MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI H
PROFESIONAL :
PERBAIKAN KACA KENDARAAN
Penulis :
Sugeng Riyadi, S.Pd.,
Penyunting:
Suwarto Jati Kusumo, S.Pd., M.Eng,
PEDAGOGIK :
PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Penulis :
Drs. Djanji Purwanto, M.Pd.:
Penyunting
Drs. Suryanto, M.Pd.
Copyright@2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kata Sambutan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten mem-
bangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendi-
dikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun peme-
rintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompe-
tensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam pengu-
asaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut
dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut
pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada
tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda
Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap
muka dengan daring).
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan
Elektronika (PPPPTK BOE) Malang dapat menyelesaikan revisi modul ini dengan
baik. Revisi modul ini merupakan penyempurnaan dari modul Guru Pembelajar
yang telah disusun pada tahun 2016. Fokus revisi terletak pada pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dan pengembangan soal.
Malang, Juli
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI H
PROFESIONAL :
PERBAIKAN KACA KENDARAAN
Penulis :
Sugeng Riyadi, S.Pd.,
Penyunting:
Suwarto Jati Kusumo, S.Pd., M.Eng,
Copyright@2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Pendahuluan
A. Latar belakang
Modul Diklat PKB Guru Paket Keahlian Teknik Perbaikan Bodi Grade 8 ini
dirancang untuk memenuhi kebutuhan guru dalam hal peningkatan kompetensi
tentang perbaikan bodi kendaraan tingkat 8. Modul ini membahas tentang
beberapa hal antara lain :
1. Pemahaman kaca kendaraan,
2. Prosedur perbaikan kaca kendaraan sesuai dengan SOP, dan
3. Prosedur melepas dan memasang kaca kendaraan sesuai dengan SOP.
Pembelajaran dengan modul ini dapat dilakukan secara klasikal dengan atau
tanpa instruktur, bahkan individual karena menggunakan pendekatan kurikulum
2013.
akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Lebih lanjut,
dalam salah satu butir Nawacita Presiden Joko Widodo adalah memperkuat
pendidikan karakter bangsa dengan melakukan Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM) yang akan diterapkan di seluruh sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara, termasuk di dalam dunia pendidikan. Dalam rangka mendukung
kebijakan gerakan PPK, modul ini mengintegrasikan lima nilai utama karakter
bangsa, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima
nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegitan pembelajaran yang ada
pada modul. Adapun sub nilai religius antara lain: cinta damai, toleransi,
menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri,
kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan,
persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan,
melindungi yang kecil dan tersisih. Sedangkan sub nilai nasionalis meliputi:
apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela
berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat
hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. Sub nilai
mandiri antara lain: etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang,
profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sub
nilai gotong royong antara lain: menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas
keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas, empati,
anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan. Terakhir, sub nilai
integritas meliputi: kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti
korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat
individu (terutama penyandang disabilitas).
B. Tujuan Pembelajaran
C. Peta Kompetensi
Kelompok
Standar Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi
Kom
Guru (SKG) (IPK)
petensi
A Melakukan Menganalisis pemanasan,
pengelasan pada Penyambungan dan pemotongan
perbaikan panel panel pada perbaikan panel panel bodi
bodi sesuai dengan buku manual.
Melakukan pengelasan gas oxy-
acetylene (karbid) dan las titik
secara prosedural.
Melakukan pengelasan las CO2
(MIG) dan las elektroda secara
manual secara prosedural.
Melakukan cara pemanasan termal
secara prosedural.
Melakukan pemotongan termal
secara prosedural.
B Melaksanakan Menganalisis kondisi pengecatan,
pengecatan, perbaikan kerusakan komponen
perbaikan kerusakan bodi dan mengkalkulasi biaya
komponen bodi dan perbaikan sesuai tingkat kerusakan
mengkalkulasi biaya Mendiagnosis kondisi kendaraan
perbaikan sesuai dan aksesorisnya sesuai buku
tingkat kerusakan manual
pada perbaikan panel Melakukan pemeriksaan kerusakan
panel bodi komponen kendaraan untuk
Kelompok
Standar Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi
Kom
Guru (SKG) (IPK)
petensi
penentuan tindakan perbaikan
Melakukan prosedur perbaikan dan
penggantian secara tertulis
Melakukan penghitungan
pembiayaan perbaikan sesuai
tingkat kerusakan
Kelompok
Standar Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi
Kom
Guru (SKG) (IPK)
petensi
panel pintu atau sesuai bentuk aslinya
fender Melakukan pembuatan pola sesuai
bentuk panel yang akan diganti
Melakukan pelepasan panel pintu
atau fender sesuai buku manual
Kelompok
Standar Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi
Kom
Guru (SKG) (IPK)
petensi
dasar
Melakukan pengecatan primer dan
2. Melakukan sealer hingga siap untuk pengecatan
pengecatan dasar, warna
pemilihan warna Melakukan persiapan permukaan
cat, pengecatan yang telah diberi primer dan surface
warna, untuk penyelesaian akhir
pengeringan dan pengecatan
finishing untuk siap Melakukanpengujian penyesuaian
divernies warna dengan kartu warna hingga
sesuai warna aslinya
Melakukan persiapan cat dan spray
gun untuk penyemprotan
Melakukan pengecatan ulang
kendaraan
Melakukan pengeringan dan
finishing hingga siap divernies
F 1. Melaksanakan Menganalisis penggunaan vernies
pengecatan akhir untuk penyelesaian akhir
dengan vernies pengecatan
Melaksanakan persiapan bahan
vernie suntuk dengan
menggunakan spray
Melaksanakan penyelesaian akhir
pengecatan dengan menggunakan
bahan vernies
Kelompok
Standar Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi
Kom
Guru (SKG) (IPK)
petensi
dan mesin permukaan cat
Melakukan pengkilapan secara
manual dan menggunakan mesin
G 1. Melakukan Menganalisis pemasangan
pemasangan pelindung moulding, transfer dan
pelindung decal
moulding, transfer Melakukan pelepasan pelindung
dan decal moulding, transfer dan decal
Melakukan perbaikan pelindung
moulding, transfer dan decal
Kelompok
Standar Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi
Kom
Guru (SKG) (IPK)
petensi
yang tetap dan yang dapat
digerakkan
I Melakukan Manganalisis jenis kaca film
pemasangan kaca Mempersiapkan permukaan kaca
film pada perbaikan sebelum pemasangan kaca film
kaca Memasang kaca film sesuai bentuk
kaca
J Melakukan Menganalisis pembongkaran dan
pembongkaran dan pemasangan kelistrikan bodi pada
pemasangan perbaikan kelistrikan bodi
kelistrikan bodi pada Melakukan pembongkaran
perbaikan kelistrikan kelistrikan bodi
bodi Melakukan pemasangan kelistrikan
bodi
Melakukan pemasangan asesoris
kendaraan
D. Ruang Lingkup
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,
a. Pendahuluan
b. Mengkaji Materi
e. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi
materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi
oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh
peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan
In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
latar belakang yang memuat gambaran materi
tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
langkah-langkah penggunaan modul
b. In Service Learning 1 (IN-1)
Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi H, fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari
materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian
hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara
individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan
kepada fasilitator.
Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di
kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif,
diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya
dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan
pada IN1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada
on the job learning.
c. On the Job Learning (ON)
Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi H, guru sebagai
peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service
3. Lembar Kerja
Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning
Kegiatan Pembelajaran I
Mengenal Kaca Kendaraan Bermotor
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Kaca memiliki sejarah panjang dan pertama kali dibuat lebih dari 7.000 tahun
yang lalu di Mesir, pada awal 3.000 SM. Kaca ditemukan dalam keadaan alami
sebagai produk sampingan dari aktivitas gunung berapi.
Kaca terdiri dari berbagai oksida yang dipadukan dan bereaksi bersama-sama
pada saat pemanasan untuk membentuk gelas. Bahan-bahan tersebut adalah
silika (SiO2), natrium oksida (Na2O), dan kalsium oksida (CaO). Di mana bahan-
bahan baku berasal dari pasir, soda abu (Na2CO 3), dan batu kapur (CaCO3).
Sebuah mobil tanpa kaca depan mungkin terdengar menggelikan untuk saat ini,
kaca depan pertama kali dianggap sebagai barang mewah untuk mobil Anda dan
bukan suatu keharusan. Butuh waktu beberapa tahun sebelum industri otomotif
menyadari pentingnya kaca depan pada kendaraan.
Awal kaca mobil mulai tahun 1903 ketika Edouard Benedictus, seorang ahli kimia
Perancis, menemukan kaca tahan pecah, ketika ia sengaja menjatuhkan botol
kaca diisi dengan film collodion kering.
Pada tahun 1904 pertama kali kaca depan dipakai ke dunia otomotif. Sebagian
besar kaca depan pertama itu hanya sepotong horizontal. Tidak sampai tahun
1915 bahwa Olds mobile memproduksi mobil pertama yang menyatakan bahwa
bagian atas dan kaca depan sebagai perlengkapan standar. Pada tahun 1930,
kaca tempered memasuki dunia otomotif. Dibuat dengan pemanasan dan proses
pendinginan yang cepat, kaca tempered dapat dibuat lebih tipis namun kuat.
Jika mobil mengalami kecelakaan, kaca tempered hancur menjadi kepingan
kecil-kecil, sehingga tidak membahayakan penumpang
Jenis kaca ini sangat populer baik pada pertengahan abad ini, tapi itu akhirnya
digantikan oleh kaca depan yang terbuat dari kaca-dilaminasi yang terdiri dari
lapisan plastik yang dikelilingi oleh dua lembar kaca. Di banyak negara, kaca
depan mobil diwajibkan untuk terbuat dari kaca laminasi. Kaca laminasi bisa
dibengkokkan di bawah tekanan dan cenderung dapat hancur dengan sendirinya
menjadi bagian yang aman / tidak tajam dibandingkan kaca jenis lain. Hal ini
untuk mengurangi resiko cedera pada penumpang mobil itu.
garis tersebut. Langkah ini biasanya otomatis dan dipantau oleh kamera
dan sistem pengukuran optoelektronik. Selanjutnya, potongan harus
dibengkokkan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Lembar kaca
ditempatkan dalam bentuk atau cetakan dari logam atau bahan tahan api.
Kaca-diisi cetakan kemudian dipanaskan dalam tungku ke titik di mana
kaca dengan bentuk cetakan.
e. Setelah dibentuk, kaca harus dikeraskan dalam langkah pemanasan yang
disebut temper. Pertama, kaca dengan cepat dipanaskan sampai sekitar
1.565 derajat Fahrenheit (850 derajat Celsius), dan kemudian disemprot
dengan jet udara dingin. Disebut pendinginan, proses ini dengan
menempatkan permukaan luar ke dalam kompresi dan menjadi tegangan.
Hal ini memungkinkan kaca depan, ketika pecah, menjadi potongan-
potongan kecil tanpa tepi tajam. Ukuran potongan juga dapat diubah
dengan memodifikasi prosedur tempering sehingga kaca depan pecah
menjadi potongan-potongan yang lebih besar, yang memungkinkan visi
yang baik sampai kaca depan kendaraan dapat diganti.
D. Aktifitas Pembelajaran
Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang
jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator.
Peserta mengerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman
materi yang dibahas.
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian melaksanakan tugas yang
ada.
E. Latihan/Tugas.
a. Adesif
b. Karet kaca
c. Molding
d. Cersium
b. Panduan membuat soal dengan konsep “HOT” dapat dilihat pada materi
pedagogik modul penilaian dan evaluasi pembelajaran kelompok
kompetensi H.
c. Masing-masing soal ditulis di kartu soal.
4, Contoh soal.
