Anda di halaman 1dari 41

CBR Bertujuan untuk mendapatkan Resensi/Ulasan mendalam dari sebuah buku.

Ulasan
yang mendalam ini dapat di harapkan memberikan pembahasan yang singkat dan jelas terhadap
sebuah buku juga penilaian tentang buku tersebut sesuai dengan fakta nya.

1.IDENTITAS BUKU

Judul : PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK

Nama Penulis : Djiteng Marsudi

Nama Penerbit : Earlangga

Edisi/Cetakan ke :2

Tahun terbitan : 2011

Jumlah Halaman : 238 Halaman

Nomor ISSN/ISBN :9789790991064

2.JUDUL CBR

RINGKASAN PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK

3.TUJUAN MANFAAT DAN SASARAN DARI BUKU

CBR Bertujuan untuk mendapatkan Resensi/Ulasan mendalam dari sebuah buku. Ulasan
yang mendalam ini dapat di harapkan memberikan pembahasan yang singkat dan jelas terhadap
sebuah buku juga penilaian tentang buku tersebut sesuai dengan fakta nya. serta dapat
mempermudah pembaca dalam memahami buku PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK dan
juga menambah pengetahuan kami sebagai pembuat CBR untuk memenuhi salah satu mata
kuliah PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK.

1
4.RINGKASAN DARI ISI BUKU

BAB 1
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

Pembangkitan tenaga listrik sebagian besar dilakukan dengan cara memutar generator
sinkron sehingga didapat tenaga listrik dengan tegangan bolak-balik 3 fasa.  energi mekanik
yang diperlukan untuk memutar generator sinkron didapat dari mesin penggerak generator
atau biasa disebut penggerak mula. mesin-mesin penggerak generator Ini mendapat energi
dari:
1. proses pembakaran bahan bakar.
2.  air terjun
mesin penggerak generator melakukan konversi energi primer menjadi energi mekanik
penggerak generator.  pusat listrik adalah tempat dimana proses pembangkitan energi listrik
dilakukan. proses pembangkitan tenaga listrik merupakan proses konversi energi primer
menjadi energi mekanik penggerak generator yang selanjutnya energi mekanik ini diubah
menjadi energi listrik oleh generator,  maka dalam pusat listrik umumnya terdapat:
1.  instalasi energi primer
2.  instalasi mesin penggerak generator
3.  instalasi pendingin
4.  instalasi listrik

1.2 jenis-jenis pusat listrik


1.  pusat listrik tenaga air ( PLTA)
2.  pusat listrik tenaga diesel ( PLTD)
3.  pusat listrik tenaga uap ( PLTU)
4.  pusat listrik tenaga gas ( PLTG)
5.   pusat listrik tenaga gas dan uap ( PLTGU)
6.  pusat listrik tenaga panas bumi (  PLTP)
7.  pusat listrik tenaga nuklir ( PLTN)

1.3  instalasi listrik dari pusat listrik


Tegangan generator yang paling tinggi dapat dibangkitkan adalah 23 KV.  pusat listrik yang
dioperasikan secara komersial Pada saat ini  yaitu tegangan dari generator dinaikkan dahulu
dengan menggunakan transformator,  kemudian dihubungkan ke rel melalui pemutus tenaga .

2
pemutus tenaga adalah sakelar tegangan tinggi yang mampu memutus arus gangguan.  arus
gangguan besarnya dapat mencapai beberapa ribu kali besarnya arus operasi normal.  di
depan dan di belakang setiap pemutus tenaga harus ada pemisah,  yaitu sakelar yang hanya
boleh dioperasikan dalam keadaan tidak ada arus yang melaluinya,  tetapi posisi pisau saklar
harus jelas terlihat.  hal ini diperlukan terkait dengan masalah keselamatan kerja pada saat
instalasi tegangan tinggi akan dibebaskan dari tegangan karena akan disentuh orang.
 semua generator sebagai penghasil energi dihubungkan dengan rel.  begitu pula semua
saluran keluar dari pusat listrik dihubungkan dengan rel pusat listrik.  saluran keluar dari rel
pusat listrik ada yang berfungsi mengirim tenaga listrik dalam jumlah besar ke lokasi lain dan
ada yang berfungsi untuk menyediakan tenaga listrik di lokasi sekitar pusat listrik tersebut
berada.  bahkan selalu ada saluran yang berfungsi menyediakan tenaga listrik bagi keperluan
pusat listrik itu sendiri.  pusat listrik memerlukan tenaga listrik untuk lampu penerangan dan
untuk menjalankan motor motor listrik.  dalam pusat listrik juga ada instalasi listrik arus
searah.  arus searah diperlukan untuk menggerakkan mekanisme pemutus tenaga  dan untuk
lampu penerangan darurat.  sebagai sumber arus searah digunakan baterai aki yang diisi oleh
penyearah

1.4 Masalah utama dalam pembangkitan tenaga listrik


a.  penyediaan energi primer
b.  penyediaan air pendingin
c.  masalah limbah
d.    masalah kebisingan
e. Operasi
f.  pemeliharaan
g.  gangguan dan kerusakan 
h. pengembangan pembangkitan 
i.  perkembangan teknologi pembangkitan

1.5  sistem interkoneksi


pada sistem interkoneksi terdapat banyak pusat listrik dan banyak pusat beban yang
dihubungkan satu sama lain oleh saluran transmisi. Di setiap gardu induk terdapat beban
berupa jaringan distribusi yang melayani para konsumen tenaga listrik . jaringan distribusi
beserta konsumen ini merupakan suatu subsistem distribusi. subsistem dari setiap gardu induk
umumnya tidak mempunyai hubungan listrik satu sama lain. 

1.6 Proses penyediaan tenaga listrik


Dalam pusat listrik,  energi primer dikonversikan menjadi energi listrik.  energi listrik
dinaikkan tegangannya untuk disalurkan menjadi saluran transmisi.  tegangan transmisi yang

3
digunakan PLN:  70 KV,  150 KV, 275 KV dan 500 KV. Dari gardu induk energi
didistribusikan melalui penyulang penyulang distribusi yang berupa saluran udara atau
saluran kabel tanah.  pada penyulang penyulang  distribusi ini terdapat gardu-gardu
distribusi.  fungsi gardu distribusi adalah menurunkan tegangan distribusi primer menjadi
tegangan rendah 380/ 220volt yang didistribusikan melalui jaringan tegangan rendah. 
konsumen tenaga listrik disambung dari jaringan tenaga rendah dengan menggunakan
sambungan rumah.  dari sambungan rumah tenaga listrik masuk ke alat pembatas dan
pengatur terlebih dahulu sebelum memasuki instalasi rumah milik konsumen.  alat pembatas
dan pengukur berfungsi membatasi daya dan mengatur pemakaian energi listrik oleh
konsumen.

1.7  Mutu tenaga listrik


a.  kontinuitas penyediaan
b.  nilai tegangan
c.  nilai frekuensi
d.  kedip tegangan
e.  kandungan harmonisa 

BAB 2
INSTALASI LISTRI DARI PUSAT LISTRIK

2.1  instalasi listrik generator


  Generator yang umumnya digunakan dalam pusat listrik adalah generator sinkron 3
fasa.  ujung-ujung kumparan stator dari generator sinkron dihubungkan pada jepitan generator
sehingga ada 6 jepitan.  jepitan jepitan ini umumnya diberi kode R S T dan U V W.  jepitan R 
dan  dan U  merupakan ujung-ujung kumparan pertama,  jepitan S dan V  dari kumparan
kedua.  sedangkan dari kumparan ketiga adalah T  dan  dan W.   karena umumnya generator
sinkron dihubungkan dalam hubungan Y,  maka ketiga jepitan U V W  dihubungkan jadi satu
titik Netral.
 Energi listrik yang dibangkitkan generator setelah tegangannya dinaikkan oleh transformator
penaik tegangan disalurkan melalui pemutus tegangan  ke rel.  penyaluran daya dari generator
sampai ke transformator pegangan dilakukan menggunakan kabel yang diletakkan pada
saluran tanah dan saluran di atas tanah.  setelah keluar dari sisi Tegangan Tinggi
transformator tersebut energi disalurkan melalui konduktor tanpa isolasi pemutus tenaga dan
dari pemutus tenaga Keril yang juga melalui konduktor tanpa isolasi. Saluran tenaga listrik

4
dari generator sampai dengan rel harus rapi dan bersih agar tidak menimbulkan gangguan. 
gangguan di bagian ini akan menimbulkan arus hubung singkat yang relatif besar dan
mempunyai risiko terganggunya pasokan tenaga listrik dari pusat listrik ke sistem,  generator
yang digunakan dalam berukuran besar maka kemungkinan menjadi terganggu.  bagian dari
instalasi listrik generator adalah instalasi arus penguat.  arus penguat ini didapat dari
generator arus searah yang umumnya terpasang satu poros dengan generator utama. 
hubungan listrik antara generator utama  dengan generator arus penguat dilakukan melalui
cincin geser dan pengatur tegangan otomatis.  pengatur tegangan otomatis berfungsi mengatur
besarnya arus medan magnet agar besarnya tegangan generator utama konstan. 

2.2 Rel (Busbar)


a. Rel  tunggal 
merupakan rel  paling sederhana dan paling murah.  keandalan serta fleksibilitas operasinya
sangat terbatas.
b. Rel Ganda dengan 1  PMT
 umumnya dilengkapi dengan  PMT  beserta PMS  berfungsi untuk menghubungkan rel 1 
dan  dan rel 2. 
c. Rel Ganda dengan 2  PMT 
d. Rel dengan PMT 1 ½ 

2.3   saluran kabel antara generator dan dan rel


Hubungan antara generator dan rel  Umumnya dilakukan dengan menggunakan kabel
yang diletakkan pada saluran khusus dalam tanah dan apabila berada ada di atas tanah
diletakkan pada ada rak penyangga kabel yang melindungi kabel secara mekanis.  kabel ini
sebelum menuju ke rel  terlebih dahulu melalui transformator penaik tegangan .Kabel yang
digunakan kabel 1 fasa  sehingga didapat 3 buah kabel untuk tiga fasa supaya  memudahkan
pemasangan. Titik Netral dari generator umumnya dihubungkan sehingga berbentuk
hubungan Bintang.  untuk generator kecil dengan kapasitas dibawah 5 MVA,  umumnya  titik
Netral generator tidak ditanahkan.  sebenarnya melakukan pencabangan  pada saluran antara
generator dan rel  harus dihindari,  pencabangan akan menambahkan resiko terjadinya
gangguan.

2.4  jenis-jenis saklar


Perkembangan  konstruksi  pemutus tenaga adalah sebagai berikut:
a. Pemutus tegangan udara

5
b. Pemutus tenaga minyak banyak
c.  pemutus tenaga minyak sedikit
d.  pemutus tenaga gas
e.  pemutus tenaga vakum
f.  pemutus tenaga medan magnet
g.  pemutus tenaga udara tekan
h.  proses terjadinya busur listrik dalam saklar 

2.5 Mekanisme pemutus tenaga

Penutupan dan pembukaan PMT memerlukan gerakan mekanis yang cepat dan tegas.
Hal ini disebabkan apabila gerakan ini lambat dan ragu-ragu, maka proses pemutusan busur
listrik akan mengalami kegagalan. Untuk mendapatkan gerakan yang cepat dan tegas,
diperlukan suatu mekanisme pemutus tenaga (switchgear) penggerak berdasarkan energi
pegas atau energi udara tekan (pneumatic) atau energi tekanan minyak (hydraulic). Baterai
harus handal untuk keberhasilan kerja PMT. Baterai perlu dipelihara dengan baik dan
kondisinya perlu dipantau secara terus menerus. Kegagalan PMT bekerja dapat terjadi akibat
baterai terlalu rendah kemampuannya sehingga tidak mampu men-trip coil PMT dan akhirnya
PMT tidak bekerja jika terjadi arus gangguan dan dapat berakibat fatal dan bahkan instakasi
dapat terbakar.

