Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN HASIL OBSERVASI

“IMPLEMENTASI MMT PADA SUBTANSI MANAJEMEN PENDIDIKIKAN


DI SMP NEGERI 05 KOTA GORONTALO”

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Manajemen Mutu Terpadu
Dosen Pengampuh : Prof. Dr. Sitti Roskina Mas, MM, M.Pd

Oleh
Kelompok 4
Zulkarnain Mohamad (131420011)
Angsi Pakaya (131420013)
Lailatul Hayati Nufus (131420014)
Muflihun Dalusa (131420033)

Kelas 5A
Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Gorontalo (UNG)
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas lapora hasil observasi dengan judul
“Implementasi MMT pada Subtansi Manajemen Pendidikan di SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari laporan hasil observasi ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kulaih Manajemen Mutu Terpadu. Selain itu, laporan hasil observasi ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Implementasi MMT pada Subtansi
Manajamen Pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi peneliti.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Sitti Roskina Mas, MM, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Manajemen Mutu Terpadu yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan observasi ini.
Kami menyadari, laporan hasil observasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membagun akan kami nantikan demi kesempurnaan laporan hasil
observasi ini.

Gorontalo, 10 November 2022

Penyusun

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI


A. Manajemen........................................................................................................................3
B. Pendidikan.........................................................................................................................4
C. Manajemen Pendidikan.....................................................................................................5
D. Mutu..................................................................................................................................6
E. Manajemen Mutu Terpadu................................................................................................9
F. Perencanaan......................................................................................................................13
G. Pelaksanaan.......................................................................................................................16
H. Monitoring........................................................................................................................17
I. Tindak Lanjut....................................................................................................................18
J. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran........................................................................18
K. Manajemen Peserta Didik.................................................................................................21
L. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat..............................................................23
M. Manajemen Sarana dan Prasarana.....................................................................................25
N. Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan..............................................................26
O. Manajemen Keuangan.......................................................................................................26

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu...........................................................................................................28
B. Tehnik Pengumpulan Data...............................................................................................28
C. Analisis Data....................................................................................................................29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data...................................................................................................................31
iii
B. Pembahasan.......................................................................................................................33

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................41
B. Saran..................................................................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu cita-cita nasional yang harus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia
adalah menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Salah satunya
adalah melalui pendidikan yang bercita-citakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Karena pendidikan merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju
kedewasaan, baik secara akal, mental maupun moral selain itu juga pendidikan dapat
mempersiapkan peserta didik dengan kemampuan dan keahlian (skill) yang diperlukan
agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah masyarakat.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen mutu
terpadu pada subtansi manajemen pendidikan disekolah. Manajemen mutu terpadu
merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis bidang pendidikan yang berupaya
untuk memaksimalkan daya saing sekolah melalui perbaikan secara berkesinambungan
atas kualitas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan sekolah. Manajemen mutu
terpadu diartikan sebagai manajemen kualitas secara total yang merupakan suatu
pendekatan sistematis, praktis dan strategis bagi penyelenggaraan pendidikan yang
mengutamakan kepuasan pelanggan.
Pentingnya penerapan manajemen mutu terpadu dalam mengelola sekolah
didasarkan pada pemikiran bahwa sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan
membutuhkan perbaikan proses untuk menghasilkan kegiatan manajemen yang
berkualitas dalam pencapaian tujuannnya. Manajemen mutu terpadu merupakan salah
satu sistem agar dapat meningkatkan mutu sekolah melalui perbaikan terus menerus yang
berkesinambungan atas kualitas produk, jasa manusia, proses dan lingkungan organisasi.
Kemudian dalam peningkatan mutu pendidikan sebagaimana yang menjadi kebijakan
pemerintah, maka banyak sekolah yang memperbaiki mutu, diantara sekolah yang ikut
perbaikan mutu pendidikan adalah SMP Negeri 05 Kota Gorontalo.
SMP Negeri 05 Kota Gorontalo adalah lembaga pendidikan formal sekolah
menengah pertama yang menyiapkan lulusannya untuk melanjutkan pendidikannya ke
tingkat atas juga merupakan salah satu sekolah yang telah merintis penerapan manajemen

1
mutu terpadu dalam pengelolaan sekolah. Hal ini dilakukan agar pengelolaan sekolah
dapat dilakukan dengan baik dan mampu mencapai pengelolaan sekolah yang berkualitas.
Dalam operasionalnya sudah mengarah kepada model manajemen mutu terpadu,
walaupun masih ada hal yang perlu ditingkatkan lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi perencanaan MMT di SMP Negeri 05 Kota Gorontalo?
2. Bagaimana implementasi pelaksanaan MMT di SMP Negeri 05 Kota Gorontalo?
3. Bagaimana implementasi monitoring MMT di SMP Negeri 05 Kota Gorontalo?
4. Bagaimana implementasi tindak lanjut MMT di SMP Negeri 05 Kota Gorontalo?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui implementasi perencanaan MMT di SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo
2. Untuk mengetahui implementasi pelaksanaan MMT di SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo
3. Untuk mengetahui implementasi monitoring MMT di SMP Negeri 05 Kota Gorontalo
4. Untuk mengetahui implementasi tindak lanjut MMT di SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Manajemen
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai
ilmu oleh karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama (Luther
Gulick, 2016). Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran
melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Selanjutnya
Fattah mengatakan, dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian
khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para profesional dituntun oleh suatu
kode etik.
Untuk memahami istilah manajemen, pendekatan yang dipergunakan di sini
adalah berdasarkan pengalaman manajer. Meskipun pendekatan ini mempunyai
keterbatasan, namun hingga kini belum ada perbaikan. Manajemen di sini dilihat sebagai
suatu sistem yang setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan. Manajemen merupakan suatu proses sedangkan manajer dikaitkan dengana
spek organisasi (orang, struktur, tugas dan teknologi) dan bagaimana mengaitkan aspek
yang satu dengan yang lain, serta bagaimana mengaturnya sehingga tercapai tujuan
sistem. Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh
seorang manajer /pimpinan, yaitu: perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing). pemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu,
manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan
mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai
secara efektif dan efisien.
Sudjana mengatakan bahwa manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan
wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan
dalam pelaksanaanya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan yang lainnya.
Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan
diberi tugas untuk melaksanakan tugas tersebut. Sementara itu, pendapat lain
mengemukakan bahwa manajemen pada hakikatnya berkenaan dengan cara-cara

3
pengelolaan suatu lembaga agar supaya lembaga tersebut efisien dan efektif (H.A.R.
Tilaar, 2012). Suatu lembaga akan efisien apabila investasi yang ditanamkan di dalam
lembaga tersebut sesuai atau memberikan provit sebagaimana yang diharapkan.
Selanjutnya, suatu institusi akan efektif apabila pengelolaannya menggunakan
prinsip-prinsip yang tepat dan benar sehingga berbagai kegiatan di dalam lembaga
tersebut dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah direncanakan. Meskipun
cenderung mengarah pada satu fokus tertentu, para ahli masih berbeda pandangan dalam
mendefinisikan manajemen dan karenanya belum dapat konsensus bahwa manajemen
menyangkut derajat keterampilan tertentu.
Berdasarkan definisi manajemen dari beberapa ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang kontiniu yang bermuatan
kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang untuk melakukan suatu
kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain dalam mengkoordinasi dan
menggunakan segala sumber untuk mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif
dan efisien.
B. Pendidikan
Pendidikan itu adalah memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia
muda ke taraf mendidik. Dalam Dictionary of Education dinyatakan bahwa pendidikan
adalah: 1) proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku
lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup. 2) proses sosial yang terjadi pada
orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
(khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh
perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal. Dengan kata
lain pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan
perubahanperubahan yang sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku, pikiran, dan
sikapnya.
Menurut Crow and Crow dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengatakan
bahwa "Modern educational theory and practise not only are aimed atpreparation for
future living but also are operative in determining the patern of present, day-by-day
attitude and behavior. Pendidikan tidakhanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan

4
hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu
dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya.
Secara sederhana pendidikan dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
yang berlangsung dalam segala lingkungan dan seumur hidup untuk mengembangkan
potensi diri.
C. Manajemen Pendidikan
1. Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan
manajemen atau administrasi dalam mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber
daya yang terdapat dalam dunia pendidikan, fungsi administrasi pendidikan merupakan
alat untuk mengintegrasikan peranan seluruh sumberdaya guna tercapainya tujuan
pendidikan dalam suatu konteks sosial tertentu, ini berarti bahwa bidang-bidang yang
dikelola mempunyai kekhususan yang berbeda dari manajemen dalam bidang lain.
Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
berupa proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidika yang telah ditetapkan
sebelumnya, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan menggunakan fungsi-
fungi manajemen agar tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. (Kristiawan, Safitri
and Lestari, 2017)
Menurut Engkoswara manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di
dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama (Rosita, 2014).
Menurut Purwanto (1970: 9) manajemen pendidikan merupakan semua kegiatan
sekolah dari yang meliputi usaha-usaha besar, seperti mengenai pengarahan usaha-usaha
besar, koordinasi, konsultasi, korespondensi, kontrol perlengkapan, dan seterusnya
sampai kepada usaha-usaha kecil dan sederhana, seperti menjaga sekolah dan sebagainya.
Menurut Usman (2004: 8) manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola
sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

5
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen
pendidikan merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang dilakukan melalui aktifitas
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengawasan.
2. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
Kurniadin dan Machali (2012: 125) tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara
lain:
 Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif, menyenangkan (PAIKEM)
 Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara
 Terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional sebagai pendidik dan tenaga
kependidikan sebagai manajerial)
 Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
 Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas
administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan
manajemen pendidikan)
 Teratasinya masalah mutu pendidikan
 Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan
akuntabel serta, meningkatnya citra pendidikan yang positif.
D. Mutu
1. Pengertian Mutu
Pendefinisian mutu diungkapkan secara berbeda-beda antara satu pendapat ahli
dengan yang lain. Hal tersebut dapat disebabkan karena mutu merupakan gagasan
yang dinamis bergantung pada sudut pandang dan kepentingan yang berbeda dari
konsumen. Secara sederhana mutu dapat diartikan sebagai terpenuhinya harapan
6
konsumen/user. Menurut Edward Sallis, mutu dalam percakapan sehari-hari sebagian
besar dipahami sebagai sesuatu yang absolut, misalnya restoran restoran yang mahal
dan mobil-mobilan yang mewah. Sedangkan menurut Joseph Juran, seperti yang
dikutip oleh M.N Nasution menyatakan bahwa mutu adalah kecocokan penggunaan
produk (fitness For use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan atau
kualitas sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi. Meskipun tidak ada definisi
mengenai mutu yang diterima secara universal, dari definisi-definisi yang ada
terdapat beberapa kesamaan. Artinya, dalam mendifinisikan mutu/kualitas
memerlukan pandangan yang komprehensif.
Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni :
 Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
 Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
 Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap
berkualitas saat ini, mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang
lain).
 Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Joseph
N. Juran menyatakan bahwa pengertian mutu sangat bergantung dari perspektif yang
digunakan dalam membingkai output tersebut.
Menurut Sallis dalam Jamaluddin (2017) definisi mutu mengandung dua
aspek, yaitu sesuai dengan spesifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam proses produksi,
untuk menjamin kualitas, produsen memiliki suatu standar yang diwujudkan dalam
spesifikasi atas produk yang dihasilkan. Selain dari spesifikasi yang ditentukan oleh
produsen, suatu produk juga dapat dikatakan bermutu jika dapat memenuhi kepuasan
atau melampaui keinginan dan kebutuhan konsumen.
Mutu juga diartikan sebagai faktor utama yang menentukan kinerja suatu
organisasi/lembaga, yaitu melalui mutu barang dan jasa yang mereka hasilkan
(Ibrahim dan Rusdiana, 2021). Pada dasamya yang memberikan penilaian bahwa

