Anda di halaman 1dari 288

COVER PROFESIONAL DAN PEDAGOGIK

MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PAKET KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SEKOLAH MENGENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI G

PROFESIONAL:
PERBAIKAN SISTEM KEMUDI, SUSPENSI, RODA DAN
WHEEL ALIGMENT
Penulis:
Drs. Mardjani, MT.Penyelia:
Penyunting:
Ch. Wawan D.

PEDAGOGIK:
KOMUNIKASI EFEKTIF, EMPATIK, DAN SANTUN
Penulis:
Aris Dwi Cahyono, M.Pd
Penyunting:
Drs. Gunawan, M.Si.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elktronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Teknik Kendaraan Ringan KK G

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten mem-
bangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendi-
dikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun peme-
rintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompe-
tensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam pengu-
asaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut
dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut
pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada
tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda
Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap
muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengem-
bangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan iii


bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut
adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru
moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok
kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan
kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini


untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017

Direktur Jenderal Guru dan


Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D

NIP 195908011985031002

iv Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan
Elektronika (PPPPTK BOE) Malang dapat menyelesaikan revisi modul ini dengan
baik. Revisi modul ini merupakan penyempurnaan dari modul Guru Pembelajar
yang telah disusun pada tahun 2016. Fokus revisi terletak pada pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dan pengembangan soal.
Modul ini disusun sebagai bahan ajar program Peningkatan Keprofesian
Berkelanjutan yang diselenggarakan baik oleh PPPPTK/LPPKS/LPPPTK
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan an
Kebudayaan maupun oleh instansi terkait lainnya.
Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya yang ditempuh untuk
meningkatkan profesionalisme guru melalui peningkatan kompetensi khususnya
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Melalui modul ini diharapkan
kempetensi guru dapat ditingkatkan baik melalui kegiatan Peningkatan
Keprofesian Berkelanjutan moda Tatap Muka, Daring (Dalam Jaringan), maupun
Daring Kombinasi.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga modul ini dapat diselesaikan dan
kami mohon masukan, saran, dan kritik dari para pembaca demi penyempurnaan
modul ini dimasa mendatang. Selanjutnya kepada para pembaca kami ucapkan
selamat belajar, semoga mendapatkan hasil yang maksimal. Amin.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan v


MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PAKET KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SEKOLAH MENGENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI G

PROFESIONAL:
PERBAIKAN SISTEM KEMUDI, SUSPENSI, RODA DAN
WHEEL ALIGMENT
Penulis:
Drs. Mardjani, MT.Penyelia:
Penyunting:
Ch. Wawan D.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elktronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Teknik Kendaraan Ringan KK G

Daftar Isi
HAL

Kata Sambutan ........................................................................................ iii


Kata Pengantar......................................................................................... v
Daftar Isi .................................................................................................. ix
Daftar Gambar ......................................................................................... xi
Pendahuluan ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan Pembelajaran......................................................................... 3
C. Peta Kompetensi ............................................................................... 4
D. Ruang Lingkup .................................................................................. 9
E. Saran Cara Penggunaan Modul ...................................................... 11
Kegiatan Pembelajaran 1 Sistem Kemudi ............................................ 19
A. Tujuan ............................................................................................. 19
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................... 19
C. Uraian Materi ................................................................................... 19
D. Aktifitas Pembelajaran ..................................................................... 45
E. Latihan / Tugas ................................................................................ 46
F. Rangkuman ..................................................................................... 50
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ....................................................... 50
Kegiatan Pembelajaran 2 Memperbaiki Roda ...................................... 51
A. Tujuan ............................................................................................. 51
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................... 51
C. Uraian Materi ................................................................................... 51
D. Aktifitas Pembelajaran ..................................................................... 77
E. Latihan / Tugas ................................................................................ 77
F. Rangkuman ..................................................................................... 83
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ....................................................... 83
Kegiatan Pembelajaran 3 Sistem Suspensi ......................................... 85
A. Tujuan ............................................................................................. 85
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................... 85
C. Uraian Materi ................................................................................... 85

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan ix


D. Aktifitas Pembelajaran ................................................................... 110
E. Latihan / Tugas .............................................................................. 111
F. Rangkuman ................................................................................... 117
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..................................................... 117
Kegiatan Pembelajaran 4 Wheel Alignment ...................................... 119
A. Tujuan ........................................................................................... 119
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................. 119
C. Uraian Materi ................................................................................. 119
D. Aktifitas Pembelajaran ................................................................... 149
E. Latihan/Tugas ................................................................................ 150
F. Rangkuman ................................................................................... 156
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..................................................... 156
Kunci Jawaban Latihan / Tugas .......................................................... 157
Evaluasi ................................................................................................. 159
Penutup ................................................................................................. 179
Glosarium.............................................................................................. 181
Daftar Pustaka ...................................................................................... 183

x Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Daftar Gambar

Gambar 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ............................................. 12


Gambar 2 Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ............................................. 13
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In .............................. 15
Gambar 1. 1. Geometri Kemudi Ackermann ...................................................... 20
Gambar 1. 2. Komponen Utama Sistem Kemudi................................................ 22
Gambar 1. 3. Pitman-Arm .................................................................................. 22
Gambar 1. 4. Relay Rod .................................................................................... 23
Gambar 1. 5. Rack End ( Long Tie Rod ) ........................................................... 23
Gambar 1. 6. Tie Rod ........................................................................................ 24
Gambar 1. 7. Steering Linkage .......................................................................... 24
Gambar 1. 8. Knuckle Arm ................................................................................. 24
Gambar 1. 9. Steering Knuckle .......................................................................... 25
Gambar 1. 10. Idler Arm .................................................................................... 25
Gambar 1. 11. Mobil BMW Seri 327 Tahun 1939 ............................................... 26
Gambar 1. 12. Jenis Kemudi Rack & Pinion ...................................................... 26
Gambar 1. 13. Komponen Jenis Kemudi Rack & Pinion .................................... 27
Gambar 1. 14. Pinion Tengah Tie Rod Pinggir ................................................... 28
Gambar 1. 15. Pinion Pinggir Tie Rod Tengah ................................................... 28
Gambar 1. 16. Pinion Pinggir Tie Rod Pinggir .................................................... 29
Gambar 1. 17. Jenis Kemudi Recirculating Ball ................................................. 30
Gambar 1. 18. Konstruksi Kemudi Worm & Roll ................................................ 30
Gambar 1. 19. Kemudi Worm & Roll dan Nama Komponen ............................... 31
Gambar 1. 20. Kontak Gigi di Tengah ................................................................ 31
Gambar 1. 21. Kontak Gigi di Pinggir ................................................................. 32
Gambar 1. 22. Komponen Kemudi Recirculating Balls ....................................... 32
Gambar 1. 23.Pasangan Mur dan Baut Perantara bola baja .............................. 33
Gambar 1. 24. Hydraulic Power Steering ........................................................... 35
Gambar 1. 25. Sistem Kemudi dengan Hydraulic Power Steering ..................... 35
Gambar 1. 26. Pompa Power Steering .............................................................. 36
Gambar 1. 27. Unit Penekan Pompa Power Steering ........................................ 37

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan xi


Gambar 1. 28. Konstruksi Katup Pengatur Aliran ............................................... 37
Gambar 1. 29. Keluar dan Masuknya Aliran Cairan ........................................... 38
Gambar 1. 30. Konstruksi Aliran Fluida saat Lurus ............................................ 39
Gambar 1. 31. Konstruksi Aliran Fluida saat Belok ............................................ 39
Gambar 1. 32. Katup Pengatur Volume ............................................................. 40
Gambar 1. 33. Katup Pengatur pada Putaran 1250 - 2500 RPM. ...................... 41
Gambar 1. 34. Katup Pengatur pada Putaran di atas 2500 RPM ....................... 42
Gambar 1. 35. Katup Pengatur pada Tekanan Lebih ......................................... 42
Gambar 1. 36. Sambungan Kemudi Prinsip Achermann .................................... 44
Gambar 1. 37. Prinsip Achermann saat Belok.................................................... 45
Gambar 2. 1. Roda dari Piringan Kayu .............................................................. 52
Gambar 2. 2. Roda Mobil Sekarang ................................................................... 53
Gambar 2. 3. Peleg Baja.................................................................................... 54
Gambar 2. 4. Peleg Aluminium Paduan ............................................................. 55
Gambar 2. 5. Macam-macam Offset Peleg ........................................................ 56
Gambar 2. 6. Peleg Terbagi ............................................................................... 56
Gambar 2. 7. Komponen Peleg Terbagi ............................................................. 57
Gambar 2. 8. Mur-Baut Roda Truck ................................................................... 57
Gambar 2. 9. Mur Roda Model Tirus .................................................................. 58
Gambar 2. 10. Mur Roda Model Rata ................................................................ 58
Gambar 2. 11. Urutan Pengencangan Mur Roda ............................................... 58
Gambar 2. 12. Memikul Beban Kendaraan ........................................................ 59
Gambar 2. 13. Meredam Guncangan................................................................. 60
Gambar 2. 14. Meneruskan Gaya Gerak ........................................................... 60
Gambar 2. 15. Meneruskan Pengemudian......................................................... 61
Gambar 2. 16. Konstruksi Ban Bias ................................................................... 61
Gambar 2. 17. Nama Bagian Ban Bias .............................................................. 62
Gambar 2. 18. Nama Bagian Ban Radial ........................................................... 63
Gambar 2. 19. Struktur Ban ............................................................................... 64
Gambar 2. 20. Bagian Bead Area ...................................................................... 65
Gambar 2. 21. Kode dan Ukuran Ban Radial ..................................................... 66
Gambar 2. 22. Ban Tube Type ........................................................................... 68
Gambar 2. 23: Ban Tubeless ............................................................................. 68
Gambar 2. 24. Macam-macam Valve Stem Tubeless ........................................ 68

xii Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 2. 25. Kode Ply Rating pada Ban ......................................................... 69


Gambar 2. 26. Tread Wear Indicator ( TWI ) ...................................................... 70
Gambar 2. 27. Tanda TWI pada Ban ................................................................. 70
Gambar 2. 28. Mengukur Kedalaman Grove ( Alur Ban ) ................................... 70
Gambar 2. 29. Pola Telapak Ban Directional ..................................................... 71
Gambar 2. 30. Pola Telapak Ban Symmetric ..................................................... 72
Gambar 2. 31. Pola Telapak Ban Assymmetric .................................................. 72
Gambar 2. 32.Konstruksi RFT ........................................................................... 73
Gambar 2. 33. Tanda Stempel pada Ban Baru .................................................. 74
Gambar 2. 34..Tanda Titik pada Ban Baru ......................................................... 75
Gambar 2. 35. Mesin Tyre Changer ................................................................... 75
Gambar 2. 36. Cara Melonggarkan Bead .......................................................... 75
Gambar 2. 37. Memasang Roda pada Mesin ..................................................... 76
Gambar 2. 38. Melepas Bead dari Peleg ........................................................... 76
Gambar 2. 39. Peleg Terpasang pada Mesin..................................................... 76
Gambar 2. 40. Melumasi Bead dengan Lubricant .............................................. 76
Gambar 3. 1: Sistem Suspensi .......................................................................... 86
Gambar 3. 2: Sistem Suspensi Depan ............................................................... 87
Gambar 3. 3: Suspensi Dependen ( Aksel Rigid ) .............................................. 88
Gambar 3. 4: Suspensi Rigid Aksel Canggah .................................................... 88
Gambar 3. 5: Suspensi Rigid Aksel Kepalan Tinju ............................................. 89
Gambar 3. 6: Aksel Rigid Berpegas Coil ............................................................ 90
Gambar 3. 7: Aksel Rigid dengan Lengan Panhard ........................................... 90
Gambar 3. 8: Aksel Rigid Berpegas Daun ......................................................... 91
Gambar 3. 9: Gaya Memanjang dari Kendaraan ................................................ 91
Gambar 3. 10: Gaya Kesamping dari Kendaraan............................................... 92
Gambar 3. 11: Aksel De-Dion ............................................................................ 93
Gambar 3. 12: Sistem Suspensi Independent .................................................... 94
Gambar 3. 13: Suspensi Mc Pherson Strut ........................................................ 95
Gambar 3. 14: Suspensi Mc Pherson dengan Lengan L .................................... 96
Gambar 3. 15: Suspensi Double Wishbone ....................................................... 97
Gambar 3. 16: Suspensi Wishbone "Honda"...................................................... 97
Gambar 3. 17: Suspensi Double Wishbone Berpegas Coil ................................ 98
Gambar 3. 18: Suspensi Double Wishbone Berpegas Coil ................................ 99

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan xiii


Gambar 3. 19: Suspensi Trailing Arm .............................................................. 100
Gambar 3. 20: Suspensi Semi-Trailing Arm ..................................................... 101
Gambar 3. 21: Pemegasan .............................................................................. 101
Gambar 3. 22: Massa Terpegas dan Tak Terpegas ......................................... 102
Gambar 3. 23: Pegas Daun ............................................................................. 103
Gambar 3. 24: Pegas Daun Terpasang pada Mobil ......................................... 104
Gambar 3. 25: Pegas Coil ( Coil Spring ) ......................................................... 105
Gambar 3. 26: Pegas Puntir ( Torsion Bar ) ..................................................... 105
Gambar 3. 27: Pegas Torsi Terpasang pada Mobil .......................................... 105
Gambar 3. 28: Prinsip Kerja Stabilisator .......................................................... 106
Gambar 3. 29: Pemasangan Stabilisator pada Mobil ....................................... 107
Gambar 3. 30: Ujung Stabilisator di Ikat pada Bodi .......................................... 107
Gambar 3. 31: Gerakan Mobil tanpa Shock Absorber ...................................... 108
Gambar 3. 32: Gerakan Mobil Dengan Shock Absorber .................................. 108
Gambar 3. 33: Prinsip Kerja Shock Absorber ................................................... 109
Gambar 3. 34: Penampang Shock Absorber .................................................... 110
Gambar 4. 1. Sudut Camber pada mobil .......................................................... 120
Gambar 4. 2. Camber apositif pada kendaraan................................................ 121
Gambar 4. 3 Camber Negatif ........................................................................... 121
Gambar 4. 4. Camber Nol ................................................................................ 122
Gambar 4. 5. Rolling camber ........................................................................... 122
Gambar 4. 6. Scrub Radius.............................................................................. 123
Gambar 4. 7. Letak beban pada bearing dalam ............................................... 124
Gambar 4. 8. Letak beban pada bearing luar ................................................... 125
Gambar 4. 9. : Reaksi camber nol.................................................................... 125
Gambar 4. 10. Sudut Caster pada Mobil .......................................................... 126
Gambar 4. 11. Caster Positif ............................................................................ 127
Gambar 4. 12. Caster Negatif .......................................................................... 128
Gambar 4. 13. Gaya yang bekerja pada caster ................................................ 129
Gambar 4. 14.Roda saat belok ........................................................................ 130
Gambar 4. 15.Caster terlalu besar ................................................................... 130
Gambar 4. 16. Toe roda depan dan toe rodabelakang ..................................... 132
Gambar 4. 17. Toe-In ( Toe Positif )................................................................. 133
Gambar 4. 18. Toe-Out .................................................................................... 134

xiv Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 4. 19. Reaksi rolling camber positif..................................................... 134


Gambar 4. 20. Koreksi Toe-In .......................................................................... 135
Gambar 4. 21. Mobil Penggerak belakang dan Mobil Penggerak depan .......... 135
Gambar 4. 22. Satuan Toe .............................................................................. 135
Gambar 4. 23. Sudut Ackermann ..................................................................... 136
Gambar 4. 24. Prinsip Ackermann saat belok .................................................. 136
Gambar 4. 25. Toe Out On Turns ( TOOT ) ..................................................... 137
Gambar 4. 26. Sudut King-Pin ......................................................................... 138
Gambar 4. 27 Posisi spindle saat belok ........................................................... 139
Gambar 4. 28. Macam-macam Offset .............................................................. 139
Gambar 4. 29. Pengaruh Offset Positif ............................................................ 140
Gambar 4. 30. Proses dan hasil pengereman pada offset positif ..................... 141
Gambar 4. 31. Proses dan hasil pengereman pada offset Negatif ................... 141
Gambar 4. 32.Geometric Centerline ................................................................ 142
Gambar 4. 33. Thrustline ................................................................................. 143
Gambar 4. 34.. Thrust angle ............................................................................ 143
Gambar 4. 35. Gerak bebas roda kemudi ........................................................ 144
Gambar 4. 36. Pemeriksaan sambungan kemudi ............................................ 145
Gambar 4. 37. Pemeriksaan karet pelindung debu pada rack & pinion ............ 145
Gambar 4. 38. Menyamakan panjang tie rod kiri dan kanan ............................ 146
Gambar 4. 39. Kelurusan roda kemudi terhadap roda depan ........................... 146
Gambar 4. 40. Pemeriksaan karet stabilisator ................................................. 147
Gambar 4. 41. Pemeriksaan kerja sock absorber ............................................ 147

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan xv


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sistem Kemudi atau Steering System adalah merupakan komponen kendaraan


yang berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda depan,
dengan cara memutar roda kemudi.Sistem kemudi pada kendaraan merupakan
komponen penting , adapun sistem kemudi terdiri dari beberapa komponen
utama yaitu , roda kemudi, poros kemudi , roda gigi kemudi dan sambungan
kemudi atau steering linkage . Dan masing-masing komponen sistem kemudi
mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Sistem kemudi jika ditinjau dari bentuk roda
gigi kemudinya ada beberapa jenis , diantaranya yaitu sistem kemudi Rack &
Pinion , sistem kemudi Worm &Roll dan sistem kemudi Recirculating Ball atau
bola bersirkulasi.

Roda adalah merupakan komponen kendaraan yang paling berat karena harus
menopang semua beban kendaraan dan mengarahkan laju kendaraan dan
memperlambat laju kendaraan jika diinginkan dengan melakukan pengereman.
Roda terdiri dari ban dan peleg yang dipasang menjadi satu. Jika ditinjau dari
konstruksinya ban itu sendiri jenisnya ada yang dinamakan ban Bias dan ban
Radial, sedangkan ban radial dalam penggunaannya ada dua jenis , yaitu Tube
type dan Tubeless. Dalam penggunaannya jenis Tube type harus menggunakan
ban dalam , sedangkan untuk jenis tubeless dalam penggunaannya tidak harus
menggunakan ban dalam.

Peleg dalam penggunannya merupakan pasangan ban, peleg harus kuat dan
mudah perawatannya dan harus mampu menyerap panas. Oleh karena itu peleg
pada kendaraan terbuat dari logam, yaitu ada yang terbuat dari baja dan ada
yang terbuat dari aluminium paduan atau aloy.

Sistem suspensi adalah merupakan bagian kendaraan yang menghubungkan


bodi kendaraan dengan roda. Konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga
kendaraan dapat berjalan dengan nyaman dan aman. Sistem suspensi yang
digunakan pada mobil ada dua jenis jika dikelompokan menurut jenisnya, yaitu

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 1


Pendahuluan

suspensi aksel rigid ( kaku ) dan suspensi independen ( bebas ). Suspensi rigid
maupun suspensi independen juga bermacam-macam modelnya, masing-masing
model mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri dan digunakan pada
jenis kendaraan yang berbeda juga. Sebagai contoh suspensi independen yang
banyak digunakan pada kendaraan penumpang adalah jenis suspensi Wishbone
dan suspensi Mc Pherson. Dua jenis suspensi tersebut yang paling banyak
digunakan pada kendaraan penumpang yang ada di sekitar kita. Pada dasarnya
sistem suspensi terdiri dari komponen utama , yaitu : pegas , shock absorber ,
lengan-lengan ( control arm ) dan stabilisator.

Wheel Alignment merupakan pengetahuan tentang sudut – sudut yang ada pada
posisi kemiringan roda maupun posisi kemiringan sumbu putar kemudi ( steering
axis ). Kemiringan pada roda maupun sumbu putar kemudi ( steering axis ) bisa
di lihat dari depan roda maupun dari samping roda serta dari atas roda. Adapun
yang dipelajari pada wheel alignment adalah : sudut camber , sudut caster , Toe ,
sudut kingpin , set back , dan thrust angle.Data spesifikasi sudut-sudut wheel
alignment yang ada pada mobil berbeda satu dengan mobil lainnya. Oleh karena
itu untuk melakukan penyetelan wheel alignment pada mobil harus selalu melihat
data spesifikasinya dan menyesuaikannya. Jika melakukan penyetelan jauh dari
data spesifikasi, maka hasilnya bisa berdampak pada jalannya kendaraan ,
pengemudiannya dan stabilitasnya maupun kenyamanan mobil itu sendiri.

Guru perlu meningkatkan kompetensi profesionalismenya terkait dengan disiplin


ilmu teknik perbaikabn bodi, khususnya pada topic perbaikan kaca kendaraan.
Penguasaan fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan para guru harus terus
dimantapkan, ditingkatkan, dan dikembangkan. Pemantapan tersebut tidak
hanya terkait pengetahuan konseptual dan prosedural tetapi juga pemantapan
kemampuan guru dalam menggunakan pengetahuannya masalah dunia nyata
atau kehidupan sehari-hari dengan tidak meninggalkan penguatan pendidikan
karakter (PPK). Hal itu tertuang dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kompetensi Guru pada Kompetensi Profesional Matematika pada pasal
1 ayat (1) menyatakan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Lebih lanjut,
dalam salah satu butir Nawacita Presiden Joko Widodo adalah memperkuat

2 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

pendidikan karakter bangsa dengan melakukan Gerakan Nasional Revolusi


Mental (GNRM) yang akan diterapkan di seluruh sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara, termasuk di dalam dunia pendidikan. Dalam rangka mendukung
kebijakan gerakan PPK, modul ini mengintegrasikan lima nilai utama karakter
bangsa, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima
nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegitan pembelajaran yang ada
pada modul. Adapun sub nilai religius antara lain: cinta damai, toleransi,
menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri,
kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan,
persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan,
melindungi yang kecil dan tersisih. Sedangkan sub nilai nasionalis meliputi:
apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela
berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat
hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. Sub nilai
mandiri antara lain: etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang,
profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sub
nilai gotong royong antara lain: menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas
keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas, empati,
anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan. Terakhir, sub nilai
integritas meliputi: kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti
korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat
individu (terutama penyandang disabilitas).

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat :

1. Menelaah sistem kemudi pada mobil


2. Mendiagnosis kerusakan sistem kemudi pada mobil
3. Memperbaiki sistem kemudi pada mobil
4. Menelaah peleg dan ban
5. Mendiagnosiskerusakan peleg dan ban
6. Memperbaiki peleg dan ban

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 3


Pendahuluan

7. Menelaah sistem suspensi


8. Mendiagnosis kerusakan sistem suspensi
9. Memperbaiki sistem suspensi
10. Menelaah wheel alignment
11. Mendiagnosis kesalahan wheel alignment
12. Melaksanakan wheel alignment

C. Peta Kompetensi

PETA KOMPETENSI GURU

Program Keahlian : Teknik Otomotif

Paket Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan (043)

Kompetensi
Grade Guru Paket Indikator Pencapaian Kompetensi
Keahlian

Merawat Menelaah prinsip Merawat berkala


berkala kerja mekanisme mekanisme katup
mekanisme katup
katup

Merawat
Merawat Menelaah prinsip Menelaah minyak
berkala sistem
berkala sistem kerja sistem pelumas
1
pelumasan dan
pelumasan dan pelumasan dan
pendinginan
pendinginan pendinginan

Merawat Menelaah prinsip Merawat berkala


berkala sistem kerja sistem sistem
pemasukan dan pemasukan dan pemasukan dan
pembuangan pembuangan pembuangan

4 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Menelaah prinsip Merawat berkala


Merawat kerja sistem sistem pengapian
berkala sistem pengapian konvensional dan
pengapian konvensional dan elektronis
elektronis

Merawat Menelaah prinsip Merawat berkala


berkala sistem kerja sistem sistem bahan
bahan bakar bahan bakar bakar bensin
bensin bensin

Merawat Menelaah prinsip Merawat berkala


berkala sistem kerja sistem sistem bahan
bahan bakar bahan bakar bakar Diesel
Diesel Diesel

Merawat Menelaah prinsip Merawat berkala


berkala sistem kerja kopling kopling
kopling

Merawat Menelaah prinsip Merawat berkala


berkala kerja transmisi transmisi manual
transmisi manual
manual
2

Merawatberkala Menelaah prinsip Merawat berkala


transmisi kerja transmisi transmisi
otomatis otomatis otomatis

Merawat Menelaah prinsip Merawat berkala


berkala poros kerja poros poros propeller,
propeller, propeller, gardan gardan dan aksel
gardan dan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 5


Pendahuluan

aksel roda dan aksel roda roda

Merawat Menelaah prinsip Merawat berkala


berkala sistem kerja sistem sistem kemudi
kemudi kemudi

Merawat Menelaah prinsip Merawat berkala


berkala sistem kerja sistem rem sistem rem
rem

Merawat Menelaah Merawat berkala


berkala roda kodefikasi peleg peleg dan ban
dan ban

Merawat Menelaah prinsip Merawat berkala


berkala sistem kerja sistem sistem suspensi
supensi suspensi

Merawat Menelaah prinsip Merawat berkala


berkala sistem kerja sistem sistem
penerangan, penerangan, penerangan,
tanda dan tanda dan tanda dan
pengaman pengaman pengaman

Merawat Menelaah prinsip Merawat berkala


berkala sistem kerja sistem
penghapus/ penghapus/pemb penghapus/
pembersih kaca ersih kaca pembersih kaca

Merawat Menelaah prinsip Merawat berkala


berkala sistem kerja sistem sistem starter
starter dan starter dan dan pengisian
pengisian pengisian

6 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Menelaah blok Mendiagnosis Memperbaiki


Memperbaiki
motor dan kerusakan blok blok motor dan
blok motor dan
mekanisme motor dan mekanisme
mekanisme
engkol mekanisme engkol
engkol
engkol

Memperbaiki Menelaah kepala Mendiagnosis Memperbaiki


kepala silinder silinder dan kerusakan kepala kepala silinder
dan mekanisme mekanisme katup silinder dan dan mekanisme
katup mekanisme katup katup

Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis Memperbaiki


3 sistem pemasukan dan kerusakan sistem sistem
pemasukan dan pembuangan pemasukan dan pemasukan dan
pembuangan pembuangan pembuangan

Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis Memperbaiki


sistem pelumasan dan kerusakan sistem sistem
pelumasan dan pendinginan pelumasan dan pelumasan dan
pendinginan pendinginan pendinginan

Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis Memperbaiki


4 sistem rem rem kerusakan sistem sistem rem
rem

Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis Memperbaiki


sistem penerangan, kerusakan sistem sistem
penerangan, tanda dan penerangan, penerangan,
tanda dan pengaman tanda dan tanda dan
pengaman pengaman pengaman
5

Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis Memperbaiki


sistem penghapus/ kerusakan sistem sistem
penghapus/ pembersih kaca penghapus/ penghapus/
pembersih kaca pembersih kaca pembersih kaca

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 7


Pendahuluan

Menelaah sistem Mendiagnosis Memperbaiki


Memperbaiki pengapian kerusakan sistem sistem
sistem konvensional dan pengapian pengapian
pengapian elektronis konvensional dan konvensional
elektronis dan elektronis
6

Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis Memperbaiki


sistem starter starter dan kerusakan sistem sistem starter
dan pengisian pengisian starter dan dan pengisian
pengisian

Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis Memperbaiki


sistem kemudi kemudi kerusakan sistem sistem kemudi
kemudi

Memperbaiki Menelaah peleg Mendiagnosis Memperbaiki


roda dan ban kerusakan peleg peleg dan ban
dan ban
7
Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis Memperbaiki
sistem suspensi suspensi kerusakan sistem sistem suspensi
suspensi.

Melaksanakan Menelaah wheel Mendiagnosis Melaksanakan


Wheel aligment kesalahan wheel wheel aligment
Alignment aligment

Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis Memperbaiki

sistem bahan bahan bakar kerusakan sistem sistem bahan

bakar bensin bensin bahan bakar bakar bensin


bensin
Menelaah sistem Mendiagnosis Memperbaiki
8 Memperbaiki
bahan bakar kerusakan sistem sistem bahan
sistem bahan
Diesel bahan bakar bakar Diesel
bakar Diesel
Diesel

8 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis Memperbaiki


system kopling kopling kerusakan sistem sistem kopling
kopling

Memperbaiki Menelaah Mendiagnosis Memperbaiki


transmisi transmisi kerusakan transmisi
9
transmisi

Memperbaiki Menelaah poros Mendiagnosis Memperbaiki


poros propeller,gardan kerusakan poros poros
propeller,gardan dan aksel roda propeller,gardan propeller,gardan
dan aksel roda dan aksel roda dan aksel roda

Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis Memperbaiki


sistem Air Air Conditioning kerusakan sistem sistem Air
Conditioning (AC) Air Conditioning Conditioning
(AC) (AC) (AC)

10 Memperbaiki Menelaah sistem Mendiagnosis Memperbaiki


assesoris audio video dan kerusakan pada sistem audio
sistem tambahan sistem audio video dan
(GPS, dsb) video dan sistem sistem
tambahan (GPS, tambahan
dsb) (GPS, dsb)

D. Ruang Lingkup

Sistem Kemudi

Fungsi sistem kemudi


Komponen utama sistem kemudi
Sistem kemudi Rack & Pinion
a. Rangkaian jenis kemudi Rack & Pinion
b. Komponen-komponen kemudi jenis rack & pinion

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 9


Pendahuluan

c. Macam-macam konstruksi rack & pinion


d. Perbandingan bervariasi gigi kemudi jenis rack & pinion

Sistem kemudi worm & roll dan recirculating ball


a. Konstruksi dan nama-nama bagian worm & roll

b. Nama komponen gigi kemudi recirculating ball

c. Konstruksi gigi kemudi recirculating ball

Power steering
a. Fungsi power steering

b. Hydraulis power steering

c. Komponen power steering

Memperbaiki Roda

Peleg dan ukuran kode


Offset peleg
Ban
Tread patern
Fungsi ban
Konstruksi ban
Ply rating
a. TWI ( tread wear indicator )

b. Hydroplaning

c. Roling resistance

d. RFT ( run flat tire )

Memperbaiki Sistem Suspensi

Sistem suspensi dependen


Sistem suspensi independen
Suspensi Mc Pherson
Suspensi Wishbone
Pegas
a. Stabilisator

10 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

b. Shock absorber

Melaksanakan Wheel Alignment

Camber
Caster
Toe
Sudut king pin
a. Sudut belok dan Toe Out On Turn

b. Offset pada suspensi

c. Set-back

d. Thrust angle

e. Pemeriksaan sistem kemudi

f. Pemeriksaan susoensi

g. Pemeriksaan roda

h. Pemeriksaan bodi

E. Saran Cara Penggunaan Modul

Saran Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 11


Pendahuluan

Gambar 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

E. 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara
terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur dibawah.

12 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 2 Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi


 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
 langkah-langkah penggunaan modul
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi G fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi
yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar.
Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 13


Pendahuluan

c. Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama
fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang
materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana


menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama.

e. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia
menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang
dinyatakan layak tes akhir.

E. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In


Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.

14 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi


 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
 langkah-langkah penggunaan modul

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 15


Pendahuluan

b. In Service Learning 1 (IN-1)


 Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi G, fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi
yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar.
Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

 Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu
dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi,
maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah
disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.

c. On the Job Learning (ON)


 Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi H, guru sebagai
peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1
(IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi
sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

 Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun
di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan
sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer
discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja

16 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan
pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan
menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang
akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama.

e. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia
menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang
dinyatakan layak tes akhir.

E. 3. Lembar Kerja
Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi G teridiri dari beberapa
kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran
sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan

1. LK.01. Menjawab soal latihan KP I TM, ON

2. LK.02. Tugas membuat soal “HOT” KP I TM, ON

3. LK.01. Menjawab soal latihan KP II TM, IN1

4. LK.02. Tugas membuat soal “HOT” KP II TM, IN1

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 17


Pendahuluan

5. LK.03. Tugas proyek balancing roda TM, IN2

6. LK.01. Mengerjakan soal latihan KP III TM, ON

7. LK.02. Tugas membuat soal “HOT” KP III TM, IN1

8. LK.03. Tugas proyek bongkar pasang shock TM, IN2


absorber

9. LK.01. Mengerjakan soal latihan KP IV TM, ON

10. LK.02. Tugas membuat soal “HOT” KP IV TM, IN1

11. LK.03. Tugas proyek mengukur sudut wheel TM, IN2


alignment

Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh

IN1 : Digunakan pada In service learning 1

ON : Digunakan pada on the job learning

18 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Kegiatan Pembelajaran 1
Sistem Kemudi

A. Tujuan

Setelah belajar materi kegiatan belajar 1 ini peserta diharapkan:

1. mampu menelaah sistem kemudi


2. Mampu mendiagnosis kerusakan sistem kemudi
3. Mampu memperbaikisistem kemudi

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menelaah sistem kemudi pada kendaraan


2. Mendiagnosis kerusakan sistem kemudi
3. Memperbaiki sistem kemudi.

C. Uraian Materi

1. Sistem Kemudi

Pengaturan kemudi konvensional adalah untuk memutar roda depan dengan


menggunakan roda kemudi tangan yang dioperasikan didepan pengemudi,
melalui kolom kemudi, yang berisi sambungan universal atau juga menjadi
bagian dari desain kolom kemudi. Pengaturan lain kadang-kadang ditemukan
pada berbagai jenis kendaraan, misalnya, kemudi dengan pengaruran roda
belakang. Kendaraan yang menggunakan kemudi roda belakang seperti Forklift,
buldoser dan lain-lain.

Tujuan dasar dari kemudi adalah untuk memastikan bahwa roda yang menunjuk
pada arah yang diinginkan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 19


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1. 1. Geometri Kemudi Ackermann

2. Fungsi Sistem Kemudi

Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk : Merubah arah gerak kendaraan
melalui roda depan, dengan cara memutar roda kemudi sehingga tercapai tujuan
pengemudi sesuai keinginannya.

a. Komponen utama sistem kemudi dan fungsinya :

1) STEERING WHEEL berfungsi untuk mengendalikan arah roda depan melalui


lengan penghubung .

2) STEERING COULUMN berfungsi untuk meneruskan arah putaran dari


kemudi ke steering gear . Steering column atau batang kemudi merupakan
tempat daripada poros utama atau yang bisa juga disebut main shaft. Steering
column terdiri dari main shaft yang mempunyai fungsi untuk meneruskan
putaran dari steering wheel ke steering gear, dan column tube yang berfungsi
untuk mengikat main shaft ke body. Ujung atas poros utama dibuat meruncing
dan bergerigi, dan steering wheel diikatkan ditempat tersebut dengan sebuah
mur. Steering column juga merupakan mekanisme penyerap energi yang
menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan. Ada dua tipe
steering column yaitu :

a) Model Collapsible

Model ini mempunyai keuntungan : Apabila kendaraan berbenturan /


bertabrakan dan steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka main

20 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

shaft column atau bracket akan runtuh sehingga pengemudi terhindar dari
bahaya.
Kerugiannya adalah : Main shaft nya yang kurang kuat, sehingga hanya
digunakan pada mobil penumpang atau mobil ukuran kecil. Konstruksinya
lebih rumit.

b) Model Non collapsible

Model ini mempunyai keuntungan : Main shaftnya lebih kuat sehingga banyak
digunakan pada mobil-mobil besar atau mobil-mobil kecil, Konstruksinya
sederhana.

Kerugiannya adalah : Apabila berbenturan dengan keras, kemudinya tidak


dapat menyerap goncangan sehingga keselamatan pengemudi relatif kecil.

3) STEERING GEAR ( Gearbox steering ) berfungsi untuk memungkinkan roda


depan dapat diarahkan sesuai dengan arah putaran kemudi yang diinginkan
atau Steering Gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan juga
berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar pengemudian
menjadi lebih ringan. Untuk itu diperlukan perbandingan reduksi yang disebut
perbandingan Steering Gear, Perbandingan yang semakin besar akan
menyebabkan kemudi menjadi semakin ringan, tetapi jumlah putarannya akan
bertambah banyak, untuk sudut belok yang sama. Steering gear ada
beberapa type dan yang paling banyak di gunakan adalah type recirculating
ball dan rack and pinion. Tipe yang pertama ( recirculating ball ) digunakan
pada mobil penumpang ukuran sedang sampai besar dan mobil komersial.
Sedangkan tipe kedua ( rack and pinion ), digunakan pada mobil penumpang
ukuran kecil sampai sedang.

