MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Kelompok 5
PROGRAM STUDI
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang
berjudul ”Sintaks Pemanfaatan LKPD dan Sintaks Pengelolaan Kelas” dengan tepat
waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan bantuan, dukungan, motivasi, serta kritik dan
saran serta bimbingan dari semua pihak diantaranya Bapak Drs. Edi Hendri Mulyana,
M.Pd. dan Ibu Srie Mulyati, S.Pd, M.Pd. selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar serta tidak lupa terima kasih juga kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih
banyak hal-hal yang harus diperbaiki, karena keterbatasan penulis. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang ...........................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................................2
1.3.Tujuan/Manfaat ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1. Sintaks pemanfaatan LKPD .......................................................................................4
2.1.1. Pengertian LKPD .............................................................................................4
2.1.2. Fungsi LKPD ...................................................................................................4
2.1.3. Tujuan LKPD ...................................................................................................5
2.1.4. Manfaat LKPD .................................................................................................6
2.1.5. Komponen-komponen LKPD ..........................................................................6
2.1.6. Langkah-langkah penyusunan LKPD .............................................................. 7
2.2. Sintaks pengelolaan kelas ..........................................................................................8
2.2.1. Pengertian pengelolaan kelas ...........................................................................8
2.2.2. Tujuan pengelolaan kelas .................................................................................9
2.2.3. Prinsip pengelolaan kelas .................................................................................9
2.2.4. Manfaat pengelolaan kelas ...............................................................................11
2.2.5. Komponen-komponen pengelolaan kelas ........................................................12
2.2.6. Pendekatan-pendekatan pengelolaan kelas ......................................................12
2.2.7. Pelaksanaan pengelolaan kelas ........................................................................15
BAB III PENUTUP 19
Kesimpulan ............................................................................................................................19
Saran ......................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan belajar mengajar, ada dua faktor utama yang secara bersama-
sama mempengaruhi keberhasilan proses tersebut, yaitu pengelolaan kelas dan
pengajaran itu sendiri. Kedua faktor ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajaran di kelas mempengaruhi keberhasilan
proses tersebut seperti pada penggunaan bahan ajar berupa LKPD. Pengelolaan kelas
berkaitan dengan menciptakan situasi dan kondisi kelas yang mendukung
pembelajaran, mengatasi hambatan yang menghalangi interaksi dalam proses belajar
mengajar, serta menyediakan dan mengatur fasilitas belajar yang mendukung peserta
didik dalam belajar (Nurmalasari, 2019).
1
merencanakan, mengorganisir, mewujudkan, dan mengawasi program serta kegiatan
yang terjadi di dalam kelas. Tujuannya adalah agar proses pembelajaran berjalan secara
terstruktur, efektif, dan efisien, sehingga semua potensi peserta didik dapat
dimaksimalkan (Karwati, et al., 2015).
Sejalan dengan penjelasan di atas, topik yang akan kami bahas dalam makalah
ini adalah “Sintaks Pemanfaatan LKPD dan Sintaks Pengelolaan Kelas” sehingga
pembaca dapat mengambil informasi yang bermanfaat.
2
11. Mengetahui saja komponen-komponen dalam pengelolaan kelas?
12. Mengetahui saja pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan kelas?
13. Mengetahui pelaksanaan pengelolaan kelas?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
didik, termasuk kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah melalui
eksperimen.
2.1.2. Fungsi LKPD
Prastowo (dalam Mahmudah, 2017) menjelaskan bahwa LKPD memiliki 4
fungsi diantaranya:
a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun
mengaktifkan peserta didik
b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami
materi yang diberikan
c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih
d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi LKPD dalam
pembelajaran adalah sebagai bahan ajar yang dapat lebih mengaktifkan peserta
didik, memudahkan peserta didik dalam berlatih dan memahami materi, serta
memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran serta memberikan tugas
kepada peserta didik.