7
suatu produk dan jasa dapat dikatakan bermutu adalah konsumen, karena produk dan
jasa tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Penilaian ini muncul dari aktivitas
konsumen ketika membandingkan antara produk dan jasa yang didapatkan dengan
produk dan jasa yang mereka harapkan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu sangat
penting untuk ditetapkan dalam proses produksi, karena mutu menunjukkan kinerja
suatu organisasi. Mutu juga menjadi acuan apakah produk yang dibuat telah sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh produsen dan sesuai dengan kebutuhan
konsumen di pasar. Mutu merupakan kesesuaian antara maksud desain dengan
penyampaian produk aktual terutama kesesuaian dengan kebutuhan pasar dengan
yang disyaratkan atau distandarkan atau kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan
dan kesesuaian terhadap persyaratan.
2. Pengertian Mutu Pendidikan
Dalam dunia pendidikan dikonsepsikan oleh Edward Sallis bahwa mutu diartikan
sebagai standar produk dan jasa serta standar pelanggan. Standar produk dan jasa
maksudnya pendidikan yang bermutu apabila pelayanan dan produk memiliki
kesesuaian dengan spesifikasi, kesesuaian dengan tujuan dan manfaat, tanpa cacat
serta selalu baik dari awal. Sedangkan yang dimaksud dengan standar pelanggan
adalah pelayanan dan produk pendidikan bisa dikatakan bermutu, apabila dapat
memuaskan pelanggan dengan cara memenuhi kebutuhan dan menyenangkan
mereka. Ketika mutu tersebut masuk dalam kerangka pendidikan, maka kerangka
yang diunakan juga masih bersifat jamak (plural), salah satu contoh ada yang
menyatakan behwa mutu pendidikan merupakan kemampuan lembaga pendidikan
dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadapkomponen-komponen yang
berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen
tersebut menurut norma/standar (SNP) yang berlaku. Pada sisi yang lain ada juga
yang menggunakan perspektif lain bahwa pengertian mutu pendidikan dapat dilihat
dari dua sisi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif. Dalam arti normatif, mutu
pendidikan ditentukan berdasarkan pertimbangan (kriteria) intrinsik dan ekstrinsik.
Berdasarkan kriteria intriksik, mutu pendidikan merupakan produk pendidikan
yakni manusia yang terdidik, sesuai dengan standar ideal. Berdasarkan kriteria

8
ekstrinsik, pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang
terlatih. Dalam arti deskriptif, mutu ditentukan dalam keadaan senyatanya. Misalkan,
hasil tes prestasi belajar. Dengan demikian, pendidikan bermutu merupakan
pendidikan yang mampu melakukan proses pematangan kualitas peserta didik yang
dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari ketidak tahuan, ketidak
mampuan, ketidak berdayaan, ketidak benaran, ketidak jujuran dan dari buruknya
akhlak dan keimanan. Dari deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu
pendidikan adalah kualitas pendidikan yang mengacu pada masukan, proses, keluaran
dan dampaknya. Mutu masukan merupakan segala hal yang perlu tersedia karena
dibutuhkan untuk berlangsungnya proses pendidikan.
E. Manajemen Mutu Terpadu (MMT)
Para ahli manajemen telah banyak yang mengemukakan pengertian tentang Total
Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu. Salah satu di antaranya
adalah yang disampaikan Deming, secara tegas menekankan pentingnya mencegah
dari pada memperbaiki kerusakan, hal inilah yang dinilai sebagai kontribusi unik
dalam memahami bagaimana menjamin peningkatan mutu. Studi penting Deming
adalah analisa mengenai kegagalan mutu. Hasil kajiannya menunjukkan bahwa
penyebab kegagalan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penyebab kegagalan khusus
(kegagalan sistem) dan umum (gangguan dari komponen sistem yang bervariasi).
Manajemen mutu terpadu (MMT) pada dasamya adalah suatu keinginan untuk
selalu mencoba mengerjakan segala sesuatu dengan "selalu baik sejak awal". MMT
dapat dipandang sebagai perluasan dan pengembangan dari jaminan mutu (Quality
Assurance, QA). Manajemen mutu terpadu berkaitan dengan usaha menciptakan
sebuah kultur mutu, yang mendorong semua anggota staffnya untuk memuaskan para
pelanggan. Dalam kerangka konsep mutu terpadu, pelanggan adalah raja. Manajemen
mutu terpadu memang sebuah pendekatan praktis, namun bersifat strategis dalam
menjalankan roda organisasi yang memfokuskan diri pada kebutuhan pelanggan dan
kliennya yang tujuannya tidak lain adalah untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Manajemen mutu terpadu bukan hanya sekumpulan slogan-slogan tanpa makna,
namun merupakan suatu pendekatan sistematis dan hati-hati untuk mencapai
tingkatan kualitas yang tepat dengan cara yang konsisten dalam memenuhi kebutuhan

9
dan keinginan pelanggan tetapi dapat juga dipahami sebagai filosofi perbaikan tanpa
henti hingga tujuan organisasi dapat dicapai dan dengan melibatkan segenap
komponen dalam organisasi tersebut (Sallis, 2006).
Manajemen mutu terpadu (MMT) adalah sebuah konsep penjaminan mutu yang
bertujuan untuk tercapainya mutu layanan yang lebih baik dan mencapai yang terbaik.
MMT bukan sekadar slogan-slogan kosong atau program program kegiatan formalitas
yang tanpa tujuan, melainkan sebuah langkah upaya nyata yang strategis untuk
menjaga mutu layanan organisasi yang direncanakan dan diimplementasikan secara
sistematis, terstruktur, dan terukur (I. Putu Ayub Darmawan et al., 2021).
Joseph M. Juran (1980) mendefinisikan manajemen mutu terpadu sebagai suatu
kumpulan aktivitas yang berkaitan dengan kualitas tertentu dengan karakteristik:
a. Mutu menjadi bagian dari setiap agenda manajemen atas.
b. Sasaran kualitas dimasukkan dalam rencana bisnis.
c. Jangkauan sasaran diturunkan dari benchmarking fokus pada pelanggan dan
pada kesesuaian kompetisi; di sana adalah sasaran untuk peningkatan kualitas
tahunan.
d. Sasaran disebarkan ke tingkat yang mengambil tindakan.
e. Pelatihan dilaksanakan pada semua tingkat.
f. Pengukuran ditetapkan seluruhnya.
g. Manajer atas secara teratur meninjau kembali kemajuan dibandingkan dengan
sasaran.
h. Penghargaan diberikan untuk performansi terbaik.
i. Sistem imbalan (reward system) diperbaiki.
Manajemen mutu terpadu mengintegrasikan teknik manajemen fundamental,
usaha-usaha perbaikan yang ada dan alat teknikal di bawah suatu disiplin pendekatan
yang berfokus pada perbaikan terus-menerus. Pada dasarnya manajemen mutu
terpadu berfokus pada perbaikan terus-menerus untuk memenuhi kepuasan
pelanggan. Manajemen mutu terpadu berorientasi pada proses untuk
mengintegrasikan semua sumber daya manusia, pemasok (supplier) dan para
pelanggan (customer), di lingkungan perusahaan (corporate environment. Hal ini
berarti bahwa manajemen mutu merupakan kemampuan atau kapabilitas yang

10
melekat dalam sumber daya manusia serta merupakan proses yang dapat dikontrol
(controllable process) dan bukan suatu kebetulan belaka.
Manajemen mutu terpadu mengarahkan pimpinan organisasi dan personilnya
untuk membuat jaminan kualitas, melakukan quality control, melakukan continuous
improvment yang terfokus pada pencapaian kepuasan dari para pelanggan. Manajemen
mutu terpadu dalam konteks pendidikan merupakan sebuah filosofi metodologi
tentang continuous improvement yang dapat memberikan seperangkat alat praktis
kepada lembaga pendidikan dalam memenuhi keinginan, kebutuhan dan harapan
customer, saat ini maupun masa-masa yang akan datang (Sallis, 2010). Manajemen
mutu terpadu merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba
untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus- menerus
terhadap layanan jasa, produk, manusia, tenaga kerja, proses, serta lingkungan
(Nasution. M.N, 2004).
Manajemen mutu terpadu sebagai sistem manajemen yang mengangkat sesuatu
sebagai strategi (strategy) usaha yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
cara melibatkan pelanggan dan seluruh anggota organisasi yang nantinya dapat
memberikan fokus pada pendidikan masyarakat, serta membentuk infrastruktur yang
fleksibel yang dapat memberikan respon yang cepat terhadap perubahan tuntutan
masyarakat dan dapat membantu pendidikan menyesuaikan diri dengan keterbatasan
dana dan waktu. Transformasi menuju hal yang bermutu terpadu diawali dengan
mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu produk/jasa (Jerome, 2007).
Dengan adanya penerapan manajemen mutu terpadu (MMT) diharapkan
lembaga/institusi mengembangkan fokus mutu terpadu untuk dapat membantu
menyesuaikan diri dengan perubahan dengan cara yang positif dan konstruktif pada
standar proses produksi. Penerapan manajemen mutu yang mengimplementasikannya
melalui perangkat perangkat seperti perencanaan mutu (quality planning pengendalian
mutu (quality control, jaminan mutu (quality assurance), dan peningkatan mutu
(quality improvement). Tanggung jawab manajemen mutu terpadu terdapat pada
semua tingkatan manajemen dan implementasinya melibatkan semua orang pada
semua unit dalam organisasi pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah
kota/kabupaten dan pada organisasi satuan tingkat pendidikan/institusi pendidikan.

