Di Susun Oleh:
1. Agung Manalu (5193331010)
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, petunjuk serta
karunianya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan dalam bentuk Makalah tugas. Adapun
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain multimedia pembelajaran Saya
menyadari bahwa dalam penulisan critical journal Makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang dapat dijadikan perbaikan untuk tulisan-
tulisan yang akan datang.
Saya berharap semoga Makalah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya serta untuk
menambah pengetahuan dalam keterampilan mahasiswa dan masyarakat yang membacanya.
Semoga bantuan, dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada saya
dalam penyusunan Makalah ini mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.
Medan, 12,Oktober,2022
Penulis
BAB I
MODEL DRILL DAN PRACTICE
Dilihat dari penjelasan diatas secara umum tahapan penyajian model Drill and
Practice adalah sebagai berikut:
a. Penyajian masalah-masalah dalam bentuk latihan soal pada tingkat tertentu dari
kemampuan dan performance siswa
b. Siswa mengerjakan soal-soal latihan
c. Program merekam penampilan siswa, mengevaluasi, kemudian memberikan umpan
balik
d. Jika jawaban yang diberikan siswa benar program menyajikan materi
selanjutnya dan jika jawaban siswa salah program menyediakan fasilitas untuk
mengulangi latihan (remedial) yang dapat diberikan secara parsial atau pada akhir
keseluruhan soal.
2. Factor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Model Drill And Practice
Adapun kelebihan dari model pembelajaran drill practice adalah sebagai berikut :
1. Bahan yang diberikan secara teratur
2. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh guru
memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap kesalahan-
kesalahannya.
3. Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat
dipergunakan dalam keperluan sehari-hari, baik untuk keperluan studi maupun untuk
bekal hidup di masyarakat kelak.
4. Metode ini memungkinkan kesempatan untuk lebih memperdalam kemampuan secara
spesifik.
5. Dapat menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon yang cepat
A. Pengertian Tutorial
Tutorial atau tutoring adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat
akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran proses
belajar mandiri mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi
ajar. Tutor adalah orang yang memberikan ilmu kepada anak didik secara langsung,
mahasiswa lebih memahami konsep dan praktek pendidikan non formal yang lebih
baik.
Pada interaksi yang berbentuk tutorial, prinsip dasar langkah-langkah memulai
penyajian informasi (materi) sama halnya pada waktu menyajikan materi lewat
tutorial tatap muka. Dalam sajian tutorial tatap muka, biasanya tutor akan
memulaikegiatannya dengan menguraikan ruang lingkup materi tutorial, tujuan-tujuan
yang ingin dicapai, serta menginformasikan pula hubungan topik tutorial saat disajikan
dengan topik-topik pada kegiatan tutorial yang akan datang (sebagai relevansi).
Setelah itu barulah tutor menyampaikan materi tutorial dengan pendekatan tertentu.
Definisi tutorial dalam pembelajaran berbasis komputer sebagaimana
diungkapkan Hernawan (2004) dan Rusman (2008) adalah pembelajaran khusus dengan
instruktur yang terkualifikasi dengan menggunakan software komputer yang berisi
materi pelajaran yang bertujuan untuk memberikan pemahaman secara tuntas (mastery
learning) kepada siswa mengenai bahan atau materi pelajaran yang sedang dipelajari.
Dalam tutorial, komputer berperan sebagai guru sehingga semua interaksi terjadi
antara komputer dengan peserta didik sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan
pemantau. Dalam model ini, sebenarnya software program komputer
menggantikan sistem tutor yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Pembelajaran
dalam model ini disajikan melalui teks atau grafik yang ditampilkan oleh layar
komputer. Kemudian komputer menampilkan pertanyaan sesuai dengan masalah yang
disajikan. Secara sederhana pola-pola pengoperasian dalam pembelajaran CAI model
tutorial dapat dilihat sebagai berikut:
1. Komputer menyajikan materi
2. Siswa memberikan respon
3. Respon siswa dievaluasi oleh komputer dengan orientasi siswa pada arah siswa
dalam menempuh presentasi berikutnya.