2.6 Instalasi pemakaian sendiri


 setiap pusat listrik memerlukan energi listrik untuk pemakaian sendiri yaitu untuk:
a.  lampu penerangan
b.  penyejuk udara 
c.  menjalankan  alat-alat bantu Unit pembangkit
d. Alat-alat dan mesin perbengkelan yang merupakan unsur pendukung pemeliharaan dan
perbaikan pusat listrik
e.  pengisian baterai aki yang memerlukan sumber arus searah bagi pusat listrik

6
2.7  baterai aki
Baterai aki merupakan sumber arus searah yang digunakan dalam pusat listrik. baterai
aki harus selalu diisi meralui penyearah. Ada dua macam baterai aki yang dapat digunakan di
pusat listrik yaitu baterai asam dengan kutub timah hitam dan an baterai basah yang
menggunakan nikel cadmium  sebagai kutub. 

2.8 Transformator
a. Transformator penaik tegangan generator
b.  Transformator Unit pembangkit
c. transformator pemakaian sendiri
d.  transformator antar  rel

2.9 pembumian bagian-bagian instalasi


Bagian-bagian dari instalasi pusat listrik yang harus dibumikan adalah bagian-bagian
yang terbuat dari logam dan berdekatan dengan bagian instalasi yang bertegangan.
pembumian dilakukan  dengan cara menghubungkan  bagian-bagian dari instalasi pusat listrik
Dengan titik-titik pembumian dalam pusat listrik bersangkutan.  titik-titik pembumian ini 
dapat berupa Batang besi,  plat tembaga,  atau anyaman tembaga  yang ditanam di dalam
tanah. 

2.10 Sistem eksitasi


Sistem eksitasi genetaror utama dibuka oleh sebuah pemutus tenaga. hal inoi berkaitan
dengan sistem proteksi genetaror. PMT yang membuka sistem.

BAB 3

MASALAH OPERASI PADA PUSAT PUSAT LISTRIK

3.1 Pusat Listrik Tenaga Air ( PLTA)


3.1.1  Potensi Tenaga Air 
Dalam PLTA. Potensi tenaga air dikonversikan menjadi tenaga listrik.Mula-mula potensi
tenaga air dikonversikan menjadi tenaga mekanik pada turbin air. Kemudian turbin air memutar
generator yang membangkitkan tenaga listrik.

7
 3.1.2 Bangunan Sipil
 Potensi tenaga air terdapat pada sungai yang mengalir di daerah pegunungan. Untuk
dapat memanfaatkan potensi tenaga air dari sungai ini maka kita perlu membendung sungai
tersebut dan airnya disalurkan ke bangunan air plta. 
Plta dapat dibagi menjadi dua  kategori:
 a. Plta   run off river 
 b.  Plta dengan kolam tando ( reservoir)
Pada plta run of river, air sungai dialihkan dengan menggunakan dam yang dibangun memotong
aliran sungai. Air sungai ini kemudian disalurkan ke bangunan air plta.
 pada plta dengan kolam tando ( reservoir) aliran sungai dibendung dengan bendungan besar agar
terjadi sehingga terjadi penimbunan air sehingga terjadi kolam tando. Selanjutnya air  dari kolam
tenda dialirkan ke  bangunan air plta. 

 3.1.3 Macam-Macam Turbin Air


 Ditinjau dari teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada
roda air turbin ada tiga macam turbin air yaitu:
a. Turbin kaplan
Turbin kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah yaitu di bawah 20 meter.
Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik roda air turbin 
melalui pemanfaatan kecepatan air. Pada air turbin kaplan menyerupai baling-baling dari
kipas angin.
b. Turbin francis
Turbin francis paling banyak digunakan di indonesia. Turbin ini digunakan untuk tinggi
terjun sedang yaitu antara 20 sampai 400 meter mengkonversikan energi potensial air
menjadi energi mekanik pada roda air dilakukan melalui proses reaksi sehingga turbin
francis juga disebut sebagai turbin reaksi.

c. Turbin pelton
Turbin pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas 300 m dedek
teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turun
dilakukan melalui proses impuls sehingga terbentuk acuan juga disebut sebagai turbin
impuls.
8
Kecepatan spesifik (specificspeed) turbin air didefinisikan sebagai jumlah putaran per menit
[ppm] (rotation per minute [rpm]) dari turbin untuk menghasilkan 1 daya kuda pada tinggi terjun
h = 1 meter.

3.1.4 Operasi Dan Pemeliharaan 


Adakalanya PLTA yang mempunyai kolam tando besar mempunyai fungsi verba dimana
artinya selain berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik. PLTA ini juga berfungsi untuk
menyediakan air irigasi, pengendalian banjir, perikanan, pariwisata dan penyedia air bagi lalu
lintas pelayaran sungai. Pada PLTA serbaguna, membagikan tenaga listriknya perlu
dikoordinasikan dengan keperluan irigasi dan musim tanam padi yang membutuhkan banyak air.
Dari segi pengendalian banjir, PLTA serbaguna harus dapat diatur air keluarnya sehingga saat
banyak hujan tidak timbul banjir di sisi Hilir. Contoh PLTA serbaguna adalah PLTA Jatiluhur di
Jawa Barat ditinjau dari specific Speed, turbin Kaplan mempunyai specific speed terbesar,
kemudian  disusul oleh turbin Francis dan pelton. Oleh karena itu, untuk terjun yang tinggi,
misalnya 400 meter, digunakan turbin pelton agar jumlah putaran per menit yang didapatkan dari
turbin tidak terlalu tinggi sehingga tidak timbul persoalan mekanis. 
Keuntungan Teknik operasional PLTA adalah: a) mudah (cepat)  di start dan di stop, b)Bebannya
mudah diubah-ubah, c) angka gangguan rendah, d) pemeliharaan mudah, dan e) umumnya dapat
di start tambah daya dari luar (black start).
Timbul dari operasi PLTA adalah kavitasi pada turbin air. Peristiwa terjadinya “letusan”
kecil dari gelembung  uap air yang sebelumnya terbentuk di daerah aliran yang tekanan nya lebih
rendah daripada tekanan uap air di tempat tersebut gelombang uap air ini akan menciut secara
cepat (“meletus”) Ketika umur Andriani melewati daerah aliran yang tekanannya lebih rendah
daripada tekanan uap air tersebut, karena jumlahnya sangat banyak sekali ( ribuan per detik) dan
satu letusan itu sangat cepat maka permukaan turbin yang dikenai oleh letusan ini akan terangkat
sehingga terjadi bulik yang menyebabkan bagian-bagian turbin air (setelah waktu tertentu, kira-
kira 40.000 jam) menjadi keropos dan perlu diganti.
PLTA kecil dengan daya terpasang di bawah 100 kw, biasanya disebut sebagai pusat
listrik tenaga mikrohidro  (PLTM).  PLTM banyak dibangun,  Terutama di pedesaan.  PLTM 
secara ekonomis bisa menguntungkan apabila didapat tempat (site)  air terjun yang baik, dalam
arti bangunan sipil yang bisa sederhana dan murah, kemudian bagian elektromekaniknya dibuat
otomatis sehingga biaya personil murah. 
9
Ada juga PLTA yang menggunakan tenaga air dari pasang surutnya air laut misalnya di Perancis.
Efisiensi turbin bersama generator unit PLTA dapat mencapai nilai sekitar 95%. Efisiensi
keseluruhan dari  PLTA dan instalasi listriknya, termasuk energi untuk pemakaian sendiri
angkanya berkisar antara 85-92%. Lancarnya aliran air dalam instalasi listrik air PLTA sangat
mempengaruhi efisiensi PLTA. Oleh karena itu harus diusahakan agar aliran bersifat laminer 
(jangan ada turbulensi). Untuk itu harus dihindari tikungan yang tajam dalam instalasi listrik air
PLTA. 

3.2 Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)


3.2.1 Proses Konversi Energi 
Dalam PLTU,  energi primer yang dikonversikan menjadi energi listrik adalah bahan
bakar. Bakar yang digunakan dapat berupa batubara (padat) , minyak (cair), atau gas.
Adakalanya PLTU menggunakan kombinasi beberapa macam bahan bakar.
 Konversi energi tingkat pertama yang berlangsung dalam PLTU adalah konversi energi primer
menjadi energi panas kalor. Hal ini dilakukan dalam ruang bakar dari ketel uap PLTU. Energi
panas ini kemudian dipindahkan ke dalam air yang ada di dalam pipa ketel untuk menghasilkan
uap yang dikumpulkan dalam drum dari ketel. Buat dari drum  ketel dialirkan ke turbin uap.
Dalam turbin uap, energi (enthalpy) uap dikonversikan menjadi energi mekanis penggerak
generator dan akhirnya energi mekanik dari turbin uap dikonversikan menjadi energi listrik oleh
generator.

3.2.2 Siklus Uap Dan Air


Siklus uap dan air berlangsung dalam PLTU,  yang dayanya relatif besar Huma diatas
200 MW. PLTU yang memiliki pemanas ulang dan pemanas awal serta mempunyai 3 turbin
yaitu turbin tekanan tinggi, turbin tekanan menengah, dan turbin tekanan rendah. Bagian yang
menggambarkan sirkuit pengolahan air untuk suplisi dihilangkan untuk penyederhanaan. Suplisi
air ini diperlukan karena adanya kebocoran uap pada sambungan-sambungan pipa Buat dan
adanya blowdown air dari drum ketel.

3.2.3 Masalah Operasi


Untuk menstart PLTU dari keadaan dingin sampai operasi dengan beban penuh,
membutuhkan waktu antara 6-8 jam. Jika PLTU yang telah beroperasi dihentikan, tetapi uapnya

10
dijaga agar tetap panas dalam drum ketel dengan cara tetap menyalakan Api secukupnya untuk
menjaga suhu dan tekanan uap di sekitar nilai operasi  (yaitu sekitar 500ºc dan sekitar
100kg/cm2) maka untuk mengoperasikannya kembali sampai beban penuh diperlukan waktu
kira-kira 1 jam.

3.2.4 Pemeliharaan
Bagian-bagian PLTU memerlukan pemeliharaan secara periodik adalah bagian-bagian
yang berhubungan dengan gas buang dan dengan air pendingin, yaitu pipa pipa air ketel uap dan
pipa pipa air pendingin termasuk pipa kondensor. Tiba-tiba ini semua memerlukan pembersihan
secara periodik.
Bagian-bagian PLTU lain yang rawan kerusakan dan perlu perhatian atau pengecekan periodik
adalah:
a. Bagian-bagian yang bergesekan satu sama lain seperti bantalan dan roda gigi.
b. Bagian yang mempertemukan dua zat yang suhunya berbeda, misalnya kondensor dan
penukar panas (heat exchange).
c. Kotak-kotak saluran listrik dan saklar saklar.

3.2.5 Penyimpanan Bahan Bakar


Karena banyaknya bahan bakar yang ditimbun di PLTU maka perlu perhatian khusus
mengenai pengelolaan penimbunan bahan bakar agar tidak terjadi kebakaran. Harusnya di
sekeliling tangki BBM dibangun bak pengaman yang berupa dinding tembok. Volume bak
pengaman ini harus sama dengan volume tangki sehingga kalau terjadi kebocoran besar, BBM
ini tidak mengalir kemana-mana karena semuanya tertampung oleh bak pengaman tersebut.

3.2.6 Ukuran PLTU


Dari uraian dalam beberapa subbab terdahulu tampak bahwa dalam instalasi PLTU
terdapat banyak peralatan. Faktor utama yang menentukan ukuran PLTU yang dapat dibangun
adalah Tersedianya bahan bakar dan air pendingin, selain tanah yang cukup luas. Mengingat hal
ini maka PLTU baru ekonomis dibangun dengan daya terpasang di atas 10 MW per unitnya. 