4) STEERING LINGKAGE berfungsi sebagai penghubung untuk memindahkan


tenaga putar dari steering wheel ke roda depan. Steering linkage terdiri dari
rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak dari steering gear ke roda depan.
Walaupun mobil bergerak naik dan turun, gerakan roda kemudi harus
diteruskan ke roda-roda depan dengan sangat tepat setiap saat. Ada
beberapa tipe steering linkage dan konstruksi joint yang dirancang untuk
tujuan tersebut.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 21


Kegiatan Pembelajaran 1

 Steering linkage untuk suspensi rigid

 Steering linkage untuk suspensi independent

Bentuk yang tepat sangat mempengaruhi kestabilan pengendaraan.

Gambar 1. 2. Komponen Utama Sistem Kemudi

o Pitman Arm

Gambar 1. 3. Pitman-Arm

Pitman arm meneruskan gerakan gigi kemudi ke relay rod atau drag link.
Berfungsi untuk merubah gerakan putar steering column menjadi gerakan maju
mundur.

22 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

o Relay Rod

Gambar 1. 4. Relay Rod

Relay rod dihubungkan dengan pitman arm dan tie rod end kiri serta kanan.
Relay rod ini berfungsi untuk meneruskan gerakan pitman arm ke tie rod.

o Rack End ( Long tie rod )

Gambar 1. 5. Rack End ( Long Tie Rod )

Long Tie rod dipasangkan pada tie rod untuk menghubungkan tie rod dengan
gigi rack pada kemudi rack & pinion , relay roda dan lain-lain yang berfungsi
untuk meneruskan gerakan rack ke tie rod.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 23


Kegiatan Pembelajaran 1

o Tie Rod

Gambar 1. 6. Tie Rod

Ujung tie rod yang berulir dipasang pada ujung rack end ( long tie rod ) pada
kemudi rack & pinion, atau ke dalam pipa penyetelan pada recirculating ball,
dengan demikian jarak antara joint- joint dapat disetel.

Gambar 1. 7. Steering Linkage

o Knuckle arm

Gambar 1. 8. Knuckle Arm

24 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Knuckle arm berfungsi meneruskan gerakan tie rod atau drag link ke roda depan
melalui steering knuckle.

o Steering knuckle

Gambar 1. 9. Steering Knuckle

Steering knuckle untuk menahan beban yang diberikan pada roda-roda depan
dan berfungsi sebagai poros putaran roda. Berputar dengan tumpuan ball joint
atau king pin dari suspension arm

o Idler arm

Gambar 1. 10. Idler Arm

Pivot dari idler arm dipasang pada body dan ujung lainnya dihubungkan dengan
relay rod dengan swivel joint. Arm ini memegang salah satu ujung relay rod dan
membatasi gerakan relay rod pada tingkat tertentu

1. Sistem Kemudi Rack & Pinion

Rack & pinion dirancang memiliki kelebihan sangat besar yaitu kemudi langsung
bereaksi menggerakkan roda apabila roda kemudi diputar. Kerugiannya adalah
bahwa hal itu tidak ada penyetelan pada gigi kemudinya, sehingga ketika terjadi
keausan pada gigi kemudi , satu-satunya jalan adalah menggantinya.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 25


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1. 11. Mobil BMW Seri 327 Tahun 1939

BMW mulai menggunakan sistem kemudi Rack & pinion di tahun 1930-an, dan
banyak produsen Eropa lainnya mengadopsi teknologi tersebut. Mobil Amerika
mengadopsi kemudi rack & pinion dimulai dengan Ford Pinto pada tahun 1974.

a. Rangkaian Jenis Kemudi Rack & Pinion

Gambar 1. 12. Jenis Kemudi Rack & Pinion

26 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Komponen – Komponen Kemudi Jenis Rack & Pinion

Gambar 1. 13. Komponen Jenis Kemudi Rack & Pinion

Cara kerja :

Dengan memutar roda kemudi , maka putaran tersebut diteruskan oleh coulumn
dan Pinion akan berputar, kemudian rack akan bergerak ( ke kiri dan ke kanan ).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 27


Kegiatan Pembelajaran 1

b. Macam – Macam Konstruksi Kemudi Rack Dan Pinion

Pinion tengah tie rod pinggir :

Gambar 1. 14. Pinion Tengah Tie Rod Pinggir

Keuntungan :

 Jika terjadi tabrakan , keamanan lebih baik karena tidak terhubung langsung
dengan batang kemudi

 Produksi lebih efisien untuk dibuat kemudi kiri atau kanan.

Kerugian :

 Kontak gigi kecil

 Pemegasan tidak baik, karena tie rod pendek

 Pemakaian tempat besar

Pinion Pinggir Tie – Rod Tengah :

Gambar 1. 15. Pinion Pinggir Tie Rod Tengah

28 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Keuntungan :

 Kontak gigi besar

 Pemegasan baik, tie rod yang panjang pada waktu pemegasan terjadi
perubahan geometri roda kecil

 Pemasangan tie rod bebas / tidak terikat dengan tinggi lengan suspensi

Kerugian :

 Konstruksi rumah lebih kuat, karena rumah menahan gaya radialdan tie rod

 Pemakaian tempat besar

Pinion pinggir tie -rod pinggir

Gambar 1. 16. Pinion Pinggir Tie Rod Pinggir

Keuntungan:

 Kontak gigi besar( pinion miring terhadap rak )

 Harga murah

 Memerlukan sedikit tempat

2. Sistem Kemudi Worm & Roll dan Kemudi Recirculating Balls

Desain sistem kemudi yang lebih tua menggunakan dua jenis utama, yaitu jenis
Worm & Roll ( Cacing dan rol ) dan jenis Screw & Nut atau jenis Recirculating
balls. Kedua jenis ditingkatkan dengan mengurangi gesekan, untuk screw & nut
itu adalah mekanisme bola bersirkulasi, yang masih ditemukan di truk dan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 29


Kegiatan Pembelajaran 1

kendaraan angkutan lainnya. Kolom kemudi merupakan sekrup besar yang


berpasangan dengan mur dan dibatasi oleh bola sirkulasi. Jika sekrup atau baut
yang merupakan kolom kemudi diputar, maka mur menggerakkan gigi sektor
yang menyebabkan sektor berputar terhadap sumbu. Bola bersirkulasi ini
mengurangi gesekan yang cukup besar dengan menempatkan bantalan bola
besar antara baut dan mur, di kedua ujung pipa pada mur keluar bola antara dua
lubang internal yang menyalurkan ke kotak yang menghubungkan mereka
dengan ujung pipa sehingga mereka "diresirkulasi"

a. Rangkaian sistem kemudi Recirculating balls

Gambar 1. 17. Jenis Kemudi Recirculating Ball

Gambar 1. 18. Konstruksi Kemudi Worm & Roll

30 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

b. Konstruksi Dan Nama – Nama Bagian Worm Dan Rol

Gambar 1. 19. Kemudi Worm & Roll dan Nama Komponen

c. Kontak Gigi Worm Dan Roll

Rol pada posisi tengah :Celah kontak gigi kecil

Gambar 1. 20. Kontak Gigi di Tengah

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 31


Kegiatan Pembelajaran 1

Rol pada posisi pinggir :Celah kontak gigi besar.

Gambar 1. 21. Kontak Gigi di Pinggir

Saat penyetelan : Roll harus pada posisi tengah

d. Nama Komponen Gigi Kemudi Jenis Recirculating Ball

Gambar 1. 22. Komponen Kemudi Recirculating Balls

32 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Cara kerja :

Perubahan gesek : Gerak putar baut kemudi ( Roda kemudi ) dirubah menjadi
gerak lurus memanjang mur kemudi, diteruskan menjadi gerak ayunan lengan
pitman ( melalui sektor ).

Fungsi Bola

Pasangan mur baut dengan perantara peluru

Gambar 1. 23.Pasangan Mur dan Baut Perantara bola baja

Dengan adanya bola gesekan menjadi kecil dan Mur dapat bergerak turun
dengan sendirinya , jadi fungsi bola berguna untuk memperkecil gesekan.

3. Power Steering ( Penguat Tenaga Kemudi )

Power steering membantu meringankan pengemudi untuk mengarahkan


kendaraan dengan memutar rroda kemudi. Sebagai kendaraan telah menjadi
lebih berat dan jika beban kendaraan beralih ke roda depan, terutama
menggunakan sudut geometri negatif ( sudut camber negatif ), bersama dengan
peningkatan lebar ban dan diameter, upaya yang diperlukan untuk memutar roda
kemudi mereka telah meningkat beratnya. Untuk meringankan pengemudian ini
produsen mobil telah mengembangkan sistem power steering, ada dua jenis
sistem power steering yaitu hydraulic power steering ( HPS ) dan elektronik
power steering ( EPS ).

Hydraulic Power steering (HPS) menggunakan tekanan hidrolik yang diberikan


oleh pompa , minyak didorong untuk membantu gerakan memutar roda kemudi.

Elektronik Power Steering ( EPS ) , adalah jenis power steering yang dalam
bekerjanya menggunakan motor listrik untuk membantu meringkan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 33


Kegiatan Pembelajaran 1

pengemudian. Elektronik power steering (EPS) lebih efisien daripada power


steering hidrolik, karena power steering motor listrik hanya perlu untuk
memberikan bantuan ketika roda kemudi diputar, sedangkan pompa hidrolik
harus bekerja atau berjalan terus-menerus.

Adapun yang mempengaruhi beratnya power steering adalah sebagai berikut

 Kecepatan rendah ( Contoh : parkir )


 Kesalahan penyetelan geometri roda ( sudut camber negatif ).
 Tekanan ban rendah
 Ukuran ban ( lebar ban )
 Perbandingan gigi kemudi yang tinggi
 Kerusakan pada sistem pompa

a. Fungsi Power Steering

Dari uraian di atas kita tahu bahwa Power Steering ( Penguat tenaga kemudi )
adalah peralatan tambahan pada sistem kemudi yang berfungsi untuk
meringankan kerja pengemudian pada mobil. Maksudnya pengemudian pada
saat mobil berjalan pelan atau pada saat manuver melakukan parkir. Dan pada
saat mobil dengan kecepatan tinggi berfungsi menjaga keamanan kemudi artinya
roda kemudi seakan terkunci dan tidak mudah untuk berbelok, karena didalam
pompa power steering terdapat komponen yang mengatur hal tersebut.

b. Hydraulis Power Steering

Seperti dijelaskan bahwa dalam bekerjanya hydraulis power steering


menggunakan media fluida , yaitu oli hidrolis atau yang dikenal dengan istilah
power steering fluida dan bisa juga menggunakan ATF atau automatic
transmision fluid.

34 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 1. 24. Hydraulic Power Steering

Hydraulic power steering masih banyak digunakan pada saat ini, khususnya
untuk mobil penumpang, adapun untuk mobil kecil atau yang dikenal dengan city
car banyak yang sudah menggunakan elektronik power steering.

Gambar 1. 25. Sistem Kemudi dengan Hydraulic Power Steering

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 35


Kegiatan Pembelajaran 1

4. Komponen Power Steering

a. Pompa Power Steering

Pompa power steering berfungsi untuk membangkitkan tekanan hidrolis pada


sistem power steering. Tekanan tersebut tercipta karena mesin mobil hidup dan
menggerakkan pompa power steering, adapun cara bekerjanya pompa power
steering tersebut , adalah sebagai berikut :

 Rotor berputar bersama-sama pulley yang digerakkan oleh mesin mobil


melalui belt.

 Bersamaan dengan berputarnya rotor, maka baling-baling akan


mengembang untuk menghisap fluida, dan seterusnya ditekan ke out put
dengan cara baling-baling mengecil sehingga terciptalah tekanan pada
fluida.

Gambar 1. 26. Pompa Power Steering

36 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 1. 27. Unit Penekan Pompa Power Steering

b. Katup pengatur aliran

Katup pengatur aliran mempunyai fungsi untuk mengatur aliran tekanan hidrolis
ke saluran yang diinginkan, agar pada saat belok kekiri maupun kekanan
pengemudian bisa menjadi ringan. Dan mengatur aliran kapan saat menekan
serta kapan saat mengembalikan hidrolis ke reservoir. Konstruksi katup pengatur
aliran ini memungkinkan untuk mengatur aliran hidrolis yang bertekanan ke sisi
kiri dan bersamaan pula mengatur aliran bertekanan rendah ke sisi kanan dan
sebaliknya.

Gambar 1. 28. Konstruksi Katup Pengatur Aliran

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 37


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1. 29. Keluar dan Masuknya Aliran Cairan

Aliran fluida pada sistem power steering di saat jalan lurus , adalah aliran fluida
seperti mengalir pada sirkuit tertutup yaitu dari reservoir ke pompa kemudian
diteruskan oleh katup pengatur aliran ke reservoir. Adapun pada saat belok ke
kiri atau kekanan alirannya sebagai berikut : Aliran fluida dari reservoir masuk ke
pompa power steering, kemudian ditekan ke katup pengatur aliran dan
diteruskan tekanan fluida ke silinder kemudi kiri atau kanan. Dari silinder kemudi
kiri atau kanan fluida yang bertekanan rendah dialirkan kembali ke reservoir.
Dengan adanya batang torsi pada poros gigi rack, dimungkinkan bahwa apabila
kemudi dibelokkan dan roda kemudi diam maka posisi katup pengatur aliran
akan memosisikan netral seperti pada saat jalan lurus. Hal ini agar sistem
kemudi dengan power steering nyaman dan aman untuk dikendalikan.

38 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 1. 30. Konstruksi Aliran Fluida saat Lurus

Gambar 1. 31. Konstruksi Aliran Fluida saat Belok

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa power steering pada saat belok diam
kedudukan katup seperti keadaan lurus.

c. Katup Pengatur Volume “ Sebanding Putaran Mesin”

Semakin tinggi putaran mesin, semakin tinggi kecepatan kendaraan akibatnya


semakin besar tekanan pada pompa power steering. Semakin tinggi putaran
mesin , semakin tinggi kecepatan kendaraan, efeknya maka semakin kecil kontak
( gesekan ) roda terhadap jalan. Oleh karena itu maka pada pompa power
steering out put tekanan fluida yang digunakan harus direduksi agar tekanan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 39


Kegiatan Pembelajaran 1

maupun volumenya dapat di atur sedemikian rupa sesuai dengan keperluannya.


Hal tersebut diperlukan penurunan tekanan fluida yang membantu power
steering dengan jalan menurunkan volume fluida yang dihasilkan oleh pompa
untuk membantu penguat tenaga kemudi, maka pompa power steering
dilengkapi dengan Katup Pengatur Volume yang sebanding putaran mesin.

Gambar 1. 32. Katup Pengatur Volume

Cara kerja katup pengatur Volume

Putaran rendah ( 650 – 1250 rpm )

Gambar 1. . Katup Pengatur pada Putaran 650 - 1250 RPM

40 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

 Tekanan pompa P1 di depan katup A dan P2 di belakang katup A

 Setelah Fluida melewati lubang 1 dan lubang 2 ada perbedaan tekanan


antara P1 dan P2

 P1 lebih besar daripada tekanan P2 katup A bergerak mundur dan lubang


menuju reservoar membuka sehingga sebagian fluida kembali ke reservoar

Putaran sedang ( 1250 – 2500 rpm )

Gambar 1. 33. Katup Pengatur pada Putaran 1250 - 2500 RPM.

 Tekanan pompa P1 bekerja di belakang katup B

 Setelah tekanan P1 melebihi gaya pegas B, dan katup B bergerak ke depan


mempersempit lubang 2, akibatnya P2 rendah

 Perbedaan tekanan P1 dan P2 menjadi bertambah besar dan katup A


terdorong ke belakang sehingga memperbesar lubang ke reservoar.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 41


Kegiatan Pembelajaran 1

Putaran Tinggi ( Di Atas 2500 rpm )

Gambar 1. 34. Katup Pengatur pada Putaran di atas 2500 RPM

 Setelah putaran melebihi 2500 rpm katup B terdorong ke depan


menutup lubang 2

 Tekanan P2 ditentukan oleh jumlah fluida yang lewat lubang 1

 Minyak yang menuju rumah gigi kemudi hanya lewat lubang 1 denan
volume terbatas  3,3 liter / menit

Katup tekanan lebih :

Gambar 1. 35. Katup Pengatur pada Tekanan Lebih

42 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

 Katup tekanan lebih terletak di dalam katup A

 Apabila tekanan P2 melebihi  80 Bar, katup tekanan lebih ( katup bola )


membuka  untuk menurunkan tekanan

 Apabila tekanan P2 turun  katup A lebih terdorong ke kiri  untuk


membuka lubang ke reservoar

d. Sambungan Kemudi

1) Macam-macam sambungan kemudi

Sambungan kemudi pada gigi kemudi jenis recirculating balls berbeda dengan
sambungan kemudi pada gigi kemudi model rack & pinion. Akan tetapi prinsipnya
sama , yaitu meneruskan gaya putar dari gearbox steering ke roda depan
dengan arah kiri dan kanan.

2) Sambungan kemudi ( steering linkage ) pada kemudi recirculating balls

Gambar 1.37 merupakan komponen-komponen sambungan kemudi atau


steering linkage pada jenis kemudi recirculating balls dan worm & roll.
Sambungan jenis ini sangat baik untuk meredam getaran pada pengemudian,
sehingga pengemudi merasa nyaman, selain itu dapat mengimbangi kerja sistem
suspensi.

Gambar 1. . Komponen Steering Linkage Kemudi Recirculating Balls

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 43


Kegiatan Pembelajaran 1

3) Sambungan Kemudi Lengan Trapesium

Sambungan kemudi jenis lengan trapesium yang digunakan pada mobil


sekarang, yang mana sambungan jenis ini diciptakan oleh Achermann sehingga
sambungan kemudi tersebut dikenal dengan istilah Ackermann steering
geometri.

Ackermann steering geometri adalah pengaturan geometris hubungan dengan


kemudi mobil atau kendaraan lain yang dirancang untuk memecahkan masalah
roda pada saat belok, baik itu roda dalam maupun roda bagian luar dalam hal
menelusuri lingkaran dengan jari-jari yang berbeda atau sudut belok berbeda
untuk roda kiri dan kanan pada saat mobil berbelok.

Hal ini ditemukan oleh orang Jerman pada saat pembangunan kereta yang
bernama Georg Lankensperger di Munich pada tahun 1817, kemudian
dipatenkan oleh agennya di Inggris, Rudolph Ackermann (1764-1834) pada
tahun 1818 untuk kereta kuda.

Gambar 1. 36. Sambungan Kemudi Prinsip Achermann

44 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 1. 37. Prinsip Achermann saat Belok

D. Aktifitas Pembelajaran

Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang
jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator.

Peserta mengerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman


materi yang dibahas.

Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian melaksanakan tugas yang


ada.

Selain itu peserta perlu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja yang layak
digunakan pada saat pelatihan di bengkel agar terhindar dari kecelakaan .

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 45


Kegiatan Pembelajaran 1

E. Latihan / Tugas

I. Tugas LK 01. Kerjakan soal-soal latihan KP 1 berikut ini.

Soal :

1. Gambar di bawah ini adalah sistem kemudi jenis apa ?

a. Rack & Pinion


b. Recirculating ball
c. Cacing dan roll
d. Worm & nut
2. Nama komponen di bawa ini adalah . . . .

a. Pompa power steering


b. Gear box steering
c. Gigi rack
d. Gigi pinion

46 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

3. Gambar berikut adalah . . . .

a. Tie rod
b. Long tie rod
c. Knuckle arm
d. Pitman arm

4. Apa yang terjadi jika tie rod aus ?


a. Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar
b. Setir menjadi ringan pada saat belok
c. Sudut belok roda kemudi menjadi lebih besar
d. Sudut belok roda kemudi menjadi kecil

5. Penyetelan pre load yang terlalu kencang menyebabkan . . . .


a. Setir / kemudi menjadi lebih berat pada saat belok
b. Setir menjadi lurus dan stabil pada saat jalan lurus
c. Setir menjadi lebih stabil pada saat kecepatan tinggi
d. Tie rod akan cepat aus dan rusak jika sering berbelok

6. Apa yang terjadi jika long tie rod aus ?


a. Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar
b. Setir menjadi ringan pada saat belok
c. Sudut belok roda kemudi menjadi lebih besar
d. Sudut belok roda kemudi menjadi kecil

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 47


Kegiatan Pembelajaran 1

7. Mengapa pada saat penyetelan speeling pada sistem kemudi


recirculating ball pada posisi gigi ditengah ?
a. Agar celah gigi sektor dan gigi mur pada saat jalan lurus masih ada.
b. Agar pada saat belok tidak mengunci gigi kemudinya
c. Agar pada saat belok setirnya tidak berat
d. Agar pada saat kecepatan tinggi stabil.

II. Tugas LK 02. Pengembangan Soal

a. Buatlah tiga soal latihan pilihan ganda yang “HOT”. (Higher Order
Thinking Skill)

b. Panduan membuat soal dengan konsep “HOT” dapat dilihat pada materi
pedagogik modul penilaian dan evaluasi pembelajaran kelompok
kompetensi H.

c. Masing-masing soal ditulis di kartu soal.

KISI-KISI PENULISAN SOAL

Satuan Pendidikan :

Mata Pelajaran :

No. Kompetensi Kelas Materi Indikator Bentuk Soal


Dasar

1.

2.

3.

4.

48 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

4, Contoh soal.

KARTU SOAL

Jenjang : SMK

Mata Pelajaran : Sistem Kemudi

Kelas/ Smt : XI/1

Kompetensi : Mendiskripsikan komponen Sistem Kemudi

Level :2

Materi : Macam-macam komponen Sistem Kemudi

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Agar power steering berfungsi dengan baik pada mobil , maka


diperlukan beberapa komponen yang mempunyai fungsi berbeda-
beda. Adapun komponen power steering yang berfungsi
membangkitkan tekanan pada hidrolis adalah :

a. Pompa power steering.

b. Gigi pinion.

c. Gigi Rack

d. Roda kemudi

Kunci jawaban A

5. Penjelasan :

Soal di atas termasuk level 2, yaitu menuntut peserta didik memiliki kemampuan
aplikatif (Applying). Untuk dapat menyelesaikan soal ini dengan benar diperlukan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 49


Kegiatan Pembelajaran 1

pengetahuan dan pemahaman terhadap materi power steering dan dapat


mengaplikasikan gagasan-gagasan dan konsep-konsep power steering pada
kendaraan dengan menganalisis informasi.

F. Rangkuman

1. Materi tentang Sistem Kemudi terdiri dari : (a) Sistem Kemudi Rack & Pinion
dan Sistem Kemudi Recirculating ball , dalam sistem kemudi ini membahas
tentang kemudi manual , yang mana fungsi sistem kemudi adalah merubah
arah gerak kendaraan melalui roda depan, dengan cara memutar roda
kemudi sehingga tercapai tujuan pengemudi sesuai keinginannya. (b) nama
komponen dan fungsinya , gearbox steering berfungsi memungkinkan roda
depan dapat diarahkan sesuai dengan arah putaran kemudi yang
diinginkan, sambungan kemudi untuk meneruskan gaya dari roda kemudi ke
roda depan.

2. Materi power steering terdiri dari : (a) Pompa yaitu untuk membangkitkan
tekanan pada fluida untuk membantu meringkan pengemudian, (b) katup
pembagi aliran yaitu mengatur kemana aliran fluida yang bertekanan
tersebut diarahkan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Peserta pelatihan setelah menyelesaikan proses pembelajaran dalam modul ini


diharapkan mempelajari kembali materi/bagian-bagian yang belum dikuasai dari
modul ini sampai tuntas untuk dipahami secara mendalam. Setelah itu
hendaknya pengetahuan dari modul ini bisa dikembangkan dengan sendirinya
sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru/pendidik, dan untuk
bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan
minimal materi 80%.

Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti


uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas
nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib
mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.

50 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
MEMPERBAIKI RODA

A. Tujuan

Setelah belajar materi kegiatan belajar 2 ini peserta diharapkan:


1. mampu menelaah peleg dan ban
2. mampu mendiagnosis kerusakan peleg dan ban
3. mampu memperbaiki peleg dan ban

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menelaah peleg dan ban


2. Mendiagnosis kerusakan peleg dan ban
3. Memperbaiki peleg dan ban

C. Uraian Materi

Roda

Sebuah roda adalah komponen melingkar yang dimaksudkan untuk berputar


pada bantalan poros. Roda adalah salah satu komponen utama kendaraan atau
mobil. Roda dalam hubungannya dengan as roda, memungkinkan benda yang
berat dapat dipindahkan dengan mudah. Sebuah roda sangat mengurangi
gesekan dengan memfasilitasi gerakan dengan rolling bersama-sama dengan
penggunaan as roda.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 51


Kegiatan Pembelajaran 2

Sejarah Roda

Penemuan roda jatuh di Neolitik akhir, dan dapat dilihat dalam hubungannya
dengan kemajuan teknologi lainnya yang memunculkan awal Zaman Perunggu.

 9500-6500 SM: Aceramic Neolitik

 6500-4500 SM: Keramik Neolitik ( Halafian ), roda kayu awal ( piringan


dengan lubang untuk as roda )

 4500 SM: penemuan roda tembikar, mulai dari Chalcolithic (Ubaid periode)

 4500-3300 SM: Chalcolithic, kendaraan roda awal, domestikasi kuda

 3300-2200 SM: Awal Zaman Perunggu

 2200-1550 SM: Bronze Age Tengah, penemuan roda spoked dan kereta.

Gambar 2. 1. Roda dari Piringan Kayu

Pada awalnya roda awal adalah piringan kayu sederhana dengan lubang untuk
as roda. Karena struktur kayu, satu potong batang horizontal pohon tidak akan
cocok, karena tidak memiliki kekuatan struktural untuk mendukung tekanan yang
relevan.

52 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 2. 2. Roda Mobil Sekarang

Roda sekarang terdiri dari pelek dan ban, yang merupakan komponen utama
mobil dengan segala tuntutan sesuai dengan teknologi kendaraan masa kini.
Pelek terbuat dari logam sedangkan ban terdiri dari bahan terbanyak adalah
karet , kawat baja, karbon dan nilon atau polyester.

1. Peleg ( Velg )

RIM adalah tepi luar peleg yang memegang ban. Kebanyakan orang menyebut
RIM istilah lain dari peleg.

Peleg adalah bagian dari roda yang berfungsi untuk menerima berat dan semua
beban kendaraan serta gaya yang ditimbulkan oleh kondisi jalan. Oleh karena itu
pelek dituntut harus :

 Kuat dan ringan

 Dapat memindahkan panas dengan baik ( akibat dari rem dan gesekan ban)

 Perawatan mudah

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 53


Kegiatan Pembelajaran 2

a. Jenis–Jenis Pelek Menurut Bahannya

1) Pelek Baja (besi)

Gambar 2. 3. Peleg Baja

Pelek ini dibuat dari baja yang dipres (dari lembaran baja yang digulung dan
dipres)

Sifat-Sifatnya :

a) Daya tahan pemakaian tinggi

b) Tingkat kualitas pelek dapat dibuat seragam

c) Perawatan sangat mudah

d) Murah

2) Pelek Alumunium Paduan

Kebanyakan pelek jenis ini dibuat dari paduan aluminium dan magnesium. Jenis
pelek ini selain tampilannya bagus dan menarik juga menyerap panas lebih baik.
Selain hal tersebut diatas , pelek aluminium paduan ini mempunyai sifat lainnya ,
yaitu :

 Ringan dapat memberikan kenyamanan pada kendaraan

 Memerlukan mur khusus untuk pengikatan roda

 Kekencangan mur / baut roda perlu diperiksa berkala (1500 km pertama


harus diperiksa)

54 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 2. 4. Peleg Aluminium Paduan

b. Ukuran kode peleg

Sebuah peleg tertera kode sebagai berikut : 7½ x 17 ; 4 x 114.3 dan ET+40.

Angka 7½ pada rangkaian kode 7½ x 17 merupakan lebar peleg dalam satuan


inci sementara angka 17 merupakan diameter peleg dalam satuan inci. Arti
angka 7½ x 17 berarti peleg memiliki lebar 7½ inci dengan diameter 17 inci.

Sedangkan rangkaian kode 4 x 114.3 pada peleg merupakan kode untuk


menunjukkan jumlah baut , yaitu 4 buah baut dan 114.3 merupakan kode untuk
PCD (Pitch Circle Diameter) yaitu diameter pola lingkaran posisi baut dalam
satuan milimeter.

c. Offset Peleg
Adapun kode ET merupakan ukuran offset peleg. Peleg memiliki dua tanduk
yaitu tanduk luar dan tanduk dalam. Jika dudukan baut peleg berada tepat di
tengah-tengah antara tanduk luar dan tanduk dalam ( centerline) berarti peleg
memiliki offset “0”. Posisi dudukan baut peleg semakin ke arah luar berarti peleg
memiliki offset positif demikian pula sebaliknya jika posisi dudukan roda
cenderung lebih ke arah dalam berarti negatif. Jadi jika pada peleg tertulis ET
+40 itu artinya posisi dudukan baut roda pada peleg bergeser ke luar sejauh 40
mm.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 55


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 5. Macam-macam Offset Peleg

d. Peleg Terbagi

Dikatakan peleg terbagi karena pada peleg ini ada ring pengunci sebagai
pengunci pada saat memasang atau mengganti ban.

Peleg terbagi kebanyakan digunakan pada kendaraan berat, seperti truck dan
bus. Oleh karena itu peleg terbagi harus kuat dan mampu menahan beban berat,
sehingga bahannya terbuat dari baja. Peleg terbagi mempunyai kelebihan dalam
penggantian ban , yaitu penggantian ban sangat mudah dengan cara melepas
ring penguncinya terlebih dahulu.

Gambar 2. 6. Peleg Terbagi

Dalam pemasangan ring pengunci pastika bahwa ring mengunci dengan


sempurna, karena apabila ring penguncinya tidak sempurna dalam mengunci
kemungkinannya akan terlepas pada saat memompa angin bannya.

56 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 2. 7. Komponen Peleg Terbagi

Gambar 2. 8. Mur-Baut Roda Truck

e. Mur , Baut dan Pemasangan Roda (Peleg)

Untuk memasang peleg atau roda pada hub mobil maka diperlukan mur sebagai
penguncinya. Akan tetapi ada beberapa mobil yang menggunakan baut untuk
mengunci roda, contohnya : Mercedes , dan BMW serta Peugeot.

Ada dua jenis mur yang digunakan pada pengikatan yaitu bentuk rata dan
kerucut atau tirus.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 57


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 9. Mur Roda Model Tirus

Gambar 2. 10. Mur Roda Model Rata

Gambar 2. 11. Urutan Pengencangan Mur Roda

Mengapa demikian ?

Untuk mencegah ketidaklurusan posisi roda dan penyimpangan – penyimpangan


sudut-sudut roda. Artinya agar peleg bisa menempel rata pada hub., dan momen
kekencangan mur / baut roda antara 8 – 12 KgM.

58 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

2. Ban

Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting
dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang
disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan
kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk
meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.

Ban merupakan bagian dari kendaraan yang langsung berhubungan dengan


jalan. Dan berfungsi untuk menjamin kendaraan berjalan nyaman dan aman
dengan mengurangi hambatan – hambatan gelinding ( rolling resistance ) roda.

3. Fungsi Ban

1) Fungsi Utama Ban

 Menahan beban

Gambar 2. 12. Memikul Beban Kendaraan

Dalam hal menahan beban, yang paling berpengaruh adalah tekanan angin,
karena angin dalam ban berfungsi untuk menopang berat kendaraan dan
muatan.

 Meredam guncangan

Tekanan angin dan tipe ban (radial/ bias) sangat berpengaruh dalam meredam
guncangan awal sebelum diredam lagi oleh suspensi. Ban tipe radial mampu
meredam guncangan lebih baik daripada ban tipe bias.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 59


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 13. Meredam Guncangan

 Meneruskan tenaga dari mesin

Ban berfungsi untuk meneruskan gaya gerak dan pengeraman ke permukaan


jalan, hal ini berkaitan dengan kinerja traksi dan pengereman. Yang berpengaruh
dalam hal ini adalah pattern atau kembangan telapak ban.

Gambar 2. 14. Meneruskan Gaya Gerak

 Meneruskan fungsi kemudi

Ban sangat penting dalam mengontrol arah kendaraan, hal ini akan menentukan
kemampuan bermanuver dan kestabilan dalam berkendara.

60 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 2. 15. Meneruskan Pengemudian

4. Konstruksi Ban

1) Ban Bias ( Diagonal )

Ban bias adalah ban yang dibuat dengan susunan dua atau lebih benang yang
melingkar dari bead ke bead dengan membentuk sudut 40 derajat hingga 65
derajat terhadap garis tengah lingkaran ban. Ban dengan struktur bias adalah
yang paling banyak dipakai pada kendaraan angkutan, karena ban konstruksi ini
hanya mengandalkan kekuatan menahan beban berat.

Gambar 2. 16. Konstruksi Ban Bias

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 61


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 17. Nama Bagian Ban Bias

Kode dan ukuran ban bias.

Kode Ukuran ban bias berbeda dengan kode ukuran ban konstruksi Radial,
contoh kode ukuran ban bias adalah 7.50 – 16 8PR , artinya angka 7.50 dari
rangkaian kode 7.50 – 16 8PR merupakan lebar ban dalam satuan inchi , 16
merupakan diameter RIM dalam satuan inchi kemudian kode 8PR adalah bahwa
lapisan karkas pada ban tersebut kekuatannya setara dengan 8 lapisan jika
lapisan karkasnya terbuat dari cotton. Jadi kode ban bias 7.50 – 16 8PR adalah
ban tersebut mempunyai lebar 7.5 inchi dan diameter untuk RIM 16 inchi serta
mempunyai kekuatan beban pikul setara 8 lapisan karkas.

2) Ban Radial

Ban radial adalah sejenis desain banotomotif. Rancangan ban radial pertama
dipatenkan pada tahun 1915 oleh Arthur W. Savage, seorang produsen ban yang
sukses dan seorang penemu di San Diego, California. Paten Savage telah
kadaluarsa pada tahun 1949. Ban radial biasanya digunakan untuk mobil
berpenumpang dan truk ringan dan jarang digunakan untuk kendaraan berat
seperti tronton atau kendaraan berat lainnya. Ban radial memiliki konstruksi
carcass cord membentuk sudut 90 derajat terhadap keliling lingkaran ban. Jadi

62 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau
crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan
diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt".
Ban Radial memiliki jalinan plycord yang membentang dari satu bibir ban ke bibir
ban sampingnya. Jalinan antara Plycord juga di perkuat oleh sabuk kawat baja.

Gambar 2. 18. Nama Bagian Ban Radial

Nama dan Fungsi Bagian Ban Radial

 Tread adalah lapisan karet luar bagian telapak ban yang berfungsi untuk
melindungi carcass ban terhadap keausan , benturan, kerusakandan
tusukan obyek dari luar yang dapat merusak ban. Tread dibuat banyak pola
yang disebut Pattern, yang langsung berhubungan dengan permukaan jalan
dan menghasilkan tahanan gesek yang memindahkan gaya gerak dan gaya
pengereman kendaraan ke permukaan jalan.

 Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang ( pada ban Bias terbuat dari
tekstil, sedangkan pada ban Radial terbuat dari kawat baja ) yang diletakkan
di antara tread dan carcass / casing yang memperkuat daya rekat keduanya
. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada
Tread agar tidak langsung diserap oleh Carcass / Casing.
 Carcass / Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan
rangka ban yang keras, berfungsi untuk menahan udara yang bertekanan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 63


Kegiatan Pembelajaran 2

tinggi, tetapi harus cukup flexibel untuk meredam perubahan beban dan
benturan. Carcass terdiri dari ply ( layer ) dari tire cord yang direkatkan
menjadi satu dengan karet.
 Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan
berfungsi berfungsi untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena
berbagai gaya yang bekerja. Udara bertekanan di dalam ban mendorong
bead keluar pada rim peleg dan tertahan kuat disana. Bead dilindungi dari
kerusakan karena gesekan dengan peleg dengan jalan memberinya lapisan
karet keras yang disebut Chafer strip.
 Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan
berfungsi untuk melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar.Di sidewall
tercantum nama pabrik pembuat, ukuran ban, dan informasi lainnya.
 Inner Liner adalah pengganti ban dalam dan terbuat dari campuran karet
yang kedap udara.

Gambar 2. 19. Struktur Ban

64 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 2. 20. Bagian Bead Area

a) Kode Ukuran ban Radial

Ban mempunyai bahasa sendiri untuk berkomunikasi dengan penggunanya.


