Anda di halaman 1dari 18

BAB I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang sangat berguna bagi
kehidupan manusia. Tanpa listrik kehidupan manusia akan menjadi lebih sulit dan
berat. Listrik jugasangat berperan bagi berjalannya suatu produk. Misalnya
kendaraan bermotor roda dua,roda empat ,mesin-mesin dalam industri,dan lain-
lain. Lebih spesifik mengenai kendaran bermotor roda dua. Kendaraan ini sangat
populer sekali di negara kita ini. Hampir setiap masyarakat kita tahu dan dapat
memanfaatkan kendaraan bermotor ini karena lebih praktis ,efisien,dan irit . Jika
dibandingkan dengan alat transportasi lain.. Sistem kelistrikan dalam kendaraan
menjadikan bertransportasi akan menjadi lebih tenang dan lancar. Salah satunya
adalah sisitem pengisian yang sangat vital dalam proses sirkulasi pengesian
sepeda motor. Kelistrikan pada sepeda motor merupakan jantungnya sepeda motor agar bisa
berfungsi sebagai alat transportasi. Karena dengan adanya sistim kelistrikan tersebut
maka fungsi mekanik lainnya bisa bersinergi untuk bergerak. Sistem pengisian adalah
salah tanpa adanya sistem pengisian energi listrik yang keluar dari pemakaian berkendara
akan habis dan harus di tambah lagi dengan listrik yang baru supaya sepeda motor
tersebut bisa berfungsi sebagai mana mestinya. Berdasarkan uraian diatas makalah ini
akan membahas Sistem pengisian Pada Kendaraan Bermotor Roda Dua

1.2 Rumusan Masalah


1) Menjelaskan Sistem Pengisian Sepeda Motor
2) Komonen Sistem Pengisian Sepeda Motor
3) Prinsip Kerja Induksi Listrik
4) Pemeriksaan Kerusakan- Kerusakan Ada Sistem Pengisian
1.3 Tujun
1. Supaya mengerti tentang sisitem pengisian
2. Dapat mengidentifikasi komponen sistem pengisian sepeda motor
3. Dapat mendiagnosis gangguan pada sistem pengisian sepeda motor
4. Diharapkan dapat melakukan perbaikan sistem pengisian sepeda
motor

1
BAB II.PEMBAHASAN

SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) SEPEDA MOTOR

2.1 Sistem Pengisian Kendaraan Bermotor Roda Dua


Tujuan dari sistem pengisian (charging) adalah untuk mengisi muatan
listrik kebatere agar selalu dalam kondisi penuh walaupun saat dipakai. Alternator
pada mesin menyediakan sumber listrik untuk sistem pengisian. Alternator
memproduksi arus bolak-balik (AC). Untuk mengubah output arus AC dari
alternator menjadi arus searah (DC).Yang digunakan oleh batere, dugunakan
sebuah rectiflier atau dioda. Tegangan dari sistem pengisian batere diatur dan
dipertahankan pada batas-batas tertentu oleh regulator tegangan. Dengan
mengendalikan sistem pengisian, maka tegangan yang berlebih (overcharge) dapat
dihindari.Kemampuan batere untuk melayani pembebanan tersebut ditentukan
oleh kapasitas batere yang digunakan. Sebagai contoh, sebuah batere dengan
kapasitas 5 Ah,hanya sanggup melayani beban kontinyu sebesar 0,5 ampere
selama 10 jam. Padahal perlu diketahui, bahwa sepeda motor digunakan secara
terus-menerus dan sedapat mungkin meminimak isi maintenance (konsep
teknologi sepeda motor modern adalah bebas maintenance).Dengan fenomena
tersebut, tentu dibutuhkan sistem yang berperan untuk mengisiulang (re-charge)
pada batere yang digunakan agar tidak terjadi pengosongan total dan sistem
kelistrkan dapat bekerja sebagaimana funsinya. Cara untuk mengisi batere dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu:
1.Dengan sumber dari luar. Cara ini dilakukan engan peralatan eksternal batere
charger dengan catu daya PLN
2.Dan sumber dari dalam.
Sistem ini menggunakan alternator dengan dilengkapi pengatur tegangan.
Inilah yang kemudian dikenal dengan sistem pengisian/charging sistem. Beberapa
mesin balap menngunakan sistem”total loss” pada Sistem kelistrikannya. Ini
berarti bahwa mesin balap tidak memiliki sistem pengisian. Ketika batere sudah
habis, mesin tidak dapat beroperasi lagi dan batere harus diisi ulang den
menggunakan ekternal charger. Pada bab ini, hanya akan berfokus pada mesin
sepeda motor yang memiliki sistem pengisian. System pengisian pada sebuah
sepeda motor adalah sebuah konsep siklus perpindahan energi. Dua siklus
perpindahan energi yang berlangsung secara berkaitanadalah sebagai berikut
1. Mesin mengubah energi kimia bahan bakar menjadi energi panas dan diubah
lagi menjadi energi mekamik dalam bentuk tenaga putar untuk menjalankan
motor.
2Hubungannya dengan sistem pengisian, terjadi konversi energi dari energi
mekanik menjadi energi listrik melalui sebuah knsep elektromagnetik pada
alternator

