Anda di halaman 1dari 258

i

MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI E

PROFESIONAL :
PERBAIKAN SISTEM PENERANGAN, TANDA PENGAMAN,
PENGHAPUS / PEMBERSIH KACA

Penulis :
Rinson Sitanggang, S.T., M.T., sitanggang_rinson@yahoo.com, 08123306589
Penelaah :
Amirono, M.T., 08123307816
Penyunting :

PEDAGOGIK :

Penulis :
Suryanto, M.Pd.; suryanto_999@yahoo.com; 08123308020
Penelaah :
Dr. Sihkabudin, M.Pd.
Penyunting :

Desain Grafis dan Ilustrasi :


Tim Desain Grafis

Copyright 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengkopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

ii Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten mem-
bangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendi-
dikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun peme-
rintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompe-
tensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam pengu-
asaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut
dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut
pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada
tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengem-
bangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk mening-
katkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi
peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru di-
laksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni
(online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan
daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembang-

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan iii


kan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidang-
nya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka
dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi.
Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelan-
jutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas
kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini


untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017

iv Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan
Elektronika (PPPPTK BOE) Malang dapat menyelesaikan revisi modul ini dengan
baik. Revisi modul ini merupakan penyempurnaan dari modul Guru Pembelajar
yang telah disusun pada tahun 2016. Fokus revisi terletak pada pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dan pengembangan soal.

Modul ini disusun sebagai bahan ajar program Peningkatan Keprofesian


Berkelanjutan yang diselenggarakan baik oleh PPPPTK/LPPKS/LPPPTK
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan maupun oleh instansi terkait lainnya.

Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya yang ditempuh untuk


meningkatkan profesionalisme guru melalui peningkatan kompetensi khususnya
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Melalui modul ini diharapkan
kempetensi guru dapat ditingkatkan baik melalui kegiatan Peningkatan
Keprofesian Berkelanjutan moda Tatap Muka, Daring (Dalam Jaringan), maupun
Daring Kombinasi.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


semua pihak yang telah membantu sehingga modul ini dapat diselesaikan dan
kami mohon masukan, saran, dan kritik dari para pembaca demi penyempurnaan
modul ini dimasa mendatang. Selanjutnya kepada para pembaca kami ucapkan
selamat belajar, semoga mendapatkan hasil yang maksimal. Amin.

Malang, Juli 2017


Kepala PPPPTK BOE Malang,

Dr. Sumarno
NIP 195909131985031001

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan v


vi Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Teknik Kendaraan Ringan KK E

Direktorat Guru dan Jenderal Tenaga Kependidikan vii


MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI E
PROFESIONAL :
PERBAIKAN SISTEM PENERANGAN, TANDA PENGAMAN,
PENGHAPUS / PEMBERSIH KACA

Penulis :
Rinson Sitanggang, S.T., M.T., sitanggang_rinson@yahoo.com, 08123306589
Penelaah :
Amirono, M.T., 08123307816
Penyunting :

Desain Grafis dan Ilustrasi :


Tim Desain Grafis

Copyright 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengkopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

viii Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Daftar Isi

HAL

Kata Sambutan ....................................................................................................... iii


Kata Pengantar ........................................................................................................v
Daftar Isi .................................................................................................................. ix
Daftar Gambar ...................................................................................................... xiii
Daftar Tabel........................................................................................................... xix
Pendahuluan ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi ......................................................................................... 3
D. Ruang Lingkup ............................................................................................ 3
E. Cara Penggunaan Modul ............................................................................ 4
Kegiatan Pembelajaran 1: Identifikasi Komponen Sistem Kelistrikan Bodi
Standart Dan Pengaman ...................................................................................... 11
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat : ............................................. 11
B. Indikator pencapian kompetensi : ............................................................. 11
C. Uraian materi ............................................................................................. 11
D. Aktivitas belajar ......................................................................................... 22
E. Latihan/kasus/tugas .................................................................................. 23
F. Rangkuman ............................................................................................... 23
G. Umpan balik dan tindak lanjut ................................................................... 24
H. Kunci jawaban ........................................................................................... 24
Kegiatan Pembelajaran 2: Sistem Lampu Tanda Belok, Klakson ....................... 25
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: .............................................. 25
B. Indikator pencapian kompetensi : ............................................................. 25
C. Uraian materi ............................................................................................. 25
D. Aktivitas belajar ......................................................................................... 35
E. Latihan/kasus/tugas .................................................................................. 35
F. Rangkuman ............................................................................................... 36

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan ix


Daftar Isi

Lampu tanda belok berfungsi untuk : .................................................................... 36


G. Umpan balik dan tindak lanjut ................................................................... 36
H. Kunci jawaban............................................................................................ 37
Kegiatan Pembelajaran 3: Relay, Lampu Rem Dan Lampu Mundur ................... 39
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ............................................... 39
B. Indikator pencapian kompetensi : .............................................................. 39
C. Uraian materi ............................................................................................. 40
D. Aktivitas belajar .......................................................................................... 52
E. Latihan/kasus/tugas ................................................................................... 53
F. Rangkuman................................................................................................ 53
G. Umpan balik dan tindak lanjut ................................................................... 53
H. Kunci jawaban............................................................................................ 54
Kegiatan Pembelajaran 4: Perlengkapan Pengaman Kelistrikan Bodi Dan Jenis-
Jenis Pengaman Kelistrikan .................................................................................. 55
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ............................................... 55
B. Indikator pencapian kompetensi : .............................................................. 55
C. Uraian materi ............................................................................................. 55
D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 60
E. Latihan/kasus/tugas ................................................................................... 61
F. Rangkuman................................................................................................ 61
G. Umpan balik dan tindak lanjut ................................................................... 62
H. Kunci jawaban............................................................................................ 62
Kegiatan Pembelajaran 5: Sistem Penghapus Kaca/ Pembersih Kaca ............... 65
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ............................................... 65
B. Indikator pencapian kompetensi : .............................................................. 65
C. Uraian materi ............................................................................................. 65
D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 70
E. Latihan/kasus/tugas ................................................................................... 71
F. Rangkuman................................................................................................ 72
G. Umpan balik dan tindak lanjut ................................................................... 73
H. Kunci jawaban............................................................................................ 73
Kegiatan Pembelajaran 6: Merangkai Sistem Kelistrikan Bodi Standar Dan Wiring
Kelistrikan .............................................................................................................. 75
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ............................................... 75

x Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

B. Indikator pencapian kompetensi : ............................................................. 75


C. Uraian materi: ............................................................................................ 76
D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 98
E. Latihan/kasus/tugas .................................................................................. 99
F. Rangkuman ............................................................................................... 99
G. Umpan balik dan Tindak lanjut................................................................ 100
H. Kunci jawaban ......................................................................................... 100
Kegiatan Pembelajaran 7: Merangkai Sistem Kelistrikan Bodi Standar ............ 101
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ............................................ 101
B. Indikator pencapian kompetensi : ........................................................... 101
C. Uraian materi ........................................................................................... 103
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 113
E. Latihan/kasus/tugas ................................................................................ 114
F. Rangkuman ............................................................................................. 114
G. Umpan balik dan tindak lanjut ................................................................. 115
H. Kunci jawaban ......................................................................................... 115
Kegiatan Pembelajaran 8: Diagnosis Kerusakan Dan Perbaikan Sistem
Penerangan, Tanda Dan Penghapus Kaca/ Pembersih Kaca ........................... 117
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ............................................ 117
B. Indikator pencapian kompetensi : ........................................................... 117
C. Uraian materi ........................................................................................... 118
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 126
E. Latihan/kasus/tugas ................................................................................ 127
F. Rangkuman ............................................................................................. 127
G. Umpan balik dan tindak lanjut ................................................................. 129
H. Kunci jawaban ......................................................................................... 130
Kegiatan Pembelajaran 9: Perbaikan Rangkaian Sistem Penerangan, Tanda Dan
Pengaman ........................................................................................................... 133
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat : ........................................... 133
B. Indikator pencapian kompetensi : ........................................................... 133
C. Uraian materi ........................................................................................... 135
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 145
E. Latihan/kasus/tugas ................................................................................ 146
F. Rangkuman ............................................................................................. 146

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xi


Daftar Isi

G. Umpan balik dan tindak lanjut ................................................................. 147


H. Kunci jawaban.......................................................................................... 147
Kegiatan Pembelajaran 10: Diagnosis Dan Perbaikan Sistem Penghapus Kaca/
Pembersih Kaca .................................................................................................. 151
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ............................................. 151
B. Indikator pencapian kompetensi : ............................................................ 151
C. Uraian materi ........................................................................................... 152
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 155
E. Latihan/Kasus/Tugas. .............................................................................. 156
F. Rangkuman.............................................................................................. 156
G. Umpan balik dan tindak lanjut ................................................................. 156
H. Kunci jawaban.......................................................................................... 157
Pengembangan Soal ........................................................................................... 159
Evaluasi ............................................................................................................... 163
Penutup................................................................................................................ 143
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 145
Glosarium ............................................................................................................ 147

xii Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Daftar Gambar

HAL
Gambar 1. 1 Lampu kepala 2 filamen .................................................................. 12
Gambar 1. 2 Konstruksi H4................................................................................... 13
Gambar 1. 3 Lampu kepala dengan lampu pijar .................................................. 15
Gambar 1.4 Titik api sejajar dengan sumbu utama reflektor untuk lampu jauh .. 16
Gambar 1.5 Filamen lampu terletak di depan titik api .......................................... 16
Gambar 1.6 Kaca bias .......................................................................................... 17
Gambar 1.7 Macam-macam kaca bias................................................................. 18
Gambar 1.8 Arah penyinaran yang salah ............................................................. 18
Gambar 1.9 Arah penyinaran yang betul.............................................................. 19
Gambar 1.10 Aturan sinar lampu kepala .............................................................. 19
Gambar 1.11 Proyeksi sinar pada papan penyetel .............................................. 20
Gambar 1.12 Proyeksi sinar Lampu dekat simetris papan penyetel ................... 20
Gambar 1.13 Proyeksi sinar lampu dekat asimetris Europa pada papan penyetel
............................................................................................................................... 20
Gambar 1.14 Konstruksi sendok (tundung) lampu pijar asimetris ....................... 21
Gambar 1.15 Proyeksi sinar lampu dekat asimetris Amerika pada papan
penyetel ................................................................................................................. 21
Gambar 1.16 Proyeksi sinar lampu jauh asimetris Amerika pada papan penyetel
............................................................................................................................... 22
Gambar 2. 1 Rangkaian lampu tanda belok dengan pengedip bimetal ............... 26
Gambar 2. 2 Pengedip model kawat panas mulai dengan lampu hidup ............. 27
Gambar 2. 3 Pengedip model kawatpanas mulai dengan lampu mati ................ 28
Gambar 2. 4 Pengedip Koondensator .................................................................. 28
Gambar 2. 5 Simbol dari rangkaian transistor dengan komponen-komponen lain.
............................................................................................................................... 29
Gambar 2. 6 Rangkaian pengedip sirkuit integritas ............................................. 29
Gambar 2. 7 Klakson listrik dengan arus bolak-balik (AC) .................................. 30
Gambar 2. 8 Klakson model piringan ................................................................... 31
Gambar 2. 9 Klakson model siput (spiral) ............................................................ 31

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xiii


Daftar Gambar

Gambar 2. 10 Prinsip dasar klakson listrik DC (Palu Wagner)............................. 32


Gambar 2. 11 Konstruksi klakson piringan ........................................................... 32
Gambar 2. 12 Konstruksi klakson model siput (spiral) ......................................... 33
Gambar 2. 13 Klakson udara ................................................................................ 34
Gambar 2. 14 Klakson udara dengan katup relai elektro pneumatis (kompresor
rem angin) .............................................................................................................. 34
Gambar 3. 1 Rangkaian tanpa relai ...................................................................... 40
Gambar 3. 2 Rangkaian dengan relai ................................................................... 40
Gambar 3. 3 Konstruksi dasar relai....................................................................... 41
Gambar 3. 4 Relai menutup .................................................................................. 41
Gambar 3. 5 Rangkaian klakson dengan relai menutup ...................................... 42
Gambar 3. 6 Rangkaian lampu kabut dengan relai menutup ............................... 42
Gambar 3. 7 Contoh pemakaian relai menutup .................................................... 43
Gambar 3. 8 Relai kombinasi ................................................................................ 43
Gambar 3. 9 Relai 2 langkah................................................................................. 44
Gambar 3. 10 Rangkaian lampu kepala dengan relai 2 langkah ......................... 44
Gambar 3. 11 Relai memakai tahanan ................................................................. 45
Gambar 3. 12 Relai memakai diode...................................................................... 45
Gambar 3. 13 Posisi lampu rem ............................................................................ 45
Gambar 3. 14 Rangkaian lampu rem .................................................................... 46
Gambar 3. 15 Sakelar lampu rem ada 2 macam Sakelar hidrolis ........................ 46
Gambar 3. 18 Lampu kontrol permukaan minyak rem ......................................... 47
Gambar 3. 17 sakelar rem mekanis ...................................................................... 47
Gambar 3. 16 Lampu kontrol rem mekanis .......................................................... 47
Gambar 3. 19 Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar mekanis ...... 48
Gambar 3.20 Lampu kontrol menyala jika tekanan kurang .................................. 48
Gambar 3. 21 Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar hidraulis ...... 48
Gambar 3. 22 Rangkaian posisi diam ................................................................... 49
Gambar 3. 23 Salah satu sistem rem rusak ......................................................... 49
Gambar 3. 24 Lampu kontrol keausan sepatu rem .............................................. 50
Gambar 3. 25 Kontrol ketebalan kanvas rem ....................................................... 50
Gambar 3.26 Rangkaian lengkap lampu rem dan lampu kontrol rem.................. 51
Gambar 3. 27 Rangkaian lampu mundur .............................................................. 51
Gambar 3.28 Sakelar lampu mundurterpasang pada rumah roda gigi transmisi 52

xiv Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Gambar 4. 1 Fuse/Sekring tipe blade dan tipe cartridge ..................................... 56


Gambar 4. 2 Sekring tipe blade Maxi, Standart dan Mini dan tipe cartridge ...... 57
Gambar 4. 3 Fusiblelink tipe cartridge dan tipe links ........................................... 58
Gambar 4. 4 Fusible link dengan berbagai kode warna ...................................... 58
Gambar 4. 5 Tipe tipe circuit breaker ................................................................ 59
Gambar 4. 6 Konstruksi Circuit breaker Manual reset type Mechanical dan
Automatic resetting type Mechanical .................................................................... 59
Gambar 4. 7 Sistem bimetal pada circuit breaker ................................................ 60
Gambar 4. 8 Circuit breaker penyetelan biasa (manually-reset type mechanical)
............................................................................................................................... 60
Gambar 5. 1 Konstruksi umum penghapus kaca ................................................. 66
Gambar 5. 2 Posisi pemasangan penghapus kaca ............................................. 66
Gambar 5. 3 Macam-macam gerakan lengan penghapus kaca depan ............... 66
Gambar 5. 4 Penghapus kaca satu kecepatan dan sakelar pemberhentian
terakhir................................................................................................................... 67
Gambar 5. 5 Penghapus kaca dengan magnet listrik .......................................... 68
Gambar 5.6 Penghapus kaca dengan dua kecepatan ......................................... 68
Gambar 5. 7 Kecepatan 1 dan 2 sama seperti rangkaian sebelumnya ............... 68
Catatan : R = Gulungan medan pengerem putaran motor skibat kelembaban
massa yang besar. ................................................................................................ 69
Gambar 5. 8 Penghapus kaca dengan pengatur waktu (interval) ....................... 69
Gambar 5. 9 Bagian pembersih kaca ................................................................... 70
Gambar 5. 10 Sistem air pembersih kaca ............................................................ 70
Gambar 6. 1 Rangkaian listrik secara sederhana ................................................ 77
Gambar 6. 2 Rangkaian listrik secara sederhana menggunakan sekering ......... 78
Gambar 6. 3 Rangkaian Amper meter dan Voltmeter .......................................... 79
Gambar 6. 4 lampu rem dan lampu mundur arus yang mengalir harus melalui
kunci kontak .......................................................................................................... 82
Gambar 6. 5 Lampu kota hanya menggunakan 2 sekering dan lampu nomer ikut
lampu kota sebelah kanan .................................................................................... 82
Gambar 6. 6 lampu rem dan lampu mundur melalui kunci kontak Lampu kota
menggunakan 2 sekering dan lampu nomer ikut lampu kota sebelah kanan ..... 83
Gambar 6. 7 Rangkaian lampu kepala dengan Relai sebagai kontrol lampu blit 84
Gambar 6. 8 Rangkaian lampu kepala dengan Relai sebagai Sakelar dim ........ 85

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xv


Daftar Gambar

Gambar 6. 9 Rangkaian lampu kepala menggunakan relai pemindah 2 langkah 86


Gambar 6. 10 Rangkaian lampu kepala dengan relai sebagai kontrol lampu
kepala/kota ............................................................................................................ 86
Gambar 6. 11 Rangkaian lampu jauh tambahan .................................................. 88
Gambar 6. 12 Rangkaian 4 lampu kepala sealed beam ...................................... 89
Gambar 6. 13 Rangkaian 4 lampu kepala halogen .............................................. 90
Gambar 6. 14 Rangkaian lampu kabut tambahan ................................................ 91
Gambar 6. 15 Rangkaian 1 klakson ...................................................................... 92
Gambar 6. 16 Rangkaian 2 (dua) klakson ............................................................ 92
Gambar 6. 17 Rangkaian 2 (dua) klakson melalui kunci kontak .......................... 93
Gambar 6.18 Simbol-simbol pengedip (flasher) ................................................... 94
Gambar 6. 19 Rangkaian lampu tanda belok dengan flasher bimetal ................. 96
Gambar 6. 20 Rangkaian Lampu tanda belok dan hazard menggunakan diode 96
Gambar 6. 21 Rangkaian Lampu tanda belok dan hazard menggunakan saklar
hazard .................................................................................................................... 97
Gambar 6. 22 Rangkaian Lampu tanda belok dan hazard menggunakan saklar
hazard dilengkapi dengan lampu kontrol hazard .................................................. 98
Gambar 7. 1 Pengabelan sederhana .................................................................. 103
Gambar 7. 2 letak komponen di rak rangkaian ................................................... 103
Gambar 7. 3 Rangkaian lampu kota ................................................................... 104
Gambar 7. 4 letak komponen lampu kota di rak rangkaian ................................ 104
Gambar 7. 5 Rangkaian lampu kepala ............................................................... 105
Gambar 7. 6 letak komponen lampu kepala di rak rangkaian ............................ 105
Gambar 7. 7 Rangkaian lampu rem .................................................................... 105
Gambar 7. 8 Rangkaian lampu kota dan lampu kepala ..................................... 106
Gambar 7. 9 Rangkaian lampu kota dan lampu kepala dengan lampu blitz...... 106
Gambar 7. 10 Rangkaian lampu kota dan lampu kepala,lampu blitz dengan relai
............................................................................................................................. 107
Gambar 7. 11 Rangkaian lampu kepala menggunakan relai pemindah 2 langkah
............................................................................................................................. 107
Gambar 7. 12 Lampu tanda belok dengan lampu kontrol 1 biji .......................... 109
Gambar 7. 13 Lampu tanda belok dengan lampu kontrol 2 biji .......................... 109
Gambar 7. 14 Rangkaian hazard dan lampu tanda belok menggunakan dioda 110
Gambar 7. 15 Rangkaian hazard dan lampu tanda belok .................................. 110

xvi Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Gambar 7. 16 Rangkaian hazard dan lampu tanda belok menggunakan flasher


elektronik ............................................................................................................. 111
Gambar 7. 17 Rangkaian klakson sederhana .................................................... 111
Gambar 7. 18 Rangkaian 2 klakson ................................................................... 112
Gambar 7. 19 Rangkaian 2 klakson dengan relai .............................................. 112
Gambar 7. 20 Rangkaian 3 klakson dengan relai .............................................. 112
Gambar 7. 21 Rangkaian lampu rem dan lampu kontrol rem tangan ................ 112
Gambar 7. 22 Rangkaian lampu rem dan lampu kontrol rem tangan ................ 113
Gambar 7. 23 Rangkaian lampu mundur ........................................................... 113
Gambar 8. 1 Melepas dan memasang macam-macam bola lampu .................. 120
Gambar 8.2 posisi nok lampu ............................................................................. 120
Gambar 8.3 Cara melepas lampu tusuk dorong ke dalam/tarik keluar dengan
lurus ..................................................................................................................... 121
Gambar 8.4 Cara melepas lampu sofite tempelkan salah satu ujung Kemudian
dorong atau tarik ................................................................................................. 121
Gambar 8.5 Cara memegang lampu halogen .................................................... 121
Gambar 8.6 Kondisi karet dan kelonggaran pada engsel dan bantalan lengan
penghapus........................................................................................................... 122
Gambar 8.7 Kontrol / stel arah semprotan nosel pembasuh ............................. 122
Gambar 8.8 Saklar kombinasi ............................................................................ 123
Gambar 8.9 Lampu mundur,lampu ruangan penumpang .................................. 123
Gambar 8. 10 Posisi penyetelan lampu kepala antara lampu kepala dan papan
penyetel. .............................................................................................................. 124
Gambar 8. 11 Penempatan tali vertikal pada papan penyetel ........................... 124
Gambar 8. 12 Penempatan tali horizontal pada papan penyetel....................... 125
Gambar 8. 13 Hasil proyeksi lampu Europa pada papan penyetel ................... 125
Gambar 8. 18 Hasil proyeksi lampu Amerika Sealed beampada papan penyetel
............................................................................................................................. 125
Gambar 8. 19 Penyetelan posisi lampu atas-bawah dan kiri-kanan.................. 126
Gambar 9. 1 Jenis sekering ................................................................................ 135
Gambar 9. 2 langkah-langkah mengganti Sekering ........................................... 136
Gambar 9. 3 Bola lampu kepala Halogen H4 ..................................................... 137
Gambar 9. 4 langkah-langkah mengganti bola lampu kepala............................ 138
Gambar 9. 5 lampu mundur ................................................................................ 139

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xvii


Daftar Gambar

Gambar 9. 6 Macam kabel .................................................................................. 140


Gambar 9. 7 Salah satu bentuk konektor (soket) kabel ..................................... 142
Gambar 9. 8 Bentuk dan Teknik Penguncian Pada Konektor Kabel ................. 142
Gambar 9. 9 Macam Bentuk Konektor dan Jumlah Terminalnya ...................... 142
Gambar 9. 10 Langkah melepas konektor kabel ................................................ 143
Gambar 9. 11 Melepas terminal konektor ........................................................... 143
Gambar 9. 12 Macam macam bentuk terminal konektor kabel (soket) dan Tang
terminal konektor Kabel....................................................................................... 144
Gambar 9. 13 Menyambung kabel yang putus ................................................... 144
Gambar 9. 14 Memasang terminal konektor ...................................................... 145
Gambar 10. 1 Rangkaian penghapus kaca dengan satu kecepatan dan posisi
mati automatis ..................................................................................................... 152
Gambar 10. 2 .Rangkaian penghapus kaca dengan dua kecepatan dan posisi
mati otomatis. ...................................................................................................... 153
Gambar 10. 3 Rangkaian penghapus kaca dua kecepatan yang dilengkapi
dengan interval tetap ........................................................................................... 153
Gambar 10. 4 Rangkaian penghapus kaca dengan interval yang diregulasi..... 154
Gambar 10. 5 Rangkaian penghapus kaca dengan interval yang diregulasi pada
motor .................................................................................................................... 154
Gambar 10. 6 Rangkaian penghapus kaca yang dilengkapi dengan penyemprot
air ......................................................................................................................... 155

xviii Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Daftar Tabel

HAL

Tabel 1.1 Nama,tegangan dan daya lampun dan daya lampu ............................ 14
Tabel 6. 1 Penghantar listrik ................................................................................. 76
Tabel 6. 2 Penghantar listrik ................................................................................. 76
Tebal 6.3 garis gambar sangat tergantung pada besar arus dan lokasi
(kegunaan) ............................................................................................................ 76
Tabel 6.4 Sistem penerangan sederhana ............................................................ 80
Tabel 6.5 Komponen-komponen .......................................................................... 80
Tabel 6.6 Rangkaian lampu kota denga relay ...................................................... 83
Tabel 6. 7 Nama Simbol ....................................................................................... 90
Tabel 6. 8 Nomor Kode Terminal.......................................................................... 91
Tabel 8.1 Daftar kontrol sistem listrik ................................................................. 118

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xix


xx Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Teknik Kendaraan Ringan KK E

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Modul Diklat PKB Guru Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan modul E ini
berisikan materi tentang perbaikan sistem penerangan, tanda, pengaman,
penghapus/pembersih Kaca. Materi yang ada dirangcang untuk dapat memenuhi
tuntutan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari Kompetensi Dasar (KD)
yang terdapat dalam Standar Kompetensi Guru Profesional (SKG) bagi guru
paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Penjelasan materi dalam modul ini dilengkapi dengan gambar-gambar teknik


kendaraan ringan sehingga guru pembelajar akan mudah untuk memahami
informasi yang tersaji dalam modul.

Dalam mempelajari materi Pengetahuan, pembelajar diharapkan membaca


uraian materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas,
mengerjakan latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai umpan
balik dan selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil belajar
belum tuntas. Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas, maka tidak
diperkenankan mempelajari materi berikutnya.

Untuk memperjelas pemahaman pengetahuan yang dipelajari, diharapkan


pembelajar memanfaatkan secara maksimal sumber belajar yang diperlukan,
misalnya mempelajari referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli yang
terkait dengan tema. Belajar yang baik bukan hanya membaca saja, melainkan
juga perlu membuat catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan siap untuk
membuat power point sendiri untuk siap diajarkan.

Aktifitas pembelajaran keterampilan terkait dengan materi kendaraan ringan,


khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan
adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan bahan
yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar
mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran dan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 1


Pendahuluan

sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan dapat
mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran Keterampilan dengan baik
dan aman. Ketuntasan pembelajaran Keterampilan adalah jika pembelajar
dapat melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat
waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang
untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut.

B. Tujuan

Melalui proses pembelajaran mandiri dengan sumber belajar utama modul ini,
diharapkan guru pembelajar memiliki kompetensi, dengan indikator sebagai
berikut:
1. Menelaah sistem penerangan,tanda,pengaman
2. Mendiagnosis kerusakan sistem penerangan,tanda,pengaman
3. Memperbaiki sistem penerangan,tanda,pengaman
4. Menelaah sistem penghapus/pembersih kaca
5. Mendiagnosis kerusakan pada sistem penghapus/pembersih kaca
6. Memperbaiki sistem penghapus/pembersih kaca

2 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

C. Peta Kompetensi

Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa


Jenjang : Guru SMK
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Paket Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan (TKR)

Perbaikan Sistem Air Conditioning


Tanda, Pengaman dan Penghapus

Perbaikan Sistem Bahan Bakar


Perbaikan Sistem Penerangan,

Suspensi dan Wheel Aligment


Perbaikan Sistem Pengapian,
Sistem Starter dan Pengisian
Perbaikan Mesin Kendaraan

KELOMPOK KOMPETENSI G
KELOMPOK KOMPETENSI C

KELOMPOK KOMPETENSI D

KELOMPOK KOMPETENSI H
KELOMPOK KOMPETENSI E

KELOMPOK KOMPETENSI F

KELOMPOK KOMPETENSI J
KELOMPOK KOMPETENSI I
Perbaikan Sistem Kopling,

Perbaikan Sistem Kemudi,


Perbaikan Sistem Rem

Transmisi dan Gardan

(Ac) dan Assesoris


Bensin dan Diesel
Ringan

Kaca

KELOMPOK KOMPETENSI A KELOMPOK KOMPETENSI B


Perawatan Berkala Mesin Kendaraan Perawatan Berkala Casis, Pemindah
Ringan Tenaga dan Listrik Kendaraan Ringan

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang perlu dipelajari dalam modul ini adalah:


1. Sistem penerangan,tanda,pengaman
2. Diagnosis kerusakan sistem penerangan,tanda,pengaman
3. Perbaikan sistem penerangan,tanda,pengaman
4. Sistem penghapus/pembersih kaca
5. Diagnosis kerusakan pada sistem penghapus/pembersih kaca
6. Perbaikan sistem penghapus/pembersih kaca

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 3


Pendahuluan

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan berikut.

Gambar 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

E.1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara
terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat
dilihat pada alur di bawah.

4 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :
Latar belakang yang memuat gambaran materi
Tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
Kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
Langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi E, Pedagogi,
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran pada SMK, fasilitator memberi
kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang
diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar.
Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 5


Pendahuluan

c. Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama
fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang
materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana
menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

E.2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In


Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.

6 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :
latar belakang yang memuat gambaran materi
tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
langkah-langkah penggunaan modul

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 7


Pendahuluan

b. In Service Learning 1 (IN-1)


Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi E, Pedagogi,
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran pada SMK , fasilitator memberi
kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang
diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru
sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik
itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming,
simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja
yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.

c. On the Job Learning (ON)


Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi E, Pedagogi,
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran pada SMK, guru sebagai peserta akan
mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru
sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan
dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun
di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan
sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan

8 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer


discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja
melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan
pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan
menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang
akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga
peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

E.3. Lembar Kerja


Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan kelompok komptetansi E
Pedagogi, Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran pada SMK, teridiri dari
beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas
pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang
dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 9


Pendahuluan

Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan


1 LK 01-01 Identifikasi Lampu TM,ON
2 LK 01-02 Penyetelan Lampu Kepala TM,IN2
3 LK 02-01 Maca-macam pengedip dan Klakson TM,ON
4 LK 03-01 Identifikasi macam-macam TM,ON
relay,konstruksi dan cara kerjanya
5 LK 04-01 Identifikasi macam-macam,fungsi dan TM,ON
konstruksi pengaman
6 LK 05-01 Identifikasi jenis-jenis,konstruksi dan TM,ON
cara kerja penghapus kaca
7 LK 06-01 Identifikasi symbol dan arti rangkaian TM,ON
sistem kelistrikan bodi standar
8 LK 07-01 Rangkaian Lampu kota dan lampu TM,IN1
kepala
9 LK 08-01 Mengontrol fungsi sistem TM,IN1
penerangan,tanda dan
penghapuskaca
10 LK 09-01 Macam-macam sekering,besaran TM,IN1
sekering dan cara mengganti sekering
11 LK 10-01 Diagnosa dan perbaikan sistem TM,IN2
penghapus kaca
12 LK 11-01 Pengembangan Soal TM,IN2

10 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Kegiatan Pembelajaran 1: Identifikasi Komponen


Sistem Kelistrikan Bodi Standart Dan Pengaman

A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat :

1. Menjelaskan kegunaan sistem penerangan dengan percaya diri!


2. Menjelaskan macam-macam lampu pijar penuh tanggungjawab!
3. Menjelaskan reflektor,kaca bias penuh keberanian!
4. Menjelaskan aturan sinar lampu kepala,proyeksi sinar pada jalan raya dan
papan penyetel lampu kabut dengan profesional!