3.2.7 Masalah Lingkungan


Gas buang yang keluar dari cerobong PLTU mempunyai potensi mencemari lingkungan.
Oleh karena itu ada penangkap Abu agar pencemaran lingkungan dapat dibuat minimal. Selain

11
Abu halus yang ditangkap di cerobong, Ada bagian-bagian abu yang relatif besar, jatuh dan
ditangkap di bagian bawah ruang bakar. Abu dari PLTU, baik yang halus maupun yang kasar,
dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan sipil. 

3.2.8 Penggunaan Bahan Kimia


Pada PLTU, digunakan bahan kimia yang dapat menimbulkan masalah lingkungan.
Bahan-bahan tersebut digunakan pada:
a. Air pendingin dari air laut, untuk membunuh binatang dan tumbuhan laut agar tidak
menyumbat saluran air pendingin. Air pendingin dari air laut diperlukan dalam jumlah besar,
yaitu beberapa ton per detik. Air laut Ini mengandung berbagai bakteri (mikroorganisme)
yang dapat tumbuh sebagai tanaman dan menempel pada saluran sehingga mengurangi
efektivitas dan efisiensi sistem pendinginan PLTU.
b. Air pengisi ketel, yang telah melalui economizer suhunya bisa mencapai sekitar 200ºc untuk
itu, air pengisi ketel sebelum  melalui economizer,  dalam pengolah air ketel ditambah soda
lime untuk mencegah timbulnya pengendapan pada pipa ketel uap.

3.2.9 Instalasi Pengolah Air Ketel


Sirkuit uap dan air dalam PLTU tidak bisa terhindar dari kebocoran ditambah dengan
adanya blowdown air dari dalam ketel untuk membuang bahan-bahan kimia seperti yang
diuraikan dalam subbab 3.2.8 menyebabkan perlu adanya suplisi air ketel.  Suplisi Air ini bisa
berasal dari
* Perusahaan Air Minum (pam)
*  sumur, yang dibuat dengan member tanah. Air sumur ini umumnya membawa banyak mineral
yang ada di dalam tanah seperti silika dan kalsium.
* Air laut yang disuling  (didestilasi)
*  air sungai atau air dari danau

3.3 Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)


3.3.1 Prinsip Kerja
Udara masuk ke kompresor untuk dinaikkan tekanannya menjadi kira-kira 13 kg/cm2
kemudian udara  tersebut dialirkan ke ruang bakar.  Dalam ruang bakar, udara bertekanan 3

12
kg/cm2 ini dicampur dengan bahan bakar dan dibakar. Apabila digunakan bahan bakar gas (bbg)
maka gas dapat langsung dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila digunakan bahan
bakar minyak (bbm), maka bbm ini harus dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru
dicampur dengan udara untuk dibakar.

3.3.2 Operasi Dan Pemeliharaan


Dari segi operasi unit PLTG tergolong unit yang masa startnya pendek, yaitu antara 15-
30 menit, dan kebanyakan dapat distarter tanpa pasokan daya dari luar (block start), yaitu
menggunakan mesin diesel sebagai motor start.
 Dari segi pemeliharaan, PLTG mempunyai selang waktu pemeliharaan (time between overhaul)
yang pendek, yaitu sekitar 4000-5000 jam operasi. Macam sering unit mengalami start-stop, 
makin pendek selang waktu pemeliharaannya. 
 Proses start-stop akan mempercepat proses kerusakan (keretakan) ini karena proses  start-stop
menyebabkan proses pemuaian dan pengerutan yang tidak kecil. Hal ini disebabkan sewaktu unit
dingin, suhunya sama dengan suhu ruangan (sekitar 30ºc) sedangkan sewaktu operasi, akibat
terkena gas hasil pembakaran dengan suhu sekitar 1300ºc.

3.3.3 Pendinginan
Pendinginan suhu-suhu turbin dan poros turbin dilakukan dengan udara kompresor.
Untuk keperluan ini, ada lubang pendingin dalam suhu dan dalam poros turbin yang
pembuatannya memerlukan teknologi canggih. Sedangkan pendinginan minyak pelumas
dilakukan dengan menggunakan penukar panas (heat exchanger) konvensional.

3.4 Pusat Listrik Tenaga Gas Dan Uap (PLTGU) 


PLTGU merupakan kombinasi PLTG dengan PLTU. Gas buang dari PLTG yang
umumnya mempunyai suhu di atas 400ºc,  dimanfaatkan (dialirkan) ke dalam ketel uap PLTU
untuk menghasilkan uap penggerak turbin uap. Dengan cara ini, umumnya didapat PLTU dengan
daya besar 50% daya PLTG. 
3 unit PLTG beserta 1 unit PLTU ini disebut sebagai satu blok PLTGU. Setiap unit PLTG
mempunyai sebuah ketel uap penampung gas buang yang keluar dari unit PLTG. Uap dari 3
ketel uap unit PLTG kemudian ditampung dalam sebuah pipa pengumpul uap bersama mama
yang dalam bahasa Inggris disebut  common steam header. Dari pipa pengumpul uap bersama,

13
uap dialirkan ke turbin uap PLTU yang terdiri dari turbin tekanan tinggi dan turbin tekanan
rendah. Keluar dari turbin tekanan rendah, uap dialirkan ke kondensor untuk di embunkan. Dari
kondensor air dipompa untuk dialirkan ke ketel uap. 

3.10 Bahan Bakar


Bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik ada yang berbentuk padat,
cair, maupun gas. Bahan bakar padat yang banyak digunakan adalah batubara. Untuk bahan
bakar cair dan gas, pembangkitan tenaga listrik banyak menggunakan minyak bumi dan gas
bumi. 

3.10.1 Bahan Bakar Padat


Di Filipina, pernah direncanakan PLTU menggunakan kayu (dan turunannya yang
disebut juga biomassa) sebagai bahan bakar dengan harapan agar terdapat sumber energi
terbarukan  (renewable  energy). Jenis kayu yang digunakan dalam bahasa Filipina disebut ipil-
ipil, yakni sejenis kayu lamtoro. Untuk penyediaan bahan bakar kayu ini diperlukan lahan yang
luas bagi penanaman kayu ipil-ipil ini untuk memasok kayu bagi PLTU secara kontinu dengan
daya terpasang tertentu. 
Bahan bakar yang lain adalah sampah kota.  Di negara-negara maju, sampah kota dijadikan
bahan bakar PLTU tetapi yang menjadi sasaran utama bukanlah pembangkitan listriknya,
melainkan menyelesaikan masalah sampah kota. Batu bara berasal dari hutan (kayu) yang
tertimbun dalam tanah,  di mana makin tua umurnya, maka makin tinggi nilai kalorinya.

3.10.2 Bahan Bakar Cair


Bahan bakar cair dan gas adalah persenyawaan hidrokarbon artinya molekulnya terdiri
dari atom atom c dan h. Mengenai bentuknya (cair atau gas) disebabkan karena suhu
pengembunan yang berbeda. Bahan bakar cair suhu pengembunan nya ada di atas suhu ruangan
(ambient temperature) sedangkan bahan bakar gas mempunyai suhu pengembunan di bawah
suhu ruangan.
Bahan bakar cair yang banyak digunakan adalah minyak bumi dan bisa disebut bahan bakar
minyak (bbm), yang didapat dari tambang darat maupun tambang lepas pantai dalam bentuk
minyak mentah (crude oil).

14
Waktu yang diperlukan untuk membakar habis bbm diesel dalam ruang bakar silinder mesin
diesel lebih ih cepat bagi bbm yang mempunyai berat molekul (juga berat jenisnya) kecil
dibanding dengan yang mempunyai berat molekul besar. Oleh sebab itu, untuk mesin diesel
putaran tinggi diperlukan bbm yang lebih ringan daripada  untuk mesin dengan putaran rendah.

3.10.3 Bahan Bakar Gas 


Bahan bakar gas (BBG) yang digunakan untuk pembangkitan tenaga listrik umumnya gas
bumi, yaitu gas yang didapat dari dalam bumi yang berasal dari kantong gas yang hanya berisi
gas dalam bahasa Inggris disebut natural gas, atau dari kantong gas yang ada di atas kantong
minyak yang dalam bahasa Inggris disebut Petroleum gas.
Seperti telah disinggung dalam subbab 10.2 bahan bakar cair dan bahan bakar gas adalah sama-
sama persenyawaan   hydrocarbon. Hanya saja gas dalam keadaan normal artinya pada suhu dan
tekanan udara bebas berada dalam fase gas karena titik didihnya (yang juga titik embunnya)
berada jauh di bawah 0ºc.
Agar dapat dengan mudah diangkut dalam jarak yang jauh kok ada gas yang dicairkan
Dalam bejana bertekanan tinggi seperti liquefied natural gas (LNG) dan elpiji (liquefied
Petroleum gas- (LPG)). Gas elpiji dalam tabung banyak digunakan sebagai bahan bakar
keperluan rumah tangga di Indonesia. Gas LNG dari Indonesia diekspor, antara lain ke Jepang
dimana di Jepang digunakan untuk pembangkitan tenaga listrik.
Di Indonesia, pusat pusat listrik yang menggunakan BBG umumnya dipasok melalui
pipa. Pemasok gas adalah milik Perusahaan Gas atau milik Pertamina. Instalasi pipa memasok
gas harus dilengkapi dengan pengatur tekanan, katok penyetop pasokan,  pengukur pemakaian
gas, saringan serta penangkap air dan kotoran. Pasokan gas bagi pusat listrik, misalnya bagi
PLTU dan PLTG, tekanannya sedapat mungkin harus konstan agar tidak menyebabkan nyala gas
(lidah api gas) dalam ruang bakar terganggu yang selanjutnya dapat menimbulkan gangguan
penyediaan tenaga listrik.

3.11 Turbin Cross Flow


Turbin crossflow adalah turbin air yang akhir-akhir ini dikembangkan untuk tinggi terjun
antara 3-10 meter dengan debit air yang besarnya mencapai 30M 3/detik. Roda air turbin Cross
flow panjang yang berfungsi menangkap air yang terjun dari sungai. Panjangnya roda Air ini
tergantung pada banyak sedikitnya air yang akan ditangkap.

15
Dengan konstruksi yang panjang  ini, maka bangunan sipil mengarah air menjadi sederhana,
tetapi pengaturan daya sulit dilakukan. Oleh karena itu turbin ini hanya baik untuk beban
konstan, misalnya menggerakkan generator sinkron dan paralel dengan sistem besar.

3.12 Perlindungan Katodik ( Cathodic Protection)


Masalah perlindungan katodik terutama timbul pada instalasi PLTU, yaitu di kondensor
di pipa masuk air pendingin (water intake) dan di dermaga tempat membongkar bahan bakar.
Perlindungan katodik ini diperlukan untuk mencegah efek elektrolisis yang terjadi yang bisa
menyebabkan bagian-bagian instalasi menjadi keropos. Efek elektrolisis ini terjadi karena
adanya zat yang dalam hal ini air (pendingin) yang menempel pada bagian bagian instalasi
dengan suhu yang berbeda sehingga timbul beda potensial antara bagian-bagian instalasi yang
selanjutnya menimbulkan arus listrik. 

