Anda di halaman 1dari 20

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PADA TOYOTA KIJANG 4K

PROPOSAL UJI KOPETENSI SISWA

Diajukan untuk memenuhi salasatu persyaratan kelulusan Sekolah


Menengah Kejuruan

Jurusan Teknik Kendaraan Ringan

Disususn oleh :

GURU PRODUKTIF TKR

JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

SMK PAKUSARAKAN CIKAMPEK

2018
LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS LAPORAN PROPOSAL

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PADA TOYOTA KIJANG 4K

Diajukan
Untuk memenuhi salasatu persyaratan kelulusan Sekolah Menengah Kejuruan

Cikampek, 22 Oktober 2018

Kaprog TKR Kurikulum

Hilman Roganda, ST Badrudin Kamal, S.Ag

NIDN: NIDN:

Kepala Sekolah

Iip Samsul Ma’arif, ST

NIDN:
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kendaraan dapat berjalan dikarenakan adanya mesin yang mengubah


energi kimia bahan bakar menjadi energi panas dan gerak. Dalam proses
pengubahan energi tersebut, diperlukan berbagai sistem yang bekerja sesuai
dengan fingsinya masing-masing. Salah satu sistem yang berperan penting dalam
proses pengubahan energi tersebut adalah sistem pengapian.

Sistem pengapian merupakan sestem yang berfungsi untuk menghasilkan


percikan bunga api pada busi yang kuat dan tepat untuk memulai pembakaran
campuran udara dab bahan bakar diruang bakar pada motor bensin. Apa bila busi
tidak dapat memercikan bunga api dengan baik, maka campuran bahan bakar dan
udara tidak akan terbakar dengan sempurna. Hal ini tentu sangat jalannya
kendaraan.

Pada sistem pengapian konventional kijang 4k tersebut terdiri dari


beberapa komponen yang dirangkai dengan menggunakan kabel listrik.
Komponen tersebut adalah batrai, kunci kontak, ballast resiistor, koil, kapasitor,
platina, distributor dan busi.

1.2 Rumusan Masalah


Sesuai dengan latar belakang yang penulis dijelaskan di atas, maka perlu
dirumuskan masalah tersebut adalah :
Mengetahui proses perbaikan pada sistem pengapian konvensional.

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Perawatan berkala pada sistem pengapian konventional.
2. Mengetahui fungsi dan cara kerja setiap komponen-komponen sistem
pengepian konvensional.
BAB II

STUDI LITERATUR

2.1 Sistem Pengapian

Sistem pengapian merupakan sistem yang berfungsi untuk menghasilkan


percikan bunga api pada busi yang kuat dan tepat untuk memulai pembakaran
campuran udara bahan bakar di ruang bakar pada motor bensin. percikan api yang
terjadi pada busi harus terjadi pada saat yang tepat( pada akhir langkah kompresi )
untuk menjamin pembakaran yang sempurna sehingga mesin bekerja dengan
halus dan ekonomis. Ada dua jenis sistem pengapian yaitu : Sistem pengapian
konvensional dan Sistem pengapian elektronik .

Dalam melaksanakan fungsinya, sistem pengapian harus memenuhi


beberapa syarat , antara lain sebagai berikut :