2.1.3. Tujuan LKPD
Menurut Mahmudah (2017) Ada 4 poin yang menjadi tujuan penyusunan
LKPD, yaitu:
a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi
dengan materi yang diberikan
b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik
terhadap materi yang diberikan
c. Melatih kemandirian belajar peserta didik, dan
d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
penyusunan LKPD adalah untuk memudahkan peserta didik dalam memahami
materi melalui tugas-tugas yang disediakan, dan memudahkan guru dalam
memberikan tugas-tugas sebagai cara untuk melatih kemandirian peserta didik.
2.1.4. Manfaat LKPD
LKPD adalah salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran
karena mampu meningkatkan aktivitas peserta didik dalam belajar sehingga
hasil belajar diperoleh secara optimal serta membantu guru untuk mengarahkan
peserta didiknya menemukan konsep sendiri. Selain itu juga, LKPD membantu
5
siswa dalam mengembangkan keterampilan proses. Menurut (Muslimah, M.
2020) (Widjayanti 2008) terdapat manfaat dari Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) adalah sebagai berikut:
a. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
b. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.
c. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan
keterampilan proses.
d. Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
e. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari
melalui kegiatan belajar.
f. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa LKPD memberikan
manfaat kepada guru dalam memancing peserta didik agar terlibat lebih aktif
dengan pembelajaran yang akan disampaikan.
2.1.5. Komponen-komponen LKPD
Proses penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik, tentunya harus
memerhatikan susunan komponen yang harus ada di dalam LKPD tersebut.
Untuk bisa membuat LKPD yang bagus, pendidik harus cermat serta memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Salah satu syarat yang harus
diperhatikan dalam penyusunan LKPD adalah komponen-komponen yang
harus ada di dalamnya.
Adapun teori tentang komponen LKPD juga dungkapkan oleh Andi
Prastowo bahwa komponen Lembar Kerja Peserta Didik adalah sebagai berikut
: 1) judul, 2) petunjuk belajar, 3) kompetensi dasar atau materi pokok, 4)
informasi pendukung, 5) tugas atau langkah kerja dan penilaian. Sejalan dengan
itu menurut Daryanto, komponen LKS secara umum terdiri dari 1) judul, mata
pelajaran, semester, tempat, 2) petunjuk belajar, 3) kompetensi yang akan dic
Mengetahuii, 4) indikator, 5) informasi pendukung, 6) tugas-tugas dan langkah
kerja, 7) penilaian.
Berdasarkan 2 pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
komponen LKPD terdiri dari judul, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,
teori dari materi yang akan dilakukan, prosedur kegiatan, langkah kerja, tugas
6
latihan, kesimpulan. Tetapi komponen LKPD dalam kurikulum merdeka terdiri
dari 1) judul, 2) petunjuk belajar, 3) tujuan pembelajaran (TP) atau materi
pokok, 4) informasi pendukung, 5) tugas dan langkah-langkah kerja, dan 6)
penilaian.
2.1.6. Langkah-langkah Penyusunan LKPD
LKPD merupakan hal penting yang menunjang pembelajaran, maka dari
itu penyusunan LKPD harus dilakukan secara baik dan LKPD yang di susun
harus inovatif dan kreatif. Penyusunan LKPD harulah memperhatikan langkah-
langkah dan kaidah penyusunan LKPD yang baik. Adapun langkah-langkah
penyusunan LKPD berdasarkan tinjauan pustaka (Prastowo 2012):
a. Melakukan Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan
LKPD. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana
yang memerlukan bahan ajar LKPD. Materi yang digunakan ditentukan
dengan cara melakukan analisis terhadap materi pokok, pengalaman belajar,
serta materi yang diajarkan.
b. Menyusun peta kebutuhan LKPD
Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah
LKPD yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKPD-nya.
