Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PKKR

OLEH

MUHAMMAD SAUGI AL HAZAMY [24]

XI TKR 3

SMK NEGERI 5 JAKARTA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Makalah ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah B.Indonesia. di
mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun mahasiswanya agar membuat makalah
mengenai Jurusan Pendidikan Teknik Mesin. Jadi saya sebagai mahasiswa memilih materi sistem
pengapian konvensional (motor bensin)
Seiring berjalanya waktu, di era saat ini Perkembangan dunia Otomotif mengalami
perkembangan yang begitu cepat,dan hal yang paling menonjol perkembangannya adalah bagian
sistem yang berkaitan dengan kelistrikan. Hal ini terjadi karena bagian ini mudah untuk
dilakukan inovasi. Namun kemudhan ini bukan berarti bahwa mempelajari sistem ini mudah,tapi
justru sebaliknya. Karena kelistrikan itu sesuatu yang tidak terlihat, sehingga dalam
mempelajarinya memerlukan riset terlebih dahulu, dan jika tidak melakukan riset setidaknya
pernah melakukan uji coba sederhana. Seorang sarjana teknik mesin,harus memilik kemampuan
dibidang ini. Karena mereka kedepannya merupakan calon-calon pendidik dan bahkan tidak
menutup kemungkinan akan bekerja di perusahaan-perusahaan otomotif dan apabila kemampuan
ini tidak dimliki maka kita akan tersingkirkan oleh lulusan-lulusan perguruan tinggi lainnya.
            Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistem pengapian,dimana sistem ini
merupakan sistem yang sangat penting, karena tanpa sistem ini mobil tidak akan bergerak. Mobil
bergerak karena ada proses pembakaran, pembakaran terjadi karena ada suatu sistem yang
membuat terjadinya proses pembakaran,dan sistem tersebut adalah sistem pengapian .

B.     Batasan Masalah

Sistem pengapian merupakan sistem penting pada mobil berebahan bakar bensin. Fungsinya
adalah mementikan bunga api listrik ke ruang bakar, sehingga terjadi suatu ledakan pambakaran
di dalamnya, yang mengakibatkan piston dan batang piston (stang) bergerak turun dan memutar
poros engkol, sehingga mesin dapat berputar.

Sistem pengapian berhubungan erat dengan sistem bahan bakar. Campuran bensin dan udara
di ruang bakar dibakar oleh bunga api listrik dan mengakibatkan ledakan yang menyebabkan
piston bergerak translasi (gerak lurus) naik turun secara terus menerus. Agar kerja mesin, maka
kerja system pengapian juga harus baik. Kompone-komponen yang termasuk pada sistem
pengapian adalah aki (baterai), koil, distributor, platina atai CDI, kabel busi, dan busi.

Komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan bekerja sama untuk menghasilkan


percikan bunga api listrik yang berlansung secara kontinyu, selama mesin kendaraan berputar
(hidup). Komponen-komponen tersebut akan menghasilkan bunga api listrik jika kunci kontak
pada posisi ON dan mesin mulai di start. Saat kunci kontak pada posisi OFF, tidak ada percikan
bunga api listrik, sehingga mesin mati (tidak berputar).

Semakin baik system pengapian, percikan bunga api yang dihasilkan akan semakin besar,
dan tentunya ledakan yang terjadi juga akan besar. Karena campuran bensin dan udara akan
habis terbakar semua (sempurna), energy yang dihasilkan mesin pun akan maksimal (besar).
Sistem pengapian yang baik akan menghemat penggunaan bensin. Pada bagian ini dijelaskan
fungsi-fingsi komponen yang terdapat pada sisitem pengapian, serta gejala dan kerusakan yang
terjadi pada sistem pengapian.

C.    Masalah
Masalah yang akan dibahas meliputi;
1.      Pengertian  pengapian Konvensional?
2.      Fungsi Pengapian ?
3.      Kompenen-komponen Pengapian?
4.      Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada sistem pengapian ?

D.    Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan/mendeskripsikan/ memaparkan;
1.      Pengertian pengapian konvensional.
2.      Fungsi Pengapian;
3.      Kompenen-komponen Pengapian;
4.      Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada system pengapian dan perbaikannya.

E.     Manfaat
Manfaat dari Makalah ini;
1.      Mengetahui pengertian system pengapian.
2.      Mengetahui fungsi pengapian.
3.      Mengetahui komponen-komponen sistem pengapian.
4.      Mengetahui kerusakan-kerusakan pada sisitem pengapian.

