Disusun Oleh :
Muhammad Ryanda Syahputra (5193131012)
Agung Manalu (5193331010)
FAKULTAS TEKNIK
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat, kesehatan dan kesempatan, sehingga kami bisa menyusun atau
menyelesaikan laporan Mini Riset Mata Kuliah Manajemen Sekolah.
Laporan ini kami yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya, baik isi maupun penyusunannya. Atas semua itu dengan rendah
hati saya harapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah....................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah............................................................................. 2
1.4 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.5 Tujuan Penelitian……………………………………..………..….. 3
1.6 Manfaat Penelitian……………………………………..….….…… 3
BAB II. KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Teori 4
2.1.1 Pengertian Manajemen Kesiswaan 4
2.1.2 Tujuan Manajemen Kesiswaan 4
2.1.3 Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan 5
2.2.1 Pengertian Sarana dan Prasarana 6
2.2.2 Fungsi Sarana dan Prasarana 8
2.2.3 Macam-macam Sarana dan Prasarana 8
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian 11
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 11
3.3 Objek atau Subjek Penelitian 11
3.4 Teknik Pengumpulan Data 11
3.5 Penyajian Hasil Analisis Data 11
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Tempat Observasi 12
4.2 Hasil Pembahasan Observasi 12
BAB V. PENUTUP
5.1 Simpulan 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
harus dikelolaan dengan baik, juga hubungan sekolah dengan masyarakat harus selalu
berkoordinasi, bekerjasama dalam mengatasi masalah sekolah. namun dalam kenyataannya
banyak sekolah yang belum mampu memaksimalkan pengelolaan manajemen sekolah
dengan baik. Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertugas menyelenggarakan proses
pendidikan
Penerapan manajemen pendidikan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat
tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan
yang sangat penting, karena bagaimanapun sekolah merupakan suatu sistem yang
didalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola
secara baik, sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan
menghasilkan kesemerautan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun
tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah, keberhasilannya diukur
oleh prestasi tamatan (out-put), oleh karena itu dalam menjalankan suatu organisasi seperti
sekolah harus berpikir "sistem" artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah
komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU, orang tua siswa, masyarakat,
pemerintah, anak didik, dan lain-lain (in-put) harus berfungsi optimal.
5
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adalah bagaimana implementasi manajemen
kesiswaan dan sarana dan prasana yang ada di SMK Negeri 10 Medan?
● Manfaat Teoritis
1. Sebagai bahan kajian lebih lanjut guna mencari dan mengembangkan
alternatif pada penyelenggaraan sekolah menengah kejuruan.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
7
Selain itu manajemen kesisswaan di sekolah secara baik dan berdaya guna
akan membantu seluruh staf maupun masyarakat untuk memahami kemajuan
sekolah. Mutu dan derajat sekolah tergambar dalam system sekolahnya.
Jadi tujuan manajemen kesiswaan adalah mengatur berbagi kegiatan dalam
bidang kesiswaan serta serta sebagai wahana bagi siswa untuk mengembangkan
diri seoptimal mungkin.
8
2) Agar pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan sekolah.
3) Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara
fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses
pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kebutuhan
sekolah.
9
nasional pendidikan yang dijelaskan dalam peraturan pemerintahan No. 19 tahun
2005. Ruang lingkup standar nasional pendidikan di jelaskan dalam pasal 2 ayat 1
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasrana, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kegiatan
pendidikan, dalam setiap kegiatan pendidikan dibutuhkan alat yang dapat
membantu kelancaran dalam kegiatan pendidikan.
Tujuan pendidikan akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh
peralatan yang cukup memadai, sehingga tujuan itu dapat dicapai dengan baik.
Oleh karena itu pemerintah telah menyusun standar sarana dan prasarana
pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 Pasal 42 yang berbunyi:
(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat
bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Sarana dan Prasarana merupakan bagian dari sarana dan prasrana
pendidikan, namun lebih khususkan pada kegiatan pembelajaran. Menurut Sanjaya
(2010, h. 18) “ sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung
terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat
pembelajaran, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya. Prasarana adalah segala
sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses
pembelajaran”.
2.2.2 Fungsi Sarana dan Prasarana Belajar
10
Menurut Nawai (dalam M. Nasrudin Rosid) Pertama, yaitu ditinjau dari
fungsinya terhadap proses belajar mengajar, prasarana pendidikan berfungsi tidak
langsung. Yang termasuk di dalam prasarana pendidikan adalah tanah, halaman,
pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah, jaringan jalan, air, telepon, serta
perabot/mebiler. Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung terhadap proses
belajar mengajar, seperti alat pelajaran, alat peraga dan media pendidikan
Kedua, ditinjau dari jenisnya. Fasilitas pendidikan dapat dibedakan
menjadi fasilitas fizikal dan fasilitas bukan fizikal Fasilitas fizikal atau fasilitas
material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang
mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti
kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model, media, dan
sebagainya. Fasilitas bukan fizikal yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau
kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk
memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, uang.
Ketiga, ditinjau dari sifat barangnya. Sarana dan prasarana pendidikan
dapat dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang
kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas. Barang bergerak atau barang
berpindah/dipindahkan dikelompokkan menjadi barang habis-pakai dan barang tak
habis pakai. Ketiga macam golongan tersebut akan diuraikan satu persatu
berdasarkan klasifikasinya masing-masing:
11
ruang perpustakaan kelas dan laboraturium, tersedianya buku-buku pelajaran,
Media/ alat bantu belajar merupakan komponen-komponen penting yang dapat
mendukung terwujudnya kegiatan belajar siswa.