3.13 Pemadam Kebakaran


Bahaya kebakaran pada pusat pusat listrik termis relatif besar, karena adanya bahan bakar
dalam jumlah besar yang mudah terbakar. Kebakaran pada dasarnya adalah suatu reaksi kimia
dengan oksigen (o2).
 kebakaran hanya bisa terjadi kalau:
a. Ada bahan yang terbakar (fuel)
b. Tercapai suhu yang cukup tinggi, yaitu suhu titik nyala bahan yang akan terbakar
(ignition source).
c. Ada oksigen yang cukup untuk terjadinya kebakaran (oxygen).
 untuk mencegah terjadinya kebakaran, maka 3 unsur tersebut di atas (yang sering disebut
"segitiga bahaya" (hazard triangle)) harus dijaga agar tidak timbul secara bersamaan.
Melakukan langkah-langkah untuk mencegah kebakaran adalah lebih baik daripada
memadamkan kebakaran yang sudah terjadi. Langkah-langkah pencegahan ini antara lain adalah:
Menjauhkan bahan yang mudah terbakar, misalnya bahan bakar dari suhu yang tinggi. Tangki
bahan bakar minyak atau minyak pelumas, terutama apabila ditaruh di tempat yang tinggi harus
diperhatikan agar bocorannya atau luapan nya tidak menyentuh atau mengenai sesuatu yang
bersuhu tinggi, misalnya pipa gas buang atau pipa uap.
Timbunan batubara harus secara teratur di bali dan di semprot air untuk mencegah terjadinya
penyalaan sendiri ( self ignition).

16
Dilarang keras merokok di sekitar instalasi bahan bakar, terutama instalasi bahan bakar gas.
Kontak-kontak dan sambungan listrik harus tertutup rapat pada instalasi bahan bakar.
Dilarang keras melakukan pekerjaan las pada instalasi bahan bakar yang belum dikosongkan.
Instalasi bahan bakar harus dilindungi terhadap sambaran petir.
Alat-alat proteksi dari instalasi listrik tersebut diuji secara periodik agar pasti berfungsi apabila
terjadi gangguan hubung singkat sehingga tidak timbul kebakaran.

3.14 Beberapa Spesifikasi Bahan Bakar


Masih ada lagi beberapa spesifikasi bahan bakar terutama bahan bakar minyak (BBM)
yang sering diperlukan dalam praktik titik spesifikasi ini antara lain:
Viskositas (viscosity)
Viskositas kinematik BBM (cairan) menggambarkan kekentalan BBM dan hal ini berkaitan
dengan tahanan yang dialaminya apabila mengalir melalui pipa atau lubang kecil. Sebagai
contoh pemakaian BBM Marine fuel oil (MFO) memerlukan pemanasan terlebih dahulu untuk
mengurangi  viskositas kinematik nya sebelum bisa digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel
agar tidak menyumbat pengabut mesin diesel bersangkutan.

BAB 4

PEMBANGKITAN DALAM SISTEM INTERKONEKSI

4.1 Sistem Interkoneksi Dan Sistem Yang Terisolir


Sistem interkoneksi adalah sistem tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pusat listrik
dan gardu induk ( Gi) yang diinterkoneksikan (dihubungkan satu sama lain) melalui saluran
transmisi dan melayani beban yang ada pada seluruh gardu induk (Gi).
Pembangkitan dalam sistem interkoneksi merupakan pembangkitan terpadu dari semua pusat
listrik yang ada dalam sistem pembangkitan beban antara pusat-pusat listrik pada sistem
interkoneksi yang menghasilkan aliran daya dalam saluran transmisi dan juga menghasilkan
profil tegangan dalam sistem. Keseluruhan sistem harus dijaga agar tegangan, arus, dan dayanya
masih terdapat dalam batas-batas yang diizinkan.

17
 Frekuensi sistem diatur dengan mengatur daya aktif (daya nyata burung tutup yang
dibangkitkan  dalam pusat listrik. Karena frekuensi dalam setiap bagian sistem sama maka daya
aktif yang dibangkitkan untuk mengatur frekuensi tidak terikat pada letak pusat listriknya kecuali
jika timbul masalah aliran daya.
Pengaturan tegangan memerlukan Pengaturan daya reaktif dalam sistem. Karena
tegangan tidak sama besarnya dalam bagian-bagian sistem. Maka pembangkitan daya reaktif
untuk pengaturan tegangan harus memperhatikan tempat dalam sistem yang memerlukan
Pengaturan tegangan. Daya reaktif ini tidak selalu harus dibangkitkan oleh generator melainkan
bisa juga dibangkitkan oleh kapasitor dan reaktor.
Operasi pembangkitan, baik dalam sistem interkoneksi maupun dalam sistem terisolir
memerlukan perencanaan pembagian terlebih dahulu yang di antaranya adalah:
a. Perencanaan operasi unit-unit pembangkit.
b. Penyediaan bahan bakar.
c. Koordinasi pemeliharaan.
d. Penyediaan suku cadang.
e. Dan lain-lain.

4.2 Perkiraan Beban


Energi listrik yang dibangkitkan (dihasilkan) tidak dapat disimpan, melainkan langsung
habis digunakan oleh konsumen. Oleh karena itu, daya yang dibangkitkan harus selalu sama
dengan daya yang digunakan oleh konsumen. Apabila pembangkitan daya tidak mencukupi
kebutuhan konsumen maka hal ini akan ditandai oleh turunnya frekuensi dalam sistem.
Karena kebutuhan daya oleh konsumen terus berubah sepanjang waktu, maka untuk pertahankan
frekuensi (agar tetap 50/60 hz) daya yang dibangkitkan di pusat listrik harus diubah-ubah di
sepanjang waktu untuk menyesuaikan daya tersebut dengan kebutuhan konsumen agar frekuensi
bisa konstan. 

4.3 Koordinasi Pemeliharaan


Dalam sistem interkoneksi bisa terdapat puluhan unit pembangkit dan juga puluhan
peralatan transmisi seperti transformator dan pemutus tenaga (pmt). Semua unit pembangkit dan
peralatan ini memerlukan pemeliharaan dengan mengacu kepada petunjuk pabrik.
 tujuan pemeliharaan unit pembangkit dan transformator adalah:

18
 mempertahankan efisiensi.
 mempertahankan keandalan.
 mempertahankan umur ekonomis.
 butir b dan c berlaku sebagai tujuan pemeliharaan pmt. Pemeliharaan unit pembangkit perlu
dilakukan sesuai petunjuk pabrik. Tetapi di lain pihak, hal ini ini mengurangi kemampuan
pembangkitan sistem.  Hal ini disebabkan saat unit pembangkit menjalani pemeliharaan, unit
tersebut tidak dapat beroperasi. Oleh karena itu, pemeliharaan unit pembangkit perlu
dikoordinasikan agar petunjuk pemeliharaan pabrikdipenuhi namun daya pembangkitan sistem
yang tersedia masih cukup untuk melayani beban yang diperkirakan.

4.4 Faktor-Faktor Dalam Pembangkitan 


4.4.1 Faktor Beban
Dalam pabrik faktor kapasitas tahunan PLTU hanya dapat mencapai angka antara 60-
80% karena adanya masa pemeliharaan dan adanya gangguan atau kerusakan yang dialami oleh
PLTU tersebut. PLTA faktor kapasitas tahunan berkisar antara 30-50% titik ini berkaitan dengan
Tersedianya air.

4.4.3 Faktor Utilisasi (Penggunaan) 


Faktor utilisasi sesungguhnya serupa dengan faktor kapasitas tetapi disini menyangkut
daya.Beban dinyatakan dalam ampere atau megawatt tergantung alat yang diukur faktor utilisasi
nya. Untuk saluran, umumnya dinyatakan dalam ampere tetapi untuk Unit pembangkit dalam
MW. Faktor utilisasi perlu diamati dari keperluan pemanfaatan alat dan juga untuk  mencegah
pembebanan lebih suatu alat.

4.4.4 Forced Outage Rate
Forced outage rate Adalah sebuah faktor yang menggambarkan sering tidaknya sebuah
Unit pembangkit mengalami gangguan.

4.5 neraca energi


Neraca energi  perlu dibuat karena neraca energi ini merupakan dasar untuk menyusun
anggaran biaya bahan bakar yang merupakan unsur biaya terbesar dari biaya operasi sistem
tenaga listrik.
a. Faktor beban bulan maret.

19
Faktor beban didapat berdasarkan statistik bulanan nilai faktor beban
b. Perkiraan produksi plta bulan maret.
Perkiraan produksi plta dibuat atas dasar perkiraan air yang tersedia untuk plta
bersangkutan, statistik dan ramalan cuaca, perhitungan unit pembangkit plta yang siap
beroperasi  seperti  (neraca daya).
c. Biaya bahan bakar unit pembangkit termis.
Biaya bahan bakar unit-unit pembangkit termis perlu diketahui untuk membagi beban
dimulai dari unit-unit thermis dengan urutan termurah lebih dahulu, kemudian diikuti
dengan yang lebih mahal, yang dalam bahasa inggris disebut merit loading.

4.6 kurva lama beban


Jika sekarang disusun neraca energi untuk bulan Januari dengan mengacu pada (neraca
daya) dengan perkiraan, perkiraan sebagai berikut:
a. Faktor beban bulan Januari = 0,70 lebih rendah daripada faktor beban bulan Maret,
karena pengaruh liburan akhir tahun dan permulaan tahun.
b. Produksi PLTA sebesar 250.000  mwh,  lebih tinggi daripada untuk bulan Maret karena
air yang masuk pelda pada bulan Januari diperkirakan lebih besar daripada untuk bulan
Maret (berkaitan dengan musim hujan).

4.7 keandalan pembangkit


Forced outage rate  (FOR)  adalah suatu faktor yang mengembangkan  keandalan Unit
pembangkit. Dalam sistem interkoneksi yang terdiri dari banyak Unit pembangkit, maka 
keandalan unit-unit pembangkit yang beroperasi dibandingkan dengan beban yang harus dilayani
menggambarkan keadaan sistem tersebut. 
Ada angka yang menggambarkan beberapa besar probabilitas Unit pembangkit yang beroperasi
tidak melayani beban. Angka probabilitas ini dalam bahasa Inggris disebut loss of load
probability atau Biasa disingkat LOLP.

4.8 kurva input-output


Besarnya input yang harus diberikan pada Unit pembangkit sebagai fungsi dari
outputnya. Kurva ini didapat melalui percobaan. Untuk unit pembangkitan  termis, inputnya

20
adalah bahan bakar yang dinyatakan dalam rupiah per jam dengan output daya yang
dibangkitkan dinyatakan dalam megawatt (MW). 
Sedangkan untuk pembangkit hidro, inputnya adalah jumlah air yang masuk dinyatakan dalam m
3/ detik, sedangkan outputnya adalah daya yang dibangkitkan dalam MW.
Kurva input output ini juga dapat dinyatakan dalam fungsi polinomial. Bentuknya hampir linear
sehingga apabila dinyatakan dengan fungsi polinomial, Suku dengan pangkat 2 keatas adalah
kecil. Kurva input output tidak melalui. 0 karena adanya rugi-rugi pada beban (output) nol.  Rugi
rugi beban nol disebabkan adanya rugi-rugi geseran dan rugi rugi besi pada generator dan
transformator penaik tegangan (Step Up).

4.9 cadangan berputar dan pelepasan beban


Apabila sebuah Unit pembangkit mempunyai kapasitas 100 MW Tetapi hanya dibebani
60  MW, maka selisih antara kapasitas 100 MW dengan beban 60 MW yaitu sebesar 40 MW,
merupakan cadangan berputar yang ada pada Unit pembangkit tersebut.
 Cadangan berputar,  baik dalam sistem interkoneksi maupun dalam sistem yang berdiri sendiri
( terisolir/isolated), diperlukan untuk pengaturan frekuensi. Hal ini disebabkan pengaturan
frekuensi memerlukan Tersedianya daya MW setiap saat.