B. Indikator pencapian kompetensi :

1. Penjelasan kegunaan sistem penerangan


2. Penjelasan macam-macam lampu pijar
3. Penjelasan reflektor,kaca bias
4. Penjelasan aturan sinar lampu kepala,aturan papan penyetel lampu kabut

C. Uraian materi

1. Pendahuluan

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan lalu lintas No. 22 tahun 2009


bahwa perlengkapan kelistrikan bodi standar yang harus dipenuhi dalam
kendaraan bermotor baik kendaraan ringan maupun kendaraan berat adalah :
1) Perlengkapan kelistrikan bodi sistem penerangan
2) Perlengkapan kelistrikan bodi sistem tanda
3) Perlengkapan kelistrikan bodi sistem penghapus kaca
4) Perlengkapan pengaman kelistrikan bodi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 11


Kegiatan Pembelajaran 1

Menurut fungsi sistem penerangan dapat dibagi menjadi dua kegunaan utama
yaitu:
1) Untuk melihat (pengemudi)
2) Yang terlihat orang lain
3) Yang terlihat pada siang hari
4) Yang terlihat pada malam hari

1.1. Macam-macam lampu pijar

Terdiri dari :
1) Lampu pijar biasa
2) Lampu pijar halogen

1.1.1. Lampu biasa

Fungsi: Apabila filamen menjadi panas walfram akan memijar dan mengeluarkan
cahaya sekitar 10 18 lumen/watt. Supaya filamen tidak terbakar udara harus
dikosongkan. Filamen disini tidak boleh terlalu panas karena walfram akan
menguap dan menghitamkan gelas.

Konstruksi lampu kepala

Gambar 1. 1 Lampu kepala 2 filamen


Nok supaya bola lampu dapat duduk dengan posisi yang betul

12 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.1.2. Lampu halogen

Konstruksi lampu H4

Gambar 1. 2 Konstruksi H4

Fungsi :
Lampu halogen menyala lebih terang dari pada lampu pijar biasa karena filamen
lebih panas.

Akibat filamen yang lebih panas walfram akan menguap lebih cepat. Supaya uap
walfram tidak berkondensasi di atas gelas, maka lampu harus diisi dengan gas
halogen.

Gas halogen akan membantu supaya walfram bisa kembali sendiri ke filamen.
Spesifikasi :
a) Tekan gas :
1) 10 bar
2) Ruang didalam lampu harus kecil
3) Ruangan yang kecil tutup gelas menjadi lebih dekat dengan filamen,
akibatnya gelas juga lebih panas
b) Tutup gelas lampu :
Karena gelas juga akan menjadi lebih panas maka gelas dibuat dari pasir
kuarsa yang tahan terhadap temperature tinggi
c) Gas halogen :
Terbuat dari Natrium Bromida

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 13


Kegiatan Pembelajaran 1

Tabel 1.1 Nama,tegangan dan daya lampun dan daya lampu

1.1.3. Lampu kepala

Fungsi : lampu kepala untuk membungkus berkas cahaya untuk memberikan


kuat penerangan kuat penerangan yang cukup pada arah yang kita inginkan.

Lampu kepala pada dasarnya bisa dibagi menjadi 2 :


1) Lampu kepala pijar
2) Lampu kepala dengan sealed beam

14 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.1.4. Lampu kepala dengan lampu pijar

Konstruksi

Gambar 1. 3 Lampu kepala dengan lampu pijar


Keterangan
1 = Lampu pijar
2 = Reflektor
3 = Kaca bias
4 = Pemegang lampu kepala
5 = Tutup lampu pijar

1.1.5. Reflektor :

Reflektor merupakan cermin cekung yang berbentuk parabola fungsinya untuk


memantulkan sinar lampu pijar, supaya sifat refleksi cukup baik maka permukaan
reflektor dilapisi dengan alumunium. hal ini dilakukan dengan menguapkan pada
bidang parabola.

1.1.6. Titik api :

Apabila sinar datang dari titik api maka sinar akan dipantulkan sejajar sumbu
utama reflektor

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 15


Kegiatan Pembelajaran 1

1.1.7. Lampu jauh :

Dengan berpedoman pada sifat reflektor maka filamen lampu jauh diletakkan
pada titik api supaya cahaya yang dipantulkan dapat dipantulkan sejajar

Gambar 1.4 Titik api sejajar dengan sumbu utama reflektor untuk lampu jauh

1.1.8. Lampu dekat :

Gambar 1.5 Filamen lampu terletak di depan titik api

Filamen lampu dekat terletak di depan titik api, supaya hasil pantulan bisa
sempurna ke bawah, maka bagian bawah dan depan filamen ditutup dengan
sendok

1.1.9. Sealed beam :

Suatu lampu kepala yang menggunakan filamen reflektor dan kaca bias dirakit
menjadi satu tidak bisa dibuka-buka. Kalau satu filamen rusak semua unit perlu

16 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

diganti. Kaca bias di sini berfungsi untuk melindungi filamen dan penyebar
cahaya

1.1.10. Kaca bias

Pada kenyataannya reflektor parabola itu ditengah-tengah memberikan


penyinaran yang terkuat, sehingga akan terjadi suatu bercak cahaya diatas jalan.
Untuk menghindari itu dipasang kaca bias

Sinar dari reflektor

Gambar 1.3 Kaca bias

Fungsi :

Dengan adanya kaca bias, maka cahaya yang datang akan dibagi-bagi menjadi
beberapa fokus baru, yang menyebarkan sinar supaya penerangan di atas jalan
lebih sempurna.

Kaca pembias cahaya ini memungkinkan secara langsung penerangan yang


lebih baik di depan kendaraan dan pinggir jalan, kaca ini juga membantu
pengaturan cahaya lampu dekat dan jauh.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 17


Kegiatan Pembelajaran 1

1.1.11. Macam-macam kaca bias

L. Simetris Asimetris Eropa


( jalan kanan )

Asimetris Eropa Simetris ( Amerika )


( jalan kanan dan kiri ) ( Sealed beam )

Gambar 1.7 Macam-macam kaca bias

1.2. Aturan sinar lampu kepala

Lampu kepala perlu distel supaya sinar lampu kepala tidak mengganggu
pengemudi lawan arah

Gambar 1.8 Arah penyinaran yang salah

18 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Gambar 1.9 Arah penyinaran yang betul

Gambar 1.10 Aturan sinar lampu kepala

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 19


Kegiatan Pembelajaran 1

1.2.1. Proyeksi sinar pada jalan raya dan papan penyetel lampu kabut

Supaya sistem ini berfungsi


dengan baik, lampu harus
dipasang serendah mungkin.
Proyeksi sinar lampu pada papan
penyetel berbentuk empat persegi
Gambar 1.11 Proyeksi sinar pada papan panjang
penyetel

1.2.2. Lampu dekat simetris


Kelemahan:
1) Pengemudi (sopir) melihat
terlambat orang-orang atau
sepeda yang berjalan di
sebelah kiri.
2) Sistem ini hanya ada pada
Gambar 1.12 Proyeksi sinar Lampu mobil tua atau sepeda motor.
dekat simetris papan penyetel 3) Penyetelan kiri / kanan
dilaksanakan dengan lampu
jauh

1.2.3. Proyeksi sinar lampu dekat asimetris Europa

Keuntungan :
Sopir (pengemudi) akan melihat
orang-orang atau sepeda yang jalan
di sebelah kiri lebih awal tanpa
mengganggu mobil yang
bersimpangan
Gambar 1.13 Proyeksi sinar lampu dekat
asimetris Europa pada papan penyetel

20 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.2.4 Konstruksi sendok (tundung) lampu pijar asimetris

Untuk membentuk proyeksi sinar tersebut dibuat konstruksi sendok khusus

Dengan membentuk sudut


0
15 pada sendok maka akan
dicapai suatu penerangan yang
lebih jauh dibagian tepi jalur
jalan bagian kiri

Gambar 1.14 Konstruksi sendok (tundung) lampu pijar asimetris

1.2.5 Proyeksi sinar lampu dekat asimetris Amerika

Gambar 1.15 Proyeksi sinar lampu dekat asimetris Amerika pada papan
penyetel

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 21


Kegiatan Pembelajaran 1

1.2.6 Proyeksi sinar lampu dekat asimetris Amerika

Sistem ini digunakan pada


mobil Amerika dan Jepang
Lampu kanan perlu distel sedikit
lebih ke kiri dari pada tali
vertikal kanan
Sekarang sistem ini sudah
Gambar 1.16 Proyeksi sinar lampu jauh
jarang digunakan lagi
asimetris Amerika pada papan penyetel

D. Aktivitas belajar

Setelah selesai pembelajaran,


1) Hendaknya mengidentifikasi macam-macam lampu pijar, jenis lampu,
tegangan lampu, daya lampu dan penggunaannya, penggunaan papan
penyetelan, persyaratan pentelan lampu kepala serta penyetelan lampu
kepala dan proyeksi lampu kepala dengan penuh tanggungjawab dan
profesional
2) Model, contoh lampu,papan penyetel lampu kepala seyogyanya selalu
siapkan dalam pembelajaran dengan penuh disiplin. Selain itu Anda perlu
sekali mengidentifikasi macam-macam proyeksi penyinaran lampu kepala
dengan percaya diri.
LK 01-01 Identifikasi Lampu
Tunjukkan,jelaskan macam-macam lampu pijar,jenis-jenis lampu
kepala,tegangan lampu dan daya lampu!
No Lampu Pijar Lampu kepala Tegangan Daya Lampu
Lampu
1

3
4

22 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

LK 01-02 Penyetelan Lampu Kepala


Tentukan jenis lampu kepala,persyaratan pentelan lampu kepala dan penyetelan
lampu kepala!
No Jenis Lampu Persyaratan Peyetelan Penetelan lampu
Kepala Lampu kepala
1
2
3
4
5

E. Latihan/kasus/tugas

1. Menurut fungsi sistem penerangan dapat dibagi menjadi dua kegunaan


utama ,Sebutkan!
2. Lampu pijar ada dua macam sebutkan !
3. Sebutkan dua macam lampu kepala!
4. Sebutkan fungsi reflektor dan kaca bias !
5. Jelaskan kegunaan penyetalan lampu kepala!

F. Rangkuman
Menurut fungsi sistem penerangan dapat dibagi menjadi dua kegunaan utama
yaitu:
1. Untuk melihat (pengemudi)
2. Yang terlihat orang lain
3. Macam-macam Lampu Pijar
4. Lampu Kepala
1) Lampu kepala pijar
2) Lampu kepala dengan sealed beam
Reflektor : reflektor merupakan cermin cekung yang berbentuk parabola
fungsinya untuk memantulkan sinar lampu pijar
5. Kaca bias :

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 23


Kegiatan Pembelajaran 1

6. Aturan Sinar Lampu Kepala perlu distel


7. Proyeksi sinar pada jalan raya dan papan penyetel

G. Umpan balik dan tindak lanjut

Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan:


1 Mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini
untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan
tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan
uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%.
2 Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban
mengikuti kegiatan pembelajaran ke-2 mengenai sistem lampu tanda
belok,klakson

H. Kunci jawaban

1. Menurut fungsi sistem penerangan dapat dibagi menjadi dua kegunaan


utama ,Sebutkan!
a. Untuk melihat (pengemudi)
b. Yang terlihat orang lain
1) Yang terlihat pada siang hari
2) Yang terlihat pada malam hari
2. Lampu pijar ada dua macam sebutkan !
1) Lampu pijar biasa
2) Lampu pijar halogen
3. Sebutkan dua macam lampu kepala!
1) Lampu kepala pijar
2) Lampu kepala dengan sealed beam
4. Sebutkan fungsi reflektor dan kaca bias !
fungsinya untuk memantulkan sinar lampu pijar
5. Jelaskan kegunaan penyetalan lampu kepala!
Aturan Sinar Lampu Kepala perlu distel supaya sinar lampu kepala tidak
mengganggu pengemudi lawan arah

24 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Kegiatan Pembelajaran 2: Sistem Lampu Tanda


Belok, Klakson

A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat:

1. Menjelaskan kegunaan sistem lampu tanda belok dengan percaya diri!


2. Menjelaskan maca-macam pengedip dan cara kerjanya penuh
tanggungjawab !
3. Menggambarkan berbagai macam rangkaian lampu tanda belok dengan
percaya diri!
4. Menjelaskan kegunaan klakson dengan percaya diri!
5. Menjelaskan macam-macam klakson dan cara kerjanya penuh keberanian!
6. Menggambarkan berbagai macam rangkaian klakson dengan profesional!

B. Indikator pencapian kompetensi :

1. Penjelasan kegunaan sistem lampu tanda belok


2. Penjelasan macam-macam pengedip dan cara kerjanya
3. Gambarkan berbagai macam rangkaian lampu tanda belok
4. Penjelasan kegunaan klakson
5. Penjelasan macam-macam klakson dan cara kerjanya
6. Gambarkan berbagai macam rangkaian klakson

C. Uraian materi

1. Sistem lampu tanda belok


Lampu tanda belok berfungsi untuk :
1) Memberi tanda pada orang/pengendara lain, bahwa kendaraan kita akan
membelok
2) Memberi tanda pada pengendara lain, bahwa kita akan merobah posisi
pada jalur yang berbeda
3) Memberi tanda berhenti sementara pada salah satu sisi jalan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 25


Kegiatan Pembelajaran 2

Lampu tanda belok harus berkedip, lamanya kedipan lampu ini adalah 60-90
kedipan permenit, sedangkan lamanya lampu menyala dan mati adalah kira-kira
sama,agar lampu dapat mengedip seperti ketentuan diatas, maka pada sistem
lampu tanda belok diperlukan suatu alat yang dinamakan pengedip (Flasher)
Macam-macam pengedip
1) Model bimetal
2) Model kawat panas
3) Kondensator
4) Transistor
5) Sirkuit integritas

Setiap pengedip mempunyai 2 atau 3 terminal penghubung kabel-kabel


rangkaian, dengan kode-kode seperti dibawah ini:
1) Terminal 49 A; L = Ke saklar lampu tanda belok
2) Terminal 49; B; X = Ke kunci kontak (terminal 15)
3) Terminal 31 = Ke massa
4) Terminal C = Ke lampu kontrol
Terminal 31 dan C adakalanya tidak terdapat pada pengedip, karena terminal 31
langsung berhubungan dengan badan / bodi pengedip, dan terminal C diambil
langsung secara paralel dengan lampu-lampu tanda belok.

Gambar 2. 1 Rangkaian lampu tanda belok dengan pengedip bimetal

26 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.1. Pengedip Model Bimental

Konstruksi pengedip ini adalah yang paling sederhana, terdiri atas 2 batang
logam dengan muai panjang yang berbeda.

Pada mulanya titik kontak dalam keadaan menutup, bila sakelar lampu tanda
belok dihubungkan, maka arus dari Baterai, melalui bimental terus ke lampu
tanda belok ke massa akibatnya lampu tanda belok menyala.

Sebagian arus ke gulungan bimetal, akibatnya bimetal panas Bimetal yang


panas akan melengkung, dan memutuskan arus baterai melalui titik kontak,
lampu tanda belok akan mati.

Bila bimetal dingin kontak akan berhubungan kembali, demikian seterusnya.


1) Keuntungan : 1) Bentuk lebih sederhana
2) harga lebih murah
2) Kelemahan: 1) Sangat berpengaruh terhadap perubahan arus dan
tegangan
2) Kelebihan beban akan mempercepat kedipan lampu

1.2. Pengedip model kawat panas mulai dengan lampu hidup

Waktu sakelar lampu tanda belok


dihubungkan arus mengalir melewati
K1 (kontak 1), KP (Kawat Panas), R
dan Relai, mengakibatkan : kawat
panas memuai, Relai jadi magnet.
K1 (kontak 1) ditarik oleh relai, saat
ini akan mengalir langsung ke lampu
tanda belok, akibatnya lampu tanda
belok menyala, kemagnetan relai
bertambah, sehingga menarik kontak
2 (K2) sampai berhubungan -----
lampu kontrol nyala.

Gambar 2. 2 Pengedip model kawat panas mulai dengan lampu hidup

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 27


Kegiatan Pembelajaran 2

Bila kawat panas menjadi dingain, akan menarik K1 sampai lepas, hingga
kemagnetan relai berkurang, K2 juga lepas saat ini lampu-lampu akan mati.
Demikian seterusnya,
Pengedipan model kawat panas ini ada bentuk lain seperti rangkaian di bawah
ini.

Perbedaan kedua jenis ini adalah :


Jenis Pengedip model kawat
panas ini, mulai dengan lampu
mati, sedangkan model ini mulai
dengan lampu menyala.
Kerugian : Gulungan relai cepat
terbakar, bila kawat panas tidak
berfungsi dengan baik perubahan
beban akan mempengaruhi
kedipan lampu, pengedip cepat
panas.

Gambar 2. 3 Pengedip model kawatpanas mulai dengan lampu mati

Cara kerja :
Membuka dan menutup kontak
adalah pada saat kondensator
mengisi dan mengosongkan.

Gambar 2. 4 Pengedip Koondensator

28 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Pengedip Transistor
Rangkaian transistor berfungsi untuk
memutus dan menghubungkan kontak,
sehingga lampu dapat berkedip.

Gambar 2. 5 Simbol dari rangkaian transistor dengan komponen-komponen lain.

Pengedip Sirkuit Integritas


Bekerjanya pengedip ini sama seperti
pengedip transistor, menghubung dan
memutuskan kontak dengan impuls yang
diberikan oleh komponen-komponen lain
bersama IC.
Keuntungan pengedip elektronika :
1) Tidak terpengaruh oleh kenaikan dan
penurunan tegangan
2) Cepat memberi informasi pada pengemudi
bila salah satu lampu tanda belok mati
Kelemahan :
1) Bisa rusak bila ada tegangan/ jarum
induksi.

Gambar 2. 6 Rangkaian pengedip sirkuit integritas

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 29


Kegiatan Pembelajaran 2

1.3. Klakson

Klakson berfungsi untuk : memberi tanda/isyarat dengan bunyi. Sedangkan bunyi


itu timbul karena adanya getaran.
Agar klakson dapat didengar dengan baik dan sesuai dengan peraturan, maka
klakson harus mempunyai frekuensi getaran antara 1800 3550 Hz.
Pada umumnya klakson dapat dibagi dalam beberapa macam antara lain :
1) Klakson listrik :
a. Arus bolak-balik (AC)
b. Arus searah (DC)
2) Klakson udara
a. Dengan kompresor listrik
b. Memakai katup elektro pneumatis (dengan kompresor rem angin)

1.3.1. Klakson listrik dengan arus bolak-balik (AC)

Pada magnet listrik akan terjadi


pergantian kutub-kutub utara dan selatan
sesuai dengan frekuensi listrik, akibatnya
membran bergetar.

Klakson ini dipakai pada kendaraan-


kendaraan jenis kecil dengan pembangkit
listrik memakai dinamo AC, tanpa.
Kerugian klakson ini frekuensi klakson
turun bila putaran motor turun, karena
frekuensi listrik tergantung dari putaran
Gambar 2. 7 Klakson listrik motor.
dengan arus bolak-balik (AC)

30 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.3.2. Klakson listrik arus searah (DC)


Klakson ini ada dua macam :
a. Model piringan

Gambar 2. 8 Klakson model piringan


Klakson piringan tidak memakai corong resionansi. Tapi menggunakan plat
resonansi agar suara lebih harmonis

Jenis klakson ini merupakan perlengkapan standar pada setiap kendaraan


baru

b. Model siput (spiral)

Gambar 2. 9 Klakson model siput (spiral)


Memakai corong resonansi agar suara lebih harmonis

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 31


Kegiatan Pembelajaran 2

1.3.3. Prinsip dasar klakson listrik DC (Palu Wagner)

Gambar 2. 10 Prinsip dasar klakson listrik DC (Palu Wagner)

Dalam klakson listrik DC, kita perlukan kotak pemutus dan pegas plat agar
membran dapat bergetar, Bila kontak (3) tertutup arus mengalir ke magnet
listrik(1), membran akan tertarik ke arah magnet listrik Jangkar akan membuka
kontak pemutus
1.3.4. Klakson listrik piringan
1. Plat Resonansi
2. Membran
3. Jangkar
4. Magnet listrik
5. Pegas
6. Baut oengikat
7. Kontak pemutus
8. Kondensator
9. Mur penyetel kontak
10. Baut penyetel kontak

Gambar 2. 11 Konstruksi klakson piringan

32 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Cara kerja
Bila kontak pemutus menutup, magnet listrik menarik jangkar dan membran,
gerakan jangkar akan membuka kembali kontak-kontak pemutus, kemagnetan
hilang, jangkar kembali pada posisi semula akibat dorongan pegas plat.

Kondensator gunanya menghilangkan percikan api pada kontak pemutus. Baut


penyetel berfungsi untuk menyetel kerenggangan kontak pemutus dengan
jangkar.

1.3.5. Klakson listrik model siput (spiral)

1. Plat dudukan magnet listrik


2. Membran
3. Magnet listrik
4. Jangkar
5. Mur pengikat
6. Kontak pemutus
7. Kondensator
8. Batu penyetel kontak
9. Corong resonansi

Gambar 2. 12 Konstruksi klakson model siput (spiral)

Perbedaan dengan model piringan hanya corong resonansi dan suara yang
dihasilkan.
1) Pada model piringan suara yang terdengar akan lebih jauh dan lurus ke
depan
2) Pada model siput suara akan terdengar lebih menyebar
3) Panjang corong resonansi pada model siput harus disesuaikan dengan
frekuensi yang biasanya lebih rendah dari model piringan

1.3.6. Klakson udara


Untuk menimbulkan suara pada klakson udara kita perlukan sistem udara tekan,
yang diperoleh dari kompresor listrik atau katup elektro pneumatis (kompresor
rem angin)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 33


Kegiatan Pembelajaran 2

a. Dengan kompresor listrik

Gambar 2. 13 Klakson udara

Motor listrik D akan menggerakkan kompresor E dan menghasilkan udara tekan.


Relai B akan memberikan arus listrik pada motor listrik bila sakelar klakson C
digunakan.

Agar klakson dapat bekerja lebih cepat, maka penempatan motor listrik harus
lebih dekat dengan klakson.

Apa sebabnya ?
Dengan selang/pipa yang lebih panjang, maka udara akan lebih lama sampai ke
klakson, dibandingkan dengan selang/pipa yang pendek

b. Dengan katup relai elektro pneumatis (kompresor rem angin)


A = Klakson
B = Katub relai elektro
pneumatis
C = Sakelar klakson
D = Baterai
E = Tangki udara tekan
F = Kompresor

Gambar 2. 14 Klakson udara dengan katup relai elektro pneumatis (kompresor


rem angin)

34 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Klakson udara dengan sistem ini banyak dipakai pada kendaraan besar yang
memakai sistem rem angin
1) Kompresor (F) yang digerakkan oleh tenaga motor kendaraan itu sendiri
mengisi tangki udara tekan(E).
2) Bila sakelar klakson (C) dihubungkan, maka katup relai elektro pneumatis
(B) akan membuka saluran udara ke klakson.
Udara tekan akan menggerakkan plat getar hingga klakson berbunyi.

D. Aktivitas belajar

Setelah selesai pembelajaran,


1) Hendaknya mengidentifikasi macam-macam Pengedip (flasher),rangkaian
dan cara kerjanya,jenis-jenis klakson rangkaian dan cara kerjanya dengan
penuh tanggungjawab dan profesional.
2) Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan
dalam dalam pembelajaran dengan penuh disiplin. Selain itu Anda perlu
sekali mengidentifikasi macam-macam gangguan pada rangkian lampu
tanda belok, klakson dengan percaya diri
LK 02-01 Maca-macam pengedip dan Klakson
Jelaskan macam-macam pengedip dan Klakson!
No Macam-macam pengedip Macam-macam klakson
1
2
3
4
5
6

E. Latihan/kasus/tugas

1. Jelaskan fungsi lampu tanda belok!


2. Lampu tanda belok harus berkedip,lamanya kedipan antara hidup-dan mati
sebesar?

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 35


Kegiatan Pembelajaran 2

3. Sebutkan alat yang digunakan untuk lampu tanda belok supaya dapat
berkedip!
4. Sebutkan macam-macam pengedip (Flasher)!

F. Rangkuman

Lampu tanda belok berfungsi untuk :


Macam-macam pengedip
1) Model bimetal
Setiap pengedip mempunyai 2 atau 3 terminal penghubung kabel-kabel
rangkaian
Keuntungan dan kerugian flasher bimetal
Keuntungan pengedip elektronika :
1) Klakson listrik :
2) Klakson udara
3) Klakson listrik arus searah (DC) ada dua macam :
Perbedaan dengan model piringan dengan model siput hanya corong resonansi
dan suara yang dihasilkan.
Klakson udara
Untuk menimbulkan suara pada klakson udara kita perlukan sistem udara tekan,
yang diperoleh dari kompresor listrik atau katup elektro pneumatis (kompresor
rem angin)

G. Umpan balik dan tindak lanjut

Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari


kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara
mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk
bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan
minimal materi 80%.
Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti
kegiatan pembelajaran ke-3 mengenai sistem lampu rangkian lampu rem dan
lampu mundur

36 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

H. Kunci jawaban

1. Fungsi lampu tanda belok adalah:


1) Memberi tanda pada orang/pengendara lain, bahwa kendaraan kita
akan membelok
2) Memberi tanda pada pengendara lain, bahwa kita akan merobah
posisi pada jalur yang berbeda
3) Memberi tanda berhenti sementara pada salah satu sisi jalan

2. Lampu tanda belok harus berkedip,lamanya kedipan antara hidup-dan mati


sebesar?
60-90 kedipan permenit

3. Alat yang digunakan untuk lampu tanda belok supaya dapat berkedip
adalah:
Pengedip (flasher)

4. Macam-macam pengedip (Flasher) adalah:


1) Model bimetal
2) Model kawat panas
3) Kondensator
4) Transistor
5) Sirkuit integritas

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 37


38 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Teknik Kendaraan Ringan KK E

Kegiatan Pembelajaran 3: Relay, Lampu Rem Dan


Lampu Mundur

A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat:

1. Menjelaskan konstruksi dan cara kerja relay dengan penuh keberanian!


2. Menjelaskan macam-macam relay dengan percaya diri!
3. Menjelaskan contoh penggunaan relay pada rangkaian kelistrikan otomotif
dengan mandiri
4. Menjelaskan kegunaan lampu rem dan lampu mundur dengan profesional
5. Menjelaskan konstruksi dan cara kerja saklar rem dan saklar mundur
dengan kreatif
6. Menjelaskan kontrol permukaan minyak rem dan tekanan minyak rem
dengan cinta tanah air
7. Menjelaskan Rangkaian lengkap lampu rem dan lampu kontrol rem serta
lampu mundur dengan penuh keberanian

B. Indikator pencapian kompetensi :

1. Penjelasan konstruksi dan cara kerja relay


2. Penjelasan macam-macam relay
3. Penjelasan contoh penggunaan relay pada rangkaian kelistrikan otomotif
4. Penjelasan kegunaan lampu rem dan lampu mundur
5. Penjelasan konstruksi dan cara kerja saklar rem dan saklar mundur
6. Penjelasan kontrol permukaan minyak rem dan tekanan minyak rem
7. Penjelasan Rangkaian lengkap lampu rem dan lampu kontrol rem serta
lampu mundur

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 39


Kegiatan Pembelajaran 3

C. Uraian materi

1. Relai
Fungsi relai memperkecil rugi (kehilangan) tegangan pada rangkaian listrik
sehingga komponen kelistrikan dapat bekerja dengan optimal

Contoh:Rangkaian I (tanpa relai)

Hitung kehilangan daya


pada rangkaian di samping !

Gambar 3. 1 Rangkaian tanpa relai

Rangkaian II (dengan relai)

Hitung pula kehilangan daya :


bila memakai relai
Kehilangan daya pada
rangkaian I sama dengan
lampu 55 watt yang selalu
menyala.

Gambar 3. 2 Rangkaian dengan relai

40 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.5 Konstruksi dasar

Terdiri dari sebuah magnet listrik dan kontak pemutus.


Kontak pemutus dibuka dan ditutup oleh magnet listrik dan pegas.

A = Kontak relai
B = Kumparan relai
C = Pegas kontak
30 = Arus utama baterai
87 = Arus utama beban
86 =Aru pengendali dari 30/15
85 =Arus pengendali ke saklar
beban

Gambar 3. 3 Konstruksi dasar relai

Bila arus listrik mengalir ke terminal 86, magnet listrik dan massa, maka magnet
listrik menarik kontak.
Rugi tegangan dapat diperkecil, karena arus utama dapat dihubungkan langsung
dari baterai ke pemakai, tanpa melewati sakelar-sakelar, steker terminal dan
kabel yang panjang.

2.5 Macam-macam relai


1.2.1. Relai menutup
Relai ini sama seperti contoh konstruksi
dasar, kontak pemutus dalam posisi
menutup bila relai bekerja
Penggunaan relai ini antara lain pada
rangkaian sistem penerangan

Gambar 3. 4 Relai menutup

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 41


Kegiatan Pembelajaran 3

Rangkaian klakson dengan


relai menutup
1. Klakson
2. Relai menutup
3. Sakelar klakson

Gambar 3. 5 Rangkaian klakson dengan relai menutup

Rangkaian lampu kabut dengan relai menutup

1. Lampu kabur
2. Relai Lampu
3. Saklar lampu kabut

Gambar 3. 6 Rangkaian lampu kabut dengan relai menutup

1.2.2. Relai membuka


Relai ini kebalikan dari relai menutup, magnet listrik berfungsi memutuskan
hubungan arus utama ke pemakai
Dipakai pada rangkaian-rangkaian pengaman seperti pada kipas pendingin
dengan listrik atau pada sistem AC.

42 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Contoh pemakaian relai menutup pada rangkaian kipas pendingin mesin dengan
motor listrik

1. Motor listrik
2. Sakelar temperatur

Gambar 3. 7 Contoh pemakaian relai menutup

Bila mesin dingin sakelar temperatur menutup motor listrik kipas mati
Air pendingin panas, sakelar temperatur membuka, motor listrik kipas hidup,
sampai sakelar temperatur menutup lagi.

Jika sakelar temperatur, terminal-terminal rusak, kabel-kabel pengendali relai


putus, maka motor listrik kipas tetap hidup.