Bahasa ban yang berupa serangkaian angka dan huruf menunjukkan data-data
spesifikasi, merek dan tipe, yang universal dan sudah disepakati oleh semua
produsen ban di seluruh dunia.

Sebagai contoh ada ban dengan kode seperti pada gambar 2.31 , Ban Radial
dengan kodenya, yaitu : 205 / 65 R 15 94 H

Angka 205 dari rangkaian kode 205 / 65 R 15 94 H merupakan lebar ban dalam
satuan milimeter , kemudian angka 65 adalah aspek rasio ban dalam satuan
prosentase terhadap lebar ban, dan huruf R merupakan konstruksi Radial serta
angka 15 merupakan diameter RIM dalam satuan inchi kemudian angka 94
merupakan load index atau indek beban dalam satuan KG maksimum sedangkan
huruf H merupakan kode simbol indek kecepatan (speed index ) dalam satuan
KM / jam.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 65


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 21. Kode dan Ukuran Ban Radial

b) Indeks ( Simbol ) Kecepatan dan Indeks Beban

Indeks kecepatan adalah simbol huruf mulai dari J sampai dengan Z yang telah
disepakati bersama seluruh produsen ban untuk menunjukkan batas kecepatan
maksimum yang aman, yang juga berhubugan dengan indeks beban. Tabel di
bawah ini memberikan informasi nilai indeks beban dan simbol kecepatan untuk
masing-masing simbol atau nilai.

Simbol Kecepatan (simbol and kecepatan maksimum dalam km/jam)

J K L M N P Q R S T H V W Y

KmH 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 210 240 270 300

66 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Keterangan: Simbol “ZR” berarti aman dipacu lebih dari 240km/jam

Indeks Beban (simbol and beban maksimum dalam Kg)

LI Kgs LI Kgs LI Kg LI Kg LI Kg LI Kg

69 325 81 462 93 650 93 650 105 925 117 1285


70 335 82 485 94 670 94 670 106 950 118 1320
71 345 83 487 95 690 95 690 107 975 119 1360
72 355 84 500 96 710 96 710 108 1000 120 1400
73 365 85 515 97 730 97 730 109 1030 121 1450
74 375 86 530 98 750 98 750 110 1060 122 1500
75 387 87 545 99 775 99 775 111 1090 123 1550
76 400 88 560 100 800 100 800 112 1120 124 1600
77 412 89 582 101 825 101 825 113 1150 125 1650
78 425 90 600 102 850 102 850 114 1180 126 1700
79 437 91 615 103 875 103 875 115 1215 127 1750
80 450 92 630 104 900 104 900 116 1250 128 1800

c) Jenis – jenis Ban Menurut Penggunaannya

Dalam penggunaannya ban dibagi menjadi 2 , yaitu menggunakan ban harus


memakai ban dalam dan satunya dalam penggunaannya tidak harus
menggunakan ban dalam.

Tube Type

Ban tube type adalah ban yang memiliki ban dalam, artinya dalam
penggunaannya harus memakai ban dalam. Jenis ban ini paling banyak terdapat
jenis ban motor. Adapun untuk mobil jenis ban ini banyak digunakan pada
kendaraan angkutan. Keunggulan dari jenis ban ini antara lain, harga ban lebih
murah ketimbang ban tubeless, biaya tambal lebih murah ketimbang ban
tubeless, dan bisa memakai peleg jenis apa saja .

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 67


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 22. Ban Tube Type

Ban Tubeless

Ban tubeless lebih keras dibanding ban biasa, hal tersebut karena struktur karet
lebih tebal dan padat. Tujuannya adalah pada saat dipasang pada peleg tidak
akan bocor ban tersebut melalui pori-pori ban. Adapaun pada ban tubeless peleg
sudah terpasang cop pentil seperti pada gambar 2.39 : valve stem terpasang
pada peleg.

Gambar 2. 23: Ban Tubeless

Gambar 2. 24. Macam-macam Valve Stem Tubeless

68 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

d) PR ( Ply Rating )

Ply Rating adalah ukuran kekuatan ban bias. Semakin tinggi angka rating (selalu
bilangan genap), semakin tinggi tekanan angin yang dapat ditahan. Dari tekanan
angin itulah, kemampuan mengangkat beban bisa ditentukan dari tabel beban vs
tekanan angin.

Angka yang ditulis di depan Ply Rating bukan menunjukkan jumlah lapisan yang
sebenarnya, tetapi menunjukkan angka kekuatan dari ban. Hal ini tergantung dari
jenis bahan yang digunakan sebagai lapisannya

Gambar 2. 25. Kode Ply Rating pada Ban

Contoh : Sebuah ban bias tertulis kode 8 PR ( 8 Ply Rating ) bahan dari
polyester atau nylon dan lapisanya berjumlah 4 lapisan ( 4 ply ), akan tetapi
kekuatannya sama dengan 8 plies ( ply ) jika bahannya terbuat dari cotton.

e) TWI ( Tread Wear Indicators )

Ban merupakan komponen yang sangat vital bagi suatu kendaraan, untuk itu
diperlukan ban yang kondisinya masih bagus agar ban dapat berfungsi dengan
baik dan keselamatan dapat dicapai. Untuk mengetahui kondisi keausan , maka
pada ban diberi tanda yang digunakan memeriksa keausan pada ban berupa
tanda Δ atau tulisan TWI.

Tinggi TWI umumnya 1,5 s/d 2 mm diukur dari dasar telapak ban ( lihat gambar
2.26 )

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 69


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 26. Tread Wear Indicator ( TWI )

Gambar 2. 27. Tanda TWI pada Ban

Gambar 2. 28. Mengukur Kedalaman Grove ( Alur Ban )

f) Pola Telapak Ban

Saat ini merek dan pola telapak ban begitu bervariasi, memilih ban yang tepat
untuk memenuhi kebutuhan berkendaraan sangat diperlukan. Pada dasarnya,
pola telapak ban hanya terbagi menjadi tiga golongan utama, yakni Searah
(Directional), Simetris (Symmetric), dan Asimetris (Asymmetric).

70 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Ketiga golongan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda untuk memenuhi


kebutuhan pengemudi yang berbeda-beda.

1) Searah ( Directional )

Ban searah memiliki ciri telapak searah yang menyerupai anak panah atau pola
kembangannya berbentuk huruf "v".

Gambar 2. 29. Pola Telapak Ban Directional

Karakteristik

• Menepis air dengan sempurna untuk pengendalian yang lebih baik di


permukaan basah maupun kering.

• Performa dan pengereman yang lebih baik.

• Biasanya tersedia dalam ukuran besar (15" keatas) dan memiliki indeks
kecepatan yang tinggi.

• Dan sangat cocok untuk Pengemudi yang menyukai performa dan


kecepatan tinggi.

2) Simetris ( Symmetric )

Ban simetris biasanya memiliki telapak dengan desain RIB yang


berkesinambungan atau blok. Kedua sisinya, baik sisi dalam maupun sisi luar
memiliki fitur dan kegunaan yang sama. Pada umumnya ban dengan pola
simetris memiliki alur yang menyerupai gelombang.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 71


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 30. Pola Telapak Ban Symmetric

Karakteristik

 Nyaman dan sangat hening atau tidak berisik

 Alur utama untuk menepis air Dan sangat cocok untuk Pengemudi yang
menyukai kenyamanan dan keheningan dalam berkendara.

3) Asimetris ( Assymmetric )

Ban asimetris memiliki pola yang unik untuk membedakan kedua bagian sisinya.
Bagian luar ban biasanya memiliki desain alur yang lebih besar untuk menepis
air dan meningkatkan pengendalian pada jalan basah. Sedangkan bagian dalam
ban memiliki alur yang lebih kecil guna memperluas bidang yang bersentuhan
dengan jalan sehingga ban lebih stabil.

Gambar 2. 31. Pola Telapak Ban Assymmetric

72 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Karakteristik

 Pengendalian yang baik di jalan basah maupun kering.

 Pengendalian yang baik pada saat membelok pada kecepatan tinggi.


Dan sangat cocok untuk Pengemudi yang menyukai performa tinggi.

g) RFT ( Run-Flate Tire )

Hampir semua pabrik ban secara berkala selalu meningkatkan performa produk-
produknya baik dari segi kenyamanan maupun keselamatan. Karena menurut
penelitian dan data dari perusahaan ban bahwa 80% dari kecelakaan yang
terjadi erat hubungannya dengan ban dan tekanan angin yang kurang. RFT
singkatan dari Run Flat Tyre. Ban runflat bisa berjalan dengan aman pada
kecepatan tertentu walau tanpa angin. Ban runflat telah dikembangkan guna
menjamin keselamatan si pengemudi pada saat ban mengalami bocor dan habis
anginnya secara tiba-tiba. Ban-ban konvensional atau biasa akan kempes
cepat dan tidak dapat lagi menopang kendaraan ketika sudah tidak ada lagi
angin di dalam ban dan akan rusak bila pengemudi meneruskan perjalanan
kendaraan.

Gambar 2. 32.Konstruksi RFT

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 73


Kegiatan Pembelajaran 2

Ban RFT secara umum dapat dipakai dalam keadaan tekanan 0 (nol) sejauh 80
Km dengan kecepatan maksimum 80 km/jam, karena pada ban RFT
konstruksinya dibuat sedemikian rupa untuk mendukung kekuatan ban pada saat
tekanan angin nol. Pada ban RFT bagian sisi dalam sidewall terdapat karet
penguat , sehingga mampu menahan beban kendaraan.

h) Pemasangan Ban Baru

Untuk ban baru baik konstruksi radial maupun bias terdapat beberapa tanda (
stempel ) bulat berwarna, yaitu warna putih , warna kuning dan warna merah.
Dalam pemasangan ban baru pada peleg , ada beberapa ketentuan yang harus
diperhatikan dalam pemasangannya.

o Peleg .

Pastikan bahwa peleg dalam kondisi bersih dan kondisi baik tidak bengkok
maupun oleng.

o Ban.

Ban harus diperhatikan tanda stempel dari pabrik, berupa tanda bulatan warna
putih, warna merah dan warna kuning.

Tanda bulatan warna kuning harus tepat pada lubang tempat valve stem atau
cop pentil, karena pada tanda bulatan kuning tersebut adalah posisi ban yang
paling ringan.

Gambar 2. 33. Tanda Stempel pada Ban Baru

74 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 2. 34..Tanda Titik pada Ban Baru

Gambar 2. 35. Mesin Tyre Changer

Gambar 2. 36. Cara Melonggarkan Bead

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 75


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 37. Memasang Roda pada Mesin

Gambar 2. 38. Melepas Bead dari Peleg

Gambar 2. 39. Peleg Terpasang pada Mesin

Gambar 2. 40. Melumasi Bead dengan Lubricant

76 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

D. Aktifitas Pembelajaran

Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang
jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator.

Peserta mengerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman


materi yang dibahas.

Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian melaksanakan tugas yang


ada.

Selain itu peserta perlu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja yang layak
digunakan pada saat pelatihan di bengkel agar terhindar dari kecelakaan .

E. Latihan / Tugas

I. Tugas LK 01. Kerjakan soal-soal latihan KP 2 berikut ini.

Soal
1. Gambar berikut menunjukkan konstruksi ban . . . .

a. Radial
b. Bias / diagonal
c. Semi radial
d. Rotasi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 77


Kegiatan Pembelajaran 2

2. Ban ukuran 185/70 R14 , apa arti angka 185 ?


a. Lebar ban dalam satuan mm
b. Diameter ban dalam satuan mm
c. Lebar ban dalam satuan inchi
d. Diameter ban dalam satuan inchi

3. Pelek ukuran 5½Jx14 , apa arti angka 14 ?


a. Diameter pelek dalam satuan inchi
b. Lebar pelek dalam satuan inchi
c. Diameter pelek dalam satuan mm
d. Lebar pelek dalam satuan inchi

4. Dalam pemakaiannya ban jenis tubeless adalah . . . .


a. Tanpa menggunakan ban dalam
b. Harus menggunakan ban dalam
c. Menggunakan gas nitrogen
d. Menggunaka gas biasa

5. Perhatikan gambar di bawah ini. Ban tersebut aus karena . . . .

a. Tekanan angin kurang


b. Tekanan angin lebih
c. Toe terlalu positif
d. Toe terlalu negatif

78 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

6. Gambar berikut adalah jenis pola telapan ban . Apa jenis pola telapak
tersebut ?

a. Rib
b. Lug
c. Rib Lug
d. Kombinasi

7. Mengapa ban tersebut dikatakan radial ?

a. Karena batiknya ( kembangannya )

b. Karena lebarnya

c. Karena konstruksi karkasnya dianyam tegak lurus

d. Karena daya cengkeramannya

8. Ban dengan ukuran 5.50 – 13, apa arti angka 5.50 ?

a. Lebar ban ( inchi )

b. Tinggi ban ( mm )

c. Tinggi Ban ( inchi )

d. Diameter pelek ( inchi )

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 79


Kegiatan Pembelajaran 2

9. Ban dengan kode ukuran 7.50 – 16 , apa arti angka 16 ?

a. Tanda ban bias

b. Indek ban

c. Tinggi ban ( inchi )

d. Diameter pelek ( inchi )

10. Perhatikan gambar berikut !

Pola telapak ban diatas adalah . . . .

a. Symetris

b. Asymetris

c. Directional

d. Multi dyrectional

II. Tugas LK 02. Pengembangan Soal

a. Buatlah tiga soal latihan pilihan ganda yang “HOT”. (Higher Order Thinking
Skill)

b. Panduan membuat soal dengan konsep “HOT” dapat dilihat pada materi
pedagogik modul penilaian dan evaluasi pembelajaran kelompok kompetensi
H.

80 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

c. Masing-masing soal ditulis di kartu soal.

KISI-KISI PENULISAN SOAL

Satuan Pendidikan :

Mata Pelajaran :

No. Kompetensi Kelas Materi Indikator Bentuk Soal


Dasar

1.

2.

3.

4.

4. Contoh soal.

KARTU SOAL

Jenjang : SMK

Mata Pelajaran : Roda

Kelas/ Smt : XI/1

Kompetensi : Mendiskripsikan Ban mobil

Level :2

Materi : Ukuran dan Kode Ban

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 81


Kegiatan Pembelajaran 2

Sebuah mobil jenis station memakai Ban Standar dari pabrik yaitu
dengan ukuran dan kode ban sebagai berikut : 185/70 R14 S82. Arti
dari kode Ban tersebut adalah :

a. 185 : adalah ukuran lebar ban dalam satuan millimeter.

b. 70 : adalah tebal ban dalan satuan milimeter.

c. R : adalah symbol kecepatan dalam satuan KM/Jam

d. 14 : adalah ukuran diameter ban dalam satuan Inchi.

Kunci jawaban A

5. Penjelasan :

Soal di atas termasuk level 2, yaitu menuntut peserta didik memiliki


kemampuan aplikatif (Applying). Untuk dapat menyelesaikan soal ini dengan
benar diperlukan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi jenis- jenis
ban mobil dan dapat mengaplikasikan gagasan-gagasan dan konsep-konsep
ban mobil dengan menganalisis informasi.

III. Tugas LK 03. Tugas proyek membalancing roda.


Lakukan balans roda depan dengan peralatan yang tersedia dan sesuai
dengan prosedur / SOP yang telah dijelaskan pada KP 2:

82 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

F. Rangkuman

1. Materi Peleg terdiri dari : (a) Konstruksi peleg ,yaitu peleg terbagi dan peleg
utuh (b) Bahan peleg ,terbuat dari baja dan ada yang terbuat dari aluminium
paduan, ukuran dan kode peleg untuk mengetahui berapa ukuran dan offset
peleg
2. Mareti Ban terdiri dari : (a) Konstruksi ban , yaitu ban radial dan konstruksi
ban bias (b) ukuran dan kode ban , 205 / 65 R 15 H 89 yaitu lebar ban
ukuran 205 mm , apek rasio 65% dan diameter peleg 15 inchi , kecepatan
maksimum ( H ) adalah 210 Km/jam serta mempunyai indek beban 89
adalah maksimum 582 Kg, (c) Tread patern adalah pola telapak ban
3. Materi RFT terdiri dari : (a) fungsi Run Flat Tire , yaitu jenis ban yang aman
karena mobil masih bisa berjalan dengan kecepatan 80 Km/jam dengan
jarak 80 Km walaupun tekanan angin ban nol.(b) Konstruksi RFT yaitu ada
tambahan karet penguat disidewallnya sehingga mampu menahan beban
yang tinggi walapun tekanan angin nol.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Peserta pelatihan setelah menyelesaikan proses pembelajaran dalam modul ini


diharapkan mempelajari kembali materi/bagian-bagian yang belum dikuasai dari
modul ini sampai tuntas untuk dipahami secara mendalam. Setelah itu
hendaknya pengetahuan dari modul ini bisa dikembangkan dengan sendirinya
sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru/pendidik, dan untuk
bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan
minimal materi 80%.

Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti


uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas
nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib
mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 83


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Kegiatan Pembelajaran 3
Sistem Suspensi

A. Tujuan

Setelah belajar materi kegiatan belajar 3 ini peserta diharapkan:

1. Mampu menelaah sistem suspensi.

2. Mampu mendiagnosis kerusakan sistem suspensi

3. Mampu memperbaikisistem suspensi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menelaah sistem suspensi pada kendaraan


2. Mendiagnosis kerusakan sistem suspensi
3. Memperbaiki sistem suspensi

C. Uraian Materi

1. Sistem Suspensi

Suspensi adalah kumpulan komponen kendaraan yang berfungsi meredam


kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak
rata yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian
kendaraan. Sistem suspensi kendaraan terletak di antara bodi (rangka) dengan
roda.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 85


Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 3. 1: Sistem Suspensi

Untuk itu maka suspensi harus dapat :

 Mengantar gerakan roda

 Memungkinkan roda tetap menapak pada jalan

 Mengabsorsi dan meredam getaran bodi akibat kondisi jalan

 Meneruskan gaya pengemudian dan pengereman.

Ada dua jenis utama suspensi yaitu :


 Sistem suspensi dependen atau sistem suspensi poros kaku ( aksel rigid)

 Sistem suspensi independen atau sistem suspensi bebas.

86 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 3. 2: Sistem Suspensi Depan

a. Sistem suspensi dependen atau aksel rigid

Sistem Suspensi dependen adalah roda dalam satu poros dan dihubungkan
dengan poros kaku ( aksel rigid ), poros kaku tersebut dihubungkan ke bodi
dengan menggunakan pegas, peredam kejut dan lengan kontrol ( control arm ).
Awalnya semua kendaraan menggunakan sistem ini. Sampai sekarang sebagian
besar kendaraan berat seperti truck, masih menggunakan sistem ini, sedangkan
kendaraan niaga umumnya menggunakan sistem ini pada roda belakang.

Suspensi tersebut mempunyai sikap saling mempengaruhi sikap roda kiri atau
kanan serta badan mobil apabila salah satu roda memegas. Salah satu
keuntungan suspensi tipe rigid ini adalah kontruksinya yang sederhana dan kuat.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 87


Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 3. 3: Suspensi Dependen ( Aksel Rigid )

Macam – Macam konstruksi Suspensi Aksel Rigid

Bahan aksel rigid umumnya dibuat dari baja yang diperkuat dengan proses
perlakuan panas (temper). Yang menjadi perhatian penting adalah tidak boleh
memanaskan aksel sampai temperatur tertentu yang menyebabkan struktur
bahan berubah, sehingga kekuatan aksel menjadi berkurang.

1) Aksel Canggah

Aksel dibuat menyerupai canggah yang dihubungkan King Pin dengan spindel.
Aksel semacam ini sering digunakan pada mobil berat ( truk dan bus ) serta
mobil jeep.

Gambar 3. 4: Suspensi Rigid Aksel Canggah

88 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

2) Aksel Kepalan Tinju

Pada suspenssi jenis ini aksel dibuat menyerupai kepalan tinju yang
dihubungkan oleh King-Pin dan Spindel. Aksel semacam ini sering digunakan
pada mobil berat yaitu truck dan bus dan aksel dibuat dari baja profil I.

Gambar 3. 5: Suspensi Rigid Aksel Kepalan Tinju

Ujung aksel berbentuk seperti kepalan tinju yang dihubungkan oleh king pin
dengan spindel.

3) Aksel Pipa Rigid Berpegas Koil

Konstruksi aksel rigid dengan pegas koil lebih rumit karena harus dilengkapi
dengan lengan melintang ( lateral rod / panhard rod ) dan lengan memanjang,
tetapi pemegasan lebih nyaman dan suspensi menjadi lebih ringan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 89


Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 3. 6: Aksel Rigid Berpegas Coil

Penahan Gaya Memanjang

Lengan–lengan berfungsi untuk mengantar gerakan roda ( pegas koil tidak dapat
menerima beban horisontal ) arah memanjang dan melintang. Karena pegas koil
tidak dapat menahan gaya horisontal arah memanjang dan melintang yang
menyebabkan kedudukan pegas berubah-ubah. Untuk itu tugas ini dipikul oleh
lengan memanjang.

Pada saat terjadi pengereman, pada aksel terjadi puntiran dan pergeseran arah
memanjang. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dua jenis lengan yaitu lengan
memanjang bawah dan atas ( lengan torsi ).

Penahan gaya melintang

Gambar 3. 7: Aksel Rigid dengan Lengan Panhard

Penahan gaya melintang dengan batang Panhard ( Panhard rod ).Salah satu
ujungnya dipasang pada aksel ujung yang lain dipasang pada rangka/bodi.
Batang panhard harus dibuat sepanjang mungkin, untuk menghindari geseran
arah ke samping (sifat jalan yang tidak aman).

4) Aksel Rigid Berpegas Daun

Pegas daun yang dipakai pada suspensi ini adalah pegas daun yang berlapis
yang dibentuk setengah elips. Lapisan pegas berbentuk elips berfungsi agar
pemegasan terjadi bertahap sesuai berat / beban mobil dan gaya yang
ditimbulkan oleh roda.

90 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 3. 8: Aksel Rigid Berpegas Daun

Tidak dibutuhkan lengan – lengan, karena pegas daun dapat meneruskan beban
/ gaya memanjang dan melintang. Tiga gaya ( gaya samping, gaya memanjang,
gaya tegak ) harus dapat ditahan dengan lembut oleh sistem suspensi dan
kelengkapannya. Tiga gaya tersebut timbul ketika pengereman, reaksi penggerak
dan pemegasan.

Penahan Gaya Memanjang

Gaya memanjang Fb, terjadi ketika pengereman dan reaksi penggerak. Gaya Fb
harus dapat ditahan oleh Fb’ Gaya Fb’ adalah gaya reaksi yang timbul dari pegas
daun.

Gambar 3. 9: Gaya Memanjang dari Kendaraan

Gaya reaksi penggerak dan pengereman.

Bila aksel mendapat gaya pengereman dan reaksi penggerak, aksel akan
terpuntir dan menekuk pegas sehingga berbentuk huruf “S”, bagian ini mudah

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 91


Kegiatan Pembelajaran 3

patah. Oleh karena itu untuk menghindari patah pada pegas daun perlu
penggantung ayun.

Penahan gaya samping

Gambar 3. 10: Gaya Kesamping dari Kendaraan

Pegas diikat kuat oleh dua buah klem “U” pada aksel sehingga tidak bisa
bergeser ke samping ketika terjadi gaya kesamping Fs. Gaya kesamping terjadi
ketika mobil berbelok dan memegas.

5) Aksel De – Dion

Kedua Roda dihubungkan tetap melalui aksel pipa arah melintang. Rumah
differensial dipasang langsung pada bodi, dengan demikian massa tak berpegas
menjadi ringan. Poros aksel dihubungkan oleh dua arah penghubung universal
(universal joint) yang memungkinkan dapat bergerak aksial.

92 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 3. 11: Aksel De-Dion

b. Suspensi Independen
Antara roda dalam satu poros tidak terhubung secara langsung, masing-masing
roda (kiri dan kanan) terhubung ke bodi atau rangka dengan lengan suspensi
(suspension arm), pegas dan peredam kejut. Guncangan atau getaran pada
salah satu roda tidak memengaruhi roda yang lain. Pada umumnya kendaraan
penumpang menggunakan sistem ini pada semua poros rodanya, sedangkan
kendaraan niaga umumnya menggunakan sistem ini pada roda depan
sedangkan pada poros roda belakang menggunakan sistem suspensi dependen.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 93


Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 3. 12: Sistem Suspensi Independent

Pada suspensi model bebas (independent suspension ), masing-masing pada


roda kiri dan kanan bergerak bebas ( independen ). Roda kiri dan kanan tidak
dihubungkan secara langsung pada axle tunggal. Kedua roda dapat bergerak
secara bebas tanpa saling mempengaruhi. Biasanya suspensi model bebas ini
digunakan pada roda depan mobil penumpang dan truck kecil. Sekarang
suspensi model bebas digunakan juga pada roda belakang mobil penumpang.
Perbedaan besar antara suspensi depan dan belakang disebabkan roda depan
dapat membelok. Ketika kendaraan membelok atau melalui jalan yang tidak rata,
roda-rodanya menerima gaya dari permukaan jalan. Suspensi berfungsi
menyerap gaya-gaya ini agar kendaraan berjalan sesuai dengan arah yang
diinginkan. Disamping itu untuk mencegah roda bergoyang, bergerak ke arah
depan, belakang, samping, secara berlebihan, atau merubah kemiringan roda,
hal ini akan mempengaruhi kestabilan kendaraan. Karena faktor inilah suspensi
model bebas sering digunakan pada roda depan.

1) Suspensi Tipe Mc Pherson

Suspensi tipe ini banyak digunakan pada roda depan. Konstruksi dari suspensi
tipe strut adalah : lower arm, strut bar, stabilizer bar dan strut assembly. Ujung
lower arm dipasang pada suspension member melalui bushing karet dan dapat
bergerak naik turun. Ujung lainnya dipasang ke steering knuckle arm melalui ball
joint. Sebagai bagian dari suspension linkage, shock absorber berfungsi
menyerap kejutan dari jalan dan menopang berat kendaraan. Bagian atasnya

94 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

dipasang pada fender apron melalui bantalan karet dan bearing. Bagian bawah
strut diikat dengan baut pada steering knuckle.

Gambar 3. 13: Suspensi Mc Pherson Strut

2) Suspensi Mc Pherson Strut dengan Lower arm “ L” type

Ada beberapa macam bentuk lower arm yang digunakan untuk menopang roda
dan bodi kendaraan. Diantaranya adalah bentuk lower arm berbentuk L. bentuk
ini ada yang digunakan pada kendaraan yang mesinnya di depan dan
penggeraknya roda depan. Lower arm bentuk L ini diikat pada body pada dua
tempat melalui bushing dan ke steering knuckle melalui ball joint. Keuntungannya
dapat menahan gaya dari arah samping maupun arah depan belakang sehingga
tidak perlu menggunakan strut bar.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 95


Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 3. 14: Suspensi Mc Pherson dengan Lengan L

3) Suspensi Double Wishbones

Bagi banyak perancang suspensi, suspensi Double Wishbones atau istilah


lainnya “A-arms adalah suspensi paling ideal. Suspensi indipenden ini dapat
digunakan untuk roda depan dan belakang. Selain itu, Double Wishbones juga
memiliki kontrol camber yang hampir sempurna. Selama lebih dari 40 tahun,
inilah suspensi yang banyak dipakai pada mobil-mobil sports dan sedan-sedan
berpengendalian terbaik. Suspensi ini memiliki kekuatan yang kokoh karena ada
2 lengan, bagian atas dan bawah, dengan begitu tekanan dari samping atas
maupun depan dapat teredam dengan baik. Suspensi Double Wishbones sangat
popular pada mobil-mobil Amerika.

96 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 3. 15: Suspensi Double Wishbone

Pada dasarnya, suspensi Double Wishbones selalu menjaga roda tegak lurus
pada permukaan jalan dan meminimalkan pergerakan roda. Kemampuan ini
berujung pada pengendalian kendaraan yang stabil.

4) WishboneSistem “ Honda “ ( Suspensi Lengan Melintang )

Suspensi ini tergolong “ Suspensi Wishbone “ atau lengan menlintang yang


dikembangkan dari suspensi Mac Pherson oleh Honda.

Ada dua sistem suspensi, yaitu Wishbone suspension untuk semua aksel ( aksel
depan dan belakang ), dan Mc Pherson strut untuk aksel depan + Wishbone
suspension belakang , dulu semua mobil Honda all wishbone suspension.

Gambar 3. 16: Suspensi Wishbone "Honda"

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 97


Kegiatan Pembelajaran 3

Keuntungan dari suspensi Wishbone terletak pada kemampuan sudut camber


depan yang mengikuti lengkungan permukaan jalan sehingga memberikan traksi
maksimum di kecepatan tinggi dan di permukaan jalan yang bergelombang.
Masalahnya, suspensi wishbone ini membutuhkan tempat yang luas jadi mobil
dengan suspensi ini cenderung panjang bagian depannya.

a) Suspensi Double Wishbone Dengan Pegas Koil

Suspensi model bebas ini banyak digunakan pada roda depan mobil penumpang
dan truck kecil. Konstruksinya adalah roda dipasang pada body melalui dua
lengan suspensi ( upper dan lower arm ). Shock absorber dan pegas koil
dipasang diantara kedua arm tersebut di atas, steering knuckle dan frame. Salah
satu ujung arm dipasang pada body atau frame melalui bushing, dan ujung
lainnya pada steering knuckle melaui ball joint. Bagian atas shock absorber diikat
pada body atau frame, dan bagian bawahnya ke lower arm. Pegas koil terletak
diantara lower arm dan body

Gambar 3. 17: Suspensi Double Wishbone Berpegas Coil

98 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

b) Suspensi Double Wishbone Dengan Pegas Torsi

Torsion Bar Salah satu ujung batang terpasang pada sasis sementara ujung
lainnya melekat pada tuas lengan suspensi, dengan baut penyetel torsi tegak
lurus dengan lengan yang melekat pada lengan suspensi, spindle, atau poros.
Baut penyetel torsi dapat bervariasi untuk menyesuaikan tinggi kendaraan.
Beberapa keuntungan sistem ini adalah daya tahan, dan penyesuaian tinggi
mobil.

Pegas batang torsi (torsion bar) digunakan pada kendaraan yang tidak
menggunakan pegas koil ataupun pegas daun pada suspensi depan. Pegas
digantikan oleh pegas torsi yang berbentuk seperti pipa bulat memanjang. Pegas
batang torsi (torsion bar) bekerja secara puntiran karena batang torsi dibuat dari
baja yang mempunyai elastisitas tinggi.

Gambar 3. 18: Suspensi Double Wishbone Berpegas Coil

Dan kerjanya apabila roda-roda depan menerima kejutan dari permukaan jalan
dan diteruskan ke lower arm maupun upper arm melalui knuckle kemudi. Gaya
yang diterima lower arm ditahan dengan kemampuan puntiran pegas torsi yang
dipasangkan antara lower arm dengan rangka (frame). Untuk mendapatkan
proses pemegasan (puntiran) yang halus pada pegas torsi, maka peredam
getaran dipasangkan untuk memperhalus proses pemegasan yang dipasangkan
antara lower arm dengan frame kendaraan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 99


Kegiatan Pembelajaran 3

Pada suspensi Wishbone, lengan atas dibuat lebih pendek daripada lengan
bawah, supaya saat pemegasan :

 Jarak roda tidak berubah ( keausan ban berkurang )

 Tumpuan roda saat pemegasan ( belok ) baik

c) Suspensi Trailing-Arm

Suspensi ini biasanya digunakan pada roda belakang mobil kecil denga
penggerak roda depan. Pada jenis ini bagian belakang lengan suspensi
dihubungkan dengan jalan dilas pada axle beam. Saat roda-roda bergerak
dengan arah yang berlawanan (satu arah ke atas dan yang satu ke bawah),
gerakan puntiran dari ujung lengan suspensi diteruskan kedalam gerakan
puntiran axle beam belakang. Puntiran dari axle beam belakang dan stabilisator
menghasilkan gaya reaksi yang berlawanan dengan puntiran lengan suspensi.

Lengan memanjang mengantar gerakan roda dan menahan gaya memanjang /


melintang. Dan penggunaannya pada Aksel belakang tanpa penggerak roda.

Gambar 3. 19: Suspensi Trailing Arm

100 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

d) Suspensi Semi-Trailing Arm

Pada umumnya jenis ini memiliki konstruksi yang sederhana dan tidak
memerlukan banyak tempat. Biasanya jenis ini digunakan pada kendaraan roda
belakang dan mobil penumpang. Jenis ini dirancang untuk meningkatkan
kekakuan dengan memperlihatkan beban dari samping dan memperkecil
alignment yang terjadi pada saat roda bergerak ke atas dan bawah.

Gambar 3. 20: Suspensi Semi-Trailing Arm

2. Pegas Dan Stabilisator

a. Pegas

Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh


pukulan jalan pada roda. Selain itu juga menjamin roda tetap menapak pada
jalan. Pemegasan pada kendaraan dihasilkan oleh : ban, pegas suspensi dan
pegas tempat duduk.

Gambar 3. 21: Pemegasan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 101


Kegiatan Pembelajaran 3

Massa tak terpegas ( A ), meliputi :Roda, rem, aksel dan setengah pegas bagian
bawah.

Massa terpegas ( B ) ,meliputi :Bodi dan semua komponen yang melekat pada
bodi, penumpang barang dan setengah pegas bagian atas.

Kendaraan semakin nyaman jika massa tak terpegas semakin ringan.

Gambar 3. 22: Massa Terpegas dan Tak Terpegas

Ada 3 macam pegas yang umum digunakan pada sistem suspensi, yaitu pegas
daun, coil dan batang torsi. Pegas coil atau coil spring bila dibandingkan dengan
pegas yang lainnya memiliki tahanan atau redaman kejutan yang lebih baik dan
tidak terjadi gesekan antara pegas (defleksi) yang menyebabkan getaran pada
body. Didalam sistem suspensi pegas merupakan kawan dari shock absorber
yang keduanya menjadi komponen utama pada sistem suspensi. Pegas
mempunyai fungsi untuk menyerap kejutan, getaran, dan oskilasi yang diterima
dari permukaan jalan yang tidak rata, sehingga tidak diteruskan ke bodi. Selain
itu pegas juga mempunyai fungsi untuk meningkatkan kemampuan cengkeraman
roda-roda terhadap jalan.

1) Pegas Daun

Pegas ini biasanya dibuat dari plat baja yang memiliki ketebalan 3 – 6 mm.
susunan pegas daun terdiri atas 3 – 10 lembar plat yang diikat menjadi
satumenggunakan baut atau klem pada bagian tengahnya. Pada ujung plat
terpanjang dibentuk mata pegas untuk pemasangannya. Sementara itu bagian
belakang dari plat baja paling atas dihubungkan dengan kerangka menggunakan
ayunan yang dapat bergerak bebas saat panjang pegas berubah-ubah karena
pengaruh perubahan beban.

102 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Pegas daun biasanya digunakan pada kendaraan angkutan seperti pick-up,


truck, dan ada beberapa mobil penumpang yang juga menggunakan pegas tipe
ini. Pegas ini mempunyai keuntungan kontruksinya lebih sederhana, dapat
meredam getaran sendiri, lebih kuat dan juga berfungsi sebagai lengan
penyangga (tidak memerlukan lengan memanjang dan melintang). Pada pegas
tipe ini biasanya yang paling banyak terjadi kerusakan adalah bushingnya.

Gambar 3. 23: Pegas Daun

Pemasangan pegas daun : yaitu pegas daun dipasang diatas poros roda
belakang dan pegas daun dipasang dibawah poros roda belakang. Kebanyakan
pegas daun dipasang tepat ditengah-tengah panjang pegas tersebut sehingga
bagian depan dan belakang sama panjang. Tetapi ada juga pemasangan pegas
daun yang tidak tepat ditengah, yaitu bagian depan lebih pendek dari bagian
belakang, getaran yang timbul ketika kendaraan direm atau meluncur dapat
dikurangi. Saat kendaraan berat tidak menerima beban berat maka yang
digunakan saat itu pegas primer, sedangkan saat diberi beban berat maka pegas
primer dan sekunder akan bekerja bersama-sama.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 103


Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 3. 24: Pegas Daun Terpasang pada Mobil

2) Pegas Koil

Pegas Koil atau sering disebut juga coil spring dan sering juga disebut per keong
atau pegas ulir dan pegas spiral.. Pegas sepiral ini terdiri atas sebuah uliran
batang baja dalam bentuk melingkar seperti rumah siput atau keong. Pegas ini
memiliki ketahanan sangat baik terhadap beban kejut, dan ketika terjadi defleksi
tidak akan menimbulkan gesekan. Namun pegas spiral tidak memiliki sifat
meredam beban kejut, sehingga dalam pemakaiannya selalu dirangkaikan
dengan peredam kejut (shock absorber) serta memerlukan dudukan pegas yang
dipasang dikedua ujung pegas spiral.