Adapun macam-macam sarana dan prasarana yang diperlukan di sekolah
demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan sekolah adalah:
12
Menurut Hamiseno (2009) kelas adalah ruangan yang digunakan untuk
proses belajar mengajar yang efektif dan menguntungkan serta dapat memotivasi
siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Kelas merupakan taman
belajar bagi siswa.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
SMK Negeri 10 Medan berlokasi di Jalan Teuku Cik Ditiro, Madras Hulu,
Kota Medan, Sumatera Utara, 20151. Lokasinya sangat trategis, karena dekat
dengan Dinas Pendidikan Kota Medan dan berada di tengah-tengah kota.
15
Dalam memilih calon peserta didik, SMK Negeri 10 Medan menerapkan seleksi
secara khusus, yaitu menggunakan Akumulasi nilai Ujian masuk dan nilai hasil
UN. Untuk calon siswa yang berprestasi akan diberikan poin khusus sebagai
pertimbangan.
4.2.1.3. Orientasi
SMK Negeri 10 Medan setiap awal tahun pelajaran baru melakukan kegiatan
Orientasi Siswa (MOS) yang wajib diikuti oleh seluruh siswa baru. Dimana
orientasi ini menjadi kendali penuh oleh Wakasek kesiswaan yang dibantu oleh
pembina dan pengurus OSIS. Setelah MOS berakhir.
4.2.1.4. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
SMK Negeri 10 Medan juga aktif dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan
peserta didik. Hal ini tercermin dari banyaknya kegiatan konseling dan
ekstrakurikuler untuk peserta didik. Adapun kegiatan itu meliputi:
a. Pramuka
b. Paskibra
c. Palang Merah Remaja (PMR)
d. Musikalisasi
e. Rohis
f. Seni (Tari)
g. Teater
h. Olahraga (Bola Voli, Badminton, sepak bola, futsal, tenis meja)
4.2.1.5 Pencatatan dan Pelaporan
SMK Negeri 10 Medan menerapkan disiplin tinggi dalam menangani
pelanggaran-pelanggaran peserta didik. Kenakalan yang terjadi pada sekolah ini,
antara lain:
a. Merokok di lingkungan sekolah
b. Ngebut
c. Terlambat
d. Membentuk geng atau kelompok-kelompok sendiri
16
a. Mengunakan sistem kredit point bagi setiap pelanggaran, sehingga pada point
tertentu siswa dapat dikeluarkan dari sekolah.
b. Diadakan razia-razia secara mendadak untuk mengantisipasi masuknya rokok,
minum-minuman keras, obat-obatan terlarang dan pornografi ke lingkungan
sekolah.
c. Adanya layanan BK untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah yang
dihadapinya baik yang berkaitan dengan hal akademik, urusan pribadi dan
masalah-masalah lainnya yang berkaitan dengan siswa.
17
Mushollah (Ruang Ibadah)
Ruang 1 Administrasi/TU (Ruang TU)
Ruang 10 Pengolahan Kue & Roti (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 11 Dapur 2 (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 13 UP Boga (Unit Produksi)
Ruang 15 Tata Hidang (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 16 ICT/Multimedia (Ruang Guru)
Ruang 2 Kepala Sekolah (Ruang Kepala Sekolah)
Ruang 21 Produktif Busana (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 22 Produktif Busana (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 23 Produktif Busana (Bengkel)
Ruang 25 Produktif Busana (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 3 Ruang Data (Ruang Guru)
Ruang 4 WKS (Ruang Guru)
Ruang 5 Praktek Rambut (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 6 Praktek Kulit (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 8 Guru Boga (Ruang Guru)
Ruang 9 Guru Boga (Ruang Guru)
Ruang Asessor (Ruang Guru)
Ruang Aula (Ruang Serba Guna/Aula)
Ruang BK (Ruang BP/BK)
Ruang Dapur 1 Tata Boga (Ruang Praktik Kerja)
Ruang Gudang Kecantikan (Gudang)
18
4.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Pengadaan Sarana dan Prasarana
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Dari hasil observasi yang saya lakukan di SMK Negeri 10 Medan sebagian
besar pelaksanaan manajemen kesiswaan dan manajemen sarana dan prasarana
sudah baik, dan sesuai dengan ruang lingkup manajemen peserta didik dan
manajemen sarana dan prasarana. Pentingnya manajemen sekolah adalah
membantu memperlancar pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara efektif
dan efisien. Dari hasil tersebut terbukti bahwa manajemen sekolah khususnya
untuk manajemen kesiswaan dan manajemen sarana dan prasarana sangat penting
dalam suatu lembaga pendidikan terutama pengaruhnya terhadap hasil (output).
Dengan manajemen sekolah yang baik tercerminlah mutu dan kualitas sekolah
tersebut, dalam hal ini SMK Negeri 10 Medan yang menjadikannya dapat
diperhitungkan untuk bersaing dengan sekolah lain.
19
5.2. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Sutomo, Prihatin Titi. 2012. Manajemen sekolah. Semarang: Semarang
Press. Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah.
Jakarta: Bumi
Aksara.
Tahun
21
LAMPIRAN-LAMPIRAN
22