1.2.3. Relai kombinasi Pada relai ini terdapat terminal arus utama untuk
dihubungkan ke pemakai (terminal 87 & 87a)
dengan dua terminal ini relai dapat dijadikan relai
membuka atau relai menutup serta kombinasi
keduanya Pada relai ini terdapat terminal arus
utama untuk dihubungkan ke pemakai (terminal
87 & 87a) dengan dua terminal ini relai dapat
Gambar 3. 8 Relai kombinasi dijadikan relai membuka atau relai menutup
serta kombinasi keduanya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 43


Kegiatan Pembelajaran 3

1.2.4. Relai 2 langkah

Gambar 3. 9 Relai 2 langkah

Pada relai 2 langkah mempunyai kontak pemutus dan 2 terminal arus utama ke
pemakai (56a, 56b), arus utama 30 juga dijadikan arus pengendali. Relai ini
dipakai untuk lampu kepala dengan lampu blit (dim)

1. Tombol
2. Relai dua langkah
Bila saklar lampu kepala
digunakan, arus dari terminal
56....lampu dekat / jauh.
Pada saat menggunakan saklar
blit, relai akan menggganti posisi
dekat.Selama pergantian posisi
itu lampu jauh tetap menyala
P
a
Gambar 3. 10 Rangkaian lampu kepala dengan relai 2 langkah
d
a
Bila sakelar lampu kepala mati dan sakelar lampu blit kita pakai, maka lampu blit
saja yang menyala
s
a
1.2.5. Mengurangi Induksi diri pada relai
a
Induksi diri pada relai akan terjadi bila aliran arus pada gulungan magnet listrik
t
dihentikan/terputus

m
Induksi ini akan sangat mengganggu/ merusak peralatan elektronika yang ada
e
pada kendaraan, seperti unit kontrol atau peralatan elektronika lainnya. Guna
n
mengurangi induksi diri, pada relai dipasang tahanan atau dioda
g
g
44 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan u
n
a
k
Teknik Kendaraan Ringan KK E

a. Memakai tahanan

Dengan memakai tahanan maka induksi diri pada


gulungan magnet akan lebih cepat berkurang

Gambar 3. 11 Relai memakai tahanan

b. Memakai diode

Memakai diode juga berarti mengamankan komponen-


komponen elektronika, bila terminal relai dipasang terbalik
(salah pasang)
Disamping itu diode juga berfungsi mengurangi induksi diri
pada gulungan magnet listrik.

Gambar 3. 12 Relai memakai diode

3.5 Lampu rem dan lampu mundur


1.3.1. Lampu rem
Lampu rem berfungsi untuk memberi tanda pada pengendara lain, bahwa
kendaraan kita sedang melakukan pengereman.

Lampu rem di atas dapat dilihat dari jauh, meskipun masih ada mobil-mobil
diantaranya

Gambar 3. 13 Posisi lampu rem

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 45


Kegiatan Pembelajaran 3

Pengemudi pada kendaraan III masih dapat melihat lampu rem di atas yang
menyala pada kendaraan I

Rangkaian :

1. Sakelar lampu rem


2. Lampu rem

Gambar 3. 14 Rangkaian lampu rem

Sakelar lampu rem ada 2 macam


1) Sakelar mekanis : dipasang pada pedal rem, sakelar menghubung bila
pedal rem ditekan
2) Sakelar hidraulis : dipasang pada silinder utama, sakelar menghubung
pada saat tekanan minyak rem sudah mencapai 0,5
1,5 bar

Gambar 3. 15 Sakelar lampu rem ada 2 macam Sakelar hidrolis

1. Saluran minyak rem


2. Membran
3. Plat kontak
4. Terminal-terminal

46 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Bila tekanan minyak rem sudah mencapai 0,5 1,5 bar membran (2) akan
tertekan, membran juga akan menekan kontak sampai berhubungan sehingga
lampu rem menyala

1.3.2. Lampu kontrol rem

Terletak pada ruang panel berfungsi untuk memberi tanda pada pengemudi,
bahwa ada masalah pada rem hidraulis atau rem mekanis (rem parkir) masih
bekerja.Biasanya satu lampu yang menyala dengan warna merah dihubungkan
dengan sakelar-sakelar pengontrol rem mekanis, pengontrol permukaan dan
tekanan minyak rem.

1.3.3. Lampu kontrol rem mekanis (rem parkir)

Gambar 3. 16 Lampu kontrol rem mekanis Gambar 3. 17 sakelar rem mekanis

1. Lampu kontrol 2. Sakelar rem mekanis

1.3.4. Lampu kontrol permukaan minyak rem

1. Baterai
2. Sakelar pengontrol
3. Pelampung
4. Tangkai minyak rem
5. Minyak rem

Gambar 3. 10 Lampu kontrol permukaan minyak rem

Bila ada kebocoran pada sistem rem, permukaan minyak rem akan turun
sehingga sakelar menghubung lampu kontrol menyala.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 47


Kegiatan Pembelajaran 3

1.3.5. Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar mekanis

1. Tangki minyak rem


2. Torak silinder utama
3. Torak pengontrol tekanan
4. Saklar kontrol
5. Lampu kontrol

Gambar 3. 19 Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar mekanis

Gambar 3.20 Lampu kontrol menyala jika tekanan kurang

Kebocoran pada sistem pengereman I Kebocoran pada sistem


Lampu kontrol menyala pengereman II

1.3.6. Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar hidraulis


Sistem pengereman I dan II masing-masing dilengkapi dengan satu sakelar,
yang mempunyai tiga terminal. Dengan tiga terminal ini berarti sakelar juga
dipakai untuk lampu rem.
1. Membran
2. Penekan
3. Kontak 1
4. Kontak 2

Gambar 3. 11 Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar hidraulis

48 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Rangkaian posisi diam

A. Sakelar sistem rem 1


B. Sakelar sistem rem 2
C. Lampu kontrol rem
D. Lampu rem
E. Sakelar di kontrol oleh
tekanan

Gambar 3. 12 Rangkaian posisi diam

1) Pada posisi diam (pedal rem tidak ditekan) kontak 87a tidak berhubungan
2) Dengan terminal 82a lampu kontrol dan lampu rem tidak menyala.
3) Bila tidak terjadi kerusakan pada sistem rem, pada saat pedal rem ditekan
lampu rem akan menyala, karena terminal 81 berhubungan dengan 82a.
4) Salah satu sistem rem rusak (tekanan minyak rem tidak mencapai 0,5 bar)
lampu kontrol menyala.

Gambar 3. 13 Salah satu sistem rem rusak

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 49


Kegiatan Pembelajaran 3

1.3.7. Lampu kontrol keausan sepatu rem

Sakelar pengontrol dipasang pada sepatu rem piringan bila sepatu rem sudah
mencapai ketipisan tertentu lampu kontrol akan menyala.
Rangkaian

A. Lampu kontrol
B. Relai membuka
C. Saklar kontrol

Gambar 3. 24 Lampu kontrol keausan sepatu rem

Hubungan ke massa relai membuka akan putus


bila sepatu rem sudah tipis (kabel di dalam
sepatu rem putus karena gesekan akibatnya
lampu kontrol menyala.
Pada jenis rangkaian lain ada satu kabel di
dalam sepatu rem. Bila keausan sepatu rem
kabel itu langsung berhubung dengan piring rem
(massa).

Gambar 3. 25 Kontrol ketebalan kanvas rem

50 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.3.8. Rangkaian lengkap lampu rem dan lampu kontrol rem

Saklar pedal rem

a. Lampu rem
b. Lampu rem
c. Lampu kontrol rem
d. Saklar kontrol
permukaan minyak
rem
e. Saklar rem parkir

Gambar 3.26 Rangkaian lengkap lampu rem dan lampu kontrol rem

Rangkaian Lampu Mundur

a. Saklar lampu
mundur
b. Lampu mundur
c. Pengedip
d. .Klakson

Gambar 3. 14 Rangkaian lampu mundur

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 51


Kegiatan Pembelajaran 3

Pada kendaraan-kendaraan besar (truk) lampu mundur dilengkapi dengan sistem


suara.

Gambar 3.28 Sakelar lampu mundurterpasang pada rumah roda gigi transmisi

D. Aktivitas belajar

Setelah selesai pembelajaran,


1) Hendaknya mengidentifikasi macam-macam relay,konstruksi, cara
kerjanya, aplikasinya pada rangkaian dan menidentifikasi fungsi,konstruksi
dan cara kerja lampu rem dan lampu mundur penuh tanggungjawab dan
profesional.
2) Rangkaian dan cara kerjanya,jenis-jenis klakson rangkaian dan cara
kerjanya dengan rasa ingin tahu.
3) Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan
dalam pembelajaran dengan penuh disiplin. Selain itu Anda perlu sekali
mengidentifikasi macam-macam gangguan pada rangkian relay dan
rangkaian lampu rem,lampu mundur dengan percaya diri

LK 03-01 Identifikasi macam-macam relay,konstruksi dan cara kerjanya

Identifikasilah macam-macam relay,konstruksi dan cara kerjanya

No. Macam-macam relay Konstruksi relay Cara kerja relay


1
2
3
4

52 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

E. Latihan/kasus/tugas

1. Jelaskan fungsi relai!


2. Sebutkan konstruksi dasar sebuah relai!
3. Apa pengaruh induksi diri pada relai!
4. Sebutkan bagaimana mengurangi induksi diri pada relai!
5. Sebutkan fungsi lampu rem!
6. Saklar lampu rem ada dua macam sebutkan!
7. Berapa tekanan minyak rem supaya saklar rem hidrolis bekerja?
8. Jelaskan fungsi lampu kontrol rem yang ada pada penel kemudi!

F. Rangkuman

1) Relai
2) Konstruksi dasar terdiri dari sebuah magnet listrik dan kontak pemutus.
3) Kontak pemutus dibuka dan ditutup oleh magnet listrik dan pegas.
4) Konstruksi dasar relai
5) Macam-macam relai
Mengurangi Induksi diri pada relai Induksi diri pada relai akan terjadi bila aliran
arus pada gulungan magnet listrik dihentikan/terputus
Lampu rem

G. Umpan balik dan tindak lanjut

Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari


kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara
mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk
bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan
minimal materi 80%.
Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti
kegiatan pembelajaran ke-4 mengenai perlengkapan pengaman kelistrikan bodi
dan jenis-jenis pengaman kelistrikan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 53


Kegiatan Pembelajaran 3

H. Kunci jawaban

1. Jelaskan fungsi relai!


Untuk memperkecil rugi (kehilangan) tegangan pada rangkaian listrik
2. Sebutkan konstruksi dasar sebuah relai
Konstruksi dasar terdiri dari sebuah magnet listrik dan kontak pemutus
3. Apa pengaruh induksi diri pada relai!
Induksi ini akan sangat mengganggu/ merusak peralatan elektronika yang
ada pada kendaraan
4. Sebutkan bagaimana mengurangi induksi diri pada relai!
Untuk mengurangi induksi diri, pada relai dipasang tahanan atau dioda
5. Sebutkan fungsi lampu rem!
Lampu rem berfungsi untuk memberi tanda pada pengendara lain, bahwa
kendaraan kita sedang melakukan pengereman.
6. Saklar lampu rem ada dua macam sebutkan!
1) Saklar Mekanis
2) Saklar Hidrolis
7. Berapa tekanan miyak rem supaya saklar rem hidrolis bekerja?
Tekanan minyak rem sebesar 0,5 1,5 bar
8. Jelaskan fungsi lampu kontrol rem yang ada pada penel kemudi!
Lampu kontrol remberfungsi untuk memberi tanda pada pengemudi, bahwa
ada masalah pada rem hidraulis atau rem mekanis (rem parkir) masih
bekerja.

54 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Kegiatan Pembelajaran 4: Perlengkapan Pengaman


Kelistrikan Bodi Dan Jenis-Jenis Pengaman
Kelistrikan

A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat:

1. Menjelaskan kegunaan Perlengkapan Pengaman Kelistrikan Bodi Jenis


Jenis Pengaman Kelistrikan dengan percaya diri!
2. Menjelaskan fungsi dan tipe fusible link dengan penuh keberanian!
3. Menjelaskan fungs,tipe dan konstruksi Circuit breaker dengan profesional!

B. Indikator pencapian kompetensi :

1. Penjelasan kegunaan perlengkapan pengaman kelistrikan bodi jenis jenis


pengaman kelistrikan
2. Penjelasan fungsi, tipe fusible link
3. Penjelasan fungsi, tipe, konstruksi Circuit breaker

C. Uraian materi

1. Perlengkapan pengaman kelistrikan bodi jenis jenis pengaman


kelistrikan

Sirkuit kelistrikan kendaraan terdiri atas bebarapa sistem. Karena beberapa


factor sering terjadi kerusakan pada sirkuit kelistrikan,misal: hubungan singkat
yang dapat menyebabkab kerusakan pada komponen sistem kelistrikan tertentu.
Untuk itu diperlukan suatu komponen yang dapat melindungi (pengaman) sirkuit
kelistrikan pada kendaraan.

Sekring/fuse, fusible link dan circuit breaker , insulating kabel, clam kabel, dan
konector yang digunakan sebagai komponen komponen yang melindungi sirkuit.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 55


Kegiatan Pembelajaran 4

1.1. Sekring ( fuse )

Sekring (fuse) ditempatkan pada bagian tengah sirkuit kelistrikan. Bila arus yang
berlebihan melalui sirkuit,maka sekring akan berasap atau terbakar yang
menandakan elemen dalam sekring mencair sehingga sistem sirkuit terbuka dan
mencegah komponen komponen lain dari kerusakan yang disebabkab oleh arus
yang berlebihan.

a) Tipe Sekring
Tipe sekring dikelompokan kedalam tipe sekring blade dan tipe sekring cartridge.

Gambar 4. 1 Fuse/Sekring tipe blade dan tipe cartridge

Tipe sekring blade paling banyak digunakan pada saat ini, tipe ini dirancang
lebih kompak dengan elemen metal dan rumah pelindung yang tembus pandang
yang diberi kode warna untuk masing masing tingkatan arus. Tipe sekring
cartridge terdiri atas rumah pelindung kaca tembus pandang, terminal dan
elemen penghubung arus, elemen penghubung arus ini akan mencair (terbakar)
jika arus yang melewatinya melebihi kapasitas elemen

56 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

b) Identifikasi Sekring

Gambar 4. 2 Sekring tipe blade Maxi, Standart dan Mini dan tipe cartridge

Sekering diidentifikasikan berdasarkan kapasitas masing masing jenis, untuk


tipe cartridge dapat dilihat pada ujung logam penutup tabung kaca yang tertera
angka penunjuk kapasitas sekering. Sedangkan untuk sekering tipe blade dapat
dilihat berdasarkan warna rumah (housing), pengkodean warna tersebut dapat
dilihat dibawah ini:

1.2. Fusible link

Secara umum fungsi dan konstruksi fusible link sama dengan sekring.
Perbedaan utamanya adalah fusible link dapat digunakan untuk arus yang lebih
besar karena ukurannya lebih besar dan mempunyai elemen yang lebih tebal.
Seperti sekring fusible link dapat terbakar atau putus jika arusnya melebihi
kapasitasnya dan harus diganti dengan yang baru

1.2.1. Tipe Fusible link


Menurut tipenya fusible link dapat diklasifikasikan kedalam dua tipe,yaitu: tipe
cartridge dan tipe link. Fusible link tipe cartridge dilengkapi dengan terminal dan
bagian sekring dalam satu unit. Rumahnya diberi kode warna untuk masing-
masing tingkatan arus

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 57


Kegiatan Pembelajaran 4

Gambar 4. 3 Fusiblelink tipe cartridge dan tipe links

1.2.2. Idenstifikasi Fusible link

Fusible link dapat diidentifikasikan berdasarkan kapasitasnya yang ditunjukan


dengan kode warna untuk masing masing kapasitas. Dibawah ini dicontohkan
dari masing masing kode warna fusible link:

Gambar 4. 4 Fusible link dengan berbagai kode warna

4.2.3. Circuit breaker

Circuit breaker digunakan sebagai pengganti sekring untuk melindungi dari


kesulitan pengiriman tenaga dalam sirkuit, seperti power windows dan sirkuit
pemanas (heater)

a) Tipe circuit breaker


Circuit breaker menurut tipenya dapat digolongkan dalam 3 (tiga) tipe,yaitu:
Manual reset type Mechanical, Automatic resetting type Mechanical dan
Automatically reset solid state type.

58 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Gambar 4. 5 Tipe tipe circuit breaker

b) Konstruksi

Prinsip dasar dari circuit breaker tipe Manual reset type Mechanical dan
Automatic resetting type Mechanical terdiri dari sebuah lempengan bimetal yang
dihubungkan pada kedua terminal dan satu diantaranya bersentuhan

Gambar 4. 6 Konstruksi Circuit breaker Manual reset type Mechanical dan


Automatic resetting type Mechanical
c) Cara kerja
Bila sejumlah arus yang berlebihan mengalir melalui circuit breaker,maka bimetal
menjadi panas. Dan ini menyebabkan lempengan membengkok, circuit breaker
hubunganya terbuka dan memutuskan aliran arus.

Tipe penyetelan
Circuit breaker dapat disetel. penyetelannya ada tipe otomatis dan tipe biasa.

a. Tipe penyetelan otomatis


Circuit yang menyetel secara otomatis (rating 7,5 A) digunakan khusus untuk
melindungi rangkaian dari selenoid door lock (system 12V) yang membuka

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 59


Kegiatan Pembelajaran 4

karena arus yang berlebihan tetapi akan menyetel secara otomatis ketika
temperatur dari lempengan bimetal turun.
b. Tipe penyetelan biasa

Circuit breaker penyetelan biasa (manually-reset type mechanical) dilengkapi


untuk system 12 V dan 24 V. Ukuran arusnya adalah 10A,14A,20A dan 30A

Gambar 4. 7 Sistem bimetal pada circuit breaker

Circuit breaker ada didalam junction block atau kotak sekring. Saat circuit
breaker terbuka disebabkan adanya arus yang berlebihan, circuit breaker disetel
kembali seperti yang diperlihatkan dibawah ini:

Gambar 4. 8 Circuit breaker penyetelan biasa (manually-reset type mechanical)

D. Aktivitas Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran, Anda hendaknya:


1. Mengidentifikasi macam-macam jenis pengaman,fungsi tipe dan konstruksi
circuit breaker penuh tanggungjawab dan profesional
2. Model, contoh Jenis Jenis Pengaman Kelistrikan Selain itu Anda perlu
sekali mengidentifikasi macam-macam warna terhadap besaran arus
sekering dengan percaya diri.

60 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

LK 04-01 Identifikasi macam-macam,fungsi dan konstruksi pengaman


Identifikasilah macam-macam,fungsi dan konstruksi pengaman!
No. Macam-macam Fungsi Konstruksi
pengaman pengaman pengaman
1
2
3

E. Latihan/kasus/tugas

1. Sebutkan barang barang ini disisipkan kedalam sirkuit kelistrikan dan


sistem kelistrikan untuk melindungi kabel-kabel dan conector yang
digunakan dalam sirkuit untuk mencegah timbulnya kebakaran oleh arus
yang berlebihan atau hubungan singkat!
2. Jelaskan fungsi sekering (fuse) pada rangkaian kelistrikan!
3. Tipe sekering ada dua macam,sebutkan!
4. Tipe Fusible link diklasifikasikan ke dalam dua tipe,sebutkan!
5. Jelaskan kegunaan circuit breaker!
6. Jelaskan cara kerja circuit breaker!
7. Penyetelan circuit breaker dikelompokkan menjadi dua ,sebutkan!

F. Rangkuman

Sekring/fuse, fusible link dan circuit breaker , insulating kabel, clam kabel, dan
konectoctor yang digunakan sebagai komponen-komponen yang melindungi
sirkuit.
Sekring ( fuse
Tipe Sekring dikelompokan kedalam:
1) tipe sekring blade
2) Tipe sekring cartridge.
Sekering diidentifikasikan berdasarkan kapasitas masing masing jenis
Fungsi Fusible link
Tipe Fusible link diklasifikasikan kedalam dua tipe,yaitu:

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 61


Kegiatan Pembelajaran 4

1) tipe cartridge
2) tipe link. Fusible link tipe cartridge
Circuit breaker
Cara kerja circuit breaker

G. Umpan balik dan tindak lanjut

Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan:


1) Mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini
untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan
tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan
uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%.
2) Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban
mengikuti kegiatan pembelajaran ke-5 mengenai Perlengkapan Kelistrikan
Bodi Sistem Penghapus Kaca

H. Kunci jawaban

1. Sebutkan barang barang ini disisipkan kedalam sirkuit kelistrikan dan


sistem kelistrikan untuk melindungi kabel-kabel dan conector yang
digunakan dalam sirkuit untuk mencegah timbulnya kebakaran oleh arus
yang berlebihan atau hubungan singkat!
Sekring/fuse, fusible link dan circuit breaker , insulating kabel, clam kabel,
dan konector

2. Jelaskan fungsi sekering (fuse) pada rangkaian kelistrikan!


Sekring ( fuse ) berfungsi untuk mengamankan rangkaian dan komponen
kelistrikan jika arus berlebihan akibat hubungan singkat.
Tipe sekering ada dua macam,sebutkan!
1) tipe sekring blade
2) tipe sekring cartridge.

3. Tipe Fusible link diklasifikasikan kedalam dua tipe,sebutkan!


1) tipe cartridge
2) tipe link

62 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

4. Jelaskan kegunaan Circuit breaker!


Circuit breaker digunakan sebagai pengganti sekring untuk melindungi dari
kesulitan pengiriman tenaga dalam sirkuit, seperti power windows dan
sirkuit pemanas (heater)

5. Jelaskan cara kerja circuit breaker!


Bila sejumlah arus yang berlebihan mengalir melalui circuit breaker,maka
bimetal menjadi panas. Dan ini menyebabkan lempengan membengkok,
circuit breaker hubunganya terbuka dan memutuskan aliran arus.

6. Penyetelan circuit breaker dikelompokkan menjadi dua ,sebutkan!


1) Tipe penyetelan otomatis
2) Tipe penyetelan biasa

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 63


64 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Teknik Kendaraan Ringan KK E

Kegiatan Pembelajaran 5: Sistem Penghapus Kaca/


Pembersih Kaca

A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat:

1. Menjelaskan kegunaan sistem penghapus kaca dengan percaya diri!


2. Menjelaskan konstruksi dan cara kerja penghapus kaca dengan penuh
tanggungjawab!
3. Menjelaskan jenis-jenis penghapus kaca dengan penuh keberanian!
4. Menjelaskan rangkaian lengkap penghapus kaca,interval dan penyemprot
air dengan profesional

B. Indikator pencapian kompetensi :

1. Penjelasan kegunaan sistem penghapus kaca


2. Penjelasan konstruksi dan cara kerja penghapus kaca
3. Penjelasan jenis-jenis penghapus kaca
4. Penjelasan rangkaian lengkap penghapus kaca, rangkaian interval,
penyemprot air

C. Uraian materi

1. Penghapus / pembersih kaca

Fungsinya untuk : membersihkan kaca mobil dari air dan kotoran yang menempel
pada kaca depan, belakang atau kaca lampu kepala
Konstruksi umum penghapus kaca depan terdiri dari sebuah motor listrik DC (1)
dengan gerakkan berputar, roda gigi transmisi (2), mekanisme penggerak (3) dan
lengan penghapus kaca (4).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 65


Kegiatan Pembelajaran 5

Penghapus laca belakang dan


lampu kepala, gerakkan motor
dibuat berayun (seperti bandul),
sehingga gerakkan motor dapat
diberikan langsung pada bagian
lengan penghapus kaca, tanpa
mekanisme penggerak lainnya.

Gambar 5. 1 Konstruksi umum penghapus kaca

A. Motor dipasang tidak


ditengah-tengah
B. Motor dipasang di
tengah

Gambar 5. 2 Posisi pemasangan penghapus kaca

Macam-macam gerakan lengan penghapus kaca depan

a.Gerakan 2 lengan searah b.Gerakan 1 lengan

c. Gerakan lengan berlawanan d. Gerakan satu lengan diatur

Gambar 5. 3 Macam-macam gerakan lengan penghapus kaca depan

66 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Dari gambar dapat dilihat gambar d adalah gerakan lengan penghapus yang
terbaik, karena hampir mengenai keseluruhan permukaan kaca

1.1. Rangkaian listrik

1.1.1. Motor listrik DC


1) Dengan magnet permanen
Satu kecepatan dan sakelar pemberhentian terakhir

- Pada rangkaian ini ada satu


kecepatan saja pada motor, bila
sakelar dihubungkan, arus listrik
mengalir dari terminal 15 ---- 53
sikat dan massa (31)
kecepatan (dengan tiga sikat).

Gambar 5. 4 Penghapus kaca satu kecepatan dan sakelar pemberhentian


terakhir

Pada rangkaian ini ada satu kecepatan saja pada motor, bila sakelar
dihubungkan, arus listrik mengalir dari terminal 15 ---- 53 sikat dan massa (31)
kecepatan (dengan tiga sikat)

Sakelar dimatikan, arus pada terminal 53 a akan diputuskan oleh nok melalui
sakelar pemberhentian.

Kecepatan 1, putaran motor lambat, momen puntir besar


Aliran arus dari terminal 15 ----- 53d ----- 53 ----- sikat (posisi lurus) dan massa 31

Kecepatan 2, putaran motor cepat, momen puntir lebih kecil


Aliran arus dari terminal 15 ----- 53d ----- 53b ----- sikat (posisi miring) ----- massa
Kerja sakelar pemberhenti sama pada semua rangkaian

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 67


Kegiatan Pembelajaran 5

2) Dengan magnet listrik


Gulungan T (yang paralel
dengan jangkar), berfungsi
untuk membuat putaran motor
tetap.
Catatan :

Gambar 5. 5 Penghapus kaca dengan magnet listrik

U = Gulungan utama (dihubungkan seri dengan jangkar)


T = Gulungan medan penolong, untuk memperlambat putaran motor dan
mencegah putaran motor yang makin lama berputar cepat.

Dua kecepatan Arus listrik mengalir ke terminal 53b,


gulungan T dan U massa, serta dari
terminal 53 ke gulungan jangkar motor
gulungan U ----- massa
Gulungan T akan memperlambat
putaran motor

Gambar 5.6 Penghapus kaca dengan dua kecepatan

Kecepatan 1. Putaran motor lambat

Kecepatan 2. Gulungan jangkar dialiri arus secara seri dengan gulungan U


(putaran motor cepat)

- Dua kecepatan dan rem listrik


Sistem penghapus kaca
dengan kelembaban massa
yang besar, memakai
gulungan rem (R)

Gambar 5. 7 Kecepatan 1 dan 2 sama seperti rangkaian sebelumnya

68 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Catatan : R = Gulungan medan pengerem putaran motor skibat kelembaban


massa yang besar.

1.2. Pengatur waktu (interval)

Sakelar interval dipakai bila ada hujan gerimis kecil-kecil dan kita tidak
memerlukan penghapus kaca yang bergerak terus menerus.
Semua sistem penghapus kaca yang memakai sakelar pemberhentian terakhir
bisa dilengkapi dengan interval.

Untuk itu kita memasang sebuah relai impuls pada rangkaian penghapus kaca,
agar penghapus kaca dapat bergerak secara periodik dengan selang waktu kira-
kira 5 detik.

1. Motor penghapus kaca


2. Relai impuls
3. Saklar iterval

Gambar 5. 8 Penghapus kaca dengan pengatur waktu (interval)

Relai impuls yang memberikan arus listrik secara periodik ke terminal 53, ada
yang elektronika ada juga dengan bimetal seperti pada pengedip (flasher)
Lengan penghapus kaca

1. Lengan penekan
2. Plat alur penahan
3. Bibir
4. Tepi pembersih
5. kaca

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 69


Kegiatan Pembelajaran 5

Gambar 5. 9 Bagian pembersih kaca


Bagian pembersih yang terdiri dari : tepi & bibir pembersih terbuat dari karet dan
ditahan oleh plat alur penahan agar karet tetap pada posisi lurus pada saat
lengan penekan bergerak.

Lengan penekan dikonstruksikan bertingkat agar tepi pembersih dapat selalu


duduk dengan rapat sesuai dengan lengkungan kaca.
Sistem air pembersih
Ada 2 macam sistem :
1) Dengan pompa mekanik ( sudah jarang dipakai )
2) Dengan pompa listrik

1. Saklar sistem air pembersih


2. Baterai
3. Penyemprot
4. Tangki air

Gambar 5. 10 Sistem air pembersih kaca

Posisi penyemprot dapat diatur/distel agar penyemprotan tepat pada bagian kaca
yang akan dibersihkan,adakalanya kotoran yang menempel pada kaca sangat
sukar dibersihkan hanya dengan air pembersih biasa, oleh karena itu air
pembersih perlu ditambahkan dengan cairan pembersih khusus

D. Aktivitas Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran,


1) Hendaknya mengidentifikasi jenis-jenis. konstruksi ,cara kerja penghapus
kaca dan rangkaiannya,termasuk interval dan penyemprot air penuh
tanggungjawab dan profesional.

70 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

2) Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan


dalam dalam pembelajaran dengan penuh disiplin. Selain itu Anda perlu
sekali mengidentifikasi macam-macam gangguan pada rangkian
penghapus kaca dengan percaya diri

LK 05.01 Identifikasi jenis-jenis,konstruksi dan cara kerja penghapus kaca


Identifikasilah jenis-jenis,konstruksi dan cara kerja penghapus kaca!

No. Jenis-jenis Konstruksi Cara kerja penghapuskaca


penghapus kaca penghapus kaca
1
2
3
4

E. Latihan/kasus/tugas

1. Jelaskan fungsi penghapus kaca pada kendaraan!


2. Sebuah sistem penghapus kaca minimal terdiri dari,sebutkan!
3. Macam-macam gerakan lengan penghapus kaca depan+,di bawah ini
mana yang terbaik?

a.Gerakan 2 lengan searah b.Gerakan 1 lengan

c. Gerakan lengan berlawanan d. Gerakan satu lengan diatur


4. Motor (DC) penghapus kaca ada 2 macam sebutkan !
5. Jelaskan kegunaan pengatur waktu (interval) pada penghapus kaca!
6. Sebutkan 2 sistem air pembersih kaca!

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 71


Kegiatan Pembelajaran 5

7. Sebutkan nama-nama komponen pembersih air pada kaca seperti gambar


di bawah ini!

F. Rangkuman

Penghapus / Pembersih Kaca berfungsi untuk : membersihkan kaca mobil dari


air dan kotoran yang menempel pada kaca depan, belakang atau kaca lampu
kepala
Penghapus kaca depan terdiri dari:
1) motor listrik DC
2) roda gigi transmisi
3) mekanisme penggerak
4) lengan penghapus kaca

Macam-macam gerakan lengan penghapus kaca depan


a. Gerakan 2 lengan searah
b. Gerakan satu lengan
c. Gerakan lengan berlawanan
d. Gerakan satu lengan diatur
1) Motor listrik DC
a. Dengan magnet permanen
b. Dengan magnet listrik
Pengatur waktu (interval)/sakelar interval
Ada 2 macam sistem :
1) Dengan pompa mekanik ( sudah jarang dipakai )
2) Dengan pompa listrik

72 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

G. Umpan balik dan tindak lanjut

Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan:


1) Mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini
untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan
tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan
uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%.
2) Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban
mengikuti kegiatan pembelajaran ke-6 mengenai Merangkai Sistem
Kelistrikan Bodi Standar dan Wiring Kelistrikan

H. Kunci jawaban

1. Fungsi penghapus kaca pada kendaraan adalah:


Penghapus / Pembersih Kaca berfungsi untuk : membersihkan kaca mobil
dari air dan kotoran yang menempel pada kaca depan, belakang atau kaca
lampu kepala

2. Sebuah sistem penghapus kaca minimal terdiri dari:


1) motor listrik DC
2) roda gigi transmisi
3) mekanisme penggerak
4) lengan penghapus kaca

3. Macam-macam gerakan lengan penghapus kaca depan,di bawah ini yang


terbaik adalah:

a.Gerakan 2 lengan searah c.Gerakan satu lengan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 73


Kegiatan Pembelajaran 5

b. Gerakan lengan berlawanan d. Gerakan satu lengan diatur

Dari gambar di atas dapat dilihat gambar d adalah gerakan lengan penghapus
yang terbaik, karena hampir mengenai keseluruhan permukaan kaca
4. Motor (DC) penghapus kaca ada 2 macam sebagai berikut:
1) Dengan magnet permanen
2) Dengan magnet listrik

5. Kegunaan pengatur waktu (interval) pada penghapus kaca adalah:


Pengatur waktu (interval)/sakelar interval dipakai bila ada hujan gerimis
kecil-kecil dan kita tidak memerlukan penghapus kaca yang bergerak terus
menerus.

