Anda di halaman 1dari 26

PEMELIHARAAN KELISTRIKAN

KENDARAAN RINGAN

BAB
SISTEM STARTER II
BAB II SISTEM STARTER

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang sistem starter pada mesin kendaraan,


peserta didik dapat :
1. Melakukan identifikasi komponen sistem starter pada mesin kendaraan
2. Melakukan pemeriksaan kondisi komponen sistem starter pada mesin
kendaraan
3. Melakukan overhaul komponen sistem starter pada mesin kendaraan
4. Melakukan perbaikan dan penggantian komponen sistem starter pada mesin
kendaraan

PETA KONSEP

SISTEM STARTER PADA KENDARAAN RINGAN


SISTEM STARTER

KOMPONEN DAN CARA KERJA SISTEM STARTER

PENGKABELAN SISTEM STARTER PADA


KENDARAAN RINGAN

PEMERIKSAAN SISTEM STATER PADA


KENDARAAN RINGAN

KATA KUNCI

Kendaraan ringan – sistem Starter- komponen

TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF 21
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

PENDAHULUAN

Sistem starter pada unit kendaraan dikategorikan ke dalam sistem kelistrikan


mesin. Sistem starter berfungsi untuk memberikan putaran awal agar mesin
dapat memulai siklus kerjanya. Pada kendaraan-kendaraan keluaran awal masih
mengaplikasikan sistem mekanik untuk menghidupkan mesin kendaraan, terutama
kendaraan dengan isi silinder (cc) kecil, yaitu dengan cara memutar poros engkol.
Namun saat ini, dengan perkembangan teknologi yang pesat sistem starter tidak
lagi memanfaatkan tenaga manusia, melainkan dengan memanfaatkan energi listrik
dari beterai untuk memutar motor starter dan meneruskan putaran kepada mesin
kendaraan.
Bahkan saat ini terdapat produk sepeda motor yang sudah memanfaatkan
teknologi ACG (alternating current generator) dimana sistem pengisian menjadi satu
kesatuan dengan sistem starter sehingga suara pada saat pertama kali menghidupkan
mesin menjadi lembut.

Gambar 2.1 Sistem starter pada kendaraan modern


Sumber: https://www.testingautos.com/car_care/starter-motor.html

TEKNIK KENDARAAN
22 RINGAN OTOMOTIF
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Sistem Starter pada Kendaraan Ringan


Sistem starter yang digunakan pada sebuah kendaraan pada dasarnya adalah sama,
yaitu memanfaatkan motor starter untuk memberikan putaran awal terhadap
mesin. Motor starter yang digunakan ada beberapa tipe dan masing-masing
tipe memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tipe-tipe motor starter
tersebut diantaranya adalah tipe konvensional, tipe reduksi dan tipe planetary
serta tipe planetary reduction-segmen conductor (PS).

Gambar 2.2 Berbagai tipe motor starter pada kendaraan


Sumber: http://daniel-wiese.eu/cms/plugins/editors/planetary-gear-reduction-starter

B. Komponen dan Cara Kerja Sistem Starter


Sistem starter pada kendaraan terdiri dari beberapa komponen pendukung, yang
satu sama lain bekerja saling berkaitan. Komponen-komponen sistem starter pada
kendaraan ringan diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Beterai (battery)
Secara umum beterai pada sebuah kendaraan memiliki fungsi sebagai sumber
energi untuk penerangan dan aksesoris tertutama pada saat mesin kendaraan
mati. Kemudian pada saat mesin distarter baterai memiliki fungsi untuk
menghidupkan motor starter dan pengapian pada mesin. Pada saat mesin
sudah hidup beterai sebagai stabilisator energi listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit energi listrik di kendaraan atau alternator.
Beterai sebagai penyedia arus untuk sistem starter harus selalu dalam kondisi
yang baik, karena motor starter membutuhkan arus yang besar untuk memutar
roda gila (flywheel) pada poros engkol mesin kendaraan.

Gambar 2.3 Beterai pada sebuah kendaraan


Sumber : Dokumen penulis

TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF 23
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

2. Kunci kontak (ignition switch)


Kunci kontak (ignition switch) pada sistem starter berfungsi untuk memutus
atau menghubungkan arus listrik dari baterai ke solenoid pada unit motor
starter. Kunci kontak diletakkan pada dashboard kendaraan, tepatnya di bawah
roda kemudi. Kunci kontak memiliki empat terminal, terminal B dihubungkan
dengan beterai, terminal IG dihubungkan dengan sistem pengapian, terminal
ST dihubungkan dengan sistem starter dan terminal ACC dihubungkan dengan
sistem assesories.

