇0 . 𝑃1


⍴1 =
Komposisi total udara 𝑃0 . 𝑇1
100
𝑈𝑑𝑘𝑡 = . 𝑂 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 2254,655 𝑘𝑔
23 2
Komposisi %berat O2
P1 = 0,9 atm
Kandungan uap air udara (z) = 1,8% berat udara kering P0 = 1 atm
T0 = 273 K
1,8 T1 = 423 K
𝑍= . 2254,655 𝑘𝑔 = 40,584 𝑘𝑔
100

Kebutuhan udara = 40,584+2254,655 = 2295,239 kg udara / 128 kg fuel

Kebutuhan udara = 17,932 kg udara / 1 kg fuel


KOMPOSISI GAS HASIL PEMBAKARAN

T0 273 K
KETERANGAN NILAI (kg) % BERAT BM MOL Vol (L) DENSITAS 0O (P0) DENSITAS 280O (P1)
T1 553 K

CO2 305,067 12,623 44 6,933 155,3067 P0 1 atm

H2O 270,984 11,212 18 15,055 337,2243 P1 0,9 atm

SO2 25,6 1,059 64 0,4 8,96


1,242 0,552
O2 79,104 3,273 32 2,472 55,3728

N2 1736,084 71,833 28 62,003 1388,868

TOTAL 2416,839 100,000 86,863 1945,731

𝑃0 𝑃1 ⍴0 . 𝑇0 . 𝑃1
= ⍴1 =
𝜌0 . 𝑇0 𝜌1 . 𝑇1 𝑃0 . 𝑇1

Anda mungkin juga menyukai