2
2.2 Komponen Sistem Pengisian Sepeda Motor
1) Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yang digunakan
untuk mengisi baterai dan mensuplai kebutuhan sistemsistem kelistrikan. Sumber
tegangan yang digunakan pada system pengisian sepeda motor merupakan sumber
tegangan AC (Alternating Current), yang sering disebut Alternator.

2) Baterai, merupakan penyimpan tenaga listrik yang dihasilkan oleh sistem


pengisian, energi listrik diubah kedalam bentuk energi kimia. Baterai juga
berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik sementara (dalam bentuk tegangan DC)
yang diperlukan oleh sistem-sistem kelistrikan sepeda motor, dengan didukung
oleh sistem pengisian.

Pada mobil yang masih menggunakan teknologi lama, jenis Accu yang
banyak digunakan adalah jenis lead-acid (accu basah). Accu jenis ini
komponennya merupakan gabungan dari beberapa lempengan timbal (Pb) dan
lempengan oksida (PbO2), yang direndam dalam larutan elektrolit yang terdiri
dari 35% asam sulfat (H2SO4) dan 65% air (H2O). Accu mobil pada umumnya
menyediakan tegangan sebesar 12 volt. Tegangan ini didapat dengan cara
menghubungkan enam sel galvanik. Accutidak lagi bisa menyimpan arus listrik,
berarti Accu sudah mulai rusak (soak). Biasanya ditandai dengan bunyi klakson
yang melemah, lampu tidak terang, waktu starter mesin jadi lebih panjang, bahkan
tidak lagi bisa menggerakkan starter. secara “seri”. Setiap sel menyediakan 2,1
volt, jadi apabila di charge penuh, akan menghasilkan 2,1 volt x 6 sel = 12,6 volt.
Kondisi Accu, dapat diukur dengan suatu alat yang men-simulasikan besar
beban yang masih mampu diterima oleh accu, atau dengan cara sederhana dengan
menggunakan Battery Hydrometer. Cara penggunaan Hydrometer adalah dengan
mencelupkan ujung alat ini pada air Accu, kemudian menyedotnya.

