Anda di halaman 1dari 357

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI D
PROFESIONAL :
PERBAIKAN PANEL PINTU FENDER DAN PERANGKAT
TAMBAHAN

Penulis
Muhamad Syarif, S.Pd., MT., 081 595 780 58, e-mail: syarifvedc@gmail.com
Penelaah :
Sugeng Riyadi, S.Pd., 08123168541, email: denbagos2000@hotmail.com

PEDAGOGIK
PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
Penulis :
Gunawan, M.Si, 08179611318; gunawan_vedc@yahoo.com

Penelaah :
Drs. Zainulah Abidin, M.Pd.

Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elektronika.Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

ii | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


`Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Kata Sambutan

Peran guru professional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai


kunci keberhasilan belajar siswa. Guru professional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen
yang menjadi focus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam
penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru
tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi.

Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska
UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru.Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber
belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda
TatapMuka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi
(kombinasi antara tatap muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | iii


Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(LP3TKKPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan` Kepala
Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut
adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru
moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok
kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan
kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini


untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017

iv | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


`Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan
Elektronika (PPPPTK BOE) Malang dapat menyelesaikan revisi modul ini dengan
baik. Revisi modul ini merupakan penyempurnaan dari modul Guru Pembelajar
yang telah disusun pada tahun 2016. Fokus revisi terletak pada pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dan pengembangan soal.

Modul ini disusun sebagai bahan ajar program Peningkatan Keprofesian


Berkelanjutan yang diselenggarakan baik oleh PPPPTK/LPPKS/LPPPTK
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan maupun oleh instansi terkait lainnya.

Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya yang ditempuh untuk


meningkatkan profesionalisme guru melalui peningkatan kompetensi khususnya
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Melalui modul ini diharapkan
kempetensi guru dapat ditingkatkan baik melalui kegiatan Peningkatan
Keprofesian Berkelanjutan moda Tatap Muka, Daring (Dalam Jaringan), maupun
Daring Kombinasi.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


semua pihak yang telah membantu sehingga modul ini dapat diselesaikan dan
kami mohon masukan, saran, dan kritik dari para pembaca demi penyempurnaan
modul ini dimasa mendatang. Selanjutnya kepada para pembaca kami ucapkan
selamat belajar, semoga mendapatkan hasil yang maksimal. Amin.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | v


vi | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | vii
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI D

PROFESIONAL :
PERBAIKAN PANEL PINTU FENDER DAN PERANGKAT
TAMBAHAN

Penulis
Muhamad Syarif, S.Pd., MT., 081 595 780 58, e-mail: syarifvedc@gmail.com
Penelaah :
Sugeng Riyadi, S.Pd., 08123168541, email: denbagos2000@hotmail.com

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

viii | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


`Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Daftar Isi

........................................................................................................................ Hal.
Kata Sambutan ....................................................................................................... iii
Kata Pengantar ....................................................................................................... v
Daftar Isi .................................................................................................................. ix
Daftar Gambar ...................................................................................................... xiii
Daftar Tabel........................................................................................................... xix
Pendahuluan ............................................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................................. 3

C. Peta Kompetensi ................................................................................................ 4

D. Ruang Lingkup ................................................................................................... 8

E. Cara Penggunaan Modul ................................................................................... 9


Kegiatan Pembelajaran 1 : Analisis Penggunaan Peralatan Pengelasan Yang
Sesuai Dengan Kondisi Plat Panel Bodi Kendaraan .............................................17

A. Tujuan ............................................................................................................... 17

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................... 17

C. Uraian Materi .................................................................................................... 18

D. Aktivitas Pembelajaran ..................................................................................... 65

E. Latihan/kasus/Tugas ........................................................................................ 77

F. Rangkuman ...................................................................................................... 82

G. Umpan balik dan tindak lanjut .......................................................................... 86


Kegiatan Pembelajaran 2 : Pelepasan, Pemasangan Dan Penyetelan Komponen
Bodi Kendaraan Sesuai Prosedur .........................................................................87

A. Tujuan ............................................................................................................... 87

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................... 87

C. Uraian Materi .................................................................................................... 87

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan ix


D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................................... 143

E. Latihan/kasus/Tugas....................................................................................... 147

F. Rangkuman ..................................................................................................... 147

G. Umpan balik dan tindak lanjut ........................................................................ 148


Kegiatan Pembelajaran 3: Pembuatan Pola Sesuai Bentuk Panel Yang Akan
Diganti 149

A. Tujuan ............................................................................................................. 149

B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................................. 149

C. Uraian Materi .................................................................................................. 149

D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................................... 172

E. Kasus .............................................................................................................. 177

