Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH TEKNIK TENAGA LISTRIK

Hubungan poly phase, factor phase, dan elektromagnetik

Di Susun oleh :
Nama : AA RAFHI SYAHDU
Nim : 1814001

Prodi : TEKNIK MESIN

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Pasir Pengaraian
2019
Kata pengantar

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya penyusun mampu menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tenaga Listrik. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Hubungan
poly phase, factor phase, dan elektromagnetik pada sistem tenaga
listrik.

Dalam kesempatan ini saya selaku penulis juga mengucapkan


banyak terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makah ini. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari makalah teknik


tenaga listrik tentang Hubungan poly phase, factor phase, dan
elektromagnetik ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan pengetahuan lebih kepada pembaca.

Pasir pengaraian, 16 Oktober 2019

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk
semua manusia. Manusia mungkin sudah tidak dapat hidup lagi tanpa
listrik. Dalam menciptakan energi listrik tersebut, dibutuhkan sebuah
generator. Generator adalah converter yang sampai sekarang tetap
digunakan untuk mengubah sebuah energi (dapat berupa energi kimia
atau kinetic) menjadi energi listrik pada sebuah pembangkit listrik,
baik pembangkit tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga uap, dan yang
lainnya.
Generator yang paling sering digunakan adalah generator AC
karena arus AC yang dihasilkan oleh generator tersebut mudah untuk
diubah-ubah, baik besar tegangannya diubah maupun bentuknya
diubah menjadi arus DC. Dari beberapa jenis generator AC yang ada,
generator AC tiga fasa adalah jenis generator yang sering dipakai
karena daya yang dihasilkan lebih stabil.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana proses terjadinya tegangan khususnya pada
generator 3 fasa?
 Apa itu factor phase (faktor daya) dan kaitan nya dengan
generator 3 fasa
 Bagaimana pengeruh serta proses timbulnya Elektromagnetik
1.3 Tujuan Penulisan
Melalui makalah ini, penulis berharap pembaca dapat
memahami secara umum mengenai generator serta proses terjadinya
tegangan pada generator 3 fasa, factor daya, dan elektromagnetik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Generator

Generator menggunakan prinsip elektrostatik menemukan


perbedaan potensial dihasilkan antara ujung-ujung konduktor listrik
yang bergerak tegak lurus terhadap medan magnet. Berdasarkan efek
ini digunakan cakram tembaga yang berputar antara
kutub magnet tapal kuda menghasilkan arus searah yang kecil. Arus
yang diinduksi langsung di bawah magnet akan mengalir kembali ke
bagian cakram di luar pengaruh medan magnet. Arus balik itu
membatasi tenaga yang dialirkan ke kawat penghantar dan
menginduksi panas yang dihasilkan cakram tembaga.

Generator homopolar yang dikembangkan selanjutnya


menyelesaikan permasalahan ini dengan menggunakan sejumlah
magnet yang disusun mengelilingi tepi cakram untuk
mempertahankan efek medan magnet yang stabil. Kelemahan yang
lain adalah tegangan listrik yang dihasilkan alat ini kecil, dikarenakan
jalur arus tunggal yang melalui fluks magnetik.

2.2 Sejarah Dinamo

Dinamo menggunakan prinsip elektromagnet untuk mengubah


putaran mekanik menjadi listrik arus bolak –balik. Dinamo pertama
berdasarkan prinsip Faraday dibuat pada 1832 oleh Hippolyte Pixii,
seorang pembuat peralatan dari perancis Alat ini menggunakan
magnet permanen yang diputar oleh sebuah "crank". Magnet yang
berputar diletakaan sedemikian rupa sehingga kutub utara dan
selatannya melewati sebongkah besi yang dibungkus dengan kawat.
Pixii menemukan bahwa magnet yang berputar memproduksi
sebuah pulsa arus di kawat setiap kali sebuah kutub melewati
kumparan. Lebih jauh lagi, kutub utara dan selatan magnet
menginduksi arus di arah yang berlawanan. Dengan menambah
sebuah komutator, Pixii dapat mengubah arus bolak-balik menjadi
arus searah. Dinamo Gramme dengan kumparan berputar dengan yang
"toroidal". Sebagian dari kumparan terus melewati magnet, membuat
arus menjadi lancar.

2.3 Macam-macam Generator

Berdasarkan tegangan yang dibangkitkan generator dibagi menjadi 2


yaitu:

2.3,1 Generator Arus Bolak-Balik (AC)

Generator arus bolak-balik yaitu generator dimana tegangan


yang dihasilkan (tegangan out put ) berupa tegangan bolak-balik.
Hampir semua tenaga listrik yang dipergunakan saat ini bekerja pada
sumber tegangan bolak balik (AC), karenanya, generator (AC) adalah
alat yang paling penting untuk menghasilkan tenaga listrik. Generator
(AC), umumnya disebut alternator, bervariasi ukurannya sesuai
dengan beban yang akan disuplai. Sebagai contoh, alternator pada
PLTA mempunyai ukuran yang sangat besar, membangkitkan ribuan
kilowatt pada tegangan yang sangat tinggi. Contoh lainnya adalah
alternator di mobil, yang sangat kecil sebagai perbandingannya.
Beratnya hanya beberapa kilogram dan menghasilkan daya sekitar 100
hingga 200 watt, biasanya pada tegangan 12 volt.
2.3,2 Generator Arus Searah (DC)

Generator arus searah yaitu generator dimana tegangan yang


dihasilkan (tegangan out put) berupa tegangan searah, karena
didalamnya terdapat sistem penyearahan yang dilakukan bisa berupa
oleh komutator atau menggunakan dioda.

