Disusun Oleh:
2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa,dimana atas rahmat-Nya saya mampu menyelesaikan makalah tugas ini tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini saya juga menguncapkan terimakasih kepada Bapak Adi
Suarman Situmorang M.Pd selaku dosen matakuliah “Pengembangan Program Pembelajaran
Matematika”, yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran kepada saya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupu tata bahasanya, karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan segala kritik dan saran dari pembaca
sekalian agar dapat memperbaiki makalah ini dan semoga makalah ni dapat dipahami dan
dapat juga berguna bagi kami maupun bagi orang yang membacanya.
Hormat saya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II PEMBAHASAN 6
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakekatnya adalah pemberian bantuan kepada orang lain secara sadar dan
terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan potensi orang lain, agar yang bersangkutan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Musaheri,
2005:20). Menurut La sula (2000:34) “pendidikan adalah suatu kegiatan yang sistematik dan
sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik yang berlangsung di semua
lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat)”. Masalah
interaksi di kelas, yaitu komunikasi antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar di
kelas merupakan masalah pendidikan yang sangat menarik untuk dibicarakan yang sampai kini
tidak pernah ada habisnya. Oleh karena itu bagi para pendidik serta pengelola pendidikan
senantiasa diharapkan pemecahannya guna menuju proses belajar mengajar dapat terlaksana
dengan baik.
Menurut Shachelford dan Fenak (dalam Ulfah, 2004:3), apa yang dikenal selama ini dalam
proses belajar mengajar yaitu bahwa mengajar harus menguasai: a. Apa yang diajarkan; b. Teori
pengajaran yang relevan; c. Hal-hal baru (mau melakukan penelitian untuk memperkaya isi
bahan ajar yang diajarkan); d. Karakteristik siswa. Setiap guru harus memiliki keahlian di dalam
memilih model pengajaran yang dipakai sehari-hari dikelas. Pemilihan model yang tepat dalam
pengajaran tentu saja berorientasi pada tujuan pengajaran termasuk tujuan setiap materi yang
akan diberikan pada siswa. Dari beberapa model pengajaran yang baru, salah satu bentuk model
penyajian materi yang penting untuk diketahui adalah model pengajaran langsung (Direct
instruction). Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan
tentang sesuatu sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana
melakukan sesuatu yang keduanya berstruktur dengan baik dapat dipelajari selangkah demi
selangkah (Nur, 2000:4-5).
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Model pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga dikenal dengan istilah strategi
belajar ekspositori dan whole class teaching. Pembelajaran langsung merupakan suatu model
pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap
siswa. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009) adalah suatu model pembelajaran dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap selangkah demi selangkah.
Model pengajaran langsung (Direct Instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang
berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik.
Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada
siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku
tersebut.
Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has five steps:
establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended
practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning
environment that businesslike and task-oriented”. Artinya: Pengajaran langsung adalah model
berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau
demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran
langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang
menyenangkan dan berorientasi tugas.
Sedangkan menurut Hamzah (2008) bahwa model pembelajaran langsung adalah program
yang paling efektif untuk mengukur pencapaian keahlian dasar, keahlian dalam memahami suatu
materi dan konsep diri sendiri. Model pembelajaran langsung ini sangat ditentukan oleh
pendidik, artinya pendidik berperan penting dan dominan dalam proses pembelajaran.
Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar di mana pendidik terlibat aktif dalam mengusung
isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya kepada seluruh peserta didik dalam kelas.
Sedangkan Joyce, Weil, Calhoun (1972) berpendapat suatu model pembelajaran yang terdiri dari
penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap siswa. Model pengajaran
langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat
dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus
diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan
pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan
pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik,
sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.
Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan
diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan
permodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan
konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.
Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya sintaks/tahapan
pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang akan menggunakan pengajaran
langsung juga harus memperhatikan variabel-variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik,
arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari
pembelajaran. Joyce and Weil berpendapat beberapa keunggulan terpenting dari pembelajaran
langsung adalah adanya Fokus akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus
dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan.
Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan
pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran dan
meminimalkan kegiatan non akademik. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian
tujuan sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus
dilaksanakan oleh siswa. Dalam model pembelajaran langsung terdapat beberapa ciri-ciri khusus
yang memberikan keunggulan pada model ini. Adapun ciri-ciri tersebut, diantaranya:
1. Fokus akademik
Fokus akademik berarti prioritas tertinggi yang diletakkan dalam penugasan dan
penyelesaian tugas akademik. Dalam hal ini, penggunaan perangkat non akademik seperti
misalnya mainan dan teka-teki tidak terlalu ditekankan atau bahkan ditiadakan. Menurut
beberapa para ahli, fokus yang kuat terhadap masalah akademik menciptakan keterlibatan
siswa yang semakin kuat dalam rangka menghasilkan dan memajukan prestasi mereka
(Fisher, Berliner, Filby, Marliave, Ghen, dan Dishaw, 1980; Madaus, Airasian, dan
Kellaghan, 1980; Rosenshine, 1970, 1971, 1985).
2. Arahan dan kontrol guru
Kontrol dan arahan guru diberikan saat guru memilih dan mengarahkan tugas
pembelajaran, menegaskan peran inti selama memberi instruksi, dan meminimalisir
jumlah percakapan siswa yang tidak berorientasi akademik.
3. Harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa
Guru memiliki harapan besar kepada peserta didik serta concern dalam bidang tersebut
akan berupaya menghasilkan kemajuan akademik serta perilaku kondusif demi
terciptanya kemajuan dalam pendidikan.
