Anda di halaman 1dari 22

MINI RISET

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KESISWAAN DAN


IMPLEMENTASI MANAJEMEN SARANA DAN
PRASARANA DI SMK NEGERI 10 MEDAN

Disusun Oleh :
Muhammad Ryanda Syahputra (5193131012)
Agung Manalu (5193331010)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat, kesehatan dan kesempatan, sehingga kami bisa menyusun atau
menyelesaikan laporan Mini Riset Mata Kuliah Manajemen Sekolah.

Pembuatan laporan Mini Riset yang berjudul Implementasi Manajemen


Kesiswaan dan Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana di SMK Negeri 10
Medan ini bertujuan sebagai tugas individu mata kuliah Multimedia Pembelajaran.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan laporan ini.

Laporan ini kami yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya, baik isi maupun penyusunannya. Atas semua itu dengan rendah
hati saya harapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca.

Medan, 27 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah....................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah............................................................................. 2
1.4 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.5 Tujuan Penelitian……………………………………..………..….. 3
1.6 Manfaat Penelitian……………………………………..….….…… 3
BAB II. KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Teori 4
2.1.1 Pengertian Manajemen Kesiswaan 4
2.1.2 Tujuan Manajemen Kesiswaan 4
2.1.3 Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan 5
2.2.1 Pengertian Sarana dan Prasarana 6
2.2.2 Fungsi Sarana dan Prasarana 8
2.2.3 Macam-macam Sarana dan Prasarana 8
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian 11
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 11
3.3 Objek atau Subjek Penelitian 11
3.4 Teknik Pengumpulan Data 11
3.5 Penyajian Hasil Analisis Data 11
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Tempat Observasi 12
4.2 Hasil Pembahasan Observasi 12

BAB V. PENUTUP
5.1 Simpulan 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah, keberhasilannya diukur oleh
prestasi yang didapat, oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus
menggunakan suatu sistem, artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang di
dalamnya terdapat komponen-komponen terkait seperti guru-guru, staff TU, orang tua siswa,
masyarakat, pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi
oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.
Sekolah merupakan bagian dari suatu lembaga pendidikan harus selalu
memberikan pelayanan yang terbaiknya kepada masyarakat luas, karena keberadaan sekolah
yang dekat dengan masyarakat akan mencerminkan kebutuhan dan kebanggaan bagi
masyarakat. Sekolah sebagai suatu organisasi dalam perkembangan dan pencapaian tujuan
harus mengacu kepada pedoman dan arah pengembangan pendidikan.
Kompleksitas produk pendidikan sangat dipengaruhi faktor eksternal, lain dengan
dunia industri manakala kita memproses barang dengan kualitas tertentu, maka akan keluar
barang dengan kualitas tertentu pula, akan tetapi proses pendidikan berbeda. Manajemen
sekolah merupakan komponen yang sangat strategis dalam proses pendidikan. Menurut
Mulyasa, (2007: 42) menyatakan, pelaksanaan manajemen sekolah menuntut kepemimpinan
kepala sekolah profesional yang memiliki kemampuan manajerial dan integritas pribadi
untuk mewujudkan visi menjadi aksi, serta demokratis dan transparan dalam berbagai
pengambilan keputusan.
Keberhasilan kualitas pendidikan sangat ditentukan kemampuan pengelola dalam
mengelola organisasi (sekolah), seperti mengelola pembelajaran, siswa, sarana dan prasarana,
keuangan serta hubungan dengan masyarakat. Pembelajar adalah merupakan kegiatan utama
disekolah, pelaksanaaan proses kegiatan belajar mengajar perlu mendapatkan pengelolaan
yang baik sebagai kegiatan utama disekolah, siswa sebagai objek pendidikan yang memiliki
berbagai macam karakter dan latar belakang tentunya memerlukan pengelolaan yang baik,
penggunaan sarana dan prasarana, keuangan sebagai alat penunjang keberhasilan pendidikan