11
Perencanaan mutu terpadu (quality planning) dalam konteks institusi pendidikan
tentunya adalah pemenuhan akan kebijakan mutu tentang 8 standar yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat. Fokus dari manajemen mutu terpandu sendiri
adalah:
 Peningkatan secara Berkesinambungan
Sebagai suatu pendekatan, MMT mencari suatu bentuk permanen dalam
lembaga, sehingga fokus bukan diarahkan pada kebijakan jangka pendek,
melainkan diarahkan pada peningkatan kualitas jangka panjang. Inovasi konstan,
peningkatan dan perubahan merupakan inti MMT dalam lembaga tersebut,
pelaksanaan MMT dalam keseharian mengikuti alur peningkatan secara
berkelanjutan dalam semua tingkatan organisasi dan stafnya.
 Suatu Perubahan Budaya
Staf dalam lembaga perlu untuk memahami pesan pesan MMT itu sendiri.
Bagaimanapun budaya perubahan bukan hanya tentang merubah perilaku staf,
namun memerlukan juga suatu perubahan dalam manajemen dan kepemimpinan
lembaga. Staf membutuhkan suatu sistem/environment yang pantas untuk bekerja
dan prosedur kerja yang sederhana sebagai bentuk bantuan dalam pekerjaan
mereka, sehingga mereka dapat bekerja secara layak dan efektif. Untuk
menghasilkan kerja yang baik, staf memerlukan dorongan dan pengakuan atas
prestasi yang diraihnya. Mereka membutuhkan pemimpin yang dapat menghargai
prestasi yang dicapai serta membimbing untuk mencapai kesuksesan yang lebih
besar. Motivasi untuk bekerja dengan baik datang dari suatu gaya kepemimpinan
dan suasana yang mempertinggi penghargaan diri dan wewenang individual.
 Upside-Down Organization
Kunci keberhasilan budaya MMT adalah adanya suatu hubungan efektif
baik internal maupun eksternal, antara pelanggan dan supplier. Konsep ini
memberikan implikasi yang sangat besar bagi organisasi dan hubungan di
dalamnya.
 Profesionalisme dan Fokus kepada Pelanggan
Training bagi staf dalam konsep kualitas merupakan elemen penting
dalam perubahan budaya. Staf membutuhkan pemahaman bagaimana mereka

12
akan memperoleh keuntungan dari perubahan yang ada. Mutu lebih dari sekedar
"baik pada pelanggan dan memberikan senyum", ini adalah tentang
mendengarkan dan masuk ke dalam suatu dialog tentang kekhawatiran dan
aspirasi orang banyak. Aspek terbaik dari peran kaum profesional yaitu
kepedulian dan standar akademik yang memadai.
 Kerjasama Tim (Team Work)
Dalam organisasi, institusi, lembaga ataupun perusahaan yang
mengimplementasikan MMT, diperlukan adanya kerjasama tim, kemitraan,
hubungan yang dijalin dan dibina, baik antara karyawan perusahaan maupun
dengan pemasok, lembaga-lembaga, pemerintah, dan masyrakat sekitarnya.
 Perbaikan Secara Berkesinambungan
Setiap produk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses
tertentu didalam suatu lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang sudah ada perlu
dievaluasi dan diperbaiki secara terus-menerus agar mutu atau kualitas
produk/jasa yang dihasilkan dapat meningkat.
 Pendidikan dan Pelatihan
Dalam organisasi yang menerapkan MMT, pendidikan dan pelatihan
merupakan faktor fundamental yang tidak bisa dikesampingkan. Melalui proses
belajar, setiap orang dalam organisasi,instansi, lembaga maupun perusahaan dapat
meningkatkan keterampilan teknis dan keahliaan profesionalnya.
 Kualitas Belajar
Jika MMT ingin direlevansikan dengan pendidikan maka perlu untuk
menentukan arah kualitas dari pengalaman belajar. Peserta belajar memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Belajar terbaik adalah yang sesuai dengan
kebutuhan dan kecenderungan mereka. Suatu lembaga pendidikan yang
mengaplikasikan MMT harus mengantisipasi gaya belajar secara serius, sehingga
memiliki strategi bagi tiap individu yang memiliki perbedaan dalam belajar,
karena peserta didik adalah pelanggan utama pendidikan.
F. Perencanaan (Planning)
Setiap orang pasti pernah melakukan perencanaan atau planning. Tanpa disadari,
dalam kehidupan seharihari sebenarnya kita sudah sering membuat perencanaan. Sebagai

13
contoh, perencanaan singkat ketika ingin tidur kita berencana besok ingin bangun pukul
lima pagi, beribadah, mandi, sarapan lalu ke kantor. Atau ketika ingin berlibur keluar
kota sudah mempunyai, perencanaan diawali dengan berapa hari ingin menetap? Pergi ke
tempat tujuan dengan menggunakan transportasi darat, laut atau udara? Apa saja yang
akan dilakukan di sana. Hal ini biasanya direncanakan jauh-jauh hari sebelum liburan tiba
ada juga yang membuatnya secara detail dan dituliskan di sebuah buku sampai pada apa
saja yang akan dibawa karena perencanaan yang dituliskan akan mengarahkan kita ke
tujuan yang ingin dicapai dan hal itu akan menjadi lebih mudah. Sama halnya dengan di
dunia kerja atau organisasi, sudah pasti memiliki perencanaan yang bahkan terkoodinasi
dan dilakukan dengan baik. Mulai dengan perencanaan harian dan menuliskannya di
sebuah memo atau buku agar perencanaan berjalan dengan efektif. Agar kegiatan sebuah
organisasi atau perusahaan dapat berjalan dengan baik, sangat diperlukan adanya
perencanaan. Sehubungan dengan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau
organisasi, rencana yang harus dibuat adalah rencana kegiatan operasional yang harus
dilakukan dalam satu periode untuk mencapai tujuan. Perencanaan adalah bentuk
kegiatan untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara
melakukannya. Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta
dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam
hal memvisualisasikan serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan serta
dianggap perlu untuk mencapai hasil terbaik.
Perencanaan berasal dari kata rencana,yang artinya rancangan atau rangka sesuatu
yang akan dikerjakan. Dari pengertian sederhana tersebut dapat diuraikan beberapa
komponen penting , yakni tujuan (apa yang ingin dicapai), kegiatan (tindakan-tindakan
untuk merealisasikan tujuan) dan waktu (kapan bilamana kegiatan tersebut hendak
dilakukan). Apapun yang direncanakan tentu saja merupakan tindakan-tindakan dimasa
depan (untuk masa depan). Dengan demikian suatu perencanaan bisa dipahami sebagai
respon (reaksi) terhadap masa depan. (Abe,2005:27)
Perencanaan merupakan suatu proses yang kontinu yang meliputi dua asapek ,
yaitu formulasi perencanaan dan pelaksanaannya. Perencanaan dapat digunakan untuk
mengontrol dan mengevaluasi jalannya kegiatan, karena sifat rencana itu adalah sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan. (Listyangsih,2014:90). Perencanaan dalam bahasa

14
Inggris disebut Planning merupakan langkah awal dalam proses manajemen. Secara
umum, pengertian perencanaan adalah suatu proses menentukan hal-hal yang ingin
dicapai di masa depan melalui berbagai tahapan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Perencanaan dilakukan untuk merencanakan aktivitas organisasi ke depan
sehingga sumber daya dalam organisasi dapat difokuskan pada pencapaian tujuan
organisasi. Dalam melakukan aktivitas atau kegiatan suatu organisasi, semua harus
melalui suatu perencanaan yang baik berdasarkan hasil pemikiran dan berbagai
pertimbangan yang rasional serta berdasarkan data yang akurat dan mendukung, untuk
menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang. Sutiksno, et.
al. (2020) mengatakan bahwa perencanaan harus dinamis karena dilaksanakan untuk
masa depan yang penuh dengan ketidakpastian akibat perubahan situasi dan kondisi.
Semua perencanaan akan menjawab rumusan-rumusan tentang "apa" dan "bagaimana"
suatu pekerjaan akan dilaksanakan ke depannya.
Pengertian Perencanaan (planning) menurut para ahli, yaitu:
1) Ivancevic dan Matesson (2002) menjelaskan perencanaan (planning) jika
digunakan dengan lebih baik tentu saja membantu manajemen dalam
mengadaptasi suatu perubahan, kedudukannya semakin sangat penting pada
masa depan untuk menghasilkan produk dan pelayanan yang diharapkan.
2) Nawawi (2003) mengatakan perencanaan adalah proses pemilihan dan
penetapan tujuan, strategi, metode, anggaran, dan standar (tolak ukur)
keberhasilan suatu kegiatan.
3) Siagian (2008) mengatakan perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran
dan penentuan secara matang segala sesuatu yang akan dikerjakan pada masa
yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4) Suandy (2008) mengatakan perencanaan adalah suatu proses penentuan tujuan
organisasi dan kemudian menyajikan dengan jelas strategi-strategi, taktik-
taktik, dan operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara
menyeluruh.
5) Daft (2010) mengatakan perencanaan adalah proses mengidentifikasi berbagai
tujuan untuk kinerja organisasi di masa mendatang serta memutuskan tugas

15
dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi.
Berdasarkan pernyataan para ahli tersebut tersebut dapat dinyatakan bahwa
perencanaan merupakan suatu kegiatan yang terkoordinasi dan sistematis dalam
pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu dalam kurun waktu tertentu. Perencanaan dikatakan sistematis karena
perencanaan itu telah ditetapkan tujuan, strategi, metode. anggaran, dan standar dengan
menggunakan prinsip-prinsip tertentu, proses dalam pengambilan keputusan,
pengetahuan dan teknik secara ilmiah, secara rasional, serta tindakan atau kegiatan yang
terorganisasi pada masa yang akan datang. Dengan demikian, perencanaan merupakan
hasil proses berpikir yang mendalam dari berbagai alternatif. menggunakan data yang
akurat sehingga dianggap lebih memiliki efektivitas dan efisiensi.
G. Pelaksanaan
Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang artinya menjalankan atau melakukan
suatu kegiatan, pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana
yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan
setelah perencanaan sudah dianggap siap, secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan
penerapan. Pelaksanaan menurut Siagian dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses
kegiatan yang harus dilakukan untuk membina dan mendorong semangat bekerja kepada
para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan. Sedangkan menurut G.R Terry dalam Sukarna, memberi definisi
pelaksanaan ialah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya
berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi
dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan. Pelaksanaan
(actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan
dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses
manajemen, sedangkan fungsi pelaksanaan justru lebih menekankan pada kegiatan yang
berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Pelaksanaan (actuating) secara bahasa adalah "pengarahan" atau dengan kata lain
"pergerakan" pelaksanaan, sedangkan secara istilah actuating adalah memberi arahan
kepada karyawan agar mau berpatisipasi dan melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan

16
perusahaan yang efektif. Pelaksanaan dapat dilakukan saat karyawan sama-sama berperan
aktif menjalani tugasnya serta diimbangi dengan sarana prasarana perusahaan/organisasi.
(Nurcholiq, 2017:38)
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa pelaksanaan (actuating)
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran
anggota anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut. Jadi dapat dipahami bahwa pelaksanaan (actuating) tidak lain
merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui
berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggungjawabnya.
Hasibuan (2016), mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pimpinan untuk memimbing, menggerakkan, mengatur segala kegiatan
yang telah diberi tugas dalam melaksanakan kegiatan usaha. Pelaksanaan (actuating)
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa, hingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
bersama Terry (2010:62). Pelaksanaan juga dimaknai sebagai upaya untuk membuat
semua anggota organisasi agar mau beekrja sama untuk mencapai tujuan sesuai dengan
perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian yang telah ditetapkan.
H. Monitoring
Monitoring (pemantauan) yaitu kegiatan untuk mengamati perkembangan
pelaksanaan program atau proyek. Ada satu rencana kemudian diikuti dengan
pelaksanaan. Selama pelaksanaan ada hal-hal berjalan sesuai, dan ada yang berjalan
kurang sesuai dengan rencana. Dengan monitoring, dapat diketahui program atau proyek
berjalan, sesuai dan/atau kurang sesuai dengan rencana. Monitoring merupakan kegiatan
yang melibatkan pemeriksaan dan pengamatan secara terus menerus dan sistematis dari
suatu program atau proyek. Evaluasi adalah menilai, menilai atau menentukan nilai, nilai
dan kualitas suatu program (Ndungu, W, Allan and Emily, 2015). Monitoring adalah
pengumpulan informasi yang logis dan rutin dari proyek atau program, hasil yang
diperoleh digunakan untuk meningkatkan inisiatif atau untuk mengambil keputusan