F.     Metode Penyajian
Makalah ini disusun dengan mengunakan pendekatan kualitatif Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang
dibahas secara jelas dan komprehsif. Data teoritis dalam makalah ini di kumpulkan dengan
menggunakan teknik studi puataka artinya penulis mengumpulkan dan mengambil data melalui
kegiatan membaca, dan kajian pustaka. Data tersebut di olah dengan teknik analisis isi, penyusun
melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks
makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Landasan teori
Ada tiga sarat suatu pembakaran dapat terjadi yakni ada bahan bakar,udara dan api. Api
dalam pembakaran tidak mungkin muncul dengan begitu saja, pasti ada sebab kemunculannya.
Untuk memunculkan api ini maka perlu dibuat suatu sistem yang disebut sistem pengapian.
Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki
fungsi yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni
memercikan bunga api.

B.     Pembahasan
1.      Fungsi Pengapian
Untuk menghasilkan panas diperlukan pembakaran campuran bahan bakar dengan udara
yang dihasilkan oleh sisitem pengapian, yakni busi pada ruang bakar pembakaran mesin.
Loncatan listrik pada busi menghasilkan voltase yang sangat tinggi kira-kira sampai 8000 volt
yang terjadi karena adanya gap atau celah dari ujung elektroda busi. Voltase yang sangat tinggi
itu harus diisi dari penyuplai/pemasok yang baik, yakni dari sebuah baterai kendaraan sekitar 12
volt.
Fungsi pengapian adalah untuk menhasilkan tegangan yang tinggi untuk mengadakan
bunga api di antara elektroda busi sehingga campuran bahan bakar dan udara dibakar secara
sempurna walaupun kecepatan berubah-ubah.

(Gambar:2.1 Pengapian konvensional)

2.      Komponen dan fungsinya


a.      Aki (baterai)
Aki merupakan sumber listrik paling awal di kendaraan bermotor yang berfungsi untuk
memasok listrik kepada komponen-komponen yang memerlukannya, seperti sistem pengapian.
Selain memasok listrik, aki juga berfungsi menyimpanya. Oleh karena itu, agar pasokan listrik
tidak terganggu maka aki harus diisi listrik kembali. Pengsian kembali ini dilakukan oleh sistem
pengisian.

(Gambar.2.2 aki kering dan aki basah)

Ada 2 jenis aki yang biasa digunakan pada mobil yaitu aki basah dan aki kering. Aki
memiliki kapasitas yang berbeda-beda, tergantung pada besar kecilnya Ampere hours (AH).
Semakin besar kapasitas aki, pasokan listrik pada komponen-komponen pada mobil akan setabil.

b.     Kunci kontak

(Gambar:2.3 Kunci Kontak)


Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian
atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih
terminal.
Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke baterai,
Terminal IG dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST
dihubungkan ke sistem starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal
yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio, tape dan
lain-lainnya

c.       Koil
Koil merupakan komponen system pengapian yang berfungsi untuk menaikan tegangan (voltase)
listrik aki dari 12 volt menjadi 12.500 sampai 25.000 volt. Dengan tegangan sebesar itu, barulah
campuran bensin dan udara bisa terbakar .
(Gambar: 2.4 Koil konvensional)

Mesin-mesin konvensional masih megunakan satu koil untuk memasok tegangan listrik
ke semua busi pada mesin mobil. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh koildidistribusikan ke
semua busi oleh distributor. Sedangkan mesin-mesin modern sudah menggunakan multi coil
(banyak koil), yang berarti busi mendaapat pasokan tegangan listrik dari koil yang berbeda-beda.
Kumparan skunder digulungkan pada inti koil yang terbuat dari lempengan baja dengan
kualitas yang tinggi sedangakan kumparan primer digulung di luar kumparan skunder. Salah satu
ujung dari kumparan skunder dihubungkan dengan terminal tegangan tinggi dan ujung lainya
dihubungkan dengan kumpran primer. Ujung-ujung kumparan primer dihubungkan dengan
terminal positif dan negative dari baterai. Koil ditempatkan dalam satu tabung kotak dan koil ada
celah untuk meletakan isolasi-isolasi.

d.      Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan tegangan listrik ke setiap busi melalu rotor
(berada di dalam distributor) dan kabel busi. Distributor ini terdiri dari sebuah tuutup distributor
yang terbuat dari plstik yang diberi terminal-terminal dan sebuah rotor, rotor dipasangkan pada
poros distributor yang diputarkan oleh poros nok dan bagian rotor ini bersentuhan dengan
terminal dari koil penyalaan dan terminal yang menghubungkan ke busi-busi, perputaran rotor
ini membagi arus tegangan tinggi ke busi menurut urutan pengapianya.