4
harus dikelolaan dengan baik, juga hubungan sekolah dengan masyarakat harus selalu
berkoordinasi, bekerjasama dalam mengatasi masalah sekolah. namun dalam kenyataannya
banyak sekolah yang belum mampu memaksimalkan pengelolaan manajemen sekolah
dengan baik. Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertugas menyelenggarakan proses
pendidikan
Penerapan manajemen pendidikan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat
tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan
yang sangat penting, karena bagaimanapun sekolah merupakan suatu sistem yang
didalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola
secara baik, sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan
menghasilkan kesemerautan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun
tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah, keberhasilannya diukur
oleh prestasi tamatan (out-put), oleh karena itu dalam menjalankan suatu organisasi seperti
sekolah harus berpikir "sistem" artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah
komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU, orang tua siswa, masyarakat,
pemerintah, anak didik, dan lain-lain (in-put) harus berfungsi optimal.

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis diatas, kami memberikan identifikasi yang
akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut:
1. Implementasi manajemen kesiswaan di SMK Negeri 10 Medan.
2. Implementasi manajemen sarana dan prasarana di SMK Negeri 10 Medan.

1.3. Batasan Masalah


Masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi dengan ruang lingkup 1 sekolah dan
hanya membahas tentang bagaimana implementasi manajemen kesiswaan dan sarana dan
prasarana di SMK Negeri 10 Medan.

5
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adalah bagaimana implementasi manajemen
kesiswaan dan sarana dan prasana yang ada di SMK Negeri 10 Medan?

1.5. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen
kesiswaan dan sarana dan prasarana di SMK Negeri 10 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian


● Manfaat Praktis
1. Sebagai masukan bagi pengelola SMK Negeri 10 Medan dalam mengelola
pendidikan yang sesuai dengan harapan masyarakat.

2. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam membuat kebijakan


tentang penyelenggaraan sekolah menengah terutama di SMK Negeri 10
Medan.

3. Sebagai informasi kepada masyarakat tentang apa yang sudah dilakukan


oleh pengelola SMK Negeri 10 Medan dan hasil yang sudah dicapai
sehingga masyarakat diharapkan dapat bersikap dan memberikan masukan
secara tepat kepada pihak sekolah.

● Manfaat Teoritis
1. Sebagai bahan kajian lebih lanjut guna mencari dan mengembangkan
alternatif pada penyelenggaraan sekolah menengah kejuruan.

2. Diharapkan dapat menambah khasanah tentang sekolah yang belum


banyak diteliti.

6
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen Kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang
berkaitan dengan siswa, pembinaan sekolah mulai dari penerimaaan siswa,
pembinaan siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menamatkan
pendidikannya mulai penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya
proses belajar mengajar yang efektif.
Mulyono mengemukakan bahwa manajemen kesiswaan adalah seluruh
proses kegiatan yang di rencanakan dan di usahakan secara sengaja serta
pembinaan secara continue terhadap seluruh siswa (dalam lembaga pendidikan
yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM secara efektif dan efisien.
Manajemen kesiswaan juga berarti seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara continue
terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan)
agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari
penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa manajemen
kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa
mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu
sekolah.

2.1.2 Tujuan Manajemen Kesiswaan


Secara umum tujuan manajemen kesiswaan adalah untuk mengatur
berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah
dapat berjalan lancar, tertib, teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan
sekolah.

7
Selain itu manajemen kesisswaan di sekolah secara baik dan berdaya guna
akan membantu seluruh staf maupun masyarakat untuk memahami kemajuan
sekolah. Mutu dan derajat sekolah tergambar dalam system sekolahnya.
Jadi tujuan manajemen kesiswaan adalah mengatur berbagi kegiatan dalam
bidang kesiswaan serta serta sebagai wahana bagi siswa untuk mengembangkan
diri seoptimal mungkin.

2.1.3 Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik


Ruang lingkup manajemen peserta didik meliputi :
2.1.3.1 Analisis Kebutuhan Peserta didik
Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah melakukan
analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga
pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
(1) Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima
(2) Menyusun progam kegiatan kesiswaan
2.1.3.2 Rekruitmen Peserta Didik
Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada
hakikatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar
yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan.
Langkah-langkah rekruitmen peserta didik (siswa baru) adalah sebagai berikut:
1) Pembentukan panitia penerimaan siswa baru
2) Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta
didik baru yang dilakukan secara terbuka.
2.1.3.3 Orientasi
Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan
mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta
didik itu menempuh pendidikan. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik
antara lain:
1) Agar peserta didik dapat mengerti, memahami dan mentaati segala
peraturan yang berlaku di sekolah.