6. Pompa air pembersih kaca ada 2 macam sebagai berikut:!


1) Dengan pompa mekanik ( sudah jarang dipakai )
2) Dengan pompa listrik

7. Nama-nama komponen pembersih air pada kaca seperti gambar adalah:


1. Saklar sistem air pembersih
2. Baterai
3. Penyemprot
4. Tangki air

74 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Kegiatan Pembelajaran 6: Merangkai Sistem


Kelistrikan Bodi Standar Dan Wiring Kelistrikan

A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat:

1. Mengidentifikasi simbol dan arti secara umum menurut standar DIN


(Deutsche Industrienorm) dengan percaya diri!
2. Menjelaskan diagram rangkaian sistem kelistrikan bodi standar dengan
penuh keberanian!
3. Mengambar rangkaian sistem kelistrikan bodi standar dengan percaya diri!
4. Merangkai rangkaian sistem kelistrikan bodi standar dengan penuh
tanggungjawab!
5. Menjelaskan keselamatan kerja saat merangkai rangkaian sistem
kelistrikan bodi standar dengan profesional

B. Indikator pencapian kompetensi :

1. Identifikasi simbol dan arti secara umu menirut standar DIN


2. Penjelasan diagram rangkaian sistem kelistrikan bodi standar
3. Gambarkan rangkaian sistem kelistrikan bodi standar
4. Rangkaian sistem kelistrikan bodi standar
5. Penjelasaan keselamatan kerja saat merangkai rangkaian sistem
kelistrikan bodi standar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 75


Kegiatan Pembelajaran 6

C. Uraian materi:

1.1. Dasar Rangkaian Listrik


1.1.1. Peraturan umum dalam gambar listrik
a) Penghantar:

Tabel 6. 1 Penghantar listrik

Sejajar dan
Vertical Horizontal Rangkaian tertentu tebalnya sama

b) Sambungan :

Tabel 6. 2 Penghantar listrik

Tidak bisa dilepas Penghantar silang yang saling


berhubungan dan tidak bisa di lepas

Bisa dilepas Penghantar silang yang saling


berhubungan dan bisa di lepas
Penghantar silang yang saling
tidak berhubungan

c) Garis:

Tebal 6.3 garis gambar sangat tergantung pada besar arus dan lokasi
(kegunaan)

No Jenis garis Tebal Penggunaan

1. 0,3 0,5 mm - Garis tepi suatu bagan


- Penghantar

76 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

2. 0,2 0,3 mm - Garis kerja penghubung


- Simbul sel-sel yang diapit oleh
sel pertama dan terakhir suatu
baterai
3. 0,2 0,3 mm - Garis tepi suatu bagan

Dalam suatu gambar menggunakan garis yang sama bila berbeda maksimum
hanya boleh dua macam tebal saja.

1.1.2. Rangkaian listrik secara sederhana


Rangkaikan skema ini
kemudian sebutkan nama-
nama simbol dari rangkaian
dasar ini :
a. Baterai
b. Penghantar masuk
c. Beban (lampu)
d. Penghantar kembali
e. Sakelar

Rangkaikanlah skema ini.


Pada mobil biasanya tidak ada
penghantar kembali karena
sudah diganti dengan massa
(a)

Gambar 6. 1 Rangkaian listrik secara


sederhana

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 77


Kegiatan Pembelajaran 6

1.1.3. Rangkaian menggunakan sekering

Rangkailah skema ini.


Apa tujuan dipasang sekering ?
Untuk mencegah hubungan singkat
(sebagai pengaman)
Untuk mengantisipasi adanya
kenaikan tegangan yang terlalu
tinggi. (jika menggunakan dinamo
Gambar 6. 2 Rangkaian listrik pengisian)
secara sederhana menggunakan
sekering

1.1.4. Rangkaian Amperemeter dan Voltmeter

1 Skema ini merupakan rangkaian


. lampu yang diukur dengan
Voltmeter dan
Buatlah rangkaian dari skema
ini.
Berapa tegangan yang
ditunjukkan voltmeter ?
Bila lampu menggunakan
daya 18 watt, berapa yang
ditunjukkan?

78 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

2. Rangkaikan tahanan-tahanan
tersebut pada baterai agar
aliran arus dan besar tegangan
sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Berapa penunjukkan
amperemeter ? bila
R1 = 3A, 4 R3 = 9V,
9
R2 = 1A, 3W R4 =
12V, 24W

3. Buatlah rangkaian lampu ini


yang memenuhi persyaratan.
L1 = 6V, 30W L3 = 24W, 1A
L2 = 90W, 5A L4 = 3 , 8A
Baterai diukur oleh Voltmeter
dan Amperemeter.
Berapa Voltmeter menunjukkan
?
24 Volt
Gambar 6. 3 Rangkaian Amper meter
Dan berapa Amperemeter
dan Voltmeter
menunjukkan ?
14Amper

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 79


Kegiatan Pembelajaran 6

1.2. Sistem Penerangan Sederhana

Tabel 6.4 Sistem penerangan sederhana

No Nama lampu Daya Warna


1. Lampu kepala
Jauh 45 W Putih, kuning
Dekat 40 W Putih, kuning
2. Lampu kota
Muka 5-10 W Putih, orange, merah
Belakang 5-10 W Putih, orange, merah
3. Lampu plat nomer 5-7 W Putih
4. Lampu rem 20-23 W Merah
5. Lampu mundur 15-23 W Putih

Tabel 6.5 Komponen-komponen

Lampu Lampu Kota Lampu Lampu Rem Lampe


Kepala Nomer Mundur
Sakela Sakelar Sakelar Sakelar Kunci
r lampu lampu lampu lampu rem kontak
kepala kepala kepala Kunci konak Sakelar
Sakela lampu kota Lampu (pedal rem) mundur
r dim Lampu nomer Lampu rem (transmisi)
Lampu panel Lampu
kepala (instrumen) mundur
Lampu
kontrol
(jauh)

80 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Lampu-lampu yang nyala bersama


Lampu Kepala Lampu kota, lampu nomer, lampu panel, lampu kontrol
Lampu Kota Lampu nomer, lampu panel

1. Rangkaian schema dari gambar 6.4 dan gambar 6.5


Petunjuk :
Gambar 6.4, lampu rem dan lampu mundur arus yang mengalir harus
melalui kunci kontak.
Gambar 6.5, lampu kota hanya menggunakan 2 sekering dan lampu
nomer ikut lampu kota sebelah kanan.
2. Istilah
No Nama gambar I Nomer kode Keterangan

a. Lampu kota 58,31 5 10 watt


b. Baterai 30,31
c. Sakelar lampu kepala 30,56,58
d. Kunci kontak 30,15
e. Sakelar mundur
f. Sakelar rem 54
g. Lampu kombinasi belakang
- Kota belakang 58, 31 5 10 w
- rem 54, 31 21 23 w
- mundur 15 w
h. Lampu nomer 58 57w

Gambar II
a. Baterai 30, 31
b. Sakelar lampu kepala 30, 56, 58
c. Sakelar dim 56, 56a, 56b
d. Sekering 56a, 56b 40/45 w
e. Lampu kepala 58, 31
f. Lampu kota belakang 58 5 10 w
g. Lampu nomer 58 57w

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 81


Kegiatan Pembelajaran 6

Rangkaian lampu rem dan lampu mundur arus yang mengalir harus melalui kunci
kontak

Gambar 6. 4 lampu rem dan lampu mundur arus yang mengalir harus melalui
kunci kontak

Rangkaian lampu kota hanya menggunakan 2 sekering dan lampu nomer ikut
lampu kota sebelah kanan

Gambar 6. 5 Lampu kota hanya menggunakan 2 sekering dan lampu nomer ikut
lampu kota sebelah kanan

82 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Gambar 6. 6 lampu rem dan lampu mundur melalui kunci kontak Lampu kota
menggunakan 2 sekering dan lampu nomer ikut lampu kota sebelah kanan

1.3. Rangkaian Lampu Kepala dengan Relai

Tabel 6.6 Rangkaian lampu kota denga relay

No Nama Keterangan

1 Lampu kepala Penerangan jalan

2 Lampu kota Lebar kendaraan

3 Sakelar lampu kepala Menyalakan lampu kota/kepala

4 Sakelar dim Lantai diinjak

Papan instrumen ditarik/ditekan

Kemudi ditarik/ditekan atau

(kombinasi) diputar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 83


Kegiatan Pembelajaran 6

5 Relai

Sebagai kontrol lampu blit Sebagai sakelar dim


Lampu blit tidak bisa menyala Arus yang mengalir ke lampu
apabila lampu jauh sedang besar.
menyala Sakelar dim lebih tahan lama,
Pada waktu lampu dekat hidup karena sakelar disini
dan lampu blit dinyalakan, bola berfungsi sebagai pengendali
lampu dapat menjadi panas saja.
dan terbakar
Sebagai kontrol lampu blit dan Sebagai kontrol lampu kepala
sakelar dim dan lampu kota
Sebagai pengganti sakelar dim Lampu blit bisa menyala
Sebagai sakelar kontrol lampu disegala posisi
blit Sakelar lampu kepala dan
Lampu blit tidak bisa menyala sakelar dim berfungsi sebagai
waktu lampu jauh/dekat pengendali dan dipasang
sedang menyala hanya untuk massa saja.

Rangkaian lampu kepala dengan Relai sebagai kontrol lampu blit

Gambar 6. 7 Rangkaian lampu kepala dengan Relai sebagai kontrol lampu blit

84 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Tugas :
Rangkaikan skema ini !
Beri nomer kode terminal pada sakelar lampu kepala, sakelar dim dan relai!
Petunjuk : Arus utama lampu blit harus melalui Relai.
Rangkaian lampu kepala dengan Relai sebagai Sakelar dim

Gambar 6. 8 Rangkaian lampu kepala dengan Relai sebagai Sakelar dim

Petunjuk : - Arus utama lampu jauh/dekat melalui relai-relai


Tugas : - Beri nomer kode terminal pada relai, sakelar dim, sakelar lampu
kepala
- Rangkaikan skema ini

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 85


Kegiatan Pembelajaran 6

Rangkaian lampu kepala menggunakan relai pemindah 2 langkah

Gambar 6. 1 Rangkaian lampu kepala menggunakan relai pemindah 2 langkah

Tugas : - Gambarlah sakelar lampu kepala pada rangkaian ini, kemudian


rangkaikan skema tersebut.
- Apa nama dan fungsi relai ini (jelaskan)
Relai dua langkah
Sebagai pengendali Lampu jauh, Lampu dekat dan blite
Rangkaian lampu kepala dengan relai sebagai kontrol lampu kepala/kota

Gambar 6. 10 Rangkaian lampu kepala dengan relai sebagai kontrol lampu


kepala/kota

86 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Petunjuk : - Semua arus utama melalui relai


- Sakelar lampu kepala dan sakelar dim sebagai pengendali
dan arus negatif
Tugas : - Rangkaikan skema ini
Apa nama dari sakelar A : Sakelar lampu kepala dan B :
Sakelar dimmer

1.4. Rangkaian Lampu Kepala Yang Lain

1. Lampu jauh tambahan


Digunakan agar lampu jauh menyala lebih terang . Diwaktu malam hari, kalau
ada dua mobil yang berpapasan, lampu jauh dan lampu jauh tambahan tidak
boleh menyala karena pengemudi akan silau. Pada saat ini lampu yang harus
menyala adalah lampu dekat. Oleh karena itu lampu jauh tambahan hanya boleh
menyala pada waktu lampu jauh menyala. Arus utama yang mengalir ke lampu
jauh tambahan harus melalui relay.

2. Lampu kepala sealed beam


Pada posisi horisontal lampu dekat di bagian dalam .Lampu bagian luar terdapat
dua filamen yaitu untuk filamen Lampu jauh dan filamen Lampu dekat.

Pada posisi vertikal lampu dekat terletak di bagian bawah dan lampu ini juga
terdapat dua filamen untuk jauh dan dekat.
Pada waktu lampu jauh menyala ada 4 filamen yang menyala yaitu : lampu jauh,
lampu jauh tambahan.

3. Lampu kepala halogen


Lampu dekat terletak dibagian luar.
Waktu jauh menyala, lampu dekat juga ikut menyala. Lampu ini biasanya
dilengkapi dengan dua buah relai untuk dialiri arus listrik.

4. Lampu kabut tambahan


Lampu kabut harus bisa hidup bersama lampu kota dan lampu jauh. Dipasang
pada posisi rendah dan dapat disetel sejauh 50 meter karena jumlah kabut yang
paling kecil berada diatas permukaan jalan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 87


Kegiatan Pembelajaran 6

5. Rangkaikan dan beri nomor kode terminal dari komponen yang perlu diberi
nomor kode untuk skema sebagai berikut :
Gambar 6.11 rangkaian lampu jauh tambahan.
Gambar 6.12 rangkaian 4 lampu kepala sealed beam. (tidak diberi nomer
kode).
Gambar 6.13 rangkaian lampu kepala halogen.
Gambar 6.14 rangkaian lampu kabut tambahan.

Rangkaian lampu jauh tambahan

Gambar 6. 11 Rangkaian lampu jauh tambahan

Rangkaian 4 lampu kepala sealed beam

88 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Gambar 6. 12 Rangkaian 4 lampu kepala sealed beam

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 89


Kegiatan Pembelajaran 6

Tabel 6. 7 Nama Simbol

ITEM NAMA SIMBOL

a. Baterai
b. Saklar lampu kepala
c. Saklar lampu dim
d. Relai untuk lampu jauh/dekat
e. Relai untuk lampu kota
f. Lampu kota
g. Lampu jauh tambahan
h. Lampu kontrol jauh
i. Sekering

Rangkaian 4 lampu kepala halogen

Gambar 6. 13 Rangkaian 4 lampu kepala halogen

90 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Rangkaian lampu kabut tambahan

Gambar 6. 14 Rangkaian lampu kabut tambahan

Tabel 6. 8 Nomor Kode Terminal

ITEM Nama Simbol Nomor Kode Terminal


a. Baterai 31 30
b. Sakelar lampu kepala 30, 58, 56
c. Tombol blitz 31, 31d
d. Lampu kombinasi depan 58, 56a, 56b, 31
e. Relay dua langkah 56, 56a, 56b, 31d
Untuk lampu jauh/dekat dan lampu blit
f. Relay 85, 86, 87, 30
g. Sakelar lampu kabut
h. Kunci kontak
i. Lampu kabut

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 91


Kegiatan Pembelajaran 6

1.5. Sistem Tanda (Klakson)

1.5.1. Rangkaian 1 klakson

Gambar 6. 15 Rangkaian 1 klakson

Petunjuk : Rangkaian 1 klakson yang sederhana sakelar berfungsi


menghubung arus dari klakson ke massa.
Sehingga aliran arus : baterai sekering
Alasan : klakson sakelar massa.
Mempermudah membuat konstruksi sakelar pada
kemudi.

Rangkaian 2 klakson :

Petunjuk : Kedua klakson melalui relai.


Klakson 1 bisa bunyi bersama/tidak bersama klakson 2.
Alasan : Pada waktu di kota hanya menggunakan klakson 1,
tetapi kalau di luar kota membutuhkan 2 klakson supaya
keras suaranya.

1.5.2. Rangkaian 2 klakson

Gambar 6. 16 Rangkaian 2 (dua) klakson

92 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

- Petunjuk: Klakson tidak bisa bunyi waktu kunci kontak mati


Arus pengendali melalui kunci kontak
Arus utama melalui Relai dan Sekering

Gambar 6. 17 Rangkaian 2 (dua) klakson melalui kunci kontak

Kode nomer terminal pada kunci kontak :


P : Parkir
75/ACC : Untuk kelengkapan seperti radio.
15 : Pengapian/IG
50 : Starter/ST

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 93


Kegiatan Pembelajaran 6

1.5.3. Sistem Tanda (Pengedip)

Simbol umum flasher

Flasher Bimetal

Flasher Thermo Elektro Magnit

Flasher Kondensator

Flasher dan S. Hazard

Gambar 6.18 Simbol-simbol pengedip (flasher)

94 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Skema pada gambar 6.19 dan 6.20 kemudian gambarkan rangkaiannya

Gambar 6.19 Gambar 6.20

No Nama Nomer No Nama Nomer terminal


komponen terminal komponen

1. L. T. belok L/R, 31 1. Dioda -


2. Baterai 30, 31 2. L. tanda belok L/R, 31
3. Kunci kontak 30, 15 3. S. hazard -
4. Flesher 49A, 49 4. S. tanda belok 49A, L, R
5. A. lampu tanda 49A, L, R 5. Flesher 49, 49A, 31
belok 6. Kunci kontak 30, 15
7. Baterai 30, 31

Pindahkan Item dan nomer kode terminal pada skema gambar 6.21 dan 6.22
kemudian gambarkan rangkaiannya.

Gambar 6.21 Gambar 6.22

No Nama Nomer No Nama Nomer terminal


komponen terminal komponen

a. Lampu tanda L, R, 31 a. Lampu tanda L, R, 31


belok belok
b. Sakelar/Fleshe 30, 15, 49 b. Sakelar lampu 49a, L, R
r hazard tanda belok
c. Flesher 49, 49a, c c. Flesher 49, 49a, c
d. Sakelar lampu 49a, L, R d. Baterai 30, 31
tanda e. Sakelar hazard 30, 15, 49,
belok 49a, L, R
e. Kunci kontak 30, 15 f. Kunci kontak 30, 15
f. Baterai 30, 31

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 95


Kegiatan Pembelajaran 6

Lampu tanda belok dengan flasher bimetal

Gambar 6. 2 Rangkaian lampu tanda belok dengan flasher bimetal

Lampu tanda belok dan hazard menggunakan diode

Gambar 6. 20 Rangkaian Lampu tanda belok dan hazard menggunakan diode

96 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Rangkaian Lampu tanda belok dan hazard menggunakan saklar hazard

Gambar 6. 21 Rangkaian Lampu tanda belok dan hazard menggunakan saklar


hazard

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 97


Kegiatan Pembelajaran 6

Rangkaian Lampu tanda belok dan hazard menggunakan saklar hazard


dilengkapi dengan lampu kontrol hazard

Gambar 6. 22 Rangkaian Lampu tanda belok dan hazard menggunakan saklar


hazard dilengkapi dengan lampu kontrol hazard

D. Aktivitas Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran, Anda hendaknya:


1. Mengidentifikasi symbol dan arti , merangkai sistem kelistrikan kendaraan
ringan serta keselamatan kerja dalam merangkai penuh tanggungjawab
dan profesional.
2. Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan
dalam dalam pembelajaran dengan penuh disiplin. . Selain itu Anda perlu
sekali mengidentifikasi macam-macam gangguan pada rangkian kelistrikan
kendaraan ringan dengan percaya diri.

98 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

LK 06-01 Identifikasi symbol dan arti rangkaian sistem kelistrikan bodi


standar
Identifikasilah symbol dan arti symbol rangkaian sistem kelistrikan bodi standar!
No Symbol rangkaian sistem Arti symbol pada rangkaian
kelistrikan bodi standar sistem kelistrikan bodi
standar
1
2
3

E. Latihan/kasus/tugas

1. Penghantar pada rangakain sistem kelistrikan bodi standar pada gambar


listrik terdiri dari tiga jenis,sebutkan!
2. Sebutkan ada berapa jenis sambungan pada rangkaian kelistrikan bodi
standar!
3. Jenis garis lurus yang punya ketebalan 0,3-0,5 mm digunakan pada
gambar kelistrikan otomotif kendaraan ringan untuk:?
4. Jenis garis lurus putus-putus yang punya ketebalan 0,2-0,3 mm digunakan
pada gambar kelistrikan otomotif kendaraan ringan untuk:?
5. Jenis garis lurus putus- titk putus-titik yang punya ketebalan 0,2-0,3 mm
digunakan pada gambar kelistrikan otomotif kendaraan ringan untuk:?

F. Rangkuman

Simbol kelistrikan secara umum menurut stndar DIN


Simbol-simbol yang digunakan pada sistem penerangan
Simbol-simbol yang digunakan pada sistem: Starter, generator dan
regulator,pengapian konvensional, pengapian elektronik.
Peraturan umum dalam gambar listrik:
a) Penghantar meliputi: Vertical, Horizontal, Rangkaian tertentu, Sejajar dan
tebalnya sama.
b) Sambungan:Yang tidak bisa dilepas dan yang bisa dilepas
c) Garis:

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 99


Kegiatan Pembelajaran 6

1. Rangkaian sederhana terdiri dari:


2. Rangkaian menggunakan sekering
3. Untuk merangkai lampu kota memerlukan komponen
4. Untuk merangkai lampu kepala memerlukan komponen
5. Lampu-lampu yang menyala bersama lampu
6. Lampu-lampu yang menyala bersama lampu kota
7. Lampu jauh tambahan digunakan agar lampu jauh menyala lebih terang . 4
Lampu kepala sealed beam pada posisi horisontal lampu dekat di bagian
dalam Lampu bagian luar terdapat dua filamen yaitu untuk filamen Lampu
jauh dan filamen Lampu dekat.

G. Umpan balik dan Tindak lanjut

a) Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan


mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini
untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan
tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan
uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%.
b) Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban
mengikuti kegiatan pembelajaran ke-7 mengenai Merangkai sistem
kelistrikan bodi standar

H. Kunci jawaban

1. Penghantar pada rangakain sistem kelistrikan bodi standar pada gambar


listrik terdiri dari tiga jenis,sebutkan!
Penghantar meliputi: Vertical, Horizontal, Rangkaian tertentu, Sejajar dan
tebalnya sama.

2. Sebutkan ada berapa jenis sambungan pada rangkaian kelistrikan bodi


standar!
a) Sambungan yang tidak bisa dilepas
b) Sambungan yang bisa dilepas

100 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Kegiatan Pembelajaran 6

3. Jenis garis lurus yang punya ketebalan 0,3-0,5 mm digunakan pada


gambar kelistrikan otomotif kendaraan ringan untuk:?
a) Garis tepi suatu bagan
b) Penghantar

4. Jenis garis lurus putus-putus yang punya ketebalan 0,2-0,3 mm digunakan


pada gambar kelistrikan otomotif kendaraan ringan untuk:?
a) Garis kerja penghubung
b) Simbul sel-sel yang diapit oleh sel pertama dan terakhir suatu baterai

100 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Kegiatan Pembelajaran 7: Merangkai Sistem


Kelistrikan Bodi Standar

A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat:

1. Merangkai rangkaian sederhana (lampu kota dan lampu kepala) dengan


penuh keberanian!
2. Merangkai lampu dekat/jauh dari lampu blit sederhana dengan penuh
tanggungjawab!
3. Merangkai lampu dekat/jauh menggunakan relai dengan percaya diri!
4. Membuat rangkaian sistem tanda belok dan hazad dengan penuh
keberanian!
5. Merangkai macam-macam bentuk rangkaian klakson dengan profesional
6. Merangkai lampu rem dengan percaya diri!
7. Merangkai lampu mundur dengan percaya diri!
8. Merangkai lampu kepala bersama lampu tanda belok, hazard, rem dan
lampu mundur dengan percaya diri!

B. Indikator pencapian kompetensi :

1. Rangkaian sederhana (lampu kota dan lampu kepala)


2. Rangkaian lampu dekat/jauh dari lampu blit sederhana
3. Rangkaian lampu dekat/jauh menggunakan relai
4. Rangkaian sistem tanda belok dan hazad
5. Rerangkain macam-macam bentuk rangkaian klakson
6. Rangkaian lampu rem
7. Rangkaian lampu mundur
8. Rangkaian lampu kepala bersama lampu tanda belok, hazard, rem dan
lampu mundur

1. Alat:
a) Lampu kontrol

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 101


Kegiatan Pembelajaran 7

2. Bahan
a) Rak Rangkaian Sistem Kelistrikan Bodi Standart
b) Kabel perangkai
c) Sekering otomatis
d) Kotak sekering
e) Saklar lampu kepala
f) Saklar dim
g) Saklar Rem/klakson
h) Saklar tanda belok
i) Kunci kontak
j) Lampu kepala
k) Lampu kombinasi depan (Lampu kota & tanda belok
l) Lampu nomor
m) Lampu kombinasi belakang (Lampu kota/rem, tanda belok dan
mundur)
n) Blok Relai
o) Saklar kombinasi / saklar kemudi
p) Saklar lampu kabut
q) Lampu kabut
r) Klakson
s) Pengedip / Flasher

3. Keselamatan Kerja

Jangan menghubungkan langsung pada baterai (membuat hubungan


singkat)

Tiap tiap rangkaian harus menggunakan sekering

102 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

C. Uraian materi

1. Langkah Kerja
1.1. Pendahuluan sistem pengabelan
PETUNJUK
a) Arus listrik akan mengalir pada rangkaian tertutup dari terminal baterai + ke
rangkaian pemakai kemudian lewat massa kembali ke baterai
b) Untuk kabel massa pergunakan kabel hitam
c) Untuk kabel plus pergunakan kabel merah
d) Sebelum melaksanakan job amati gambar-gambar dan beri nama-nama
komponen yang tersendiri.

1.1.1. Rangkaian 1

Gambar 7. 1 Pengabelan sederhana

1.1.2. Lay-out di rak rangkaian

Gambar 7. 2 letak komponen di rak rangkaian

a) Letakkan komponen-komponen sesuai dengan lay-out pada rak


b) Pengabelan dapat dilaksanakan secara bertahap yang dimulai dari kabel 1
c) Setiap tahap langkah pengabelan harus dikontrol sesuai dengan lampu
kontrol

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 103


Kegiatan Pembelajaran 7

Apabila pengabelan pertama ini sudah selesai, kontrol sekali lagi apakah
rangkaian berfungsi dengan baik/tidak. Hasilnya harus dilaporkan kepada guru
pembimbing untuk mengontrolnya.

1.1.3. Rangkaian lampu kota

Gambar 7. 3 Rangkaian lampu kota

Gambar 7. 4 letak komponen lampu kota di rak rangkaian

Tempatkan komponen-komponen yang baru sesuai Lay-out pada rak


Dengan cara yang sama pengabelan dapat dilaksanakan
Periksakan hasil pengabelan kepada guru pembimbing

104 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.1.4. Rangkaian lampu kepala

Gambar 7. 5 Rangkaian lampu kepala

Gambar 7. 6 letak komponen lampu kepala di rak rangkaian

a) Tempatkan komponen-komponen yang baru sesuai Lay-out pada rak


b) Dengan cara yang sama pengabelan dapat dilaksanakan
c) Periksakan hasil pengabelan kepada instructor

Rangkaian lampu rem

Gambar 7. 7 Rangkaian lampu rem

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 105


Kegiatan Pembelajaran 7

1.2. Lampu dekat / jauh dan blit


a) Rangkaian sesuai dengan pengabelan lampu kota
b) Buat rangkaian dari lampu kepala
c) Kontrol sekali lagi apakah rangkaian anda sesuai dengan skema di balik
ini.

Bila rangkaian tidak sesuai dengan skema dan lay out di atas, buatlah rangkaian
yang baru yang sesuai.

Gambar 7. 8 Rangkaian lampu kota dan lampu kepala

Gambar 7. 9 Rangkaian lampu kota dan lampu kepala dengan lampu blitz

a) Buat rangkaian lampu blit seperti skema di atas


b) Kontrol apakah semua itu berfungsi, laporkan kepada instruktor apabila
rangkaian sudah befungsi

106 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Gambar 7. 10 Rangkaian lampu kota dan lampu kepala,lampu blitz dengan relai

Rangkaikan lampu blit seperti skema di atas !


Operasikan sakelar blit, apakah berfungsi dengan baik atau tidak !
Laporkan kepada guru apabila ada hal-hal yang kurang jelas !

1.3. Rangkaian lampu kepala menggunakan relai pemindah 2 langkah !

Gambar 7. 11 Rangkaian lampu kepala menggunakan relai pemindah 2 langkah

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 107


Kegiatan Pembelajaran 7

108 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

a) Buat rangkaian seperti skema tersebut !


b) Laporkan apabila sudah selesai merangkai kepada instruktor !
c) Bisakah sakelar tersebut dipergunakan untuk lampu blit (operasikan) !
d) Apa keutungan dengan rangkaian yang lalu ?

1.4. Lampu Tanda Belok & Hazard

1.4.1. Lampu tanda belok dengan lampu kontrol 1 biji


Rangkaikan skema ini !

Gambar 7. 12 Lampu tanda belok dengan lampu kontrol 1 biji


a) Laporkan kepada instruktor bila skema telah selesai
b) Letakkan komponen-komponen dan buat pengabelan
c) Laporkan kepada instruktur apabila ada kesalahan atau kurang jelas

1.4.2. Lampu tanda belok dengan lampu kontrol 2 biji

Rangkaikan skema ini !

Gambar 7. 13 Lampu tanda belok dengan lampu kontrol 2 biji

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 109


Kegiatan Pembelajaran 7

a) Apabila rangkaian telah selesai tunjukkan kepada instruktur !


b) Buat rangkaian pada rak !
c) Laporkan apabila rangkaian telah selesai !

1.4.3. Rangkaian hazard dan lampu tanda belok menggunakan dioda

Gambar 7. 14 Rangkaian hazard dan lampu tanda belok menggunakan dioda


a) Buat rangkaian pada rak sesuai dengan skema ini
b) Laporkan apabila rangkaian telah selesai

1.4.4. Rangkaian hazard dan lampu tanda belok

Gambar 7. 15 Rangkaian hazard dan lampu tanda belok

a) Buat rangkaian ini pada rak sesuai dengan skema tersebut di atas !
b) Laporkan kepada instruktur apabila ada kesulitan atau sudah selesai !

110 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.4.5. Rangkaian hazard dan lampu tanda belok menggunakan flasher


elektronik

Gambar 7. 16 Rangkaian hazard dan lampu tanda belok menggunakan flasher


elektronik

a) Buat rangkaian pada rak sesuai skema di atas !


b) Laporkan kepada Widyaiswara, apabila ada suatu masalah !