17
tentang inisiatif yang akan datang. Dengan kata lain, monitoring adalah memeriksa
kemajuan tindakan terhadap rencana tersebut (Anicet, K., & Aphrodis, 2017).
Tujuan utama monitoring adalah untuk membantu peserta didik untuk belajar dari
pengalaman, memperluas praktik dan kegiatan di masa depan, akuntabilitas sumber daya,
untuk mengambil keputusan untuk inisiatif di masa depan dan untuk mempromosikan
inisiatif pemberdayaan pengguna (Anicet, K., & Aphrodis, 2017). Monitoring diartikan
sebagai pemantauan secara terus-menerus proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
Monitoring dapat dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan atau membaca hasil laporan
dari pelaksana kegiatan. Monitoring juga dapat dikatakan sebagai proses pengumpulan
informasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi selama proses implementasi.
Tujuan monitoring itu sendiri adalah untuk:
 Mengetahui bagaimana masukan sumber-sumber dalam rencana digunakan.
 Bagaimana kegiatan dalam implementasi dilaksanakan.
 Apakah rentang waktu implementasi terpenuhi secara tepat atau tidak.
 Apakah setiap aspek dalam perencanaan dan implementasi berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
I. Tindak Lanjut
Tindak lanjut berarti suatu aksi atau tindakan koreksi (corrective action) sebagai
lanjutan langkah dalam mencapai perbaikan dan atau mengembalikan segala kegiatan
pada tujuan yang seharusnya. Hiro Tugiman (2006 : 72) mengemukakan tindak lanjut
adalah suatu proses untuk menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari
berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen terhadap berbagai temuan
pemeriksaan audit yang dilaporkan.
J. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional
yang membutuhkan pengelolaan (manajemen) untuk tercapainya tujuan pendidikan
nasional. Manajemen kurikulum dan pembelajaran diharapkan dapat menjadikan hasil
belajar peserta didik yang kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Kurikulum dan pembelajaran
merupakan komponen pendidikan yang sangat strategis karena merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang

18
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan. Manajemen kurikulum dan pembelajaran adalah
pengaturan kurikulum dan pembelajaran yang meniputi kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum dan pembelajaran di
sekolah dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis
sekolah. Manajemen kurikulum dan pembelajaran sebagai salah satu substansi atau
standar manajemen pendidikan memperlihatkan bahwa perlu adanya keterkaitan kuat di
setiap bagiannya. Suryosubroto (2010: 19) menyatakan bahwa manajemen pendidikan
merupakan sistem, berusaha melihat bagian-bagian sistem tersebut, serta interaksinya
satu sama lain. Bagian-bagian sistem sering juga disebut dengan aspek, komponen, atau
standar. Melalui peninjauan aspek-aspek, serta hubungannya satu sama lain, diharapkan
dapat ditemukan kekurangan-kekurangannya sehingga dapat menetapkan apa yang
sebaiknya dilakukan untuk memperbaiki aspek tersebut atau mengembangkannya.
Salah satu aspek dalam manajemen pendidikan yang sering disebut sebagai
jantungnya pendidikan adalah kurikulum dan pembelajaran. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dalam perkembangannya, kurikulum juga dapat diartikan
sebagai seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan, serta
cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah. Kompetensi
perlu dicapai secara tuntas (belajar tuntas). Sementara itu, pembelajaran diartikan sebagai
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Kurikulum dilaksanakan dalam rangka membantu peserta didik mengembangkan
berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama,
sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian, dan seni.
Hemawan dan R, Cynthia (2011) menyatakan bahwa kurikulum berperan dalam
pencapaian tujuan pendidikan, yaitu memiliki peran konservatif, kreatif, kritis, dan
evaluatif. Sejalan dengan hal tersebut, hasil penelitian Triwiyanto (2013) memperlihatkan
bahwa kurikulum dan pembelajaran berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan
peserta didik dan lingkungan secara nasional dan internasional, beragam dan terpadu,

19
tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan seni, relevan dengan kebutuhan
hidup, menyeluruh dan berkeseimbangan, belajar sepanjang hayat, seimbang antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah, berkelanjutan dan mampu bersaing di
dunia internasional, serta eksistensi pendidikan yang sesuai dengan perkembangan
zaman. Nasution (2012) menyatakan bahwa tiap kurikulum mencerminkan keinginan,
cita-cita, tuntutan, dan kebutuhan masyarakat. Sekolah didirikan oleh dan untuk
masyarakat, sudah sewajarnya pendidikan memerhatikan dan merespons suara
masyarakat.
Kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
memberikan makna bahwa di dalam kurikulum terdapat panduan interaksi antara
pendidik/guru dan peserta didik. Dengan demikian, kurikulum berfungsi sebagai
"jantung" dari proses pendidikan di sekolah untuk memberdayakan potensi peserta didik.
Panduan interaksi antara guru dan peserta didik biasanya disebut dengan pembelajaran.
Pembelajaran akan lebih optimal jika didukung kurikulum sebagai pedoman atau
panduannya.
Keberadaan kurikulum ini menjadi sangat vital di antara komponen pen didikan
lainnya karena kurikulum merupakan jantung pendidikan. Kurikulum pada pendidikan,
seperti fungi jantung pada manusia yang memompa dan mengalirkan darah ke seluruh
tubuh pada manusia sehingga persediaan ok sigen dapat tercukupi. Kurikulum juga
berperan sebagai energi untuk kom ponen pendidikan lainnya, energi yang mendukung
untuk keberhasilan tujuan dari tiap-tiap komponen pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sebaliknya, Lie (2013: 80) menganggap kurikulum bukan merupakan segala
sesuatunya dalam suatu sistem pendidikan. Kurikulum merupakan alat mencapai suatu
tujuan dan membutuhkan keandalan penggunanya. Sama seperti kendaraan, banyak
ketidaksempurnaan dalam setiap kurikulum. Dalam perspektif kepentingan bangsa dan
negara, kendaraan kurikulum ini akan berfungsi dan berperan baik jika para pelaku dan
pemerhati memiliki kejelasan tujuan dan visi bersama, peta jalan yang benar, serta
keandalan dalam pemanfaatan kendaraan, yang biasa diaplikasikan dalam pembelajaran.
Mutu pembelajaran oleh Soetopo (2009) dikatakan memiliki beberapa komponen
yang memperoleh tekanan tertinggi dalam manajemen mutu pen didikan, yaitu proses
pembelajaran. Komponen-komponen tersebut mencakup pembuatan keputusan,

20
pengelolaan, lembaga, program, proses pembelajaran, monitoring, dan evaluasi. Semua
input diproses untuk pemberdayaan peserta didik, tidak sekadar menguasai pengetahuan,
tetapi mampu membangkitkan peserta didik belajar bagaimana belajar (learning to learn).
Sebagai modal dalam meningkatkan mutu proses, perlu ditingkatkan etos kerja, iklim se
kolah, budaya sekolah, moral kerja, dan kesadaran para personel sekolah yang menopang
peningkatan mutu.
Mutu manajemen kurikulum dan pembelajaran memperlihatkan ke terkaitan
kurikulum dan pembelajaran sebagai salah satu komponen manaje men pendidikan
dengan standar nasional pendidikan. Untuk mencapai lulusan yang baik mutunya
diperlukan dukungan dari standar isi, standar proses, dan standar kompetensi lulusan.
Selain itu, standar pendidik dan tenaga kependi dikan, standar sarana dan prasarana, serta
standar pembiayaan juga menja di pendorong untuk mencapai mutu lulusan yang baik.
Keterkaitan tersebut menunjukkan bahwa manajemen kurikulum dan pembelajaran
memerlukan strategi untuk pencapaian pendidikan yang efektif dan efisien. Strategi terse
but merupakan upaya pendayagunaan sumber daya yang ada dalam sistem pendidikan
nasional.
K. Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik merupakan upaya penataan peserta didik mulai dari
masuk sampai dengan mereka lulus sekolah, dengan cara memberikan layanan sebaik
mungkin pada peserta didik (Baharuddin, 2010: 67). Tujuan manajemen peserta didik
adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan tersebut menunjang proses
pembelajaran sehingga dapat berjalan lancar, tertib dan teratur serta dapat memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan yang ditetapkan. Fungsi manajemen peserta didik
adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin,
baik dari segi individualis, sosial, aspirasi, kebutuhan dan kebudayaan.
Konsep manajemen peserta didik dijelaskan Suryosubroto (2010:74) bahwa
manajemen peserta didik adalah pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan pencatatan peserta
didik semenjak dari proses penerimaan sampai saat peserta didik meninggalkan sekolah
karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah tersebut. Menurut Nasihin dan
Sururi (2009:205) manajemen peserta didik merupakan upaya untuk memberikan layanan
yang sebaik mungkin kepada peserta didik semenjak dari proses penerimaan sampai saat

21
peserta didik meninggalkan lembaga pendidikan (sekolah) karena sudah tamat/lulus
mengikuti pendidkan pada lembaga pendidikan (sekolah) itu.
Mustari (2014:108) menjelaskan manajemen peserta didik adalah layanan yang
memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di
luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan
keseluruhan kemampuan minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Manajemen
peserta didik adalah suatu usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta
didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah (Sudrajat, 2010). Hal
senada dengan penjelasan di atas dipaparkan oleh Mulyasa (2003:46) bahwa manajemen
peserta didik adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan
peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu
sekolah. Manajemen peserta didik menurut Gunawan (1996:9) adalah seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara
kontiniu terhadap seluruh peserta didik dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan
agar dapat mengikuti proses belajarmengajar secara efektif dan efisien demi tercapainya
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Hal senada dengan penjelasan Gunawan di atas
terkait dengan pengertian manajemen peserta didik dipaparkan oleh Daryanto (2013:139)
bahwa manajemen peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontiniu terhadap seluruh peserta didik
dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan, agar dapat mengikuti proses belajar-
mengajar dengan efektif dan efisien.
Imron (2016:6) mendeskripsikan makna manajemen peserta didik adalah usaha
pengaturan terhadap peserta didik, mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah
sampai dengan mereka lulus. Yang diatur secara langsung adalah segi- segi yang
berkenaan dengan peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain
selain peserta didik dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin
kepada peserta didik.
Manajemen peserta didik juga dapat diartikan sebagai suatu proses pengurusan
segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan,
penerimaan siswa, pembinaan yang dilakukan selama siswa berada di sekolah, sampai
dengan siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah. Manajemen peserta didik itu

22
bukanlah dalam bentuk kegiatan-kegiatan pencatatan peserta didik saja, melainkan
meliputi aspek yang lebih luas lagi, yang secara operasional dapat dipergunakan untuk
membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui
proses pendidikan.
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapatlah dipahami bahwa manajemen
peserta didik adalah sebagai suatu usaha untuk mengatur, mengawasi, dan melayani
berbagai hal yang memiliki kaitan dengan peserta didik agar peserta didik mampu
mencapai tujuan pembelajaran di sekolah, mulai dari peserta didik tersebut masuk
sekolah sampai peserta didik tersebut lulus dari sekolah. Manajemen peserta didik sendiri
berfungsi sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal
mungkin, baik individu, sosial, aspirasi, kebutuhan dan potensi. Hal ini sesuai dengan
penjelasan yang disampaikan Imron (2016:12) bahwa secara umum fungsi manajemen
peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri
seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, sosialnya,
aspirasinya, kebutuhannya, dan potensi lain peserta didik.
L. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Manajemen humas adalah suatu fungsi manajemen dalam mengembangkan
hubungan antara organisasi dengan publik (masyarakat) dengan tujuan membina
hubungan kerja sama secara timbal balik di dalam kepentingan bersama dalam rangka
mencapai pengakuan yang baik dari publik. Manajemen humas merupakan suatu
komunikasi dua arah antara suatu lembaga dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta evaluasi dalam usaha pencapaian
tujuan organisasi. Manajemen humas difungsikan untuk mendukung dan memelihara
jalur bersama bagi komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama antara organisasi
dengan publiknya.
Ruslan (2005), manajemen humas adalah komunikasi dua arah antara organisasi
dengan publik (masyarakat) secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan
tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan
kepentingan bersama. Wahjosumidjo (2007), manajemen humas adalah suatu proses
pengembangan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat yang bertujuan