8
2) Agar pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan sekolah.
3) Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara
fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses
pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kebutuhan
sekolah.

2.1.3.4 Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik


Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak
mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di
masa yang akan datang.

2.1.3.5 Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar
pihak lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik.

2.1.3.6 Kelulusan dan Alumni


Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta didik.
Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah
diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik. Ketika
peserta didik sudah lulus, maka secara formal hubungan antara peserta didik dan
lembaga telah selesai. Namun demikian, diharapkan hubungan antara para alumni
dan sekolah telah terjalin. Hubungan antara sekolah dan para alumni dapat dapat
dipelihara lewat pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh para alumni
yang tergabung dalam IKA (Ikatan Alumni) dan biasanya melakukan suatu
kegiatan yang disebut “reuni”

2.2.1 Pengertian Sarana dan Prasarana Belajar


Pendidikan adalah salah satu kegiatan utama yang menjadi perhatian
penting bagi setiap Negara seperti yang dijelaskan dalam UU No. 20 tahun 2003
pasal 3 bahwa tujuan dari kegiatan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia. Kegiatan pendidikan juga harus memenuhi standar

9
nasional pendidikan yang dijelaskan dalam peraturan pemerintahan No. 19 tahun
2005. Ruang lingkup standar nasional pendidikan di jelaskan dalam pasal 2 ayat 1
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasrana, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kegiatan
pendidikan, dalam setiap kegiatan pendidikan dibutuhkan alat yang dapat
membantu kelancaran dalam kegiatan pendidikan.
Tujuan pendidikan akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh
peralatan yang cukup memadai, sehingga tujuan itu dapat dicapai dengan baik.
Oleh karena itu pemerintah telah menyusun standar sarana dan prasarana
pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 Pasal 42 yang berbunyi:
(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat
bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Sarana dan Prasarana merupakan bagian dari sarana dan prasrana
pendidikan, namun lebih khususkan pada kegiatan pembelajaran. Menurut Sanjaya
(2010, h. 18) “ sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung
terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat
pembelajaran, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya. Prasarana adalah segala
sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses
pembelajaran”.
2.2.2 Fungsi Sarana dan Prasarana Belajar

10
Menurut Nawai (dalam M. Nasrudin Rosid) Pertama, yaitu ditinjau dari
fungsinya terhadap proses belajar mengajar, prasarana pendidikan berfungsi tidak
langsung. Yang termasuk di dalam prasarana pendidikan adalah tanah, halaman,
pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah, jaringan jalan, air, telepon, serta
perabot/mebiler. Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung terhadap proses
belajar mengajar, seperti alat pelajaran, alat peraga dan media pendidikan
Kedua, ditinjau dari jenisnya. Fasilitas pendidikan dapat dibedakan
menjadi fasilitas fizikal dan fasilitas bukan fizikal Fasilitas fizikal atau fasilitas
material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang
mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti
kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model, media, dan
sebagainya. Fasilitas bukan fizikal yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau
kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk
memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, uang.
Ketiga, ditinjau dari sifat barangnya. Sarana dan prasarana pendidikan
dapat dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang
kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas. Barang bergerak atau barang
berpindah/dipindahkan dikelompokkan menjadi barang habis-pakai dan barang tak
habis pakai. Ketiga macam golongan tersebut akan diuraikan satu persatu
berdasarkan klasifikasinya masing-masing:

2.2.3 Macam-Macam Sarana dan Prasarana Belajar


Menurut PP Nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan,
pasal 1 ayat (8) mengemukakan standar Nasional pendidikan, pasal 1 ayat (8)
mengemukakan standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan kriteria minimal tentang ruuang belajar, tempat olahraga,
perpustakaan, laboraturium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi serta
sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang prose pembelajaran
termasuk penggunaan tekhnologi informasi dan komunikasi. “Ketersediaan sarana
dan prasarana perlu diperhatiakn guna dalam kegiatan pembelajaran Anurrahman”
(2009, h. 195). keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik,