2.4 Jenis-Jenis Generator DC

Seperti telah disebutkan diawal, bahwa generator DC


berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya
terhadap jangkar (anker) dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

2.4,1 Generator Penguat Terpisah

Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat


eksitasi) tidak terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua
jenis generator penguat terpisah, yaitu:

1. Penguat elektromagnetik

2. Magnet permanent / magnet tetap

Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat


diatur melalui pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat
dilakukan secara elektronik atau magnetik. Generator ini bekerja
dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan melalui belitan F1-
F2. Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output
generator yang konstan dari terminal rotor A1-A2. Karakteristik
tegangan V relatif konstan dan tegangan akan menurun sedikit ketika
arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya.
2.4,2 Generator Shunt

Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel


dengan rotor (A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari
magnet sisa yang terdapat pada medan magnet stator. Rotor berputar
dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan
memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan
nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-
E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin
besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal
meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya.

Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa


megnetisasi tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung
atau jika arah putaran terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka
tidak akan ada tegangan atau energi listrik yang dihasilkan oleh
generator tersebut.

2.4,3 Generator Kompon

Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti


kutub utama yang sama. Satu penguat eksitasi merupakan penguat
shunt, dan lainnya merupakan penguat seri. Diagram rangkaian
generator kompon. Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di depan
belitan shunt.

Berdasarkan sistem pembangkitannya generator AC dapat dibagi


menjadi 2 yaitu :
1. Generator 1 fasa

Generator yang dimana dalam sistem melilitnya hanya terdiri


dari satu kumpulan kumparan yang hanya dilukiskan dengan satu
garis dan dalam hal ini tidak diperhatikan banyaknya lilitan. Ujung
kumparan atau fasa yang satu dijelaskan dengan huruf besar X dan
ujung yang satu lagi dengan huruf U. Jika dua belitan stator dengan
impedansi yang tidak sama dipisahkan sejauh 90 derajat listrik dan
terhubung secara parallel ke sumber satu fasa, medan yang dihasilkan
akan tampak berputar. Ini disebut dengan pemisahan fasa (phase
splitting).

Pada motor fasa terpisah (split-phase motor), dipergunakanlah


lilitan starting untuk penyalaan. Belitan ini mempunyai resistansi yang
lebih tinggi dan reaktansi yang lebih rendah dari belitan utama. Jika
tegangan yang sama VT dikenakan pada belitan starting dan utama,
arus pada belitan utama (IM) tertinggal dibelakang arus pada belitan
starting (IS). Sudut antara kedua belitan mempunyai beda fasa yang
cukup untuk menimbulkan medan putar untuk menghasilkan torque
awal (starting torque). Ketika motor mencapai 70 hingga 80% dari
kecepatan sinkron, saklar sentrifugal pada sumbu motor membuka dan
melepaskan belitan starting. Motor satu fasa biasanya digunakan
untuk aplikasi kecil seperti peralatan rumah tangga (contoh mesin
pompa).

2. Generator 3 fasa

Generator yang dimana dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga


kumpulan kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing
dinamakan lilitan fasa. Jadi pada statornya ada lilitan fasa yang ke satu
ujungnya diberi tanda U – X; lilitan fasa yang ke dua ujungnya diberi
tanda dengan huruf V – Y dan akhirnya ujung lilitan fasa yang ke tiga
diberi tanda dengan huruf W – Z. Untuk lebih memperjelas lagi, akan
di jelaskan mengenai rangkaian 3 fasa itu sendiri.
2.5 Rangkaian Tiga Fasa
Rangkaian tiga fasa adalah rangkaian yang menghasilkan tiga
tegangan dengan perbedaan fasa pada tiap tegangannya. Perbedaan
fasa pada tiap tegangan tersebut sebesar 120 derajat. Pengertian dari
fasa itu sendiri sebenarnya adalah perubahan waktu terhadap tegangan
yang direpresentasikan dalam sudut. Selain tiga fasa, dikenal pula satu
fasa yang diartikan sebagai satu sumber tegangan yang langsung
dirangkai pada beban.

