Anda di halaman 1dari 37

SINTAKS PEMANFAATAN LKPD DAN SINTAKS PENGELOLAAN KELAS

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar

Dosen Pengampu: 1. Drs. Edi Hendri Mulyana, M.Pd. (GD418)

2. Srie Mulyati, S.Pd, M.Pd. (GD418)

Disusun oleh:

Kelompok 5

Alfina Dianty (2107057)


Lia Musli’ah (2108664)

Nadila Windiana (2102238)

Raihan Naufal Azhar (2106927)

Saina Sianbina Sudarisman (2108584)

PROGRAM STUDI

S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang
berjudul ”Sintaks Pemanfaatan LKPD dan Sintaks Pengelolaan Kelas” dengan tepat
waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan bantuan, dukungan, motivasi, serta kritik dan
saran serta bimbingan dari semua pihak diantaranya Bapak Drs. Edi Hendri Mulyana,
M.Pd. dan Ibu Srie Mulyati, S.Pd, M.Pd. selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar serta tidak lupa terima kasih juga kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih
banyak hal-hal yang harus diperbaiki, karena keterbatasan penulis. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.

Tasikmalaya, 08 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang ...........................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................................2
1.3.Tujuan/Manfaat ..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN 4
2.1. Sintaks pemanfaatan LKPD .......................................................................................4
2.1.1. Pengertian LKPD .............................................................................................4
2.1.2. Fungsi LKPD ...................................................................................................4
2.1.3. Tujuan LKPD ...................................................................................................5
2.1.4. Manfaat LKPD .................................................................................................6
2.1.5. Komponen-komponen LKPD ..........................................................................6
2.1.6. Langkah-langkah penyusunan LKPD .............................................................. 7
2.2. Sintaks pengelolaan kelas ..........................................................................................8
2.2.1. Pengertian pengelolaan kelas ...........................................................................8
2.2.2. Tujuan pengelolaan kelas .................................................................................9
2.2.3. Prinsip pengelolaan kelas .................................................................................9
2.2.4. Manfaat pengelolaan kelas ...............................................................................11
2.2.5. Komponen-komponen pengelolaan kelas ........................................................12
2.2.6. Pendekatan-pendekatan pengelolaan kelas ......................................................12
2.2.7. Pelaksanaan pengelolaan kelas ........................................................................15
BAB III PENUTUP 19
Kesimpulan ............................................................................................................................19
Saran ......................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran krusial dalam meningkatkan dan memajukan daya


saing suatu bangsa di berbagai bidang seperti politik, hukum, ekonomi, pertahanan, dan
budaya dalam konteks masyarakat. Guru sebagai komponen penting dalam dunia
pendidikan memiliki peran sentral dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Seorang guru, sebagai pendidik, dituntut untuk memiliki keterampilan profesional yang
mumpuni dalam rangka membantu peserta didik memahami dan menguasai materi
pembelajaran (Arianti, 2019).

Guru memegang peran penting dalam sebuah pembelajaran. Keberhasilan atau


kegagalan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
peran guru. Oleh karena itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan untuk terus
meningkatkan perannya dan kompetensinya. Seorang guru yang kompeten akan lebih
mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan diharapkan guru mampu
menginspirasi dan memotivasi peserta didik untuk belajar dengan berbagai cara.

Dalam kegiatan belajar mengajar, ada dua faktor utama yang secara bersama-
sama mempengaruhi keberhasilan proses tersebut, yaitu pengelolaan kelas dan
pengajaran itu sendiri. Kedua faktor ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajaran di kelas mempengaruhi keberhasilan
proses tersebut seperti pada penggunaan bahan ajar berupa LKPD. Pengelolaan kelas
berkaitan dengan menciptakan situasi dan kondisi kelas yang mendukung
pembelajaran, mengatasi hambatan yang menghalangi interaksi dalam proses belajar
mengajar, serta menyediakan dan mengatur fasilitas belajar yang mendukung peserta
didik dalam belajar (Nurmalasari, 2019).

LKPD merupakan sarana pendukung pembelajaran yang disusun sedemikian


rupa, yang terdiri dari paparan materi secara singkat dan dilanjutkan dengan soal-soal
sebagai latihan untuk mendukung pembelajaran yang bermakna (Putra, et al., 2021).
Sedangkan manajemen kelas adalah upaya yang dilakukan secara disengaja untuk

1
merencanakan, mengorganisir, mewujudkan, dan mengawasi program serta kegiatan
yang terjadi di dalam kelas. Tujuannya adalah agar proses pembelajaran berjalan secara
terstruktur, efektif, dan efisien, sehingga semua potensi peserta didik dapat
dimaksimalkan (Karwati, et al., 2015).

Sejalan dengan penjelasan di atas, topik yang akan kami bahas dalam makalah
ini adalah “Sintaks Pemanfaatan LKPD dan Sintaks Pengelolaan Kelas” sehingga
pembaca dapat mengambil informasi yang bermanfaat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari LKPD?
2. Apa funsinya LKPD?
3. Apa tujuan dari LKPD?
4. Apa manfaat dari LKPD?
5. Apa saja komponen-komponen dalam LKPD?
6. Bagaimana Langkah-langkah dalam penyusunan LKPD
7. Apa pengertian dari pengelolaan kelas?
8. Apa tujuan dari pengelolaan kelas?
9. Apa saja prinsip pengelolaan kelas?
10. Apa manfaat dari pengelolaan kelas?
11. Apa saja komponen-komponen dalam pengelolaan kelas?
12. Apa saja pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan kelas?
13. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan kelas?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian dari LKPD?
2. Mengetahui funsinya LKPD?
3. Mengetahui tujuan dari LKPD?
4. Mengetahui manfaat dari LKPD?
5. Mengetahui saja komponen-komponen dalam LKPD?
6. Mengetahui Langkah-langkah dalam penyusunan LKPD
7. Mengetahui pengertian dari pengelolaan kelas?
8. Mengetahui tujuan dari pengelolaan kelas?
9. Mengetahui saja prinsip pengelolaan kelas?
10. Mengetahui manfaat dari pengelolaan kelas?

