Anda di halaman 1dari 15

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG

Diajukan untuk Memenuhi

Tugas Matakuliah Pengembangan Program Pembelajaran Matematika

DOSEN PENGAMPU: Adi Suarman Situmorang, M.Pd

Disusun Oleh:

Angela Anatasya Regina Bangun 19150017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa,dimana atas rahmat-Nya saya mampu menyelesaikan makalah tugas ini tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini saya juga menguncapkan terimakasih kepada Bapak Adi
Suarman Situmorang M.Pd selaku dosen matakuliah “Pengembangan Program Pembelajaran
Matematika”, yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran kepada saya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupu tata bahasanya, karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan segala kritik dan saran dari pembaca
sekalian agar dapat memperbaiki makalah ini dan semoga makalah ni dapat dipahami dan
dapat juga berguna bagi kami maupun bagi orang yang membacanya.

Sukajulu, 15 Juni 2021

Hormat saya
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

1.1 Latar belakang 4

1.2 Rumusan masalah 4

1.3 Tujuan penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN 6

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Langsung 6

2.2 Karakteristik Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) 7

2.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung 8

2.4 Langkah-langkah atau Sintaks Model Pembelajaran Langsung 10

2.5 Pelaksanaan Pembelajaran Langsung 11

BAB III PENUTUP 14

3.1 Kesimpulan 14

3.2 Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya adalah pemberian bantuan kepada orang lain secara sadar dan
terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan potensi orang lain, agar yang bersangkutan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Musaheri,
2005:20). Menurut La sula (2000:34) “pendidikan adalah suatu kegiatan yang sistematik dan
sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik yang berlangsung di semua
lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat)”. Masalah
interaksi di kelas, yaitu komunikasi antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar di
kelas merupakan masalah pendidikan yang sangat menarik untuk dibicarakan yang sampai kini
tidak pernah ada habisnya. Oleh karena itu bagi para pendidik serta pengelola pendidikan
senantiasa diharapkan pemecahannya guna menuju proses belajar mengajar dapat terlaksana
dengan baik.
Menurut Shachelford dan Fenak (dalam Ulfah, 2004:3), apa yang dikenal selama ini dalam
proses belajar mengajar yaitu bahwa mengajar harus menguasai: a. Apa yang diajarkan; b. Teori
pengajaran yang relevan; c. Hal-hal baru (mau melakukan penelitian untuk memperkaya isi
bahan ajar yang diajarkan); d. Karakteristik siswa. Setiap guru harus memiliki keahlian di dalam
memilih model pengajaran yang dipakai sehari-hari dikelas. Pemilihan model yang tepat dalam
pengajaran tentu saja berorientasi pada tujuan pengajaran termasuk tujuan setiap materi yang
akan diberikan pada siswa. Dari beberapa model pengajaran yang baru, salah satu bentuk model
penyajian materi yang penting untuk diketahui adalah model pengajaran langsung (Direct
instruction). Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan
tentang sesuatu sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana
melakukan sesuatu yang keduanya berstruktur dengan baik dapat dipelajari selangkah demi
selangkah (Nur, 2000:4-5).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran langsung?


2. Apa saja karakteristik dari model pembelajaran langsung?
3. Apa kelebihan dan kelemahan model pembelajaran langsung?
4. Bagaimana sintaks dari model pembelajaran langsung?
5. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran langsung?
C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pembelajaran langsung.


2. Mengetahui karakteristik pembelajaran langsung.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan model pembelajaran langsung.
4. Mengetahui syntak model pembelajaran langsung.
5. Mengetahui pelaksanaan model pembelajaran langsung.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga dikenal dengan istilah strategi
belajar ekspositori dan whole class teaching. Pembelajaran langsung merupakan suatu model
pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap
siswa. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009) adalah suatu model pembelajaran dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap selangkah demi selangkah.

Model pengajaran langsung (Direct Instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang
berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik.
Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada
siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku
tersebut.

Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has five steps:
establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended
practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning
environment that businesslike and task-oriented”. Artinya: Pengajaran langsung adalah model
berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau
demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran
langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang
menyenangkan dan berorientasi tugas.

Sedangkan menurut Hamzah (2008) bahwa model pembelajaran langsung adalah program
yang paling efektif untuk mengukur pencapaian keahlian dasar, keahlian dalam memahami suatu
materi dan konsep diri sendiri. Model pembelajaran langsung ini sangat ditentukan oleh
pendidik, artinya pendidik berperan penting dan dominan dalam proses pembelajaran.
Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar di mana pendidik terlibat aktif dalam mengusung
isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya kepada seluruh peserta didik dalam kelas.
Sedangkan Joyce, Weil, Calhoun (1972) berpendapat suatu model pembelajaran yang terdiri dari
penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap siswa. Model pengajaran
langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat
dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus
diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan
pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan
pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik,
sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.

Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan
diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan
permodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan
konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.

B. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya sintaks/tahapan
pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang akan menggunakan pengajaran
langsung juga harus memperhatikan variabel-variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik,
arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari
pembelajaran. Joyce and Weil berpendapat beberapa keunggulan terpenting dari pembelajaran
langsung adalah adanya Fokus akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus
dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan.

Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan
pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran dan
meminimalkan kegiatan non akademik. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian
tujuan sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus
dilaksanakan oleh siswa. Dalam model pembelajaran langsung terdapat beberapa ciri-ciri khusus
yang memberikan keunggulan pada model ini. Adapun ciri-ciri tersebut, diantaranya:

1. Fokus akademik
Fokus akademik berarti prioritas tertinggi yang diletakkan dalam penugasan dan
penyelesaian tugas akademik. Dalam hal ini, penggunaan perangkat non akademik seperti
misalnya mainan dan teka-teki tidak terlalu ditekankan atau bahkan ditiadakan. Menurut
beberapa para ahli, fokus yang kuat terhadap masalah akademik menciptakan keterlibatan
siswa yang semakin kuat dalam rangka menghasilkan dan memajukan prestasi mereka
(Fisher, Berliner, Filby, Marliave, Ghen, dan Dishaw, 1980; Madaus, Airasian, dan
Kellaghan, 1980; Rosenshine, 1970, 1971, 1985).
2. Arahan dan kontrol guru
Kontrol dan arahan guru diberikan saat guru memilih dan mengarahkan tugas
pembelajaran, menegaskan peran inti selama memberi instruksi, dan meminimalisir
jumlah percakapan siswa yang tidak berorientasi akademik.
3. Harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa
Guru memiliki harapan besar kepada peserta didik serta concern dalam bidang tersebut
akan berupaya menghasilkan kemajuan akademik serta perilaku kondusif demi
terciptanya kemajuan dalam pendidikan.
4. Sistem manajemen waktu
Salah satu tujuan dari model pembelajaran langsung, yaitu memaksimalkan waktu belajar
siswa. Dalam hal ini, perilaku-perilaku guru yang tampak berhubungan langsung dengan
waktu yang dimiliki siswa dan rating kesuksesan dalam mengerjakan tugas, yang pada
akhirnya juga berhubungan dengan tingkat kemajuan prestasi siswa. Menurut Rosenshine
(1970) siswa menghabiskan waktu 50% sampai 70% waktu untuk mengerjakan tugas
seorang diri. Artinya, siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas dalam 50% sampai 70%
dari jumlah waktu. Jika hal ini dimaksimalkan, akan berdampak pada kemajuan prestasi
siswa yang cukup signifikan.
5. Atmosfer akademik yang cukup netral
Lingkungan instruksi langsung adalah tempat dimana pembelajaran menjadi fokus utama
dan tempat diman siswa terlibat dalam tugas-tugas akademik dalam waktu tertentu dan
mencapai rating kesuksesan yang tinggi. Iklim sosial dalam lingkungan ini harus
diciptakan secara positif dan bebas dari pengaruh negatif. Dimana guru harus
menghindari praktek-praktek negatif, seperti mencela perilaku siswa.

C. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung

Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran langsung, sebagai berikut:

a. Kelebihan model pembelajaran langsung :

1. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan
informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa
yang harus dicapai oleh siswa.
2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang
mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual
yang sangat terstruktur.
5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-
keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
6. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang
relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
7. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran
(melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan
antusiasme siswa.
8. Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa
yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan
menafsirkan informasi. Ceramah juga dapat menciptakan lingkungan yang tidak
mengancam dan bebas stress bagi siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak
memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan
dipermalukan.
9. Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam
memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang
menyadarkan siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-
hari.
10. Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya
ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok
belajar dengan cara-cara ini.
11. Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan
untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya
terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
12. Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas
dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa
tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
13. Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model
pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
14. Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru
dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.

b. Kelemahan Model Pembelajaran Langsung

1. Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan


informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak
semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus
mengajarkannya kepada siswa.
2. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau
ketertarikan siswa.
3. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi
siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
4. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran
ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya
diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan
pembelajaran mereka akan terhambat.
5. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi
dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung,
dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan
keingintahuan siswa.
6. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran
langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses
dan memahami informasi yang disampaikan.
7. Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana
materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa.
Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
8. Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan
perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang
disampaikan.
9. Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya
bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan
menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
10. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya,
banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang
dimaksudkan oleh guru.

