MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SEKOLAH MENGENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI G
PROFESIONAL:
PERBAIKAN SISTEM KEMUDI, SUSPENSI, RODA DAN
WHEEL ALIGMENT
Penulis:
Drs. Mardjani, MT.Penyelia:
Penyunting:
Ch. Wawan D.
PEDAGOGIK:
KOMUNIKASI EFEKTIF, EMPATIK, DAN SANTUN
Penulis:
Aris Dwi Cahyono, M.Pd
Penyunting:
Drs. Gunawan, M.Si.
Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elktronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kata Sambutan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten mem-
bangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendi-
dikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun peme-
rintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompe-
tensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam pengu-
asaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut
dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut
pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada
tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda
Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap
muka dengan daring).
NIP 195908011985031002
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan
Elektronika (PPPPTK BOE) Malang dapat menyelesaikan revisi modul ini dengan
baik. Revisi modul ini merupakan penyempurnaan dari modul Guru Pembelajar
yang telah disusun pada tahun 2016. Fokus revisi terletak pada pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dan pengembangan soal.
Modul ini disusun sebagai bahan ajar program Peningkatan Keprofesian
Berkelanjutan yang diselenggarakan baik oleh PPPPTK/LPPKS/LPPPTK
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan an
Kebudayaan maupun oleh instansi terkait lainnya.
Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya yang ditempuh untuk
meningkatkan profesionalisme guru melalui peningkatan kompetensi khususnya
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Melalui modul ini diharapkan
kempetensi guru dapat ditingkatkan baik melalui kegiatan Peningkatan
Keprofesian Berkelanjutan moda Tatap Muka, Daring (Dalam Jaringan), maupun
Daring Kombinasi.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga modul ini dapat diselesaikan dan
kami mohon masukan, saran, dan kritik dari para pembaca demi penyempurnaan
modul ini dimasa mendatang. Selanjutnya kepada para pembaca kami ucapkan
selamat belajar, semoga mendapatkan hasil yang maksimal. Amin.
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SEKOLAH MENGENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI G
PROFESIONAL:
PERBAIKAN SISTEM KEMUDI, SUSPENSI, RODA DAN
WHEEL ALIGMENT
Penulis:
Drs. Mardjani, MT.Penyelia:
Penyunting:
Ch. Wawan D.
Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elktronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
HAL
Daftar Gambar
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Roda adalah merupakan komponen kendaraan yang paling berat karena harus
menopang semua beban kendaraan dan mengarahkan laju kendaraan dan
memperlambat laju kendaraan jika diinginkan dengan melakukan pengereman.
Roda terdiri dari ban dan peleg yang dipasang menjadi satu. Jika ditinjau dari
konstruksinya ban itu sendiri jenisnya ada yang dinamakan ban Bias dan ban
Radial, sedangkan ban radial dalam penggunaannya ada dua jenis , yaitu Tube
type dan Tubeless. Dalam penggunaannya jenis Tube type harus menggunakan
ban dalam , sedangkan untuk jenis tubeless dalam penggunaannya tidak harus
menggunakan ban dalam.
Peleg dalam penggunannya merupakan pasangan ban, peleg harus kuat dan
mudah perawatannya dan harus mampu menyerap panas. Oleh karena itu peleg
pada kendaraan terbuat dari logam, yaitu ada yang terbuat dari baja dan ada
yang terbuat dari aluminium paduan atau aloy.
suspensi aksel rigid ( kaku ) dan suspensi independen ( bebas ). Suspensi rigid
maupun suspensi independen juga bermacam-macam modelnya, masing-masing
model mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri dan digunakan pada
jenis kendaraan yang berbeda juga. Sebagai contoh suspensi independen yang
banyak digunakan pada kendaraan penumpang adalah jenis suspensi Wishbone
dan suspensi Mc Pherson. Dua jenis suspensi tersebut yang paling banyak
digunakan pada kendaraan penumpang yang ada di sekitar kita. Pada dasarnya
sistem suspensi terdiri dari komponen utama , yaitu : pegas , shock absorber ,
lengan-lengan ( control arm ) dan stabilisator.
Wheel Alignment merupakan pengetahuan tentang sudut – sudut yang ada pada
posisi kemiringan roda maupun posisi kemiringan sumbu putar kemudi ( steering
axis ). Kemiringan pada roda maupun sumbu putar kemudi ( steering axis ) bisa
di lihat dari depan roda maupun dari samping roda serta dari atas roda. Adapun
yang dipelajari pada wheel alignment adalah : sudut camber , sudut caster , Toe ,
sudut kingpin , set back , dan thrust angle.Data spesifikasi sudut-sudut wheel
alignment yang ada pada mobil berbeda satu dengan mobil lainnya. Oleh karena
itu untuk melakukan penyetelan wheel alignment pada mobil harus selalu melihat
data spesifikasinya dan menyesuaikannya. Jika melakukan penyetelan jauh dari
data spesifikasi, maka hasilnya bisa berdampak pada jalannya kendaraan ,
pengemudiannya dan stabilitasnya maupun kenyamanan mobil itu sendiri.
B. Tujuan Pembelajaran
C. Peta Kompetensi
Kompetensi
Grade Guru Paket Indikator Pencapaian Kompetensi
Keahlian
Merawat
Merawat Menelaah prinsip Menelaah minyak
berkala sistem
berkala sistem kerja sistem pelumas
1
pelumasan dan
pelumasan dan pelumasan dan
pendinginan
pendinginan pendinginan
D. Ruang Lingkup
Sistem Kemudi
Power steering
a. Fungsi power steering
Memperbaiki Roda
b. Hydroplaning
c. Roling resistance
b. Shock absorber
Camber
Caster
Toe
Sudut king pin
a. Sudut belok dan Toe Out On Turn
c. Set-back
d. Thrust angle
f. Pemeriksaan susoensi
g. Pemeriksaan roda
h. Pemeriksaan bodi
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.
e. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia
menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang
dinyatakan layak tes akhir.
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.
melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan
pada ON.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan
menyelesaikan tagihan pada on the job learning.
e. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia
menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang
dinyatakan layak tes akhir.
E. 3. Lembar Kerja
Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi G teridiri dari beberapa
kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran
sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.
Keterangan.
Kegiatan Pembelajaran 1
Sistem Kemudi
A. Tujuan
C. Uraian Materi
1. Sistem Kemudi
Tujuan dasar dari kemudi adalah untuk memastikan bahwa roda yang menunjuk
pada arah yang diinginkan.
Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk : Merubah arah gerak kendaraan
melalui roda depan, dengan cara memutar roda kemudi sehingga tercapai tujuan
pengemudi sesuai keinginannya.
a) Model Collapsible
shaft column atau bracket akan runtuh sehingga pengemudi terhindar dari
bahaya.
Kerugiannya adalah : Main shaft nya yang kurang kuat, sehingga hanya
digunakan pada mobil penumpang atau mobil ukuran kecil. Konstruksinya
lebih rumit.
Model ini mempunyai keuntungan : Main shaftnya lebih kuat sehingga banyak
digunakan pada mobil-mobil besar atau mobil-mobil kecil, Konstruksinya
sederhana.
o Pitman Arm
Gambar 1. 3. Pitman-Arm
Pitman arm meneruskan gerakan gigi kemudi ke relay rod atau drag link.
Berfungsi untuk merubah gerakan putar steering column menjadi gerakan maju
mundur.
o Relay Rod
Relay rod dihubungkan dengan pitman arm dan tie rod end kiri serta kanan.
Relay rod ini berfungsi untuk meneruskan gerakan pitman arm ke tie rod.
Long Tie rod dipasangkan pada tie rod untuk menghubungkan tie rod dengan
gigi rack pada kemudi rack & pinion , relay roda dan lain-lain yang berfungsi
untuk meneruskan gerakan rack ke tie rod.
o Tie Rod
Ujung tie rod yang berulir dipasang pada ujung rack end ( long tie rod ) pada
kemudi rack & pinion, atau ke dalam pipa penyetelan pada recirculating ball,
dengan demikian jarak antara joint- joint dapat disetel.
o Knuckle arm
Knuckle arm berfungsi meneruskan gerakan tie rod atau drag link ke roda depan
melalui steering knuckle.
o Steering knuckle
Steering knuckle untuk menahan beban yang diberikan pada roda-roda depan
dan berfungsi sebagai poros putaran roda. Berputar dengan tumpuan ball joint
atau king pin dari suspension arm
o Idler arm
Pivot dari idler arm dipasang pada body dan ujung lainnya dihubungkan dengan
relay rod dengan swivel joint. Arm ini memegang salah satu ujung relay rod dan
membatasi gerakan relay rod pada tingkat tertentu
Rack & pinion dirancang memiliki kelebihan sangat besar yaitu kemudi langsung
bereaksi menggerakkan roda apabila roda kemudi diputar. Kerugiannya adalah
bahwa hal itu tidak ada penyetelan pada gigi kemudinya, sehingga ketika terjadi
keausan pada gigi kemudi , satu-satunya jalan adalah menggantinya.
BMW mulai menggunakan sistem kemudi Rack & pinion di tahun 1930-an, dan
banyak produsen Eropa lainnya mengadopsi teknologi tersebut. Mobil Amerika
mengadopsi kemudi rack & pinion dimulai dengan Ford Pinto pada tahun 1974.
Cara kerja :
Dengan memutar roda kemudi , maka putaran tersebut diteruskan oleh coulumn
dan Pinion akan berputar, kemudian rack akan bergerak ( ke kiri dan ke kanan ).
Keuntungan :
Jika terjadi tabrakan , keamanan lebih baik karena tidak terhubung langsung
dengan batang kemudi
Kerugian :
Keuntungan :
Pemegasan baik, tie rod yang panjang pada waktu pemegasan terjadi
perubahan geometri roda kecil
Pemasangan tie rod bebas / tidak terikat dengan tinggi lengan suspensi
Kerugian :
Konstruksi rumah lebih kuat, karena rumah menahan gaya radialdan tie rod
Keuntungan:
Harga murah
Desain sistem kemudi yang lebih tua menggunakan dua jenis utama, yaitu jenis
Worm & Roll ( Cacing dan rol ) dan jenis Screw & Nut atau jenis Recirculating
balls. Kedua jenis ditingkatkan dengan mengurangi gesekan, untuk screw & nut
itu adalah mekanisme bola bersirkulasi, yang masih ditemukan di truk dan
Cara kerja :
Perubahan gesek : Gerak putar baut kemudi ( Roda kemudi ) dirubah menjadi
gerak lurus memanjang mur kemudi, diteruskan menjadi gerak ayunan lengan
pitman ( melalui sektor ).
Fungsi Bola
Dengan adanya bola gesekan menjadi kecil dan Mur dapat bergerak turun
dengan sendirinya , jadi fungsi bola berguna untuk memperkecil gesekan.
Elektronik Power Steering ( EPS ) , adalah jenis power steering yang dalam
bekerjanya menggunakan motor listrik untuk membantu meringkan
Dari uraian di atas kita tahu bahwa Power Steering ( Penguat tenaga kemudi )
adalah peralatan tambahan pada sistem kemudi yang berfungsi untuk
meringankan kerja pengemudian pada mobil. Maksudnya pengemudian pada
saat mobil berjalan pelan atau pada saat manuver melakukan parkir. Dan pada
saat mobil dengan kecepatan tinggi berfungsi menjaga keamanan kemudi artinya
roda kemudi seakan terkunci dan tidak mudah untuk berbelok, karena didalam
pompa power steering terdapat komponen yang mengatur hal tersebut.
Hydraulic power steering masih banyak digunakan pada saat ini, khususnya
untuk mobil penumpang, adapun untuk mobil kecil atau yang dikenal dengan city
car banyak yang sudah menggunakan elektronik power steering.
Katup pengatur aliran mempunyai fungsi untuk mengatur aliran tekanan hidrolis
ke saluran yang diinginkan, agar pada saat belok kekiri maupun kekanan
pengemudian bisa menjadi ringan. Dan mengatur aliran kapan saat menekan
serta kapan saat mengembalikan hidrolis ke reservoir. Konstruksi katup pengatur
aliran ini memungkinkan untuk mengatur aliran hidrolis yang bertekanan ke sisi
kiri dan bersamaan pula mengatur aliran bertekanan rendah ke sisi kanan dan
sebaliknya.
Aliran fluida pada sistem power steering di saat jalan lurus , adalah aliran fluida
seperti mengalir pada sirkuit tertutup yaitu dari reservoir ke pompa kemudian
diteruskan oleh katup pengatur aliran ke reservoir. Adapun pada saat belok ke
kiri atau kekanan alirannya sebagai berikut : Aliran fluida dari reservoir masuk ke
pompa power steering, kemudian ditekan ke katup pengatur aliran dan
diteruskan tekanan fluida ke silinder kemudi kiri atau kanan. Dari silinder kemudi
kiri atau kanan fluida yang bertekanan rendah dialirkan kembali ke reservoir.