2
11. Mengetahui saja komponen-komponen dalam pengelolaan kelas?
12. Mengetahui saja pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan kelas?
13. Mengetahui pelaksanaan pengelolaan kelas?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SINTAKS PEMANFAATAN LKPD


2.1.1. Pengertian LKPD
Lembar kerja peserta didik (LKPD) atau biasa disebut dengan
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan sebuah perangkat pembelajaran yang
berperan penting dalam pembelajaran. LKPD dan LKS merupakan dua hal
yang sama yaitu berupa lembar kerja yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sumber belajar yang
dapat dimbangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.
Pengertian dari lembar kerja peserta didik merupakan suatu bahan ajar cetak
berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-
petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjalan oleh peserta
didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Mahmudah,
2017). Sejalan dengan itu, menurut Depdiknas (dalam Mahmudah, 2017)
LKPD atau student worksheet merupakan lembaran-lembaran yang berisi
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) merupakan bahan ajar dalam
konteks pendidikan. LKPD adalah lembaran atau materi yang disediakan oleh
guru untuk membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. LKPD
biasanya berisi latihan soal, tugas, atau aktivitas pembelajaran lainnya yang
relevan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Jadi, LKPD termasuk
dalam kategori bahan ajar karena berfungsi sebagai sarana untuk mengajarkan
dan melatih peserta didik dalam memahami dan menguasai materi pelajaran.
Aini et al., (2019) menyebutkan bahwa LKPD memuat sekumpulan kegiatan
mendasar yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan
pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator
pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa LKPD merupakan bagian dari bahan ajar cetak yang menjadi panduan,
pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan rencana pembelajaran yang
berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-
petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta

4
didik, termasuk kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah melalui
eksperimen.
2.1.2. Fungsi LKPD
Prastowo (dalam Mahmudah, 2017) menjelaskan bahwa LKPD memiliki 4
fungsi diantaranya:
a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun
mengaktifkan peserta didik
b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami
materi yang diberikan
c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih
d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi LKPD dalam
pembelajaran adalah sebagai bahan ajar yang dapat lebih mengaktifkan peserta
didik, memudahkan peserta didik dalam berlatih dan memahami materi, serta
memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran serta memberikan tugas
kepada peserta didik.
2.1.3. Tujuan LKPD
Menurut Mahmudah (2017) Ada 4 poin yang menjadi tujuan penyusunan
LKPD, yaitu:
a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi
dengan materi yang diberikan
b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik
terhadap materi yang diberikan
c. Melatih kemandirian belajar peserta didik, dan
d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
penyusunan LKPD adalah untuk memudahkan peserta didik dalam memahami
materi melalui tugas-tugas yang disediakan, dan memudahkan guru dalam
memberikan tugas-tugas sebagai cara untuk melatih kemandirian peserta didik.
2.1.4. Manfaat LKPD
LKPD adalah salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran
karena mampu meningkatkan aktivitas peserta didik dalam belajar sehingga
hasil belajar diperoleh secara optimal serta membantu guru untuk mengarahkan
peserta didiknya menemukan konsep sendiri. Selain itu juga, LKPD membantu

5
siswa dalam mengembangkan keterampilan proses. Menurut (Muslimah, M.
2020) (Widjayanti 2008) terdapat manfaat dari Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) adalah sebagai berikut:
a. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
b. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.
c. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan
keterampilan proses.
d. Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
e. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari
melalui kegiatan belajar.
f. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa LKPD memberikan
manfaat kepada guru dalam memancing peserta didik agar terlibat lebih aktif
dengan pembelajaran yang akan disampaikan.
2.1.5. Komponen-komponen LKPD
Proses penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik, tentunya harus
memerhatikan susunan komponen yang harus ada di dalam LKPD tersebut.
Untuk bisa membuat LKPD yang bagus, pendidik harus cermat serta memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Salah satu syarat yang harus
diperhatikan dalam penyusunan LKPD adalah komponen-komponen yang
harus ada di dalamnya.
Adapun teori tentang komponen LKPD juga dungkapkan oleh Andi
Prastowo bahwa komponen Lembar Kerja Peserta Didik adalah sebagai berikut
: 1) judul, 2) petunjuk belajar, 3) kompetensi dasar atau materi pokok, 4)
informasi pendukung, 5) tugas atau langkah kerja dan penilaian. Sejalan dengan
itu menurut Daryanto, komponen LKS secara umum terdiri dari 1) judul, mata
pelajaran, semester, tempat, 2) petunjuk belajar, 3) kompetensi yang akan dic
Mengetahuii, 4) indikator, 5) informasi pendukung, 6) tugas-tugas dan langkah
kerja, 7) penilaian.
Berdasarkan 2 pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
komponen LKPD terdiri dari judul, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,
teori dari materi yang akan dilakukan, prosedur kegiatan, langkah kerja, tugas