3
Pada saat Accu disetrum (recharge), cairan elektrolit akan bereaksi dengan
material pada lempengan, dan merubah permukaannya menjadi lead sulphate.
Pada saat Accu digunakan (discharge), akan terjadi reaksi terbalik, yaitu lead
sulphate akan kembali berubah menjadi bentuk semula yaitu lead oxide dan lead.
Jika mobil digunakan, proses ini akan berulang terus menerus. Tetapi proses ini
tidaklah sempurna, karena ada deposit yang terbentuk. Semakin lama,
lapisan deposit Sulfat akan semakin tebal dan akan mengurangi performanya.
Pada ketebalan tertentu, deposit ini akan membuat accu tidak lagi bisa recharge,
dan accu harus diganti. Berikut Jenis - Jenis Aki
· Aki Basah
Hingga saat ini aki yang populer digunakan adalah aki model basah yang
berisi cairan asam sulfat (H2SO4). Ciri utamanya memiliki lubang dengan
penutup yang berfungsi untuk menambah air aki saat ia kekurangan akibat
penguapan saat terjadi reaksi kimia antara sel dan air aki . Sel-
selnya menggunakan bahan timbal (Pb). Kelemahan aki jenis ini adalah pemilik
harus rajin memeriksa ketinggian level air aki secara rutin. Cairannya bersifat
sangat korosif. Uap air aki mengandung hydrogen yang cukup rentan terbakar dan
meledak jika terkena percikan api. Memiliki sifat self-discharge paling besar
dibanding aki lain sehingga harus dilakukan penyetruman ulang saat ia didiamkan
terlalu lama.
· Accu Hybrid
Pada dasarnya aki hybrid tak jauh berbeda dengan aki basah. Bedanya
terdapat pada material komponen sel aki . Pada aki hybrid selnya menggunakan
low-antimonial pada sel (+) dan kalsium pada sel (-). Aki jenis ini memiliki
performa dan sifat self-discharge yang lebih baik dari aki basah konvensional.
· Accu Calcium
Kedua selnya, baik (+) maupun (-) mengunakan material kalsium. AKi jenis
ini memiliki kemampuan lebih baik dibanding aki hybrid. Tingkat penguapannya
pun lebih kecil dibanding aki basah konvensional.
· Accu Bebas Perawatan/Maintenance Free (MF)
Aki jenis ini dikemas dalam desain khusus yang mampu menekan tingkat
penguapan air aki . Uap aki yang terbentuk akan mengalami kondensasi sehingga
dan kembali menjadi air murni yang menjaga level air aki selalu pada kondisi
ideal sehingga tak lagi diperlukan pengisian air aki. Aki jenis ini biasanya terbuat
dari basis jenis aki hybrid maupun aki kalsium.
· Accu Sealed ( aki tertutup)
Aki jenis ini selnya terbuat dari bahan kalsium yang disekat oleh jaring
berisi bahan elektrolit berbentuk gel/selai. Dikemas dalam wadah tertutup rapat
dijuluki sebagai aki kering. Sifat elektrolitnya memiliki kecepatan penyimpanan
listrik yang lebih baik. Karena sel terbuat dari bahan kalsium, aki ini memiliki
kemampuan penyimpanan listrik yang jauh lebih baik seperti pada aki jenis
calsium pada umumnya. Pasalnya ia memiliki self-discharge yang sangat kecil
sehingga aki sealed ini masih mampu melakukan start saat didiamkan dalam
waktu cukup lama. kemasannya yang tertutup rapat membuat aki jenis ini bebas
ditempatkan dengan berbagai posisi tanpa khawatir tumpah. Namun karena
wadahnya tertutup rapat pula aki seperti ini tidak tahan pada temperatur tinggi
sehingga dibutuhkan penyekat panas tambahan jika ia diletakkan di ruang mesin.

4
3) Rectifier, merupakan serangkaian komponen elektronik, fungsi utama
rectifier adalah sebagai penyearah arus bolak-balik yang dihasilkan alternator
menjadi arus searah. Pada sistem pengisian sepeda motor, rectifier juga berfungsi
sebagai pengatur/pembatas (regulator) arus dan tegangan pengisian yang masuk
ke baterai maupun ke lampu-lampu pada saat tegangan baterai sudah penuh
maupun pada putaran tinggi. Serta Sekering (10 A), sebagai pengaman rangkaian
sistem pengisian terhadap kemungkinan adanya hubungan singkat

Diagram sistem

Carakerja: dinamo (alternator) diputar maka akan menghasilkan listrik , listrik


nitu kemudian dialirkan ke lampu dan kiprok. kiprok akan menyearahkan arus
dari dinamo. arus yang telah disearahkan digunakan untuk mengisi batere atau aki
dan mensuplai listrik untuk aksesoris seperti sein, lempu rem, klakson dan lain
lain. arus yang disalurkan ke aki hanya 14,3 volt, apabila sudah melebihi itu maka
kiprok akan membuangnya ke masaa.