KARTU SOAL
Jenjang : SMK
Mata Pelajaran : Perbaikan Kaca Kendaraan
Kelas/ Smt : XI/1
Kompetensi : Mendisripsikan jenis kaca kendaraan
Level :2
Materi : Mengenal Kaca Kendaraan Bermotor
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
5. Penjelasan :
Soal di atas termasuk level 2, yaitu menuntut peserta didik memiliki
kemampuan aplikatif (Applying). Untuk dapat menyelesaikan soal ini
dengan benar diperlukan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi
jenis- jenis kaca kendaraan dan dapat mengaplikasikan gagasan-gagasan
dan konsep-konsep kaca kendaraan dengan menganalisis informasi.
F. Rangkuman
Kaca terdiri dari berbagai oksida yang dipadukan dan bereaksi bersama-sama
pada saat pemanasan untuk membentuk gelas. Bahan-bahan tersebut adalah
silika (SiO2), natrium oksida (Na2O), dan kalsium oksida (CaO). Di mana bahan-
bahan baku berasal dari pasir, soda abu (Na2 CO3), dan batu kapur (CaCO3).
Awal kaca mobil mulai tahun 1903 ketika Edouard Benedictus, seorang ahli kimia
Perancis, menemukan kaca tahan pecah, ketika ia sengaja menjatuhkan botol
kaca diisi dengan film collodion kering.
Ada dua kategori dasar kaca otomotif, yaitu : kaca dilaminasi dan kaca tempered.
Kaca laminasi adalah kaca pengaman terutama digunakan untuk kaca depan.
Kaca tempered adalah kaca yang telah dipanaskan dan didinginkan dengan
cepat untuk meningkatkan kekuatannya, sehingga pecahan kaca tempered
menjadi potongan-potongan kecil sehingga tidak berbahaya bagi penumpang.
nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib
mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.
Kegiatan Pembelajaran II
Perbaikan, Pelepasan Dan Pemasangan Kaca
Kendaran Bermotor
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Terpaan air hujan pada permukaan kaca tak langsung jatuh, sebab kotoran
yang melekat telah membentuk lapisan lunak dan telah bersenyawa dengan
lapisan kaca. Air tak mudah tersapu oleh karet wiper dan melekat di kaca.
Apalagi kalau malam hari, cahaya lampu dari depan menjadi berpendar sehingga
sangat membahayakan bagi pengemudi. Oleh karena itu perlu dilakukan
perawatan sebagai berikut:
2) Combination Break :
Kerusakan dengan beberapa karakteristik, yaitu, membintang dalam
(Bullseye), crack pendek atau panjang yang berasal dari akibat hantaman
kerikil tajam.
3) Bullseye :
Kerusakan yang ditandai dengan kerucut, dipisahkan oleh lapisan luar
dari kaca yang menghasilkan lingkaran gelap. Kerusakan yang paling
umum terjadi disebabkan oleh hantaman kerikil.
Gambar 2. 3 Bullseye.
4) Daisy :
Ini adalah kerusakan non-simetris dan terdiri dari satu atau lebih kerucut
dengan celah-celah radial memiliki penampilan seperti bunga.
Gambar 2. 4 Daisy.
5) Crack :
Celah ini sulit untuk diperbaiki membutuhkan peralatan dan pelatihan
khusus. Tidak dianjurkan untuk memperbaiki retakan yang sudah lama.
Retak kecil, dua atau lebih dapat diperbaiki dengan pengeboran lubang
kecil sepanjang retak
Gambar 2. 5 Crack.
tipis PVP lembut dan bening. Laminasi adalah fitur keamanan yang diperlukan
dalam proses manufaktur, yang dirancang untuk mencegah kaca pecah dari
dalam bahkan dari celah, serta mencegah puing-puing kaca melukai pengemudi.
c. Keterbatasan perbaikan.
Baik lokasi dan kondisi kerusakan adalah pertimbangan penting dalam
keputusan untuk memperbaiki .Penggantian dianjurkan jika terjadi salah satu dari
keadaan berikut dibawah ini, yaitu tidak memperbaiki :
1) Kerusakan yang menembus bagian dalam dan lapisan luar dari kaca
laminasi.
2) Kerusakan dengan tiga atau lebih retak panjang berasal dari dampak titik
tunggal.
3) Kerusakan di bagian dalam lite ( layer) dari kaca laminasi.
4) Kerusakan terkontaminasi dengan kotoran yang tidak dapat dihapus
dengan membersihkan.
5) Kerusakan atau perubahan warna pada plastik interlayer.
6) Kerusakan kaca depan di mana fitur negatif yang dipengaruhi oleh
kerusakan dan / atau proses perbaikan.
7) Dalam proses perbaikan teknisi harus berkonsultasi dan mengikuti
rekomendasi pabrikan kendaraan sebelum melakukan perbaikan.
8) Kerusakan dengan ukuran lubang lebih besar dari 3 /8 inci ( 9 mm ).
9) Ujung retak yang bersinggungan lebih dari satu sisi.
10) Stres retak.
CATATAN :
Semua langkah yang diberikan dalam pasal ini harus dilakukan sesuai dengan
petunjuk yang disarankan produsen kecuali instruksi yang bertentangan dengan
standar.
Dalam rangka untuk memastikan perbaikan terbaik, teknisi akan melakukan hal
berikut :
Periksa kerusakan baik dari dalam maupun luar kaca untuk menentukan
apakah kerusakan dapat diperbaiki.
Hilangkan kelembaban, kotoran, benda asing, kaca longgar, dan
kontaminasi dari daerah yang rusak.
Jika suhu kaca di luar kisaran yang direkomendasikan, perlu dilakukan
pendinginan atau menghangatkan kaca yang sesuai.
Akses kerusakan melalui probing atau pengeboran.
Lindungi resin dari curing prematur.
Hilangkan udara, baik dengan vakum, dan isi celah yang kosong dengan
resin.
e. Perbaikan retak.
Mengisi retak dengan resin yang sesuai.
Tempatkan setitik resin di atas retakan.
Selesai perbaikan retak untuk meratakan dengan kaca.
Periksa perbaikan retak.
Gambar 2. 10 UV Lamp.
6) Sheets / Razor Blade.
Berfungsi : Digunakan untuk membersihkan dampak area (pit) setelah
perbaikan dilakukan.
7) Suction Cup.
Berfungsi : Untuk pegangan yang aman.
b) Periksa kerusakan pada tepi kaca depan. Retak atau chip di tepi
struktur kaca depan menjadi perhatian utama, meskipun setelah kaca
mengalami perbaikan.
c) Jika kerusakan terjadi pada area pandangan pengemudi, hal ini dapat
mengganggu selama mengemudi. Daerah yang paling berbahaya
d) Mengukur panjang retak. Jika panjang retak kurang dari 6 inci (15 cm)
maka kaca dapat diperbaiki.
e) Jika ada dua atau lebih retak, maka dipastikan penggantian kaca
depan yang baru.
Gunakan sinar matahari atau lampu UV. Anda akan mengisi celah
dengan resin yang perlu dikeringkan dengan sinar ultraviolet. Jika
hari tidak cerah, gunakan lampu UV untuk mengeringkan.
Tekan lubang jika perlu. Ini adalah langkah dengan risiko terbesar
menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Untuk menekan lubang,
tempatkan bullseye tapper. Tekan dengan lembut sampai lubang
kecil muncul.
Tempatkan resin pada awal retak. Pindahkan Bridge & Injector Kit
antara 2-3 inci (5-7,5 cm) sepanjang retak. kemudian membiarkan
resin masuk ke dalam celah. Geser bolak-balik diatas retak dan
pastikan resin masuk ke dalam.
Pindahkan Bridge & Injector Kit ke retakan yang lain, setelah anda
yakin resin masuk kedalam retakan.
Isi lubang dan penyok dengan resin yang lebih tebal. Atur posisi
ujung Bridge & Injector Kit atas chip, dan gunakan sistem vakum /
tekanan sampai resin mengisi penyok sepenuhnya.
b) Bull.s Eye.
Prosedur perbaikan dengan SOP :
Periksa kerusakan.
Pegang pada sudut 90˚ dan kikis resin flush. Gunakan tekanan
yang kuat, dan cepat. Jangan berhenti di atas area lubang karena
hal ini dapat merusak resin pengisi lubang.
Perbaikan selesai dengan hasil rata dan tidak ada udara yang
tersisa dalam tambalan.
Gambar 2. 56 Finishing.
c) Daisy.
Prosedur perbaikan SOP:
Bersihkan area yang rusak.
Isi Injector Barrel dengan udara. pindahkan tuas katup ke kiri dan
kemudian segera ubah posisi tuas katup ke posisi tegak. Udara
yang masuk ke laras injector menghentikan kevakuman.
Selesai.
Lepas mylar dari are yang diperbaiki. Dengan pisau cukur (razor
blade), membersihkan kelebihan resin dari kaca depan dengan
satu arah saja.
Mengebor (Drilling).
Tujuan dari pengeboran adalah untuk menciptakan sebuah jalan di
dalam celah untuk menyuntikkan resin.
Mengisi Injector.
Dibutuhkan resin antara 6 sampai 8 tetes tergantung besarnya
retakan.
D. Aktifitas Pembelajaran.
Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang
jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator.
Peserta mengerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman
materi yang dibahas.
E. Latihan/Tugas
a. Star Break
b. Crack
c. Bullseye
d. Combination Break
2. Gambar dibawah adalah sebuah alat untuk memperbaiki kaca
kendaraan yang rusak, alat tersebut sesuai untu jenis
kerusakan....
a. Bullseye
b. Star Break
c. Crack
d. Combination Break
Contoh sosl.
KARTU SOAL
Jenjang : SMK
Mata Pelajaran : Perbaikan Kaca Kendaraan
Kelas/ Smt : XI/1
Kompetensi : Klasifikasi kerusakan kaca kendaraan
Level :2
Materi : Perbaikan, Pelepasan dan Pemasangan Kaca
Kendaran Bermotor.
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Penjelasan :
Soal di atas termasuk level 2, yaitu menuntut peserta didik memiliki
kemampuan aplikatif (Applying). Untuk dapat menyelesaikan soal ini dengan
benar diperlukan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi perbaikan,
pelepasan dan pemasangan kaca kendaran bermotor.dan dapat
mengaplikasikan gagasan-gagasan dan konsep-konsep perbaikan kaca
kendaraan dengan menganalisis informasi.
F. Rangkuman
Perbaikan kaca adalah proses sederhana yaitu dengan menyuntikan resin cair ke
daerah kaca depan yang rusak dan memungkinkan untuk memperbaiki, sehingga
memulihkan integritas kaca dan mencegah kerusakan lebih lanjut terjadi.
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa kaca depan terbuat dari dua bagian
yang terpisah yaitu kaca dengan lapisan laminasi. Laminasi ini adalah lapisan
tipis PVP lembut dan bening. Laminasi adalah fitur keamanan yang diperlukan
dalam proses manufaktur, yang dirancang untuk mencegah kaca pecah dari
dalam bahkan dari celah, serta mencegah puing-puing kaca melukai pengemudi.
Kunci jawaban
1. Star Break
2. Bullseye
3. Memutar searah
4. Resin
5. Molding
A. Tujuan
Setelah belajar materi kegiatan belajar III ini peserta diharapkan mampu
memahami dan melakkukan melepas dan memasang kaca depan kendaraan
bermotor.
C. Uraian Materi
1. Adhesive (perekat).
Adhesive adalah lem perekat yang dapat berbentuk cair ataupun pasta. Setelah
menjadi kering, adhesive ini akan berubah mengeras menjadi seperti material
karet. Penggunaan adhesive pada kendaraan sangat banyak, pada sambungan
rivet, kaca kendaraan ataupun baut dan mur yang jarang dibongkar pasang
maka baut dan mur diberi adhesive. Untuk beberapa bagian tertentu, proses
menggunakan adhesive akan lebih cepat dan dapat menurunkan biaya
produksi. Selain itu dengan menggunakan adhesive maka komponen akan
terlindung dari kebocoran air yang akan masuk ke dalam kendaraan yang
dapat menyebabkan korosi.
Gambar 3. 1 Adhesive.