D. Langkah-langkah atau Sintaks Model Pembelajaran Langsung

Pada Model Pembelajaran Direct Instruction terdapat lima fase yang sangat penting. Sintaks
Model tersebut disajikan dalam 5 (lima) tahap, seperti ditunjukan table berikut:

Fase 1 : Fase Orientasi

Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi pelajaran.
Kegiatan pada fase ini meliputi:

 Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan


yang telah dimiliki siswa
 Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran
 Member penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan
 Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan
dilakukan selama pembelajaran
 Menginformasikan kerangka pelajaran
 Memotivasi siswa
Fase 2 : Fase Presentasi/Demonstrasi

Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan.
Kegiatan ini meliputi:

 Penyajian materi dalam langkah-langkah


 Pemberian contoh konsep
 Pemodelan/peragaan keterampilan
 Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa

Fase 3 : Fase Latihan Terstruktur

Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada siswa untuk
melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar
dan mengoreksi yang salah

Fase 4 : Fase Latihan Terbimbing

Pada fase berikutnya, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan serta
menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi kehidupan nyata.

Latihan terbimbing ini baik juga digunakan guru unruk mengakses kemampuan siswa dalam
melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak,
serta memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu.

Fase 5 : Fase Latihan Mandiri

Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa dengan baik jika
telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85% - 90% dalam fase latihan terbimbing. Guru
memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa.

E. Pelaksanaan Pembelajaran Langsung

Sebagaimana halnya setiap mengajar, pelaksanaan yang baik model pengajaran langsung
memerlukan tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang jelas dari guru selama
berlangsungnya perencanaan, pada saat melaksanakan pembelajaran, dan waktu menilai
hasilnya. Ciri utama unik yang terlihat dalam melaksanakan suatu pengajaran langsung adalan
sebagai berikut.

a. Tugas-Tugas Perencanaan

Pengajaran langsung dapat diterapkan di bidang studi apa pun, namun model ini paling sesuai
untuk mata pelajaran yang berorientasi pada penampilan atau kinerja seperti menulis, membaca,
matematika, musik, dan pendidikan jasmani. Di samping itu pengajaran langsung juga cocok
untuk mengajarkan komponen-komponen keterampilan dan mata pelajaran sejarah dan sains.

1) Merumuskan Tujuan, dapat digunakan Model Mager dalam Kardi dan Nur (2000:18).
Mager mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran khusus harus sangat spesifik. Tujuan yang
ditulis dalam format Mager dikenal sebagai tujuan perilaku dan terdiri dari tiga bagian: Perilaku
siswa, Situasi pengetesan dan Kriteria kinerja.

2) Memilih Isi, kebanyakan guru pemula meskipun telah beberapa tahun mengajar, tidak
dapat diharapkan akan menguasai sepenuhnya materi pelajaran yang diajarkan. Bagi mereka
yang masih dalam proses menguasai sepenuhnya materi ajar, disarankan agar dalam memilih
materi ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu Kardi dan Nur
2000:20).

3) Melakukan Analisis Tugas, analisis tugas ialah alat yang digunakan oleh guru untuk
mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan atau
butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan guru. Ide yang melatar
belakangi analisis tugas ialah, bahwa informasi dan keterampilan yang kompleks tidak dapat
dipelajari semua dalam kurun waktu tertentu.

4) Merencanakan Waktu dan Ruang, pada suatu pengajaran langsung, merencanakan dan
mengelola waktu merupakan kegiatan yang sangat penting.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh guru:

(1) bakat dan kemampuan siswa,

(2) memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang
optimal.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pengajaran Langsung

Langkah-langkah pembelajaran model langsung pada dasarnya mengikuti pola-pola


pembelajaran secara umum. Menurut Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks
pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.
1. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam
tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang
diharapkan.
2. Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan
pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
3. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan
informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
4. Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi
baru secara individu atau kelompok.
6. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap
hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang
benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.
7. Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas
mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah
mereka pelajari.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga dikenal dengan istilah strategi
belajar ekspositori dan whole class teaching. Pembelajaran langsung merupakan suatu model
pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap
siswa. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009) adalah suatu model pembelajaran dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap selangkah demi selangkah.

Adapun karakteristik model pembelajaran langsung, yaitu:

a. Fokus akademik
b. Arahan dan kontrol guru
c. Harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa
d. Sistem manajemen waktu
e. Atmosfer akademik yang cukup netral

Model pembelajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting, yaitu :

a. Fase 1 : Fase Orientasi


b. Fase 2 : Fase Presentasi/Demonstrasi
c. Fase 3 : Fase Latihan Terstruktur
d. Fase 4 : Fase Latihan Terbimbing
e. Fase 5 : Fase Latihan Mandiri

B. Saran

Diharapkan para guru atau calon guru dapat menerapkan model pembelajaran langsung dalam
dunia pendidikan pada saat proses pembelajaran agar terciptanya suatu pembelajaran yang
bermakna. Selain itu, guru juga diharapkan membimbing siswa menuju keberhasilan dalam
belajar.
DAFTAR PUSTAKA

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/

http://nurmarifa8.blogspot.co.id/2014/12/pembelajaran-langsung-direct-instruction.html

Kardi,S.dan Nur,M. 2000. Pembelajaran Langsung.Surabaya: University Press.

Anda mungkin juga menyukai