1.5. Merangkai klakson, lampu rem dan lampu mundur

1.5.1. Langkah kerja


a) Ambil bahan-bahan untuk persiapan
b) Sebutkan nama-nama komponen tersebut dan tunjukkan
c) Buat pengabelan sesuai skema di balik ini
d) Laporkan kepada instruktur setiap selesai mengabel 1 skema

1.5.2. Rangkaian I Rangkaian klakson sederhana

Gambar 7. 17 Rangkaian klakson sederhana

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 111


Kegiatan Pembelajaran 7

1.5.3. Rangkaian II Rangkaian 2 klakson

Gambar 7. 18 Rangkaian 2 klakson

1.5.4. Rangkaian III Rangkaian 2 klakson dengan relai

Gambar 7. 19 Rangkaian 2 klakson dengan relai


1.5.5. Rangkaian IV Rangkaian 3 klakson dengan relai

Gambar 7. 20 Rangkaian 3 klakson dengan relai

1.5.6. Rangkaian V Rangkaian lampu rem dan lampu kontrol rem tangan

Gambar 7. 21 Rangkaian lampu rem dan lampu kontrol rem tangan

112 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.5.7. Rangkaian VI Rangkaian lampu rem dan lampu kontrol rem tangan

Gambar 7. 22 Rangkaian lampu rem dan lampu kontrol rem tangan

1.5.8. Rangkaian VII Rangkaian lampu mundur

Gambar 7. 23 Rangkaian lampu mundur

D. Aktivitas Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran, Anda hendaknya:


1. Merangkaia lampu kota dan lampu kepala secara sederhana/menggunakan
relay,merangkai lampu tanda belok dan lampu hazard dengan percaya diri!
2. Merangkai klakson,lampu rem dan lampu mundur penuh tanggungjawab
dan profesional
3. Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan
dalam dalam pembelajaran dengan penuh disiplin. Selain itu Anda perlu
sekali mengidentifikasi macam-macam gangguan pada rangkian sistem
kelistrikan kelistrikan bodi standar dengan percaya diri
LK 07-01 Rangkaian Lampu kota dan lampu kepala
Rangkaikanlah lampu kota dan lampu kepala!

No Rangkaian lampu kota Rangkaian lampu kepala


1
2
3

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 113


Kegiatan Pembelajaran 7

E. Latihan/kasus/tugas

1. Apa yang kamu ketahui tentang pengabelan pada rak ?


2. Mengapa pada lampu kota menggunakan 2 sekering ?
3. Apa tujuan pada lampu jauh diberi lampu control ?
4. Jelaskan apa keuntungan rangkaian lampu kepala menggunakan relai
pemindah 2 langkah!
5. Apa tujuan pada lampu tanda belok diberi lampu kontrol 2 biji!

F. Rangkuman

1. Arus listrik akan mengalir pada rangkaian tertutup dari terminal baterai + ke
rangkaian pemakai kemudian lewat massa kembali ke baterai
2. Untuk kabel massa pergunakan kabel hitam
3. Untuk kabel plus pergunakan kabel merah
Pengabelan sederhana
1. Pengabelan rangkaian lampu kota
2. Pengabelan rangjaian lampu kepala
3. Pengabelan rangkaian lampu rem
4. Pengabelan lampu kepala dekat/jauh dan blit
5. Pengabelan rangkaian lampu kepala menggunakan relai pemindah 2
langkah
Rangkaian lampu tanda belok dan hazard
1. Rangkaian lampu tanda belok dengan lampu kontrol 1 biji
2. Rangkaian lampu tanda belok dengan lampu kontrol 2 biji
3. Rangkaian hazard dan lampu tanda belok menggunakan dioda
4. Rangkaian hazard dan lampu tanda belok
5. Rangkaian hazard dan lampu tanda belok menggunakan flasher elektronik
Klakson, Lampu Rem dan Lampu Mundur
1. Rangkaian klakson sederhana
2. Rangkaian 2 dua klakson
3. Rangkaian 2 klakson dengan relai
4. Rangkaian 3 klakson dengan relai
5. Rangkaian lampu rem dan lampu kontrol rem tangan

114 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

6. Rangkaian lampu mundur

G. Umpan balik dan tindak lanjut

1. Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan


mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini
untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan
tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan
uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%.
2. Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban
mengikuti kegiatan pembelajaran ke-8 mengenai diagnosa kerusakan dan
perbaikan sistem penerangan tanda dan penghapus kaca/pembersih kaca

H. Kunci jawaban

1. Apa yang kamu ketahui tentang pengabelan pada rak ?


Menata letak komponen dan merangkai komponen sampai berfungsi
dengan baik

2. Mengapa pada lampu kota menggunakan 2 sekering ?


Untuk mengamankan rangkaian dan komponen lampu kota jika ada
hubungan singkat,jika lampu kota dan rangkaian lampu kota sebelah kiri
yang terjadi hungan singkat maka lampu kota sebelah kiri saja yang tidak
berfungsi sementara lampu kota sebelh kanan masih berfungsi demikian
sebaliknya.

3. Apa tujuan pada lampu jauh diberi lampu control ?


Supaya sipengemudi tahu bahwa posisi lampu kepala berada pada posisi
lampu jauh

4. Jelaskan apa keuntungan rangkaian lampu kepala menggunakan relai


pemindah 2 langkah!
Keuntungan lampu kepala menggunkan relai pemindah 2 langkah adalah
arus yang mengalir ke lampu kepala tanpa melalui saklar lampu
kepala,sehingga saklar lampu kepala akan awet dan kerugian tegangan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 115


Kegiatan Pembelajaran 7

yang terjadi pada rangkaian menjadi sangat kecil sehingga nyalanya lampu
kepala menjadi lebih terang.

5. Apa tujuan pada lampu tanda belok diberi lampu kontrol 2 biji!
Supaya pengemudi tahu bahwa lampu tanda belok sedang nyala atau tidak

116 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


116 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Teknik Kendaraan Ringan KK E

Kegiatan Pembelajaran 8: Diagnosis Kerusakan Dan


Perbaikan Sistem Penerangan, Tanda Dan
Penghapus Kaca/ Pembersih Kaca

A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat:

1. Mengontrol fungsi sistem penerangan, tanda dan penghapus


kaca/pembersih kaca dengan percaya diri!
2. Mengganti bola lampu yang rusak dengan profesional
3. Menerangkan persyaratan penyetelan dengan penuh keberanian!
4. Menyetel lampu kepala sistem Europa dengan penuh tanggungjawab!
5. Menyetel lampu kepala sistem Amerika Sealed beam dengan penuh
tanggungjawab!

B. Indikator pencapian kompetensi :

1. Kontrol fungsi sistem penerangan, tanda dan penghapus kaca/pembersih


kaca
2. Ganti bola lampu yang rusak
3. Tenerangkan persyaratan penyetelan
4. Stel lampu kepala sistem Europa
5. Stel lampu kepala sistem Amerika Sealed beam

1.Alat 2. Bahan
a) Lampu kontrol a) Mobil
b) Kotak alat b) Bola lampu
c) Sikat pembersih c) Mobil dengan :
d) Kotak alat d) Lampu kepala
e) Papan penyetel e) Sistem Europa
f) Lampu f) Lampu kepala
g) Meteran g) Sistem Amerika

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 117


Kegiatan Pembelajaran 8

h) Manometer ban h) Oli/ penetran


i) Tutup fender

3.Keselamatan Kerja

Bola lampu yang terbakar kacanya mudah pecah : Untuk


mengganti, lindungi jari dengan lap.

C. Uraian materi

1. Pengontrolan perlengkapan listrik


Pengontrolan bagian depan dan belakang mobil harus dengan satu orang yang
membantu memeriksa :
a) Lampu menyala atau tidak
b) Terang cahaya lampu
c) Kondisi kaca bias dan reflektor
d) Frekuensi tanda belok
Kontrol sistem listrik menurut daftar kontrol dan lembar-lembar petunjuk !
Tabel 8.1 Daftar kontrol sistem listrik

Perlengkapan standar Baik Rusak Keterangan

Lampu kota
Lampu dekat
Lampu jauh, blit
Lampu tanda belok
Lampu rem
Lampu mundur
Lampu nomor
Lampu ruang penumpang
Penerangan papan instrumen

118 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Lampu kontrol tekanan oli


Lampu kontrol pengisian
Lampu kontrol rem tangan

Perlengkapan standar Baik Rusak Keterangan


Lampu kontrol jauh
Lampu kontrol tanda belok
Instrumen temperatur motor
Instumen pengontrol bahan bakar
Penghapus kaca (semua kecepatan)
Pompa air pembasuh
Klakson

Pada kendaraan bermotor Diesel


Lampu kontrol pemanas mula

Perlengkapan khusus/kenyamanan
Lampu jauh tambahan
Lampu kabut
Hazard (lampu darurat)
Lampu ruang bagasi
Lampu ruang motor
Lampu kontrol pintu
Penyala rokok
Ventilator (semua kecepatan)
A.C
Pemanas kaca jendela belakang
Penggerak listrik jendela pintu
Jam

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 119


Kegiatan Pembelajaran 8

1.1. Perbaikan lampu


Bila lampu tidak hidup, kontrol pertama sekeringnya.

1.1.1. Mengganti bola lampu


Jika lampu tidak hidup walaupun filamennya tidak putus, kontrol rangkaian
listrik dengan cara menghubungkan lampu kontrol antara terminal plus dan
tabung soket.
Perhatikan : Jangan sampai terjadi hubungan singkat !
Bersihkan soket yang berkarat dengan sikat. Supaya tidak terjadi
hubungan singkat, sakelarnya harus Off terlebih dahulu !

1.2. Melepas dan memasang macam-macam bola lampu


1.2.1. Lampu pijar bayonet satu filamen

Gambar 8. 1 Melepas dan memasang macam-macam bola lampu

1.2.2. Lampu pijar bayonet dua filamen


Perhatikan perbedaan posisi nok-nok !

Gambar 8.2 posisi nok lampu

120 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.2.3. Lampu tusuk

Gambar 8.3 Cara melepas lampu tusuk dorong ke dalam/tarik keluar dengan
lurus

1.2.4. Lampu sofite

Gambar 8.4 Cara melepas lampu sofite tempelkan salah satu ujung Kemudian
dorong atau tarik
1.2.5. Lampu halogen

Gambar 8.5 Cara memegang lampu halogen

Jangan memegang bola kuarsa Pegang pada soket terminal

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 121


Kegiatan Pembelajaran 8

1.3. Penghapus kaca


1.3.1. Kontrol kondisi karet dan kelonggaran pada engsel dan bantalan
lengan penghapus !

Gambar 8.6 Kondisi karet dan kelonggaran pada engsel dan bantalan lengan
penghapus

1.3.2. Nosel pembasuh

Kontrol / stel arah semprotan nosel pembasuh ! Dengan jarum (kawat yang
digerinda pada ujungnya)

Gambar 8.7 Kontrol / stel arah semprotan nosel pembasuh

122 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Petunjuk
Operasi sakelar-sakelar
Sakelar kombinasi (kanan & kiri roda kemudi)

Lampu kota tingkat 1


Lampu jauh/dekat, tingkat 2

Saklar kombinasi untuk:


Lampu tanda belok
Motor penghapus kaca
Pembasuh

Gambar 8.8 Saklar kombinasi

Gambar 8.9 Lampu mundur,lampu ruangan penumpang

1.4. Penyetelan Lampu Kepala

1.4.1. Persyaratan penyetelan pada mobil


Pemasangan lampu tidak boleh longgar atau terputar.
Reflektor dan kaca bias harus bersih, tanpa kotoran, korosi dan air. Jika baut
penyetel lampu macet karena berkarat, bersihkan dan beri pelumas.Ban tidak
boleh kempis!

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 123


Kegiatan Pembelajaran 8

Periksa tekanan ban dan tambah atau kurangi angin bila perlu
Mobil harus tanpa beban, supaya sinar lampu tidak menunjuk ke atas !
Pilihlah lantai yang rata !

Kalau roda depan berbelok, bagian depan mobil akan sedikit terangkat,
akibatnya sinar lampu menuju ke atas.Posisikan kemudi lurus !
a) Tempatkan mobil tegak lurus terhadap papan penyetel.
Jarak penyetel tergantung pada jenis lampu kepala, yang dapat ditentukan
dengan memperhatikan garis-garis pada kaca bias.
Sistem Europa
Jarak penyetel p = 5m
b) Ukuran tinggi pusat lampu pada papan penyetel, kemudian stel tali
horisontal pada papan 10% kurang tinggi (t)

Gambar 8. 1 Posisi penyetelan lampu kepala antara lampu kepala dan papan
penyetel.

Contoh : Tinggi lampu (T) = 70 cm


Tinggi tali (t) = T 10% = 70 7 = 63 cm

Tempatkan tanda-tanda vertikal pada papan penyetel segaris dengan sumbu


lampu-lampu kendaraan.

Gambar 8. 2 Penempatan tali vertikal pada papan penyetel

124 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Kontrol, apakah papan penyetel disiapkan sesuai dengan gambar di bawah.

Gambar 8. 3 Penempatan tali horizontal pada papan penyetel


A = Jarak antara pusat lampu-lampu, tanda-tanda harus pada sumbu lampu
kendaraan.
T = Tinggi tali horisontal (sama dengan tinggi pusat lampu pada kendaraan,
yang dikurangi 10%)
Tutup salah satu lampu kepala dengan tutup fender, nyalakan lampu dekat dan
perhatikan proyeksi sinar lampu pada papan.

1.5. Hasil proyeksi lampu Europa


Pusat sudut proyeksi harus pada perpotongan tanda !

Gambar 8. 4 Hasil proyeksi lampu Europa pada papan penyetel

1.6. Hasil proyeksi lampu Amerika Sealed beam


Lapangan paling terang harus di bawah kiri perpotongan tanda !

Gambar 8. 5 Hasil proyeksi lampu Amerika Sealed beampada papan penyetel

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 125


Kegiatan Pembelajaran 8

1.6.1. Penyetelan lampu


Baut-baut penyetel dapat dipasang pada bagian depan rumah lampu, atau di
belakang (ruangan motor). Bila penyetel terpasang di depan, penyetelan dapat
lebih mudah setelah ring hias dilepas

Dengan baut penyetel yang


terletak di atas, kita stel
lampu ke atas/ ke bawah

Dengan baut penyetel yang


terletak di samping, kita stel
lampu ke kanan/ ke kiri

Sebagai kontrol, kita


nyalakan lampu jauh. Jika
penyetelan sesuai, pusat
sinar proyeksi harus pada
tanda vertikal, sedikit di atas
tanda horizontal

Gambar 8. 6 Penyetelan posisi lampu atas-bawah dan kiri-kanan

D. Aktivitas Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran, Anda hendaknya:


1. Mengontrol fungsi sistem penerangan,tanda dan penghapus
kaca/pembersih kaca,mengganti bola lampu yang rusak penuh
tanggungjawab dan profesional

126 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

2. Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan


dalam dalam pembelajaran dengan penuh disiplin. Selain itu Anda perlu
sekali mengidentifikasi macam-macam gangguan pada rangkian sistem
penerangan,tanda dan penghapus kaca/pembersih kaca dengan percaya
diri
LK 08-01 Mengontrol fungsi sistem penerangan,tanda dan penghapuskaca
Kontrollah fungsi sistem penerangan,tanda dan penghapuskaca!
No Fungsi sistem Sistem Tanda Sistem Penghapus
penerangan kaca

E. Latihan/kasus/tugas

1. Bola lampu yang sudah terbakar kacanya mudah pecah,untuk mengganti


lindungi jari dengan menggunakan apa?
2. Pengontrolan bagian depan dan belakang mobil harus dengan satu orang
yang membantu memeriksa,apa saja yang di periksa?
3. Apa yang dikontrol jika lampu tidak hidup walaupun filamennya tidak
putus?
4. Sebutkan apa saja yang dikontrol pada penghapus kaca?
5. Sebutkan apa saja yang dikontrol pada nosel pembasuh atau nosel
penyemprot air?
6. Saklar kombinasi berfungsi untuk menyalakan apa saja?
7. Sebukan Macam-macaml lampu kontrol waktu Kunci kotak ON !
8. Sebutkan apa saja persyaratan penyetelan lampu kepala!
9. Berapa % tinggi (t) pada papan penyetel dari tinggi pusat lampu kepala?
10. Apa kegunaan baut penyetel yang terletak di atas lampu dan baut penyetel
yang terletak di samping lampu?

F. Rangkuman

Bola lampu yang terbakar kacanya mudah pecah : Untuk mengganti, lindungi jari
dengan lap.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 127


Kegiatan Pembelajaran 8

Pengontrolan bagian depan dan belakang mobil harus dengan satu orang yang
membantu memeriksa :
a) Lampu menyala atau tidak
b) Terang cahaya lampu
c) Kondisi kaca bias dan reflektor
d) Frekuensi tanda belok

Mengganti bola lampu


Jika lampu tidak hidup walaupun filamennya tidak putus, kontrol rangkaian listrik
dengan cara menghubungkan lampu kontrol antara terminal plus dan tabung
soket.
Perhatikan : Jangan sampai terjadi hubungan singkat !
Bersihkan harus Off terlebih dahulu !

Penghapus kaca
Kontrol kondisi karet dan kelonggaran pada engsel dan bantalan lengan
penghapus !

Nosel pembasuh
Kontrol / stel arah semprotan nosel pembasuh ! Dengan jarum (kawat yang
digerinda pada ujungnya) Sakelar kombinasi (kanan & kiri roda kemudi)
berfungsi untuk menyalakan:
a) Lampu kota tingkat 1
b) Lampu jauh/dekat, tingkat 2
c) Lampu blitGanti posisi jauh/dekat
d) Lampu tanda belok
e) Motor penghapus kaca
f) Pembasuh/penyemprot air
Macam-macam simbol lampu kontrol waktu Kunci kotak ON
a) Lampu kontrol pengisian
b) Lampu kontrol Tekanan oli
c) Lampu kontrol Rem tangan & kerusakanrem kaki
d) Lampu kontrol Pemanas mula (Diesel)
e) Lampu kontrol Lampu jauh
f) Lampu kontrol Tanda belok

128 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

g) Lampu kontrol Pemanas kaca jendela belakang


h) Lampu kontrol Kontrol pintu belakang
Persyaratan penyetelan pada mobil
a) Pemasangan lampu tidak boleh longgar atau terputar.
b) Reflektor dan kaca bias harus bersih, tanpa kotoran, korosi dan air
c) Ban tidak boleh kempis
d) Mobil harus tanpa beban
e) Lantai yang rata
f) Roda depan harus lurus
g) Tempatkan mobil tegak lurus terhadap papan penyetel

Ukuran tinggi pusat lampu pada papan penyetel, kemudian stel tali horisontal
pada papan 10% kurang tinggi (t).

Tempatkan tanda-tanda vertikal pada papan penyetel segaris dengan sumbu


lampu-lampu kendaraan.

Dengan baut penyetel yang terletak di atas lampu, kita stel lampu ke atas/bawah
Dengan baut penyetel yang terletak di samping lampu, kita stel lampu ke kanan/
kiri.

G. Umpan balik dan tindak lanjut

Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan:


1. Mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini
untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan
tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan
uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%.
2. Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban
mengikuti kegiatan pembelajaran ke-9 Perbaikan Sistem
Penerangan,tanda dan penghapus kaca/pembersih kaca.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 129


Kegiatan Pembelajaran 8

H. Kunci jawaban

Bola lampu yang sudah terbakar kacanya mudah pecah,untuk mengganti


lindungi jari dengan menggunakan apa?
Untuk melindungi jari digunakan kain lap
Pengontrolan bagian depan dan belakang mobil harus dengan satu orang yang
membantu memeriksa,apa saja yang di periksa?
a) Lampu menyala atau tidak
b) Terang cahaya lampu
c) Kondisi kaca bias dan reflektor
d) Frekuensi tanda belok

1. Apa yang dikontrol jika lampu tidak hidup walaupun filamennya tidak
putus?
Jika lampu tidak hidup walaupun filamennya tidak putus, kontrol rangkaian
listrik dengan cara menghubungkan lampu kontrol antara terminal plus dan
tabung soket.

2. Sebutkan apa saja yang dikontrol pada penghapus kaca?


a) Karet
b) Kelonggaran pada engsel
c) Bantalan lengan penghapus kaca

3. Sebutkan apa saja yang dikontrol pada nosel pembasuh atau nosel
penyemprot air?
Kontrol / stel arah semprotan nosel pembasuh,dengan jarum (kawat yang
digerinda pada ujungnya)

4. Saklar kombinasi berfungsi untuk menyalakan apa saja?


a) Lampu kota tingkat 1
b) Lampu jauh/dekat, tingkat 2
c) Lampu blitGanti posisi jauh/dekat
d) Lampu tanda belok
e) Motor penghapus kaca
f) Pembasuh/penyemprot air

130 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

5. Sebukan Macam-macaml lampu kontrol waktu kunci kotak ON !


a) Lampu kontrol pengisian
b) Lampu kontrol Tekanan oli
c) Lampu kontrol Rem tangan & kerusakanrem kaki
d) Lampu kontrol Pemanas mula (Diesel)
e) Lampu kontrol Lampu jauh
f) Lampu kontrol Tanda belok
g) Lampu kontrol Pemanas kaca jendela belakang
h) Lampu kontrol Kontrol pintu belakang

6. Sebutkan apa saja persyaratan penyetelan lampu kepala!


a) Pemasangan lampu tidak boleh longgar atau terputar.
b) Reflektor dan kaca bias harus bersih, tanpa kotoran, korosi dan air
c) Ban tidak boleh kempis
d) Mobil harus tanpa beban
e) Lantai yang rata
f) Roda depan harus lurus
g) Tempatkan mobil tegak lurus terhadap papan penyetel

7. Berapa % tinggi (t) pada papan penyetel dari tinggi pusat lampu kepala?
Ukuran tinggi pusat lampu pada papan penyetel, kemudian stel tali
horisontal pada papan 10% kurang tinggi (t).

8. Apa kegunaan baut penyetel yang terletak di atas lampu dan baut penyetel
yang terletak di samping lampu?
a) Dengan baut penyetel yang terletak di atas lampu, kita stel lampu ke
atas/bawah
b) Dengan baut penyetel yang terletak di samping lampu, kita stel
lampu ke kanan/kiri.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 131


Kegiatan Pembelajaran 8

132 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Kegiatan Pembelajaran 9: Perbaikan Rangkaian


Sistem Penerangan, Tanda Dan Pengaman

A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat :

1. Menentukan kondisi sekering dengan percaya diri!


2. Menentukan besar sekering dengan penuh tanggungjawab!
3. Mengganti sekering dengan percaya diri!
4. Mengganti bola lampu kepala dengan prosedur yang benar dengan penuh
tanggungjawab!
5. Memeriksa kerja lampu kota & rem belakang, lampu tanda belok dan
lampu mundur dengan prosedur dengan benar dengan penuh keberanian!
6. Menganti bola lampu kota & rem belakang, lampu tanda belok dan lampu
mundur dengan prosedur dengan benar dengan penuh keberanian!
7. Mengidentifikasi macam dan kode warna yang dikgunakan dalam
rangkaian kelistrikan dengan profesional
8. Menentukan ukuran kabel yang sesuai dalam rangkaian dengan percaya
diri!
9. Memperbaiki rangkaian kelistrikan mobil dengan penuh tanggungjawab!
10. Menyebutkan macam macam wire conector dengan percaya diri!
11. Melepas dan memasang wire conector penuh tanggungjawab dan
profesional
12. Memperbaiki wire conector yang rusak penuh tanggungjawab dan
profesional

B. Indikator pencapian kompetensi :

1. Tentukan kondisi sekering


2. Tentukan besar sekering
3. Ganti sekering
4. Ganti bola lampu kepala dengan prosedur yang benar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 133


Kegiatan Pembelajaran 9

5. Periksa kerja lampu kota & rem belakang, lampu tanda belok dan lampu
mundur dengan prosedur dengan benar
6. Ganti bola lampu kota & rem belakang, lampu tanda belok dan lampu
mundur dengan prosedur dengan benar
7. Identifikasi macam dan kode warna yang dikgunakan dalam rangkaian
kelistrikan
8. Tentukan ukuran kabel yang sesuai dalam rangkaian
9. Perbaikan rangkaian kelistrikan mobil
10. Sebutkan macam macam wire conector
11. Lepaskan dan pasang wire conector
12. Perbaikan wire conector yang rusak
1.Alat 2.Bahan
a) Lampu kontrol a) Mobil
b) Kotak alat b) Bola lampu
c) Tang kabel c) Oli/ penetran
d) Sikat pembersih d) Sekering
e) Kotak alat e) Sepatu kabel
f) Solder f) Soket (wire conector)
g) Tutup fender g) Kabel
h) Heater h) Heat shring tube

3. Keselamatan Kerja

Jangan mengganti sekering dengan ukuran batas putus


arus yang lebih besar dari ketentuan, karena dapat
merusakkan peralatan yang seharusnya diamankan oleh
sekering itu

Bola lampu yang terbakar kacanya mudah pecah Untuk


mengganti, lindungi jari dengan lap/sarung tangan.

Hati-hati terhadap ujung solder saat panas, tempatkan


iujung solder pada tempatnya, hindari ujung solder
mengenai kabel listrik.

Jangan memegang ujung solder untuk memastikan solder berfungsi atau


tidak.

134 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

C. Uraian materi

1.1. Langkah Kerja


1.1.1. Menganti sekering yang putus

Sekering sudah aku ganti berulang ulang


tapi selalu putus kenapa bisa ya, apa
penyebabnya

Jika sekering putus berulangkali, itu


menandakan adanya suatu masalah dalam
rangkaian

Ada dua jenis sekering dilihat dari bentuknya yaitu type blade/pipih dan
cartridge/tabung.

Gambar 9. 1 Jenis sekering

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 135


Kegiatan Pembelajaran 9

Langkah langkah mengganti sekering.


1. Matikan mesin
2. Mencari kotak sekering
Kotak sekering umumnya berbentuk segi empat yang
diletakkan di bawah dashboard sebelah kanan.
3. Amati tutup kotak sekering pada tutup kotak
sekering dilengkapi dengan denah lokasi masing
masing sekering dan kapasitas dari sekering.
4. Pada kotak sekering juga di lengkapi dengan
catut pelepas dan sekering cadangan.
5. Lepas sekering yang akan diganti dengan
menariknya menggunakan catut sekering .
6. Jika tidak ditemukan catut gunakan tang lancip
untuk melepas sekering.
7. Periksa kondisi sekering.
8. Pastikan kapasitas sekering yang dipakai.
9. Pasang sekering baru dengan kapasitas yang
sama dengan sekering yang diganti. Tekan pelan
pelan hingga sekering duduk dengan tepat
pada slotnya
10. Pasang tutup sekering.

Gambar 9. 2 langkah-langkah mengganti Sekering

136 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.1.2. Menganti bola lampu kepala

Lampu kepala yang tidak


berfungsi?
Kemungkinan utama
adalah bola lampu
kepalaputus!

Gambar 9. 3 Bola lampu kepala Halogen H4

Langkah langkah mengganti bola lampu kepala


1. Pastikan bola lampu yang akan diganti.

2. Matikan saklar lampu kepala.

3. Lepas soket lampu kepala dan buka karet


pelindung serta lepas klip pengunci.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 137


Kegiatan Pembelajaran 9

1. Keluarkan bohlam dari dudukannya dan


siapkan bohlam baru.
2. Pasang bohlam halogen yang baru pastikan
tepat pada dudukannya.
Pasang kembali klip pengikat pada
tempatnya.
3. Pasang karet pelindung pada dudukannya.
4. Pasang soket lampu kepala (pastikan
menancap dengan kuat)
5. Nyalakanlah lampu kepala untuk mengujinya.

Gambar 9. 4 langkah-langkah mengganti bola lampu kepala

1. Jangan pernah menyentuh kaca pada bohlam halogen.


2. Daya pada bohlam baru harus sama dengan bohlam lama.
3. Saat pemasangan bohlam baru pastikan bohlam duduk dengan tepat
pada tempatnya, persinggungan yang tidak tepat mengakibatkan getaran

1.1.3. Menganti bola lampu belakang, lampu rem dan mundur

Lampu yang dipasang pada amobil


mempunyai fungsi yang penting bagi
keselamatan berkendaraan di jalan
raya jika ada salah satu lampuyang
matu maka segera harus diganti.

138 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.2. Langkah-Langkah Menganti bola lampu belakang, lampu rem


dan mundur:

1. Tentukan bagian bohlam yang akan


diganti: Pada beberapa type lampu
belakang, cover lampu dibuka dari luar
dengan melepas sekerup pengikatnya.
2. Lepaskan sekerup pengikat.
3. Lepas bohlamdengan cara menekan
dan diputar.
4. Periksa bohlam berapa ukuran daya
yang dipakai.
5. Bersihkanlah konektor dengan sikat
kawat atau lap dari kotoran atau
6. Ambil
karatan.bohlam baru dengan
ukuran sama dengan bohlam
lama.
7. Pasang bohlam baru dengan
cara menekan masuk lalu
diputar.
8. Pasang cover lampu belakang.
9. Uji kerja lampu dengan
menginjak pedal rem dan
memutar saklar lampu kota.

Gambar 9. 5 lampu mundur

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 139


Kegiatan Pembelajaran 9

1. Selalu gunakan ukuran bohlam yang sama dengan aslinya saat


penggantian.
2. Hati hati saat melepas atau memasang bola lampu, tekanan
yang terlalu kuat dapat memecahkan lampu

1.3. Memperbaiki Rangkaian Kabel


Kabel merupakan konduktor digunakan sebagai media mengalirkan listrik.
Terdapat beberapa tipe kabel, diataranya:
1) Kabel yang terbungkus isolator tipe pejal dan tipe serabut. Kabel tipe
serabut yang paling banyak digunakan pada kelistrikan otomotif.
2) Kabel tanpa isolator, kabel jenis ini digunakan sebagai kabel bodi/ ground.
Kabel ini menghubungkan antara blok mesin dengan bodi/ rangka
kendaraan.

Gambar 9. 6 Macam kabel

Berdasarkan besar arus mengalir kabel dikelompokkan menjadi 2 yaitu :


1) Kabel diameter kecil yaitui kabel yang digunakan untuk beban lampu dan
asesoris lainnya.
2) Kabel diameter besar yaitu kabel yang digunakan untuk kabel baterai.

140 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.4. Langkah langkah memperbaiki kabel


1. Potong kabel yang rusak kemudian kupas kabel dengan tang pengupas
dengan panjang 10 mm
2. Ukur diameter kabel untuk menentukan ukuran kabel penyambung yang
akan digunakan
3. Geser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian panasi heat
shrink tube dengan heater.
4. Potong kabel yang rusak kemudian kupas kabel dengan tang pengupas
dengan panjang 10 mm
5. Ukur diameter kabel untuk menentukan ukuran kabel penyambung yang
akan digunakan.
6. Buat kabel penyambung yang akan digunakan, masukkan heat shrink tube
ke kabel penyambung.
7. Sambung kedua kabel dengan Crimp mark, kemudian solder sambungan.
8. Geser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian panasi heat
shrink tube dengan heater.

1.5. Memperbaiki konektor (soket) kabel


1.5.1. Konektor (soket) kabel (wire conector)
Konektor berfungsi tempat penyambungan kabel pada sistem kelistrikan,
melindungi sambungan dari karat dan kotoran, dan memungkinkan
sambungan dipisah lagi dengan mudah.