Ketika kita akan memasang kaca depan (mengganti), maka kita harus tahu pasti
perekat pada bingkai kaca yang tertinggal, apakah butyl, silicon atau poliuretan.
Namun, jika bahan sisa pada bingkai kaca adalah butil atau silikon, maka harus
benar-benar dibersihkan. Karena perekat kaca poliuretan tidak dapat menyatu
dengan butyls atau silikon. Jika dibiarkan di permukaan, bahan-bahan ini bisa
mengganggu daya rekatnya.
Bagaimana bisa menentukan jika itu adalah perekat polyurethane atau bukan ?
Tekan dengan kuku ke dalam sisa bahan perekat yang tersisa .
Jika itu adalah poliuretan, maka tidak akan bisa tertekan (tidak ada lekukan
ke dalam bahan).
Jika itu adalah butil atau silikon, maka bisa ditekan (ada lekukan ke dalam
bahan). di dalamnya dan tidak kembali ke bentuk aslinya.
Jika masih belum dikenali:
Kita potong panjang material sisa dan menariknya.
Jika itu adalah poliuretan, kita perlu tenaga yang besar untuk menariknya
dan memutuskanya.
Jika itu adalah silikon, maka kita dengan mudah untuk meregangkan, tanpa
memerlukan banyak tenaga.
Jika itu adalah butil, maka kita akan sangat mudah menarik dan
memutuskannya.
Dalam rangka memenuhi standar keamanan kritis dan memenuhi kriteria desain
kendaraan, produsen membutuhkan sistem perekat yang tidak hanya di bawah
kondisi ekstrim dari tabrakan mobil, juga tetap cukup fleksibel sehingga kaca
tidak mudah pecah di bawah tekanan, kontraksi dan gerakan kendaraan lain
selama kendraan bergerak. Urethan juga sangat tahan lama terhadap degradasi
UV.
Sementara banyak produk perekat uretan yang berbeda ada, tetapi semua
sama dalam struktur kimianya menggabungkan kelompok Iso-Cynate. Kelompok
ini terdiri dari Nitrogen, Karbon dan Oksigen. Dalam proses pengeringan,
kelompok Iso-Cynate ini bersenyawa satu sama lain untuk membentuk padat,
seperti karet (urethane bead).
100% 6.00
75% 4.50
95°F (35°C)
50% 3.00
25% 1.50
100% 3.00
75% 2.25
75°F (24°C)
50% 1.50
25% 0.75
100% 1.50
75% 1.13
55°F (13°C)
50% 0.75
25% 0.38
100% 0.75
75% 0.56
35°F (1.5°C)
50% 0.38
25% 0.19
bodi kendaraan depan menerima beban yang disebabkan oleh angin sebagai
akibat dari aerodinamika kendaraan.
Semakin cepat laju kendaraan, maka beban yang diterima windshield juga
semakin besar. Untuk kendaraan yang telah dirancang untuk kecepatan tinggi,
desain dari kaca kendaraan dibuat landai, sehingga hambatan yang diterima
kendaraan secara keseluruhan juga dapat dikurangi. Sebagai konsekuensinya
volume ruang dalam kendaraan juga berkurang.
Ada beberapa komponen yang terdapat pada kaca depan, yaitu windshield
glass, molding, spacer,retainers, baut-baut dan ada juga yang dilengkapi dengan
weatherstrip.
a. Cara melepas dan memasang kaca depan yang terpasang dengan perekat.
Pada saat melepas kaca depan perlu diketahui metode penempelan kaca
depan pada bodi kendaraan menggunakan karet atau perekat. Kalau
menggunakan perekat, maka harus dipotong dengan pisau atau kawat
seling. Sedangkan kalau menggunakan karet, bisa melepas kaca dari
bagian dalam menggunakan kayu dibuat menyerupai obeng minus.
1) Prosedur pelepasan kaca depan dari bodi.
a) Menggunakan pisau kaca.
Lepaskan panel menutup kepala.
Lepaskan moulding kaca.
Beri tape (isolasi kertas) pada sisi lingkar kaca untuk
perlindungan.
PERINGATAN :
Jangan erat-erat menarik kawat seling ditepi kaca.
Hati-hati untuk tidak merusak bagian-bagian interior dan
eksterior.
Gambar 3. 15 Korosi.
b) Pemasangan.
Pasang penyangga jarak (Buffers Spacer):ada dua jenis buffer
spacer yang berbeda. Ini berfungsi untuk menjaga ketepatan
posisi pemasangan kaca.
Spacer persegi untuk soper tinggi kaca.
Spacer setengah lingkaran untuk jarak untuk bead urethane
(A) 3,8 mm.
Tempel spacer persegi (1) pada jarak (A) terhadap lubang saluran
air (2), posisi specer persegi bisa di sebelah kiri / kanan. (A) 5 mm
Menjaga jarak bead urethane (A) untuk gasket sisi atas, (B)
sisi samping dan (C) sisi bawah di sepanjang tepi kaca.
Peringatan!
Pastikan bahwa saluran drainase air tidak tertutup dengan
urethane. (A) 1 mm, (B) 2 mm, (C) 4 mm.
Gambar 3. 29 Drainase.
Catatan:
Tempatkan pita perekat plastik (1) harus bebas minyak dan
debu. Melampirkan dua buah pita perekat plastik (1) untuk
atap pada jarak (A) 250 mm
Panjang pita perekat plastic : 400 mm
.
Saat memasang kaca (4), periksa apakah posisi kaca lebih rendah
terhadap panel atap dari luar (1). Ini adalah satu-satunya cara
untuk memastikan posisi bibir seal (2) dan atap (pencegahan
suara angin). Periksa posisi pemasangan kaca (4) di tengah-
tengah lebar kaca dengan alat khusus 51 3 210; clearance (A)
diperbolehkan.
Dimensi :
Jendela standar = sebutan "N": (A) = 0 - 1,5 mm.
Jendela Anti-pencuri = sebutan "S": (A) = 0 - 0,6 mm
terhadap UV. Untuk alasan ini, prosedur berikut harus diikuti ketika
memasang kaca depan plastik.
0.5 8 6 3 8
1.0 8 8 4 8
1.5 12 10 6 10
2.0 16 12 8 12
b. Cara melepas dan memasang kaca depan yang terpasang dengan karet
kaca.
1) Cara melepas kaca depan.
Lepas semua asesoris dalam dan kaca cermin dalam di
dekat kaca depan.
3. Kaca Belakang
Bentuk dari kaca belakang kendaraan mobil yang satu dengan lainnya memiliki
berbagai perbedaan, baik dalam hal ukuran dan permukaannya. Ada yang datar,
ada yang melengkung, ada yang lebar, ada yang kecil. Ada yang terdiri dari 2
bagian, tetapi ada yang hanya satu bagian seperti pada kaca depan.
Cara pemasangannya juga beraneka macam, seperti halnya dengan windshield
(kaca depan). Ada yang menggunakan lem khusus, ada juga yang
menggunakan karet. Begitu juga cara melepas dan memasang kaca belakang
juga hampir sama dengan cara yang dilakukan pada windshield.
Hanya saja, untuk beberapa kendaraan tertentu, ketika melepas atau memasang
kaca belakang tidak bisa dikerjakan pada sisi bagian dalam kendaraan, karena
konstruksi bodi misalnya. Oleh karena itu diperlukan alat bantu untuk
memegang kaca dari bagian luar, yaitu dengan vacuum cup. Selain itu pada
saat melepas dan memasang kaca belakang, beberapa kendaraan dilengkapi
dengan defogger (elemen pemanas untuk menghilangkan kabut kaca belakang
yang akan mengganggu pandangan pengemudi terhadap benda/ kendaraan di
belakangnya). Komponen ini dipasang menempel pada kaca yang dihubungkan
dengan kabel di bagian tepi dari kaca belakang kendaraan. Jadi sebelum kaca
dilepas, kabel ini terlebih dahulu harus dilepaskan,
4. Defogger / defroster.
Defogger atau defroster adalah sistem untuk membersihkan kondensasi atau
pengembunan dari kaca depan, kaca belakang dan jendela samping dari
kendaraan bermotor. Ada dua sistem defogger yaitu defogger primer dan
defogger sekunder.
c) Perbaikan defogger.
Jika jaringan defroster tidak bekerja.
1) Lepaskan kabel negatif.baterai.
Lepaskan konektor defogger kaca belakang.
2) Periksa apakah :
Sekering dalam kondisi baik.
Arus yang melewati Grid Defogger terlalu besar (10 sampai 20
amper) atau sekering terlalu kecil.
Periksa hubungan antar terminal grid apakah putus.
3) Perbaikan.
Jika terminal Grid Defogger putus, gunakan pasta-jenis rosin
fluks pada ujung kawat dan terminal secukupnya menggunakan
kuas. Lapisi ujung besi solder dengan timah cair. Gunakan
panas yang cukup untuk mencairkan timah. Jangan terlalu
panas ketika menyolder pada ujung kabel.
D. Aktifitas Pembelajaran
Peserta diklat membaca dengan seksama uraian materi, jika ada yang kurang
jelas peserta dapat bertanya/mendiskusikan dengan fasilitator.
Peserta mengerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman
materi yang dibahas.
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian melaksanakan tugas yang
ada.
E. Latihan/Tugas
a. Karet kaca
b. Adesif
c. Molding
d. Cersium
5. Gambar dibawah adalah sebuah alat untuk memperbaiki kaca
kendaraan yang rusak, alat tersebut sesuai untu jenis
kerusakan....
a. Bullseye.
b. Star Break.
c. Crack.
d. Combination Break.
II. Tugas LK 07. Buatlah soal-soal.dengan konsep “HOT” pada materi KP III.
a. Buatlah tiga soal latihan pilihan ganda yang “HOT”. (Higher Order
Thinking Skill)
b. Panduan membuat soal dengan konsep “HOT” dapat dilihat pada materi
pedagogik modul penilaian dan evaluasi pembelajaran kelompok
kompetensi H.
c. Masing-masing soal ditulis di kartu soal.
Contoh soal.
KARTU SOAL
Jenjang : SMK
Mata Pelajaran : Perbaikan Kaca Kendaraan
Kelas/ Smt : XI/1
Kompetensi : Menjelaskan perekat kaca kendaraan
Level :2
Materi : Melepas dan Memasang Kaca Depan Kendaraan.
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Penjelasan :
Soal di atas termasuk level 2, yaitu menuntut peserta didik memiliki
kemampuan aplikatif (Applying). Untuk dapat menyelesaikan soal ini dengan
benar diperlukan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi melepas
dan memasang kaca depan kendaraan.dan dapat mengaplikasikan gagasan-
gagasan dan konsep-konsep perekat kaca kendaraan dengan menganalisis
informasi.
F. Rangkuman.
Adhesive adalah lem perekat yang dapat berbentuk cair ataupun pasta. Setelah
menjadi kering, adhesive ini akan berubah mengeras menjadi seperti material
karet. Ketika kita akan memasang kaca depan (mengganti), maka kita harus tahu
pasti perekat pada bingkai kaca yang tertinggal, apakah butyl, silicon atau
poliuretan. jika bahan sisa pada bingkai kaca adalah butil atau silikon, maka
harus benar-benar dibersihkan. Karena perekat kaca poliuretan tidak dapat
menyatu dengan butyls atau silikon. Jika dibiarkan di permukaan, bahan-bahan
ini bisa mengganggu daya rekatnya. Polyurethane adalah sebagai solusi untuk
beberapa tantangan dalam memasang kaca mobil, menyeimbangkan standar
keselamatan dan permintaan pelanggan. Selain keamanan, perekat polyurethane
juga membantu mengurangi kebisingan, meningkatkan kestabilan kendaraan dan
kinerja, dan memberikan parapat yang kedap air di sekitar kaca.
Untuk memahami Urethane bekerja (mengering), mekanik harus memahami
dasar kimia polyurethane dan bagaimana kondisi lingkungan mempengaruhi
proses pengeringan. Kesalah pahaman yang umum dalam masyarakat adalah
bahwa suhu merupakan faktor utama yang mempengaruhi proses pengeringan.