Pada grafik pertama merupakan grafik untuk arus 3 fasa


sedangkan pada grafik kedua merupakan grafik arus dan v biasa untuk
satu fasa. Pada kedua grafik juga terlihat bahwa amplitudo ketiga
gelombang tersdebut sama. Hal ini kemudian menunjukkan bahwa
beban yang diberikan pun pada arus fasa simetri. Dari grafik pertama
juga terlihat bahwa beda fasa pada gelombang yang sejajar memiliki
selisih jarak sebesar teta yang merupakan besarnya 120 derajat. Dari
grafik juga dapat disimpulkan bahwa grafik tiga fasa tersebut lebih
stabil dan efektif. Dikarenakan adanya gelombang sinusidal yang
saling mengkover satu sama lain akibat beda fasa yang ada. Hal ini
kemudian dapat diandaikan sebagai rangkaian arus DC yang dimulai
dari nol. Atau lebih jelas, memiliki loose yang sama seperti arus dc
dan tidak seperti AC, namun karena sebenarnya dia merupakan arus
AC yang saling mengkover, arus 3 fasa lebih efektif dan tahan lama
atau tidak cepat panas dan lebih awet. Sehingga kemudian ketika
ditinjau lebih mendalam, rangkaian tiga fasa memiliki beberapa
kelebihan yaitu :
- Transmisi rangkaian tiga fasa dibagi menjadi 3 terminal,
dimana satu terminal membutuhkan satu kawat konduktor,
sehingga arus yang mengalir di tiap kawat akan menjadi
sepertiga dari rangkaian satu fasa untuk daya yang sama.
- Lebih ekonomis, disebabkan arus yang mengalir di dalam tiap
kawat lebih kecil daripada kawat rangkaian satu fasa, sehingga
kawat yang dibutuhkan pun akian lebih kecil.
- Lebih efisien, disebabkan daya disipasi yang lebih kecil
- Lebih stabil
Sedangkan dari sisi kerugian, biasanya ditinjau dari kerumitan
penyusunan rangkaian dan mahalnya perawatan. Oleh karena
kelebihan diatas, mulai banyaklah digunakannya pembangkitan tiga
fasa atau biasa kita sebut sebagai generator tiga fasa.
2.6 Sistem Hubung Rangkaian Tiga Fasa
Sebelum membahas lebih jauh, dalam tiga fasa kita harus
mengetahui lebih mendalam dalam merangkai tiga fasa ini sendiri.
Ada dua dasar hubung penyusunan untuk rangkaian tiga fasa.
2.6,1 Hubung Bintang (Wye)
Hubung bintang juga dapat dikenal sebagai hubung wye atau hubung
Y. Elemen yang dapat dihubungkan pada hubung bintang ini adalah
sumber tegangan dan beban.

Namun biasanya rangkaian ini digunakan pada sumber


tegangan dikarenakan bentuk hubungan dari rangkaian ini. Untuk
sumber tegangan tiga fasa memiliki tiga terminal yang disebut
terminal line dan memiliki terminal keempat untuk hubung netral
yang mengalirkan arus berlebih.
Kelebihan dari hubung wye :
- Memiliki kawat netral yang dapat menyalurkan arus yang
berlebih sehingga rangkaian tidak cepat panas
- Memiliki nilai hambatan total yang lebih kecil
- Lebih mudah dalam analisi arus dikarenakan arus fasa yang
sama dengan arus Line
Kekurangan dari hubung wye:
- Analsisi tegangan yang kompleks
- Beban tidak dapat diganti secara lansgung dan saling
berhubungan satu sama lain dengan netral
- Diperlukan biaya tambahan untuk kawat netral
2.6,2 Hubungan Delta atau segitiga
Hubungan delta adalah hubungan rangkaian yang membentuk
hubungan segitiga atau delta.

Hubungan delta biasa digunakan untuk beban karena tidak


adanya kawat netral untuk mengalirkan arus berlebih. Dan karena
hubung ini, beban dapat dilepas secara bebas tanpa mengganggu
rangkaian secara keseleruhuan. Pada hubung delta, berlaku bahwa
besar tegangan line sama dengan tegangan fasa.
Kelebihan dari sistem hubungan delta adalah:
- Lebih mudah menganalisa tegangan karena Tegangan line sama
dengan tegangan fasa
- Beban dapat ditambah, diganti, atau dilepas tanpa
mempengaruhi sistem
- Membutuhkan kawat yang lebih kecil dibanding hubung wye
akibat arus fasa yang lebih kecil
Kekurangan hubung delta :
- Tidak memiliki kawat netral sehingga ketika ada arus berlebih
rangkaian akan cepat panas, arus tetap berputart dan sistem
rusak
- Memiliki hambatan total yang lebih besar

2.7 Hukum-Hukum pada proses pembangkitan tegangan 3 fasa

Dalam proses pembentukan tegangan 3 fasa, ada beberapa


hukum yang bekerja yaitu, hukum ohm, hukum induksi faraday,
hukum lenz.

2.7,1 Hukum ohm

Hukum ini sangat sering di gunakan dalam perhitungan


mengenai listrik. Hukum ohm menyatakan bahwa besar kuat arus pada
suatu rangkaian tertutup berbanding lurus dengan tegangan yang
diberikan. Dilihat dari hukum ini dapat simpulkan bahwa arus akan
muncul jika di beri beda potensial serta hambatan pada suatu
rangkaian tertutup.

V= I x R
Dimana: V = Tegangan (volt)
I = Besar kuat Arusa (ampere)
R = Hambatan (ohm)

2.7,2 Hukum Induksi Faraday

Hukum utama yang digunakan pada prinsip kerja generator


adalah Hukum Induksi Faraday. Menurut Hukum Induksi Faraday,
maka integral garis suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang
tertutup adalah berbanding lurus dengan perubahan tersebut.