2.3 Prinsip Kerja Induksi Listrik


Bagi sebagian sepeda motor yang dilengkapi baterai juga masih ada
sistem-sistem (seperti sistem lampu-lampu) yang langsung disuplai dari system
pengisian tanpa lewat baterai terlebih dahulu. Komponen utama sistem pengisian
adalah generator atau alternator, rectifier (dioda), dan voltage regulator. Generator
atau alternator berfungsi untuk menghasilkan energi listrik, rectifer untuk
menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan alternator menjadi arus
searah (DC), dan voltage regulator berfungsi untuk mengatur tegangan yang
disuplai ke lampu dan mengontrol arus pengisian ke baterai sesuai dengan kondisi
baterai.

5
1. Prinsip kerja generator induksi listrik

Gambar Prinsip terjadinya Induksi listrik


Bila suatu kawat penghantar dililitkan pada inti besi, lalu didekatnya
digerak-gerakkan sebuah magnet, maka akan timbul energi listrik pada kawat
tersebut (jarum milivoltmeter bergerak). Timbulnya energi listrik tersebut hanya
terjadi saat ujung magnet mendekati dan menjauhi inti besi. Induksi listrik terjadi
bila magnet dalam keadaan bergerak. Saat ujung magnet mendekati inti besi, garis
gaya magnet yang mempengaruhi inti besi akan menguat, dan sebaliknya.
Perubahan kekuatan garis gaya magnet inilah yang menimbulkan induksi listrik.

2. Aplikasi induksi listrik

Gambar Posisi kawat penghantar pada 0 derajat


Pada gambar di atas, batang kawat dibentuk sedemikian rupa, dengan
cincin yang disebut komutator. Melalui komutator dan brush (sikat), dihubungkan
seutas kabel. Kawat penghantar diletakkan di antara dua kutub magnet yang tarik
menarik (kutub U dan S). Berdasarkan gambar di atas, kawat penghantar berada
pada posisi terjauh dari magnet. Oleh karena itu, kawat penghantar belum
mendapat pengaruh dari garis gaya magnet.

6
Gambar Posisi kawat penghantar pada 90 derajat
Pada gambar di atas, kawat penghantar melalui daerah dengan medan
magnet terkuat karena berada pada posisi terdekat dengan magnet. Saat ini
terbangkitkan energi listrik dengan tegangan tertinggi, yang membuat bola lampu
menyala paling terang.

Gambar Posisi kawat penghantar pada 180o


Pada gambar di atas, saat kawat penghantar telah mencapai posisi tegak
kembali, kawat tidak mendapat pengaruh medan magnet karena kembali berada
pada posisi terjauh dari magnet. Saat ini tidak terbangkit energi listrik di dalam
kawat penghantar, dan lampu padam.

3. Persyaratan yang harus dipenuhi Sistem Pengisian


Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi system pengisian secara umum
adalah untuk menghasilkan energi listrik supaya bisa mengisi kembali dan
mempertahankan kondisi energi listrik pada baterai tetap stabil. Disamping itu,
sistem pengisian juga berfungsi untuk menyuplai energi listrik secara langsung ke
sistem-sistem kelistrikan, khususnya bagi sepeda motor yang menggunakan
flywheel magneto (tidak dilengkapi dengan baterai). Berdasarkan fungsi di atas,
maka sistem pengisian yang baik setidaknya memenuhi persyaratan berikut ini:
a. Sistem pengisian harus bisa mengisi (menyuplai) listrik dengan baik pada
berbagai tingkat/kondisi putaran mesin.
b. Sistem pengisian harus mampu mengatur tegangan listrik yang dihasilkan agar
jumkah tegangan yang diperlukan untuk system kelistrikan sepeda motor tidak
berlebih (overcharging).