4. Sistem manajemen waktu
Salah satu tujuan dari model pembelajaran langsung, yaitu memaksimalkan waktu belajar
siswa. Dalam hal ini, perilaku-perilaku guru yang tampak berhubungan langsung dengan
waktu yang dimiliki siswa dan rating kesuksesan dalam mengerjakan tugas, yang pada
akhirnya juga berhubungan dengan tingkat kemajuan prestasi siswa. Menurut Rosenshine
(1970) siswa menghabiskan waktu 50% sampai 70% waktu untuk mengerjakan tugas
seorang diri. Artinya, siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas dalam 50% sampai 70%
dari jumlah waktu. Jika hal ini dimaksimalkan, akan berdampak pada kemajuan prestasi
siswa yang cukup signifikan.
5. Atmosfer akademik yang cukup netral
Lingkungan instruksi langsung adalah tempat dimana pembelajaran menjadi fokus utama
dan tempat diman siswa terlibat dalam tugas-tugas akademik dalam waktu tertentu dan
mencapai rating kesuksesan yang tinggi. Iklim sosial dalam lingkungan ini harus
diciptakan secara positif dan bebas dari pengaruh negatif. Dimana guru harus
menghindari praktek-praktek negatif, seperti mencela perilaku siswa.
1. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan
informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa
yang harus dicapai oleh siswa.
2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang
mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual
yang sangat terstruktur.
5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-
keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
6. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang
relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
7. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran
(melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan
antusiasme siswa.
8. Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa
yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan
menafsirkan informasi. Ceramah juga dapat menciptakan lingkungan yang tidak
mengancam dan bebas stress bagi siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak
memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan
dipermalukan.
9. Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam
memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang
menyadarkan siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-
hari.
10. Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya
ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok
belajar dengan cara-cara ini.
11. Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan
untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya
terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
12. Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas
dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa
tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
13. Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model
pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
14. Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru
dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
Pada Model Pembelajaran Direct Instruction terdapat lima fase yang sangat penting. Sintaks
Model tersebut disajikan dalam 5 (lima) tahap, seperti ditunjukan table berikut:
Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi pelajaran.
Kegiatan pada fase ini meliputi:
Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan.
Kegiatan ini meliputi:
Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada siswa untuk
melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar
dan mengoreksi yang salah
Pada fase berikutnya, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan serta
menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi kehidupan nyata.
Latihan terbimbing ini baik juga digunakan guru unruk mengakses kemampuan siswa dalam
melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak,
serta memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu.
Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa dengan baik jika
telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85% - 90% dalam fase latihan terbimbing. Guru
memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa.
Sebagaimana halnya setiap mengajar, pelaksanaan yang baik model pengajaran langsung
memerlukan tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang jelas dari guru selama
berlangsungnya perencanaan, pada saat melaksanakan pembelajaran, dan waktu menilai
hasilnya. Ciri utama unik yang terlihat dalam melaksanakan suatu pengajaran langsung adalan
sebagai berikut.
a. Tugas-Tugas Perencanaan
Pengajaran langsung dapat diterapkan di bidang studi apa pun, namun model ini paling sesuai
untuk mata pelajaran yang berorientasi pada penampilan atau kinerja seperti menulis, membaca,
matematika, musik, dan pendidikan jasmani. Di samping itu pengajaran langsung juga cocok
untuk mengajarkan komponen-komponen keterampilan dan mata pelajaran sejarah dan sains.
1) Merumuskan Tujuan, dapat digunakan Model Mager dalam Kardi dan Nur (2000:18).
Mager mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran khusus harus sangat spesifik. Tujuan yang
ditulis dalam format Mager dikenal sebagai tujuan perilaku dan terdiri dari tiga bagian: Perilaku
siswa, Situasi pengetesan dan Kriteria kinerja.
2) Memilih Isi, kebanyakan guru pemula meskipun telah beberapa tahun mengajar, tidak
dapat diharapkan akan menguasai sepenuhnya materi pelajaran yang diajarkan. Bagi mereka
yang masih dalam proses menguasai sepenuhnya materi ajar, disarankan agar dalam memilih
materi ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu Kardi dan Nur
2000:20).
3) Melakukan Analisis Tugas, analisis tugas ialah alat yang digunakan oleh guru untuk
mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan atau
butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan guru. Ide yang melatar
belakangi analisis tugas ialah, bahwa informasi dan keterampilan yang kompleks tidak dapat
dipelajari semua dalam kurun waktu tertentu.
4) Merencanakan Waktu dan Ruang, pada suatu pengajaran langsung, merencanakan dan
mengelola waktu merupakan kegiatan yang sangat penting.
(2) memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang
optimal.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga dikenal dengan istilah strategi
belajar ekspositori dan whole class teaching. Pembelajaran langsung merupakan suatu model
pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap
siswa. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009) adalah suatu model pembelajaran dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap selangkah demi selangkah.
a. Fokus akademik
b. Arahan dan kontrol guru
c. Harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa
d. Sistem manajemen waktu
e. Atmosfer akademik yang cukup netral
Model pembelajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting, yaitu :
B. Saran
Diharapkan para guru atau calon guru dapat menerapkan model pembelajaran langsung dalam
dunia pendidikan pada saat proses pembelajaran agar terciptanya suatu pembelajaran yang
bermakna. Selain itu, guru juga diharapkan membimbing siswa menuju keberhasilan dalam
belajar.
DAFTAR PUSTAKA
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/
http://nurmarifa8.blogspot.co.id/2014/12/pembelajaran-langsung-direct-instruction.html