23
memungkinkan orang tua dan warga wilayah berpartisipasi aktif dan penuh arti di dalam
kegiatan pendidikan di sekolah. 
Humas memiliki peran strategis dalam upaya peningkatan mutu lembaga
pendidikan. Dengan adanya humas diharapkan terjadi saling pengertian, akibatnya
memunculkan sikap kerjasama yang baik antara masyarakat dengan pihak sekolah untuk
menanggulangi masalah-masalah pendidikan yang dihadapi oleh kedua belah pihak.
Menurut Riduwan (2014), manajemen humas khususnya di dalam lingkup pendidikan
memiliki beberapa tujuan, antara lain yaitu:
 Mengembangkan pemahaman tentang maksud dan saran-saran dari sekolah. 
 Menilai program sekolah dengan kata-kata kebutuhan-kebutuhan terpenuhi.
 Mempersatukan orang tua, murid serta guru-guru dalam memenuhi kebutuhan
perkembangan peserta didik. 
 Mengembangkan kesadaran akan pentingnya pendidikan sekolah dalam era
pembangunan. 
 Membangun dan memelihara kepercayaan terhadap sekolah. 
 Memberitahu masyarakat tentang pekerjaan sekolah.
 Mengerahkan bantuan dan dukungan bagi pemeliharaan dan peningkatan program
sekolah.
Humas juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
berorganisasi, karena hidup matinya sebuah perusahaan atau organisasi tergantung
terhadap peranan humas. Hal ini tak lepas dari kegiatan yang mereka lakukan
berhubungan langsung dengan seluruh publik lembaga pendidikan, dan pada dasarnya
keberadaan sebuah lembaga pendidikan amatlah tergantung pada publik. Jika seorang
humas dapat menciptakan suasana yang harmonis, saling kepercayaan antara pihak
lembaga dan publik maka humas tersebut telah melaksanakan peran dan fungsinya
dengan baik.
Selain itu humas fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan
menyimpulkan sikap-sikap publik, menyesuaikan policy dan prosedur instansi atau
organisasi untuk mendapatkan pengertian dan dukungan masyarakat (Hassbullah, 2006:
124). Kegiatan kehumasan di sekolah tidak hanya cukup menginformasikan fakta-fakta
tertentu dari sekolah, melainkan juga harus mengemukakan beberapa hal di antaranya
24
(Baharuddin, 2010: 90) yakni, a) melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang
dalam masyarakat tentang masalah pendidikan; b) membantu kepala sekolah bagaimana
usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama; c) menyusun rencana bagaimana cara-
cara memperoleh bantuan; dan d) membantu pemimpin karena tugas-tugasnya tidak dapat
langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak yang memerlukannya
(Asmendri, 2012: 96).
M. Manajemen Sarana dan Prasarana
Sarana pendidikan dan prasarana pendidikan tidaklah sama. Sarana pendidikan
adalah semua fasilitas (pralatan, pelengkap, bahan, dan perabotan) yang secara langsung
digunakan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dan berjalan dengan lancar, teratur, efektif,
dan efesien, seperti: gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat media pengajaran,
perpustakaan, kantor sekolah, ruang osis, tempat parkir, ruang laboratorium.
Adapun prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti: halaman, kebun atau
taman sekolah, jalan menuju ke sekolah, tata tertib sekolah, dan sebagainya. Penekanan
pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana bersifat langsung dan prasarana
bersifat tidak langsung dalam proses pendidikan."
Dengan demikian, manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat diartikan
sebagai proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara
langsung maupun tidak langsung jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efesien. Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu
kegiatan bagaimana mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara
efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum,
proses kegiatan manajemen sarana dan prasarana meliputi perencanaan, pengadaan,
pengawasan, penyimpanan investarisasi, penghapusan dan penataan. Proses ini penting
dilakukan agar pengadaan sarana dan prasarana tepat sasaran dan efektif dalam
penggunaannya.
Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting
dilakukan karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses
pembelajaran. Manajemen sarana dan prasarana bertugas mengatur dan menjaga sarana

25
dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi pada proses pendidikan
secara optimal dan berarti.
N. Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan
strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan
kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pendidikan, peranan
pendidik dalam masyarakat Indonesia tetap dominan meskipun teknologi yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Begitu pun dengan
tenaga kependidikan mereka bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada satuan pendidikan.
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktifitas yang harus di
lakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk kedalam organisasi
pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, seleksi,
penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan
latihan/pengembangan dan pemberhentian. Defenisi lain, manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan disebut juga personalia pendidikan yaitu: semua tenaga kependidikan yang
berada dan bekerja pada suatu sekolah. Tenaga kependidikan yaitu, menyangkut tenaga
kependidikan guru dan non guru termaksud pegawai tata usaha dan segenap karyawan
sekolah. (Sulthon Masyhud, 2015, 150.) Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
(Rugaiyah. 2010) adalah kegiatan mnegelola personal pendidikan dalam melaksanakan
tugas-tugas sesuai fungsinya agar berjalan dengan efektif.
O. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajemen sekolah yang
akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang
terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen
keuangan dilakukan melalui menetapkan dan memperoleh sumber-sumber pendanaan,
pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggung jawaban.
Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pembiayaan
pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara efektif dan

26
transparan. (Mulyasa, 2006: 194). Secara umum, manajemen memiliki tiga tahapan
penting yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian, Ketiga tahapan
tadi apabila diterapkan dalam manajemen keuangan adalah menjadi tahap perencanaan
keuangan (budgeting), Pelaksanaan (akunting) dan tahap penilaian atau evaluasi
(auditing).
Manajemen keuangan/pembiayaan adalah serangkaian kegiatan perencanaan,
melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana
secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah (Mulyasa, 2005: 47). Pengelolaan
keuangan yang baik dalam lembaga akan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan
pendidikan. Dengan tersedianya biaya, pencapaian tujuan pendidikan yang lebih
produktif, efektif, efisien dan relevan memungkinkan kebutuhan akan segera terwujud.
Adapun sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah/madrasah, secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu a) pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang bersifat umum atau khusus dan
diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan: b) orang tua atau peserta didik; dan c)
masyarakat baik mengikat maupun tidak. Tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk
memperoleh, dan mencari peluang sumber-sumber pendanaan bagi kegiatan sekolah, agar
bisa menggunakan dana secara efektif dan tidak melanggar aturan, dan membuat laporan
keuangan yang transparan dan akuntabel. Di sinilah peran kepala sekolah untuk
mengelola keuangan dengan sebaik mungkin dengan memperdayakan sumber daya
manusia yang ada. Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan
kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara
transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif
dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah untuk; 1) meningkatkan
efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah; 2) meningkatkan akuntabilitas
dan transparansi keuangan sekolah; 3) Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Selanjutnya fungsi manajemen keuangan dalam pendidikan adalah untuk melaksanakan
kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Secara tegas tidak ada
rumusan yang sama dan berlaku umum untuk fungsi manajemen (Tim Dosen
Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2009: 92).

27
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu


Observasi ini dilaksanakan sejak 01 November s.d 02 November 2022, di SMP
Negeri 05 Kota Gorontalo, tepatnya di Jl. Letjen S. Parman, Limba B, Kota Selatan.
Gorontalo 96136
B. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam observasi lapangan ini untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan oleh peneliti adalah:
1. Observasi
Metode observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat
kegiatan yang dilakukan. Dalam hal ini penulis terjun langung ke lapangan untuk
memperoleh data yang diperlukan tentang implementasi Manajemen Mutu Terpadu
pada subtansi Manajemen Pendidikan di sekolah SMP Negeri 05 Kota Gorontalo.
2. Interview/ Wawancara
Wawancara adalah “pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic
tertentu”. Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara langsung dengan
pimpinan sekolah. Dalam teknik wawancara ini instrumen yang digunakan sebagai
pengumpul data berupa pedoman wawancara yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan
yang sistematis dan terarah. Pedoman yang dimaksud adalah bentuk-bentuk
pertanyaan yang digunakan baik yang telah dirumuskan sebelumnya. Metode ini
digunakan peneliti dalam mencari data secara langsung dengan obyek penelitian guna
mencari informasi yang dibutuhkan. Pelaksanaan penelitian yang pertama diawali
dengan kegiatan wawancara yang ditujukan pada narasumber yaitu kepala sekolah
SMP Negeri 05 Kota Gorontalo. Kegiatan tersebut berisi mengenai pertanyaan yang
berkaitan dengan implemetansi MMT pada subtansi Manajemen Pendidikan yang
dilakukan. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai
implementasi MMT pada subtansi Manajemen Pendidikan disekolah tersebut.

28
3. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang digunakan
untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan
angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung
penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah.
Dokumentasi dilakukan dalam bentuk bukti fisik (nyata) yang digunakan sebagai
bahan laporan dalam penelitian. Dokumentasi tersebut berupa foto, video, serta
dokumen-dokumen yang diperlukan. Pengambilan data ini dilakukan pada saat
observasi, data yang dihasilkan dapat berupa dokumen lisan, foto, maupun video dan
rekaman saat wawancara dengan kepala sekolah.
C. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih data yang penting dan akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain
(Sugiyono, 2015 : 335) Pengumpulan data di lokasi penelitian dengan melakukan
observasi, wawancara, dan dokumentasi dianalisis secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas. Teknik analisa data dalam penelitian ini
menggunakan analisis kualitatif yang bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan
data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubugan tertentu. Adapaun langkah-
langkah yang harus dilalui dalam analisis data adalah redusi data,display data, dan
coclusion drawing atau verification. Miles and Huberman, menegemukakan bahwa
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara intraktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah penuh. Aktifitas selama analisis
data, yaitu data recution data, display data, dan coclusion drawing atau verificasion.
1. Reduksi Data
Kegiatan mereduksi data yaitu data mentah yang telah di kumpulkan dari hasil
observasi, interview dan dokumentasi diklasifikasikan, kemudian diringkas agar
mudah dipahami. Reduksi data ini merupakan suatu bentuk analisis yang bertujuan
mempertajam, memilih, memfokuskan, menyususn data sedemikian rupa sehingga

29
kesimpulan akhir dari penelitian dapat dibuat dan diverifikasikan. Berdasarkan
pengertian di atas, penulis dapat meyimpulkan bahwa reduksi data yaitu merangkum
data-data yang terkumpul dari lapangan kemudian memilih hal-hal yang pokok sesuai
dengan fokus peneltian. Pada penelitian ini, maka penulis terlebih dahulu ingin
mengetahui secara keseluruhan implementasi MMT pada subtansi Manajemen
Pendidikan di SMP Negeri 05 Kota Gorontalo.
2. Display Data
Display data (penyajian data) menurut Miles and Huberman menyatakan yang
paling sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Dengan sajian data tersebut membantu untuk
memahami sesuatu yang sedang terjadi an kemudian untuk membuat suatu analisis
lebih lanjut berdasarkan pemahaman terhadap data yang disajikan tersebut. Oleh
karena itu dengan pemasalahan yang diteliti, data akan disajikan dalam bentuk uraian
teks/tulisan. Dengan penyajian seperti itu diharapakan informasai tertata dengan baik
dan benar menjadai bentuk yang padat dan mudah dipahami untuk menarik sebuah
kesimpulan. Menurut penulis, dalam penelitian ini data display merupakan langkah
kedua setelah mereduksikan data, yaitu memudahkan penelitian untuk memahami
tentang apa-apa yang terjadi dilapangan tentang implementasi MMT pada subtansi
Manajemen Pendidikan di SMP Negeri 05 Kota Gorontalo.
3. Penarikan kesimpulan (Conclusing Drawing Verivication)
Langkah ketiga dalam proses analisis data adalah penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti –bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya (Sugiyono,2016). Kesimpulan data dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal dan kesimpulan berupa deskripsi atau
gambaran mengenai objek yang diteliti.

