Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RUTIN 4

HUKEUM OHM DAN HUKUM KIRCHOFF

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD AKBAR NURDISAKTI
5193122007
DOSEN PENGAMPU: Drs.Andi Bahar
MATA KULIAH: LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
BAB I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2019-09-23

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 2
PENDAHULUAN

Mobil merupakan sarana Transfortasi yang sangat menunjang bagi kehidupan manusia.
Untuk dapat dipergunakan sebagimana fungsinya mobil menggunakan tenaga mesin sebagai
tenaga gerak. Seperti halnya mesin – mesin yang lain mobil dapat mengalami kerusakan
selama masa penggunaan, sehingga memerlukan suatu perbaikan dan pemeliharaan. Untuk
suatu perbaikan dan pemiliharaan biasanya dilakukan oleh mekanik dalam bengkel.

Dalam makala sistem pengapian ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu
diketahui agar dapat melakukan pemerikasaan, perawatan, perbaikan. Di dalam sistem
pengapian terdapat dua sistem di dala pengapian yaitu : 1. Sistem pengapian Konpensional
dan yang, 2. Sistem pengapian elektronik. Ternyata komponen – komponen pada sistem
pengapian memiliki fungsinya masing – masing. Dengan demikian maka melalui makala ini
penulis akan menguraikan tetang fungsi dari komponen – komponen sistem pengapian.
BAB III
PEMBAHASAN

Sistem pengapian
Pengertian dan fungsi sistem pengapian

Sistem pengapian adalah salah satu sistem yang ada di dalam motor bensin yang
menjamin agar motor dapat bekerja. Sistem pengapian ini berfungsi untuk menimbulkan
bunga api dengan menggunakan koil pengapian (ignition coil) yang
kemudian didistribusikan ke masing-masing busi melalui kabel tegangan tinggi
untuk membakar campuran bahan bakar yang sudah dikompresikan di dalam
silinder. Sistem pengapian harus dapat menghasilkan loncatan bunga api, saat
menghasilkannya pun harus tepat, dan saat motor mengalami perubahan beban
atau kecepatan,sistem pengapian harus bisamenyesuaikan sehingga motor dapat
bekerja dengan sempurna.

Fungsi Pengapian

Untuk menghasilkan panas diperlukan pembakaran campuran bahan bakar dengan


udara yang dihasilkan oleh sisitem pengapian, yakni busi pada ruang bakar pembakaran
mesin. Loncatan listrik pada busi menghasilkan voltase yang sangat tinggi kira-kira sampai
8000 volt yang terjadi karena adanya gap atau celah dari ujung elektroda busi. Voltase yang
sangat tinggi itu harus diisi dari penyuplai/pemasok yang baik, yakni dari sebuah baterai
kendaraan sekitar 12 volt.
Fungsi pengapian adalah untuk menhasilkan tegangan yang tinggi untuk mengadakan
bunga api di antara elektroda busi sehingga campuran bahan bakar dan udara dibakar secara
sempurna walaupun kecepatan berubah-ubah.
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Sistem pengapian konvensional


FUNGSI
Untuk membangkitkan bunga api pada busi ketika piston mencapai Titik Mati Atas.

Komponen pada sistem pengapian konvensional, yaitu :


a. Baterai
Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkannya
dalam bentuk listrik. Fungsi baterai adalah sebagai penyedia listrik pada sistem kelistrikan
pada kendaraan.

Ada 2 macam tipe baterai yaitu :


1. Baterai Tipe Basah (Wet Type)
Baterai tipe basah (wet type) terdiri dari elemen-elemen yang telah diisi penuh dengan
muatan listrik (full charged) dan dalam penyimpanannya telah diisi dengan elektrolit. Baterai
ini tidak bisa dipertahankan tetap dalam kondisi full charge. Sehingga harus diisi (charge)
secara periodik.
Selama baterai tidak digunakan dalam penyimpanan, akan terjadi reaksi kimia secara
lambat yang menyebabkan berkurangnya kapasitas baterai. Reaksi ini disebut “self
Discharge”.
2. Baterai Tipe kering (Dry Type)
Baterai tipe kering (Dry Type) terdiri dari plat-plat (positip & negatip) yang telah diisi
penuh dengan muatan listrik, tetapi dalam penyimpanannya tidak diisi dengan elektrolit. Jadi
keluar pabrik dalam kondisi kering. Pada dasarnya baterai ini sama seperti dengan baterai tipe
basah. Elemen-elemen bateraij ini diisi secara khusus dengan cara memberikan arus DC pada
plat yang direndamkan ke dalam larutan elektrolit lemah. Setelah plat-plat itu terisi penuh
dengan muatan listrik, kemudian diangkat dari larutan elektrolit lalu dicuci dengan air
dan dikeringkan. Kemudian plat-plat tersebut dirangkai dalam case baterai. Sehingga biala
baterai tersebut akan dipakai, cukup diisi elektrolit dan langsung bisa digunakan tanpa
discharge kembali.
b. Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada
rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki
3 atau lebih terminal. Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan
ke baterai, Terminal IG dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain yang
membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke selenoid starter. Jika kunci kontak tersebut
memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke
accesoris kendaraan, seperti: radio, tape dan lain-lainnya.
Kunci kontak memiliki 4 posisi yaitu: OFF, ACC, ON dan START.

( Kunci kontak )

c. Coil
Fungsi koil pada sistem pengapian kendaraan sangat sederhana, yaitu menaikkan
tegangan listrik dari aki yang cuma 12 volt, menjadi ribuan volt. Arus listrik yang besar ini
disalurkan ke busi, sehingga busi mampu meletikkan pijaran bunga api.
Yang biasa disebut sebagai "koil racing", adalah koil yang mampu menghasilkan
tegangan listrik jauh lebih besar ketimbang koil standar. Apabila koil standar rata-rata
menghasilkan tegangan antara 12 ribu hingga 15 ribu volt, maka koil racing bisa
menghasilkan tegangan antara 60 ribu hingga 90 ribu volt
Tentu saja, dengan tegangan listrik yang lebih besar itu, maka busi dapat
menghasilkan pijaran api yang juga lebih besar. Hasilnya adalah pembakaran yang lebih
sempurna.Namun yang harus diingat adalah, tegangan besar bukan satu- satunya faktor
penentu kualitas koil. Koil yang baik adalah koil yang mampu menghasilkan tegangan listrik
relatif besar dan stabil pada hampir seluruh putaran mesin. Karena itu setelah menghasilkan
tegangan maksimal pada putaran mesin tertentu, kurva tidak boleh menukik terlalu tajam.
Kurva yang menukik terlalu banyak, menunjukkan kinerja yang buruk pada putaran (RPM)
tinggi. Padahal pada RPM tinggi justru dibutuhkan pembakaran yang baik.

( Koil Pengapian )

d. Distributor
Fungsi distributor dapat di bagi dalam 4 bagian ;
1. Bagian pemutus / arus
Pada bagian ini terdiri daria. breaker point (contact point / point ) Fungsinya adalah
untuk memutuskan arus listrik dan menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa
agar terjadi induksi pada kumparan sekunder coil .induksiterjadi pada saat breaker point I
putus atau terbuka
2. camlobe ( nok )
Fungsinya adalah untuk mengungkit breaker point agar dapat memutus dan
menghubungkan arus listrik pada kumparan primer coil
3. kondensor
Fungsinya adalah untuk menghilangkan /mencegah terjadinya loncatan api atau bunga
api listrik pada breaker point. Kemampuan dari suatu kondensor dapat di tunjukkan dengan
berapa besar kapasitasnya.kapasitas kondenser di ukur dalam (uf ) mikro farad.pada
kendaraan Toyota ,condenser yang di pergunakan ada 3 macam ;
1. Condenser kabel warna hijau kapasitasnya 0,15 uf
2. Condenser kabel warna kuning kapasitasnya 0,22 uf
3. Condenser kabel warna biru kapasitasnya 0,25 uf
Terbakarnya breaker point sering juga di akibatkan oleh condenser yang tidak sesuai
dengan kapasitasnya atau kapasitasnya tidak normal.
4. Bagian Governor Advancer
Bagian ini berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan
mesin . bagian ini terdiri dari Governor weight dan governor spring ( pegas governor )
Gambar di bawah ini menunjukkan kontruksi dari Governor Advancer
5. Bagian Vacum Advancer
Bagian ini berfungsi untuk memundurkan atau memajukan saat pengapian pada saat
beban mesin bertanmbah atau berkurang. Bagian ini terdiri dari breaker plate vakum
advancer ,yang akan bekerja atas dasar kevakuman yang terjadi di dalam intake manifold.

e. Busi
Busi (dari bahasa Belanda bougie) adalah suatu suku cadang yang dipasang pada
mesin pembakaran dalam dengan ujung elektroda pada ruang bakar. Busi dipasang untuk
membakar bensin yang telah dikompres oleh piston. Percikan busi berupa percikan elektrik.
Pada bagian tengah busi terdapat elektroda yang dihubungkan dengan kabel ke koil
pengapian (ignition coil) di luar busi, dan dengan ground pada bagian bawah busi,
membentuk suatu celah percikan di dalam silinder. Hak paten untuk busi diberikan secara
terpisah kepada Nikola Tesla, Richard Simms, dan Robert Bosch. Karl Benz juga merupakan
salah satu yang dianggap sebagai perancang busi.
Cara Kerja Busi:
Mesin pembakaran internal dapat dibagi menjadi mesin dengan percikan, yang
memerlukan busi untuk memercikkan campuran antara bensin dan udara, dan mesin kompresi
(mesin Diesel), yang tanpa percikan, mengkompresi campuran bensin dan udara sampai
terjadi percikan dengan sendirinya (jadi tidak memerlukan busi). Busi tersambung ke
tegangan yang besarnya ribuan Volt yang dihasilkan oleh koil pengapian (ignition coil).
Tegangan listrik dari koil pengapian menghasilkan beda tegangan antara elektroda di bagian
tengah busi dengan yang di bagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan
udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur
gas di antara kedua elektroda tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan
dielektrik daripada gas yang ada, gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi dan yang
tadinya bersifat insulator, berubah menjadi konduktor.Setelah ini terjadi, arus elektron dapat
mengalir, dan dengan mengalirnya elektron, suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai
60.000 K. Suhu yang sangat tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan
cepat, seperti ledakan kecil. Inilah percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan
halilintar atau petir.
f. Kabal Tegangan Tinggi

Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menyalurkan arus listrik tegangan tinggi hasil
induksi sekunder koil ke busi. Tegangan yang dialirkan sebesar 15.000 volt sampai 30.000
volt. Kabel tegangan tinggi terdiri dari tembaga yang diisolasi dengan karet silikon, karena
arus yang mengalir tegangannya sangat tinggi maka isolatornya sangat tebal.

Anda mungkin juga menyukai