4. Melanjutkan atau mengulangi tahapan sebelumnya
Dalam merancang interaksi yang berbentuk tutorial, saat atau setelah
menyampaikan materi biasanya diikuti dengan pemberian soal atau latihan serta
kasus. Jawaban pengguna terhadap soal dan kasus tersebut akan dianalisis oleh
komputer dan seketika itu juga komputer akan memberikan respons dan memberikan
umpan balik terhadap hasil belajar pengguna. Dalam interaksi tutorial ini, informasi dan
pengetahuan yang disajikan sangat komunikatif, seolah-olah ada pengajar yang berdiri
di samping peserta didik yang memberikan pengarahan dan pembimbingan secara
langsung kepada peserta didik.
Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau jarak jauh berdasarkan konsep
belajar mandiri. Pola pembelajaran pada interaksi yang berbentuk tutorial ini biasanya
dirancang secara bercabang. Peserta didik dapat diberi kesempatan untuk memilih
topik-topik pembelajaran yang ingin dipelajari dalam suatu subjek pelajaran tertentu.
Namun, secara umum penyajian informasi atau materi dapat dikelompokkan menjadi
4 (empat) tipe penyajian, yaitu: informasi verbal, konsep, aturan, prinsip, dan
keterampilan.
Konsep belajar mandiri dalam tutorial mengandung pengertian, bahwa tutorial
merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan memacu kemandirian, disiplin,
dan inisiatif diri mahasiswa dalam belajar dengan minimalisasi intervensi dari pihak
pembelajar yang dikenal sebagai Tutor. Prinsip pokok tutorial adalah “kemandirian
mahasiswa” (student‟s independency). Tutorial tidak ada, jika kemandirian tidak ada.
Jika mahasiswa tidak belajar di rumah, dan datang ke tutorial dengan „kepala kosong‟,
maka yang terjadi adalah “perkuliahan” biasa, bukan tutorial. Dengan demikian,
secara konseptual tutorial perlu dibedakan secara tegas dengan “kuliah” (lecturing) yang
umum berlaku di perguruan tinggi di mana peran dosen sangat besar.
Program tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang
bertujuan memberikan bantuan kepada siswa agar dapat mencapai hasil belajar secara
optimal. Kegiatan pembelajaran berbasis komputer (CBI) merupakan istilah umum
untuk segala kegiatan belajar yang menggunakan komputer baik sebagian maupun
secara keseluruhan. Dewasa ini CBI telah berkembang menjadi berbagai model mulai
dari CAI kemudian mengalami perbaikan menjadi ICAI (intelligent computer assisted
intruction) dengan dasar orientasi aktivitas yang berbeda muncul pula CAL (computer
asisted personalized assigment), ITS (integent tutoring system).
Model CAI tipe tutorial ini menurut Arsyad (1996:97) memiliki 2 jenis :
1. Tutorial Terprogram
Tutorial terprogram merupakan seperangkat tayangan baik statis maupun
dinamis yang terlebih dahulu diprogramkan. Secara berturut, seperangkat kecil
informasi ditayangkan yang diikuti dengan pertanyaan. Jawaban siswa dianalisis oleh
komputer (dibandingkan dengan kemungkinan-kemungkian jawaban yang telah
dirancang oleh si pembuat program/guru), dan berdasarkan hasil analisis itu umpan
balik yang sesuai. Urutan linear dan urutan bercabang digunakan. Penetapan kapan
bercabang dimaksudkan untuk penyajian materi pelajaran tambahan berdasarkan hasil
analisis perkembangan siswa setelah menyelesaikan beberapa latihan dan tugas.
Semakin banyak alternatif cabang yang tersedia, semakin luwes program tersebut
menyesuaikan diri dengan perbedaan individual siswa. Media tambahan lain biasanya
digabungkan untuk format tutorial terprogram, seperti tugas tugas bacaan berbasis
cetak, kegiatan kelompok, percobaan laboratorium, kegiatan latihan, simulasi dan
interaktif dengan videodisc. Manfaat tutorial terprogram akan nampak jika
menggunakan kemampuan teknologi komputer untuk bercabang dan interaktif.