Yang benar adalah bahwa suhu tidak mempengaruhi laju reaksi, tetapi
kelembaban di udara memainkan peran yang lebih besar karena merupakan
salah satu dari reaktan. Jika kelembaban (H2O) tidak ada, kelompok iso-cyanate
tidak akan bereaksi. Inilah sebabnya mengapa urethane tidak mengering dalam
kemasan di mana kelembaban tidak ada.
Windshield terpasang pada bodi kendaraan depan menerima beban yang
disebabkan oleh angin sebagai akibat dari aerodinamika kendaraan. Semakin
cepat laju kendaraan, maka beban yang diterima windshield juga semakin besar.
Untuk kendaraan yang telah dirancang untuk kecepatan tinggi, desain dari
kaca kendaraan dibuat landai, sehingga hambatan yang diterima kendaraan
secara keseluruhan juga dapat dikurangi. Sebagai konsekuensinya volume
ruang dalam kendaraan juga berkurang. Ada beberapa komponen yang
terdapat pada kaca depan, yaitu windshield glass, molding, spacer,retainers,
baut-baut dan ada juga yang dilengkapi dengan weatherstrip. Defogger atau
defroster adalah sistem untuk membersihkan kondensasi atau pengembunan
dari kaca depan, kaca belakang dan jendela samping dari kendaraan bermotor.
Ada dua sistem defogger yaitu defogger primer dan defogger sekunder. Sistem
defogger primer dan defogger sekunder.
Kaca samping kendaraan memiliki beberapa jenis, ada yang bisa dibuka, namun
ada juga yang bersifat tetap, atau terpasang tetap. Kaca samping yang terdapat
pada bagian pintu biasanya dapat dibuka. Sedangkan kaca yang terpasang pada
bodi kendaraan yang lain, bisa dipasang tetap, atau juga ada yang bisa dibuka.
Kaca kendaraan yang bersifat tetap misalnya pada quarter window, yaitu
kaca diatas quarter panel. Konstruksi pada bagian ini adalah, kaca,
pembatas serta sekrup. Sedangkan kaca yang dapat bergerak misalnya pada
pintu kendaraan. Berikut ini konstruksi dari kaca kendaraan pada bagian pintu
depan.
Penutup
A. Kesimpulan
Kaca terdiri dari berbagai oksida yang dipadukan dan bereaksi bersama-sama
pada saat pemanasan untuk membentuk gelas. Bahan-bahan tersebut adalah
silika (SiO2), natrium oksida (Na2O), dan kalsium oksida (CaO). Di mana bahan-
bahan baku berasal dari pasir, soda abu (Na2CO3), dan batu kapur (CaCO3).
Awal kaca mobil mulai tahun 1903 ketika Edouard Benedictus, seorang ahli kimia
Perancis, menemukan kaca tahan pecah, ketika ia sengaja menjatuhkan botol
kaca diisi dengan film collodion kering.
Kaca kendaraan merupakan komponen dari bodi yang sangat penting, karena
akan memberikan kenyamanan kepada penumpang. Kita bayangkan kalau naik
kendaraan tanpa jendela, atau kita bayangkan kalau ada jendela, tetapi tidak
ada kacanya.
Pada dasarnya ada dua tipe atau jenis kaca pada kendaraan, yaitu :
1. Laminated safety glass, yaitu kaca yang digunakan pada kaca depan
(windshield) kendaraan.
2. Solid tempered plate glass, yaitu kaca yang digunakan pada
seluruh kaca samping dan kaca belakang dari kendaraan.
Kaca depan kendaraan bermotor yang permukaannya kotor karena debu,
kadang kurang diperhatikan, dan akan mengkristal. Selain itu sisa gas buang
dari knalpot atau hasil polusi lain yang mengandung minyak, turut melekat di
kaca. Berbagai kandungan ini mempercepat proses kaca depan menjadi buram.
Terpaan air hujan pada permukaan kaca tak langsung jatuh, sebab kotoran
yang melekat telah membentuk lapisan lunak dan telah bersenyawa dengan
lapisan kaca. Air tak mudah tersapu dan melekat di kaca. Apalagi kalau malam
hari, cahaya lampu dari depan jadi berpendar sehingga sangat membahayakan.
Perbaikan kaca adalah proses sederhana yaitu dengan menyuntikan resin cair ke
daerah kaca depan yang rusak dan memungkinkan untuk memperbaiki, sehingga
memulihkan integritas kaca dan mencegah kerusakan lebih lanjut terjadi.
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa kaca depan terbuat dari dua bagian
yang terpisah yaitu kaca dengan lapisan laminasi. Laminasi ini adalah lapisan
tipis PVP lembut dan bening. Laminasi adalah fitur keamanan yang diperlukan
dalam proses manufaktur, yang dirancang untuk mencegah kaca pecah dari
dalam bahkan dari celah, serta mencegah puing-puing kaca melukai pengemudi.
Yang perlu dilakukan perawatan pad kaca adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama periksa kondisi karet penghapus kaca dari
kemungkinan getas dan retak.
2. Menyiapkan air cadangan dan lap khusus agar bisa membersihkan kaca
belakang untuk mobil yang tidak punya penghapus khusus. Sebelum
memulai penggosokan, kaca dibersihkan dengan air dan lap hingga
benar-benar bebas dari debu. Lalu mulailah menggosok dengan cara
memutar dan tidak statis satu arah.
3. Jangan membersihkan kaca (dengan atau tanpa shampo atau sabun).
langsung di bawah sinar matahari. Beberapa shampo yang
mengandung zat kimia ini akan cepat menyerap di bawah pancaran
sinar matahari, dan masuk ke dalam pori kaca.
4. Lakukan pemolesan dengan alat khusus (cairan pembersih) untuk
kaca yang tergores akibat kristal debu atau gesekan karet wiper.
5. Setiap menambah air di tabung wiper, campurkan cairan shampo
khusus kaca dan usahakan air dan shampo dalam tabung diganti tiap
bulan.
Langkah untuk melaksanakan perbaikan kaca adalah sebagai berikut :
1. Lakukan pengeboran pada retakan (dengan diameter kurang dari 5
cm) terlebih dahulu.
2. Setelah resin masuk ke rongga kaca yang telah dibor, keringkan
dengan menggunakan ultraviolet.
3. Selanjutnya, retakkan kembali disuntik dengan resin yang lebih kental
agar rongga retakkan makin padat terisi resin.
4. Lakukan pengeringan kembali dengan ultraviolet.
5. Setelah kering, permukaan sekitar kaca yang retak diolesi Cerium (bahan
poles kaca).
6. Lakukan pemolesan dengan menggunakan sender kecil.
7. Setelah rata, kaca dibersihkan.
Adhesive adalah lem perekat yang dapat berbentuk cair ataupun pasta. Setelah
menjadi kering, adhesive ini akan berubah mengeras menjadi seperti material
karet. Ketika kita akan memasang kaca depan (mengganti), maka kita harus tahu
pasti perekat pada bingkai kaca yang tertinggal, apakah butyl, silicon atau
poliuretan. jika bahan sisa pada bingkai kaca adalah butil atau silikon, maka
harus benar-benar dibersihkan. Karena perekat kaca poliuretan tidak dapat
menyatu dengan butyls atau silikon. Jika dibiarkan di permukaan, bahan-bahan
ini bisa mengganggu daya rekatnya. Polyurethane adalah sebagai solusi untuk
beberapa tantangan dalam memasang kaca mobil, menyeimbangkan standar
keselamatan dan permintaan pelanggan. Selain keamanan, perekat polyurethane
juga membantu mengurangi kebisingan, meningkatkan kestabilan kendaraan dan
kinerja, dan memberikan parapat yang kedap air di sekitar kaca.
Ada dua sistem defogger yaitu defogger primer dan defogger sekunder. Sistem
defogger primer dan defogger sekunder.
Kaca samping kendaraan memiliki beberapa jenis, ada yang bisa dibuka, namun
ada juga yang bersifat tetap, atau terpasang tetap. Kaca samping yang terdapat
pada bagian pintu biasanya dapat dibuka. Sedangkan kaca yang terpasang pada
bodi kendaraan yang lain, bisa dipasang tetap, atau juga ada yang bisa dibuka.
Kaca kendaraan yang bersifat tetap misalnya pada quarter window, yaitu
kaca diatas quarter panel. Konstruksi pada bagian ini adalah, kaca,
pembatas serta sekrup. Sedangkan kaca yang dapat bergerak misalnya pada
pintu kendaraan. Berikut ini konstruksi dari kaca kendaraan pada bagian pintu
depan.
B. Tindak Lanjut
Glosarium
Daftar Pustaka
http://multimedia.3m.com/mws/media/460678O/tds-08695-08563-3mtm-auto-
glass-urethane-adhesive-medium.pdf
http://www.nwrassn.org/documents/ROLAGS3-07.pdf
http://www.walmart.com/ip/Rain-X-Windshield-Repair-Kit/34163599
http://ultrabond.com/content/safetyreport.pdf
https://www.danchuk.com/images/Downloads\Tech
Articles\Tech_Article_16.1_windshield_seal_replace.pdf
ftp://oskin.ru/pub/chrysler-dodge/manuals/Service
Manuals/20082009_RT_Town&Country_Caravan_Voyager/heated glass.pdf
Gunadi, 2008, Teknik Bodi Otomotif Jilid 3, Jakarta, Direktorat Pembinaan SMK,
Direktorat Jendral manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional.
Lampiran
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI H
PEDAGOGIK:
PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Penulis:
Drs. Djandji Purwanto, M.Pd
Penyunting:
Drs Suryanto, M.Pd.
Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi
Hal
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
Daftar Gambar .................................................................................................... v
Daftar Tabel ........................................................................................................ v
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Pembelajaran......................................................................... 1
C. Peta Kompetensi ............................................................................... 2
D. Ruang Lingkup .................................................................................. 3
E. Cara Penggunaan Modul ................................................................... 3
Kegiatan Pembelajaran 1 Prinsip, Aspek Penilaian, Dan Evaluasi
Pembelajaran ................................................................................................... 11
A. Tujuan ............................................................................................. 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................... 11
C. Uraian Materi ................................................................................... 11
D. Aktivitas Pembelajaran .................................................................... 23
E. Latihan/Tugas .................................................................................. 24
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ....................................................... 26
Kegiatan Pembelajaran 2 Menentukan Prosedur, Instrumen Penilaian, Dan
Evaluasi Pembelajaran .................................................................................... 29
A. Tujuan ............................................................................................. 29
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................... 29
C. Uraian Materi ................................................................................... 29
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................. 64
E. Latihan/Tugas ...................................................................................... 66
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ....................................................... 67
Kegiatan Pembelajaran 3 Mengadministrasikan Penilaian Proses Dan Hasil
Belajar .............................................................................................................. 69
A. Tujuan ............................................................................................. 69
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................... 69
C. Uraian Materi ................................................................................... 69
D. Aktivitas pembelajaran..................................................................... 72
Daftar Gambar
Hal
Daftar Tabel
Hal
Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan Pembelajaran
C. Peta Kompetensi
POSISI MODUL
KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
PED0A00000-00 Perkembangan Peserta Didik
Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang
PED0B00000-00
mendidik
PED0C00000-00 Pengembangan Kurikulum
PED0D00000-00 Pembelajaran Yang Mendidik
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
PED0E00000-00
dalam Pembelajaran
PED0F00000-00 Pengembangan potensi peserta didik
PED0G00000-00 Komunikasi efektif
PED0H00000-00 Penilaian dan evaluasi pembelajaran
Pemanfaataan hasil penilaian dan evaluasi
PED0I00000-00
pembelajaran
Tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
PED0J00000-00 pembelajaran.
D. Ruang Lingkup
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan
kepada peserta diklat untuk mempelajari:
1) latar belakang yang memuat gambaran materi
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul Penilaian dan Evaluasi
Pembelajaran Kelompok Kompetensi H, fasilitator memberi kesempatan
kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan
secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru
sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada
fasilitator.