Menyusun peta kebutuhan di ambil dari hasil analisis kurikulum dan
kebutuhan yang diperlukan dalam pembelajaran sesuai dengan hasil
analisis. Hal-hal yang biasa di analisis untuk menyusun peta kebutuhan
diantaranya, SK, TP, indikator pencapaian, dan LKPD yang sudah
digunakan.
c. Menentukan judul LKPD
Judul ditentukan dengan melihat hasil analisis standar kompetensi
dan TP, materi-materi pokok, atau dari pengalaman belajar yang terdapat
dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi
sebuah judul LKPD. Jika kompetensi dasar tersebut tidak terlalu besar.
d. Penulisan LKPD
Dalam penulisan LKPD terdapat langkah-langkah yang harus
diperhatikan. Adapun langkah-langkah tersebut yakni 1) merumuskan
kompetensi dasar, 2) menentukan alat penilaian, 4) menyusun materi, 5)
memperhatikan struktur LKPD.
7
2.2. SINTAKS PENGELOLAAN KELAS
2.2.1. Pengertian Pengelolaan Kelas
8
potensi serta kemampuan semaksimal mungkin seperti dengan
membuat aturan di dalam kelas serta penataan kelas.
Dapat disimpulkan tujuan pengelolaan kelas itu sendiri yaitu cara untuk
menciptakan kondisi kelas yang kondusif yang dilaksanakan secara baik,
maksimal dan juga efektif yang dapat memberikan dampak positif pada
perilaku siswa agar kegiatan belajar mengajar berlangsung sesuai tujuan yang
diharapkan (Yantoro, Y. 2020).
9
yang dikemukakan oleh Djamarah dikutip dalam Umar & Hendra (2020) adalah
sebagai berikut:
b. Tantangan
Dalam pengelolaan kelas pembelajaran yang dilakukan harus ada
tantangan bagi peserta didik atau dapat diartikan tidak monoton yakni tidak
menggunakan metode dan model yang sama terus-menerus. Maka penting
bagi guru untuk mengelola suatu model pembelajaran bersifat student center
atau pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, guru menghadirkan
pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara langsung. Hadirkan
pembelajaran yang dapat menstimulus motivasi, mengasah kreativitas,
kolaborasi, dan komunikasi, serta berpikir kritis peserta didik.
c. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara
guru dan peserta didik akan mengurangi munculnya gangguan,
meningkatkan perhatian peserta didik. Variasi ini merupakan kunci untuk
tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
Guru harus selalu kreatif dan memiliki inovasi dalam menggunakan media
serta metode, model pembelajaran. Hal tersebut dapat membuat antusias
peserta didik lebih tinggi untuk mengikuti pembelajaran, tidak merasa bosan
dengan pembelajaran yang monoton, serta dapat lebih aktif karena guru
10
memberikan ruang gerak dalam setiap metode pembelajaran yang
digunakan.
d. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya
dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan peserta didik serta
menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluasan berkaitan
dengan iklim belajar dan kondisi kelas yang dinamis. Seorang guru harus
responsif dan cepat tanggap terhadap kondisi kelas. Contohnya ketika
peserta didik ada yang tidak fokus mengikuti pembelajaran, guru harus bisa
responsif dalam menindak bagaimana peserta didik bisa fokus kembali
mengikuti pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang
berbeda setiap orangnya maka tugas sebagai guru bagaimana bisa merespon
hal tersebut bagian dari keluwesan.
e. Penekanan Pada Hal-hal Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan
pada ha-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal
yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang
dilakukan guru terhadap tingkah laku peserta didik yang positif daripada
berpusat atau marah pada tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut
dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran
guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses
belajar mengajar.
f. Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah peserta didik dapat
mengembangkan disiplin diri. Dalam hal ini seorang guru harus menjadi
teladan atau contoh yang baik bagi peserta didik. Jadi, guru harus disiplin
dalam segala hal jika ingin peserta didik ikut disiplin. Sebab, tanpa disadari
peserta didik sering mengamati tingkah laku dan sikap guru dalam
keseharian di sekolah maupun di kelas, mulai dari cara berpakaian,
berpenampilan, hingga cara berbicara. Datang ke sekolah tepat waktu atau
terlambat, masuk kelas serta sesuai jam atau tidak, semua itu akan
membentuk kesan di mata peserta didik. Untuk itu, jika guru ingin
mendisiplinkan peserta didik, disiplinkan diri terlebih dahulu sehingga pada
11
akhirnya peserta didik akan memiliki sosok panutan yang dianggap sebagai
teladan. Hal ini akan memudahkan guru mengelola kelas.