6
latihan, kesimpulan. Tetapi komponen LKPD dalam kurikulum merdeka terdiri
dari 1) judul, 2) petunjuk belajar, 3) tujuan pembelajaran (TP) atau materi
pokok, 4) informasi pendukung, 5) tugas dan langkah-langkah kerja, dan 6)
penilaian.
2.1.6. Langkah-langkah Penyusunan LKPD
LKPD merupakan hal penting yang menunjang pembelajaran, maka dari
itu penyusunan LKPD harus dilakukan secara baik dan LKPD yang di susun
harus inovatif dan kreatif. Penyusunan LKPD harulah memperhatikan langkah-
langkah dan kaidah penyusunan LKPD yang baik. Adapun langkah-langkah
penyusunan LKPD berdasarkan tinjauan pustaka (Prastowo 2012):
a. Melakukan Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan
LKPD. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana
yang memerlukan bahan ajar LKPD. Materi yang digunakan ditentukan
dengan cara melakukan analisis terhadap materi pokok, pengalaman belajar,
serta materi yang diajarkan.
b. Menyusun peta kebutuhan LKPD
Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah
LKPD yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKPD-nya.
Menyusun peta kebutuhan di ambil dari hasil analisis kurikulum dan
kebutuhan yang diperlukan dalam pembelajaran sesuai dengan hasil
analisis. Hal-hal yang biasa di analisis untuk menyusun peta kebutuhan
diantaranya, SK, TP, indikator pencapaian, dan LKPD yang sudah
digunakan.
c. Menentukan judul LKPD
Judul ditentukan dengan melihat hasil analisis standar kompetensi
dan TP, materi-materi pokok, atau dari pengalaman belajar yang terdapat
dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi
sebuah judul LKPD. Jika kompetensi dasar tersebut tidak terlalu besar.
d. Penulisan LKPD
Dalam penulisan LKPD terdapat langkah-langkah yang harus
diperhatikan. Adapun langkah-langkah tersebut yakni 1) merumuskan
kompetensi dasar, 2) menentukan alat penilaian, 4) menyusun materi, 5)
memperhatikan struktur LKPD.

7
2.2. SINTAKS PENGELOLAAN KELAS
2.2.1. Pengertian Pengelolaan Kelas

Secara bahasa pengelolaan kelas diambil dari dua kata yakni


“pengelolaan” dan “kelas”. Kata pengelolaan secara etimologis diambil dari
bahasa inggris yakni “management” yang berarti mengatur dan mengendalikan.
Sedangkan kelas dalam KBBI mempunyai arti tempat yang digunakan untuk
belajar. Menurut Arikunto (2010) dalam (Aslamiah, A., Pratiwi, D. A., &
Agusta, A. R. 2022) mengemukakan bahwa kelas bukan hanya diartikan
sebagai tempat atau ruang kelas saja, tetapi lebih diartikan secara rinci yakni
sebagai kumpulan peserta didik yang menerima ilmu dari pendidik pada waktu
dan tempat yang sama.

Menurut Suyanto dalam (Widiasworo, E. 2018) menyatakan bahwa


pengelolaan kelas adalah upaya atau usaha yang dapat dilakukan guru untuk
mengkondisikan kelas dengan mengoptimalkan berbagai sumber (potensi pada
diri guru, sarana yang menunjang, dan lingkungan belajar di kelas) yang
ditujukan agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan
perencanaan dan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan menurut Amatembun
dalam (Rofiq, A. 2009) mengemukakan bahwasannya pengelolaan kelas adalah
usaha yang dilakukan pendidik untuk menciptakan serta mempertahankan
motivasi belajar sehingga suasana pembelajaran dapat terkondisikan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. berdasarkan pemahaman dan gambaran
yang jelas dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan kelas merupakan suatu upaya menciptakan kondisi yang optimal
agar proses belajar mengajar atau kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
lancar.

2.2.2. Tujuan Pengelolaan Kelas

Menurut (Nurmalasari, N. 2019) adapun tujuan dari penggunaan


pengelolaan kelas yang dilakukan pendidik, diantaranya:

1. Menciptakan suasana baik itu situasi dan kondisi sebagai lingkungan


belajar yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan

8
potensi serta kemampuan semaksimal mungkin seperti dengan
membuat aturan di dalam kelas serta penataan kelas.

2. Menghilangkan berbagai hambatan atau pengaruh negatif yang


kemungkinan dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar
mengajar, caranya seperti meningkatkan motivasi serta kesiapan
peserta didik dalam belajar dengan memberikan reward baik berupa
pujian maupun benda.

3. Menyediakan dan mengatur berbagai fasilitas serta perabot belajar


yang dapat mendukung peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan
sosial, emosional, intelektual dan karakteristik peserta didik dalam
kelas, caranya seperti menggunakan model, metode dan media yang
tepat sesuai dengan kebutuhan materi pelajaran dan peserta didik.

4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial,


ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya dengan cara kenali dan
hargai keberagaman yang dimiliki peserta didik contohnya
memberikan perhatian lebih kepada peserta yang memiliki daya
tangkap yang kurang dalam mencerna pembelajar serta memahami
situasi ekonomi siswa yang dinilai rendah dengan cara meluangkan
waktu untuk memahami situasi ekonomi siswa secara individu dengan
melibatkan orang tua atau wali siswa untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih baik tentang kebutuhan dan tantangan yang mereka hadapi.