Gambar 2.4 Posisi kunci kontak (ignition switch) pada kendaraan


Sumber : Dokumen penulis
3. Motor starter.
a. Yoke dan pole core
Komponen pada motor starter yang berbentuk seperti silinder disebut
dengan yoke, yoke ini merupakan dudukan dari pole core yang diikat
menggunakan sekrup. Jadi yoke merupakan dudukan pole core,  dan pole
core merupakan komponen yang berfungsi sebagai penopang field coil dan
memperkuat medan magnet yang dihasilkan field coil ketika dialiri arus
listrik.

Gambar 2.5 Yoke dan pole core pada motor starter


Sumber : https://www.teknik-otomotif.com/2017/03/komponen-komponen-motor-starter-dan.html

b. Kumparan medan (field Coil)


Jika pada sistem pengapian ada komponen yang namanya koil pengapian
(ignition coil), pada motor starter ada komponen yang bernama kumparan
medan (field coil). Coil sendiri merupakan gulungan kawat penghantar.
Kumparan medan (field Coil) juga disebut dengan istilah lilitan atau
kumparan stator. Fungsi kumparan medan (field coil) pada motor starter
adalah untuk membangkitkan medan magnet, agar mampu dialiri arus
yang besar field coil terbuat dari lempengan tembaga.
TEKNIK KENDARAAN
24 RINGAN OTOMOTIF
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.6 Kumparan medan (field Coil) pada motor starter


Sumber: https://www.teknik-otomotif.com/2017/03/komponen-komponen-motor-starter-dan.html

c. Jangkar (armature)
Fungsi jangkar (armature) adalah untuk merubah energi listrik menjadi
energi mekanik dalam gerak putar. Jangkar (armature) juga disebut dengan
nama kumparan atau lilitan rotor.
Armature tersusun dari beberapa komponen yaitu armature core,
armature coil, comutator, armature shaft dan bagian-bagian lainnya.
Kedua ujung shaft armature ini, masing-masing ditopang oleh bearing
yang bertujuan agar armature dapat berputar dengan stabil diantara
pole core.
Armature coil disusun pada celah-celah core dan masing-masing ujung
armature coil disambungkan ke segmen-segmen commutator. Dengan
demikian arus yang melewati armature coil dapat membuat komponen
armatur dapat berputar dan menghasilkan momen putar untuk memutar
fly wheel.

Gambar 2.7 Jangkar (armature) pada motor starter


Sumber : https://www.teknik-otomotif.com/2017/03/komponen-komponen-motor-starter-dan.html

d. Sikat-sikat (brushes)
Sikat-sikat (brushes) pada motor starter berfungsi untuk mengalirkan
listrik dari field coil ke armature coil kemudian dialirkan ke massa melalui
komutator. Bahan utama pembuat brush adalah tembaga lunak dan karbon.
Pada umumnya brush atau sikat pada motor starter jumlahnya ada empat

TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF 25
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

buah, yang terdiri dari dua jenis yaitu brush positif dan brush negatif.
Sikat positif diberi isolator dan dipasangkan dengan armature coil
melalui comutator. Sedangkan sikat negatif dipasangkan ke pemegang
yang berhubungan dengan massa atau body kendaraan. Sikat-sikat
ini agar dapat selalu berhubungan dengan comutator maka pada sikat
terdapat pegas. Pegas ini berfungsi untuk menekan sikat agar selalu
dapat berhubungan dengan comutator. Jika sikat habis karena terkikis
sehingga tidak menekan commutator, maka momen putar yang dihasilkan
motor starter menjadi lemah atau bisa juga motor starter tidak dapat
berputar.

Gambar 2.8 Sikat-sikat (brush) pada motor starter


Sumber : https://www.teknik-otomotif.com/2017/03/komponen-komponen-motor-starter-dan.html

e. Kopling starter (starter clutch) dan gigi pinion (pinion gear)


Kopling starter berfungsi untuk memindahkan momen putar dari
armature shaft ke fly wheel dan untuk mencegah berpindahnya tenaga
putar dari fly wheel (ketika mesin sudah hidup) ke motor starter.
Starter clutch (kopling starter) merupakan pengaman dari armature coil
ketika roda penerus (ring gear) cenderung memutar gigi pinion, ini dapat
terjadi ketika mesin sudah hidup (putaran mesin lebih cepat). Kemudian
pinion gear yang juga menjadi satu kontruksi dengan starter clutch
berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari armature shaft ke ring
gear. Pinion gear inilah yang berhubungan langsung dengan ring gear.