7
4. Tipe Generator
Generator yang dipakai pada sistem pengisian sepeda motor dibedakan
menjadi dua, yaitu generator arus searah (DC), dan generator arus bolak-balik
(AC). Yang termasuk ke dalam generator AC antara lain; generator dengan
flywheel magnet dan alternator AC 3 Phase.

a. Generator DC
Prinsip kerja dari generator DC sama dengan pada motor starter yang telah
di bahas pada bagian motor starter. Dalam hal ini, jika diberikan arus listrik maka
akan berfungsi sebagai motor dan jika diputar oleh gaya luar maka akan berfungsi
menjadi generator. Oleh karena itu, generator tipe ini sering juga disebut dynamo
starter atau self starter dinamo. Terdapat dua jenis kumparan dalam stator, yaitu
seri field coil (terhubung dengan terminal relay starter) dan shunt field coil
(terhubung dengan regulator sistem pengisian). Ilustrasi rangkaiannya adalah
seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Cara Kerja Sistem Pengisian Tipe Generator DC (Self Starter Dinamo)
Pada saat starter switch (saklar starter) dihubungkan, arus akan mengalir
dari relay starter ke seri field coil terus ke armature coil dan berakhir ke massa.
Motor akan berputar untuk memutarkan/menghidupkan mesin. Setelah mesin
hidup, kontak pada relay starter diputuskan (starter switch tidak lagi ditekan),
sehingga tidak ada lagi arus yang mengalir ke seri field coil.
Akibatnya motor berubah fungsi menjadi generator karena armature coil saat ini
menghasilkan arus listrik yang disalurkan ke regulator pengisian melewati shunt
field coil.

Gambar Rangkaian sistem pengisian dengan tipe generator DC (dinamo starter)


Sistem pengisian dengan generator DC tidak secara luas digunakan pada sepeda
motor karena tidak dapat menghasilkan gaya putar/engkol yang tinggi serta agak
kurang efisien sebagai fungsi generatornya. Salah satu contoh yang menggunakan
tipe ini adalah mesin dua langkah (yamaha RD200).

8
b. Generator AC
1) Generator dengan Flywheel Magnet (Flywheel Generator) Generator dengan
flywheel magnet sering disebut sebagai alternator sederhana yang banyak
digunakan pada scooter dan sepeda motor kecil lainnya. Flywheel magnet terdiri
dari stator dan flywheel rotor yang mempunyai magnet permanen. Stator
diikatkan ke salah satu sisi crankcase (bak engkol). Dalam stator terdapat
generating coils (kumparan pembangkit listrik).

Gambar Contoh konstruksi flywheel generator


1. Komponen-komponen flywheel generator 2. Flywheel rotor
3. Komponen-komponen stator 4. Stator plate (piringan stator)
5. Seperangkat contact breaker (platina) 6. Condenser (kapasitor)
7. Lighting coil (spool lampu) 8. Ignition coil (koil pengapian)
Catatan : Pada gambar ini ignition coil termasuk bagian dari komponen stator.
Pada mesin lainnya kemungkinan digunakan external coil, karenanya ignition coil
dalam flywheel generator diganti dengan ignition source coil yang bentuknya
hampir sama dengan lighting coil.

Terdapat beberapa tipe aplikasi/penerapan pada rangkaian sistem


pengisian sepeda motor yang menggunakan generator AC dengan flywheel
magnet ini, diantaranya;
a) Sepeda motor yang keseluruhan sistem kelistrikannya menggunakan arus AC
sehingga tidak memerlukan rectifier untuk mengubah output pengisian menjadi
arus DC.
b) Sepeda motor yang sebagian sistem kelistrikannya masih menggunakan arus
AC (seperti headlight lamp/lampu kepala, tail light/lampu belakang, dan meter
lamp) dan sebagian kelistrikan lainnya menggunakan arus DC (seperti
horn/klakson, turn signal lamp/lampu sein). Rangkaian sistem pengisiannya sudah
dilengkapi dengan rectifier dan regulator. Rectifier digunakan untuk mengubah
sebagian output pengisian menjadi arus DC yang akan dialirkannya ke baterai.
Regulator digunakan untuk mengatur tegangan dan arus AC yang menuju ke
sistem penerangan dan tegangan dan arus DC yang menuju baterai.