Konektor terdiri dari konektor laki-laki dan konektor perempuan, rumah


konektor terbuat dari plastic, dalam rumah tersebut terdapat lubang untuk
memasukkan terminal kabel. Jumlah terminal pada konektor sangat beragam
mulai dari satu terminal sampai puluhan terminal. Agar penyambungan
konektor lebih mudah dan tidak salah maka pada konektor terdapat nok
sehingga bila posisi tidak tepat maka konektor tidak dapat masuk, sedangkan
untuk menjamin agar sambungan lebih kuat maka dipasang pengunci.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 141


Kegiatan Pembelajaran 9

Gambar 9. 7 Salah satu bentuk konektor (soket) kabel

Teknik melepas penguncian terminal ada beberapa macam diantaranya:


1) Mengangkat pengunci kemudian rumah konektor ditarik
2) Menekan pengunci kemudian rumah konektor ditarik
3) Langsung menarik rumah konektor

Gambar 9. 8 Bentuk dan Teknik Penguncian Pada Konektor Kabel

Gambar 9. 9 Macam Bentuk Konektor dan Jumlah Terminalnya

142 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.5.2. Langkah melepas konektor kabel


1) Tekan pengunci badan soket konektor dan pisahkan badan konektor laki
dan perempuan (Male dan Famale)
2) Jika sulit terlepas, angkat anti-back comb dari badan konektor dengan
menggunakan obeng, lihat gambar di bawah ini.
3) Menggunakan obeng, masukkan obeng ke dalam bagian depan badan
konektor, angkat pengunci penahan dari terminal dan tarik kabelnya dari
konektor.

Gambar 9. 7 Langkah melepas konektor kabel


1) Perhatikan posisi pengunci maupun posisi nok
2) Masukkan terminal konektor sampai pengunci bunyi klik.
3) Pastikan konektor telah terkunci dengan baik dengan cara menarik
konektor tanpa menekan pengunci, konektor tidak boleh terlepas.

1.5.3. Memperbaiki kerusakan konektor kabel

Langkah perbaikan
1) Keluarkan terminal konektor dari rumah konenektor dengan cara menekan
pengunci menggunakan kawat atau obeng (-) ukuran kecil.

Gambar 9. 11 Melepas terminal konektor

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 143


Kegiatan Pembelajaran 9

Dorong terminal konektor keluar.


2) Potong kabel yang rusak, dan kupas isolatornya kurang lebih 10 mm.
3) Potong kabel penganti yang sesuai penampangnya kemudian pasang
terminal konektornya (sepatu kabel) yang sesuai

1.5.4. Macam macam bentuk terminal konektor kabel (soket) dan Tang
terminal konektor Kabel

Gambar 9. 8 Macam macam bentuk terminal konektor kabel (soket) dan Tang
terminal konektor Kabel

Gambar 9. 9 Menyambung kabel yang putus

144 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

5) Potong kabel penyambung dengan panjang sesuai kabel yang dibutuhkan,


kupas isolator pada ujung kabel, sambung kedua kabel dengan Crimp
mark, kemudian solder sambungan
6) Geser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian panasi heat
shrink tube dengan heater
7) Ungkit pengunci pada terminal konektor, masukkan terminal konektor ke
rumah konektor sampai bunyi klik, kemudian tarik kabel untuk mengetahui
apakah terminal konektor sudah terpasang dengan baik

Gambar 9. 10 Memasang terminal konektor

D. Aktivitas Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran, Anda hendaknya:


1. Mengidentifikasi macam-macam sekering, menentukan besaran sekering,
mengganti sekering, prosedur penggantian bola lampu penuh
tanggungjawab dan profesional.
2. Mendiagnosa dan memperbaiki kelistrikan bodi standar sesuai prosedur
yang standar (standar operasional prosedur) penuh tanggungjawab dan
profesional.
3. Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan
dalam dalam pembelajaran dengan penuh disiplin. Selain itu Anda perlu
sekali mengidentifikasi macam-macam gangguan pada rangkian sistem
penerangan,tanda dan pengaman dengan percaya diri.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 145


Kegiatan Pembelajaran 9

LK 09-01 Macam-macam sekering,besaran sekering dan cara mengganti


sekering
Identifikasilah macam-macam sekering,besaran sekering dan cara mengganti
sekering!

No Macam-Macam Besaran Cara Mengganti Sekering!


Sekering Sekering
1
2
3
4
5

E. Latihan/kasus/tugas

1. Jelaskan mengapa sekering bolak-balik putus!


2. Sebutkan ada dua sekering dilihat dari bentuknya!
3. Jelaskan langkah-langkah mengganti sekering!
4. Jelaskan langkah-langkah mengganti bola lampu!
5. Jelaskan keselamatan kerja pada saat mengganti bola lampu!
6. Jelaskan tipe-tipe kabel yang merupakan konduktor!
7. Apakah yang dimaksud dengan konduktor,jelaskan!
8. Berdasarkan besar arus mengalir pada kabel dikelompokkan menjadi 2
yaitu?

F. Rangkuman

Sekering sudah aku ganti berulang ulang tapi selalu putus kenapa bisa ya, apa
penyebabnya?,Jika sekering putus berulangkali, itu menandakan adanya suatu
masalah dalam rangkaian.
Ada dua jenis sekering dilihat dari bentuknya yaitu type blade/pipih dan
cartridge/tabung.
Langkah langkah mengganti sekering.
Langkah langkah mengganti bola lampu kepala

146 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Memperbaiki Rangkaian Kabel


Langkah perbaikan Memperbaiki Kerusakan Konektor Kabel

G. Umpan balik dan tindak lanjut

Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari


kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara
mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk
bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan
minimal materi 80%.

Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti


kegiatan pembelajaran ke-10 mengenai Mendiagnosis dan memperbaiki sistem
pengahus kaca/pembersih kaca

H. Kunci jawaban

1. Jelaskan mengapa sekering bolak-balik putus!


Jika sekering putus berulangkali, itu menandakan adanya suatu masalah
dalam rangkaian.

2. Sebutkan ada dua sekering dilihat dari bentuknya!


a) type blade/pipih
b) type cartridge/tabung.

3. Jelaskan langkah-langkah mengganti sekering!


a) Matikan mesin
b) Mencari kotak sekering.
c) Amati tutup kotak sekering pada tutup kotak sekering dilengkapi
dengan denah lokasi masing masing sekering dan kapasitas dari
sekering.
d) Pada kotak sekering juga di lengkapi dengan catut pelepas dan
sekering cadangan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 147


Kegiatan Pembelajaran 9

e) Lepas sekering yang akan diganti dengan menariknya menggunakan


catut sekering.
f) Jika tidak ditemukan catut gunakan tang lancip untuk melepas
sekering.
g) Periksa kondisi sekering.
h) Pastikan kapasitas sekering yang dipakai.
i) Pasang sekering baru dengan kapasitas yang sama dengan sekering
yang diganti. Tekan pelan pelan hingga sekering duduk dengan
tepat pada slotnya
j) Pasang tutup sekering.

4. Jelaskan langkah-langkah mengganti bola lampu!


a) Pastikan bola lampu yang akan diganti.
b) Matikan saklar lampu kepala.
c) Lepas soket lampu kepala dan buka karet pelindung serta lepas klip
pengunci.
d) Keluarkan bohlam dari dudukannya dan siapkan bohlam baru.
e) Pasang bohlam halogen yang baru pastikan tepat pada dudukannya.
f) Pasang karet pelindung pada dudukannya.
g) Pasang soket lampu kepala (pastikan menancap dengan kuat)
h) Nyalakanlah lampu kepala untuk mengujinya.

5. Jelaskan keselamatan kerja pada saat mengganti bola lampu!


a) Jangan pernah menyentuh kaca pada bohlam halogen.
b) Daya pada bohlam baru harus sama dengan bohlam lama.
c) Saat pemasangan bohlam baru pastikan bohlam duduk dengan tepat
pada tempatnya, persinggungan yang tidak tepat mengakibatkan
getaran yang menimbulkan panas sehingga bohlam mudah putus

6. Jelaskan tipe-tipe kabel yang merupakan konduktor!


a) Kabel yang terbungkus isolator tipe pejal dan tipe serabut. Kabel tipe
serabut yang paling banyak digunakan pada kelistrikan otomotif.
b) Kabel tanpa isolator, kabel jenis ini digunakan sebagai kabel bodi/
ground. Kabel ini menghubungkan antara blok mesin dengan bodi/
rangka kendaraan.

148 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

7. Apakah yang dimaksud dengan konduktor,jelaskan! sebagai media


mengalirkan listrik

8. Berdasarkan besar arus mengalir pada kabel dikelompokkan menjadi 2


yaitu?
a) Kabel diameter kecil yaitui kabel yang digunakan untuk beban lampu
dan asesoris lainnya.
b) Kabel diameter besar yaitu kabel yang digunakan untuk kabel baterai.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 149


150 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Teknik Kendaraan Ringan KK E

Kegiatan Pembelajaran 10: Diagnosis Dan


Perbaikan Sistem Penghapus Kaca/ Pembersih
Kaca

A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat:

1. Menentukan flasher yang harus digunakan untuk mobil gandengan dengan


profesional
2. Merangkai bermacam-macam sistem penghapus kaca dengan percaya diri!
3. Merangkai penghapus kaca yang dilengkapi dengan interval dan
penyemprot air dengan penuh tanggungjawab!

B. Indikator pencapian kompetensi :

1. Tentukan flasher yang harus digunakan untuk mobil gandengan


2. Rangkai bermacam-macam sistem penghapus kaca
3. Rangkai penghapus kaca yang dilengkapi dengan interval dan penyemprot
air

1.Alat
a) Lampu kontrol

2.Bahan
a) Mobil instruksi
b) Rak rangkaian lengkap dengan
komponennya
c) Motor penghapus kaca
d) Saklar penghapus kaca
e) Penyemprot air/wasser
f) Interval penghapus kaca

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 151


Kegiatan Pembelajaran 10

3.Keselamatan Kerja
a) Jangan menghubungkan langsung pada baterai (membuat hubungan singkat)
b) Tiap tiap rangkaian harus menggunakan sekering

C. Uraian materi

1. Langkah kerja
1.1. Merangkai penghapus kaca dan interval
a) Baca gambar rangkaian penghapus kaca dengan satu kecepatan dan
posisi mati automatis
b) Buat rangkaian pada rak rangkaian/mobil sesuai dengan gambar rangkain
penghapus kaca dengan satu kecepatan dan posisi mati automatis
c) Laporkan kepada guru pembimbing apabila selesai merangkai
d) Operasikan penghapus kaca yang telah dirangkai
e) Baca gambar rangkaian berikutnya kemudian buat rangkaiannya
f) Setelah merangkai pada rangkaian, periksa sistem rangkaian pada mobil
instruksi dan periksa motor wiper yang telah tersedia

1.1.1. Rangkaian penghapus kaca dengan satu kecepatan dan posisi mati
automatis

Gambar 10. 1 Rangkaian penghapus kaca dengan satu kecepatan dan posisi
mati automatis

152 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.1.2. Rangkaian penghapus kaca dengan dua kecepatan dan posisi mati
automatis.

Gambar 10. 2 .Rangkaian penghapus kaca dengan dua kecepatan dan posisi
mati otomatis.

1.1.3. Rangkaian penghapus kaca dua kecepatan yang dilengkapi dengan


interval tetap

Gambar 10. 3 Rangkaian penghapus kaca dua kecepatan yang dilengkapi


dengan interval tetap

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 153


Kegiatan Pembelajaran 10

1.1.4. Rangkaian penghapus kaca dengan interval yang diregulasi

Gambar 10. 4 Rangkaian penghapus kaca dengan interval yang diregulasi

1.1.5. Rangkaian penghapus kaca dengan interval yang diregulasi pada


motor

Gambar 10. 5 Rangkaian penghapus kaca dengan interval yang diregulasi pada
motor

Keterangan kode terminal baru : 53 M Terminal kecepatan satu pada Motor

154 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

1.1.6. Rangkaian penghapus kaca yang dilengkapi dengan penyemprot air

Gambar 10. 6 Rangkaian penghapus kaca yang dilengkapi dengan penyemprot


air

Keterangan kode terminal baru :


53 c pompa semprot air
53 Terminal kecepatan satu pada Sakela

D. Aktivitas Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran, Anda hendaknya:


1. Mendiagnosa dan memperbaiki sistem penghapus kaca berbagai
kecepatan,pemberhentian akahir,intervan dan penyemprotan air (wasser)
penuh tanggungjawab dan profesional.
2. Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan
dalam dalam pembelajaran dengan penuh disiplin. Selain itu Anda perlu
sekali mengidentifikasi macam-macam gangguan pada rangkian sistem
penerangan,tanda dan pengaman dengan percaya diri.

LK 10-01 Diagnosa dan perbaikan sistem penghapus kaca


Diagnosalah dan perbaikan sistem penghapus kaca!

No Diagnosa penghapus kaca Perbaikan penghapus kaca


1
2
3
4

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 155


Kegiatan Pembelajaran 10

E. Latihan/Kasus/Tugas.

1. Jelaskan persyaratan supaya lampu kabut dapat menyala!


2. Jelaskan kapan lampu jauh tambahan bisa menyala!
3. Jelaskan fungsi steker yang digunakan pada setiap mobil!
4. Buatlah rangkaian penghapus kaca dengan satu kecepatan dan posisi mati
otomatis!
5. Buatlah rangkaian penghapus kaca dengan dua kecepatan dan posisi mati
automatis
6. Buatlah rangkaian penghapus kaca dua kecepatan yang dilengkapi dengan
interval tetap!
7. Buatlah rangkaian penghapus kaca yang dilengkapi dengan penyemprot
air!

F. Rangkuman

Rangkaian penghapus kaca dengan satu kecepatan dan posisi mati automatis
Rangkaian penghapus kaca dengan dua kecepatan dan posisi mati automatis.
Rangkaian penghapus kaca dua kecepatan yang dilengkapi dengan interval
tetap
Rangkaian penghapus kaca yang dilengkapi dengan penyemprot air

G. Umpan balik dan tindak lanjut

Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari


kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara
mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk
bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan
minimal materi 80%.

Setelah mentuntaskan modul ini maka modul perbaikan sistem


penerangan,pengaman dan penghapus kaca/pembersih kaca sudah selesai
sesuai modul diklat PKB 9.

156 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

H. Kunci jawaban

1. Jelaskan persyaratan supaya lampu kabut dapat menyala!


Lampu kabut menyala jika: lampu kota menyala dan lampu kepala posisi
jauh menyala

2. Jelaskan kapan lampu jauh tambahan bisa menyala!


Lampu jauh tambahan menyala jika posisi lampu kepala jauh menyala

3. Jelaskan fungsi steker yang digunakan pada setiap mobil!


Pemasangannya mudah dan tidak terbalik
Satu kereta tarik bisa menggunakan kereta gandeng yang lainnya

4. Buatlah rangkaian penghapus kaca dengan satu kecepatan dan posisi mati
otomatis!

5. Buatlah rangkaian penghapus kaca dengan dua kecepatan dan posisi mati
automatis

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 157


Kegiatan Pembelajaran 10

6. Buatlah rangkaian penghapus kaca dua kecepatan yang dilengkapi dengan


interval tetap!

7. Buatlah rangkaian penghapus kaca yang dilengkapi dengan penyemprot


air!

158 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Pengembangan Soal

Lembar Kerja (LK 11-01) : Pengembangan Soal


Petunjuk:
1. Bacalah bahan bacaan Modul Penilaian Proses dan Hasil Belajar,
Kelompok Kompetensi E (Profesional).
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Apabila tidak ada, buatlah kisi kisi.
3. Buatlah 3 (tiga) soal pilihan ganda dan 3 (tiga) soal uraian HOTS (Higher
Order Thingking Skill)
4. Masing-masing soal ditulis di kartu soal.

KISI-KISI PENULISAN SOAL


Satuan Pendidikan :
No Komptensi Materi Indikator Bentuk Keterangan
Dasar Soal

Kaidah Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda


a. Materi
Soal harus sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi.
Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya
semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang
terkandung dalam pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua
pilihan jawaban harus berfungsi.
Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
b. Konstruksi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 159


Pengembangan Soal

Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.


Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan
yang berkaitan dengan materi yang ditanyakan.
Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua jawaban salah",
atau "Semua jawaban benar".
Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban berbentuk angka
yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis.
Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal
harus jelas dan berfungsi.
Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya

Bahasa
Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
Bahasa Indonesia.
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan
satu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut pada pokok soal.

Kaidah penulisan soal uraian


a. Materi
Soal harus sesuai dengan indikator
Batasan jawaban yang diharapkan harus jelas
Isi materi sesuai dengan pelajaran
Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang sekolah/kelas

b. Konstruksi
Rumusan kalimat soal harus menggunakan kata tanya/perintah yang
menuntut jawaban terurai.
Buatkan petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal

160 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Buatlah pedoman penskoran segera setelah soal disusun dengan


pendekatan skor 1 benar dan salah 0.
Hal-hal yang menyertai soal: tabel, gambar, grafik, peta, atau yang
sejenisnya harus disajikan dengan jelas dan terbaca.

c. Bahasa
Butir soal menggunakan kalimat yang sederhana dan komunikatif
Butir soal tidak mengandung kata yang dapat menyinggung perasaan
siswa
Butir soal tidak menggunakan kata yang menimbulkan penafsiran ganda

KARTU SOAL
Tahun Ajaran : .........................
Jenis Sekolah : Nama Penyusun :
Kelas/Semester :
Mata Pelajaran :
Kompetensi Buku Sumber:
Dasar

Materi SOAL

Indikator

No.Soal Kunci Jawaban

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 161


Pengembangan Soal

162 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pengembangan Soal

162 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Evaluasi

1. Kenderaan hendak berbelok lampu tanda belok dinyalakan dan


berkedip,ternyata lampu tanda belok menyala tetapi tidak
berkedip,mengapa bisa demikian
a. Fungsi komponen pengedip atau flasher tidak bekerja dengan baik
b. Bola lampu tanda belok yang digunakan dayanya terlalu besar
c. Daya lampu tanda belok yang digunakan terlalu kecil
d. Saklar lampu tanda belok tidak berfungsi dengan baik

2. Perhatikan gambar di bawah!,pada saat pedal rem diinjak lampu rem tidak
menyala,disebabkan oleh.
a. Hubungan kabel pedal rem terhadap sumber arus (baterai)
b. Arus listrik dari baterai ke lampu rem melalui saklar rem
c. Hubungan kabel antara saklar pedal rem terhadap kunci kontak
d. Hubungan kabel dari lampu rem ke saklar rem

3. Pada saat transmisi gigi mundur,difungsikan lampu mundur tidak menyala,


lampu mundur tidak dapat menyala disebabkan oleh.
a. Hubungan kabel antara saklar lampu mundur terhadap kunci kontak
b. Hubungan kabel saklar mundur terhadap sumber arus (baterai)
c. hubungan kabel dari lampu mundur ke saklar lampu mundur
d. Hubungan baterai ke lampu mundur melalui kunci kontak dan saklar
mundur

4. Pada saat pedal rem diinjak lampu rem tidak menyala,lakukan diagnosa
penyabab lampu rem tidak menyala,bola lampu rem dan hubungan ke
massa baik !
a. Diognosa hubungan kabel antara saklar pedal rem terhadap lampu
rem
b. Diagnosa hubungan listrik dari baterai kunci ke lampu rem melalui
saklar rem

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 163


Evaluasi

c. Diagnosa hubungan kabel pedal rem terhadap sumber arus (baterai)


d. Diagnosa hubungan kabel dari lampu rem ke kunci kontak

5. Perhatikan gambar di bawah ini!,pada saat sistem lampu tanda belok


difungsikan,lampu tidak dapat berkedip,diagnosalah
kerusaka,kerusakannya adalah.
a. Saklar Lampu tanda belok
b. Lampu tanda belok
c. Pengedip (flasher)
d. Lampu kontrol lampu tanda belok

6. Perhatikan gambar di bawah ini!,penyebab sekering putus pada rangkaian


kelistrikan,dapat didiognosa terhadap arus yang mengaliar melalui.!
a. Sekering terlalu kecil
b. Sekering sudah sesuai
c. Sekering terlalu besar.
d. Sekering terlalu besar dan terlalu kecil

7. Saklar lampu kepala diputar satu kali, lampu kota seharusnya


menyala,namun ternyata tidak menyala , bola lampu ,dan hubungan lampu
ke massa baik,lakukan perbaikan.
a. Saklar lampu kepala ke baterai dan ke lampu kota
b. Saklar lampu kepala ke lampu kota
c. Saklar lampu kepala ke baterai
d. Saklar lampu kepala ke sekering lampu kota

8. Lampu kepala dinyalakan jarak jauh lampu kiri dan kanan menyala dengan
baik,kemudian dinyalakan lampu kepala jarak dekat sebelah kanan
menyala dengan sempurna,sebelah kiri tidak menyala,lakukan perbaikan
supaya lampu menyala.
a. Perbaikan hubungan kabel dan arus dari saklar lampu kepala ke
lampu kepala
b. Perbaikan hubungan kabel dan arus dari saklar lampu kepala ke
baterai

164 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

c. Perbaikan hubungan kabel dan arus dari saklar lampu kepala ke


sekering lampu kepala
d. Perbaikan hubungan kabel dan arus dari saklar lampu kepala ke
lampu kepala jarak dekat dan filamen bola lampu

9. Lampu kepala pengendali positip,jika difungsikan posisi lampu jauh


menyala lampu dekat , ikut menyala redup perbaikan apakah yang perlu
dilakukan.
a. Saklar lampu kepala
b. Hubungan lampu kepala ke massa
c. Sekering lampu kepala
d. Bola lampu kepala

10. Pada saat tombol klakson ditekan klakson tidak dapat berbunyi,hubungan
arus positip ke klakson kondisinya baik,maka perbaikan yang dilakukan
adalah....
a. Massa klakson melalui tombol klakson.
b. Kabel tombol klakson ke klakson
c. Kabel tombol klakson ke massa
d. Kabel klakson positip dan negatif.

11. Lampu kepala jarak dekat dinyalakan menyala dengan sempurna,namun


lampu kiri tidak menyala,langkah perbaikan dapat dilakukan adalah.
a. Hubungan kabel dan arus dari saklar lampu kepala ke lampu kepala
b. Hubungan kabel dan arus dari saklar lampu kepala ke baterai
c. Hubungan kabel dan arus dari saklar lampu kepala ke lampu kepala
jarak dekat dan filamen bola lampu
d. Hubungan kabel dan arus dari saklar lampu kepala ke sekering
lampu kepala

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 165


166 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Teknik Kendaraan Ringan KK E

Penutup

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Continuing Professional


Development), yaitu pengembangan kompetensi guru dan tenaga kependidikan
yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk
meningkatkan profesionalitasnya. Dengan demikian pengembangan keprofesian
berkelanjutan adalah suatu kegiatan bagi guru dan tenaga kependidikan untuk
memelihara dan meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan
secara keseluruhan, berurutan, dan terencana mencakup bidang-bidang yang
berkaitan dengan profesinya berdasarkan pada kebutuhan individu guru dan
tenaga kependidikan. Oleh karena itu, kegiatan pengembangan keprofesian guru
dan tenaga kependidikan diharapkan dapat dilaksanakan di sekolah/madrasah
dan/atau kelompok/ musyawarah kerja guru dan tenaga kependidikan secara
berkelanjutan dengan bantuan modul pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Modul Pengembangan keprofesian berkelanjutan ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dan manfaat dalam mendukung upaya guru
meningkatkan kompetensi dan juga pengintegrasian pendidikan karakter dalam
setiap kegiatan pembelajaran, maupun segala segi kehidupan peserta didik.
Dengan demikian diharapkan guru dapat mengembangkan potensi-potensi
intelektual dan karakter peserta didik.

Semoga pembahasan di dalam modul ini sesuai dengan kebutuhan guru dan
tenaga kependidikan SMK, khususnya terkait pengembangan profesionalisme di
bidang Teknik Kendaraan Ringan. Modul ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan belajar mandiri yang dapat mendukung pelaksanaan tugas dan
fungsi guru. Agar topik dan pembahasan modul PKB senantiasa relevan dengan
perkembangan kebutuhan guru di lapangan, kami terbuka untuk menerima saran
dan kritik membangun terkait topik dan isi modul. Untuk itu, silakan menghubungi
PPPPTK BOE Malang Jl.Teluk Mandar,Arjosari, Kotak Pos 5, Malang 65102 atau
ke alamat email: vedcmalang@vedcmalang.or.id.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 143


Penutup

Modul pengembangan keprofesian bekelanjutan Teknik Kendaraan Ringan


kelompok kompetensi E ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat
dalam mendukung upaya peningkatan kompetensi guru dan mengintegrasikan
nilai-nilai pendidikan krakter dalam setiap kegiatan pembelajaran maupun segala
sisi kehidupan peserta didik.

Dengan demikian diharapkan guru dapat mengembangkan potensi peserta didik


dan karakter peserta didik

Akhirnya semoga kita semua dapat ikut berperan dalam mencerdaskan bangsa,
sesuai dengan bidang keahlian kita masing-masing.
Terima kasih

144 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Kendaraan Ringan KK E

Daftar Pustaka

Battery Ignition system, Robert Bosch GmbH, 1985 Postfack 50. D-7000 Stuttgart
Benttly Robert, Automotive Hand Book UDI Verlag Germany, 1989
Ignition System, Toyota General Service Training Toyota Motor Corporation
Pedoman Reparasi Mesin Seri K Februari 1981, Toyota Astra Motor
Petter A. Weller, Fachkunde Fahrzeugtechnik Holland Josenshaus, Germany,
1989
Spuller, Anton Schneider, Sistem Pengapian Konvensional, VEDC Malang
Sullivan`s Kalvin R. (2004),Diagnosis&Testing,WWW.Autoshop 101. Com
Sullivan`s Kalvin R. (2004),Analogand DigitalMeter,WWW. Autoshop 101. com
Sullivan`s Kalvin R. (2004), ElectricCircuit, WWW. Autoshop 101. Com
Sullivan`s Kalvin R. (2004), WireandConectors,WWW. Autoshop101. com
Sullivan`sKalvinR.(2004), ElectricFundamentals,WWW.Autoshop101. com
Sullivan`sKalvinR.(2004), WiringDiagrams, WWW.Autoshop101. Com
TEAM (1995), NewStep1TrainingManual, Jakarta, Toyota AstraMotor
TEAM (1996),ElectricalGroupStep2, Jakarta, Toyota Astra Motor
Toyota Astra Motor (t.th). Materi engine group step 2,Jakarta , Toyota Astra
Motor
Zundkerzen, BOSCH Technische Unterrichtung, Stuttgart, 1976

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 145


146 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Teknik Kendaraan Ringan KK E

Glosarium

IPK : Kepanjangan dari Indikator Pencapaian Kompetensi


KD : Kepanjangan dari Kompetensi Dasar.
SKG : Standar Kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru.
H Pada sistem penerangan kepanjangan dari Halogin yaitu lampu pijar yang
berisi Gas Halogin.Gas Halogin terbuat dari Natrium Bromida.
Reflektor pada Lampu kepala sistem penerangan adalah Cermin Cekung yang
berbentuk para bola , yang berfungsi memantulkan sinar lampu pijar.
Relai pada kelistrikan kendaraan berfungsi untuk memperkecil rugi/ kehilangan
tegangan listrik pada rangkaian sehingga beban / komponen kelistrikan dapat
bekerja dengan optimal.
Sekering atau Fuse pada rangkaian kelistrikan berfungsi untuk mengamankan
rangkaian /kelistrikan jika arus yang mengalir berlebihan akibat hubungan
singkat.
Lampu kepala sealed beam adalah ssuatu lampu kepala yang menggunakan
filamen reflektornya dan kaca bias dirakit menjadi satu/tidak bisa dibuka.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 147


MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN/KOMPETENSI KEAHLIAN


TEKNIK KENDARAAN RINGAN
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI E

PEDAGOGIK:
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN

Penulis:
Suryanto, M.Pd. ; 08123308020; suryanto_999@yahoo.com

Penelaah:
Dr. Sihkabudin, M.Pd.

Penyunting:

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Pedagogi KK E

Daftar Isi

Hal.
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL .................................................................................................... v
Pendahuluan .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan........................................................................................................... 1
C. Peta Kompetensi .......................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup Materi .................................................................................. 2
E. Cara Penggunaan Modul ............................................................................. 3
Kegiatan Pembelajaran 1 Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) ...................................................................................................................... 11
A. Tujuan......................................................................................................... 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 11
C. Uraian Materi .............................................................................................. 11
D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 24
E. Latihan/Tugas ............................................................................................ 26
F. Rangkuman ................................................................................................ 26
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................. 27
Kegiatan Pembelajaran 2 Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komputer (E-Learning) ....................................................................................... 29
A. Tujuan......................................................................................................... 29
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................. 29
C. Uraian materi .............................................................................................. 30
D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................................. 39
E. Latihan/Tugas ............................................................................................ 42
F. Rangkuman ................................................................................................ 42
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................. 42
Kunci Jawaban Latihan / Tugas ........................................................................ 45
A. Kunci Jawaban latihan KP. 1 ..................................................................... 45
B. Kunci Jawaban Latihan KP.2 ..................................................................... 45

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | iii


Daftar Isi

Evaluasi ................................................................................................................ 47
Kunci Jawaban Evaluasi..................................................................................... 51
Penutup................................................................................................................. 53
A. Kesimpulan ................................................................................................. 53
B. Tindak Lanjut .............................................................................................. 53
Daftar Pustaka........................................................................................................ 1

iv | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

DAFTAR GAMBAR

Hal.
Gambar 1. Alur Pembelajaran Moda Tatap Muka.................................................. 3
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ................................................ 4
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In .................................. 6
Gambar 4. Sistem Komunikasi Data .................................................................... 20

DAFTAR TABEL

Hal.
Tabel 1. Daftar Lembar Kerja ................................................................................. 9

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |v


Daftar Isi

vi | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Latar belakang adalah sebuah informasi awal sebelum mempelajari modul, dan
harus dibaca untuk mengetahui kenapa dan ada apa dengan materi ini perlu
dipelajari. Konten materi modul ini adalah TIK. Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) atau Information Communication and Technology (ICT)
merupakan sarana penunjang kerja untuk semua bidang pekerjaan, sehingga
bekerja menjadi efektif dan efisien, apalagi dengan profesi seorang guru ketika
menyusun bahan ajar maupun presentasi. Oleh sebab itu ICT perlu dikuasi oleh
guru, lebih khusus guru kejuruan yang berkecimpung pada bidang-bidang
teknologi. Jadi fungsi dari ICT ini untuk meningkatkan kinerja guru terutama
dalam mempercepat pekerjaan dalam mempersiapkan pembelajaran. Tentu tidak
bisa bidang ini berdiri sendiri, melainkan masih ada keterkaitan antara bidang
satu dengan yang lainnya sebagai contoh bidang akuntasi yang menggunakan
program aplikasi Myob, bidang garmen perlu aplikasi desain bentuk coral draw,
bangunan dengan aplikasi Autocad dan lain sebagainya, semua program ini
terkait dengan peralatan hard ware maupun soft ware komputer. Jadi TIK / ICT
perlu dipelajari sebagai dasar penunjang kompetensi. Untuk mensikapi
permaslahan ICT ini adalah hanya dengan tekun berlatih dan mencoba tanpa
mencoba tidak mungkin bisa. Modul ini dengan moda tatap muka maupun in on
in akan membantu untuk menguasai TIK / ICT demi penunjang kompetensi
sebagai seorang profesional dalam bidang keguruan.

B. Tujuan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat :


1. Menjelaskan konsepsi teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran
2. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media
pembelajaran

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |1


Pendahuluan

C. Peta Kompetensi

POSISI MODUL

KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI

PED0A00000-00 Perkembangan Peserta Didik

PED0B00000-00 Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang mendidik

PED0C00000-00 Pengembangan Kurikulum

PED0D00000-00 Pembelajaran Yang Mendidik

PED0E00000-00 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam


Pembelajaran

PED0F00000-00 Pengembangan potensi peserta didik

PED0G00000-00 Komunikasi efektif

PED0H00000-00 Penilaian dan evaluasi pembelajaran

PED0I00000-00 Pemanfaataan hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran

PED0J00000-00 Tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas


pembelajaran.

D. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi modul Teknologi Informasi dan Komunikasi meliputi:

1. Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi.

2. Prinsip penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai proses


pembelajaran

3. Peran Strategi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan

4. Konsep Pembelajaran berbasis TIK (e-learning)

5. Bentuk Pembelajaran langsung dan tidak langsung

6. Perkembangan elearning

2 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

E. Cara Penggunaan Modul

Penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan


kondisi letak geografis unit kerja peserta dan karakteristik mata diklat. Modul ini
dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap
muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur
model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan di bawah.

Gambar 1. Alur Pembelajaran Moda Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanakan secara
terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur dibawah.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |3


Pendahuluan

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta


diklat untuk mempelajari:
latar belakang yang memuat gambaran materi
deskripsi singkat tentang materi
tujuan kegiatan pembelajaran secara menyeluruh
materi pokok dalam modul

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul, fasilitator memberi kesempatan


kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara
singkat sesuai dengan indikator keberhasilan yang harus dicapai.
Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

4 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan


rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran menggunakan
pendekatan yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama
fasilitator dan peserta lainnya. Baik itu melalui diskusi, simulasi, praktik,
latihan, maupun studi kasus yang dilakukan melalui lembar kerja.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh digunakan sebagai
sarana pemahaman materi-materi yang telah disusun sesuai dengan indikator
keberhasilan yang harus dicapai.

Pada aktivitas pembelajaran ini, peserta secara aktif menggali informasi,


mengumpulkan dan mengolah data, dan kemudian membuat kesimpulan
sesuai dengan isi materi yang dikaji.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan, sedangkan


fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi, dan memandu pembahasan
bersama. Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan
seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak mengikuti
tes.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |5


Pendahuluan

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari:
latar belakang yang memuat gambaran materi
deskripsi singkat tentang materi
tujuan kegiatan pembelajaran secara menyeluruh
materi pokok dalam modul

6 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

b. In Service Learning 1 (IN-1)

Kegiatan pembelajaran pada In Service Learning 1 (IN-1), dilakukan secara


tatap muka. Yang terdiri atas kegiatan mengkaji materi dan melakukan
aktivitas pembelajaran. Adapun penjelasannya diuraikan dibawah ini.
Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul, fasilitator memberi kesempatan
kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan
secara singkat sesuai dengan indikator keberhasilan yang harus dicapai.
Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu
oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran
menggunakan pendekatan yang secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya. Baik itu melalui diskusi,
simulasi, praktik, latihan, maupun studi kasus yang dilakukan melalui
lembar kerja yang disusun untuk kegiatan In 1.

Pada aktivitas pembelajaran ini, peserta secara aktif menggali informasi,


mengumpulkan dan mengolah data, dan kemudian membuat kesimpulan
sesuai dengan isi materi yang dikaji. Selanjutnya mempersiapkan rencana
pembelajaran untuk kegiatan On the Job Learning.

c. On the Job Learning (ON)

Kegiatan pembelajaran pada On the Job Learning (ON) dilakukan secara


mandiri di sekolah. Yang terdiri atas kegiatan mengkaji materi dan melakukan
aktivitas pembelajaran. Adapun penjelasannya diuraikan dibawah ini.

Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul, guru sebagai peserta mempelajari
kembali materi yang telah diuraikan pada In Service Learning 1 (IN1).
Guru sebagai peserta, mempelajari kembali materi sebagai bekal dalam
mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan pada kegiatan On the Job
Learning (ON)

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |7


Pendahuluan

Melakukan aktivitas pembelajaran


Peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di
kelompok kerja berdasarkan rencana yang telah disusun pada IN1. Pada
kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan
pembelajaran dilakukan melalui diskusi, simulasi, praktik, latihan, maupun
studi kasus mengacu pada lembar kerja. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi tagihan kegiatan On the Job Learning (ON)

d. In Service Learning 2 (IN-2)


Pada kegiatan ini peserta mempresentasikan semua hasil tagihan ON, yang
kemudian dikonfirmasi oleh fasilitator dan selanjutnya dilakukan pembahasan
bersama. Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan
seluruh kegiatan pembelajaran.

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh peserta yang dinyatakan layak mengikuti tes.

3. Lembar Kerja

Kegiatan pembelajaran untuk pemahaman dan pendalaman/penguatan modul,


mengacu pada lembar kerja yang telah dipersiapkan. Pada modul
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kelompok Komptetansi E,
Pedagogi: Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran (TIK) telah disiapkan lembar kerja yang tertullis pada tabel 1 di
bawah ini.

8 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja


No Kode LK Nama LK Keterangan
1 LK.1.1 Pertimbangan efektif, efisien dibanding TM, IN1
kendala dana, perubahan, komitmen dan
keterlibatan
2 LK.1.2 Media dengan Power Point untuk TM, IN1, ON
membangkitkan kreativitas
3 LK.1.3 Latihan down load materi bentuk doc dan ppt TM, IN1, ON
4 LK.2.1 Membuat e-mail dan melakukan chating TM, IN1, ON
5 LK.2.2 Membuat ragkuman tentang e-learning TM, IN1

Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan |9


Pedagogi KK E

Kegiatan Pembelajaran 1
Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

A. Tujuan

Kegiatan pembelajaran 1 ini secara umum bertujuan agar guru pembelajar


memahami tentang: konsepsi, prinsip dan peran strategi teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran. Secara khusus bahwa tujuan ini tidak sekedar
dipahami melainkan sesuai dalam tahapan UNESCO yaitu mulai dari proses
emerging, applying, infusing sampai transforming harus ditaati agar bisa
dirasakan nilai kemanfaatan TIK dalam pembelajaran.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi yang harus dicapai oleh guru pembelajar melalui modul ini, adalah
dengan indikator sebagai berikut:
1. Konsepsi teknologi informasi dan komunikasi dijelaskan sesuai dengan
pembelajaran yang diampu saat berdiskusi dengan guru , dengan harapan
terjadi proses menghormati perbedaan ide dan saling kerja sama untuk
menyelesaikan tugas.

2. Prinsip Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran


diidentifikasi sesuai dengan pembelajaran yang diampu saat kerja mandiri
dan merefleksikan materi TIK.

3. Peran Strategi Teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan


dijelaskan sesuai dengan tahapan UNESCO, saat kerja kelompok untuk
menyelesaikan tugas praktek mengaplikasikan soft ware MS office.

C. Uraian Materi

Perkembangan teknologi begitu cepatnya dari tahun ke tahun, khususnya


teknologi informasi dan komunikasi. Salah satunya wujud dari teknologi yaitu

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 11


Kegiatan Pembelajaran 1

multimedia, dimana teknologi ini dimanfaatkan sebagai proses pembelajaran


hasilnya lebih atraktif. Survey yang dilakukan oleh Universitas Islam Indonesia
menunjukkan lebih dari 90% mahasiswa mengatakan pengguaan multimedia
telah meningkatkan keterserapan materi ajar.

Perkembangan lebih lanjut dengan TIK di Indonesia khususnya dalam dunia


pendidikan terus berjalan walaupun belum optimal. Terdapat beberapa masalah
dan kendala yang masih dirasakan oleh masyarakat khususnya tenaga pendidik
dan professional lainnya. Permasalahan tersebut terutama berkaitan dengan
infrastruktur jaringan dan konten, kesiapan dan kultur sumber daya manusia di
lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, berbagai upaya yang telah dan akan
dilakukan baik pemerintah maupun masyarakat dalam rangka pemanfaatan TIK
dalam pendidikan adalah perlu dilakukan integrasi antara TIK dan mata
pelajaran, dan bersifat sistematis.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication and


Technology (ICT) di era globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang
mendasar dalam mendukung efektifitas dan kualitas proses pendidikan. Isu-isu
pendidikan di Indonesia seperti kualitas dan relevansi pendidikan, akses dan
ekuitas pendidikan, manajemen pendidikan, otonomi dan akuntabilitas, efisiensi
dan produktivitas, anggaran dan sustainabilitas, tidak akan dapat diatasi tanpa
bantuan TIK. Pendidikan berbasis TIK merupakan sarana interaksi dalam
pendidikan, yang dapat dimanfaatkan baik oleh pendidik dan tenaga
kependidikan maupun peserta didik dalam meningkatkan kualitas, produktivitas,
dan efektifitas.

Populasi penduduk Indonesia lebih dari 240 juta jiwa yang merupakan potensi
sumber daya manusia yang sangat strategis bagi pelaksanaan pembangunan.
Pendidikan menjadi kunci utama daya saing bangsa, dan keberadaan ICT
diharapkan dapat memberikan dukungan besar dalam upaya peningkatan
kualitas SDM Indonesia. Namun dibalik itu semua ada beberapa tantangan dan
hambatan dalam pemenfaatan ICT yang harus dihadapi bersama yaitu:

12 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

Pertama dana: dana sering kali menjadi hambatan dalam pengunaan ICT yang
membutuhkan investasi yang sangat besar. Perencanaan arsitektur ICT yang
baik dengan memperimbangkan kapasitas pendanaan menjadi sangat
diperlukan. Kerjasama dengan pihak lain melalui outsourcing juga merupakan
alternative yang perlu dipertimbangkan seorang kepala sekolah dalam konteks ini
harus mendasari bahwa focus penggunaan ICT dalam tahapan ini tidak untuk
efisiensi tetapi untuk efektifitas (Earl dan Feeny, 1997). ICT adalah untuk
mengerjakan sesuatu yang benar (efektivitas) dan bukan untuk mengejakan
sesuatu dengan benar (efisiensi). Manfaat ICT dalam efisiensi akan terlihat pada
masa yang akan datang setelah dibarengi dengan perubahan-perubahan
mandasar lain dalam organisasi.

Kedua Komitmen: kurangnya komitmen dan dukungan dari kepala sekolah akan
menjadi hambatan dalam pemanfaatan ICT di sekolah. Sikap do it to me adalah
salah satu bentuk kekurangan komitmen. Dalam banyak studi tentang
pemanfaatan ICT, komitmen kepala sekolah selalu menjadi kondisi penentu
keberhasilan. (Bashein, Markus, dan Riley, 1994).

Ketiga perubahan: kekhawatiran terhadap perubahan juga menjadi hambatan


yang lain. Dalam banyak studi ditemukan, resistance to change adalah salah
satu penghambat perubahan (e.g Earl dan Feen, 1997) Ada banyak alasan
mengapa seseorang menjadi khawatir dengan perubahan, termasuk hilangnya
rasa aman terkait dengan tingkat keterampilan.

Keempat keterlibatan: keterlibatan semua stakeholder adalah tantangan lain


yang harus diperhitungkan (Bashein et al., 1994). Tidak pernah ada perubahan
yang mendasar tanpa keterlibatan semua pihak. Dalam hal ini, selain rewarding
system yang baik, kepemimpinan yang baik sangat diperlukan. Pelibatan
stakeholder bukan masalah mudah dalam hal ini. Keterlibatan semua pihak tidak
hanya pada tahap awal implementasi, namun sampai proses pemanfaatan ICT
secara terus menerus. Di sini, perubahan budaya juga diperlukan, yaitu menjadi
budaya digital. Tanpa keterlibatan semua pihak dan perubahan budaya, manfaat
ICT tidak dapat dieksploitasi dengan optimal.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 13


Kegiatan Pembelajaran 1

1. Konsepsi Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pengertian dalam kamus Oxford dituliskan bahwa teknologi informasi dan


komunikasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika terutama
computer, untuk menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa
saja,termasuk kata- kata, bilangan dan gambar, Munir, M.IT (2009). Dengan

begitu, TIK/ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi
komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat
yang satu ke lainnya . Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung
pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,
manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.

Dalam menghadirkan fungsi teknologi asas praktis, efektif dan efisien menjadi
acuan utama. Artinya kalau kehadirannya justru menyulitkan dan menambah
beban materi dan waktu maka kehadiran TIK justru tidak ada gunanya. Namun
rasanya hal ini tidak akan terjadi di era informasi ini. Di mana perangkat
komunikasi nirkabel sudah merambah sampai ke pelosok pedesaan. Kehadiran
teknologi ini harus digunakan sebaik-baiknya dengan pengelolaan yang tepat.

Tugas: LK 1.1. Pertimbangan efektif, efisien dibanding kendala dana,


perubahan, komitmen dan keterlibatan dalam menggunakan TIK.

a. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 5 orang, tentukan pemimpin kelompok


b. Siapkan lembaran CD plano dan atau ketik dalam labtop
c. Berdiskusilah dengan teman dalam kelompok dan jangan lupa aplikasikan
dalam diskusi nilai-nilai karakter
d. Hasil diskusi presentasikan untuk meminta konfirmasi kelompok lain bila tejadi
perbedaan.
e. Simpulkan hasil kelompok dan hasilnya dikumpulkan ke fasilitator

14 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

Kesimpulan:

2. Prinsip Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran

Prinsip umum penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam


pembelajaran, adalah sebagai berikut:

a. Efektif dan efisien. Penggunaan ICT harus memperhatikan manfaat dari


teknologi ini dalam hal mengefektifkan belajar, meliputi pemerolehan ilmu,
kemudahan dan keterjangkauan, baik waktu maupun biaya.
b. Optimal. Dengan menggunakan ICT, paling tidak pembelajaran menjadi
bernilai lebih daripada tanpa menggunakannya. Nilai lebih yang diberikan
ICT adalah keluasan cakupan, kekinian (up to date), kemodernan dan
keterbukaan.
c. Menarik. Artinya dalam prinsip ini, pembelajaran dikelas akan lebih menarik
dan memancing keingintahuan yang lebih. Pembelajaran yang tidak menarik
dan memancing keingintahuan yang lebih akan berjalan membosankan dan
kontra produktif untuk pembelajaran.
d. Merangsang daya kreatifitas berpikir pelajar. Dengan menggunakan ICT tentu
saja diharapkan pelajar mampu menumbuhkan kreativitasnya dengan
maksimal yang terdapat didalam diri mereka. Seorang anak yang mempunyai
kreativitas tinggi tentunya berbeda dengan pelajar yang mempunyai
kreativitas rendah. Pelajar yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya akan
mampu menyelesaikan permasalahan dengan cepat dan tanggap terhadap
permasalahan yang muncul. Begitu pula sebaliknya dengan pelajar yang
berkreativitas rendah.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 15


Kegiatan Pembelajaran 1

Dengan demikian, tujuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) akan sejalan
dengan tujuan pendidikan itu sendiri ketika digunakan dalam pembelajaran.
Penggunaan TIK tidak justru menjadi penghambat dalam pembelajaran namun
akan memberi manfaat yang lebih dalam pembelajaran. Perlu ditegaskan bahwa
peran TIK adalah sebagai enabler atau alat untuk memungkinkan terjadinya
proses pendidikan dan pembelajaran. Jadi TIK merupakan sarana untuk
mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.

Tugas: LK 1.2. Media dengan power point untuk membangkitkan kreativitas

Prosedur tugas LK 1.2

a. Bukalah labtop dengan progran aplikasi MS power point


b. Buat atau cari power point yang sudah anda buat sesuai dengan pelajaran
yang diampu.
c. Benahi power point tersebut dengan animasi dan bentuk-bentuk yang
membangkitkan pertanyaan, jika tidak muncul pertanyaan siapkan pertanyaan
yang sifatnya sebagai triger (merangsang untuk bertanya)
d. Hasil LK ini tunjukkan ke fasilitator dan bila selesai kumpulkan untuk di share
ke anggota lain.

Buat power point secara individu sesuai dengan materi yang diampu dan
menggunakan animasi

3. Peran Strategis TIK untuk Pendidikan


Pendidikan memegang peran yang sangat penting bagi terciptanya generasi
bangsa yang memiliki kompetensi, dedikasi dan kepribadian luhur (berkarakter).
Berbagai cara dan upaya dapat dilakukan agar proses belajar mengajar menjadi
efektif, efisien dan mampu merambah keseluruh pelosok penjuru tanah air. Apa
yang disampaikan di sekolah-sekolah Ibu Kota Jakarta baik sekolah Unggulan
maupun Non Unggulan juga disampaikan di sekolah-sekolah terpencil dengan
tidak mengurangi makna dan kualitas. Semua generasi bangsa diharapkan tidak

16 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

merasakan diskriminasi pendidikan dikarenakan jauh dari perkotaan, sulitnya


transportasi dan minimnya kompetensi tenaga pendidik.

Sejak dekade 90-an telah dilakukan berbagai macam uji coba pendidikan
berbasis TIK terutama pada jenjang pendidikan tinggi (dikti) dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Sudirman: (2008). Lebih jauh beliau menyampaikan
bahwa pada tahun 2008 lebih dari sepuluh ribu sekolah terutama SMA dan SMK
bahkan SD dan SMP sudah mulai online.

Kehadiran dan kecepatan perkembangan teknologi informasi menyebabkan


terjadinya perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan. Keberadaannya
membuka batas-batas wilayah suatu negara. Tiap-tiap Negara telah terhubung
satu sama lain menjadi satu kesatuan yang disebut global village atau desa
dunia. Melalui pemanfaatan TI siapa saja dapat memperoleh layanan pendidikan
dari institusi pendidikan mana saja dan di mana saja dikehendaki. Secara khusus
pemanfaatan TI dalam pembelajaran dipercaya dapat:
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran
b. Mengembangkan keterampilan TI (IT Skill)
c. Memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran
d. Menjawab the technological imperative (keharusan berpartisipasi dalam TI)
e. Mengurangi biaya pendidikan
f. Meningkatkan rasio biaya manfaat dalam pendidikan (Sudirman: 2008)
Mencermati pernyataan di atas dapat diketahui bahwa keberadaan TI
menawarkan berbagai macam kemungkinan untuk meningkatkan kualitas
generasi bangsa. Dengan pembelajaran mencari informasi yang dibutuhkan
untuk menunjang pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
mereka butuhkan.yang berkualitas dan luasnya akses pendidikan dan
pembelajaran guru dapat secara individu dapat meningkatkan pengembangan
professional mengajarnya. Pada sisi lain, siswa dapat dengan leluasa.

Pertanyaan yang timbul selanjutnya adalah bagaimanakah dampak TI dalam


system pembelajaran? Dan bagaimanakah langkah-langkah strategi
pemanfaatan TI agar diperoleh hasil pembelajaran yang optimal?. Sebagai
jawaban mendasar adalah dengan pendidikan jarak jauh yang dimulai dari
generasi pertama bentuk korespondensi (cetak), generasi kedua multimedia

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 17


Kegiatan Pembelajaran 1

(Audio, VCD, DVD), generasi ketiga pembelajaran jarak jauh


(telekonferensi/TVe), generasi keempat pembelajaran fleksibel (multimedia
interaktif) dan generasi kelima e-Learning (web based course), akhirnya generasi
keenam pembelajaran mobile (koneksi nirkabel/www).

Untuk mencapai pada generasi keenam ada tahapan integrasi, ini dikarenakan
kondisi masing-masing daerah sangat berbeda dalam hal demografi dan
indikator pendidikannya, yang pada gilirannya menyebabkan perbedaan dalam
mengambil kebijakan dan implementasi TIK dalam pendidikan. Pada salah satu
sisi ada sekolah di daerah terpencil, karena keterbatasan sumber daya
keuangan, tidak ada pasokan listrik, atau kurangnya infrastruktur dasar lainnya,
belum dapat mulai memperkenalkan TIK di sekolah-sekolah. Di tempat lainnya,
ada sekolah yang telah sepenuhnya mengintegrasikan TIK dalam kurikulum di
semua mata pelajaran sedemikian rupa sehingga preoses belajar mengajar,
ruang kelas dan administrasi sekolah, dan seluruh etos organisasi berubah
menggunakan TIK.

Untuk mengukur tahap integrasi TIK yang dicapai oleh daerah atau sekolah atau
bahkan kelas, UNESCO memberikan model tahapan integrasi. Model ini
berfungsi sebagai representasi dan integrasi TIK dalam pendidikan, ada empat
tahapan model integrasi TIK pada system pendidikan dan sekolah, yang oleh
UNESCO diistilahkan dengan Emerging, Applying, Infusing dan Transforming.

a. Tahap emerging; dicirikan dengan pemanfaatan TIK oleh sekolah pada tahap
permulaan. Pada tahapan ini, sekolah baru memulai mebeli atau membiayai
infrastrktur TIK, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak.
Kemampuan TIK guru-guru dan staf administrasi seolah masih berada pada
tahap memulai eksplorasi penggunaan TIK untuk tujuan manajemen dan
penambahan TIK pada kurikulum. Pada tahap ini sekolah masih menerapkan
system pembelajaran konvensional, akan tetapi sudah ada kepedulian tentang
bagaimana pentingnya penggunaan TIK tersebut dalam konteks pendidikan.
Pada tahap ini, focus di kelas sering belajar keterampilan TIK dasar dan
mengidentifikasi komponen TIK. Guru pada tahap ini sering menggunakan
peralatan yang tersedia untuk tujuan professional mereka sendiri, seperti
pengolahan kata untuk mempersiapkan lembar kerja, spreadsheet untuk

18 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

mengelola daftar kelas dan, jika internet juga tersedia, untuk mencari
informasi atau beromunikasi melalui e-mail. Dengan cara ini, guru
mengembangkan keterampilan literasi TIK meraka dan belajar bagaimana
menerapkan TIK ntuk berbagai tugas professional dan pribadi. Penekanannya
adalah pada belajar menggunakan berbagai tools dan aplikasi, dan menjadi
dasar akan potensi TIK dalam pengajaran kedepannya. Pada tahap emerging.
Praktik kelas masih sangat banyak berpusat pada guru.
b. Tahap applying; dicirikan dengan sudah adanya pemahaman tentang
kontribusi dan upaya menerapkan TIK dalam konteks manajemen sekolah
dan pembelajaran. Dan biasanya di negara-negara tersebut sudah ada
kebijakan masional TIK.
Para tenaga pendidik dan kependidikan telah menggunakan TIK untuk tugas-
tugas yang berkaitan dengan manajemen sekolah dan tuga-tugas
berdasarkan kuriklum. Sekolah juga sudah mencobamengadaptasi kurikulum
agar dapat lebih banyak menggunakan TIK dalam berbagai mata pelajaran
dengan piranti lunak yang tertentu.
c. Tahap infusing; tahap ini menuntut adanya upaya untuk mengintegrasikan dan
memasukkan TIK ke dalam kurikulum. Pada pendekatan ini, sekolah telah
menerapkan teknologi bebasis computer di laboratorium, kelas dan bagian
administrasi. Guru berada pada tahap mengekplorasi cara atau metode baru
dimana TIK mengubah produktivitas dan pekerjaan professional mereka untuk
meningkatkan belajar siswa dan pengelolaan pembelajaran. Kuriklum mulai
menggabungkan subyek pembelajaran yang mencerminkan aplikasi dunia
nyata.
d. Tahap Transforming; dicirikan dengan adanya upaya sekolah untuk
merencanakan dan memperbaharui organisasi dengan cara yang lebih kreatif.
TIK menjadi bagian integral dengan kegiatan pribadi dan kegiatan
professional sehari-hari di sekolah. TIK sebagai alat yang digunakan secara
rutin untuk membantu belajar sedemikian rupa sehingga sepenuhnya
terintegrasi di semua pembelajaran di kelas. Focus kurikulum mengacu pada
learnercentered (berpusat pada peserta didik) dan mengintegrasikan mata
pelajaran dengan dunia nyata. TIK diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri
dengan level professional dan disesuaikan dengan bidang-bidang pekerjaan
sekaligus sebagai ilmu untuk mendukung model pembelajaran berbasis TIK

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 19


Kegiatan Pembelajaran 1

dan menciptakan karya TIK. Sekolah sudah menjadi pusat pembelajaran


untuk para komunitasnya. Untuk menyimpulkan, ketika tahap transformasi
tercapai, seluruh etos lembaga tersebut beruah:guru dan staf pendukung
lainnya menganggap TIK sebagai bagian alami dari kehidupan sehari-hari
lembaga mereka, yang telah menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat.

Dewasa ini pemanfaatan TIK dalam pendidikan dapat dilakukan melalui model
lain yang dikenal dengan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ). Jadi
PTJJ merupakan alternatif model dalam proses pembelajaran yang
memberikan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk belajar kapan
saja, dimana saja dan dengan siapa saja. Kapan saja artinya setiap waktu
tidak kenal hari libur, pekerjaan belajar bisa dilakukan. Dimana saja artinya
tidak kenal tempat baik desa maupun kota yang penting adalah bisa akses
internet. Dengan siapa artinya pihak provider sudah menyiapkan segala
piranti untuk bahan-bahan yang sudah siap dikumpulkan dalam server, siap
untuk di download dan dilakukan proses pembelajaran.

Gambar 4. Sistem Komunikasi Data

20 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

Tugas: LK 1.3. Latihan down load materi bentuk doc dan PPT

Prosedur mengerjakan tugas LK 1.3


1. Buka laptop dan setting labtop dengan koneksi internet
2. Masuklah dalam web google, pakai search engine
3. Ketikkan bahan yang mau dicari dengan mencantumkan .doc bila bentuk
word dan ketik .ppt untuk mencari data bentk power point.
4. Bila kesulitan baca pada lampiran modul petunjuk down load bahan atau
materi ajar.
5. Hasil down load tunjukkan ke fasilitator dan serahkan hasilnya.

Bukalah labtop anda untuk dihubungkan dengan jaringan internet, khusus


untuk download materi-materi sebagai bahan yang akan diajarkan dan
khusus bentuk dokumen (doc) dan power poin (ppt) bahan presentasi, jika
perlu buka materi suplemen tentang TIK,

4. Infrastruktur Jaringan dan Konten TIK

Infrastruktur jaringan terdiri dari perpaduan banyak technology dan system.


Sebagai administrator jaringan anda harus mumpuni dalam menguasai
technology terkait agar nantinya infrastruktur jaringan anda bisa dipelihara
dengan mudah, di support dengan baik, dan memudahkan dalam troubleshooting
jika terjadi suatu masalah baik itu berupa masalah kecil sampai ambruknya
system jaringan anda secara global. Infrastruktur jaringan adalah sekumpulan
komponen fisikal dan logical yang memberikan pondasi konektifitas, keamanan,
routing, manajemen, access, dan berbagai macam fitur integral jaringan.
Misalkan jika jaringan kita terhubung Internet, maka kita akan lebih banyak
memakai protocol TCP/IP suite yang merupakan protocol paling banyak dipakai
pada jaringan baik pada jaringan berskala kecil dirumahan sampai jaringan
global internet.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 21


Kegiatan Pembelajaran 1

a. Infrastruktur Fisik

Suatu infrastruktur fisik, sesuai dengan namanya fisik, maka akan banyak
berhubungan dengan komponen fisik suatu jaringan (tentunya sesuai
dengan design jaringan yang anda buat) seperti:
1) Yang berhubungan dengan masalah perkabelan jaringan, yaitu kabel
jaringan yang sesuai dengan topology jaringan yang anda pakai. Misal
jika dalam jaringan anda memakai backbone Gigabit Ethernet maka
sudah seharusnya anda memakai kabel CAT5e yang bisa mendukung
speed Gigabit.
2) Semua piranti jaringan seperti:
a) router yang memungkinkan komunikasi antar jaringan local yang
berbeda segmen,
b) switches, bridges, yang memungkinkan hosts terhubung ke jaringan
c) Servers yang meliputi seperti server data file, Exchange server,
DHCP server untuk layanan IP address, DNS server dan lain-2, dan
juga hosts.
3) Infrastruktur fisik bisa termasuk didalamnya technology Ethernet dan
standard wireless 802.11a/b/g/n, jaringan telpon umum (PSTN),
Asynchronous Transfer Mode (ATM), dan semua metoda komunikasi
dan jaringan fisik nya.
b. Infrastruktur Logical

Infrastruktur logical dari suatu jaringan komputer bisa merupakan


komposisi dari banyak elemen-2 software yang menghubungkan,
mengelola, dan mengamankan hosts pada jaringan. Infrastruktur logical
ini memungkinkan terjadinya komunikasi antar komputer melewati
jaringan fisik yang sesuai dengan topology jaringan. Sebagai contoh dari
infrastruktur logical ini adalah komponen-2 seperti:
1) Domain Name system (DNS), yang merupakan system untuk
memberikan resolusi name dari permintaan resolusi name dari clients.
2) Directory services, yang merupakan layanan directory untuk meng-
authentikasi dan authorisasi user untuk masuk dan menggunakan
resources jaringan.

22 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

3) Protocol-protocol jaringan seperti protocol TCP/IP, protocol jaringan


yang sangat popular dan paling banyak dipakai sebagai protocol
jaringan dari berbagai platform jaringan baik berplatform windows,
Linux, Unix dan lainnya.
4) System keamanan jaringan yang meliputi:
a) System update, jika anda memakai jaringan Windows server, anda
mestinya sudah melengkapi dengan system update patch yang
dideploy secara automatis kepada semua host dalam jaringan
anda seperti WSUS (Windows System Update Services)
b) System keamanan terhadap virus, kalau untuk kepentingan
jaringan yang besar anda sudah seharusnya membangun suatu
system antivirus corporate edition dimana semua clients akan
terhubung ke server ini untuk download signature datanya secara
automatis.
c) System keamanan terhadap segala macam ancaman terhadap
jaringan anda yang juga terkait dengan infrastruktur fisik anda
seperti firewall, pemakaian IPSec pada koneksi remote VPN dan
lainnya.
5) Segala macam policy dan guidelines dari corporate tentang
pemakaian resource jaringan juga tidak kalah pentingnya. Misal
policy tentang pemakaian email dalam company yang tidak
(mengurangi) untuk pemakaian pribadi seperti mailing list yang
bisa memungkinkan banyak email spam dalam system exchange
anda.
6) Software client penghubung ke server, dan lain-lain.

Setelah terbentuknya jaringan infrastruktur logical ini anda sebagai


administrator perlu mempunyai pengetahuan untuk bisa memahami
segala aspek technology yang terlibat didalamnya. Seperti anda harus
bias membuat design IP address untuk bisa dimplementasikan
berdasarkan jaringan fisik yang ada, bagaimana anda akan memberikan
IP address sebagai identita masing-masing host pada jaringan, dan juga
harus bisa melakukan troubleshooting kalau terjadi permaslahan jaringan

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 23


Kegiatan Pembelajaran 1

yang berhubungan dengan konektivitas, addressing, access, security


maupun masalah name resolution.

Dan yang lebih penting juga adalah masalah planning anda dalam
menghadapi suatu disaster suatu bencana dalam jaringan anda.
Bagaimana anda menyiapkan terjadinya suatu disaster, dan bagaimana
anda akan melakukan restorasi kalau disaster itu benar-2 terjadi dan
menyebabkan system anda ambruk. Untuk itu anda harus bisa
mengantisipasi sejak dini dengan suatu perencanaan terhadap disaster.