TEKNIK KENDARAAN
26 RINGAN OTOMOTIF
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.9 Kopling starter (starter clutch) dan gigi pinion (pinion gear)
Sumber: https://3.bp.blogspot.com/-kW2T-t2gS8o/WM_sp8pc0gI/AAAAAAAAByE/BY0371SFLZIPKaNoXlP-
9giM52dTyvHDQCLcB/s1600/Capture.JPG

f. Rem jangkar (armature brake)


Armature brake berfungsi sebagai pengerem ketika pinion gear lepas dari
kaitan fly wheel. Pengereman pada motor starter sangat penting guna
menjaga umur komponen pinion gear. Pada saat anda melakukan starter
pertama kali dan mesin belum hidup, tentu saja Anda akan melakukan
starter kembali, sehingga apabila tidak ada pengereman maka akan
membuat pinion masih berputar dan ketika dilakukan starter kembali
maka dapat merusak pinion gear karena pinion gear dapat menabrak gigi
pada fly wheel.

Gambar 2.10 Rem jangkar (armature brake) pada motor starter


Sumber: https://slideplayer.info/slide/2775204/

TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF 27
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

g. Switch starter (magnetic switch atau solenoid)


Switch starter (magnetic switch atau solenoid) pada motor starter
merupakan komponen yang memiliki fungsi ganda, yang pertama adalah
untuk mendorong pinion gear sehingga berhubungan dengan ring gear.
Kemudian yang kedua adalah berfungsi sebagai main switch atau relay
yang memungkinkan arus yang besar langsung dari baterai mengalir ke
motor starter.
Magnetic switch atau saklar magnet terdiri dari kontak plate yang
terhubung dengan plunger. Plunger pada magnetic switch digulung
dengan dua kumparan, kumparan bagian dalam dibuat menjadi lebih tipis
atau disebut dengan kumparan pull in coil sedangkan kumparan bagian
luar dibuat lebih tebal dan disebut dengan hold in coil. Kumparan pull
in coil dihubungkan ke massa melalui field coil dan armature sedangkan
kumparan hold in coil dihubungkan langsung dengan massa.

Gambar 2.11 Switch starter (magnetic switch atau solenoid) pada motor starter
Sumber : https://www.teknik-otomotif.com/2017/03/komponen-komponen-motor-starter-dan.html

h. Tuas penggerak/pendorong (drive lever)


Tuas penggerak/pendorong (drive lever) merupakan komponen motor
starter yang berfungsi untuk mendorong pinion gear agar berkaitan dengan
ring gear pada fly wheel dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan
ring gear pada saat mesin sudah hidup. Prinsip kerja drive lever seperti
halnya sebuah tuas, apabila salah satu ujung dari drive lever ini ditarik oleh
poros pada solenoid, maka ujung yang lainnya akan mendorong pinion gear.

Gambar 2.12 Tuas penggerak/pendorong (drive lever) pada motor starter


Sumber : https://www.teknik-otomotif.com/2017/03/komponen-komponen-motor-starter-dan.html

TEKNIK KENDARAAN
28 RINGAN OTOMOTIF
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

C. Pengkabelan Sistem Starter pada Kendaraan Ringan


Sistem starter memiliki beberapa komponen yang satu sama lain dihubungkan
menggunakan kabel penghantar. Beterai (battery), sekring (fuse), kunci kontak
(ignition switch) dan motor starter merupakan komponen utama pada sistem
starter. Namun untuk memaksimalkan arus listrik yang menuju sistem starter
(solenoid) dapat ditambahkan sebuah relay.
Pengkabelan (wiring) dari sistem starter, baik yang tidak menggunakan relay
maupun yang menggunakan relay seperti terlihat pada gambar di bawah.

Gambar 2.13 Jaringan sistem starter tanpa relay


Sumber: Dokumen penulis

Gambar 2.14 Jaringan sistem starter dengan relay


Sumber: https://meisetio.com/2019/05/07/cara-membaca-kode-kelistrikan-motor-starter-mobil/

D. Pemeriksaan Sistem Stater pada Kendaraan Ringan


1. Pemeriksaan beterai
Pemeriksaan baterai apakah dalam keadaan baik, dengan mengukur tegangan.
Dalam kondisi sistem starter baik, jika kunci kontak diputar ke posisi start (ST),
baterai akan mengalirkan arus dalam jumlah besar ke motor starter.
Adanya tahanan dalam baterai menyebabkan adanya penurunan tegangan. Jika
tegangan yang terukur menunjukkan  9,6 Volt atau lebih pada saat itu, maka
berarti baterai dalam keadaan normal. Periksalah adanya kerak-kerak karbon
atau adanya sulfatisasi pada terminal-terminal baterai.
Jika tegangan baterai dalam kondisi baik/normal, adanya batu sulfat dan korosi
pada terminal-terminal baterai dapat mengakibatkan kinerja starter lemah,
terjadi rugi tegangan sehingga tegangan sesungguhnya yang digunakan motor
TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF 29
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