2.2.4. Manfaat Pengelolaan Kelas
a. Memfasilitasi
Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas, Dengan
adanya pengelolaan kelas kita sebagai guru memberikan fasilitas kepada
peserta didik untuk menunjang proses pembelajaran lalu mengelolanya
sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik.
b. Merencanakan
Dengan adanya pengelolaan kelas guru dapat merencanakan aktivitas
yang akan dilakukan di kelas seperti aktivitas memilih dan menetapkan
materi yang akan diajarkan, strategi pembelajaran, prosedur pembelajaran,
metode pembelajaran, sistem penilaian, sumber belajar yang dibutuhkan,
dan media pembelajaran yang dibutuhkan.
a. Mengorganisasikan
Upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan
susunan organisasi pelaksanaanya. Menentukan sumber daya dan kegiatan,
pengelolaan tersendiri bukan hanya berkaitan dengan aspek kelas saja tetapi
dengan pengkondisian peserta didik. Dengan kata lain segala hal mengenai
fasilitas, kondisi siswa, lingkungan sekitar kelas, harus kita kelola sebagai
bentuk dari bagaimana kita menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
b. Mengendalikan
Proses untuk memastikan bahwa aktivitas yang sebenarnya sesuai
dengan yang direncanakan. Dengan adanya pengelolaan kelas guru
mengontrol pembelajaran yang dilakukan apakah sudah sesuai rencana atau
tidaknya. Jika tidak sesuai rencana maka diadakannya evaluasi untuk
12
mengetahui hal apa yang membuat ketidaksesuaian tersebut, kemudian
diperbaiki untuk pembelajaran selanjutnya.
2.2.5. Komponen Pengelolaan Kelas
13
memulai mengajar, guru membuat kesepakatan-kesepakatan dengan peserta
didik mengenai keharusan untuk menaati aturan. Namun, tak hanya peserta
didik, guru juga harus konsisten mengikuti segala peraturan yang ditetapkan
agar tidak timbul kecemburuan di antara para peserta didik.
b. Pendekatan Intimidasi (ancaman)
Pendekatan intimidasi juga bermaksud untuk mengontrol tingkah
laku peserta didik selama proses pembelajaran, namun perbedaannya
pendekatan ini dilakukan dengan cara memberikan larangan, sindiran saat
belajar, dan paksaan kepada peserta didik yang membantah, yang semuanya
di tujukan agar peserta didik mengikuti apa yang di instruksikan oleh guru.
Ancaman seharusnya tidak digunakan terlalu sering dan sebaiknya hanya
diterapkan ketika situasi kelas sudah benar-benar sulit untuk dikendalikan.
Selama guru masih dapat menggunakan pendekatan lain selain ancaman,
lebih baik menunda penggunaan pendekatan dengan ancaman ini.
Penerapan pendekatan ancaman di dalam kelas harus di lakukan secara hati-
hati dan perlu diterapkan kriteria ancaman yang di perbolehkan untuk
peserta didik.
c. Pendekatan Permisif (kebebasan)
Pendekatan permisif dalam pengelolaan kelas adalah serangkaian
tindakan yang memberikan sebanyak mungkin kebebasan kepada peserta
didik untuk melaksanakan tugas atau aktivitas tertentu. Peran guru disini
yaitu untuk memastikan anak didik mendapatkan sebanyak mungkin
kebebasan, dan ini merupakan prioritas utama dalam pelaksanaan proses
belajar dan pembelajaran di dalam kelas.
d. Pendekatan Sosio Emosional
Pendekatan sosio-emosional dalam pengelolaan kelas merupakan
suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan
sosial yang positif dalam kelas baik antara guru dengan peserta didik
maupun antar sesama peserta didik. Kondisi sosio-emosional yang perlu
dibangun oleh seorang guru mencakup:
1) Membangun persahabatan antara guru dan peserta didik dengan dasar
saling pengertian dan kepercayaan. Sikap ini akan menciptakan iklim
yang mendukung untuk kondisi belajar yang optimal. Peserta didik akan
14
belajar secara produktif, baik ketika guru hadir maupun ketika tidak ada
guru.