9
Gambar Rangkaian sistem pengisian dengan generator AC yang dilengkapi
rectifier dan voltage Regulator
Berdasarkan gambar di atas, regulator akan bekerja mengatur arus dan tegangan
pengisian yang masuk ke baterai dan mengatur tegangan yang masuk ke lampu
supaya mendekati tegangan yang konstan supaya lampu tidak cenderung berkedip.
Pengaturan tegangan dan arus tersebut berdasarkan peran utama ZD (zener dioda)
dan SCR (thyristor). Jika tegangan dalam sistem telah mencapai tegangan tembus
(breakdown voltage) maka tegangan yang berlebih akan dialirkan ke massa. ZD
yang dipasang umumnya mempunyai tegangan tembus sebesar 14V. Untuk lebih
memahami cara kerja ZD dan SCR tersebut, perhatikan gambar 3.45 di bawah ini:

Gambar Rangkaian sistem pengisian yang dilengkapi voltage regulator dan


rectifier

 cara kerja sistem pengisian generator ac


Arus AC yang dihasilkan alternator disearahkan oleh rectifier dioda.
Kemudian arus DC mengalir untuk mengisi baterai. Arus juga mengalir menuju
voltage regulator jika saklar untuk penerangan (biasanya malam hari)

10
dihubungkan. Pada kondisi siang hari, arus listrik yang dihasilkan lebih sedikit
karena tidak semua kumparan (coil) pada alternator digunakan. Pada saat
tegangan dalam baterai masih belum mencapai tegangan maksimum yang
ditentukan, ZD masih belum aktif (off) sehingga SCR juga belum bekerja. Setelah
tegangan yang dihasilkan sistem pengisian naik seiring dengan naiknya putaran
mesin, dan telah mencapai tegangan tembus ZD, maka ZD akan bekerja dari arah
kebalikan (katoda ke anoda) menuju gate pada SCR. Selanjutnya SCR akan
bekerja mengalirkan arus ke massa. Saat ini proses pengisian ke baterai terhenti.
Ketika tegangan baterai kembali menurun akibat konsumsi arus listrik oleh sistem
kelistrikan (misalnya untuk penerangan) dan telah berada di bawah tegangan
tembus ZD, maka ZD kembali sehingga tidak ada aliran arus yang di buang ke
massa.
Pengisian arus listrik ke baterai kembali seperti biasa. Begitu seterusnya
proses tadi akan terus berulang sehingga pengisian baterai akan sesuai dengan
yang dibutuhkan. Inilah yang dinamakan proses pengaturan tegangan pada sistem
pengisian yang dilakukan oleh voltage regulator.
Alternator satu phase (single-phase alternator) merupakan alternator yang
menghasilkan arus AC satu gelombang, masing-masing setengah siklus (180o)
untuk gelombang positif dan negatifnya (gambar 3.46 bagian A). Jika disearahkan
hanya dengan satu buah dioda, maka hanya akan menghasilkan setengah
gelombang penuh (gambar 3.46 bagian B). Untuk itu pada rangkaian sistem
pengisian yang menggunakan alternator, dipasangkan rectifier (dioda) setidaknya
4 buah untuk menyearahkan arus yang menuju baterai, sehingga bisa
menghasilkan gelombang penuh pada sisi positifnya walau hanya menggunakan
alternator satu phase (gambar 3.46 bagian C).