starter lebih rendah dari tegangan baterai, ketika di start/posisi kunci kontak
start.
Periksa tegangan pada terminal 30 motor starter pada saat start. Dalam keadaan
kabel start tidak terhubung atau hubungan yang kurang baik, baterai akan selalu
memberikan tegangan pada terminal 30. Ketika arus besar mengalir melalui
motor starter, maka tegangan yang digunakan motor starter sedikit lebih rendah
dari tegangan yang terukur pada terminal baterai, hal ini disebabkan karena ada
tahanan pada kabel baterai.
Jika tegangan yang terukur pada terminal 30, 8 Volt atau lebih, maka kabel starter
dalam keadaan baik. Sebaliknya jika tegangannya yang terukur kurang dari nilai
tersebut, periksalah kerusakan kabel, perbaiki, atau ganti kabel tersebut.
2. Pemeriksaan kunci kontak
Periksa tegangan pada terminal 50 motor starter pada saat kunci kontak pada
posisi strart (ST), tegangan harus menunjukkan 8 Volt atau lebih. Pastikan
gigi transmisi harus pada posisi netral (N) atau parkir (P) pada kendaraan yang
menggunakan transmisi otomatis 
Jika tegangan pada terminal 50 tidak sesuai dengan spesifikasi pada saat
kunci kontak pada posisi start, periksalah wiring diagram  system starter dan
periksa bagian-bagian yang ada kaitannya dengan komponen-komponen
seperti: S
  ekring utama, kunci kontak, saklar netral, relay starter dan sebagainya.
Ganti jika terdapat kerusakan.
Mengacu pada buku manual kendaraan untuk pertolongan dalam membedakan
terminal 30 dan terminal 50 (terminal 50 selalu menggunakan kabel dengan
ukuran penampang  lebih kecil, kabel dengan penampang besar digunakan
untuk terminal 30 dan terminal C.

3. Pemeriksaan motor starter


Pengecekan kumparan penarik
Periksa bahwa pinion bergerak keluar, pada saat beterai dihubungkan pada
motor starter  seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Energi yang
ditimbulkan pada pemeriksaan kumparan penarik dan kumparan penahan dan
aktifasi switch magnetis tidak memutar motor starter.
Bila gear pinion tidak bergerak keluar, periksa kerusakan pada kumparan
penarik, atau hambatan terlalu besar pada gerakan sliding plunyer atau
penyebab kerusakan lainnya.

TEKNIK KENDARAAN
30 RINGAN OTOMOTIF
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.15 Pemeriksaan kumparan penarik


Sumber: http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/otomotif/1017-amirono

Pengecekan kumparan penahan


Setelah selesai memeriksa fungsi kumparan penarik. periksalah bahwa
gear pinion tidak tertarik kembali ke dalam pada saat kabel dari terminal C
dilepaskan, plunger harus tetap pada posisinya karena kemagnetan masih
tetap ada melalui kumparan penahan.
Jika pinion tertarik kembali kedalam pada saat pemeriksaan ini, periksa
kerusakan kumparan penahan, hubungan masa yang kurang baik atau
kerusakan lainnya.

Gambar 2.16 Pemeriksaan kumparan penahan


Sumber: http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/otomotif/1017-amirono

Pengecekan kembalinya gear pinion


Jika pemeriksaan kumparan penahan telah selesai, lepaskan kabel dari bodi
starter sperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.    Gear pinion harus
dengan cepat tertarik kembali masuk kedalam, karena kumparan penahan tidak
bekerja lagi, dengan bantuan pegas pengembali maka plunger akan kembali
ke posisi semula. Jika gear pinion tidak kembali dengan segera, periksa pegas
pengembali, gesekan sliding plunger (gerakan  plunger pada rumahnya) yang
kurang baik, atau penyebab lainnya.

TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF 31
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.17 Pemeriksaan kembalinya pinion gear


Sumber: http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/otomotif/1017-amirono

Pengecekan putaran motor starter tanpa beban


Ikat/pasang dengan kokoh motor starter pada ragum atau pemegang yang
kuat. Hubungkan motor starter, dengan baterai dan ampere meter seperti
yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Gear pinion harus bergerak maju
ke depan dan motor starter berputan dengan halus.