11
ruang perpustakaan kelas dan laboraturium, tersedianya buku-buku pelajaran,
Media/ alat bantu belajar merupakan komponen-komponen penting yang dapat
mendukung terwujudnya kegiatan belajar siswa.
Adapun macam-macam sarana dan prasarana yang diperlukan di sekolah
demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan sekolah adalah:

2.2.3.1 Alat Peraga


Menurut Amirin (dalam artikel pengertian sarana dan prasarana
pendidikana 2011) adalah menjelaskan dedinisi alat peraga sebagai berikut :
Alat peraga segala macam alat yang digunakan untuk meragakan (mewujudkan,
menjadikan terlihat) objek atau materi pelajaran ( yang tidak tampak muka atau
terindera, atau susah diindera).
“Menurut Fairuzahadi (dalam artikel pengertian dan tujuan alat peraga
pendididkan) alat peraga adalah sesuatu dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
pada diri siswa”.
Berdasarkam pengertian di atas. Maka alat peraga adalah sutu alat yang
digunakan saat kegiatan pembelajaran yang berguna untuk dapat menyampaikan
pesan, merangsang daya pikir peserta didik dan menumbuhkan perhatian serta
peserta didik untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran.

2.2.3.2 Media Pengajaran


Media merupakan salah satu bagian dari sarana pembelajaran. Media
pengajaran menurut R. Ibrahim dan Nanan Syaodin (2006, h.112) menjelaskan
definisi pengajaran adalah sebagai berikut:
Media pengajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belaajar mengajar.

2.2.3.3 Ruang Kelas

12
Menurut Hamiseno (2009) kelas adalah ruangan yang digunakan untuk
proses belajar mengajar yang efektif dan menguntungkan serta dapat memotivasi
siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Kelas merupakan taman
belajar bagi siswa.

2.2.3.4 Ruang Perpustakaan


Perpustakaan merupakan salah satu prasarana belajar yang penting dalam
kegiatan pembelajaran, karena perpustakaan merupakan salah satu rtsumber
informasi bagi siswa maupun para guru, Bafadal (2009, h. 3) menjelaskan definisi
perpustakaan sebagai berikut:
Perpustakaan adalah salah satu unit kerja dari suatu badan atau lembaga
tertentu yang mengolah bahan-bahan pustakan,baik merupakan buku-buku
maupun bukan berupa buku yang diatur secara sistematis menurut aturan sehingga
dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi setiap pemakai.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian evaluasi, dengan rancangan bersifat expost


facto, karena tidak melakukan manipulasi terhadap gejala yang diteliti dan
gejalanya sudah ada di lapangan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian


Hari / Tanggal : Kamis, 28 Oktober 2022
Jam : 10.00 WIB s/d selesai
Lokasi : Jalan. Teuku Cik Ditiro No. 57, Madras
Hulu, Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera
Utara

3.3. Obyek atau Subyek Penelitian


Obyek penelitian adalah sebuah Sekolah Menengah Kejuruan di wilayah
Medan tepatnya di SMK Negeri 10 Medan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data


Metode dokumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
observasi, dan dokumentasi.

3.5. Penyajian Hasil Analisis Data


Penyajian hasil analisis dalam penelitian ini menggunakan metode penyajian
analisis secara informal. Metode penyajian analisis secara informal maksudnya
perumusan dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145).

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 10 Medan

Alamat : Jl. Teuku Cik Ditiro No. 57, Madras Hulu,

Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara

4.1 Deskripsi Tempat Observasi

SMK Negeri 10 Medan merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang


bertugas meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan
kebutuhan Industri dan masyarakat. Pembangunan Indonesia yang dimulai pada
tahun 1969, yang dikenal dengan PELITA I, memberikan pemikiran untuk
mengadakan pembaharuan pada sistem pendidikan nasional.

SMK Negeri 10 Medan berlokasi di Jalan Teuku Cik Ditiro, Madras Hulu,
Kota Medan, Sumatera Utara, 20151. Lokasinya sangat trategis, karena dekat
dengan Dinas Pendidikan Kota Medan dan berada di tengah-tengah kota.