Dimana:

e = Gaya Gerak Listrik

N = jumlah lilitan

Φ = arus induksi /flux (weber)

2.7,3 Hukum Lenz

Hukum Lenz menyatakan bahwa “Arus imbas akan muncul di


dalam arah yang sedemikian rupa sehingga arah tersebut menentang
perubahan yang menghasilkannya”. Hukum inilah yang menyebabkan
tanda negatif pada hukum induksi faraday.
2.8 Proses pembangkitan tegangan pada generator 3 fasa

Pembangkitan tiga fasa dihubungkan dengan cara kerja


generator. Pada generator sebenarnya telah terpasang 3 set inductor
pada stator, di mana pada ketiga inductor tersebut dipasang dengan
beda fasa sebesar 120 derajat. Pada generator tiga fasa ini, telah
dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat tiga bagian yaitu ada bagian
stator dan rotor. Maka pada generator tiga fasa ini, untuk
menghasilkan tegangan nominal, tentu dibutuhkan kekuatan magnet
pada tiap statornya. Walaupun pada generator tiga fasa, pada stator
sudah terdapat medan magnet walaupun nilainya sangatlah kecil.
Pada bagian rotor, rotor memiliki kumparan yang kemudian
kumparan tersebut diberikan beda potensial, sehingga pada kumparan
akan teralirkan arus hal ini sesuai dengan berlakunya hukum Ohm itu
sendiri. Dimana di sini, ketika ada tegangan,atau beda potensial, maka
akan dihasilkannya suatu arus, I dengan hubungan kelinearan tertentu.
Selanjutnya, karena terbentuknya arus, akan terbentuknya medan
magnet pada rotor menurut persamaan

Lebih lanjut, medan magnet tersebut kemudian akan


menghasilkan proses lanjutan berupa pembentukan fluks magnetic.
Menurut persamaan
Rotor tersebut kemudian akan digerakkan oleh turbin yang
digerakkan dari energy luar seperti energy kinetis dari air terjun,
energy panas matahari, atau energy nuklir, dan energy lainnya. Di sini
sesuai dan membuktikan prinsip dari generator itu sendiri yaitu untuk
mengubah energi mekanik menjadi energy listrik.

Kemudian, saat rotor berputar, terjadi perubahan sudut, dan


menyebabkan terjadinya perubahan fluks magenetik yang ada
terhadap tiap satuan waktu yang kemudian pada masing-masing stator
akan timmbul GGL Induksi atau gaya gerak listrik. Hal ini kemudian
sesuai dengan persamaan

Selanjutnya dari gaya gerak listrik induksi tersebut, akan timbul


tegangan dengan beda fasa sebesar 120 derajat. Di sinilah mengapa
disebutkan sebagai pembangkit 3 fasa.
2.9 Faktor Daya
2.9,1 Pengertian Faktor Daya
Faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif dengan daya
semu (C. Sankaran, 2002). Faktor daya atau faktor kerja
menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu. Daya
aktif digunakan untuk mengoperasikan beban-beban pada pelanggan
listrik.
Daya semu dihasilkan oleh generator pembangkit yang
ditransmisikan ke pelanggan listrik. Daya reaktif yang bertambah akan
menyebabkan turunnya faktor daya listrik. Cara yang mudah untuk
mengantisipasi turunnya faktor daya listrik dapat dilakukan dengan
memilih beban-beban yang mempunyai faktor daya besar juga dapat
dilakukan dengan memasang kapasitor.
Kapasitor adalah komponen listrik yang justru menghasilkan
daya reaktif pada jaringan dimana dia tersambung. Pemasangan
kapasitor dapat memperbaiki faktor daya, jika faktor daya di perbaiki
maka daya reaktif dapat berkurang dan mendekati daya aktif. Suatu
beban dengan faktor daya 1.0 merupakan beban yang hanya
mengandung nilai resistansi murni dan merupakan pembebanan yang
paling efisiensi.
Beban dengan faktor daya yang rendah (0.5) merupakan beban
yang mengandung nilai induktansi yang menyebabkan kerugian yang
lebih tinggi dalam sistem suplai tenaga listrik. Faktor daya yang
rendah berhubungan dengan beda fasa antara arus dan tegangan pada
terminal beban. Sudut fasa arus beban yang rendah biasanya
diakibatkan oleh penggunaan beban induktif seperti transformator,
motor induksi, lampu TL dan beban eleltronik lainnya.
2.9,2 Sifat Faktor Daya
Pada suatu sistem tenaga listrik memiliki 3 jenis faktor daya
yaitu faktor daya unity, faktor daya mendahului (leading) dan faktor
daya terbelakang (lagging) yang ditentukan oleh jenis beban pada
sistem tenaga listrik (Muhammad Rizal,2012).
1) Faktor Daya Unity
Faktor daya unity adalah keadaan saat nilai cos φ adalah satu
dan tegangan sephasa dengan arus. Faktor daya unity akan terjadi bila
jenis beban adalah rensistif murni.

Gambar 3. Arus sephasa dengan tegangan


Sumber : (Dhida Aditya Putra, 2012)

Pada gambar diatas terlihat nilai cos φ sama dengan 1 yang


menyebabkan jumlah daya nyata yang dikonsumsi beban sama dengan
daya semu.