1. Sistem pengapian harus mempunyai suatu sumber energi


2. Sistem pengapian harus mampu mensuplai arus yang cukup ke coil
pengapian untuk menghasilkan medan magnet yang kuat untuk
mendapatkan energi tinggi sehingga dapat menghasilkan bunga api untuk
membakar campuran udara bahan bakar di dalam ruang bakar.
3. Sistem pengapian harus menghasilkan tegangan puncak yang lebih tinggi
dari pada syarat batas tegangan busi pada semua tingkat kecepatan.
4. Durasi loncatan api harus cukup lama dengan energi yang cukup untuk
menjamin terjadinya penyalaan campuran udara dan bahan bakar.
5. Sistem pengapian harus mendistribusikan tegangan tinggi ke tiap busi
pada saat yang tepat dalam tiap siklus .
6. Sistem pengapian harus mempunyai ketahanan yang cukup untuk menahan
getaran dan panas yang di hasilkan oleh mesin .
Prinsip dasar sistem pengapian adalah peningkatan tegangan baterai menjadi
tegangan tinggi. Pembakitan tegangan tinggi pada sistem terjadi di koil. Apabila
kontak pemutus atau platina dalam keadaan tertutup, maka arus dari baterai akan
mengalir ke kumparan primer, ke kontak pemutus atau platina ,kemudian ke
massa. Aliran arus pada kumparan ini akan menyebabkan terjadinya medan
magnet di sekeliling kumparan. Pada keadaan ini, energi listrik yang mengalir di
ubah menjadi energi dalam bentuk medan magnet. Apabila secara tiba tiba kontak
pemutus atau platina terbuka, maka dengan cepat arus pada kumparan primer
terputus. Perubahan garis gaya magnet dengan cepat di sekitar kumparan
menyebabkan terjadinya tegangan pada kumparan tersebut. Jadi, energi dalam
bentuk medan magnet tersebut di kembalikan ke kumparan dalam bentuk energi
listrik.pada kedua kumparan akan terjadi tegangan induksi. Pada kumparan primer
disebut dengan induksi diri(self induction) dan pada kumparan sekunder disebut
induksi mutual(mutual induction). Apabila pada ujung kumparan sekunder
terdapat celah di antara elektroda posiif dan negatif akan terjadi loncatan bunga
api.

Pembakaran pada motor bensin di awali dengan percikan bunga api pada busi
(titik 1) sekitar 10 derajat menjelang TMA pada akhir langkah kompresi.
pembakaran

2.2 komponen sistem pengapian konvensional

Sistem pengapian harus dilengkapi dengan komponen-komponen agar


sistem tersebut menghasilkan percikan api yang kuat dan tepat untuk membakar
campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar.Adapun komponen-
komponen sistem pengapian,antara lain :baterai , kunci kontak, koil,distributor,
kabel tegagan tinggi, dan busi.

1. Baterai

Baterai pada sistem penngapian berfungsi sebagai sumber arus listrik


untuk rangkaian primer sehingga dapat berbentuk medan magnet. Setelah
mesin hidup, kebutuhan arus listrik pada sistem pengapian di suplai oleh
sistem pengisi.

2. Kunci Kontak (ignition switch)

Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk memutuskan atu


menghubungkan arus dari baterai ke sistem pengapian. Kunci kontak juga
berfungsi untuk mematikan mesin. Dengan tidak aktifnya sistem
pengapian maka mesin tidak akan hidup karena tidak ada yng memulai
pembakaran pada ruang bakar (motor bensin).

3. Koil Pengapian (Ignition Coil)

Koil pengapian berfungsi untuk menaikan tegangan baterai (12V)


menjadi tegangan tinggi dari 10.000V yang di perlukan untuk
menghasilkan percikan/loncatan bunga api yang kuat pada celah busi.
Pada sistem pengapian yang modern,tegangan tinggi yang di hasilkan
dapat menghasilkan dapat mencapai 30.000 sampai 40.000 V. Di dalam
coil terdapat dua buah kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Kumparan primer dan sekunder di gulung pada inti besi yang
terbuat dari baja silicon tipis dan di gulung ketat. Kumparan-kumparan
tersebut menaikan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi melalui
induksi elektromanetik. Kumparan primer koil menghubungkan terminal
positif dan terminal negatif koil.Kumparan sekunder menghubungkan
terminal positif dengan terminal sekunder atau terminal tegangan tinggi.