Dapat disimpulkan tujuan pengelolaan kelas itu sendiri yaitu cara untuk
menciptakan kondisi kelas yang kondusif yang dilaksanakan secara baik,
maksimal dan juga efektif yang dapat memberikan dampak positif pada
perilaku siswa agar kegiatan belajar mengajar berlangsung sesuai tujuan yang
diharapkan (Yantoro, Y. 2020).

2.2.3. Prinsip Pengelolaan Kelas

Untuk memperkecil masalah dalam pengelolaan kelas dapat diterapkan


prinsip-prinsip pengelolaan kelas. Berikut prinsip-prinsip pengelolaan kelas

9
yang dikemukakan oleh Djamarah dikutip dalam Umar & Hendra (2020) adalah
sebagai berikut:

a. Hangat dan Antusias

Seorang guru dikatakan berhasil dalam pengelolaan kelas jika dapat


menerapkan sikap yang hangat dan antusias dari guru kepada peserta didik.
Kehangat disini diartikan bersifat implisit yakni bagaimana peserta didik
bisa nyaman berinteraksi dengan guru serta dengan pembawaan kita dalam
proses pembelajaran. Selanjutnya antusias, penting bagi seorang guru
memberikan pancaran motivasi pada peserta didik, antusias dapat dilihat
dari cara gerak, raut wajah, tutur kata. Antusias guru bersifat menular,
artinya kita sebagai guru mampu memberikan antusiasme yang positif maka
energi yang di dapatkan oleh peserta didik pun sama halnya akan membuat
peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

b. Tantangan
Dalam pengelolaan kelas pembelajaran yang dilakukan harus ada
tantangan bagi peserta didik atau dapat diartikan tidak monoton yakni tidak
menggunakan metode dan model yang sama terus-menerus. Maka penting
bagi guru untuk mengelola suatu model pembelajaran bersifat student center
atau pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, guru menghadirkan
pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara langsung. Hadirkan
pembelajaran yang dapat menstimulus motivasi, mengasah kreativitas,
kolaborasi, dan komunikasi, serta berpikir kritis peserta didik.
c. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara
guru dan peserta didik akan mengurangi munculnya gangguan,
meningkatkan perhatian peserta didik. Variasi ini merupakan kunci untuk
tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
Guru harus selalu kreatif dan memiliki inovasi dalam menggunakan media
serta metode, model pembelajaran. Hal tersebut dapat membuat antusias
peserta didik lebih tinggi untuk mengikuti pembelajaran, tidak merasa bosan
dengan pembelajaran yang monoton, serta dapat lebih aktif karena guru

10
memberikan ruang gerak dalam setiap metode pembelajaran yang
digunakan.
d. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya
dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan peserta didik serta
menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluasan berkaitan
dengan iklim belajar dan kondisi kelas yang dinamis. Seorang guru harus
responsif dan cepat tanggap terhadap kondisi kelas. Contohnya ketika
peserta didik ada yang tidak fokus mengikuti pembelajaran, guru harus bisa
responsif dalam menindak bagaimana peserta didik bisa fokus kembali
mengikuti pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang
berbeda setiap orangnya maka tugas sebagai guru bagaimana bisa merespon
hal tersebut bagian dari keluwesan.
e. Penekanan Pada Hal-hal Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan
pada ha-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal
yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang
dilakukan guru terhadap tingkah laku peserta didik yang positif daripada
berpusat atau marah pada tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut
dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran
guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses
belajar mengajar.
f. Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah peserta didik dapat
mengembangkan disiplin diri. Dalam hal ini seorang guru harus menjadi
teladan atau contoh yang baik bagi peserta didik. Jadi, guru harus disiplin
dalam segala hal jika ingin peserta didik ikut disiplin. Sebab, tanpa disadari
peserta didik sering mengamati tingkah laku dan sikap guru dalam
keseharian di sekolah maupun di kelas, mulai dari cara berpakaian,
berpenampilan, hingga cara berbicara. Datang ke sekolah tepat waktu atau
terlambat, masuk kelas serta sesuai jam atau tidak, semua itu akan
membentuk kesan di mata peserta didik. Untuk itu, jika guru ingin
mendisiplinkan peserta didik, disiplinkan diri terlebih dahulu sehingga pada

11
akhirnya peserta didik akan memiliki sosok panutan yang dianggap sebagai
teladan. Hal ini akan memudahkan guru mengelola kelas.
2.2.4. Manfaat Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas adalah salah satu aspek terpenting dalam keberhasilan


proses pembelajaran. Fungsi pengelolaan kelas mencakup serangkaian tindakan
dan strategi yang digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran yang efektif, mengelola perilaku peserta didik, dan mencapai
tujuan pendidikan (Suryana & Rahmat, 2022). Menurut (Dewi, Hasibuan dkk,
2022) manfaat pengelolaan kelas sebagai berikut:

a. Memfasilitasi
Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas, Dengan
adanya pengelolaan kelas kita sebagai guru memberikan fasilitas kepada
peserta didik untuk menunjang proses pembelajaran lalu mengelolanya
sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik.
b. Merencanakan
Dengan adanya pengelolaan kelas guru dapat merencanakan aktivitas
yang akan dilakukan di kelas seperti aktivitas memilih dan menetapkan
materi yang akan diajarkan, strategi pembelajaran, prosedur pembelajaran,
metode pembelajaran, sistem penilaian, sumber belajar yang dibutuhkan,
dan media pembelajaran yang dibutuhkan.
a. Mengorganisasikan
Upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan
susunan organisasi pelaksanaanya. Menentukan sumber daya dan kegiatan,
pengelolaan tersendiri bukan hanya berkaitan dengan aspek kelas saja tetapi
dengan pengkondisian peserta didik. Dengan kata lain segala hal mengenai
fasilitas, kondisi siswa, lingkungan sekitar kelas, harus kita kelola sebagai
bentuk dari bagaimana kita menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
b. Mengendalikan
Proses untuk memastikan bahwa aktivitas yang sebenarnya sesuai
dengan yang direncanakan. Dengan adanya pengelolaan kelas guru
mengontrol pembelajaran yang dilakukan apakah sudah sesuai rencana atau
tidaknya. Jika tidak sesuai rencana maka diadakannya evaluasi untuk

12
mengetahui hal apa yang membuat ketidaksesuaian tersebut, kemudian
diperbaiki untuk pembelajaran selanjutnya.
2.2.5. Komponen Pengelolaan Kelas

Menurut Djamarah dalam (Suwardi & Daryanto, 2017) menyebutkan


komponen keterampilan pengelolaan kelas terbagi menjadi dua bagian, yaitu
keterampilan keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan
dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.

Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan


kondisi belajar yang optimal terdiri dari keterampilan sikap tanggap, membagi
perhatian, pemusatan perhatian kelompok. Dalam keterampilan sikap tanggap
ini dapat dilakukan dengan cara memandang secara seksama, gerakan
mendekat, memberikan pertanyaan, dan memberi reaksi yang baik terhadap
gangguan.

Dalam keterampilan memberi perhatian dapat berupa pemberian visual


dan verbal. Adapun dalam keterampilan yang berhubungan dengan
pengembangan kondisi belajar yang optimal dapat dilakukan dengan tiga buah
strategi, yaitu masalah modifikasi tingkah laku, pendekatan pemecahan
permasalahan dan menemukan serta memecahkan tingkah laku yang
menimbulkan masalah.

2.2.6. Pendekatan Pengelolaan Kelas


Menurut (Azman, 2020; Nurmalasari, 2019; dan Yumnah, 2018) ada
beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam mengelola kelas, di
antaranya sebagai berikut:
a. Pendekatan Otoriter (kekuasaan)
Pengelolaan kelas dalam pendekatan otoriter adalah upaya yang
dilakukan guru untuk mengontrol tingkah laku peserta didik selama proses
pembelajaran di dalam kelas. Tujuannya yaitu untuk menciptakan dan
mempertahankan ketertiban di dalam kelas. Dalam kelas terdapat norma
atau aturan yang harus ditaati oleh peserta didik, sehingga mendorong
peserta didik untuk bersikap disiplin. Alangkah lebih baik jika sebelum

13
memulai mengajar, guru membuat kesepakatan-kesepakatan dengan peserta
didik mengenai keharusan untuk menaati aturan. Namun, tak hanya peserta
didik, guru juga harus konsisten mengikuti segala peraturan yang ditetapkan
agar tidak timbul kecemburuan di antara para peserta didik.
b. Pendekatan Intimidasi (ancaman)
Pendekatan intimidasi juga bermaksud untuk mengontrol tingkah
laku peserta didik selama proses pembelajaran, namun perbedaannya
pendekatan ini dilakukan dengan cara memberikan larangan, sindiran saat
belajar, dan paksaan kepada peserta didik yang membantah, yang semuanya
di tujukan agar peserta didik mengikuti apa yang di instruksikan oleh guru.
Ancaman seharusnya tidak digunakan terlalu sering dan sebaiknya hanya
diterapkan ketika situasi kelas sudah benar-benar sulit untuk dikendalikan.
Selama guru masih dapat menggunakan pendekatan lain selain ancaman,
lebih baik menunda penggunaan pendekatan dengan ancaman ini.
Penerapan pendekatan ancaman di dalam kelas harus di lakukan secara hati-
hati dan perlu diterapkan kriteria ancaman yang di perbolehkan untuk
peserta didik.
c. Pendekatan Permisif (kebebasan)
Pendekatan permisif dalam pengelolaan kelas adalah serangkaian
tindakan yang memberikan sebanyak mungkin kebebasan kepada peserta
didik untuk melaksanakan tugas atau aktivitas tertentu. Peran guru disini
yaitu untuk memastikan anak didik mendapatkan sebanyak mungkin
kebebasan, dan ini merupakan prioritas utama dalam pelaksanaan proses
belajar dan pembelajaran di dalam kelas.
d. Pendekatan Sosio Emosional
Pendekatan sosio-emosional dalam pengelolaan kelas merupakan
suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan
sosial yang positif dalam kelas baik antara guru dengan peserta didik
maupun antar sesama peserta didik. Kondisi sosio-emosional yang perlu
dibangun oleh seorang guru mencakup:
1) Membangun persahabatan antara guru dan peserta didik dengan dasar
saling pengertian dan kepercayaan. Sikap ini akan menciptakan iklim
yang mendukung untuk kondisi belajar yang optimal. Peserta didik akan