F. Rangkuman ..................................................................................................... 177

G. Umpan balik .................................................................................................... 178


Kegiatan Pembelajaran 4: Analisis Perbaikan Panel Pintu Atau Fender ........... 179

A. Tujuan ............................................................................................................. 179

B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................................. 179

C. Uraian Materi .................................................................................................. 179

D. Aktifitas Pembelajaran .................................................................................... 191

E. Tugas .............................................................................................................. 195

F. Rangkuman ..................................................................................................... 196

G. Umpan Balik .................................................................................................... 196


Kegiatan Pembelajaran 5: Pemasangan Perangkat Tambahan/Hiasan Pada
Kendaraan ........................................................................................................... 197

A. Tujuan ............................................................................................................. 197

B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................................. 197

C. Uraian Materi .................................................................................................. 197

D. Aktifitas Pembelajaran .................................................................................... 213

x Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


`Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

E. Latihan ............................................................................................................ 219

F. Rangkuman .................................................................................................... 220

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..................................................................... 221


Pengembangan Soal .......................................................................................... 222
Kunci Jawaban .................................................................................................... 228

A. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 1 ..................................................... 228

B. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 2 ..................................................... 228

C. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 3 ..................................................... 230

D. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 4 ..................................................... 231

E. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 5 ..................................................... 233


Evaluasi 235

F. Kunci Jawaban Soal Evaluasi ........................................................................ 241


Penutup 243
Glosarium ............................................................................................................ 245
Daftar Pustaka .................................................................................................... 246

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xi


xii Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
`Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Daftar Gambar

............................................................................................................................. Hal.
Gambar 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka .................................................. 9
Gambar 2 Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ............................................... 10
Gambar 3 Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ................................. 12
Gambar 1.1 Brander las ........................................................................................ 19
Gambar 1.2 Regulator dan Manometer Tekanan Gas Asetelin – Oksigen serta
pemasangannya.................................................................................................... 20
Gambar 1.3 Selang Acetylene & Oksigen ............................................................ 22
Gambar 1.4 Tabung Gas Asetelin ........................................................................ 24
Gambar 1.5 Tabung Oksigen ............................................................................... 24
Gambar 1.6 Kaca Mata Las .................................................................................. 25
Gambar 1.7 Tang Penjepit .................................................................................... 25
Gambar 1.8. Sarung tangan kulit .......................................................................... 26
Gambar 1.9. Korek api las. ................................................................................... 26
Gambar 1.10 Nyala Netral .................................................................................... 27
Gambar 1.11. Nyala Karburasi. ............................................................................ 27
Gambar 1.12. Temperatur Api pada Oksigen Asetilen ........................................ 28
Gambar 1.13. Penetrasi yang kurang sempurna ................................................. 29
Gambar 1.14. Kurang peleburan (Fusi) ................................................................ 30
Gambar 1.15. Undercutting................................................................................... 30
Gambar 1.16. Porosity .......................................................................................... 31
Gambar 1.17. Keretakan panas............................................................................ 31
Gambar 1.18. Las Busur Listrik ............................................................................ 32
Gambar 1.19. Mesin las arus bolak-balik (Mesin AC) .......................................... 33
Gambar 1.20. Mesin las arus searah (DC) ........................................................... 35
Gambar 1.21. Mesin las ganda (Mesin AC-DC) ................................................... 35
Gambar 1.22. Tempat Kerja Pengelasan ............................................................. 36
Gambar 1.23. Kabel las listrik ............................................................................... 36
Gambar 1.24. Pemegang elektroda ..................................................................... 37
Gambar 1.25. Klem Massa ................................................................................... 37