(Gambar 2.5 Distributor)

Bagian-bagian Distributor :
         Cam (nok) berfungsi untuk membuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft (poros
engkol) yang tepat pada masing-masing selinder.
          Breaker point (platina) berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang mengalir melalui
kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus tegangan tinggi pada kumparan
sekunder dengan cara induksi magnet listrik (electromagnetic induction).
          Capasitor/kondensor berfungsi untuk menyerap bunga api yang terjadi antara breaker point
(pada platina) pada saat membuka dengan tujuan untuk menaikan tegangan coil sekunder.
          Centrifugal Gavernor Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai putaran
mesin.
          Vacum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin
(vacum intake manifold).
          Rotor berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignition
coil ke tiap-tiap busi.
          Distributor Cap berfungsi untuk membagi-bagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke
kabel tegangan tinggi untuk masing-masing selinder.

e.       Platina dan CDI


Platina dan CDI memiliki fungsi yang sama , yaitu mengatur penyalaan listrik tegangan
tinggi yang terjadi pada celah platina atau sensor CDI sebelum disalurkan kebusi melalu rotor
dan kabel busi. Perbedaan platina dan CDI terletak pada cara kerjanya, yaitu platina bekaerja
secra mekanik sedangkan CDI berkerja secara elektronik. Platina dan CDI terletak di dalam
distributor.

(Gambar 2.6 Platina)

     
f.       Kabel Busi dan Busi

Kabel busi merupakan alat penghubung atau penghantar arus listrik tegangan tinggi dari koil ke
distributor.
(Gambar: 2.7 Kabel busi dan busi)

Kabel busi terbuat bahan khusus berkualitas tinggi dengan tahanan nilai listrik yang
rendah. Kualitas bahan kabel busi ini penting diperhatikan karena kabel busi ini  berfungsi untuk
menghantarkan arus listrik tegangan tinggi. Agar kualitas api yang dipercikan tetap baik, busi
tidak boleh terlalu banyak mengalami resistansi (hambatan). Kabel busi digunakan pada mobil-
mobil yang masih menggunakan satu koil, sedangkan mobil yang sudah menggunakan multi coil
(lebih dari satu koil) tidak lagi memerlukan kabel busi, karena koil dan busi sudah langsung
dihubungkan dengan konektor.
Busi merupakan komponen penting pada sistem pengapian. Busi berperan untuk
memantikan listrik di dalam ruang bakar untuk menghasilkan bunga api, yang selanjutnya
membakar campuran bahan bakar dan udara pada ruang bakar. Jumlah busi yang digunakan pada
mobil bervariasi, bergantung pada jumlah silindernya, jika mobil mempunyai 4 silinder, berarti
mobil tersebut mengunakan 4 busi , dan seterusnya. Namun pada perkembanganya ada mobil
yang mengunakan lebih dari satu busi pada setiap silindernya, dengan tujuan memperbesar
bunga api yang dihasilkan sehingga memperhemat penggunaan bensin.

3.      Cara Kerja Sistem Pengapian


a.     Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup

(Gambar: 2.8 Pada saat kunci kontak ON, platina menutup)

Aliran arusnya adalah sebagai berikut:


Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
Saat kunci kontak on, kontak pemutus tertutup, arus dari terminal positif baterai mengalir
ke kunci kontak (lihat gambar  di atas), ke terminal positif (+) koil, ke terminal negatif (-) koil,
ke kontak pemutus, kemudian ke massa. Aliran arus ke kumparan primer koil menyebabkan
terjadinya kemagnetan pada koil.

b.     Pada saat Platina Membuka

(Gambar; 2.9 Pada saat platina membuka)

Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan
tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:

Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel
tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.

Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara antara
elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.