2) Faktor Daya Mendahului (Leading)


Faktor daya mendahului (leading) adalalah keadaan faktor daya
saat memiliki kondisi-kondisi beban atau peralatan listrik memberikan
daya reaktif dari sistem atau beban bersifat kapasitif. Apabila arsu
mendahului tegangan maka faktor daya ini dikatakan “leading”.
Gambar 4. Arus Mendahului Tegangan Sebesar Sudut phi
Sumber : (Dhida Aditya Putra, 2012)

Gambar 5. Faktor daya “leading”


Sumber : (Lukman Budi, 2010)
Berdasarakan gambar 5 terlihat bawa arus mendahului tegangan
maka daya reaktif tertinggal dari daya semu, berarti beban
memberikan daya reaktif kepada sistem.

3) Faktor Daya Terbelakang (lagging)


Faktor daya terbelakang (lagginng) adalah keadaan faktor daya
saat memiliki kondisi-kondisi beban atau perlahan listrik memerlukan
daya reaktiif dari sistem atau beban bersifaat induktif. Apabila
tegangan mendahului arus, maka faktor daya ini dikatakan “lagging”.

Gambar 6. Arus tertinggal dari tegangan sebesar sudut


Sumber : (Dhida Aditya Putra, 2012)
Gambar 7. Faktor daya “lagging”
Sumber : (Lukman Budi, 2010)
Berdasarkan gambar 7 terlihat bahwa arus tertinggal dari
tegangan maka daya reakif mendahului daya semu, berarti beban
membutukan atau menerima daya reaktif dari sistem.

2.9,3 Perbaikan Faktor Daya


Perbaikan faktor daya untuk memperbesar harga cos φ (pf) yang
rendah, hal yang mudah di lakukan adalah dengan cara mempersempit
sudut phi 1 sehhingga menjadi phi 2 berarti phi 1 > phi 2. Usaha untuk
memperkecil sudut phi itu hal yang mungkin dilakukan adlah
memperkecil komponen daya reaktif (VAR) (Dhida Aditya Puutra,
2012).
Komponen daya rekatif yang bersifat rinduktif harus dikurangi
dan pengurangan tersebut dilakukan dengan menambah suatu sumber
daya rekatif yaitu berupa kapasitor atau lebih dikenal dengan istilah
kapasitir bank. Perbaikan faktor daya dapat dilustrasikan seperti
gambar dibawah
ini :
Gambar 8. Prinssip Perbaikan faktor daya
Sumber : (Dhida Aditya Puutra, 2012)

2.10 Elektromagnetik

James Clerk Maxwell (1831-1879), adalah orang pertama yang


menghitung besar laju rambatan gelombang elektro-magnet dalam
ruang hampa. Cahaya termasuk gelombang elektro-magnetik. Cepat
rambat gelombang elektromagnetik (c) tergantung dari permitivitas(ε )
dan permeabilitas ( µ) zat.

εr = permeabilitas relatif

εo = permeabilitas udara

Untuk medium hampa udara, Untuk medium hampa udara, εr


dan µr masing-masing sama dengan 1. Cepat rambat gelombang
elektromagnetik dengan εo= 8,85 x 10-12 dan µo = 4x 10-7 diperoleh
sebesar c = 3 x 108 m/s. Dengan demikian dapat dihitung cepat
rambat gelombang elektromagnetik pada suatu medium, jika diketahui
permitifitas dan permeabilitas relatifnya.

Hubungan antara medan listrik (E), medan magnet (B), dan arah
rambatan (c) gelombang elektromagnetik dapat ditentukan dengan
menggunakan aturan tangan kiri.
Elektromagnetik dari kata “Elektro” dan “Magnetik” yang
berarti gelombang yang terdiri dari energy Listrik dan Magnet yang
memancar dengan sumber Muatan yang bergerak bolak-balik. System
kerja elektromagnetik merambat dengan system tangan kanan manusia
yaitu arah jari keatas adalah Medan Listrik, arah telapak tangan adalah
Medan Magnet, dan arah jempol adalah arah merambat vektor
gelombang.

Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat


merambat walau tidak ada medium. Energi elektromagnetik merambat
dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu:
panjang gelombang/wavelength, frekuensi, amplitude/amplitude,
kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang
gelombang adalah jarak antara dua puncak. Frekuensi adalah jumlah
gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu.

Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang.


Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan (kecepatan
cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik.
Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan
semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya.

Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh


semua masa di alam semesta pada level yang berbeda-beda. Semakin
tinggi level energi dalam suatu sumber energi, semakin rendah
panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi
frekuensinya. Perbedaan karakteristik energi gelombang digunakan
untuk mengelompokkan energi elektromagnetik.
2.10,1 Kegunaan Gelombang Elektromagnetik

Saat ini hampir semua manusia memiliki peralatan yang satu


ini. Dia begitu kecil yang bisa dengan nyaman diletakkan di dalam
saku, namun dianggap memiliki fungsi yang sangat besar terutama
untuk berkomunikasi. Ya, benda itu adalah sebuah ponsel (telepon
seluler). Saat ini ponsel tidak hanya digunakan untuk menelpon saja
tetapi juga untuk fungsi lain seperti mengirim dan menerima pesan
singkat (sms), mendengarkan musik, atau mengambil foto. Bagaimana
perangkat ponsel dapat terhubung dengan perangkat ponsel yang lain
padahal mereka saling berjauhan?