11
 Alternator ac 3 phase
Perkembangan terakhir dari alternator yang digunakan pada sepeda motor
adalah dengan merubah alternator dari satu phase menjadi 3 phase (3 gelombang).
Alternator ini umumnya dipakai pada sepeda motor ukuran menengah dan besar
yang sebagian besar telah menggunakan sistem starter listrik sebagai
perlengkapan standarnya. Output (keluaran) listrik dari alternator membentuk
gelombang yang saling menyusul, sehingga outputnya bisa lebih lembut dan
stabil. Hal ini akan membuat output listriknya lebih tinggi dibanding alternator
satu phase.
Salah satu tipe alternator 3 phase yaitu alternator tipe magnet permanen, yang
terdiri dari magnet permanen, stator yang membentuk cincin dengan generating
coils (kumparan pembangkit) disusun secara radial dibagian ujung luarnya, dan
rotor dengan kutub magnetnya dilekatkan didalamnya. Tipe lainnya dari alternator
3 phase adalah yang menggunakan elektromagnet seperti alternator pada mobil.

Gambar Alternator 3 phase tipe magnet permanent

Gambar Alternator 3 phase tipe elekromagnetik


Alternator tipe elektromagnetik terdiri dari komponenkomponen :
a) Stator coil: kumparan yang dibentuk dalam hubungan delta atau bintang yang
bertindak sebagai medium terjadinya pembangkitan arus listrik di dalam
alternator. Stator coil statis terhadap housing (tidak berputar).

12
b) Rotor coil: merupakan kumparan elektromagnet untuk membangkitkan gaya
magnet yang akan memotong stator coil selama berputar hingga menghasilkan
arus listrik. Rotor coil membangkitkan kemagnetan pada claw pole selama
mendapat suplai listrik dari baterai (arus listrik eksitasi).
c) Claw pole : merupakan kutub-kutub inti kumparan rotor (rotor coil) yang
dibentuk sedemikian rupa hingga dihasilkan gaya magnet yang lebih kuat dan
terkonsentrasi. Tiap sisi dari claw pole menghasilkan kutub yang berbeda.
d) Brush dan slip ring: sebagai jalur masuk dan keluarnya arus listrik eksitasi
(pemicu) menuju rotor coil. Dengan cara ini, arus listrik dari baterai dapat
disalurkan ke dalam rotor coil selama rotor berputar.
Pengaturan tegangan dan penyearahan arus pada system pengisian
alternator 3 phase pada prinsipnya sama dengan sistem pengisian alternator satu
phase seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun dalam alternator 3 phase
disamping menggunakan pengaturan tegangan (voltage regulator) secara
elektronik menggunakan transistor dan zener diode, juga ada yang menggunakan
voltage regulator mekanik (menggunakan contact point/platina). Sistem pengisian
berfungsi sebagai pendukung fungsi baterai. Fungsi baterai pada sepeda motor adalah
untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen komponen sistem kelistrikan seperti
motor starter, lampu-lampu dan sistem kelistrikan lainnya.

II.4 Pemeriksaan Kerusakan- Kerusakan Pada Sistem Pengisian

A. Pemeriksaan Kebocoran Arus pada Battery,


Batas standar kebocoran arus yang diperbolehkan maksimum 0,1 mA , jika
nilainya melebihi batas standar kemungkinan penyebabnya adalah adanya
hubungan singkat antar kabel / connector

Berikut prosedur pemeriksaan kebocoran arus pada battery :


1) Putar kunci kontak ke posisi OFF
2) Lepaskan terminal negatif battery (-)
3) Gunakan AVO meter, pilih pada DCmA pada skala 2,5 mA (AVO meter
analog)
4) Hubungkan Probe merah positif (+) AVO meter pada kabel negatif
battery, sedangkan probe hitam negatif (-) AVO meter pada terminal
negatif battery
5) Baca hasil ukurnya, jika jarum AVO meter tidak bergerak maka tidak
terjadi kebocoran arus, jika bergerak maksimal 0,1 mA maka masih dalam
batas standar, jika lebih dari 0,1 mA maka terjadi hubungan singkat pada
kabel-kabel atau connector.
Perhatikan gambar berikut :

13
B. Pemeriksaan Voltase Pengisian Battery
Sebelum melaksanakan pemeriksaan voltase pengisian battery pastikan battery
dalam kondisi baik dengan cara hidupkan mesin sampai pada suhu normal kerja
menggunakan kick starter, kira-kira sekitar 5 menit, kemudian matikan kembali.
1. Posisikan AVO meter seperti pada gambar dibawah ini pada VDC skala 50
2. Pastikan Posisi kabel AVO meter secara benar pada terminal battery
3. Hidupkan mesin pada kisaran putaran 5000 rpm, atau pergunakan Tachometer /
RPM meter untuk mengetahui putaran mesinnya (RPM)
4. Baca hasil ukurnya, Voltase battery < Voltase Pengisian < 16V, secara umum
Voltase Pengisian berkisar 14 - 16 Volt.