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), On the Job Learning (On), dan In Service Learning 2
(In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In
tergambar pada alur berikut ini.
a. Pendahuluan
1) Mengkaji materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi E
Penilaian Proses dan Hasil Belajar, fasilitator memberi kesempatan
kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan
secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru
sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada
fasilitator.
1) Mengkaji materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi E
Penilaian Proses dan Hasil Belajar, guru sebagai peserta akan
mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (In-
1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali
materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan
kepada peserta.
2) Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun
pada In-1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang
tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas
pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik,
eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara
langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui
tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan
kegiatan pada On.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada On, peserta secara aktif
menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job
learning.
akhir.
3. Lembar Kerja
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada Tabel 1.
Keterangan.
Kegiatan Pembelajaran 1
Prinsip, Aspek Penilaian, Dan Evaluasi
Pembelajaran
A. Tujuan
C. Uraian Materi
a. Pengertian Penilaian
Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah
atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi,
penilaian merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 yang
bebasis karakter relevan diimplementasikan di Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang berbasis kompetensi.
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana
yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa
yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik
tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi
dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan
demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk
mencapai apa yang diharapkan.
b. Prinsip-prinsip Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
c. Kegunaan Penilaian
d. Fungsi Penilaian
e. Jenis-jenis penilaian
menggunakan rentang angka dan huruf 100 (A) - <= 55 (D) dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 1. 2 Skala Penilaian
Teknik
Bentuk Instrumen
Penilaian
Teknik Bentuk
Rubrik Keterangan
Penilaian Instrumen
Penilaian unjuk
Daftar cek kerja/
(cek list), kinerja/praktik
Skala disebut juga
Penilaian penilaian tugas
(Rating yang dilakukan
Scale). dengan cara
Unjuk
Penilaian mengamati
kerja/
kinerja yang kegiatan peserta
kinerja/
menggunak didik dalam
praktik
an skala melakukan kerja.
penilaian Penilaian Tugas
memungkin adalah penilaian
kan penilai atas proses dan
memberi hasil pengerjaan
nilai tengah tugas yang
dilakukan individu
Teknik Bentuk
Rubrik Keterangan
Penilaian Instrumen
/ kelompok.
Teknik Bentuk
Rubrik Keterangan
Penilaian Instrumen
(rubrik) Isi portofolio, konten, peserta didik
dan sistematika = 3 secara individu
Isi portofolio, konten, pada satu
sistematika, dan periode untuk
simpulan = 4 suatu mata
pelajaran.
Nilai Ketuntasan
Pengetahuan dan Keterampilan
Rentang Angka Huruf
86 - 100 SB
71 - 85 B
<70 K
Nilai ketuntasan ranah sikap pada skala Baik (B), sedangkan untuk
ranah pengetahuan dan keterampilan pada skala ≥70 (B). Hal yang
perlu diperhatikan oleh pendidikan adalah batas ketuntasan.
10) Remedial dan Pengayaan
Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar (<70) wajib
mengikuti kegiatan remedial pada semester berjalan hingga mencapai
ketuntasan belajar. Sedangkan bagi peserta didik yang telah mencapai
ketuntasan belajar dan memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata yang
telah ditetapkan dapat diberikan pengayaan dan pendalaman materi
11) Pelaporan Pencapaian Kompetensi
a) Skor dan Nilai
Kurikulum 2013 menggunakan skala skor penilaian 0 – 100 dalam
menyekor pekerjaan peserta didik untuk setiap kegiatan penilaian
(ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, tugas-
tugas, ujian sekolah).
b) Bentuk Laporan
Pelaporan hasil belajar oleh pendidik diberikan dalam bentuk
laporan hasil semua bentuk penilaian. Pelaporan hasil belajar
merupakan hasil pengolahan oleh pendidik dengan menggunakan
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan/Tugas
SOAL
1. P Pada penilaian dan evaluasi pembelajaran terdapat istilah pengukuran,
hal tersebut adalah ….
A. membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria
Skor maksimal dari hasil mengerjakan latihan/tugas adalah 100. Nilailah diri
Anda dengan jujur dan profesional. Jika Anda memperkirakan bahwa
pencapaian Anda masih kurang dari 80% sebaiknya Anda ulangi kembali
mempelajari bab ini dengan pantang menyerah, disiplin dan kerja keras.
Berdiskusi dan bekerjasamalah dengan teman atau sejawat Anda dengan
menumbuhkan sikap saling menghargai, tidak memaksakan kehendak, berpikir
terbuka dan tetap kritis secara profesional bila ada bagian-bagian yang belum
Anda kuasai. Bagi Anda yang memperkirakan bahwa skor Anda minimal sudah
mencapai 80%, berarti Anda telah menguasai materi Prinsif,Asfek, dan
Penilaian Pembelajaran dengan baik. Silahkan Anda lanjutkan mempelajari
materi selanjutnya. Selain itu, kemampuan Anda akan semakin kuat dengan
dukungan informasi yang bisa Anda dapatkan dari internet. Tetaplah menjadi
menjadi guru yang belajar sepanjang hayat, pantang menyerah dan
disiplin dalam belajar.
Kegiatan Pembelajaran 2
Menentukan Prosedur, Instrumen Penilaian, Dan
Evaluasi Pembelajaran
A. Tujuan
C. Uraian Materi
evaluasi itu terdiri dari: (1) menetapkan tujuan program, (2) memilih alat
yang layak, (3) pelaksanan pengukuran, (4) memberikan skor, (5)
menganalisa, (6) menginterpretasikan skor, (7) membuat catatan yang
baik, dan (8) menggunakan hasil-hasil pengukuran” (Yulien Stanley, 1964,
hal. 299).
a) Perencanaan Umum
untuk beberapa kelas tertentu. Atau dengan kata lain, seseorang atau
sekelompok murid tidak menerima pelajaran hanya dari sejumlah guru
yang masing-masing memegang satu mata pelajaran atau lebih,
namun bisa bertatap muka dengan beberapa guru. Dengan demikian
pencapaian tujuan pelatihan untuk seseorang atau sekelompok murid
bukan merupakan tanggung jawab seorang guru saja, melainkan
tanggung jawab sejumlah guru yang bersama-sama ikut mendidik
murid-murid tersebut.
Oleh karena evaluasi hasil belajar disuatu sekolah akan dilakukan oleh
sejumlah tenaga pengajar di sekolah tersebut, maka supaya tidak
terjadi kesimpang-siuran dalam pelaksanaan evaluasi antara guru
yang satu dengan guru yang lainnya, perlu adanya suatu pedoman
bersama yang dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam
mengadakan evaluasi hasil belajar untuk vaknya masing-masing.
Pedoman bersama tersebut hendaknya disusun dalam suatu program
bersama tentang kegiatan evaluasi yang dilaksanakan di sekolah
tersebut. Program semacam ini disebut program evaluasi.
Program evaluasi harus bersifat singkat dan cukup jelas bagi setiap
orang yang mempergunakannya. Program evaluasi sekali-kali tidaklah
boleh menyerupai suatu texbook tentang evaluasi.
Program evaluasi untuk suatu sekolah hendaknya memuat hal-hal
sebagai berikut:
- Perincian terhadap tujuan evaluasi dalam lembaga pelatihan
tersebut dan tujuan evaluasi setiap mata pelajaran.
- Perincian mengenai aspek pertumbuhan yang harus diperhatikan
dalam setiap tindakan evaluasi.
- Metode evaluasi yang dapat dipergunakan.
- Masalah alat evaluasi yang dapat dipergunakan.
- Kriterium dan skala yang dapat dipergunakan.
- Jadwal evaluasi.
Kalau setiap ketentuan yang dicantumkan diatas tadi diuraikan secara
singkat dalam satu bab maka model program evaluasi itu dapat berupa
satu buku kecil (booklet) yang tidak terlampau tebal dan merupakan
pegangan (manual) yang cukup berguna bagi para pengajar di
b) Perencanaan khusus
Merumuskan tujuan
Dalam setiap mempersiapkan suatu tindakan evaluasi, pertama-tama
yang harus dilakukan ialah merumuskan tujuan evaluasi yang hendak
dicapai dalam tindakan evaluasi tersebut. Setiap guru yang akan
melakukan tindakan evaluasi yang terlebih dahulu perlu
mempertanyakan: “ Apakah tujuan evaluasi yang akan saya lakukan
ini?”. Terhadap pertanyaan tersebut, hendaknya diberikan jawaban
secara terperinci. Artinya tidak cukup kalau jawaban itu masih bersifat
umum. Misalnya seorang guru dalam mata pelajaran IPA pada suatu
ketika akan mengadakan evaluasi tentang IPA, dan bahan pelajaran
yang akan digunakannya sebagai bahan evaluasi adalah soal makhluk
hidup. Maka rumusan tujuan evaluasi yang hendak dilaksanakan
tidaklah cukup kalau hanya dirumuskan sebagai berikut: “ tujuan
evaluasi yang hendak saya lasanakan ialah untuk mengetahui
pengetahuan murid-murid tentang soal makhluk hidup”. Rumusan
tujuan seperti tersebut masih terlalu umum, sehingga tidak menuntun
guru dalam menyusun soalan-soalan tes. Oleh karena itu rumusan itu
haris dirinci lebih lanjut. Tentang apa saja dari makhluk hidup itu yang
ingin diketahui. Dan seberapa dalam proses mental yang ingin diukur
dalam hubungannya dalam pengetahuan makhluk hidup tersebut.
Dari uraian yang telah disajikan dimuka jelaslah bahwa tujuan mata
pelajaran merupakan sumber utama untuk menentukan tujuan suatu
tindakan evaluasi tertentu.
Menetapkan Methode
Setelah kita selesai merumuskan tujuan dan menetapkan aspek yang
akan dinilai dari suatu tindakan evaluasi yang akan kita lakukan,
maka soal ketiga yang harus kita lakukan ialah: menentukan metode
yang sebaik-baiknya yang dapat kita pergunakan.
3) Verifikasi data
Analisis Data
a. Analisa data
Group
Umur Total
antara antara antara
Kurang 24 s.d 31 s.d 41 s.d 51
dari 24 30 40 50 tahun
tahun tahun tahun tahun keatas
Sum Sum Sum Sum Sum Sum
Suku Jawa Penda
bangs a patan
51 94 161 147 76 529
per
bulan
Madura
93 134 200 215 174 816
Group Total
144 228 361 362 250 1345
Diagram Pie
Pendapatan suku jawa dan madura
Jawa
Madura
b. Interpretasi data
Descriptive Statistics
Std.
N Mean Deviation Minimum Maximum
Pendapatan
271 4.96 1.29 1 7
per bulan
Suku
271 1.56 .50 1 2
bangs a
Mann-Whitney Test
Ranks
T est Statisticsa
Pendapatan
per bulan
Mann-Whitney
5526.000
U
Wilcoxon W 12666.000
Z -5.657
Asym p. Sig.
.000
(2-tailed)
a. Grouping Variable:
Suku bangsa
3. Mekanisme Penilaian
4. Prosedur Penilaian
5. Penilaian Sikap
Penilaian kompetensi sikap oleh guru dapat diperkuat dengan penilaian diri dan
penilaian antarteman. Teknik ini dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan
pembentukan karakter siswa, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu
data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.
Penilaian sikap terutama dilakukan oleh wali kelas dan guru mata pelajaran
khususnya guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan PPKn melalui
observasi dalam bentuk catatan guru selama proses pembelajaran. Hasil
observasi guru mata pelajaran diserahkan kepada wali kelas untuk
ditindaklanjuti. Penilaian diri atau penilaian antarteman dilakukan oleh siswa
sebagai penunjang yang sifatnya alat konfirmasi. Hasil akhir penilaian sikap
diolah menjadi deskripsi sikap yang dituliskan di dalam rapor. Skema penilaian
sikap dapat dilihat pada gambar berikut.