Konsep yang bisa menjelaskan fenomena ini adalah konsep


gelombang elektromagnetik dan konsep gelombang elektromagnetik
ternyata sangat luas tidak hanya berkaitan dengan TV atau ponsel saja,
melainkan banyak aplikasi lain yang bisa sering kita temukan sehari-
hari di sekitar kita. Aplikasi tersebut meliputi microwave, radio, radar,
atau sinar-x.

Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya bahwa ada dua


hukum dasar yang menghubungkan gejala kelistrikan dan
kemagnetan.

Pertama, arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan


magnet. Ini dikenal sebagai gejala induksi magnet. Peletak dasar
konsep ini adalah Oersted yang telah menemukan gejala ini secara
eksperimen dan dirumuskan secara lengkap oleh Ampere. Gejala
induksi magnet dikenal sebagai Hukum Ampere.
Kedua, medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu dapat
menghasilkan (menginduksi) medan listrik dalam bentuk arus listrik.
Gejala ini dikenal sebagai gejala induksi elektromagnet. Konsep
induksi elektromagnet ditemukan secara eksperimen oleh Michael
Faraday dan dirumuskan secara lengkap oleh Joseph Henry. Hukum
induksi elektromagnet sendiri kemudian dikenal sebagai Hukum
Faraday-Henry.

Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di atas dan dengan


mempertimbangkan konsep simetri yang berlaku dalam hukum alam,
James Clerk Maxwell mengajukan suatu usulan. Usulan yang
dikemukakan Maxwell, yaitu bahwa jika medan magnet yang berubah
terhadap waktu dapat menghasilkan medan listrik maka hal sebaliknya
boleh jadi dapat terjadi. Dengan demikian Maxwell mengusulkan
bahwa medan listrik yang berubah terhadap waktu dapat
menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Usulan Maxwell ini
kemudian menjadi hukum ketiga yang menghubungkan antara
kelistrikan dan kemagnetan.

Jadi, prinsip ketiga adalah medan listrik yang berubah-ubah


terhadap waktu dapat menghasilkan medan magnet. Prinsip ketiga ini
yang dikemukakan oleh Maxwell pada dasarnya merupakan
pengembangan dari rumusan hukum Ampere. Oleh karena itu, prinsip
ini dikenal dengan nama Hukum Ampere-Maxwell. James Clerk
Maxwell peletak dasar teori gelombang elektromagnetik

Dari ketiga prinsip dasar kelistrikan dan kemagnetan di atas,


Maxwell melihat adanya suatu pola dasar. Medan magnet yang
berubah terhadap waktu dapat membangkitkan medan listrik yang
juga berubah-ubah terhadap waktu, dan medan listrik yang berubah
terhadap waktu juga dapat menghasilkan medan

2.10,2 Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata


terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala
gelombang, gelombang elektromagnetik dapat diidentifikasi
berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya. Cahaya merupakan
gelombang elektromagnetik sebagaimana gelombang radio atau sinar-
X. Masing-masing memiliki penggunaan yang berbeda meskipun
mereka secara fisika menggambarkan gejala yang serupa, yaitu gejala
gelombang, lebih khusus lagi gelombang elektromagnetik. Mereka
dibedakan berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya. Gambar
di atas menunjukkan spektrum gelombang elektromagnetik.

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Akan tetapi,


spektrum gelombang elektromagnetik masih terdiri dari berbagai jenis
gelombang lainnya, yang dibedakan berdasarkan frekuensi atau
panjang gelombangnya. Spektrum gelombang elektromagnetik,
menurut ITU berdasarkan besar frekuensinya dapat dibagi menjadi:
Extramely low freguency, Very low freguncy, low freguency, medium
freguensi, high freguency, very high freguency (VHF), ultrahigh
freguency (UHF), superhigh freguency (SHF), extremely high
freguency (EHF), dan tremendously high freguency (THF).

2.10,3 Pemanfaatan Gelombang Elektromagnetik

Pemanfaatan Spektrum Gelombang Elektromagnetik dalam


Kehidupan- Jauh sebelum Maxwell meramalkan gelombang
elektromagnetik, cahaya telah dipandang sebagai gelombang. Akan
tetapi, tidak seorang pun tahu jenis gelombang apakah cahaya itu.
Baru setelah adanya hasil perhitungan Maxwell tentang kecepatan
gelombang elektromagnetik dan bukti eksperimen oleh Hertz, cahaya
dikategorikan sebagai gelombang elektromagnetik. Tidak hanya
cahaya yang termasuk gelombang elektromagnetik melainkan masih
banyak lagi jenis-jenis yang termasuk gelombang elektromagnetik.