2) Menciptakan kondisi yang membuat peserta didik menyadari kesalahan
mereka sendiri, mendorong mereka untuk memperbaiki kesalahan
tersebut.
3) Menciptakan hubungan yang baik antara guru dan peserta didik, di
mana keduanya merasa senang, penuh semangat, optimis, realistis
dalam kegiatan belajar mengajar, dan terbuka terhadap perkembangan
diri mereka sendiri.
e. Pendekatan kelompok
Pendekatan kelompok dalam pengelolaan kelas sebagai suatu proses
untuk mendorong kelompok-kelompok di dalam kelas menjadi kelompok
yang produktif. Peran guru adalah berusaha untuk membuat perkembangan
dan pelaksanaan proses kelompok menjadi efektif. Proses kerja kelompok
melibatkan upaya guru dalam mengelompokkan anak didik ke dalam
kelompok-kelompok dengan pertimbangan-pertimbangan individu tertentu,
dengan tujuan menciptakan kelas yang penuh semangat dalam proses
belajar.
f. Pendekatan perubahan tingkah laku
Pendekatan perubahan tingkah laku dalam pengelolaan kelas
sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku peserta didik. Perubahan
perilaku peserta didik dapat berupa perilaku baik atau buruk yang
merupakan hasil belajar peserta didik itu sendiri. Tuga guru dalam
pendekatan perubahan tingkah laku yaitu dengan:
1) Penguatan positif (memberikan stimulus positif, berupa ganjaran atau
pujian terhadap perilaku atau hasil yang memang diharapkan)
2) Penghukuman (pemberian stimulus yang tidak menyenangkan untuk
menghilangkan dengan segera perilaku peserta didik yang tidak
dikehendaki)
3) Penghilangan (upaya mengubah perilaku peserta didik dengan cara
menghentikan pemberian respon terhadap suatu perilaku peserta didik
yang semula dilakukan dengan respon tersebut)
4) Penguatan negatif (peniadaan tingkah laku yang tidak disukai biasanya
berupa hukuman)
15
2.2.7. Pelaksanaan Pengelolaan Kelas
Dalam implementasinya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh guru dalam pembelajaran diantaranta mengenai pengeloaan kelas yang
menyangkut pengelolaan fisik (sarana dan prasana) dan pengelolaan peserta
didik.
a. Pengelolaan Fisik (sarana dan prasarana)
Upaya pengaturan fisik (sarana dan prasarana) dilakukan untuk
mendukung manajemen/pengelolaan kelas yang baik. Kualitas pengaturan
sarana dan prasarana kelas dapat memengaruhi kelancaran kegiatan
belajar-mengajar peserta didik di dalam kelas. Upaya pengaturan sarana
dan prasarana kelas, terdiri dari:
1. Pengaturan tempat duduk
Pengaturan tempat duduk penting dilakukan untuk
memungkinkan interaksi antara guru dan peserta didik. Dengan
demikian, guru dapat mengotrol perilaku peserta didik. Pengaturan
tempat duduk akan memengaruhi kelancaran proses pembelajaran di
dalam kelas.
2. Pengaturan suhu dan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan merupakan aset penting untuk
terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu, ventilasi
harus cukup menjamin kesehatan siswa.
3. Menyediakan media pembelajaran
Penyediaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran
sangat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Media merupakan
salah satu kebutuhan dasar dalam pelaksanaan pembelajaran.
4. Menggunakan metode pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru memerlukan berbagai metode
yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Pengelolaan peserta didik
Pengelolaan peserta didik ini berkaitan dengan pemberian stimulus
dalam rangka membangkitkan dan mempertahankan kondisi motivasi
peserta didik untuk secara sadar berperan aktif dan terlibat dalam proses
pembelajaran di kelas.
1) Membina dan membimbing peserta didik
16
Membina dan membimbing peserta didik bertujuan untuk
menciptakan rasa saling menghormati dan menghargai antar peserta
didik dan memberikan dorongan kepada peserta didik dalam proses
pencapaian tujuan pembelajaran. Manajemen peserta didik akan
berjalan dengan baik jika tingkah laku peserta didik di dalam kelas
baik.