4.10  keselamatan kerja dan kesehatan kerja


4.10.1 segi mekanis
Dalam proses pembangkitan tenaga listrik, khususnya dalam pusat pusat listrik, banyak
hal yang dapat menimbulkan kecelakaan, baik dari segi mekanis maupun segi listrik.  Dari segi
mekanis, yang dapat menimbulkan kecelakaan dan memerlukan langkah-langkah pencegahannya
adalah:
1. Bagian-bagian yang berputar atau bergerak, seperti: roda gila (roda daya), roda
penggerak, ban berjalan, dan rantai pemutar, harus secara mekanis diberi pagar sehingga
tidak mudah disentuh  orang serta diberi tanda peringatan.
2. Bejana bejana berisi udara atau gas yang bertekanan yang dapat menimbulkan ledakan
berbahaya,  seperti: ketel uap dan botol angin, harus dilengkapi dengan katup
pengamanan dan dilakukan pengujian periodik.
3. Tempat-tempat yang licin harus dihindari  keberadaannya, seperti: lantai yang ada
tumpahan minyak pelumas.

21
4. Personil yang bekerja harus menggunakan topi pelindung kepala untuk melindungi
kepala terhadap benda-benda keras yang jatuh dari atas dengan mengingat bahwa lantai-
lantai di pusat listrik banyak yang  dibuat  dari  lantai besi  yang  berlubang.
5. Personil yang melakukan pekerjaan di ketinggian yang berbahaya harus menggunakan
sabuk pengaman.
6. Tempat-tempat yang rawan terhadap kebakaran, seperti: instalasi bahan bakar, tangki
minyak pelumas, dan instalasi pendingin generator yang menggunakan gas hidrogen,
harus dilengkapi dengan instalasi pemadam kebakaran. Selain itu harus ada latihan rutin
bagi personil untuk menghadapi kebakaran.
7. Kolam air dan saluran air yang dapat menenggelamkan orang harus di pagar atau
dijadikan daerah terlarang bagi umum untuk menghindari kecelakaan berupa
tenggelamnya orang atau binatang ternak.
8. Personil yang mengerjakan pekerjaan gerinda, bor dan bubut harus dilengkapi dengan
kacamata yang menjadi pelindung mata terhadap perhatikan logam atau bahan lainnya
yang dikerjakan  mungkin memercik ke dalam mata personil.
9. Mesin mesin pengangkat termasuk lift, harus diperiksa secara periodik keamanannya,
khususnya yang menyangkut sistem rem, sistem kabel baja, dan pintu darurat lift.
10. Personil yang mengerjakan pekerjaan las harus menggunakan tameng las untuk
melindungi mata dan wajah agar matanya rusak karena sinar las yang menyilaukan dan
wajahnya tidak"terbakar" oleh sinar ultraviolet busur las.

4.10.2 segi listrik


Dari segi listrik hal-hal yang memerlukan perhatian dari segi keselamatan kerja adalah:
1. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam  (bukan instalasi listrik), harus dibumikan
atau ditanahkan dengan baik sehingga potensialnya selalu sama dengan bumi dan tidak
akan timbul tegangan sentuh yang membahayakan manusia titik bagiannya salah se yang
dimaksud dalam butir ini, misalnya: lemari panel dan pipa-pipa dari logam.
2. Titik-titik pentanahan atau pembumian harus selalu dijaga agar tidak rusak sehingga
pentanahan/pembumian tersebut dalam butir 1 di atas berlangsung dengan baik.
3. Pekerjaan las listrik yang dilakukan pada instalasi yang terbuat dari logam, misalnya:
instalasi ketel uap pltu. Harus menggunakan tegangan yang cukup rendah sehingga tidak
timbul tegangan sentuh yang membahayakan.
22
4. Bagian dari instalasi yang bertegangan khususnya tegangan tinggi, harus dibuat
sedemikian sehingga tidak mudah disentuh orang.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan di instalasi tegangan tinggi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
a. Jangan sekali-kali membuka saklar pemisah (pms) yang masih dilalui arus, karena hal
ini dapat menimbulkan ledakan yang berbahaya.
b. Bagian yang salah yang telah dibebaskan tegangannya dan akan disentuh, harus
ditambahkan atau di bumi kan terlebih dahulu.
c. Jika pelaksanaan pekerjaan menyangkut beberapa orang, maka pembagian tanggung
jawab harus jelas.
d. Harus ada tanda pemberitahuan yang jelas bahwa sedang ada pekerjaan pemeliharaan
sehingga tidak ada orang yang memasukkan pmt.
6. Jika ada dilakukan pekerjaan di sisi sekunder transformator arus misalnya untuk
mengecek alat ukur atau mengecek relai, jangan lupa menghubung singkat kan sisi
sekunder transformator arus tersebut terlebih dahulu untuk mencegah timbulnya tegangan
tinggi.

4.10. 3 kesehatan kerja


Ruangan kerja mengandung gas beracun dapat membahayakan personil. Ruangan kerja
yang mempunyai potensi  sebagai ruangan yang mengandung gas beracun harus mempunyai
ventilasi yang baik agar gas beracun tersebut hilang dari ruangan. Ruangan-ruangan yang
demikian adalah:
a. Ruangan baterai aki yang mempunyai potensi mengandung uap asam sulfat h2 so4 atau
uap basa koh.
b. Ruang asi untuk menyuntikkan gas klor ke dalam air pendingin pltu titik ruangan ini
mempunyai potensi mengandung gas klor.
c. Ruangan ruangan kerja di lingkungan pltp mempunyai potensi mengandung banyak gas
asam belerang h2s yang dibawa oleh uap pltp.
d. Saluran gas buang unit pembangkitan miss yang menuju cerobong harus dijaga agar tidak
bocor. Karena apabila bocor, gas buang ini bisa memasuki ruangan kerja personil pusat
listrik yang bersangkutan dan membahayakan kesehatan karena mengandung berbagai
gas seperti co2, so2, dan hnox.
23
4.11 prosedur pembebasan tegangan dan pemindahan beban 
4.11.1 Prosedur pembebasan tegangan
Saluran keluar yang menyalurkan daya keluar dari sebuah pusat listrik umumnya dikelola
oleh manajemen yang berbeda dengan manajemen pasar listrik. Oleh karena itu,  prosedur
pembebasan tegangan yang memerlukan koordinasi manajemen yang baik agar tidak timbul
kecelakaan terutama dalam sistem interkoneksi.

4.11.2  prosedur pemindahan beban


Transformator pemakaian sendiri semula ada rel 1 akan dipindahkan ke rel 2.  Ada dua
macam keadaan, yaitu:
1. Tegangan real1 dan real 2 mempunyai tegangan yang sama besar, fasa sama, frekuensi
sama.
2. Pegangan rel 1dan rel 2 nilainya sama, fasanya tidak sama, frekuensinya sama.

4.12 konfigurasi jaringan


Dalam menyusun konfigurasi jaringan pusat listrik yang beroperasi dalam sistem interkoneksi
umumnya digunakan prinsip sebagai berikut (pada pusat listrik dengan rel ganda):
1. Generator dan transformator pemakaian sendiri dihubungkan pada rel yang sama.
2. Saluran keluar atau penghantar yang keluar dari pusat listrik dibagi dalam dua kelompok:
a. Saluran untuk mengirim tegangan apabila terjadi gangguan dalam sistem. Saluran ini
dihubungkan pada rel yang sama dengan rel generator.
b. Saluran untuk menerima tegangan apabila terjadi gangguan pada sistem. Saluran ini
dihubungkan pada real yang berbeda dari rel generator.
3. Dalam jam keadaan  operasi normal, rel 1dan rel 2 dihubungkan melalui pmt kopel.
4. Dalam keadaan gangguan, tegangan dari sistem hilang, pmt kopel dibuka, dan
selanjutnya menunggu perintah manuver dari pusat pengatur beban:
a. Apabila pusat listrik diminta mengirim tegangan ke sistem pengiriman tegangan ini
dilakukan melalui saluran atau penghantar yang dihubungkan pada regenerator.

24
b. Apabila pusat listrik mengharapkan kiriman tegangan dari sistem, maka tegangan ini
akan dikirim dari sistem melalui saluran atau penghantar yang terhubung dengan  rel 2.
c. Sinkronisasi kembali sistem dilakukan melalui pmt kopel.

4.13.1 perencanaan operasi


a. Untuk merencanakan Bagaimana sebuah sistem interkoneksi akan dioperasikan, maka
terlebih dahulu harus dibuat perkiraan beban yang harus dilayani oleh sistem
bersangkutan.
b. Perkiraan beban tersebut dalam butir a dapat diperluas untuk 1 bulan yang akan datang.
c. Dengan mengacu kepada neraca energi yang didapat tersebut kemudian disusun jalur
pembebanan yang optimum diantara kelompok unit-unit pembangkit  hidro termis.
d. Berdasarkan jalur pembebanan kelompok pembangkit hidro thermis yang disusun dalam
butir C dipilih unit pembangkitan Miss yang akan dioperasikan  agar tercapai biaya bahan
bakar yang minimum.
e. Setelah unit-unit membagi dermis yang akan dioperasikan ditentukan, seperti tersebut
dalam butir D, pembagian beban yang ekonomis di antara unit-unit pembangkit thermis
diatur menurut Program  Economic load dispatch.
f. Setelah pembebanan unit unit pembangkit ditentukan/direncanakan, seperti diuraikan
dalam butir c d dan e, Rencana ini masih harus dikaji dengan menggunakan program
aliran daya, dengan tujuan jaringan sampai terjadi Pembebanan lebih  dalam saluran
transmisi atau pada transformator. 

4.15.1 pelaku-pelaku bisnis


Dalam model mbms,  terdapat pelaku-pelaku bisnis tenaga listrik sebagai berikut:
1. Perusahaan pembangkitan, yaitu produsen tenaga listrik perusahaan pembangkitan paling
sedikit mempunyai sebuah pusat listrik.
2. Pemilik tulang punggung jaringan, yang dalam bahasa inggris disebut grid.  Produsen
tenaga listrik tenaga listrik yang dibangkitkan nya pada grid dan distributor tenaga listrik
mengambil tenaga listrik yang didistribusikannya dari grid. 
3. Perusahaan distribusi  tenaga listrik, yaitu perusahaan yang memiliki jaringan distribusi
dan menyewakan kepada distributor tenaga listrik yang dalam bahasa inggris disebut
retailer.

25
4. pool,  itu perusahaan yang mengoperasikan grid,  dalam arti menjadi pengatur operasi
dari pembangkit pembangkit yang masuk ke Grid.
5. distributor tenaga listrik atau retailer, yaitu perusahaan yang mencari pemakai tenaga
listrik atau pelanggan.
6. pelanggan besar, yaitu pelanggan dengan daya tersambung tertentu.
7. memakai tenaga listrik (pelanggan) dengan daya tersambung lebih rendah daripada yang
tersebut dalam butir 6 membeli tenaga listrik dari retailer.
8. regulator yaitu suatu badan (organisasi) independen yang mewakili para pelaku bisnis
tenaga listrik yang tersebut dalam butir 1 sampai dengan 7.

4.15.2 tata kerja


Dalam model mbms, tata kerja antara pelaku-pelaku bisnis tenaga listrik adalah sebagai
berikut:
Setiap hari perusahaan pembangkitan memberikan penawaran kepada pool dan mengenai harga
pembangkitan tiap-tiap unit pembangkitnya untuk setiap 24 jam yang akan datang.
 pool mengoperasikan unit pembangkit secara merit (secara urutan dari yang termurah lebih
dahulu). menentukan harga kwh dari pool untuk setiap jam berdasarkan pembebanan yang telah
direalisir.Dalam hal pemakai (pelanggan) besar yang mempunyai kontrak langsung dengan
produsen (perusahaan pembangkit), kontrak harus mengacu pada suatu harga kwh yang
dibandingkan dengan harga kwh pool. 
4.17 optimasi hidro-termis
Dalam sistem tenaga listrik yang terdiri dari kelompok pembangkit hidro dan kelompok
pembangkit termis, Diperlukan jalur pembagian beban antara kedua kelompok pembangkit ini
agar dicapai keadaan operasi yang optimum dalam arti tercapai biaya bahan bakar yang
minimum. Hal ini terutama diperlukan apabila:
a. kelompok pembangkit hidro tidak semuanya PLTA Run of River, tetapi anda yang
mempunyai kolam Tando harian.
b. kelompok pembangkit dermis terdiri dari beberapa macam jenis pembangkit misalnya
PLTU batubara, PLTGU gas dan PLTG bahan bakar minyak dengan biaya bahan bakar
rp/kwh yang berbeda.