Gambar 2.18 Pemeriksaan putaran motor starter tanpa beban


Sumber : http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/75081/mod_resource/content/2/KB%202%20SISTEM%20
STARTER.pdf

Catat dan baca arus yang mengalir melalui Ampere meter bila motor starter
telah stabil. Nilai hasil pengukuran harus sesuai dengan range spesifikasi
pada buku manual.
Periksa kembalinya gear pinion, dan motor harus segera berhenti berputar
ketika kabel dilepaskan dari terminal 50 (ini hanya perlu untuk motor starter
tipe biasa/konvensional). Jika motor starter tidak dapat berhenti dengan
segera, maka berarti rem ankernya rusak.
Jumlah arus listrik yang mengalir melalui sirkuit dalam test tanpa beban
bervariasi tergantung dari motor starter, kebanyakan arus mengali berkisar
200 sampai 300 ampere untuk beberapa motor starter. Lihat data pada buku
manual sebelum melakukan pemeriksaan ini. Pastikan bahwa ampere meter
telah di seting dengan benar, baik hubungan kabel maupun batas ukur ampere
meter. Hati-hati pada waktu mempergunakan kabel berpenampang besar

TEKNIK KENDARAAN
32 RINGAN OTOMOTIF
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

LEMBAR PRAKTIKUM

Tujuan Pembelajaran Praktikum


Setelah menyelesaikan kegiatan praktik diharapkan peserta didik dapat:
1. Mengetahui komponen sistem starter (starting system)
2. Mengukur komponen sistem starter (starting system)
3. Menjelaskan cara kerja sistem starter (starting system)
4. Mengidentifikasi kerusakan yang terjadi pada sistem starter (starting system)

Alat dan Bahan


Peralatan dan bahan yang digunakan pada kegiatan praktik antara lain:
1. Kotak alat (toolbox)
2. Motor starter terurai
3. Motor starter terangkai dalam kondisi dapat dioperasikan/hidup
4. Multi meter/multi tester/AVO meter
5. Jangka sorong (Vernier caliper)
6. Feeler gauge
7. Dial gauge
8. pull scale
9. Beterai (Accumulator / accu)
10. Kabel dengan penjepit pada kedua ujungnya
11. Lap (majun)

Keselamatan Kerja:
1. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) selama melakukan kegiatan praktik.
3. Jika ragu-ragu dalam pelaksanaan kegiatan praktik konsultasikan terlebih
dahulu dengan guru pembimbing.
4. Hati-hati di dalam melaksanakan kegiatan praktik.

Tugas dan Evaluasi:


1. Buatlah laporan kegiatan praktik sesuai dengan job sheet praktik dan data
yang diperoleh selama melakukan kegiatan praktik!
2. Jelaskan fungsi masing-masing komponen sistem starter (starting system)!
3. Jelaskan kerusakan yang mungkin terjadi pada komponen sistem starter
(starting system)!

Media Kegiatan Praktik:


1. Buku manual (manual book) praktik
2. CD interaktif
3. Wall chart

Langkah Kerja:
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan pada kegiatan praktik!
2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) dengan benar dan rapi!
3. Pinjamlah peralatan dan bahan di ruang alat dan periksa kondisi alat sebelum
digunakan!

TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF 33
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

LEMBAR PRAKTIKUM

4. Lakukan pembongkaran, pengukuran, pemeriksaan dan perakitan serta


pengujian seperti di bawah ini!

Membongkar motor starter


1. Jepitlah motor starter pada ragum, buka mur pengikat klem kabel utama ke
motor starter, kemudian lepas baut/mur pemegang solenoid.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang


2. Lepaskan solenoid dari motor starter dengan menggoyang-goyangkan
solenoid supaya plunyernya (poros solenoid) terlepas dari tuas pengerak
(drive lever).

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

3. Buka tutup bantalan (bearing), dengan lidah pengukuran (feeler gauge)


periksa celah samping poros anker/jangkar (armature) antara plat pengunci
dan kerangka ujung, kemudian bandingkan hasil pengukuran dengan buku
petunjuk (spesifikasi).

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

4. Buka plat pengunci, pegas dan ring/karet, buka dua baut panjang dan
keluarkan kerangka ujung komutator.

TEKNIK KENDARAAN
34 RINGAN OTOMOTIF
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

LEMBAR PRAKTIKUM

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

5. Dengan sepotong kawat baja lepas pegas-pegas sikat (brush springs) dan
lepas sikat-sikat (brushes) dari pemegangnya

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

6. Lepaskan pemegang sikat dari anker/jangkar (armature)

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

7. Buka kerangka kumparan medan (field coil) dari rumah penggerak pinion.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

8. Buka tuas penggerak dari rumah penggerak pinion dan lepaskan anker/
jangkar (armature) dari rumah pengerak

TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF 35
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