2) Menetapkan hubungan emosional
Dalam proses pembelajaran, interaksi sangat diperlukan agar
terciptanya proses pembelajaran yang lancar. Untuk mencapai interaksi
yang baik antara guru dan peserta didik, diperlukan hubungan
emosional yang terjalin selama proses pembelajaran. Tujuannya adalah
untuk menciptakan kedekatan antara guru dan siswa, sehingga siswa
merasa lebih nyaman dan terlibat dalam proses pembelajaran tanpa
merasa tegang dan proses pembelajaran dapat berjalan dengan
kondusif.
3) Menciptakan tata tertib
Menciptakan tata tertib bersama siswa atau peraturan kelas
merupakan bentuk sarana untuk mengajarkan kedisiplinan bagi peserta
didik juga untuk menciptakan kelas yang kondusif dan tertib. Oleh
karena itu, peraturan harus dibuat dan disepakati bersama oleh peserta
didik dan guru. Dengan kesepakatan bersama peserta didik dengan
mudah mematuhi aturan tersebut, jika salah satu dari peserta didik
melanggar atau tidak mematuhi, guru akan memberikan sanksi berupa
hukuman berupa hukuman yang mendidik bukan kekerasan yang
diberikan.
4) Disiplin dalam kelas
Dalam proses pembelajaran peserta didik dituntut untuk selalu
sadar dan patuh pada setiap aturan. Guru dapat menetapkan pendekatan
kekuasaan sebab pendekatan kekuasaan merupakan pendekatan yang
dilakukan guna membuat siswa selalu mematuhi tata tertib atau norma-
norma yang ada. Adanya pendekatan kekuasaan yang dilkukan oleh
guru diharapkan siswa selalu mengingat aturan-aturan yang berlaku di
dalam kelas, seorang guru harus menanamkan sikap disiplin kepada
siswa didiknya.
17
18
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah menggali lebih dalam mengenai Sintaks Pemanfaatan LKPD dan
Sintaks Pengelolaan Kelas. Dari berbagai penelitian dan studi kasus yang telah kami
tinjau, terdapat beberapa poin penting yang dapat disimpulkan. Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) adalah sebuah alat atau bahan ajar yang dirancang oleh guru untuk
membantu peserta didik memahami materi pelajaran dan melatih keterampilan yang
diperlukan. Sementara itu, pengelolaan kelas adalah keterampilan dan strategi yang
digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif, aman,
dan teratur di dalam kelas. Keduanya memiliki peran yang penting dalam proses
pembelajaran. Dimana bagian dari pengelolaan kelas yang baik adalah memilih LKPD
yang sesuai dengan kurikulum dan tujuan pembelajaran.
LKPD yang baik harus mendukung tujuan pengajaran dan cocok dengan
tingkat keterampilan peserta didik. Guru perlu mengintegrasikan LKPD ke dalam
rencana pembelajaran mereka, karena hal ini termasuk menjelaskan LKPD kepada
peserta didik, memberikan instruksi tentang cara menggunakan LKPD, dan memantau
kemajuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang terkait dengan LKPD. LKPD
juga dapat digunakan sebagai alat untuk membantu dalam manajemen kelas.
Misalnya, guru dapat menggunakan LKPD sebagai alat untuk membagi peserta didik
ke dalam kelompok kerja, mempromosikan diskusi kelas, atau memberikan tugas
yang sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing peserta didik. Salah satu cara
guru mengukur pemahaman peserta didik adalah melalui tugas yang terkait dengan
LKPD. Hasil evaluasi ini dapat membantu guru menilai sejauh mana tujuan
pembelajaran tercapai. Dengan mengintegrasikan LKPD dengan baik dalam
manajemen kelas, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih
efektif dan membantu peserta didik mencapai potensi mereka secara maksimal. Ini
juga membantu menciptakan lingkungan kelas yang lebih terstruktur dan terfokus.