Observasi oleh
guru mata Dilaksanakan selama
pelajaran proses (jam)
selama 1 (satu) pembelajaran
semester
Utama
Observasi oleh Dilaksanakan di luar jam
wali kelas dan pembelajaran baik secara
guru BK langsung maupun
Penilaian selama 1 (satu) berdasarkan informasi/
Sikap semester laporan yang valid
a. Observasi
Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa lembar observasi atau
jurnal. Lembar observasi atau jurnal tersebut berisi kolom catatan perilaku yang
diisi oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru BK berdasarkan hasil
pengamatan dari perilaku siswa selama satu semester. Perilaku siswa yang
dicatat di dalam jurnal adalah perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik
yang berkaitan dengan indikator dari sikap spiritual dan sikap sosial. Setiap
catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan waktu dan tempat
teramatinya perilaku tersebut. Catatan tersebut disusun berdasarkan waktu
kejadian. Berdasarkan kumpulan catatan tersebut guru membuat deskripsi
penilaian sikap untuk satu semester. Berikut ini contoh lembar observasi selama
satu semester (Tabel 1.9). Sekolah dapat menggunakan lembar observasi
dengan format lain, misalnya dengan menambahkan kolom saran tindak lanjut.
6. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tidak
terbatas pada butir-butir sikap (perilaku) yang hendak ditanamkan melalui
pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang
dalam RPP, tetapi dapat mencakup butir-butir nilai sikap lainnya yang
ditanamkan dalam semester itu selama butir nilai sikap tersebut
ditunjukkan oleh siswa melalui perilakunya;
7. Perilaku siswa yang baik tidak perlu dicatat dan dianggap siswa
menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
b. Penilaian Diri
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap diri
sendiri (siswa) dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
dalam berperilaku. Hasil penilaian diri siswa dapat digunakan sebagai data
konfirmasi. Selain itu penilaian diri siswa juga dapat digunakan untuk
menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan meningkatkan kemampuan refleksi atau
mawas diri. Hasil penilaian persepsi diri siswa juga dapat digunakan sebagai
dasar bagi guru dalam memberi bimbingan dan motivasi.
c. Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh seorang
siswa (penilai) terhadap siswa yang lain terkait dengan sikap/perilaku siswa
yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat
digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaian antarteman juga dapat
digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang
rasa, apresiasi, dan objektivitas. Penilaian antarteman paling baik dilakukan
pada saat siswa melakukan kegiatan berkelompok.
Tes Lisan
Interview
Penilaian
Pengetahua
Penugasan Tugas yang dilakukan secara
n
individu dan kelompok
a. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan dalam bentuk tulisan untuk
mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan siswa. Tes tertulis
menuntut adanya respons dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai
representasi dari kemampuan yang dimilikinya. Instrumen tes tertulis dapat
berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan,
dan uraian. Bentuk soal yang sering digunakan pada jenjang SMK adalah
pilihan ganda (PG) dan uraian. Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti
langkah-langkah berikut:
Menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan matriks yang digunakan sebagai
acuan menulis soal. Di dalam kisi-kisi tertuang rambu-rambu tentang
kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD yang akan diukur, materi,
indikator soal, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi,
penulisan soal lebih terarah karena sesuai dengan tujuan tes dan proporsi
soal per KD yang hendak diukur lebih tepat. Indikator soal yang baik
memungkinkan banyak variasi soal dan dapat mengukur kemampuan
higher order thinking skill (HOTS) siswa yakni kemampuan dalam
melakukan analisis, sintesis, dan mencipta.
Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang
digunakan. Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban
singkat disediakan kunci jawaban karena jawabannya sudah pasti dan
dapat diskor dengan objektif. Untuk soal uraian disediakan pedoman
penskoran berupa rubrik dengan rentang skor. Rubrik adalah daftar kriteria
yang menunjukkan kinerja dan aspek-aspek atau konsep-konsep yang
akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna
sampai yang paling rendah. Kriteria rubrik sebagai berikut:
o Sederhana/mencakup aspek paling esensial untuk dinilai
o Praktis/mudah digunakan
o Menilai dengan efektif aspek yang akan diukur
o Dapat digunakan untuk penilaian proses dan tugas sehari-hari
o Siswa dapat mempelajari rubrik dan mengecek hasil penilaiannya
Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan.
Pada pengembangan butir soal secara tertulis, untuk mendapatkan soal
yang valid, perlu memperhatikan kaidah penulisan butir soal yang meliputi
substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.
No Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal
1 3.1 Memahami Web Server Disajikan beberapa 1 PG
teknologi aplikasi aplikasi. Siswa dapat
web server mengidentifikasi
teknologi webserver
2 3.2 Menerapkan Dasar Disajikan kasus. 2 PG
dasar Pemrogram Siswa dapat
pemrograman an menentukan
pada web server flowchartnya
Disajikan kasus, 3 Uraian
siswa dapat
menguraikannya
dalam flowchart
yang benar atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor). Kaidah
penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut.
Substansi/Materi
o Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).
o Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: Urgensi,
Keberlanjutan, Relevansi, dan Keterpakaian).
o Pilihan jawaban homogen dan logis.
o Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat.
Konstruksi
o Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
o Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
o Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
o Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.
o Gambar/grafik/tabel/diagram dsb. jelas dan berfungsi.
o Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
o Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban benar”
atau “semua jawaban salah”.
o Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan
besar kecilnya angka atau kronologis kejadian.
o Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Bahasa
o Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
o Menggunakan bahasa yang komunikatif.
o Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama,
kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
o Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
b. Tes lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut siswa
menjawabnya secara lisan. Instrumen tes lisan disiapkan oleh pendidik berupa
daftar pertanyaan yang disampaikan secara langsung dalam bentuk tanya
jawab dengan siswa. Tes lisan menumbuhkan sikap berani berpendapat.
Jawaban siswa dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.
Kriteria instrumen tes lisan:
Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
c. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur dan/atau
meningkatkan pengetahuan dari materi yang sudah dipelajari. Penugasan yang
digunakan untuk mengukur kompetensi pengetahuan dapat dilakukan setelah
proses pembelajaran (assessment of learning) sedangkan penugasan yang
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan diberikan sebelum dan/atau
selama proses pembelajaran (assessment for learning). Penugasan dapat
berupa pekerjaan rumah yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai
dengan karakteristik tugas. Dalam penugasan ini lebih ditekankan pada
pemecahan masalah dan tugas produktif yang lainnya. Kriteria instrumen
penugasan sebagai berikut:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh siswa.
Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan
bagian dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan siswa.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa
menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara
kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota
kelompok.
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
d. Portofolio
Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan
kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Ada beberapa tipe portofolio
yaitu portofolio dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio pameran. Guru
dapat memilih tipe portofolio yang sesuai dengan karakteristik kompetensi
dasar dan/atau konteks mata pelajaran. Untuk penilaian kompetensi
pengetahuan di SMK tipe portofolio dokumentasi dapat digunakan yakni berupa
kumpulan dari hasil tes tulis, dan/atau penugasan siswa.
Portofolio setiap siswa disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi tanggal
pengumpulan oleh guru. Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetakan
dan/atau elektronik. Pada akhir suatu semester kumpulan dokumen tersebut
digunakan sebagai referensi tambahan untuk mendeskripsikan pencapaian
pengetahuan secara deskriptif.
Berikut adalah contoh ketentuan dalam penilaian portofolio asesmen
pengetahuan di sekolah:
1) Hasil penilaian asli siswa;
2) Dokumen yang dimasukkan dalam portofolio disepakati oleh siswa dan
guru;
3) Guru menjaga kerahasiaan portofolio;
4) Guru dan siswa mempunyai rasa memiliki terhadap dokumen portofolio.
8. Penilaian Keterampilan
Teknik Penilaian
output akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik,
serta mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effects) dan
dampak pengiring (nurturant effects) dari pembelajaran.
Penilaian kinerja sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas
pembelajaran seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel
memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar
sesama melalui debat dan sebagainya.
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas
dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk
mengukur satu atau beberapa KD. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan
penelitian/investigasi mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan.
Penilaian proyek juga dapat dilakukan oleh beberapa guru mata pelajaran yang
terkait dengan proyek tersebut dengan mempertimbangkan komponen KD yang
dinilai dalam mata pelajaran tersebut. Misalnya pada judul proyek “Penyajian
Kreasi Masakan Minang Modern” untuk siswa Jasa Boga dapat dinilai oleh guru
mata pelajaran Pengolahan dan Penyajian Makanan Indonesia dan mata
pelajaran Hidangan Kesempatan Khusus dan Fusion Food.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu:
1) Pengelolaan
Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi, dan
mengelola waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan.
2) Relevansi
Kesesuaian tugas proyek dengan KD, dengan mempertimbangkan
tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam
pembelajaran.
3) Keaslian
Proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan
terhadap proyek siswa.
4) Inovasi dan kreativitas
Hasil proyek yang dilakukan siswa terdapat unsur-unsur kebaruan dan
menemukan sesuatu yang berbeda dari biasanya.
c. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan
kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Ada beberapa tipe portofolio
yaitu portofolio dokumentasi, portofolio proses, dan portofolio pameran. Guru
dapat memilih tipe portofolio yang sesuai dengan karakteristik kompetensi
dasar dan/atau konteks mata pelajaran. Untuk penilaian kompetensi
keterampilan di SMK portofolio siswa dapat berupa kumpulan dari hasil
penilaian kinerja dan proyek siswa dengan dilengkapi foto atau display produk.
Portofolio setiap siswa disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi tanggal
pengumpulan oleh guru. Portofolio dokumen dapat disimpan dalam bentuk
cetakan dan/atau elektronik. Pada akhir suatu semester kumpulan dokumen
dan/atau produk tersebut digunakan sebagai referensi tambahan untuk
mendeskripsikan pencapaian pengetahuan secara deskriptif.
Berikut adalah contoh ketentuan dalam penilaian portofolio di sekolah:
1) Karya asli siswa;
2) Karya yang dimasukkan dalam portofolio disepakati oleh siswa dan guru;
3) Guru menjaga kerahasiaan portofolio;
Guru dan siswa perlu mempunyai rasa memiliki terhadap dokumen portofolio;
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk
menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi. Caranya yaitu materi
yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah pada
HOTS. Setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus) dan soal dapat
mengukur kemampuan berpikir kritis. Agar butir soal yang ditulis dapat
menuntut berpikir tingkat tinggi, setiap butir soal selalu diberikan dasar
pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan bacaan, seperti teks
bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus,
gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/simbol, contoh, peta, film, atau
suara yang direkam.Selain pengembangan soal HOTS berdasarkan ranah
kognitif pada taksonomi Bloom. Kemampuan berpikir kritis juga dapat
dijadikan dasar dalam menulis soal HOTS.