14
belajar secara produktif, baik ketika guru hadir maupun ketika tidak ada
guru.
2) Menciptakan kondisi yang membuat peserta didik menyadari kesalahan
mereka sendiri, mendorong mereka untuk memperbaiki kesalahan
tersebut.
3) Menciptakan hubungan yang baik antara guru dan peserta didik, di
mana keduanya merasa senang, penuh semangat, optimis, realistis
dalam kegiatan belajar mengajar, dan terbuka terhadap perkembangan
diri mereka sendiri.
e. Pendekatan kelompok
Pendekatan kelompok dalam pengelolaan kelas sebagai suatu proses
untuk mendorong kelompok-kelompok di dalam kelas menjadi kelompok
yang produktif. Peran guru adalah berusaha untuk membuat perkembangan
dan pelaksanaan proses kelompok menjadi efektif. Proses kerja kelompok
melibatkan upaya guru dalam mengelompokkan anak didik ke dalam
kelompok-kelompok dengan pertimbangan-pertimbangan individu tertentu,
dengan tujuan menciptakan kelas yang penuh semangat dalam proses
belajar.
f. Pendekatan perubahan tingkah laku
Pendekatan perubahan tingkah laku dalam pengelolaan kelas
sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku peserta didik. Perubahan
perilaku peserta didik dapat berupa perilaku baik atau buruk yang
merupakan hasil belajar peserta didik itu sendiri. Tuga guru dalam
pendekatan perubahan tingkah laku yaitu dengan:
1) Penguatan positif (memberikan stimulus positif, berupa ganjaran atau
pujian terhadap perilaku atau hasil yang memang diharapkan)
2) Penghukuman (pemberian stimulus yang tidak menyenangkan untuk
menghilangkan dengan segera perilaku peserta didik yang tidak
dikehendaki)
3) Penghilangan (upaya mengubah perilaku peserta didik dengan cara
menghentikan pemberian respon terhadap suatu perilaku peserta didik
yang semula dilakukan dengan respon tersebut)
4) Penguatan negatif (peniadaan tingkah laku yang tidak disukai biasanya
berupa hukuman)

15
2.2.7. Pelaksanaan Pengelolaan Kelas
Dalam implementasinya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh guru dalam pembelajaran diantaranta mengenai pengeloaan kelas yang
menyangkut pengelolaan fisik (sarana dan prasana) dan pengelolaan peserta
didik.
a. Pengelolaan Fisik (sarana dan prasarana)
Upaya pengaturan fisik (sarana dan prasarana) dilakukan untuk
mendukung manajemen/pengelolaan kelas yang baik. Kualitas pengaturan
sarana dan prasarana kelas dapat memengaruhi kelancaran kegiatan
belajar-mengajar peserta didik di dalam kelas. Upaya pengaturan sarana
dan prasarana kelas, terdiri dari:
1. Pengaturan tempat duduk
Pengaturan tempat duduk penting dilakukan untuk
memungkinkan interaksi antara guru dan peserta didik. Dengan
demikian, guru dapat mengotrol perilaku peserta didik. Pengaturan
tempat duduk akan memengaruhi kelancaran proses pembelajaran di
dalam kelas.
2. Pengaturan suhu dan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan merupakan aset penting untuk
terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu, ventilasi
harus cukup menjamin kesehatan siswa.
3. Menyediakan media pembelajaran
Penyediaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran
sangat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Media merupakan
salah satu kebutuhan dasar dalam pelaksanaan pembelajaran.
4. Menggunakan metode pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru memerlukan berbagai metode
yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Pengelolaan peserta didik
Pengelolaan peserta didik ini berkaitan dengan pemberian stimulus
dalam rangka membangkitkan dan mempertahankan kondisi motivasi
peserta didik untuk secara sadar berperan aktif dan terlibat dalam proses
pembelajaran di kelas.
1) Membina dan membimbing peserta didik

16
Membina dan membimbing peserta didik bertujuan untuk
menciptakan rasa saling menghormati dan menghargai antar peserta
didik dan memberikan dorongan kepada peserta didik dalam proses
pencapaian tujuan pembelajaran. Manajemen peserta didik akan
berjalan dengan baik jika tingkah laku peserta didik di dalam kelas
baik.
2) Menetapkan hubungan emosional
Dalam proses pembelajaran, interaksi sangat diperlukan agar
terciptanya proses pembelajaran yang lancar. Untuk mencapai interaksi
yang baik antara guru dan peserta didik, diperlukan hubungan
emosional yang terjalin selama proses pembelajaran. Tujuannya adalah
untuk menciptakan kedekatan antara guru dan siswa, sehingga siswa
merasa lebih nyaman dan terlibat dalam proses pembelajaran tanpa
merasa tegang dan proses pembelajaran dapat berjalan dengan
kondusif.
3) Menciptakan tata tertib
Menciptakan tata tertib bersama siswa atau peraturan kelas
merupakan bentuk sarana untuk mengajarkan kedisiplinan bagi peserta
didik juga untuk menciptakan kelas yang kondusif dan tertib. Oleh
karena itu, peraturan harus dibuat dan disepakati bersama oleh peserta
didik dan guru. Dengan kesepakatan bersama peserta didik dengan
mudah mematuhi aturan tersebut, jika salah satu dari peserta didik
melanggar atau tidak mematuhi, guru akan memberikan sanksi berupa
hukuman berupa hukuman yang mendidik bukan kekerasan yang
diberikan.
4) Disiplin dalam kelas
Dalam proses pembelajaran peserta didik dituntut untuk selalu
sadar dan patuh pada setiap aturan. Guru dapat menetapkan pendekatan
kekuasaan sebab pendekatan kekuasaan merupakan pendekatan yang
dilakukan guna membuat siswa selalu mematuhi tata tertib atau norma-
norma yang ada. Adanya pendekatan kekuasaan yang dilkukan oleh
guru diharapkan siswa selalu mengingat aturan-aturan yang berlaku di
dalam kelas, seorang guru harus menanamkan sikap disiplin kepada
siswa didiknya.