Gelombang elektromagnetik telah dibangkitkan atau dideteksi


pada jangkauan frekuensi yang lebar. Jika diurut dari frekuensi
terbesar hingga frekuensi terkecil, yaitu sinar gamma, sinar-X, sinar
ultraviolet, sinar tampak (cahaya), sinar inframerah, gelombang mikro
(radar), gelombang televisi, dan gelombang radio. Gelombang-
gelombang ini disebut spektrum gelombang elektromagnetik. Berikut
adalah pemanfaatan gelombang elektromagnetik pada spektrum
tersebut:

a) Sinar Gamma

Sinar gamma merupakan salah satu spektrum gelombang


elektromagnetik yang memiliki frekuensi paling besar atau panjang
gelombang terkecil. Frekuensi yang dimiliki sinar gamma berada
dalam rentang 1020 Hz sampai 1025 Hz. Sinar gamma dihasilkan dari
peristiwa peluruhan inti radioaktif. Inti atom unsur yang tidak stabil
meluruh menjadi inti atom unsur lain yang stabil dengan
memancarkan sinar radioaktif, di antaranya sinar alfa, sinar beta, dan
sinar gamma. Di antara ketiga sinar radioaktif ini, yang termasuk
gelombang elektromagnetik adalah sinar gamma. Sementara dua
lainnya merupakan berkas partikel bermuatan listrik. Jika
dibandingkan dengan sinar alfa dan sinar beta, sinar gamma memiliki
daya tembus yang paling tinggi sehingga dapat menembus pelat logam
hingga beberapa sentimeter. Sekarang, sinar gamma banyak
dimanfaatkan dalam bidang kedokteran, diantaranya untuk mengobati
penyakit kanker dan mensterilkan peralatan rumah sakit. Selain itu,
sinar gamma dapat digunakan untuk melihat kerusakan pada logam.

b) Sinar-X

Sinar-X, dikenal juga sebagai sinar Röntgen. Nama ini diambil


dari penemunya, yaitu Wilhelm C. Röntgen (1845 – 1923). Sinar-X
dihasilkan dari peristiwa tumbukan antara elektron yang dipercepat
pada beda potensial tertentu. Sinar-X digunakan dalam bidang
kedokteran, seperti untuk melihat struktur tulang yang terdapat dalam
tubuh manusia. Jika Anda pernah mengalami patah tulang, sinar ini
dapat membantu dalam mencari bagian tulang yang patah tersebut.
Hasil dari sinar ini berupa sebuah film foto yang dapat menembus
hingga pada bagian tubuh yang paling dalam. Orang yang sering
merokok dengan yang tidak merokok akan terlihat bedanya dengan
cara menyinari bagian tubuh, yaitu paru-paru. Paru-paru orang yang
merokok terlihat bercak-bercak berwarna hitam, sedangkan pada
normalnya paru-paru manusia cenderung utuh tanpa bercak.

c) Sinar Ultraviolet

Sinar ultraviolet dihasilkan dari radiasi sinar Matahari. Selain


itu, dapat juga dihasilkan dari transisi elektron dalam orbit atom.
Jangkauan frekuensi sinar ultraviolet, yaitu berkisar diantara 105 hertz
sampai dengan 1016 hertz. Sinar ultraviolet dapat berguna dan dapat
juga berbahaya bagi kehidupan manusia. Sinar ultraviolet dapat
dimanfaatkan untuk mencegah agar bayi yang baru lahir tidak kuning
warna kulitnya. Selain itu, sinar ultraviolet yang berasal dari Matahari
dapat merangsang tubuh manusia untuk memproduksi vitamin D yang
diperlukan untuk kesehatan tulang. Sinar ultraviolet tidak selamanya
bermanfaat. Lapisan ozon di atmosfer Bumi (pada lapisan atmosfer)
berfungsi untuk mencegah supaya sinar ultraviolet tidak terlalu
banyak sampai ke permukaan Bumi. Jika hal tersebut terjadi, akan
menimbulkan berbagai penyakit pada manusia, terutama pada kulit.

d) Sinar Tampak

Sinar tampak atau cahaya merupakan gelombang


elektromagnetik yang dapat dilihat dan sangat membantu dalam
penglihatan. Anda tidak akan dapat melihat apapun tanpa bantuan
cahaya. Sinar tampak memiliki jangkauan panjang gelombang yang
sempit, mulai dari 400 nm sampai dengan 700 nm. Sinar tampak
terdiri atas tujuh spektrum warna, jika diurutkan dari frekuensi terkecil
ke frekuensi terbesar, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
dan ungu (disingkat mejikuhibiniu). Sinar tampak atau cahaya
digunakan sebagai penerangan ketika di malam hari atau ditempat
yang gelap. Selain sebagai penerangan, sinar tampak digunakan juga
pada tempat-tempat hiburan, rumah sakit, industri, dan
telekomunikasi.