Untuk menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi. Caranya yaitu
materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah pada
HOTS. Setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus) dan soal dapat
mengukur kemampuan berpikir kritis. Agar butir soal yang ditulis dapat
menuntut berpikir tingkat tinggi, setiap butir soal selalu diberikan dasar
pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan bacaan, seperti teks
bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus,
gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/simbol, contoh, peta, film, atau
suara yang direkam.Selain pengembangan soal HOTS berdasarkan ranah
kognitif pada taksonomi Bloom. Kemampuan berpikir kritis juga dapat
dijadikan dasar dalam menulis soal HOTS.
a. Memfokuskan pada pertanyaan
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah masalah/problem, aturan, kartun,
atau eksperimen dan hasilnya; peserta didik dapat menentukan masalah
utama, kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas, kebenaran
argumen atau kesimpulan.
b. Menganalisis argumen
Contoh indikator soal: Disajikan deskripsi sebuah situasi atau satu/dua
argumentasi; peserta didik dapat: (1) menyimpulkan argumentasi
secara cepat, (2) memberikan alasan yang mendukung argumen yang
disajikan, (3) memberikan alasan tidak mendukung argumen yang
disajikan.
c. Mempertimbangkan yang dapat dipercaya
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah teks argumentasi, iklan, atau
eksperimen dan interpretasinya; peserta didik menentukan bagian yang
dapat dipertimbangkan untuk dapat dipercaya (atau tidak dapat
dipercaya), serta memberikan alasannya.
d. Mempertimbangkan laporan observasi
Contoh indikator soal: Disajikan deskripsi konteks, laporan observasi, atau
laporan observer/reporter; peserta didik dapat mempercayai atau tidak
terhadap laporan itu dan memberikan alasannya.
e. Membandingkan kesimpulan
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan
kepada peserta didik adalah benar dan pilihannya terdiri atas: (1) satu
kesimpulan yang benar dan logis, (2) dua atau lebih kesimpulan yang
benar dan logis; peserta didik dapat membandingkan kesimpulan yang
sesuai dengan pernyataan yang disajikan atau kesimpulan yang harus
diikuti.
f. Menentukan kesimpulan
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan
yang diasumsikan kepada peserta didik adalah benar dan satu
kemungkinan kesimpulan; peserta didik dapat menentukan kesimpulan
yang ada itu benar atau tidak, dan memberikan alasannya.
g. Mempertimbangkan kemampuan induksi
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan, informasi/data,
dan beberapa kemungkinan kesimpulan; peserta didik dapat menentukan
sebuah kesimpulan yang tepat dan memberikan alasannya.
h. Menilai
Contoh indikatornya: Disajikan deskripsi sebuah situasi, pernyataan
masalah, dan kemungkinan penyelesaian masalahnya; peserta didik dapat
menentukan: (1) solusi yang positif dan negatif, (2) solusi mana yang paling
tepat untuk memecahkan masalah yang disajikan, dan dapat memberikan
alasannya.
i. Mendefinisikan Konsep
Contoh indikator soal: Disajikan pernyataan situasi dan
argumentasi/naskah; peserta didik dapat mendefinisikan konsep yang
dinyatakan.
j. Mendefinisikan asumsi
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah argumentasi, beberapa pilihan
yang implisit di dalam asumsi; peserta didik dapat menentukan sebuah
pilihan yang tepat sesuai dengan asumsi.
k. Mendeskripsikan
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah teks persuasif, percakapan,
iklan, segmen dari video klip; peserta didik dapat mendeskripsikan
pernyataan yang dihilangkan.
Soal HOTs berdasarkan ciri bukan sekedar soal yang merujuk (recite),
menyatakan kembali (restate) dan mengingat kembali (recall), tetapi
penekanan soal HOTs diberikan terhadap:
a. mentransfer informasi dari satu konteks ke konteks lainnya
b. memproses dan menerapkan informasi
c. melihat keterkaitan antara informasi yang berbeda-beda
d. menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah
e. secara kritis mengkaji/menelaah ide atau gagasan dan informasi
Pertanyaan yang sifatnya HOTs tidaklah selalu lebih sulit. Sehingga
HOTs tidak terbatas untuk peserta didik di jenjang kelas yang lebih tinggi
atau kurikulum yang lebih sulit. Soal yang sulit tidaklah sama dengan soal
HOTs. Misalnya: Mengetahui arti dari kata yang jarang digunakan mungkin
sulit, tetapi ini bukanlah Higher-Order Thinking kecuali melibatkan
proses bernalar (seperti mencari arti dari konteks/stimulus).
D. Aktivitas Pembelajaran
2. Lembar Kerja
Setelah mengkaji materi Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran, Anda dapat
mencoba melakukan kegiatan yang dalam modul ini disajikan dalam lembar
kerja. Pastikan Anda sudah menguasai seluruh materi dalam modul.
Aktivitas dapat dilakukan secara mandiri atau dapat bekerjasama dalam
kelompok masing-masing serta menyelesaikan aktivitas secara disiplin
sesuai dengan waktu yang ditentukan
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
1.
5. Bahaslah secara bersama-sama soal HOTs yang telah Anda bikin di kelas
bersama fasilitator dan peserta lainnya
E. Latihan/Tugas
SOAL
Skor maksimal dari hasil mengerjakan latihan/tugas adalah 100. Nilailah diri
Anda dengan jujur dan profesional. Jika Anda memperkirakan bahwa
pencapaian Anda masih kurang dari 80% sebaiknya Anda ulangi kembali
mempelajari bab ini dengan pantang menyerah, disiplin dan kerja keras.
Berdiskusi dan bekerjasamalah dengan teman atau sejawat Anda dengan
menumbuhkan sikap saling menghargai, tidak memaksakan kehendak, berpikir
terbuka dan tetap kritis secara profesional bila ada bagian-bagian yang belum
Anda kuasai. Bagi Anda yang memperkirakan bahwa skor Anda minimal sudah
mencapai 80%, berarti Anda telah menguasai materi Prinsif,Asfek, dan
Penilaian Pembelajaran dengan baik. Silahkan Anda lanjutkan mempelajari
materi selanjutnya. Selain itu, kemampuan Anda akan semakin kuat dengan
dukungan informasi yang bisa Anda dapatkan dari internet. Tetaplah menjadi
menjadi guru yang belajar sepanjang hayat, pantang menyerah dan
disiplin dalam belajar.
Kegiatan Pembelajaran 3
Mengadministrasikan Penilaian Proses Dan Hasil
Belajar
A. Tujuan
1. Penilaian proses dan hasil belajar diklasifikasikan sesuai dengan hasil yang
diperoleh.
2. Pengadministrasian nilai proses dan hasil belajar dilakukan secara
berkesinambungan baik dalam bentuk soft copy maupun hard copy.
C. Uraian Materi
1. Pengertian
2. Tujuan
Tujuan administrasi dan pelaporan hasil belajar peserta didik adalah sebagai
berikut.
a. Mencatat, menyimpan, dan memelihara data hasil belajar peserta didik
secara cermat, akurat, aman, dan mudah digunakan;
b. Menyediakan informasi tentang kemajuan dan prestasi hasil belajar peserta
didik untuk kepentingan pembinaan dan pengembangan peserta didik
dalam bentuk/format yang sesuai dengan kepentingannya, dan
c. Menginformasikan kemajuan dan prestasi hasil belajar peserta didik
kepada pihak-pihak pemangku kepentingan (stakeholders), sebagai bagian
dari pertanggungjawaban sekolah dalam rangka akuntabilitas
penyelenggaraan pendidikan.
D. Aktivitas pembelajaran
1. Diskusi Materi
Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan
teliti, kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan
kreatif dalam bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian
diskusikan dalam kelompok. Baca juga buku Panduan Penilaian untuk
Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2017 yang dikeluarkan oleh Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan , Kemendikbud. Selanjutnya
2. Lembar Kerja
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan produk),
proyek, dan portofolio. Hasil penilaian dengan teknik kinerja dan proyek dirata-
ratakan untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran.
Jika suatu KD diukur dengan pengukuran yang sama beberapa kali maka yang
diambil adalah nilai optimum.
Capaian kompetensi keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0
– 100. Karya siswa terbaik sebagai hasil dari penilaian kinerja dan proyek dari
setiap KD pada KI-4 dikumpulkan dalam bentuk portofolio.
Hitunglah berapa capaian nilai akhir Semester !
E. Latihan / Tugas
Skor maksimal dari hasil mengerjakan latihan/tugas adalah 100. Nilailah diri
Anda dengan jujur dan profesional. Jika Anda memperkirakan bahwa
pencapaian Anda masih kurang dari 80% sebaiknya Anda ulangi kembali
mempelajari bab ini dengan pantang menyerah, disiplin dan kerja keras.
Berdiskusi dan bekerjasamalah dengan teman atau sejawat Anda dengan
menumbuhkan sikap saling menghargai, tidak memaksakan kehendak, berpikir
terbuka dan tetap kritis secara profesional bila ada bagian-bagian yang belum
Anda kuasai. Bagi Anda yang memperkirakan bahwa skor Anda minimal sudah
mencapai 80%, berarti Anda telah menguasai materi Prinsif,Asfek, dan
Penilaian Pembelajaran dengan baik. Silahkan Anda lanjutkan mempelajari
materi selanjutnya. Selain itu, kemampuan Anda akan semakin kuat dengan
dukungan informasi yang bisa Anda dapatkan dari internet. Tetaplah menjadi
menjadi guru yang belajar sepanjang hayat, pantang menyerah dan
disiplin dalam belajar.
Kegiatan Pembelajaran 4
Analisis Dan Evaluasi Penilaian
Hasil Belajar
A. Tujuan
C. Uraian Materi
Nama
No Tanggal Peserta Catatan Perilaku Butir sikap
Didik
Bernyanyi dengan suara yang
1. 1-8-2016 Lea Percaya diri
keras dan ekspresif
Tanggun
3. 5-8-2016 Della Lupa tidak mengerjakan PR
g jawab
Nama
No Tanggal Peserta Catatan Perilaku Butir sikap
Didik
Berpakaian tidak sesuai tata
5. 8-8-2016 Lovi Disiplin
tertib sekolah
Membantu guru membawakan
6. 11-8-2016 Della Peduli
alat peraga
Dony rumahnya jauh dari sekolah,
7. 15-8-2016 Dony namun dia senang karena Bersyukur
bisa bersekolah.
Mengganggu teman saat
8. 17-8-2016 Lovi Disiplin
upacara bendera
Sikap social
Data tersebut akan terus bertambah sesuai perkembangan sikap yang diamati
selama 1 semester. Sedangkan pengolahan data penilaian sikap hingga
penulisan deskripsi, akan dibahas di modul KK H Pemanfaatan Hasil Penilaian
Pembelajaran.
Soal nomor
No. Aspek yang
A. Materi
1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk
bentuk uraian).
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah
sesuai.
3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi
(urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari
tinggi).
4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis
sekolah atau tingkat kelas.
B. Konstruksi
5. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut
jawaban uraian.
6. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
7. Ada pedoman penskorannya.
8. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya
disajikan degnan jelas dan terbaca.
C. Bahasa/Budaya
9. Rumusan kalimat soal komunikatif.
10. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
11. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian.
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
12. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang
13. dapat menyinggung perasaan peserta didik.
Nomor Soal
No. Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 ...
A. Materi
1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk
bentuk pilihan ganda).
2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi
(urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari
tinggi).
3. Pilihan jawaban homogen dan logis. Hanya
4. ada satu kunci jawaban.
B. Konstruksi
5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan
6. tegas. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif
ganda.
9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi
materi.
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas
dan berfungsi.
11. Panjang pilihan jawaban relatif sama.
12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan “semua
jawaban di atas salah/benar” dan sejenisnya.
13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau
kronologisnya.
14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
C. Bahasa/Budaya
15. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
16. Menggunakan bahasa yang komunikatif.
17. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang
sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
Nomor Soal
No. Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 ...
A. Materi
1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan:
kinerja, hasil karya, atau penugasan).
2. Pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai.
3. Materi sesuai dengan tuntutan kompetensi (urgensi,
relevansi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi).
4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis
sekolah atau tingkat kelas.
B. Konstruksi
5. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut
jawaban perbuatan/praktik.
6. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
7. Ada pedoman penskorannya.
8. Tabel, peta, gambar, grafik, atau sejenisnya disajikan
dengan jelas dan terbaca.
C. Bahasa/Budaya
9. Rumusan soal komunikatif.
10. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
11. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian.
12. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku
setempat/tabu.
13. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan
yang dapat menyinggung perasaan peserta didik.
Nomor Soal
No. Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 ...
A. Materi
1. Pernyataan/soal sudah sesuai dengan rumusan indikator
dalam kisi-kisi.
2. Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai
dengan tuntutan dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap:
aspek kognisi, afeksi, atau konasinya dan pernyataan
positif atau negatifnya).
B. Konstruksi
3. Pernyataan dirumuskan dengan singkat (tidak melebihi 20
kata) dan jelas.
4. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan .
5. Objek yang dipersoalkan atau kalimatnya merupakan
pernyataan yang diperlukan saja.
6. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif
ganda.
7. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada
masa lalu.