Kumparan primer terbuat dari tembaga tebal dengan jumlah lilitan


sekitar 100 sampai 200 lilitan dengan diameter kawat 0,5 sampai 1
mm.Sedangkan, kumparan sekunder terbuat dari tembaga tipis dengan
jumlah kumparan sekunder sekitar 15.000 sampai 30.000 lilitan dengan
diameter kawat 0,5 sampai 0,1 mm. Koil dapat menaikan tegangan baterai
menjadi tegangan tinggi karena jumlah lilitan pada kumparan sekunder
koil jauh lebih banyak di bandingkan dengan jumlah kumparan primer.
Utuk mencegah terjadinya konsleting, pada lapisan yang berdekatan
dengan satu sama lain di beri sekat dengan kertas yang mempunyai
tahanan sekat yang tinggi. Seluruh ruangan kumparan (internal resistor).
Koil dengan resistor di luar mempunyai 3 terminal, yaitu terminal positf,
terminal negatif, dan terminal tegangan tinngi (terminal sekunder). Koil
dengan resistor di dalam mempunyai 4 terminal, yaitu terminal B, terminal
positif, terminal nrgatif, dan terminal tegangan tinggi.

Besarnya resistansi pada rangkaian primer coil adalah 3 ohm,terdiri


dari resistansi resistor luar 1,5ohm dan resistansi kumparan primer sebear
1,5 ohm. Jika tegangan batrai 12 volt, maka arus maksimum yang dapat
𝑉 12
mengalir ke kumparan primer koil adalah 4A (𝐼 𝑅 = =4A). koil yang
3

tidak di lengkapi dengan resistor harus memiliki jumlah kumparan primer


koil lebih banyak untuk memnuhi tahanan 3 ohm. Jumlah kumparan yang
banyak akan menyebabkan tegangan induksi diri lebih tinggi atau dapat
menyebabkan terjadinya gaya lawan elektromotit lebih besar yang arahnya
berlawanan dengan aliran arus dari batrai ke koil. Hal ini akan
menyebabkan pencamapaian arus maksimum pada koil makin lambat.

4. Distributor

Distributor berfungsi untuk mendistribusikan atau membagikan


tegangan tinggi yang di hasilkan oleh koil pengapian ke masing masing
busi sesuai dengan urutan penyalaan (firing order). Ada dua jenis
distributor yang di gunakan pada sistem pengapian, yaitu distributor pada
pengapian konvensional dan distributor pengapian elektronik. Ada
beberapa komponen penyusun distributor sistem pengapian konvensional,
antara lain : kontak pemutus atau platina, CAM, vacum, advencure,
sentryfugal advancer, rotor, dan kondernsor. Sedangkan, distributor pada
sitem pengapian elektronik tidak menggunakan kontak pemutus atau
platina, namun menggunakan komponen penghasil pulsa (pulse generator)
yang terdiri dari rotor, pick up coil, dan magnet permanen. Untuk
pengapian sistem induktif. Sistem pengapian dengan pembangkit pulsa
model Hall effectmemiliki beberapa komponen, antara lain : bilah
rotor,mangnet, dan IC Hall. Secara khusus model model tersebut di bhas
pada sistem pengapian elektronik.
Distributor terdiri dari beberapa bagian utamayang berkaitan dengaan
kerja sistem pada sistem distributor tersebut.adapun bagian bagian
pada distributor antara lain sebagai berikut.
 Bagian pemutus arus
Bagian pemutus arus berfungsi untuk memutus dan
mengalirkan arus yang melewati kumparan primer coil pengapian
sehingga pada coil akan muncul dan hilang medan manget dengan
cepat untuk memicu tegangan induksi pada kumparan sekunder
coil.pada sistem pengapian konvensional,mekanisme pemutus arus
terdiri dari kontak pemutus atau platina,cam,dan kondensor yang
berfungsi untuk mendorong kontak pemutus atau platina agar
terbuka.saat kontak pemutus atau platina terbuka,arus primer koil
terputus.
 kontak pemutus atau platina (break point/contact point) dan sudut
dwell

Kontak pemutus yang digunakan pada sistem pengapian konvensional


adalah platina.kontak pemutus atau platina berfungsi untuk memutus dan
menghubungkan arus listrik dari kumparan primer koil ke massa agar
terjadi induksi pada kumparan sekunder koil.induksi akan terjadi saat
kontak point terbuka dan arus ke kumparan primer terputus.induksi
tersebut akan 30.000 sampai 40.000 v.