Dengan adanya batang torsi pada poros gigi rack, dimungkinkan bahwa apabila
kemudi dibelokkan dan roda kemudi diam maka posisi katup pengatur aliran
akan memosisikan netral seperti pada saat jalan lurus. Hal ini agar sistem
kemudi dengan power steering nyaman dan aman untuk dikendalikan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa power steering pada saat belok diam
kedudukan katup seperti keadaan lurus.
Minyak yang menuju rumah gigi kemudi hanya lewat lubang 1 denan
volume terbatas 3,3 liter / menit
d. Sambungan Kemudi
Sambungan kemudi pada gigi kemudi jenis recirculating balls berbeda dengan
sambungan kemudi pada gigi kemudi model rack & pinion. Akan tetapi prinsipnya
sama , yaitu meneruskan gaya putar dari gearbox steering ke roda depan
dengan arah kiri dan kanan.
Hal ini ditemukan oleh orang Jerman pada saat pembangunan kereta yang
bernama Georg Lankensperger di Munich pada tahun 1817, kemudian
dipatenkan oleh agennya di Inggris, Rudolph Ackermann (1764-1834) pada
tahun 1818 untuk kereta kuda.
D. Aktifitas Pembelajaran
Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang
jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator.
Selain itu peserta perlu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja yang layak
digunakan pada saat pelatihan di bengkel agar terhindar dari kecelakaan .
E. Latihan / Tugas
Soal :
a. Tie rod
b. Long tie rod
c. Knuckle arm
d. Pitman arm
a. Buatlah tiga soal latihan pilihan ganda yang “HOT”. (Higher Order
Thinking Skill)
b. Panduan membuat soal dengan konsep “HOT” dapat dilihat pada materi
pedagogik modul penilaian dan evaluasi pembelajaran kelompok
kompetensi H.
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
1.
2.
3.
4.
4, Contoh soal.
KARTU SOAL
Jenjang : SMK
Level :2
b. Gigi pinion.
c. Gigi Rack
d. Roda kemudi
Kunci jawaban A
5. Penjelasan :
Soal di atas termasuk level 2, yaitu menuntut peserta didik memiliki kemampuan
aplikatif (Applying). Untuk dapat menyelesaikan soal ini dengan benar diperlukan
F. Rangkuman
1. Materi tentang Sistem Kemudi terdiri dari : (a) Sistem Kemudi Rack & Pinion
dan Sistem Kemudi Recirculating ball , dalam sistem kemudi ini membahas
tentang kemudi manual , yang mana fungsi sistem kemudi adalah merubah
arah gerak kendaraan melalui roda depan, dengan cara memutar roda
kemudi sehingga tercapai tujuan pengemudi sesuai keinginannya. (b) nama
komponen dan fungsinya , gearbox steering berfungsi memungkinkan roda
depan dapat diarahkan sesuai dengan arah putaran kemudi yang
diinginkan, sambungan kemudi untuk meneruskan gaya dari roda kemudi ke
roda depan.
2. Materi power steering terdiri dari : (a) Pompa yaitu untuk membangkitkan
tekanan pada fluida untuk membantu meringkan pengemudian, (b) katup
pembagi aliran yaitu mengatur kemana aliran fluida yang bertekanan
tersebut diarahkan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
MEMPERBAIKI RODA
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Roda
Sejarah Roda
Penemuan roda jatuh di Neolitik akhir, dan dapat dilihat dalam hubungannya
dengan kemajuan teknologi lainnya yang memunculkan awal Zaman Perunggu.
4500 SM: penemuan roda tembikar, mulai dari Chalcolithic (Ubaid periode)
2200-1550 SM: Bronze Age Tengah, penemuan roda spoked dan kereta.
Pada awalnya roda awal adalah piringan kayu sederhana dengan lubang untuk
as roda. Karena struktur kayu, satu potong batang horizontal pohon tidak akan
cocok, karena tidak memiliki kekuatan struktural untuk mendukung tekanan yang
relevan.
Roda sekarang terdiri dari pelek dan ban, yang merupakan komponen utama
mobil dengan segala tuntutan sesuai dengan teknologi kendaraan masa kini.
Pelek terbuat dari logam sedangkan ban terdiri dari bahan terbanyak adalah
karet , kawat baja, karbon dan nilon atau polyester.
1. Peleg ( Velg )
RIM adalah tepi luar peleg yang memegang ban. Kebanyakan orang menyebut
RIM istilah lain dari peleg.
Peleg adalah bagian dari roda yang berfungsi untuk menerima berat dan semua
beban kendaraan serta gaya yang ditimbulkan oleh kondisi jalan. Oleh karena itu
pelek dituntut harus :
Dapat memindahkan panas dengan baik ( akibat dari rem dan gesekan ban)
Perawatan mudah
Pelek ini dibuat dari baja yang dipres (dari lembaran baja yang digulung dan
dipres)
Sifat-Sifatnya :
d) Murah
Kebanyakan pelek jenis ini dibuat dari paduan aluminium dan magnesium. Jenis
pelek ini selain tampilannya bagus dan menarik juga menyerap panas lebih baik.
Selain hal tersebut diatas , pelek aluminium paduan ini mempunyai sifat lainnya ,
yaitu :
c. Offset Peleg
Adapun kode ET merupakan ukuran offset peleg. Peleg memiliki dua tanduk
yaitu tanduk luar dan tanduk dalam. Jika dudukan baut peleg berada tepat di
tengah-tengah antara tanduk luar dan tanduk dalam ( centerline) berarti peleg
memiliki offset “0”. Posisi dudukan baut peleg semakin ke arah luar berarti peleg
memiliki offset positif demikian pula sebaliknya jika posisi dudukan roda
cenderung lebih ke arah dalam berarti negatif. Jadi jika pada peleg tertulis ET
+40 itu artinya posisi dudukan baut roda pada peleg bergeser ke luar sejauh 40
mm.
d. Peleg Terbagi
Dikatakan peleg terbagi karena pada peleg ini ada ring pengunci sebagai
pengunci pada saat memasang atau mengganti ban.
Peleg terbagi kebanyakan digunakan pada kendaraan berat, seperti truck dan
bus. Oleh karena itu peleg terbagi harus kuat dan mampu menahan beban berat,
sehingga bahannya terbuat dari baja. Peleg terbagi mempunyai kelebihan dalam
penggantian ban , yaitu penggantian ban sangat mudah dengan cara melepas
ring penguncinya terlebih dahulu.
Untuk memasang peleg atau roda pada hub mobil maka diperlukan mur sebagai
penguncinya. Akan tetapi ada beberapa mobil yang menggunakan baut untuk
mengunci roda, contohnya : Mercedes , dan BMW serta Peugeot.
Ada dua jenis mur yang digunakan pada pengikatan yaitu bentuk rata dan
kerucut atau tirus.
Mengapa demikian ?
2. Ban
Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting
dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang
disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan
kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk
meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.
3. Fungsi Ban
Menahan beban
Dalam hal menahan beban, yang paling berpengaruh adalah tekanan angin,
karena angin dalam ban berfungsi untuk menopang berat kendaraan dan
muatan.
Meredam guncangan
Tekanan angin dan tipe ban (radial/ bias) sangat berpengaruh dalam meredam
guncangan awal sebelum diredam lagi oleh suspensi. Ban tipe radial mampu
meredam guncangan lebih baik daripada ban tipe bias.
Ban sangat penting dalam mengontrol arah kendaraan, hal ini akan menentukan
kemampuan bermanuver dan kestabilan dalam berkendara.
4. Konstruksi Ban
Ban bias adalah ban yang dibuat dengan susunan dua atau lebih benang yang
melingkar dari bead ke bead dengan membentuk sudut 40 derajat hingga 65
derajat terhadap garis tengah lingkaran ban. Ban dengan struktur bias adalah
yang paling banyak dipakai pada kendaraan angkutan, karena ban konstruksi ini
hanya mengandalkan kekuatan menahan beban berat.
Kode Ukuran ban bias berbeda dengan kode ukuran ban konstruksi Radial,
contoh kode ukuran ban bias adalah 7.50 – 16 8PR , artinya angka 7.50 dari
rangkaian kode 7.50 – 16 8PR merupakan lebar ban dalam satuan inchi , 16
merupakan diameter RIM dalam satuan inchi kemudian kode 8PR adalah bahwa
lapisan karkas pada ban tersebut kekuatannya setara dengan 8 lapisan jika
lapisan karkasnya terbuat dari cotton. Jadi kode ban bias 7.50 – 16 8PR adalah
ban tersebut mempunyai lebar 7.5 inchi dan diameter untuk RIM 16 inchi serta
mempunyai kekuatan beban pikul setara 8 lapisan karkas.
2) Ban Radial
Ban radial adalah sejenis desain banotomotif. Rancangan ban radial pertama
dipatenkan pada tahun 1915 oleh Arthur W. Savage, seorang produsen ban yang
sukses dan seorang penemu di San Diego, California. Paten Savage telah
kadaluarsa pada tahun 1949. Ban radial biasanya digunakan untuk mobil
berpenumpang dan truk ringan dan jarang digunakan untuk kendaraan berat
seperti tronton atau kendaraan berat lainnya. Ban radial memiliki konstruksi
carcass cord membentuk sudut 90 derajat terhadap keliling lingkaran ban. Jadi
dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau
crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan
diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt".
Ban Radial memiliki jalinan plycord yang membentang dari satu bibir ban ke bibir
ban sampingnya. Jalinan antara Plycord juga di perkuat oleh sabuk kawat baja.
Tread adalah lapisan karet luar bagian telapak ban yang berfungsi untuk
melindungi carcass ban terhadap keausan , benturan, kerusakandan
tusukan obyek dari luar yang dapat merusak ban. Tread dibuat banyak pola
yang disebut Pattern, yang langsung berhubungan dengan permukaan jalan
dan menghasilkan tahanan gesek yang memindahkan gaya gerak dan gaya
pengereman kendaraan ke permukaan jalan.
Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang ( pada ban Bias terbuat dari
tekstil, sedangkan pada ban Radial terbuat dari kawat baja ) yang diletakkan
di antara tread dan carcass / casing yang memperkuat daya rekat keduanya
. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada
Tread agar tidak langsung diserap oleh Carcass / Casing.
Carcass / Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan
rangka ban yang keras, berfungsi untuk menahan udara yang bertekanan
tinggi, tetapi harus cukup flexibel untuk meredam perubahan beban dan
benturan. Carcass terdiri dari ply ( layer ) dari tire cord yang direkatkan
menjadi satu dengan karet.
Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan
berfungsi berfungsi untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena
berbagai gaya yang bekerja. Udara bertekanan di dalam ban mendorong
bead keluar pada rim peleg dan tertahan kuat disana. Bead dilindungi dari
kerusakan karena gesekan dengan peleg dengan jalan memberinya lapisan
karet keras yang disebut Chafer strip.
Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan
berfungsi untuk melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar.Di sidewall
tercantum nama pabrik pembuat, ukuran ban, dan informasi lainnya.
Inner Liner adalah pengganti ban dalam dan terbuat dari campuran karet
yang kedap udara.
Sebagai contoh ada ban dengan kode seperti pada gambar 2.31 , Ban Radial
dengan kodenya, yaitu : 205 / 65 R 15 94 H
Angka 205 dari rangkaian kode 205 / 65 R 15 94 H merupakan lebar ban dalam
satuan milimeter , kemudian angka 65 adalah aspek rasio ban dalam satuan
prosentase terhadap lebar ban, dan huruf R merupakan konstruksi Radial serta
angka 15 merupakan diameter RIM dalam satuan inchi kemudian angka 94
merupakan load index atau indek beban dalam satuan KG maksimum sedangkan
huruf H merupakan kode simbol indek kecepatan (speed index ) dalam satuan
KM / jam.
Indeks kecepatan adalah simbol huruf mulai dari J sampai dengan Z yang telah
disepakati bersama seluruh produsen ban untuk menunjukkan batas kecepatan
maksimum yang aman, yang juga berhubugan dengan indeks beban. Tabel di
bawah ini memberikan informasi nilai indeks beban dan simbol kecepatan untuk
masing-masing simbol atau nilai.
J K L M N P Q R S T H V W Y
KmH 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 210 240 270 300
LI Kgs LI Kgs LI Kg LI Kg LI Kg LI Kg
Tube Type
Ban tube type adalah ban yang memiliki ban dalam, artinya dalam
penggunaannya harus memakai ban dalam. Jenis ban ini paling banyak terdapat
jenis ban motor. Adapun untuk mobil jenis ban ini banyak digunakan pada
kendaraan angkutan. Keunggulan dari jenis ban ini antara lain, harga ban lebih
murah ketimbang ban tubeless, biaya tambal lebih murah ketimbang ban
tubeless, dan bisa memakai peleg jenis apa saja .
Ban Tubeless
Ban tubeless lebih keras dibanding ban biasa, hal tersebut karena struktur karet
lebih tebal dan padat. Tujuannya adalah pada saat dipasang pada peleg tidak
akan bocor ban tersebut melalui pori-pori ban. Adapaun pada ban tubeless peleg
sudah terpasang cop pentil seperti pada gambar 2.39 : valve stem terpasang
pada peleg.
d) PR ( Ply Rating )
Ply Rating adalah ukuran kekuatan ban bias. Semakin tinggi angka rating (selalu
bilangan genap), semakin tinggi tekanan angin yang dapat ditahan. Dari tekanan
angin itulah, kemampuan mengangkat beban bisa ditentukan dari tabel beban vs
tekanan angin.
Angka yang ditulis di depan Ply Rating bukan menunjukkan jumlah lapisan yang
sebenarnya, tetapi menunjukkan angka kekuatan dari ban. Hal ini tergantung dari
jenis bahan yang digunakan sebagai lapisannya
Contoh : Sebuah ban bias tertulis kode 8 PR ( 8 Ply Rating ) bahan dari
polyester atau nylon dan lapisanya berjumlah 4 lapisan ( 4 ply ), akan tetapi
kekuatannya sama dengan 8 plies ( ply ) jika bahannya terbuat dari cotton.
Ban merupakan komponen yang sangat vital bagi suatu kendaraan, untuk itu
diperlukan ban yang kondisinya masih bagus agar ban dapat berfungsi dengan
baik dan keselamatan dapat dicapai. Untuk mengetahui kondisi keausan , maka
pada ban diberi tanda yang digunakan memeriksa keausan pada ban berupa
tanda Δ atau tulisan TWI.
Tinggi TWI umumnya 1,5 s/d 2 mm diukur dari dasar telapak ban ( lihat gambar
2.26 )
Saat ini merek dan pola telapak ban begitu bervariasi, memilih ban yang tepat
untuk memenuhi kebutuhan berkendaraan sangat diperlukan. Pada dasarnya,
pola telapak ban hanya terbagi menjadi tiga golongan utama, yakni Searah
(Directional), Simetris (Symmetric), dan Asimetris (Asymmetric).
1) Searah ( Directional )
Ban searah memiliki ciri telapak searah yang menyerupai anak panah atau pola
kembangannya berbentuk huruf "v".
Karakteristik
• Biasanya tersedia dalam ukuran besar (15" keatas) dan memiliki indeks
kecepatan yang tinggi.
2) Simetris ( Symmetric )
Karakteristik
Alur utama untuk menepis air Dan sangat cocok untuk Pengemudi yang
menyukai kenyamanan dan keheningan dalam berkendara.
3) Asimetris ( Assymmetric )
Ban asimetris memiliki pola yang unik untuk membedakan kedua bagian sisinya.
Bagian luar ban biasanya memiliki desain alur yang lebih besar untuk menepis
air dan meningkatkan pengendalian pada jalan basah. Sedangkan bagian dalam
ban memiliki alur yang lebih kecil guna memperluas bidang yang bersentuhan
dengan jalan sehingga ban lebih stabil.
Karakteristik
Hampir semua pabrik ban secara berkala selalu meningkatkan performa produk-
produknya baik dari segi kenyamanan maupun keselamatan. Karena menurut
penelitian dan data dari perusahaan ban bahwa 80% dari kecelakaan yang
terjadi erat hubungannya dengan ban dan tekanan angin yang kurang. RFT
singkatan dari Run Flat Tyre. Ban runflat bisa berjalan dengan aman pada
kecepatan tertentu walau tanpa angin. Ban runflat telah dikembangkan guna
menjamin keselamatan si pengemudi pada saat ban mengalami bocor dan habis
anginnya secara tiba-tiba. Ban-ban konvensional atau biasa akan kempes
cepat dan tidak dapat lagi menopang kendaraan ketika sudah tidak ada lagi
angin di dalam ban dan akan rusak bila pengemudi meneruskan perjalanan
kendaraan.
Ban RFT secara umum dapat dipakai dalam keadaan tekanan 0 (nol) sejauh 80
Km dengan kecepatan maksimum 80 km/jam, karena pada ban RFT
konstruksinya dibuat sedemikian rupa untuk mendukung kekuatan ban pada saat
tekanan angin nol. Pada ban RFT bagian sisi dalam sidewall terdapat karet
penguat , sehingga mampu menahan beban kendaraan.
Untuk ban baru baik konstruksi radial maupun bias terdapat beberapa tanda (
stempel ) bulat berwarna, yaitu warna putih , warna kuning dan warna merah.
Dalam pemasangan ban baru pada peleg , ada beberapa ketentuan yang harus
diperhatikan dalam pemasangannya.
o Peleg .
Pastikan bahwa peleg dalam kondisi bersih dan kondisi baik tidak bengkok
maupun oleng.
o Ban.
Ban harus diperhatikan tanda stempel dari pabrik, berupa tanda bulatan warna
putih, warna merah dan warna kuning.
Tanda bulatan warna kuning harus tepat pada lubang tempat valve stem atau
cop pentil, karena pada tanda bulatan kuning tersebut adalah posisi ban yang
paling ringan.
D. Aktifitas Pembelajaran
Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang
jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator.
Selain itu peserta perlu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja yang layak
digunakan pada saat pelatihan di bengkel agar terhindar dari kecelakaan .
E. Latihan / Tugas
Soal
1. Gambar berikut menunjukkan konstruksi ban . . . .
a. Radial
b. Bias / diagonal
c. Semi radial
d. Rotasi
6. Gambar berikut adalah jenis pola telapan ban . Apa jenis pola telapak
tersebut ?
a. Rib
b. Lug
c. Rib Lug
d. Kombinasi
b. Karena lebarnya
b. Tinggi ban ( mm )
b. Indek ban
a. Symetris
b. Asymetris
c. Directional
d. Multi dyrectional
a. Buatlah tiga soal latihan pilihan ganda yang “HOT”. (Higher Order Thinking
Skill)
b. Panduan membuat soal dengan konsep “HOT” dapat dilihat pada materi
pedagogik modul penilaian dan evaluasi pembelajaran kelompok kompetensi
H.
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
1.
2.
3.
4.
4. Contoh soal.
KARTU SOAL
Jenjang : SMK
Level :2
Sebuah mobil jenis station memakai Ban Standar dari pabrik yaitu
dengan ukuran dan kode ban sebagai berikut : 185/70 R14 S82. Arti
dari kode Ban tersebut adalah :
Kunci jawaban A
5. Penjelasan :
F. Rangkuman
1. Materi Peleg terdiri dari : (a) Konstruksi peleg ,yaitu peleg terbagi dan peleg
utuh (b) Bahan peleg ,terbuat dari baja dan ada yang terbuat dari aluminium
paduan, ukuran dan kode peleg untuk mengetahui berapa ukuran dan offset
peleg
2. Mareti Ban terdiri dari : (a) Konstruksi ban , yaitu ban radial dan konstruksi
ban bias (b) ukuran dan kode ban , 205 / 65 R 15 H 89 yaitu lebar ban
ukuran 205 mm , apek rasio 65% dan diameter peleg 15 inchi , kecepatan
maksimum ( H ) adalah 210 Km/jam serta mempunyai indek beban 89
adalah maksimum 582 Kg, (c) Tread patern adalah pola telapak ban
3. Materi RFT terdiri dari : (a) fungsi Run Flat Tire , yaitu jenis ban yang aman
karena mobil masih bisa berjalan dengan kecepatan 80 Km/jam dengan
jarak 80 Km walaupun tekanan angin ban nol.(b) Konstruksi RFT yaitu ada
tambahan karet penguat disidewallnya sehingga mampu menahan beban
yang tinggi walapun tekanan angin nol.
Kegiatan Pembelajaran 3
Sistem Suspensi
A. Tujuan
C. Uraian Materi
1. Sistem Suspensi
Sistem Suspensi dependen adalah roda dalam satu poros dan dihubungkan
dengan poros kaku ( aksel rigid ), poros kaku tersebut dihubungkan ke bodi
dengan menggunakan pegas, peredam kejut dan lengan kontrol ( control arm ).
Awalnya semua kendaraan menggunakan sistem ini. Sampai sekarang sebagian
besar kendaraan berat seperti truck, masih menggunakan sistem ini, sedangkan
kendaraan niaga umumnya menggunakan sistem ini pada roda belakang.
Suspensi tersebut mempunyai sikap saling mempengaruhi sikap roda kiri atau
kanan serta badan mobil apabila salah satu roda memegas. Salah satu
keuntungan suspensi tipe rigid ini adalah kontruksinya yang sederhana dan kuat.
Bahan aksel rigid umumnya dibuat dari baja yang diperkuat dengan proses
perlakuan panas (temper). Yang menjadi perhatian penting adalah tidak boleh
memanaskan aksel sampai temperatur tertentu yang menyebabkan struktur
bahan berubah, sehingga kekuatan aksel menjadi berkurang.
1) Aksel Canggah
Aksel dibuat menyerupai canggah yang dihubungkan King Pin dengan spindel.
Aksel semacam ini sering digunakan pada mobil berat ( truk dan bus ) serta
mobil jeep.
Pada suspenssi jenis ini aksel dibuat menyerupai kepalan tinju yang
dihubungkan oleh King-Pin dan Spindel. Aksel semacam ini sering digunakan
pada mobil berat yaitu truck dan bus dan aksel dibuat dari baja profil I.
Ujung aksel berbentuk seperti kepalan tinju yang dihubungkan oleh king pin
dengan spindel.
Konstruksi aksel rigid dengan pegas koil lebih rumit karena harus dilengkapi
dengan lengan melintang ( lateral rod / panhard rod ) dan lengan memanjang,
tetapi pemegasan lebih nyaman dan suspensi menjadi lebih ringan.
Lengan–lengan berfungsi untuk mengantar gerakan roda ( pegas koil tidak dapat
menerima beban horisontal ) arah memanjang dan melintang. Karena pegas koil
tidak dapat menahan gaya horisontal arah memanjang dan melintang yang
menyebabkan kedudukan pegas berubah-ubah. Untuk itu tugas ini dipikul oleh
lengan memanjang.
Pada saat terjadi pengereman, pada aksel terjadi puntiran dan pergeseran arah
memanjang. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dua jenis lengan yaitu lengan
memanjang bawah dan atas ( lengan torsi ).
Penahan gaya melintang dengan batang Panhard ( Panhard rod ).Salah satu
ujungnya dipasang pada aksel ujung yang lain dipasang pada rangka/bodi.
Batang panhard harus dibuat sepanjang mungkin, untuk menghindari geseran
arah ke samping (sifat jalan yang tidak aman).
Pegas daun yang dipakai pada suspensi ini adalah pegas daun yang berlapis
yang dibentuk setengah elips. Lapisan pegas berbentuk elips berfungsi agar
pemegasan terjadi bertahap sesuai berat / beban mobil dan gaya yang
ditimbulkan oleh roda.
Tidak dibutuhkan lengan – lengan, karena pegas daun dapat meneruskan beban
/ gaya memanjang dan melintang. Tiga gaya ( gaya samping, gaya memanjang,
gaya tegak ) harus dapat ditahan dengan lembut oleh sistem suspensi dan
kelengkapannya. Tiga gaya tersebut timbul ketika pengereman, reaksi penggerak
dan pemegasan.
Gaya memanjang Fb, terjadi ketika pengereman dan reaksi penggerak. Gaya Fb
harus dapat ditahan oleh Fb’ Gaya Fb’ adalah gaya reaksi yang timbul dari pegas
daun.
Bila aksel mendapat gaya pengereman dan reaksi penggerak, aksel akan
terpuntir dan menekuk pegas sehingga berbentuk huruf “S”, bagian ini mudah
patah. Oleh karena itu untuk menghindari patah pada pegas daun perlu
penggantung ayun.
Pegas diikat kuat oleh dua buah klem “U” pada aksel sehingga tidak bisa
bergeser ke samping ketika terjadi gaya kesamping Fs. Gaya kesamping terjadi
ketika mobil berbelok dan memegas.
5) Aksel De – Dion
Kedua Roda dihubungkan tetap melalui aksel pipa arah melintang. Rumah
differensial dipasang langsung pada bodi, dengan demikian massa tak berpegas
menjadi ringan. Poros aksel dihubungkan oleh dua arah penghubung universal
(universal joint) yang memungkinkan dapat bergerak aksial.
b. Suspensi Independen
Antara roda dalam satu poros tidak terhubung secara langsung, masing-masing
roda (kiri dan kanan) terhubung ke bodi atau rangka dengan lengan suspensi
(suspension arm), pegas dan peredam kejut. Guncangan atau getaran pada
salah satu roda tidak memengaruhi roda yang lain. Pada umumnya kendaraan
penumpang menggunakan sistem ini pada semua poros rodanya, sedangkan
kendaraan niaga umumnya menggunakan sistem ini pada roda depan
sedangkan pada poros roda belakang menggunakan sistem suspensi dependen.
Suspensi tipe ini banyak digunakan pada roda depan. Konstruksi dari suspensi
tipe strut adalah : lower arm, strut bar, stabilizer bar dan strut assembly. Ujung
lower arm dipasang pada suspension member melalui bushing karet dan dapat
bergerak naik turun. Ujung lainnya dipasang ke steering knuckle arm melalui ball
joint. Sebagai bagian dari suspension linkage, shock absorber berfungsi
menyerap kejutan dari jalan dan menopang berat kendaraan. Bagian atasnya
dipasang pada fender apron melalui bantalan karet dan bearing. Bagian bawah
strut diikat dengan baut pada steering knuckle.
Ada beberapa macam bentuk lower arm yang digunakan untuk menopang roda
dan bodi kendaraan. Diantaranya adalah bentuk lower arm berbentuk L. bentuk
ini ada yang digunakan pada kendaraan yang mesinnya di depan dan
penggeraknya roda depan. Lower arm bentuk L ini diikat pada body pada dua
tempat melalui bushing dan ke steering knuckle melalui ball joint. Keuntungannya
dapat menahan gaya dari arah samping maupun arah depan belakang sehingga
tidak perlu menggunakan strut bar.
Pada dasarnya, suspensi Double Wishbones selalu menjaga roda tegak lurus
pada permukaan jalan dan meminimalkan pergerakan roda. Kemampuan ini
berujung pada pengendalian kendaraan yang stabil.
Ada dua sistem suspensi, yaitu Wishbone suspension untuk semua aksel ( aksel
depan dan belakang ), dan Mc Pherson strut untuk aksel depan + Wishbone
suspension belakang , dulu semua mobil Honda all wishbone suspension.
Suspensi model bebas ini banyak digunakan pada roda depan mobil penumpang
dan truck kecil. Konstruksinya adalah roda dipasang pada body melalui dua
lengan suspensi ( upper dan lower arm ). Shock absorber dan pegas koil
dipasang diantara kedua arm tersebut di atas, steering knuckle dan frame. Salah
satu ujung arm dipasang pada body atau frame melalui bushing, dan ujung
lainnya pada steering knuckle melaui ball joint. Bagian atas shock absorber diikat
pada body atau frame, dan bagian bawahnya ke lower arm. Pegas koil terletak
diantara lower arm dan body
Torsion Bar Salah satu ujung batang terpasang pada sasis sementara ujung
lainnya melekat pada tuas lengan suspensi, dengan baut penyetel torsi tegak
lurus dengan lengan yang melekat pada lengan suspensi, spindle, atau poros.
Baut penyetel torsi dapat bervariasi untuk menyesuaikan tinggi kendaraan.
Beberapa keuntungan sistem ini adalah daya tahan, dan penyesuaian tinggi
mobil.
Pegas batang torsi (torsion bar) digunakan pada kendaraan yang tidak
menggunakan pegas koil ataupun pegas daun pada suspensi depan. Pegas
digantikan oleh pegas torsi yang berbentuk seperti pipa bulat memanjang. Pegas
batang torsi (torsion bar) bekerja secara puntiran karena batang torsi dibuat dari
baja yang mempunyai elastisitas tinggi.
Dan kerjanya apabila roda-roda depan menerima kejutan dari permukaan jalan
dan diteruskan ke lower arm maupun upper arm melalui knuckle kemudi. Gaya
yang diterima lower arm ditahan dengan kemampuan puntiran pegas torsi yang
dipasangkan antara lower arm dengan rangka (frame). Untuk mendapatkan
proses pemegasan (puntiran) yang halus pada pegas torsi, maka peredam
getaran dipasangkan untuk memperhalus proses pemegasan yang dipasangkan
antara lower arm dengan frame kendaraan.
Pada suspensi Wishbone, lengan atas dibuat lebih pendek daripada lengan
bawah, supaya saat pemegasan :
c) Suspensi Trailing-Arm
Suspensi ini biasanya digunakan pada roda belakang mobil kecil denga
penggerak roda depan. Pada jenis ini bagian belakang lengan suspensi
dihubungkan dengan jalan dilas pada axle beam. Saat roda-roda bergerak
dengan arah yang berlawanan (satu arah ke atas dan yang satu ke bawah),
gerakan puntiran dari ujung lengan suspensi diteruskan kedalam gerakan
puntiran axle beam belakang. Puntiran dari axle beam belakang dan stabilisator
menghasilkan gaya reaksi yang berlawanan dengan puntiran lengan suspensi.
Pada umumnya jenis ini memiliki konstruksi yang sederhana dan tidak
memerlukan banyak tempat. Biasanya jenis ini digunakan pada kendaraan roda
belakang dan mobil penumpang. Jenis ini dirancang untuk meningkatkan
kekakuan dengan memperlihatkan beban dari samping dan memperkecil
alignment yang terjadi pada saat roda bergerak ke atas dan bawah.
a. Pegas
Massa tak terpegas ( A ), meliputi :Roda, rem, aksel dan setengah pegas bagian
bawah.
Massa terpegas ( B ) ,meliputi :Bodi dan semua komponen yang melekat pada
bodi, penumpang barang dan setengah pegas bagian atas.
Ada 3 macam pegas yang umum digunakan pada sistem suspensi, yaitu pegas
daun, coil dan batang torsi. Pegas coil atau coil spring bila dibandingkan dengan
pegas yang lainnya memiliki tahanan atau redaman kejutan yang lebih baik dan
tidak terjadi gesekan antara pegas (defleksi) yang menyebabkan getaran pada
body. Didalam sistem suspensi pegas merupakan kawan dari shock absorber
yang keduanya menjadi komponen utama pada sistem suspensi. Pegas
mempunyai fungsi untuk menyerap kejutan, getaran, dan oskilasi yang diterima
dari permukaan jalan yang tidak rata, sehingga tidak diteruskan ke bodi. Selain
itu pegas juga mempunyai fungsi untuk meningkatkan kemampuan cengkeraman
roda-roda terhadap jalan.
1) Pegas Daun
Pegas ini biasanya dibuat dari plat baja yang memiliki ketebalan 3 – 6 mm.
susunan pegas daun terdiri atas 3 – 10 lembar plat yang diikat menjadi
satumenggunakan baut atau klem pada bagian tengahnya. Pada ujung plat
terpanjang dibentuk mata pegas untuk pemasangannya. Sementara itu bagian
belakang dari plat baja paling atas dihubungkan dengan kerangka menggunakan
ayunan yang dapat bergerak bebas saat panjang pegas berubah-ubah karena
pengaruh perubahan beban.
Pemasangan pegas daun : yaitu pegas daun dipasang diatas poros roda
belakang dan pegas daun dipasang dibawah poros roda belakang. Kebanyakan
pegas daun dipasang tepat ditengah-tengah panjang pegas tersebut sehingga
bagian depan dan belakang sama panjang. Tetapi ada juga pemasangan pegas
daun yang tidak tepat ditengah, yaitu bagian depan lebih pendek dari bagian
belakang, getaran yang timbul ketika kendaraan direm atau meluncur dapat
dikurangi. Saat kendaraan berat tidak menerima beban berat maka yang
digunakan saat itu pegas primer, sedangkan saat diberi beban berat maka pegas
primer dan sekunder akan bekerja bersama-sama.
2) Pegas Koil
Pegas Koil atau sering disebut juga coil spring dan sering juga disebut per keong
atau pegas ulir dan pegas spiral.. Pegas sepiral ini terdiri atas sebuah uliran
batang baja dalam bentuk melingkar seperti rumah siput atau keong. Pegas ini
memiliki ketahanan sangat baik terhadap beban kejut, dan ketika terjadi defleksi
tidak akan menimbulkan gesekan. Namun pegas spiral tidak memiliki sifat
meredam beban kejut, sehingga dalam pemakaiannya selalu dirangkaikan
dengan peredam kejut (shock absorber) serta memerlukan dudukan pegas yang
dipasang dikedua ujung pegas spiral.
Pada saat pemegasan, batang pegas koil menerima beban puntir dan lengkung.
Pegas koil ini terbuat dari batang baja khusus dan berbentuk spiral. Pegas ini
banyak digunakan pada kendaraan kecil kecil terutama kendaraan yang
mementingkan kenyamanan penumpang, sebagai contoh adalah mobil sedan.
Pegas coil memeliki kelebihan dapat menyerap getaran atau kejutan lebih besar
(baik) daripada pegas daun dan pegas batang torsi, dan lengkah pemegasan
panjang. Tetapi memiliki kerugian tidak dapat meredam dirinya sendiri, tidak
dapat menerima gaya horizontal. Pegas koil dapat digunakan pada suspensi
independen dan axle rigid.
Hampir sama dengan kedua pegas sebelumnya, pegas ini dibuat dari batang
baja tetapi bersifat elastis terhadap puntiran. Dengan puntiran inilah pegas ini
dapat menyerap kejutan dan getaran yang diakibatkan oleh permukaan jalan.
Konstruksi pegas batang torsi sangatlah sederhana, ringan dan tidak banyak
memakan tempat. Namun demikian pegas ini kurang begitu kuat untuk menahan
beban yang berat. Salah satu ujung pegas ini dipasang pada rangka yang tidak
mendapat puntiran.
b. Stabilisator :
Cara kerja :
Pada saat salah satu roda terpegas ( misal : pada saat kendaraan belok ), maka
bagian melintang stabilisator menerima beban puntir karena gaya pada kedua
sisi memanjang berlawanan arah. Karena salah satu sisi stabilisator
berhubungan langsung dengan bodi, maka gaya Fa menarik bodi ke bawah,
gaya Fb mengangkat bodi ke atas, sehingga kecenderungan “ Rolling “
berkurang.
1.1. Cara pertama : Lengan melintang diikat pada body dengan ditahan atau
diklem dengan besi berlapis karet atau bushing dan kedua ujung lengan
memanjang diikat pada suspensi menggunakan baut.
1.2. Cara kedua : Lengan melintang diikat pada suspensi dengan ditahan atau
diklem dengan besi berlapis karet atau bushing dan kedua ujung lengan
memanjang diikat pada body menggunakan baut.
Gerakan oksilasi mobil pada saat berjalan seperti gelombang dan relatif
membutuhkan waktu yang lama untuk berhenti. Sehingga membuat pengemudi
dan penumpang merasa tidak nyaman dan tidak aman pula.
Dengan peredam getaran atau shock absorber terlihat bahwa gerakan oskilasi
mobil tersebut relatif cepat berhenti dan gerakan oksilasi itu maksimal 1,5 kali
kemudian berhenti. Dengan demikian akan membuat penumpang maupun
pengemudi merasa nyaman dan aman.
Di dalam suspensi terdapat pegas yang berfungsi untuk menyerap kejutan dan
getaran agar tidak diteruskan ke body kendaraan. Apabila suspensi kendaraan
hanya terdapat pegas saja tanpa shock absorber, maka kendaraan akan
bergerak naik turun dalam waktu yang lama, sehingga bukannya kenikmatan
yang didapat tetapi ketidaknyamanan. Untuk meredam atau melawan oskilasi (
gerak naik turun ) yang disebabkan oleh pegas saat menyerap kejutan dari jalan
dipasanglah shock absorber didalam suspensi kendaraan.
Pada saat kompresi / turun (gambar 3.48), maka piston bergerak turun dan katup
tarik terbuka sehingga minyak dapat mengalir dengan lancar, sehingga tidak
terjadi peredaman.
Pada saat naik (expansi), maka piston juga bergerak naik dan katup tarik
tertutup, katup tekan membuka. Sehingga minyak akan melalui orifice (lubang
kecil) pada katup tekan, pada saat inilah terjadi peredaman oskilasi yang
diakibatkan oleh pegas.
D. Aktifitas Pembelajaran
Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang
jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator.
Selain itu peserta perlu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja yang layak
digunakan pada saat pelatihan di bengkel agar terhindar dari kecelakaan .
E. Latihan / Tugas
Soal-soal
a. Suspensi wishbone
b. Suspensi Mc. Pherson
c. Suspensi aksel rigid
d. Suspensi Dedion
a. Shock absorber
b. Pegas Coil
c. Control arm
d. Long tie-rod
a. Shock absorber
b. Pegas Coil
c. Control arm
d. Ball joint
10. Perhatikan gambar di bawah ini, apa nama komponen yang ditunjukkan
angka 1 pada gambar ?
a. Upper arm
b. Mc Pherson
c. Lower arm
d. Double Wishbone
a. Buatlah tiga soal latihan pilihan ganda yang “HOT”. (Higher Order Thinking
Skill)
b. Panduan membuat soal dengan konsep “HOT” dapat dilihat pada materi
pedagogik modul penilaian dan evaluasi pembelajaran kelompok kompetensi
H.
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
1.
2.
3.
4.
Contoh soal.
KARTU SOAL
Jenjang : SMK
Level :2
Sebuah mobil penumpang menggunakan sistem suspensi double wishbone , dan agar
suspensi berfungsi dengan baik maka diperlukan shock absorber yang berfungsi baik.
Jadi fungsi shock absorber adalah ....
d. Menstabilkan kondisi mobil pada saat berjalan melalui jalan yang tidak rata
.
Kunci jawaban A
Penjelasan :
Soal di atas termasuk level 2, yaitu menuntut peserta didik memiliki kemampuan
aplikatif (Applying). Untuk dapat menyelesaikan soal ini dengan benar diperlukan
pengetahuan dan pemahaman terhadap materi sistem suspensi kendaraan dan
dapat mengaplikasikan gagasan-gagasan dan konsep-konsep sistem suspensi
dengan menganalisis
III. Tugas LK 03. Tugas proyek membongkar dan memasang shock absorber
Lakukan pembongkaran dan pemasangan shock absorber depan dan
belakang dengan peralatan yang tersedia dan sesuai dengan prosedur /
SOP yang telah dijelaskan.pada KP 3:
F. Rangkuman
a. Materi suspensi terdiri dari : (a) suspensi aksel rigid ( dependen ) yaitu jenis
suspensi kaku yang banyak digunakan pada mobil angkutan, (b) suspensi
Mc Pherson Strut yaitu jenis suspensi independen yang banyak digunakan
mobil penumpang karena konstruksi lebih sederhana, mudah perawatannya
, (c) suspensi double wishbone yaitu suspensi yang menggunakan 2 lengan
yaitu lengan ata dan lengan bawah ( upper arm dan lower arm ) merupaka
suspensi yang lebih sempurna akan tetapi perawatannya lebih rumit.
b. Materi pegas dan stabilisator terdiri dari : (a) macam-macam pegas yaitu
pegas daun , pegas koil dan pegas puntir ( batang torsi ), (b) stabilistor yang
berfungsi untuk menstabilkan mobil setelah belok agar tidak terjadi rolling
atau melewati jalan yang bergelombang.
c. Shoc absorber terdiri dari : (a) fungsi shock absorber yaitu untuk meredam
getaran yang ditimbulkan oleh permukaan jalan terhadap roda yang
diteruskan ke bodi , (b) macam-macam shock absorber yaitu monotube ,
twintube dan jenis sock aksorber gas.
nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib
mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.
Kegiatan Pembelajaran 4
Wheel Alignment
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Wheel Alignment
untuk di setting ulang, untuk mendapatkan sudut yang tepat sesuai dengan
spesifikasi pabrik mobil.
1. Camber
Camber angle adalah sudut yang dibentuk oleh roda kendaraan yaitu sudut
antara sumbu vertikal roda yang digunakan untuk kemudi dengan sumbu vertikal
kendaraan bila dilihat dari depan atau belakang. Hal ini digunakan dalam desain
kemudi dan suspensi. Jika bagian atas roda keluar dari bagian bawah maka
disebut camber positif, jika bagian atas roda ke dalam dari bagian bawah maka
disebut camber negatif.
Pada mobil dengan suspensi double wishbone, sudut camber dapat disetel
(disesuaikan) menurut spesifikasi pabrik atau tetap (tidak bisa disetel) , tapi
suspensi Mc Pherson strut, biasanya tidak bisa disetel. Dengan meniadakan
penyetelan camber yang tersedia dapat mengurangi kebutuhan pemeliharaan,
tetapi jika mobil diperbaiki dengan melepas atau mengganti salah satu komponen
suspensi, contoh penggantian lower arm maka sudut camber akan berubah.
Perubahan sudut camber yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan
keausan ban dan kenyamanan dalam pengemudian.
a. Camber Positif ( + )
Apabila roda kendaraan bagian atas miring keluar terhadap garis vertikal jika
dilihat dari depan kendaraan, maka dinamakan sudut camber positif ( + ).
b. Camber negatif ( - )
Bagian roda miring ke dalam jika dilihat dari depan kendaraan, sehingga garis
vertikal dengan garis tengah roda membentuk sudut ( sudut “ negatif “ )
c. Camber Nol ( 0 )
Garis tengah roda sejajar dengan garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan
disebut camber nol.
Di sisi lain, untuk maksimum percepatan pada saat kendaraan jalan lurus, traksi
yang paling besar akan dicapai ketika sudut camber adalah nol dan menapak
rata di jalan.
d. Fungsi Camber
Perpanjangan garis tengah sumbu roda akan bertemu pada permukaan jalan di
titik “0” sehingga roda akan cenderung menggelinding mengelilingi titik “0” dan
hal tersebut dinamakan rolling camber.
Dengan adanya rolling camber, gaya untuk memutar kemudi menjadi lebih ringan
oleh karena itu hampir semua jenis kendaraan angkutan menggunaan camber
positif.
Camber Positif
Beban yang diterima pada Camber positif dapat mengurangi efek keausan
bantalan.
Camber Negatif ( - )
Gaya sejajar sumbu spindel ( Fs ) yang mengarah keluar dari roda menyebabkan
roda ingin lepas dari pengikatannya, sehingga reaksi keausan bantalan (bearing)
sebelah luar pada roda bertambah besar. Letak beban kendaraan pada sumbu
Jadi Camber negatif menyebabkan efek keausan bantalan roda bertambah dan
getaran yang dirasakan pada roda kemudi besar.
Camber Nol ( 0 )
Pada camber nol apabila berkendaraan di atas jalan yang berbatu atau jalan
yang tidak rata, maka getaran yang ditimbulkan besar karena Gaya B dari roda
Jadi Camber nol menyebabkan getaran pada roda kemudi besar dan tidak stabil
tergantung jarak titik A terhadap sumbu putar kemudi. Dan untuk mengatasi hal
tersebut maka diperlukan sistem suspensi yang bagus, sehingga getaran yang
ditimbulkan tidak akan sampai pada roda kemudi.
2. Caster
Sudut caster merupakan sudut yang dibentuk dari sumbu vertikal roda dengan
sumbu putar kemudi pada mobil, sepeda motor, dan sepeda. Untuk mobil balap
kadang-kadang sudut caster disesuaikan untuk mengoptimalkan penanganan
karakteristik mobil dalam situasi pengemudian tertentu. Kemiringan sumbu putar
kemudi ( steering axis ) terhadap garis tengah roda vertikal jika dilihat dari
samping kendaraan , kemiringan sumbu putar kemudi ini berlaku untuk semua
kendaraan.
Dalam konteks sepeda dan sepeda motor, caster lebih sering disebut sebagai
"Trail ". Ketika suspensi depan kendaraan sejajar, caster disesuaikan untuk
mencapai aksi meluruskan sendiri dari kemudi, yang mempengaruhi stabilitas
untuk mendapatkan garis lurus kendaraan.
Caster Positif
Caster positif adalah kemiringan sumbu putar kemudi ( steering axis ) bagian
atas miring ke belakang terhadap garis vertikal roda , apabila roda dilihat dari
samping kendaraan.
Apabila sumbu putar kemudi miring maka garis yang ditarik dari sumbu putar
kemudi memotong permukaan jalan sedikit di depan telapak kontak ban di
trotoar. Tujuan dari ini adalah untuk memberikan tingkat self-centering untuk
kemudi dan roda caster berada di sekitar trail di belakang sumbu kemudi. Hal ini
membuat mobil lebih mudah untuk mendorong dan meningkatkan stabilitas
arahnya (mengurangi kecenderungan untuk melayang). Sudut caster yang
berlebihan akan membuat kemudi lebih berat dan kurang responsif.
Caster Negatif
Caster Negatif apabila sumbu putar kemudi ( steering axis ) bagian atas berada
di depan garis vertikal dari sumbu tengah roda jika dilihat dari samping
kendaraan. Caster negatif tersebut hampir tidak mungkin diterapkan pada
kendaraan atau mobil. Hal ini sangat berbahaya pada kendaraan yang berjalan
pada kecepatan tinggi , maka mobil bisa terasa melayang , stabilitas
pengemudian tidak ada.
Gaya penggerak F bekerja pada titik A dan menarik roda ( yang digerakkan ) di
titik B. Tahanan gelinding roda memberikan perlawanan (reaksi) yang arahnya
berlawanan (Fr). Dengan demikian reaksi gaya gelinding roda yang ditarik akan
selalu segaris dan arahnya berlawanan dengan arah gaya penggerak.Saat jalan
lurus, caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam posisi lurus walau
roda kemudi dilepas
Jadi dari uraian diatas maka pada saat belok kiri maupun belok kanan maka
camber akan berubah kearah positif dan roda satunya menjadi camber negatif,
sehingga mobil berbelok dengan roda menahan gaya sentrifugal beban
kendaraan dan mobil tidak akan selip terlempar keluar dari radius jalan.
Caster positif
Makin besar penyetelan caster positif, makin panjang jarak caster atau trail,
makin besar kemampuan roda kembali pada posisi lurus.
Getaran pada roda kemudi terasa besar jika lewat jalan yang kasar atau
tidak rata.
Besar sudut caster berkisar antara 10 sampai dengan 100dan perbedaan yang
diijinkan antara roda kiri dan kanan : ½° ( 30 menit )
3. Toe
Selisih jarak antara roda bagian depan dengan roda bagian belakang jika dilihat
dari atas kendaraan, atau kemiringan sikap roda terhadap garis memanjang
kendaraan ( geometric centerline ) jika dilihat dari atas kendaraa. Hampir semua
kendaraan roda empat atau lebih mempunyai Toe dan hampir semuanya bisa
dilakukan penyelarasan atau penyetelan. Toe mudah sekali berubah, perubahan
ini dikarenakan banyak faktor antara lain :
Selain Toe nol atau roda kiri dan roda kanan paralel , ada juga yang jarak roda
depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang. Kondisi toe yang
demikian itu dinamakan Toe Positif ( + ) dan hampir semua kendaraan kategori
kendaraan angkutan menggunakan spesifikasi toe positif dan besarnya
tergantung dari data spesifikasi masing-masing merk mobil. Toe juga dapat
digunakan untuk mengubah sifat penanganan kendaraan. Toe-in biasanya akan
mengakibatkan berkurangnya oversteer, membantu menstabilkan mobil dan
meningkatkan stabilitas kecepatan tinggi.
5. Toe-Out ( Toe-Negatif )
Toe Negatif atau toe out adalah jika jarak roda depan bagian depan lebih
panjang dari pada roda depan bagian belakang, atau roda bagian depan miring
keluar terhadap geometri centerline jika dilihat dari atas kendaraan. Untuk roda
bagian depan biasanya dikondisikan dalam spesifikasi toe out, jika kendaraan
berpenggerak depan. Hal ini bertujuan untuk mengkompensasi perubahan pada
steering linkage dan roda ketika kendaraan bergerak. Ketika kendaraan
bergerak, toe akan menurun dikarenakan roda meluruskan kembali pada saat
akselerasi dan steering linkage melentur sedikit demi sedikit. Penyetelan toe-out
biasanya akan mengakibatkan berkurangnya understeer, membantu
membebaskan mobil terutama saat belok tajam memasuki tikungan.
Perubahan toe terjadi ketika pada tie rod kemudi berubah panjang atau
terinstalasi pada sudut yang salah. Hal ini akan menarik atau menekan knuckle
arm (lengan kemudi) dan roda membentuk sudut atau ukuran toe yang baru.
6. Fungsi Toe
Sebagai Koreksi Camber ( Saat Jalan Lurus )
Pada saat kendaraan berjalan lurus , reaksi rolling camber positif menyebabkan
roda menggelinding ke arah luar oleh sambungan kemudi ( steering linkage )
roda dipaksa bergerak lurus ke arah jalannya kendaraan. Akibatnya roda
menggelinding dengan ban menggosok pada permukaan jalan.
7. Ukuran Toe
Ukuran Toe tiap – tiap kendaraan berbeda lebih tepatnya bisa melihat buku
manual.
Ada 2 satuan Toe yang umum dipakai di Indonesia , yaitu satuan derajat dan
satuan milimeter.
Lengan kemudi Trapesium ( prinsip Ackermann ), dimana pada saat belok sudut
belok roda kiri tidak sama dengan sudut belok roda kanan.
Dengan prinsip Acherman didapatkan titik pusat lingkaran belok semua roda
yang terpusat sehingga kendaraan dapat membelok dengan baik tanpa
menimbulkan gesekan antara ban dengan permukaan jalan .
Toe Out On Turns adalah pengaturan toe relatif dari roda depan, pada saat
berbelok ke kiri, atau berbelok kanan. Ketika kendaraan melakukan sebuah
belokkan,setiap roda harus memutar dengan gerakan menggelinding dengan
benar, yang harus bebas dari ban menggosok pada permukaan jalan. Karena
roda belakang tetap, pusat putaran akan terletak di suatu tempat di sepanjang
garis tengah poros belakang, tergantung pada seberapa jauh roda kemudi
diputar dari posisi lurus ke depan. Keselarasan otomatis yang benar ini diperoleh
dengan menggunakan prinsip Ackerman.
Dan pengukuran Toe out on turns adalah pada saat roda dibelokkan sebesar 20°
(derajat) untuk roda dalam, kemudian di baca sudut belok untuk roda luarnya.
Ketentuannya adalah sudut belok roda luar harus lebih kecil dari sudut belok
roda dalam (20°).
a. Definisi
Sudut king-pin adalah : Kemiringan sumbu king – pin ( Steering axis ) terhadap
garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan. Pada wheel alignment sudut king
pin merupakan sudut analisa , jadi bukan sudut utama dari sistem wheel
alignment. Oleh karena itu pada sudut king pin tidak ada penyetelan dan tidak
diperbolehkan merubah sudut king pin.
Pada saat roda kemudi di dilepas ( tidak dipegang ) , maka dengan adanya gaya
grafitasi menyebabkan gaya balik bodi akan kembali turun , sehingga roda
kemudi kembali ke posisi lurus.
Jadi Sudut king – ping berfungsi untuk mengembalikan sikap roda ke posisi lurus
setelah membelok.
5. Offset
a. Difinisi Offset :
Jarak antara titik temu, garis tengah roda terhadap permukaan jalan dengan titik
temu perpanjangan garis sumbu king – pin terhadap permukaan jalan disebut “
OffSet “.
Jarak offset diperlukan saat roda dibelokkan agar supayaban tidak menggosok
pada permukaan jalan, karena roda akan bergerak mengelilingi sumbu putar
kemudi (steering axis).
Pada kendaran hanya diperlukan sedikit offset, jika offset besar pengemudian
terasa berat dan getaran cukup kuat
6. Thrust Angle
Thrust angle mengacu pada semua keempat roda dan hubungan mereka satu
sama lain , selain hubungan keempat roda ke garis tengah imajiner yang
membentang dari masing-masing pasang roda di tengah-tengah kendaraan.
Istilah "thrust line" mengacu pada arah di mana roda belakang yang menunjuk
artinya garis arah gerak roda belakang ke depan. Thrust angle dapat
disesuaikan pada kendaraan dengan suspensi belakang disesuaikan yaitu
dengan penyetelan toe roda belakang. Pada kendaraan yang tidak memiliki
suspensi belakang dengan penyetelan toe, thrust angle dapat dikompensasikan
dengan menyelaraskan roda depan ke roda belakang.
Thrust line mungkin dalam posisi yang sama adalah seperti geometris "garis
tengah" (centerline) kendaraan, namun ada variasi berbeda. Idealnya thrust line
dan geometric centerline kendaraan harus sama. Centerline yang ditarik melalui
titik tengah antara setiap pasangan roda, namun thrust line biasanya dalam
posisi tegak lurus dari poros belakang pada mobil suspensi axel rigid, atau
dengan suspensi independen belakang ( IRS ) , adalah garis yang diperoleh
membelah sudut ujung roda belakang pada kendaraan.
Situasi yang ideal adalah di mana thrust line dan centerlines bertepatan. Namun,
mengingat ukuran kendaraan, toleransi selama pembuatan, tekanan operasional,
dan pemakaian komponen, maka hal tersebut jarang terjadi. Jika penyimpangan
sangat kecil, maka tindakan perbaikan biasanya tidak perlu. Namun,
Periksa kebebasan gigi kemudi, luruskan roda dan gerakkan roda kemudi ke
kiri dan ke kanan sambil memperhatikan roda mulai bergerak
Jika ada kebebasan yang benar atau tidak ada kebebasan setel kebebasan gigi
kemudi
Gambar 4. 37. Pemeriksaan karet pelindung debu pada rack & pinion
Jika ada yang bengkok maka perbaiki / ganti komponen sambungan kemudi
Jika panjang tie-rod tidak sama maka setel panjang tie – rod ( tie rod kanan / kiri
harus sama )
Luruskan roda dan perhatikan posisi roda kemudi. Jika pemasangan roda kemudi
tidak simetris, tepatkan pemasangan roda kemudi hingga simetris.
b. Pemeriksaan suspensi
Periksa bantalan karet dan klem pengikatan satabilisator, bila ada yang
kendor / rusak maka perbaiki / ganti
Periksa peredam getaran ( shock absorber ), bila oli bocor harus ganti shock
absorber
Tekan pedal rem kaki dan gerakkan roda dengan kiri-kanan dan atas-bawah.
c. Pemeriksaan roda
Jika keausan ban melebihi batas maka ganti bannya dengan ukuran yang sama.
Jika keausan ban masih dalam batas toleransi, keausan ban kiri dan kanan harus
sama
d. Pemeriksaan body
D. Aktifitas Pembelajaran
Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang
jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator.
Selain itu peserta perlu mengidentifikasi peralatan keselamatan kerja yang layak
digunakan pada saat pelatihan di bengkel agar terhindar dari kecelakaan .
E. Latihan/Tugas
Soal-soal
a. Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring ke belakang jika dilihat
dari samping
b. Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring ke depan jika dilihat
dari samping
c. Kemiringan roda bagian atas keluar jika dilihat dari depan
d. Kemiringan roda bagian atas kedalam jika dilihat dari depan
6. Selisih jarak roda depan bagian depan dengan roda depan bagian
belakang disebut :
a. Toe
b. Camber
c. Caster
d. SAI / KPI / King pin
a. Toe
b. Camber positif
c. Camber negative
d. SAI / KPI / Sudut King Pin
a. Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
samping
b. Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
depan
c. Kemiringan roda terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan
d. Kemiringan roda terhadap garis memanjang kendaraan jika dilihat dari
atas
a. derajat
b. millimeter
c. inchi
d. derajat dan millimeter
10. Ketidaklurusan roda kiri dan kanan jika dilihat dari samping disebut ?
a. Toe
b. Set back
c. Thrust angle
d. Caster
a. Buatlah tiga soal latihan pilihan ganda yang “HOT”. (Higher Order
Thinking Skill)
b. Panduan membuat soal dengan konsep “HOT” dapat dilihat pada materi
pedagogik modul penilaian dan evaluasi pembelajaran kelompok
kompetensi H.
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
1.
2.
3.
4.
Contoh soal.
KARTU SOAL
Jenjang : SMK
Level :2
Sebuah mobil jenis station memakai Ban Standar dari pabrik yaitu dengan
ukuran dan kode 185/70 R14 S82. Setelah berjalan sekitar 3.000 KM
kondisi keausan ban sebelah kanan depan ausnya bagian dalam, hal ini
diakibatkan karena apa ?
Kunci jawaban A
Penjelasan :
F. Rangkuman
1. Materi wheel alignment terdiri dari : (a) Camber, caster , toe , toe out on turn,
sudut kingpin, thrust anggle dan set back. (b) fungsi camber adalah agar
pengemudian ringan dan stabil, fungsi caster adalah membuat mobil stabil
lurus dan tidak mudah slip, fungsi toe adalah untuk koreksi rolling camber
dan koreksi gaya penggerak dan fungsi king pin untuk mengembalikan setir
ke posisi lurus dengan sendirinya setelah belok.
1. (a) Radial
2. (a) Lebar ban dalam satuan mm
3. (a) Diameter pelek dalam satuan inchi
4. (a) Tanpa menggunakan ban dalam
5. (a) Tekanan angin kurang
6. (a) RIB
7. (c) Karena konstruksi karkasnya dianyam tegak lurus
8. (a) Lebar ban ( inchi )
4. (d) Kemiringan roda terhadap garis vertical jika dilihat dari depan
kendaraan
5. (a) Kemiringan roda bagian atas kedalam jika dilihat dari depan
6. (a) Toe
7. (a) Toe
8. (a) Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
samping
Evaluasi
a. Tie rod
b. Long tie rod
c. Knuckle arm
d. Pitman arm
7. Mengapa pada saat penyetelan speeling pada sistem kemudi recirculating ball
pada posisi gigi ditengah ?
a. Agar celah gigi sektor dan gigi mur pada saat jalan lurus tetap ada.
b. Agar pada saat belok tidak mengunci gigi kemudinya
c. Agar pada saat belok setirnya tidak berat
d. Agar pada saat kecepatan tinggi stabil.
a. Shock absorber
b. Pegas Coil
c. Long tie-rod
d. Ball joint
12. Ban dengan ukuran 5.50 – 13, apa arti angka 5.50 ?
a. Lebar ban ( mm )
b. Lebar ban ( inchi )
c. Tinggi Ban ( inchi )
d. Diameter pelek ( inchi )
a. Seri ban
b. Tanda ban bias
c. Tinggi ban ( inchi )
d. Diameter pelek ( inchi )
a. Kemudinya oleng
b. Ausnya bagian luar
c. Ausnya bagian tengah
d. Ausnya bagian pinggir
19. Selisih jarak roda depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang
disebut :
a. Toe
b. Caster
c. SAI / KPI / King pin
d. Set Back
20. Kemiringan roda terhadap garis memanjang kendaraan jika dilihat dari atas
disebut :
a. Toe
b. Camber positif
c. Caster positif
d. SAI / KPI / Sudut King Pin
21. Bila tekanan angin pada ban terlalu keras, apa akibatnya ?
a. Kemudi oleng
b. Ausnya bergelombang
c. Ausnya rata
d. Ausnya bagian tengah
a. Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
samping
b. Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
depan
c. Kemiringan roda terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan
d. Kemiringan roda terhadap garis memanjang kendaraan jika dilihat dari
atas
a. derajat
b. millimeter
24. Ketidaklurusan roda kiri dan kanan jika dilihat dari samping disebut ?
a. Toe
b. Set back
c. Thrust angle
d. Caster
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
29. Kemiringan roda bagian atas kearah luar terhadap garis vertical jika dilihat
dari depan adalah :
a. Caster positif
b. Caster negative
c. Camber positif
d. Camber negative
30. Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
depan adalah :
a. Caster positif
b. Caster negative
c. SAI / KPI / Sudut king pin
d. Camber positif
31. Garis arah gerak roda belakang terhadap garis tengah kendaraan disebut :
a. Toe
b. Camber
c. Set Back
d. Thrust angle
a. Side offset
b. Toe out on turns
c. Axle offset
d. Included angle
33. Apabila ada ban dengan ukuran 185 / 65 SR 14, apa arti angka 185 / 65 ?
a. S = Shimmy, R = Radial
b. S = Indek kecepatan, R = Radial
c. SR = Semi Radial
d. S = Indek kecepatan, R= rotasi
39. Jika sebuah mobil dengan data Toe roda depan kiri : +2mm dan kanan :
0mm, bagaimana roda kemudi saat jalan lurus ?
a. miring kekiri
b. miring kekanan
c. miring kiri dan kanan
d. mobil miring ke kiri ( lari kea rah kiri )
40. Sebuah mobil hasil pengukuran Camber roda depan kiri = 0, kanan = 30
menit. Cenderung kemana arah jalannya mobil ?
41. Sebuah mobil dengan data Caster sebelah kiri lebih kecil dibanding roda
kanan, cenderung kemana arah jalannya mobil ?
42. Gambar berikut yang dimaksud dengan Sudut Camber adalah garis … thd
garis vertical
2
1
a. 1 - 0 - 2
b. 2 - 0 - 3
c. 1 – 0 - 3
d. 2 – 0 - 1
43. Gambar soal no 42, Sudut King Pin adalah yang ditunjukkan oleh garis :
a. 1 – 2 - 3
b. 1 –0 - 3
c. 1–0-2
d. 2 – 0 - 3
44. Perhatikan gambar potongan ban di bawah ini ! Yang dimaksud dengan Belt
adalah nomor berapa ?
3
a. 1, b. 2, c. 3, d. 4,
46. Soal nomor 44, yang dimaksud dengan Beads yaitu angka nomor :
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
47. Perhatikan gambar berikut ! Mengapa kalau mengencangkan mur / baut roda
harus silang seperti pada gambar dibawah ini ?
49. Ban Run Flat ( RFT ) yaitu ban dengan tingkat keamanan paling tinggi,
secara teori jika ban tersebut tekanannya 0 psi tapi masih bisa berjalan
sejauh :
a. 60 Km dengan kecepatan maksimum 60 Km / jam
b. 70 Km dengan kecepatan maksimum 70 Km / jam
c. 80 Km dengan kecepatan maksimum 80 Km / jam
d. 90 Km dengan kecepatan maksimum 90 Km / jam
50. Mengapa RFT tersebut bisa berjalan sejauh itu dengan kecepatan itu pula ?
a. Karena side wall bagian dalam ada tambahaan karet penguatnya
b. Karena karet yang digunakan untuk ban tersebut keras
c. Karena kawat baja untuk belt sangat kuat
d. Karena side wallnya ada tambahan kawat baja sebagai penguatnya
52. Yang membuat mobil stabil lurus kembali setelah belok adalah sudut :
a. King pin.
b. b. Caster.
c. c. Camber.
d. d. Toe.
53. Yang membuat mobil stabil lurus waktu jalan lurus walaupun setir tidak di
pegang adalah sudut :
a. King pin.
b. b. Caster.
c. c. Camber.
d. d. Toe.
54. Perhatikan gambar di bawah ini, jenis suspensi apakah gambar tersebut ?
1
1
a. De-dion
b. Mc Pherson
c. Dual link system
d. Double Wishbone
55. Perhatikan gambar soal no 54. Komponen yang ditunjukkan dengan angka 1
adalah :
a. Strutbar
b. Stabilisator
c. Crossmember
d. Control arm
56. Perhatikan gambar di bawah ini ! Garis yang ditunjukkan angka 1 adalah :
Kunci Jawaban
1. (a) Rack & Pinion
2. (a) Pompa power steering
3. (a) Tie rod
4. (a) Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar
5. (a) Setir / kemudi menjadi lebih berat pada saat belok
6. (a) Gerak bebas ( speeling ) roda kemudi menjadi besar
7. (a) Agar celah gigi sektor dan gigi mur pada saat jalan lurus tetap ada.
8. (c) Karena konstruksi karkasnya dianyam tegak lurus
9. (b) Rigid bagian belakang, rigid bagian depan
10. (c) Long tie-rod
11. (d) Kemiringan roda terhadap garis vertical jika dilihat dari depan
kendaraan
12. (b) Lebar ban ( inchi )
13. (d) Diameter pelek ( inchi )
14. (a) Karena konstruksi karkasnya dianyam miring dari Bead ke Bead
15. (d) Kemiringan roda bagian atas kedalam jika dilihat dari depan
16. (b) Ban tanpa ban dalam
17. (d) Ausnya bagian pinggir
18. (a) Batas akhir pemakaian
19. (a) Toe
20. (a) Toe
21. (d) Ausnya bagian tengah
22. (a) Kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis vertikal jika dilihat dari
samping
23. (c) derajat dan millimeter
24. (b) Set back
25. (a) Kemiringan sumbu putar kemudi bagian atas miring kebelakang jika
dilihat dari samping
26. (b)2
27. (d) Radial dan Bias
28. (d) kemudi tidak shimmy
29. (c) Camber positif
Penutup
A. Kesimpulan
Sistem kemudi dengan sub judul: kemudi jenis Rack & pinion , kemudi jenis
Worm & roll , kemudi jenis Recirculating ball, Power steering ,
steering linkage.
Roda dengan sub judul : Peleg , Ban , Konstruksi ban, hydroplaning , Kode
dan ukuran , tread patern , tread wear indicator , Run flat Tire.
Sistem suspensi dengan sub judul : suspensi dependen, suspensi De-Dion
, suspensi Mc Pherson, Suspensi Double Wishbone, Suspensi semi
trailing, suspensi trailing, multilink suspension, pegas dan stabilisator,
sock absorber
Wheel alignment dengan su judul : Camber , caster , Toe , Sudut belok dan
Toe out no turn ( TOOT ), sudut king pin, offset , thrust angle , set-
back.
B. .Tindak Lanjut
Dan penulis sadar bahwa isi dari modul diklat ini masih jauh dari sempurna, jauh
dari harapan bapak/sdr/i sebagai pengguna modul,olehkarena itu penulis
Glosarium
PR : Ply Rating
Daftar Pustaka
https://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/factor-produksi/
www.vintage-car.athallah.biz/2015/06/istilah-penting-dalam-ban
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_suspensi_(kendaraan)
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI G
PEDAGOGIK:
KOMUNIKASI EFEKTIF, EMPATIK, DAN SANTUN
Penulis :
Aris Dwi Cahyono
Penyunting :
Drs. Gunawan, M.Si.
Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
Hal.
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
Daftar Gambar .................................................................................................... v
Daftar Tabel ........................................................................................................ v
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi ...................................................................................... 3
D. Ruang lingkup .......................................................................................... 4
E. Cara Penggunaan Modul ......................................................................... 4
Kegiatan Pembelajaran 1 Memahami Berbagai Strategi Berkomunikasi yang
Efektif, Empatik, dan Santun, Secara Lisan, Tulisan, dan/atau Bentuk Lain11
A. Tujuan .................................................................................................... 11
B. Indikator pencapaian Kompetensi .......................................................... 11
C. Uraian materi ......................................................................................... 11
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................... 35
E. Latihan / Kasus / Tugas.......................................................................... 37
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 37
Kegiatan Pembelajaran 2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi
kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal ........... 39
A. Tujuan .................................................................................................... 39
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 39
C. Uraian Materi ......................................................................................... 40
G. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................... 62
H. Latihan / Kasus / Tugas.......................................................................... 64
I. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................................................. 65
J. Rangkuman............................................................................................ 65
K. Evaluasi ................................................................................................. 66
L. Kunci Jawaban ....................................................................................... 71
M. Kunci Latihan Tugas .............................................................................. 72
Penutup ............................................................................................................ 73
A. Kesimpulan ............................................................................................ 73
B. Tindak Lanjut.......................................................................................... 74
C. Lembar Kerja (LK) ................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79
Daftar Gambar
Hal.
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka .............................................. 5
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ............................................... 5
Gambar 3. Alur diklat tatap muka In-On-In ........................................................... 7
Gambar 4. Proses penyampaian pernyataan kepada orang lain ........................ 12
Gambar 5. Proses Komunikasi .......................................................................... 14
Gambar 6. Komunikasi Kelompok ...................................................................... 16
Gambar 7. Proses Terjadinya Komunikasi ......................................................... 17
Gambar 8. Jendela Johari.................................................................................. 22
Gambar 9. Tahapan proses merespon .............................................................. 24
Gambar 10. Hurier Model .................................................................................. 25
Gambar 11. Model kontak mata ......................................................................... 29
Gambar 12. Contoh perilaku anggota tubuh ...................................................... 33
Gambar 13. Contoh gaya tarik komunikator ....................................................... 41
Gambar 14. Strategi meningkatkan komunikasi ................................................. 44
Daftar Tabel
Hal.
Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul .................................................................. 10
Tabel 2. Pendidikan Karakter yang Relevan ...................................................... 36
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Pendidik berperan sebagai pengelola pembelajaran, selaku
fasilitator yang berusaha menciptakan pembelajaran yang efektif,
mengembangkan bahan ajar dengan baik, penggunaan media yang tepat, dan
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, serta meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam pembelajaran tersebut untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Hal
ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengelolaan pembelajaran baik di
dalam atau di luar kelas. Untuk memenuhi hal tersebut diatas seorang pendidik
harus mampu memotivasi peserta didik yang dapat memberikan rangsangan
kepada peserta didik agar mau belajar terus menerus atau dengan kata lain
menjadi pembelajar sepanjang hayat.. Pendidik yang mampu melaksanakan
perannya disebut sebagai seorang pendidik profesional dan memiliki kompetensi
pedagogik. Berasarkan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang kualifikasi
akademik dan kompetensi pendidik menyebutkan bahwa guru harus memiliki
kualifikasi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Adapun Kompetensi pedagogik yang dimaksud dalam tulisan ini antara lain
kemampuan komunikasi pendidik terhadap peserta didik secara mendalam
dalam penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik sehingga menjadikanya
lebih profesional. Menurut Peraturan Pemerintah tentang pendidik bahwa
kompetensi pedagogik bagi pendidik merupakan kemampuan seseorang dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik meliputi: minimal dalam pemahaman
wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,
pengembangan kurikulum, silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi informatika
dalam pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta mengembangkan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Oleh karena itu kemampuan komunikasi efektif, empatik, dan santun, baik lisan
maupun tulisan dengan peserta didik harus dikuasai oleh seorang pendidik
secara baik dan benar dalam menjelaskan konsep komunikasi, strategi
mengimplementasikan, dan aplikasi dalam proses pembelajaran
B. Tujuan
C. Peta Kompetensi
POSISI MODUL
BIDANG KEAHLIAN : PEDAGOGIK
KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU
KOMPETENSI
|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 3
Pendahuluan
D. Ruang lingkup
Modul ini akan membahas tentang komunikasi efektif, empatik, dan santun,
secara lisan maupun tulisan dengan peserta didik, yang terdiri dari; kegiatan
pembelajaran 1 memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,
empatik, dan santun secara lisan dan tulisan dengan sub bahasan tentang
komunikasi, tujuan komunikasi, jenis-jenis komunikasi, bentuk komunikasi
berdasarkan ada dan tidaknya media, model proses komunikasi, persepsi dan
hubungan interpersonal, mendengarkan dan berbicara, dan komunikasi verbal
dan non verbal. Serta menerapkan nilai pendidikan karakter yang sesuai dalam
proses pembelajaran dan kegiatan pembelajaran 2 berkomunikasi secara efektif ,
empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam
interaksi kegiatan/permainan dengan sub bahasan ; 1. Berkomunikasi sesuai
dengan potensi, lingkungan dan kemampuan peserta didik, melaksanakan
komunikasi dalam pembelajaran. Serta menerapkan nilai pendidikan karakter
yang sesuai dalam proses pembelajaran.
|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 5
Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,
a. Pendahuluan
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.
pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :
latar belakang yang memuat gambaran materi
tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
langkah-langkah penggunaan modul
1) Mengkaji Materi
1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi G, Pedagogi,
komunikasi efektif, empatik, dan santun, secara lisan maupun tulisan
dengan peserta didik, guru sebagai peserta akan mempelajari materi
yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai
peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan
dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.
2) Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun
pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera
pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi,
implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di
sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja
yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif
menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job
learning.
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak mengikuti tes
akhir.
f. Lembar Kerja
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.
Keterangan.
TM: Digunakan pada Tatap Muka Penuh
On. Digunakan pada on the job learning
Kegiatan Pembelajaran 1
Memahami Berbagai Strategi Berkomunikasi yang
Efektif, Empatik, dan Santun, Secara Lisan, Tulisan,
dan/atau Bentuk Lain
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat; memahami konsep dan
strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan,
dan/atau bentuk lain, serta mampu mengintergrasikan pendidikan karakter yang
relevan kedalam proses pembelajaran baik didalam kelas atau luar kelas.
C. Uraian materi
a. Komunikasi
|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 11
Kegiatan Pembelajaran 1
tujuan khusus
|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 13
Kegiatan Pembelajaran 1
b. Tujuan Komunikasi
c. Jenis-jenis Komunikasi
Secara sederhana komunikasi dapat dipahami sebagai suatu proses atau aliran
mengenai suatu pesan atau informasi bergerak dari suatu sumber (komunikator)
hingga penerima (komunikan) dan berlangsung dinamis. P enyimpangan yang
terjadi dalam komunikasi pada dasarnya merupakan hambatan. Bagan dibawah
ini menggambarkan terjadinya sebuah proses komunikasi:
KONTEK/LINGKUNGAN
UMPAN BALIK
komunikasi. Dalam komunikasi distorsi tidak boleh terlalu banyak dan sering
terjadi karena akan menjadikan komunikasi tidak efektif.
Dalam setiap komunikasi yang melibatkan dua orang atau banyak orang akan
didapatkan berbagai macam pribadi yang harus dikenali baik mengenali diri kita
sendiri dan orang lain yang menjadi pasangan dalam komunikasi. Sementara
untuk mengenali orang lain bukanlah hal yang mudah dan sederhana yang
membutuhkan perhatian. Hal itu akan berhubungan dengan proses psikologis
komunikan yaitu persepsi. Persepsi merupakan proses internal dalam diri
seseorang yang memungkinkan memilih mengorganisasikan dan menafsirkan
rangsangan dari lingkungan sehingga dapat mempengaruhi perilaku yang
bersangkutan.
Terbuka Gelap
Diketahui orang lain 1 2
1
Kuadran ketiga yaitu kuadran tersembunyi yang mana pada kuadran ini
penentukan kebijaksanaan. Pada Kuadran ini kecenderungan anda lebih suka
menyembunyikan hal-hal yang dianggap orang lain tidak perlu mengetahuinya.
Contoh; permasalahan perceraian orang tua Anda, masalah keluarga Anda, gaji
Anda, dan perasaan Anda terhadap sahabat dekat.
Kuadran keempat, sering disebut kuadran tak terketahui. Kuadran gelap ini
tidak Anda ketahui meskipun diketahui orang lain. Kuadran ini mewakili segala
sesuatu tentang diri Anda yang belum pernah ditelusuri oleh Anda atau oleh
orang lain. Anda hanya dapat menduga bahwa hal ini ada atau menyadarinya
dalam retrospeksi.
mengikatkan diri untuk lebih mengenal orang lain. Anda mungkin membina
hubungan primer, sehingga orang lain itu menjadi sahabat baik atau kekasih
Anda. Komitmen ini dapat menjadi berbagai bentuk, perkawinan, membantu
orang itu atau mengungkapkan rahasia besar Anda. Tahap ini hanya
disediakan untuk sedikit orang paling banyak empat orang karena jarang
sekali orang memiliki lebih dari empat orang sahabat.
b. Keterlibatan seseorang. Beberapa peneliti, dalam tahap ini selama
empat menit pertama (interaksi awal), Anda akan memutuskan apakah
ingin melanjutkan hubungan ini atau tidak. Pada tahap ini penampilan fisik
begitu penting, karena dimensi fisik begitu terbuka untuk diamati secara
mudah. Namun demikian, kualitas-kualitas lain, seperti bersahabat,
kehangatan, keterbukaan, dan dinamisme juga terungkap dalam tahap ini.
Jika Anda menyukai orang tersebut maka akan berlanjut ketahap kedua.
c. Dalam tahap berikutnya merupakan penurunan hubungan ketika ikatan
diantara kedua pihak melemah.
d. Pada tahap perusakan, Anda mulai merasa bahwa hubungan ini mungkin
tidaklah seperti yang Anda pikirkan sebelumnya. Anda berdua menjadi
semakin jauh, makin sedikit waktu senggang yang Anda lalui bersama dan
apabila Anda berdua bertemu Anda saling berdiam diri tidak lagi banyak
mengungkapkan diri. Jika tahap perusakan ini berlanjut Anda memasuki
tahap pemutusan.
e. Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua
pihak. Jika bentuk ikatan itu adalah perkawinan pemutusan hubungan
dilambangkan dengan perceraian walaupun pemutusan hubungan aktual
dapat berupa hidup terpisah. Dalam bentuk materi inilah tahap ketika harta
kekayaan dibagi dan pasangan suami istri saling berebut hak pemeliharaan
anak.
a. Mendengarkan
Effective listening
Gambar 10.
b. Ketrampilan Berbicara
Untuk dapat menerobos topeng yang kita pakai adalah apa yang disebut
oleh para ahli psikologi sebagai “isyarat yang bocor”, isyarat yang
sebenarnya tidak ingin kita berikan namun tidak dapat terkontrol. Mengatur
ekspresi wajah sangat mudah dilakukan. Jika anda tidak ingin tampak sedih,
anda dapat berpura-pura. Lebih sulit mengatur nada suara kita atau gerakan
tubuh, mereka ini sering “bocor”. Pelajari mereka dan anda akan segera
tahu banyak tentang apa yang sedang dipikirkan orang lain.
Bentuk dan tipe umum dari bahasa tubuh meliputi tiga yakni : kontak
mata, ekspresi wajah, gerakan anggota tubuh (gestures). Agar jelasnya
diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Kontak mata
Kontak mata juga mengacu pada sesuatu yang disebut dengan gaze
yang meliputi suatu keadaan penglihatan secara langsung antar
orang disaat sedang berbicara. Kontak mata sangat menentukan
kebutuhan psikologis sehingga dapat membantu kita memantau efek
komunikasi antar pribadi. Melalui kontak mata anda dapat
menceritakan kepada orang lain suatu pesan sehingga orang akan
memperhatikan kata demi kata melalui tatapan. Misalnya pandangan
yang sayu, cemas, takut, terharu, dapat mewarnai latar belakang
psikologis anda. Jumlah dan cara-cara penataan mata berbeda dari
Kalau dilihat dari perbedaan budaya ketika memandang orang lain bukan
pada tempatnya dapat berakibat fatal. Misalnya ketika seorang wanita
Jepang dengan seorang pria Amerika yang sedang bertatap muka, sang
wanita harus menunduk tetapi sang pria terus memandang dengan
penasaran. Setibanya di asrama, sang pria marah-marah dan mengejek
wanita tersebut dan menganggapnya orang yang tidak bersahabat. Sang
wanita tersinggung dan menangis histeris. Setelah diselidiki ternyata
dalam budaya Jepang hanya wanita kurang baik yang boleh
memandang seorang pria di tempat umum, hal demikian tidak terjadi di
Amerika.
2) Ekspresi wajah
3) Gestures
Mungkin anda juga perlu mengetahui dan mengerti bagaimana gerak tubuh
dipergunakan dalam komunikasi nonverbal. Tanpa diobservasi sekalipun,
ternyata setiap gerakan tubuh mengkomunikasikan fungsi tertentu. Ekman
dan Friesen mengkategorikannya sebagai emblem, illustrator, affect display,
regulator, adaptor.
1) Emblem
Emblem merupakan terjemahan pesan nonverbal yang melukiskan suatu
makna bagi suatu kelompok sosial. Tanda V menunjukkan suatu tanda
kekuatan dan kemenangan yang biasanya dipakai dalam kampanye
presiden di Amerika Serikat. Atau di Indonesia dipakai untuk
menunjukkan kemenangan Golkar. Emblem harus dipelajari melalui
proses yang mungkin saja merupakan bentuk lain dari arbitrary, iconic
dalam perlambangan saja.
2) Ilustrator
Ilustrator merupakan tanda-tanda nonverbal dalam komunikasi. Tanda ini
merupakan gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukkan
contoh sesuatu. Seorang ibu melukiskan bahwa Aris, putranya yang
sekolah di SMA Negeri, mempunyai tinggi badan tertentu, memiliki
kegemaran dan lain-lain . Sang ibu menaik turunkan tangannya.
3) Adaptor
Adaptor merupakan gerakan anggota tubuh yang bersifat spesifik. Ada
beberapa jenis adaptor yaitu: (a) self adaptor misalnya menggaruk kepala
untuk menunjukkan kebingungan; (b) alter adaptors; gerakanadaptor yang
diarahkan kepada orang lain, mengusap-usap kepala orang lain sebagai
tanda kasih sayang; (c) obyek adaptor; adalah gerakan adaptor yang
diarahkan kepada obyek tertentu. Gerakan adaptor sebenarnya gerakan
seseorang yang menggambarkan perilaku ikonik dan intrinsik yang
kadang - kadang secara sadar dilakukan terhadap dirinya sendiri; kecuali
untuk orang lain maka adaptor bertujuan menumbuhkan interaksi dan
komunikasi.
4) Regulator
Regulator adalah gerakan yang berfungsi mengarahkan, mengawasi,
mengkoordinasi interaksi dnegan seksama. Sebagai contoh, kita
menggunkan kontak mata sebagai tanda untuk memperhatikan orang lain
yang sedang berbicar dan mendengarkan orang lain. Regulator
merupakan tanda utama yang bersifat interaktif, bentuknya ikonik dan
intrinsik.
5) Affect Display
Perilaku affect display selalu menggambarkan perasaan dan emosi.
Wajah merupakan media yang paling digunakan untuk menunjukkan
reaksi terhadap pesan yang direspon. Bentuk affect display bersifat
intrinsik yang digunaka nuntuk fungsi interaktif dan informatif. Beberapa
contoh perilaku gerakan anggota tubuh dapat terlihat sebagai berikut.
tangan dengan ibu jari tersembul diantara telunjuk dan jari tengah. Pada
waktu makan kedua tangan harus ada di tatas meja.
Menurut Jandt (1998: 99) sebagaimana yang dikutip Yosal Iriantara dalam
bukunya Komunikasi Antarpribadi komunikasi nonverbal terbagi secara
sempit dan luas. Secara sempit komunikasi nonverbal sebagai “penggunaan
secara intensional seperti dalam penggunaan simbol nonlisan untuk
mengkomunikasikan pesan tertentu.” Dari perspektif ini, komunikasi
nonverbal merujuk pada tindakan sumber dan atribut-atribut yang tak
sepenuhnya bersifat verbal. Sedangkan secara luas komunikasi nonverbal
mengacu pada unsur-unsur lingkungan yang dipergunakan manusia dalam
berkomunikasi, seperti warna dinding tempat percakapan berlangsung
(Iriantara, 2014: 2.5). Fitur nonverbal mempengaruhi makna dari kata-kata
kita.
D. Aktivitas Pembelajaran
5. Mengerjakan latihan /tugas/ studi kasus dengan jujur dan tanggung jawab
tinggi
6. Menerapkan pendidikan karakter yang relevan baik pada kegiatan
individu/kelompok (lihat daftar dibawah ini);
Kegiatan Pembelajaran 2
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik dengan bahasa yang khas
dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik
yang terbangun secara siklikal
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Agar komunikasi berjalan efektif maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikanoleh komunikator;
b. Meningkatkan komunikasi
orang lain maka kita akan berkomunikasi dengan satu arah dan hanya
informatif. Akan tetapi bila kita bermaksud membeli atau menjual barang
komunikasi kita akan bersifat negosiasi. Lain pula cara kita berkomunikasi
apabila tujuan kita untuk menghibur, membujuk, atau sekedar basa-basi.
d. Memperhatikan Konteks
e. Mempelajari Kultur
f. Memahami Bahasa
agar komunikasi lebih baik, dan efektif dengan memperoleh nilai empati,
dan simpati dari orang lain.
Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan
memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan
kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda
pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang
nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa
standar pada orang tua atau orang yang kita hormati. Dalam mempelajari
bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana cara
menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akan
menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan.
Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam
budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita
dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.
a. Proses Komunikasi
1) Model linier
Model ini menggambarkan sebuah proses yang hanya terdiri dari dua
garis lurus dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan
berakhir pada komunikan. Berdasarkan pada model ini ada yang
dinamakan formula Laswell. Formula ini merupakan cara untuk
menggambarkan sebuah tindakan komunikasi dengan menjawab
pertanyaan: siapa berbicara (who), apa yang dikatakan (says
what),pada saluran apa (in wich channel), pada siapa (to whom), dan
apa efeknya (with what effect).
2) Model sirkuler
Model ini ditandai dengan adanya unsur umpan balik (feedback). Pada
hakekatnya model sirkuler ini merupakan proses komunikasi yang
berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui efektif dan
tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif
apabila terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan.
|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 51
Kegiatan Pembelajaran 2
Komunikasi yang efektif terjadi apabila terdapat aliran informasi dari dua
arah antara komunikator dengan komunikan dan informasi tersebut sama-
sama direspon dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut
memahaminya.
Sokolove dan Sadker seperti dikutip IGAK Wardani (2005) dalam bukunya
membagi keterampilan antar pribadi dalam pembelajaran menjadi dua
kelompok, yaitu :
1) Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan peserta didik.
Kemampuan yang berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif
dalam proses belajar mengajar. Pendidik mampu memotivasi peserta
didik untuk dapat mengungkapkan perasaan atau masalah yang
dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. Iklim semacam
ini dapat ditumbuhkan oleh pendidik dengan dua cara yaitu
menunjukkan sikap memperhatikan dan mendengarkan dengan aktif.
Untuk menumbuhkan iklim semacam ini pendidik harus bersikap :
memberi dorongan positif, bertanya yang tidak memojokkan, dan
fleksibel.
2) Kemampuan menjelaskan perasaan yang diungkapkan peserta didik.
Apabila peserta didik telah bebas mengungkapkan problem yang
|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 55
Kegiatan Pembelajaran 2
4) Pertanyaan Evaluasi
5) Pertanyaan aplikatif
e. Tipe-tipe pertanyaan
G. Aktivitas Pembelajaran
RELIGIUS
Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain
dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan
banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat
GOTONG ROYONG
INTEGRITAS
J. Rangkuman
K. Evaluasi
b.
c.
d.
9. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi yang efektif:
a. Respect, emphaty, audible, Clearity, humble
b. Respect, emphaty, audible, Clarity, numble
c. Respect, aphatis, audible, Clarity, humble
d. Respect, emphaty, audible, Clarity, humble
10. Ada 5 aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang
efektif dalam pembelajaran, yaitu :
a. Kejelasan, ketepatan, konteks, alur, dan budaya
b. Kejelasan, Kecepatan, konteks, alur, dan budaya
c. Kejelasan, ketepatan, konteks, alur, dan konteks
d. Kejelasan, ketepatan, kecepatan, alur, dan konteks
11. Ada beberapa beberapa teknik pertanyaan umum yang dapat Anda
gunakan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi Anda.
a. Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka, teknik pertanyaan storitoris,
teknik pertanyaan menggali, teknik pertanyaan evaluatif, teknik
pertanyaan aplikatif
b. Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka, teknik Pertanyaan stories,
teknik pertanyaan mencari, teknik pertanyaan evaluatif, teknik
pertanyaan aplikatif
c. Teknik Pertanyaan tertutup dan terbuka, teknik Pertanyaan retoris,
teknik pertanyaan menggali, teknik pertanyaan evaluatif, teknik
pertanyaan aplikatif
12. Ekspresi wajah, mata, anggota badan adalah bagian dari komunikasi :
a. Verbal
b. Nonverbal
c. Langsung
d. Tidak langsung
L. Kunci Jawaban
1. D. Evertt M. Rogers
2. B. Tujuan Komunikasi
3. A. Komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal,
komunikasi kelompok, komunikasi masa
4. B.
Penutup
A. Kesimpulan
B. Tindak Lanjut
2. Jika ada materi yang masih dirasakan kurang bagaimana upaya saudara
mengatasi kekurangannya?
LK.B-01
Nama :
No Peserta :
Nama Kelompok :
Kegiatan Pembelajaran :
|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 75
Lembar Kerja
LK.B-01
TTD
Lembar Jawab Tugas Diskusi Studi Kasus
Nama :
No Peserta :
Nama Kelompok :
Kegiatan Pembelajaran :
LK.B-01
1. Apa Kelebihan?
|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 77
Lembar Kerja
LK.B-01
2. Adakah kelemahannya ?
4. Bagaimana solusinya ?
DAFTAR PUSTAKA
http://grandmall10.wordpress.com/2010/10/20/peran-komunikasi-
terhadap-lancarnya-proses-belajar-mengajar/ diakses pada tgl.12
Februari 2015 pkl.19.00.
http://yogoz.wordpress.com/2011/02/12/komunikasi-pembelajaran/#more,
diakses pada 11 Maret 2015, pkl.20.00.
|
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 79
Daftar Pustaka
Liliweri, Alo. 1994, Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung, PT. Citra
Aditya Bakti
Tubbs, Stewart L.; Moss, Sylvia; Editor Mulyana, Deddy. (1996). Human
Communication: Konteks-Konteks Komunikasi.Buku Kedua.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.