8. Kalimatnya bebas dari pernyataan faktual atau dapat
diinterpretasikan sebagai fakta.
9. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui
atau dikosongkan oleh hampir semua responden.
10. Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara
lengkap.
11. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti seperti
semua, selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.
12. Tidak banyak menggunakan kata hanya, sekedar, semata-
mata.
C. Bahasa/Budaya
13. Bahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang
pendidikan peserta didik atau responden.
14. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku
setempat/tabu.
1) Klasik
Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui
informasi dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang
bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik. Kelebihan analisis butir
soal secara klasik adalah murah, dapat dilaksanakan sehari-hari dengan
menggunakan komputer, sederhana, familier dan dapat menggunakan data dari
beberapa peserta didik atau sampel kecil (Millman dan Greene, 1993).
Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik
adalah setiap butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesulitan butir, daya pembeda
butir, penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk objektif) atau frekuensi
jawaban pada setiap jawaban.
semakin besar nilai indeks tersebut semakin mudah, sebaliknya semakin kecil
nilai indeks tersebut semakin sulit. Namun demikian, kita bisa abaikan
permasalahan istilah tersebut, yang penting kita dapat memahami konsep
secara benar. Berdasarkan besarnya indeks kesulitan butir soal, kita dapat
mengelompokkan atau mengklasifikasikan butir soal ke dalam 3 (tiga)
kelompok, yaitu:
0,00 – 0,30 soal tergolong SULIT
0,31 – 0,70 soal tergolong SEDANG
0,71 – 1,00 soal tergolong MUDAH
Tingkat kesukaran butir soal memiliki 2 kegunaan, yaitu kegunaan bagi
pendidik dan kegunaan bagi pengujian dan pengajaran (Nitko, 1996).
Kegunaannya bagi pendidik adalah:
(1) sebagai pengenalan konsep terhadap pembelajaran ulang dan memberi
masukan kepada peserta didik tentang hasil belajar mereka
(2) memperoleh informasi tentang penekanan kurikulum atau mencurigai
terhadap butir soal yang bias.
alat ukur itu sendiri (soal) dan kemampuan peserta didik dalam memahami
materi yang diajarkan pendidik. Misalnya satu butir soal termasuk kategori
mudah,maka prediksi terhadap informasi ini adalah (1) Pengecoh butir soal itu
tidak berfungsi; (2) Sebagian besar peserta didik menjawab benar butir soal itu;
artinya bahwa sebagian besar peserta didik telah memahami materi yang
ditanyakan. Bila suatu butir soal termasuk kategori sukar, maka prediksi
terhadap informasi ini adalah:
(1) Butir soal itu "mungkin" salah kunci jawaban;
(2) Butir soal itu mempunyai 2 atau lebih jawaban yang benar;
(3) Materi yang ditanyakan belum diajarkan atau belum tuntas
pembelajarannya sehingga kompetensi minimum yang harus dikuasai
peserta didik belum tercapai;
(4) Materi yang diukur tidak cocok ditanyakan dengan menggunakan
bentuk soal yang diberikan; dan
(5) Pernyataan atau kalimat soal terlalu kompleks dan panjang.
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan
antara warga belajar/peserta didik yang telah menguasai materi yang ditanyakan
dan warga belajar/peserta didik yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang
ditanyakan. Manfaat daya pembeda butir soal adalah seperti berikut ini.
(1) Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. Berdasarkan
indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu
baik, direvisi, atau ditolak.
(2) Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi/ membedakan
kemampuan peserta didik, yaitu peserta didik yang telah memahami atau belum
memahami materi yang diajarkan pendidik. Apabila suatu butir soal tidak dapat
membedakan kedua kemampuan peserta didik itu, maka butir soal itu dapat dicurigai
"kemungkinannya" seperti berikut ini.
Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat.
Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar.
Kompetensi yang diukur tidak jelas.
Pengecoh tidak berfungsi.
Materi yang ditanyakan terlalu sulit, sehingga banyak peserta
didik yang menebak.
Sebagian besar peserta didik yang memahami materi yang
ditanyakan berpikir ada yang salah informasi dalam butir soalnya.
Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga dinyatakan dalam
bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin
mampu soal yang bersangkutan membedakan warga belajar/peserta didik yang
telah memahami materi dengan warga belajar/peserta didik yang belum
memahami materi. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai
dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin
kuat/baik soal itu. Jika daya pembeda negatif (<0) berarti lebih banyak
kelompok bawah (warga belajar/peserta didik yang tidak memahami materi)
menjawab benar soal dibanding dengan kelompok atas (warga belajar/peserta
didik yang memahami materi yang diajarkan pendidik). Untuk mengetahui daya
pembeda soal bentuk pilihan ganda adalah dengan menggunakan
rumus berikut ini.
atau
Tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah akurat, reproducible, dan
generalized terhadap kesempatan testing dan instrumen tes lainnya. Secara
rinci faktor yang mempengaruhi reliabilitas skor tes di antaranya:
Ada 3 cara yang dapat dilakukan untuk menentukan reliabilitas skor tes, yaitu:
(1) Keajegan pengukuran ulang: kesesuaian antara hasil pengukuran
pertama dan kedua dari sesuatu alat ukur terhadap kelompok yang sama.
(2) Keajegan pengukuran setara: kesesuaian hasil pengukuran dan 2 atau
lebih alat ukur berdasarkan kompetensi kisi-kisi yang lama.
(3) Keajegan belah dua: kesesuaian antara hasil pengukuran belahan
pertama dan belahan kedua dari alat ukur yang sama.
2) Modern
Analisis butir soal secara modern yaitu penelaahan butir soal dengan
menggunakan Item Response Theory (IRT) atau teori jawaban butir soal. Teori
ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk
menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu soal dengan
kemampuan peserta didik. Nama lain IRT adalah Latent Trait Theory (LTT),
atau Characteristics Curve Theory (ICC).
Analisis Soal PG
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajara pada kegiatan Analisis dan evaluasi penilaian dan hasil belajar
terdiri atas dua bagian: yaitu diskusi materi dan aktivitas mengerjakan lembar kerja.
Anda dipersilahkan melakukan aktivitas pembelajaran tersebut secara mandiri dan
kerjasama dengan disiplin dan penuh tanggung jawab yang tinggi
1. Diskusi Materi
Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan
teliti, kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan
kreatif dalam bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian
diskusikan dalam kelompok. Baca juga buku Panduan Penilaian untuk
Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2017 yang dikeluarkan oleh Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan , Kemendikbud. Selanjutnya
perwakilan kelompok bekerjasama mempresentasikan hasil diskusi kelompok
dan anggota kelompok lain menghargai, memperhatikan dan menanggapinya
secara aktif.
2. Lembar Kerja
Setelah mengkaji materi Analisis dan evaluasi penilaian hasil belajar, Anda
dapat mencoba melakukan kegiatan yang dalam modul ini disajikan dalam
lembar kerja. Pastikan Anda sudah menguasai seluruh materi dalam modul.
Aktivitas dapat dilakukan secara mandiri atau dapat bekerjasama dalam
kelompok masing-masing serta menyelesaikan aktivitas secara disiplin
sesuai dengan waktu yang ditentukan
E. Latihan / Tugas
Skor maksimal dari hasil mengerjakan latihan/tugas adalah 100. Nilailah diri
Anda dengan jujur dan profesional. Jika Anda memperkirakan bahwa
pencapaian Anda masih kurang dari 80% sebaiknya Anda ulangi kembali
mempelajari bab ini dengan pantang menyerah, disiplin dan kerja keras.
Berdiskusi dan bekerjasamalah dengan teman atau sejawat Anda dengan
menumbuhkan sikap saling menghargai, tidak memaksakan kehendak, berpikir
terbuka dan tetap kritis secara profesional bila ada bagian-bagian yang belum
Anda kuasai. Bagi Anda yang memperkirakan bahwa skor Anda minimal sudah
mencapai 80%, berarti Anda telah menguasai materi Prinsif,Asfek, dan
Penilaian Pembelajaran dengan baik. Silahkan Anda lanjutkan mempelajari
materi selanjutnya. Selain itu, kemampuan Anda akan semakin kuat dengan
dukungan informasi yang bisa Anda dapatkan dari internet. Tetaplah menjadi
menjadi guru yang belajar sepanjang hayat, pantang menyerah dan
disiplin dalam belajar.
A. Kunci Jawababn KP 1
Pengembangan Soal
Petunjuk:
1) Bacalah bahan bacaan Modul Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
Kelompok Kompetensi H (Pedagogik).
2) Buatlah 2 (dua) soal pilihan ganda dan 2 (dua) soal uraian HOTS (Higher
Order Thinking Skill) untuk tiap kegiatan pembelajaran dari modul (1).
Prinsif, Aspek pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran; (2). Menentukan
prosedur, instrument penilaian dan evaluasi pembelajaran, (3).
Mengadministrasikan proses dan hasil belajar, dan (4). Analisis dan
evaluasi hasil belajar.
3) Dalam pembuatan soal pilihlah standar kompetensi guru (dapat Anda lihat
pada sub bab Peta Kedudukan Modul) dan indikator pencapaian
kompetensi pada tiap kegiatan pembelajaran
4) Masing-masing soal dituliskan dalam tabel kisi – kisi soal.
Bentuk
No SKG Materi IPK Soal (PG /
Uraian)
Prinsif, Aspek, dan
1
Evaluasi Pembelajaran
Prosedur, Instrumen,
2 dan Evaluasi
Pembelajaran
Mengadministrasikan
3
Penilaian
Analisis dan Evaluasi
4
penilaian hasil belajar
b. Konstruksi
Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan
yang berkaitan dengan materi yang ditanyakan.
Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua jawaban
salah", atau "Semua jawaban benar".
Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban
berbentuk angka yang menunjukkan waktu harus disusun secara
kronologis.
Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal
harus jelas dan berfungsi.
Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
c. Bahasa
Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
Bahasa Indonesia.
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
b. Konstruksi
Rumusan kalimat soal harus menggunakan kata tanya/perintah yang
menuntut jawaban terurai.
Buatkan petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
Buatlah pedoman penskoran segera setelah soal disusun dengan
pendekatan skor 1 benar dan salah 0.
Hal-hal yang menyertai soal: tabel, gambar, grafik, peta, atau yang
sejenisnya harus disajikan dengan jelas dan terbaca.
c. Bahasa
Butir soal menggunakan kalimat yang sederhana dan komunikatif
Butir soal tidak mengandung kata yang dapat menyinggung perasaan siswa
Butir soal tidak menggunakan kata yang menimbulkan penafsiran ganda.
Kartu Soal
Mata pelajaran :
Kelompok Kompetensi :
Nama Penyusun :
Materi
Indikator
Evaluasi
Jawablah pertanyaan yang ada dibawah ini dengan cara memberikan tanda
silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat menurut saudara
1. Analisis butir soal dapat dilakukan . . . .
A. melalui data
B. melalui deskripsi
C. melalui computer
D. melalui sampling
2. Rangkuman sebuah soal harus memenuhi kriteria . . . .
A. sedang, mudah, dan sulit
B. sedang, sulit, dan mudah
C. sulit, sedang, dan mudah
D. mudah, sedang, dan sulit
3. Kriteria daya beda yang ideal adalah . . . .
A. 0,4 – 1,0
B. 0,3 – 0,9
C. 0,2 – 0,8
D. 0,1 – 0,7
4. Sebuah soal dikatakan mudah apabila . . . .
A. mayoritas menjawab benar maksimal
B. mayoritas menjawab benar sedang
C. mayoritas menjawab benar sedikit
D. mayoritas menjawab benar tidak menentu
B Kunci Jawaban
Penutup
A. Kesimpulan
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80
Daftar Pustaka
https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/01/revisi-taksonomi-bloom.pdf
Molenda, Michael dkk. 2006 Instructional Media And Technology For Teaching
And Learning. New York: Practice-Hall Inc
Wand and Brown. 1990. Esential of Education. Los Angeles. The University of
California