26
4.18 kendala-kendala koperasi
Dalam operasi sistem interkoneksi masalah alokasi pembebanan unit unit pembangkit
merupakan masalah utama karena hal ini menyangkut biaya bahan bakar yang tidak kecil bahan
dalam perusahaan listrik umumnya biaya bahan bakar merupakan komponen biaya yang terbesar.
Alokasi pembebanan unik pembangkit ini yang antara lain digambarkan dalam subbab 4.17,
terutama bertujuan untuk mencapai biaya bahan bakar minimum di mana dalam praktiknya harus
pula memperhitungkan kendala-kendala koperasi sehingga seringkali perlu dilakukan kan
"kompromi" untuk mengatasi kendala operasi tersebut.

BAB 5

PENGEMBANGAN PEMBANGKITAN

5.1 Analisis Kebutuhan Energi

Analisis kebutuhan energi ini meliputi:

 Analisis kebutuhan energi dalam kurun waktu tertentu


 Analisis kebutuhan daya dalam bentuk kurva beban harian.
 Analisis tingkat keandalan yang dibutuhkan, lalu dikaitkan dengan peran energi listrik
yang harus disediakan (harga kWh terputus).
 Peran pusat listrik yang akan dibangun dalam operasi pembangkitan apakah sebagai
penyedia beban dasar, penyedia beban semi-dasar, penyedia beban puncak, atau sebagai
unit cadangan.

. 5.2 Survei dan Studi Kelayakan

Survei secara garis besar meliputi:

a. Umum.

Untuk semua pusat listrik perlu di survei hal-hal sebagai berikut:

 Lahan yang akan dibebaskan, menyangkut masalah kepemilikan, adat, dan kebiasaan
setempat, khususnya yang menyangkut ekologi kehidupan.
 Sifat tanah dari segi pembangunan kebutuhan bangunan sipil.
 Masalah lingkungan yang berkaitan dengan kebisingan dan limbah.

27
 Masalah transportasi alat-alat berat.
b. PLTA
 Hidrologi,
 Debit sungai,
 Keadaan hutan daerah aliran sungai
 Jika direncanakan membangun kolam tando tahunan berupa danau buatan, maka perlu
disurvei dan dianalisis segala akibat penggenangan lahan yang akan dijadikan kolam
tando tersebut.
c. PLTU, PLTD, dan PLTG
 Penyediaan bahan bakar meliputi pengadaan, transportasi, pembongkaran, dan
penyimpanannya. Penyediaan air dingin
d. PLTP
 Banyaknya kandungan uap yang akan dimanfaatkan berkaitan dengan besarnya unit yang
akan dibangun
 Kualitas uap yang akan digunakan terutama kandungan belerang dalam kaitannya
dengan spesifikasi teknik turbin uap yang akan digunakan.

5.3 Perencanaan Teknik

5.3.1 Perencanaan Teknik PLTA.

Perencanaan teknik PLTA lebih banyak bersifat "tailored made" karena tergantung kepada
kondisi tempat PLTA dibangun (sulit dibuat produk standar):

1. Bendungan harus direncanakan terlebih dahulu dengan memperhitungkan: Macam: rock


fill, beton, atau kombinasi. Tinggi dan lebar bendungan sehingga dapat dihitung luas
lahan yang akan tergenang dan berapa banyak air yang tersedia untuk operasi.
2. Letak gedung PLTA beserta konstruksi gedungnya dengan mempertimbangkan tempat
air masuk ke gedung PLTA dari pipa pesat dan di mana air keluar dari PLTA untuk
kemudian masuk kembali ke sungai.
3. Tinggi terjun air PLTA dihitung berdasarkan butir a dan butir b yang selanjutnya
digunakan untuk menghitung butir
4. Daya terpasang PLTA beserta jumlah unit pembangkitnya dan perkiraan produksinya per
tahun.
5. Berdasarkan butir-butir b, c, dan d kemudian ditentukan:
• Macam turbin yang akan digunakan: Pelton, Francis atau Kaplan, horizontal atau
vertikal.

28
• Daya dan jumlah putaran turbin.
• Jumlah unit pembangkit PLTA.
6. Berdasarkan butir a, direncanakan instalasi tenaga air antara kolam tando dengan turbin
dalam gedung PLTA yang meliputi: pintu-pintu air, saluran terbuka, saluran tertutup
(terowongan), surge tank, dan pipa pesat.

5.3.2 perencanaan teknik PLTU

Hal-hal khusus dalam perencanaan teknik PLTu yang harus mendapat perhatian adalah:

 Kualitas uap yang didapat dari dalam bumi, tekanan, suhu, dan kandungan mineralnya,
khususnya kandungan belerang.
 Kondensor yang digunakan umumnya adalah tipe kontak langsung (direct contact type)
karena terbatasnya air pendingin yang bisa didapat.
 Penyuntikan kembali air dari kondensor ke dalam perut bumi. d. Penampungan limbah,
yaitu belerang.

5.3. Perencanaan Teknik PLTGU

Perencunaan teknik PLTGU merupakan kombinasi dari Perencanaan teknik PLTG dan
perencanaan teknik PLTU. Pemanfaatan gas buang PLTG dapat menghasilkan daya pada PLTU
sebesar 50% daya yang dibangkitkan PLTG. Ketel uap yang digunakan untuk memanfaatkan gas
buang PLTG yang dalam bahasa Inggris discbut Heat Recovery Steam Generator (HRSG),
melakukan perpindahan panasnya melalui proses sentuhan (convection) dengan gas buang
PLTG. HRSG umumnya mempunyai 2 drum uap, sebuah untuk tekanan tinggi dan sebuah lagi
untuk tekanan rendah. Drum tekanan tinggi mendapat uap dari bagian HRSG sisi hulu,
sedangkan untuk drum tekanan rendah uapna berasal dari bagian HRSG sisi hilir. Perkembangan
terakhir, sudah ada HRSG dengan 3 drum uap.

5.4 Biaya Pembangkitan

Untuk mengetahui berapa besarnya biaya untuk membangkitkan tenaga listrik per kWh. perlu
diketahui terlebih dahulu jumlah biaya yang telah dikeluarkan atau diperkirakan akan
dikeluarkan untuk kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun. Kemudian jumlah biaya

29
pembangkitan satu tahun ini dibagi dengan produksi atau jumlah tenaga listrik yang
dibangkitkan selama satu tahun., Untuk mengetahui biaya pembangkitan selama satu tahun, bisa
didapat melalui laporan keuangan yang biasa disebut sebagai laporan rugi laba periode (tahun)
tertentu.

 Pendapatan
 Biaya
 Penyusutan
 Laba sebelum pajak
 Pajak
 Laba bersih

5.5 Analisis Biaya Pembangkitan

Efisiensi mesin diesel PLTD perlu diusahakan agar mencapai nilai maksimum. Hal ini dapat
diusahakan dengan melakukan pemeliharaan yang tertib. Modal yang diperlukan untuk
pembangunan dapat berasal dari modal sendiri atau pinjaman dari bank. Walaupun
menggunakan modal sendiri, perlakuannya secara analisis ekonomi harus seperti pinjaman dari
bank, artinya harus tetap ada bunga modal dan penyusutan.

Faktor kapasitas PLTA umumnya dibatasi oleh tersedianya air, maka yang penting adalah
bagaimana dengan jumlah air yang tersedia

Di lain pihak, dalam pembangkitan tenaga listrik, PLTG adalah pusat listrik yang biaya
investasinya paling kecil, tetapi biaya operasinya paling tinggi sehingga biaya tetapnya setiap
tahun paling kecil. Oleh karena itu, PLTG sebaiknya dioperasikan dengan faktor kapasitas yang
sekecil mungkin agar biaya bahan bakar juga menjadi sekecil mungkin. Secara operasional,
PLTG sebaiknya menjadi unit yang beroperasi sebentar sewaktu beban puncak atau dijadikan
pembangkit cadangan dalam sistem interkoneksi. Biaya bahan bakar merupakan unsur biaya
terbesar dalam pembangkitan tenaga listrik. Oleh sebab itu, telah dikembangkan berbagai teknik
optimasi untuk menurunkan biaya bahan bakar ini. Teknik-teknik ini menggunakan program-
program komputer yang secara garis besar meliputi:

a. Perkiraan beban jangka pendek, misalnya 168 jam ke depan untuk membuat rencana
operasi.
b. Optimisasi Hidrotermis untuk menemukan jalur pembagian beban yang optimum
(dalam arti mencapai biaya bahan bakar yang minimum) antara kelompok
pembangkit hidro dan kelompok Pembangkit Termis.
c. Unit Commitment untuk menentukan Unit Pembangkit yang paling optimum
dioperasikan dalam menghadapi beban yang diperkirakan untuk mencapai biaya
bahan bakar minimum.

30
d. Economic load dispatch untuk membagi beban di antara unit-unit termis yang
beroperasi agar dicapai biaya bahan bakar yang minimum.

5.6 Tarif Listrik PLN

Bagi para pemakai tenaga listrik, khususnya pemakai tenaga listrik besar untuk industri,
seringkali pertu melakukan analisis perbandingan antara tarif PLN dengan biaya pembangkitan
tenaga listrik sendiri. Gambar 5.4 menggambarkan grafik biaya tenaga listrik menurut tarif PLN.

Secara garis besar, tarif PLN adalah sebagai berikut:

a. Tarif yang mendapat subsidi dari pemerintah.


b. Tarif yang tidak mendapat subsidi.
c. Tarif PLN mengandung biaya tetap di mana artinya pada pemakaian kWh = 0, pemakai
harus membayar biaya tetap yang besarnya dinyatakan dalam rupiah per VA (daya)
tersambung
d. Calon pelanggan PLN harus membayar biaya penyambungan yang besarnya tergantung
pada daya tersambung dari PLN.
e. Calon pelanggan harus membayar uang jaminan langganan yang besarnya kira-kira sama
dengan rekening PLN untuk dua bulan.
f. Untuk beban dengan faktor daya di bawah nilai tertentu, dikenakan pembayaran energi
reaktif (KVARH).

5.7 konsumsi spesifik bahan bakar dan efisiensi

a. Pada PLTU : menambah siklus pemanasan ulang dari uap, menambah pemanas awal,
menaikkan tekanan, dan suhu uap (efisiensi bisa mencapai 38%).
b. Pada PLTG ; menaikkan suhu pembakaran (efisiensi bisa mencapai 25%).
c. Pada PLTD ; menaikkan perbandingan kompresi (efisiensi bisa mencapai 40%).

Dilihat dari segi kehilangan energi, pada PLTG lebih dari 50% energi yang berasal dari bahan
bakar hilang terbawa oleh gas buang. Pada PLTD. energi banyak yang hilang melalui media
pendingin (air atau udara) dan melalui gas buang di mana masing-masing dapat mencapai 25%
dan 40%.