Sudut dwell adalah sudut yang terbentuk dari titik pertama pada saat
kontak pemutus atau platina mulai menutup sampai dengan titik pada saat
kontak pemutus atau platina mulai terbuka. Sudut dwell dapat diartikan
pula dengan sudut lamanya kontak pemutus atau platina (platina) tertutup
atau sudut lamanya arus pada kumparan primer koil mengalir. Selain itu,
sudut dwell dapat diartikan sebagai sudut yang terbentuk saat cam tidak
mendorong tumit ( saat kontak pemutus atau platina tertutup).besarnya
sudut dwell ditentukan oleh sudut pengapaian pada kendaraan. Sudut
pengapian adalah sudut putar cam distributor dari saat platina mulai
membuka sampai mulai membuka lagi pada tonjolan kam berikutnya.
Untuk menghitung sudut pengapian, digunakan persamaan sebagai berikut.

360
Sudut pengapian =
𝑍

Sehingga, besarnya sudut dwell dapat ditemukan dengan cara berikut.

Sudut dwell = 60 × sudut pengapian

Jadi besarnya sudut dwell pada mobil kijang 4k dengan jumlah silinder 4K adalah
sebagai berikut:

360 360
Sudut pengapian = = = 60
𝑍 4

Maka, sudut dwell 4 silinder adalah = 60 × 90 = 54

Besar sudut dwell pada mobil 4 silinder adalah 54 dengan toleransi ± 5.

1) Cam

Cam pada distributor digerakan oleh poros cam (cam shaft). Cam
berfungsi untuk mengungkit kontak pemutus atau platina agar dapat
menghubung dan memutuskan arus listrik pada kumpran primer koil
pengapaian. Gerakan putar cam pada mekanisme pemutus arus primer koil
akan menyebabkan tumit kontak pemutus ata platina terdorong atau
terangkat sehingga kontak pemutus atau platina membuka. Kontak
pemutus atau platina ini bekerja seperti sakelar saat kontak tertutup berarti
arus listrik dapat mengalir ke dalam rangkaian. Begitu pula sebaliknya saat
kontak terbuka berarti tidak terjadi kontak sehingga arus tidak mengalir.
Kontak pemutus atau platina dapat terbuka atau tertutup melalui pegas
yang terdapat pada kontak pemutus atau platina tersebut. Sudut yang
terbentuk saat cam mendorong tumit kontak pemutus atau platina (kontak
pemutus atau platina terbuka) di sebut sudut cam (cam angle).
2) Kondensor

Kondensor merupakan komponen yang berfungsi untuk


menghilangkan atau mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada
kontak pemutus atau platina. Kondensor mencegah loncatan bunga api
pada platina dengan menyerap tegangan induksi diri yang di hasilkan pada
kumparan primer koil. Dengan meminimalkan loncatan api pada kontak
pemutus atau platina, maka proses pemutusan arus primer koil bisa lebih
cepat yang berpengaruh kepada besarnya api yang di hasilkan pada busi.
Kondensor di pasang secara pararel dengan kontak pemutus atau plaina.

5. Kabel tegangan tinggi

Kabel tegangan tingggi adalah kabel yang berfungsi untuk


mengalirkan tegangan tinggi dari koil ke tutup distributor dan dari
distributor ke tiap-tiap busi. Permukaan kabel tegangan tinggi di lapisi
dengan bahan yang terbuat dari plastik. Kabel untuk penghantar tengah di
buat dari rangkaian kawat tembaga atau karbon yang di campur fiber agar
mempunyai tahanan yang tetap konstan.

6. Busi

Busi di pasang di tiap ruang pembakaran pada kepala silinder. Busi


berfungsi untuk memercikan bunga api di anatar elektroda positif (tengah)
dan elektroda negatif. Percikan bunga api tersebut akan membakar
campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Percikan api ini berasal
dari tegangan tinggi yang di hasilkan oleh kumparan sekunder koil
BAB III

ISI

3.1 Prinsip kerja sestem pengapian kijang 4k

1. Pada saat kunci kontak ON, platina menutup

Aliran arusnya adalah sebagai berikut:

Baterai  Kunci kontak  Primer koil  Platina  Massa.


Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
2. Saat Platina membuka

Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi
induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti
dibawah ini:
Sekunder koil  Kabel tegangan tinggi  Tutup distributor  Rotor  Kabel
tegangan tinggi (kabel busi)  Busi  Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati
tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan
menimbulkan percikan bunga api.

3.2 komponen pengapian kijang 4k

1) Accu
Sebagai sumber energi listrik

2) Kunci kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik
pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak
pada kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal.

Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke


baterai, Terminal IG dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain
yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke selenoid starter. Jika
kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu
terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio,
tape dan lain-lainnya.

3) Koil pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan
dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000
Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder
koil, rumah koil dan terminal koil.
4) Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi
sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO
(firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian.
Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker),
kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum
advancer, rotor distributor dan tutup distributor.

3.2 Perawatan sistem pengapian Kijang 4K

Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap


kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian
yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar
yang hemat. Agar kinerja sistem pengapian selalu dalam kondisi baik maka sistem
ini perlu dirawat dengan baik. Perawatan sistem pengapian dengan cara
membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau mesin.

Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung
rotor dan terminal pada tutup distributor. Bagian tersebut diatas perlu diperiksa
dan dibersihkan kotorannya menggunakan amplas. Bagian sistem pengapian yang
perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok dan Centrifugal
Advancer. Penyetelan sistem pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah
platina atau besar sudut dwell, dan penyetelan saat pengapian.
Bagi pemilik kendaraan perawatan dapat dilakukan sendiri dengan alat yang
terdapat pada kelengkapan kendaraan, alat dan bahan yang diperlukan, yaitu:

 Bahan: Grease (pelumas); amplas.


 Alat : Kunci busi; kunci ring nomor 10, 12, 19; obeng (+); obeng (-); feeler
gauge; lampu 12 volt dengan dua kabel; AVO meter.

Selain alat diatas pada bengkel yang baik menggunakan beberapa alat,
diantaranya:

 Spark plug cleaner and tester, merupakan alat untuk membersihkan dan
memeriksa busi.
 Spark plug gauge, untuk mengukur dan menyetel celah busi.
 Tune up tester, untuk mengukur putaran dan sudut dweel.
 Timing tester, untuk mengetahui saat pengapian.
 Condensor tester, berfungsi untuk memeriksa kapasitas kondensor.

Langkah kerja dalam merawat sistem pengapian adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem


pengapian.
2. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi.
3. Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi.
4. Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor.
5. Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer.
6. Memeriksa koil pengapian.
7. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina atau menyetel sudut
dwell.
3.3 JENIS-JENIS GANGGUAN PADA SISTEM PENGAPIAN
KONVENSIONAL

Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap


kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian
yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar
yang hemat.
Gangguan sistem pengapian konvensional pada motor bensin paling sering
terjadi dibandingkan sistem lain.

Berikut akan diuraikan mengenai gejala dari gangguan pada sistem


pengapian konvensional beserta dengan kemungkinan penyebab dan cara
mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional.

KEMUNGKINAN
No. GEJALA CARA MENGATASI
PENYEBAB
Busi mati atau deposit Ganti busi atau
berlebihan. bersihkan.
Kabel tegangan tinggi Ganti kabel tegangan
bocor berlebihan. tinggi.
Rotor tidak terpasang. Pasang rotor.
Urutan pengapian tidak Perbaiki urutan
benar. pengapian.
Mesin tidak dapat Platina terganjal kotoran Bersihkan kotorannya.
1 hidup (tidak ada Platina menutup terus atau Setel celah platina atau
percikan api di busi) membuka terus. sudut dwell
Koil mati Ganti koil
Kondensor mati Ganti kondensator
Pasang konektor kabel
Konektor kabel lepas
yang lepas
Ganti atau perbaiki
Kabel putus
kabel yang putus
Kontak rusak Ganti kontak
Deposit (penumpukan Bersihkan atau ganti
Mesin sulit hidup kerak) dibusi berlebihan. busi.
2 (percikan api dibusi Kabel tegangan tinggi Ganti kabel tegangan
kecil) bocor. tinggi.
Tutup distributor kotor. Bersihkan terminal
ditutup distributor.
Karbon ditutup distributor Pasang karbon atau
hilang. ganti tutup distributor.
Tutup distributor retak. Ganti tutup distributor.
Urutan pengapian tidak Perbaiki urutan
benar. pengapian.
Bersihkan kontak atau
Kontak platina kotor.
ganti.
Setelan celah platina tidak Setel celah platina atau
tepat. sudut dwell.
Saat pengapian tidak tepat. Saat setel pengapian
Koil rusak. Ganti koil.
Kondensor rusak. Ganti kondensor.
Bersihkan terminal
Konektor kabel kotor.
konektor kabel.
Bersihkan busi atau
Busi kotor.
ganti busi
Terjadi ledakan di Bersihkan platina atau
3 Platina kotor.
knalpot ganti.
Saat pengapian terlalu
Stel saat pengapian.
mundur.

KEMUNGKINAN
No. GEJALA CARA MENGATASI
PENYEBAB
Terjadi ledakan di
Kerja vacum advancer Perbaiki mekanisme
4 knalpot saat pedal
kurang sempurna. vacum advancer.
gas dilepas
Terjadi ledakan di
Kerja centrifugal advancer Perbaiki mekanisme
5 knalpot saat pedal
kurang sempurna. centrifugal advancer.
gas ditekan
Pemakaian busi yang tidak Ganti busi dengan tingkat
6 Busi cepat kotor
tepat panas yang tepat.
Bersihkan atau ganti
Platina kotor.
platina.
Saat pengapian tidak tepat. Stel saat pengapian.
Ganti busi dengan tingkat
Elektroda busi Pemakaian tingkat busi
7 panas busi yang lebih
meleleh yang terlalu panas.
dingin.

Posisi Platina Hasil Pengukuran Keterangan


12 volt Baik
Platina hubung singkat
Membuka
0 volt Kabel platina hubung singkat
Tidak ada arus ke koil pengapian
0 volt Baik
Menutup Kontak platina terganjal kotoran
12 volt
Kabel ke platina putus
BAB IV

PENUTUP

5.1 KESIMPUKAN

Berdasarkan dari pengerjaan, perbaikan dan perawatan sistem pengapian


yang telah dilakukan pada kendaraan TOYOTA KIJANG 4K, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada kendaraan toyota kijang 4k menggunakan sistem pengapian


konventional.

5.2 SARAN

Untuk perbaikan dalam pengerjaan dan perawatan sistem


pengapian dengan penulis kedepannya, penulis memberikan saran-saran
antara lain :
1. Dalam pengerjaannya disarankan untuk menggunakan/ membuat job sheet.
2. Memasukan hasil job sheet pada laporan proposal.
3. Dalam pengerjaan siswa di tuntun untuk mengetahuai cara kerja setiap
komponen-komponennya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2003). New step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota –Astra Motor.
Wahyu, EW. 2018. Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan. Surakarta:
Mediatama.
www.academia.edu/30850131/SISTEM KONVENSIONAL UP
http://www.teknik-otomotif.com

Anda mungkin juga menyukai