D. Aktivitas Pembelajaran

Tugas diberikan seara individu maupun secara kelompok dengan pembahasan


tentang perkembangan system pembelajaran dimulai dari pengunaan media
cetak sampai menggunakan media elektronik (internet), masing-masing
kelompok berdiskusi hasilnya ditulis dan dipresentasikan. Setelah itu coba
kerjakan evaluasi di bawah, namun terlebih dahulu baca konsep TIK di atas dan
setelah dipahami masukkan nilai karakter dan sebagai bahan referensi, berikut
adalah definisi dan contoh penerapan 5 Nilai Pokok Peningkatan Pendidikan
Karakter :

Religius
Religius yang mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha
Esa yang diwujudkan dalam perilaku untuk melaksanakan ajaran agama
dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,
menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan
kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu
dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan
dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius: cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama,
teguh pendirian, percayadiri, kerja sama lintas agama, antibuli dan
kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
melindungi yang kecil dan tersisih.

24 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

Nasionalis:
Nasionalismerupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul dan berprestasi, cinta
tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati
keragaman budaya, suku, dan agama

Mandiri:

Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain
dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan
banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat

Gotong Royong

Gotong Royong mencerminkan tindakan menghargai semangat


kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat dengan
orang laindan memberi bantuan pada mereka yang miskin, tersingkir dan
membutuhkan pertolongan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerjasama, inklusif,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-
menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, sikap
kerelawanan

Integritas
Integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral).

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 25


Kegiatan Pembelajaran 1

Karakter integritas meliputi sikap tanggungjawab sebagai warga negara,


aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan
perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran,cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan,
menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas)

E. Latihan/Tugas

Pilihlah jawaban yang paling tepat pada pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.


1. Fungsi TIK dalam pendidikan adalah .
a. Untuk belajar lebih lanjut
b. Mengembangkan materi
c. Untuk proses manajemen dan Administrasi pendidikan
d. Menjadikan personal yang profesional
2. Prinsip pengunaan TIK dalam pembelajaran yaitu .
a. Penyadaran dan membentuk kreativitas
b. Mengembangkan ilmu pengetahuan
c. Sekedar menggunakan Komputer
d. Bisa mengoperasikan internet
3. Empat tahapan model integrasi TIK kedalam pendidikan, yaitu .
a. Emerging, Applying, focusing, transforming
b. Emerging, Applying, infusing, transforming
c. Emerging, Applying, infusing, evaluating
d. Emerging, corecting, infusing, transforming

F. Rangkuman

Secara keseluruhan bahwa dengan TIK yang sudah dirancang oleh pemerintah
akan merangsang untuk diaplikasikan tidak hanya pada kelompok jenjang
pendidikan tinggi dan kejuruan saja tetapi dimulai dari sejak sekolah dasar. Cara
dan upaya untuk memenuhi hal tersebut yaitu mengupayakan system
pembelajaran dengan menggunakan media elektronik yang memungkinkan bisa

26 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

menjangkau pada daerah yang terpencil dan pemenuhan sarana internet


sebagai dasar untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

Prinsip yang terpenting adalah bagaimana menyadarkan seluruh komponen


pendidikan sampai pada penggunaan media elektronik dengan harapan ada
perkembangan diri sehingga diharapkan munculnya inovasi dan kreatifitas pada
peserta pendidikan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan Balik
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok Konsep Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) ?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ?

c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses


pembahasan materi pokok Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

2. Tindak lanjut
Skor maksimal latihan ini adalah 100. Nilailah diri sendiri dengan jujur dan
profesional agar bisa diketahui riil penguasaan yang sebenarnya dari modul
ini. Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda masih kurang dari
75% , Anda harus meremidi atau mempelajari bab ini lagi dengan penuh
semangat, pantang menyerah, dan disiplin. Berdiskusi dan bekerjasamalah
dengan teman Anda dengan sikap saling menghargai, tidak memaksakan
kehendak, berpikir terbuka dan tetap kritis secara profesional bila ada
bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Bagi Anda yang memperkirakan
bahwa skor Anda minimal sudah mencapai 75%, berarti Anda telah
menguasai materi ini. Selanjutnya silahkan Anda untuk mempelajari materi
kegiatan pembelajaran berikutnya.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 27


Kegiatan Pembelajaran 1

28 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

Kegiatan Pembelajaran 2
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komputer (E-Learning)

A. Tujuan

Kegiatan pembelajaran 2 ini secara umum bertujuan agar guru pembelajar


memahami tentang: konsep, perangkat, dan perkembangan, serta kelebihan dan
kekurangan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (e-
learning). Proses memahami melalui aplikasi penggunan internet yaitu membuat
e-mail dan proses komunikasi dengan berbagai bentuk web site terutama dengan
google dan web-web yang digunakan untuk e-learning seperti moodle.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi yang harus dicapai oleh guru pembelajar melalui modul ini, adalah
dengan indikator sebagai berikut:
1. Konsep pembelajaran berbasis TIK dijelaskan berdasarkan konsep e-learning.
Khususnya saat berdiskusi tentang sisten off line dan on line dalam
berinteraksi yang berfungsi sebagai bagian dari sistem pembelajaran.
2. Peralatan teknologi informasi dan komunikasi diidentifikasi sesuai dengan
bentuk pembelajaran langsung (syncronous) dan tidak langsung
(ansyncronous), saat mencoba menggunakan e-mail untuk komunikasi dan
juga chating sebagai sarana komunikasi dengan menggunakan www.
Google.com. sifatnya tnggung jawab masing-masing orang
3. Perkembangan e-learning dijelaskan sesuai dengan perubahan dari tahun ke
tahun. Secara mandiri mengidentifikasi perbedaan menggunakan komputer
lama yang tergantung dari hard ware (CD atau Disk) dan komputer yang
sudah dengan jaringan wifi atau internet
4. Kekurangan dan kelebihan e-learning dijelaskan sesuai dengan model
pembelajaran online. Saat berdiskusi kelebihan menggunakan pembelajaran

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 29


Kegiatan Pembelajaran 2

dengan media on line (TIK) kerja sama dalam kelompok untuk menghasilkan
kesimpulan dari manfaat e-lerning.

C. Uraian materi

1. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (e-


learning)
Usaha-usaha untuk mengejar ketertinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam hal belajar mengajar, mulai dari bentuk pembelajaran konvensional
sampai pada penggunaan media dan alat peraga, dari tatap muka di ruang kelas
maupun di mana saja dan kapan saja, dari penggunaan kertas menuju ke
penggunaan peperless dan offline serta caracara interaktif lainnya. Keadaan
seperti itu tidak terlepas dari peran perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi.

Kegiatan pembelajaran semestinya terjadi interaksi antara guru dan siswa.


Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya satu arah serta tidak hanya
dilakukan dengan tatap muka. Guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran
tanpa melalui tatap muka, tetapi dapat menggunakan media-media, media
komunikasi berupa telepon, televisi, komputer, internet, e-mail, blogger dan lain
sebagainya atau lebih jelasnya menggunakan media TI (internet), media
elektronik yang digunakan dalam pembelajaran yang disebut dengan e-learning.

Konsep e-learning membawa pengaruh terjadinya proses transformasi


pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital baik secara isi maupun
sistemnya. Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat,
tebukti dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan formal
maupun informal.

Pengertian e-learning yang sederhana namun mengena dikatakan oleh Maryati


S.Pd., e-learning terdiri dari dua bagian yaitu e- yang merupakan singkatan dari
elektrnika dan learning yang berarti pembelajaran, jadi e-learning berarti
pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik
khususnya perangkat computer.

30 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

Untuk menerapkan e-learning minimal ada tiga komponen pembentuk e-learning,


yaitu:

a. Infrastruktur e-learning, yaitu berupa personal computer (PC), jaringan


computer, internet, dan perlengkapan multi media. Termasuk didaamnya
peralatan teleconference apabila menggunakan layanan synchronous
learning melalui teleconference.
b. Sistem dan aplikasi e-learning, yaitu sistem perangkat lunak yang mem-
virtualisasikan proses belajar mengajar konvensional yang meliputi
bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi, forum diskusi, sistem
penilaian, system ujian dan segala fitur yang berhubungan dengan
manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut
sering disebut dengan learning management system (LMS), LMS ini
sifatnya opensource sehingga bias dimanfaatkan dengan mudah dan
murah untuk dikembangkan di sekolah
c. Konten e-learning yaitu isi dari bahan aja yang ada pada e-learning
system. Konten dan bahan ajar ini bisa berbentuk multi media interaktif
atau teks. Konten e-learning biasa disimpan dalam LMS sehingga dapat
diakses oleh siswa kapanpun dan dimanapun.

Keberadaan TIK dalam dunia pendidikan yang menawarkan berbagai macam


kemudahan tersebut menuntut kesiapan siswa, tenaga pendidik dan
kependidikan baik dari pengetahuan, keterampilan dan bahkan sikap mentalnya.
Dari segi pengetahuan, mereka harus diberi bekal untuk memahami fungsi dari
fitur-fitur yang ada. Dari segi keterampilan, mereka dituntut untuk dapat
menggunakan dan mengeksploitasi fitur-fitur yang ada dan dari segi sikap
mental, mereka dituntut untuk menggunakan dan memanfaatkan fitur-fitur yang
ada dengan benar dan penuh tanggung jawab. Pada sisi lain, sekolah harus
memfasilitasi diri sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Fasilitas terserbut antara lain adalah
gedung/ruang, alat-alat elektronik (komputer, LCD projector, modem dan
perangkatnya), instalasi listrik dan internet dan termasuk juga pendanaan untuk
membayar beban.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 31


Kegiatan Pembelajaran 2

Tenaga didik dan pendidikan pada suatu sekolah adalah komponen utama yang
harus dipersiapkan terlebih dahulu baik pengetahuan, keterampilan maupun
sikap mentalnya dalam pemanfaatan TIK. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan
secara mandiri maupun secara terprogram yang dilaksanakan oleh sekolah
melalui pendidikan dan pelatihan baik lembaga pendidikan, pelatihan maupun
melalui belajar dengan teman sejawat. Sudah barang tentu sekolah sekali lagi
harus mengeluarkan biaya maupun merencanakan waktu untuk
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran maupun administrasi sekolah.

Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning


disingkat E-learning) dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi
informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. E-
learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid)
tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan
dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal
target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus
dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
Prinsip dari e-learning adalah: pertama, e-learning merupakan penyampaian
informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line. Kedua, e-learning
menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara
konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM,
dan pelatihan berbasis komputer), sehingga dapat menjawab tantangan
perkembangan globalisasi.

Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di


dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan
content dan pengembangan teknologi pendidikan. Keempat, Kapasitas peserta
didik amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya.
Makin baik keselarasan antar konten dan alat penyampai dengan gaya belajar,
maka akan lebih baik kapasitas peserta didik yang pada gilirannya akan memberi
hasil yang lebih baik.

32 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

E-learning menggiring guru untuk mempersiapkan materi pembelajaran, metode,


dan teknik-teknik yang tepat sehingga menarik untuk digunakan sebagai
pembelajaran. Sebagai contoh : guru membuat sebuah blog yang di dalamnya
dapat didesign sedemikian rupa sehingga menarik, kemudian dibuat link-link
yang berisi materi pelajaran dalam bentuk modul, hand out, power point, video,
dan lain sebagainya secara lengkap yang dapat didownload oleh peserta didik
dan dapat juga secara langsung digunakan untuk menjelaskan materi yang
dimaksud. Disamping itu juga blog tersebut dapat memuat tugas-tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik untuk selanjutnya tugas tersebut
dipresentasikan pada saat tatap muka ataupun e-mail atau media lain. Blog guru
ini juga dapat dengan mudah di akses oleh peserta didik ataupun non peserta
didik dari manapun dan kapanpun jika setting dari blog tersebut dapat
dikonsumsi oleh umum.

Pentingnya suatu urutan yang memungkinkan terjadinya pembelajaran sebagai


berikut:
a. Interoperability, sistem berinteraksi dengan sistem lain dalam organisasi
b. Reusability, sumber / objek belajar mudah digunakan dalam kurikulum,
latar, profil peserta didik yang berbeda
c. Manageability, sistem telusur informasi tentang peserta didik dan konten
d. Accessibility, semua peserta didik memiliki kemudahan menerima konten
setiap saat
e. Sustainability, teknologi terus berkembang sesuai standar untuk
menghindari keusangan.

Pola-pola seperti di atas semua berbeda satu dengan yang lain. E-learning lebih
luas dibandingkan dengan online learning. Online learning hanya menggunakan
Internet/intranet/LAN/WAN tidak termasuk menggunakan CD ROM.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 33


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 5 Sistem Jaringan internet atau intranet

2. Bentuk Pembelajaran Berbasis TIK (e-learning)

Dalam pembelajaran berbasis TIK terdapat perbedaan komunikasi antara


pembelajaran langsung (syncronous) dan tidak langsung (ansyncronous),
dengan sebuah terminologi untuk mendeskripsikan bagaimana dan kapan
pembelajaran berlangsung.

a. Pembelajaran Langsung (Syncronous Learning)

Dalam pembelajaran langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung


dalam waktu yang sama (real time) walaupun pendidik dan para peserta
didik secara fisik berada pada tempat yang berbeda satu sama lain.
Sebagai contoh yaitu:
1) Mendengarkan siaran Radio.
2) Menonton siaran Televisi
3) Konferensi audio/video.
4) Telepon Internet.
5) Chatting
6) Siaran langsung Satelite dua arah.

34 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

b. Pembelajaran Tidak Langsung (Ansyncronous Learning)


Dalam pembelajaran tidak langsung, proses belajar dan mengajar
berlangsung dengan adanya delay waktu (waktu yang berbeda) dan
pendidik dan peserta didik secara fisik berada pada tempat yang berbeda.
Sebagai contoh yaitu:
1) Belajar sendiri menggunakan internet atau CD-Rom.
2) Kelas belajar menggunakan video tape.
3) Presentasi web atau seminar menggunakan audio/video.
4) Rekaman suara.
5) Mentoring tanya jawab.
6) Membaca pesan e-mail.
7) Mengakses content online
8) Forum diskusi
Karakteristik dari pembelajaran tidak langsung (ansyncronous) adalah pendidik
harus mempersiapkan terlebih dahulu materi belajar sebelum proses belajar
mengajar berlangsung. Oleh sebab itu dalam pembelajaran tidak langsung
Bahan ajar sudah harus siap di bank dokumen disimpan dalam server. Peserta
didik bebas menentukan kapan akan mempelajari materi belajar tersebut,
disamping itu peserta bisa memilih sesuai dengan selera dan minatnya masing-
masing untuk mempelajarinya. Namun yang menjadi suatu tantangan adalah
bagaimana menyajikan materi atau bahan ajar yang cukup menarik untuk dibaca,
biasanya seorang penyusun modul menyeting ilustrasi-ilustrasi bentuk visual
diantaranya video atau minimal gambar-gambar.

Contoh TIK yang digunakan dalam komunikasi pembelajaran secara syncronous


dan asyncronous sebagai berikut:

Asyncronous Learning Syncronous Learning


Fax Telephone
E-Mail Screen Sharing
Knowledge Base Chat
Newsgroups Web conferences
Computer Based Training Online Seminar
Quick Reference Guide Compressed video classes

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 35


Kegiatan Pembelajaran 2

Sedangkan karakteristik e-learning dapat dikemukakan sebagai berikut:

Karakteristik Penjelasan
Non-linearity Pemakai (user) bebas untuk mengakses (browse)
tentang objek pembelajaran dan terdapat fasilitas
untuk memberikan persyaratan tergantung pada
pengetahuan pemakai.
Self Managing Pemakai dapat mengelola sendiri proses
pembelajaran dengan mengikuti struktur yang telah
dibuat.
Feedback-Interactivity Pembelajaran dapat dilakukan dengan interaktif dan
disediakan feedback pada proses pembelajaran.

Tugas: LK. 2.1 Membuat Asyncronous bentuk e-mail dan Syncronous

Bentuk chating dengan melalui google


Prosedur mengerjakan LK 2.1
1. Bukalah web google atau yahoo.com dan daftarkan atau regester untuk
mendapatkan adresse email bagi yang sudah memiliki email langsung log in
2. Mulailah dengan kirim email ke antar teman dan khususnya ke fasilitator
bahwa sudah memiliki email
3. Selanjutnya lakukan cathing dengan fasilitator bahwa proses asyncronous
dan syncronous telah berhasil

Menggunakan latop buatkan email pribadi dan komunikasaikan dengan


bentuk chating tentang keberhasilan anda dengan menggunakan web
google

36 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

3. Perkembangan E-learning

E-learning pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-


Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-
assisted instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, E-learning
berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ICT. Berikut
ringkasan perkembangan e-learning dari masa ke masa (Madao, 2008):

a. Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai


bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun
berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun
multimedia (Video dan audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
b. Tahun 1994: Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun
1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan
diproduksi secara massal.
c. Tahun 1997: LMS (Learning Management System). Seiring dengan
perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi
dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan
cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi
bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang
makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah
interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk
standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline
Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
d. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan
LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik
untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS
mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar.
Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming,
serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih
standar, dan berukuran kecil.

Melihat perkembangan e-learning dari masa ke masa yang terus berkembang


mengikuti perkembangan teknologi, maka dapat disimpulkan bahwa e-learning

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 37


Kegiatan Pembelajaran 2

akan menjadi system pembelajaran masa depan. Alasan efektifitas dan


fleksibilitas akan menjadi alasan utama.
Slogan yang selalu diangkat dalam penerapan e-learning, yaitu Content is King,
Conversation is Queen. Sudah sepantasnya bagi Penggiat e-learning, untuk
selalu berusaha menyajikan konten yang bisa diterima dengan baik, bisa diakses
dengan mudah, dan bisa diiikuti dengan menyenangkan.

Dalam dunia e-learning, SDM merupakan faktor yang sangat vital dalam
implementasi e-learning. Mengapa demikian? Karena e-learning muncul justru
untuk meningkatkan kualitas SDM, baik itu di perusahaan, instansi, institusi/dunia
pendidikan, maupun di dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu SDM
yang ada perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya sebelum e-learning
dijalankan. SDM suatu perusahaan/institusi harus mempunyai pola pikir yang
menyatakan bahwa e-learning menjadi kebutuhan perusahaan/institusi untuk
mencapai visi dan misi perusahaan/institusi itu sendiri, sehingga e-learning harus
dilakukan.

Cara pandang ini tentunya membawa konsekuensi dan menuntut adanya


perubahan, diantaranya adalah perubahan budaya kerja di perusahaan/ institusi
tersebut. Dalam hal ini manajemen SDM sebagai pengelola SDM yang ada
tentunya akan membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan
untuk menjalankan e-learning di perusahaan/institusi tersebut.

4. Kelebihan dan Kekurangan E-learning

Seperti sebagaimana telah disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat


waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning
mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik
dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat
saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat
dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.

Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi


berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil

38 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang


oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer.

Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah dalam


hal:
a. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir.
b. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan
wawasannya
c. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.

Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara
langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-
learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak
bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan
learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Tugas: LK. 2.2 membuat rangkuman tentang e-learning

Prosedur tugas LK. 2.2


1. Secara individu bacalah modul khusus kegiatan pembelajaran 2 tentang e-
learning
2. Jika perlu buat main map untuk membuat struktur atau kerangka materi
3. Hasilnya serahkan ke fasilitator atau pemandu

Buat rangkuman tentang e-learning khusus bila digunakan sistem


pembelajaran dengan on line (dalam jejaring), dari proses tahun ke tahun
sampai pada penggunaan nirkabel

D. Aktivitas Pembelajaran

Ambillah lap top, kemudian hubungkan dengan internet yang sifatnya off line dan
kemudian on line, dan komunikasikan dengan teman atau diskusikan dengan
teman dikelas untuk melihat proses akses materi lewat internat maupun intranet,

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 39


Kegiatan Pembelajaran 2

apa yang terjadi ketika akses materi atau down load materi dan membuat email
serta melakukan cathing. Jangan lupa integrasikan nilai-nilai karakter dalam
tugas tersebut untuk diri sendiri, sebagai bahan referensi, berikut adalah definisi
dan contoh penerapan 5 Nilai Pokok Peningkatan Pendidikan Karakter :

Religius

Religius yang mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha


Esa yang diwujudkan dalam perilaku untuk melaksanakan ajaran agama
dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,
menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan
kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu
dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan
dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius: cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama,
teguh pendirian, percayadiri, kerja sama lintas agama, antibuli dan
kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
melindungi yang kecil dan tersisih.

Nasionalis

Nasionalismerupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang


menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga
kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul dan berprestasi, cinta
tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati
keragaman budaya, suku, dan agama

40 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

Mandiri

Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain
dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan
banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat

Gotong Royong

Gotong Royong mencerminkan tindakan menghargai semangat


kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat dengan
orang laindan memberi bantuan pada mereka yang miskin, tersingkir dan
membutuhkan pertolongan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerjasama, inklusif,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-
menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, sikap
kerelawanan

Integritas

Integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada


upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral).
Karakter integritas meliputi sikap tanggungjawab sebagai warga negara,
aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan
perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran,cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan,
menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas)

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 41


Kegiatan Pembelajaran 2

E. Latihan/Tugas

Pilihlah alternatif jawaban yang paling tepat, pada pertanyaan-pertanyaan di


bawah ini.
1. Mengapa e-learning itu perlu dilakukan dalam pembelajaran?
a. Lebih ekonomis
b. Tidak perlu banyak kertas
c. Bisa dilakukan dimana saja
d. Semua benar
2. Bagaimana proses pembelajaran tidak langsung dengan pemanfaatan TIK ?
a. Pembelajaran mandiri (browsing)dengan internet atau intranet
b. Download materi lewat internet
c. Mengakses content online
d. Semua benar

F. Rangkuman

Perkembangan pembelajaran dari konvensional lebih diarahkan pada system e-


learning, alasannya adalah mengurangi fasilitas bentuk kertas dan tenaga.
Kejelekan dari sisten e-learning adalah diperlukannya kesiapan peralatan dan
SDM yang professional. Dilihat dari bentuk penyajian pembelajaran bisa bersifat
langsung dan tidak langsung, disamping itu system pembelajaran bisa di setting
dengan offline maupun online. Sebagai sarana aplikasi e-learning adalah dengan
sisten internet atau intranet

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan Balik

a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi ?

42 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan


pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi pokok Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

2. Tindak lanjut

Skor maksimal dari hasil mengerjakan latihan/tugas adalah 100. Nilailah diri
Anda dengan jujur dan profesional. Jika Anda memperkirakan bahwa
pencapaian Anda masih kurang dari 75% sebaiknya Anda ulangi kembali
mempelajari bab ini dengan pantang menyerah, disiplin dan kerja keras.
Berdiskusi dan bekerjasamalah dengan teman atau Anda dengan rasa saling
menghargai, tidak memaksakan kehendak, berpikir terbuka dan tetap kritis
secara profesional bila ada bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Bagi
Anda yang memperkirakan bahwa skor Anda minimal sudah mencapai 75%,
berarti Anda telah menguasai materi ini. Silahkan Anda mengembangkan dan
mempelajari materi pengembangan. Selain itu, kemampuan Anda akan
semakin kuat dengan dukungan informasi yang bisa Anda dapatkan dari
internet. Tetaplah menjadi guru yang belajar sepanjang hayat, pantang
menyerah dan disiplin.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 43


Kegiatan Pembelajaran 2

44 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

Kunci Jawaban Latihan / Tugas

A. Kunci Jawaban latihan KP. 1

1. Fungsi dari TIK dalam pendidikan adalah .

c. Untuk proses manajemen dan Administrasi pendidikan

2. Prinsip pengunaan TIK dalam pembelajaran yaitu .

a. Penyadaran dan membentuk kreativitas

3. Empat tahapan model integrasi TIK kedalam pendidikan, yaitu .

b. Emerging, Applying, infusing, Transforming

B. Kunci Jawaban Latihan KP.2


1. Mengapa e-learning itu perlu dilakukan dalam pembelajaran ?

d. Semua benar

2. Bagaimana proses pembelajaran tidak langsung dengan pemanfaatan


TIK ?

d. Semua benar

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 45


Evaluasi

46 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

Evaluasi

Soal

Pilih jawaban yang paling tepat pada pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

1. Fungsi TIK dalam pendidikan adalah .


a. Untuk belajar lebih lanjut
b. Mengembangkan materi
c. Menjadikan personal yang profesional
d. Untuk proses manajemen dan Administrasi pendidikan

2. Prinsip pengunaan TIK dalam pembelajaran yaitu .


a. Bisa mengoperasikan internet
b. Sekedar menggunakan Komputer
c. Mengembangkan ilmu pengetahuan
d. Penyadaran dan membentuk kreativitas

3. Empat tahapan model integrasi TIK kedalam pendidikan, yaitu .


b. Emerging, Applying, infusing, evaluating
c. Emerging, Applying, infusing, transforming
d. Emerging, Applying, focusing, transforming
e. Emerging, corecting, infusing, transforming

4. Bagaimana proses pembelajaran tidak langsung dengan pemanfaatan TIK ?


a. Semua benar
b. Mengakses content online
c. Download materi lewat internet
d. Pembelajaran mandiri (browsing) dengan internet atau intranet

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 47


Evaluasi

5. Jaringan internet sudah menyebar di sebagian besar wilayah Nusantara


sehingga ketika guru ingin mengambil bahan ajar untuk mata pelajaran yang
diampu, layanan yang dapat dimanfaatkan guru adalah .
a. SMS
b. e-mail
c. WhatsApp
d. unduh (download)

6. Saat ini internet sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat termasuk
dunia pendidikan sehingga ketika guru ingin menayangkan materi ajar untuk
peserta didik tidak secara individual, layanan yang dapat digunakan guru
adalah.
a. chatting
b. browsing
c. unggah (upload)
d. unduh (download)

7. Guru dapat menggunakan internet untuk menyampaikan bahan ajar kepada


peserta didik yang berkepentingan secara perorangan, yaitu dengan layanan..
a. SMS
b. e-mail
c. browsing
d. tele-conference

8. Guru dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komputer untuk melakukan


pembelajaran jarak jauh. Model pembelajaran seperti ini dapat dilakukan
melalui layanan .
a. chatting
b. browsing
c. e-learning
d. unduh (download)

48 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

9. Melalui teknologi informasi dan komputer, guru dapat mengontrol peserta didik
yang sedang melakukan program praktik kerja industri yang berjarak ribuan
kilometer, baik melalui tanya jawab maupun tatap muka. Strategi yang dapat
digunakan guru dalam hal ini adalah ....
a. e-mail
b. browsing
c. unggah (upload)
d. tele-conference

10. Untuk sekolah di daerah terpencil yang belum memiliki jaringan internet,
guru dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komputer dalam bentuk....
a. Local Area Net
b. Global Area Net
c. Regonal Area Net
d. International Area Net

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 49


Kunci Jawaban Evaluasi

50 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

Kunci Jawaban Evaluasi

1. Fungsi TIK dalam pendidikan adalah .


d. Untuk proses manajemen dan Administrasi pendidikan

2. Prinsip pengunaan TIK dalam pembelajaran yaitu .


d. Penyadaran dan membentuk kreativitas

3. Empat tahapan model integrasi TIK kedalam pendidikan, yaitu .


b. Emerging, Applying, Infusing, transforming

4. Bagaimana proses pembelajaran tidak langsung dengan pemanfaatan TIK ?


a. Semua benar

5. Jaringan internet sudah menyebar di sebagian besar wilayah Nusantara


sehingga ketika guru ingin mengambil bahan ajar untuk mata pelajaran yang
diampu, layanan yang dapat dimanfaatkan guru adalah .
d. unduh (download)

6. Saat ini internet sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat termasuk
dunia pendidikan sehingga ketika guru ingin menayangkan materi ajar untuk
peserta didik tidak secara individual, layanan yang dapat digunakan guru
adalah.
b. unggah (upload)

7. Guru dapat menggunakan internet untuk menyampaikan bahan ajar kepada


peserta didik yang berkepentingan secara perorangan, yaitu dengan layanan
.
c. e-mail

8. Guru dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komputer untuk melakukan


pembelajaran jarak jauh. Model pembelajaran seperti ini dapat dilakukan
melalui layanan .
d. e-learning

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 51


Kunci Jawaban Evaluasi

9. Melalui teknologi informasi dan komputer, guru dapat mengontrol peserta


didik yang sedang melakukan program praktik kerja industri yang berjarak
ribuan kilometer, baik melalui tanya jawab maupun tatap muka. Strategi yang
dapat digunakan guru dalam hal ini adalah....
d. tele-conference

10. Untuk sekolah di daerah terpencil yang belum memiliki jaringan internet,
guru dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komputer dalam bentuk....
a. Local Area Net

52 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

Penutup

A. Kesimpulan

Prinsip pembelajaran dengan pemanfaatan TIK ini adalah sangat membantu


untuk meningkatkan kemampuan para guru atau pembaca bidang teknologi
informasi dan Komunikasi. Disamping itu secara tidak langsung menyadarkan
seluruh komponen pendidikan sampai pada penggunaan media elektronik di
sebuah lembaga pendidikan. Dengan demikian akan muncul tenaga pendidik dan
kependidikan yang inovatif dan kreatif.

B. Tindak Lanjut

Kembangkanlah pengetahuan tentang komputer atau TIK dengan pantang


menyerah, dan kerja keras. Berdiskusi dan bekerjasamalah dengan teman Anda
untuk menumbuhkan sikap saling mempercayai dan menghargai, tidak
memaksakan kehendak, berpikir terbuka dan tetap kritis secara profesional
dengan bentuk-bentuk perubahan baru terutama perubahan dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi yang dikaitkan dengan pembelajaran.
Silahkan Anda lanjutkan dan mempelajari materi aplikasi yang ada dilingkungan
atau yang berkembang di media sosial. Selain itu, kemampuan Anda akan
semakin kuat dengan dukungan informasi yang bisa Anda dapatkan dari internet.
Tetaplah mengejar untuk menjadi guru yang profesional dan mandiri, pantang
menyerah dan disiplin dalam belajar.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan | 53


Kunci Jawaban Evaluasi

54 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogi KK E

Daftar Pustaka

Bashein, B.J., Markus, M.L., dan Riley, P. (1994). Preconditions for BPR Success
and How to Prevent Failures. Information System Management, 7-13

Earl, M. J., dan Feeny, D.F (1997). Is your CIO Adding Value? Dalam Willcocks,
L,. Feeny,D. dan Islei, G. (Eds), Managing IT as A Strategic resource,
London: McGraw-Hill, 3-20.

Feri Yunus Madao, Sejarah Perkembangan E-learning, diakses, http://e-


difiesta.blogspot.com/ Desember 2015

http://www.jaringan-komputer.cv.sysneta.com/infrastruktur-jaringan

Maryati S.Pd,.Peran Pendidik dalam Proses Belajar Mengajar Melalui


Pengembangan E-learning disampaikan dalam pelatihan Jardiknas 2007.

Munir, M.IT (2009) Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, Bandung: Alfabeta

Siahaan, Sudirman. E-learning (Pembelajaran Elektronik) sebagai salah satu


alternative kegiatan pembelajaran. http://www.depdiknas.go.id. Di akses
Desember 2015.
Kunci Jawaban Evaluasi

Sampul Belakang

Anda mungkin juga menyukai