Pada saat pemegasan, batang pegas koil menerima beban puntir dan lengkung.
Pegas koil ini terbuat dari batang baja khusus dan berbentuk spiral. Pegas ini
banyak digunakan pada kendaraan kecil kecil terutama kendaraan yang
mementingkan kenyamanan penumpang, sebagai contoh adalah mobil sedan.
Pegas coil memeliki kelebihan dapat menyerap getaran atau kejutan lebih besar
(baik) daripada pegas daun dan pegas batang torsi, dan lengkah pemegasan
panjang. Tetapi memiliki kerugian tidak dapat meredam dirinya sendiri, tidak
dapat menerima gaya horizontal. Pegas koil dapat digunakan pada suspensi
independen dan axle rigid.

104 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 3. 25: Pegas Coil ( Coil Spring )

3) Pegas Batang Torsi ( Puntir )

Hampir sama dengan kedua pegas sebelumnya, pegas ini dibuat dari batang
baja tetapi bersifat elastis terhadap puntiran. Dengan puntiran inilah pegas ini
dapat menyerap kejutan dan getaran yang diakibatkan oleh permukaan jalan.
Konstruksi pegas batang torsi sangatlah sederhana, ringan dan tidak banyak
memakan tempat. Namun demikian pegas ini kurang begitu kuat untuk menahan
beban yang berat. Salah satu ujung pegas ini dipasang pada rangka yang tidak
mendapat puntiran.

Gambar 3. 26: Pegas Puntir ( Torsion Bar )

Gambar 3. 27: Pegas Torsi Terpasang pada Mobil

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 105


Kegiatan Pembelajaran 3

b. Stabilisator :

Stabilisator atau Stabilizer bar merupakan komponen utama pada sistem


suspensi yang berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya
sentrifugal saat kendaraan membelok atau mengurangi efek rolling bodi
kendaraan dan memperbaiki sifat jalan belok kendaraan. Untuk suspensi depan,
stabilizer bar biasanya dipasang pada ke dua lower arm melalui bantalan karet
dan linkage. Pada bagian tengah ke frame pada dua tempat melalui bushing.

Gambar 3. 28: Prinsip Kerja Stabilisator

Cara kerja :

Pada saat salah satu roda terpegas ( misal : pada saat kendaraan belok ), maka
bagian melintang stabilisator menerima beban puntir karena gaya pada kedua
sisi memanjang berlawanan arah. Karena salah satu sisi stabilisator
berhubungan langsung dengan bodi, maka gaya Fa menarik bodi ke bawah,
gaya Fb mengangkat bodi ke atas, sehingga kecenderungan “ Rolling “
berkurang.

106 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Konstruksi pemasangan stabilisator.

1.1. Cara pertama : Lengan melintang diikat pada body dengan ditahan atau
diklem dengan besi berlapis karet atau bushing dan kedua ujung lengan
memanjang diikat pada suspensi menggunakan baut.

Gambar 3. 29: Pemasangan Stabilisator pada Mobil

1.2. Cara kedua : Lengan melintang diikat pada suspensi dengan ditahan atau
diklem dengan besi berlapis karet atau bushing dan kedua ujung lengan
memanjang diikat pada body menggunakan baut.

Gambar 3. 30: Ujung Stabilisator di Ikat pada Bodi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 107


Kegiatan Pembelajaran 3

1. Peredam Getaran ( Shock Absorber )

Shock Absorber (shock breaker) yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa


Indonesia berarti peredam kejut, merupakan salah satu komponen utama dalam
sistem suspensi, Shock absorber berkolaborasi dengan pegas (spring.

Tanpa Peredam Getaran

Gerakan oksilasi mobil pada saat berjalan seperti gelombang dan relatif
membutuhkan waktu yang lama untuk berhenti. Sehingga membuat pengemudi
dan penumpang merasa tidak nyaman dan tidak aman pula.

Gambar 3. 31: Gerakan Mobil tanpa Shock Absorber

Dengan Peredam Getaran

Dengan peredam getaran atau shock absorber terlihat bahwa gerakan oskilasi
mobil tersebut relatif cepat berhenti dan gerakan oksilasi itu maksimal 1,5 kali
kemudian berhenti. Dengan demikian akan membuat penumpang maupun
pengemudi merasa nyaman dan aman.

Gambar 3. 32: Gerakan Mobil Dengan Shock Absorber

108 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

a. Fungsi Peredam Getaran :

Di dalam suspensi terdapat pegas yang berfungsi untuk menyerap kejutan dan
getaran agar tidak diteruskan ke body kendaraan. Apabila suspensi kendaraan
hanya terdapat pegas saja tanpa shock absorber, maka kendaraan akan
bergerak naik turun dalam waktu yang lama, sehingga bukannya kenikmatan
yang didapat tetapi ketidaknyamanan. Untuk meredam atau melawan oskilasi (
gerak naik turun ) yang disebabkan oleh pegas saat menyerap kejutan dari jalan
dipasanglah shock absorber didalam suspensi kendaraan.

Gambar 3. 33: Prinsip Kerja Shock Absorber

b. Cara Kerja Shock Absorber

Pada saat kompresi / turun (gambar 3.48), maka piston bergerak turun dan katup
tarik terbuka sehingga minyak dapat mengalir dengan lancar, sehingga tidak
terjadi peredaman.

Pada saat naik (expansi), maka piston juga bergerak naik dan katup tarik
tertutup, katup tekan membuka. Sehingga minyak akan melalui orifice (lubang
kecil) pada katup tekan, pada saat inilah terjadi peredaman oskilasi yang
diakibatkan oleh pegas.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 109


Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 3. 34: Penampang Shock Absorber

D. Aktifitas Pembelajaran

Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang
jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator.

Peserta mengerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman


materi yang dibahas.

Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian melaksanakan tugas yang


ada.

Selain itu peserta perlu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja yang layak
digunakan pada saat pelatihan di bengkel agar terhindar dari kecelakaan .

110 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

E. Latihan / Tugas

I.Tugas LK 01. Kerjakan soal-soal latihan KP 3 berikut ini.

Soal-soal

1. Jenis suspensi di gambar bawah ini adalah . . . .

a. Suspensi aksel rigid


b. Suspensi Wishbone
c. Suspensi Mc. Pherson
d. Suspensi Dedion

2. Suspensi di bawa ini adalah jenis . . . .

a. Suspensi Mc. Pherson


b. Suspensi aksel rigid
c. Suspensi dedion
d. Suspensi Wishbone

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 111


Kegiatan Pembelajaran 3

3. Suspensi berikut di bawa ini adalah . . . .

a. Suspensi wishbone
b. Suspensi Mc. Pherson
c. Suspensi aksel rigid
d. Suspensi Dedion

4. Fungsi ball joint suspensi adalah . . . .


a. Sebagai sendi pada saat mobil mengayun dan belok
b. Untuk meredam getaran pada mobil
c. Agar pengemudian mobil menjadi ringan
d. Agar mobil stabil pada saat jalannya berkelok-kelok

5. Fungsi shock absorber adalah . . . .


a. Meredam getaran akibat kondisi permukaan jalan
b. Meredam pada saat jalannya mobil berbelok
c. Supaya mobil stabil pada saat berjalan pada kecepatan tinggi
d. Supaya mobil nyaman pada saat berjalan lambat maupun cepat

6. Fungsi pegas pada mobil adalah . . . .


a. Mengurangi dan meredam getaran akibat permukaan jalan
b. Supaya mobil berjalan bisa mengayun-ayun sehingga nyaman
c. Mengurangi oleng pada saat mobil berbelok pada kecepatan tinggi
d. Supaya pada saat mobil berjalan setir menjadi ringan

112 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

7. Yang tidak termasuk komponen Suspensi adalah :

a. Shock absorber
b. Pegas Coil
c. Control arm
d. Long tie-rod

8. Suspensi yang digunakan pada Truk dan Bus adalah :

a. Rigid bagian belakang, independent bagian depan


b. Rigid bagian belakang, rigid bagian depan
c. Rigid bagian depan, independent bagian belakang
d. Independent bagian depan, independent bagian belakang

9. Yang berfungsi untuk meredam getaran pada komponen Suspensi


adalah :

a. Shock absorber
b. Pegas Coil
c. Control arm
d. Ball joint

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 113


Kegiatan Pembelajaran 3

10. Perhatikan gambar di bawah ini, apa nama komponen yang ditunjukkan
angka 1 pada gambar ?

a. Upper arm
b. Mc Pherson
c. Lower arm
d. Double Wishbone

II. Tugas LK 02. Pengembangan Soal

a. Buatlah tiga soal latihan pilihan ganda yang “HOT”. (Higher Order Thinking
Skill)

b. Panduan membuat soal dengan konsep “HOT” dapat dilihat pada materi
pedagogik modul penilaian dan evaluasi pembelajaran kelompok kompetensi
H.

c. Masing-masing soal ditulis di kartu soal.

114 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

KISI-KISI PENULISAN SOAL

Satuan Pendidikan :

Mata Pelajaran :

No. Kompetensi Kelas Materi Indikator Bentuk Soal


Dasar

1.

2.

3.

4.

Contoh soal.

KARTU SOAL

Jenjang : SMK

Mata Pelajaran : Sistem Suspensi

Kelas/ Smt : XI/1

Kompetensi : Mendiskripsikan komponen Sistem suspensi

Level :2

Materi : Komponen-komponen Sistem Suspensi

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 115


Kegiatan Pembelajaran 3

Sebuah mobil penumpang menggunakan sistem suspensi double wishbone , dan agar
suspensi berfungsi dengan baik maka diperlukan shock absorber yang berfungsi baik.
Jadi fungsi shock absorber adalah ....

a. Meredam getaran yang ditimbulkan antara permukaan jalan dengan roda.

b. Menghantar gerakan roda akibat permukaan jalan yang tidak rata.

c. Menstabilkan kondisi mobil setelah berbelok agar tidak rolling.

d. Menstabilkan kondisi mobil pada saat berjalan melalui jalan yang tidak rata
.

Kunci jawaban A

Penjelasan :

Soal di atas termasuk level 2, yaitu menuntut peserta didik memiliki kemampuan
aplikatif (Applying). Untuk dapat menyelesaikan soal ini dengan benar diperlukan
pengetahuan dan pemahaman terhadap materi sistem suspensi kendaraan dan
dapat mengaplikasikan gagasan-gagasan dan konsep-konsep sistem suspensi
dengan menganalisis

III. Tugas LK 03. Tugas proyek membongkar dan memasang shock absorber
Lakukan pembongkaran dan pemasangan shock absorber depan dan
belakang dengan peralatan yang tersedia dan sesuai dengan prosedur /
SOP yang telah dijelaskan.pada KP 3:

116 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

F. Rangkuman

a. Materi suspensi terdiri dari : (a) suspensi aksel rigid ( dependen ) yaitu jenis
suspensi kaku yang banyak digunakan pada mobil angkutan, (b) suspensi
Mc Pherson Strut yaitu jenis suspensi independen yang banyak digunakan
mobil penumpang karena konstruksi lebih sederhana, mudah perawatannya
, (c) suspensi double wishbone yaitu suspensi yang menggunakan 2 lengan
yaitu lengan ata dan lengan bawah ( upper arm dan lower arm ) merupaka
suspensi yang lebih sempurna akan tetapi perawatannya lebih rumit.

b. Materi pegas dan stabilisator terdiri dari : (a) macam-macam pegas yaitu
pegas daun , pegas koil dan pegas puntir ( batang torsi ), (b) stabilistor yang
berfungsi untuk menstabilkan mobil setelah belok agar tidak terjadi rolling
atau melewati jalan yang bergelombang.

c. Shoc absorber terdiri dari : (a) fungsi shock absorber yaitu untuk meredam
getaran yang ditimbulkan oleh permukaan jalan terhadap roda yang
diteruskan ke bodi , (b) macam-macam shock absorber yaitu monotube ,
twintube dan jenis sock aksorber gas.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Peserta pelatihan setelah menyelesaikan proses pembelajaran dalam modul ini


diharapkan mempelajari kembali materi/bagian-bagian yang belum dikuasai dari
modul ini sampai tuntas untuk dipahami secara mendalam. Setelah itu
hendaknya pengetahuan dari modul ini bisa dikembangkan dengan sendirinya
sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru/pendidik, dan untuk
bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan
minimal materi 80%.

Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti


uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 117


Kegiatan Pembelajaran 3

nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib
mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.

118 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Kegiatan Pembelajaran 4
Wheel Alignment

A. Tujuan

Setelah belajar materi kegiatan belajar 4 ini peserta diharapkan mampu :

1. Menelaah wheel alignment


2. Mendiagnosis kesalahan wheel alignment
3. Melaksanakan wheel alignment.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menelaah wheel alignment


2. Mendiagnosis kesalahan wheel alignment
3. Melaksanakan wheel alignment.

C. Uraian Materi

Wheel Alignment

Wheel alignment (kelurusan roda) adalah suatu penyetelan yang meliputi


komponen suspensi dan steering, roda dan rangka kendaraan. Produsen
pembuat kendaraan menentukan sudut penyetelan whell alignment ini
berdasarkan kontruksi kendaraan dan kegunaannya. Saat semua sudut telah
sesuai dengan spesifikasinya, maka mobil atau kendaraan telah setel dengan
tepat, dan merupakan kompromi yang baik antara gesekan yang kecil, usia
pemakaian roda relatif lama, stabilitas mobil di jalan dan kontrol steering oleh
pengemudi juga baik.

Kecelakaan berkendara, berjalan melewati jalan yang bergelombang


(guncangan di jalan) , serta perbaikan komponen dapat membuat beberapa
sudut menyimpang dari spesifikasi. Pada saat hal tersebut terjadi, maka akan
dapat mempengaruhi dalam pengontrolan kendaraan. Saat inilah mobil perlu

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 119


Kegiatan Pembelajaran 4

untuk di setting ulang, untuk mendapatkan sudut yang tepat sesuai dengan
spesifikasi pabrik mobil.

1. Camber

Camber angle adalah sudut yang dibentuk oleh roda kendaraan yaitu sudut
antara sumbu vertikal roda yang digunakan untuk kemudi dengan sumbu vertikal
kendaraan bila dilihat dari depan atau belakang. Hal ini digunakan dalam desain
kemudi dan suspensi. Jika bagian atas roda keluar dari bagian bawah maka
disebut camber positif, jika bagian atas roda ke dalam dari bagian bawah maka
disebut camber negatif.

Pada mobil dengan suspensi double wishbone, sudut camber dapat disetel
(disesuaikan) menurut spesifikasi pabrik atau tetap (tidak bisa disetel) , tapi
suspensi Mc Pherson strut, biasanya tidak bisa disetel. Dengan meniadakan
penyetelan camber yang tersedia dapat mengurangi kebutuhan pemeliharaan,
tetapi jika mobil diperbaiki dengan melepas atau mengganti salah satu komponen
suspensi, contoh penggantian lower arm maka sudut camber akan berubah.
Perubahan sudut camber yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan
keausan ban dan kenyamanan dalam pengemudian.

Gambar 4. 1. Sudut Camber pada mobil

120 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Dianjurkan untuk melakukan penyelarasan (spooring) mobil setelah 5000km


pertama, karena semua suspensi bisa disetel untuk diatur sudut-sudutnya.

a. Camber Positif ( + )

Apabila roda kendaraan bagian atas miring keluar terhadap garis vertikal jika
dilihat dari depan kendaraan, maka dinamakan sudut camber positif ( + ).

Gambar 4. 2. Camber apositif pada kendaraan.

b. Camber negatif ( - )

Gambar 4. 3 Camber Negatif

Bagian roda miring ke dalam jika dilihat dari depan kendaraan, sehingga garis
vertikal dengan garis tengah roda membentuk sudut  ( sudut “ negatif “ )

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 121


Kegiatan Pembelajaran 4

c. Camber Nol ( 0 )

Gambar 4. 4. Camber Nol

Garis tengah roda sejajar dengan garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan
disebut camber nol.

Di sisi lain, untuk maksimum percepatan pada saat kendaraan jalan lurus, traksi
yang paling besar akan dicapai ketika sudut camber adalah nol dan menapak
rata di jalan.

d. Fungsi Camber

Fungsi Camber positif ( + )

Gambar 4. 5. Rolling camber

Perpanjangan garis tengah sumbu roda akan bertemu pada permukaan jalan di
titik “0” sehingga roda akan cenderung menggelinding mengelilingi titik “0” dan
hal tersebut dinamakan rolling camber.

122 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Dengan adanya rolling camber, gaya untuk memutar kemudi menjadi lebih ringan
oleh karena itu hampir semua jenis kendaraan angkutan menggunaan camber
positif.

Maka kesimpulannya Camber positif menyebabkan pengemudian menjadi


ringan.

Fungsi Camber negatif ( - )

Gambar 4. 6. Scrub Radius

Pada camber negatif jarak titik kontak ban terhadapjalan ( 1 ) dengan


perpanjangan titik sumbu putar kemudi (steering axis) terhadap jalan ( 2 )
semakin makin jauh, maka Rolling camber mengarah ke dalam ke titik 0.
Dengan adanya arah rolling camber ke dalam dan jarak titik ( 1 ) dengan titik ( 2 )
menyebabkan gaya ke samping besar, sehingga Camber negatif menyebabkan
pengemudian semakin berat. Pengemudian yang relatif berat pada kendaraan
berjalan dengan kecepatan tinggi sangat diperlukan, karena kendaraan pada
kecepatan tinggi pengemudian menjadi ringan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 123


Kegiatan Pembelajaran 4

e. Pengaruh camber terhadap beban dan getaran

Camber Positif

Gambar 4. 7. Letak beban pada bearing dalam

Gaya sejajar sumbu spindel ( Fs ) yang mengarah ke roda menyebabkan reaksi


roda menekan ke arah bantalan ( bearing ) sebelah dalam sehingga reaksi
keausan bantalan berkurang.

Letak beban kendaraan pada spindel mendekati bantalan dalam menyebabkan


getaran ditimbulkan spindel diteruskan ke sistem kemudi menjadi kecil. Bantalan
roda bagian dalam dibuat lebih besar

Beban yang diterima pada Camber positif dapat mengurangi efek keausan
bantalan.

Camber Negatif ( - )

Gaya sejajar sumbu spindel ( Fs ) yang mengarah keluar dari roda menyebabkan
roda ingin lepas dari pengikatannya, sehingga reaksi keausan bantalan (bearing)
sebelah luar pada roda bertambah besar. Letak beban kendaraan pada sumbu

124 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

spindel mendekati bantalan luar, menyebabkan gaya pada spindel diteruskan ke


sistem kemudi bertambah.

Gambar 4. 8. Letak beban pada bearing luar

Jadi Camber negatif menyebabkan efek keausan bantalan roda bertambah dan
getaran yang dirasakan pada roda kemudi besar.

Camber Nol ( 0 )

Gambar 4. 9. : Reaksi camber nol

Pada camber nol apabila berkendaraan di atas jalan yang berbatu atau jalan
yang tidak rata, maka getaran yang ditimbulkan besar karena Gaya B dari roda

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 125


Kegiatan Pembelajaran 4

akan langsung diteruskan ke sambungan kemudi dan kemudian ke roda kemudi


sehingga menjadi bergetar.

Jadi Camber nol menyebabkan getaran pada roda kemudi besar dan tidak stabil
tergantung jarak titik A terhadap sumbu putar kemudi. Dan untuk mengatasi hal
tersebut maka diperlukan sistem suspensi yang bagus, sehingga getaran yang
ditimbulkan tidak akan sampai pada roda kemudi.

2. Caster

Sudut caster merupakan sudut yang dibentuk dari sumbu vertikal roda dengan
sumbu putar kemudi pada mobil, sepeda motor, dan sepeda. Untuk mobil balap
kadang-kadang sudut caster disesuaikan untuk mengoptimalkan penanganan
karakteristik mobil dalam situasi pengemudian tertentu. Kemiringan sumbu putar
kemudi ( steering axis ) terhadap garis tengah roda vertikal jika dilihat dari
samping kendaraan , kemiringan sumbu putar kemudi ini berlaku untuk semua
kendaraan.

Gambar 4. 10. Sudut Caster pada Mobil

Dalam konteks sepeda dan sepeda motor, caster lebih sering disebut sebagai
"Trail ". Ketika suspensi depan kendaraan sejajar, caster disesuaikan untuk
mencapai aksi meluruskan sendiri dari kemudi, yang mempengaruhi stabilitas
untuk mendapatkan garis lurus kendaraan.

126 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

1. Macam-macam Sudut Caster


Sudut caster yang umun digunakan pada mobil kendaraan, baik mobil, sepeda
motor maupun sepeda adalah Sudut caster positif. Akan tetapi pada
kenyataannya pada mobil hal tersebut bisa berubah sudut caster menjadi nol
atau caster negatif. Hal itu dikarenakan ada kerusakan komponen sistem
suspensi atau perbaikan komponen suspensi, dan apabila mobil telah melakukan
perbaikan sistem suspensi seharusnya setelah perbaikan dilakukan
penyelarasan atau penyetelan kembali sudut wheel alignmennya.

Caster Positif
Caster positif adalah kemiringan sumbu putar kemudi ( steering axis ) bagian
atas miring ke belakang terhadap garis vertikal roda , apabila roda dilihat dari
samping kendaraan.

Apabila sumbu putar kemudi miring maka garis yang ditarik dari sumbu putar
kemudi memotong permukaan jalan sedikit di depan telapak kontak ban di
trotoar. Tujuan dari ini adalah untuk memberikan tingkat self-centering untuk
kemudi dan roda caster berada di sekitar trail di belakang sumbu kemudi. Hal ini
membuat mobil lebih mudah untuk mendorong dan meningkatkan stabilitas
arahnya (mengurangi kecenderungan untuk melayang). Sudut caster yang
berlebihan akan membuat kemudi lebih berat dan kurang responsif.

Gambar 4. 11. Caster Positif

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 127


Kegiatan Pembelajaran 4

Caster Negatif
Caster Negatif apabila sumbu putar kemudi ( steering axis ) bagian atas berada
di depan garis vertikal dari sumbu tengah roda jika dilihat dari samping
kendaraan. Caster negatif tersebut hampir tidak mungkin diterapkan pada
kendaraan atau mobil. Hal ini sangat berbahaya pada kendaraan yang berjalan
pada kecepatan tinggi , maka mobil bisa terasa melayang , stabilitas
pengemudian tidak ada.

Gambar 4. 12. Caster Negatif

2. Fungsi Sudut Caster


Dari uraian diatas maka bisa ditarik kesimpulan bahwa Sudut Caster positif
membuat pengemudian stabil dan roda bisa mengambil sikap lurus dengan
sendirinya. Hal ini dikarenakan gaya yang bekerja pada suspensi dengan caster
positif pada saat jalan lurus.

Gaya penggerak F bekerja pada titik A dan menarik roda ( yang digerakkan ) di
titik B. Tahanan gelinding roda memberikan perlawanan (reaksi) yang arahnya
berlawanan (Fr). Dengan demikian reaksi gaya gelinding roda yang ditarik akan
selalu segaris dan arahnya berlawanan dengan arah gaya penggerak.Saat jalan
lurus, caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam posisi lurus walau
roda kemudi dilepas

128 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 4. 13. Gaya yang bekerja pada caster

Pada saat belok kekiri untuk caster positif, maka :

 Spindle roda kiri bergerak turun

 Badan mobil kiri bergerak naik menyebabkan camber berubah ke arah


positif.

 Spindle roda kanan bergerak naik

 Badan mobil kanan bergerak turun dan menyebabkan camber berubah ke


arah negatif

Begitu juga sebaliknya, apabila roda dibelokkan kekanan.

Jadi dari uraian diatas maka pada saat belok kiri maupun belok kanan maka
camber akan berubah kearah positif dan roda satunya menjadi camber negatif,
sehingga mobil berbelok dengan roda menahan gaya sentrifugal beban
kendaraan dan mobil tidak akan selip terlempar keluar dari radius jalan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 129


Kegiatan Pembelajaran 4

Gambar 4. 14.Roda saat belok

3. Pengaruh Caster Terhadap Pengemudian

Caster positif

Penyetelan caster positif yang benar akan memberikan keuntungan :

 Roda tetap stabil dalam posisi lurus

 Keausan ban rata dan ban menjadi lebih awet.

Penyetalan Caster Positif Terlalu Besar

Gambar 4. 15.Caster terlalu besar

130 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

 Makin besar penyetelan caster positif, makin panjang jarak caster atau trail,
makin besar kemampuan roda kembali pada posisi lurus.

 Kemudi terasa berat saat dibelokkan

 Getaran pada roda kemudi terasa besar jika lewat jalan yang kasar atau
tidak rata.

Besar sudut caster berkisar antara 10 sampai dengan 100dan perbedaan yang
diijinkan antara roda kiri dan kanan : ½° ( 30 menit )

3. Toe

Selisih jarak antara roda bagian depan dengan roda bagian belakang jika dilihat
dari atas kendaraan, atau kemiringan sikap roda terhadap garis memanjang
kendaraan ( geometric centerline ) jika dilihat dari atas kendaraa. Hampir semua
kendaraan roda empat atau lebih mempunyai Toe dan hampir semuanya bisa
dilakukan penyelarasan atau penyetelan. Toe mudah sekali berubah, perubahan
ini dikarenakan banyak faktor antara lain :

 Perubahan kondisi rangka atau bodi

 Kerusakan pada komponen sistem suspensi independen

 Perbaikan pada komponen sistem suspensi independen

 Kerusakan pada komponen sambungan-sambungan kemudi

 Pergantian pada komponen sambungan kemudi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 131


Kegiatan Pembelajaran 4

Gambar 4. 16. Toe roda depan dan toe roda belakang

Perubahan tersebut jika tidak dengan segera dilakukan penyelarasan atau


penyetelan sesuai spesifikasi pabrik pembuat kendaraan , maka ban mobil
tersebut akan cepat aus selain pengemudian kurang baik.

4. Toe – In ( Toe Positif )

Selain Toe nol atau roda kiri dan roda kanan paralel , ada juga yang jarak roda
depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang. Kondisi toe yang
demikian itu dinamakan Toe Positif ( + ) dan hampir semua kendaraan kategori
kendaraan angkutan menggunakan spesifikasi toe positif dan besarnya
tergantung dari data spesifikasi masing-masing merk mobil. Toe juga dapat
digunakan untuk mengubah sifat penanganan kendaraan. Toe-in biasanya akan
mengakibatkan berkurangnya oversteer, membantu menstabilkan mobil dan
meningkatkan stabilitas kecepatan tinggi.

132 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 4. 17. Toe-In ( Toe Positif )

Sebuah kendaraan dengan sistem penggerak roda belakang "mendorong" ban


pada aksel depan menggelinding sepanjang jalan. Dengan adanya Rolling
resistance Ban menyebabkan sedikit ada tarikan yang mengakibatkan gerakan
lengan suspensi ke belakang terhadap bushingnya. Karena itu, sebagian besar
kendaraan dengan penggerak roda belakang menggunakan spesifikasi Toe
positif ( toe-in ) untuk mengkompensasi gerakan tersebut, yang memungkinkan
ban untuk berjalan dengan kecepatan roda sejajar satu sama lain. Adapun Toe
positif adalah jarak roda depan bagian depan lebih pendek dari pada jarak roda
depan bagian belakang

5. Toe-Out ( Toe-Negatif )
Toe Negatif atau toe out adalah jika jarak roda depan bagian depan lebih
panjang dari pada roda depan bagian belakang, atau roda bagian depan miring
keluar terhadap geometri centerline jika dilihat dari atas kendaraan. Untuk roda
bagian depan biasanya dikondisikan dalam spesifikasi toe out, jika kendaraan
berpenggerak depan. Hal ini bertujuan untuk mengkompensasi perubahan pada
steering linkage dan roda ketika kendaraan bergerak. Ketika kendaraan
bergerak, toe akan menurun dikarenakan roda meluruskan kembali pada saat
akselerasi dan steering linkage melentur sedikit demi sedikit. Penyetelan toe-out
biasanya akan mengakibatkan berkurangnya understeer, membantu
membebaskan mobil terutama saat belok tajam memasuki tikungan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 133


Kegiatan Pembelajaran 4

Gambar 4. 18. Toe-Out

Perubahan toe terjadi ketika pada tie rod kemudi berubah panjang atau
terinstalasi pada sudut yang salah. Hal ini akan menarik atau menekan knuckle
arm (lengan kemudi) dan roda membentuk sudut atau ukuran toe yang baru.

6. Fungsi Toe
Sebagai Koreksi Camber ( Saat Jalan Lurus )
Pada saat kendaraan berjalan lurus , reaksi rolling camber positif menyebabkan
roda menggelinding ke arah luar oleh sambungan kemudi ( steering linkage )
roda dipaksa bergerak lurus ke arah jalannya kendaraan. Akibatnya roda
menggelinding dengan ban menggosok pada permukaan jalan.

Gambar 4. 19. Reaksi rolling camber positif

Reaksi toe-in mengakibatkan roda menggelinding ke arah dalam, sehingga efek


rolling camber ke arah luar dapat diatasi sehingga roda dapat menggelinding
lurus tanpa terjadi ban menggosok pada permukaan jalan, sehingga dapat :

 Menghemat ban / keausan ban merata .


 Pengemudian stabil / tidak timbul getaran.

134 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 4. 20. Koreksi Toe-In

Sebagai Koreksi Gaya Penggerak

Gambar 4. 21. Mobil Penggerak belakang dan Mobil Penggerak depan

7. Ukuran Toe
Ukuran Toe tiap – tiap kendaraan berbeda lebih tepatnya bisa melihat buku
manual.

Gambar 4. 22. Satuan Toe

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 135


Kegiatan Pembelajaran 4

Ukuran Satuan Toe

Ada 2 satuan Toe yang umum dipakai di Indonesia , yaitu satuan derajat dan
satuan milimeter.

1. Sudut Belok dan Toe Out On Turns.


a. Sudut Belok
Sudut belok adalah sudut roda untuk membelokkan kendaraan, dalam hal ini
dilayani oleh sistem sambungan kemudi. Dan sambungan kemudi ( steering
linkage ) yang umum digunakan pada kendaraan adalah sambungan Kemudi
Lengan Trapesium yang dikenal dengan prinsip Ackermman.

Gambar 4. 23. Sudut Ackermann

Lengan kemudi Trapesium ( prinsip Ackermann ), dimana pada saat belok sudut
belok roda kiri tidak sama dengan sudut belok roda kanan.

Gambar 4. 24. Prinsip Ackermann saat belok

136 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Dengan prinsip Acherman didapatkan titik pusat lingkaran belok semua roda
yang terpusat sehingga kendaraan dapat membelok dengan baik tanpa
menimbulkan gesekan antara ban dengan permukaan jalan .

2. Toe Out On Turns ( TOOT )

Toe Out On Turns adalah pengaturan toe relatif dari roda depan, pada saat
berbelok ke kiri, atau berbelok kanan. Ketika kendaraan melakukan sebuah
belokkan,setiap roda harus memutar dengan gerakan menggelinding dengan
benar, yang harus bebas dari ban menggosok pada permukaan jalan. Karena
roda belakang tetap, pusat putaran akan terletak di suatu tempat di sepanjang
garis tengah poros belakang, tergantung pada seberapa jauh roda kemudi
diputar dari posisi lurus ke depan. Keselarasan otomatis yang benar ini diperoleh
dengan menggunakan prinsip Ackerman.

Gambar 4. 25. Toe Out On Turns ( TOOT )

Dan pengukuran Toe out on turns adalah pada saat roda dibelokkan sebesar 20°
(derajat) untuk roda dalam, kemudian di baca sudut belok untuk roda luarnya.
Ketentuannya adalah sudut belok roda luar harus lebih kecil dari sudut belok
roda dalam (20°).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 137


Kegiatan Pembelajaran 4

4. Sudut King – Pin

a. Definisi
Sudut king-pin adalah : Kemiringan sumbu king – pin ( Steering axis ) terhadap
garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan. Pada wheel alignment sudut king
pin merupakan sudut analisa , jadi bukan sudut utama dari sistem wheel
alignment. Oleh karena itu pada sudut king pin tidak ada penyetelan dan tidak
diperbolehkan merubah sudut king pin.

Gambar 4. 26. Sudut King-Pin

b. Fungsi Sudut King – Pin


Pada saat roda kemudi diputar untuk belok kanan suspensi terangkat ke atas
dan saat belok kiri juga terangkat. Gerakan ke atas suspensi diteruskan ke body
kendaraan dengan menahan beban kendaraan.

Pada saat roda kemudi di dilepas ( tidak dipegang ) , maka dengan adanya gaya
grafitasi menyebabkan gaya balik bodi akan kembali turun , sehingga roda
kemudi kembali ke posisi lurus.

138 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Jadi Sudut king – ping berfungsi untuk mengembalikan sikap roda ke posisi lurus
setelah membelok.

Gambar 4. 27 Posisi spindle saat belok

5. Offset

a. Difinisi Offset :
Jarak antara titik temu, garis tengah roda terhadap permukaan jalan dengan titik
temu perpanjangan garis sumbu king – pin terhadap permukaan jalan disebut “
OffSet “.

Gambar 4. 28. Macam-macam Offset

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 139


Kegiatan Pembelajaran 4

b. Pengaruh Jarak Offset


Offset positif

Gambar 4. 29. Pengaruh Offset Positif

Jarak offset diperlukan saat roda dibelokkan agar supayaban tidak menggosok
pada permukaan jalan, karena roda akan bergerak mengelilingi sumbu putar
kemudi (steering axis).

Pada kendaran hanya diperlukan sedikit offset, jika offset besar pengemudian
terasa berat dan getaran cukup kuat

Offset Positif Saat Di Rem


Pada kondisi jalan yang jelek / koefisien gesek roda kiri dan kanan tidak sama,
kendaraan akan cenderung membelok saat di rem.

140 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gambar 4. 30. Proses dan hasil pengereman pada offset positif

Offset Negatif Saat Di Rem


Pada saat kendaraan lewat pada jalan yang jelek atau bila koefisien gesek tidak
sama , maka sifat pengereman dapat dikurangi. Sehingga pada saat dilakukan
pengereman kendaraan cenderung lurus walaupun gaya pengereman kiri dan
kanan berbeda.

Gambar 4. 31. Proses dan hasil pengereman pada offset Negatif

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 141


Kegiatan Pembelajaran 4

6. Thrust Angle

Thrust angle mengacu pada semua keempat roda dan hubungan mereka satu
sama lain , selain hubungan keempat roda ke garis tengah imajiner yang
membentang dari masing-masing pasang roda di tengah-tengah kendaraan.
Istilah "thrust line" mengacu pada arah di mana roda belakang yang menunjuk
artinya garis arah gerak roda belakang ke depan. Thrust angle dapat
disesuaikan pada kendaraan dengan suspensi belakang disesuaikan yaitu
dengan penyetelan toe roda belakang. Pada kendaraan yang tidak memiliki
suspensi belakang dengan penyetelan toe, thrust angle dapat dikompensasikan
dengan menyelaraskan roda depan ke roda belakang.

Gambar 4. 32.Geometric Centerline

Pada kendaraan dengan Suspensi Independent Belakang atau IRS, hanya


melakukan keselarasan roda depan saja dianggap prosedur yang tidak memadai.

Thrust line mungkin dalam posisi yang sama adalah seperti geometris "garis
tengah" (centerline) kendaraan, namun ada variasi berbeda. Idealnya thrust line
dan geometric centerline kendaraan harus sama. Centerline yang ditarik melalui
titik tengah antara setiap pasangan roda, namun thrust line biasanya dalam

142 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

posisi tegak lurus dari poros belakang pada mobil suspensi axel rigid, atau
dengan suspensi independen belakang ( IRS ) , adalah garis yang diperoleh
membelah sudut ujung roda belakang pada kendaraan.

Gambar 4. 33. Thrustline

Gambar 4. 34.. Thrust angle

Situasi yang ideal adalah di mana thrust line dan centerlines bertepatan. Namun,
mengingat ukuran kendaraan, toleransi selama pembuatan, tekanan operasional,
dan pemakaian komponen, maka hal tersebut jarang terjadi. Jika penyimpangan
sangat kecil, maka tindakan perbaikan biasanya tidak perlu. Namun,

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 143


Kegiatan Pembelajaran 4

penyimpangan besar dapat menimbulkan kekhawatiran yang cukup besar ketika


kendaraan sedang berjalan.