17
18
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Setelah menggali lebih dalam mengenai Sintaks Pemanfaatan LKPD dan
Sintaks Pengelolaan Kelas. Dari berbagai penelitian dan studi kasus yang telah kami
tinjau, terdapat beberapa poin penting yang dapat disimpulkan. Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) adalah sebuah alat atau bahan ajar yang dirancang oleh guru untuk
membantu peserta didik memahami materi pelajaran dan melatih keterampilan yang
diperlukan. Sementara itu, pengelolaan kelas adalah keterampilan dan strategi yang
digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif, aman,
dan teratur di dalam kelas. Keduanya memiliki peran yang penting dalam proses
pembelajaran. Dimana bagian dari pengelolaan kelas yang baik adalah memilih LKPD
yang sesuai dengan kurikulum dan tujuan pembelajaran.
LKPD yang baik harus mendukung tujuan pengajaran dan cocok dengan
tingkat keterampilan peserta didik. Guru perlu mengintegrasikan LKPD ke dalam
rencana pembelajaran mereka, karena hal ini termasuk menjelaskan LKPD kepada
peserta didik, memberikan instruksi tentang cara menggunakan LKPD, dan memantau
kemajuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang terkait dengan LKPD. LKPD
juga dapat digunakan sebagai alat untuk membantu dalam manajemen kelas.
Misalnya, guru dapat menggunakan LKPD sebagai alat untuk membagi peserta didik
ke dalam kelompok kerja, mempromosikan diskusi kelas, atau memberikan tugas
yang sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing peserta didik. Salah satu cara
guru mengukur pemahaman peserta didik adalah melalui tugas yang terkait dengan
LKPD. Hasil evaluasi ini dapat membantu guru menilai sejauh mana tujuan
pembelajaran tercapai. Dengan mengintegrasikan LKPD dengan baik dalam
manajemen kelas, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih
efektif dan membantu peserta didik mencapai potensi mereka secara maksimal. Ini
juga membantu menciptakan lingkungan kelas yang lebih terstruktur dan terfokus.
Saran
1. Guru dan Pendidik, pastikan LKPD yang dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan kemampuan peserta didik. LKPD harus mendukung pencapaian kompetensi
yang ditargetkan. Pastikan ruang kelas teratur, bersih, dan bebas dari gangguan

19
yang dapat mengganggu pembelajaran. Posisikan kursi dan meja sedemikian rupa
sehingga memfasilitasi interaksi dan pembelajaran yang efektif.
2. Bagi pemerintah, alangkah baiknya sediakan pelatihan yang efektif bagi guru dalam
penggunaan LKPD yang tepat dan keterampilan manajemen kelas yang baik.
Bangun sistem pemantauan dan evaluasi yang kuat untuk mengukur efektivitas
pemanfaatan LKPD dan manajemen kelas di setiap sekolah.
3. Bagi setiap satuan lembaga sekolah, kolaborasi antara guru untuk mengembangkan
LKPD yang terintegrasi dengan kurikulum dan memfasilitasi pencapaian
kompetensi peserta didik. Pertimbangkan pendekatan inklusif dalam manajemen
kelas untuk memastikan bahwa semua peserta didik merasa diterima dan didukung.

20
DAFTAR PUSTAKA

Aini, N. A., Syachruroji, A., & Hendracipta, N. (2019). Pengembangan Lkpd Berbasis
Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Ipa Materi Gaya. Jurnal Pendidikan
Dasar, 10(1), 68–76. https://doi.org/10.21009/jpd.v10i1.11183

Arianti, A. (2019). Peranan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. DIDAKTIKA:
Jurnal Kependidikan, 12(2), 117-134.

Ariyanto, A. (2019). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berorientasi Higher
Order Thinking Skills (HOTS) Untuk Pembelajaran Matematika di Kelas V Sekolah
Dasar (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA).

Aslamiah, A., Pratiwi, D. A., & Agusta, A. R. (2022). Pengelolaan Kelas.

Azman, Z. (2020). Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran. Edification Journal: Pendidikan


Agama Islam, 2(2), 51-64.

Depdiknas, 2006, Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, Depdiknas.
Destiana, O., Sumarni, S., & Adiastuti, N. (2020). Pengembangan perangkat pembelajaran
bangun ruang sisi datar dengan pendekatan kontruktivisme berbasis kemampuan
penalaran matematis. Mathline: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 5(2),
128-145.
Dewi, K. P., Hasibuan, E. G. E., Maharani, S., & Yantoro, Y. (2022). Manajemen Pengelolaan
Kelas. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(6), 8960-8965.

Hasanah, N., & Habibah, S. (2021). Implementasi Manajemen Kelas di SD Negeri. Jurnal
Administrasi, Kebijakan dan Kepemimpinan Pendidikan (JAK2P), 2(2), 170-185.

Karwati, Euis, dan Priansa, D.J. (2015). Manajemen Kelas. Bandung: Alfabeta.

Khasanah, B. A., & Fadila, A. (2018). Pengembangan Lkpd Geometri Transformasi Dengan
Motif Tapis Lampung. JURNAL E-DuMath, 4(2), 59.
https://doi.org/10.26638/je.734.2064

Mahmudah, S. (2017). Pengembangan Lembar Kerja..., Siti Mahmudah. Skripsi, 133–173.