Saran
1. Guru dan Pendidik, pastikan LKPD yang dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan kemampuan peserta didik. LKPD harus mendukung pencapaian kompetensi
yang ditargetkan. Pastikan ruang kelas teratur, bersih, dan bebas dari gangguan
19
yang dapat mengganggu pembelajaran. Posisikan kursi dan meja sedemikian rupa
sehingga memfasilitasi interaksi dan pembelajaran yang efektif.
2. Bagi pemerintah, alangkah baiknya sediakan pelatihan yang efektif bagi guru dalam
penggunaan LKPD yang tepat dan keterampilan manajemen kelas yang baik.
Bangun sistem pemantauan dan evaluasi yang kuat untuk mengukur efektivitas
pemanfaatan LKPD dan manajemen kelas di setiap sekolah.
3. Bagi setiap satuan lembaga sekolah, kolaborasi antara guru untuk mengembangkan
LKPD yang terintegrasi dengan kurikulum dan memfasilitasi pencapaian
kompetensi peserta didik. Pertimbangkan pendekatan inklusif dalam manajemen
kelas untuk memastikan bahwa semua peserta didik merasa diterima dan didukung.
20
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N. A., Syachruroji, A., & Hendracipta, N. (2019). Pengembangan Lkpd Berbasis
Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Ipa Materi Gaya. Jurnal Pendidikan
Dasar, 10(1), 68–76. https://doi.org/10.21009/jpd.v10i1.11183
Arianti, A. (2019). Peranan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. DIDAKTIKA:
Jurnal Kependidikan, 12(2), 117-134.
Ariyanto, A. (2019). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berorientasi Higher
Order Thinking Skills (HOTS) Untuk Pembelajaran Matematika di Kelas V Sekolah
Dasar (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA).
Depdiknas, 2006, Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, Depdiknas.
Destiana, O., Sumarni, S., & Adiastuti, N. (2020). Pengembangan perangkat pembelajaran
bangun ruang sisi datar dengan pendekatan kontruktivisme berbasis kemampuan
penalaran matematis. Mathline: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 5(2),
128-145.
Dewi, K. P., Hasibuan, E. G. E., Maharani, S., & Yantoro, Y. (2022). Manajemen Pengelolaan
Kelas. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(6), 8960-8965.
Hasanah, N., & Habibah, S. (2021). Implementasi Manajemen Kelas di SD Negeri. Jurnal
Administrasi, Kebijakan dan Kepemimpinan Pendidikan (JAK2P), 2(2), 170-185.
Karwati, Euis, dan Priansa, D.J. (2015). Manajemen Kelas. Bandung: Alfabeta.
Khasanah, B. A., & Fadila, A. (2018). Pengembangan Lkpd Geometri Transformasi Dengan
Motif Tapis Lampung. JURNAL E-DuMath, 4(2), 59.
https://doi.org/10.26638/je.734.2064
Nurmalasari, N. (2019). Pendekatan dalam pengelolaan kelas. Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi,
2(1).
Prastowo Andi. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Jakarta, Kencana Prenadamedia.
Putra, G. Y. M. A., & Agustiana, I. G. A. T. (2021). E-LPKD Materi Pecahan dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Mimbar PGSD Undiksha, 9(2), 220-228.
Rofiq, A. (2009). Pengelolaan kelas. Malang: Direktorat Jendral PMPTK.
Suryana, N., & Rahmat Fadhli, E. M. (2022). Manajemen Pengelolaan Kelas. Indonesia Emas
Group.
Suwardi, D., & Daryanto, D. (2017). Manajemen Peserta Didik. Yogyakarta: Gava Media.
Umar, U., & Hendra, H. (2020). Konsep Dasar Pengelolaan Kelas Dalam Proses Pembelajaran
Di Sekolah. KREATIF: Jurnal Studi Pemikiran Pendidikan Agama Islam, 18(1), 99-112.
Yantoro, Y. (2020). Strategi Pengelolaan Kelas Yang Efektif Dalam Menumbuhkan Sikap
Disiplin Siswa. Jurnal Muara Pendidikan, 5(1), 586-592.