5.8 Analisis Gangguan dan Kerusakan

Apabila terjadi gangguan atau kerusakan harus dilakukan analisis untuk ditemukan
penyebabnya, kemudian dilakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak terulang. Sebab-
sebab gangguan dan kerusakan secara garis besar adalah:
31
a. Untuk saluran udara: petir, pohon, layang-layang, binatang seperti ular, dan kelalaian
manusia.
b. Untuk saluran kabel tanah: tekanan mekanis seperti cangkul, dan akar pohon, serta
pemasangan yang tidak tertib.
c. Secara umum, gangguan dan kerusakan pada semua peralatan disebabkan karena:
 Spesifikasi yang keliru, misalnya isolator pasangan dalam dipasang di luar.
 Pemasangan yang tidak tertib atau keliru, misalnya menyambung kabel tanah secara
ceroboh sehingga sambungan kemasukan air sewaktu hujan.
 Pembebanan lebih, misalnya motor listrik dibebani lebih terus-menerus hingga terbakar.
 Salah operasi, misalnya memparalel generator dalam kondisi tidak sinkron.
 Pemeliharaan yang tidak tertib, misalnya penundaan overhaul unit pembangkit yang
berlarut-larut sehingga akhirnya unit pembangkit rusak dan terjadi pemadaman.
 Kualitas alat yang kurang baik, bisa karena kesalahan pabrik atau kurang telitinya
pengujian.

5.9 Cogeneration

Berhubung masih banyaknya energi yang terbuang pada unit pembangkit termis, maka
berkembang teknologi untuk memanfaatkan energi yang terkandung dalam gas buang pada
PLTG atau uap tekanan rendah pada PLTU. Teknologi ini biasa disebut cogeneration

 Tenaga Air
 Batubara
 Minyak Bumi
 Gas Alam
 Panas Bumi

BAB 6

MANAJEMEN PEMBANGKITAN

6.1 Manajemen Operasi

Penyediaan tenaga listrik harus bersifat kontinu 24 jam sehari. Hal ini memerlukan manajemen
operasi yang tertib di mana sekurang-kurangnya ada petugas-petugas operasi yang bekerja 24
jam sehari. Untuk itu, diadakan regu-regu kerja yang bekerja bergantian dalam shift. Umumnya
ada lima shift sehingga dapat diberikan istirahat sekali dalam satu minggu untuk setiap shift
selama 24 jam penuh.

Dalam melaksanakan operasi, terlebih dahulu dibuat rencana operasi berdasarkan perkiraan
beban yang akan dihadapi. Untuk pusat listrik yang beroperasi dalam sistem yang terisolir

32
(berdiri sendiri), misalnya sebuah PLTD yang memasok tenaga listrik ke sebuah pabrik,
perkiraan beban dibuat atas dasar rencana operasi pabrik yang memerlukan pasokan tenaga
listrik tersebut. Apabila pusat listrik beroperasi dalam sistem interkoneksi dengan pusat-pusat
listrik yang lain, perkiraan beban sistem interkoneksi harus dibuat oleh pusat pengatur beban
sistem. Kemudian pusat pengatur beban membagikan jatah perkiraan beban ke setiap pusat
listrik. Setiaup pusat listrik kemudian merencanakan bagaimana unit-unit pembangkit yang ada
dalam pusat listrik akan dioperasikan untuk melayani beban yang diperkirakan.

Salah satu bagian dari masalah operasi adalah mengatasi gangguan. Dalam melaksanakan
operasi, besaran-besaran yang perlu dicatat adalah:

a. Besaran-besaran yang berhubungan dengan keamanan peralatan, yaitu: arus, tegangan,


daya, suhu, tekanan, dan getaran.
b. Besaran-besaran yang berhubungan dengan kinerja peralatan, yaitu: energi (kWh) dan
pemakaian bahan bakar atau air pada PLTA.

Statistik besaran-besaran operasi digunakan sebagai bahan analisis perkembangan sistem. Hasil
analisis perkembangan sistem ini diperlukan untuk membuat rencana pengembangan sistem,
disusul dengan langkah- langkah pembangunan dalam sistem agar jangan sampai terjadi
kekurangan pasokan daya dalam sistem (pemadaman bergilir) atau bagian-bagian sistem yang
mengalami beban lebih sehingga sering timbul gangguan atau diperlukannya pemadaman
setempat.

6.2 Manajemen Pemeliharaan

Tujuan pemeliharaan suatu alat atau mesin adalah:

a. Mempertahankan Efisiensi.
b. Mempertahankan Keandalan.
c. Mempertahankan Umur Ekonomis

Dalam perkembangannya, pemeliharaan semula didasarkan atas periode waktu tertentu yang
disebut sebagai pemeliharaan periodik. Kemudian berkembang sehingga tidak hanya
pemeliharaan periodik saja tetapi juga ada pemeliharaan prediktif.

a. Pemeliharaan Periodik. Pemeliharaan periodik adalah pemeliharaan alat menurut periode


waktu tertentu berdasarkan buku petunjuk pabrik pembuat alat tersebut
b. Pemeliharaan Prediktif. Metode pemeliharaan yang mutakhir adalah pemeliharaan
prediktif. Pada metode tersebut, pemeliharaan dilakukan atas dasar pengamatan data dan
informasi yang menyangkut alat yang akan dipelihara. Besaran-besaran yang perlu
diamati untuk menentukan kapan suatu alat perlu dipelihara tergantung kepada macam
alatnya. Secara umum, besaran-besaran ini adalah:
 Tahanan Isolasi

33
 Arus Beban Motor.
 Suhu Air Pendingin.
 Getaran dari Poros yang Berputar.
 Tekanan minyak pelumas
 Kandungan Air.
 Sinar Inframerah.
 Partial Discharge.

6.3 Suku Cadang

Suku cadang sesungguhnya dibagi atas dua kategori besar:

a Consumable Parts.

Consumable parts adalah suku-suku yang pasti akan digunakan atau dikonsumsikan setelah
waktu tertentu. Contoh dari consumable parts, misalnya busi mesin bensin mobil yang setelah
jam pemakaian tertentu harus diganti. Begitu pula halnya dengan elemen saringan minyak
pelumas (filter cartridge) yang terbuat dari kertas yang setelah sejumlah jam pemakaian tertentu
harus diganti. Apabila tidak diganti, maka tekanan minyak pelumas akan turun dan
membahayakan bantalan yang menerima minyak pelumas. Bantalan (bearing) juga merupakan
consumable parts, karena setelah melampaui jam operasi tertentu menjadi aus (worn) dan harus
diganti.

b. Spare Parts.

Spare parts adalah suku yang dicadangkan untuk menggantikan suku yang mengalami kerusakan
yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya kapan akan terjadi. Sesungguhnya, apabila
pengoperasian unit pembangkit beserta pemeliharaannya dilakukan secara benar, maka
kerusakan unit pembangkit yang memerlukan spare parts tidak akan terjadi. Contoh spare parts
adalah cylinder head mesin diesel, sudu-sudu turbin, dan kumparan stator generator.

6.4 Laporan Pemeliharaan

Laporan pemeliharaan, khususnya pemeliharaan besar (overhaul), haruslah memuat hal-hal


sebagai berikut:

a. Tanggal Pelaksanaan. Hal ini diperlukan untuk: Membandingkan pelaksanaan


pemeliharaan dengan rencananya,
b. Pekerjaan-pekerjaan yang Dilaksanakan. Pekerjaan pemeliharaan umumnya adalah
sebagai berikut: Membongkar/membuka bagian-bagian tertentu dari unit pembangkit,
Memeriksa secara visual atau menggunakan instrumen terhadap bagian-bagian yang telah

34
dibuka tersebut pada butir a,Melakukan pembersihan bagian-bagian alat atau instalasi,
baik secara manual maupun menggunakan alat atau menggunakan bahan kimia,
melakukan pekerjaan las untuk memperbaiki ruang bakar (combustion chamber) PLTG
yang retak. Pada mesin diesel, suku-suku (parts) yang perlu diganti umumnya adalah
piston ring (cincin pengisap), seals (perapat), injector BBM, dan bantalan-bantalan.
Melakukan penyetelan dan peneraan alat-alat ukur, alat-alat kontrol, dan alat-alat
proteksi. Menutup kembali bagian-bagian yang dibuka. Melakukan uji-coba dan
membandingkan kinerja unit pembangkit sebelum dan sesudah menjalani pemeliharaan.
c. Penggunaan suku-suku (parts) serta material dalam melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan, volume maupun harganya.
d. Penggunaan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan, baik hari,
orangnya beserta klasifikasi, dan biayanya.
e. Rekomendasi untuk operasi dan pemeliharaan yang akan datang.
f. Perhitungan biaya pemeliharaan dalam rupiah per kWh, yaitu jumlah biaya pemeliharaan
kali ini dibagi dengan jumlah produksi kWh dalam selang waktu antara pemeliharauan
sebelum ini dengan pemeliharaan ini.

6.5 Laporan Kerusakan

Kerusakan adalah hal yang tidak dikehendaki untuk terjadi, tetapi kenyataannya dalam praktik,
hal ini banyak terjadi. laporan kerusakan harus berisi hal-hal sebagai berikut:

a. Tanggal dan jam (pukul) terjadinya kerusakan.


b. Situasi sistem tenaga listrik sewaktu terjadi kerusakan tersebut.
c. Data dan informasi mengenai kerusakan yang sudah pernah terjadi sebelumnya.
d. Parameter-parameter, seperti: arus, tegangan, daya, suhu, tekanan, dan lain-lain yang
berkaitan dengan alat yang rusak, sebelum dan sesudah kerusakan terjadi.
e. Jika menyangkut kerusakan unit pembangkit, maka laporan overhaul (pemeliharaan
besar) yang terakhir perlu dilampirkan.

Beberapa kerusakan berat beserta penyebabnya atas dasar pengamatan penulis adalah sebagai
berikut:

a. Kerusakan Sudu-sudu Turbin PLTU. Penyebab Kerusakan: Kebocoran kondensor yang


menyebabkan air laut pendingin masuk ke dalam sirkuit uap sehingga garam laut (NaCI)
ikut dalam uap dan "menggigit" sudu-sudu turbin uap sampai akhirnya rusak. Langkah
Pencegahan: Unit PLTU harus segera dihentikan apabila ada tanda-tanda air laut masuk
ke dalam sirkit uap. Hal ini terlihat dari naiknya daya hantar listrik air ketel. Air ketel
harus dibersihkan dari kontaminasi NaCl dan kebocoran kondensor diperbaiki.
b. Poros Engkol Mesin Diesel Patah.
c. Cylinder Head Mesin Diesel Retak.
d. Sudu-sudu Turbin Gas Rusak.

35
e. Kerusakan saluran air di sisi hilir PLTA schingga air masuk ke ruang turbin dan
generator dan akhimya menimbulkan kerusakan pada turbin dan generator.
f. Lilitan Stator Generator Terbakar.
g. Transformator Penaik Tegangan Rusak.
h. Lilitan Stator Motor Listrik Terbakar
i. Pemutus Tenaga Meledak/Rusak.

6.6 Laporan dan Analisis Gangguan

Gangguan adalah kejadian yang menyebabkan PMT trip tidak atas kehendak (tindakan)
operator. Laporan gangguan harus mencantumkan hal-hal sebagai berikut:

 Tanggal dan jam (pukul) terjadinya gangguan.


 Relai-relai yang bekerja.
 Proses mengatasi gangguan.
 Kerugian yang terjadi akibat gangguan.
 Penyebab gangguan.

Gangguan ada yang bersifat temporer dan ada yang bersifat permanen. Gangguan itu bersifat
temporer apabila PMT trip dan jika dimasukkan lagi keadaannya normal kembali. Gangguan
dalam pusat listrik relatif jarang terjadi jika dibandingkan dengan saluran transmisi atau saluran
distribusi. Pada saluran transmisi, penyebab gangguan yang terbesar adalah petir. Hal ini
disebabkan saluran transmisi banyak yang melalui daerah terbuka sehingga rawan sambaran
petir. Pada saluran udara tegangan menengah (SUTM) distribusi, penyebab gangguan yang
utama adalah tanaman (pohon). Hal ini disebabkan SUTM kebanyakan melalui daerah
pemukiman yang banyak pohonnya.