Muslimah, M. (2020). Pentingnya LKPD pada Pendekatan Scientific Pembelajaran
Matematika. In Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series
(Vol. 3, No. 3, pp. 1472-1479).

Nurmalasari, N. (2019). Pendekatan dalam pengelolaan kelas. Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi,
2(1).

Prastowo Andi. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Jakarta, Kencana Prenadamedia.
Putra, G. Y. M. A., & Agustiana, I. G. A. T. (2021). E-LPKD Materi Pecahan dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Mimbar PGSD Undiksha, 9(2), 220-228.
Rofiq, A. (2009). Pengelolaan kelas. Malang: Direktorat Jendral PMPTK.

Suryana, N., & Rahmat Fadhli, E. M. (2022). Manajemen Pengelolaan Kelas. Indonesia Emas
Group.

Suwardi, D., & Daryanto, D. (2017). Manajemen Peserta Didik. Yogyakarta: Gava Media.

Umar, U., & Hendra, H. (2020). Konsep Dasar Pengelolaan Kelas Dalam Proses Pembelajaran
Di Sekolah. KREATIF: Jurnal Studi Pemikiran Pendidikan Agama Islam, 18(1), 99-112.

Widiasworo, E. (2018). Cerdas pengelolaan kelas. Diva Press.


Wijayanti. (2008). Media Lembar Kerja Peserta Didik. Jakarta: Rineka.

Yantoro, Y. (2020). Strategi Pengelolaan Kelas Yang Efektif Dalam Menumbuhkan Sikap
Disiplin Siswa. Jurnal Muara Pendidikan, 5(1), 586-592.

Yumnah, S. (2018). Strategi dan pendekatan pengelolaan kelas dalam pembelajaran.


Pancawahana: Jurnal Studi Islam, 13(1), 18-26.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Komponen Materi BAB/TEMA Komponen
Kurikulum 1. Judul IPAS Bagaimana 1. Judul (mata
Merdeka 2. Petunjuk wujud benda pelajaran, kelas,
belajar berubah? semester)
3. Tujuan Bagaimana wujud
pembelajaran benda berubah?
(TP) atau IPAS kelas 4
materi pokok 2.Petunjuk belajar
4. Informasi a. Tuliskan identitas
pendukung kalian secara
5. Tugas dan lengkap dan jelas
langkah- b. Baca Petunjuk
langkah LKPD dan
kerja langkahlangkah
6. Penilaian kegiatan dengan
teliti!
c. Lakukan kegiatan
percobaan sesuai
langkah kerja pada
LKPD
d. Diskusikan dan
jawabanlah
pertanyaan dengan
cermat bersama
kelompok
e. Kumpulkan Tugas
3. Tujuan
pembelajaran:
a. Membandingkan
peristiwa mencair
dan membeku
b. Menganalisis
manfaat peristiwa
mencair dan
membeku dalam
kehidupan sehari-
hari
4. Informasi
pendukung
5. Langkah kerja:
a. Cek alat dan
bahan beri tanda
pada alat dan
bahan yang telah
ada
b. Nyalakan lilin
menggunakan
korek api
c. Tetesi lilin pada
alas kertas kue
d. Letakkan lilin
pada alas kertas
kue
e. Amati yang terjadi
pada lilin
f. Mengisi tabel 1
6. Penilaian
Kurikulum 1. Judul IPA Gaya dan 1. Judul
2013 2. Petunjuk Gerak Gaya dan Gerak,
belajar Tema 8, Kelas 4
3. Kompetensi semester 2
yang akan 2. -
dicapai 3. Kompetensi yang
4. Informasi akan dicapai
pendukung 3.4.1 siswa dapat
5. Tugas-tugas Mengetahui gaya
dan langkah dengan gerak pada
kerja peristiwa di
6. Penilaian lingkungan
sekitar dengan
tepat.
3.4.2 siswa dapat
Menjelaskan gaya
dengan gerak pada
peristiwa di
lingkungan
sekitar dengan
tepat
4.4.1 siswa dapat
Mengidentifikasi
hubungan antara
gaya dan gerak
dengan benar
4.4.2 siswa dapat
Mempresentasikan
hasil percobaan
tentang hubungan
antara
gaya dan gerak
dengan benar.
4. Informasi
pendukung
5. Langkah kerja
a. Kegiatan ini
dilakukan di
dalam Kegiatan
ini dilakukan di
dalam ruangan
dengan lant
ruangan dengan
lantai yang rata. ai
yang rata.
b. Buatlah kelompok
bersama tiga
orang temanmu.
c. Rentangkan
metera
Rentangkan
meteran di atas
lantai. Lalu, dari
titik 0 cm
doronglah bola
pingpong
menggunakan jari
dengan dorongan
lemah.
d. Ukurlah jarak
yang ditempuh
bola Ukurlah jarak
yang ditempuh
bola dari titik awal
hi dari titik awal
hingga titik bola
tersebut ngga titik
bola tersebut
berhenti.
e. Ulangi langkah
ke-3, tetapi
dengan dorongan
sedang, lalu ulangi
lagi dengan
dorongan kuat.
Catat pula jarak
yang ditempuh
bola dengan
kekuatan
dorongan yang
berbeda.
f. Ulangi percobaan
tersebut sebanyak
tiga kali.
g. Tuliskan data
yang kamu
peroleh di dalam
tabel berikut.
6. Penilaian

Anda mungkin juga menyukai