Catatan:
1) Jangan memutuskan hubungan baterau kabel manapun juga pada sistem
pengisian tanpa mematikan kunci kontak terlebih dahulu karena bisa
merusak alat uji dan komponen listrik.
2) Pastikan baterai berada dalam kondisi baik sebelum melakukan
pemeriksaan sistem pengisian.

C. Pemeriksaan kumparan Generator (Alternator)


1) Periksa (ukur) dengan menggunakan multimeter (skala ohmmeter) tahanan
koil/kumparan pengisian (charging coil) dengan massa seperti gambar di bawah:

14
Standar tahanan kumparan pengisian (pada suhu 200C):
0,2 – 1,5 ohm (Ω) untuk Honda Astrea
0,3 - 1,1 Ω (Honda Supra PGM-FI)
0,6 - 1,2 Ω (Suzuki Shogun)
0,32 – 0,48 Ω (Yamaha Vega)
2) Jika hasil pengukuran terlalu jauh dari standar yang ditentukan, ganti kumparan
stator Alternator (koil pengisian).
Catatan:
a) Warna kabel koil pengisian setiap merek sepeda motor berbeda,
lihat buku manual yang bersangkutan untuk lebih jelasnya.
b) Pengukuran tahanan tersebut bisa dilakukan dengan kumparan
stator dalam keadaan terpasang.

D. Pemeriksaan Regulator/Rectifier
1) Lepaskan konektor regulator/rectifier dan periksa konektor terhadap
terminal-terminal yang longgar atau berkarat.
2) Periksa (ukur) dengan menggunakan multimeter (skala ohmmeter) tahanan
pada terminal konektor regulator/rectifier seperti gambar di bawah:

Catatan:
a) Warna kabel pada konektor regulator/rectifier setiap merek sepeda
motor kemungkinan berbeda, lihat buku manual yang bersangkutan
untuk lebih jelasnya.

15
b) Standar tahanan (spesifikasi) pada konektor regulator/rectifier
setiap merek sepeda motor kemungkinan berbeda, lihat buku
manual yang bersangkutan untuk lebih jelasnya.
c) Tabel 3 berikut ini adalah contoh spesifikasi tahanan dan tegangan
(voltage) regulator/rectifier sepeda motor Honda Tiger

3) Jika tahanan tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti regulator/rectifier


dengan yang baru.

16
BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Bahwa suatu altenator sangat berguna dalam suatu mesin, karena sumber arus dan
tenaga listrik yang dihasilkan suatu altenator berfungsi untuk menjaga pengisian
baterai tetap penuh/stabil sehingga baterai dapat menjalankan fungsinya dengan
baik.

17
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Kelistrikan .tim. 2010. Kelistrika Sepeda Motor, (Online), (http://2.bp.blogspot.com/-
fJV9oNvzl-/UZWbdw1AY8I/AAAAAAAAA40/TTcmEZnnAqY/s 1600/blog+1.
dox), diakses 30 Agustus 2015.

http://kimia.upi.edu/staf/nurul/web2012/0900598/bahan%20belajar/kimia%20SMA-
XII%20(budi).pdf, diakses 10 April 2013

http://www.scribd.com/document_downloads/direct/131010318?extension=pdf&ft=1365997
227&lt=1366000837&user_id=98106612&uahk=nPCn2T/0yO408FuCIO8n+9a7Mj
U, diakses 15 April 2013

18

Anda mungkin juga menyukai