6.7 Manajemen Logistik

Manajemen logistik untuk pembangkitan tenaga listrik meliputi kegiatan pembelian,


pengangkutan, penyimpanan, dan administrasi material (bahan) yang diperlukan untuk
menyelenggarakan pembangkitan tenaga listrik.

Material-material yang diperlukan untuk menyelenggarakan pembangkitan tenaga listrik adalah:

 Bahan bakar dan minyak pelumas.


 Bahan-bahan kimia serta alat-alat pembersih yang terpakai habis, seperti: kertas gosok
(amplas), lap, dan lain-lain.
 Consumable Parts (lihat Subbab 6.3).
 Spare Parts (lihat Subbab 6.3).
 Alat-alat kerja, seperti: katrol, alat ukur, dan lain-lain.
 Barang bekas/limbah, merupakan hasil/akibat sampingan dari proses pembangkitan
tenaga listrik.

36
a. Proses Pembelian

b. Proses Pengangkutan

c. Proses Penyimpanan

d. Proses Administrasi Harus ada buku gudang yang mencatat: Jumlah, macam, dan harga barang
yang ada dalam gudang.

6.8 penghapusan aktiva tetap

Unit pembangkit secara akuntansi tercatat sebagai aktiva tetap. Penghapusan unit pembangkit
secara normal mengacu kepada umur ekonomis yang diperkirakan. Namun sebaiknya keputusan
mengenai penghapusan unit pembangkit perlu pula memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Kinerja dari unit pembangkit.


b. Perkembangan teknologi unit pembangkit.

Dengan memperhatikan dua hal tersebut di atas, bisa saja pihak manajemen memutuskan
penghapusan yang lebih cepat daripada umur ekonomis yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini
besar kemungkinannya terjadi pada unit pembangkit termis.

Sebaliknya, banyak unit pembangkit hidro yang tetap beroperasi walaupun sudah melewati
perkiraan umur ekonomisnya (50 tahun) karena dianggap masih ekonomis untuk terus
dioperasikan.

6.9 Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Kepada personil yang bekerja dalam shift, pihak manajemen harus memberikan perlakuan yang
lebih baik dibandingkan personil dengan tingkat yang sama tetapi tidak bekerja dalam shift.
Alasan mengenai mengapa personil yang bekerja dalam shift perlu mendapat perlakuan lebih
baik adalah:

a. Orang yang bekerja dalam shifi, siklus hidupnya terganggu karena waktu istirahatnya
(tidurnya) tidak tetap, kadang-kadang malam, kadang-kadang siang.
b. Tarif upah bagi orang yang bekerja malam, hari libur, bahkan malam di hari libur lebih
tinggi daripada tarif upah bagi orang yang bekerja pada jam kerja normal. Maka orang
yang bekerja dalam shift harus mendapat gaji yang lebih tinggi.
c. Orang yang bekerja dalam shift dirugikan dalam kehidupan keluarganya karena jam
kerjanya yang tidak menentu setiap harinya, kadang-kadang bekerja malam hari. kadang-
kadang juga bekerja di hari libur. Di Perusahaan Listrik Perancis (Electricite de France),

37
sescorang tidak diperbolehkan bekerja dalam shift lebih lama dari 15 tahun. Hal ini
disebabkan karena dianggap dapat membahayakan kesehatannya.

6.10 Pengujian Instalasi Baru atau Alat Baru

Adapun pengujian-pengujian (tests) yang harus dilakukan adalah:

a. Type Test.
Setiap alat, baik yang akan dibeli secara tersendiri maupun yang merupakan bagian dari
Instalasi harus mempunyai Type Test. Hal ini harus dicantumkan dalam spesifikasi teknik
dan alat yang ditawarkan. Type test adalah pengujian yang dilakukan di suatu laboratorium
penguji internasional seperti KEMA dari negeri Belanda di mana dalam type test (sesuai
dengan namanya), alat dengan type identification tertentu mengalami pengujian (test)
terhadap hal-hal yang sifatnya merusak, karena type test memang bertujuan untuk menguji
ketahanan suatu alat dengan desain tertentu (tipe tertentu) terhadap hal-hal yang sifatnya
merusak, misalnya:
 Isolator diuji ketahanannya terhadap surja tegangan tertentu. Hal yang serupa
dilakukan juga terhadap generator dan transformator.
 Pemutus tenaga (PMT) diuji kemampuannya untuk memutus arus hubung singkat.
Sertifikat type test kemudian diberikan oleh laboratorium penguji untuk alat dengan
type desain tertentu yang telah lulus pengujian seperti tersebut di atas.

b. Factory Test (Pengujian di Pabrik).


Setelah alat yang dipesan selesai dibuat di pabrik, maka pihak pembeli datang ke pabrik
untuk menguji alat tersebut dengan mengacu kepada kontrak pembelian. Setelah pihak
pembeli puas dengan hasil pengujian di pabrik (factory test), maka alat dapat dikapalkan.
Setelah alat tersebut ada di atas kapal yang ditunjukkan oleh dokumen pengapalan (bill of
lading), maka pabrik (penjual) alat umumnya sudah bisa menagih pembayaran sampai
dengan kira-kira 80%. Setelah pembayaran ini dilakukan, maka secara hukum alat tersebut
sudah menjadi milik pembeli, dari segi akuntansi dicatat sebagai pekerjaan dalam
pelaksanaan (bakal aktiva).

c. Commissioning.
Setelah alat atau alat-alat yang dibeli sampai di site, tempat (proyek), maka alat ataupun alat-
alat ini dipasang secara individual atau sebagai instalasi dan kemudian dilakukan
commissioning test, yaitu pengujian terhadap alat atau instalasi yang telah selesai dipasang.
Tergantung kepada kontrak, selesai pemasangan alat atau instalasi bisa dilakukan
pembayaran oleh pembeli kepada penjual sejumlah uang dengan nilai kira-kira 10% dari
nilai kontrak, kemudian pengujian commissioning dimulai.
d. Masa Garansi

38
Masa garansi tergantung kepada kontrak, namun umumnya adalah satu tahun. Selama masa
garansi, apabila terjadi kerusakan pada alat atau instalasi yang dibeli dan dioperasikan maka
penjual harus memperbaiki kerusakan tersebut dengan jaminan sisa pembayaran yang belum
dibayarkan.

6.11 Riset dan Pengembangan

Menurut pengamatan penulis, riset dan pengembangan di bidang pembangkitan energi listrik
saat ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Generator
Tegangan generator terus diupayakan naik, hal ini berkaitan dengan hasil riset mengenai
isolasi kumparan stator generator.
b. Kabel Tegangan Tinggi.
Kabel tanah tegangan tinggi yang ada sampai sekarang mempunyai tegangan tertinggi 400
KV. Riset dan pengembangan untuk mencapai tegangan yang lebih tinggi terus berlangsung,
masalahnya selain menyangkut masalah isolasi juga menyangkut teknik penyambungannya.
c. Pemutus Tenaga (Circuit Breaker)
Riset masih banyak dilakukan untuk mengembangkan pemutus tenaga vakum sehingga bisa
dicapai tegangan operasi yang lebih tinggi. Setahu penulis, pemutus tenaga vakum saat ini
baru bisa mencapai 38 KV.
d. Instalasi Kontrol dan Proteksi.
Riset dan pengembangan instalasi kontrol dan instalasi proteksi dari pusat listrik
menyangkut perangkat keras dan juga perangkat lunak.
e. Unit PLTG
Untuk PLTG terus berkembang kapasitasnya, sudah bisa mencapai di atas 200 MW.
Perkembangan ini menyangkut hasil riset mengenai material yang bisa dipakai untuk suhu
pembakaran yang tinggi, mencapai suhu di atas 1300°C, yang dipakai dalam turbin gas.
f. Unit PLTD.
Perkembangan unit PLTD umumnya menyangkut kenaikan jumlah putaran per menit. Hal
ini berkaitan dengan hasil riset mengenai bahan yang dipakai untuk bagian-bagian yang
bergesek seperti bantalan dan cincin pengisap (piston ring) serta cylinder liner. Juga ada
perkembangan mengenai naiknya nilai brake mean efective pressure (BMEP) yang berkaitan
dengan hasil riset mengenai teknik pembakaran bahan bakar dalam silinder, misalnya
dengan cara menaikkan tekanan serta menurunkan suhu udara pembakaran di samping
menambah bahan bakar yang dikabutkan dalam silinder.
g. Sumber-sumber Energi
Sumber-sumber energi yang terus dikembangkan melalui riset:
• Magnetohidrodinamika Fuelcell
• Solarcell Baterai berkemampuan besar untuk ikut mengatur frekuensi sistem melalui
inverter.

39
h. Bahan bakar Gas
Saat ini di lingkungan ASEAN pemanfaatan gas alam sebagai bahan bakar gas terus
berkembang. Jaringan gas antar negara terus dibangun, termasuk pembangunan instalasi
pencairan gas dan juga instalasi untuk menguapkan gas cair, sehingga transportasi gas bisa
dilakukan melalui pipa dalam bentuk gas atau melalui kapal dalam bentuk cair

5.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Menurut kelompok kami bukunya bagus penyusunanya sistematis dan mudah dipahami
oleh pembaca karena menyediakan gambar dalambuku tersebut sedangkan kekurangan nya
kurang terperinci karena butuh tambahan dari buku lain untuk memhami nya.

6.KESIMPULAN

Pembangkitan tenaga listrik sebagian besar dilakukan dengan cara memutar generator
sinkron sehingga didapat tenaga listrik dengan tegangan bolak-balik 3 fasa.  energi mekanik
yang diperlukan untuk memutar generator sinkron didapat dari mesin penggerak generator
atau biasa disebut penggerak mula. mesin-mesin penggerak generator Ini mendapat energi
dari:
3. proses pembakaran bahan bakar.
4.  air terjun
mesin penggerak generator melakukan konversi energi primer menjadi energi mekanik
penggerak generator.  pusat listrik adalah tempat dimana proses pembangkitan energi listrik
dilakukan. proses pembangkitan tenaga listrik merupakan proses konversi energi primer
menjadi energi mekanik penggerak generator yang selanjutnya energi mekanik ini diubah
menjadi energi listrik oleh generator,  maka dalam pusat listrik umumnya terdapat:
5.  instalasi energi primer
6.  instalasi mesin penggerak generator
7.  instalasi pendingin
8.  instalasi listrik

1.2 jenis-jenis pusat listrik


1.  pusat listrik tenaga air ( PLTA)
2.  pusat listrik tenaga diesel ( PLTD)

40
3.  pusat listrik tenaga uap ( PLTU)
4.  pusat listrik tenaga gas ( PLTG)
5.   pusat listrik tenaga gas dan uap ( PLTGU)
6.  pusat listrik tenaga panas bumi (  PLTP)
7.  pusat listrik tenaga nuklir ( PLTN)

1.3  instalasi listrik dari pusat listrik


Tegangan generator yang paling tinggi dapat dibangkitkan adalah 23 KV.  pusat listrik yang
dioperasikan secara komersial Pada saat ini  yaitu tegangan dari generator dinaikkan dahulu
dengan menggunakan transformator,  kemudian dihubungkan ke rel melalui pemutus tenaga.

Generator yang umumnya digunakan dalam pusat listrik adalah generator sinkron 3
fasa.  ujung-ujung kumparan stator dari generator sinkron dihubungkan pada jepitan generator
sehingga ada 6 jepitan.  jepitan jepitan ini umumnya diberi kode R S T dan U V W.  jepitan R 
dan  dan U  merupakan ujung-ujung kumparan pertama,  jepitan S dan V  dari kumparan
kedua.  sedangkan dari kumparan ketiga adalah T  dan  dan W.   karena umumnya generator
sinkron dihubungkan dalam hubungan Y,  maka ketiga jepitan U V W  dihubungkan jadi satu
titik Netral.

41

Anda mungkin juga menyukai