2. Tutorial Intellegent
Berbeda dari tutorial terprogram karena jawaban komputer terhadap
pertanyaan siswa dihasilkan oleh intelegensia artifisial (kecerdasan buatan),
bukanjawaban-jawaban yang terprogram yang telah disiapkan terlebih dahulu oleh
si perancang. Dengan demikian, ada dialog dari waktu ke waktu antara siswa
dengan komputer. Baik siswa maupun komputer dapat bertanya ataupun
memberi jawaban.
Terdapat 8 identitas model Tutorial dalam pembelajaran CAI, yaitu :
a. Pengenalan (introduction)
b. Penyajian informasi (presentation of information)
c. Pertanyaan dan respon (question and responses)
d. Penilaian respon (judging responses)
e. Pemberian feedback terhadap respon (providing feedback about responses)
f. Pembetulan (remediation)
g. Segmen pengaturan pengajaran (sequencing lesson segment)
h. Penutup (Closing)
Dalam beberapa bentuk tutorial sebagaimana diungkapkan oleh Hackbarth
(1996: 193) selain menampilkan kedelapan identitas tersebut, biasanya model tutorial
biasa digabung dengan soal-soal latihan yang ada dalam model drill, sehingga
diharapkan siswa akan lebih memahami dan belajar secara tuntas.
Sebagaimana diungkapkan Hamalik (2003: 73-74) bahwa terdapat lima fungsi
utama pembelajaran tutorial, yaitu:
a. Kurikuler yang berperan sebagai pelaksana kurikulum
b. Instruksional yang berperan melaksanakan proses pembelajaran agar para siswa
aktif belajar mandiri
c. Diagnosis bimbingan yang berperan membantu siswa yang mengalami kelemahan,
kekuatan, kelambanan
d. Administratif yang berperan melaksanakan pencatatan, pelaporan, penilaian sesuai
e. Tuntutan program
f. Personal yang berperan keteladanan kepada siswa sehingga menggugah motivasi
belajar mandiri dan motif berprestasi
Lebih lanjut Hamalik menyebutkan terdapat 3 fungsi utama dalam pembelajaran
tutorial, yaitu:
a) Untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan para siswa sesuai dengan yang
dimuat dalam program
b) Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa tentang cara
memecahkan masalah, mengatasi kesulitan atau agar mampu membimbing sendiri
c) Untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang cara belajar mandiri dan
menerapkannya pada program yang digunakan untuk belajar.
Pembelajaran berbasis komputer model tutorial menganut beberapa prinsip
pada pembelajaran behaviorisme yang menekankan pentingnya peranan lingkungan dan
latihan. Model pembelajaran ini menganut beberapa prinsip-prinsip pembelajaran yang
meliputi:
a. Adanya perbedaan individual dalam belajar.
utama pembelajaran berbasis komputer model tutorial adalah proses
pembelajaran yang dilakukan secara individual yaitu interaksi antara seorang
peserta didik dengan software program yang ada dalam komputer sehingga setiap
siswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri.
b. Perhatian dan motivasi.
Dalam pembelajaran berbasis komputer model tutorial, setiap materi dan soal
disajikan dengan berbagai macam bentuk baik bentuk animasi, grafik, gambar
video maupun foto serta pemberian pujian, hukuman dan feedback yang mampu
membangkitkan rangsangan, motivasi dan perhatian peserta didik.
c. Prinsip Keaktifan.
Sebagaimana ciri pertama tutorial di atas, yaitu pembelajaran yang bersifat
individual, maka setiap siswa akan belajar mengkonstruk sendiri pengetahuan
dengan adanya interaksi secara aktif antara siswa dengan program.
Beberapa prinsip dasar tutorial yang sebaiknya dipahami oleh tutor agar
penyelenggaraan tutorial yang efektif, dan tidak terjebak pada situasi pembelajaran
biasa, adalah:
1. Interaksi tutorial sebaiknya berlangsung pada tingkat metakognitif, yaitu tingkatan
berpikir yang menekankan pada pembentukan keterampilan “learning how
to learn”atau “think how to think” (mengapa demikian, bagaimana hal itu bisa terjadi,
dsb).
2. Tutorial harus memiliki langkah proses belajar yang dijalani oleh tutee.
3. Tutorial harus mampu mendorong tutee sampai pada taraf pengertian (understanding =
C2) yang mendalam sehingga mampu menghasilkan pengetahuan (create = C6) yang
tahan lama.