e) Sinar Inframerah

Sinar inframerah memiliki jangkauan frekuensi antara 1011


hertz sampai 1014 hertz. Sinar inframerah dihasilkan dari transisi
elektron dalam orbit atom. Benda yang memiliki temperatur yang
lebih relatif terhadap lingkungannya akan meradiasikan sinar
inframerah, termasuk dari dalam tubuh manusia. Sinar ini
dimanfaatkan, di antaranya untuk pengindraan jarak jauh, transfer data
ke komputer, dan pengendali jarak jauh (remote control). Seorang
tentara yang sedang berperang dapat melihat musuhnya dalam
kegelapan dengan bantuan kacamata inframerah yang dapat melihat
hawa panas dari seseorang. Dengan menggunakan kacamata ini
dengan sangat mudah seseorang dapat ditemukan dalam ruangan
gelap. Sinar inframerah dapat digunakan juga dalam bidang
kedokteran, seperti diagnosa kesehatan. Sirkulasi darah dalam tubuh
Anda dapat terlihat dengan menggunakan bantuan sinar inframerah.
Selain itu, penyakit seperti kanker dapat dideteksi dengan menyelidiki
pancaran sinar inframerah dalam tubuh Anda.

f) Gelombang Mikro

Gelombang mikro dihasilkan oleh rangkaian elektronik yang


disebut osilator. Frekuensi gelombang mikro sekitar 1010 Hz.
Gelombang mikro disebut juga sebagai gelombang radio super high
frequency. Gelombang mikro digunakan, di antaranya untuk
komunikasi jarak jauh, radar (radio detection and ranging), dan
memasak (oven). Di pangkalan udara, radar digunakan untuk
mendeteksi dan memandu pesawat terbang untuk mendarat dalam
keadaan cuaca buruk. Antena radar memiliki dua fungsi, yaitu sebagai
pemancar gelombang dan penerima gelombang. Gelombang mikro
yang dipancarkan dilakukan secara terarah dalam bentuk pulsa. Ketika
pulsa dipancarkan dan mengenai suatu benda, seperti pesawat atau
roket pulsa akan dipantulkan dan diterima oleh antena penerima,
biasanya ditampilkan dalam osiloskop. Jika diketahui selang waktu
antara pulsa yang dipancarkan dengan pulsa yang diterima Δt dan
kecepatan gelombang elektromagnetik c = 3 × 108 m/s, jarak antara
radar dan benda yang dituju (pesawat atau roket), dapat dituliskan
dalam persamaan berikut

s = ½ c.Δt

dengan: s = jarak antara radar dan benda yang dituju (m),

c = kecepatan gelombang elektromagnetik (3 × 108 m/s), dan

Δt = selang waktu (s).

Angka yang terdapat pada Persamaan muncul karena pulsa


melakukan dua kali perjalanan, yaitu saat dipancarkan dan saat
diterima. Saat ini radar sangat membantu dalam pendaratan pesawat
terbang ketika terjadi cuaca buruk atau terjadi badai. Radar dapat
berguna juga dalam mendeteksi adanya pesawat terbang atau benda
asing yang terbang memasuki suatu wilayah tertentu.

g) Gelombang Radio

Mungkin Anda sudah tahu atau pernah mendengar gelombang


ini. Gelombang radio banyak digunakan, terutama dalam bidang
telekomunikasi, seperti handphone, televisi, dan radio. Di antara
spektrum gelombang elektromagnetik, gelombang radio termasuk ke
dalam spektrum yang memiliki panjang gelombang terbesar dan
memiliki frekuensi paling kecil. Gelombang radio dihasilkan oleh
elektron pada kawat penghantar yang menimbulkan arus bolak-balik
pada kawat. Kenyataannya arus bolak-balik yang terdapat pada kawat
ini, dihasilkan oleh gelombang elektromagnetik. Gelombang radio ini
dipancarkan dari antena pemancar (transmitter) dan diterima oleh
antena penerima (receiver). Jika dibedakan berdasarkan frekuensinya,
gelombang radio dibagi menjadi beberapa band frekuensi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari definisi dan berbagai penjelasan diatas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu :
- Generator 3 fasa adalah Generator yang dimana dalam sistem
lilitannya terdiri dari tiga kumpulan kumparan yang mana
kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan fasa. Jadi
pada statornya ada lilitan fasa yang ke satu ujungnya diberi
tanda U – X; lilitan fasa yang ke dua ujungnya diberi tanda
dengan huruf V – Y dan akhirnya ujung lilitan fasa yang ke tiga
diberi tanda dengan huruf W – Z.
- Faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif dengan daya
semu (C. Sankaran, 2002). Faktor daya atau faktor kerja
menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu
- Daya aktif digunakan untuk mengoperasikan beban-beban pada
pelanggan listrik.
- Daya semu dihasilkan oleh generator pembangkit yang
ditransmisikan ke pelanggan listrik.
- Hubungan antara medan listrik (E), medan magnet (B), dan arah
rambatan (c) gelombang elektromagnetik dapat ditentukan
dengan menggunakan aturan tangan kiri.
- Elektromagnetik dari kata “Elektro” dan “Magnetik” yang
berarti gelombang yang terdiri dari energy Listrik dan Magnet
yang memancar dengan sumber Muatan yang bergerak bolak-
balik
3.2 Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis
membutuhkan saran serta kritik yang membangun sehingga bisa
menjadikan motivasi atau perbaikan untuk kedepan nya. Apabila ada
kesalahan dalam penulisan penulis juga mohon maaf, semoga
makalah ini dapat membantu serta menambah pengetahuan pembaca.

Anda mungkin juga menyukai