30
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan gambaran data yang digunakan dalam suatu penelitian.
Dalam pengujian deskripsi data ini peneliti mencoba untuk mengetahui gambaran atau
kondisi responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Deskripsi data berisi
serangkaian data yang berhasil dikumpulkan, baik data pendukung seperti latar belakang
lembaga/instansi yang diteliti, struktur organisasi dan sebagainya, serta data utama yang
diperlukan untuk pengujian hipotesis. Yang dimaksud dengan mendeskripsikan data
adalah menggambarkan data yang berguna untuk memperoleh bentuk nyata dari
responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan
hasil penelitian yang dilakukan.
1. Latar Belakang SMP Negeri 05 Kota Gorontalo
SMP Negeri 05 Kota Gorontalo merupakan sekolah menega pertama yang berada
di Jl. Letjen S. Parman, Limba B, Kota Selatan. Berdirinya SMP Negeri 5 Gorontalo,
tidak jauh berbeda dengan proses berdirinya sekolah-sekolah yang lain di Provinsi
Gorontalo secara khusus dan Indonesia secara umum. Cikal bakal lahirnya SMP
Negeri 5 Gorontalo berawal dengan adanya sekolah Cina. Kemudian digunakan oleh
SKOPMA lalu digunakan oleh UI. Setelah itu beralih status ke SKKA kemudian
beralih lagi ke SKKP. Pada tahun 1977 SKKP beralih status menjadi SMP Negeri 5
Gorontalo.
Dalam perjalanan SMP Negeri 5 Gorontalo sejak berdirinya sampai sekarang
telah dipimpin oleh 7 kepala sekolah. Kualifikasi pendidikan guru dan kepala SMP
Negeri 5 Gorontalo sudah memenuhi kondisi ideal. Jumlah guru PNS 27 orang,
tenaga kependidikan 2 orang, guru honorer 5 orang, pegawai honorer 6 orang. Yang
tersertifikasi berjumlah 26 orang atau sudah 92,9 % dari total keseluruhan guru yang
seharusnya secara profesionalisme idealnya seluruh guru tersertifikasi.
2. Visi dan Misi SMP Negeri 05 Kota Gorontalo
Visi : Insan, Cerdas, Peduli
Misi :

31
 Melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien
 Melaksanakan bimbingan dan pelatihan dalam meningkatkan prestasi
olahraga
 Melaksanakan bimbingan dan pelatihan dalam meningkatkan prestasi seni dan
budaya
 Melaksanakan bimbingan dan pelatihan dalam meningkatkan kreativitas siswa
 Melaksanakan dan melatih siswa dalam meningkatkan nilai-nilai iman dan
taqwa
 Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana belajar
3. Tujuan Satuan Pendidikan
Tujuan satuan pendidikan SMP Negeri 5 Gorontalo adalah:
 Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta didik dalam
pembelajaran
 Menanamkan budi pekerti yang luhur, sikap dan perilaku terpuji,serta akhlak
mulia kepada peserta didik.
 Memenuhi kebutuhan guru dan meningkatkan pengetahuan serta
kompetensinya
 Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anak sesuai dengan minat dan
bakat
 Meningkatkan pengetahuan keagamaan dan baca tulis Al Quran.
 Mewujudkan manajemen sekolah yang profesional dan akuntabe
4. Struktur Organisasi SMP Negeri 05 Kota Gororntalo

32
B. Pembahasan
1. Kurikulum dan Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMPN 05 Kota Gorontalo,
langkah pertama yang dilakukan oleh sekolah dalammelakukan perencanaan dengan
melihat serta panduan belajar penyusunan kurikulum yang telah ditetapkan oleh
kementrian pendidikan nasional, selanjutnya pihak sekolah dan dewan guru
mengadakan rapat di awal tahun pembelajaran. dalam pertemuan tersebut, sekolah
melakukan pembentukan tim pengembang kurikulum sekolah, mereka di pilih
langsung oleh kepala sekolah berdasarkan kinerja mereka selama proses belajar
mengajar serta berdasarkan mata pelajaran mereka di sekolah .dalam pertemuan ini
semua guru SMPN 05 Kota Gorontalo dilibatkan Serta kurikulumyang digunakan di
SMPN 05 Kota Gorontalo yaitu kurikulum 2013 yang ditunjukan kepada kelas 8 - 9
dan kurikulum merdeka yang ditunjukan kepada kelas 7.
Adapun pelaksanaan pembelajaran mengenai kurikulum SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo yaitu menggunakan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka belajar.yang
mana kurikulum 2013 mengarahkan peserta didik menjadi lebih kreatif,inovatif dan
semakin produktif bagi para peserta didik. Serta kurikulum meredeka belajar di SMP
Negeri 05 Kota Gorontalo terdiri dari dua yaitu intrakulikuler dan P5 (projek
pengutan pancasila) kurikulum merdeka ini memberikan ruang bagi pendidik
disekolah untuk mendesain pembelajaran pada satu fase dengan kearifan lokal yang
dimiliki sekolah untuk memfasilitasi peserta didilk yang mana dalam pelaksanaan
kurukulum merdeka belajar ini guru-guru yang berada di SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo dengan mudah menghadirkan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik secara individual.
Di setiap bulan adanya monitoring/pembatauan kurikulum dan pembelajaran yang
di lakukan oleh supervisor (pengawas dinas) kepada tenaga pendidik untuk
mengetahui sampai dimana kurikulum itu dilaksanakan dan persoalan-persoalan apa
yang dirasakan didalam melaksanaka kurikulum pembelajaran di sekolah SMP
Negeri 05 Kota Gorontalo.
Selanjutnya tindak lanjut pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran di sekolah
SMP Negeri 05 Kota Gorontalo berdasarkan supervisi kepala sekolah mengajukan

33
hal-hal yang perlu dibahas dalam hal ini kendala apa yang terjadi dalam pelaksanaan
pembelajaran didalam kelas kepada supervise berupa refleksi atau cara siswa
bagaimana siswa untuk meresapi atau mendalami pengatahuan yang baru dipelajari
dengan bantuan guru.
2. Peserta Didik
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo perencanaan penerimaan peserta didik baru adalah langkah awal dari
proses penerimaan peserta didik baru. Langakah awal ini sangat penting, sebagai
penentu kinerja seolah pada masa yang akan datang. SMP Negeri 05 Kota Gorontalo
telah membuat perencanaan penerimaan peserta didik baru dengan tujuan agar
kegiatan PPDB dapat berjalan lancar sesuai dengan kebutuhan pembuatan
perencanaan penerimaan peserta didik baru, SMP Negeri 05 Kota Gorontalo juga
melibatkan beberapa pihak diantaranya wakil kepala sekolah, guru, tata usaha,
pengawas dan komite. Setelah perencanaan peserta didik baru di buat SMPN 05 Kota
Gorontalo mensosialisasikanya kepada semua pihak terkait,agar mereka tahu tentang
kegiatan PPDB di sekolah tersebut. Langkah-langkah yang di tempuh oleh sekolah
dalam proses pembuatan perencanaan penerimaan peserta didik baru meliputi :
pertama sekolah membuat perkiraan tentang jumlah peserta didik baru yang akan
diterima. Kedua perumusan tujuan penerimaan siswa baru. Ketiga kebijakan program
dalam hal ini menyusun langkah-langkah penjadwalan, pembiyaan dan pembentukan
panitia agar kegiatan PPDB berjalan dengan lancar.
Adapun mengenai kegiatan ekstrakulikuler disediakan untuk menumbuhkan bakat
dan minat peserta dididik yang berorentasi pada prestasi siswa. Dimana
ekstrakulikuler di sekolah SMP Negeri 05 Kota Gorontalo yaitu ekstrakulikuler wajib
(paramuka) dan intarakulikuler (olahraga dan seni budaya ).
Berdasarkan hasil wawancara perencanaan pembelajaran di sekolah SMP Negeri
05 Kota Gorontalo mengaju pada kurikulum serta silabus dan RPP yang sudah
ditentukan sehingga pembelajaran siswa terarah dalam mencapai hasil belajar yang
maksimal, dimana proses belajar di tersebut di mulai dari perencanaan sampai kepada
evaluasi/hasil belajar siswa.

34
Pelayananan ekstrakulikuler dan intrakulikuler di sekolah SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo disediakan untuk menumbuhkan bakat dan minat peserta didik yang
berorentasi pada prestasi siswa.pelayanan ekstrakuliler untuk peserta didik yang
disediakan oleh SMP Negeri 05 Kota Gorontalo adalah pramuka dimana kegitan
pramuka ini wajib diikuti oleh setiap peserta didik dan pelaksanaanya pun dilakukan
di setiap hari sabtu, sedangakan intarakuliler sekolah tersebut menyedikan beberapa
kegiatan untuk peserta didik diantaranya olahraga dan seni budaya yang dilaksanakan
pada hari jum’at. SMP Negeri 05 Kota Gorontalo sendiri mempertimbangkan
pengalaman yang bersangkutan dan pengalaman untuk belajar menguasai materi
ekstrakulikuler dan mampu untuk menumbuhkan bakat dan minat siswa.
Berdasarkan hasil wawancara pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo sudah memenuhi semua prsyaratan pelaksanaan pembelajaran denngan
berpatokankepada kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka belajar. Pelaksanaan hasil
belajar siswa SMP Negeri 05 Kota Gorontalo dimana penilaian yang telah diberikan
oleh guru mealalui ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS) serta
penugasan individu maupun kelompok sesuai dengan kemampuan yang di miliki
pesera didik. Monitoring/pemantauan kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan langsung
berada di bawah pimpinan dan tanggung jawab kepala sekolah melalui wakil kepala
sekolah dan staf guru olahraga serta guru bidang studi untuk memantau dan
mengarahkan kegiatan ekstrakulikuler yang berada di sekolah tersebut. Pemantauan
dan hasil belajar siswa di SMPN 05 Kota Gorontalo melalui angket pembelajaran
dengan tujuan untuk mengetahui tingakat kemajauan dirinya sendiri (sekolah)
sehubungan dengan sasaran sasaran yang telah ditetapkan dengan cara ini diharapkan
guru memahami tingkat ketercapaian pembelajaran dan menemukan kendala-kendala
yang hadapi oleh peserta didik serta pemantauan langsung dari guru bidang studi
dengan cara menilai keterampilan dan pengetahuan peserta didik.
Mengenai tindak lanjut kegitan-kegiatan ekstrakulikuler penilaian dilakukan oleh
oleh pembina ekstrakulikuler atau guru studi bidang pembelajaran dan disetiap akhir
semester diserahkan kepada wali kelas. Pada ekstrakulikuler wajib yaitu pramuka
pada setiap semesternya nilai yang diperoleh nantinya akan berpengaruh terhadap
kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai kegiatan