4.2 Hasil Pembahasan Observasi

4.2.1 Implementasi Manajemen Kesiswaan Pada SMK Negeri 10 Medan


Di dalam SMK Negeri 10 Medan telah melaksanakan manajemen peserta
didik yang cukup baik. Sebagai bukti lulusan atau output dari SMK Negeri 10
Medan tidak kalah saing dengan SMK lainnya di Kota Medan. Manajemen peserta
didik di SMK Negeri 10 Medan dapat dilihat pada:
4.2.1.1 Analisis Kebutuhan Peserta Didik
Di SMK Negeri 10 Medan melakukan seleksi penerimaan peserta didik baru di
awal tahun pelajaran. Pihak sekolah telah merencanakan menerima peserta didik
baru sebanyak 305 siswa, yang terbagi menjadi 9 kelas dengan masing-masing
kelas sebanyak 35 siswa.
4.2.1.2 Rekruitmen Peserta Didik

15
Dalam memilih calon peserta didik, SMK Negeri 10 Medan menerapkan seleksi
secara khusus, yaitu menggunakan Akumulasi nilai Ujian masuk dan nilai hasil
UN. Untuk calon siswa yang berprestasi akan diberikan poin khusus sebagai
pertimbangan.
4.2.1.3. Orientasi
SMK Negeri 10 Medan setiap awal tahun pelajaran baru melakukan kegiatan
Orientasi Siswa (MOS) yang wajib diikuti oleh seluruh siswa baru. Dimana
orientasi ini menjadi kendali penuh oleh Wakasek kesiswaan yang dibantu oleh
pembina dan pengurus OSIS. Setelah MOS berakhir.
4.2.1.4. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
SMK Negeri 10 Medan juga aktif dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan
peserta didik. Hal ini tercermin dari banyaknya kegiatan konseling dan
ekstrakurikuler untuk peserta didik. Adapun kegiatan itu meliputi:
a. Pramuka
b. Paskibra
c. Palang Merah Remaja (PMR)
d. Musikalisasi
e. Rohis
f. Seni (Tari)
g. Teater
h. Olahraga (Bola Voli, Badminton, sepak bola, futsal, tenis meja)
4.2.1.5 Pencatatan dan Pelaporan
SMK Negeri 10 Medan menerapkan disiplin tinggi dalam menangani
pelanggaran-pelanggaran peserta didik. Kenakalan yang terjadi pada sekolah ini,
antara lain:
a. Merokok di lingkungan sekolah
b. Ngebut
c. Terlambat
d. Membentuk geng atau kelompok-kelompok sendiri

Untuk mengatasi hal di atas dilakukan langkah-langkah berikut:

16
a. Mengunakan sistem kredit point bagi setiap pelanggaran, sehingga pada point
tertentu siswa dapat dikeluarkan dari sekolah.
b. Diadakan razia-razia secara mendadak untuk mengantisipasi masuknya rokok,
minum-minuman keras, obat-obatan terlarang dan pornografi ke lingkungan
sekolah.
c. Adanya layanan BK untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah yang
dihadapinya baik yang berkaitan dengan hal akademik, urusan pribadi dan
masalah-masalah lainnya yang berkaitan dengan siswa.

4.3.1 Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana yang Terdapat di


SMK Negeri 10 Medan
Sebagai Sekolah Menengah Kejuruan, SMK Negeri 10 Medan tentunya
memiliki banyak sarana dan prasarana yang diperuntukkan sebagai penunjang
proses kegiatan pembelajaran. Diantara sarana dan prasarana yang ada antara lain:

17
Mushollah (Ruang Ibadah)
Ruang 1 Administrasi/TU (Ruang TU)
Ruang 10 Pengolahan Kue & Roti (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 11 Dapur 2 (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 13 UP Boga (Unit Produksi)
Ruang 15 Tata Hidang (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 16 ICT/Multimedia (Ruang Guru)
Ruang 2 Kepala Sekolah (Ruang Kepala Sekolah)
Ruang 21 Produktif Busana (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 22 Produktif Busana (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 23 Produktif Busana (Bengkel)
Ruang 25 Produktif Busana (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 3 Ruang Data (Ruang Guru)
Ruang 4 WKS (Ruang Guru)
Ruang 5 Praktek Rambut (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 6 Praktek Kulit (Ruang Praktik Kerja)
Ruang 8 Guru Boga (Ruang Guru)
Ruang 9 Guru Boga (Ruang Guru)
Ruang Asessor (Ruang Guru)
Ruang Aula (Ruang Serba Guna/Aula)
Ruang BK (Ruang BP/BK)
Ruang Dapur 1 Tata Boga (Ruang Praktik Kerja)
Ruang Gudang Kecantikan (Gudang)

Ruang Server (Ruang Praktik Kerja)


Ruang Studio Multimedia (Ruang Praktik Kerja)
Rumah Penjaga Sekolah (Rumah Penjaga Sekolah)
Warehouse Multimedia (Gudang)

18
4.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Pengadaan Sarana dan Prasarana

Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana di SMK Negeri 10 Medan


dilakukan berdasarkan pada kebutuhan dari masing-masing unit (perpustakaan,
ekstrakulikuler, program keahlian, dan lain sebagainya). Jika pengadaan dinilai
belum memenuhi syarat kebutuhan, maka kegiatan pengadaan terhadap sarana dan
prasarana tersebut akan tertunda, dan dialihkan kepada sarana dan prasarana lain
yang lebih dibutuhkan berdasarkan skala prioritas.

4.3.3 Sarana dan Prasarana yang Sedang di Usahakan Pengadaannya

Saat ini, SMK Negeri 10 Medan sedang melakukan kegiatan pengadaan


sarana dan prasarana, yaitu pembangunan ruang kelas. Kegiatan pengadaan
tersebut telah dilakukan sejak pertengahan tahun 2018 yang bertujuan untuk
menambah kuota saat penerimaan siswa baru.

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Dari hasil observasi yang saya lakukan di SMK Negeri 10 Medan sebagian
besar pelaksanaan manajemen kesiswaan dan manajemen sarana dan prasarana
sudah baik, dan sesuai dengan ruang lingkup manajemen peserta didik dan
manajemen sarana dan prasarana. Pentingnya manajemen sekolah adalah
membantu memperlancar pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara efektif
dan efisien. Dari hasil tersebut terbukti bahwa manajemen sekolah khususnya
untuk manajemen kesiswaan dan manajemen sarana dan prasarana sangat penting
dalam suatu lembaga pendidikan terutama pengaruhnya terhadap hasil (output).
Dengan manajemen sekolah yang baik tercerminlah mutu dan kualitas sekolah
tersebut, dalam hal ini SMK Negeri 10 Medan yang menjadikannya dapat
diperhitungkan untuk bersaing dengan sekolah lain.

19
5.2. Saran

Bagi SMK Negeri 10 Medan , hendaknya dalam melakukan pemberian


sanksi kepada siswa yang melakukan pelanggaran sesuai dengan apa yang telah
diperbuatnya dan pengadaan sarana dan prasarana dapat menentukan skala
prioritas.

20
DAFTAR PUSTAKA
Sutomo, Prihatin Titi. 2012. Manajemen sekolah. Semarang: Semarang
Press. Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah.
Jakarta: Bumi
Aksara.

Suryosubroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Suderajat, Hari. 2005. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.


Bandung: CV. Cipta Cekas Grafika.

Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik. Bandung: PT.


Refika Aditama.

Imron, Ali, dkk. 2003. Manajemen Pendidikan: Analisis Substantif dan


Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Culberston.1982. Character Education : Teaching Value forLife. Chicago:
Science Research Associate Inc. Day,Christopher dan Pamela Sammons. 2004.
Succesfull School Leadership. United Kingdom: Education Development
Trust Highbridge House.
Sutomo, Prihatin Titi. 2012. Manajemen Sekolah. Semarang: Semarang Press.

Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor: 17

Tahun

2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Kemdiknas, Jakarta.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2010. Kebijakan Pembinaan


Sekolah Menengah Kejuruan, Kemdiknas, Jakarta.

21
LAMPIRAN-LAMPIRAN

22

Anda mungkin juga menyukai