Kesimpulannya bahwa apabila dari perhitungan faktor Toe roda belakang


didapatkan hasil thrust angle positif berarti arah gerak roda belakang ke kanan,
begitu juga sebaliknya apabila dari perhitungan didapatkan hasil negatif maka
arah gerak roda belakang ke arah kiri.

3. Hal-hal yang diperhatikan sebelum melakukan spooring

a. Pemeriksaan sistem kemudi

 Periksa kebebasan gigi kemudi, luruskan roda dan gerakkan roda kemudi ke
kiri dan ke kanan sambil memperhatikan roda mulai bergerak

Gambar 4. 35. Gerak bebas roda kemudi

Jika ada kebebasan yang benar atau tidak ada kebebasan setel kebebasan gigi
kemudi

 Periksa sambungan kemudi, karet penutup debu dan sebagainya

144 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Gerakkan roda kemudi dan perhatikan kelonggaran pada joint-joint sambungan


kemudi.

Gambar 4. 36. Pemeriksaan sambungan kemudi

Gambar 4. 37. Pemeriksaan karet pelindung debu pada rack & pinion

Jika ada joint yang longgar maka ganti joint

Jika keret penutup debu rusak ganti karet penutup debu

 Periksa komponen sambungan kemudi dari kerusakan / kebengkokan

Jika ada yang bengkok maka perbaiki / ganti komponen sambungan kemudi

 Periksa panjang tie – rod kiri dan kanan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 145


Kegiatan Pembelajaran 4

Gambar 4. 38. Menyamakan panjang tie rod kiri dan kanan

Jika panjang tie-rod tidak sama maka setel panjang tie – rod ( tie rod kanan / kiri
harus sama )

 Periksa kelurusan roda kemudi terhadap roda depan

Luruskan roda dan perhatikan posisi roda kemudi. Jika pemasangan roda kemudi
tidak simetris, tepatkan pemasangan roda kemudi hingga simetris.

Gambar 4. 39. Kelurusan roda kemudi terhadap roda depan

146 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

b. Pemeriksaan suspensi

Periksa bantalan karet dan klem pengikatan satabilisator, bila ada yang
kendor / rusak maka perbaiki / ganti

Gambar 4. 40. Pemeriksaan karet stabilisator

 Periksa peredam getaran ( shock absorber ), bila oli bocor harus ganti shock
absorber

Dan jika bantalan karetnya longgar / rusak, karet harus diganti

Periksa bekerjanya, tekan mobil kemudi lepas dan perhatikan geraknya


naik / turun

Gambar 4. 41. Pemeriksaan kerja sock absorber

Bila geraknya lebih dari dua kali kondisinya jelek

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 147


Kegiatan Pembelajaran 4

 Periksa ball joint dan bantalan karet

Angkat mobil dan gerakkan roda dengan tangga

Gambar 4. 42. Pemeriksaan ball joint dan bushing

Jika terdapat kelonggaran, pastikan dimana kelonggaran / kekocakan tersebut


terjadi.

Tekan pedal rem kaki dan gerakkan roda dengan kiri-kanan dan atas-bawah.

Gambar 4. 43. Menentukan keausan pada bearing daan ball joint

Kelonggaran terjadi pada bantalan roda ganti / setel bantalan roda

Kekocakan terjadi pada joint / bantalan suspensi maka ganti / perbaiki

c. Pemeriksaan roda

Jika keausan ban melebihi batas maka ganti bannya dengan ukuran yang sama.
Jika keausan ban masih dalam batas toleransi, keausan ban kiri dan kanan harus
sama

148 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

 Perilksa tekanan ban

Gambar 4. 44. Ban aus akibat tekanan angin

Beri tekanan ban yang sesuai dengan petunjuk

d. Pemeriksaan body

Perilksa kemiringan body dan tinggi body

Gambar 4. 45. Bodi mobil miring

D. Aktifitas Pembelajaran

Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang
jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator.

Peserta mengerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman


materi yang dibahas.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 149


Kegiatan Pembelajaran 4

Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian melaksanakan tugas yang


ada.

Selain itu peserta perlu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja yang layak
digunakan pada saat pelatihan di bengkel agar terhindar dari kecelakaan .

E. Latihan/Tugas

I. Tugas LK 01. Kerjakan soal-soal latihan KP 4 berikut ini.

Soal-soal

1. Salah satu fungsi Toe adalah . . . .


a. Mengoreksi sudut camber
b. Mengoreksi sudut caster
c. Mengoreksi sudut king pin
d. Mengoreksi thrust angle

2. Fungsi camber positif adalah . . . .


a. Kemudi menjadi ringan
b. Kemudi menjadi lincah
c. Kemudi menjadi lebih sensitif
d. Kemudi menjadi lurus

3. Fungsi sudut caster adalah . . . .


a. Jalannya mobil stabil lurus pada saat jalan lurus
b. Mobil stabil lurus kembali setelah berbelok
c. Jalannya mobil stabil pada saat melewati jalan gelombang
d. Jalannya mobil tetap stabil walaupun kondisi tekanan ban kurang

150 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

4. Apa yang dimaksud dengan Camber ?

a. Kemiringan sumbu putar kemudi jika dilihat dari depan kendaraan


b. Kemiringan roda jika dilihat dari atas kendaraan
c. Kemiringan control arm atas dan bawah
d. Kemiringan roda terhadap garis vertical jika dilihat dari depan kendaraan

5. Apa yang dimaksud dengan Camber Negatif ?

a. Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring ke belakang jika dilihat
dari samping
b. Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring ke depan jika dilihat
dari samping
c. Kemiringan roda bagian atas keluar jika dilihat dari depan
d. Kemiringan roda bagian atas kedalam jika dilihat dari depan

6. Selisih jarak roda depan bagian depan dengan roda depan bagian
belakang disebut :

a. Toe
b. Camber
c. Caster
d. SAI / KPI / King pin

7. Kemiringan roda terhadap garis memanjang kendaraan jika dilihat dari


atas disebut :

a. Toe
b. Camber positif
c. Camber negative
d. SAI / KPI / Sudut King Pin

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 151


Kegiatan Pembelajaran 4

8. Apa yang dimaksud dengan Caster ?

a. Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
samping
b. Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
depan
c. Kemiringan roda terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan
d. Kemiringan roda terhadap garis memanjang kendaraan jika dilihat dari
atas

9. Sebutkan apa saja satuan Toe ?

a. derajat
b. millimeter
c. inchi
d. derajat dan millimeter

10. Ketidaklurusan roda kiri dan kanan jika dilihat dari samping disebut ?

a. Toe
b. Set back
c. Thrust angle
d. Caster

152 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

II. Tugas LK 02. Pengembangan Soal

a. Buatlah tiga soal latihan pilihan ganda yang “HOT”. (Higher Order
Thinking Skill)

b. Panduan membuat soal dengan konsep “HOT” dapat dilihat pada materi
pedagogik modul penilaian dan evaluasi pembelajaran kelompok
kompetensi H.

c. Masing-masing soal ditulis di kartu soal.

KISI-KISI PENULISAN SOAL

Satuan Pendidikan :

Mata Pelajaran :

No. Kompetensi Kelas Materi Indikator Bentuk Soal


Dasar

1.

2.

3.

4.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 153


Kegiatan Pembelajaran 4

Contoh soal.

KARTU SOAL

Jenjang : SMK

Mata Pelajaran : Wheel Alignment

Kelas/ Smt : XII/1

Kompetensi : Mendiskripsikan macam-macam sudut wheel alignment

Level :2

Materi : Sudut wheel alignment

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Sebuah mobil jenis station memakai Ban Standar dari pabrik yaitu dengan
ukuran dan kode 185/70 R14 S82. Setelah berjalan sekitar 3.000 KM
kondisi keausan ban sebelah kanan depan ausnya bagian dalam, hal ini
diakibatkan karena apa ?

a. Diakibatkan karena Camber roda kanan depan terlalu negatif.

b. Diakibatkan karena Camber roda kanan depan terlalu positif.

c. Diakibatkan karena Toe roda kanan depan terlalu positif.

d. Diakibatkan karena Caster roda kanan depan terlalu negatif.

Kunci jawaban A

154 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Penjelasan :

Soal di atas termasuk level 2, yaitu menuntut peserta didik memiliki


kemampuan aplikatif (Applying). Untuk dapat menyelesaikan soal ini
dengan benar diperlukan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi
wheel alignment kendaraan dan dapat mengaplikasikan gagasan-
gagasan dan konsep-konsep wheel alignment kendaraan dengan
menganalisis informasi.

III. Tugas LK 03. Tugas proyek mengukur sudut wheel alignment


Lakukan pengukuran sudut wheel alignment roda depan dengan
peralatan yang tersedia dan sesuai dengan prosedur / SOP yang telah
dijelaskan pada KP 4.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 155


Kegiatan Pembelajaran 4

F. Rangkuman

1. Materi wheel alignment terdiri dari : (a) Camber, caster , toe , toe out on turn,
sudut kingpin, thrust anggle dan set back. (b) fungsi camber adalah agar
pengemudian ringan dan stabil, fungsi caster adalah membuat mobil stabil
lurus dan tidak mudah slip, fungsi toe adalah untuk koreksi rolling camber
dan koreksi gaya penggerak dan fungsi king pin untuk mengembalikan setir
ke posisi lurus dengan sendirinya setelah belok.

2. Materi pemeriksaan komponen sebelum melakukan spooring terdiri dari : (a)


pemeriksaan sistem kemudi, pemeriksaan roda, dan pemeriksaan suspensi
serta pemeriksaan bodi.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Peserta pelatihan setelah menyelesaikan proses pembelajaran dalam modul ini


diharapkan mempelajari kembali materi/bagian-bagian yang belum dikuasai dari
modul ini sampai tuntas untuk dipahami secara mendalam. Setelah itu
hendaknya pengetahuan dari modul ini bisa dikembangkan dengan sendirinya
sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru/pendidik, dan untuk
bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan
minimal materi 80%.

Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti


uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas
nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib
mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.

156 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Kunci Jawaban Latihan / Tugas

A. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 1

1. (a) Rack & Pinion


2. (a) Pompa power steering
3. (a) Tie rod
4. (a) Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar
5. (a) Setir / kemudi menjadi lebih berat pada saat belok
6. (a) Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar
7. (a) Agar celah gigi sektor dan gigi mur pada saat jalan lurus masih ada.

B. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 2

1. (a) Radial
2. (a) Lebar ban dalam satuan mm
3. (a) Diameter pelek dalam satuan inchi
4. (a) Tanpa menggunakan ban dalam
5. (a) Tekanan angin kurang
6. (a) RIB
7. (c) Karena konstruksi karkasnya dianyam tegak lurus
8. (a) Lebar ban ( inchi )

9. (d) Diameter pelek ( inchi )

10. (c) Asymetris

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 157


Kunci Jawaban Latihan / Jawaban

C. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 3

1. (a)Suspensi aksel rigid


2. (a) Suspensi Mc. Pherson
3. (a) Suspensi wishbone
4. (a) Sebagai sendi pada saat mobil mengayun dan belok
5. (a) Meredam getaran akibat kondisi permukaan jalan
6. (a) Mengurangi dan meredam getaran akibat permukaan jalan
7. (d) Long tie-rod
8. (b) Rigid bagian belakang, rigid bagian depan
9. (a) Shock absorber
10. (c) Lower arm

D. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 4

1. (a) Mengoreksi sudut camber

2. (a) Kemudi menjadi ringan

3. (a) Jalannya mobil stabil lurus pada saat jalan lurus

4. (d) Kemiringan roda terhadap garis vertical jika dilihat dari depan
kendaraan

5. (a) Kemiringan roda bagian atas kedalam jika dilihat dari depan

6. (a) Toe

7. (a) Toe

8. (a) Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
samping

9. (d) derajat dan millimeter

158 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Evaluasi

Soal : Waktu : 60 menit

1. Gambar di bawa ini adalah sistem kemudi jenis apa ?

1. Rack & Pinion


2. Recirculating ball
3. Cacing dan roll
4. Worm & nut

2. Nama komponen di bawa ini adalah . . . .

a. Pompa power steering


b. Gear box steering
c. Gigi rack
d. Gigi pinion

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 159


Kunci Jawaban Latihan / Jawaban

3. Gambar berikut adalah . . . .

a. Tie rod
b. Long tie rod
c. Knuckle arm
d. Pitman arm

4. Apa yang terjadi jika tie rod aus ?


a. Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar
b. Setir menjadi ringan pada saat belok
c. Sudut belok roda kemudi menjadi lebih besar
d. Sudut belok roda kemudi menjadi kecil

5. Penyetelan pre load yang terlalu kencang menyebabkan . . . .


a. Setir / kemudi menjadi lebih berat pada saat belok
b. Setir menjadi lurus dan stabil pada saat jalan lurus
c. Setir menjadi lebih stabil pada saat kecepatan tinggi
d. Tie rod akan cepat aus dan rusak jika sering berbelok

6. Apa yang terjadi jika long tie rod aus ?


a. Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar
b. Setir menjadi ringan pada saat belok
c. Sudut belok roda kemudi menjadi lebih besar
d. Sudut belok roda kemudi menjadi kecil

160 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

7. Mengapa pada saat penyetelan speeling pada sistem kemudi recirculating ball
pada posisi gigi ditengah ?
a. Agar celah gigi sektor dan gigi mur pada saat jalan lurus tetap ada.
b. Agar pada saat belok tidak mengunci gigi kemudinya
c. Agar pada saat belok setirnya tidak berat
d. Agar pada saat kecepatan tinggi stabil.

8. Mengapa ban tersebut dikatakan radial ?

a. Karena batiknya ( kembangannya )


b. Karena lebarnya
c. Karena konstruksi karkasnya dianyam tegak lurus
d. Karena daya cengkeramannya

9. Suspensi yang digunakan pada Truk dan Bus adalah :

a. Rigid bagian belakang, independent bagian depan


b. Rigid bagian belakang, rigid bagian depan
c. Independent bagian depan, independent bagian belakang
d. Mc Pherson bagian depan, rigid bagian belakang

10. Yang tidak termasuk komponen Suspensi adalah :

a. Shock absorber
b. Pegas Coil
c. Long tie-rod
d. Ball joint

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 161


Kunci Jawaban Latihan / Jawaban

11. Apa yang dimaksud dengan Camber ?

a. Kemiringan sumbu putar kemudi jika dilihat dari depan kendaraan


b. Kemiringan sumbu putar kemudi jika dilihat dari samping kendaraan
c. Kemiringan control arm atas dan bawah
d. Kemiringan roda terhadap garis vertical jika dilihat dari depan kendaraan

12. Ban dengan ukuran 5.50 – 13, apa arti angka 5.50 ?

a. Lebar ban ( mm )
b. Lebar ban ( inchi )
c. Tinggi Ban ( inchi )
d. Diameter pelek ( inchi )

13. Ban ukuran 5.00 – 13 , apa arti angka 13 ?

a. Seri ban
b. Tanda ban bias
c. Tinggi ban ( inchi )
d. Diameter pelek ( inchi )

14. Mengapa ban tersebut dikatakan Bias ( diagonal ) ?

a. Karena konstruksi karkasnya dianyam miring dari Bead ke Bead


b. Karena konstruksi telapaknya
c. Karena lebarnya
d. Karena daya cengkeramannya

162 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

15. Apa yang dimaksud dengan Camber Negatif ?

a. Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring ke belakang jika


dilihat dari samping
b. Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring ke depan jika dilihat
dari samping
c. Kemiringan roda bagian atas keluar jika dilihat dari depan
d. Kemiringan roda bagian atas kedalam jika dilihat dari depan

16. Ban Tubelles adalah ban yang bagaimana ?

a. Ban yang harus menggunakan ban dalam


b. Ban tanpa ban dalam
c. Ban Bias
d. Ban yang tipis

17. Apabila tekanan angin pada ban kurang, apa akibatnya ?

a. Kemudinya oleng
b. Ausnya bagian luar
c. Ausnya bagian tengah
d. Ausnya bagian pinggir

18. Untuk apa ban diberi tanda TWI ?

a. Batas akhir pemakaian


b. Ausnya kelihatan
c. Supaya ban tidak gundul
d. Supaya habisnya rata

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 163


Kunci Jawaban Latihan / Jawaban

19. Selisih jarak roda depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang
disebut :

a. Toe
b. Caster
c. SAI / KPI / King pin
d. Set Back

20. Kemiringan roda terhadap garis memanjang kendaraan jika dilihat dari atas
disebut :

a. Toe
b. Camber positif
c. Caster positif
d. SAI / KPI / Sudut King Pin

21. Bila tekanan angin pada ban terlalu keras, apa akibatnya ?

a. Kemudi oleng
b. Ausnya bergelombang
c. Ausnya rata
d. Ausnya bagian tengah

22. Apa yang dimaksud dengan Caster ?

a. Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
samping
b. Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
depan
c. Kemiringan roda terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan
d. Kemiringan roda terhadap garis memanjang kendaraan jika dilihat dari
atas

164 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

23. Sebutkan apa saja satuan Toe ?

a. derajat

b. millimeter

c. derajat dan millimeter

d. derajat, millimeter dan inchi

24. Ketidaklurusan roda kiri dan kanan jika dilihat dari samping disebut ?

a. Toe
b. Set back
c. Thrust angle
d. Caster

25. Apa yang dimaksud dengan Caster positif ?

a. Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring kebelakang jika


dilihat dari samping
b. Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
depan
c. Kemiringan roda jika dilihat dari atas
d. Kemiringan roda bagian atas keluar jika dilihat dari depan

26. Ditinjau dari konstruksinya , ban ada berapa macam ?

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 165


Kunci Jawaban Latihan / Jawaban

27. Masih soal nomor 26, apa saja jenisnya ?

a. Ban buatan pabrik dan vulkanisir


b. Ban Radial
c. Ban Bias
d. Radial dan Bias

28. Mengapa roda perlu di balancing ?

a. supaya ausnya rata


b. supaya awet
c. supaya tidak menarik kesalah satu sisi
d. kemudi tidak shimmy

29. Kemiringan roda bagian atas kearah luar terhadap garis vertical jika dilihat
dari depan adalah :

a. Caster positif
b. Caster negative
c. Camber positif
d. Camber negative

30. Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
depan adalah :

a. Caster positif
b. Caster negative
c. SAI / KPI / Sudut king pin
d. Camber positif

166 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

31. Garis arah gerak roda belakang terhadap garis tengah kendaraan disebut :

a. Toe
b. Camber
c. Set Back
d. Thrust angle

32. Sudut King pin ditambah sudut Camber disebut :

a. Side offset
b. Toe out on turns
c. Axle offset
d. Included angle

33. Apabila ada ban dengan ukuran 185 / 65 SR 14, apa arti angka 185 / 65 ?

a. 185 = aspek rasio, 65 = lebar ban ( mm )


b. 185 = lebar ban ( mm ), 65 = aspek rasio
c. 185 = aspek rasio, 65 = lebar ban ( inchi )
d. 185 = lebar ban , 65 = aspek rasio ( mm )

34. Soal nomor 33. Apa arti angka 14 ?

a. Diameter pelek ( inchi )


b. Diameter pelek ( mm )
c. Diameter ban bagian luar
d. Indek beban

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 167


Kunci Jawaban Latihan / Jawaban

35. Soal nomor 33. Apa arti kode SR ?

a. S = Shimmy, R = Radial
b. S = Indek kecepatan, R = Radial
c. SR = Semi Radial
d. S = Indek kecepatan, R= rotasi

36. Apa yang dimaksud dengan Aspek Rasio ?

a. Perbandingan antara tinggi dan lebar ban


b. Perbandingan antara lebar dan tinggi ban
c. Perbandingan antara lebar dan diameter ban
d. Perbandingan antara lebar dan tekanan ban

37. Keausan ban yang dikarenakan Camber Negatif adalah ;

a. aus sebelah dalam


b. aus ditengah
c. aus disebelah luar
d. aus sebelah luar dan dalam

38. Apa fungsi sudut King Pin ?

a. untuk membuat mobil stabil lurus


b. untuk mengurangi keausan ban
c. untuk mengembalikan kemudi ke posisi lurus setelah belok
d. untuk mebuat mobil tidak mudah selip pada saat belok

168 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

39. Jika sebuah mobil dengan data Toe roda depan kiri : +2mm dan kanan :
0mm, bagaimana roda kemudi saat jalan lurus ?

a. miring kekiri
b. miring kekanan
c. miring kiri dan kanan
d. mobil miring ke kiri ( lari kea rah kiri )

40. Sebuah mobil hasil pengukuran Camber roda depan kiri = 0, kanan = 30
menit. Cenderung kemana arah jalannya mobil ?

a. lurus bila kemudi dilepas

b. Kekiri bila kemudi dilepas

c. kekanan bila kemudi dilepas

d. kekiri dan kekanan terasa dikemudi

41. Sebuah mobil dengan data Caster sebelah kiri lebih kecil dibanding roda
kanan, cenderung kemana arah jalannya mobil ?

a. ke kiri c. ke kiri dan kekanan ( melayang )

b. ke kanan d. belok sulit kembali

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 169


Kunci Jawaban Latihan / Jawaban

42. Gambar berikut yang dimaksud dengan Sudut Camber adalah garis … thd
garis vertical

2
1

a. 1 - 0 - 2
b. 2 - 0 - 3
c. 1 – 0 - 3
d. 2 – 0 - 1

43. Gambar soal no 42, Sudut King Pin adalah yang ditunjukkan oleh garis :
a. 1 – 2 - 3
b. 1 –0 - 3
c. 1–0-2
d. 2 – 0 - 3

170 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

44. Perhatikan gambar potongan ban di bawah ini ! Yang dimaksud dengan Belt
adalah nomor berapa ?
3

a. 1, b. 2, c. 3, d. 4,

45. Soal nomor 44, yang dimaksud dengan Tread adalah :


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 171


Kunci Jawaban Latihan / Jawaban

46. Soal nomor 44, yang dimaksud dengan Beads yaitu angka nomor :
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5

47. Perhatikan gambar berikut ! Mengapa kalau mengencangkan mur / baut roda
harus silang seperti pada gambar dibawah ini ?

a. Agar mur/baut tidak rusak


b. Supaya tidak lepas
c. Agar velg tidak rusak
d. Agar velg menempel dengan rata pada hub

48. Berapakah ukuran kekerasan pengencangan mur/baut roda pada mobil ?


a. 6 – 7 kgm
b. 8 – 12 kgm
c. 12 – 14 kgm
d. 14 – 16 kgm

172 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

49. Ban Run Flat ( RFT ) yaitu ban dengan tingkat keamanan paling tinggi,
secara teori jika ban tersebut tekanannya 0 psi tapi masih bisa berjalan
sejauh :
a. 60 Km dengan kecepatan maksimum 60 Km / jam
b. 70 Km dengan kecepatan maksimum 70 Km / jam
c. 80 Km dengan kecepatan maksimum 80 Km / jam
d. 90 Km dengan kecepatan maksimum 90 Km / jam

50. Mengapa RFT tersebut bisa berjalan sejauh itu dengan kecepatan itu pula ?
a. Karena side wall bagian dalam ada tambahaan karet penguatnya
b. Karena karet yang digunakan untuk ban tersebut keras
c. Karena kawat baja untuk belt sangat kuat
d. Karena side wallnya ada tambahan kawat baja sebagai penguatnya

51. Apa pengaruhnya jika tekanan angin pada ban kurang ?


a. Keausan ban tidak rata, hanya pada telapak bagian tengah saja
b. Tahanan gelindinnya menjadi besar
c. Setir menjadi lebih stabil
d. Daya cengkeraman ( traksi ) menjadi besar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 173


Kunci Jawaban Latihan / Jawaban

52. Yang membuat mobil stabil lurus kembali setelah belok adalah sudut :
a. King pin.
b. b. Caster.
c. c. Camber.
d. d. Toe.

53. Yang membuat mobil stabil lurus waktu jalan lurus walaupun setir tidak di
pegang adalah sudut :
a. King pin.
b. b. Caster.
c. c. Camber.
d. d. Toe.

54. Perhatikan gambar di bawah ini, jenis suspensi apakah gambar tersebut ?

1
1

a. De-dion
b. Mc Pherson
c. Dual link system
d. Double Wishbone

174 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

55. Perhatikan gambar soal no 54. Komponen yang ditunjukkan dengan angka 1
adalah :
a. Strutbar
b. Stabilisator
c. Crossmember
d. Control arm

56. Perhatikan gambar di bawah ini ! Garis yang ditunjukkan angka 1 adalah :

a. Sumbu putar kemudi


b. Garis balljoint
c. Garis Camber
d. Garis suspensi

57. Gambar Soal no 56. Yang ditunjukkan angka 2 adalah :


a. Lower arm
b. Uper arm
c. Idler arm
d. Steering Knuckle

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 175


Kunci Jawaban Latihan / Jawaban

Kunci Jawaban
1. (a) Rack & Pinion
2. (a) Pompa power steering
3. (a) Tie rod
4. (a) Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar
5. (a) Setir / kemudi menjadi lebih berat pada saat belok
6. (a) Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar
7. (a) Agar celah gigi sektor dan gigi mur pada saat jalan lurus tetap ada.
8. (c) Karena konstruksi karkasnya dianyam tegak lurus
9. (b) Rigid bagian belakang, rigid bagian depan
10. (c) Long tie-rod
11. (d) Kemiringan roda terhadap garis vertical jika dilihat dari depan
kendaraan
12. (b) Lebar ban ( inchi )
13. (d) Diameter pelek ( inchi )
14. (a) Karena konstruksi karkasnya dianyam miring dari Bead ke Bead
15. (d) Kemiringan roda bagian atas kedalam jika dilihat dari depan
16. (b) Ban tanpa ban dalam
17. (d) Ausnya bagian pinggir
18. (a) Batas akhir pemakaian
19. (a) Toe
20. (a) Toe
21. (d) Ausnya bagian tengah
22. (a) Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
samping
23. (c) derajat dan millimeter
24. (b) Set back
25. (a) Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring kebelakang jika
dilihat dari samping
26. (b)2
27. (d) Radial dan Bias
28. (d) kemudi tidak shimmy
29. (c) Camber positif

176 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

30. (c) SAI / KPI / Sudut king pin


31. (d) Thrust angle
32. (d) Included angle
33. (b) 185 = lebar ban ( mm ), 65 = aspek rasio
34. (a) Diameter pelek ( inchi )
35. (b) S = Indek kecepatan, R = Radial
36. (a) Perbandingan antara tinggi dan lebar ban
37. (a) aus sebelah dalam
38. (c) untuk mengembalikan kemudi ke posisi lurus setelah belok
39. (a) miring kekiri
40. (c) kekanan bila kemudi dilepas
41. (a) ke kiri
42. (b) 2 - 0 - 3
43. (c) 1 – 0 – 2
44. (d)4
45. (c)3
46. (d)5
47. (d) Agar velg menempel dengan rata pada hub
48. (b) 8 – 12 kgm
49. (c) 80 Km dengan kecepatan maksimum 80 Km / jam
50. (a) Karena side wall bagian dalam ada tambahaan karet penguatnya
51. (b) Tahanan gelindinnya menjadi besar
52. (a) King pin
53. (b) Caster
54. (b) Mc Pherson
55. (d) Control arm
56. (a) Sumbu putar kemudi
57. (d) Steering Knuckle

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 177


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Penutup

A. Kesimpulan

Modul diklat dengan judul” Memperbaiki sistem kemudi , Memperbaiki roda,


Memperbaiki sistem suspensi dan melaksanakan wheel alignment” ini memuat
materi tentang:

Sistem kemudi dengan sub judul: kemudi jenis Rack & pinion , kemudi jenis
Worm & roll , kemudi jenis Recirculating ball, Power steering ,
steering linkage.
Roda dengan sub judul : Peleg , Ban , Konstruksi ban, hydroplaning , Kode
dan ukuran , tread patern , tread wear indicator , Run flat Tire.
Sistem suspensi dengan sub judul : suspensi dependen, suspensi De-Dion
, suspensi Mc Pherson, Suspensi Double Wishbone, Suspensi semi
trailing, suspensi trailing, multilink suspension, pegas dan stabilisator,
sock absorber
Wheel alignment dengan su judul : Camber , caster , Toe , Sudut belok dan
Toe out no turn ( TOOT ), sudut king pin, offset , thrust angle , set-
back.
B. .Tindak Lanjut

Diharapkan setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu: menelaah sistem


kemudi, mendiagnosis kerusakan sistem kemudi, memperbaiki sistem kemudi,
menelaah peleg dan ban pada mobil, mendiagnosis kerusakan peleg dan ban ,
memperbaiki peleg dan ban pada mobil.

Menelaah sistem suspensi pada kendaraan, mendiagnosis kerusakan sistem


suspensi, memperbaiki sistem suspensi. Dan menelaah wheel alignment,
mendiagnosis kesalahan wheel alignment serta melaksanakan wheel alignment
pada kendaraan ringan.

Dan penulis sadar bahwa isi dari modul diklat ini masih jauh dari sempurna, jauh
dari harapan bapak/sdr/i sebagai pengguna modul,olehkarena itu penulis

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 179


Penutup

mengharapkan kritik, saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan


modul ini.

180 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Glosarium

IRS : Independen Rear Suspension

TOOT : Toe Out On Turn

RFT : Run Flat Tire

SUV : Sport Utility Vehicle

TWI : Tread Wear Indicator

PR : Ply Rating

PCD : Pitch Circle Diameter

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 181


Teknik Kendaraan Ringan KK G

Daftar Pustaka

https://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/factor-produksi/

www.vintage-car.athallah.biz/2015/06/istilah-penting-dalam-ban

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_suspensi_(kendaraan)

Bridgestone Data Book, PT. Bridgestone Tire Indonesia, 2007

Modul Sistem Kemudi, PPPPTK VEDC Malang, 2010.

Modul Geometri Roda, PPPPTK VEDC Malang, 2010.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenagan Kependidikan 183


COVER PEDAGOGI KK G
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PAKET KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI G

PEDAGOGIK:
KOMUNIKASI EFEKTIF, EMPATIK, DAN SANTUN

Penulis :
Aris Dwi Cahyono

Penyunting :
Drs. Gunawan, M.Si.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Pedagogi KK G

Daftar Isi

Hal.
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
Daftar Gambar .................................................................................................... v
Daftar Tabel ........................................................................................................ v
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi ...................................................................................... 3
D. Ruang lingkup .......................................................................................... 4
E. Cara Penggunaan Modul ......................................................................... 4
Kegiatan Pembelajaran 1 Memahami Berbagai Strategi Berkomunikasi yang
Efektif, Empatik, dan Santun, Secara Lisan, Tulisan, dan/atau Bentuk Lain11
A. Tujuan .................................................................................................... 11
B. Indikator pencapaian Kompetensi .......................................................... 11
C. Uraian materi ......................................................................................... 11
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................... 35
E. Latihan / Kasus / Tugas.......................................................................... 37
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 37
Kegiatan Pembelajaran 2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi
kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal ........... 39
A. Tujuan .................................................................................................... 39
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 39
C. Uraian Materi ......................................................................................... 40
G. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................... 62
H. Latihan / Kasus / Tugas.......................................................................... 64
I. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 65
J. Rangkuman............................................................................................ 65
K. Evaluasi ................................................................................................. 66
L. Kunci Jawaban ....................................................................................... 71
M. Kunci Latihan Tugas .............................................................................. 72

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | iii


Daftar Isi

Penutup ............................................................................................................ 73
A. Kesimpulan ............................................................................................ 73
B. Tindak Lanjut.......................................................................................... 74
C. Lembar Kerja (LK) ................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79

iv | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

Daftar Gambar

Hal.
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka .............................................. 5
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ............................................... 5
Gambar 3. Alur diklat tatap muka In-On-In ........................................................... 7
Gambar 4. Proses penyampaian pernyataan kepada orang lain ........................ 12
Gambar 5. Proses Komunikasi .......................................................................... 14
Gambar 6. Komunikasi Kelompok ...................................................................... 16
Gambar 7. Proses Terjadinya Komunikasi ......................................................... 17
Gambar 8. Jendela Johari.................................................................................. 22
Gambar 9. Tahapan proses merespon .............................................................. 24
Gambar 10. Hurier Model .................................................................................. 25
Gambar 11. Model kontak mata ......................................................................... 29
Gambar 12. Contoh perilaku anggota tubuh ...................................................... 33
Gambar 13. Contoh gaya tarik komunikator ....................................................... 41
Gambar 14. Strategi meningkatkan komunikasi ................................................. 44

Daftar Tabel

Hal.
Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul .................................................................. 10
Tabel 2. Pendidikan Karakter yang Relevan ...................................................... 36

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |v


Daftar Isi

vi | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Pendidik berperan sebagai pengelola pembelajaran, selaku
fasilitator yang berusaha menciptakan pembelajaran yang efektif,
mengembangkan bahan ajar dengan baik, penggunaan media yang tepat, dan
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, serta meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam pembelajaran tersebut untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Hal
ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengelolaan pembelajaran baik di
dalam atau di luar kelas. Untuk memenuhi hal tersebut diatas seorang pendidik
harus mampu memotivasi peserta didik yang dapat memberikan rangsangan
kepada peserta didik agar mau belajar terus menerus atau dengan kata lain
menjadi pembelajar sepanjang hayat.. Pendidik yang mampu melaksanakan
perannya disebut sebagai seorang pendidik profesional dan memiliki kompetensi
pedagogik. Berasarkan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang kualifikasi
akademik dan kompetensi pendidik menyebutkan bahwa guru harus memiliki
kualifikasi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Adapun Kompetensi pedagogik yang dimaksud dalam tulisan ini antara lain
kemampuan komunikasi pendidik terhadap peserta didik secara mendalam
dalam penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik sehingga menjadikanya
lebih profesional. Menurut Peraturan Pemerintah tentang pendidik bahwa
kompetensi pedagogik bagi pendidik merupakan kemampuan seseorang dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik meliputi: minimal dalam pemahaman
wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,
pengembangan kurikulum, silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi informatika
dalam pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta mengembangkan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 1 |


Pendahuluan

Oleh karena itu kemampuan komunikasi efektif, empatik, dan santun, baik lisan
maupun tulisan dengan peserta didik harus dikuasai oleh seorang pendidik
secara baik dan benar dalam menjelaskan konsep komunikasi, strategi
mengimplementasikan, dan aplikasi dalam proses pembelajaran

B. Tujuan

Tujuan disusunnya modul ini adalah untuk memberikan pemahaman yang


lengkap dan jelas tentang komunikasi efektif, empatik, dan santun, secara lisan
maupun tulisan dengan peserta didik secara teori dan aplikasinya dalam rangka
menunjang peningkatan kompetensi pendidik dalam mengembangkan
pembelajaran dan menerapkan penguatan pendidikan karakter seperti ;
• Religius yang mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa
yang diwujudkan dalam perilaku untuk melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi
sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan
lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter
religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu
dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta
(lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai
dan menjaga keutuhan ciptaan.
• Nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
• Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita.
• Gotong Royong mencerminkan tindakan menghargai semangat
kerjasamadan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat dengan orang
laindan memberi bantuan pada mereka yang miskin, tersingkir dan
membutuhkan pertolongan

2 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

• Integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada


upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada
nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas
meliputi sikap tanggungjawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam
kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang
berdasarkan kebenaran.

C. Peta Kompetensi
POSISI MODUL
BIDANG KEAHLIAN : PEDAGOGIK
KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU
KOMPETENSI

PED0100000-00 Pengembangan Peserta Didik

PED0200000-00 Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran


yang mendidik

PED0300000-00 Pengembangan Kurikulum

PED0400000-00 Pembelajaran Yang Mendidik

PED0500000-00 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan


Komunikasi dalam Pembelajaran

PED0600000-00 Pengembangan potensi peserta didik

PED0700000-00 Komunikasi efektif, Efektif, dan Santun


secara lisan dan tulisan

PED0800000-00 Penilaian dan evaluasi pembelajaran

PED0900000-00 Pemanfaataan hasil penilaian dan


evaluasi pembelajaran

PED0100000-00 Tindakan reflektif untuk peningkatan


kualitas pembelajaran.

|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 3
Pendahuluan

D. Ruang lingkup

Modul ini akan membahas tentang komunikasi efektif, empatik, dan santun,
secara lisan maupun tulisan dengan peserta didik, yang terdiri dari; kegiatan
pembelajaran 1 memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,
empatik, dan santun secara lisan dan tulisan dengan sub bahasan tentang
komunikasi, tujuan komunikasi, jenis-jenis komunikasi, bentuk komunikasi
berdasarkan ada dan tidaknya media, model proses komunikasi, persepsi dan
hubungan interpersonal, mendengarkan dan berbicara, dan komunikasi verbal
dan non verbal. Serta menerapkan nilai pendidikan karakter yang sesuai dalam
proses pembelajaran dan kegiatan pembelajaran 2 berkomunikasi secara efektif ,
empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam
interaksi kegiatan/permainan dengan sub bahasan ; 1. Berkomunikasi sesuai
dengan potensi, lingkungan dan kemampuan peserta didik, melaksanakan
komunikasi dalam pembelajaran. Serta menerapkan nilai pendidikan karakter
yang sesuai dalam proses pembelajaran.