35
ekstrakulikuler tersebut akan mendapat bimbingan terus-menerus agar bisa
mencapainya.
Selanjutnya mengenai tindak lanjut proses pembelajaran dan hasil belajar siswa di
sekolah SMP Negeri 05 Kota gorontalo yaitu mengacu kepada pemanfaatan evaluasi
sebagai contoh evaluasi formatif/penialaian formatif dengan tujuan untuk
memperbaiki kegitan pembelajaran. Yang dilaksanakan untuk memantau kemajuan
belajar peserta didik. Peserta didik yang tidak dapat mencapai kompetensi yang
ditargetkan harus dibantu dengan remedial secara individual atau kelompok , kegiatan
tersebut dilakukan atas dasar hasil monitoring kemajuan belajar peserta didik.
3. Hubungan Sekolah dan Masyarakat (Humas)
Adapun langkah yang digunakan dalam perencanaan humas di SMP Negeri 05
Kota Gorontalo dalam program humas disetiap tahunya diadakan rapat
komite/pembentukan komite hubungan sekolah dan masyarakat dan perlu dijalani
dengan melalui komunikasi internal dan eksternal yang efektif, maka dengan hal itu
akan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
Perencanaan yang dilakukan humas dengan tujuan adanya kesadaran karena
sekolah memerlukan kerja sama dan partisipasi masyarakat. Langkah awal dari
perencananan hubungan sekolah dan masyarakat yaitu menjalin komunikasi dan
menentukan kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh sekolah untuk menjalin
komunikasi yang baik. Kemudian merencanakan program kerja hubungan masyarakat
seperti mengadakan pertemuan antara wali murid pada setiap satu semester atau pada
saat penerimaan rapot kenaikan kelas dan pertemuan tahunan dan pada saat
menjelang maulid nabi, halal bihalal dengan mengundang tokoh masyarakat.
Mengenai monitoring hubungan sekolah dan masyarakat di SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo dinilai sangat penting dan akan menjadi tolak ukur kemajuan teknologi dan
informasi dalam membantu meningakatkan mutu sekolah dengan adanya
monitoring/pemantauan yang dilakukan. Monitoring bertujuan untuk melihat ulang
atau memantau kegiatan humas yang sudah terlakasana dengan baik sesuai rencana
apa kurang maksimal. Dalam kegiatan monitoring ini dapat mengetahui hambatn-
hamabatn, kendala maupu kekkurangan yang terjadi dalam proses pelaksanaan
kegiatan humas. Dan akan diberikan masukan-masukan saat pada rapat setelh

36
kegiatan pelaksanaan selesai. Monitoring dilakukan oleh pihak sekolah dalam hal ini
kepala sekolah SMP Negeri 05 Kota Gorontalo. Monitoring ini dilakukan secara rutin
dalam periode tertentu. Dan untuk tindak lajutnya sendiri mengenai humas di SMPN
05 Kota Gorontalo yakni adanya kerja sama sekolah dan masyarakat dalam
membangun kegiatan sekolah dan peningatan mutu sekolah. Mengenai hubungan
sekolah dan masyarakat untuk saat ini tidak ada kendala hubungan sekolah dan
masyarakat dan sudah berjalan cukup baik, kepala sekolah, dewan guru, tata usaha,
dan komite sekolah dapat melakukan hubungan baik dengan wali murid. Hubungan
sekolah dan masyarakat sudah cukup baik yakni bisa ditinjau melalui kebutuhan
sekolah yang ditawarkan kepada masyarakat yang langsung mendapat dukungan serta
respon positif dimana masyarakat mau atau ikut turut berpartisipasi membantu
sekolah.
Adapun pelaksanaan dari humas sendiri dalam meningakatkan hubungan sekolah
dan masyarakat di sekoah SMP Negeri 05 Kota Gorontalo yaitu 1). Mengadakan
pertemuan kelompok seperti pertemuan rapat akhir tahun dan rapat tahun ajaran baru
2). Publikasi dengan membagikan selembaran/brosur ataupun menempel informasi
dinding sekolah yang bertujuan untuk memberikan informasi maupun arahan
terhadap siswa. Teknik dalam pelaksanaan tersebut dilaksanakan tujuannya agar
masyarakat dapat berpartisipasi dalam kegitan di sekolah SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo.
4. Sarana dan Prasarana
Dalam membuat perencanaan sarana dan prasarana di sekolah SMP Negeri 05
Kota Gorontalo yakni melalui rencana kerja sekolah (RKS) dengan memperkirakan
rancangan pengadaan, pembelian, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan
perlengkapan dan peralatan sekoah sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Langkah-langkah dalam pengadaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo melalui evaluasi diri dengan dilaksanakanya rapat oleh tenaga pendidik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah pelaksanaan pengadaan sarpas
di SMP Negeri 05 Kota Gorontalo yang sering dilakukan adalah melakukan
pembelian menerima hibah atau bantuan, perdaurulangan dan perbaikan. Pada
umumnya melakukan proses pembelian terhadap barang-barang atau sarpas yang

37
dibutuhkan, hal ini lebih praktis karena tinggal melakukan pembelian saja. Di
samping itu sekolah mendapatkan hibah atau bantuan dari pemerintah berdasarkan
proposal yang diusulkan dan jika ada barang-barang yang rusak dan masih bisa
diperbaiki biasanya pihak sekolah melakukan perbaikan melalaui tenaga ahli
dibidangnya, misalnya setiap tahun pasti ada kursi dan meja yang rusak maka pihak
sekolah akan melakukan perbaikan atau mendaur ulang.
Berdasarkan hasil wawancara terkait monitoring/pemantauan sarpas di SMP
Negeri 05 Kota Gorontalo dilakukan oleh kepala sekolah dan dibantu oleh pengawas
sekolah yang bertugas melakukan pengecekan. Hasil pengecekan selanjutnya di tulis
berupa laporan oleh pengawas sarpas yang dilaporkan kepada kepala sekolah dengan
laporan tertulis dilengkapai dengan kwitansi, foto-foto kegiatan dan hasil pengadaan
sarpas sebagai bukti tarasparan.
Tindak lanjut dari penerapan sarpas diperlukan kesadaran diri setiap unsur untuk
ikut melakukan pemeliharaaan sarana dan prasarana disekolah. Pemeliharan perlu
dilakukan, antara lain untuk mengoptimalkan usia pemakaian. Perawatan menjadi hal
penting karena untuk mengoptimalkan usia pakai sarpas itu sendiri titik hal ini sangat
penting terutama dilihat dari aspek biaya karena untuk melakukan pembelian suatu
peralatan misalnya akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan merawat bagian dari
peralatan tersebut menjamin persiapan operasional peralatan untuk mendukung
kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal
Sarana dan prasarana di sekolah SMP Negeri 05 Kota Gorontalo sudah cukup
memadai dilihat dari fasilitas pembelajaran. Optimalisasi sarpas dalam rangka
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah tersebut di lihat dari proses
pembelajaran sudah optimal serta pengelolahan sarana dan prasarana berada di
tanggung jawab wakil kepala sekolah dan beserta tenaga pendidik. Adapun campur
tangan melalui stakeholder sarpas di SMP Negeri 05 Kota Gorontalo yakni masih ada
campur tangan dari dinas pendidikan berupa dana dan alokasi khusus.
5. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah SMP Negeri 05 Kota Gorontalo
pada tahap perencanaan dimana perencanaan tenaga pendidik dan kependidikan yang
dilakukan/dibuat Kepala Sekolah yaitu mengidentifikasi atau menganalisis terlebih

38
dahulu bentuk pekerjaan, tugas, dan jabatan yang sangat urgent dibutuhkan agar tidak
terjadi kesalahan dalam recruitment dan penempatan posisi. Setelah merencanakan
kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan baik secara kuantitas dan kualitas
barulah melakukan rekrutmen untuk mendapatkan calon-calon tenaga pendidik dan
kependidikan. Rekrutmen tenaga pendidik dan kependidikan di SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo dengan cara menyebarluaskan pengumuman penerimaan tenaga pendidik
dan kependidikan dalam bidang yang dibutuhkan. Kepala sekolah sudah melakukan
perencanaan tenaga pendidik dengan baik terlihat dari sekolah ini sudah memiliki
jumlah tenaga yang sesuai dalam menunjang proses belajar mengajar di kelas. Dalam
perencanaan tenaga pendidik dan kependidikan harus memiliki sebuah pedoman
pelaksanaan dan pengendalian, menetukan strategi pelaksanaan kegiatan, menentukan
tujuan atau kerangka tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam menentukan
rencana harus dilakukan secara matang dengan melakukan kajian secara sistematis
sesuai dengan kondisi tenaga pendidik dan kependidikan dan tetap mengaju pada visi
misi sekolah.
Adapun pelaksanaan tenaga pendidik dan kependidikan di tersebut yakni kepala
sekolah mengatakan bahwa pelaksanaan rencana tenaga pendidik dilaksanakan sesuai
perencanaan yang telah disusun pada rapat kerja, baik itu yang bersifat rutin maupun
insidental. Kepala sekolah menjalankan tanggung jawabnya dengan mengarahkan dan
memberi nasihat kepada tenaga pendidik untuk meningkatkan kualitas kerja dan
saling kerjama antara guru. Juga memberikan memotivasi, memberikan dorongan dan
memberikan solusi kepada tenaga pendidik dan kependidikan agar kemampuan guru
dalam menjalankan tugasnya lebih meningkat lagi.
Proses monitoring dan tindak lanjut pendidik dan kependidikan di SMP Negeri 05
Kota Gorontalo. Monitoring yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja tenaga
pendidik bukan semata-mata untuk mencari kesalahan Pengawasan yang di lakukan
kepala sekolah terhadap tenaga pendidik dan kependidikan di SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo yaitu memantau guru dalam melaksankan kegiatan belajar mengajar,
membimbing, mengarahkan guru jika berbuat kesalahan dalam pembelajaran dan
membuat absensi guru. Dan untuk tindak lanjutnya sendiri dimana dalam
pengembangan kinerja pendidik dan kependidikan di SMP Negeri 05 Kota

39
Gorontalo yakni tenaga pendidik dan kependidikan harus selalu ikut serta dalam
webinar, seminar terkait atau yang berhubungan dengan kependidikan agar kinerja
dari tenaga pendidik/kependidikan bisa meningkat atau mengalami peningkatan dari
sebelumnya.
6. Keuangan
Pengelolaan keuangan di SMP Negeri 05 Gorontalo sudah berjalan dengan baik.
Terlihat bahwa dalam menjalankan kepemimpinannya selaku manajer, kepala sekolah
melakukan manajemen keuangan semaksimal mungkin mulai dari perencanaan
sampai dengan pengawasan dan evaluasi telah melibatkan seluruh pihak dan jajaran
staff. Langkah pertama dalam manajemen keuangan di SMP Negeri 05 Gorontalo
yaitu 1) Perencanaan Kepala sekolah dengan tim bersama-sama melakukan tahapan-
perencanaan melalui musyawarah untuk mufakat, yang hasilnya secara transparan
ditunjukkan kepada wali murid dan komite yang memang berhak mengetahui apa saja
yang menjadi program pasti untuk satu tahun ajaran. 2) Dalam pelaksanaan
pengelolaan keuangan, SMP Negeri 05 Kota Gorontalo berpedoman pada petunjuk
teknis pelaksanaan dana BOS dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang tiap
anggarannya mengacu pada jumlah yang tertera dalam RKAS, 3) Proses monitoring/
pengawasan dan tindak lanjut, kepala sekolah sudah menjalankan secara rutin dengan
memeriksa setiap laporan baik keuangan masuk maupun keluar. Tujuannya ialah agar
setiap pengeluaran dana dapat dikontrol, sedangkan dalam pelaporan penggunaan
dana di SMP Negeri 05 Gorontalo sudah mengikuti format dari BOS pusat. Hasil
output pengelolaan keuangan dilihat dari peningkatan mutu peserta didik baik di
bidang akademik maupun non akademik. Selain kepala sekolah, bendahara juga turut
serta mengelolah keuangan yang dimana dalam pengelolahan keuangan di SMP
Negeri 05 Kota Gortalo untuk setiap 3 bulan bendahara sekolah membuat laporan
penanggung jawaban (LPJ) dan laporan keuangan untuk di serahkan ke kepala
sekolah dan dinas pendidikan. Adapun sumber-sumber keuangan di SMP Negeri 05
Kota Gorontalo yaitu di peroleh dari dana BOS ,dari pemerintah pusat dan daerah.
Keuangan yang ada maupun yang diperoleh dari berbagai sumber digunakan untuk
menunjang dan memenuhi proses belajar mengajar.