Jika kontak pemutus terbuka, arus yang mengalir ke kumparan primer terputus dengan
tiba-tiba maka kemagnetan disekitar koil hilang / drop dengan cepat. Kemudian kumparan terjadi
tegangan induksi. Karena saat kontak pemutus terbuka arus listrik terputus, maka medan magnet
pada koil hilang dengan cepat pada kumparan sekunder terjadi induksi tegangan. Pada kumparan
primer juga terjadi tegangan induksi. Tegangan induksi pada kumparan sekunder disebut dengan
tegangan induksi mutual sedangkan pada kumparan primer disebut tegangan induksi diri.
Tegangan tinggi pada kumparan sekunder (10000 V atau lebih) disalurkan ke distributor melalui
kabel tegangan tinggi dan dari distributor diteruskan ke tiap-tiap busi sesuai dengan urutan
penyalaannya sehingga pada busi terjadi loncatan api pada busi. Tegangan pada kumparan
primer sekitar 300 sampai 500 V disalurkan ke kondensor. Penyerapan tegangan induksi diri oleh
kondensor ini akan mengurangi loncatan bunga api pada kontak pemutus. Efek tidak terjadinya
loncatan pada kontak pemutus adalah pemutusan arus primer yang cepat sehingga menghasilkan
perubahan garis-garis gaya magnat pada koil dengan cepat pula.
4. Pemeriksaan Pada Tiap Komponen Sistem Pengapian

A. Pemeriksaan busi
a) Pemeriksaan Insulator
Dengan menggunakan lap bersihkan elektroda busi, dan periksalah apakah
insulator elektroda ada keretakan, gantilah busi bila terdapat keretakan pada busi
b) Pemeriksaan Ulir Busi
Bersihkan (dengan bensin) ulir busi, dan periksalah apakah ulirnya telah rusak / aus
c) Periksa Keausan dan Warna Elektroda Busi
Bersihkan busi dan periksalah keausan (akibat terbakar) elektroda dan warnanya.
Warna abu-abu muda menandakan pembakaran baik, warna putih menunjukan
engine terlalu panas (over heat), warna hitam basah menunjukan minyak pelumas
ikut terbakar, warna hitam kering menandakan campuran yang terlalu kaya.
d) Periksa Gasket Busi
Periksa keausan gasket, kebocoran gas sering terjadi gasket antara insulator dan
rumah busi (plug housing) aus atau rusak.
e) Periksa Celah/Gap Elektroda Busi
Periksa celah busi dengan memasukkan alat pengukur (feeler gauge) antara
elektroda tengah dan elektroda sisi. Celah busi disetel dengan membengkok-kan
elektroda massa dan celahnya disesuaikan dengan petunjuk yang tertera pada buku
pedoman reparasi.
Catatan:
o Jangan menggunakan pembersih busi terlalu lama.
o Hembuskan kompoun dan karbon pembersih dengan udara tekan.
o Bersihkan ulir dan permukaan luar isolator

B. Memeriksa kabel tegangan tinggi


Gangguan kabel tegangan tinggi pengapian akan berakibat engine sulit distarter, tidak
dapat berputar idle, pincang dan tenaga kurang. Hal ini dapat terjadi karena tahanan
kabel menjadi sangat besar. Periksalah semua kabel tegangan tinggi tahanan kabel
:kurang dari 25 kW.

C. Memeriksa distributor
a) Memeriksa Distributor Cup
Periksa tutup distributor dari kemungkinan :
o Retak, berkarat, kotor atau terbakar.
o Terminal-terminal kotor atau terbakar.
o Pegas karbon terminal tengah lemah atau macet.
b) Memeriksa Rotor Distributor
Rotor berfungsi untuk meneruskan tegangan tinggi dari ignition coil ke masing-
masing busi.
o Periksa contact plate rotor dari kemungkinan aus atau terbakar
o Periksa rotor dari kemungkinan retak atau bocor
o Periksa klem / pegas pengunci rotor dari kemungkinan patah
c) Memeriksa Vaccum Advancer
o Lepas tutup distributor
o Lepas slang vaccum yang menuju distributor pada karburator. Hisap slang
dengan mulut dan perhatikan plat dudukan kontak pemutus harus bergerak.
d) Memeriksa Governor / Centrifugal Advancer
o Lepas tutup distributor
o Putar rotor dengan tangan sesuai dengan arah putarannya, rotor harus dapat
berputar 10 – 150 terhadap pegas governor dan dapat kembali sendiri ke
posisi semula. Jika tidak, governor harus diperbaiki atau diganti baru.
o Memeriksa dan Menyetel Breaker Point Atau Celah Udara
o Breaker point berfungsi untuk memutus-hubungkan aliran arus listrik dari
primary coil ke massa. Periksa breaker point setiap 5000 km dan gantilah
setiap 20.000 km. Periksa breaker point dan bersihkan apabila terlihat
kotoran / kerak yang bisa menghambat aliran arus listrik. Jika breaker point
aus, rusak atau terbakar ganti dengan yang baru.