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

4 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara
terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator.
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat
dilihat pada alur dibawah.

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 5
Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta


diklat untuk mempelajari:
• Latar belakang yang memuat gambaran materi
• Tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• Kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• Langkah-langkah penggunaan modul
b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi G, Pedagogi,


komunikasi efektif, empatik, dan santun, secara lisan maupun tulisan
dengan peserta didik di sekolah, fasilitator memberi kesempatan kepada
guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara
singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai
peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok
dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan


rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan
menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan
kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana


menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

6 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan


fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada
bagian ini juga peserta dan penyaji mereview materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.

Kegiatan Gambar 3. Alur diklat tatap muka In-On-In

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 7 |


Pendahuluan

pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :
 latar belakang yang memuat gambaran materi
 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
 langkah-langkah penggunaan modul

b. In Service Learning 1 (IN-1)

1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi G, Pedagogi,


komunikasi efektif, empatik, dan santun, secara lisan maupun tulisan
dengan peserta didik, fasilitator memberi kesempatan kepada guru
sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat
sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta
dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan
dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai


dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu
oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini
akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung
berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode
berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang
kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai
dengan kegiatan pada IN1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran
pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)

8 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi G, Pedagogi,
komunikasi efektif, empatik, dan santun, secara lisan maupun tulisan
dengan peserta didik, guru sebagai peserta akan mempelajari materi
yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai
peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan
dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.
2) Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun
pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera
pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi,
implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di
sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja
yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif
menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job
learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang


akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga
peserta dan penyaji mereview materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak mengikuti tes
akhir.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 9 |


Pendahuluan

f. Lembar Kerja

Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan kelompok komptetansi G,


Pedagogi, komunikasi efektif, empatik, dan santun, secara lisan maupun tulisan
dengan peserta didik, teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang
didalamnya terdapat aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan
pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan

1. LK.A- 01 Rangkuman TM, ON

2. LK.A-02 Studi Kasus TM, ON

3. LK.B-01 Role play TM, ON

Keterangan.
TM: Digunakan pada Tatap Muka Penuh
On. Digunakan pada on the job learning

10 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

Kegiatan Pembelajaran 1
Memahami Berbagai Strategi Berkomunikasi yang
Efektif, Empatik, dan Santun, Secara Lisan, Tulisan,
dan/atau Bentuk Lain

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat; memahami konsep dan
strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan,
dan/atau bentuk lain, serta mampu mengintergrasikan pendidikan karakter yang
relevan kedalam proses pembelajaran baik didalam kelas atau luar kelas.

B. Indikator pencapaian Kompetensi


1. Hakikat dan bentuk-bentuk komunikasi yang efektif, empatik dan santun
dijelaskan secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain. Komunikasi dilakukan
agar peserta didik merespon ajakan guru dalam kegiatan pembelajaran
sesuai mata pelajaran yang diampu.

2. Berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara


lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain dirancang sesuai dengan hasil analisis
materi.

C. Uraian materi

1. Hakikat dan Konsep Dasar Komunikasi

a. Komunikasi

Hakikat komunikasi adalah suatu proses pernyataan antar manusia


yang dinyatakan dalam bentuk pikiran dan perasaan seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Jika
dilihat sejarahnya kata komunikasi berasal dari bahasa Inggris
“communication”, Jika dilihat dari asal katanya atau etimologis adalah

|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 11
Kegiatan Pembelajaran 1

dari bahasa Latin communicates. Istilah ini bersumber dari kata


communis yang memiliki makna „berbagi‟ atau „menjadi milik bersama‟
yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau
kesamaan makna. Secara terminologis komunikasi merujuk pada
adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada

Gambar 4. Proses penyampaian pernyataan kepada orang lain


orang lain.

Menurut Ruben dan Steward (2005) mendefinisikan komunikasi


manusia adalah: Human communication is the process through which
individuals –in relationships, group, organizations and societies—
respond to and create messages to adapt to the environment and one
another. Dapat diartikan bahwa komunikasi manusia adalah proses
yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok,
organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan
untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Ada beberapa
ahli berpendapat tentang komunikasi;
1) Evertt M. Rogers (1976) menyatakan bahwa komunikasi sebagai
proses yang didalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari
sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya.
Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert yang
mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang didalamnya
menunjukkan arti pengetahuan yang dipindahkan dari seseorang
kepada orang lain biasanya dengan maksud mencapai beberapa

12 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

tujuan khusus

2) Wilbur Schramm dalam Suranto (2005) mengungkapkan bahwa


komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara
pengirim dan penerima dengan bantuan pesan. Pengirim dan
penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti
pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta
ditafsirkan oleh penerima.

3) Mulyana (2000: 61-69) mengungkapkan pengertian komunikasi dalam


pandangan:

a) Komunikasi sebagai tindakan satu arah adalah komunikasi


sebagai suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ke
komunikan, misalnya tenaga pendidik kepada peserta didik baik
langsung melalui suatu t a t a p muka ataupun tidak langsung
melalui suatu media. Komunikasi yang terjadi berorientasi pada
pesanadalah a message-centered philosophy of communication.
Sedangkan keberhasilan komunikasi seperti ini terletak pada
penguasaan fakta atau informasi dan pengaturan mengenai
cara-cara penyampaian fakta atau informasi tersebut.

b) Komunikasi sebagai interaksi merupakan suatu proses sebab-


akibat atau aksi-reaksi secara bergantian baik verbal ataupun non-
verbal. misalnya seseorang menyampaikan informasi kepada
pihak penerima yang kemudian memberikan respon atas
informasi yang diterimanya itu untuk kemudian pihak pertama
bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari
orang atau pihak kedua, dan seterusnya. Komunikasi demikian
berorientasi pada pembicara: a speaker-centered philosophy of
communication dan mengabaikan kemungkinan seseorang bisa
mengirim dan atau menerima informasi pada saat yang sama. Di
sini unsur umpan balik (feed-back) menjadi cukup penting.
Bagaimana pihak pengirim dan penerima suatu informasi bisa
silih berganti peran karena persoalan umpan balik.

|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 13
Kegiatan Pembelajaran 1

c) Komunikasi sebagai transaksi merupakan suatu proses yang


bersifat personal karena makna atau arti yang diperoleh pada
dasarnya bersifat pribadi. Penafsiran atas suatu informasi melalui
proses penyandian (encoding process) dan melalui penyandian
kembali (decoding process) dalam peristiwa komunikasi baik atas
perilaku verbal ataupun atas perilaku non-verbal bisa amat
bervariasi.

Gambar 5. Proses Komunikasi

Sebagai contoh dalam komunikasi akan melibatkan penafsiran


yang bervariasi dan pembentukan makna yang lebih kompleks.
Komunikasi tidak membatasi pada kesengajaan atau respons
yang teramati melainkan pula mencakup spontanitas, bersifat
simultan dan kontekstual. Komunikasi ini berorientasi pada arti
baru yang terbentuk: a meaning-centered philosophy of
communication.
Berdasarkan beberapa definisi para ahli diatas dapat disaring
bahwa :

 Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses


penyampaian informasi. Dilihat dari sudut pandang ini
keberhasilan komunikasi tergantung kepada desain pesan
atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini
pengirim dan penerima pesan tidak menjadi komponen utama

14 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

yang menentukan keberhasilan sebuah komunikasi.

 Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari


seseorang kepada orang lain. Pengirim pesan atau dengan
istilah lain komunikator memiliki peran yang paling
menentukan dalam keberhasilan komumikasi, sedangkan
komunikan atau penerima pesan hanya sebagai objek yang
pasif.

 Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap


gagasan atau ide yang disampaikan. Pemahaman ini
menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan, dan
penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini
menuntut adanya proses encoding oleh pengirim dan decoding
oleh penerima, sehingga informasi memiliki makna.

b. Tujuan Komunikasi

1) Untuk mempelajari dunia luar seperti berbagai objek, peristiwa dan


orang lain. Informasi tentang dunia luar diperoleh melalui mass-
media, dan pada akhirnya data yang diperoleh didiskusikan,
dipelajari, diinternalisasi melalui komunikasi dalam pembelajaran.
Nilai-nilai, sistem kepercayaan, dan sikap nampaknya lebih banyak
dipengaruhi oleh pertemuan interpersonal daripada dipengaruhi
media atau bahkan sekolah.
2) Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau
keakraban. Melalui komunikasi kita berkeinginan untuk menjalin
rasa cinta dan kasih sayang. Disamping cara demikian dapat juga
mengurangi rasa kesepian atau rasa depresi, komunikasi bertujuan
membagi dan meningkatkan rasa bahagia yang akhirnya
mengembangkan perasaan positif tentang diri kita sendiri. Kita
diajari tidak boleh iri, dengki, dendam, saling fitnah dan saling
bunuh; kita semua akan mati dan tentu saja orang lain yang akan
menguburkan kita.
3) Melalui komunikasi seorang pendidik mencoba mencapai tujuan
pembelajaran dengan cara berinteraksi dengan peserta didik;

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 15 |


Kegiatan Pembelajaran 1

membagi informasi atau gagasan, melakukan tukar pengalaman,


mendorong dan saling membentuk sikap-sikap dan kebiasaan-
kebiasaan baru yang efektif berdasarkan persepsi yang diperoleh
selama pembelajaran.

c. Jenis-jenis Komunikasi

Dilihat dari jenisnya komunikasi dapat dibedakan menjadi; komunikasi


intrapersonal, interpersonal, kelompok, dan komunikasi masa.
1) Komunikasi intrapersonal merupakan Komunikasi didalam diri individu
yang berfungsi agar adanya kreativitas imajinasi, suatu pemahaman
untuk bisa mengendalikan diri, dan adanya kedewasaan untuk bisa
mengambil keputusan sesuai dengan kapasitasnya.
2) Komunikasi interpersonal merupakan Komunikasi yang terjadi antara
dua orang dengan ciri adanya kontak secara langsung dan adanya
percakapan
3) Komunikasi kelompok adalah Komunikasi yang terjadi karena
interaksi tatap muka dengan tujuan untuk saling berbagi informasi
atau menyelesaikan suatu permasalahan. Sehingga setiap anggota
dapat saling mengetahui karakteristik pribadi anggotanya

Gambar 6. Komunikasi Kelompok

4) Komunikasi masa merupakan Komunikasi yang ditujukan untuk

16 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

menyampaikan pesan kepada orang banyak dengan harapan orang


lain akan mengikuti pesan yang disampaikan.

d. Bentuk Komunikasi berdasarkan ada dan tidaknya media

Menurut bentuknya komunikasi dapat dibedakan menjadi komunikasi


langsung dan komunikasi tidak langsung;
1) Komunikasi langsung adalah komunikasi yang dilakukan melalui
tatap muka (face to face) dan dapat juga dilakukan melalui telepon.
Dengan kata lain komunikasi langsung merupakan salah satu cara
berinteraksi antara seseorang dengan orang lain secara langsung.
2) Komunikasi tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan
biasanya melalui perantara, pengirim pesan akan menyampaikan
pesannya melalui surat atau fax.

2. Model Proses Komunikasi

Secara sederhana komunikasi dapat dipahami sebagai suatu proses atau aliran
mengenai suatu pesan atau informasi bergerak dari suatu sumber (komunikator)
hingga penerima (komunikan) dan berlangsung dinamis. P enyimpangan yang
terjadi dalam komunikasi pada dasarnya merupakan hambatan. Bagan dibawah
ini menggambarkan terjadinya sebuah proses komunikasi:

KONTEK/LINGKUNGAN

Pesan Pesan Pesan Pesan

SUMBER PENGKO- SALURAN PENGKO- PENERIMA


DEAN DEAN

UMPAN BALIK

Gambar 7. Proses Terjadinya Komunikasi

Tujuan sebuah proses komunikasi adalah menyampaikan suatu pesan atau


informasi dari Penyampai pesan kepada penerima pesan setepat mungkin;
apapun bentuk dan cara penyampaiannya. Fakta dilapangan yang sering terjadi
bahwa sebuah pesan atau informasi itu berubah arti (distorsi) sampai penerima.
Sedangkan distorsi disebabkan karena akibat gangguan (noise) dalam proses

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 17 |


Kegiatan Pembelajaran 1

komunikasi. Dalam komunikasi distorsi tidak boleh terlalu banyak dan sering
terjadi karena akan menjadikan komunikasi tidak efektif.

Untuk meminimalisasi distorsi yang terjadi dalam sebuah proses komunikasi


perlu mencermati delapan komponen yaitu:
a. Konteks (lingkungan) merupakan sesuatu yang kompleks antara dimensi
fisik, sosial -psikologis dan dimensi temporal saling mempengaruhi satu
sama lain. Yang perlu diperhatikan dalam komunikasi bahwa faktor
kenyamanan ruangan, peranan seseorang dan tafsir budaya serta
hitungan waktu, merupakan contoh dari sekian banyak unsur lingkungan
komunikasi.

b. Komponen sumber penerima menunjukkan bahwa keterlibatan pendidik


dan peserta didik dalam berkomunikasi sama yaitu mereka sebagai
penyampai pesan dan juga penerima pesan. Sebagai sumber dalam
berkomunikasi menunjukkan bahwa komunikator mengirim pesan.
Pengirim pesan berarti berbicara, menulis, memberikan isyarat tubuh atau
tersenyum. Selain sebagai pengirim pesan, maka dia juga sebagain
penerima pesan. Pada saat Anda berbicara dengan orang lain, Anda
berusaha untuk memperoleh tanggapan: dukungan, pengertian, simpati,
dan sebagainya; dan pada saat Anda menyerap isyarat-isyarat non-
verbal, Anda menjalankan fungsi penerima dalam berkomunikasi.

c. Encoding dan decoding; seseorang yang akan mengawali proses


komunikasi pasti akan mengemas sebuah pesan yang dituangkan
kedalam gelombang suara atau kedalam selembar kertas. Kode-kode
yang dihasilkan ini terjadi melalui proses pengkodean (enkoding).
Bagaimana suatu pesan terkodifikasi, akan tergantung pada
keterampilan, sikap, pengetahuan dan sistem sosial budaya yang
mempengaruhi. Artinya keyakinan dan nilai-nilai yang dianut memiliki
peranan dalam menentukan tingkat efektivitas sumber komunikasi.
Proses kodifikasi (pengkodean) dipihak sumber komunikasi hingga
pesan itu terkodekanoleh penerima, pada dasarnya mengandung unsur
penafsiran subjektif atas simbol-simbol yang terdiri dari perspektif sosial
budaya yang bisa menimbulkan distorsi bahkan makna yang berlainan.

18 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

Sebelum suatu pesan itu disampaikan atau diterimakan dalam


berkomunikasi kita berusaha menghasilkan pesan simbol-simbol yang
akan diterjemahkan lebih dahulu kedalam ragam kode atau simbol tertentu
oleh sipenerima melalui mendengarkan atau membaca.

d. Kompetensi Komunikasi; mengacu pada kemampuan seseorang dalam


berkomunikasi secara efektif. Kompetensi ini mencakup pengetahuan
tentang peran lingkungan dalam mempengaruhi isi dan bentuk pesan
komunikasi. Suatu topik pembicaraan dapat dipahami dan dimengerti
karena topik tersebut layak dikomunikasikan pada orang tertentu dalam
lingkungan tertentu akan tetapi bisa menjadi tidak layak untuk orang dan
lingkungan yang lain. Kompetensi komunikasi juga mencakup
kemampuan tentang tatacara perilaku non-verbal seperti kedekatan,
sentuhan fisik, dan suara keras.

e. Pesan dan Saluran: pesan sebenarnya merupakan produk fisik dari


proses kodefikasi. Jika seseorang itu berbicara maka pembicaraan itu
adalah pesan. Jika seseorang itu menulis maka tulisan itu adalah pesan.
Bila kita melakukan suatu gerakan maka gerakan itu adalah pesan. Pesan
itu dipengaruhi oleh kode atau kelompok simbol yang digunakan untuk
mentransfer makna atau isi dari pesan itu sendiri dan dipengaruhi oleh
keputusan memilih dan menata kode dan isi tersebut. Menurut Sendjaja
(1994) mengutip pendapat Reardon bahwa kendala utama dalam
berkomunikasi seringkali lambang atau simbol yang sama mempunyai
makna yang berbeda. Kurangnya kecermatan dalam memilih kode atau
mentransfer makna dan menata kode serta isi pesan dapat memunculkan
sumber distorsi komunikasi. Saluran merupakan medium; lewat mana
suatu pesan itu berjalan. Saluran dipilih oleh sumber komunikasi.
Sedangkan sumber komunikasi dapat dibedakan berdasarkan jaringan
otoritas dan pelaksanaan yang disebut formal dan saluran informal
biasanya digunakan untuk meneruskan pesan-pesan pribadi atau pesan-
pesan sosial yang menyertai pesan-pesan yang disampaikan secara
formal.

f. Umpan balik secara efektif merupakan suatu cara yang dapat

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 19 |


Kegiatan Pembelajaran 1

dipertimbangkan untuk menghindari dan mengoreksi terjadinya


distorsi. Umpan balik merupakan pengecekan sejauh mana keberhasilan
yang dicapai dalam mentransfer makna pesan antara komunikator dan
komunikan. Setelah sipenerima pesan melaksanakan pengkodean
kembali, maka yang bersangkutan sesungguhnya telah berubah menjadi
sumber. Maksudnya bahwa yang bersangkutan mempunyai tujuan
tertentu, yakni untuk memberikan respon atas pesan yang diterima, dan
ia harus melakukan penkodean sebuah pesan dan mengirimkannya
melalui saluran tertentu kepada pihak yang semula bertindak sebagai
pengirim. Umpan balik menentukan apakah suatu pesan telah benar -
benar dipahami atau belum dan adakah suatu perbaikan patut dilakukan.

g. Gangguan merupakan komponen yang mendistorsi sebuah pesan.


Gangguan dapat terjadi pada kedua belah pihak baik penyampai atau
penerima pesan dalam komunikasi. Hal ini dapat berupa fisik, psikologis
dan semantik atau kebahasaan. Misalnya desingan suara mobil,
pandangan atau pikiran yang sempit dan penggunaan istilah yang
menimbulkan arti yang berbeda-beda, merupakan contoh dari masing-
masing jenis gangguan yang dapat mendistorsi.

h. Efek Komunikasi pada setiap peristiwa komunikasi selalu mempunyai


konsekuensi atau dampak atas satu atau lebih yang terlibat. Dampak itu
berupa perolehan pengetahuan, sikap-sikap baru atau memperoleh cara-
cara/gerakan baru sebagai refleksi siko-motorik.

3. Persepsi dan Hubungan Interpersonal

Dalam setiap komunikasi yang melibatkan dua orang atau banyak orang akan
didapatkan berbagai macam pribadi yang harus dikenali baik mengenali diri kita
sendiri dan orang lain yang menjadi pasangan dalam komunikasi. Sementara
untuk mengenali orang lain bukanlah hal yang mudah dan sederhana yang
membutuhkan perhatian. Hal itu akan berhubungan dengan proses psikologis
komunikan yaitu persepsi. Persepsi merupakan proses internal dalam diri
seseorang yang memungkinkan memilih mengorganisasikan dan menafsirkan
rangsangan dari lingkungan sehingga dapat mempengaruhi perilaku yang

20 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

bersangkutan.

Proses persepsi akan melibatkan proses penginderaan terhadap suatu objek


melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan;
kemudian perhatian atas sesuatu objek/pesan tersebut dapat menarik perhatian
dan interpretasi. Karena itu persepsi merupakan inti komunikasi sedangkan
penafsiran (interpretasi) merupakan inti persepsi (Mulyana, 2000). Secara
teoritik persepsi baik terhadap lingkungan fisik ataupun terhadap lingkungan
sosial baik lingkungan masyarakat atau organisasi tidak akan akurat dan
banyak memiliki keterbatasan untuk dijadikan perolehan pengetahuan /
informasi. Dalam memahami suatu objek dan mempersepsi orang lain kita
harus membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap, yaitu
informasi yang hanya diperoleh melalui kelima indera kita. Maka ketika kita
berkomunikasi kita akan mendasarkan persepsi terhadap orang lain atas
perilaku komunikasinya yang dapat kita amati.

Tubbs dan Moss dalam Mulyana, 1996: 13 dalam bukunya human


communication : kontek-konteks komunikasi mengungkapkan bahwa Jendela
Johari adalah salah satu model inovatif untuk memahami tingkat-tingkat
kesadaran dan penyingkapan diri dalam komunikasi dalam pelatihan. Model ini
menawarkan suatu cara melihat saling ketergantungan hubungan antara
intrapersonal dan hubungan interpersonal. Model Jendela Johari digambarkan
dalam empat kuadran yang mirip empat kaca pada sebuah jendela seperti
gambar di bawah ini.

Diketahui diri sendiri Tidak diketahui diri sendiri


1 1

Terbuka Gelap
Diketahui orang lain 1 2
1

Tersembunyi Tidak DIketahui


Diketahui orang lain 3 4
1

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 21 |


Kegiatan Pembelajaran 1

Kuadran pertama disebut kuadran terbuka, tahap ini menggambarkan


keterbukaan Anda pada dunia secara umum. Kuadran ini mencakup semua
aspek diri Anda yang Anda ketahui dan diketahui oleh orang lain. Pada Kuadran
ini menjadi dasar dalam berkomunikasi antar dua orang.

Gambar 8. Jendela Johari


Kuadran kedua adalah kuadran gelap meliputi semua hal mengenai diri Anda
yang dirasakan orang lain tetapi tidak anda rasakan. Contoh; ketika pada
sebuah diskusi tanpa disadari Anda terlalu memonopoli pembicaraan tanpa
memberi kesempatan orang lain untuk berbicara.

Kuadran ketiga yaitu kuadran tersembunyi yang mana pada kuadran ini
penentukan kebijaksanaan. Pada Kuadran ini kecenderungan anda lebih suka
menyembunyikan hal-hal yang dianggap orang lain tidak perlu mengetahuinya.
Contoh; permasalahan perceraian orang tua Anda, masalah keluarga Anda, gaji
Anda, dan perasaan Anda terhadap sahabat dekat.

Kuadran keempat, sering disebut kuadran tak terketahui. Kuadran gelap ini
tidak Anda ketahui meskipun diketahui orang lain. Kuadran ini mewakili segala
sesuatu tentang diri Anda yang belum pernah ditelusuri oleh Anda atau oleh
orang lain. Anda hanya dapat menduga bahwa hal ini ada atau menyadarinya
dalam retrospeksi.

Ada proses pentahapan pada hubungan interpersonal yang sedang


berlangsung yaitu mulai tahap interaksi awal sampai tahap pemutusan
(dissolution). Seorang kawan yang akrab tidak begitu saja terjadi setelah
adanya pertemuan untuk menumbuhkan keakraban dilakukan secara bertahap.
Ada lima tahapan yang dikemukakan DeVito (1986) dimana tahapan ini dapat
menjadi dasar dalam menjalin hubungan. Kelima tahap itu adalah kontak,
keterlibatan, keakraban, perusakan dan pemutusan.
a. Membuat kontak, ada beberapa macam persepsi alat indra Anda melihat,
mendengar dan pada tahap ini Anda mengikat diri Anda lebih jauh. Anda

22 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

mengikatkan diri untuk lebih mengenal orang lain. Anda mungkin membina
hubungan primer, sehingga orang lain itu menjadi sahabat baik atau kekasih
Anda. Komitmen ini dapat menjadi berbagai bentuk, perkawinan, membantu
orang itu atau mengungkapkan rahasia besar Anda. Tahap ini hanya
disediakan untuk sedikit orang paling banyak empat orang karena jarang
sekali orang memiliki lebih dari empat orang sahabat.
b. Keterlibatan seseorang. Beberapa peneliti, dalam tahap ini selama
empat menit pertama (interaksi awal), Anda akan memutuskan apakah
ingin melanjutkan hubungan ini atau tidak. Pada tahap ini penampilan fisik
begitu penting, karena dimensi fisik begitu terbuka untuk diamati secara
mudah. Namun demikian, kualitas-kualitas lain, seperti bersahabat,
kehangatan, keterbukaan, dan dinamisme juga terungkap dalam tahap ini.
Jika Anda menyukai orang tersebut maka akan berlanjut ketahap kedua.
c. Dalam tahap berikutnya merupakan penurunan hubungan ketika ikatan
diantara kedua pihak melemah.
d. Pada tahap perusakan, Anda mulai merasa bahwa hubungan ini mungkin
tidaklah seperti yang Anda pikirkan sebelumnya. Anda berdua menjadi
semakin jauh, makin sedikit waktu senggang yang Anda lalui bersama dan
apabila Anda berdua bertemu Anda saling berdiam diri tidak lagi banyak
mengungkapkan diri. Jika tahap perusakan ini berlanjut Anda memasuki
tahap pemutusan.
e. Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua
pihak. Jika bentuk ikatan itu adalah perkawinan pemutusan hubungan
dilambangkan dengan perceraian walaupun pemutusan hubungan aktual
dapat berupa hidup terpisah. Dalam bentuk materi inilah tahap ketika harta
kekayaan dibagi dan pasangan suami istri saling berebut hak pemeliharaan
anak.

4. Mendengarkan dan Berbicara

a. Mendengarkan

Mendengarkan dan berbicara merupakan hal yang utama dalam


berkomunikasi secara interpersonal. Pendengar aktif adalah
mendengar untuk mengerti apa yang dikatakan dibalik pesan itu. Apabila

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 23 |


Kegiatan Pembelajaran 1

terjadi kekurangan dalam proses mendengarkan maka yang terjadi


adalah ketidak mengertian bahasa yang digunakan dalam
menerjemahkan pesan yang disampaikan, kurangnya waktu untuk
menerjemahkan pesan dalam bentuk kata-kata, atau mengabaikan
isyarat nonverbal yang mengiringi pesan verbal.

Gambar 9. Tahapan proses merespon

Seseorang yang mendengarkan dengan aktif harus dapat mengetahui


juga pesan yang diterima secara keseluruhan dan dari sudut pandang
yang berbeda dari apa yang dikatakan seseorang.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendengarkan secara aktif,


yaitu:
 Mendengarkan dengan menangkap ungkapan nonverbal sebaik
isyarat verbal. Pada saat mendengarkan dengan aktif, penerima akan
mendapat umpan balik dengan menguraikan sendiri kata-kata
tentang pesan yang disampaikan oleh sumber.
 Penerima pesan mengecek kembali (perception check) yaitu apa
yang terkandung dalam sebuah pesan yang diterimanya untuk
mengerti pesan apa yang sesungguhnya.
 Gambaran perilaku (behavior descriptions) ini merupakan
gambaran individu yang sangat spesifik. Kegiatan pengamatan
kepada orang lain tanpa membuat keputusan atau mengeneralisasi
tentang apa latar belakang dan sifat-sifatnya.

Adapun teknik mendengarkan efektif dapat membantu para komunikator


dalam memperoleh informasi yang akurat. Pastikan bahwa kualitas
informasi yang baik tidak hanya merupakan tantangan dalam
mendengarkan. Keduanya baik pengirim maupun penerima harus
memastikan bahwa mereka mempunyai kualitas ketepatan dari

24 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

informasi yang benar. Brownell, 1994 menyatakan bahwa efektivitas


mendengarkan dapat dimengerti melalui indikator perilaku: seseorang
merasa berhubungan dengan mendengarkan secara efektif dalam enam
unsur yang dikenal dengan HURIER Model (Hearing, Understanding,
Remembering, Interpreting, Evaluating, and Responding).

Hearing (Paying Understanding Remembering


careful attentions
to what us being
said)

Effective listening

Responding Evaluating Interpreting ( not


(replying to the reading
sender letting him passing anythinginto the
or her know you on the message the
are paying being sender is
attention) communicating)

Gambar 10.

b. Ketrampilan Berbicara

Ketrampilan verbal dalam berbicara merupakan kemampuan


mengekspresikan materi pembicaraan dalam bentuk bahasa kata-kata.
Belum ada aturan yang mengikat atau standar dalam penggunaannya,
baik menyangkut panjang kata-kata maupun rincian s e r t a uraian yang
akan disampaikan. Semuanya m a s i h b e r d a s a r k a n pada unsur –
unsur; tingkat pengalaman, panjang pembicaraan, materi pembicaraan,
serta waktu yang tersedia.

Didalam melakukan komunikasi baik dengan perorangan atau kelompok


tertentu kita harus menghindari pengunaan kata-kata yang dibuat dan

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 25 |


Kegiatan Pembelajaran 1

digunakan untuk kalangan tertentu saja (jargon) sehingga orang lain


tidak memahami dan mengerti maksud dan artinya. Sebaiknya dalam
berkomunikasi disarankan untuk mengunakan kata-kata yang pendek,
sederhana, dan langsung pada sasaran sehingga mudah dimengerti oleh
komunikan. Adapun teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan
effektifitas penampilan berbicara verbal adalah sebagai berikut:
1) Percaya diri merupakan keyakinan pada kemampuan dan penilaian
diri sendiri dalam melakukan tugas serta memilih pendekatan yang
efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya dalam
menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan
atas pendapatnya.
2) Ucapkan kata-kata dengan perlahan-lahan dan berikan penekanan
serta pengulangan untuk hal-hal yang dianggap penting.
3) Berbicaralah dengan wajar sebagaimana biasanya, jangan
terkesan seperti penyair atau sedang berdeklarasi.
4) Hindari suara monoton, gunakan tekanan dan irama tertentu untuk
menampilkan poin-poin tertentu yang membuat lawan bicara lebih
tertarik seperti marah dengan nada tinggi, sedih dengan suara
memelas.
5) Tarik napas dalam-dalam untuk mengurangi ketegangan. Mengatur
napas secara normal agar tidak terkesan seperti yang sedang
dikejar-kejar.
6) Hindari sindrom em, ah, anu, apa dan sebagainya. Jika terpojok
dan kehabisan bicara.
7) Membaca paragraf yang dianggap penting dari teks tulisan. Jangan
merasa malu dengan hal ini karena pendengar akan berfikir bahwa
kita akan menekankan poin pembicaraan.
8) Siapkan air minum hangat terutama mereka yang sering kali
kehabisan napas jika berbicara.

5. Komunikasi Nonverbal dan Bahasa Tubuh

a. Konsep dasar bahasa tubuh

26 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

Menurut David Cohen dalam buku “bahasa tubuh dalam pergaulan”


menjelaskan tentang bahasa tubuh merupakan bentuk topeng-topeng yang
mengungkapkan bahwa bahasa tubuh juga menyingkapkan topeng-topeng
kita. Manusia belajar menggunakan topeng sejak kecil dan banyak diantara
kita dapat melakukannya dengan baik. Banyak isyarat-isyarat nonverbal
tentang perasaan yang bersifat sangat halus dan terjadi hanya sekilas.
Dapat diilustrasikan seperti seseorang mencoba menguraikan pola dari
selendang yang dipakai seseorang yang sedang lewat. Untuk dapat
memaknai itu diperlukan keahlian dan latihan.

Untuk dapat menerobos topeng yang kita pakai adalah apa yang disebut
oleh para ahli psikologi sebagai “isyarat yang bocor”, isyarat yang
sebenarnya tidak ingin kita berikan namun tidak dapat terkontrol. Mengatur
ekspresi wajah sangat mudah dilakukan. Jika anda tidak ingin tampak sedih,
anda dapat berpura-pura. Lebih sulit mengatur nada suara kita atau gerakan
tubuh, mereka ini sering “bocor”. Pelajari mereka dan anda akan segera
tahu banyak tentang apa yang sedang dipikirkan orang lain.

Cara seseorang berbicara mencerminkan kepribadiannya. Beberapa orang


bicaranya keras dan tanpa henti; orang lainnya sukar dimengerti dan
beberapa sangat diam. David Cohen tidak menyetujui anggapan bahwa
orang dengan kepribadian tertentu cenderung memiliki gaya tubuh tertentu
yang tidak akan sama dengan orang lain. Beberapa penelitian yang baik
tentang kepribadian, menunjukkan kontras antara ekstrovert, yang ceria,
ramah, cepat, tidak teliti, suka humor, tidak sabar dan memiliki metabolisme
yang tinggi dengan introvert yang teliti banyak cemas, lamban, dan kurang
kemampuan dalam sosialisasi. Kepribadian yang satu tidak lebih baik dari
kepribadian lainnya. Mereka adalah gaya, tapi gaya yang terungkap melalui
bahasa tubuh.

Dalam hubungan antar pribadi, banyak orang merasa berada dibawah


tekanan untuk tidak menunjukkan perasaan mereka. Kita hidup melalui suatu
periode perubahan sosial yang kompleks, membuat banyak dari kita merasa
lebih aman bersembunyi dibalik kedok.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 27|


Kegiatan Pembelajaran 1

Dalam kamus komunikasi dari Onong U. Effendy bahwa Kinesic


Communication atau komunikasi kial atau komunikasi kinesik adalah
komunikasi yang dilakukan dengan gerakan anggota tubuh; salah satu jenis
komunikasi nonverbal.
Peter Clayton dalam buku “bahasa tubuh dalam pergaulan sehari-hari”
mengungkapkan bahwa apa yang disebut dengan bahasa tubuh ? saya telah
mengajukan pertanyaan ini kepada orang yang tak terhitung banyaknya.
Jawaban yang mereka berikan tanpa kecuali sesuatu yang sejalan dengan
komunikasi nonverbal yang menurut hemat saya tidak salah sejauh ini. Akan
tetapi, jawaban itu tidak benar-benar menjelaskan kebenaran alami dari
bahasa tubuh. Selama bertahun-tahun saya berusaha untuk menyingkat
pengertian ini menjadi beberapa kalimat sederhana.

Alo Liliweri dalam buku “komunikasi verbal dan nonverbal” menjelaskan


bahwa bahasa tubuh adalah gerakan ; tubuh yang merupakan sebagian
perilaku nonverbal dapat disampaikan melalui simbol komunikasi kepada
orang lain. Perilaku itu sangat bergantung dari erat tidaknya hubungan
dengan orang lain. Dalam bagian ini akan diuraikan komunikasi nonverbal
“gerak tubuh” atau yang disebut kinesik.

b. Bentuk-bentuk bahasa tubuh

Bentuk dan tipe umum dari bahasa tubuh meliputi tiga yakni : kontak
mata, ekspresi wajah, gerakan anggota tubuh (gestures). Agar jelasnya
diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1) Kontak mata

Kontak mata juga mengacu pada sesuatu yang disebut dengan gaze
yang meliputi suatu keadaan penglihatan secara langsung antar
orang disaat sedang berbicara. Kontak mata sangat menentukan
kebutuhan psikologis sehingga dapat membantu kita memantau efek
komunikasi antar pribadi. Melalui kontak mata anda dapat
menceritakan kepada orang lain suatu pesan sehingga orang akan
memperhatikan kata demi kata melalui tatapan. Misalnya pandangan
yang sayu, cemas, takut, terharu, dapat mewarnai latar belakang
psikologis anda. Jumlah dan cara-cara penataan mata berbeda dari

28 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

seseorang dengan orang yang lainnya, dari budaya yang satu


kebudaya lain. Berbagai studi menunjukkan bahwa sekitar 50-60
persen orang akan memandang orang lain disaat melakukan
percakapan. Bagi pembicara digunakan 40 persen dan bagi
pendengar kira-kira 70 persen penglihatan. Pertanyaannnya
kapankah anda suka melihat orang lain ketika anda sedang
berbicara? mata anda seolah-olah membuat kontak yang semakin
besar dan lelusa dalam melakukan kontak mata seperti waktu
berdiskusi sehingga akan saling memberikan reaksi dan seterusnya.