40
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan memperhatikan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP
Negeri 05 Kota Gorontalo yang mengkaji tentang Implementasi Manajemen Mutu
Terpadu pada Subtansi Manajemen Pendidikan di SMP Negeri 05 Kota Gorontalo
peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Implementasi manajemen mutu terpadu yang berfokus pada SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo mengenai kurikulum dan pembelajaran sudah berjalan dengan baik
yang berpatokan kepada kurikulum yang telah ditetapkan oleh kementerian
pendidikan nasional, yaitu kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka
2. Implementasi manajemen mutu terpadu dalam peserta didik di SMP Negeri 05
Kota Gorontalo di mulai dari perencanaan penerimaan peserta didik
ekstrakulikuler dan pembelajaran serta hasil belajar siswa yang berada di sekolah
tersebut sudah berjalan secara efisen dengan mengaju pada kurikulum serta
silabus dan RPP yang sudah ditentukan sehingga pembelajaran siswa terarah
dalam mencapai hasil belajar.
3. Implementasi manajemen mutu terpadu dalam hubungan sekolah dan masyarakat
sudah baik terlihat dari hubungan komunikasi yang harmonis serta kerja sama
sekolah dan masyarakat dalam membangun kegiatan sekolah dalam peningkatan
mutu sekolah langsung mendapat respon baik dari masyarakat terhadap sekolah
seperti masyrakat yang turut ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.
4. Implementasi manajemen mutu terpadu yang mengaju pada sarana dan prsarana
pendidikan di SMP Negeri 05 Kota gorontalo sudah cukup memadai dilihat dari
segi pembelajaran peserta didik dan fasilitas yang ada dalam sekolah tersebut
5. Implementasi manajemen mutu terpadu terkait pada tenaga pendidik dan
kependidikan kinerja guru di SMP Negeri 05 Kota Gorontalo yakni sudah
berjalan dengan baik dimana tenaga pendidik selalu ikut serta untuk mengikuti
webinar, seminar dalam mengembangkan /peningakatan kinerja guru.

41
6. Implementasi manajemen mutu terpadu dalam keuangan di SMP Negeri 05 Kota
Gorontalo berjalan dengan baik. Terlihat bahwa dalam menjalankan
kepemimpinannya selaku manajer, kepala sekolah melakukan manajemen
keuangan semaksimal mungkin mulai dari perencanaan sampai dengan
pengawasan dan evaluasi telah melibatkan seluruh pihak dan jajaran staff. Selain
itu juga bendahara sebfgai pengelola keuangan selalu menyampaikan laporan
dibidang keuangaan terutama mengenai pengeluaran keungan sekolah. Pelaporan
dan pertanggung jawaban keuangan di sekolah ini dilaporkan secara rutin dengan
pelaporan secara rinci dan trasparan sesuai dengan sumber dananya agar tidak
terjadi kesalahapamahaman.

Jadi secara umum implementasi MMT pada subtansi Manajemen Pendidikan


yang ada di sekolah SMP Negeri 05 Kota Gorontalo bisa dikatakan sudah cukup
bagus atau sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan apa yang tertuang dalam
implementasi maupun tujuan dari MMT pada umumnya
B. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut :
1. Bagi Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten, diharapkan untuk tetap terus memperhatikan
penerapan dan manfaat implementasi manajemen mutu terpadu pada subtansi
manajemen pendidikan di seluruh lembaga sekolah untuk meningkatkan mutu
sekolah.
2. Bagi kepala sekolah, diharapkan untuk lebih meningkatkan dan mengoptimalkan lagi
terkait implementasi manajemen mutu terpadu pada subtansi manajemen pendidikan
disekolah walaupun implementasi manajemen mutu terpadu disekolah tersebut sudah
terlaksana dengan baik.

42
DAFTAR PUSTAKA
Barnawi & Arifin, M. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana. Yogyakarta : Ar Ruzz Media
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D).
Bandung : Alfabeta
Prijambodo. 2014. Monitoring dan Evaluasi. Bogor : IPB Press
Triwiyanto, Teguh. 2015. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Irawan, Irjus. 2015. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta :
Deepublish
Marhawati, Besse. 2018. Pengantar Pengawasan Pendidikan. Yogyakarta : Deepublish
Rifa’i, Muhammad. 2018. Manajemen Peserta Didik (Pengelolaan Peserta Didik untuk
Efektivitas Pembelajaran). Medan : CV. Widya Puspita
Suhelayanti, dkk. 2020. Manajemen Pendidikan. Yayasan Kita Menulis
Wahyudin, Undang Ruslan. 2020. Manajemen Pendidikan (Teori dan Praktek dalam
Penyelenggaraan Sistem Nasional). Yogyakarta : Deepublish
Ahmad. 2020. Manajemen Mutu Terpadu. Makassar : CV. Nas Media Pustaka
Silalahi, Marto, dkk. 2020. Dasar-Dasar Manajemen dan Bisnis. Yayasan Kita Menulis
Aprianto, Iwan, dkk. 2020. Manajemen Peserta Didik. Jawa Tengah : Lakeisha
Juhji, dkk. 2020. Manajemen Humas Sekolah. Jawa Barat : Widina Bhakti Persada Bandung
Abdillah, Fuad. 2020. Manajemen Organisasi Pendidikan Kejuruan. Jawa Timur : Cerdas Ulet
Kreatif
Trihantoyo, Syunu. 2020. Manajemen Keuangan Pendidikan. Surabaya : Pustaka Aksara
Tumanggor Amiruddin, dkk. 2021. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : K-Media
Firdaus, Erwin, dkk. 2021. Manajemen Mutu Pendidikan. Yayasan Kita Menulis
Mulyadi, dkk. 2021. Dasar-Dasar Ilmu Manajemen. Riau : DOTPLUS Publisher
Purba, Sukarman. 2021. Administrasi Supervisi Pendidikan. Yayasan Kita Menulis
Arifin, Muhammad & Elfrianto. 2021. Manajemen Organisasi Pendidikan Masa Kini. Medan :
Unsu Press
Saputro, Agung Nugroho Catur, dkk. 2022. Manajemen Mutu Terpadu Untuk Pendidikan
Mayasari, R., dkk. 2018. Manajemen Keuanagan. Jurnal Sabilarrasyad. 3(2), 79
Nasution,R.A. 2022. Konsepsi Manajemen, Manajemen Mutu, dan Manjemen Mutu Pendidikan.
Alacrity : Journal Of Education. 2(1), 29-30
Lampiran
A. Pedoman Wawancara
 Kurikulum dan Pembelajaran
1. Bagaimana perencanaan kurikulum dan pembelajaran yang digunakan di sekolah?
2. Bagaimana pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran yang digunakan di sekolah?
3. Bagaimana monitoring/pemantauan kurikulum dan pembelajaran disekolah?
4. Bagaiamana tindak lanjut dari pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran
disekolah?
 Peserta Didik
1. Bagaimana perencanaan peserta didik disekolah yang meliputi: kegiatan
ektrakurikuler pembelajaran dan hasil belajar siswa?
2. Bagaimana pelaksanaan peserta didik di sekolah yang meliputi: kegiatan ekstra
kurikuler, proses pembelajaran dan hasil belajar siswa?
3. Bagaimana monitoring /pemantauan peserta didik yang meliputi: kegiatan ekstra
kurikuler, proses pembelajaran dan hasil belajar siswa?
4. Bagaimana tindak lanjut dari kegiatan peserta didik , yang meliputi: kegiatan
ekstra kurikuler, proses pembelajaran dan hasil belajar siswa?
 Hubungan Masyarakat
1. Bagaimana langkah yang digunakan pihak sekola dalam perencanaan program
humas?
2. Lalu bagaiamana pelaksanaan program humas ini?
3. Setelah proses perencanaan dan pelaksanaannya lalu bagaimana proses
monitoring dan juga tindak lanjut dari program humas itu sendiri?
4. Bagaimana Hubungan sekolah dengan masyarakat? Adakah kendalanya?
5. Apa saja program untuk meningkatkan hubungan sekolah dan masyarakat?
 Sarana Prasarana
1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaa sarpras di sekolah?
2. Bagaimana langkah-langkah yang dilaksanakan dalam pengadaan sarpras
disekolah?
3. Bagaiamana proses monitoring /pemantauan dalam penerapan sarpras disekolah?
4. Bagaiamana proses tindak lanjut dari penerapan sarpras disekolah?
5. Apakah sarana dan prasana yang ada di sekolah ini sudah memadai?
6. Bagaimana hasil dari optimalisasi sarpas dalam meningkatkan mutu
pembelajaran?
7. Bagaimana pengelolaan sapras di lingkungan sekolah?
8. Apakah ada campur tangan dari stake holder yang menunjang pengelolaan sapras
tersebut?
 Tenaga Pendidik dan Kependidikan
1. Bagaiamana tahapan perencanaan tenaga pendidik dan kependidikan disekolah?
2. Bagaiamana tahapan pelaksanaan tenaga pendidik dan kependidikan disekolah?
3. Lalu bagaiamana proses monitoring dan tindak lanjut dari tahapan tersebut?
4. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan kinerja
tenaga pendidik?
 Keuangan
1. Perencanaan seperti apa yang diterapkan oleh pihak sekolah dalam mengelola
keuangan?
2. Bagaiamana pelaksanaan dan monitoring serta tindak lanjut dalam pengelolaan
keuangan tersebut?
3. Dari mana saja sumber-sumber keuangan ini di peroleh selain dari Dana BOS?
4. Siapa saja yang berperan dalam proses perancangan keungan sekolah ini ?
5. Bagaimana proses pengelolahan keuangan di sekolah ini ?
6. Keuangan itu digunakan untuk keperluan apa saja?
7. Bagaimana proses pertanggung jawaban keuangan di sekolah ini terkait
pengeluaran kebutuhan sekolah ?
8. Bagaimana bentuk pelaporan keuangan tersebut? Apakah ada kendala yang
dialami dalam pelaporannya? Jika ada kedala dalam pelaporan keuangan ini
bagaimana bentuk pertanggung jawaban dari pihak sekolah?
B. Dokumen Pendukung

Anda mungkin juga menyukai