LEMBAR PRAKTIKUM

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

9. Dengan alat khusus keluarkan cincin penyetop dari ring pengunci dan
lepaskan ring pengunci, kemudian keluarkan pinion beserta kopling searah
(oneway clutch) bebas dan poros anker/jangkar (armature)

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

Membersihkan komponen-komponen motor starter


1. Bersihkan pinion beserta kopling searah (oneway clutch) dengan tanpa dicuci
2. Bersihkan dengan bensin komponen-komponen lainnya tetapi jangan
sampai basah kuyup
3. Keringkan komponen yang dicuci, perhatikan ring-ring jangan sampai hilang

Memeriksa dan memperbaiki komponen motor starter


1. Lilitan/kumparan jangkar/anker (armature coil)
Periksa komutator dari kemungkinan putus pada sirkuitnya dengan
menggunakan ohmmeter, periksa antar segmen pada komutator dan pastikan
terdapat kontinuitas, jika antar segmen tidak ada kontinuitas disarankan
untuk melakukan penggantian armature.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

TEKNIK KENDARAAN
36 RINGAN OTOMOTIF
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

LEMBAR PRAKTIKUM

Periksa ada tidaknya hubungan komutator dengan massa dengan


menggunakan ohmmeter, pastikan antarkomutator dan armature coil core
tidak terdapat kontinuitas, jika ada kontinuitas disarankan untuk melakukan
penggantian armature.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

2. Komutator (commutator)
Periksa kemungkinan terdapat kotoran dan kebakaran pada permukaan
komutator, jika kotor atau terbakar, perbaiki dengan ampelas (No 400) atau
mesin bubut.
Periksa run out komutator dengan menempatkan komutator pada v-blok dan
menggunakan dial gauge, ukur run out komutator. Run out maksimal adalah
0,05 mm. Jika run out melebihi nilai maksimal, perbaiki komutator dengan
menggunakan mesin bubut.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

Periksalah diameter komutator dengan menggunakan jangka sorong (vernier


caliper). Diameter standar: 28 mm dan diameter minimum: 27 mm. Jika
diameter komutator kurang dari nilai minimum disarankan untuk melakukan
penggantian armature.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

Periksalah kedalaman alur pada komutator, bersihkan alur dari kotoran


atau benda lain dan ratakan permukaan pada ujungnya. Kedalaman alur
komutator standar: 0,6 mm dan kedalaman minimal: 0,2 mm. Jika kedalaman
alur kurang dari nilai minimal, perbaiki dengan daun gergaji.

TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF 37
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

LEMBAR PRAKTIKUM

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

3. Kumparan medan (field coil)


Periksalah kemungkinan terputusnya sirkuit pada field coil dengan
menggunakan ohmmeter, periksalah kontinuitas antara kabel timah dan
sikat, jika tidak ada kontinuitas lakukan penggantian field coil.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

Periksa hubungan ke massa pada field coil dengan menggunakan ohmmeter,


pastikan tidak ada kontinuitas antara ujung field coil dan field frame, jika
terdapat kontinuitas, perbaiki atau ganti field frame.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

4. Sikat-sikat (brushes)
Periksalah panjang sikat dengan menggunakan jangka sorong (vernier
caliper). Panjang sikat standar: 14,00 mm dan panjang sikat minimal: 9,0 mm,
jika panjangnya kurang dari nilai minimal, gantilah pemegang sikat dari field
coil.

TEKNIK KENDARAAN
38 RINGAN OTOMOTIF
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

LEMBAR PRAKTIKUM

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

5. Pegas sikat (brush spring)


Periksalah beban pada pegas sikat (brush spring), baca nilai pada pull scale
ketika pegas mulai terlepas dari sikat (brush), beban pada pegas terpasang:
8,8 N sampai dengan 17,7 N, jika tidak sesuai lakukan penggantian pegas
sikat (brush spring).

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang


6. Pemegang sikat (brush holder)
Periksalah sekat pada pemegang sikat dengan menggunakan ohmmeter,
pastikan tidak ada kontinuitas antara pemegang sikat positif (+) dan negatif
(-), jika ada kontinuitas, perbaiki atau lakukan penggantian pemegang sikat
(brush holder).

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

7. Kopling searah (oneway clutch) dan roda gigi pinion (pinion gear)
Periksalah kondisi gigi pada roda gigi, periksa gigi dari kemungkinan aus
atau rusak pada planetari, gigi dalam dan kopling starter. Apabila terjadi
kerusakan pada gigi, lakukan penggantian roda gigi. Jika gigi pada kopling
starter rusak, lakukan penggantian kopling starter. Periksa juga kemungkinan
aus atau rusak pada gigi ring gear.
Periksalah kopling starter dengan memutar pinion gear pada kopling searah
dengan putaran jarum jam dan periksa bahwa pinion berputar bebas.

TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF 39
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

LEMBAR PRAKTIKUM

Kemudian putarlah pinion gear pada arah berlawanan arah jarum jam, periksa
bahwa pinion terkunci, jika tidak seperti ketentuan lakukan penggantian
kopling starter.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

8. Switch magnet (magnetic switch/solenoid)


Periksalah kondisi plunyer dengan menekan plunyer dan bebaskan kembali,
pastikan plunyer kembali ke posisi semula dengan cepat. Jika tidak sesuai
dengan ketentuan lakukan pengganti switch magnet.
Lakukan pengujian sirkuit pada pull-in-coil, menggunakan ohmmeter,
periksalah kontinuitas antara terminal 50 dan C, jika tidak ada kontinuitas,
lakukan penggantian switch magnet.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

Lakukan pengujian sirkuit pada hold-in-coil, menggunakan ohmmeter,


periksalah kontinuitas antara terminal 50 dan bodi switch, jika tidak ada
kontinuitas lakukan penggantian switch magnet.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

TEKNIK KENDARAAN
40 RINGAN OTOMOTIF
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

LEMBAR PRAKTIKUM

9. Poros planetary dan bearing tengah


Periksalah poros planetary dan bearing tengah, menggunakan mikrometer,
ukur diameter luar poros planetary yang menyentuh bearing tengah,
diameter poros standar: 14,980-15,000 mm.
Menggunakan caliper gauge, ukur diameter dalam pada bearing tengah,
diameter dalam: 15,008-15,050 mm.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

Kurangkan diameter poros planetary dari diameter dalam bearing, celah


oli standar untuk bearing tengah: 0,01-0,06 mm, celah oli maksimal untuk
bearing tengah : 0,2 mm, jika celahnya lebih dari nilai maksimal lakukan
penggantian poros planet carrier dan bearing tengah.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

Merakit motor starter


1. Tempatkan pinion pada poros anker (armature shaft), tempatkan cincin
penyetop pada poros anker, pasang ring pengunci.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

2. Dengan ragum tekan ring pengunci periksa bahwa ring pengunci terpasang
dengan benar.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF 41
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

LEMBAR PRAKTIKUM

3. Dengan obeng, pukul pinion dalam usaha memasukan cincin penyetop ke


dalam ring pengunci.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

4. Pasang tuas penggerak (drive lever) pinion pada rumah penggerak, pasang
anker (armature) beserta pinion pada rumah penggerak, pasang kerangka
kumparan medan (field coil frame) pada anker.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

5. Tempatkan pemegang sikat (brush holder) di atas poros anker (armature),


dengan sepotong kawat baja pegang pegas sikat serta pasang sikat pada
pemegang sikat.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

6. Pasang kerangka ujung pada poros anker/jangkar (armature) dan pasang 2


baut panjang, pasang karet, pegas dan plat pengunci, ukur celah samping
anker antara plat pengunci dan kerangka ujung, pasang tutup bantalan
dengan dua sekrup.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

TEKNIK KENDARAAN
42 RINGAN OTOMOTIF
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

LEMBAR PRAKTIKUM

7. Kaitkan solenoid pada tuas pengerak, pasang baut/mur pengikat solenoid,


pasang klem kabel utama ke motor starter.

Sumber: Modul dan Job Sheet VEDC Malang

Menguji kemampuan starter


Perhatian: untuk menghindari kebakaran pada koil, lakukan pengujian ini
selama 3-5 detik.
1. Lakukan pengujian PULL-IN dengan melepas kabel field coil dari terminal C,
menghubungkan baterai pada switch magnet seperti pada gambar di atas.
Periksa gerakan gigi pinion ke arah luar. Jika gigi pinion tidak bergerak,
lakukan penggantian switch magnet.
2. Lakukan pengujian HOLD-IN, dalam keadaan baterai terhubung seperti
di atas, dan gigi pinion keluar, lepaskan kabel negatif (-) dari terminal C
dan periksalah gigi pinion, pastikan masih tertahan diluar, jika gigi pinion
bergerak kedalam, lakukan penggantian switch magnet.
3. Periksalah gerakan kembalinya gigi pinion dengan melepas kabel negatif (-)
dari bodi switch, pastikan gigi pinion bergerak ke dalam kembali, jika gigi
pinion tidak bergerak ke dalam lakukan penggantian swicht magnet.
4. Periksalah celah gigi pinion dengan hubungkan baterai pada switch magnet
seperti pada gambar, gerakkan gigi pinion ke arah armature dan ukurlah
celah antara gigi pinion dan stop collar, celah standar: 1-4 mm.
5. Lakukan pengujian kemampuan tanpa beban dengan menghubungkan kabel
field coil pada terminal C, dan pastikan kabel tidak berhubungan dengan
masa, kemudian hubungkan beterai dan ampermeter pada starter seperti
pada gambar, pastikan starter berputar lembut dan stabil serta gigi pinion
bergerak keluar.

TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF 43
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

CAKRAWALA

NIKOLA TESLA PENEMU MOTOR LISTRIK

Nikola terlahir dari etnis Serbia di


desa Smijan, Kroasia, pada 28 Juni 1856.
Nikola merupakan seorang ilmuwan yang
menemukan motor. Saat berusia Sembilan
tahun, Nikola sudah menjadi salah satu
mahasiswa di Universitas Teknologi Graz,
Austria. Pada tahun 1882, Nikola telah
berhasil membuat sebuah konsep yang
menarik, yaitu konsep motor induksi dan
Gambar 2.19 Nikola Tesla
menerima hak paten tahun 1888.
Sumber: https://de.wikipedia.org/wiki/Nikola_Tesla
Nikola Tesla meninggal dunia pada
7 Januari 1943 di hotel New Yorker, ruang 3327, lantai 33. Nikola di kremasi di
Ardsley, Hudson, New York. Berkat jasa sang penemu Motor Listrik yaitu Nikola
Tesla, perkembangan dan pengaplikasian motor listrik merambah ke berbagai
bidang kehidupan.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang


sistem starter pada mesin kendaraan kalian juga dapat belajar secara mandiri
melalui internet. Di internet kalian juga dapat
mencari materi tentang sistem starter pada mesin
kendaraan. Materi tentang berbagai jenis sistem
stater pada mesin kendaraan, baik tipe konvensional
yang digunakan untuk kendaraan-kendaraan keluaran
awal maupun sistem starter yang diaplikasikan
untuk kendaraan-kendaraan modern akan mudah
didapatkan. Salah satu website yang dapat kalian
kunjungi untuk memperluas wawasan tentang sistem
starter pada mesin kendaraan adalah sebagai berikut.
https://www.hondacengkareng.com/teknologi-acg-
starter-motor-honda/ atau dengan membuka QR
code tersebut di bawah.

TEKNIK KENDARAAN
44 RINGAN OTOMOTIF
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

RANGKUMAN

1. Sistem starter pada unit kendaraan dikategorikan ke dalam sistem


kelistrikan mesin. Sistem starter berfungsi untuk memberikan putaran
awal agar mesin dapat memulai siklus kerjanya.
2. Sistem starter yang digunakan pada sebuah kendaraan memanfaatkan
motor starter untuk memberikan putaran awal terhadap mesin. Motor
starter yang digunakan diantaranya adalah tipe konvensional, tipe reduksi
dan tipe planetary serta tipe planetary reduction-segmen conductor (PS).
3. Komponen sistem starter antara lain:
a. Beterai
b. Kunci kontak
c. Motor starter

TUGAS MANDIRI

Carilah informasi tentang perbedaan sistem starter di berbagai jenis


kendaraan ringan. Jika menemukan adanya perbedaa, tuliskan perbedaan-
perbedaan tersebut dalam buku catatanmu kemudian konsultasikan kepada
guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan bagaimana cara memeriksa solenoid atau switch starter
(magnetic switch) pada motor starter!
2. Jelaskan bagaimana cara memeriksa kumparan jangkar atau kumparan
rotor (armature)!
3. Jelaskan dengan gambar cara memeriksa drop tegangan pada saat
distarter!
4. Bagaimanakah cara magnetic switch memajukan pinion gear!
5. Gambarkan rangkaian sistem starter pada kendaraan!

TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF 45
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN
KENDARAAN RINGAN

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab kedua tentang sistem starter pada mesin kendaraan,
kalian tentu menjadi lebih paham tentang konsep-konsep sistem starter pada
mesin kendaraan. Dari seluruh materi yang sudah dijelaskan pada bab kedua
tersebut di atas, menurut kalian mana yang paling sulit untuk dipahami?
Coba kalian diskusikan dengan teman-teman atau guru kalian, karena konsep-
konsep dasar ini akan menjadi fondasi untuk memahami tentang sistem starter
pada mesin kendaraan yang lebih kompleks dan diaplikasikan pada kendaraan-
kendaraan modern saat ini serta pada kendaraan-kendaraan masa mendatang.

TEKNIK KENDARAAN
46 RINGAN OTOMOTIF

Anda mungkin juga menyukai