Kontak mata sebagai simbol komunikasi nonverbal mempengaruhi


perilaku, kepercayaan dalam berkomunikasi. Ingatlah bahwa ketika
melakukan kontak mata, orang lain langsung dapat mengukur sejauh
mana kemampuan anda dalam melakukan komunikasi. Beberapa
contoh dibawah ini berkaitan dengan perilaku kontak mata diberbagai
etnik/bangsa di dunia; seorang guru akan mengunakan bahasa tubuh
mata pada para murid-muridnya di sekolah, tingkah laku seorang
anak akan menjadi sinyal guru atau pertanda bahwa murid tersebut
tidak atau belum melakukan apa yang ditugaskan, jika seorang anak
belum atau tidak mengerjakan penugasan yang diberikan guru maka
ada kecenderungan memiliki pandangan mata yang berbeda ketika
murid tersebut bertatap muka.

Gambar 11. Model kontak mata

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 29|


Kegiatan Pembelajaran 1

Aparat kepolisisan menggunakan bahasa tubuh mata kepada para supir


dijalanan baik pengemudi motor maupun mobil dapat menjadi sinyal atau
pertanda kelengkapan surat-surat yang mereka miliki, jika para
pengemudi tidak memiliki surat-surat yang lengkap maka ada
kecenderungan memiliki pandangan mata yang berbeda ketika bertemu
dengan para aparat kepolisisian dalam suatu operasi di jalan, dan
biasanya aparat kepolisisan dapat melihat perbedaan pandangan mata
para pengemudi yang merasa bersalah atau tidak bersalah. Begitu pun
kontak mata menjadi pertanda bagi para penjahat atau orang-orang yang
merasa bersalah dari aspek hukum baik dalam kasus pencurian,
perampokan, pembunuhan dan para pelaku kriminal lainnya. Cenderung
memiliki kontak mata yang berbeda ketika melihat aparat kepolisian.

Kalau dilihat dari perbedaan budaya ketika memandang orang lain bukan
pada tempatnya dapat berakibat fatal. Misalnya ketika seorang wanita
Jepang dengan seorang pria Amerika yang sedang bertatap muka, sang
wanita harus menunduk tetapi sang pria terus memandang dengan
penasaran. Setibanya di asrama, sang pria marah-marah dan mengejek
wanita tersebut dan menganggapnya orang yang tidak bersahabat. Sang
wanita tersinggung dan menangis histeris. Setelah diselidiki ternyata
dalam budaya Jepang hanya wanita kurang baik yang boleh
memandang seorang pria di tempat umum, hal demikian tidak terjadi di
Amerika.

2) Ekspresi wajah

Ekspresi wajah meliputi pengaruh raut wajah yang dipergunakan untuk


berkomunikasi secara emosional atau bereaksi terhadap suatu pesan.
Wajah setiap orang selalu menyatakan hati dan perasaannya. Wajah
ibarat cermin dari pikiran, dan perasaan. Melalui wajah orang juga bisa
membaca makna suatu pesan. Pernyataan wajah menandai masalah
ketika : 1). Ekspresi wajah tidak merupakan tanda perasaan 2). Ekspresi
wajah yang dinyatakan tidak seluruhnya merupakan tanda pikiran dan
perasaan. Dengan demikian penampilan wajah sangat tergantung pada

30 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

orang yang menanggapi atau menafsirkannya. Ekspresi wajah dari


budaya yang lain memandang berbeda.

Ekspresi wajah juga dapat kita lihat ketika kita memandang


seseorang yang dianggap sebagai orang yang polos/lugu atau dianggap
kejam/dingin. Hal ini didasari ada sebuah ekspresi wajah yang nampak
pada orang yang bersangkutan tidak menunjukkan sebuah perubahan
seperti yang dilakukan oleh orang lain ketika mendengar atau mengetahui
suatu peristiwa baik kesedihan maupun kegembiraan, keanehan atau
kelayakan.

3) Gestures

Gestures merupakan bentuk perilaku nonverbal pada gerakan tangan,


bahu, jari- jari. Kita sering menggunakan gerakan anggota tubuh secara
sadar maupun tidak sadar untuk menekankan suatu pesan. Ketika anda
berkata : pohon itu tinggi, atau rumahnya dekat; maka anda pasti
menggerakkan tangan untuk menggambarkan deskripsi verbalnya. Pada
saat anda mengatakan : letakkan barang itu! Lihat pada saya! Maka yang
bergerak adalah telunjuk yang menunjukkan arah. Ternyata manusia
mempunyai banyak cara dan bervariasi dalam menggerakkan tubuh dan
angota tubuhnya ketika mereka sedang berbicara. Mereka yang cacat
bahkan berkomunikasi hanya dengan tangan saja.

c. Penggunaan Gerakan Tubuh

Mungkin anda juga perlu mengetahui dan mengerti bagaimana gerak tubuh
dipergunakan dalam komunikasi nonverbal. Tanpa diobservasi sekalipun,
ternyata setiap gerakan tubuh mengkomunikasikan fungsi tertentu. Ekman
dan Friesen mengkategorikannya sebagai emblem, illustrator, affect display,
regulator, adaptor.
1) Emblem
Emblem merupakan terjemahan pesan nonverbal yang melukiskan suatu
makna bagi suatu kelompok sosial. Tanda V menunjukkan suatu tanda
kekuatan dan kemenangan yang biasanya dipakai dalam kampanye
presiden di Amerika Serikat. Atau di Indonesia dipakai untuk
menunjukkan kemenangan Golkar. Emblem harus dipelajari melalui

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 31 |


Kegiatan Pembelajaran 1

proses yang mungkin saja merupakan bentuk lain dari arbitrary, iconic
dalam perlambangan saja.
2) Ilustrator
Ilustrator merupakan tanda-tanda nonverbal dalam komunikasi. Tanda ini
merupakan gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukkan
contoh sesuatu. Seorang ibu melukiskan bahwa Aris, putranya yang
sekolah di SMA Negeri, mempunyai tinggi badan tertentu, memiliki
kegemaran dan lain-lain . Sang ibu menaik turunkan tangannya.

3) Adaptor
Adaptor merupakan gerakan anggota tubuh yang bersifat spesifik. Ada
beberapa jenis adaptor yaitu: (a) self adaptor misalnya menggaruk kepala
untuk menunjukkan kebingungan; (b) alter adaptors; gerakanadaptor yang
diarahkan kepada orang lain, mengusap-usap kepala orang lain sebagai
tanda kasih sayang; (c) obyek adaptor; adalah gerakan adaptor yang
diarahkan kepada obyek tertentu. Gerakan adaptor sebenarnya gerakan
seseorang yang menggambarkan perilaku ikonik dan intrinsik yang
kadang - kadang secara sadar dilakukan terhadap dirinya sendiri; kecuali
untuk orang lain maka adaptor bertujuan menumbuhkan interaksi dan
komunikasi.
4) Regulator
Regulator adalah gerakan yang berfungsi mengarahkan, mengawasi,
mengkoordinasi interaksi dnegan seksama. Sebagai contoh, kita
menggunkan kontak mata sebagai tanda untuk memperhatikan orang lain
yang sedang berbicar dan mendengarkan orang lain. Regulator
merupakan tanda utama yang bersifat interaktif, bentuknya ikonik dan
intrinsik.
5) Affect Display
Perilaku affect display selalu menggambarkan perasaan dan emosi.
Wajah merupakan media yang paling digunakan untuk menunjukkan
reaksi terhadap pesan yang direspon. Bentuk affect display bersifat
intrinsik yang digunaka nuntuk fungsi interaktif dan informatif. Beberapa
contoh perilaku gerakan anggota tubuh dapat terlihat sebagai berikut.

32 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

Kalau di Amerika atau di Eropa continental anda boleh menggunakan


tanda V sebagai lambang kemenangan (Victory) yang dipopulerkan
Winston Churchill maka di Afrika Selatan V tidak boleh anda gunakan. Di
Afrika Selatan pun anda diharapkan tidak memasukkan ibu jari diantara
telunjuk dan jari tengah. Isyarat-isyarat tangan sebaiknya dihindari jika
anda bertemu dengan orang argentina; di Australia ibu jari yang
diacungkan merupakan isyarat yang kasar, dalam pertemuan dengan
orang Australia berdirilah tegak dan gunakan tangan secara sederhana.

Gambar 12. Contoh perilaku anggota tubuh

Di Austria sebaiknya anda menghindari berbicara dengan tangan


dimasukan kedalam saku; sebaiknya di belanda anda boleh melambaikan
tangan bagi orang yang jauh. Yang tidak boleh dilakukan di belanda
adalah mengunyah permen karet atau berdiri dengan tangan di saku bagi
mereka hal itu menggambarkan kesombongan dan keangkuhan.

Waktu bercakap sambil duduk merupakan cara terbaik di negara chili,


namun hindari isyarat tangan karena hanya pelayan restoran yang
dipanggil dengan lambaian tangan. Tidak hanya tangan di kolombia
jangan menaruh kaki di atas meubel dianggap kurang ajar, karena di
kolombia orang memanggil orang lain dengan melembaikan jari-jari
tangan atau seluruh tangan dan telapaknya mengahadap ke bawah.
Sama dengan di afrika selatan maka di Costarica jangan mengepalkan

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 33|


Kegiatan Pembelajaran 1

tangan dengan ibu jari tersembul diantara telunjuk dan jari tengah. Pada
waktu makan kedua tangan harus ada di tatas meja.

Menunjuk seseorang dengan jari tangan atau mengarahkan kaki kearah


orang lain merupakan larangan di negara Elsavador. Hanya teman akrab
saja yang dipanggil dengan mengunakan lambaian tangan. Di Inggris
isyarat berlebihan seperti menepuk punggung atau merangkul bahu
dengan lengan harus dihindari.

d. Jenis-Jenis Komunikasi Nonverbal

Menurut Jandt (1998: 99) sebagaimana yang dikutip Yosal Iriantara dalam
bukunya Komunikasi Antarpribadi komunikasi nonverbal terbagi secara
sempit dan luas. Secara sempit komunikasi nonverbal sebagai “penggunaan
secara intensional seperti dalam penggunaan simbol nonlisan untuk
mengkomunikasikan pesan tertentu.” Dari perspektif ini, komunikasi
nonverbal merujuk pada tindakan sumber dan atribut-atribut yang tak
sepenuhnya bersifat verbal. Sedangkan secara luas komunikasi nonverbal
mengacu pada unsur-unsur lingkungan yang dipergunakan manusia dalam
berkomunikasi, seperti warna dinding tempat percakapan berlangsung
(Iriantara, 2014: 2.5). Fitur nonverbal mempengaruhi makna dari kata-kata
kita.

Jenis-jenis komunikasi verbal menurut Jandt (1998) dalam (Iriantara,


2014: 2.9-2.110) adalah sebagai berikut;
1) Proxemics (Kedekatan), Istilah ini berasal dari Edward Hall yang
mengambilnya dari kata Proximity (kedekatan) untuk menunjukan
adanya ruang atau tetorial baku dan ruang personal yang kita gunakan
dalam berkomunikasi.
2) Kinesics (Kinesik), Istilah ini digunakan untuk menunjukan gerak-gerik
atau sikap tubuh (gestures), gerak tubuh (body movement), ekspresi
wajah, dan kontak mata.

34 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

3) Chronemics (Kronemik), Istilah ini berkaitan dengan waktu. Ada yang


memandang waktu itu berjalan linier atau mengikuti garis lurus yang
bergerak dari titik awal menuju titik akhir.
4) Paralanguage (Parabahasa), Istilah ini menunjuk pada unsur-unsur
nonverbal sauara dalam percakapan verbal.
5) Kebisuan, Istilah ini dipandang agak membingungkan karena membisu
dipandang tidak berkomunikasi. Namun sebenarnya, dalam kebisuan
orang mengkomunikasikan sesuatu.
6) Haptics, Istilah ini berkaitan dengan penggunaan sentuhan dalam
berkomunikasi.
7) Tampilan Fisik dan Busana, Istilah ini menunjukan pesan nonverbal
dapat juga berupa tampilan fisik dan busana yang dikenakan.
8) Olfactics, Istilah ini berkaitan dengan penggunaan indera penciuman
dalam berkomunikasi nonverbal. Bukan hanya bau wangi parfum, tetapi
juga bau badan berpengaruh terhadap komunikasi.
9) Oculesics, Istilah ini menunjuk pada pesan yang disampaikan melalui
mata.

Dengan demikian, komunikasi nonverbal yang menyampaikan pesan-pesan


nonverbal merupakan bagian dari setiap bentuk komunikasi manusia. Tanpa
ada pesan nonverbal, kita akan merasakan komunikasi berlangsung hambar
dan dingin karena fungsi komunikasi nonverbal yang amat penting dalam
kegiatan komunikasi.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Membaca materi kegiatan pembelajaran 1 secara mandiri dan rasa


tanggung jawab sehingga menjadi pembelajar yang profesional
2. Mendidkusikan materi yang telah dibaca dalam kelompoknya/teman
sejawat dengan saling menghargai pendapat orang lain
3. Membuat rangkuman atau peta konsep (mindmaps) materi kegiatan
pembelajaran 1 secara mandiri/kelompok/teman sejawat
4. Mempresentasikan hasil diskusi baik dalam kelompok kecil atau pleno
dengan rasa tanggung jawab

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 35 |


Kegiatan Pembelajaran 1

5. Mengerjakan latihan /tugas/ studi kasus dengan jujur dan tanggung jawab
tinggi
6. Menerapkan pendidikan karakter yang relevan baik pada kegiatan
individu/kelompok (lihat daftar dibawah ini);

Tabel 2. Pendidikan Karakter yang Relevan


RELIGIUS

 Religius yang mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang


Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku untuk melaksanakan
ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan
agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai
dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga
dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan,
individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta
(lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku
mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
 Subnilai religius: cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan
agama, teguh pendirian, percayadiri, kerja sama lintas agama, antibuli
dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan
kehendak, melindungi yang kecil dan tersisih.
NASIONALIS

 Nasionalismerupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang


menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
 Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri,
menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama
MANDIRI

 Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang


lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
 Subnilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh
tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan
menjadi pembelajar sepanjang hayat
GOTONG ROYONG

 Gotong Royong mencerminkan tindakan menghargai semangat


kerjasamadan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat dengan
orang laindan memberi bantuan pada mereka yang miskin,

36 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

tersingkir dan membutuhkan pertolongan


 Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerjasama,
inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,
tolong- menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti
kekerasan, sikap kerelawanan
INTEGRITAS

 Integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan


pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki
komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral
(integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggungjawab
sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui
konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
 Subnilai integritas antara lain kejujuran,cinta pada kebenaran,
setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab,
keteladanan, menghargai martabat individu (terutama penyandang
disabilitas)

E. Latihan / Kasus / Tugas

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas :


1. Diskusikan dengan kelompok / teman sejawat dan buatlah mindmap
kegiatan Pembelajaran 1.
2. Buatlah rangkuman secara individu Kegiatan Pembelajaran 1 dan
hasilnya ditulis pada LK 1.1
3. Presentasikan hasilnya untuk mendapatkan masukan.

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mempelajari Materi tentang memahami berbagai strategi berkomunikasi


yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain
maka diharapkan guru dapat lebih memotivasi dirinya untuk terus meningkatkan
kualitas dan potensi dirinya sebagai guru yang profesional untuk tujuan lebih
baik. Penerapan pendidikan karakter perlu diintegrasikan dalam setiap kegiatan
pembelajaran disekolah.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 37 |


Kegiatan Pembelajaran 1

38 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

Kegiatan Pembelajaran 2
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik dengan bahasa yang khas
dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik
yang terbangun secara siklikal

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat memahami dan


melakukan;
penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan
melalui bujukan dan contoh, ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian,
respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan reaksi guru terhadap respons
peserta didik, serta mampu menerapkan pendidikan karakter.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Komunikasi yang efektif ,empatik, dan santun dilakukan untuk penyiapan


kondisi psikologis peserta didik, agar ambil bagian dalam permainan melalui
bujukan dan contoh sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
2. Komunikasi yang efektif ,empatik, dan santun dilakukan untuk mengajak
peserta didik, agar ambil bagian dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan
mata pelajaran yang diampu.
3. Komunikasi yang efektif ,empatik, dan santun dilakukan agar peserta didik
merespon ajakan guru dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan mata
pelajaran yang diampu.
4. Komunikasi oleh guru yang efektif, empatik, dan santun dilakukan untuk
merespon peserta didik secara lengkap dan relevan sesuai dengan
pertanyaan dan perilaku peserta didik.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 39 |


Kegiatan Pembelajaran 2

C. Uraian Materi

1. Berkomunikasi sesuai dengan potensi, lingkungan dan


kemampuan peserta didik

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan atau planning dan manajemen


untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah
saja melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya.

Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan perpaduan


antara perencanaan komunikasi dengan menajemen komunikasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu
menunjukkan bagaimana operasional praktis yang harus dilakukan, dalam
arti bahwa pendekatan bisa berbeda-beda sewaktu-waktu tergantung pada
situasi dan kondisi.

Agar komunikasi berjalan efektif maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikanoleh komunikator;

a. Mengenali sasaran komunikasi

Sebelum melakukan komunikasi seseorang perlu mengetahui dan


memahami siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi kita. Semua itu
tergantung pada tujuan komunikasi apakah komunikan hanya sekedar
mengetahui ataukah agar komunikan melakukan tindakan tertentu.
Apapun tujuan, metode, dan banyaknya sasaran, komunikan perlu
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1) Kerangka referensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil
dari perpaduan pengalaman, pendidikan, cita-cita, gaya hidup, norma
hidup, status sosial, ideologi, dan lain-lain.
2) Situasi dan kondisi: faktor situasi ini terjadi pada saat komunikan
akan menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Sedangkan yang dimaksud kondisi adalah keadaan fisik dan psikis
komunikan pada saat ia sedang menyampaikan atau menerima pesan

40 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

komunikasi. Komunikasi kita tidak akan efektif jika komunikan sedang


marah, sedih, bingung, sakit, atau lapar.
3) Pemilihan media komunikasi dapat dilakukan karena ada berbagai
macam media komunikasi mulai dari yang tradisional sampai dengan
modern. Untuk mencapai sasaran komunikasi kita bisa memilih salah
satu atau menggabungkan beberapa media untuk mencapai tujuan
yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang
akan dipergunakan. Peran media sangatlah penting untuk membantu
proses komunikasi.
4) Penentuan tujuan berkomunikasi sangat penting bagi komunikator
dalam berkomunikasi karena akan digunakan sebagai dasar untuk
menentukan teknik yang akan diambil.
5) Peranan komunikator dalam komunikasi yang harus memperhatikan
beberapa faktor :
a) Daya tarik sumber merupakan faktor dimana komunikator mampu
mengubah sikap, opini, dan perilaku komunikan melalui mekanisme
daya tarik, yakni ketika pihak komunikan merasa bahwa
komunikator ikut serta dengannya.

Gambar 13. Contoh gaya tarik komunikator

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 41 |


Kegiatan Pembelajaran 2

b) Kredibilitas sumber adalah kepercayaan komunikan pada


komunikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi
keahlian yang dimiliki seorang komunikator.

Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran banyak ditentukan oleh


keaktifan antara pendidik dan peserta didikl. Dengan adanya proses
umpan balik tersebut memungkinkan pembelajar mengadakan perbaikan-
perbaikan cara komunikasi yang pernah dilakukan. Keefektifan
komunikasi dapat mengambarkan kemampuan orang dalam menciptakan
suatu pesan dengan tepat, yaitu pengirim pesan dapat mengetahui bahwa
penerima pesan mampu menginterprestasikan sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh si pengirim.

Selain itu keefektifan pembelajaran sangat ditentukan oleh adanya


perhatian dan minat pebelajar. Ini sesuai dengan model “AIDA singkatan
dari Attention (perhatian ), Interest (minat), Desire (hasrat), dan Action
(kegiatan)” . Maksudnya agar terjadi kegiatan pada diri pebelajar sebagai
komunikan, maka terlebih dahulu harus dibangkitkan perhatian dan
minatnya kemudian dilanjutkan dengan penyajian bahan. Dengan
demikian timbul hasratnya untuk melaksanakan kegiatan, sehingga
walaupun persepsinya tidak terlalu sama dalam menerima pesan tetapi
perbedaannya tidak terlalu banyak. Karena secara psikologis setiap orang
akan menanggapi dan memberi makna yang berbeda-beda sesuai
dengan karakternya masing-masing.

Komunikasi yang jelas dalam sebuah pembelajaran adalah salah satu


syarat bahwa pembelajaran berlangsung efektif. Jadi bila kita ingin
menjadi pendidik yang efektif, marilah kita bersama-sama memperbaiki
kemampuan kita berkomunikasi kepada peserta didik dalam setiap
pembelajaran. Ada beberapa komponen dalam komunikasi pembelajaran
yang efektif yaitu : penggunaan terminologi yang tepat, presentasi yang

42 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

berkesinambungan dan sistematis, sinyal transisi atau perpindahan topik


bahasan, tekanan pada bagian-bagian penting pembelajaran, kesesuaian
antara tingkah laku komunikasi verbal dengan tingkah laku komunikasi
nonverbal.

b. Meningkatkan komunikasi

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, berbagai pendekatan yang


digunakan guru dalam mendidik pesera didik ada kalanya guru bagaikan
seorang raja yang hanya mengarahkan dan memerintah agar dituruti
kehendaknya. Ada juga guru yang mengajak para pelajar bersama-sama
menyelesaikan topik yang sedang dibahas. Namun kesemua itu dapat
berguna dan bermanfaat sesuai dengan kondisi yang diinginkan.
Seorang guru yang ditakuti peserta didiknya pada dasarnya dianggap
tidak berhasil dalam menjalankan komunikasi efektif, karena tanpa
komunikasi yang baik, hasil yang diperoleh juga tidak akan memuaskan.

Minimal lima strategi yang dapat dikembangkan dalam upaya untuk


menciptakan / mambangun komunikasi efektif dalam pembelajaran atau
proses belajar mengajar, seperti disebutkan berikut ini:
1) Respect adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi
sasaran pesan yang kita sampaikan. Seorang pendidik harus bisa
menghargai setiap peserta didik yang dihadapinya. Rasa hormat dan
saling menghargai merupakan syarat mutlak dalam berkomunikasi
dengan orang lain. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan
sikap saling menghargai dan menghormati maka kita dapat
membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan
meningkatkan efektivitas kinerja kita baik sebagai individu maupun
secara keseluruhan sebagai tim.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 43 |


Kegiatan Pembelajaran 2

2) Menurut Dale Carnegie dalam bukunya “How to Win Friends and


Influence People”, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip
dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan
penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang psikolog yang sangat
terkenal William James juga mengatakan bahwa “Prinsip paling dalam
dari sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai”. Berikan
sebuah penghargaan yang tulus kepada masing–masing peserta didik.
Sehingga peserta didik dapat membedakan antara perlakuan yang
tulus dan tidak tulus. Ketika memberikan penghargaan maka Anda
Gambar 14. Strategi meningkatkan komunikasi
sebagai seorang pendidik akan dihargai oleh peserta didik.
3) Emphaty, kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi
yang dihadapi orang lain. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi
didunia pendidikan. Kita perlu saling memahami dan mengerti
keberadaan, perilaku, dan keinginan dari peserta didik. Rasa empati
akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan
membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam
membangun sebuah suasana kondusif di dalam proses belajar-
mengajar. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau
mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan
empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan
dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologi atau penolakan dari
penerima.
4) Audible berarti “dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik.
Sebuah pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang
bisa diterima oleh si penerima pesan. Raut muka yang cerah, bahasa
tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk
ke dalam komunikasi audible.
5) Clarity adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran. Clarity dapat
pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita
perlu mengembangkan sikap terbuka, sehingga dapat menimbulkan
rasa percaya dari penerima pesan. Karena tanpa keterbukaan akan

44 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan


semangat dan antusiasme peserta didik dalam proses belajar-
mengajar. Perjelas maksud Anda dalam mengajar sesuatu, sampaikan
secara sistematis dan teratur, gunakan alat bantu peraga jika memang
diperlukan. Semakin peserta didik merasakan mendapat banyak ilmu
dari Anda, maka peserta didik akan semakin terpacu untuk terus
menghadiri dan memperhatikan pelajaran yang Anda sampaikan.
Dengan cara seperti ini peserta didik tidak akan menganggap lagi
proses belajar-mengajar sebagai formalitas tetapi akan
mengganggapnya sebagai sebuah kebutuhan pokok bagi
kehidupannya.
6) Humble atau rendah hati adalah menghargai orang lain, mau
mendengar, menerima kritik, tidak sombong, dan tidak memandang
rendah orang lain. Seperti yang disampaikan Wilbur Schramm dalam
Suranto (2005), “the condition of success in communication”, yakni
kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan
dapat membangkitkan tanggapan yang kita inginkan maka harus
memperhatikan hal-hal sebaiberikut:
a) Pesan harus dirancang dan disampaikan dengan menarik.
b) Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang mengacu
kepada pengalaman antara komunikator dan komunikan.
c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.
d) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh
kebutuhan komunikan.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana bisa menarik


perhatian komunikan. Dengan mendapatkan perhatian komunikan maka
kita juga akan membuat komunikan tertarik untuk mengetahui isi pesan
yang disampaikan. Penyajian pesan agar menarik, jelas pada awalnya,
tergantung pada kemasan pesan sesuai dengan media yang akan
digunakan. Saat menggunakan media cetak misalnya, pesan yang
disampaikan harus disajikan dengan menarik. Baik dari segi isi
maupun tampilan secara keseluruhan.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 45 |


Kegiatan Pembelajaran 2

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjadikan sebuah


komunikasi menjadi lebih effektif;
 Berikan kesan bahwa anda antusias berbicara dengan mereka. Ketika
anda memberikan kesan bahwa anda sangat antusias berbicara
dengan mereka dan peduli kepada mereka, maka anda akan
membuat perasaan mereka lebih positif dan percaya diri.
 Ajukan pertanyaan terbuka tentang minat mereka serta dapatkan
informasi sedetail mungkin sehingga dapat membantu mereka
memperoleh perspektif baru tentang diri mereka sendiri dan tujuan
hidup mereka
 Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka – Rasakan
bagaimana perasaan mereka pada saat ini dengan mengamati bahasa
tubuh dan nada suara. Dari sudut pandang ini anda dapat
menyesuaikan kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara anda
sehingga mereka akan merespon lebih positif.
 Tunjukkan rasa persetujuan: Katakan kepada mereka apa yang anda
kagumi tentang mereka dan mengapa. Salah satu cara terbaik untuk
segera mempererat hubungan dengan orang adalah kita harus bisa
jujur mengatakan mengapa anda menyukai atau mengagumi mereka.
Jika menyatakan secara langsung dirasakan kurang tepat cobalah
dengan pernyataan tidak langsung. Kedua pendekatan tersebut bisa
sama-sama efektif.
 Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang mereka katakan.
Jangan menyela atau memberhentikan ketika mereka sedang
berbicara. Sebaliknya, dengarkan setiap kata yang mereka katakan
dan responlah serelevan mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa anda
benar-benar mendengarkan dan memperhatikan apa yang mereka
katakan. Dengan kata lain anda sepenuhnya terlibat didalam suasana
bersama dengan mereka. Dan berilah pertanyaan jika ada sesuatu
yang tidak tidak mengerti untuk memperjelas maksudnya.
 Beri mereka kontak mata karena kontak mata yang kuat dapat
mengkomunikasikan kepada orang lain bahwa anda tidak hanya
terpikat oleh mereka dan apa yang mereka katakan tetapi juga

46 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

menunjukkan bahwa anda dapat dipercaya. Ketika dilakukan dengan


tidak berlebihan mereka juga akan menganggap anda yakin pada diri
anda sendiri karena kesediaan anda untuk bertemu mereka secara
langsung
 Ungkapkan diri anda sebanyak mungkin, salah satu cara terbaik untuk
mendapatkan kepercayaan seseorang adalah dengan
mengungkapkan diri secara terbuka yaitu dengan menceritakan
kejadian atau pengalaman hidup yang menarik atau hanya
menggambarkan contoh lucu dari kehidupan normal sehari-hari.
 Berikan kesan bahwa anda berdua berada dalam satu tim yang sama,
dengan menggunakan kata-kata seperti “kami, kita ” untuk dapat
menjalin dan membangun sebuah ikatan. Dengan menggunakan kata-
kata tersebut akan terlihat bahwa anda dan mereka berada satu tim
yang sama.
 Berikan mereka senyuman terbaik anda, dengan memberikan senyum
pada orang, maka anda menyampaikan pesan bahwa anda menyukai
mereka dan kehadiran mereka telah membawa kebahagiaan.
Tersenyum pada mereka akan menyebabkan mereka sadar ingin
tersenyum juga pada anda sehingga dapat membangun hubungan
antara anda berdua.
 Menawarkan saran yang bermanfaat, dengan cara mennceritakan
pengalaman anda tentang tempat makan yang pernah anda kunjungi,
film yang anda tonton, orang-orang baik yang mereka ingin temui,
buku yang anda baca, peluang karir atau apa pun yang terpikirkan oleh
anda. Jelaskan apa yang menarik dari orang-orang, tempat atau hal-
hal tersebut. Jika anda memberi ide yang cukup menarik perhatian
mereka, mereka akan mencari anda ketika mereka memerlukan
seseorang untuk membantu membuat keputusan tentang apa yang
harus dilakukan selanjutnya.
 Beri mereka motivasi, memberi motivasi tidak melihat apakah yang
dihadapi lebih muda atau lebih tua, mereka mungkin ingin mendengar
beberapa pengalaman yang kita dapatkan. Jika seseorang
menceritakan bahwa memiliki permasalahan maka untuk menjalin
hubungan yang sehat dengan orang tersebut tentu saja meyakinkan

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 47 |


Kegiatan Pembelajaran 2

mereka bahwa mereka dapat melampaui masalah dan keterbatasan


mereka, sehingga mereka akan berharap menjadikan anda sebagai
teman yang enak untuk diajak bicara.
 Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang
lain, pada umumnya, orang ingin berada disekitar orang-orang yang
akan mengangkat mereka, bukannya membawa mereka ke bawah.
Jika anda memiliki tingkat energi yang lebih rendah daripada orang lain
maka mereka secara alami akan menjauh dari Anda. Untuk mencegah
hal ini terjadi tunjukkan dengan suara dan bahasa tubuh anda bahwa
anda memiliki tingkat energi yang sedikit lebih tinggi sehingga mereka
akan merasa lebih bersemangat dan positif berada di sekitar Anda.
Namun jangan juga anda terlalu berlebihan berenergik sehingga
menyebabkan orang-orang tampak seperti tidak berdaya.
 Sebut nama mereka dengan cara yang menyenangkan telinga mereka
– nama seseorang adalah salah satu kata yang memiliki emosional
yang sangat kuat bagi mereka. Tapi hal itu belum tentu seberapa
sering anda menyebutkan nama seseorang namun lebih pada
bagaimana anda mengatakannya. Hal ini dapat membiasakan
menyebutkan nama seseorang untuk satu atau dua menit sampai
anda merasakan adanya emosional yang kuat.
 Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju, Ada
beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk meningkatkan
persahabatan anda dengan seseorang misalnya dengan memberikan
tawaran untuk makan pada mereka, berbicara sambil minum kopi,
melihat pertandingan olahraga, dll. Meskipun orang tersebut tidak
menerima tawaran anda mereka akan tetap tersanjung dengan
tawaran anda sehingga membuat mereka menjalin persahabatan
ketingkat yang lebi. Di satu sisi mereka akan memandang anda karena
anda memiliki keberanian untuk membangun persahabatan bukan
mengharapkan persahabatan yang instan.

c. Mengetahui tujuan komunikasi

Cara Kita berkomunikasi akan sangat ditentukan oleh tujuan komunikasi


tersebut misal; ketika tujuan kita untuk memberikan informasi kepada

48 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

orang lain maka kita akan berkomunikasi dengan satu arah dan hanya
informatif. Akan tetapi bila kita bermaksud membeli atau menjual barang
komunikasi kita akan bersifat negosiasi. Lain pula cara kita berkomunikasi
apabila tujuan kita untuk menghibur, membujuk, atau sekedar basa-basi.

d. Memperhatikan Konteks

Konteks disini bisa berarti keadaan atau lingkungan pada saat


berkomunikasi. Pada saat berkomunikasi konteks sangat berperan dalam
memperjelas informasi yang disampaikan. Formalitas dalam konteks
tertentu juga dapat mempengaruhi cara berkomunikasi seseorang. Gaya
komunikasi atasan dan bawahan dilingkungan dunia kerja bahkan
komunikasi antar sesama atasan maupun sesama bawahan pasti
berbeda. Apabila orang-orang ini bertemu di luar kantor gaya komunikasi
diantara mereka akan sangat lain dengan gaya pada saat mereka berada
dikantor. Mengirim bunga kepada orang yang berulang tahun atau kepada
orang yang kita kasihi akan berbeda maknanya bila disampaikan kepada
orang yang sedang berduka. Bahkan jenis bunga yang disampaikanpun
membawa pesan atau kesan tersendiri.

e. Mempelajari Kultur

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika


berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi
budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang
dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas
keistimewaannya sendiri. Dengan demikian maka Kultur atau budaya,
habit atau kebiasaan orang atau masyarakat juga perlu diperhatikan
dalam berkomunikasi.

f. Memahami Bahasa

Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi, bahasa untuk


setiap wilayah, bagian, dan negara memiliki perbedaan yang sangat
kompleks. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen
komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sifat unik, dan kompleks
yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut. Jadi
keunikan, dan kekompleksan bahasa ini harus dipelajari, dan dipahami

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 49 |


Kegiatan Pembelajaran 2

agar komunikasi lebih baik, dan efektif dengan memperoleh nilai empati,
dan simpati dari orang lain.

Dengan memahami bahasa orang lain berarti berusaha menghargai


orang lain. Tetapi memahami bahasa disini tidak berarti harus memahami
semua bahasa yang dipakai oleh pasangan bicara kita. Yang lebih
penting adalah memahami gaya orang lain berbahasa. Untuk
memperjelas pesan yang hendak disampaikan dalam berkomunikasi
gunakanlah kalimat-kalimat sederhana yang mudah dipahami. Kalimat
panjang dan kompleks seringkali mengaburkan makna. Kepiawaian
dalam menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana dan tepat dalam
berbahasa akan sangat mempengaruhi efektifitas komunikasi kita.

Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan
memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan
kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda
pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang
nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa
standar pada orang tua atau orang yang kita hormati. Dalam mempelajari
bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana cara
menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akan
menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan.
Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam
budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita
dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.

2. Melaksanakan Komunikasi dalam Pembelajaran

a. Proses Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses yang bukan bersifat statis. Komunikasi


memerlukan tempat yang dinamis sehingga akan menghasilkan suatu
perubahan dalam usaha mencapai hasil yang melibatkan interaksi
bersama dalam suatu kelompok. Pengirim pesan melakukan encode
yaitu memformulasikan pesan yang akan disampaikannya dalam bentuk
code yang sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh penerima pesan.

50 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode code yang


disampaikan oleh pengirim pesan. Jika dilihat dari prosesnya komunikasi
dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi
verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa baik bahasa tulis
maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonoverbal adalah
komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambing,
raut muka, dan sejenisnya.

Menurut Endang Lestari G (2003) dalam bukunya yang berjudul


“Komunikasi yang Efektif” ada dua model proses komunikasi yaitu :

1) Model linier

Model ini menggambarkan sebuah proses yang hanya terdiri dari dua
garis lurus dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan
berakhir pada komunikan. Berdasarkan pada model ini ada yang
dinamakan formula Laswell. Formula ini merupakan cara untuk
menggambarkan sebuah tindakan komunikasi dengan menjawab
pertanyaan: siapa berbicara (who), apa yang dikatakan (says
what),pada saluran apa (in wich channel), pada siapa (to whom), dan
apa efeknya (with what effect).

2) Model sirkuler

Model ini ditandai dengan adanya unsur umpan balik (feedback). Pada
hakekatnya model sirkuler ini merupakan proses komunikasi yang
berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui efektif dan
tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif
apabila terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan.

Proses komunikasi dapat berlangsung satu arah dan dua arah.


Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang terjadi adanya arus
informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak
penerima pesan. Dalam proses komunikasi yang baik akan terjadi
tahapan pemaknaan terhadap pesan (meaning) yang akan
disampaikan oleh komunikator, kemudian komunikator melakukan
proses encoding, yaitu interpretasi atau mempersepsikan makna dari

|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 51
Kegiatan Pembelajaran 2

pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan melalui channel


yang dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim
dengan melakukan proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan
yang diterima, dan kemudian memahaminya sesuai dengan maksud
komunikator. Sinkronisasi pemahaman antara komunikan dengan
komunikator akan menimbulkan respon yang disebut dengan umpan
balik.

b. Desain Pesan dalam Pembelajaran

Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan


secara sengaja dan terencana, karena memiliki tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Agar pesan pembelajaran yang ingin
ditransformasikan dapat sampai dengan baik, maka perlu memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut; Malcolm sebagaimana disampaikan oleh
Abdul Gaffur dalam handout kuliah Teknologi Pendidikan PPs UNY
(2006) menyarankan agar pendidik perlu mendesain pesan pembelajaran
tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Kesiapan dan motivasi.
Kesiapan disini mencakup kesiapan mental dan fisik. Untuk
mengetahui kesiapan peserta didik dalam menerima belajar dapat
dilakukan dengan pre tes atau tes prasyarat. Ada dua jenis motivasi
yaitu internal dan eksternal, yang dapat ditumbuhkan dengan
pemberian penghargaan, hukuman, serta deskripsi mengenai
keuntungan dan kerugian dari pembelajaran yang akan dilakukan.
2) Alat Penarik Perhatian
Pada dasarnya perhatian manusia adalah sangat flrksibel dan
cenderung sering berubah-ubah. Sehingga dalam mendesain pesan
belajar, pendidik harus pandai-pandai membuat daya tarik guna
mengendalikan perhatian peserta didik pada saat belajar. Sedangkan
penarik perhatian dapat dilakukan melalui: warna, efek,
pergerakan/perubahan, humor, kejutan, ilustrasi verbal dan visual,
serta sesuatu yang aneh.
3) Partisipasi aktif peserta didik

52 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

Pendidik harus mampu dan berusaha untuk membuat peserta didik


aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu cara untuk
menumbuhkan keaktifan peserta didik dapat melakukan rangsangan-
rangsangan berupa: tanya jawab, praktik dan latihan, drill, membuat
ringkasan, kritik dan komentar, serta pemberian tugas proyek.
4) Pengulangan
Agar peserta didik dapat menerima dan memahami materi dengan
baik, maka penyampaian materi sebaiknya dilakukan berulang kali.
5) Umpan Balik
Dalam proses pembelajaran sebagaimana yang terjadi pada
komunikasi perlu adanya umpan balik yang tepat dan sesuai.
Sehingga Umpan balik tersebut dapat memotivasi dan memberikan
semangat bagi peserta didik. Umpan balik yang diberikan dapat
berupa: informasi kemajuan belajar peserta didik, penguatan terhadap
jawaban benar, meluruskan jawaban yang keliru, komentar terhadap
pekerjaan peserta didik, dan dapat pula melakukan umpan balik yang
menyeluruh terhadap performansi peserta didik.
6) Materi relevan degan peserta didik
Agar materi pelajaran yang diterima peserta belajar tidak menimbulkan
kebingungan atau bias dalam pemahaman, maka sedapat mungkin
harus dihindari materi-materi yang tidak relevan dengan yang
dibicarakan. Dalam mendesain pesan perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut : materi yang disajikan hanyalah informasi yang
penting, memberikan outline materi, memberikan konsep-konsep kunci
yang akan dipelajari, membuang informasi distraktor, dan memberikan
materi untuk diskusi.

c. Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran

Komunikasi yang efektif terjadi apabila terdapat aliran informasi dari dua
arah antara komunikator dengan komunikan dan informasi tersebut sama-
sama direspon dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut
memahaminya.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 53|


Kegiatan Pembelajaran 2

Ada 5 aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang


efektif yaitu :
1) Kejelasan dalam berkomunikasi harus menggunakan bahasa dan
mengemas informasi secara jelas sehingga mudah diterima dan
dipahami.
2) Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang
benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.
3) Konteks atau sering disebut dengan situasi, adalah bahasa dan
informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan
lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
4) Alur bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan
alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima
informasi cepat tanggap
5) Komunikasi tidak hanya berhubungan dengan bahasa saja tetapi perlu
memperhatikan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi
harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak
berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun
nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi. (Endang
Lestari G : 2003)

Menurut Santoso Sastropoetro dalam (Riyono Pratikno: 1987)


berkomunkasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-
sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering
disebut dengan “the communication is in tune”. Agar komunikasi dapat
berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat :
1) Menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan
2) Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
3) Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi
pihak komunikan
4) Pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat
menguntungkan
5) Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak
komunikan.

54 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

Dalam sebuah proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika


pesan yang merupakan materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik
dapat diterima dan dipahami oleh peserta didik, serta dapat menimbulkan
umpan balik yang positif dari peserta didik. Komunikasi efektif dalam
pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar
pribadi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Komunikasi antar
pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara
dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena
diantara keduabelah pihak terdapat hubungan saling mempercayai.
Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak yang
berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.

Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan


suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pendidik
dengan peserta didik. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar
mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Keberhasilan
pendidik dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh
keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.

Sokolove dan Sadker seperti dikutip IGAK Wardani (2005) dalam bukunya
membagi keterampilan antar pribadi dalam pembelajaran menjadi dua
kelompok, yaitu :
1) Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan peserta didik.
Kemampuan yang berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif
dalam proses belajar mengajar. Pendidik mampu memotivasi peserta
didik untuk dapat mengungkapkan perasaan atau masalah yang
dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. Iklim semacam
ini dapat ditumbuhkan oleh pendidik dengan dua cara yaitu
menunjukkan sikap memperhatikan dan mendengarkan dengan aktif.
Untuk menumbuhkan iklim semacam ini pendidik harus bersikap :
memberi dorongan positif, bertanya yang tidak memojokkan, dan
fleksibel.
2) Kemampuan menjelaskan perasaan yang diungkapkan peserta didik.
Apabila peserta didik telah bebas mengungkapkan problem yang

|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 55
Kegiatan Pembelajaran 2

dihadapinya selanjutnya tugas pendidik adalah membantu


mengklarifikasi ungkapan perasaan mereka tersebut. Untuk
kepentingan ini, pendidik perlu menguasai dua jenis keterampilan,
yaitu merefleksikan dan mengajukan pertanyaan inventori.
Pertanyaan inventori adalah pertanyaan yang menyebabkan orang
melacak pikiran, perasaan dan perbuatannya sendiri, serta menilai
kefektifan dari perbuatan tersebut. Pertanyaan inventori dapat
digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu pertanyaan yang menuntut
peserta didik untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya,
pertanyaan yang menggiring peserta didik untuk mengidentifikasi
pola-pola perasaan, pikiran, dan perbuatannya, dan pertanyaan yang
menggiring peserta didik untuk mengidentifikasi konsekuensi/akibat
dari perasaan, pikiran, dan perbuatannya.

Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan peserta didik secara


efektif, pendidik perlu mengingat hal-hal berikut :
 Hindari prasangka terhadap pembicara atau yang dibicarakan.
 Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal maupun
nonoverbal dari pembicara.
 Lihat, dengar, dan rekam dalam hati, kata-kata/perilaku khas yang
diperlihatkan pembicara.
 Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan yang bersifat emosional.
 Beri tanggapan dengan cara memparaphrase kata-kata yang
diucapkan, menggambarkan perilaku khusus yang diperlihatkan,
dan tanggapan mengenai kedua hal tersebut.
 Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi, atau
seperti memusuhi.
 Meminta klarifikasi terhadap pertanyaan atau pernyataan yang
disampaikan.
 Mendorong Peserta didik untuk Memilih Perilaku Alternatif.

Komunikasi dan interaksi di dalam kelas dan di luar kelas sangat


menentukan efektivitas dan mutu pendidikan. Pendidik mempunyai
peran untuk menjelaskan pada peserta didik yang bertanya,
berbicara dan mendengarkan semuanya itu merupakan bagian dari

56 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

pendidikan yang sangat penting dan berlaku dalam kehidupan.


Bertanya pun harus jelas serta menggunakan bahasa yang baik dan
benar, supaya diperoleh jawaban yang baik dan benar pula. Mereka
yang pandai mendengarkan sangatlah beruntung karena dapat
belajar dan mendapatkan informasi lebih banyak. Peserta didik
hendaknya diberi motivasi untuk bertanya tentang sesuatu yang
belum jelas atau masih memerlukan penjelasan lebih lanjut. Dengan
demikian pendidik dipacu untuk senantiasa mengikuti perkembangan
peserta didik dalam memahami semua materi yang dibahas.

Keberhasilan pendidikan salah satu faktornya ditentukan oleh


keberhasilan proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran
didukung oleh kemampuan pendidik yang profesional dalam
memotivasi peserta didik dalam berpartisipasi dan berkontribusi untuk
terlibat dalam pembelajaran. Jika proses pembelajaran sangat
menarik maka peserta didik akan merasa senang dan merasa perlu
mengikuti proses belajar mengajar. Secara tidak langsung pendidik
akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta dapat
membaca pikiran atau gagasan peserta didik. Jika dalam
pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan
peserta didik, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran tersebut
berhasil.

d. Teknik bertanya yang baik

Seorang pendidik harus menguasai teknik bertanya dan memberikan


motivasi merupakan bagian penting dalam kegiatan pembelajaran. Ketika
seseorang mengajukan pertanyaan maka harus sesuai dengan materi
yang telah diberikan kepada peserta didik, jika pertanyaan yang diajukan
keluar dari materi akan membuat peserta didik mengalami kesulitan.
akibatnya, peserta didik akan mangklaim bahwa dirinya tidak berada
dalam pelajaran tersebut. Untuk itu agar tujuan dalam pembelajaran
dapat tercapai pendidik mestinya mempunyai kemampuan untuk
menentukan strategi yang tepat terutama dalam mengajukan pertanyaan
kepada peserta didik sesuai materi yang telah diajarkan sebelumnya,

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 57 |


Kegiatan Pembelajaran 2

gunanya untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam


mendapat materi yang diajarkan, bagi peserta didik yang mempunyai
kemampuan yang kurang maka pendidik harus terampil menentukan
strategi dengan memberikan motivasi dan semangat sehingga kesulitan
peserta didik dapat teratasi.

Mengajukan pertanyaan yang tepat adalah jantung komunikasi efektif


dan pertukaran informasi. Dengan menggunakan pertanyaan yang tepat
dalam situasi tertentu, Anda dapat meningkatkan berbagai macam
keterampilan komunikasi: misalnya, Anda dapat mengumpulkan informasi
yang lebih baik dan belajar lebih banyak, Anda dapat membangun
hubungan yang lebih kuat, lebih efektif mengelola orang dan membantu
orang lain untuk belajar juga.

Ada beberapa beberapa teknik pertanyaan umum yang dapat Anda


gunakan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi Anda.

1) Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka

Sebuah pertanyaan tertutup biasanya digunakan untuk menggali


informasi yang sifatnya singkat. Dalam pertanyaan tertutup pada
umumnya responden tidak diberikan banyak pilihan jawaban. Berikut
adalah beberapa contoh pertanyaan tertutup.
 Apa pekerjaan Anda?
 Di mana Anda tinggal?
 Apakah Anda setuju dengan keputusan tersebut?
 Apakah Anda suka politik?
Sedangkan pertanyaan terbuka biasanya digunakan untuk menggali
informasi yang lebih luas. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan apa,
mengapa, dan bagaimana. Sebuah pertanyaan terbuka
memungkinkan respon untuk memberikan jawaban yang luas,
responden bebas mengutarakan pendapat, gagasan atau
pengetahuannya mengenai sesuatu. Berikan adalah beberapa contoh
pertanyaan terbuka.
 Apa masalah yang Anda hadapi?

58 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

 Apa yang akan Anda lakukan, bila masalah tersebut menimpa


Anda?
 Bisakah Anda jelaskan bagaimana langkah-langkah membangun
usaha?
 Apa saja hambatan dalam memulai sebuah usaha?
 Bisakah Anda menjelaskan mengapa Anda lebih memilih bisnis
online?

Dalam komunikasi yang efektif, pertanyaan terbuka lebih efektif


penggunaannya untuk membuka ruang hubungan yang lebih dalam
dan terbuka. Meskipun begitu pertanyaan tertutup tetap bisa
digunakan, hanya saja kita harus tahu kapan seharusnya pertanyaan
tersebut diajukan.

2) Teknik Pertanyaan retoris

Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak membutuhkan


jawaban dari responden. Biasanya pertanyaan retoris digunakan oleh
presenter atau public speaker dalam presentasi atau pidato atau para
penulis untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan
yang wajar. Berikut adalah contoh dari pertanyaan retoris
 Apakah mungkin kita bisa menjadi pendidik yang hebat dan disukai
peserta didik? jika kita tidak memiliki kebiasaan-kebiasaan efektif?
 Apakah kita mau mengambil resiko dengan membiarkan diri kita
terjerumus dalam narkoba?
 Apakah kita bisa jadi penulis yang lebih baik, jika kenyataannya kita
jarang menulis?

3) Teknik Pertanyaan Menggali (Probing Question)

Pertanyaan menggali adalah pertanyaan yang diarahkan untuk


mendorong responden untuk menambah kualitas dan kuantitas
pertanyaan. Pertanyaan jenis ini biasanya digunakan untuk mencari
tahu informasi yang lebih detail tentang suatu hal atau sekedar untuk
memahami pernyataan yang telah dibuat oleh responden. Berikut
adalah contoh pertanyaan menggali.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 59 |


Kegiatan Pembelajaran 2

 Masih adakah hal-hal yang perlu saya lakukan untuk


mengoptimalkan pekerjaan ini?
 Bisakah Anda jelaskan apa yang Anda maksud dengan kebebasan
finansial?
Pertanyaan menggali baik untuk mendapatkan klarifikasi untuk
memastikan Anda memiliki seluruh cerita atau informasi secara
menyeluruh dan untuk menggali informasi dari orang yang mencoba
untuk memberikan informasi yang terbatas.

4) Pertanyaan Evaluasi

Pertanyaan evaluasi adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban


dengan cara memberikan penilaian atau tanggapan mengenai suatu
isu. Berikut adalah contoh pertanyaan evaluasi?
 Menurut Anda bagaimana kerja KPK saat ini dalam memberantas
korupsi?
 Bagaimana pendapat Anda tentang program membangun desa
yang dikembangkan oleh Bapak Bupati?

5) Pertanyaan aplikatif

Pertanyaan aplikatif adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban


agar responden dapat menerapkan pengetahuan yang mereka miliki.
Berikut adalah contoh pertanyaan aplikatif.
 Bisakah Anda menjelaskan cara penggunaan alat ini?
 Anda sudah bertahun-tahun belajar tentang presentasi, sekarang
bisakah Anda menjelaskan pada saya bagaimana cara terbaik
untuk membuka presentasi?

Demikianlah beberapa teknik mengajukan pertanyaan yang efektif. Untuk


hasil yang terbaik pastikan bahwa Anda selalu memberi ruang cukup bagi
responden untuk memberikan jawaban yang terbaik. Di samping itu Anda
juga harus menjadi pendengar yang baik, supaya Anda memahami
jawaban yang mereka berikan.

e. Tipe-tipe pertanyaan

60 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

Tipe-tipe pertanyaan yang pendidik dan peserta didik ajukan dalam


kegiatan pembelajaran seharusnya merujuk pada tujuan kognitif dan
afektif dari pembelajaran yang dilakukan. Dalam perencanaan
pembelajaran seorang pendidik semestinya mempersiapkan pertanyaan-
pertanyaan yang akan ditanyakan kepada peserta didik sebagai bagian
dari penilaian awal dan akhir pembelajaran. Pendidik seharusnya
mengembangkan alternatif pertanyaan sebagai pelengkap dalam
kerangka perencanan strategi pembelajaranya.

Sebelum pendidik mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan


dengan tujuan pembelajaran kepada peserta didik, mereka sebaiknya
diujicoba terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk dijawab
sendiri. Apakah kedalaman materinya waktu yang diperlukan untuk
berfikir dan menjawab pertanyaan yang diberikan sesuai dengan
harapan? Hal itu dimaksudkan untuk menjadi panduan para pendidik
dalam memformulasikan tujuan pembelajaran yang tepat dan
proporsional. Sehingga akan membantu proses pembelajaran khususnya
dalam mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapi pendidik dalam
kegiatan pembelajaran. Karena sangat tidak mungkin pertanyaan-
pertanyaan tersebut diajukan oleh peserta didik ketika pembelajaran
berlangsung dan pendidik mengalami kesulitan bahkan tidak sanggup
menjawabnya.

Dalam sebuah proses pembelajaran pertanyaan yang diutarakan


seorang pendidik kepada peserta didik harus memperhatikan tingkat
kesukaran pertanyaan tersebut. Tingkat kesukaran pertanyaan sebaiknya
disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Peserta
didik yang mempunyai kemampuan rendah sebaiknya terlebih dahulu
diberi pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan tentang fakta.
Kemudian mereka diberi pertanyaan yang mempunyai tingkat kognitif
yang lebih tinggi. Misalkan pendidik menanyakan tentang konsep atau
prinsip pada materi yang dibahas. Sebaliknya peserta didik yang
mempunyai kemampuan diatas rata-rata sebaiknya diberi pertanyaan-
pertanyaan tingkat kognitifnya berkategori sedang dan tinggi. Ketika

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 61 |


Kegiatan Pembelajaran 2

pertanyaaan diberikan kepada peserta didik, pendidik memberi waktu


sejenak kepada peserta untuk berfikir kemudian memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik untuk mencoba menjawab
pertanyaan tersebut. Pertimbangaan pula bahwa respon pendidik
terhadap jawaban peserta didik harus proporsional. Karena respon
pendidik terhadap jawaban peserta didik yang tidak tepat akan membuat
peserta didik yang bersangkutan tidak termotivasi dalam kegiatan Tanya
jawab.

Jenis pertanyaan yang diberikan sebaiknya bervariasi, baik model, bentuk,


maupun tingkat kesukarannya. Strategi pemberian pertanyaan dalam
pembelajaran akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar
selama diberikan secara efektif dan proposional. Pemberian pertanyaan oleh
pendidik semestinya dipersiapkan secara matang dan tidak bersifat spontan.
Respon pendidik terhadap jawaban peserta didik harus bijaksana dan
proporsional agar peserta didik nyaman dan mendapat manfaat respon dari
pendidik tersebut.

G. Aktivitas Pembelajaran

1. Membaca materi kegiatan pembelajaran 1 secara mandiri dan rasa tanggung


jawab sehingga menjadi pembelajar yang profesional
2. Mendidkusikan materi yang telah dibaca dalam kelompoknya/teman sejawat
dengan saling menghargai pendapat orang lain
3. Membuat rangkuman atau peta konsep (mindmaps) materi kegiatan
pembelajaran 1 secara mandiri/kelompok/teman sejawat
4. Mempresentasikan hasil diskusi baik dalam kelompok kecil atau pleno
dengan rasa tanggung jawab
5. Mengerjakan latihan /tugas/ studi kasus dengan jujur dan tanggung jawab
tinggi
6. Menerapkan pendidikan karakter yang relevan baik pada kegiatan
individu/kelompok (lihat daftar dibawah ini);

62 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

RELIGIUS

 Religius yang mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang


Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku untuk melaksanakan ajaran
agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,
menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan
pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi
relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan
sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter
religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan
ciptaan.

 Subnilai religius: cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan


agama, teguh pendirian, percayadiri, kerja sama lintas agama, antibuli
dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
melindungi yang kecil dan tersisih.
NASIONALIS

 Nasionalismerupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang


menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
 Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri,
menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama
MANDIRI

 Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain
dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita.
 Subnilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan
banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat
GOTONG ROYONG

 Gotong Royong mencerminkan tindakan menghargai semangat


kerjasamadan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat dengan
orang laindan memberi bantuan pada mereka yang miskin, tersingkir
dan membutuhkan pertolongan
 Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerjasama,
inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,
tolong- menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan,
sikap kerelawanan

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 63|


Kegiatan Pembelajaran 2

INTEGRITAS

 Integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan


pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen
dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral).
Karakter integritas meliputi sikap tanggungjawab sebagai warga negara,
aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan
perkataan yang berdasarkan kebenaran.
 Subnilai integritas antara lain kejujuran,cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan,
menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas)

H. Latihan / Kasus / Tugas

Kerjakan kegiatan di bawah ini


1. Diskusikan dan buat mindmap KP.2 dalam kelompok atau teman sejawat
2. Buatlah rangkuman pada Kegiatan Pembelajaran 2 pada LK 1.1
3. Presentasikan hasilnya untuk mendapatkan masukan
4. Kerjakan studi kasus dibawah ini secara berkelompok

Tugas study kasus


Gunakan LK A-02 dan LK.B-01 untuk menjawab study kasus di bawah ini,
1. Pak Aris mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas X setiap proses
pembelajaran ada 3 peserta didik yang selalu mengganggu proses belajar
mengajar (reaksi pasif, reaksi aktif negatif, mengganggu teman dll). Setelah
diamati secara seksama, ternyata kenakalan ketiga anak tersebut terjadi
hanya di kelas Pak Aris saja, sedangkan dengan guru yang lainnya tidak.
a) Bagaimana anda sebagai seorang pendidik menerapkan komunikasi
secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bantuan
bahasa tubuh.
b) Selesaikan masalah tersebut dengan pendekatan simulasi/roleplay. Untuk
melakukan simulasi, tentukan peran masing-masing, siapa yang berperan
sebagai guru, peserta didik yang selalu mengganggu, dan peserta didik
yang lainnya.
2. Ada keluhan dari orang tua /wali murid bahwa hasil belajar lulusan sekolah
sangat rendah, hal ini dibuktikan antara lain dari banyaknya peserta didik
yang tidak lulus ujian sekolah dan ujian nasional. Mutu hasil belajar tidak

64 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

terlepas dari mutu proses pembelajarannya. Mutu proses pembelajaran tidak


terlepas dari mutu gurunya.
a) Bagaimana anda sebagai seorang pendidik menerapkan strategi
komunikasi efektif terhadap permasalahan tersebut diatas kepada orang
tua wali, kepala sekolah, dan peserta didik.
b) Selesaikan masalah tersebut dengan pendekatan simulasi/roleplay. Untuk
melakukan simulasi, tentukan peran masing-masing, siapa yang berperan
sebagai peserta didik, orangtua/wali murid

I. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Setelah mempelajari Materi tentang memahami berbagai strategi berkomunikasi
yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain
maka diharapkan guru dapat lebih memotivasi dirinya untuk terus meningkatkan
kualitas dan potensi dirinya sebagai guru yang profesional untuk tujuan lebih
baik. Penerapan pendidikan karakter perlu diintegrasikan dalam setiap kegiatan
pembelajaran disekolah.

J. Rangkuman

1. Komunikasi secara umum merupakan suatu proses penyampaian–


penerimaan pesan antar dua orang atau lebih. Pesan yang disampaikan
dapat berupa komunikasi lisan, komunukasi tulisan, komunikasi verbal,
komunikasi non verbal. Komunikasi tulisan suatu proses penyampaian pesan
komunikasi dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk tulisan yang
memilki makna tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi tulisan
adalah kegiatan komunikasi yang menggunakan sarana tulisan yang dapat
menggambarkan atau mewakili komunikasi lisan termasuk kedalamnya
adalah menulis dan membaca.

2. Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampak


terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektif
apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan
komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan
harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 65|


Kegiatan Pembelajaran 2

komunikasi yang efektif antara pendidik dengan peserta, maka dapat


dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka para pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga
pendidikan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan
komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan
mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta
kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.

3. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi


pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta
didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku
menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab
terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajara

K. Evaluasi

1. Komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang


dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah
perilakunya adalah definisi komunikasi menurut.;
a. Wilbur Schramm
b. Mulyana
c. Sudjana
d. Evertt M. Rogers

2. Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau


keakraban. Melalui komunikasi kita berkeinginan untuk menjalin rasa cinta
dan kasih sayang adalah;
a. Prinsip komunikasi
b. Tujuan Komunikasi
c. Pengertian komunikasi
d. Alat komunikasi

66 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

3. Dibawah ini merupakan Jenis-jenis komunikasi;


a. Komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi
kelompok, komunikasi masa
b. Komunikasi intrapersonal, komunikasi internasisonal, komunikasi
kelompok, komunikasi masa
c. Komunikasi intrapersonal, komunikasi ekstrapersonal, komunikasi
kelompok, komunikasi masa
d. Komunikasi intrapersonal, komunikasi ekstrapersonal, komunikasi
intrapersonal, komunikasi masa

4. Bagan dibawah ini yang menggambarkan sebuah proses komunikasi


adalah:
a.

b.

c.

d.

5. Lima tahapan hubungan interpersonal yang dikemukakan DeVito (1986)


berlangsung dalam beberapa tahap yaitu;
a. kontak, pendekatan, keakraban, perusakan dan pemutusan
b. kontak, pendekatan, keakraban, kerja sama dan pemutusan
c. kontak, keterlibatan, keakraban, pemulihan dan pemutusan
d. kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan dan pemutusan

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendengarkan efektif adalah :

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 67 |


Kegiatan Pembelajaran 2

a. Mendengarkan dengan menangkap ungkapan nonverbal sebaik isyarat


verbal.
b. Penerima pesan mengecek kembali (perception check) yaitu apa
yang terkandung dalam sebuah pesan yang diterimanya untuk
mengerti pesan apa yang sesungguhnya.
c. Memandang dengan kondisi yang ada terhadap lingkungannya
d. Gambaran perilaku (behavior descriptions) ini merupakan
gambaran individu yang sangat spesifik. Kegiatan pengamatan
kepada orang lain tanpa membuat keputusan atau mengeneralisasi
tentang apa latar belakang dan sifat-sifatnya.
Pernyataan yang di atas yang benar adalah:
a. 1,2,3
b. 2,3,4
c. 1,2,4
d. 1,3,4
7. Brownell menyatakan bahwa efektivitas mendengarkan dapat dimengerti
melalui indikator perilaku: seseorang merasa berhubungan dengan
mendengarkan secara efektif dalam enam unsur yang dikenal HURIER
Model
a. Hearing, Understanding, Remembering, Interupting, Evaluating, and
Responding.
b. Handling, Understanding, Remembering, Interpreting, Evaluating, and
Responding
c. Hearing, Understanding, Remembering, Interpreting, Evaluating, and
Responding
d. Hearing, Understanding, Remembering, Interpreting, Evaluating, and
researching

8. Teknik yang dapat digunakan dalam meningkatkan effektifitas penampilan


berbicara verbal adalah sebagai berikut:
a. Percaya diri, ucapan kata-kata dengan jelas dan berlahan, berbicara
wajar, menghindari suara monoton, mengatur nafas, membaca
paragraf yang dianggap penting, hindari sindrom(em,ah,anu,apa,dll).

68 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

b. Percaya diri, ucapan kata-kata dengan jelas dan berlahan, berbicara


wajar, menghindari tatapan peserta, mengatur nafas, membaca
paragraf yang dianggap penting, hindari sindrom(em,ah,anu,apa,dll).
c. Percaya diri, ucapan kata-kata dengan jelas dan berlahan, berbicara
wajar, menghindari suara monoton, mengatur nafas, membaca
paragraf yang dianggap penting, mengucapkan (em,ah,anu,apa,dll)jika
lupa yang akan disampaikan.
d. Percaya diri, ucapan kata-kata dengan jelas dan berlahan, berbicara
wajar, menghindari suara monoton, menahan nafas, membaca
paragraf yang dianggap penting, hindari sindrom(em,ah,anu,apa,dll).

9. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi yang efektif:
a. Respect, emphaty, audible, Clearity, humble
b. Respect, emphaty, audible, Clarity, numble
c. Respect, aphatis, audible, Clarity, humble
d. Respect, emphaty, audible, Clarity, humble

10. Ada 5 aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang
efektif dalam pembelajaran, yaitu :
a. Kejelasan, ketepatan, konteks, alur, dan budaya
b. Kejelasan, Kecepatan, konteks, alur, dan budaya
c. Kejelasan, ketepatan, konteks, alur, dan konteks
d. Kejelasan, ketepatan, kecepatan, alur, dan konteks

11. Ada beberapa beberapa teknik pertanyaan umum yang dapat Anda
gunakan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi Anda.
a. Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka, teknik pertanyaan storitoris,
teknik pertanyaan menggali, teknik pertanyaan evaluatif, teknik
pertanyaan aplikatif
b. Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka, teknik Pertanyaan stories,
teknik pertanyaan mencari, teknik pertanyaan evaluatif, teknik
pertanyaan aplikatif
c. Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka, teknik Pertanyaan retoris,
teknik pertanyaan menggali, teknik pertanyaan evaluatif, teknik
pertanyaan aplikatif

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 69|


Kegiatan Pembelajaran 2

d. Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka, teknik Pertanyaan retoris,


teknik pertanyaan menggali, teknik pertanyaan evaluatif, teknik
pertanyaan edukatif

12. Ekspresi wajah, mata, anggota badan adalah bagian dari komunikasi :
a. Verbal
b. Nonverbal
c. Langsung
d. Tidak langsung

70 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

L. Kunci Jawaban
1. D. Evertt M. Rogers
2. B. Tujuan Komunikasi
3. A. Komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal,
komunikasi kelompok, komunikasi masa
4. B.

5. D. Kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan dan pemutusan


6. C. 1,2,4
7, C Hearing, Understanding, Remembering, Interpreting,
Evaluating, and Responding
8. A. Percaya diri, ucapan kata-kata dengan jelas dan berlahan,
berbicara wajar, menghindari suara monoton, mengatur nafas,
membaca paragraf yang dianggap penting, hindari
sindrom(em,ah,anu,apa,dll).
9. D. Respect, emphaty, audible, Clarity, humble
10. A. Kejelasan, ketepatan, konteks, alur, dan budaya
11. C. Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka, teknik Pertanyaan
retoris, teknik pertanyaan menggali, teknik pertanyaan
evaluatif, teknik pertanyaan aplikatif
12. B Nonverbal

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 71 |


Kegiatan Pembelajaran 2

M. Kunci Latihan Tugas

KP1 nomor 1 dan 2

KP2 nomor 1 dan 2

72 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

Penutup

A. Kesimpulan

1. Dengan menguasai dan mengembangkan beberapa strategi dan teknik


berkomunikasi secara otomatis akan meningkatkan kemampuan anda untuk
berhubungan dengan berbagai macam orang.

2. Seorang pendidik bisa menciptakan dan mengembangkan komunikasi yang


efektif. Salah satu pengembanganya adalah materi pembelajaran harus bisa
diterima dan mudah dipahami oleh peserta didik. Implementasinya seorang
pendidik dalam komunikasi bisa mendapatkan umpan balik yang positif.

3. Dalam komunikasi pendidikan, seorang pendidik harus mempunyai


komunikasi pribadi yang baik karena ini akan sangat berpengaruh untuk
menciptakan hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didiknya.
Seorang pendidik juga harus mempunyai peranan yang penting untuk bisa
mengendalikan kondisi kelas yang sehat karena ini menjadi tolak ukur
keberhasilan dalam menciptakan komunikasi pendidikan yang efektif.

4. Bahasa tubuh merupakan bagian yang sangat penting dalam komunikasi


manusia yang merupakan bagian komunikasi nonverbal untuk dapat
menyampaikan pesan-pesannya sendiri. Kita bahkan bisa memahami
maksud komunikasi seseorang melalui bahasa tubuhnya. Hal lain yang
penting dari bahasa tubuh dalam komunikasi umumnya dan komunikasi
antar pribadi khususnya adalah membantu efektivitas komunikasi kita.

5. Mengembangkan wawasan pendidik dan sekolah tentang kehidupan anak


sehari-hari. Wawasan, inisiatif, pengelaman, dan kreatifitas orang tua harus
diperhatikan pendidik untuk menjalin kerjasama yang positif sehingga
pengalaman anak di sekolah dapat terintergrasikan secara bermakna dan
relevan ke dalam kehidupan sehari-harinya.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 73|


Penutup

B. Tindak Lanjut

Mohon untuk merenungkan kelebihan dan kekurangan materi kegiatan


pembelajaran 1 sampai kegiatan pembelajaran 3 ini.
1. Bagaimanakah pemahaman saudara tentang berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik?

2. Jika ada materi yang masih dirasakan kurang bagaimana upaya saudara
mengatasi kekurangannya?

3. Jika sudah menguasai, bagaimanakah pemanfaatan materi untuk meningkatkan


profesionalisme saudara?

74 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

LK.B-01

C. Lembar Kerja (LK)

Lembar Jawab Tugas Merangkum

Nama :
No Peserta :
Nama Kelompok :
Kegiatan Pembelajaran :

Feedback (diisi oleh Fasilitator):

Skor : □ Kurang Memuaskan □ Memuaskan □ Sangat


Memuaskan

(di cheklist oleh MT)

|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 75
Lembar Kerja

LK.B-01

TTD
Lembar Jawab Tugas Diskusi Studi Kasus

Nama :
No Peserta :
Nama Kelompok :
Kegiatan Pembelajaran :

Feedback (diisi oleh MT):

Skor : □ Kurang Memuaskan □ Memuaskan □ Sangat


Memuaskan

76 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

LK.B-01

(di cheklist oleh MT)


TTD MT
LK B-01: Tugas Kelompok
Role Playing-1 (Bermain Peran)
Topik :…………………………….
Nama Kelompok :……………......
Peran 1 : …….............................
Peran 2 : …….………………......

Buatlah skenario bermain peran sesuai dengan peran masing-masing dalam


bentuk deskripsi singkat sesuai kasus yang dibahas.

Jawablah Pertanyaan Berikut :

1. Apa Kelebihan?

|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 77
Lembar Kerja

LK.B-01

2. Adakah kelemahannya ?

3. Apa manfaatnya bagi peserta didik ?

4. Bagaimana solusinya ?

78 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK G

DAFTAR PUSTAKA

Brownell Pearson Education, Inc. Boston, 2005, pp. 400 Listening:


Attitudes, Principles, and Skills - http://www.jknirp.com/skills.htm
diakses 8 Agustus 2015 pkl. 13.00

Blake, Reed H. Haroldsen, Edwin O. 2003, Taksonomi Konsep


Komunikasi, Surabaya, Papyrus

Clayton, Peter, 2003, Bahasa Tubuh dalam Pergaulan Sehari-hari.


London, Part of Octopus Publishing Group Ltd.

Cohen, David, 1992, Bahasa Tubuh dalam Pergaulan, London, Sheldon


Press, SPCK. Effendy, Onong U. 1989, Kamus Komunikasi,
Bandung, Mandar Maju

Devito, Joseph A. (1996). Human Communication. Alih bahasa oleh


Maulana, Agus. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta:
Professional Books.

Devito, Joseph A. (1992). The Interpersonal Communication Book. Sixth


Edition. New York: Harper Collins Publishers.

Everett M. Rogers and Rekha Agarwala (1976) Communication in


Organizations free press

Gafur, Abdul. (2006). Handout Kuliah Landasan Teknologi Pendidikan.


PPs UNY. Yogyakarta
http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia diakses 15 juli
2015 pkl. 12.00

http://grandmall10.wordpress.com/2010/10/20/peran-komunikasi-
terhadap-lancarnya-proses-belajar-mengajar/ diakses pada tgl.12
Februari 2015 pkl.19.00.

http://yogoz.wordpress.com/2011/02/12/komunikasi-pembelajaran/#more,
diakses pada 11 Maret 2015, pkl.20.00.

Iriantara, Yosal. 2014. Komunikasi Antarpribadi.Tangerang: Universitas


Terbuka

|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 79
Daftar Pustaka

Lestari G, Endang dan Maliki, MA. (2003). Komunikasi yang Efektif.


Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.

Liliweri, Alo. 1994, Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung, PT. Citra
Aditya Bakti

Mulyana, Deddy. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru


Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya.Bandung: PT. Remaja
osdakarya.

Mulyana, Deddy. (2000). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi akademik dan


kompetensi pendidik

Pratikno, R. (1987). Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi. Remadja Karya.


Bandung

Ruben, Brent D,Steward, Lea P, 2005, Communication and Human


behaviour ,USA:Alyn and Bacon

Sendjaja, Djuarsa; dkk. (1994). Teori Komunikasi, Jakarta: universitas


Terbuka.

Suranto. (2005). Komunikasi Perkantoran. Media Wacana.


Yogyakarta

Tubbs, Stewart L.; Moss, Sylvia; Editor Mulyana, Deddy. (1996). Human
Communication: Konteks-Konteks Komunikasi.Buku Kedua.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wardani, IGAK. (2005). Dasar-Dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar


Mengajar. PAU-DIKTI DIKNAS. Jakarta.

80 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


82 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai