Anda di halaman 1dari 300

i

MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI B

PROFESIONAL:
PERAWATAN BERKALA SISTEM KELISTRIKAN
PENERANGAN DAN TANDA SEPEDA MOTOR
Penulis:
Drs. Sukma Tjatur Wahyono, Email, sukmatjatur@gmail.com , HP 0818537799
Penelaah:
Sasongko Leksono, A.P, S.T, M.Si., HP 08123306039

PEDAGOGIK:
TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
YANG MENDIDIK

Penulis:
Astu Widodo, MPd., astuwidodo@yahoo.com,08125226512
Penelaah:
Dr. Sihkabudin, M.Pd
Penyunting:
Dr. Muljo Rahardjo, S.T., M.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi :


Tim Desain Grafis

Copyright  2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

ii
Teknik Sepeda Motor KK B

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun
pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut
kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam
penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru
tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak
lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG
pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda
Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap
muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK),dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya.
Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka
dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan iii


Kata Sambutan

Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan
kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini


untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017


Direktur Jenderal
Guru danTenaga Kependidikan

Sumarna Surapranata, Ph.D


NIP 195908011985032001

iv Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan
Elektronika (PPPPTK BOE) Malang dapat menyelesaikan revisi modul ini dengan
baik. Revisi modul ini merupakan penyempurnaan dari modul Guru Pembelajar
yang telah disusun pada tahun 2016. Fokus revisi terletak pada pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dan pengembangan soal.
Modul ini disusun sebagai bahan ajar program Peningkatan Keprofesian
Berkelanjutan yang diselenggarakan baik oleh PPPPTK/LPPKS/LPPPTK
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan maupun oleh instansi terkait lainnya.
Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya yang ditempuh untuk
meningkatkan profesionalisme guru melalui peningkatan kompetensi khususnya
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Melalui modul ini diharapkan
kempetensi guru dapat ditingkatkan baik melalui kegiatan Peningkatan
Keprofesian Berkelanjutan moda Tatap Muka, Daring (Dalam Jaringan), maupun
Daring Kombinasi.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga modul ini dapat diselesaikan dan
kami mohon masukan, saran, dan kritik dari para pembaca demi penyempurnaan
modul ini dimasa mendatang. Selanjutnya kepada para pembaca kami ucapkan
selamat belajar, semoga mendapatkan hasil yang maksimal. Amin

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan v


vi Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
vii
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI B

PROFESIONAL:
PERAWATAN BERKALA SISTEM KELISTRIKAN
PENERANGAN DAN TANDA SEPEDA MOTOR
Penulis:
Drs. Sukma Tjatur Wahyono, Email, sukmatjatur@gmail.com , HP 0818537799
Penelaah:
Sasongko Leksono, A.P, S.T, M.Si., HP 08123306039

Desain Grafis dan Ilustrasi :


Tim Desain Grafis

Copyright  2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

viii
Teknik Sepeda Motor KK B

Daftar Isi

HAL
Kata Sambutan.................................................................................................. iii
Kata Pengantar .................................................................................................. v
Daftar Isi ............................................................................................................ ix
Daftar Gambar................................................................................................... xi
Daftar Tabel..................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran .............................................................................................. xiv
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Tujuan............................................................................................................. 3
C. Peta Kompetensi............................................................................................. 4
D. Ruang Lingkup................................................................................................ 7
E. Saran Cara penggunaan modul ...................................................................... 8
Kegiatan Pembelajaran 1: Baterai Dan Perawatannya ................................. 15
A. Tujuan........................................................................................................... 15
B. Indikator Pencapaian Kompetensi................................................................. 15
C. Uraian Materi ................................................................................................ 15
D. Aktifitas Pembelajaran................................................................................... 33
E. Latihan/Kasus/Tugas..................................................................................... 38
F. Rangkuman................................................................................................... 39
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut..................................................................... 39
H. Kunci Jawaban.............................................................................................. 39
Kegiatan Pembelajaran 2: Sistem Tanda Dan Sistem Penerangan .............. 41
A. Tujuan........................................................................................................... 41
B. Indikator Pencapaian Kompetensi................................................................. 41
C. Uraian Materi ................................................................................................ 41
D. Aktifitas Pembelajaran................................................................................... 55
E. Latihan/Kasus/Tugas..................................................................................... 57
F. Rangkuman................................................................................................... 60
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut..................................................................... 61

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan ix


Daftar Isi

H. Kunci Jawaban.............................................................................................. 62
Kegiatan Pembelajaran 3:Sistem Elektrik Starter ......................................... 63
A. Tujuan........................................................................................................... 63
B. Indikator Pencapaian Kompetensi................................................................. 63
C. Uraian Materi ................................................................................................ 63
D. Aktifitas Pembelajaran .................................................................................. 87
E. Latihan/Kasus/Tugas .................................................................................... 93
F. Rangkuman .................................................................................................. 96
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................... 96
H. Kunci Jawaban.............................................................................................. 97
Kegiatan Pembelajaran 4: Perbaikan Ringan Sistem Kelistrikan................. 99
A. Tujuan........................................................................................................... 99
B. Indikator Pencapaian Kompetensi................................................................. 99
C. Uraian Materi .............................................................................................. 100
D. Aktifitas Pembelajaran ................................................................................ 112
E. Latihan/Kasus/Tugas .................................................................................. 115
F. Rangkuman ................................................................................................ 118
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 118
H. Kunci Jawaban............................................................................................ 119
Pengembangan Soal ..................................................................................... 121
Evaluasi.......................................................................................................... 128
Penutup.......................................................................................................... 129
Daftar Lampiran ............................................................................................. 131
Daftar Pustaka ............................................................................................... 145

x Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Daftar Gambar

HAL

Gambar 1.1 Posisi Baterai pada Sepeda Motor ................................................. 19


Gambar 1.2 Konstruksi Sebuah Sel Baterai....................................................... 19
Gambar 1.3 Konstruksi Baterai Sepeda Motor 12 Volt ....................................... 20
Gambar 1.4 Konstruksi Blok Sel ........................................................................ 20
Gambar 1.5 Hubungan Blok Sel ........................................................................ 21
Gambar 1.6 Keadaan Elektrolit dan Plat-plat Baterai Saat Terisi Penuh ............ 21
Gambar 1.7 Keadaan elektrolit dan plat-plat baterai saat baterai dibebani ........ 22
Gambar 1.8 Keadaan Elektrolit dan Plat-plat Baterai Saat Baterai Kosong........ 22
Gambar 1.9 Keadaan Elektrolit Dan Plat-Plat Baterai Saat Baterai Diisi Arus.... 23
Gambar 1.10 Pengukuran elektrolit dengan hydrometer .................................... 25
Gambar 1.11 Grafik Kepekatan Elektrolit Baterai............................................... 26
Gambar 1.12 Konstruksi Baterai MF .................................................................. 27
Gambar 1.13 Kondisi Plat Baterai Yang Sudah Terjadi Pensulfatan .................. 29
Gambar 1.14 Baterai 12 Volt ~ 5 Ah .................................................................. 30
Gambar 1.15 Baterai sedang diisi dengan alat pengisi sederhana..................... 30
Gambar 1.16 Alat Pengisi Baterai Otomatis....................................................... 31
Gambar 1.17 Tahap-Tahap Pengisian Baterai................................................... 31
Gambar 1.18 Ilustrasi baterai yang disimpan lama ............................................ 33
Gambar 1.19 Pengukuran pengosongan diri...................................................... 37
Gambar 2.1 Komponen Alternator ..................................................................... 42
Gambar 2.2 Rangkaian Kumparan Pembangkit Listrik Sepeda Motor................ 42
Gambar 2.3 Memeriksa Kumparan Sistem Penerangan .................................... 43
Gambar 2.4 Regulator Rectifier ......................................................................... 43
Gambar 2.5 Holder Kiri Honda GL Pro............................................................... 44
Gambar 2.6 Cara Memeriksa Bola Lampu......................................................... 45
Gambar 2.7 Arah Penyinaran Lampu Kepala..................................................... 46
Gambar 2.8 Holder Bagian Kiri .......................................................................... 47
Gambar 2.9 Lampu Tanda Belok ....................................................................... 48
Gambar 2.10 Jenis Bola Lampu Tanda Belok.................................................... 48

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xi


Daftar Gambar

Gambar 2.11 . Lampu kontrol tanda belok ........................................................ 48


Gambar 2.12 Bola lampu dobel filamen ............................................................. 49
Gambar 2.13 Saklar Lampu Rem Kaki/Rem Belakang....................................... 50
Gambar 2.14 Bagan Rangkaian Klakson ........................................................... 51
Gambar 2.15 Skrup Penyetel Lampu Kepala ..................................................... 51
Gambar 2.16 Baut pengikat lensa lampu sein depan ......................................... 52
Gambar 2.17 Cara Mengganti Bola Lampu Sein Depan .................................... 52
Gambar 2.18 Cara Membuka Lensa Lampu Sein Belakang............................... 53
Gambar 2.19 Cara Membuka Lensa Lampu Rem.............................................. 53
Gambar 2.20 Cara Mengganti Bola Lampu Rem ............................................... 54
Gambar 2.21 Letak Unit Pengedip Lampu Sein ................................................. 54
Gambar 2.22 Posisi Klakson (Dibawah Rangka)................................................ 55
Gambar 3.1 Tata Letak Komponen Motor Starter .............................................. 65
Gambar 3.2 Bagan Rangkaian Kelistrikan Motor Starter.................................... 65
Gambar 3.3 Komponen Motor Starter ................................................................ 66
Gambar 3.4 Konstruksi Motor Starter Dengan Magnet Permanen ..................... 66
Gambar 3.5 Konstruksi Dasar Penggerak Pinion Starter Sekrup ....................... 67
Gambar 3.6 Cara Kerja-1.................................................................................. 68
Gambar 3.7 Cara Kerja-2................................................................................... 68
Gambar 3.8 Cara kerja-3 ................................................................................... 68
Gambar 3.9 Starter Sekrup Tanpa Kopling Jalan Bebas.................................... 69
Gambar 3.10 Starter Sekrup Dengan Kopling Jalan Bebas................................ 70
Gambar 3.11 Starter Sekrup Tanpa Kopling Jalan Bebas Dan Menggunakan
Motor Dengan Kopling Permanen...................................................................... 71
Gambar 3.12 Starter Sekrup Dengan Rangkaian Kontak Elektro Magnetis (Relai)
.......................................................................................................................... 72
Gambar 3.13 Relai Starter ................................................................................. 72
Gambar 3.14 Posisi motor starter pada salah satu type sepeda motor .............. 74
Gambar 3.15 Baterai Seoeda Motor .................................................................. 74
Gambar 3.16 Sekering....................................................................................... 75
Gambar 3.17 Kunci Kontak ................................................................................ 75
Gambar 3.18 Relay Starter ................................................................................ 75
Gambar 3.19 Tombol Start................................................................................. 76
Gambar 3.20 Motor Starter ................................................................................ 76

xii Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Gambar 3.21 Komponen Komponen Motor Starter ............................................ 76


Gambar 3.22 Mekanisme Penggerak sprocket & rantai penggerak ................... 78
Gambar 3.23. Mekanisme penggerak menggunakan roda gigi pada sepeda
motor Honda Beat lama ..................................................................................... 78
Gambar 3.24 Kopling Satu Arah ........................................................................ 79
Gambar 3.25. Kopling satu arah pada sepeda motor Yamaha Mio .................... 80
Gambar 3.26. Rangkaian sistem starter............................................................. 80
Gambar 3.27 Rangkaian sistem starter dengan pengaman saklar rem.............. 81
Gambar 3.28 Rangkaian sistem starter dengan pengaman saklar rem dan side
stand switch....................................................................................................... 81
Gambar 3.29. Sistem pengaman motor starter ( pada sepedamotor sport)........ 83
Gambar 3.30 Diagram Pengaliran Arus Pada Saat Posisi Gigi Netral................ 83
Gambar 3.31 Diagram Pengaliran Arus Pada Saat Posisi Gigi Masuk............... 84
Gambar 3.32 Pengaliran Arus Pada Saat Posisi Gigi Masuk,Tuas Kopling Ditarik
.......................................................................................................................... 84
Gambar 3.33 Rangkaian Dyna Start Pada Saat Berfungsi Sebagai Motor Starter
.......................................................................................................................... 85
Gambar 3.34 Rangkaian Dyna Start Pada Saat Berfungsi Sebagai Alternator... 86
Gambar 3.35 Pemeriksaan dan Perawatan Baterai ........................................... 88
Gambar 3.36 Saklar Magnetik/Relay Starter...................................................... 88
Gambar 3.37 Pemeriksaan Tegangan Kumparan Relay Starter ........................ 88
Gambar 3. 38 Pemeriksaan Kontinuitas Terminal Besar/Utama ........................ 89
Gambar 3.39 Unit Motor Starter......................................................................... 89
Gambar 3.40 Pemeriksaan Komutator............................................................... 90
Gambar 3.41 Pemeriksaan Kumparan Armatur ................................................. 90
Gambar 3.42 Pemeriksaan Mekanisme Kopling Satu Arah................................ 91
Gambar 4.1 Letak Baterai Pada Sepeda Motor ............................................... 100
Gambar 4.2 Baterai Sedang Diisi..................................................................... 101
Gambar 4.3 Tes Kebocoran Arus Baterai ........................................................ 102
Gambar 4.4 Pengujian Tegangan Pengisian.................................................... 103
Gambar 4.5 Tempat Relai Starter .................................................................... 104
Gambar 4.6. Pengujian kumparan relai............................................................ 104
Gambar 4.7 Pengujian fungsi relai starter ........................................................ 105
Gambar 4.8 Rangkaian Sistem Penerangan.................................................... 106

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xiii


Daftar Gambar

Gambar 4.9 Saklar Lampu Kepala Dan Symbol............................................... 107


Gambar 4.10 Saklar Dimmer Dan Symbol ....................................................... 107
Gambar 4.11 Rangkaian Lampu Tanda Belok ................................................. 109
Gambar 4.12 Rangkaian Lampu Rem.............................................................. 111
Gambar 4.13 Holder Dan Tombol Klakson....................................................... 111

Daftar Tabel

HAL
Tabel 1.1 Kondisi Sel Baterai............................................................................. 24
Tabel 2.1 Tabel Hasil Pemeriksaan ................................................................... 45
Tabel 3.1 Tabel Putaran Motor Starter............................................................... 64
Tabel 4. 1 Tabel Pemeriksaan Sistem Penerangan ......................................... 108
Tabel 4. 2 Tabel Gangguan Dan Penyebab ..................................................... 110

Daftar Lampiran

Lampiran 1....................................................................................................... 131

xiv Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh
mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional akan mampu memberikan
“kesejahteraan pedagogik” kepada setiap peserta didik yang akan meningkatkan
kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan umum.
Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa,
dan Negara di dunia ini termasuk di Indonesia sebagian besar ditentukan oleh
peran guru.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh para pendidik untuk menjadikan
dirinya sebagai pendidik yang profesional adalah selalu meningkatkan
kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, maupun
sosial. Hal ini mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku, yaitu:
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 74 tahun 2008 tentang Guru yang
menyatakan bahwa pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi Guru
dilakukan dalam rangka memenuhi kualifikasi dan menjaga agar kompetensi
keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni dan budaya dan atau olah raga.

Masyarakat dan pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan dengan seluruh jajarannya memikul kewajiban untuk mewujudkan
kondisi yang memungkinkan guru melaksanakan pekerjaan/jabatannya secara
profesional. Oleh karena itu, sebagai aktualisasi tugas guru sebagai tenaga
professional, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 32
tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pemerintah (Kemendikbud) akan
memfasilitasi guru untuk dapat mengembangkan keprofesiannya secara

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 1


Pendahuluan

berkelanjutan melalui program Pendidikan dan Pelatihan Pasca-Uji Kompetensi


Guru (Diklat Pasca-UKG).

Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan bagian penting dari


pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan Diklat
juga tidak lepas dari tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran/ tugas yang diampunya.

Modul ini berisi materi pembelajaran tentang perawatan berkala sistem kelistrikan
penerangan & sistem tanda sepeda motor, yang telah disusun sesuai dengan
Standar Kompetensi Guru yang diturunkan dari Permendikbud No 16 Tahun
2007. Modul ini dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran yang terintegrasi
dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) karena karakter ini akan menjadi
watak, budi pekerti, yang menjadi ruh dalam dunia pendidikan. Pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dalam modul pengembangan keprofesian
berkelanjutan melalui Peningkatan kompetensi ini dikembangkan dengan
mengintegrasikan lima nilai utama PPK yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi dalam kegiatan-
kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam modul.

Modul berikut ini membahas secara umum (merk maupun type apapun) tentang
bagian dari sistem kelistrikan bodi bagaimana merawat dan memperbaiki sistem
sistem kelistrikan pada sepeda motor serta peralatan minimal apa saja yang
diperlukan untuk melakukan perawatan dan perbaikan.

Sistem kelistrikan sepeda motor merupakan perlengkapan standar yang ada


pada sepeda motor merek dan type apapun. Sistem kelistrikan pada sepeda
motor dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sistem kelistrikan mesin yang
melayani kebutuhan energi listrik untuk mesin agar mesin dapat hidup sempurna
dan sistem kelistrikan bodi standar yang berfungsi sebagai kelengkapan standar
body sesuai undang undang lalu lintas agar sepeda motor dapat dikendarai
dengan aman baik pagi pengendara maupun pengendara lain. Mengingat
pentingnya sistem kelistrikan ini maka sistem ini perlu dilakukan perawatan
sebagai usaha untuk memperpanjang usia pakai sepeda motor dalam kondisi
sempurna. Hal ini sebaiknya dilakukan agar tidak terjadi kerusakan yang

2 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

berakibat harus dilakukan perbaikan dengan konsekuensi waktu dan biaya lebih
besar.

B.Tujuan

Tujuan umum modul ini disusun guna mendukung pelaksanaan diklat


pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi bagi
guru SMK untuk kompetensi professional secara profesional, kreatif dan
bertanggungjawab.

1. Tujuan khusus modul ini diharapkan setelah menempuh proses pembelajaran


peserta mampu: memahami materi perawatan berkala sistem kelistrikan
penerangan & sistem tanda sepeda motor
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya kompetensi
profesional dalam kompetensi perawatan berkala sistem kelistrikan
penerangan & sistem tanda sepeda motor dengan mengintegrasikan nilai-nilai
penguatan pendidikan karakter

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 3


Pendahuluan

C.Peta Kompetensi

Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa


Program Keahlian/Mapel : Teknik Otomotif
Paket Keahlian : Teknik Sepeda Motor

Standar
Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Guru (SKG)
Perawatan Menelaah secara umum jenis mekanisme katup
berkala Menyetel celah katup
mesin Menelaah secara umum sistem pelumasan sesuai
sepeda kebutuhan mesin
motor Mengganti saringan oli dan oli
Menelaah secara umum sistem pendinginan
Memeriksa kondisi sistem pendingin
A
Memeriksa kinerja tutup radiator
Menelaah prinsip kerja sistem bahan bakar
Menyetel campuran bahan bakar dan udara pada
karburator
Menyetel putaran stasioner mesin sesuai spesifikasi
Menelaah emisi gas buang.
Mengukur emisi gas buang

Perawatan Menelaah baterai


berkala Memeriksa sistem lampu penerangan
sistem Memeriksa sistem tanda
kelistrikan Memeriksa sistem electric starter
B penerangan Melakukan perbaikan ringan sistem kelistrikan
& sistem
tanda sepeda
motor

4 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Standar
Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Guru (SKG)
Perawatan Menelaah secara umum sistem rem
berkala Memeriksa minyak rem
chasis dan Menyetel clearance tuas rem
C sistem Menelaah secara umum prinsip kerja sistem
pemindah kopling
tenaga step1 Menyetel kerengangan kopling
Mendiskripsikan sistem kemudi dan suspensi
Merawat sistem kemudi dan suspensi
Perawatan Menelaah Roda
berkala Menelaah rantai penggerak roda
D chasis dan Menyetel rantai penggerak roda belakang
sistem Mendiskripsikan secara umum prinsip kerja
pemindah transmisi automatis
tenaga step2 Memeriksa komponen sistem transmisi otomatis
Perawatan Mendiskripsikan sistem pengaliran bahan bakar
berkala EMS
sistem Mendiskripsikan sistem control kelistrikan secara
E engine umum
managemant Memeriksa komponen sistem pengaliran bahan
system bakar
sepeda motor Memeriksa komponen sistem pengapian
Perbaikan Menelaah Konstruksi kepala silinder
Mesin Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada kepala
Sepeda silinder
motor step 1 Mendiagnosa kerusakan mekanisme katup
F
Menyekeur katub
Menelaah konstruksi blok silinder
Mendiagnosa kerusakan blok silinder
Memperbaiki kerusakan pada blok silinder
Menelaah konstruksi piston

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 5


Pendahuluan

Standar
Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Guru (SKG)
Mendiagnosa kerusakan piston
Memperbaiki kerusakan pada piston
Menelaah sistem pelumasan
Mendiagnosa kerusakan sistem pelumasan
Memperbaiki kerusakan pada sistem pelumasan
Perbaikan Menelaah sistem pendingin
Mesin Mendiagnosa kerusakan pada sistem pendingin
Sepeda Memperbaiki kerusakan pada sistem pendingin
motor step 2 Menelaah sistem aliran bahan bakar karburator
G Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada
karburator
Memperbaiki gangguan pada karburator
Menelaah sistem pengapian.
Mendiagnosa kerusakan sistem pengapian
Memperbaiki kerusakan pada sistem pengapian
Perbaikan Menelaah sistem penerangan.
sistem Menelaah sistem sinyal (tanda)
kelistrikan Mendiagnosa kerusakan pada sistem penerangan.
Sepeda Mendiagnosa kerusakan pada sistem sinyal (tanda)
motor Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada sistem
penerangan
Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada sistem
H sinyal (tanda)
Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada sistem
penerangan
Menelaah sistem pengisian
Mendiagnosa sistem pengisian
Memperbaiki kerusakan pada sistem pengisian
Menelaah sistem starter elektrik
Mendiagnosa sistem starter elektrik
Memperbaiki kerusakan pada starter elektrik

6 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Standar
Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Guru (SKG)
Perbaikan Menelaah sistem suspensi
chasis dan Mendiagnosa kerusakan pada sistem suspensi
SPT Sepeda Memperbaiki kerusakan pada sistem suspensi
motor Menelaah sistem rem konvensional dan rem ABS
Mendiagnosa kerusakan rem konvensional (rem
mekanik dan hidrolik)
Mendiagnosa kerusakan rem ABS
Memperbaiki kerusakan sistem rem konvensional
I
(rem mekanik dan hidrolik)
Memperbaiki kerusakan sistem rem ABS
Menelaah sistem kopling
Mendiagnosa kerusakan pada sistem kopling
Memperbaiki kerusakan sistem kopling
Menelaah sistem transmisi
Mendiagnosa kerusakan komponen sistem
transmisi
memperbaiki kerusakan transmisi manual
Pemeliha- Menelaah sistem injeksi bensin
raan EMS Mendiagnosa kerusakan pada sistem injeksi bahan
bakar bensin

J
(engine Memperbaiki kerusakan pada sistem injeksi bahan
Manage- bakar bensin
ment
System)
sepeda motor

D.Ruang Lingkup

Modul ini hanya membahas tentang bagaimana cara melakukan perawatan dan
perbaikan sistem kelistrikan sepeda motor yang meliputi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 7


Pendahuluan

1. Kegiatan Pembelajaran 1: Baterai dan Perawatannya


2. Kegiatan Pembelajaran 2: Sistem Lampu Penerangan dan Sistem Tanda
3. Kegiatan Pembelajaran 3: Sistem Elektrik Starter
4. Kegiatan Pembelajaran 4: Perbaikan Ringan Sistem Kelistrikan

E. Saran Cara penggunaan modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

8 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

E.1 Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara
terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur dibawah.

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :

• latar belakang yang memuat gambaran materi


• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 9


Pendahuluan

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi B, Profesional,
Perawatan Berkala Sistem Kelistrikan Penerangan & Sistem Tanda Sepeda
Motor, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk
mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator
pencapaian hasil belajar.

Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun


berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama
fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang
materi, melaksanakan praktik, dan latihan kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana
menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

10 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

E.2 Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 11


Pendahuluan

• latar belakang yang memuat gambaran materi


• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• langkah-langkah penggunaan modul

b. In Service Learning 1 (IN-1)


 Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi B, Profesional,
Perawatan Berkala Sistem Kelistrikan Penerangan & Sistem Tanda Sepeda
Motor, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk
mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator
pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara
individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan
kepada fasilitator.

 Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu
dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi,
maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah
disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.

c. On the Job Learning (ON)


 Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi B, Profesional,
perawatan berkala sistem kelistrikan penerangan & sistem tanda sepeda motor,
guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in
service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari

12 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan


kepada peserta.

 Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun
di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dansesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer
discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja
melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan
pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan
menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang
akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga
peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

E.3 E.3. Lembar Kerja

Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan kelompok komptetansi B,


Profesional, Perawatan Berkala Sistem Kelistrikan Penerangan & Sistem Tanda
Sepeda Motor, terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya
terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan
pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 13


Pendahuluan

Tabel 2 Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan

1 LK. 1.1. Pemeriksaan Baterai sepeda motor TM, IN1

2 LK. 1.2. Pengisian Dan Pengujian Baterai TM, IN1

Pemeriksaan Sistem Tanda Dan TM, ON


3 LK. 2.1.
Sistem Penerangan

Pemeriksaan, perawatan, dan TM, ON


4 LK. 3.1 perbaikan sistem starter elektrik
sepeda motor

Cara Mengatasi Masalah Pada TM, IN2


5 LK. 4.1 Sistem Starter Elektrik Sepeda
Motor

6 LK. 5 Pengembangan soal TM,IN2

14 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Kegiatan Pembelajaran 1:
Baterai Dan Perawatannya

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan guru peserta pengembangan


keprofesian berkelanjutan secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab
dapat:
1. Menjelaskan fungsi baterai.
2. Menjelaskan konstruksi baterai starter sepeda motor.
3. Menjelaskan komponen baterai starter sepeda motor.
4. Merawat baterai starter sepeda motor dengan memperhatikan keselamatan
kerja dan lingkungan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi pada kegiatan pembelajaran 1 ini adalah guru


pembelajar dapat dan mampu secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab:
1. Menjelaskan fungsi baterai
2. Menjelaskan konstruksi baterai starter sepeda motor
3. Menjelaskan komponen baterai starter sepeda motor
4. Merawat baterai starter sepeda motor dengan memperhatikan keselamatan
kerja dan lingkungan

C. Uraian Materi

Baterai
1. Prosedur Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Baterai adalah merupakan suatu benda sebagai sarana penyimpanan tenaga
listrik. Hal ini terjadi secara elektrokimia. Tenaga listrik dapat diubah menjadi
tenaga kimia dan sebaliknya tenaga kimia menjadi tenaga listrik.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 15


Kegiatan Pembelajaran 1

Baterai dibuat dalam berbagai variasi bentuk, ukuran, tegangan, dan kapasitas
untuk keperluan berbeda-beda.

Baterai yang sesungguhnya adalah baterai yang telah dirancang dengan


perawatan yang rendah atau tanpa perawatan yang telah dirancang dan
dibentuk untuk mengurangi sekecil mungkin kehilangan air. Pengurangan
sekecil mungkin kekurangan air dapat dicapai dengan mempergunakan bahan
seperti calcium, cadnium dan antimon, sebagai bahan plat grid dalam baterai.
Bahan ini mampu menyediakan kekuatan secara mekanik yang dibutuhkan,
selain kemampuannya mereduksi/mengkondensasi gas hidrogen dan
pengaliran arus.

Baterai mobil dibuat dalam berbagai ukuran yang besarnya tergantung


besarnya kapasitas baterai. Baterai mengandung larutan elektrolit asam sulfat.
Pada saat mengerjakan baterai harus diperhatikan benar-benar tindakan-
tindakan keselamatan kerja untuk mencegah cidera dan kerusakan pada
peralatan elektrik.

Seluruh pakaian atau peralatan pelindung termasuk sepatu dan pelindung mata
harus digunakan pada saat bekerja dengan baterai dan larutan asam sulfat di
sekitar anda.

Baterai harus dilepaskan dari sistem kelistrikan pada saat dilakukan pekerjaan
pada baterai. Pertama lepaskan terminal negatif dulu untuk mencegah
hubungan pendek pada saat menggunakan peralatan bengkel.

16 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

• Jangan memakai jam tangan logam perhiasan dan gelang sewaktu bekerja
pada baterai
• Gas yang keluar dari bagian atas sel baterai selama proses pengisian
bersifat mudah meledak, jangan menyalakan korek atau merokok dekat
lokasi pengisian baterai
• Sebelum menghubungkan alat pengisian baterai, kedua terminal positif dan
negatif harus dilepaskan dari sistem rangkaian elektronik.
• Pada saat melakukan pengisian baterai, dibutuhkan udara yang bersih dan
ventilasi yang cukup serta bebas dari bunga api yang dapat menimbulkan
baterai meledak.

• Sewaktu melakukan pengisian baterai bukalah tutup lubang penambahan air


accu agar gas hidrogen yang dihasilkan selama proses pengisian dapat
keluar.
• Jangan melepas atau menghubungkan terminal baterai saat alat pengisian
bekerja, ini akan menimbulkan bunga api yang dapat menyebabkan baterai
meledak.
• Asam sulfat merupakan bahan elektrolit aktif pada baterai, yang bersifat
sangat korosif yang dapat menyebabkan kerusakan pada semua bahan
yang dikenainya, dapat menyebabkan keracunan atau luka bakar yang
serius jika terkena pada kulit, dapat juga menyebabkan kebutaan jika
terkena mata.

Bila cairan asam baterai mengenai badan anda:


• Basuhlah kulit anda dengan air mengalir yang bersih
• Basuhlah berulang-ulang selama 5 menit, agar asam sulfat menjadi netral

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 17


Kegiatan Pembelajaran 1

• Bila cairan asam mengenai mata basuhlah juga dengan air yang mengalir
selama 5 menit kemudian segera ke dokter
• Larutan asam juga dapat merusakkan cat pada kendaraan, bila terjadi cat
terkena laurutan asam segera beri air yang mengalir

2. Fungsi Baterai

a) Menyimpan arus listrik dari kumparan pembangkit/generator dalam roda


magnet saat mesin hidup setelah disearahkan.
b) Menyediakan energi listrik saat menghidupkan mesin (elektrik starter)
c) Melayani kebutuhan arus listrik untuk peralatan listrik pada sepeda motor
saat mesin mati.

3. Jenis– jenis Baterai

Baterai sebagai sumber tegangan terbagi menjadi:

a) Baterai kering
Adalah baterai yang elektrolitnya berupa gel, terbuat dari Nikel Cadmium (Ni
Ca) dan Lithium (Li).
b) Baterai basah

Adalah baterai yang elektrolitnya berupa cairan Asam Sulfat (H2SO4), dimana
jenis baterai terdiri dari :
1) Baterai biasa
2) Baterai MF (Maintenance Free)

18 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Gambar 1.1 Posisi Baterai pada Sepeda Motor

1. Baterai Jenis Basah Biasa


3.1.1 Konstruksi

Gambar 1.2 Konstruksi Sebuah Sel Baterai

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 19


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1.3 Konstruksi Baterai Sepeda Motor 12 Volt

Baterai terdiri dari beberapa sel. Setiap sel terdiri dari plat positif dan pelat
negatif Sel ini dibuat dari pelat logam timbel berpori, dengan maksud
mempermudah terjadi reaksi kimia pada permukaan berpori tersebut.

Bahan aktif dari pelat positif adalah timbel dioksida (PbO.2) berwarna coklat dan
untuk pelat negatif adalah timbel ( Pb ) berwarna abu – abu.

3.1.2 Konstruksi blok sel

Gambar 1.4 Konstruksi Blok Sel

Pelat – pelat ini digabung dalam blok blok sel. pelat positif dibatasi oleh
Isolator (separator) yang terbuat dari fiber berpori dan serat gelas(fibre glass).

20 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Blok – blok sel ini dimasukkan dalam blok baterai yang diisi larutan Asam
sulfat (H2SO4) yang merupakan campuran 63% Air murni dan 37% asam sulfat.
Dan setiap blok sel menghasilkan tegangan sebesar 2 Volt.

3.1.3 Hubungan blok sel

Gambar 1.5 Hubungan Blok Sel

Tujuan menghubungkan blok – blok sel secara seri adalah untuk memperoleh
tegangan yang lebih tinggi . Misalnya untuk memperoleh tegangan 12 Volt,
baterai membutuhkan 6 blok yang masing – masing bertegangan 2 Volt.

3.1.4 Cara kerja / proses elektrokimia dalam baterai

Proses elektrokimia pada saat pengisian dan pemakaian

1) Baterai terisi penuh

Gambar 1.6 Keadaan Elektrolit dan Plat-plat Baterai Saat Terisi Penuh

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 21


Kegiatan Pembelajaran 1

Baterai berisikan air dan asam sulfat dan sudah dalam keadaan diberi arus
penuh. Pada temperatur 20C, berat jenis air baterai = 1,285 Kg/1. Dalam
keadaan ini, bahan aktif pelat positif adalah timbel dioksid (PbO2) berwarna
coklat, sedang pelat negatif timbel (Pb) berwarna abu-abu.

2) Baterai dalam keadaan dipakai/dibebani

Gambar 1.7 Keadaan elektrolit dan plat-plat baterai saat baterai dibebani

(O2) yang berada pada pelat positif bereaksi dengan hidrogen (H) dan
membentuk air (H2O). Pada waktu yang bersamaan, timbel Pb pada pelat
positif bereaksi dengan sisa asam (SO4) menjadi timbel sulfat (PbSO4) juga
pelat negatif bereaksi dengan sisa asam (SO4) menjadi timbel sulfat (PbSO4).

Proses elektrokimia
Pembebanan dengan arus
PbO2 + 2H2SO4 + Pb ------------------------------------------  Pb SO4 + 2H2O + PbSO4
dan waktu tertentu

3) Baterai dalam keadaan kosong

Gambar 1.8 Keadaan Elektrolit dan Plat-plat Baterai Saat Baterai Kosong

22 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Bila reaksi berlangsung terus menerus maka arus listrik akan habis.
Asam sulfat terbagi menjadi dua bagian, satu bagian membentuk air (H2O) dan
bagian lain bereaksi dengan bahan pelat dan membentuk timbel sulfat (PbSO4).
Berat jenis elektrolit menurun 1,08 kg/l.

3.1.5 Pengisian arus listrik

Gambar 1.9 Keadaan Elektrolit Dan Plat-Plat Baterai Saat Baterai Diisi Arus

Pada saat pengisian arus listrik, keadaan terbalik .Oksigen dalam asam baterai
bereaksi dengan timbal pada plat positif. Sisa asam terurai dari plat–plat dan
bereaksi dengan hidrogen di dalam asam baterai. Hal ini akan menambah
besarnya berat jenis air baterai.

Penambahan ini akan berlangsung selama pengisian, sampai berat jenis 1,285
kg/l. Dan dalam keadaan ini baterai telah terisi penuh.

Proses Elektrokimia:

Pengisian dengan arus


PbSO4 + 2H2O + PbSO4 ---------------------------------------- PbO2 + 2H2SO4 + Pb
dan waktu tertentu

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 23


Kegiatan Pembelajaran 1

3.1.6.Keadaan elektroda–elektroda dan berat jenis elektrolit pada proses


elektrokimia di dalam baterai

Dengan mengukur berat jenis baterai, kita dapat mengetahui keadaan


pengisian baterai tersebut. Untuk mengetes ini digunakan Hydrometer.

Tabel 1.1 Kondisi Sel Baterai

Keadaan Elektroda Elektroda Berat Jenis


Elektrolit
positif negatif

Penuh PbO2 Pb (Timbal) 2 H2SO4


(terisi) (timbal dioksid) BJ asam sulfat1,285
kg/l

Kosong PbSO4 PbSO 4 2 H2O


(terpakai) (timbal sulfat) (Timbal sulfat) BJ, air1,08 kg/l

3.1.7.Kapasitas, Berat Jenis dan Kondisi Isian Baterai


1) Kapasitas baterai

Besaran untuk menyatakan jumlah muatan listrik yang terkandung dalam


baterai disebut kapasitas Hal ini juga menentukan besar kecilnya ukuran
suatu baterai.

Kapasitas baterai tergantung pada : massa aktif dalam plat – plat baterai,
jumlah elemen – elemen/plat baterai, luas penampang plat baterai yang
terendam dalam elektrolit baterai

Kapasitas = Ampere x Jam ( AH )

Disingkat -----Q = I x t

Dimana : Q= Kapasitas (I x t) dalam AH

I = Arus pemakaian dalam Ampere

T = Waktu dalam jam

24 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

2) Kapasitas spesifik

Menurut DIN (Deutsche Industrie Norm/standar Jerman), kapasitas spesifik


ditentukan oleh besarnya arus pemakai selama 20 jam (10 jam) sehingga
tegangan sel turun menjadi 1,75 volt.

3) Berat jenis elektrolit

Berat jenis elektrolit (  ) dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui kondisi


isian baterai. Sebagai alat pengukur berat jenis ini digunakan hydrometer.

Tabung apung
Pengukur berat
jenis

Gambar 1.10 Pengukuran elektrolit dengan hydrometer

Jika dari hasil pengontrolan berat jenis antara sel yang satu dan yang lain
terdapat perbedaan lebih dari 0,025 Kg/I, maka hal itu disebabkan ketidak-
samaan tinggi elektrolitnya lagi.

Jika berat jenisnya terlalu rendah maka telah terjadi hubungan singkat atau
baterai sudah tua atau terlalu kehabisan arus.

Semakin lama baterai dipakai, semakin banyak kandungan air di dalam


elektrolitnya, akibatnya semakin kecil berat jenis elektrolit tersebut.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 25


Kegiatan Pembelajaran 1

Bila ketinggian elektrolit pada tandanya terlalu rendah, maka baterai harus
ditambah dengan air suling( H2O).

Kondisi isian baterai dibandingkan berat jenis larutan elektrolit baterai dapat
dilihat melalui grafik berikut :

Gambar 1.11 Grafik Kepekatan Elektrolit Baterai

26 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

2. Baterai Maintenance Free (MF)

3.2.1 Konstruksi

Gambar 1.12 Konstruksi Baterai MF

1) Bahan plat positif dan plat negatif


Dibuat dari material aktif berupa Lead dan Antimon

2) Separator
Separator harus memiliki konduktifitas yang sangat baik, tahan panas dan daya
tahan asam yang baik sehingga dibuat dari spesial glass fieber. Separator juga
harus memegang plate surface dan menjaga dari jatuhnya material aktif, serta
didesain sebagai penahan untuk menahan goncangan dari motor. Daya serap
cairan elektrolitnya juga baik, sehingga semua cairan elektrolitnya terserap oleh
separator .

3) Katup pengaman
Jika penangananya tidak tepat, dapat menyebabkan tekanan material baterai
meningkat secara tidak normal dan klep pengaman dapat membuka untuk
mengurangi tekanan gas internal tadi sehingga tekanan menjadi normal
kembali, juga dapat mencegah retaknya baterai. Katup akan menutup jika
tekanan normal kembali.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 27


Kegiatan Pembelajaran 1

4) Filter
Filter keramik ditempatkan diatas “safety valve” dibawah “battery cover” untuk
mengurangi bahaya ledakan yang disebabkan api dari luar Battery.

5) Penutup/Rumah Baterai
Digunakan dari bahan Poly propylene resin untuk meningkatkan kemampuan
menahan panas, tahan zat-zat kimia dan tahan terhadap goncangan.

3.2.2 Kelebihan Baterai MF


1) Tidak perlu memeriksa ketinggian air battery
Terbuat dari bahan khusus dan desain yang tertutup, dikarenakan untuk kondisi
penguapan yang kecil, selama pemakaian. Gas yang dihasilkan diserap oleh
plat negative dan menjadi cairan, sehingga hanya sedikit penguapan dari
elektrolit dan tidak ada penambahan air.

2) Anti Bocor dan tahan goncangan


Karena itu tidak ada aliran pergerakan dari elektrolit, dan tidak ada kebocoran
cairan, walaupun dipasang dalam kondisi terbalik. Namun sebaliknya
pemasangan mengikuti posisi awal yang terdahulu (baru) dan dipasang sesuai
dengan spesifikasinya.

3) Self-discharge yang rendah


Digunakan campuran lead-calcium khusus yang membentuk jaringan yang
dapat menahan terjadinya self discharge, sehingga baterai dapat disimpan
dalam waktu yang lama dalam kondisi terisi cairan.

4) Penggunakan one-push filing (mudah)


Pengisian elektrolit sangat mudah, hanya dengan menuangkan cairan khusus
ke lubang baterai. Dapat terisi secara tepat tanpa khawatir cairan akan tumpah
dan terpercik ke peralatan dan benda-benda lainnya hanya dengan sekali
tuang.

5) Bentuk yang aman/save


Tersedia katup pengaman jika terjadi kelebihan gas/penguapan jika terjadi over
charge.

28 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

6) Mekanisme preventive jika terjadi ledakan


Terdapat filter di dalam Baterai untuk mematikan api, yang ada disekitar Baterai
sehingga mencegah timbulnya kebakaran.

7) Bentuk yang kompak


Dengan tidak adanya penambahan cairan, Baterai dapat dikonstruksi dengan
tinggi yang minimal dan juga efisiensi lebih baik

8) Tidak ada bagian/ part yang menonjol misalnya pipa pernafasan


Penyerapan gas terjadi di dalam Baterai, sehingga pipa exhaust tidak
diperlukan dan bentuknya menjadi lebih ringkas.

3.2.3 Kekurangan Baterai MF


1) Pada ukuran yang sama baterai MF lebih berat dibanding baterai basah
biasa
2) Jika terjadi over charge tidak bisa dilakukan perawatan pada baterai.

3.2.4 Kerusakan sel akibat pensulfatan


Jika baterai dibiarkan terlalu lama tanpa diisi, maka akan terbentuk kristal –
kristal sulfat yang halus. Tapi karena elektrolit tidak dapat menguap, maka
kristal – kristal itu berubah menjadi kristal timbel sulfat yang kasar. Kejadian
yang demikian disebut pensulfatan.

Gambar 1.13 Kondisi Plat Baterai Yang Sudah Terjadi Pensulfatan

Pensulfatan bisa menyebabkan pertambahan tahanan dalam dan akan


menghalang–halangi reaksi kimia dalam baterai. Jika dalam keadaan
pensulfatan ini baterai diisi dengan arus, maka baterai menjadi panas dan
tegangan tiba–tiba naik secara tajam.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 29


Kegiatan Pembelajaran 1

4. Pengisian dan Pengosongan Baterai dengan Sendirinya


1) Pengisian Baterai
Baterai hanya bisa diisi dengan arus searah. Pengisian baterai dapat dibedakan
antara pengisian normal dan pengisian cepat.

2) Pengisian normal
Besar arus pengisian 10 % dari angka kapasitasnya.
Contoh :Baterai dengan kapasitas 5 Ah dapat diisi secara normal dengan arus
pengisian 0,5 Ampere.

Waktu pengisian : 12 – 15 jam, bila baterai 100 % kosong.

Gambar 1.14 Baterai 12 Volt ~ 5 Ah

1. Alat pengisi baterai


1) Alat pengisi baterai sederhana :

Gambar 1.15 Baterai sedang diisi dengan alat pengisi sederhana

30 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Pada alat ini, arus pengisian akan berkurang secara otomotis sejalan dengan
naiknya tegangan sel. Ini disebabkan perbedaan antara tegangan alat pengisi
dengan tegangan baterai dan tegangan sel baterai menjadi 2,4 volt. Pada
tegangan tersebut mulai terjadi pembentukan titik – titik gas, hingga akhirnya,
arus pengisian secara otomatis mengecil.

2) Alat Pengisian Baterai Otomatis

Gambar 1.16 Alat Pengisi Baterai Otomatis

3) Tahapan Pengisian baterai secara otomatis

Gambar 1.17 Tahap-Tahap Pengisian Baterai

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 31


Kegiatan Pembelajaran 1

Tahap 1 Desulfatisasi

Tujuannya membersihkan timbal dari endapan – endapan timbal sulfat dapat


memperpanjang usia baterai.

Tahap 2 Uji Pengecasan

Menguji apakah baterai dapat menerima pengecasan

Tahap 3 Pengecasan utama

Dilakukan dengan arus maksimum dari kapasitas baterai / alat pengisi.

Tahap 4 Penyerapan

Penentuan besar arus maksimum yang diperbolehkan untuk baterai tersebut


berdasarkan ukuran alat pengisi.

Tahap 5 Analisa

Menguji apakah baterai dapat mempertahankan hasil pengecasan/menyimpan.

Tahap 6 Rekondisi

Memperbaki kondisi baterai dengan memberikan arus yang besar agar


keasaman (H2SO4) merata.

Tahap 7 Apung

Memberikan arus kecil untuk mengakhiri pengisian agar performa dari baterai
membaik.

Tahap 8 Denyut

Memberikan arus kecil terputus – putus agar usia pakai baterai menjadi lebih
panjang.

Keterangan:

Alat tersebut seperti gambar diatas, dilengkapi fasilitas pengisian hanya pada
tahap 1, tahap 3, tahap 4, dan tahap 8

32 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

2. Pengosongan baterai sendiri

Gambar 1.18 Ilustrasi baterai yang disimpan lama

Jika baterai akan disimpan dalam jangka waktu tertentu/lama perlu kiranya
diperhatikan hal – hal sebagai berikut :

1) Simpanlah baterai di tempat yang kering


2) Usahakan udara cukup kering, suhu jangan terlalu panas
3) Hindarkan dari jangkauan anak – anak
4) Jika baterai dalam keadaan penuh, akan terjadi proses elektrokimia yang
menyebabkan baterai kosong. Pengosongan baterai menyebabkan kondisi
isian berkurang 0.5 – 1 % dari kapasitas spesifik perhari. Untuk
menghindari pensulfatan, maka setiap minggu 2 sekali, baterai yang tidak
dipakai harus diisi arus.

D. Aktifitas Pembelajaran

1. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar


dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.
2. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca secara teliti.
3. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
4. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh secara cermat.
5. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar dengan penuh percaya diri dan bertanggungjawab
6. Buatlah kelompok @ 4 orang dan kerjakan lembar kerja berikut ini

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 33


Kegiatan Pembelajaran 1

Lk 1.1. Pemeriksaan Baterai Sepeda Motor

1. Lakukan pemeriksaan tegangan baterai pada sepeda motor yang


telah disiapkan, ukurlah tegangan diam pada saat mesin mati
(lihat gambar dibawah ini)
Hasil Pengukuran : ............Volt.
Spesifikasi :
Kurang dari 12,3 Volt = baterai
kurang isi
Lebih dari 12,3 Volt = baterai cukup
isi

2. Lakukan pemeriksaan tegangan baterai pada saat mesin


dihidupkan pada putaran 3500 rpm.
Tegangan baterai 14,5 V = baik
Tegangan baterai 12,3 V = tidak baik
Hasil pengukuran = ...............Volt
Periksa kondisi elektrolit baterai
(baterai basah biasa)
Hasil : .ya atau tidak

3. Pemeriksaan Tinggi Elektrolit baterai


Dengan cara melihat lurus dari
samping terlihat ketinggian elektrolit
baterai adalah :

Kesimpulan/yang harus dilakukan

34 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

1. Pengukuran berat jenis elektrolit


Lakukan pengukuran berat jenis
elektrolit menggunakan hidrometer
dengan memperhatikan
Tabung apung
Pengukur berat
jenis
keselamatan kerja dan mengindari
pencemaran lingkungan oleh Asam
sulfat H2SO4
Hasil pengukuran berat jenis
Larutan elektrolit:
Sel 1: .................kg/l
Sel 2: .................kg/l
Sel 3: .................kg/l
Sel 4: .................kg/l
Sel 5: .................kg/l
Sel 6: .................kg/l
Kesimpulan bila hasil pengukuran
dibandingkan dengan grafik tersebut
Kesimpulan :
Baterai dalam kondisi …...............
Prosentase kekosongan (lihat grafik
kondisi elektrolit) = ……….%
Jika setelah dilakukan pengisian
arus masih terukur prosentase
kekosongan besar maka semestinya
diganti dengan baterai baru.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 35


Kegiatan Pembelajaran 1

LK. 1.2. Pengisian Dan Pengujian Baterai


1. Pengisian baterai.

Setelah melakukan pekerjaan pemeriksaan BATERAI lakukan pengisian baterai


dengan arus listrik dengan alat pengisi baterai dengan memperhatikan prosedur
keselamatan kerja.

Jika kapasitas baterai tertera 5 Ah. Maka besar arus pengisian normal adalah
…………. Amp

Setelah proses pengisian baterai selesai temperatur baterai dan elektrolitnya


akan naik, tunggu beberapa jam sampai body baterai menjadi dingin. Lakukan
pengukuran berat jenis elektrolit baterai pada semua sel baterai. Simpulkan
hasilnya dibandingkan grafik kondisi elektrolit.

2. Pengujian Kapasitas baterai.

Pengujian ini dapat dilakukan dengan cara membebani baterai dengan arus
pemakai terbesar yang ada pada sepeda motor, Pemakai arus terbesar pada
sepeda motor yaitu melakukan starter dengan menggunakan starter elektrik.

Lakukanlah pemeriksaan secara teliti dan memperhatikan keselamatan kerja


dengan cara :

1) Hidupkan mesin sepeda motor pada putaran 2500 rpm.


2) Ukur tegangan baterai hingga tegangan mencapai 14,5 Volt selama kurang
lebih 2 menit.
3) Matikan mesin.

36 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

4) Ukur tegangan baterai ketika diam.


5) Lepas Kabel busi dan dimasakan.
6) Lakukan start selama 8 detik.
7) Catat hasil pengukuran tegangan pada saat akhir start.

Tabel Kapasitas Baterai Dengan Pengujian Arus Besar

Hasil pengukuran (Volt) Kesimpulan/kapasitas baterai


12 Volt Baik/ penuh
10 Volt Cukup/ setengah isi
9 Volt Kurang / seperempat kapasitas

3. Perawatan baterai terhadap pengosongan diri.

Gambar 1.19 Pengukuran pengosongan diri

Dengan cara seperti gambar diatas lakukan pemeriksaan apakah ada arus
mengalir pada permukaan baterai diantara sel pada permukaan basah, bila ada
yang mengalir ditunjukkan dengan adanya penunjukan tegangan maka pada
permukaan tersebut harus dibersihkan dengan air sabun dan dikeringkan.
Setelah kering ukur kembali seperti yang sebelumnya dilakukan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 37


Kegiatan Pembelajaran 1

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Soal Teori

Pilihlah jawaban a, b, c, atau d yang benar untuk pertanyaan-pertanyaan


di bawah ini.

1. Fungsi baterai pada sepeda motor adalah untuk :


a. Memutar mesin saat menghidupkan.
b. Sumber tegangan untuk pemakai sistem kelistrikan.
c. Membuang kelebihaan tegangan pada generator.
d. Memutar mesin saat menghidupkan dan sebagai sumber tegangan untuk
pemakai sistem kelistrikan lainnya.

2. Baterai basah adalah baterai :


a. Baterai yang elektrodanya positifnya terbuat dari Pb.
b. Baterai yang elektroda negatifnya terbuat dari PbSO4.
c. Baterai yang elektrode negatifnya terbuat dari PbO2.
d. Baterai yang Larutan elekrolitnya terbuat dari H2SO4.

3. Baterai MF adalah jenis baterai :


a. Tanpa elektroda
b. Tanpa elektrolit
c. Basah.
d. Kering.

4. Proses yang terjadi pada baterai pada saat pengisian maupun pemakaian
disebut :
a. Proses pengisian arus
b. Proses pengeluaran arus
c. Proses Elektro Kimia.
d. Proses pembuangan muatan listrik.

5. Proses Sulfatisasi/pensulfatan adalah akibat dari :


a. Pemakaian arus besar.
b. Baterai lama tidak diisi arus.
c. Pengisian arus terlalu besar.
d. Pengendapan larutan baterai.

38 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

F. Rangkuman

Perawatan sistem kelistrikan sepeda motor merupakan tindakan yang rutin


harus dilakukan secara periodik sebagai antisipasi dari terjadinya kerusakan
yang lebih berat, juga perawatan merupakan usaha untuk memperpanjang usia
pakai dari komponen komponen pendukung sepeda motor.

Ada dua jenis baterai yang digunakan pada sepeda motor yaitu baterai jenis
basah (baterai basah biasa dan baterai basah jenis bebas perawatan /
Maintenance Free) dan baterai kering.

Secara konstruksi kedua baterai ini sama, tetapi cara penanganan


perawatannya berbeda. Jika konstruksi baterai dipahami maka penanganan
perawatan akan lebih tepat dan membuat usia pakai baterai menjadi lebih
panjang.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mempelajari modul ini sebaiknya mencoba mempraktekkannya. Bila


pada saat mempraktekkan ada kendala maka cobalah lagi untuk membaca
kembali ulasan materi modul.

Untuk lebih mendalami perawatan sistem kelistrikan maka perlu mempelajari


lebih dalam tentang fungsi, konstruksi dan cara kerja setiap komponen yang
akan disajikan dalam modul tentang perbaikan sistem kelistrikan sepeda motor.

Buku pendukung dalam melaksanakan perawatan sistem kelistrikan sepeda


motor dengan type tertentu sebaiknya menggunakan buku manual yang sesuai
dengan kebutuhan.

H. Kunci Jawaban

1) d 4) c
2) d 5) b
3) c

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 39


Kegiatan Pembelajaran 1

40 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Kegiatan Pembelajaran 2:
Sistem Tanda Dan Sistem Penerangan

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan guru peserta pengembangan


keprofesian berkelanjutan secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab
dapat:

1. Menjelaskan sistem tanda pada sepeda motor.


2. Menjelaskan konstruksi sistem tanda dan sistem penerangan pada sepeda
motor.
3. Menjelaskan komponen sistem tanda dan sistem penerangan pada sepeda
motor.
4. Merawat sistem tanda dan sistem penerangan sepeda motor.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi pada kegiatan pembelajaran 2 ini adalah


peserta diklat dapat secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab:

1. Menjelaskan sistem tanda pada sepeda motor.


2. Menjelaskan konstruksi sistem tanda dan sistem penerangan pada sepeda
motor.
3. Menjelaskan komponen sistem tanda dan sistem penerangan pada sepeda
motor.
4. Merawat sistem tanda dan sistem penerangan sepeda motor.

C. Uraian Materi

1. Lampu Penerangan
Lampu penerangan pada sepeda motor dapat berfungsi sesuai peruntukannya
terdiri dari rangkaian kelistrikan yang saling berhubungan satu sama lain,

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 41


Kegiatan Pembelajaran 2

komponen penunjang tersebut antara lain : alternator, regulator, kabel


penghubung, saklar lampu, bola lampu dan lain sebagainya.

1.1. Alternator

Alternator pada sepeda motor terdiri dari magnet yang berputar bersama poros
engkol dan kumparan pembangkit arus yang berada disisi dalam magnet. Letak
dari alternator ini kebanyakan berada di bagian kiri mesin, tetapi pada sepeda
motor jenis transmisi otomatis/skutic pada umumnya berada di sebelah kanan.

Gambar 2.1 Komponen Alternator

Ujung kumparan biasanya berupa soket yang dirangkaikan dengan kabel body
dan dihubungkan dengan regulator rectifier serta disambung secara parallel
terhadap saklar lampu kepala/ saklar dimmer.

Gambar 2.2 Rangkaian Kumparan Pembangkit Listrik Sepeda Motor

Keterangan warna kabel :


 Kabel berwarna putih : pembangkit tegangan sistem pengisian
 Kabel berwarna kuning : Pembangkit tegangan sistem penerangan.
Prosedur cara pemeriksaan kumparan pembangkit tegangan sistem penerangan.

42 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

 Periksa tahanan kumparan sistem pengisian


Besar tahanan = 1,1 Ohm
 Periksa tahanan kumparan sistem penerangan
Besar tahanan = 1.0 Ohm.

Gambar 2.3 Memeriksa Kumparan Sistem Penerangan

1.2. Regulator Rectifier

Komponen ini merupakan penjamin kestabilan tegangan pada keseluruhan


sistem kelistrikan yang ada pada sepeda motor, sedangkan rectifier berguna
untuk menyearahkan arus bolak balik (AC) dari generator agar dapat
dimanfaatkan untuk sistem kelistrikan yang memerlukan listrik DC, misal baterai,
sistem pengapian dll.

Gambar 2.4 Regulator Rectifier

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 43


Kegiatan Pembelajaran 2

Tegangan yang dibangkitkan akibat perubahan putaran generator akan berakibat


tegangan turun dan naik terlalu tinggi, jika ini terjadi maka komponen sistem
kelistrikan yang ada pada sepedamotor akan rusak. Agar tegangan konstan
/stabil pada tegangan 14,5 volt maka diperlukan komponen pengatur tegangan
yang dinamakan Voltage Regulator. Karena penyearah arus dan penstabil
tegangan dikonstruksi menyatu maka komponen tersebut dinamakan Regulator
Rectifier.

Prosedur pengukuran tegangan regulasi pada sepedamotor menggunakan Volt


meter adalah :
a) Probe voltmeter merah pada kabel regulator berwarna putih
b) Probe volt meter hitam pada kabel regulator berwarna hijau (massa).
c) Probe voltmeter merah pada kabel regulator berwarna kuning.

1.3. Saklar Lampu Kepala

Saklar ini berfungsi untuk menyalakan atau mematikan lampu kepala dan lampu
kota.

Gambar 2.5 Holder Kiri Honda GL Pro

Prosedur pemeriksaan :
Dengan menyalakan mesin periksa fungsi saklar lampu kepala, posisikan saklar
sesuai dengan posisi pada symbol pada holder. Periksa apakah lampu lampu
menyala dan bisa mati sesuai dengan posisi saklar. Juga periksa saklar Dimmer
( Pemindah posisi lampu jauh/dekat).

44 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Tabel 2.1 Tabel Hasil Pemeriksaan

Saklar yang dioperasikan Kondisi Pengujian

Saklar lampu Kepala Lampu kota belakang : menyala/tidak


Lampu penerangan dashboard :
Menyala/tidak

Saklar Dimmer Lampu kepala jarak dekat :


Menyala/tidak
Lampu kepala dekat : menyala/tidak

1.4. Pemeriksaan Lampu Kepala

Lampu kepala merupakan kelengkapan standard yang ada pada sepeda motor
yang berfungsi untuk menerangi jalan pada saat malam hari , tetapi sinar lampu
tidak diperbolehkan menyilaukan pengendara lain ketika sedang berpapasan.

Prosedur pemeriksaan lampu kepala :

1.4.1. Kondisi bola lampu


a) Periksa apakah bola lampu masih jernih (tidak berwarna hitam).
b) Periksa apakah kedua filamen masih sempurna.
c) Periksa terminal penghubung/tonjolan dibelakang bola lampu dari keausan.

Gambar 2.6 Cara Memeriksa Bola Lampu

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 45


Kegiatan Pembelajaran 2

1.4.2. Pemeriksaan arah penyinaran lampu kepala.


Nyalakan lampu kepala dan posisikan pada lampu dekat. Arahkan penyinaran
pada dinding/papan, Perhatikan arah sinar jatuh pada papan/dinding tidak
diperbolehkan sejajar ketinggiannya dibandingkan tinggi lampu kepala atau lebih
tinggi dari ketinggian lampu kepala hal ini dapat menyebabkan silau dan
membahayakan bagi pengendara lainnya. Posisi sinar jatuh harus sedikit lebih
rendah dari ketinggian lampu kepala agar penyinaran optimal mencapai jalan
raya yang jarak jatuhnya sinar kurang lebih 50 meter kedepan.

Gambar 2.7 Arah Penyinaran Lampu Kepala

Dengan menggunakan papan penyetel periksa apakah terjadi penurunan arah


sinar lampu dengan jarak 1 m dari lampu kepala, Penurunan arah sinar lampu
pada jarak 1 m dari lampu kepala ke papan maka akan terjadi penurunan berkas
cahaya pada papan penyetel sebesar 0,5 cm.

2. Sistem Tanda
Sistem tanda pada sepeda motor merupakan kelengkapan standar yang
berfungsi untuk memberi tanda bagi pengendara itu sendiri atau pengendara lain
agar terhindar dari kecelakaan.

Sistem tanda pada sepeda motor terdiri dari sistem:

1.5. Lampu Tanda Belok


Lampu tanda belok pada sepeda motor berfungsi sebagai tanda bagi
pengendara lain bahwa kita sedang/akan belok atau merubah arah.
Lampu tanda belok ini berupa lampu berwarna kuning yang ditempatkan pada
sisi kiri dan kanan bodi sepeda motor pada bagian depan dan belakang.

46 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Lampu ini menyala secara berkedip 60 kali dalam 1 menit agar pengendara lain
dapat melihat dengan jelas bahwa kendaraan yang berada di depan/belakang
akan berbelok/merubah arah.

Frekuensi kedipan yang demikian menjamin pengendara lain agar dapat melihat
dengan jelas pada tanda yang diberikan pada kendaraan yang akan merubah
arah. Jika ada salah satu bola lampu yang tidak sesuai daya bola lampu yang
semestinya atau bahkan mati salah satu bola lampunya, maka frekuensi kedipan
akan semakin cepat dan hal ini akan tidak lagi terlihat jelas oleh pengendara lain.
Oleh karena itu perlu dilakukan perawatan pada sistem lampu tanda belok
secara berkala.

Gambar 2.8 Holder Bagian Kiri

Pengoperasian saklar ini dengan cara menggeser posisi saklar kekiri atau kanan.
Prosedur pemeriksaan / perawatan:
a. On kan kunci kontak
b. Geser saklar lampu tanda belok ke kiri
c. Periksa ketiga bola lampu (depan kiri , belakang kiri dan dash board )
d. Geser saklar lampu tanda belok ke kanan.
e. Periksa ketiga lampu ( depan kanan, belakang kanan dan dash board)
f. Perhatikan frekuensi kedipan dan bandingkan frekuensi kedipan antara lampu
kiri dan kanan apakah sama/berbeda

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 47


Kegiatan Pembelajaran 2

Bila terjadi perbedaan frekuensi kedipan lakukan langkah berikutnya yaitu


membuka cover lampu tanda belok dan perhatikan daya yang tertera pada bola
lampu.

Gambar 2.9 Lampu Tanda Belok

Bola lampu tanda Bola lampu kontrol


Belok 12 V / 8 W tanda belok 12 V / 3 W

Gambar 2.10 Jenis Bola Lampu Tanda Belok

Gambar 2.11 . Lampu kontrol tanda belok

Bila ditemukan daya yang berbeda dari yang semestinya gantilah dengan
bola lampu yang baru dengan spesifikasi yang sama.

48 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

1.6. Lampu Kota Belakang/Lampu Posisi


Lampu kota bagian belakang merangkap fungsi, selain untuk penerangan plat
nomor berfungsi juga untuk diketahui posisi oleh pengendara lain dari belakang
agar dapat mengetahui jarak pengendaraan. Bola lampu kota berikut covernya
selalu disatukan dengan lampu rem. Karena konstruksi yang menyatu maka bola
lampu yang terpasang menggunakan dobel filamen. Filament dengan daya kecil
diperuntukkan lampu kota sedangkan yang berdaya besar diperuntukkan sebagai
lampu rem.

Pada pemegang kaca bola lampu biasanya tertulis data 12 V 8/ 18 W artinya


bahwa filamen bola lampu kota = 8 watt dan bola lampu rem = 18 watt.

1.7. Lampu Rem


Lampu rem pada sepeda motor berfungsi untuk memberi tanda pada
pengendara di belakang bahwa kendaraan di depan sedang mengurangi
kecepatan atau akan berhenti.

Gambar 2.12 Bola lampu dobel filamen

Lampu rem merupakan perlengkapan standard untuk keselamatan pengemudi


sendiri maupun pengendara lain yang berada dibelakangnya. Warna lampu rem
harus berwarna merah. Agar terlihat dari jauh ketika menyala maka daya bola
lampu rem dibuat lebih besar dibanding sistem tanda lainnya, yaitu 18 Watt.
Pada saat malam hari ketika lampu kota belakang/ lampu plat nomor menyala
dan pengendara melakukan pengereman maka nyala lampu harus ada
perubahan menjadi lebih terang.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 49


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2.13 Saklar Lampu Rem Kaki/Rem Belakang

Rangkaian lampu rem pada umumnya dirangkai seperti urutan berikut ini :

Baterai ---Sekring --- Kunci kontak --- Saklar lampu rem

Perhatikan gambar 2.13saklar lampu rem belakang :

Bila pedal rem diinjak maka kawat penarik akan tertarik ke bawah untuk
menghubungkan kedua terminal penghubung arus.

Gangguan yang sering terjadi pada lampu rem jika kabel penghubung pada soket
lampu rem terbalik maka ketika dilakukan pengereman tidak terjadi perubahan
cahaya lampu ini dikarenakan bola lampu yang sedang menyala 18 Watt sedang
lampu rem hanya 8 watt.

1.8. Klakson
Klakson adalah kelengkapan sistem tanda berupa suara.
Fungsi klakson adalah sebagai tanda pada pengendara lain bahwa kita akan
mendahului atau meminta prioritas jalan pada saat siang hari.
Pada saat mengendarai sepeda motor di malam hari dilarang membunyikan
klakson ini dikarenakan akan membingungkan pengendara lain karena pada saat
malam hari tidak dapat ditentukan arah sumber suara, sehingga dapat
membahayakan pengendara maupun pengendara lain. Sumber daya yang
dipergunakan klakson pada sepeda motor adalah DC sehingga rangkaian
klakson biasanya dirangkai secara seri dari baterai sampai dengan klakson.
seperti gambar bagan dibawah ini:

50 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Gambar 2.14 Bagan Rangkaian Klakson

1.9. Menyetel Arah Penyinaran Lampu Kepala


Bila ditemukan arah penyinaran lampu kepala yang tidak benar ( terlalu tinggi)
maka lakukan penyetelan agar sinar lampu tidak menyilaukan pengendara lain
atau kalau terlalu rendah tidak didapatkan penyinaran jalan yang optimal. Cara
menyetel dengan memposisikan kendaraan pada tempat yang rata dan dan
distandard. Setel lampu dengan cara melonggarkan baut penyetel serta
menggerakkan arah sinar secara vertikal dengan menggerakkan lampu kepala
sampai didapatkan arah penyinaran yang tepat, keraskan kembali baut penyetel
lampu kepala agar tidak berubah dengan sendirinya.

Gambar 2.15 Skrup Penyetel Lampu Kepala

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 51


Kegiatan Pembelajaran 2

1.10. Penggantian bola lampu sein (tanda belok)


Sebelum mengendarai sepeda motor sebaiknya mengontrol fungsi lampu tanda
belok, bila ditemukan frekuensi kedipan yang cepat dari kedipan lampu tanda
belok yang normal maka periksalah apakah ada salah satu bola lampu tanda
belok yang mati/tidak berfungsi ( bisa bagian depan atau bagian belakang).
Pastikan sebelum melakukan pembongkaran apakah bola lampu tanda belok
atau lampu tanda belok belakang. Cara membuka cover lampu tanda belok
diperlihatkan seberti gambar dibawah ini.

Gambar 2.16 Baut pengikat lensa lampu sein depan

Gambar 2.17 Cara Mengganti Bola Lampu Sein Depan

52 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Gambar 2.18 Cara Membuka Lensa Lampu Sein Belakang

1.11. Penggantian bola lampu rem


Lampu rem merupakan sistem tanda yang tidak kalah penting yaitu sistem tanda
yang berfungsi untuk member tanda pada pengendara lain bahwa pengendara
didepan sedang mengurangi laju sepeda motor. Sebelum berkendara lakukan
pengecekan fungsi lampu rem dengan cara kunci kontak di nyalakan dan injak
rem belakang dan atau tekan tuas rem depan. Bila kedua duanya tidak menyala
maka ada kemungkinan bola lampu rem putus. Berikut cara mengganti bola
lampu rem.

Gambar 2.19 Cara Membuka Lensa Lampu Rem

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 53


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2.20 Cara Mengganti Bola Lampu Rem

1.12. Penggantian pengedip lampu sein


Bila lampu sein tidak bisa berkedip baik belok kiri maupun kanan maka
kemungkinan unit pengedip tidak berfungsi. Maka gantilah unit pengedip ( relai
pengedip ) dengan yang baru.

Gambar 2.21 Letak Unit Pengedip Lampu Sein

54 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

1.13. Penggantian Klakson


Ujilah fungsi klakson dengan cara ON kan kunci kontak kemudian tekan tombol
klakson bila kalkson tidak berbunyi ada kemungkinan klakson mati. Gantilah
klakson dengan yang baru dengan cara seperti gambar.

Gambar 2.22 Posisi Klakson (Dibawah Rangka)

D. Aktifitas Pembelajaran

1. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar


dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.
2. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca secara teliti.
3. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
4. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh secara cermat.
5. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar dengan penuh percaya diri dan bertanggungjawab
6. Buatlah kelompok @ 4 orang dan kerjakan lembar kerja berikut ini

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 55


Kegiatan Pembelajaran 2

Lembar Kerja 2.1. Pemeriksaan Sistem Tanda Dan Sistem


Penerangan
1. Ukurlah tegangan generator sistem penerangan pada sepeda motor yang
menggunakan sumber daya dari generator AC pada putaran mesin 2500 rpm.
2. Ukurlah tegangan yang ada pada bola lampu kepala pada saat putaran mesin
2500 rpm.
3. Periksalah fungsi regulasi dari regulator tegangan pada terminal sistem
penerangan ( kabel warna kuning ) dan isilah tabel dibawah ini :

Putaran mesin Hasil Pengukuran ( Volt AC )

Idle/stasioner 1400 rpm

2000 rpm

2500 rpm

3000 rpm

3500 rpm

4000 rpm

4500 rpm

5000 rpm

Kesimpulan :
Pada putaran ……………rpm, regulator tegangan sudah mulai meregulasi.
Tegangan tertinggi dicapai pada putaran mulai dari …………….rpm sampai
dengan ………rpm

56 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

4. Periksalah sistem penerangan pada sepeda motor yang telah disediakan


dengan mengoperasikan saklar lampu kepala :

Saklar yang dioperasikan Lampu yang diperiksa/ kondisi


Saklar lampu kepala Lampu jarak dekat
Ya /Tidak, hasil..................
Lampu kota belakang
Ya /Tidak, hasil ...................
Lampu penerangan dashboard
Ya /Tidak, hasil ...................
Saklar Dimmer Lampu jarak dekat
Ya /Tidak, hasil ...................
Lampu jarak jauh
Ya /Tidak, hasil ...................
Lampu Kontrol jauh
Ya /Tidak, hasil ...................

5. Periksalah arah penyinaran lampu kepala pada papan yang telah disediakan.

E. Latihan/Kasus/Tugas

Soal Latihan :
Pilihlah jawaban a,b,c,atau d yang benar pada pertanyaan dibawah ini

1. Fungsi generator pembangkit sistem penerangan adalah :


a. Agar baterai tidak terjadi pengosongan.
b. Sumber tegangan AC untuk keperluan lampu kepala.
c. Agar lampu menyala lebih terang dibandingkan dengan sumber tegangan
baterai.
d. Agar lampu kepala dapat dinyalakan saat mesin mati.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 57


Kegiatan Pembelajaran 2

2. Regulator rectifier pada sistem penerangan berfungsi untuk :


a. Penstabil tegangan sistem pengisian.
b. Penstabil tegangan sistem penerangan.
c. Membuat sinar lampu kepala lebih terang.
d. Penstabil tegangan sistem penerangan pada saat putaran mesin tinggi.

3. Fungsi Lampu kepala adalah :


a. Sebagai kelengkapan dari sepeda motor.
b. Sebagai penerangan jalan.
c. Sebagai alat penerangan jalan saat malam hari.
d. Sebagai alat penerangan jalan dimalam hari bagi pengemudi dan tanda bagi
pengendara lain

4. Fungsi lampu kepala jarak jauh adalah :


a. Sebagai alat penerangan jalan
b. Sebagai alat agar pengendara lain silau.
c. Sebagai alat penerangan jalan ketika tidak berpapasan dengan pengendara
lain.
d. Untuk dinyalakan ketika perjalanan jauh.

5. Penempatan saklar lampu kepala ditempatkan pada Holder karena :


a. Pada holder sebelah kiri tidak ada mekanisme gas
b. Mudah pengoperasiannya.
c. Tidak merepotkan dalam perawatan.
d. Tidak mudah patah.

6. Sistem tanda digolongkan menjadi dua yaitu :


a) lampu tanda belok dan lampu rem
b) lampu rem dan klakson
c) berupa cahaya dan suara
d) lampu tanda belok dan klakson

58 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

7. Fungsi lampu tanda belok adalah untuk :


a) mengetahui bahwa kita akan berbelok arah
b) memberi tanda pada pengendara lain bahwa kita akan berbelok/merubah
arah
c) member tanda pada pengendara lain bahwa kita berjalan lurus
d) member tanda agar kendaraan dibelakang kita segera mendahului

8. Klakson merupakan kelengkapan standar yang ada pada sepeda motor,


klakson boleh dibunyikan :
a) setiap saat bila diperlukan
b) akan mendahului pengendara lain di siang hari
c) akan mendahului pengendara lain pada saat malam hari
d) akan berbelok di malam hari

9. Sistem tanda pada sepeda motor yang berupa cahaya adalah :


a) lampu dekat dan lampu blitz
b) lampu kota dan lampu sign
c) lampu sign dan blitz
d) lampu blitz dan klakson

10. Apabila lampu tanda belok berkedip terlalu cepat, kemungkinan


penyebabnya adalah ….
a) ada salah satu daya bola lampu tanda belok dengan daya terlalu besar
b) ada salah satu bola lampu tanda belok yang putus
c) ada hubung singkat pada soket bola lampu
d) pengedip/flasher salah pasang

11. Rangkaian kelistrikan klakson yang benar adalah sebagai berikut :


a) kunci kontak, tombol klakson, klakson, massa
b) baterai, tombol klakson, klakson, massa
c) baterai, sekring, kunci kontak, tombol klakson, klakson
d) baterai, sekring, kunci kontak, tombol klakson, klakson massa

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 59


Kegiatan Pembelajaran 2

12. Pada sistem lampu tanda belok bila masing masing lampu tanda belok
terpasang bola lampu tanda belok 18 Watt dan lampu kontrol belok masing
masing 4 watt .jika lampu tanda belok sedang menyala/diaktifkan maka total
daya yang dibebankan pada flasher/pengedip adalah :
a) 12 Watt
b) 72 Watt
c) 40 Watt
d) 80 Watt

13. Apabila mengganti bola lampu pada sistem tanda belok ,yang perlu
diperhatikan selain bentuk bola lampu dan daya yang tertera pada bola
lampu, jika daya bola lampu pengganti terlalu kecil ….
a) tidak terjadi perubahan frekuensi kedipan lampu
b) terjadi frekuensi kedipan semakin lambat
c) terjadi frekuensi kedipan semakin cepat
d) terjadi kedipan tidak teratur

14. Bila klakson berbunyi tidak sempurna maka langkah awal dilakukan
pemeriksaan pada :
a) mengukur tegangan pada soket klakson
b) mengukur tegangan pada baterai
c) mengukur tegangan pada kunci kontak
d) mengukur tegangan pada tombol klakson

F. Rangkuman

Perawatan sistem kelistrikan sepeda motor merupakan tindakan yang rutin harus
dilakukan secara periodik sebagai antisipasi dari terjadinya kerusakan yang lebih
berat, juga perawatan merupakan usaha untuk memperpanjang usia pakai dari
komponen komponen pendukung sepeda motor.

Sistem penerangan merupakan peralatan standart yang ada pada setiap sepeda
motor untuk menjamin keselamatan baik bagi pengendara maupun pengendara
lainnya. Sistem ini juga perlu dirawat dengan tujuan agar terjamin keamanan

60 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

pengendara karena dapat meminimalisir terjadi kerusakan pada saat dikendarai.


Strategi merawat yang benar adalah ketika yang melakukan pekerjaan
perawatan memahami konstruksi dan cara kerja dari sistem tersebut.

Sistem tanda, ini terbagi dalam 2 jenis,yaitu berupa suara dan berupa cahaya.
Kedua duanya harus berfungsi dengan baik serta benar pengoperasiannya.
Sesuai dengan namanya sistem tanda ini berguna bagi pengendara lain agar
dapat mengetahui kemauan/keinginan pengendara itu sendiri.Karena sistem ini
berguna pada saat berkendara misalnya akan berbelok atau merubah arah maka
semua komponen sistem tanda sebaiknya selalu diuji setiap kita akan mulai
berkendara .

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mempelajari modul ini (memeriksa sistem penerangan dan tanda)


diharapkan pembaca dapat menyebutkan komponen, memeriksa sistem
penerangan dan tanda serta fungsi nya. Pemeriksaan sistem penerangan dan
tanda perlu dilakukan pada setiap periode tertentu atau bahkan setiap akan
menggunakan sepeda motor karena peralatan ini merupakan peralatan standart
yang harus ada pada setiap sepeda motor untuk mendukung keselamatan
berkendara. Perawatan sistem penerangan dan tanda ini akan lebih mudah bila
pembaca juga didukung buku manual perawatan sepeda motor dengan merk dan
type tertentu.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 61


Kegiatan Pembelajaran 2

H. Kunci Jawaban

1. b
2. b
3. d
4. c
5. b
6. c
7. b
8. d
9. c
10. c
11. a
12. c
13. b
14. b

62 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Kegiatan Pembelajaran 3: Sistem Elektrik Starter

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan guru peserta pengembangan


keprofesian berkelanjutan secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab
dapat:
1. Menjelaskan sistem electric starter pada sepeda motor
2. Menjelaskan konstruksi sistem electric starter pada sepeda motor
3. Menjelaskan komponen sistem electric starter pada sepeda motor
4. Merawat sistem electric starter pada sepeda motor dengan memperhatikan
keselamatan kerja dan lingkungan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi pada aktifitas pemebelajaran 3 ini adalah


peserta diklat dapat dan mampu secara profesional, kreatif dan
bertanggungjawab:
1. Menjelaskan sistem electric starter pada sepeda motor
2. Menjelaskan konstruksi sistem electric starter pada sepeda motor
3. Menjelaskan komponen sistem electric starter pada sepeda motor
4. Merawat sistem electric starter pada sepeda motor memperhatikan
keselamatan kerja dan lingkungan

C. Uraian Materi

Motor Starter

Motor bakar tidak bisa dihidupkan dengan tenaga motor itu sendiri, maka starter
digunakan untuk memutar motor bakar pertama kali sampai tercapai putaran
tertentu hingga mesin dapat hidup.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 63


Kegiatan Pembelajaran 3

1. Fungsi Motor Starter


Motor starter berfungsi sebagai penggerak mula untuk menghidupkan motor.

2. Jenis-jenis Motor Starter


Terdapat beberapa jenis starter antara lain :
a) Starter tangan, digunakan pada generator set/genset kecil
b) Starter kaki, digunakan pada sepeda motor
c) Starter listrik, digunakan pada sepeda motor mobil
d) Starter udara tekan, digunakan pada motor diesel besar-besar

Untuk dapat menghidupkan motor bakar, diperlukan putaran yang cukup sampai
dengan motor hidup. Berikut tabel putaran motor starter yang diaplikasikan pada
bermacam macam motor bakar.
Tabel 3.1 Tabel Putaran Motor Starter

Motor bensin Motor diesel tanpa Motor diesel dengan


pemanas pemanas

Putaran starter Putaran starter Putaran starter

60 – 90 rpm 80 – 200 rpm 60 – 140 rpm

Motor bensin perlu Perlu putaran yang Sistem pemanas


putaran untuk cukup, agar membantu
menghisap temperatur mampu temperatur bahan
campuran bahan membakar bahan bakar sehingga
bakar bakar (solar) ketika mudah terbakar
disemprotkan

3. Persyaratan Starter
Untuk memenuhi tuntutan kerja, maka :
3.1. Motor starter sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanan-
tahanan motor, misalnya :
a. Tekanan kompresi
b. Gesekan pada bagian-bagian yang bergerak

64 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

c. Hambatan dari minyak pelumas, terutama saat dingin dimana kekentalan


minyak pelumas masih tinggi

3.2. Pinion harus dapat mengait dan melepas pada roda penerus secara baik.
Pada saat permulaan start motor starter mempunyai momen putar yang besar
dengan putaran yang rendah.

Motor starter pada umumnya mempunyai bentuk yang kecil tetapi tenaga
putarnya besar, dari 0,1 Kw sampai 18 Kw. Sedangkan motor starter pada
sepeda motor tenaga putarnya antara 0,3 KW sampai dengan 0,6 KW.

Gambar 3.1 Tata Letak Komponen Motor Starter

Gambar 3.2 Bagan Rangkaian Kelistrikan Motor Starter

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 65


Kegiatan Pembelajaran 3

4. Motor starter berdasarkan kemagnetannya


Motor starter ada dua tipe yaitu:
 Tipe elektromagnet yang field coilnya membalut stator, dan
 Tipe magnet permanen yang tidak menggunakan fieldcoil

4.1. Motor starter tipe elektro magnet


Tipe ini mempunyai field coil yang terbuat dari kabel tembaga yang tebal dan
bentuknya persegi yang arahnya berpotongan dengan inti stator,arus mengalir
secara seri menuju field coil dan armature.

Gambar 3.3 Komponen Motor Starter

4.2. Motor starter tipe magnet permanen


Dibandingkan menggunakan field coil magnet permanen lebih kuat, bertujuan
agar bentuknya kompak dan ringan. Tipe ini umumnya digunakan pada motor
starter saat ini.

Gambar 3.4 Konstruksi Motor Starter Dengan Magnet Permanen

66 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

5. Motor Starter Berdasarkan Konstruksinya


Berdasarkan konstruksinya motor starter dibedakan atas :
5.1. Starter sekrup

Gambar 3.5 Konstruksi Dasar Penggerak Pinion Starter Sekrup

5.1.1. Prinsip konstruksi :


a) Pinion melakukan gerakan menyekrup maju dan mundur pada poros berulir
memanjang yang diputar oleh angker.
b) Pegas penahan pinion berfungsi untuk memperhalus gerakan maju dan
mengembalikan gigi pinion ke posisi semula.

5.1.2. Prinsip kerja :


a) Gerakan pinion menyekrup maju untuk berhubungan dengan roda gigi
pemutar poros engkol diakibatkan adanya kelembaman massa/terlempar
pada pinion sewaktu poros berulir memanjang mulai berputar cepat.
b) Gerakan pinion menyekrup mundur untuk melepaskan hubungan dengan roda
gigi pemutar poros engkol diakibatkan saat motor mulai hidup putaran mesin
lebih cepat dari putaran motor starter maka pinion bergerak mundur
menyekrup.(terlempar mundur)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 67


Kegiatan Pembelajaran 3

5.1.3. Cara kerja

Gambar 3.6 Cara Kerja-1

Gambar 3.7 Cara Kerja-2

Anker mulai berputar cepat pinion Starter bekerja, momen putar dari
dengan kelembaman massanya anker langsung ke roda gaya
bergerak menyekrup maju ke arah gaya

Gambar 3.8 Cara kerja-3

68 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Motor mulai hidup, putaran roda gaya mempercepat putaran pinion sehingga
pinion menyekrup mundur
5.1.4. Keuntungan :
 Konstruksi sederhana
 Murah
 Tidak memerlukan solenoid
5.1.5. Kerugian :
 Jika mesin mulai hidup, pinion cepat terlepas/menyekrup mundur dari roda
gigi pemutar poros engkol sebelum motor berhasil hidup.
 Jika start tidak berhasil menghidupkan mesin maka untuk start lagi harus
menunggu motor starter berhenti berputar.
 Timbul suara yang keras/kurang enak saat pinion mulai berhubungan dengan
roda gigi pemutar poros engkol.

6. Starter Sekrup Tanpa Kopling Jalan Bebas

Gambar 3.9 Starter Sekrup Tanpa Kopling Jalan Bebas

Nama bagian :
1. Poros berulir memanjang
2. Pinion
3. Pegas peredam kejut
4. Kumparan medan
5. Sepatu kutup
6. Anker

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 69


Kegiatan Pembelajaran 3

7. Starter Sekrup dengan Kopling Jalan Bebas

Gambar 3.10 Starter Sekrup Dengan Kopling Jalan Bebas

Nama bagian :
1. Ulir memanjang
2. Pinion
3. Pegas pengembali
4. Kopling jalan bebas
5. Poros anker
6. Kumparan medan
7. Sepatu kutup
8. Anker

70 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

8. Starter Sekrup Tanpa Kopling Jalan Bebas dan Menggunakan


Motor dengan Kopling Permanen

Gambar 3.11 Starter Sekrup Tanpa Kopling Jalan Bebas Dan Menggunakan
Motor Dengan Kopling Permanen

Nama Bagian :
1. Poros ulir memanjang
2. Pinion
3. Pegas pengembali
4. Anker
5. Magnet permanen

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 71


Kegiatan Pembelajaran 3

9. Starter Sekrup Dengan Rangkaian Kontak Elektro Magnetis


(Relai)

Gambar 3.12 Starter Sekrup Dengan Rangkaian Kontak Elektro Magnetis (Relai)

10. Relai Starter

Gambar 3.13 Relai Starter

72 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

11. Macam Konstruksi Starter Sekrup dapat dibedakan menurut :

11.1. Penggerak unit pinion

a) Starter sekrup tanpa kopling jalan bebas


Pegas peredam kejut berfungsi meredam kejutan saat pinion berhubungan dan
meneruskan momen putar dari poros anker ke poros berulir memanjang.

b) Starter sekrup dengan kopling dengan kopling jalan bebas


Dengan kopling jalan bebas maka sewaktu motor mulai akan hidup pinion tetap
akan berkaitan dengan roda gaya.

11.2. Macam penggunaan motor listrik


a) Motor seri
b) Motor listrik dengan magnet permanen

11.3. Keuntungan motor dengan magnet permanen


a) Bentuk konstruksi sederhana
b) Bentuk lebih kecil
c) Putaran konstan, karena medan magnet pada sepatu kutub tetap pada
setiap keadaan

11.4. Rangkaian listrik dengan relai :


a) Rangkaian raktis
b) Kabel ke motor starter lebih pendek sehingga kerugian tegangan kecil
c) Dapat dikendalikan dengan kunci kontak

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 73


Kegiatan Pembelajaran 3

12. Motor Starter Sepeda Motor

Gambar 3.14 Posisi motor starter pada salah satu type sepeda motor

Pada sepeda motor motor stater menggunakan motor listrik yang dipasangkan/
dihubungkan dengan poros engkol menggunakan perantara roda gigi maupun
rantai. Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai, dan motor starter
harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang
tersedia pada baterai. Konstruksi motor starter dibuat sekecil mungki
menyesuaikan ruang yang tersedia pada mesin sepeda motor

12.1 Komponen Sistem Starter Elektrik

Seperti pada gambar di atas komponen sistem starter sepeda motor terdiri dari:
a. Baterai

Gambar 3.15 Baterai Seoeda Motor

Baterai fungsinya sebagai sumber energi listrik.

74 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

b. Sekering

Gambar 3.16 Sekering

Sekring berfungsi untuk mencegah terjadinya arus yang berlebihan dan


mencegah terjadinya konsleting

c. Kunci Kontak

Gambar 3.17 Kunci Kontak

Kunci kontak untuk memutuskan dan mengubungkan arus listrik.

d. Relay starter

Gambar 3.18 Relay Starter

Relay starter fungsinya untuk mengalilrkan arus listrik yang besar, dari beterai ke
starter motor pada sirkuit motor starter.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 75


Kegiatan Pembelajaran 3

e. Saklar / tombol starter

Gambar 3.19 Tombol Start

Saklar starter untuk menghubungkan arus listrik dari baterai ke relay starter.

f. Motor starter

Gambar 3.20 Motor Starter

Motor strater berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi momen putar.

12.2 Komponen Komponen Motor Starter Sepeda motor

Gambar 3.21 Komponen Komponen Motor Starter

76 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Komponen Komponen Motor Starter Sepeda motor terdiri dari


1. Tutup motor berfungsi sebagai rumah armature dan sebagai tempat magnet
tetap.
2. Armature berfungsi sebagai penghasil momen putar. Pada armature terdapat
komutator yang berfungsi sebagai terminal kumparan armature.
3. Sikar berfungsi sebagai penghantar arus listrik kekumparan armature melalui
komutator.
4. Pemegang sikat berfungsi sebagai rumah sikat. Di dalam rumah sikat terdapat
pegas berfungsi menekan sikat agar terhubung dengan komutator.
5. Tutup depan dan belakang berfungsi sebagai rumah roda gigi reduksi.
6. Gasket sebagai perapat antara tutup bagian depan dan belakang.
7. Roda gigi reduksi membuat perbandingan antara putaran output motor starter
dan roda gigi pinion yang memutar poros engkol. Tujuannya agar didapatkan
momen puntir yang lebih besar.

12.3 Mekanisme Penggerak/Penghubung Sistem Starter Sepeda Motor

Motor starter tidak terhubung secara langsung dengan poros engkol, melainkan
dihubungkan melalui mekanisme penggerak/penghubung. Tujuan mekanisme
penghubung ini antara lain :
1. Meningkatkan momen putar motor starter melalui perbandingan/reduksi roda
gigi perantara, dan
2. Memungkinkan ditambahkannya mekanisme kopling satu arah yang akan
melepaskan hubungan putaran motor starter dengan poros engkol setelah
mesin hidup.
Terdapat dua jenis mekanisme penggerak/penghubung motor starter pada
sepeda motor, yaitu:
1) Mekanisme penghubung menggunakan sprocket & rantai penggerak, dan
2) Mekanisme penghubung menggunakan roda gigi (gear).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 77


Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 3.22 Mekanisme Penggerak sprocket & rantai penggerak

Gambar 3.23. Mekanisme penggerak menggunakan roda gigi pada sepeda


motor Honda Beat lama

12.4 Mekanisme Kopling Satu Arah


Mesin akan mulai berputar karena digerakkan oleh motor listrik melalui
perantaraan rantai starter atau roda gigi. Agar setelah mesin hidup motor starter
tidak ikut berputar pada rotor flywheel dipasangkan mekanisme kopling satu arah
(one way clutch).

78 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

A. SAAT MESIN DISTART B. SAAT MESIN HIDUP

Gambar 3.24 Kopling Satu Arah

Rumah kopling diputar oleh Gigi starter berputar lebih cepat


poros motor starter, bantalan dari clutch hausing (rumah kopling)
peluru mengelincir ke bagian sehingga bantalan peluru
cekungan yang sempit/dangkal mengelincir ke bagian cekungan
pada clutch hausing sehingga yang lebar/dalam pada clutch
terjepit antara dan gigi starter hausing akibatnya peluru tidak
ikut berputar memutar mesin terjepit antara inner race dan
clutch hausing sehingga gigi
starter tidak memutar anker motor
starter

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 79


Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 3.25. Kopling satu arah pada sepeda motor Yamaha Mio

12.5 Rangkaian kelistrikan sistem starter sepeda motor


a. Rangkaian kelistrikan sistem starter secara umum dapat digambarkan seperti
berikut ini:

Gambar 3.26. Rangkaian sistem starter

80 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

b. Rangkaian kelistrikan sistem starter dengan pengaman


Rangkaian sistem starter dengan pengaman siterapkan pada umumnya di
sepeda motor matic yang bertujuan untuk menghindari agar scooter tidak jalan
sendiri pada saat distart oleh pengendara pemula yang memutar handel gas
dengan penuh saat menghidupkan mesin, pengaman dipasangkan pada self
starter, sehingga jika tuas rem tidak ditarik tombol starter tidak berfungsi.

Ada dua macam sistem starter dengan pengaman yaitu:


a) Rangkaian sistem starter dengan pengaman menggunakan saklar rem seperti
yang ditunjukkan pada gambar berikut ini

Gambar 3.27 Rangkaian sistem starter dengan pengaman saklar rem

b) Rangkaian sistem starter dengan pengaman menggunakan saklar rem dan


saklar penyangga sepeda motor samping (side stand switch) seperti gambar
berikut ini

Gambar 3.28 Rangkaian sistem starter dengan pengaman saklar rem dan side
stand switch

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 81


Kegiatan Pembelajaran 3

Saklar penyangga samping (side stand switch) dipasang, untuk mencegah


kelalaian menaikkan standart samping.
 Cara kerja
Jika penyangga samping, saat akan berjalan gigi dimasukkan, maka mesin akan
mati karena tidak ada pengapian sehingga mesin mati.

Setelah penyangga samping dinaikkan lalu mesin dihidupkan, dan gigi


dimasukkan, maka mesin tidak mati dan berjalan normal seperti biasa. Jadi
standart samping harus terangkat, sebelum menjalankan sepeda motor.

Pengapian terputus, ketika sinyal dari CDI juga terputus, sirkuit starter terhubung
dengan sirkuit pada standart samping dan sirkuit posisi gigi sehingga CDI Unit
tergantung dari kondisi standart samping dan posisi gigi untuk mengontrol sistim
pengapian.

c. Sistem pengaman motor starter ( pada sepedamotor sport)


Sistem pengaman motor starter pada sepeda motor sport seperti gambar berikut
ini berfungsi untuk mencegah motor jalan sendiri saat distart, sementara posisi
gigi dalam keadaan masuk, relay pengaman dipasang sehingga akan hidup jika
posisi gigi dalam posisi netral, atau tuas kopling ditarik

82 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Gambar 3.29. Sistem pengaman motor starter ( pada sepeda motor sport)

Gambar 3.30 Diagram Pengaliran Arus Pada Saat Posisi Gigi Netral

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 83


Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 3.31 Diagram Pengaliran Arus Pada Saat Posisi Gigi Masuk

Gambar 3.32 Pengaliran Arus Pada Saat Posisi Gigi Masuk,Tuas Kopling Ditarik

84 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

12.6 Motor Starter ( Dyna Start )


Dyna start adalah komponen dari sepedamotor yang berfungsi untuk
menstart/menghidupkan mesin untuk pertama kali dan untuk membangkitkan
tegangan pada saat mesin sudah berputar. Motor/generator ini dirakit langsung
pada poros engkol tanpa ada roda gigi penerus, oleh karena itu pada saat
dilakukan start tidak terdengar adanya suara roda gigi mulai bertautan ( tanpa
suara ).

Gambar 3.33 Rangkaian Dyna Start Pada Saat Berfungsi Sebagai Motor Starter

Sewaktu menghidupkan mesin (fungsi motor starter)


a. Sewaktu side stand ( Standart samping) pada posisi dilipat ke atas, side
stand switch posisi on (hidup)
b. Sewaktu ighition switch (kunci kontak) diputar ke arah ON, ECM akan aktif
(hidup)
c. Main relay (relai utama) dihidupkan
d. Pasang (tarik) rem belakang dan tekan starter switch (tombol starter)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 85


Kegiatan Pembelajaran 3

e. ECM meneruskan arus listrik ke kumparan starter/charging relay coil


(kumparan relay starter/pengisian listrik) dan relay switch dihidupkan
f. Baterai memberikan arus langsung ke alternator/starter dan mesin
dihidupkan

Gambar 3.34 Rangkaian Dyna Start Pada Saat Berfungsi Sebagai Alternator

Sewaktu Mengisi Arus Listrik (Fungsi sebagai Alternator)


a. Sewaktu mesin dalam keadaan hidup dan flywheel berputar bersama
crankshaft, system alternator/starter mulai membangkitkan listrik
b. Tegangan diatur oleh regulator/rectifier yang ada di ECM
c. Tegangan yang diatur dipasok ke masing-masing komponen listrik dan juga
untuk mengisi baterai.

86 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

d.

D. Aktifitas Pembelajaran

1. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar


dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.
2. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca secara teliti.
3. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
4. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh secara cermat.
5. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar dengan penuh percaya diri dan bertanggungjawab
6. Buatlah kelompok @ 4 orang dan kerjakan lembar kerja berikut ini

Lembar Kerja 3.1. Pemeriksaan, perawatan, dan perbaikan sistem starter


elektrik sepeda motor
1. Pemeriksaan dan perawatan baterai,
a. Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan baterai harus berada di
antara batas atas dan batas bawah.
Apabila cairan baterai berkurang, tambahkan air suling sampai batas atas
tinggi permukaan yang diperbolehkan.
b. Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan baterai ideal adalah
1,260. Apabila kurang, maka baterai perlu distrum (charged), sedangkan
apabila berat jenis cairan baterai berlebihan maka tambahkan air suling
sampai mencapai berat jenis ideal.
c. Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan pipa/slang
ventilasi dari kebocoran, tersumbat maupun kesalahan letak/jalur
pemasangannya.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 87


Kegiatan Pembelajaran 3

Gambar 3.35 Pemeriksaan dan Perawatan Baterai

2. Pemeriksaan Relay Starter (Magnetic Switch)


a. Menekan tombol starter pada saat kunci kontak posisi ON. Kumparan relay
starter normal jika terdengar bunyi “Klik” dari dalam unit relay starter.

Gambar 3.36 Saklar Magnetik/Relay Starter

b. Apabila tidak ada bunyi “Klik”, lakukan pemeriksaan lanjut :


a) Mengukur tegangan yang keluar dari kumparan relay starter, menuju ke
tombol starter. Spesifikasi : Harus ada tegangan sekitar 12 V pada saat
kunci Kontak posisi ON.

Gambar 3.37 Pemeriksaan Tegangan Kumparan Relay Starter

88 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

b) Apabila tidak ada tegangan, lepaskan relay starter dari rangkaian, kemudian
periksa kontinuitas kumparan relay starter. Spesifikasi : Harus ada
kontinuitas.
c. Menghubungkan kumparan relay dengan baterai, kemudian memeriksa
kontinuitas antara kedua terminal besar relay.
Spesifikasi :
a) Harus ada kontinuitas antara kedua terminal besar relay pada saat
kumparan relay dihubungkan dengan baterai
b) Tidak boleh ada kontinuitas antara kedua terminal besar relay setelah
hubungan antara kumparan relay ke baterai dilepaskan.

Gambar 3. 38 Pemeriksaan Kontinuitas Terminal Besar/Utama

3. Pemeriksaan Motor Starter,


a. Melakukan pelepasan dan pembongkaran motor starter.

Gambar 3.39 Unit Motor Starter

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 89


Kegiatan Pembelajaran 3

b. Melakukan pemeriksaan komutator terhadap perubahan warna. Lempengan


komutator yang berubah warna secara berpasangan menunjukkan adanya
hubungan singkat pada kumparan armatur.

Gambar 3.40 Pemeriksaan Komutator

c. Melakukan pemeriksaan bantalan, meliputi :


a) Cincin dalam bantalan harus duduk erat pada komutator.
b) Cincin luar bantalan harus berputar dengan halus tanpa suara.

d. Melakukan pemeriksaan kumparan armatur :


a) Memeriksa kontinuitas antar lempengan komutator.
Spesifikasi : Harus ada kontinuitas antar lempengan komutator.
b) Memeriksa kebocoran/kontinuitas kumparan armatur dengan poros armatur.
Spesifikasi : Tidak boleh ada kontinuitas.

Gambar 3.41 Pemeriksaan Kumparan Armatur

90 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

e. Memeriksa sikat-sikat :
a) Memeriksa Sikat-sikat terhadap keausan atau kerusakan.
Batas servis : Panjang sikat min. 3,5 mm.
b) Memeriksa pegas-pegas sikat terhadap keletihan atau keausan.
c) Memeriksa hubungan singkat terminal kabel dengan pemegang sikat (body).
Spesifikasi : Tidak boleh ada kontinuitas.
d) Memeriksa kontinuitas terminal kabel dengan sikat. Spesifikasi : Harus ada
kontiunitas.

f. Pemeriksaan mekanisme kopling satu arah,


a) Melepas kopling starter dengan terlebih dahulu mengeluarkan oli pelumas
mesin, melepas alternator dan mekanisme penghubung sistem starter ke
poros engkol.
b) Memeriksa sil debu terhadap keausan/kerusakan.
c) Memeriksa bantalan jarum, bantalan harus dapat berputar halus tanpa suara
berisik.
d) Memeriksa penggelinding kopling satu arah, tutup pegas dan pegas
terhadap keausan/kerusakan.

Gambar 3.42 Pemeriksaan Mekanisme Kopling Satu Arah

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 91


Kegiatan Pembelajaran 3

g. Pemeriksaan kerja sistem starter setelah pembongkaran/ perbaikan.


h. Prosedur Perakitan dan Spesifikasi
a) Urutan pemasangan berlawanan dengan urutan pembongkaran.
b) Sebelum pemasangan, bersihkan seluruh bagian dan berikan pelumas pada
setiap bagian yang bergesekan (terutama poros armatur) sebelum
pemasangan.
c) Mengganti cincin O-ring yang sudah rusak.

92 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

E. Latihan/Kasus/Tugas

Soal Teori
Pilihlah jawaban a,b,c,atau d yang benar pada pertanyaan dibawah ini :
1. Motor starter pada sepeda motor menggunakan prinsip kerja motor :
a) arus bolak balik
b) arus searah
c) reduksi
d) angker dorong

2. Motor starter yang berputar lambat kemungkinan disebabkan karena :


a) letak baterai terlalu jauh dari motor starter
b) tidak menggunakan gigi reduksi
c) tegangan baterai rendah
d) motor starter tidak dilengkapi relai

3. Pada pemeriksaan daya motor starter didapatkan hasil pengukuran


tegangan baterai 12 Volt pada saat arus mengalir ke motor starter 10 Amper,
motor starter berputar lambat kemungkinan penyebabnya adalah :
a) terjadi hubungan singkat pada kumparan motor starter
b) sikat arang/ Coalbrush terlalu pendek
c) poros angker rusak
d) motor starter kotor

4. Arus searah dari baterai dapat dirubah menjadi gerak putar pada motor
starter oleh komponen starter yaitu :
a) stator
b) rotor
c) carbon brush
d) Lamel rotor

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 93


Kegiatan Pembelajaran 3

5. Jika motor starter diberikan arus langsung dari baterai, motor starter dapat
berputar normal tetapi jika di start secara biasa berputar lambat,
kemungkinan penyebabnya ….
a) motor starter rusak
b) terjadi rugi tegangan pada relai starter
c) baterai lemah
d) gigi reduksi rusak

6. Motor starter terbakar bagian kumparan rotor, maka jika dilakukan


pemeriksaan dan pengukuran pada tegangan dan arus akan didapatkan :
a) arus besar dan tegangan rendah
b) arus kecil tegangan tetap tinggi
c) arus besar tegangan tinggi
d) arus kecil tegangan rendah

7. Pada motor starter terdapat komponen sikat arang/carbon brush, jika sikat
arang terlalu pendek maka motor starter akan berputar lambat. Jika
dilakukan pemeriksaan dan pengukuran maka akan didapatkan hasil
pengukuran :
a) arus mengalir besar dan tegangan rendah ( kurang dari 10 Volt )
b) arus mengalir kecil dan tegangan tinggi ( lebih dari 11 Volt )
c) arus mengalir besar dan tegangan tinggi ( lebih dari 11 Volt )
d) arus mengalir kecil dan tegangan rendah ( kurang dari 10 Volt )

8. Pada saat kondisi baterai lemah/kapasitas menurun tetapi dipaksakan untuk


starter berulang ulang dapat mengakibatkan :
a) kerusakan pada kunci kontak
b) kerusakan pada tombol starter
c) kerusakan pada kumparan angker
d) kerusakan pada stator motor starter

94 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

9. Bila motor starter diaktifkan motor tidak mampu memutar mesin tetapi hanya
timbul suara “klek” maka dapat dipastikan kerusakan terjadi pada ….
a) sikat arang atau kontak relai
b) baterai
c) tombol starter
d) stator motor starter

10. Motor starter yang berfungsi ganda sebagai alternator disebut dengan
sebutan….
a) Starter dorong skrup
b) Starter reduksi
c) Dyna start
d) Starter magnet permanen.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 95


Kegiatan Pembelajaran 3

F. Rangkuman

Perawatan sistem kelistrikan sepeda motor merupakan tindakan yang rutin harus
dilakukan secara periodik sebagai antisipasi dari terjadinya kerusakan yang lebih
berat, juga perawatan merupakan usaha untuk memperpanjang usia pakai dari
komponen komponen pendukung sepeda motor.

Sistem elektrik starter, meski komponen ini merupakan komponen bantu untuk
menghidupkan mesin untuk pertama kali, tetapi aplikasi komponen ini pada saat
sekarang merupakan kebutuhan utama setiap sepedamotor (terutama
sepedamotor jenis skutic) karena untuk mengoperasikan kick starter bukanlah
hal yang mudah bagi pengendara pada saat mesin mati ditengah
perjalanan.(perhatikan konstruksi kick starter)

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mempelajari dengan tekun pada modul ini diharapkan pembaca


mengetahui fungsi dari sistem elektrik starter pada sepeda motor serta dapat
melakukan perawatan secara berkala sistem starter. Pada sepeda motor jenis
tertentu sistem elektrik starter merupakan sistem yang penting sekali karena bila
terjadi gangguan maka sulit untuk digantikan dengan kick starter karena untuk
mengoperasikannya maka sepeda motor harus diposisikan pada standart
tengah, misal sepeda motor jenis scutic. Untuk mengetahui letak komponen
sistem elektrik starter agar lebih mudah dalam merawatnya gunakanlah bantuan
dengan mempelajari tempat komponen sistem elektrik starter ini dapat dipelajari
dengan melihat pada buku manual merk dan type sepeda motor yang akan
dirawat.

96 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

H. Kunci Jawaban

Teori : Perawatan Elektrik Starter

1. b
2. c
3. b
4. d
5. b
6. a
7. b
8. c
9. a
10. c

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 97


Kegiatan Pembelajaran 4

98 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Kegiatan Pembelajaran 4:
Perbaikan Ringan Sistem Kelistrikan

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan guru peserta pengembangan


keprofesian berkelanjutan secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab
dapat:
1. Melakukan prosedur perbaikan ringan pada baterai dengan memperhatikan
keselamatan kerja dan lingkungan.
2. Melakukan prosedur perbaikan ringan pada sistem penerangan dan tanda
sepeda motor dengan memperhatikan keselamatan kerja dan lingkungan.
3. Melakukan prosedur perbaikan ringan pada sistem starter sepeda motor
dengan memperhatikan keselamatan kerja dan lingkungan.
4. Melakukan prosedur perbaikan ringan pada sistem kelistrikan sepeda
motordengan memperhatikan keselamatan kerja dan lingkungan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi pada pembelajaran 4 ini adalah peserta dapat


dan mampu :
1. Melaksanakan prosedur perbaikan ringan pada baterai dengan
memperhatikan keselamatan kerja dan lingkungan
2. Melaksanakan prosedur perbaikan ringan pada sistem penerangan dan
tanda sepeda motor dengan memperhatikan keselamatan kerja dan
lingkungan
3. Melaksanakan prosedur perbaikan ringan pada sistem starter sepeda motor
dengan memperhatikan keselamatan kerja dan lingkungan
4. Melaksanakan prosedur perbaikan ringan pada sistem kelistrikan sepeda
motor dengan memperhatikan keselamatan kerja dan lingkungan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 99


Kegiatan Pembelajaran 4

C. Uraian Materi

Perbaikan Ringan Sistem Kelistrikan Sepeda Motor

1. Baterai
1.1 Prosedur pemeriksaan secara visual.
Pemeriksaan baterai secara visual dengan mengeluarkan baterai perlu dari
rumah baterai/kotaknya.

Gambar 4.1 Letak Baterai Pada Sepeda Motor

Prosedur pelepasan baterai :


a. Pastikan kunci kontak pada posisi off
b. Lepas kabel minus baterai terlebih dahulu
c. Lepas terminal positif
d. Tarik keluar baterai
Setelah baterai terlepas periksa secara visual terhadap adanya retak pada bodi
baterai atau kotoran pada terminal baterai. Bersihkan bodi baterai dari kotoran
yang menempel agar terlihat dengan jelas kondisi fisik baterai.

1.2 Pemeriksaan secara elektrik


Ukur tegangan diam baterai dengan menggunakan volt meter.
Jika hasil pengukuran tegangan : 13,0 -13,2V baterai dalam keadaan penuh

100 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Dibawah 12,4 Volt Baterai dalam keadaan kosongJika baterai dalam kondisi
kosong maka isilah muatan listrik dengan baterai charger

Gambar 4.2 Baterai Sedang Diisi

Pada saat baterai sedang diisi berhati-hatilah dengan gas yang keluar dari
ventilasi baterai karena gas yang keluar adalah gas yang mudah meledak (
Hydrogen ) oleh sebab itu jauhkan baterai dari kemungkinan terjadi percikan
bunga api. Pada saat menghubungkan atau akan melepas baterai pastikan
bahwa baterai charger dalam kondisi mati, jangan melepas kabel penghubung
alat pengisi ketika alat pengisi masih hidup karena ketika akan memasang atau
melepas, karena akan menyebabkan timbulnya percikan bunga api.

Berhati hatilah dengan air baterai karena larutan baterai terbuat dari bahan yang
korosif dan dapat membakar anggota tubuh yang terkena larutan, jika sampai
larutan baterai terkena anggota tubuh segera bilas dengan menggunakan air
sebanyak mungkin agar larutan tersebut konsentrasi asamnya melemah oleh
sebab itu juga harus diperhatikan bahwa jangan membuang elektrolit baterai
seara sembarangan karena dapat merusak lingkungan.

Sebelum melakukan pengisian arus perhatikan kesesuaian poll baterai dengan


alat pengisi baterai, Positif baterai dihubungkan dengan positif alat pengisi
baterai dan negatif baterai dengan kabel negatif alat pengisi. Bila ada kondisi
terbalik maka ada kemungkinan alat pengisi maupun baterai menjadi rusak.
Setelah melakukan pengisisan baterai diamkan terlebih dahulu dalam waktu
kurang lebih 30 menit, kemudian ukur kembali tegangannya karena dalam waktu
30 menit tegangan baterai akan berangsur-angsur turun. Bandingkan tegangan
terukur sebelum dan sesudah dilakukan pengecasan seperti langkah pengukuran
sebelumnya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 101


Kegiatan Pembelajaran 4

Bila tegangan diam baterai kurang dari 12,4 Volt berarti dapat disimpulkan bahwa
baterai tidak dapat menyimpan arus lagi, atau baterai dalam kondisi sudah rusak.

1.3 Prosedur test kebocoran arus


Pengujian baterai terhadap pengosongan sendiri perlu dilakukan jika baterai
sepeda motor bila didiamkan/mesin tidak hidup dalam waktu beberapa hari maka
baterai tidak mampu memutar motor starter. Pengujian ini dapat dilakukan
dengan mengukur arus pada saat baterai tidak digunakan/tidak dibebani. Cara
pengukuran dapat dilihat seperti ditunjukkan pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Tes Kebocoran Arus Baterai

Prosedur pengujian :
1. Putar kunci kontak ke posisi
2. Lepas kabel negatif ( - ) baterai
3. Hubungkan kabel Ampermeter + /merah ke kabel negatif
4. Hubungkan kabel Ampermeter - / hitam ke minus baterai
5. Bacalah pada Ampermeter.
Jika Ampermeter menunjukkan angka tertentu maka dapat dikatakan pada
rangkaian terjadi hubung singkat, Hal ini menunjukkan adanya kebocoran arus.
Bacalah berapa besar kebocoran arus, kebocoran arus yang diperbolehkan
maksimum 20 mA .Untuk menentukan letak kebocoran arus lepaslah satu
persatu kabel yang berhubungan dengan plus baterai.

102 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Hal yang perlu diperhatikan pada saat menguji kebocoran arus :


1. Pada saat akan mengukur setel ampermeter pada batas ukur tertinggi
kemudian turunkan batas ukur pada batas ukur yang lebih rendah sampai
didapatkan ukuran yang dapat terbaca. Jika batas ukur terlalu rendah
daripada arus yang sedang mengalir maka akan menyebabkan sekring di
dalam alat ukur rusak/putus.
2. Pada saat mengukur kebocoran arus listrik, jangan memutar kunci kontak ke
posisi On. Lonjakan arus listrik yang tiba tiba dapat memutuskan sekring
didalam alat ukur.

1.4 Prosedur Tes Tegangan Sistem Pengisian


Tegangan sistem pengisian perlu diuji untuk menentukan apakah baterai
bermasalah dengan sistem pengisian.
Lakukan pengujian seperti ditunjukkan gambar4.3
Pengujian tegangan pengisian
Langkah pemeriksaan tegangan pengisian :
1. Lepas Cover baterai
2. Pastikan baterai dalam kondisi baik sebelum pengujian
3. Pasang alat ukur/ Volt meter seperti gambar 73
4. Hidupkan mesin sampai panas
5. Naikkan putaran mesin sampai 5000 rpm
6. Baca tegangan baterai

Gambar 4.4 Pengujian Tegangan Pengisian

Tegangan baterai tidak diperbolehkan melebihi 14,5 Volt.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 103


Kegiatan Pembelajaran 4

2. Motor starter
2.1 Perbaikan ringan elektrik starter.

Dalam pengecekan relai starter jika tombol starter ditekan akan timbul bunyi
“klek” hal ini adalah normal, jika tidak ada suara klek dan motor starter tidak
berputar maka periksa dan gantilah relai starter yang terletak di bawah tempat
duduk. Lihat tempat relai starter seperti gambar di bawah dan keluarkan dari
tempatnya.

Gambar 4.5 Tempat Relai Starter

2.2 Pengujian relai starter

Setelah relay starter terlepas lakukan pengujian relay starter seperti berikut ini:
Pengujian kumparan relai

Gambar 4.6. Pengujian kumparan relai

104 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Pengujian kumparan relai dengan menggunakan Multimeter dengan posisi


OHMmeter untuk menguji tahanan dan kontinuitas kumparan lewat kabel
pengendali relai. Kabel positif dan negatif Mutimeter dihubungkan dengan kabel
pengendali relai.

Bila terukur dengan nilai tahanan ± 400  berarti kumparan relai baik, bila
tahanan kumparan sangat rendah atau tinggi atau tidak dapat terukur berarti
kumaran relau sudah rusak maka gantilah relai starter dengan relai yang baru.

Gambar 4.7 Pengujian fungsi relai starter

Setelah kumparan dialkukan pengujian dan hasilnya baik maka dilanjutkan


dengan pengujian funsgsi relai stater dengan cara merangkai seperti pada
gambar di atas. Bila saat tombol ditekan motor starter dapat berputar dengan
baik berarti relai berfungsi baik.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 105


Kegiatan Pembelajaran 4

3. Prosedur Perbaikan Ringan Sistem Penerangan


Sebelum melakukan pemeriksaan pada sistem penerangan pahamilah gambar
rangkaian sistem penerangan seperti terlihat pada gambar

Gambar 4.8 Rangkaian Sistem Penerangan

Nama bagian rangkaian sistem penerangan


a. Generator pembangkit tegangan sistem penerangan
b. Regulator/rectifier
c. Saklar lampu kepala
d. Saklar dimmer
e. Lampu kepala
f. Lampu kontrol jauh
g. Lampu kota

106 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

30 : Arus masuk dari generator


58 : Lampu kota
56 : Lampu kepala

Gambar 4.9 Saklar Lampu Kepala Dan Symbol

Cara kerja saklar


Apabila tuas saklar digeser ke posisi lampu kota maka arus dari generator ( 30 )
dapat mengalir hanya ke posisi lampu kota.
Apabila saklar digeser ke posisi lampu kepala maka arus dari generator (30)
dapat mengalir ke lampu kota dan lampu kepala.

56 : Lampu kepala
56a : Lampu jauh
56b : lampu dekat

Gambar 4.10 Saklar Dimmer Dan Symbol

Cara kerja saklar :


Jika saklar dimmer dipindahkan posisi maka arus dari saklar lampu kepala (56)
akan berpindah dari 56a ke 56b ( lampu Jauh ke lampu dekat ) dan sebaliknya.
Bila rangkaian Lampu kepala telah dipahami berikutnya lakukan pemeriksaan
pada lampu lampu sesuai dengan posisi saklar yang dioperasikan dengan
melihat tabel berikut :

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 107


Kegiatan Pembelajaran 4

Tabel 4.1 Tabel Pemeriksaan Sistem Penerangan

Saklar Lampu Saklar Lampu Saklar


Lampu yang menyala
Kota Kepala Dimmer

On Off L.Kota depan, L Kota


belakang
L.Penerang dashboard

On On 56 b L. Kota depan, L Kota


belakang L penerang
dashboard
L.Dekat

On On 56a L.Kota depan, L kota


belakang
L Penerang dashboard
L Jauh, L Kontrol Jauh

Lakukan pemeriksaan sistem penerangan pada salah satu sepeda motor,


Hidupkan mesin dan kondisikan putaran mesin cukup untuk menghasilkan
tegangan yang dapat menyalakan lampu-lampu dengan terang, operasikan
saklar sesuai dengan tabel yang ada diatas, Periksalah dengan memperhatikan
satu persatu lampu seperti yang disebutkan pada tabel Lampu yang menyala.
Apabila ada lampu yang tidak menyala seperti diatas maka harus dilakukan
pemeriksaan dimulai dengan cara yang paling mudah terlebih dahulu yaitu
memeriksa kondisi bola lampu.

4. Prosedur Perbaikan Ringan Sistem Tanda


Sistem tanda terbagi menjadi 2 yaitu : berupa cahaya dan suara.
Sistem tanda berupa cahaya terbagi menjadi 2 yaitu : lampu tanda belok dan
lampu rem. Sedangkan sistem tanda yang berupa suara yaitu klakson.

108 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Secara fungsi telah dibahas pada kegiatan belajar sebelumnya (kegiatan belajar
3).
a) Lampu tanda belok.

Sebelum melakukan perbaikan ringan pada sistem tanda sebaiknya memahami


terlebih dahulu rangkaian sistem lampu tanda belok agar lebih mudah dalam
melakukan perbaikan. Berikut ini gambar rangkaian sistem tanda belok.

Gambar 4.11 Rangkaian Lampu Tanda Belok

Nama bagian :
a. Baterai
b. Kunci kontak
c. Flasher/ pengedip
d. Saklar lampu tanda belok
e. Lampu belok kanan
f. Lampu belok kiri

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 109


Kegiatan Pembelajaran 4

Berdasarkan gambar rangkaian tersebut diatas sumber tegangan lampu tanda


belok didapatkan dari baterai melalui kunci kontak. Apabila terjadi gangguan
pada sistem lampu tanda belok maka perlu dilakukan pemeriksaan pada kedua
komponen tersebut.

Kemungkinan gangguan dan kemungkinan penyebab dari lampu tanda belok.

Tabel 4.2 Tabel Gangguan Dan Penyebab

Gangguan yang terjadi Kemungkinan Penyebab


1. Baterai rusak
1. Lampu tanda belok kiri
2. Sekring putus
dan kanan tidak
3. Kunci kontak rusak
menyala
4. Flasher rusak
1. Tegangan baterai rendah
2. Lampu berkedip Lambat
2. Rugi tegangan pada kunci kontak
3. Daya bola lampu terlalu besar
1. Salah satu bola lampu putus
3. Lampu berkedip cepat
2. Daya bola lampu terlalu kecil

Bola lampu rem terletak pada/menyatu dengan lampu kota bagian belakang,
Bola lampu kota dan rem pada bagian rumah bola lampu selalu ada data
tegangan dan daya, misal : 12 V 8/18 W ini berarti bola lampu tersebut
memerlukan tegangan sistem 12 Volt, daya bola lampu kota 8 Watt dan lampu
rem 18 Watt. Daya bola lampu kota dan rem dibuat berbeda agar pada saat
malam hari bila pengendara menginjak rem akan terlihat jelas perubahan
intensitas cahaya menjadi lebih terang. Gangguan yang sering terjadi pada
lampu rem adalah pada saat malam hari lampu belakang terlihat redup tetapi
pada saat direm lampu belakang padam. Kemungkinan gangguan pada sistem
lampu rem yang demikian disebabkan oleh karena Massa dari lampu rem yang
jelek bahkan putus karena korosi.

Sebagai panduan untuk melakukan perbaikan pada sistem lampu rem berikut
gambar rangkaian sistem lampu rem.

110 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Gambar 4.12 Rangkaian Lampu Rem

Dengan melihat gambar 4.12 anda dapat menentukan kemungkinan gangguan


yang terjadi pada sistem lampu rem. Seperti terlihat pada rangkaian bahwa
sumber tegangan diperoleh dari baterai melalui sekring dan kunci kontak, apabila
terjadi gangguan pada lampu rem maka periksalah baterai ,sekring, kunci kontak
saklar rem dan bola lampu rem.

b) Klakson
Klakson hanya boleh digunakan pada siang hari saja, sedangkan pada malam
hari dilarang membunyikan klakson, karena bila malam hari sumber suara
klakson sulit ditentukan dari arah mana sumber suara tersebut sehingga akan
membingungkan pengendara lain. Klakson digunakan sebagai isyarat
pengendara meminta prioritas jalan, misal akan mendahului kendaraan lain yang
berada didepan. Klakson memerlukan sumber tegangan DC dari baterai dan
diaktifkan melalui sebuah tombol yang terdapat pada holder.

Gambar 4.13 Holder Dan Tombol Klakson

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 111


Kegiatan Pembelajaran 4

Untuk menghubungkan arus dari kunci kontak ke klakson dilakukan dengan


cara menekan tombol, jika tombol dilepas maka arus dari kunci kontak terputus.

Kemungkinan kerusakan pada klakson adalah tombol yang tidak bisa terhuhung
meskipun ditekan. Apabila ini terjadi maka komponen yang harus diganti adalah
holder assy/ lengkap. Tetapi konstruksi tombol klakson pada kebanyakan
sepeda motor jenis scutic dibuat terpisah dari holder.

D. Aktifitas Pembelajaran

1. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar


dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.
2. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca secara teliti.
3. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
4. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh secara cermat.
5. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar dengan penuh percaya diri dan bertanggungjawab
6. Buatlah kelompok @ 4 orang dan kerjakan lembar kerja berikut ini

Lembar Kerja 4.1. Cara Mengatasi Masalah Pada Sistem Starter Elektrik
Sepeda Motor
Sebelum melakukan analisa gangguan pada sistem starter perlu dilakukan
pemeriksaan terlebih dahulu bagian bagian sebagai berikut:
1. Kabel-kabel baterai dan motor starter terhadap hubungan longgar atau
berkarat.
2. Kondisi baterai yang lemah

112 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Masalah Pada Sistem Starter Elektrik


1. Motor starter tidak berputar :
a. Periksa terhadap adanya sekering sekering yang terbakar sebelum
melakukan pekerjaan servis
b. Pastian baterai teris penuh dan berada dalam keadaan baik
c. Lakukan analisa perbaikan seuai urutan pada tabel berikut ini

2. Motor starter berputar pelan


a. Periksa Tegangan baterai.
b. Periksa apakah ada tahanan yang berlebihan di dalam rangkaian kelistrikan
sistem starter
c. Periksa Kabel motor starter, kabel massa atau kabel positip baterai
d. Sikat motor starter aus

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 113


Kegiatan Pembelajaran 4

3. Motor starter berputar tetapi mesin tidak ikut berputar


a. Periksa Kopling starter
b. Periksa Roda gigi starter/rantai starter dan/atau sproket

4. Motor starter dan mesin berputar tetapi mesin tidak hidup


a. Putaran motor starter terlalu pelan
b. Sistem pengapian rusak
c. Problem lain pada mesin (kompresi rendah, busi kotor, dsb.)

114 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

E. Latihan/Kasus/Tugas

Lembar kerja 4

1. Latihan Soal Teori

Pilihlah jawaban yang benar pada pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan


memberikan tanda silang pada pilihan jawaban a,b,c atau d.

1. Perhatikan gambar relai starter dibawah ini.

Terminal yang dapat diukur dengan Ohm meter adalah :


a) A dan C
b) C dan D
c) A dan B
d) B dan C

2. Terminal yang dapat diukur kontinuitas hubungan pada saat relai dikendalikan
adalah terminal :
a) A dan B
b) B dan C
c) A dan C
d) C dan D

3. Terminal mana yang bila diberi arus dari baterai timbul bunyi “ Klek”
a) A dan B
b) B dan C
c) C dan D
d) A dan C

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 115


Kegiatan Pembelajaran 4

4. Lampu kepala jarak jauh difungsikan pada saat :


a) Pengendaraan luar kota
b) Pengendaraan dalam kota
c) Pengendaraan pada saat sedang tidak berpapasan
d) Pengendaraan pada saat sedang berpapasan

5. Fungsi lampu kota bagian belakang adalah…


a) Menerangi plat nomor kendaraan
b) Tanda bagi pengendara lain yang berada dibelakang
c) Menerangi plat nomor dan tanda bagi pengendara lain
d) Penerangan bagi pengendara lain yang berada dibelakang.

6. Daya bola lampu rem dibuat lebih besar daripada lampu kota,dengan tujuan:
a) Agar tidak menyilaukan pengendara lain
b) Agar pengendara lain mengetahui bahwa kendaraan di depan sedang
mengurangi laju kendaraan.
c) Agar terjadi perbedaan intensitas cahaya pada pada malam hari saat
pengendara sedang mengurangi kecepatan.
d) Agar pengendara di belakang berkendara cukup menjaga jarak.

7. Komponen yang membuat lampu tanda belok berkedip adalah :


a) Saklar lampu tanda belok
b) Bola lampu dengan daya tertentu
c) Flasher
d) Tegangan baterai yang sesuai.

8. Jika salah satu daya bola lampu tanda belok terlalu kecil maka …
a) Frekuensi kedipan menjadi lambat
b) Frekuensi kedipan semakin cepat
c) Frekuensi kedipan normal
d) Frekuensi kedipan tidak teratur.

116 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

9. Fungsi klakson pada sepeda motor adalah :


a) Mengusahakan pengendara lain menghindar
b) Meminta prioritas jalan pada saat malam hari
c) Meminta prioritas jalan pada saat siang hari
d) Meminta pengendara lain agar memberi jalan.

10. Fungsi baterai pada sepedamotor adalah :


a) Untuk kelengkapan berkendara
b) Sebagai sumber daya lampu tanda belok
c) Untuk menghidupkan mesin pertama kali dan kebutuhan listrik lainnya
d) Untuk menstabilkan tegangan sistem pengisian

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 117


Kegiatan Pembelajaran 4

F. Rangkuman

Perawatan sistem kelistrikan sepeda motor merupakan tindakan yang rutin harus
dilakukan secara periodik sebagai antisipasi dari terjadinya kerusakan yang lebih
berat, juga perawatan merupakan usaha untuk memperpanjang usia pakai dari
komponen komponen pendukung sepeda motor.

Perbaikan ringan sistem kelistrikan ini meliputi pekerjaan perbaikan sistem


penerangan, sistem tanda, dan elektrik starter. Perbaikan ringan ini dimaksudkan
untuk melakukan pekerjaan mengganti, membersihkan komponen-komponen
sistem kelistrikan seperti diatas.

Dalam melakukan persiapan perbaikan ringan ini belum diperlukan keterampilan


tingkat tinggi sehingga dengan mempelajari modul ini diharapkan pembaca dapat
melakukan perbaikan pada sistem kelistrikan sepeda motor sendiri tanpa
bantuan mekanik dengan kualifikasi tingkat tinggi.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mempelajari modul ini diharapkan pembaca dapat melakukan perbaikan


ringan pada baterai, elektrik starter dengan baik dan benar. Perbaikan ringan
dalam hal ini hanyalah sebatas mengganti komponen tertentu yang tidak
berfungsi tanpa harus membongkar komponen secara keseluruhan. Agar lebih
memudahkan dalam melakukan perbaikan ringan pada kendaraan dengan type
tertentu gunakanlah buku manual perawatan sesuai dengan merk dan type
kendaraan yang anda rawat.

118 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

H. Kunci Jawaban

1. c

2. d

3. a

4. c

5. c

6. c

7. c

8. b

9. b

10. c

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 119


Kegiatan Pembelajaran 4

120 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Pengembangan Soal

Lembar kerja 5. Pengembangan soal


Petunjuk:
1. Bacalah bahan bacaan Modul Perawatan Berkala Sistem Kelistrikan
Penerangan & Sistem Tanda Sepeda Motor (Kelompok Kompetensi B).
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan .
3. Buatlah 3 (tiga) soal pilihan ganda (PG) dan 3 (tiga) soal uraian HOTS (Higher
Order Thinking Skill) sesuai materi yang adapada setiap kegiatan belajar
4. Buatlah kisi-kisi soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipalajari sesuai
format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)
5. Masing-masing soal ditulis di kartu soal

KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK

A. Kurikulum 2006
Jenis Sekolah :
Mata Pelajaran :

No. Standar Kompetensi Bahan


Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Kompetsi Dasar Kelas
PG Level
Pengetahuan
1
dan
Pemahaman
PG Level
2
Aplikasi

PG Level
3
Penalaran

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 121


Pengembangan Soal

B. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah :
Mata Pelajaran :

No. Kompetensi Bahan


Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Dasar Kelas
PG Level
Pengetahuan
1
dan
Pemahaman
PG Level
2
Aplikasi

PG Level
3
Penalaran

Kaidah Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda

1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi.
b. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya
semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang
terkandung dalam pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan
jawaban harus berfungsi.
c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang
palingbenar.

2. Konstruksi
a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
berkaitan dengan materi yang ditanyakan.
c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negative ganda.
e. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
f. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua jawaban salah",
atau "Semua jawaban benar".

122 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

g. Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan


besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban berbentuk angka
yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis.
h. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus
jelas dan berfungsi.
i. Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

3. Bahasa
a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia.
b. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
c. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan
satu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut pada pokok soal.

Kaidah penulisan soal uraian

1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator
b. Batasan jawaban yang diharapkan harus jelas
c. Isi materi sesuai dengan pelajaran
d. Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang sekolah/kelas

2. Konstruksi
a. Rumusan kalimat soal harus menggunakan kata tanya/perintah yang
menuntut jawaban terurai.
b. Buatkan petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
c. Buatlah pedoman penskoran segera setelah soal disusun dengan pendekatan
skor 1 benar dan salah 0.
d. Hal-hal yang menyertai soal: tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya
harus disajikan dengan jelas dan terbaca.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 123


Pengembangan Soal

3. Bahasa
a. Butir soal menggunakan kalimat yang sederhana dan komunikatif
b. Butir soal tidak mengandung kata yang dapat menyinggung perasaan siswa
c. Butir soal tidak menggunakan kata yang menimbulkan penafsiran ganda

Higher-Order Thinking (Berpikir Tingkat Tinggi)


Higher-order thinking adalah ketika mengingat kembali informasi (recall atau
ingatan) diminimalkan dan penekanan diberikan terhadap:
 mentransfer informasi dari satu konteks ke konteks lainnya
 memproses dan menerapkan informasi
 melihat keterkaitan antara informasi yang berbeda-beda
 menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah
 secara kritis mengkaji/menelaah ide atau gagasan dan informasi

Rambu Penyusunan Soal HOT


1. Soal yang disusun harus mengukur kompetensi yang akan diukur
2. Kontekstual “ya” keberfungsian stimulus “WAJIB”
3. Higher bukanlah Highest, menulis soal orde berfikir lebih tinggi bukan level
tertinggi

Praktek Penilaian HOTS


1. Gunakan Konteks Dunia Nyata
2. Berikan Pertanyaan yang terkait analisa visual
3. Tanyakan alasan dari jawaban yang diberikan
4. Soal Pilihan ganda dan soal obyektif DAPAT mengukur HOTS

124 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

KARTU SOAL
Tahun Ajaran : 20….. / 20......

Jenis Sekolah : Nama Penyusun :

Kls/Smt :

Mata Pelajaran :

Kompetensi Dasar Buku Sumber :

SOAL:

Materi

Indikator

No Soal KUNCI JAWABAN

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 125


Pengembangan Soal

Contoh Pengembangan Soal Pilihan Ganda Higher Order Thingking Skill


KARTU SOAL
Tahun Ajaran : 20.... / 20......

Jenis Sekolah : Nama Penyusun :


SMK
Kls/Smt : XI/II
Mata Pelajaran : Teknik Sepeda Motor

Kompetensi Buku Sumber :


Dasar Buku Pedoman Reparasi. Technical Service Division Service
Perawatan Publication Department.PT. Astra Honda Motor. (2010)
berkala sis tem
kelistrikan SOAL:
penerangan & Berikut adalah grafik hubungan berat jenis elektrolit dan
sistem tanda kondisi isian baterai
sepeda motor
Materi
Baterai dan
Perawatannya

Indikator
1. Menjelaskan
fungsi baterai
2. Menjelaskan
konstruksi
baterai starter
sepeda motor Hasil pengukuran berat jenis sebesar 1,14 kg/l maka
3. Menjelaskan tentukan lama pengisian baterai bila kapasitas baterai 10 AH
komponen dan arus pengisian sebesar 10 % kapasitas beterai.
baterai starter Jawab
sepeda motor a. 10 jam
4. Merawat b. 6 jam
baterai starter
c. 8 jam
sepeda motor
dengan d. 4 jam
memperhatika
n keselamatan
kerja dan
lingkungan

No Soal KUNCI JAWABAN


b. 6 jam

126 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Contoh Pengembangan Soal UraianHigher Order Thingking Skill

KARTU SOAL
Tahun Ajaran : 20.... / 20......

Jenis Sekolah : Nama Penyusun :


SMK

Kls/Smt : XI/II

Mata Pelajaran : Teknik Sepeda Motor

Kompetensi Buku Sumber :


Dasar Buku Pedoman Reparasi. Technical Service Division
Service Publication Department.PT. Astra Honda Motor.
Perawatan berkala
(2010)
sis tem kelistrikan
SOAL:
penerangan &
sistem tanda Baterai yang terpasang pada kendaraan dalam waktu
sepeda motor tertentu akan berkurang cairan elektrolitnya. Untuk
Materi menambah elektrolit baterai menggunakan air suling.
Baterai dan Berdasarkan grafik berikut ini berikan alasan mengapa
Perawatannya untuk menambah elektrolit menggunakan air suling?
Indikator
5. Menjelaskan
fungsi baterai
6. Menjelaskan
konstruksi
baterai starter
sepeda motor
7. Menjelaskan
komponen
baterai starter
sepeda motor
8. Merawat baterai
starter sepeda
motor dengan
memperhatikan
keselamatan
kerja dan
lingkungan
No Soal KUNCI JAWABAN
Selama mesin kendaraan hidup tegangan pengisian
tetap mengalir ke baterai dan saat tegangan baterai
mencapai 2,4 Volt terjadi gelembung gelembung
hidrogen menandakan mulai penguapan. Yang terlepas
dari elektrolit adalah hidrogen saja sedangkan sulfatnya
tetap tinggal sehingga yang ditambahkan kedalam
elektrolit baterai adalah air suling

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 127


Pengembangan Soal

Evaluasi

1. Ada 2 jenis baterai dibedakan dari elektrolitnya yaitu :


2. Jelaskan secara singkat fungsi baterai pada sepeda motor.
3. Jenis baterai basah ada dua sebutkan dan beri penjelasan singkat.
4. Berapa besar arus pengisian normal pada baterai dengan data 12 V 5 Ah
5. Apa fungsi regulator tegangan pada sistem pengisian dan sistem
penerangan
6. Ada 2 jenis sistem tanda yaitu berupa suara dan berupa cahaya sebutkan
jenisnya.
7. Mengapa daya bola lampu Rem selalu lebih besar daripada daya bola lampu
kota/plat nomor belakang, jelaskan.
8. Pada motor starter yang menggunakan magnet permanen tidak
menggunakan kumparan medan (field coil) gambarkan prinsip kerja dan
aliran arusnya dari baterai ke motor starter secara sederhana.
9. Bagaimana mengubah arus bolak balik generator sistem pengisian sehingga
dapat mengisi baterai dengan tegangan yang terkendali, gambarkan secara
sederhana prinsip kerjanya.
10. Apa akibat pada sistem penerangan jika tegangan sistem pengisian terlalu
tinggi ?

128 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Penutup

Penyusun modul berharap agar pihak pembaca bisa mendapatkan manfaat yang
sebesar besarnya dari modul ini serta dapat menerapkan dalam proses
pembelajaran berikut. Modul pembelajaran ini hanya berisi tentang perawatan
sebagian dari sistem kelistrikan yang ada pada sepeda motor serta belum terlalu
dalam mengulas tentang sistem yang ada, oleh sebab itu besar harapan
penyusun untuk menambahkan informasi dari buku buku lain yang relevan
dengan modul ini serta memperkaya informasi dari bermacam macam buku
manual perawatan sepeda motor berbagai merek dan type sepeda motor.

Modul Pengembangan keprofesian berkelanjutan ini diharapkan dapat


memberikan kontribusi dan manfaat dalam mendukung upaya guru
meningkatkan kompetensi dan juga pengintegrasian pendidikan karakter dalam
setiap kegiatan pembelajaran, maupun segala segi kehidupan peserta didik.
Dengan demikian diharapkan guru dapat mengembangkan potensi-potensi
intelektual dan karakter peserta didik

Penyusun menyadari bahwa apa yang ada dalam pemikiran penyusun banyak
yang belum dapat tertuang dalam modul ini karena keterbatasan kemampuan
penyusun.

Besar harapan saya akan saran dan informasi yang bersifat perbaikan atas
kekurangan dan ketidaaksesuaian isi modul ini dari pembaca agar dapat saya
gunakan untuk perbaikan pada penyusunan modul pembelajaran berikutnya.

Malang, Juli 2017

Penyusun

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 129


130 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Teknik Sepeda Motor KK B

Daftar Lampiran

Lampiran 1
Kompe-
Standar Indikator
tensi Kompetensi Judul
Kompetensi Pencapaian Deskripsi
Utama Inti (KI) Modul
Guru (SKG) Kompetensi (IPK)
(KU)

Profe- 20. Mengua- 20.1 Perawa- 20.1.1 Menelaah MODUL  Mendiskripsi-


sional sai materi, tan secara umum DIKLAT kan
struktur, berkala jenis mekanis- PKB GURU mekanisme
konsep mesin me katub PAKET katub dan
dan pola sepeda 20.1.2 Menyetel KEAHLIAN cara
pikir motor celah katup TEKNIK menyetel
keilmuan SEPEDA katub
20.1.3 Menelaah
yang MOTOR  Mendiskripsi-
secara umum
mendu- KK A kan sistem
sistem
kung mata (Perawatan pelumasan
pelumasan
pelajaran berkala dan cara
sesuai
yang mesin memeriksa
kebutuhan
diampu sepeda saringan
mesin
motor) pelumas
20.1.4 Mengganti
saringan oli  Mendiskripsi-
dan oli kan sistem

20.1.5 Menelaah pendingin

secara umum dan cara

sistem memeriksa

pendinginan komponen
sistem
20.1.6 Memeriksa
pendingin
kondisi sistem
pendingin  Mendiskripsi-
kan prinsip
20.1.7 Memeriksa
kerja sistem
kinerja tutup
bahan bakar
radiator
dan cara

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 131


Daftar Lampiran

Kompe-
Standar Indikator
tensi Kompetensi Judul
Kompetensi Pencapaian Deskripsi
Utama Inti (KI) Modul
Guru (SKG) Kompetensi (IPK)
(KU)

20.1.8 Menelaah menyetel

prinsip kerja campuran

sistem bahan serta

bakar menyetel
putaran idle
20.1.9 Menyetel
campuran  Mendiskripsik
bahan bakar an emisi gas
dan udara buang dan
pada cara
karburator mengukur
emisi gas
20.1.10 Menyetel
buang
putaran
stasioner
mesin sesuai
spesifikasi

20.1.11 Menelaah
emisi gas
buang.

20.1.12 Mengukur
emisi gas
buang
20.2 perawatan 20.2.1 Menelaah MODUL  Mendiskripsi-
berkala baterai DIKLAT kan baterai
sistem 20.2.2 Memeriksa PKB GURU dan cara
kelistrikan sistem lampu PAKET pemeriksaan
penerang- penerangan KEAHLIAN -nya
an dan 20.2.3 Memeriksa TEKNIK  Mendiskripsi-
sistem sistem tanda SEPEDA kan secara
tanda 20.2.4 Memeriksa MOTOR umum
sepeda sistem electric KK B sistem
motor starter (perawatan kelistrikan

132 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Kompe-
Standar Indikator
tensi Kompetensi Judul
Kompetensi Pencapaian Deskripsi
Utama Inti (KI) Modul
Guru (SKG) Kompetensi (IPK)
(KU)
20.2.5 Melakukan berkala pernerangan
perbaikan sistem dan tanda
ringan sistem kelistrikan serta cara
kelistrikan penerang- pemeriksaan
an dan nya
sistem  Mendiskripsi
tanda -kan secara
sepeda umum
motor) sistem
elektrict
starter dan
cara
perawatan-
nya
20.3 Perawatan 20.3.1 Menelaah MODUL  Mendiskripsi-
berkala secara umum DIKLAT kan sistem
chasis dan sistem rem PKB GURU rem dan
sistem 20.3.2 Memeriksa PAKET cara
pemindah minyak rem KEAHLIAN perawatan-
tenaga 20.3.3 Menyetel TEKNIK nya
clearance tuas SEPEDA  Mendiskripsi-
rem MOTOR kan sistem
20.3.4 Menelaah KK C kopling
secara umum (Perawatan secara
prinsip kerja berkala umum dan
sistem kopling chasis dan cara
20.3.5 Menyetel sistem perawatan-
kerengangan pemindah nya
kopling tenaga
step1)  Mendiskripsi-
kan sistem
kemudi dan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 133


Daftar Lampiran

Kompe-
Standar Indikator
tensi Kompetensi Judul
Kompetensi Pencapaian Deskripsi
Utama Inti (KI) Modul
Guru (SKG) Kompetensi (IPK)
(KU)
20.3.6 Mendiskripsik cara
an sistem pemeriksaan
kemudi dan nya
suspensi  Mendiskripsik
20.3.7 Merawat an sistem
sistem kemudi suspensi
dan suspensi dan cara
pemeriksaan
ya
20.4 Perawatan 20.4.1 Menelaah MODUL  Mendiskripsi-
berkala Roda DIKLAT kan Roda
chasis dan 20.4.2 Menelaah PKB GURU dan cara
sistem rantai PAKET perawatan-
pemindah penggerak KEAHLIAN nya
tenaga roda TEKNIK  Mendikripsi-
20.4.3 Menyetel SEPEDA kan rantai
rantai MOTOR penggerak
penggerak KK D roda dan
roda (Perawatan cara
belakang berkala perawatan-
20.4.4 Mendiskripsi chasis dan nya
kan secara sistem  Mendiskripsi-
umum pemindah kan sistem
prinsip kerja tenaga transmisi
transmisi step2) otomatis dan
atomatis cara
20.4.5 Memeriksa perawatan-
komponen nya
sistem
transmisi
otomatis

134 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Kompe-
Standar Indikator
tensi Kompetensi Judul
Kompetensi Pencapaian Deskripsi
Utama Inti (KI) Modul
Guru (SKG) Kompetensi (IPK)
(KU)
20.5 Perawatan 20.5.1 Mendiskripsi MODUL  Mendiskripsi-
berkala kan sistem DIKLAT kan sistem
sistem pengaliran PKB GURU pengaliran
engine bahan bakar PAKET bahan bakar
manage- EMS KEAHLIAN EMS dan
ment 20.5.2 Mendiskripsi TEKNIK cara
system kan sistem SEPEDA perawatan-
sepeda control MOTOR nya
motor kelistrikan KK E  Mendiskripsi-
secara (Perawatan kan sitem
umum berkala pengapian
20.5.3 Memeriksa sistem EMS dan
komponen engine cara
sistem manage- perawatan-
pengaliran ment nya
bahan bakar system
20.5.4 Memeriksa sepeda
komponen motor)
sistem
pengapian
20.6 Perbaikan 20.6.1 Menelaah MODUL  Mendiskripsi-
Mesin Konstruksi DIKLAT kan kepala
Sepeda kepala PKB GURU silinder dan
motor silinder PAKET cara
step 1 20.6.2 Mendiagno- KEAHLIAN pemeriksaan
sa TEKNIK kerusakan-
kerusakan SEPEDA nya
yang terjadi MOTOR  Mendiskripsi-
pada kepala KK F kan katup
silinder dan cara
pemeriksaan
kerusakan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 135


Daftar Lampiran

Kompe-
Standar Indikator
tensi Kompetensi Judul
Kompetensi Pencapaian Deskripsi
Utama Inti (KI) Modul
Guru (SKG) Kompetensi (IPK)
(KU)
20.6.3 Mendiagnosa (Perbaikan  Mendiskripsik
kerusakan Mesin an blok
mekanisme Sepeda silinder dan
katup motor step cara
20.6.4 Menyekur 1) pemeriksaan
katub kerusakan
20.6.5 Menelaah  Mendiskripsik
konstruksi an piston
blok silinder dan cara
20.6.6 Mendiagnosa pemeriksaan
kerusakan kerusakan
blok silinder  Mendiskripsik
20.6.7 Memperbaiki an sistem
kerusakan pelumasan
pada blok dan cara
silinder pemeriksaan
20.6.8 Menelaah kerusakan
konstruksi
piston
20.6.9 Mendiagnosa
kerusakan
piston
20.6.10 Memperbaiki
kerusakan
pada piston
20.6.11 Menelaah
sistem
pelumasan
20.6.12 Mendiagnosa
kerusakan
sistem
pelumasan

136 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Kompe-
Standar Indikator
tensi Kompetensi Judul
Kompetensi Pencapaian Deskripsi
Utama Inti (KI) Modul
Guru (SKG) Kompetensi (IPK)
(KU)
20.6.13 Memperbaiki
kerusakan
pada sistem
pelumasan
20.7 Perbaikan 20.7.1 Menelaah MODUL  Mendiskripsi-
Mesin sistem DIKLAT kan fungsi
Sepeda pendingin PKB GURU dan cara
motor step 20.7.2 Mendiagnosa PAKET kerja sistem
2 kerusakan KEAHLIAN pendingin
pada sistem TEKNIK  Membedakan
pendingin SEPEDA jenis sistem
20.7.3 Memperbaiki MOTOR pendingin
kerusakan KK G  Mendiagnosa
pada sistem kerusakan
(Perbaikan
pendingin pada sistem
Mesin
20.7.4 Menelaah pendingin
Sepeda
sistem aliran  Memperbaiki
motor step
bahan bakar kerusakan
2)
karburator pada sistem
20.7.5 Mendiagnosa pendingin
kerusakan  Mendiskripsi-
yang terjadi kan sistem
pada aliran bahan
karburator bakar
20.7.6 Memperbaiki karburator
gangguan dan cara
pada memperbaiki
karburator gangguan
20.7.7 Menelaah  Mendiskripsik
sistem an Fungsi
pengapian. sistem
pengapian.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 137


Daftar Lampiran

Kompe-
Standar Indikator
tensi Kompetensi Judul
Kompetensi Pencapaian Deskripsi
Utama Inti (KI) Modul
Guru (SKG) Kompetensi (IPK)
(KU)
20.7.8 Mendiagnosa  Mendiskripsik
kerusakan an Cara
sistem kerja sistem
pengapian pengapian.
20.7.9 Memperbaiki  Membedakan
kerusakan jenis sistem
pada sistem pengapian.
pengapian  Mendiagnosa
kerusakan
sistem
pengapian
 Memperbaiki
kerusakan
pada sistem
pengapian

20.8 Perbaikan 20.8.1 Menelaah MODUL  Mendiskripsi-


sistem sistem DIKLAT kan fungsi
kelistrikan penerangan. PKB dan cara
Sepeda GURU kerja sistem
20.8.2 Menelaah
motor PAKET penerangan.
sistem sinyal
(tanda)
KEAHLIAN  Mendiskripsik
TEKNIK an fungsi
20.8.3 Mendiagnosa
SEPEDA dan cara
kerusakan
MOTOR H kerja sistem
pada sistem
sinyal
penerangan.
(Perbaikan (tanda)
20.8.4 Mendiagnosa
sistem  Membedakan
kerusakan
kelistrikan jenis sistem
pada sistem
Sepeda sinyal
sinyal (tanda)
motor) (tanda)

138 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Kompe-
Standar Indikator
tensi Kompetensi Judul
Kompetensi Pencapaian Deskripsi
Utama Inti (KI) Modul
Guru (SKG) Kompetensi (IPK)
(KU)
20.8.5 Memperbaiki  Mendiagnosa
kerusakan kerusakan
yang terjadi pada sistem
pada sistem penerangan
penerangan  Mendiagnosa
20.8.6 Mendiagnosis kerusakan
kerusakan pada sistem
pada sistem sinyal
pengisian. (tanda)

20.8.7 Memperbaiki  Memperbaiki

kerusakan kerusakan

yang terjadi yang terjadi

pada sistem pada sistem

sinyal (tanda) penerangan


 Mendiskripsi-
kan fungsi
sistem
pengisian
 Mendiskripsi-
kan cara
kerja sistem
pengisian
 Mendiagnosa
kerusakan
pada sistem
pengisian
 Memperbaiki
kerusakan
pada sistem
pengisian

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 139


Daftar Lampiran

Kompe-
Standar Indikator
tensi Kompetensi Judul
Kompetensi Pencapaian Deskripsi
Utama Inti (KI) Modul
Guru (SKG) Kompetensi (IPK)
(KU)
 Mendiskripsi-
kan fungsi
dan cara
kerja sistem
starter
elektrik
 Membedakan
jenis motor
stater.
 Mendiagnosa
kerusakan
sitem starter
elektrik
 Memperbaiki
kerusakan
pada sitem
starter
elektrik
20.9 Perbaikan 20.9.1 Menelaah MODUL  Menelaah
chasis sistem DIKLAT sistem
dan SPT suspensi PKB suspensi
Sepedam 20.9.2 Mendiagnosa GURU  Mendiskripsi-
otor kerusakan PAKET kan
pada sistem KEAHLIAN komponen
suspensi TEKNIK sistem
20.9.3 Memperbaiki SEPEDA suspensi
kerusakan MOTOR  Membedakan
pada sistem KK I jenis sistem
suspensi suspensi
(Perbaikan
chasis dan
SPT

140 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Kompe-
Standar Indikator
tensi Kompetensi Judul
Kompetensi Pencapaian Deskripsi
Utama Inti (KI) Modul
Guru (SKG) Kompetensi (IPK)
(KU)
20.9.4 Menelaah Sepeda  Mendiagnosa
sistem rem motor) kerusakan
konvensional pada sistem
dan rem ABS suspensi
20.9.5 Mendiagnosa  Memperbaiki
kerusakan kerusakan
rem pada sistem
konvensional suspense
(rem  Membedakan
mekanik dan jenis-jenis
hidrolik) sistem rem
20.9.6 Mendiagnosa  Mendiagnosa
kerusakan kerusakan
rem ABS rem
20.9.7 Memperbaiki mekanik,
kerusakan hidrolik dan
sistem rem ABS
konvensional  Mendiskripsi-
(rem kan cara
mekanik dan kerja sistem
hidrolik) kopling
20.9.8 Memperbaiki  Membedakan
kerusakan jenis kopling
sistem rem  Mendiagnosa
ABS kerusakan
20.9.9 Menelaah pada sistem
sistem kopling
kopling
 Memperbaiki
20.9.10 Mendiagnosa
kerusakan
kerusakan
sistem
pada sistem
kopling
kopling

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 141


Daftar Lampiran

Kompe-
Standar Indikator
tensi Kompetensi Judul
Kompetensi Pencapaian Deskripsi
Utama Inti (KI) Modul
Guru (SKG) Kompetensi (IPK)
(KU)
20.9.11 Memperbaiki  Mendiskripsi-
kerusakan kan fungsi
sistem dan cara
kopling kerja sistem
20.9.12 Menelaah transmisi
sistem  Membedakan
transmisi jenis sistem
20.9.13 Mendiagnosa transmisi
kerusakan  Mendiagnosa
komponen kerusakan
sistem komponen
transmisi sistem
20.9.14 memperbaiki transmisi
kerusakan  memperbaiki
transmisi kerusakan
manual transmisi
manual
20.10 Pemeliha- 20.10.1 Menelaah MODUL  mendiskripsik
raan EMS sistem DIKLAT an sistem
(engine injeksi PKB pengaliran
Manage- bensin GURU bahan
ment 20.10.2 Mendiagno PAKET bakar
System) sa KEAHLIAN
 mendiskripsik
sepeda kerusakan TEKNIK
an fungsi
motor pada SEPEDA
dan cara
sistem MOTOR
kerja
injeksi KK J
komponen
bahan (Pemeliha-
EMS
bakar raan EMS
 Mendiskripsi-
bensin (engine
kan sistem
Manage-
control
ment
elektronik

142 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Kompe-
Standar Indikator
tensi Kompetensi Judul
Kompetensi Pencapaian Deskripsi
Utama Inti (KI) Modul
Guru (SKG) Kompetensi (IPK)
(KU)
20.10.3 Memper- System) sistem
baiki sepeda injeksi
kerusakan motor)  diagnose
pada kerusakan
sistem komponen
injeksi EMS
bahan  memperbaiki
bakar kerusakan
bensin pada EMS

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 143


Daftar Lampiran

144 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK B

Daftar Pustaka

Buku Pedoman Reparasi. Technical Service Division Service Publication


Department.PT. Astra Honda Motor. (2010)

Buku Pedoman Reparasi Honda Revo. Technhical Service Division Service


Publication Department.PT. Astra Honda Motor.

Modul Training Otomotif VEDC Malang. Yamaha Technical Academy.Yamaha


Motor Co.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 145


146 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI B
PEDAGOGIK:
TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP
PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

Penulis:
Astu Widodo, MPd.,08125226512; astuwidodo@yahoo.com
Penelaah:
Dr. Sihkabudin, M.Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Pedagogik KK B

Daftar Isi

Hal
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
Daftar Gambar................................................................................................... iv
Daftar Tabel....................................................................................................... iv
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi ................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup ...................................................................................... 3
E. Cara Penggunaan Modul....................................................................... 4
Kegiatan Pembelajaran 1 Teori Belajar Dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran 11
A. Tujuan ................................................................................................. 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ....................................................... 11
C. Uraian Materi ....................................................................................... 11
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................ 31
E. Latihan/Kasus/Tugas ........................................................................... 32
F. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut .......................................................... 32
Kegiatan Pembelajaran 2 Pendekatan, Strategi, Metode Dan Teknik
Pembelajaran ................................................................................................... 35
A. Tujuan ................................................................................................. 35
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ....................................................... 35
C. Uraian Materi ....................................................................................... 36
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................ 74
E. Latihan/Tugas...................................................................................... 75
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................... 75
Kunci Jawaban............................................................................................... 103
Penutup .......................................................................................................... 105
Daftar Pustaka ............................................................................................... 107
Lampiran ........................................................................................................ 111

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | iii


Daftar Gambar

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ................................... 4


Gambar2. ALur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ................................. 5
Gambar3. Alur pembelajaran Tatap Muka Model In-On-In ..................... 7
Gambar4. Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek ............................... 49

Daftar Tabel

Tabel 1. Implikasi Teori Belajar .............................................................. 18


Tabel 2. Perbedaan Antara Teori Behaviorisme, Kognitivisme, 21
Konstruktivisme, dan Humanisme ............................................
Tabel 3. Implikasi Prinsip-Prinsip Pembelajaran .................................... 28
Tabel 4. Deskripsi Langkah Pembelajaran Berpendekatan Saintifik ...... 38
Tabel 5. Tahap Pembelajaran Berbasis Masalah ................................... 44
Tabel 6. Tahap dan Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Model 46
Discovery Learning ...................................................................
Tabel 7. Tahap dan Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Model 49
Project Based Learning ............................................................
Tabel 8. Langkah Metode Drill dan deskripsinya .................................... 68

iv | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Daftar Lampiran

Lampiran 1. LK-01.Teori Belajar dan Implikasinya ................................. 111

Lampiran2. LK-02. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dan Implikasinya ....... 113

Lampiran3. LK-03. Implementasi Teori belajar behaviorisme, 115


kognitivisme, konstrukivisme, dan humanistik dalam
pembelajaran................................................

Lampiran4. LK-04. Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran ...... 117

Lampiran5. LK-05. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran .................. 118

Lampiran6. LK-06. Metode dan Teknik Pembelajaran............................ 122

Lampiran7. LK-07. Rangkuman Pendekatan, Strategi, Metode dan 124


teknik Pembelajaran ................................................

Lampiran8. LK-08. Rancangan Kegiatan Berpendekatan Saintifik ........ 125

Lampiran 9 LK-09. Pengembangan Soal ............................................... 128

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | v


vi | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Pedagogik KK B

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan.


Persoalan itu memang harus kita pecahkan dan dicari solusinya, masalah yang
ada karena substansi yang ditransformasikan selama proses pendidikan dan
pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kemajuan masyarakat. Dalam hal ini perubahan kurikulum selalu
mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan
karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu
adanya revitalisasi kurikulum. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya
kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan,
yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa
dan negara Indonesia sepanjang jaman.

Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh
mutu guru yang baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, kehadiran guru profesional akan mampu memberikan
“kesejahteraan pedagogik” kepada setiap peserta didik yang akan meningkatkan
kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan umum.
Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa
dan negara di dunia ini termasuk di Indonesia sebagian besar ditentukan oleh
peran guru. Belajar merupakan kegiatan atau aktivitas kompleks manusia untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki sikap dan
perilaku serta memperkuat kepribadian untuk mengembangkan pribadi
seutuhnya. Mengingat tugas pokok guru adalah mengajar, karena itu diwajibkan
untuk menguasai empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 1


Pendahuluan

Kompetensi yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran adalah


kompetensi pedagogik. Agar proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
berjalan dengan baik dan lancar serta tujuan dapat tercapai secara optimal,
maka diperlukan dasar-dasar teori yang dapat menunjang pelaksanaan
pembelajaran.

Salah satu teori yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam


mengimplementasikan kegiatan pembelajaran adalah teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik serta berbagai pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran yang diampu. Oleh karena itu teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik serta berbagai pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif merupakan salah satu mata
diklat yang diberikan dalam diklat kompetensi pedagogik.

B. Tujuan

Tujuan disusunnya modul ini adalah untuk memberikan pemahaman yang


lengkap dan jelas tentang teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik dalam rangka menunjang peningkatan kompetensi guru dalam
mengembangkan pembelajaran berbasis karakter.

C. Peta Kompetensi

1. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang


mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
2. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.

2 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

POSISI MODUL

KODE UNIT NAMA UNIT KOMPETENSI


KOMPETENSI
PED0A00000-00 Perkembangan Peserta Didik
Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang
PED0B00000-00
mendidik
PED0C00000-00 Pengembangan Kurikulum
PED0D00000-00 Pembelajaran Yang Mendidik
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
PED0E00000-00
Komunikasi dalam Pembelajaran
PED0F00000-00 Pengembangan potensi peserta didik
PED0G00000-00 Komunikasi efektif
PED0H00000-00 Penilaian dan evaluasi pembelajaran
Pemanfaataan hasil penilaian dan evaluasi
PED0I00000-00
pembelajaran
Tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
PED0J00000-00
pembelajaran.

D. Ruang Lingkup

Modul teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik ini berisi tentang
materi yang berkaitan dengan:
1. Teori Belajar Dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran

a. Teori Belajardan Implikasinya

b. Prinsip Pembelajaran Yang Mendidik dan Implikasinya

2. Pendekatan, Strategi, Metode, Dan Teknik Pembelajaran Yang Mendidik


a. Pendekatan Pembelajaran
b. Strategi Pembelajaran
c. Metode dan Teknik Pembelajaran

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 3


Pendahuluan

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis di lingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksankan secara
terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur di bawah.

4 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

PENDAHULUAN

Mengkaji Materi
(Dipandu oleh fasilitator dan
dalam kelompok)

Melakukan aktivitas
pembelajaran
(diskusi/eksperimen/latihan/LK
) di tempat pelatihan.

Presentasi dan konfirmasi

Selesai Pelatihan
Persiapan Tes AKhir

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut.

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi

 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

 langkah-langkah penggunaan modul

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 5


Pendahuluan

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi B - Pedagogi
tentang Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik,
fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk
mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator
pencapaian hasil belajar.

Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara mandiri maupun


berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan
menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan
kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana


menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak mengikuti.

6 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu
In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning
2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In
tergambar pada alur berikut ini.

PENDAHULUAN

In Service Learning 1
Mengkaji Materi
(Mengkaji materi secara menyeluruh sebagai bekal pengetahuan
pada kegiatan on the job learning)

Melakukan aktivitas pembelajaran (berpikir


reflektif/diskusi/brainstorming/simulasi/studi kasus/LK).

On the Job Learning


Mengkaji Materi
(mengkaji materi secara mandiri dan berkomunikasi dengan
peserta lain atau fasilitator)

Melakukan aktivitas pembelajaran


(praktik/eksperimen/sosialisasi/implementasi/peerdiscussion/LK).

In Service Learning 2
Presentasi produk/tagihan on the job learning dan konfirmasi

Selesai Pelatihan
Persiapan Tes AKhir

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 7


Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan


In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari:

 latar belakang yang memuat gambaran materi

 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

 langkah-langkah penggunaan modul


b. In Service Learning 1 (IN-1)
 Mengkaji Materi
Padakegiatan mengkajimaterimodulkelompokkompetensiB - Pedagogik
tentang Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang
Mendidikfasilitator memberikesempatan kepadaguru sebagaipesertauntuk
mempelajarimateri yang diuraikan secarasingkat sesuaidengan
indikatorpencapaian hasilbelajar. Gurusebagaipesertadapatmempelajari
materisecara individualmaupun
berkelompokdandapatmengkonfirmasipermasalahan kepada fasilitator.

 Melakukanaktivitaspembelajaran
Padakegiataninipesertamelakukankegiatan pembelajaransesuaidengan
rambu-rambu atau instruksiyangterterapadamodul dandipandu oleh
fasilitator.Kegiatanpembelajaran padaaktivitaspembelajaran iniakan
menggunakanpendekatan/metodeyang secaralangsung berinteraksidi kelas
pelatihan,baikitudenganmenggunakan metodeberfikirreflektif,diskusi,
brainstorming,simulasi, maupun studikasusyangkesemuanyadapat melalui
LembarKerja yangtelah disusunsesuaidengan kegiatanpada In 1.

Padaaktivitaspembelajaranmateriinipesertasecaraaktifmenggaliinformasi,

8 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

mengumpulkandanmempersiapkanrencanapembelajaranpadaonthe job
learning.

c. On the JobLearning(ON)
• Mengkaji Materi
Padakegiatan mengkajimaterimodulkelompokkompetensiB - Pedagogik
tentang Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang
Mendidik,gurusebagai pesertaakan mempelajarimateriyang telahdiuraikan
padain service learning1 (In 1).Guru sebagaipesertadapat membukadan
mempelajarikembalimateri sebagaibahandalammengerjaka tugas-
tugasyangditagihkan kepada peserta.

• Melakukanaktivitaspembelajaran
Padakegiataninipeserta melakukankegiatanpembelajarandi sekolah
maupun di kelompokkerjaberbasispada rencana yang telahdisusunpada
IN1dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada
modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi,
implementasi, peer discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah
maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah
disusun sesuai dengan kegiatan pada On.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada On, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan
pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (In-2)


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan On
yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. Pada bagian ini
juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes
akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes
akhir.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 9


Pendahuluan

3. LembarKerja
Modulpengembangan keprofesian berkelanjutan kelompok komptetansi B -
Pedagogik tentang Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang
Mendidik,terdiridari beberapakegiatan pembelajaran yang
didalamnyaterdapataktivitas-aktivitas
pembelajaransebagaipendalamandanpenguatanpemahaman materiyang
dipelajari.

Modul inimempersiapkanlembarkerjayangnantinyaakandikerjakan
olehpeserta, lembar kerja tersebutdapatterlihatpada tabel berikut.

DaftarLembarKerjaModul

No Kode LK NamaLK Keterangan


1. LK-01. Teori Belajar dan Implikasinya TM, ON

2. LK-02. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dan TM, ON


Implikasinya
3. LK-03. Implementasi Teori belajar behaviorisme, TM, ON
kognitivisme, konstrukivisme, dan
4. LK-04. humanistik
Teori dalam
Belajar pembelajaran
dan Prinsip-Prinsip TM, ON
Pembelajaran
5. LK-05. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran TM

6. LK-06. Metode dan Teknik Pembelajaran TM, ON

7. LK-07. Rangkuman Pendekatan, Strategi, TM, ON


Metode dan teknik Pembelajaran
8. LK-08. Rancangan Kegiatan Berpendekatan ON
Saintifik
9. LK-09 Pengembangan Soal ON

Keterangan.

TM :DigunakanpadaTatapMuka Penuh

IN1 :Digunakanpada In service learning1

10 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

ON :Digunakanpada onthe joblearning

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 11


Pedagogik KK B

Kegiatan Pembelajaran 1
Teori Belajar Dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 1 ini, melalui kegiatan individu dan


diskusi kelompok diharapkan peserta pelatihan dapat menjelaskan tentang teori
belajar dan prinsip pembelajaran, mampu menerapkan dalam kegiatan
pembelajaran sesuai dengan matapelajaran yang diampu serta mampu
menerapkan pendidikan Karakter.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi yang harus dicapai oleh guru pembelajar melalui modul ini, adalah
dengan indikator sebagai berikut:

1. Berbagai teori belajar (behavioristik, kognitifisme, konstruktifisme, dan


Humanisme) dijelaskan dengan benar

2. Implikasi dari keempat teori belajar (behaviorisme, kognitifisme,


konstruktifisme, dan Humanisme) dijelaskan dengan benar.

3. Keempat teori belajar (behaviorisme, kognitifisme, konstruktifisme, dan


Humanisme) dijelaskan perbedaannya dengan benar.

4. Prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dijelaskan dengan tepat.

5. Implikasi prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dijelaskan dengan


benar.

C. Uraian Materi

1. Teori Belajar dan Implikasinya


Teori belajar merupakan rangkaian dua kata yaitu teori dan belajar yang memiliki
satu pemahaman berkaitan dengan proses pembelajaran. Secara terpisah
sebenarnya masing-masing kata memiliki arti berbeda satu dengan yang lain.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 11


Kegiatan Pembelajaran 1

Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk
suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi
bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu.
Sedangkan teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang
didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari,
dianalisis dan diuji kebenarannya. Dengan demikian teoribelajar adalah suatu
teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar
mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Secara ringkas dapat dikatakan teori
belajar merupakan hukum-hukum/prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisi
terjadinya belajar. Teori belajar dapat merupakan sumber hipotesis, kunci dan
konsep-konsep sehingga pengajar dapat lebih efektif dalam melaksanakan
pembelajaran.

Belajar adalah kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi


seutuhnya (Suprijono, 2011). Kemudian Dimyati dan Mudjiono (2009, 7),
mendefinisikan belajar sebagai tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Dan
masih ada banyak lagi tentang pengertian belajar, namun secara umum memiliki
kesamaan.

a. Teori Belajar
Beberapa perspektif dalam teori belajar, empat diantaranya adalah
Behaviorisme, Kognitivisme, Konstruktivisme dan Humanistik

1) Teori belajar behaviorisme


Teori belajar behaviorisme merupakan teori dengan pandangan tentang
belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari stimulus dan
respon.Teori Belajar Classical Conditioning dari Pavlov, Connectionisin dari
Thorndike, dan Behaviorism dari Watson merupakan teori-teori dasar dari
aliran perilaku yang menjadi tonggak sejarah aliran perilaku dalam teori
belajar. Teori-teori ini kemudian dikembangkan dan atau dimodifikasi oleh
berbagai ahli menjadi beragam teori-teori baru dalam aliran perilaku, yang
kemudian disebut aliran perilaku baru (neo-Behaviorism). Tercatat ahli-ahli
yang tergabung dalam aliran perilaku baru antara lain:

12 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

 Thorndike dengan teori connectionism menyatakan bahwa belajar


merupakan proses coba-coba sebagai reaksi terhadap stimulus.
 Watson menyatakan bahwa belajar merupakan proses terjadi refleks
atau respon bersyarat melalui stimulus pengganti. Semua tingkah laku
lainnya terbentuk oleh hubungan stimulus respon baru melalui
connditioning.
 Clark Hull dengan teori sistem perilaku menyatakan bahwa kebutuhan
biologis dan pemuasan kebutuhan menjadi sentral dalam seluruh
kegiatan manusia. Kebutuhan yang timbul akan menyebabkan
terbentuknya suatu perilaku yang akan mereduksi kebutuhan secara
berangsur-angsur yang dapat dipelajari responnya.
 Edwin Guthrie dergan teori Contiguous Conditioning menyatakan bahwa
gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu
timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama. Respon
atas suatu situasi cendrung diulang, bilamana individu menghadapi
suatu yang sama.
 B.F. Skinner dengan teori Operant Conditioning menyatakan bahwa
hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi
dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah
laku.
2) Teori belajar Kognitivisme
Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian.
Pengertian yang lebih luas, cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan,
dan penggunaan pengetahuan. Selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer
sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang
mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental
yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan,
memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi,
pemecahan masalah, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan,
berpikir dan keyakinan. Termasuk kejiwaan yang berpusat di otak ini juga
berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang
bertalian dengan rasa. Menurut para ahli jiwa aliran kognitivisme, tingkah
laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 13


Kegiatan Pembelajaran 1

mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.


Beberapa ahli yang mengembangkan teori belajar kognitivisme antara lain:

 Gestalt dengan teori phenomena menyatakan bahwa proses belajar


adalah fenomena kognitif. Seseorang cenderung mempersepsikan apa
yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
 Kurt Lewin dengan teori field theory menyatakan bahwa masing-masing
individu berada di dalam suatu medan kekuatan yang bersifat
psikologis. Medan dimana individu bereaksi disebut life space
(perwujudan lingkungan di mana individu bereaksi, misalnya ; orang –
orang yang dijumpainya, objek material yang ia hadapi serta fungsi
kejiwaan yang ia miliki).
 Jean Piaget dengan teori cognitive developmental menyatakan bahwa
proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari
konkret menuju abstrak.
 Jerome Bruner dengan discovery learning menyatakan bahwa proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika seseorang
menemukan sendiri suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupan (enaktif, ikonik,
dan simbolik).
 Vygotsky menyatakan bahwa perolehan pengetahuan dan
perkembangan kognitif seorang seturut dengan teori sciogenesis.
Dimensi kesadaran social bersifat primer, sedangkan dimensi
individualnya bersifat turunan dan bersifat skunder. Artinya,
pengetahuan dan pengembangan kognitif individu berasal dari sumber-
sumber sosial di luar dirinya.
 David Ausubel dengan teori meaningful learning menyatakan bahwa
suatu proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan
struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang
belajar.

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.

14 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan


tingkah laku yang bisa diamati.

3) Teori belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis


(asumsi) bahwa dengan merefleksi pengalaman, kita membangun,
mengkonstruksi pengetahuan kita tentang dunia tempat kita hidup (Suyono
dan Hariyanto, 2011). Sedangkan menurut Cahyo (2013) konstruktivisme
merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekan bahwa
pengetahuan adalah buatan kita sendiri sebagai hasil konstruksi kognitif
melalui kegiatan individu dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan
skema yang diperlukan untuk membangun pengetahuan tersebut. Trianto
(2007) juga berpendapat bahwa teori pembelajaran konstruktivisme
merupakan teori pembelajaran kognitif baru dalam psikologi pendidikan
yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisi apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.
Dari ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori belajar
konstruktivisme merupakan teori belajar yang menuntut peserta didik
mengkonstruksi kegiatan belajar dan mentransformasikan informasi
kompleks untuk membangun pengetahuan secara mandiri. Beberapa ahli
yang mengembangkan teori belajar konstruktivisme antara lain:
 Jean Piaget dengan personal constructivism menyatakan bahwa
pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang,
melainkan melalui tindakan. Sehingga penekanan proses untuk
menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun
(mengkonstruksi kemampuan kognitif) dari realitas lapangan
(praktik).
 Vygotsky menyatakan bahwa teori ini menekankan pada sosiokultural
dan pembelajaran, artinya dalam mengkonstruksi pengetahuan
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosial di sekitarnya (a.
Zone Of Proximal Development adalah jarak antara

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 15


Kegiatan Pembelajaran 1

perkembangan sesungguhnya dengan tingkat perkembangan


potensial dimana siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan
dibawah bimbingan orang dewasa. b. Scaffolding merupakan
pemberian bantuan awal pembelajaran, kemudian mengurangi
bantuan dan mmemberikan kesempatan untuk mengambil alih
tanggung jawab yang makin besar setelah dapat melakukannya
sendiri).
 John Dewey menyatakan bahwa belajar tergantung pada pengalaman
dan minat peserta didik sendiri dan topik dalam kurikulum seharusnya
saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu
sama lain. Sehingga suasana belajar menyenangkan dan mendorong
untuk proaktif dan berpikir kratif dalam memecahkan setiap
permasalahan.
4) Teori belajar Humanisme
Humanistic theory telah dilukiskan sebagai angkatan ketiga dalam psikologi
modern. Teori ini menolak determinisme Freud dari instink dan
determinisme lingkungan dari teori pembelajaran. Pendukung humanis
memiliki pandangan yang sangat positif dan optimis tentang kodrat
manusia. Pandangan humanisme menyatakan bahwa manusia adalah
agen yang bebas dengan kemampuan superior untuk menggunakan
simbol-simbol dan berpikir secara abstrak. Jadi, orang mampu membuat
pilihan yang cerdas, untuk ber-tanggungjawab atas perbuatannya, dan
menyadari potensi penuhnya sebagai orang yang mengaktualisasikan diri.
Humanist memiliki pandangan holistikmengenai perkembangan manusia,
yang melihat setiap orang sebagai makhluk keseluruhan yang unik dengan
nilai independen. Dalam pandangan holistik, seseorang lebih dari sekedar
kumpulan dorongan, instink, dan pengalaman yang dipelajari. Tiga tokoh
terkemuka teori belajar humanistik antara lain:
 Abraham Maslow (1908–1970) menyatakan bahwa ada hierarki
kebutuhan manusia yaitu tingkat yang lebih rendah mempertahankan
hidup dan rasa aman, memiliki dan dicintai, kebutuhan akan harga diri
dalam kelompok mereka sendiri. Jika kebutuhan ini telah terpenuhi

16 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

orang akan kembali mencari kebutuhan yang lebih tinggi lagi, prestasi
intelektual, penghargaan estetis, dan akhirnya self-actualization.
 Carl Rogers (1902–1987) menyatakan bahwa belajar dipandang sebagai
fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa belajar yang
sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan
intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut
teori belajar humanisme bahwa motivasi belajar harus bersumber pada
diri peserta didik.
 Arthur Combs (1912-1999)menyatakan bahwa belajar terjadi bila
mempunyai arti (meaning) bagi individu, guru tidak bisa mamaksakan
materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka.
Oleh karena itu bila terjadi tingkah laku menyimpang adalah “akibat
yang tidak ingin dilakukan, tetapi dia tahu bahwa dia harus melakukan”.

Humanisme menggunakan pandangan yang sangat positif dari sifat dasar


manusia dan mengatakan bahwa orang bebas menggunakan kemampuan
mereka yang unggul/superior untuk membuat pilihan cerdas dan
mewujudkan potensi penuh mereka sebagai orang yang
mengaktualisasikan diri.

Mencermati empat macam teori belajar tersebut, akan memandu guru


pembelajar untuk menentukan pilihan. Teori belajar mana yang paling
efektif untuk dapat digunakan sebagai acuan pengembangan pembelajaran
yang diampu. Tentu semua itu tergantung dari tujuan yang telah ditetapkan.
Tidak ada yang terbaik, yang terpenting adalah teori belajar mana yang
paling sesuai.

b. Implikasi Teori Belajar

Implikasi teori belajar merupakan suatu bagian penting yang berpotensi dalam
mengoptimalkan peningkatan pendidikan dengan memanfaatkan dukungan
sarana dan prasarana yang tersedia. Bagi pendidik perlu memperhatikan teori
belajar tersebut, agar menjadikan pertimbangan dalam menetapkan proses
pembelajaran di kelas yang tepat sehingga menghasilkan proses
pengembangan pendidikan yang efisien.Berikut implikasi teori-teori belajar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 17


Kegiatan Pembelajaran 1

dalam pembelajaran di kelas atau dalam dunia pendidikan dapat dilihat pada
tabel 1.

Tabel 1. Implikasi Teori Belajar

Teori Belajar Implikasi

Behaviorisme Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori


behaviorisme memandang bahwa pengetahuan adalah
obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Karena pengetahuan
telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah
perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke
orang yang belajar, implikasinya antara lain:
1. Kegiatan pembelajaran berproses berdasarkan
bahan pembelajaran yang sudah siap, sehingga
tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa
dapat disampaikan secara utuh oleh guru.
2. Guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi
memberikan instruksi singkat dan diikuti contoh-
contoh baik yang dilakukan sendiri maupun melalui
simulasi.
3. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat
diukur dan diamati.
4. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang
tampak.
5. Metode yang digunakan sangat cocok untuk
mendapatkan kemampuan praktek dan
pembiasaan yang mengandung unsur-unsur
kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya
tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan
bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan
komputer, berenang, olahraga dan sebagainya.
Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang
masih membutuhkan dominasi peran orang
dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan,
suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk
penghargaan langsung seperti diberi permen atau
pujian.

Kognitivisme Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori


kognitivisme memandang bahwa tingkah laku seseorang
itu senantiasa didasarkan pada kognisi, implikasinya

18 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

antara lain:
1. Perlakuan individu didasarkan pada tingkat
perkembangan kognitif peserta didik
2. Pembangkitan motivasi berdasarkan atas
pengalaman atau pengetahuan yang telah dikuasai
peserta didik.
3. Kurikulum dan metode-metode berfungsi untuk
mengembangkan ketrampilan berfikir peserta didik.
4. Tujuan pembelajaran yang dirancang difokuskan
untuk mengembangkan kemampuan kognisi dengan
bantuan interaksi sosial.
5. Bentuk pengelolaan kelas berpusat pada aktivitas
peserta didik dan guru membimbing agar peserta
didik melaksanakan eksplorasi dan menemukan
sendiri, sehingga diperlukan partisipasi aktif peserta
didik dalam belajar.
6. Untuk lebih mengefektifkan pembelajaran sangat
diperlukan dukungan program-program
pengembangan pengetahuan secara terpadu.
(Adrian Yelon, 1977)

Konstruktivisme Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori


konstruktivisme memandang bahwa proses pembelajaran
merupakan proses mengondisikan siswa untuk melakukan
proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru,
dan pengetahuan baru berdasarkan data hingga
menjadikan sebuah pengetahuan yang bermakna, dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan
mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan
strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar, implikasinya
antara lain:
1. Pemberian kesempatan kepada peserta didik,
memerhatikan dan mengembangkan motivasi
terhadap topik materi pembelajaran (fase orientasi).
2. Bantuan kepada peserta didik meggali ide-ide yang
dimilikinya dengan memberi kesempatan untuk
mendiskusikan atau menggambarkan pengetahuan
dasar atau ide mereka (fase elisitasi).
3. Peserta didik melakukan klarifikasi ide dengan cara
mengontraskan ide-idenya dengan ide orang lain
(fase restrukturisasi ide)
4. Pengaplikasian ide atau pengetahuan peserta didik
yang dibentuk pada bermacam-macam situasi yang
dihadapi (fase aplikasi ide).
5. Merevisi gagasannya dengan menambah suatu
keterangan atau dengan cara mengubahnya
menjadi lebih lengkap (fase reviu).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 19


Kegiatan Pembelajaran 1

Humanisme Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori


humanisme memandang bahwa proses belajar harus
berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri, sehingga
belajar dianggap berhasil jika peserta didik memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori ini
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia
serta peserta didik mampu mengembangkan potensi
dirinya, sehingga berimplikasi pada guru sebagai
fasilitator. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru
sebagai fasilitator, yaitu:
1. Guru sebaiknya memberi perhatian kepada
penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau
pengalaman kelas.
2. Guru hendaknya membantu memperoleh dan
memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam
kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang
bersifat umum.
3. Guru harus mempercayai adanya keinginan dari
masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-
tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai
kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam
belajar yang bermakna tadi.
4. Guru harus mengatur dan menyediakan sumber
seluas-luasnya agar mudah dimanfaatkan peserta
didik dalam mencapai tujuan mereka.
5. Guru menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu
sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan
oleh peserta didik.
6. Guru mencoba untuk menanggapi dengan cara
yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi
kelompok
7. Guru harus mengambil prakarsa untuk ikut serta
dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya
dengan tidak menuntut dan juga tidak
memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara
pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak
oleh siswa.
8. Guru harus mencoba untuk mengenali dan
menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.

c. Perbedaan Keempat Teori Belajar


Dalam dunia pendidikan salah satu pertanyaan penting tentang belajar
dari guru adalah: Kondisi seperti apa yang paling efektif untuk
menciptakan perubahan yang diinginkan dalam tingkah laku? Atau
bagaimana bisa apa yang kita ketahui tentang belajar diterapkan dalam
instruksi? Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut, kita harus

20 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

melihat pada penjelasan-penjelasan psikologis tentang belajar,


khususnya tentang teori belajar.Secara luas teori belajar selalu
dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun
juga membicarakan masalah belajar ialah membicarakan sosok
manusia, dengan segala tindakan dan keberpengaruhannya.

Pada satuan pendidikan umumnya terdapat pembelajaran-


pembelajaran yang berbeda antara tingkat satuan pendidikan yang satu
dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan adanya pendapat para ahli
yang berbeda-beda mengenai pembelajaran. Jadi, antara sekolah yang
satu dengan sekolah yang lain berbeda-beda dalam menerapkan teori
pembelajaran, yang mereka terapkan di sekolahnya yaitu teori
pembelajaran yang dianggapnya sejalan dengan pemikiran mereka.
Teori pembelajaran itu sendiri merupakan suatu pendekatan terhadap
suatu konsep yang membahas tentang upaya mengefektifkan proses
perubahan tingkah laku khususnya berkaitan dengan bidang
pengetahuan. Terdapat teori-teori dalam pembelajaran diantaranya
teori kognitivisme, teori konstruktivisme, teori humanisme, teori
behaviorisme seperti yang telah diuraikan atau dibahas di atas. Dari
beberapa teori tersebut terdapat perbedaan seperti yang dapat dilihat
pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbedaan antara teori Behaviorisme, Kognitivisme,


Konstruktivisme, dan Humanisme

Teori Belajar Perbedaan

Behaviorisme Belajar adalah perubahan tingkah laku, yang


merupakan hasil dari stimulus-respon. Belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Ahmadi dan Supriyono, 1991: 121).
Aliran ini menganggap seseorang telah belajar jika ia
telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku.
Untuk membuat seseorang belajar, perlu adanya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 21


Kegiatan Pembelajaran 1

stimulus yang diberikan oleh pendidik.


 Menekankan pada stimulus dan respon dalam
pembentukan perilaku.
 Setiap perilaku dapat dipelajari.
 Tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku
baru.
 Menekankan pada perubahan perilaku yang
teramati.

Kognitivisme Belajar merupakan usaha pemberian makna oleh


peserta didik pada pengalamannya melalui asimilasi
dan akomodasi yang menuju pada pembentukan
struktur kognitifnya, sehingga lebih menekankan pada
belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam
akal pikiran manusia. Belajar adalah suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (Winkel,
1996: 53).
Menekankan pada perubahan atau proses-proses
mental dan perilaku tidak kasat mata.

Konstruktivisme Belajar merupakan usaha pemberian makna oleh


peserta didik kepada pengalamannya melalui asimilasi
(proses merespon lingkungan sesuai dengan struktur
kognitif) dan akomodasi (proses memodifikasi struktur
kognitif) yang menuju pada pembentukan struktur
kognitifnya.
 Individu membangun pemahamannya melalui
eksplorasi
 Menyatakan bahwa peserta didik adalah orang yang
secara individual harus menemukan ,
mentransformasi, dan mengecek kemballi, serta
merevisi informasi yang lama.
 Siswa memiliki pemahaman satu persepsi.

Humanisme Pada dasarnya, teori humanistik adalah teori belajar


yang memanusiakan manusia. Pembelajaran
dipusatkan pada pribadi seseorang. Teori ini tidak
lepas dari pendidikan yang berfokus pada bagaimana
menghasilkan sesuatu yang efektif, bagaimana belajar
yang bisa meningkatkan kreativitas dan memanfaatkan
potensi yang ada pada seseorang.
 Menekankan pada keunikan sikap individu.
 Individu adalah orang yang bebas menentukan apa
yang dipelajarinya.
 Belajar dipandang sebagai pemerolehan informasi
atau pengalaman dan menemukan maknanya

22 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

secara personal atau pribadi.

2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dan Implikasinya

Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik
dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses
belajar mengajar. Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip
orang belajar. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat
mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam
melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip
belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Banyak teori
dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli, namun secara
umum memiliki persamaan.

a Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum menurut Rusman (2015)
antara lain berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan,
serta perbedaan individual.

1) Perhatian Dan Motivasi


Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari
kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya
perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan
timbul pada peserta didik, apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu
yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga
motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri peserta didik tidak ada
perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu
dibangkitkan perhatiannya. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk
mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 23


Kegiatan Pembelajaran 1

masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan fokus pada


masalah yang harus diselesaikan.

Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan


belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat.
Siswa yang memiliki minat terhadap bidang studi tertentu cenderung
tertarik perhatiannya sehingga timbul motivasi untuk mempelajarinya.
Misalnya, peserta didik yang menyukai pelajaran matematika akan merasa
senang belajar matematika dan terdorong untuk belajar lebih giat,
karenanya adalah kewajiban guru untuk bisa menanamkan sikap positif
pada diri siswa terhadap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan bersungguh-sungguh
menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat
untuk ikut serta dalam kegiatan belajar; berusaha keras dan memberikan
waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut; dan terus bekerja
sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.

2) Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan
dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan
juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin
terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. John Dewey mengemukakan
bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk
dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar
pembimbing dan pengarah. Menurut teori kognetif, belajar menunjukan
adanya jiwa yang sangat aktif, jika mengolah informasi yang kita terima,
tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.
Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik yang mudah diamati maupun
kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca,
mendengar, menulis, berlatih keterampilan dan sebaginya. Kegiatan psikis
misalnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan
masalah yang dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain,
menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya.

24 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang
lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan
dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling
baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui
pengalaman langsung siswa yang tidak hanya mengamati secara langsung
tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya. Pembelajaran itu akan lebih
bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa yang dipelajarinya" bukan
"mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru. Dari berbagai
pandangan para ahli tersebut menunjukkan betapa pentingnya keterlibatan
siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Pentingnya
keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey
dengan "learning by doing"-nya. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh
Confocius, bahwa:“ apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat,
saya ingat; dan apa yang saya lakukan saya paham”. Dari kata-kata bijak
ini kita dapat mengetahui betapa pentingnya keterlibatan langsung dalam
pembelajaran. Sementara itu serapan pengalaman belajar adalah sebagai
berikut: kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita
dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan
dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita
katakan dan lakukan. Dengan demikian guru dapat menetapkan rancangan
pengalaman pembelajaran yang dipengaruhkan kepada peserta didik
seperti apa yang efektif.

4) Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan adalah teori
psikologi daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada
pada manusia yang terdiri atas daya mengamati, menanggap, mengingat,
mengkhayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan
pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang, seperti halnya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 25


Kegiatan Pembelajaran 1

pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya yang dilatih
dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan sempurna. Dalam
proses belajar, semakin sering materi pelajaran diulangi maka semakin
ingat dan melekat pelajaran itu dalam diri seseorang.

Mengulang besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya


pengulangan "bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan"
akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara
langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih penting adalah
mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari misalnya
dengan membuat ringkasan. Teori lain yang menekankan prinsip
pengulangan adalah teori koneksionisme-nya Thordike. Dalam teori
koneksionisme, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan
hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap
pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon
benar.

5) Tantangan
Teori Medan(Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa peserta
didik dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan
psikologis. Dalam situasi belajar peserta didik menghadapi suatu tujuan
tetapi selalu menghadapi hambatan yaitu mempelajari bahan pelajaran,
maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan
mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan tersebut telah
diatasi artinya tujuan belajar telah tercapai maka ia akan memasuki dalam
medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. Menurut teori ini belajar
adalah berusaha mengatasi hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan.
Agar pada diri anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan
dengan baik, maka bahan pelajaran harus menantang. Tantangan yang
dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bersemangat untuk
mengatasinya. Bahan pelajaran yang baru yang banyak mengandung
masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk
mempelajarinya. Penggunaan metode eksperimen, inquiri, discovery juga
memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan

26 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

sungguh-sungguh. Penguatan positif dan negatif juga akan menantang


siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar
dari hukuman yang tidak menyenangkan.

6) Balikan dan Penguatan


Prinsip belajar yang berkaiatan dengan balikan dan penguatan adalah teori
belajar “operant conditioning” dari B.F. Skinner. Kunci dari teori ini adalah
hukum effeknya Thordike, hubungan stimulus dan respon akan bertambah
erat, jika disertai perasaan senang atau puas dan sebaliknya bisa lenyap
jika disertai perasaan tidak senang. Artinya jika suatu perbuatan itu
menimbulkan efek baik, maka perbuatan itu cenderung diulangi.
Sebaliknya jika perbuatan itu menimbulkan efek negatif, maka cenderung
untuk ditinggalkan atau tidak diulangi lagi. Siswa akan belajar lebih
semangat apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Apabila
hasilnya baik akan menjadi balikan yang menyenangkan dan berpengaruh
baik bagi usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu tidak saja
dari penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan,
atau dengan kata lain adanya penguatan positif maupun negatif dapat
memperkuat belajar. Siswa yang belajar sungguh-sungguh akan mendapat
nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk
belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operan conditioning
atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek
pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak
naik kelas ia terdorong untuk belajar yang lebih giat. Disini nilai jelek dan
takut tidak naik kelas juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat,
inilah yang disebut penguatan negatif.

7) Perbedaan Individual
Peserta didik merupakan makhluk individu yang unik yang mana masing-
masing mempunyai perbedaan yang khas, seperti perbedaan intelegensi,
minat, bakat, hobi, tingkah laku maupun sikap, mereka berbeda pula dalam
hal latar belakang kebudayaan, sosial, ekonomi dan keadaan orang
tuanya. Guru harus memahami perbedaan peserta didik secara individu,
agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaannya itu.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 27


Kegiatan Pembelajaran 1

Peserta didik akan berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-


masing. Setiap peserta didik memiliki tempo perkembangan sendiri-
sendiri, maka guru dapat memberi pelajaran sesuai dengan temponya
masing-masing. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil
belajar peserta didik. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan
oleh guru dalam upaya pembelajaran. Sistem pendidikan klasik yang
dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan
individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat
peserta didik sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan
yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.

Prinsip-prinsip belajar lain yang disampaikan oleh Rothwal adalah berikut: (1)
Prinsip kesiapan individu yang memungkinkan ia dapat belajar, (2) Prinsip
Motivasi, (3) Prinsip persepsi, (4) Prinsip tujuan, (5) Prinsip perbedaan
individual, (6) Prinsip Transfer dan Retensi, (7) Prinsip belajar kognitif dalam
rangkan membentuk perilaku baru, berfikir, bernalar, dan berimajinasi, (8)
Prinsip belajar Afektif, (9) Prinsip Belajar Psikomotor, (10) Prinsip Belajar
Evaluasi.

b Implikasi prinsip pembelajaran

Implikasi dari prinsip-prinsip belajar yang secara umum berkaitan dengan


perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual
dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Implikasi Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Prinsip Implikasi Bagi Guru Implikasi Bagi Siswa


Belajar

Perhatian Merangsang atau Siswa dituntut untuk


dan Motivasi menyiapkan bahan ajar memberikan perhatian terhadap
yang menarik. semua rangsangan yang
Mengkondisikan proses mengarah kearah tujuan belajar.
belajar aktif. Mengunakan Adanya tuntutan untuk selalu
metode yang bervariasi. memberikan perhatian ini,
menyebabkan siswa harus
membangkitkan perhatiannya
kepada segala pesan yang

28 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

dipelajari.

Keaktifan Memberikan kesempatan Dituntut dapat memproses dan


melakukan pengamatan, mengolah hasil belajarnya
penyelidikkan atau inkuiri secara efektif serta aktif baik
dan eksperimen. Serta secara fisik, intelektual dan
memberikan tugas emosional misal berwujud
individual dan kelompok perilaku-perilaku seperti mencari
melalui kontrol guru. sumber informasi yang
dibutuhkan, menganalisis hasil
percobaan, ingin tahu hasil dari
suatu reaksi kimia, karya tulis,
membuat klipping dan perilaku
lainnya.

Keterlibatan Menggunakan media Dengan keterlibatan langsung


Langsung/ secara langsung dan ini secara logis akan
Berpengalam melibatkan peserta didik menyebabkan peserta didik
an untuk melakukan berbagai memperoleh pengala man.
percobaan atau Peserta didik dituntut
eksperimen, mencari mengerjakan sendiri tugas yang
informasi, merangkum diberikan guru kepada mereka.
informasi dan Contohnya peserta didik
menyimpulkan informasi. melakukan reaksi kimia pada
suatu zat.

Pengulangan Merancang kegiatan Dituntut kesadaran peserta didik


pengulangan dan untuk bersedia mengerjakan
mengembangkan soal-soal latihan-latihan yang berulang
latihan dan bervariasi. untuk satu macam
permasalahan.

Tantangan Memberikan tugas-tugas Dituntut memiliki kesadaran


dan tanggungjawab pada diri peserta didik akan
untukmemecahkan adanya kebutuhan untuk selalu
masalah secara mandiri. memperoleh, memproses, dan
mengo lah pesan. Peserta didik
juga harus memiliki
keingintahuan yang besar
terhadap segala permasalahan
yang dihadapi.

Balikan atau Memberikan kepada Segera mencocokkan jawaban


Penguatan peserta didik jawaban yang dengan kunci jawaban, dan
benar, serta mengoreksi menerima kenyataan terhadap
sekaligus membahas nilai yang dicapai.
pekerjaan siswa.

Perbedaan Mendorong peserta didik Memilih tempat duduk di kelas,

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 29


Kegiatan Pembelajaran 1

Individual dalam memahami potensi belajar sesuai tempo kecepatan


dirinya dan untuk masing-masing siswa.
selanjutnya mampu
merencanakan dan
melaksanakan suatu
kegiatan. Menentukan
metode yang dapat
melayani seluruh siswa,
karena heterogenitas

c Prinsip pembelajaran berdasarkan peraturan yang berlaku


Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fiisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan
eifisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum,


sesuai dengan ketetapan Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah prinsip yang digunakan sebagai
berikut:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar;
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);

30 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan


peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun
karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani);
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada kegiatan pembelajaran 1 tentang Teori Belajar dan


Prinsip-Prinsip Pembelajaran terdiri atas dua bagian: yaitu diskusi materi dan
aktivitas mengerjakan lembar kerja. Anda dipersilahkan melakukan aktivitas
pembelajaran tersebut secara mandiri dan kerjasama dengan disiplin dan penuh
tanggung jawab yang tinggi.
1. Diskusi Materi
Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan teliti,
kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif
dalam bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian diskusikan
dalam kelompok. Selanjutnya perwakilan kelompok bekerjasama
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan anggota kelompok lain
menghargai, memperhatikan dan menanggapinya secara aktif.
2. Lembar Kerja
Setelah mengkaji materi Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran
secara seksama, Anda dapat mencoba melakukan kegiatan yang dalam
modul ini disajikan dalam lembar kerja. Pastikan Anda sudah menguasai
seluruh materi dalam modul.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 31


Kegiatan Pembelajaran 1

Aktivitas dapat dilakukan secara mandiri atau dapat bekerjasama dalam


kelompok masing-masing serta menyelesaikan aktivitas secara disiplin
sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan menggunakan Lembar Kerja 1
– 4 (terlampir).

E. Latihan/Kasus/Tugas

Kerjakan latihan berikutsecara mandiri dan dengan penuh kejujuran, jawablah


dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan perbedaan antara teori behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme,
dan humanisme!

2. Jelaskan prinsip-prinsip pembelajaran secara umum dan implikasinya!

3. Jelaskan prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan


Permebndikbud no 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah!

F. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut

1. Umpan balik
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik ?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik ?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi pokok teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

2. Tindak lanjut

32 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Skor maksimal dari hasil mengerjakan latihan/tugas adalah 100. Nilailah diri
Anda dengan jujur dan profesional. Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian
Anda masih kurang dari 75% sebaiknya Anda ulangi kembali mempelajari bab ini
dengan pantang menyerah, disiplin dan kerja keras. Berdiskusi dan
bekerjasamalah dengan teman atau sejawat Anda dengan menumbuhkan sikap
saling menghargai, tidak memaksakan kehendak, berpikir terbuka dan tetap kritis
secara profesional bila ada bagian-bagian yang belum Anda kuasai.

Bagi Anda yang memperkirakan bahwa skor Anda minimal sudah mencapai
75%, berarti Anda telah menguasai materi Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip
Pembelajaran dengan baik. Silahkan Anda lanjutkan mempelajari materi
selanjutnya. Selain itu, kemampuan Anda akan semakin kuat dengan dukungan
informasi yang bisa Anda dapatkan dari internet. Tetaplah menjadi guru yang
belajar sepanjang hayat, pantang menyerah dan disiplin dalam belajar.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 33


Kegiatan Pembelajaran 1

34 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Kegiatan Pembelajaran 2
Pendekatan, Strategi, Metode Dan Teknik
Pembelajaran

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 2 ini, melalui kegiatan individu dan


diskusi kelompok diharapkan peserta pelatihan dapat memahami tentang:
pendekatan pembelajaran khususnya berkaitan dengan saintifik, strategi dan
model-model pembelajaran, serta berbagai metode dan teknik pembelajaran
serta mampu menerapkan pendidikan Karakter.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi yang harus dicapai oleh guru pembelajar melalui modul ini, adalah
dengan adanya indikator sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaranteacher center dan student centerdijelaskandengan
tepat
2. Pendekatan pembelajaran saintifikditerapkan sesuai dengan karakteristik
materi yang akan diajarkan.
3. Strategi pembelajaran (menurut Rowntree) dijelaskan dengan benar
4. Model-model pembelajaran (Problem based learning, Project based learning,
Discovery learning dan inquiry learning) dibedakan dengan tepat.
5. Berbagai strategi/model pembalajaran (Problem based learning, Project based
learning, Discovery learning dan inquiry learning) diterapkansesuai dengan
karakteristik materi pelajaran.
6. Berbagai metode dan teknik pembelajaran dijelaskan dengan benar
7. Berbagai metode dan teknik pembelajaran diterapkan sesuai dengan tujuan
pembelajaran

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 35


Kegiatan Pembelajaran 2

C. Uraian Materi

1. Pendekatan Pembelajaran
Menurut pendapat Wahjoedi, pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola
kegiatan belajar dan perilaku peserta didik agar ia dapat aktif melakukan tugas
belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Sedangkan
menurut Sanjaya(2008) pendekatan pembelajarandapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Berdasarkan kajian terhadap
pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide
dalam memandang suatu masalah atau obyek kajian. Pendekatan ini akan
menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan
yang diterapkan terhadap masalah atau obyek kajian yang akan ditangani.

Roy Killen (1998) mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu
pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan
pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student-centred approaches).
Namun masih ada jenis pendekatan yang lain, misalnya pendekatan saintifik.
a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher
centered approach)
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru memiliki ciri bahwa
manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan oleh guru. Peran
peserta didik pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan
petunjuk guru. Selanjutnya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction),
pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pada strategi ini peran
guru sangat menentukan baik dalam pilihan isi atau materi pelajaran maupun
penentuan proses pembelajaran.

b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student


centered approach).
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada peserta didik adalah pendekatan
pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.

36 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik, menejemen,


dan pengelolaannya ditentukan oleh peserta didik. Pada pendekatan ini
peserta didik memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas
dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai
dengan minat dan keinginannya.

Pendekatan ini selanjutnya menurunkan strategi pembelajaran discovery dan


inkuiry serta strategi pembelajaran induktif. Pada strategi ini peran guru
sebagai fasilitator, dan pembimbing sehingga kegiatan belajar peserta didik
menjadi lebih terarah. Pendekatan pembelajaran sebagai pedoman umum
dalam menyusun langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan.

c. Pendekatan Saintifik
1) Esensi Pendekatan Saintifik/Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah,
karena itu Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan
dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para
ilmuan lebih mengedepankan penalararan induktif (inductive reasoning)
dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductive reasoning).

Penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik, kemudian


menarik simpulan secara keseluruhan. Penalaran induktif menempatkan
bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah
umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail
untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk
pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau
gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian
(method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat
diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas
pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi
atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 37


Kegiatan Pembelajaran 2

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat didefinisikan sebagai


pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik
secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-
tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan


keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur,
meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan
proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru
tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya
peserta didik atau semakin tingginya kelas peserta didik.

2) Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


Langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang dikenal atau
sering disebut memiliki lima M yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan secara jelas dapat dilihat
deskripsinya pada Tabel 4.

Tabel 4. Deskripsi Langkah Pembelajaran Berpendekatan Saintifik


Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Pembelajaran
Mengamati Mengamati melalui indra Perhatian pada waktu
(observing) (membaca, mendengar, mengamati suatu objek/
menyimak, melihat, membaca suatu tulisan/
menonton, dan mendengar suatu
sebagainya) suatu obyek penjelasan, catatan yang
dengan atau tanpa alat. dibuat tentang yang
diamati, kesabaran, waktu
(on task) yang digunakan
untuk mengamati.

Menanya Membuat dan Jenis, kualitas, dan jumlah


(questioning) mengajukan pertanyaan, pertanyaan yang diajukan
tanya jawab, berdiskusi peserta didik (pertanyaan
tentang informasi yang faktual, konseptual,
belum dipahami, informasi prosedural, dan hipotetik).

38 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

tambahan yang ingin


diketahui, atau sebagai
klarifikasi.

Mengumpulkan Mengeksplorasi, Jumlah dan kualitas


informasi/menc mencoba, berdiskusi, sumber yang
oba mendemonstrasikan, dikaji/digunakan,
(experimenting) meniru bentuk/gerak, kelengkapan informasi,
melakukan eksperimen, validitas informasi yang
membaca sumber lain dikumpulkan, dan
selain buku teks, instrumen/alat yang
mengumpulkan data dari digunakan untuk
nara sumber melalui mengumpulkan data.
angket, wawancara, dan
memodifikasi/
menambahi/mengem-
bangkan

Menalar/ Mengolah informasi yang Mengembangkan


Mengasosiasi sudah dikumpulkan, interpretasi, argumentasi
(associating) menganalisis data dalam dan kesimpulan mengenai
bentuk membuat kategori, keterkaitan informasi dari
mengasosiasi atau dua fakta/ konsep,
menghubungkan interpretasi argumentasi
fenomena/informasi yang dan kesimpulan mengenai
terkait dalam rangka keterkaitan lebih dari dua
menemukan suatu pola, fakta/ konsep/ teori,
dan menyimpulkan. menyintesis dan
argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan
antarberbagai jenis fakta/
konsep/ teori/ pendapat;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi, dan
kesimpulan yang
menunjukkan hubungan
fakta/konsep/ teori dari
dua sumber atau lebih
yang tidak bertentangan;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan
kesimpulan dari konsep/
teori/ pendapat yang
berbeda dari berbagai
jenis sumber.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 39


Kegiatan Pembelajaran 2

Mengomunikasi Menyajikan laporan dalam Menyajikan hasil kajian


kan bentuk bagan, diagram, (dari mengamati sampai
(communicating atau grafik; menyusun menalar) dalam bentuk
) laporan tertulis; dan tulisan, grafis, media
menyajikan laporan elektronik, multi media
meliputi proses, hasil, dan dan lain-lain.
kesimpulan secara lisan.

2. Strategi dan Model Pembelajaran


Strategi dan model pembelajaran sangat perlu mendapat perhatian. Karena
pemilihan strategi dan model pembelajaran yang tepat akan menunjang
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan menggairahkan sehingga mampu
meningkatkan peran aktif peserta didik.
a. Strategi Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai plan, method, or series of
activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi, dengan
demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan (Martinis Yamin, 2009).
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikan digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving
something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”
(Sanjaya, 2008). Jadi, metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

a) Jenis Strategi Pembelajaran


Menurut Rowntree (Sanjaya, 2008), strategi pembelajaran dibedakan
dalam tiga kelompok, yaitu: strategi penyampaian penemuan (exposition-
discovery learning), strategi pembelajaran kelompok, dan strategi
pembelajaran individual (groups-individual learning).

40 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

1) Strategi Penyampaian (exposition-discovery))


Strategi pembelajaran eksposition merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara intensif
dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud
agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Berbeda dengan strategi discovery, yang mana bahan pelajaran dicari
dan ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui berbagai aktivitas,
sehingga tugas pendidik lebih banyak sebagai fasilitator dan
pembimbing. Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering disebut
juga sebagai strategi pembelajaran tidak langsung.

2) Strategi Pembelajaran Kelompok


Belajar kelompok dilakukan secara beregu. Bentuk belajar kelompok ini
bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau klasikal; atau bisa juga
dalam kelompok-kelompok kecil. Strategi ini tidak memperhatikan
kecepatan belajar individual, semua dianggap sama. Oleh karena itu,
dalam belajar kelompok dapat terjadi peserta didik yang memiliki
kemampuan tinggi akan terhambat oleh peserta didik yang
kemampuannya biasa-biasa saja. Begitu pula sebaliknya, peserta didik
yang memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh peserta
didik yang kemampuannya tinggi.

3) Strategi Pembelajaran Individual


Strategi pembelajaran individual dilakukan peserta didik secara mandiri.
Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan peserta didik sangat
ditentukan oleh kemampuan individu peserta didik yang bersangkutan.
Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk
belajar sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar
melalui modul atau melalui kaset audio.

b) Pertimbangan Penentuan Strategi Pembelajaran


Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi
pembelajaran tertulis di bawah ini.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 41


Kegiatan Pembelajaran 2

1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan merupakan faktor yang paling pokok, sebab semua faktor yang
ada di dalam situasi pembelajaran, termasuk strategi pembelajaran,
diarahkan dan diupayakan semata-mata untuk mencapai tujuan. Tujuan
pengajaran menggambarkan tingkah laku yang harus dimiliki
mahapeserta didik setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.
Tingkah laku tersebut dalam dikeleompokkan ke dalam kelompok
pengetahuan (aspek kognitif), keterampilan (aspek psikomotorik), dan
sikap (aspek afektif)

2) Materi Pembelajaran
Dilihat dari hakikatnya, ilmu atau materi pelajaran memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa
implikasi terhadap penggunaan cara dan teknik dalam pembelajaran.
Secara teoritis di dalam ilmu atau materi terdapat beberapa sifat materi,
yaitu fakta, konsep, prinsip, masalah, prosedur (keterampilan), dan sikap
(nilai).

3) Peserta didik
Peserta didik sebagai pihak yang berkepentingan di dalam proses
pembelajaran, sebab tujuan yang harus dicapai semata-mata untuk
mengubah perilaku peserta didik itu sendiri. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan ialah jumlah peserta didik yang terlibat di dalam proses
pembelajaran.
4) Waktu
Faktor waktu dapat dibagi dua, yaitu yang menyangkut jumlah waktu
dan kondisi waktu. Hal yang menyangkut jumlah waktu adalah berapa
jumlah jam pelajaran yang tersedia untuk proses pembelajaran.
Sedangkan yang menyangkut kondisi waktu ialah kapan pembelajaran
itu dilaksanakan. Pagi, siang, sore atau malam, kondisinya akan
berbeda. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran
yang terjadi.

5) Guru

42 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Faktor guru, Teknik penyajian yang paralel adalah teknik penemuan,


teknik penyajian kasus, dan teknik nondirektif. Faktor guru adalah salah
satu faktor penentu, pertimbangan semua faktor di atas akan sangat
bergantung kepada kreativitas guru. Dedikasi dan kemampuan gurulah
yang pada akhirnya mempengaruhi proses pembelajaran.

b. Model Pembelajaran
Proses belajar mengajar dalam Kurikulum 2013 yang menggunakan
pendekatan saintifik, mengharuskan seorang guru menggunakan model atau
metode yang sejalan dengan pendekatan tersebut. Model pembelajaran yang
diamanatkan dalam implementasi Kurikulum 2013, antara lain model problem
based learning, discovery based learning, dan project based learning, yang
memungkinkan siswa dapat terjun langsung dalam pemecahan masalah dan
menemukan data di lapangan sebagai pondasi dalam menemukan ilmu
pengetahuan.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai


pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis
untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial,
prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joyce, 1980). Sedangkan menurut
Arends dalam Trianto (2007), mengatakan “model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Sehingga model pembelajaran dapat
dikonsepkan pengertiannya menjadi suatu kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

Model pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam proses


pembelajaran. Model yang dipilih dan ditetapkan guru harus sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan khususnya tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Dengan model pembelajaran yang sesuai diharapkan siswa menjadi
aktif dan dapat berpengaruh pada hasil belajar peserta didik.
1. Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning disingkat PBL)
merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 43


Kegiatan Pembelajaran 2

memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. PBL adalah suatu
model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu
masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat
mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut
dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah (Ward,
2002; Stepien, dkk.,1993). Selaras denagn itu Boud dan felleti, (1997),
Fogarty(1997) menyatakan bahwa PBL adalah suatu pendekatan
pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada peserta didik dengan
masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured (masalah tidak
dideskripsikan secara jelas) atau sering disebut juga dengan istilah open
ended melalui stimulus dalam belajar. Dengan demikian pembelajaran
berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Langkah-langkah model problem based learning (pembelajaran berbasis


masalah) antara lain: orientasi masalah, organisasi belajar, penyelidikan
individu maupun kelompok, pengembangan dan penyajian hasil, analisis
dan evaluasi proses hasil pemecahan masalah. Untuk lebih jelas tahap dan
deskripsinya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Tahap Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahap Deskripsi Kegiatan

I. Orientasi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,


Masalah menjelaskan logistik yang diperlukan, pengajuan
masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.

II. Mengorganisasi Guru membagi peserta didik menjadi kelompok-


Belajar kelompok kecil, membantu siswa mendefenisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.

III. Penyelidikan Guru mendorong peserta didik untuk


Individu mengumpulkan informasi yang diperlukan,
Maupun melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk
Kelompok mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

44 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

IV. Pengembangan Guru membantu peserta didik dalam merencanakan


dan Penyajian dan menyiapkan hasil kerja atau karya antara lain
Hasil berupa: laporan, dokumentasi, atau model dan
membantu mereka berbagi tugas dengan sesama
temannya.

V. Analisis dan Guru membantu peserta didik untuk melakukan


Evaluasi refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil
Proses Hasil penyelidikan yang mereka lakukan.
Pemecahan
Masalah

2. Discovery Based Learning


Discovery Based Learning merupakan model pembelajaran yang
diperkenalkan oleh Jerome Bruner, dan merupakan pembelajaran berbasis
penyelidikan (inquiry). Teori ini sangat populer dalam mendorong peserta
didik untuk membangun pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki,
menggunakan intuisi, imajinasi dan kreativitas mereka, dan mencari
informasi baru untuk menemukan fakta, korelasi dan kebenaran baru.
Mengingat bahwa belajar tidak sama dengan penyerapan apa yang
dikatakan atau dibaca, tapi justru peserta didik secara aktif mencari
jawaban dan solusinya. Menurut Bruner (1961): pembelajaran penemuan
adalah teori pembelajaran konstruktivis berbasis penyelidikan yang terjadi
dalam situasi pemecahan masalah dimana pelajar memanfaatkan
pengalaman masa lalunya dan pengetahuan yang ada untuk menemukan
fakta dan hubungan dan kebenaran baru untuk dipelajari. Selanjutnya
ditegaskan dalam pernyataannya “Practice in discovering for oneself
teaches one to acquire information in a way that makes that information
more readily viable in problem solving" (Berlatih dalam menemukan sendiri
mengajarkan seseorang untuk memperoleh informasi yang membuat lebih
mudah dalam memecahankan masalah).

Discovery learning merupakan suatu pembelajaran proses yang berfokus


pada pengaktifan peserta didik untuk menemukan konsep, makna, dan
hubungan kausal (hubungan sebab akibat atau dampak) melalui
pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 45


Kegiatan Pembelajaran 2

Pengaplikasian model discovery learning dalam pembelajaran antara lain:


fase persiapan dan fase pelaksanaan, berikut akan diuraikan di bawah..
1) Persiapan menurut Budiningsih (2005) meliputi:
 Menentukan tujuan pembelajaran
 Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat,
gaya belajar, dan sebagainya)
 Memilih materi pelajaran.
 Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif
(dari contoh-contoh generalisasi)
 Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
 Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke
simbolik
 Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
2) Pelaksanaan
(a)Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
(b)Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
(c) Data collection (Pengumpulan Data)
(d)Data Processing (Pengolahan Data)
(e)Verification (Pembuktian)
(f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Untuk memperjelas pelaksanaan pembelajaran dalam model discovery
learning ini dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Tahap dan Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Model Discovery


Learning

Tahap Deskripsi Kegiatan

I. Stimulation Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang


(stimulasi/pem menimbulkan kebingungannya, kemudian
berian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar
rangsangan) timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di
samping itu guru dapat memulai kegiatan
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar

46 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

lainnya yang mengarah pada persiapan


pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini
berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi
belajar yang dapat mengembangkan dan
membantu peserta didik dalam mengeksplorasi
bahan.

II. Problem Guru memberi kesempatan kepada peserta didik


statement untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-
(pernyataan/ agenda masalah yang relevan dengan bahan
identifikasi pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
masalah) dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah)

III. Data collection Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi


(Pengumpulan kesempatan kepada para peserta didik untuk
Data) mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-
banyaknya guna membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini
berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya hipotesis. Dengan
demikian peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection) berbagai informasi
yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar
secara aktif untuk menemukan sesuatu yang
berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja
siswa menghubungkan masalah dengan
pengetahuan yang telah dimiliki.

IV. Data Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah


Processing data dan informasi yang telah diperoleh para
(Pengolahan peserta didik baik melalui wawancara, observasi,
Data) dan sebagainya, lalu ditafsirkan (Syah, 2004:244).
Semua informasi hasil bacaan, wawancara,
observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila
perlu dihitung dengan cara tertentu serta
ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Data
processing disebut juga dengan
pengkodean/kategorisasi yang berfungsi sebagai
pembentukan konsep dan generalisasi. Dari
generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan
pengetahuan baru tentang alternatif
jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat
pembuktian secara logis

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 47


Kegiatan Pembelajaran 2

V. Verification Peserta didik melakukan pemeriksaan secara


(Pembuktian) cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil data
processing (Syah, 2004:244). Verifikasi menurut
Bruner, bertujuan agar proses belajar berjalan
dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya (Budiningsing, 2005:41).

VI. Generalization Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah


(menarik proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
kesimpulan/ge dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
neralisasi) kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244).
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.Yang
perlu diperhatikan peserta didik setelah menarik
kesimpulan adalah proses generalisasi
menekankan pentingnya penguasaan pelajar atas
makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas
yang mendasari pengalaman seseorang, serta
pentingnya proses pengaturan dan generalisasi
dari pengalaman-pengalaman itu (Slameto,
2003:119).

3. Project Based Learning


Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Model pembelajaran project based learning
adalah sebuah model pembelajaran yang dalam penerapannya peserta
didik dituntut untuk memecahkan suatu permasalahan yang kompleks dan
membutuhkan waktu tidak sebentar dalam pelaksanaannya. Sebagaimana
yang dijelaskan oleh Thomas (2000) model pembelajaran project based
learning adalah tugas-tugas kompleks, yang didasarkan pada beberapa
pertanyaan menantang atau permasalahan yang melibatkan peserta didik
pada tahap desain, pemecahan permasalahan, aktivitas investigasi atau
pengambilan keputusan; sampai akhirnya peserta didik menghasilkan
produk nyata. Dengan demikian pembelajaran berbasis proyek dapat

48 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

diartikan suatu model pembelajaran yang menggunakan


proyek/pekerjaanalat sebagai alat (media) untuk mengaktifkan peserta
didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi.

Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang


berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan
kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan
eksperimen secara kolaboratif. Gambar di bawah memperlihatkan tahap
pembelajaran berbasis proyek (Gambar 4).

2. Perancangan
3. Penyusunan jadwal
1. Penentuan proyek langkah-langkah
pelaksanaan proyek
penyelesaian proyek

5. Penyusunan 4. Penyelesaian
6. Evaluasi proses laporan dan proyek dengan
dan hasil proyek presentasi/publikasi fasilitas dan
Gambar 4. Tahapan Pembelajaran
hasil proyek Berbasismonitoring
Proyek guru

Untuk melengkapi kejelasan dari masing-masing tahap dari pembelajaran


berbasis proyek dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Tahap dan Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Model Project


Based Learning

Tahap Deskripsi Kegiatan

I. Penentuan Dengan bantuan guru peserta didik menentukan


proyek tema/topik proyek yang akan dikerjakan sesuai
dengan yang diinginkan baik secara kelompok
maupun mandiri berdasarkan tujuan pembelajaran.
Tema atau topik yang dipilih sesuai dengan realitas
kehidupan nyata sesuai dengan ketentuan tugas
yang disampaikan oleh guru dan relevan untuk para
peserta didik.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 49


Kegiatan Pembelajaran 2

II. Perancangan Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merancang


langkah- langkah-langkah kegiatan penyelesaian projek
langkah beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan
penyelesaian proyek berisikan ketentuan-ketentuan dalam
proyek pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang
dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian
berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek,
perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat
mendukung penyelesaian tugas proyek, dan
bagaimana kerja sama antar anggota kelompok.

III. Penyusunan Guru memberikan pendampingan kepada peserta


jadwal didik melakukan penjadwalan semua kegiatan yang
pelaksanaan telah dirancangnya. Misal tahap demi tahap apa
proyek yang dikerjakan, kapan dan berapa lama akan
diselesaikan, siapa bertanggungjawab, dan
seterusnya.

IV. Penyelesaian Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik


proyek dengan dalam merealisasikan rancangan projek yang telah
fasilitasi dan dibuat (proses eksekusi rancangan proyek). Aktivitas
monitoring guru yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek antara
lain dengan a) membaca, b) meneliti, c) observasi,
d) interviu, e) merekam, f) berkarya seni, g)
mengunjungi objek proyek, atau h) akses internet.
Guru bertanggung jawab memonitor seluruh aktivitas
peserta didik dalam melakukan tugas proyek mulai
awal hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan
monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat
merekam aktivitas peserta didik dalam
menyelesaikan tugas proyek.

V. Penyusunan Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa


laporan dan produk karya tulis, karya seni, atau karya
presentasi/publi teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau
kasi hasil dipublikasikan ke khalayak umum, misal kepada
proyek peserta didik yang lain, guru atau masyarakat dalam
bentuk pameran produk dalam rangka untuk
mendapatkan input.

VI. Evaluasi proses Guru dan peserta didik pada akhir proses
dan hasil pembelajaran melakukan refleksi terhadap kegiatan
proyek yang telah dilakukan dan hasil tugas proyek. Proses
refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan secara
individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi,
peserta didik diberi kesempatan mengemukakan
pengalaman dan perasaannya selama
menyelesaikan tugas proyek yang berkembang
dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama
menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini juga

50 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk


yang telah dihasilkan.

Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi


pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk
materi pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan
dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu.Oleh
karenanya guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah
cenderung pada pembelajaran penyingkapan (Discovery/Inquiry Learning)
atau pada pembelajaran hasil karya (Problem Based Learning dan Project
Based Learning).

3. Metode dan Teknik Pembelajaran


Metode dan teknik pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam
dunia pendidikan khususnya berkaitan dengan kegiatan mengajar guru. Metode
berperan sebagai rambu-rambu atau “bagaimana memproses” pembelajaran
sehingga dapat berjalan baik dan sistematis. Bahkan dapat dikatakan proses
pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa suatu metode. Karena itu, setiap
guru dituntut menguasai berbagai metode dalam rangka memproses
pembelajaran efektif, efesien, menyenangkan dan tercapai tujuan pembelajaran
yang ditargetkan. Sedangkan secara implementatif metode pembelajaran
dilaksanakan sebagai teknik, yaitu pelaksanakan sesungguhnya yang dilakukan
guru untuk mencapai tujuan.

Metode berasal dari kata method (Inggris), yang artinya melalui, melewati, jalan
atau cara untuk memeroleh sesuatu. Oleh Sanjaya (2008) metode didefinisikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar
mengajar yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Abdurrahman Ginting
(2008), metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam
memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan
sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pemblajaran pada diri pembelajar.
Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 51


Kegiatan Pembelajaran 2

oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam
kelas baik secara individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat
diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik.

Menurut L. James Havery teknik adalah prosedur logis dan rasional untuk
merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang
lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan (http://adityatriastuti. blogspot.
com). Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode,
sehingga pengertian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik dengan memperhatikan unsur-unsur yang saling terikat dan berkaitan
untuk mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien.

a. Macam Metode Pembelajaran


Metode memiliki peran yang sangat strategis dalam mengajar. Metode
berperan sebagai rambu-rambu atau “bagaimana memproses” pembelajaran
sehingga dapat berjalan baik dan sistematis. Bahkan dapat dikatakan proses
pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa suatu metode. Karena itu, setiap
guru dituntut menguasai berbagai metode dalam rangka memproses
pembelajaran efektif, efesien, menyenangkan dan tercapai tujuan
pembelajaran yang ditargetkan. Secara implementatif metode pembelajaran
dilaksanakan sebagai teknik, yaitu pelaksanakan apa yang sesungguhnya
terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan.

Metode pembelajaran sebagai cara mengajar guru di kelas ragamnya sangat


banyak. Sehingga pilihan metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh
guru sangat bergantung pada beberapa pertimbangan. Beberapa metode
yang sering digunakan dan populer bagi para pengajar antara lain: ceramah,
diskusi, tanya jawab, demonstrasi, dan sebagainya. Berikut ini diuraikan
secara singkat beberapa metode pembelajaran dan langkahnya.
1) Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah peserta didik
yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat

52 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk


menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham
peserta didik.
Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato. Dalam
pelaksanaannya, metode ceramah terdiri atas dua tahap, yaitu: persiapan
dan pelaksanaan.
a) Tahap Persiapan, pada tahap ini yang harus dilakukan adalah:
(1)Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
(2)Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan
(3)Mempersiapkan alat bantu.
b) Tahap Pelaksanaan, Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus
dilakukan:
(1)Langkah Pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah
yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat
ditentukan oleh langkah ini.
(2)Langkah Penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran
dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode
pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian peserta didik agar
tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedan g disampaikan.
(3)Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah
Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok materi, agar
materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai peserta didik
tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang
memungkinkan peserta didik tetap mengingat materi pembelajaran.
Perlu diperhatikan, bahwa ceramah akan berhasil baik, bila didukung
oleh metode-metode lainnya, misalnya tanya jawab, tugas, latihan
dan lain-lain.

2) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya
dengan memecahkan masalah (problem solving). Menurut Syaiful Bahri

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 53


Kegiatan Pembelajaran 2

Djamarah dan Aswan Zain (2006) metode diskusi adalah cara penyajian
pelajaran, dimana peserta didik dihadapkan kepada suatu masalah, yang
bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk
dibahas dan dipecahkan bersama.

Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion)
dan resitasi bersama (socialized recitation).

Metode Diskusi dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu


persiapan,pelaksanaan, dan penutup.
a) Tahap Persiapan:
(1)Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat
umum maupun tujuan khusus.
(2)Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
(3)Menetapkan masalah yang akan dibahas.
(4)Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala
fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan
tim perumus, manakala diperlukan.
b) Tahap Pelaksanaan:
(1)Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi
kelancaran diskusi;
(2)Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya
menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi
sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan;
(3)Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan
suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak
tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya;
(4)Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi
untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya;

54 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

(5)Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang


dibahas; Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya
arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
c) Tahap Penutup:
(1)Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai
dengan hasil diskusi;
(2)Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh
peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
3) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses,
situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang
dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik
yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan
penjelasan lisan. Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan
baik oleh guru dan selanjutnya dilakukan oleh peserta didik. Metoda ini
dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan
terus-menerus dan berulang-ulang oleh peserta didik. Metode demonstrasi
dikatakan juga metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu
proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan
pelajaran.

Langkah-langkah metode Demonstrasi


a) Perencanaan, hal yang dilakukan adalah:
(1) Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau
kegiatan yang diharapkan dapat ditempuh setelah metode
demonstrasi berakhir;
(2) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan dilaksanakan;
(3) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan;
(4) Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya
introspeksi diri apakah:
(a) Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh
peserta didik;

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 55


Kegiatan Pembelajaran 2

(b) Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik
sehingga setiap peserta didik dapat melihat;
(c) Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu.
(d) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta
didik.
b) Pelaksanaan, hal dilakukan adalah:
(1) Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya (terutama
memeriksa alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran);
(2) Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan;
(3) Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik
(Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti
demonstrasi dengan baik)
(4) Mengingatkan pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar
demonstrasi mencapai sasaran;
(5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif
memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya
dalam bentuk mengajukan pertanyaan (memberi peluang kepada
peserta didik untuk mencoba sebelum latihan);
(6) Memberi penguatan (melalui diskusi, tanya jawab, dan atau latihan)
terhadap hasil demonstrasi;
(7) Menyimpulkan inti sari dari hal yang telah didiskusikan dengan cara
mengaktifkan peserta didik;
(8) Sebagai catatan selama pelaksanaan demonstrasi menghindari
ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan
suasana yang harmonis, dan selalu memperhatikan keamanan dan
keselamatan.
c) Evaluasi,
Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi
dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa
pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan,
mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan peserta didik
mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah
sudah berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.

56 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

4) Metode Penugasan
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi
melalui penugasan peserta didik untuk melakukan suatu pekerjaan dengan
maksud agar peserta didik melakukan kegiatan belajjar. Pemberian tugas
dapat secara individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap
peserta didik atau kelompok dapat sama dan dapat pula berbeda. Agar
pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran,
maka: 1) tugas harus bisa dikerjakan oleh peserta didik atau kelompok
peserta didik, 2) hasil dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan
presentasi oleh peserta didik dari satu kelompok dan ditanggapi oleh
peserta didik dari kelompok yang lain atau oleh guru yang bersangkutan,
serta 3) di akhir kegiatan ada kesimpulan yang didapat.

Pada metode penugasan ini guru memberikan seperangkat tugas yang


harus dikerjakan peserta didik, dapat pula tugas menyuruh peserta didik
untuk mempelajari lebih dulu topik yang akan dibahas. Metode ini diberikan
karena materi pelajaran banyak, sedang waktu yang tersedia sedikit. Agar
materi pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka
metode inilah yang biasanya digunakan oleh guru. Tugas ini biasanya bisa
dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya.
Tugas atau resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik individu
maupun kelompok, tugas yang diberikan sangat banyak macamnya
tergantung dari tujuan yang hendak dicapai.

Metode Penugasan mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya


pertanggungjawaban dari murid. Tugas ini dapat berbentuk suruhan-
suruhan guru seperti contoh-contoh di atas. Tetapi dapat pula timbul atas
insiatif murid setelah disetujui oleh guru. Cara menilai hasil tugas tertulis
kadang-kadang menimbulkan kesukaran. Langkah-langkah metode
penugasan sebagai berikut:
 Mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai dengan tugas itu.
 Memberikan tugas yang cukup jelas dipahami siswa sehingga mereka
tidak perlu bertanya-tanya lagi.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 57


Kegiatan Pembelajaran 2

 Mengontrol apakah tugas dikerjakan dengan baik, apakah dikerjakan


oleh siswa sendiri atau oleh orang lain.
 Mengevaluasi hasil siswa untuk menumbuhkembangkan semangat kerja
yang lebih luas.

Dalam menerapkan langkah-langkah metode penugasan guru perlu


memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan
penugasan dan cara pengerjaannya. Sebaliknya tujuan penugasan
dikomuni kasikan kepada peserta didik (peserta didik) agar tahu arah
tugas yang dikerjakan.
b) Tugas yang diberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan
mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas
tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan lain-lain.
Hal-hal tersebut akan sangat menentukan efektivitas penggunaan
metode penugasan dalam pembelajaran.
c) Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar
seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses
penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan
di luar kelas.
d) Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang
dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas tersebut diselesaikan di kelas
guru berkeliling mengontrol pekerjaan peserta didik, sambil memberikan
motivasi dan bimbingan terutama bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam penyelesaian tugas tersebut. Jika tugas tersebut
diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian
tugas melalui konsultasi dari pada peserta didik.
e) Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang
dikerjakan peserta didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak hanya
menitikberatkan pada produk, tetapi perlu dipertimbangkan pula
bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya
diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping
akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga

58 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus


diperiksa.

5) Metode Kerja Kelompok


Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan
peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan
diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Karena itu guru
dituntut untuk mampu menyediakan bahan-bahan pelajaran yang secara
manipulasi mampu melibatkan anak bekerjasama dan berkolaborasi dalam
kelompok. Penerapan metode kerja kelompok menuntut guru untuk dapat
mengelompokan peserta didik secara arif dan proporsional.
Pengelompokkan peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan
pada: (a) fasilitas yang tersedia; (b) perbedaan individual dalam minat
belajar dan kemampuan belajar; (c) jenis pekerjaan yang diberikan; (d)
wilayah tempat tinggal peserta didik; (e) jenis kelamin; (f) memperbesar
partisipasi peserta didik dalam kelompok; dan (g) berdasarkan pada
lotere/random.

Pada umumnya materi pelajaran yang harus dikerjakan secara bersama-


sama dalam kelompok itu diberikan atau disiapkan oleh guru. Materi itu
harus cukup kompleks isinya dan cukup luas ruang lingkupnya sehingga
dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang cukup memadai bagi setiap
kelompok. Materi hendaknya membutuhkan bahan dan informasi dari
berbagai sumber untuk pemecahannya. Masalah yang bisa diselesaikan
hanya dengan membaca satu sumber saja tentu tidak cocok untuk
ditangani melalui kerja kelompok. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan
perbedaan individual dalam kemampuan belajar, perbedaan bakat dan
minat belajar, jenis kegiatan, materi pelajaran, dan tujuan yang ingin
dicapai. Berdasarkan tugas yang harus diselesaikan, peserta didik dapat
dibagi atas kelompok paralel yaitu setiap kelompok menyelesaikan tugas
yang sama, dan kelompok komplementer dimana setiap kelompok
berbeda-beda tugas yang harus diselesaikan.

Langkah-langkah dalam metode kerja kelompok adalah sebagai berikut:


a) Kegiatan Persiapan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 59


Kegiatan Pembelajaran 2

(1)Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai


(2)Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebut
ke dalam tugas-tugas kelompok.
(3)Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran
kegiatan kerja kelompok.
(4)Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat
memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya.

b) Kegiatan Pelaksanaan
(1)Kegiatan Membuka Pelajaran.
(2)Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran
sebelumnya.
(3)Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada
kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
(4)Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan
dikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu.
(5)Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari.
(6)Membentuk kelompok.
(7)Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau
langsung kepada semua peserta didik.
(8)Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan
mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
(9)Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama
peserta didik melakukan kerja kelompok.
(10) Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok,
memberikan balikan dari kelompok lain atau dari guru.
c) Kegiatan Penutup
(1)Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
(2)Melakukan evaluasi hasil dan proses.
(3)Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang
belum dikuasai peserta didik maupun memberi tugas pengayaan bagi
peserta didik yang telah menguasai materi metode kerja kelompok
tersebut.

60 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

6) Metode Karyawisata
Karyawisata adalah kunjungan ke suatu tempat atau objek dalam rangka
memperluas pengetahuan dalam hubungan dengan pekerjaan seseorang
atau sekelompok orang. Metode karya wisata adalah suatu metode
mengajar yang dilakukan dengan cara berkunjung ke suatu tempat atau
objek yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan peserta
didik membuat laporan dan diskusi bersama dengan peserta didik yang lain
serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian hasilnya dituliskan. Metode
karyawisata hampir sama dengan pembelajaran outdoor yaitu aktivitas
pembelajaran sama-sama dilaksanakan di luar kelas. Perbedaannya
adalah karayawisata biasanya bukan sebatas mengajak peserta didik
keluar kelas, tetapi lebih jauh dari kelas atau sekolah dalam rangka
mengunjungi tempat-tempat yang ada hubungannya dengan materi
pelajaran. Sedangkan pembelajaran outdoor sifatnya lebih sederhana dan
biasanya lokasi kunjungan masih di sekitar sekolah.

Dalam pelaksanaannya, metode karyawisata lebih disukai peserta didik.


Namun yang sering terjadi di lapangan, peserta didik belum memiliki
panduan belajar yang cukup sehingga hasil dari kegiatan tersebut kurang
dirasakan manfaatnya. Disinilah perlunya peran guru untuk
mempersiapkan perencanaan yang baik agar hasil yang dicapai benar-
benar menjadi pengalaman peserta didik yang dapat meningkatkan hasil
belajarnya.

Langkah-langkah metode karya wisata sebagai berikut:


a) Menetapkan kompetensi yang akan dicapai peserta didik
b) Merencanakan tujuan
c) Merumuskan kegiatan yang akan dilakukan
d) Melaksanakan kegiatan
e) Menilai kegiatan
f) Melaporkan hasil kegiatan
g) Merancang dan melaksanakan tindak lanjut.

Beberapa hal yang harus dimiliki guru dan peserta didik untuk
mengoptimalkan metode karyawisata,

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 61


Kegiatan Pembelajaran 2

Guru harus:
a) Menentukan tempat atau objek wisata yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran;
b) Merencanakan dan mempersiapkan panduan peserta didik dalam
melaksanakan karyawisata;
c) Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan;
d) Membimbing dan mengontrol aktivitas peserta didik saat
berkaryawisata;
e) Menilai hasil kegiatan.

Peserta didik harus:


a) Memahami dan melaksanakan panduan peserta didik yang diberikan
guru;
b) Belajar secara mandiri atau berkelompok;
c) Menggunakan peralatan dan bahan yang diperlukan;
d) Menyusun laporan hasil karyawisata.

7) Metode Tanya jawab


Metode tanya jawab adalah metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan pertanyaan yang diajukan oleh guru
kepada peserta didik, yang mengarahkan peserta didik memahami materi
tersebut. Sementara itu metode tanya jawab ada yang mengartikan suatu
cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,
terutama oleh dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta
didik kepada guru (Djamarah, 2006). Metode ini bertujuan untuk
merangsang perhatian peserta didik dan mengukur kemampuan peserta
didik terhadap materi yang dibahas. Metode ini tepat digunakan untuk
mengarahkan pengamatan dan proses berfikir dan digunakan sebagai
selingan dalam metode cerita atau ceramah. Metoda Tanya Jawab akan
menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang
dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi,
meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu
kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak
kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.

62 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Langkah-langkah pelaksanaan metode tanya jawab adalah sebagai berikut:

a) Persiapan
(1)Menentukan topik
(2)Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
(3)Menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK
tertentu
(4)Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan
peserta didik
b) Pelaksanaan
(1)menjelaskan kepada peserta didik tujuan pembelajaran khusus
(TPK).
(2)mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (peserta didik
tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun
peserta didik yang lain).
(3)guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi.
(4)guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas.
(5)guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan
jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis.
(6)guru memperhatikan dengan seksama saat peserta didik menjawab
atas pertanyaannya.
(7)guru menyampaikan status jawaban peserta didik dan memberi
penguatan atau penghapusan atas respon peserta didik (bila jawaban
peserta didik belum tepat dapat dilempar lagi pertanyaan kepada
peserta didik yang lain untuk menjawab).
(8)Memberi peluang kepada peserta didik untuk bertanya dalam rangka
menggali kejelasan pemahaman.
(9)Menyimpulkan materi yang sedang dipelajari berdasarkan sumber
yang relevan.
8) Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana
peserta didik melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini peserta
didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 63


Kegiatan Pembelajaran 2

dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,


membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang
dipelajarinya. Percobaan dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau
kelompok. Hal ini tergantung dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah
alat yang tersedia. Percobaan ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, bila
alat yang tersedia hanya satu atau dua perangkat saja.

Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk mengalami sendiri , mencari


kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik
kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Hal ini selaras dengan yang
diungkapkan oleh satu penulis buku tentang strategi belajar nengajar
(Djamarah, 2006) bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian
pelajaran, di mana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami
sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan
metode eksperimen, peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami
sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu
obyek, keadaan atau proses sesuatu.

Langkah-langkah metode eksperimen Menurut Moedjiono dan Moh Dimyati


(1995) antara lain:
a Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen yang mencakup
kegiatan kegiatan:
1. Menetapkan kesesuaian metode eksperimen terhadap tujuan tujuan
yang hendak dicapai
2. menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, dan sarana lain yang
dibutuhkan dalam eksperimen sekaligus memeriksa ketersediannya
disekolah
3. Mengadakan uji eksperimen (guru mengadakan eksperimen sendiri
untuk menguji ketetapan proses dan hasilnya) sebelum menugaskan
kepada siswa, sehingga guru dapat mengetahui apa apa saja
kemungkinan yang akan terjadi
4. Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan
untuk eksperimen yang akan dilakukan
5. Guru menyediakan lembar kerja

64 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

b Pelaksanaan metode eksperimen, dengan kegiatan kegiatan:


1. Mendiskusikan dengan bersama sama seluruh siswa mengenai
prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen serta hal hal yang
perlu dicatat dan diamati selama eksperimen
2. Membantu, membimbing, dan mengawasi eksperimen yang
dilakukan oleh siswa dimana para siswa mengamati serta mencatat
hal hal yang dieksperimenkan
3. Para siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang
eksperimennya.

c Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen, melalui kegiatan


kegiatan:

1. Mendiskusikan hambatan hambatan yang ditemui dan hasil


hasil eksperimen
2. Membersihkan dan mengumpulkan peralatan peralatan lalu
disimpan, bahan atau saran lainnya
3. Evaluasi akhir eksperimen oleh guru.

9) Metode Role Playing


Model pembelajaran role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-
bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan
peserta didik. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan
peserta didik dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda
mati. Hadari Nawawi dalam Kartini (2007) yang menyatakan bahwa
bermain peran (role playing) adalah mendramatisasikan cara bertingkah
laku orang-orang tertentu dalam posisi yang membedakan peranan
masing-masing dalam suatu organisasi atau kelompok di masyarakat.
Bermain peran ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu
bergantung kepada apa yang diperankan. Model pembelajaran Role
Playing juga dikenal dengan nama model pembelajaran Bermain Peran.
Pengorganisasian kelas secara berkelompok, masing-masing kelompok
memperagakan/menampilkan skenario yang telah disiapkan guru. Peserta
didik diberi kebebasan berimprovisasi namun masih dalam batas-batas
skenario dari guru.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 65


Kegiatan Pembelajaran 2

Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan


emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang
secara nyata dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran,
secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab)
bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Lebih lanjut prinsip
pembelajaran memahami kebebasan berorganisasi, dan menghargai
keputusan bersama, murid akan lebih berhasil jika mereka diberi
kesempatan memainkan peran dalam bermusyawarah, melakukan
pemungutan suara terbanyak dan bersikap mau menerima kekalahan
sehingga dengan melakukan berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif
berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka
pelajari. Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif, karena tanpa adanya
aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.

Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :


a) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan;
b) Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario
dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar
Mengajar;
c) Guru membentuk kelompok peserta didik dan menetapkan dengan jelas
masalah dan peranannya;
d) Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai;
e) Guru memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk
melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan;
f) Masing-masing peserta didik berada di kelompoknya sambil mengamati
skenario yang sedang diperagakan;
g) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing peserta didik diberikan
lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian dan mendiskusikan
atas penampilan masing-masing kelompok;
h) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya;
i) Guru memberikan kesimpulan secara umum.
10) Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah adalah suatu cara menyajikan pelajaran
dengan mendorong peserta didik untuk mencari dan memecahkan suatu

66 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

masalah/persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Metode


ini diciptakan seorang ahli didik berkebangsaan Amerika yang bernama
John Dewey. Metode ini dinamakan ProblemMethod. Sedangkan
Crow&Crow dalam bukunya Human Developmentand Learning,
mengemukakan nama metode ini dengan Problem SolvingMethod
(http://aginista.blogspot.com).Sebagai prinsip dasar dalam metode ini
adalah perlunya aktifitas dalam mempelajari sesuatu. Timbulnya aktivitas
peserta didik kalau sekiranya guru menjelaskan manfaat bahan pelajaran
bagi peserta didik dan masyarakat.
John Dewey mengemukakan bahwa keaktifan peserta didik di sekolah
harus bermakna artinya keaktifan yang disesuaikan dengan pekerjaan
yang biasa dilakukan dalam masyarakat. Alasan penggunaan metode
problem solving bagi peneliti adalah dengan penggunaan metode problem
solving peserta didik dapat bekerja dan berpikir sendiri dengan demikian
peserta didik akan dapat mengingat pelajarannya dari pada hanya
mendengarkan saja. Untuk memecahkan suatu masalah John Dewey.

Langkah-langkah metode problem solving (Depdiknas, 2008) sebagai


berikut:
a) Identifikasi keberadaan masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah
ini harus tumbuh dari peserta didik sesuai dengan taraf kemampuannya.
b) Mencari dan mengumpulkan data atau keterangan yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan
jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.
c) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan
jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh,
pada langkah kedua di atas.
d) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini
peserta didik harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-
betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai
dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk
menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode
lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 67


Kegiatan Pembelajaran 2

e) Menarik kesimpulan. Artinya peserta didik harus sampai kepada


kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
11) Metode Drill
Drill merupakan latihan yang diulang-ulang. Oleh karena metode drill
dikenal juga dengan metode latihan. Metode ini sebagai sarana untuk
memelihara kebiasaan-kebiasaan yang telah nyata diterima. Metode
tersebut dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan,
ketepatan, kesempurnaan dan keterampilan melalui letihan-latihan tentang
sesuatu yang dipelajari. Dengan melakukan secara praktis pengetahuan
tersebut dapat disempurnakan dan dikembangkan. Dengan demikian
metode drill bukan hanya sekedar melaksanakan latihan secara membabi
buta, bukan hanya asal mengulang, tetapi melaksanakan latihan dengan
pengertian yang mempunyai tujuan tertentu.

Menurut Nana Sudjana (2011) metode drill adalah suatu kegiatan


melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh
dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi
permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa
pengulangan yang berkali-kali. Selanjutnya dikuatkan oleh Roestiyah N.K
(2001) bahwa melalui kegiatan latihan peserta didik akan memiliki
ketangkasan dan ketrampilan lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Demikian
juga Shalahuddin (2008) menyatakan bahwa dengan melakukan secara
berulang-ulang dengan sungguh-sungguh dimaksudkan untuk
menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi permanen.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode drill


adalah suatu cara dalam pembelajaran melalui kegiatan latihan dengan
praktek yang dilakukan berulang kali secara kontinyu untuk mendapatkan
keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang
dipelajari. Dari segi pelaksanaannya siswa terlebih dahulu telah dibekali
dengan pengetahuan secara teori. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh
guru, siswa diminta mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan
terampil. Metode drill dapat lebih maksimal dengan melaksanakan kegiatan

68 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

pembelajaran secara runtut, langkah-langkah metode drill dapat dilihat


pada Tabel 8.
Tabel 8. Langkah Metode Drill dan Deskripsinya

Langkah Deskripsi Kegiatan

Persiapan Guru merumuskan tujuan pembelajaran yang akan


dicapai, menetapkan, merancang latihan secara
berurutan yang akan dikerjakan oleh peserta didik serta
menyediakan kunci jawaban.

Pelaksanaan Membuka
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Guru menyampaikan bentuk-bentuk latihan

Melaksanakan
 Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana
dulu untuk mengetahui keterampilan yang telah
dikuasai peserta didik (dalam rangka
penjajagan).
 Guru memberi memberikan pengarahan atau
penjelasan dari hasil penjajagan untuk dapat
menambah kekurangan dan dapat
meningkatkan keterampilan peserta didik.
 Guru memberikan latihan secara terbimbing
dengan tingkat kesulitan yang berbeda dengan
sebelumnya (didasarkan atas hasil penjajagan)
kepada peserta didik.
 Peserta didik diberi kesempatan untuk
mengerjakan latihan secara terus menerus
mulai dari yang mudah hingga ke tingkat yang
lebih sulit, dan guru mendengarkan atau
memperhatikan respon peserta didik
 Selama peserta didik berproses melakukan
latihan, guru mengamati untuk menemukan
kesukaran yang dialami peserta didik, serta
memungkinkan untuk mengubah situasi
sehingga menimbulkan optimisme dan rasa
senang belajar pada peserta didik selalu terjaga.

Mengakhiri
 Guru memberi motivasi kepada peserta didik
agar tetap melakukan latihan-latihan secara
terus menerus sehingga hasil belajar yang
dikuasai tertanam baik pada diri siswa.

Penutup Guru melakukan perbaikan terhadap kesalahan-

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 69


Kegiatan Pembelajaran 2

kesalahan peserta didik sebagai bentuk penguatan


terhadap hasil pembelajaran, serta memberikan latihan
sebagai bentuk pengayaan agar terjadi pembiasaan.

12) Metode Proyek


Metode proyek berangkat dari pemikiran John Dewey tentang metode
pemecahan masalah yang selanjutnyan dikembangkan oleh Kilpatrick
dalam bentuk metode proyek. Istilah proyek telah dipakai dalam latihan
kerja tangan pada awal 1920, dan menunjuk pada setiap masalah praktik
yang melibatkan penggunaan fisik untuk menghasilkan suatu produk. Pada
waktu metode proyek digunakan dalam bidang pertanian dan kerajinan
keluarga, metode proyek tidak hanya sekedar sebuah teknik canggih, tetapi
merupakan sebuah filsafat pendidikan yang diterjemahkan dalam sebuah
metode.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang


memberikan kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran di
kelas dengan melibatkan kerja proyek. Melalui pembelajaran kerja proyek,
kreativitas dan motivasi peserta didik akan meningkat. Metode ini dapat
dipandang sebagai bentuk open-ended contextual activity-bases learning,
dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberi
penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha
kolaboratif, yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada periode
tertentu (Made Wena, 2010). Yang pokok dalam metode proyek ialah “the
active purpose of the learner”. Peserta didik itu sendiri harus menerima
proyek itu dan melaksanakannya. Kalau peserta didik sedang membuat
jembatan atas perintah guru, itu bukan suatu proyek. Sebaliknya jika
peserta didik membaca buku didorong oleh keinginan mencari atau
memahami sesuatu, itu termasuk proyek.

Sehingga dalam pembelajaran metode proyek dapat diartikan sebagai


salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan
peserta didik pada persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara
berkelompok.

70 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Langkah-langkah metode proyek dalam pembelajaran sebagai berikut:


a) Tahap perencanaan
(1)Mempelajari pokok bahasan dalam GBPP dari mata pelajaran yang
menjadi tema dari proyek tersebut.
(2)Membuat diagram kaitan antara tema dengan pokok bahasan dari
mata pelajaran lain (untuk itu perlu dipelajari GBPP mata pelajaran
lain).
(3)Merumuskan tujuan pelajaran dengan menggunakan metode proyek
tersebut.
(4)Menentukan materi pelajaran dari pokok bahasan masing- masing
mata pelajaran yang dikaitkan dengan tema proyek.
(5)Menentukan langkah-langkah dalam kegiatan belajar-mengajar,
termasuk metode dan pendekatannya.
(6)Merencanakan organisasi kelas sesuai dengan kegiatan belajar-
mengajar (misalnya bekerja dalam kelompok).
(7)Bila dalam langkah kegiatan itu ada kunjungan kesitus sejarah atau
museum, maka diadakan perencanaan untuk hal tersebut (misalnya
mengadakan peninjauan lebih dulu kesitus sejarah atau museum).
(8)Menyiapkan format- format pengamatan untuk peserta didik.
(9)Merencanakan kegiatan-kegiatan tidak lanjut.
(10) Menyiapkan penilaian kegiatan belajar-mengajar.
b) Tahap pelaksanaan
(1)Guru mengemukakan tema pokok.
(2)Guru mengajak peserta didik menelaah kemungkinan untuk
mengkaitkan tema dengan berbagai bidang studi.
(3)Guru berperan sebagai pembimbing dan pengatur jalannya diskusi.
(4)Sesudah pengkaitan tema dengan bidang studi yang lain terbentuk,
guru membagi kelas dalam beberapa kelompok sebanyak bidang
studi yang ada (terkait).
(5)Setiap kelompok merencanakan bagaimana melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan materi yang telah dikaitkan dengan tema.
(6)Guru memberi tahukan hal-hal yang penting apa yang perlu diamati
oleh peserta didik.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 71


Kegiatan Pembelajaran 2

(7)Data informasi yang terkumpul didiskusikan, diolah dan ditulis serta


siap untuk dilaporkan.
(8)Sesudah siap untuk melaporkan, maka guru atau peserta didik
memimpin pelaporan. Peserta didik yang lain memberi komentar atau
saran dan dicatat oleh anggota kelompok yang sedang melaporkan.
Guru kadang-kadang memberi saran apabila diskusi kurang lancar.
(9)Berdasarkan komentar atau saran maka kelompok mendiskusikan
dan bersikap sepakat untuk menambah atau mengurangi dan
menyempurnakan laporan.
(10) Suatu hal yang penting, bahwa guru harus membantu para peserta
didik dalam memahami hubungan tema dengan bidang studi yang
lain.
c) Tahap tindak lanjut
Untuk memantapkan hasil kegiatan belajar yang baik untuk diterapkan
adalah pameran. Pameran dapat berkisar antara pameran sederhana
sampai pameran yang lebih luas. Materi pameran dapat menjadi sumber
bagi pelajaran lainnya.

d) Tahap penilaian
Tahap penilaian ini sebenarnya merupakan refleksi dari semua kegiatan
yang telah dilakukan selama proyek berlangsung. Tujuan penilaian
adalah dalam rangka untuk memperbaiki proses belajar-mengajar,
mengetahui apa yang telah dipelajari peserta didik, apakah sikap- sikap
dan keterampilan tertentu telah dimiliki oleh peserta didik. Cara penilaian
dapat dilakukan:
(1)Secara verbal, misalnya tanya jawab dan diskusi;
(2)Secara tertulis, misalnya berupa laporan, karangan, puisi, dan tes;
(3)Penilaian hasil karya, seperti gambar, bagan, model, alat sederhana,
diorama, dan market. Penilaian hasil karya wisata dapat ditujukan
kepada individu atau kelompok, misalnya pada waktu hasil karya tiap
peserta didik dipajang di kelas atau pada waktu pameran tiap stand
dinilai (nilai kelompok).

b. Teknik Pembelajaran

72 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Teknik Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan


seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah peserta
didik yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya
secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada
kelas yang jumlah peserta didiknya terbatas. Demikian pula, dengan
penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada
kelas yang peserta didiknya tergolong aktif dengan kelas yang peserta
didiknya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik
meskipun dalam koridor metode yang sama. Hal ini selaras dengan yang
diungkapkan oleh L. James Havery tentang teknik pembelajaran
merupakan prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian
komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud
untuk berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan
yang telah ditentukan (http://adityatriastuti.blogspot.com).

Teknik pembelajaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari metode, tidak


salah bila teknik pembelajaran menjadi suatu cara yang digunakan oleh
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efisien.

Sehingga teknik pembelajaran merupakan cara yang ditempuh guru yang


sedang menggunakan metode tertentu namun karena situasi dan kondisi
yang dihadapi saat proses berlangsung dan menginginkan lebih efisien
dalam pencapaian tujuan pembelajaran dilakukanlah penyesuaian
tindakan. Seperti halnya prinsip, pendekatan, dan metode, teknik
pembelajaran dapat dibagi atas dua bagian, yaitu teknik umum dan teknik
khusus.
1) Teknik Umum, teknik umum merupakan cara-cara yang dapat
digunakan untuk semua bidang studi dan biasanya dikenal dengan
metode pembelajaran seperti yang telah diuraikan di atas, namun
wujudnya berbeda. Misalnya ceramah. Sebagai metode, ceramah
mencakup pemilihan, penyusunan, dan penyajian bahan. Bahkan,
metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan bahan, dan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 73


Kegiatan Pembelajaran 2

biasanya teknik ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam
suatu pertemuan atau kegiatan belajar mengajar.
2) Teknik khusus, adalah cara mengajarkan (menyajikan atau
memantapkan) bahan-bahan pelajaran bidang studi tertentu. Teknik
khusus pengajaran bahasa mempunyai ragam dan jumlah yang sangat
banyak. Hal ini karena teknik mengacu kepada penyajian materi dalam
lingkup yang kecil. Sebagai contoh, teknik pengajaran keterampilan
berbahasa terdiri atas teknik pembelajaran membaca, teknik
pembelajaran menulis, teknik pembelajaran berbicara, teknik
pembelajaran menyimak, teknik pembelajaran tata bahasa, dan teknik
pembelajaran kosa kata. Pembelajaran membaca terbagi pula atas
teknik pembelajaran membaca permulaan dan teknik pembelajaran
membaca lanjut. Masing-masing terdiri pula atas banyak macam.
Begitulah, teknik khusus itu banyak sekali macamnya karena teknik
khusus itu berhubungan dengan rincian bahan pembelajaran.
3) Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa
Indonesia, hanya menggunakan satu metode, katakanlah metode
khusus pembelajaran bahasa (yang ditunjang sejumlah pendekatan dan
prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum maupun
khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan untuk mendapatkan
ketepatan dan keefisiensian.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada kegiatan pembelajaran Pendekatan, Strategi,


Metode dan Teknik Pembelajaran terdiri atas dua bagian: yaitu diskusi materi
dan aktivitas mengerjakan lembar kerja. Anda dipersilahkan melakukan aktivitas
pembelajaran tersebut secara mandiri dan kerjasama dengan disiplin, serta
penuh tanggung jawab yang tinggi.
1. Diskusi Materi
Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan teliti,
kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif
dalam bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian diskusikan
dalam kelompok. Selanjutnya perwakilan kelompok bekerjasama

74 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan anggota kelompok lain


menghargai, memperhatikan dan menanggapinya secara aktif.

2. Lembar Kerja
Setelah mengkaji materi Pendekatan, Strategi, Metode dan teknik
Pembelajaran secara seksama, Anda dapat mencoba melakukan kegiatan
yang dalam modul ini disajikan dalam lembar kerja. Pastikan Anda sudah
menguasai seluruh materi dalam modul.

Aktivitas dapat dilakukan secara mandiri atau dapat bekerjasama dalam


kelompok masing-masing serta menyelesaikan aktivitas secara disiplin sesuai
dengan waktu yang ditentukan dengan menggunakan Lembar Kerja 5 – 7
(terlampir).

E. Latihan/Tugas

Diskusikan dalam kelompok secara musyawarah mufakat dan hasilnya silahkan


dipresentasikan!
1. Baca secara seksama secara mandiri kegiatan pembelajaran 2.
2. Berbagi informasi danbekerjasamalah dalam kelompok dengan teman sejawat
untuk menjawab pertanyaan di bawah.
3. Presentasikan hasil pembahasan dalam kelompok.

Pertanyaan-pertanyaan:
1. Jelaskan konsepsi pendekatan pembelajaran menurut Roykillen!
2. Jelaskan secara singkat konsep saintifik dalam pembelajaran!
3. Jelaskan konsep strategi pembelajaran menurut Rowntree!
4. Jelaskan perbedaan model pembelajaran discovery learning, problem based
learning, dan project based learning!
5. Jelaskan 6 metode pembelajaran yang sering anda lakukan sesuai dengan
mata pelajaran yang diampu!
6. Jelaskan konsep teknik pembelajaran!

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan Balik

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 75


Kegiatan Pembelajaran 2

a. Pengalaman apa yang sudah anda lakukan dan anda rasakan berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran yang telah anda lalui ?.
b. Pengalaman baru apa yang anda peroleh dari kegiatan pembelajaran
tersebut ?.
c. Materi apa yang belum ditulis dalam materi kegiatan pembelajaran yang
telah anda diskusikan ?.
d. Apa manfaat yang anda temukan dalam pembahasan materi kegiatan
pembelajaran ini?.
e. Apa saran anda untuk lebih memperbaiki materi kegiatan pembelajaran
yang telah dibahas ?

2. Tindak Lanjut
Skor maksimal dari hasil mengerjakan latihan/tugas adalah 100. Nilailah diri
Anda dengan jujur dan profesional. Jika Anda memperkirakan bahwa
pencapaian Anda masih kurang dari 75% sebaiknya Anda ulangi kembali
mempelajari bab ini dengan pantang menyerah, disiplin dan kerja keras.
Berdiskusi dan bekerjasamalah dengan teman atau sejawat Anda dengan
menumbuhkan sikap saling menghargai, tidak memaksakan kehendak,
berpikir terbuka dan tetap kritis secara profesional bila ada bagian-bagian
yang belum Anda kuasai.

Bagi Anda yang memperkirakan bahwa skor Anda minimal sudah mencapai
75%, berarti Anda telah menguasai materi Pendekatan, Strategi, Metode dan
Teknik Pembelajaran dengan baik. Silahkan Anda lanjutkan mempelajari
materi selanjutnya. Selain itu, kemampuan Anda akan semakin kuat dengan
dukungan informasi yang bisa Anda dapatkan dari internet. Tetaplah menjadi
guru yang belajar sepanjang hayat, pantang menyerah dan disiplin dalam
belajar.

76 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

KUNCI JAWABAN LATIHAN/TUGAS


Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 1 tentang Teori Belajar dan
Prinsip-Prinsip Pembelajaran.

1. Perbedaan teori belajar behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan


Humanisme

Teori Perbedaan
Belajar

Behaviorisme Aliran ini menganggap seseorang telah belajar jika ia telah


mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Untuk
membuat seseorang belajar, perlu adanya stimulus yang
diberikan oleh pendidik.
 Menekankan pada stimulus dan respon dalam
pembentukan perilaku.
 Setiap perilaku dapat dipelajari.
 Tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku
baru.
 Menekankan pada perubahan perilaku yang teramati.

Kognitivisme Belajar merupakan usaha pemberian makna oleh peserta


didik pada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi
yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya,
sehingga lebih menekankan pada belajar merupakan suatu
proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Menekankan
pada perubahan atau proses-proses mental dan perilaku tidak
kasat mata.

Konstruktivisme Belajar merupakan usaha pemberian makna oleh peserta


didik kepada pengalamannya melalui asimilasi (proses
merespon lingkungan sesuai dengan struktur kognitif) dan
akomodasi (proses memodifikasi struktur kognitif) yang
menuju pada pembentukan struktur kognitifnya.
 Individu membangun pemahamannya melalui eksplorasi
 Menyatakan bahwa peserta didik adalah orang yang
secara individual harus menemukan , mentransformasi,
dan mengecek kemballi, serta merevisi informasi yang
lama.
 Siswa memiliki pemahaman satu persepsi.

Humanisme Pada dasarnya, teori humanistik adalah teori belajar yang


memanusiakan manusia. Pembelajaran dipusatkan pada
pribadi seseorang.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 77


Kegiatan Pembelajaran 2

 Menekankan pada keunikan sikap individu.


 Individu adalah orang yang bebas menentukan apa
yang dipelajarinya.
 Belajar dipandang sebagai pemerolehan informasi atau
pengalaman dan menemukan maknanya secara
personal atau pribadi.

2. Prinsip-prinsip pembelajaran dan implikasinya antara lain:

Implikasi
Prinsip Uraian
Guru Siswa

Perhatian dan Perhatian terhadap Merangsang atau Siswa dituntut untuk


motivasi pelajaran akan timbul menyiapkan bahan memberikan
pada peserta didik, ajar yang menarik. perhatian terhadap
apabila bahan Mengkondisikan semua rangsangan
pelajaran sesuai proses belajar aktif. yang mengarah
dengan kebutuhannya. Mengunakan metode kearah tujuan
Peserta didik yang bervariasi. belajar. Adanya
mempunyai motivasi, tuntutan untuk selalu
ia akan bersungguh- memberikan
sungguh menunjukkan perhatian ini,
minat, mempunyai menyebabkan siswa
perhatian, dan rasa harus
ingin tahu yang kuat membangkitkan
untuk ikut serta dalam perhatian nya
kegiatan belajar; kepada segala
berusaha keras dan pesan yang
memberikan waktu dipelajarinya.
yang cukup untuk
melakukan kegiatan
tersebut; dan terus
bekerja sampai tugas-
tugas tersebut
terselesaikan.

Keaktifan Peserta didik Memberikan Dituntut dapat


mempunyai dorongan kesempatan memproses dan
untuk berbuat sesuatu, melakukan mengolah hasil
mempunyai kemauan pengamatan, belajarnya secara
dan aspirasinnya penyelidikkan atau efektif serta aktif
sendiri, tidak bisa inkuiri dan baik secara fisik,
dipaksakan oleh orang eksperimen. Serta intelektual dan
lain dan juga tidak bisa memberikan tugas emosional misal
dilimpahkan kepada individual dan berwujud perilaku-
orang lain. Belajar kelompok melalui perilaku seperti
hanya mungkin terjadi kontrol guru. mencari sumber
apabila anak aktif informasi yang
mengalami sendiri. dibutuhkan,
menganalisis hasil
percobaan, ingin
tahu hasil dari suatu

78 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

reaksi kimia, karya


tulis, membuat
klipping dan perilaku
lainnya.

Keterlibatan Belajar adalah Menggunakan media Dengan keterlibatan


langsung/ mengalami dan tidak secara langsung dan langsung ini secara
berpengalaman bisa dilimpahkan ke melibatkan peserta logis akan
orang lain. didik untuk menyebabkan
Pengalaman tersebut melakukan berbagai peserta didik
dialami sendiri secara percobaan atau memperoleh
langsung. eksperimen, mencari pengala man.
informasi, Peserta didik dituntut
merangkum mengerjakan sendiri
informasi dan tugas yang diberikan
menyimpulkan guru kepada
informasi. mereka.Contohnya
peserta didik
melakukan reaksi
kimia pada suatu
zat.

Pengulangan Pengulangan Merancang kegiatan Dituntut kesadaran


merupakan induk pengulangan dan peserta didik untuk
belajar adalah mengembangkan bersedia
pengulangan, semakin soal-soal latihan dan mengerjakan latihan-
sering materi pelajaran bervariasi. latihan yang
diulangi (melatih daya- berulang untuk satu
daya yang ada pada macam
manusia ) maka permasalahan.
semakin ingat dan
melekat pelajaran itu
dalam diri seseorang.

Tantangan Tantangan yang Memberikan tugas- Dituntut memiliki


dihadapi dalam bahan tugas dan kesadaran pada diri
belajar membuat siswa tanggungjawab peserta didik akan
bersemangat untuk untukmemecahkan adanya kebutuhan
mengatasinya. masalah secara untuk selalu
mandiri. memperoleh,
memproses, dan
mengo lah pesan.
Peserta didik juga
harus memiliki
keingintahuan yang
besar terhadap
segala
permasalahan yang
dihadapi.

Balikan dan Kunci dari prisip ini Memberikan kepada Segera


penguatan adalah hukum effek, pesertya didik mencocokkan
hubungan stimulus dan jawaban yang benar, jawaban dengan
respon akan serta mengoreksi kunci jawaban, dan
bertambah erat, jika sekaligus membahas menerima
disertai perasaan kenyataan terhadap

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 79


Kegiatan Pembelajaran 2

senang atau puas dan pekerjaan siswa. nilai yang dicapai.


sebaliknya bisa lenyap
jika disertai perasaan
tidak senang.

Perbedaan Peserta didik Mendorong peserta Memilih tempat


individual merupakan makhluk didik dalam duduk di kelas,
individu yang unik yang memahami potensi belajar sesuai tempo
mana masing-masing dirinya dan untuk kecepatan masing-
mempunyai perbedaan selanjutnya mampu masing siswa.
yang khas, seperti merencanakan dan
perbedaan intelegensi, melaksanakan suatu
minat, bakat, hobi, kegiatan.
tingkah laku maupun Menentukan metode
sikap, mereka berbeda yang dapat melayani
pula dalam hal latar seluruh siswa,
belakang kebudayaan, karena heterogenitas
sosial, ekonomi dan
keadaan orang tuanya.

3. Prinsip-prinsip pembelajaran berdasarkan peraturan antara lain:

Sesuai dengan ketetapan Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang Standar


Proses Kegiatan Pembelajaran perlu menggunakan prinsip sebagai berikut:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber belajar;
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah;
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal
(hardskills) dan keterampilan mental (softskills);
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing

80 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik


dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di
masyarakat;
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah
guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
peserta didik.

Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 2 tentang Teori Belajar dan


Prinsip-Prinsip Pembelajaran

1. Konsep pendekatan pembelajaran menurut Roykillen

a Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches),


memiliki ciri bahwa manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan
oleh guru. Peran peserta didik pada pendekatan ini hanya melakukan
aktivitas sesuai dengan petunjuk guru. Pada pendekatan ini menurunkan
strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif
atau pembelajaran ekspositori. peran guru sangat menentukan baik
dalam pilihan isi atau materi pelajaran maupun penentuan proses
pembelajaran.

b Pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student-centred


approaches), pendekatan pembelajaran yang menempatkan peserta didik
sebagai subjek belajar. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada
peserta didik, menejemen, dan pengelolaannya ditentukan oleh peserta
didik. Pendekatan ini selanjutnya menurunkan strategi pembelajaran
discovery dan inquiry serta strategi pembelajaran induktif. Pada strategi
ini peran guru sebagai fasilitator, dan pembimbing sehingga kegiatan
belajar peserta didik menjadi lebih terarah

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 81


Kegiatan Pembelajaran 2

2. Konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran

Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang dirancang sedemikian


rupa sehingga peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang “ditemukan”

3. Konsep strategi pembelajaran menurut Rowntree

a Strategi penyampaian penemuan (exposition-discovery learning).


Exposition merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara intensif dari seorang guru kepada
sekelompok peserta didik. Sedangkan strategi discovery, yang mana
bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui
berbagai aktivitas, sehingga tugas pendidik lebih banyak sebagai
fasilitator dan pembimbing

b Strategi pembelajaran kelompok, belajar dilakukan secara beregu


(kelompok). Bentuk belajar kelompok ini bisa dalam pembelajaran
kelompok besar atau klasikal; atau bisa juga dalam kelompok-kelompok
kecil. Strategi ini tidak memperhatikan kecepatan belajar individual,
semua dianggap sama.

c Strategi pembelajaran individual (groups-individual learning), dilakukan


peserta didik secara mandiri. Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan
peserta didik sangat ditentukan oleh kemampuan individu peserta didik
yang bersangkutan.

4. Metode pembelajaran yang sering anda lakukan sesuai dengan mata


pelajaran yang diampu oleh guru dalam pembelajaran (hanya 6 jawaban dari
metode yang tersedia).

Metode Deskripsi Langkah

82 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Metode Merupakan metode Persiapan meliputi: merumuskan


Ceramah mengajar dengan tujuan, Menentukan pokok-pokok
menyampaikan materi, Mempersiapkan alat bantu.
informasi dan
Pelaksanaan meliputi: pembukaan,
pengetahuan saecara
penyajian, penutupan
lisan kepada sejumlah
peserta didik yang pada
umumnya mengikuti
secara pasif.
Metode Merupakan cara Tahap Persiapan meliputi:
Diskusi penyajian pelajaran, Merumuskan tujuan, menentukan jenis
dimana peserta didik diskusi, menetapkan masalah yg
dihadapkan kepada dibahas, persiapan teknis pendukung)
suatu masalah, yang
Tahap pelaksanaan meliputi:
bisa berupa pernyataan
memverifikasi persiapan, pengarahan
atau pertanyaan yang
sebelum dilaksanakan diskusi,
bersifat problematis
melaksanakan diskusi, memberikan
untuk dibahas dan
kesempatan kepada semua peserta
dipecahkan bersama.
diskusi untukmengungkapkan
gagasan, pengendalian pembicaraan
pada pokok materi
Tahap penutup meliputi:
menyimpulkan pokok-pokok bahasan,
umpan balik untuk perbaikan.

Metode Merupakan pengelolaan Perencanaan meliputi: Merumuskan


Demonstrasi pembelajaran dengan tujuan, Menetapkan garis-garis besar
memperagakan atau langkah-langkah demonstrasi,
mempertunjukkan menentukan waktu, dukungan teknis.
kepada peserta didik
Pelaksanaan meliputi: memeriksan
suatu proses, situasi,
kesiapan, memberikan penjelasan
benda, atau cara kerja
tentang topik, melaksanakan
suatu produk teknologi
demonstrasi, mengingatkan pokok-
yang sedang dipelajari.
pokok materi, pemberian kesempatan
kepada peserta untuk ikut aktif,
melaksanakan penguatan,
menyimpulkan
Evaluasi merupakan tindak lanjut
demonstrasi dan mengevaluasi
terhadap pelaksanaan.

Metode Merupakan cara Langkah yang dilakukan sebagai


Penugasan mengajar atau berikut: mempertimbangkan tujuan
penyajian materi melalui yang akan dicapai dengan tugas itu,
penugasan peserta memberikan tugas yang cukup jelas
didik untuk melakukan dipahami peserta didik sehingga
suatu pekerjaan dengan mereka tidak perlu bertanya-tanya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 83


Kegiatan Pembelajaran 2

maksud agar peserta lagi, mengontrol apakah tugas


didik melakukan dikerjakan dengan baik, apakah
kegiatan belajar. dikerjakan oleh peserta didik sendiri
Pemberian tugas dapat atau oleh orang lain, mengevaluasi
secara individual atau hasil peserta didik untuk
kelompok menumbuhkembangkan semangat
kerja yang lebih luas.

Metode Merupakan metode Persiapan meliputi: merumuskan


Kerja mengajar dengan tujuan, menyiapkan materi,
Kelompok mengkondisikan peserta mengidentifikasi sumber belajar,
didik dalam suatu group menetapkan ketentuan kelompok.
atau kelompok sebagai
Pelaksanaan meliputi: membuka
satu kesatuan dan
pelajaran, melaksanakan apersepsi,
diberikan tugas untuk
memotivasi peserta didik dengan
dibahas dalam
mengemukakan kasus,
kelompok tersebut
mengemukakan tujuan pelajaran,
mengemukakan lingkup materi
pelajaran, membentuk kelompok,
mengemukakan tugas,
mengemukakan peraturan dan tata
tertib, mengawasi, memonitor, dan
bertindak sebagai fasilitator, pelaporan
dan umpan balik.
Penutup meliputi: peserta didik
merangkum, evaluasi, tindak lanjut.

Metode Merupakan suatu Langkah yang dilakukan sebagai


Karyawisata metode mengajar yang berikut: menetapkan kompetensi yang
dilakukan dengan cara akan dicapai peserta didik,
berkunjung ke suatu merencanakan tujuan, merumuskan
tempat atau objek yang kegiatan yang akan dilakukan,
dirancang terlebih melaksanakan kegiatan, menilai
dahulu oleh pendidik kegiatan, melaporkan hasil kegiatan,
dan diharapkan peserta tindak lanjut.
didik membuat laporan
dan diskusi bersama
dengan peserta didik
yang lain serta
didampingi oleh
pendidik, yang
kemudian hasilnya
dituliskan

Metode Merupakan metode Persiapan yang meliputi: menentukan


Tanya jawab yang digunakan dalam topik, merupuskan tujuan, menyusun
proses belajar mengajar pertanyaan, mengidentifikasi
dengan menggunakan kemungkinan pertanyaan siswa.
pertanyaan yang
Pelaksanaan yang meliputi:

84 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

diajukan oleh guru menjelaskan tujuan,


kepada peserta didik mengomunikasikan penggunaan
(untuk menjawab), yang metode tanya jawab, memberikan
mengarahkan peserta permasalahan (apersepsi),
didik memahami materi. mengajukan pertanyaan, memberikan
waktu yang cukup dalam menjawab,
memeperhatikan jawaban peserta
didik dengan seksama, menentukan
status jawaban dan memberikan
penguatan maupun penghapusan,
memberikan kesempatan kepada
peserta didik, menyimpulkan materi
yang sedang dipelajari berdasarkan
sumber yang relevan.

Metode Merupakan cara Persiapan meliputi: penetapan tujuan;


Eksperimen pengelolaan penetapan kebutuhan peralatan,
pembelajaran di mana bahan, sarana lainnya; melakukan uji
peserta didik melakukan eksperimenn (guru), menyediakan
aktivitas percobaan lembar kerja.
dengan mengalami dan
Pelaksanaan meliputi: Mendiskusikan
membuktikan sendiri
peserta didik tentang prosedur,
suatu yang
peralatan, dan bahan untuk
dipelajarinya.
eksperimen; Membantu, membimbing,
dan mengawasi eksperimen; peserta
didik membuat kesimpulan dan
laporan.
Tindak lanjut meliputi: Mendiskusikan
hambatan dan hasil hasil eksperimen;
membersihkan dan mengumpulkan
peralatan peralatan lalu disimpan,
bahan atau saran lainnya; Evaluasi
akhir eksperimen oleh guru.

Metode Role Merupakan suatu cara Langkah yang dilakukan sebagai


Playing penguasaan bahan- berikut: Guru menyusun/menyiapkan
bahan pelajaran melalui skenario; Guru menunjuk beberapa
pengembangan peserta didik untuk mempelajari
imajinasi dan skenario dalam waktu tertentu; Guru
penghayatan peserta membentuk kelompok peserta didik
didik sesuai dengan dan menetapkan peranannya; Guru
tokoh yang diperankan. menjelaskan kompetensi yang akan
dicapai; setiap peserta didik
mempelajari skenario yang ada untuk
diperankan; melaksanakan permainan
peran sesuai tanggungjawab masing-
masing; pasca tampil masing-masing
peserta didik diberikan lembar kerja
untuk membahas/memberi penilaian
dan mendiskusikan atas penampilan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 85


Kegiatan Pembelajaran 2

masing-masing kelompok; masing-


masing kelompok menyampaikan hasil
kesimpulannya; Guru memberikan
kesimpulan secara umum.

Metode Merupakan suatu cara Langkah yang dilakukan sebagai


Pemecahan menyajikan pelajaran berikut: Identifikasi keberadaan
Masalah dengan mendorong masalah yang bersumber dari peserta
(Problem peserta didik untuk didik. Mencari dan mengumpulkan
Solving) mencari dan data atau keterangan. Menetapkan
memecahkan suatu jawaban sementara (dugaan) dari
masalah/persoalan masalah. Menguji kebenaran jawaban.
dalam rangka Menarik kesimpulan.
pencapaian tujuan
pengajaran.

Metode Drill Merupakan suatu cara Persiapan meliputi: merumuskan


dalam pembelajaran tujuan pembelajaran yang akan
melalui kegiatan latihan dicapai, menetapkan, merancang
dengan praktek yang latihan secara berurutan yang akan
dilakukan berulang kali dikerjakan oleh peserta didik serta
secara kontinyu untuk menyediakan kunci jawaban.
mendapatkan
Pelaksanaan meliputi kegiatan:
keterampilan dan
ketangkasan praktis a Membuka antara lain:
tentang pengetahuan menyampaikan tujuan,
yang dipelajari. menyampaikan bentuk-bentuk
latihan
b Melaksanakan antara lain:
memulai dengan hal sederhana
(penjajagan), penjelasan hasil
penjajagan, latihan secara
terbimbing, pemberian
kesempatan untuk latihan
secara kontinyu, mengamati
dan menemukan kesulitan
peserta didik untuk mengubah
situasi agar kesenangan belajar
terjaga.
c Mengakhiri, guru memberi
motivasi kepada peserta didik
agar tetap melakukan latihan-
latihan secara terus menerus
sehingga hasil belajar yang
dikuasai tertanam baik pada diri
siswa.
Penutup, guru melakukan perbaikan
terhadap kesalahan-kesalahan peserta
didik sebagai bentuk penguatan

86 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

terhadap hasil pembelajaran, serta


memberikan latihan sebagai bentuk
pengayaan agar terjadi pembiasaan.

Metode Merupakan salah satu Tahap perencanaan meliputi:


Proyek cara pemberian Mempelajari pokok bahasan dalam
pengalaman belajar GBPP, Membuat diagram kaitan
dengan menghadapkan antara tema dengan pokok bahasan
peserta didik pada dari mata pelajaran lain, merumuskan
persoalan sehari-hari tujuan, menentukan materi pelajaran
(kerja proyek) yang dari masing-masing pokok bahasan,
harus dipecahkan menentukan langkah kegiatan,
secara berkelompok. merencanakan organisasi kels,
menyaipkan format, merencanakan
kegiatan tindak lanjut, menyiapkan
penilaian.
Tahap pelaksanaan meliputi: guru
mengemukakan tema, menelaah
secara bersama kaitan tema dengan
bidang studi, pembagian kelompok,
kelompok merencanakan kegiatan,
guru menyampaikan hal yg perlu
diamati, pengerjaan proyek sesuai
rencana kegiatan dan pengumpulan
data untuk diolah menjadi laporan,
melaksanakan laporan dan input dari
kelompok lain, penyempurnaan
laporan berdasarkan input.
Tahap tindak lanjut dalam bentuk
melaksanakan publikasi (pameran).
Tahap penilaian berupa refleksi dari
seluruh kegiatan pelaksanaan proyek
berlangsung

5. Perbedaan model pembelajaran discovery learning, problem based learning,


dan project based learning.

No Komponen Discovery Based Problem Based Project Based


Learning Learning Learning

1. Deskripsi Merupakan suatu Merupakan Merupakan suatu


pembelajaran strategi pembelajaran yang
proses yang pembelajaran menggunakan
berfokus pada yang proyek/media
pengaktifan peserta menggunakan sebagai media
didik untuk masalah dunia untuk

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 87


Kegiatan Pembelajaran 2

menemukan nyata sebagai mengaktifkan


konsep, makna, suatu konteks peserta didik
dan hubungan untuk belajar melakukan
kausal (hubungan tentang cara eksplorasi,
sebab akibat atau berpikir kritis dan penilaian,
dampak) melalui keterampilan interpretasi,
pengorganisasian pemecahan sintesis, dan
pembelajaran yang masalah, serta informasi
dilakukan oleh untuk
peserta didik. memperoleh
pengetahuan dan
konsep yang
esensial dari
materi pelajaran.

2. Dasar Mendasarkan pada Mendasarkan Mendasarkan


Pembelajaran penyelidikan/eksper pada masalah pada kerja
imen yang (inovatif), peserta
menghasilkan didik berpeluang
penemuan yang bekerja secara
dilakukan siswa otonom
sendiri. mengkonstruksi
belajarnya.

3. Hasil belajar Temuan konsep Alternatif Produk inovasi


atau prinsip yang pemecahan
sebelumnya tidak masalah
diketahui

4. Materi Fakta, konsep Prinsip, Prosedural,


prosedural metakognitif

5. Langkah- Persiapan, Orientasi Penentuan proyek,


Langkah pelaksanaan masalah, Perancangan
(stimulasi/pemberia organisasi langkah-langkah
n rangsangan, belajar, penyelesaian
pernyataan/ penyelidikan proyek,
identifikasi individu maupun Penyusunan
masalah, kelompok, jadwal
Pengumpulan Data, pengembangan pelaksanaan
Pengolahan Data, dan penyajian proyek,
Pembuktian, hasil, analisis Penyelesaian
menarik dan evaluasi proyek dengan
kesimpulan/ proses hasil fasilitasi dan
generalisasi). pemecahan monitoring guru,
masalah Penyusunan
laporan dan
presentasi/publika
si hasil proyek,
Evaluasi proses

88 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

dan hasil proyek.

6. Konsep teknik pembelajaran!

Teknik pembelajaran merupakan cara yang ditempuh guru yang sedang


menggunakan metode tertentu namun karena situasi dan kondisi yang
dihadapi saat proses berlangsung dan menginginkan lebih efisien dalam
pencapaian tujuan pembelajaran dilakukanlah penyesuaian tindakan. Teknik
pembelajaran dibagi atas dua bagian yaitu: (1) Teknik umum merupakan
cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi dan biasanya
dikenal dengan metode pembelajaran; (2) Teknik khusus cara mengajarkan
(menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan pelajaran bidang studi
tertentu, karena teknik ini mengacu kepada penyajian materi dalam lingkup
yang kecil. Sebagai contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa
terdiri atas teknik pembelajaran membaca, teknik pembelajaran menulis,
teknik pembelajaran berbicara, dst.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 89


Kegiatan Pembelajaran 2

90 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

PENGEMBANGAN SOAL
Petunjuk pengembangan soal:

1. Untuk memahami lebih lanjut dan lebih jelas bacalah modul yang
berkaitan dengan Penilaian Proses Hasil Belajar pada kelompok
kompetensi H (Pedagogik).
2. Untuk melaksanakan pengembangan soal, kerjakan dengan
menggunakan LK 9 (Terlampir)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 91


Kegiatan Pembelajaran 2

92 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

EVALUASI

A. Soal Uraian

Pada pembelajaran produktif di bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa, program


keahlian, paket keahlian Teknik Pemesinan,Pak Widodo mengajar praktik kerja
bangku di kelas IX. Dengan seksama seluruh peserta didik memperhatikan
pengajaran Pak Widodo yang memang beliau menjelaskan secara bergairah dan
enak untuk didengarkan dalam berkomunikasi. Elaborasi beliau tentang kerja
bangku menunjukkan hasil pengikiran yang baik dan yang buruk. Karena
pengajaran dilakukan pada kelas IX semester awal (ganjil) dengan topik
mengikir, maka beliau menjelaskan bagaimana posisi berdiri seseorang kala
mengikir dengan benar, cara memegang kikir dan cara mengikir (mengayun
permukaan kikir) dengan benar, kemudian bagaimana cara mengontrol
permukaan hasil pengikirannya. Tanya jawabpun diberikan kesempatan kepada
peserta didik setelah beliau memberikan penjelasan (instruksi) tetang mengikir
yang benar dalam rangka lebih memahami instruksi yang telah dilakukan Pak
Widodo namun dianggap oleh peserta pendidik belum jelas.

Untuk mencapai kompetensi sesuai dengan indikator yang diformulasikan dan


rancangan pembelajaran, peserta didikselanjutnya melaksanakan kegiatan
praktik mengikir sesuai dengan instruksi guru dan sesuai dengan jobsheet yang
telah dibagikan kepada peserta didik. Pada kegiatan akhir pembelajaran peserta
didik diharuskan membuat kesimpulan secara tertulis tentang bagaimana cara
mengikir dengan benar sehingga menghasilkan hasil kikiran yang bagus,
termasuk hambatan-hambatan dalam mengikir dan alternatif solusinya.
Setelah anda membaca teks di atas secara seksama tentang situasi
pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Widodo, jawablah secara mandiri dan
penuh kejujuran pertanyaan berikut di bawah.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 93


Kegiatan Pembelajaran 2

Pertanyaan:

1. Agar pembelajaran efektif, sebutkan 3 teori belajar yang sesuai untuk


digunakan sebagai acuan? Dan kapan teori belajar tersebut digunakan?
2. Agar pembelajaran efektif, sebutkan 3 prinsip belajar yang harus digunakan?
Dan kapan prinsip belajar tersebut digunakan?

B. Soal Pilihan Ganda

Petunjuk pengerjaan soal

a. Bacalah secara cermat terlebih dahulu soal-soal berikut dalam mengerjakan.


b. Kerjakan secara mandiri dan dengan pebuh kejujuran.
c. Silanglah pada pilihan jawaban yang anda anggap paling tepat dari 4 item
pilihan jawaban (A, B, C, D) dari soal di bawah.
d. Bila hendak mengganti pilihan jawaban yang anda sudah tersilang
meragukan, maka lingkarilah jawaban tersebut dan silanglah dengan pilihan
jawaban yang baru, contoh sebagai berikut: A , B , C , D.
e. Waktu 20 menit

1. Konsep teori belajar merupakan ...

A. seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang memuat ide,


konsep, prosedur dan prinsip yang dipelajari, dianalisis dan diuji
kebenarannya.
B. Hukum-hukum/prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisi
terjadinya belajar.
C. suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.
D. kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi
seutuhnya.

2. Teori humanisme merupakan teori belajar yang memanusiakan manusia.

94 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Pembelajaran dipusatkan pada pribadi seseorang. Belajar terjadi bila


mempunyai arti (meaning) bagi individu, sehingga motivasi belajar harus
bersumber dari diri peserta didik sendiri. Tokoh terkenal tentang teori
humanisme adalah ....

A. John Dewey
B. Carl Rogers
C. Vygotsky
D. Thorndike

3. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati


merupakan implikasi dari teori belajar ....

A. Behaviorisme
B. Kognitivisme
C. Konstruktivisme
D. Humanisme

4. Teori belajar kognitif merupakan teori belajar yang mengutamakan


proses pembelajaran dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Berikut ini
beberapa implikasi dari teori belajar kognitif:

1) Perlakuan individu didasarkan pada tingkat perkembangan


kognitif peserta didik
2) Tujuan pembelajaran difokuskan pada pengembangan kognisi.
3) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.
4) Guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi memberikan instruksi
singkat.
5) Kurikulum dan metode-metode berfungsi untuk mengembangkan
ketrampilan berfikir peserta didik.
6) Pembangkitan motivasi berdasarkan pengalaman atau
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

Implikasi yang benar pada pernyataan di atas adalah ....

A. 1, 2, 3, 6
B. 1, 2, 3, 4

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 95


Kegiatan Pembelajaran 2

C. 1, 3, 4, 5
D. 1, 2, 5, 6

5. Pernyataan berikut ini yang tepat sehubungan dengan perbedaan antara


teori belajar behaviorisme dan teori belajar konstruktivisme adalah ....

A. Teori behaviorisme menekankan pada perubahan tingkah laku dari


hasil stimulus-respon, sedangkan teori kognitivisme menekankan
pada suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia.
B. Teori behaviorisme menekankan pada perubahan tingkah laku dari
hasil stimulus-respon, sedangkan teori kognitivisme menekankan
pada suatu proses perubahan perilaku yang teramati.
C. Teori behaviorisme menekankan pada perubahan tingkah laku dari
hasil stimulus-respon, sedangkan teori kognitivisme menekankan
pada keunikan sikap individu.
D. Teori behaviorisme menekankan pada perubahan tingkah laku dari
hasil stimulus-respon, sedangkan teori kognitivisme menekankan
pada tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku baru.

6. Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran salah satunya bahwa belajar


menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka
inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan
pengarah. Sehubungan dengan hal tersebut maka termasuk prinsip ....

A. Perhatian dan motivasi


B. Keterlibatan langsung/pengalaman
C. Keaktifan
D. Balikan dan penguatan

7. Di bawah merupakan prinsip-prinsip belajar antara lain:

1) Umpan balik
2) Minat dan bakat
3) Kesiapan kondisi individu
4) Tujuan yang tergambar untuk dicapai

96 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

5) menyimpan dan menerapkan hasil belajar (transfer dan retensi)


6) afektif

sedangkan prinsip belajar yang dinyatakan oleh Rothwall adalah ....

A. 1, 2, 3, 4
B. 2, 4, 5, 6
C. 3, 4, 5, 6
D. 1, 4, 5, 6

8. Pendidik memberikan tugas-tugas dan tanggungjawab


untukmemecahkan masalah secara mandiri merupakan implikasi bagi
guru berkaitan dengan prinsip ....

A. Tantangan
B. Keaktifan
C. Pengulangan
D. Balikan

9. Implikasi prinsip pembelajaran balikan dan penguatan bagi guru adalah


....

A. Mencocokan jawaban dengan kunci jawaban dan menerima hasil


yang dicapai.
B. Memberikan jawaban yang benar kepada peserta didik dan
sekaligus mengoreksinya.
C. Mendorong peserta didik dalam memahami potensi dirinya dan
menentukan metode.
D. Memilih tempat duduk sesuai dengan kondisi fisik peserta didik.

10. Peserta didik dituntut dapat memproses dan mengolah hasil belajarnya
secara efektif serta aktif baik secara fisik, intelektual dan emosional misal
berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang
dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu
reaksi kimia, karya tulis, membuat klipping dan perilaku lainnya,
merupakan implikasi peserta didik berkaitan dengan prinsip ....

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 97


Kegiatan Pembelajaran 2

A. Keterlibatan Langsung
B. Tantangan
C. Perhatian dan Motivasi
D. Keaktifan

11. Dua pendekatan dalam pembelajaran menurut Roykillen adalah ....

A. expositorydan exposition
B. discovery dan inquiri
C. student-centred approaches dan teacher-centred approaches
D. Problem based learning dan project based learning

12. Pernyataan yang bukan menjadi karateristik student centered approach


adalah ....

A. Guru hanya sebagai pembimbing, peserta didik yang aktif.


B. Peserta didik memecahkan masalah sendiri, guru hanya akan
memberikan feed back dan memjelaskan persoalan-persoalan yang
melenceng.
C. Kelas bising.
D. Guru yang berperan aktif, peserta didik menjadi pendengar yang
baik.

13. Dalam pendekatan pembelajaran saintifik seperti yang tertuang dalam


Permendikbud no 22 tahun 2016 dikenal dengan lima M. Hal yang
dimaksud tersebut adalah .....

A. Mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, mengomunikasikan


B. Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mencoba,
mengomunikasikan
C. Mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, mengomunikasikan
D. Mengamati, menanya, mengasosiasi, mencoba, mengomunikasikan

14. Strategi pembelajaran menurut Rowntree dikelompokkan sebagai berikut

98 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

.....

A. Strategi penyampaian, strategi pembelajaran kelompok, dan strategi


pembelajaran individual.
B. Strategi penyampaian, strategi pembelajaran, dan strategi
pembelajaran diskusi
C. Strategi penyampaian, strategi penilaian, dan strategi pembelajaran
kolaboratif
D. Strategi penyampaian, strategi penilaian, dan strategi
pengadministrasian

15. Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan


informasi dan pengetahuan secara lisan kepada peserta didik. Tahap
pelaksanaan metode ceramah ada tiga langkah yang harus dilakukan .....

A. Langkah persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,


penutup pembelajaran
B. Langkah pembukaan, penyampaian materi pembelajaran, evaluasi
pembelajaran
C. Langkah persiapan, pelaksanaan pembelajaran, refleksi, penutup
D. Langkah pembukaan, penyampaian materi pembelajaran,
mengakhiri atau menutup

16. Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya
dengan memecahkan masalah (problem solving). Langkah dalam
metode diskusi adalah .....

A. Langkah persiapan, pelaksanaan diskusi, penutup diskusi


B. Memeriksa persiapan, memberi pengarahan, melaksanakan diskusi,
dan mengendalikan pembicaraan
C. Merumuskan tujuan, menentukan masalah yang akan dibahas,
pelaksanaan diskusi, melaporkan hasil diskusi.
D. Pengaturan teknik diskusi, pemanduan diskusi, pelaporan hasil
diskusi, refleksi dan penutup.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 99


Kegiatan Pembelajaran 2

17. Langkah metode demonstrasi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan


evaluasi. Tidakan di bawah berikut ini yang bukan termasuk dalam
langkah pelaksanaan metode demonstrasi adalah .....

A. Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik


(sambil memperhatikan atensi peserta didik)
B. Memberi tugas sebagi bentuk tindak lanjut dan mengadakan
evaluasi terhadap demonstrasi yang telah dilakukan.
C. Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti
demonstrasi dengan baik
D. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif
memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya
dalam bentuk mengajukan pertanyaan.

18. Beberapa pernyataan di bawah merupakan langkah-langkah dari metode


karya wisata, antara lain:

1. Menetapkan kompetensi yang akan dicapai peserta didik,


2. Merencanakan tujuan,
3. Merumuskan kegiatan yang akan dilakukan,
4. Melaksanakan kegiatan,
5. Menilai kegiatan,
6. Melaporkan hasil kegiatan

Urutan yang tepat langkah-langkah metode karya wisata adalah .....

A. 1, 3, 2, 4 ,5, 6.
B. 1, 2, 3, 4 ,5, 6.
C. 1, 3, 2, 4 , 6, 5.
D. 1, 2, 3, 4 , 6, 5.

19. Metode proyek dalam pembelajaran yang sebenarnya berawal dari


pemikiran John Dewey tentang metode pemecahan masalah merupakan
bentuk pengembangan yang dilakukan oleh Kilpatrick. Langkah-
langkahnya metode proyek sebagai berikut: ....

100 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

A. Tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap


tindak lanjut, tahap penilaian, tahap refleksi.
B. Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap tindak lanjut,
pameran, tahap penilaian.
C. Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap tindak lanjut, tahap
penilaian.
D. Tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
tindak lanjut, tahap penilaian.

20. Dalam pembelajaran produktif di program keahlian tata boga yang


membahas tentang lauk pauk masakan Indonesia, metode yang paling
cocok unutk digunakan oleh guru yang mengajar adalah ....

A. Metode drill, karena memberikan peluang kepada pesrta didik


untuk latihan
B. Metode eksperimen, karena memberikan peluang kepada pesrta
didik untuk latihan
C. Metode demonstrasi, karena memberikan peluang kepada pesrta
didik untuk latihan
D. Tidak ada satu metodepun yang paling cocok

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 101


Kegiatan Pembelajaran 2

102 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Kunci Jawaban

Soal 1
Pertanyaan Jawaban, Alasan Skor Skor (S)
Maks

1 Behavioristik, 2

Ketika pendidik memberi contoh, 2


kemudian peserta didik
menirukan

Kognitif, 2

Ketika peserta didik 2


mempraktikkan apa yang telah
dicontohkan oleh pendidik.

Konstruktivistik, 2

Ketika peserta didik membuat 2


kesimpulan, bagaimana cara
mengikir rata dengan baik

2 Prinsip tujuan 2

Ketika pendidik menyampaikan 2


tujuan pembelajaran

Prinsip kesiapan, 2

Ketika pendidik menunjukkan 2


hasil pengikiran yang baik dan
buruk, untuk memberikan bekal
pengetahuan awal

Prinsip belajar psikomotorik 2

Ketika peserta didik 2


mempraktikkan apa yang telah
dicontohkan oleh pendidik.

∑ 24

Nilai (∑S/24 x 100)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 103


Kunci Jawaban

Soal 2
1. Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian yang digunakan dalam materi pokok 1 ini adalah :

Satu soal jika betul mendapatkan skor : 4, sehingga total skor : 20 x 4 = 100,
maka rumus nilai akhir adalah :

Nilai Akhir Materi Pokok 1 = Jumlah jawaban betul x 4

2. Kunci jawaban

Kunci jawaban evaluasi materi pokok 2 yaitu Pendekatan, Strategi, Metode


dan Teknik Pembelajaran

NO JAWABAN NO JAWABAN

1. B 11. C
2. B 12. D
3. A 13. C
4. D 14. A
5. A 15. D
6. C 16. A
7. C 17. B
8. A 18. B
9. B 19. C
10. D 20. D

104 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Penutup

Teori belajar dapat diartikan sebagai konsep-konsep dan prinsip-prinsip


belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui
eksperiment. Jenis-jenis teori belajar antara lain teori belajar
behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan teori humanisme. Dalam
melaksanakam proses belajar mengajar selain memperhatikan berbagai
teori belajar juga memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik. Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran itu adalah prinsip
perhatian & motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/ berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan & penguatan serta prinsip perbedaan
individual. Sedangkan prinsip pembelajaran menurut Rothwal adalah
kesiapan, motivasi, persepsi, tujuan, perbedaan individual, transfer &
retensi, prinsip kognitif, afektif dan psikomotor serta prinsip evaluasi.
Selain itu pemerintah juga telah menyiapkan beberapa prinsip
pmbelajaran yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran. Prinsip-
prinsip tersebut tertuang dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016.

Beberapa teori belajar tersebut di atas perlu diimplementasikan dalam


proses pembelajaran. Disamping itu proses pembelajarannya harus
memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran agar hasil belajar dapat
tercapai secara optimal.

Setiap proses pembelajaran memerlukan pendekatan, strategi, metode


dan teknik pembelajaran. Banyak pendekatan, strategi, metode dan teknik
pembelajaran yang dapat digunakan dalam melaksanakan proses
pembelajaran, namun setiap pendekatan, strategi, metode dan teknik
pembelajaran tidak ada yang paling baik. Setiap guru harus
mempertimbangkan beberapa aspek untuk memilih metode mana yang
digunakan dalam proses pembelajarannya. Cara tepat untuk memilih

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 105


Penutup

pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang tepat harus


disesuaikan dengan keberadaan siswa, karakteristik substansi, kondisi
guru, lingkungan, sarana dan prasarana yang ada, serta waktu yang
memungkinkan.

106 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Daftar Pustaka

Abdurrahman Ginting. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung:


Humaniora.
Adityatriastuti. 2014. pengertian dari Strategi, Pembelajaran, Metode, Teknik, dan
Model, Menurut Beberapa Ahli. http://adityatriastuti.blogspot.com
Agus Suprijono. (2011). Cooperative Learning:Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmadi dan Supriyono, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Arends, R I. (2012). Learning to Teach ninth edition. New York: McGraw-Hill.
Bell-Gredler, M.E. (1986). Learning and Instruction: Theory into Practice. New
York: Macmil'.an Publishing
Bruner, J. S. (1961). The act of discovery. Harvard educational review.
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar.
Yogyakarta: Diva Press
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Permendikbud No. 103 Tahun
2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Permendikbud No. 104 Tahun
2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMA, Dirjen Mandikdasmen, Depdiknas.
Dick and Carey. 2005. Systemic Design Instruction. Glenview: Illois harper
Collins Pubhliser.
Dimjati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan
Pengayaan di SMA. Jakarta : Direktorat Pembinaan SMA
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya.
Jakarta : Dipdiknas,.
Fogarty, R. 1997. Problem Based Leraning and Multiple Intelligences Classroom.
Melbourne: Hawker Brownlow Education.
Hamzah B.Uno. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Handoko, Hani T, dan Reksohadiprodjo Sukanto.1996. Organisasi Perusahaan.
Edisi kedua Yogyakarta: BPFE

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 107


Daftar Pustaka

Harsono. 2009. “Aplikasi SCL dalam Proses Pembelajaran” dalam


www.belajar.usd.ac.id
Hendyat Soetopo. 2005. Pendidikan Dan Pembelajaran. Malang: UMM Press.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Joyce, Bruce and Weil, Marsha. 1980. Models of Teaching (Second Edition).
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, In.
Kartono Kartini. (2007). Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2007. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia
Made Wena. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.
Martinis Yamin dan Maisah.2009. Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi
Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: GP Press
Mudjiono dan Dimyati. (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Muhibbin, Syah. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Ormrod, Jeanne Ellis. 2009. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang. Edisi Keenam. Alih Bahasa: Wahyu Indianti, dkk.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1996.
Roestiyah, N.K. 2001. Didaktik Metodik, Jakarta: PT. Bina Aksara.
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik dan Penilaian .
Jakarta: Rajawali Pers.
Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta : Kencana prenada Media Group.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Solso, Robert L., Cognitive Psychology, New York: Pearson Educational, 2004.
Suparman Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: PAU Universitas Terbuka.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplkasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sudjana, Nana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.

108 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: Rosda
Syah, M. (2004). Psikologi Belajar. Bandung : Grafindo Persada.
Syaiful Bahri Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Thomas, J.W. (2000). A review of research on project-based learning. San
Rafael, CA: Autodesk. http://web.archive.org/web/20030812124529.
Tim Pengembang MKDP. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Press.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Winarno Surakhmad. 1982. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung:
Tarsito.
Winkel,W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
http://indrierb.blogspot.com/2014/01/teori-belajar-konstruktivisme-dan.html
http://irdye07.blogspot.com/2010/11/strategi-pembelajaran.html
http://sainsmatika.blogspot.com/2012/04/teori-kognitif-dari-bruner-dan-teori.html
http://syamsinarthamar.blogspot.com/2014/05/macam-macam-metode-
pembelajaran-serta.html
https://filediamant.wordpress.com/model-pembelajaran-dan-15-metode-
pembelajaran.
http://file.upi.edu/direktori/
Pengertian_Pendekatan,_strategi,_metode,_teknik,_taktik.pdf
http://www.emakalah.com/2013/04/model-teori-belajar-bruner-dan-ausubel.html
http://www.emakalah.com/2013/04/perkembangan-teori-belajar.html
http://www.gurukelas.com/2012/08/metode-brainstorming-sumbang-saran.html
https://penembushayalan.wordpress.com/kuliah/tokoh-dan-teori-belajar/teori-
pembelajaran-vygotsky/
http://kristianawidi.blogspot.co.id/2012/02/makalah-teori-humanistik-carl-
rogers.html.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 109


Daftar Pustaka

110 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Lampiran

LEMBAR KERJA
LK-01. Teori Belajar dan Implikasinya

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini!


1. Bentuk kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
2. Baca dengan cermat secara mandiri terlebih dahulu bahan bacaan.
3. Selanjutnya diskusikan sesama teman dengan cara saling menghargai
pendapat untuk mendapatkan kemufakatan.
4. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
5. Kerjakan secara mandiri, penuh tanggungjawab, dan tepat waktu dalam
rangka konsolidasi pemahaman, tatkala anda mengerjakan dalam ON.

Tugas:

1. Jelaskan yang dimaksud dengan teori belajar!

............................................................................................................................. ....
..........................................................................................................................

2. Jelaskan konsepsi masing-masing teori belajar sesuai dengan pandangan


para tokohnya!

Teori Tokoh Konsepsinya


belajar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 111


Lampiran

3. Jelaskan perbedaan antara masing-masing teori belajar!

............................................................................................................................. ....
............................................................................................................................. ....
............................................................................................................................. ....
............................................................................................. ..............................

4. Jelaskan implikasi masing-masing teori belajar dalam pelaksanaan


pembelajaran!

Teori belajar Implikasi

112 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

LEMBAR KERJA
LK-02. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dan Implikasinya

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini!


1. Bentuk kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
2. Baca dengan cermat secara mandiri terlebih dahulu bahan bacaan.
3. Selanjutnya diskusikan sesama teman dengan cara saling menghargai
pendapat untuk mendapatkan kemufakatan.
4. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
5. Kerjakan secara mandiri, penuh tanggungjawab, dan tepat waktu dalam
rangka konsolidasi pemahaman, tatkala anda mengerjakan dalam ON.

Tugas:

1. Jelaskan yang dimaksud dengan prinsip pembelajaran!


............................................................................................................................. ....
.................................................................................................................................
.............................................................................................. .............................

2. Jelaskan prinsip-prinsip pembelajaran secara umum dan implikasinya!

Prinsip Uraian Implikasi


Pembelajaran

.... dst

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 113


Lampiran

3. Jelaskan prinsip-prinsip pembelajaran sesuai dengan Permendikbud No 22


tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan dan Menengah!

............................................................................................................................. ....
............................................................................................................................. ....
............................................................................................................................. ....
............................................................................................................................. ....
............................................................................................................................. ....
........................................................................................................................... ......
............................................................................................................................. ....
.........................................................................................................................

114 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

LEMBAR KERJA
LK-03. Implementasi Teori belajar behaviorisme,
kognitivisme, konstrukivisme, dan humanistik dalam
pembelajaran

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini!


1. Bentuk kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
2. Baca dengan cermat secara mandiri terlebih dahulu.
3. Selanjutnya diskusikan sesama teman untuk saling menghargai pendapat
untuk mendapatkan kemufakatan.
4. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
5. Kerjakan secara mandiri, penuh tanggungjawab, dan tepat waktu dalam
rangka konsolidasi pemahaman, tatkala anda mengerjakan dalam ON.

1. Jelaskan bagaimana implementasi teori belajar Behaviorisme dalam


pelaksanaan pembelajaran di sekolah (silahkan memusyawarahkan dan
berbagi pengalaman maupun pendapat sesama teman sejawat!)

Topik Kegiatan Guru Kegiatan siswa

2. Jelaskan bagaimana implementasi teori belajar Kognitivisme dalam


pelaksanaan pembelajaran di sekolah (silahkan memusyawarahkan dan
berbagi pengalaman maupun pendapat sesama teman sejawat!)

Topik Kegiatan Guru Kegiatan siswa

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 115


Lampiran

3. Jelaskan bagaimana implementasi teori belajar Konstruktivisme dalam


pelaksanaan pembelajaran di sekolah (silahkan memusyawarahkan dan
berbagi pengalaman maupun pendapat sesama teman sejawat!)

Topik Kegiatan Guru Kegiatan siswa

4. Jelaskan bagaimana implementasi teori belajar Humanisme dalam


pelaksanaan pembelajaran di sekolah (silahkan memusyawarahkan dan
berbagi pengalaman maupun pendapat sesama teman sejawat!)

Topik Kegiatan Guru Kegiatan siswa

5. Apa yang bisa anda simpulkan sehubungan dengan bentuk


pengimplementasian teori belajar yang terjadi di sekolah?

............................................................................................................................. ....
................................................................................................................... ..............
............................................................................................................................. ....
................................................................................................................. ................
..................................................................................................................... ......

116 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

LEMBAR KERJA
LK-04. Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini secara profesional dan


bertanggungjawab!

Baca uraian materi kegiatan pembelajaran 1 tentang Teori Belajar dan Prinsip-
Prinsip Pembelajaran sampai tuntas dengan teliti, kritis, dan rasa ingin tahu yang
tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif dalam bentuk peta pikiran
(mindmap) secara mandiri!

1. Perhatikan dan yakinkan komputer anda atau laptop ada fasilitas untuk
mengerjakan rangkuman dengan program Mindmap.

2. Bila tidak tersedia tool untuk mengerjakan rangkuman maka installah


terlebih dahulu program mindmanager di laptop anda. Mintalah bantuan
pada fasilitator atau teman sejawat bila anda mendapatkan kesulitan
untuk menginstal.

3. Presentasikan hasil rangkuman dan diskusikan dengan saling


menghargai pendapat satu sama lain untuk mendapatkan masukan
maupun pemahaman.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 117


Lampiran

LEMBAR KERJA
LK-05. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini!


1. Bentuk kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
2. Baca dengan cermat secara mandiri terlebih dahulu.
3. Selanjutnya diskusikan sesama teman untuk saling menghargai pendapat
untuk mendapatkan kemufakatan.
4. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!

1. Jelaskan konsepsi pendekatan pembelajaran!

............................................................................................................................. ....
.................................................................................................................................
............................................................................................................................. ....
.................................................................................................................................
............................................................................................................................. ....
.................................................................................................................................
..........................................................................................................................

2. Jelaskan bagaimana konsepsi pendekatan saintifik dalam pembelajaran?

Langkah Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar Nilai-Nilai Karakter


Pembelajaran yang
dikembangkan

118 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

3. Strategi Pembelajaran
a. Jelaskan konsepsi strategi pembelajaran menurut Rowntree!

............................................................................................................................. ...
............................................................................................................................. ...
............................................................................................................................. ...
............................................................................................................................. ...
............................................................................................... ...........................

b. Apa yang menjadi faktor pertimbangan dalam menentukan strategi


pembelajaran, jelaskan!

................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...
................................................................................................................................
............................................................................................................................. ...
.........................................................................................................................

4. Model pembelajaran
a Jelaskan konsepsi tentang model pembelajaran

............................................................................................................................. ....
............................................................................................................................. ....
.................................................................................................................... .......

b Jelaskan bagaimana model pembelajaran problem based learning?


1) Konsepsi:

..........................................................................................................................
....................................................................................................................

2) Langkah-langkah pembelajaran

..........................................................................................................................
....................................................................................................................

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 119


Lampiran

c Jelaskan bagaimana model pembelajaran discovery based learning?


1) Konsepsi:

..........................................................................................................................
....................................................................................................................

2) Langkah-langkah model pembelajaran discovery based learning?

..........................................................................................................................
....................................................................................................................

d Jelaskan bagaimana model pembelajaran project based learning?


1) Konsepsi:

..........................................................................................................................
....................................................................................................................

2) Langkah-langkah model pembelajaran project based learning?

.............................................................................................. ............................
.....................................................................................................................

5. Kerjasamalah secara mufakat untuk memilih KD dan IPK dalam rangka


membuat rancangan kegiatan pembelajaran berpendekatan saintifik sesuai
dengan bahasan matapelajaran yang dipilih oleh kelompok anda.
Selanjutnya diskusikan dalam kelompok untuk membuat rancangan kegiatan
pembelajaran!

120 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Inti

Fase Kegiatan Media

Kegiatan Penutup

6. Simulasikan kegiatan pembelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:


 Pilihlah secara musyawarah mufakat 1 orang dari kelompok anda
bertanggungjawab untuk memandu simulasi.
 Pilihlah secara musyawarah 1 orang bertanggungjawab untuk
memerankan menjadi pengajar, yang merealisasikan rancangan tersebut.
 Anggota kelompok yang lain secara tulus diharapkan kerjasamanya dan
aktif serta untuk berperan menjadi peserta pendidikan dan pelatihan.
 Setelah presentasi masing-masing kelompok silahkan memberikan
masukan sebagai bentuk rasa empati kepada kelompok yang telah
dengan ikhlas melakukan simulasi dan dengan penuh semangat.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 121


Lampiran

LEMBAR KERJA
LK-06. Metode dan Teknik Pembelajaran

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini!

1. Bentuk kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok


terdiri dari 4-5 orang.
2. Baca dengan cermat secara mandiri terlebih dahulu bahan bacaan.
3. Selanjutnya diskusikan sesama teman dengan cara saling menghargai
pendapat untuk mendapatkan kemufakatan.
4. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
5. Kerjakan secara mandiri, penuh tanggungjawab, dan tepat waktu dalam
rangka konsolidasi pemahaman, tatkala anda mengerjakan dalam ON.

Tugas:

1. Jelaskan yang dimaksud dengan metode dan teknik dalam pembelajaran!


............................................................................................................................. ....
............................................................................................................................. ....
.............................................................................................. .............................

2. Jelaskan perbedaan antara metode dan teknik pembelajaran!

.................................................................................................................................
............................................................................................................................. ....
...........................................................................................................................

3. Jelaskan langkah-langkah dari metode ceramah, metode diskusi, metode


tanya jawab, metode demonstrasi, metode drill metode eksperimen!

.................................................................................................................................
............................................................................................................................. ....
...........................................................................................................................

122 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

4. Jelaskan langkah-langkah dari metode ceramah, metode diskusi, metode


tanya jawab, metode demonstrasi, metode drill metode eksperimen!
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
.........

5. Simulasikan metode yang sering digunakan dalam pembelajaran, pilih satu


diantara: metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode eksperimen!
 Pilihlah secara musyawarah mufakat 1 orang dari kelompok anda
bertanggungjawab untuk memandu simulasi.
 Pilihlah secara musyawarah 1 orang bertanggungjawab untuk
memerankan menjadi pengajar, yang merealisasikan metode yang terpilih
untuk disimulasikan.
 Anggota kelompok yang lain secara tulus diharapkan kerjasamanya dan
aktif serta untuk berperan menjadi peserta pendidikan dan pelatihan.
 Setelah presentasi masing-masing kelompok silahkan memberikan
masukan sebagai bentuk rasa empati kepada kelompok yang telah
dengan ikhlas melakukan simulasi dan dengan penuh semangat.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 123


Lampiran

LEMBAR KERJA
LK-07. Rangkuman Pendekatan, Strategi, Metode dan teknik
Pembelajaran

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini secara profesional, jujur dan
bertanggungjawab!

Baca uraian materi kegiatan pembelajaran 2 tentang Teori Belajar dan


Prinsip-Prinsip Pembelajaran sampai tuntas dengan teliti, kritis, dan rasa ingin
tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif dalam bentuk peta
pikiran (mindmap) secara mandiri!

1. Perhatikan dan yakinkan komputer anda atau laptop ada fasilitas untuk
mengerjakan rangkuman dengan program Mindmap.

2. Bila tidak tersedia tool untuk mengerjakan rangkuman maka installah


terlebih dahulu program mindmanager di laptop anda. Mintalah bantuan
pada fasilitator atau teman sejawat bila anda mendapatkan kesulitan
untuk menginstal.

3. Presentasikan hasil rangkuman dan diskusikan dengan saling


menghargai pendapat satu sama lain untuk mendapatkan masukan
maupun pemahaman.

124 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

LEMBAR KERJA
LK-08. Rancangan Kegiatan Berpendekatan Saintifik

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini!

1. Kerjakan secara mandiri, kreatif dan dengan penuh tanggungjawab!


2. Cari referensi dan baca dengan seksama terlebih dahulu bahan bacaan.
3. Selanjutnya mencari tahulah bila anda belum menemukan jawabnya atau
berusaha bertanyalah kepada teman sejawat untuk mendapatkan
pemecahan masalahnya.
4. Carilah bantuan kepada teman untuk memberi masukan atas ide kreatif
dalam mengerjakan tugas ini!

Tugas:

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini secara profesional dan


bertanggungjawab!

1. Baca uraian materi kegiatan pembelajaran tentang Teori Belajar dan Prinsip-
Prinsip Pembelajaran yang Mendidik sampai tuntas dengan teliti, kritis, dan
rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif dalam
bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri!

2. Buatlah rancangan kegiatan pembelajaran berpendekatan saintifik sesuai


dengan bahasan matapelajaran yang anda ampu!, pilihlah KD dan IPKnya
terlebih dahulu, selanjutnya rancang kegiatannya (gunakan format 1)!

3. Realisasikan rancangan yang anda susun secara jujur dan disiplin,


bertanggungjawab, penuh semangat dan profesional dalam
melaksanakannya. Buatlah laporan keterlaksanaan (gunakan format 2)!

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 125


Lampiran

Format 1

RANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERPENDEKATAN


SAINTIFIK

Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Alokasi waktu :

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Inti

Fase Kegiatan Metode

Kegiatan Penutup

...................., ..........................................

Mengetahui,
Kepala Sekolah Perancang,

( ................................................. ) ( ......................................................... )

126 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

Format 2

LAPORAN REALISASI PEMBELAJARAN BERPENDEKATAN SAINTIFIK

Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Alokasi waktu :

Situasi kegiatan selama pembelajaran

Temuan

Rekomendasi

Tindak lanjut

...................., ..........................................
Mengetahui,
Kepala Sekolah Pelapor,

( ................................................. ) ( ......................................................... )

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 127


Lampiran

LEMBAR KERJA
LK-09. Pengembangan Soal

PETUNJUK:

1. Kerjakan secara mandiri, kreatif dan dengan penuh tanggungjawab!


2. Cari referensi dan baca dengan seksama terlebih dahulu bahan bacaan.
3. Selanjutnya mencari tahulah bila anda belum menemukan jawabnya atau
berusaha bertanyalah kepada teman sejawat untuk mendapatkan
pemecahan masalahnya, dalam rangka untuk mengembangkan rasa
ingin tahu.
4. Carilah bantuan kepada teman untuk memberi masukan atas ide kreatif
dalam mengerjakan tugas ini!
5. Perhatikan juga kaidah-kaidah penulisan soal (baik pilihan ganda maupun
uraian) seperti yang diuraikan di bawah!

KAIDAH PENULISAN SOAL

Kaidah Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda

1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi.
b. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
Artinya semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang
sama seperti yang terkandung dalam pokok soal, penulisannya
harus setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.
c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang
paling benar.
2. Konstruksi
a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan
pernyataan yang berkaitan dengan materi yang ditanyakan.
c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang
benar.
d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda.
e. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

128 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

f. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua


jawaban salah", atau "Semua jawaban benar".
g. Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban
berbentuk angka yang menunjukkan waktu harus disusun secara
kronologis.
h. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat
pada soal harus jelas dan berfungsi.
i. Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal
sebelumnya.
3. Bahasa
a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia.
b. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
c. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut
pada pokok soal.

Kaidah penulisan soal uraian


1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator.
b. Batasan jawaban yang diharapkan harus jelas.
c. Isi materi sesuai dengan pelajaran.
d. Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang
sekolah/kelas.
2. Konstruksi
a. Rumusan kalimat soal harus menggunakan kata tanya/perintah
yang menuntut jawaban terurai.
b. Buatkan petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
c. Buatlah pedoman penskoran segera setelah soal disusun dengan
pendekatan skor 1 benar dan salah 0.
d. Hal-hal yang menyertai soal: tabel, gambar, grafik, peta, atau yang
sejenisnya harus disajikan dengan jelas dan terbaca.
3. Bahasa
a. Butir soal menggunakan kalimat yang sederhana dan komunikatif.
b. Butir soal tidak mengandung kata yang dapat menyinggung
perasaan siswa.
c. Butir soal tidak menggunakan kata yang menimbulkan penafsiran
ganda.

Higher-Order Thinking (Berpikir Tingkat Tinggi)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 129


Lampiran

Higher-order thinking adalah ketika mengingat kembali informasi (recall


atau ingatan) diminimalkan dan penekanan diberikan terhadap:
 mentransfer informasi dari satu konteks ke konteks lainnya.
 memproses dan menerapkan informasi.
 melihat keterkaitan antara informasi yang berbeda-beda.
 menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah.
 secara kritis mengkaji/menelaah ide atau gagasan dan informasi.

Rambu Penyusunan Soal HOT


1. Soal yang disusun harus mengukur kompetensi yang akan diukur.
2. Kontekstual “ya” keberfungsian stimulus “WAJIB”.
3. Higher bukanlah Highest, menulis soal orde berfikir lebih tinggi
bukan level tertinggi.

Praktek Penilaian HOTS


1. Gunakan konteks dunia nyata.
2. Berikan Pertanyaan yang terkait analisa visual.
3. Tanyakan alasan dari jawaban yang diberikan.
4. Soal pilihan ganda dan soal obyektif DAPAT mengukur HOTS.

TUGAS:

Kerjakan tugas yang ada di bawah ini secara profesional dan


bertanggungjawab!

1. Untuk memberikan konsep pemahaman baca bacaan tentang penilaian hasil


belajar sampai tuntas dengan teliti, kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi.
2. Buatlah 5 (tiga) soal pilihan ganda dan 3 (tiga) soal uraian HOTS (Higher
Order Thinking Skill)!
3. Masing-masing soal ditulis di kartu soal.!

130 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK B

KISI-KISI PENULISAN SOAL

Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :

Kompetensi Bentuk
No Kelas Materi Indikator
Dasar Soal

1.

2.

3.

4.

5.

KARTU SOAL
Tahun Ajaran:

Jenis Sekolah : Nama Penyusun :

Kelas/Semester :

Mata Pelajaran :

Kompetensi Buku Sumber :


Dasar
SOAL
Materi

Indikator

NO. SOAL KUNCI JAWABAN

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 131

Anda mungkin juga menyukai