5.     Gangguan yang Terjadi Pada Sistem Pengapian Penyebab dan Perbaikanya

Keadaan Kemungkinan Penyebab Pemerikasaan/Perbaikan

1.      Arus listrik kurang 1.      Ada masalah pada sistem1.      Cek dan perbaiki sistem
lancar, pada kutub pengisian pengisisan
terminal aki terdapat2.      Penigisian terlalu besar 2.      Bersihkan kutub terminal
oksidasi berwarna (over charging) aki dengan cara
putih 3.      Kurang perawatan menyiramkan air panas
pada kedua kutub terminal
sampai oksidasi hilang

2.      Enjin hidup tetapi 1.      Busi salah atau cacat 1.      Bersihkan, setel celah atau
tersendat-sendat 2.      Tutup distributor atau ganti
rotor cacat. 2.      Ganti tutup distributor dan
3. Kabel sekunder rotor
rusak 3.      Ganti kabel skunder
4. Koil rusak 4.      Ganti koil
5. Konektor jelek 5.      Bersihkan konektor
6. Kebocoran pada 6. Periksa tutup, rotor,
kabel busi kabel sekunder
7. Sistem bahan 7.      Rujuk pada servis sistem
bakar rusak bahan bakar

3.      Mesin tidak 1.      Koil panas atau lemah 1.      Ganti koil


bertenaga dan suara 2.      Jika dalam keadaan
mesin terasa kasar darurat, kompres koil
dengan kain basah, dan
biarkan sampai koil dingin,
lalu hidupkan mesin.

4.      Platina; Mesin tiba-1.      Pegas platina patah karena


1.      Ganti platina.
tiba mati dan tidak sudah digunakan terlalu
dapat dihidupkan. lama.

5.      CDI; Mesin tiba-tiba


1.      CDI rusak 1.      Ganti CDI
mati 2.      CDI jebol

6.      Mesin terasa 1.      Kabel busi terlepas. 1.      Pasang kembali busi.


pincang dan tidak 2.      Kabel busi putus. 2.      Ganti kabel busi.
bertenaga 3.      Isolasi kabel busi robek
3.      Jika darurat, gunakan
atau rusak. isolasi listrik dan lilitkan
pada kabel busi yang
bocor.
7.      Mesin sulit hidup 1.      Busi tidak cocok dengan 1.      Periksa busi dengan
dan busi basah oleh spesifikasi mobil yang pengukuran vealer gauge,
bensin. digunakan . rapatkan celah busi dengan
2.      Busi mati sehingga tidak elktroda busi dengan
terjadi loncatan bunga api. ukuran  0.80-0.90
2.      Ganti busi
8.      Mesin tersendat 1.      Busi kotor 1.      Bersihkan busi, bila perlu
2.      Busi sudah tua/sudah di ganti
lama di pakai

(Tabel 2.1 Gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional)

BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
1.      Sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi
yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni
memercikan bunga api.
2.      Fungsi pengapian adalah untuk menhasilkan tegangan yang tinggi untuk mengadakan bunga api
di antara elektroda busi sehingga campuran bahan bakar dan udara dibakar secara sempurna
walaupun kecepatan berubah-ubah.
3.      Kompenen-komponen system pengapian terdidri dari aki (baterai), kunci kontak, koil,
distributor, platina, kabel busi dan busi.
4.      Kerusakan yang terjadi biasnya di akibatkan oleh umur dari komponen-komponen tersebut.

B.     Saran
Sistem pengapian sangatlah penting di setiap  kendaraan karena jika tidak ada sistem
pengapian kemungkinan besar kendraan tersebut tidak akan hidup (berjalan). Karena ada 3 yang
mempengaruhi pembakaran terjadi ada bahan bakar,api dan udara.
Pelajarilah sistem pengapian lebih dalam karena sistem ini perkembangannya sangat pesat di
bandingkan dengan sistem yang lain pada kendaraan.

Anda mungkin juga menyukai