4. Segala kuputusan dalam tutorial sebaiknya diambil melalui prosesdinamika kelompok
di mana setiap tutee dalam kelompok memberikan sumbang pikirannya.
5. Tutorial harus mampu membuat variasi stimulasi/rangsangan untuk belajar,
sehinggatutee tidak merasa bosan, jenuh, dan/atau putus asa.
6. Tutorial selayaknya memantau kualitas kemajuan belajar tutee dengan mengarahkan
kajian sampai pada taraf pengertian yang mendalam (indepth understanding).
ht t ps://asepawaludinfajari.wordpress.com/2012/07/05/game -puzzle-daur-hidup-hewan -
v-1-0/
1. Pendahuluanatau ( introduction)
Tujuannya adalah untuk menetapkan tahapan dari permainan dan
penjamin siswa akan mengerti apa yang harus dilakukan, jika dalam
pembukaannya kurang menarik, maka akan kehilangan tujuan pembelajarannya,
sebab siswa mungkin hanya berkonsentrasi dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang tidak penting dari pada pembelajaran games itu sendiri. Dalam
pembukuan biasanya itu terdapat : judul atau title, tujuan, aturan/rules, petunjuk
bermain/ direction for use, dan pilihan permainan.
1) Apabila metode ini dilakukan tanpa persiapan yang matang, maka ada
kemungkinan tujuan-tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal sebab
anak terlalu larut dalam proses bermain apalagi misalnya guru kurang memperhatikan
tahapan-tahapan pembelajaran melalui metode ini.
2) Metode ini biasanya memerlukan strategi dan media pembelajaran yang
disiapkan secara baik. Oleh karena itu ketersediaan media bermain
merupakan syarat
diterapkannya metode ini. Media di sini bukan saja berbentuk barang tetapi dapat
berbentuk berbagai jenis permainan yang harus dikuasai guru agar pembelajaran
berjalan dengan baik. Apabila guru tidak menyediakan media pembelajaran maka tujuan
pembelajaran akan sulit tercapai.
Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi
dunia kerja.
Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa
diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang
disimulasikan.
Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat
hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi.
BAB V KESIMPULAN
1). Roestiyah N.K, Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar
siswa
2). Zuhairini, Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih
siswa
4). Dalam buku Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang
suatu ketrampilan agar menjadi permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah
kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode drill adalah
latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali secara kontinyu untuk
mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang
dipelajari. Dari segi pelaksanaannya siswa teriebih dahulu telah dibekali dengan
pengetahuan secara teori. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa diminta
mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan terampil.
Model CAI tipe tutorial ini menurut Arsyad (1996:97) memiliki 2 jenis :
1. Tutorial Terprogram
2. Tutorial Intellegent
a. Pengenalan (introduction)
f. Pembetulan (remediation)
h. Penutup (Closing)
Dalam beberapa bentuk tutorial sebagaimana diungkapkan oleh Hackbarth
(1996: 193) selain menampilkan kedelapan identitas tersebut, biasanya model tutorial
biasa digabung dengan soal-soal latihan yang ada dalam model drill, sehingga
diharapkan siswa akan lebih memahami dan belajar secara tuntas.
Dalam pembelajaran berbasis komputer model tutorial, setiap materi dan soal
disajikan dengan berbagai macam bentuk baik bentuk animasi, grafik, gambar
video maupun foto serta pemberian pujian, hukuman dan feedback yang mampu
membangkitkan rangsangan, motivasi dan perhatian peserta didik.
c. Prinsip Keaktifan.
Beberapa prinsip dasar tutorial yang sebaiknya dipahami oleh tutor agar
penyelenggaraan tutorial yang efektif, dan tidak terjebak pada situasi pembelajaran
biasa, adalah:
2. Tutorial harus memiliki langkah proses belajar yang dijalani oleh tutee.
3. Tutorial harus mampu mendorong tutee sampai pada taraf pengertian (understanding =
C2) yang mendalam sehingga mampu menghasilkan pengetahuan (create = C6) yang
tahan lama.