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xiii


Gambar 1.26. Palu las ........................................................................................... 38
Gambar 1.27. Sikat baja ........................................................................................ 38
Gambar 1.28. Tang penjepit benda kerja ............................................................. 39
Gambar 1.29. Bagan Klassifikasi elektroda menurut standarisasi AWS ............. 40
Gambar 1.31. Ukuran elektroda ............................................................................ 42
Gambar 1.32. Helm las. ........................................................................................ 45
Gambar 1.33 Menyalakan dan menjalankan elektroda saat pengelasan ............ 51
Gambar 1.34. Posisi datar di bawah tangan (flat). ............................................... 52
Gambar 1.35. Posisi Horisontal ............................................................................ 53
Gambar 1.36. Posisi Vertical ................................................................................. 53
Gambar 1.37. Posisi overhead .............................................................................. 54
Gambar 1.38. Memulai/menyalakan pengelasan ................................................. 55
Gambar 1.39. Mengakhiri pengelasan .................................................................. 55
Gambar 1.40. Hasil pengelasan............................................................................ 56
Gambar 1.41. las MIG ........................................................................................... 57
Gambar 1.42. Mesin las MIG ................................................................................ 58
Gambar 1.43. Penetrasi las, tinggi penebalan las, lebar alur las 1 ...................... 59
Gambar 1. 44.Hubungan tegangan busur dengan hasil pengelasan................... 60
Gambar 1. 45. Jarak Tip ke Metal Dasar .............................................................. 61
Gambar 1. 46. Sudut torch dan arah pengelasan................................................. 61
Gambar 1.47. Penggunaan Las Mig pada perbaikan bodi ................................... 63
Gambar 1.48. Penggunaan Las Mig pada perbaikan bodi ................................... 64
Gambar 2. 1. Konstruksi dan komponen bodi kendaraan bagian luar ................. 88
Gambar 2. 2. Konstruksi dan komponen bodi bagian luar ................................... 89
Gambar 2. 3.Konstruksi dan komponen atap ....................................................... 90
Gambar 2. 4.Kap mesin / engine hood ................................................................. 91
Gambar 2.5.Fender depan .................................................................................... 93
Gambar 2. 6. Konstruksi Lantai (Under Body) ...................................................... 94
Gambar 2. 7.Cowl dan Dash Panel....................................................................... 95
Gambar 2. 8 Quarter Panel ................................................................................... 97
Gambar 2. 9.Konstruksi Pillar Tengah .................................................................. 98
Gambar 2. 10. Konstruksi Pintu Depan dan Belakang ......................................... 99
Gambar 2. 11. Door Component ........................................................................ 100
Gambar 2. 12. Pemasangan Doortrim ................................................................ 101

xiv Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


`Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Gambar 2. 13. Tutup bagasi ............................................................................... 102


Gambar 2. 14. Bumper dari plat besi .................................................................. 104
Gambar 2. 15 Bumper dari plastik ...................................................................... 105
Gambar 2. 16. Grill dan moulding ....................................................................... 106
Gambar 2. 17.Plafon Kendaraan ........................................................................ 108
Gambar 2. 18.. Dasboard Kendaraan ................................................................ 110
Gambar 2. 19. Konstruksi Engine Hood ............................................................. 111
Gambar 2. 20. Penyetelan kap mesin ................................................................ 114
Gambar 2. 21. Penyetelan Pengunci Kap Mesin ............................................... 115
Gambar 2. 22. Fender depan ............................................................................. 115
Gambar 2. 23. Komponen Fender ...................................................................... 116
Gambar 2. 24. Kap Tutup Bagasi ....................................................................... 117
Gambar 2. 25. Penyetelan kap bagasi dan penyetelan kunci bagasi ................ 119
Gambar 2. 26. Bagian Bagian Bemper............................................................... 120
Gambar 2. 27. Contoh bumper depan dan belakang sedan BMW .................... 122
Gambar 2. 28. Pintu dan bagian bagiannya ....................................................... 123
Gambar 2. 29. Penyetelan pintu ......................................................................... 125
Gambar 2. 30. Konstruksi door glass, regulator dan door lock .......................... 127
Gambar 2. 31. Konstruksi Pintu Belakang ......................................................... 128
Gambar 2. 32. Konstruksi Kaca Depan .............................................................. 130
Gambar 2. 33. Pelepasan Kaca.......................................................................... 131
Gambar 2. 34 Pemasangan Kaca pada Karet dan tambang sebagai bantuan saat
pemasangan kaca depan.................................................................................... 131
Gambar 2. 35.Posisi tambang saat akan pemasangan ..................................... 132
Gambar 2. 36. Tambang ditarik dan memasukkan karet ke flange bodi ........... 132
Gambar 2. 37. Pemukulan kaca untuk menepatkan posisi kaca kaca pada flange
bodi ...................................................................................................................... 133
Gambar 2. 38. Konstruksi Pemasangan Roof Head lining ................................ 134
Gambar 2. 39. Bagian headlining roof yang harus diberi lem ............................ 135
Gambar 2. 40. Pemasangan plavon (roof headlining) ....................................... 136
Gambar 2. 41.Konstruksi Tempat duduk depan dan belakang ......................... 138
Gambar 2. 42.Konstruksi Panel Instrumen ........................................................ 140
Gambar 2. 43. Konstruksi Grill dan Moulding..................................................... 141
Gambar 2. 44. Grille depan dan hiasan (moulding) ........................................... 142

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xv


Gambar 3. 1. Perbaikan Bodi Rusak Ringan ...................................................... 151
Gambar 3. 2. Kerusakan bodi akibat tabrakan kategori rusak ringan ................ 151
Gambar 3. 3.Frame Aligner ................................................................................. 152
Gambar 3. 4. Kerusakan bodi akibat tabrakan kategori berat ............................ 152
Gambar 3. 5. Teknik menarik dengan vacuum cup ............................................ 153
Gambar 3. 6. Teknik menarik dengan batang penarik dan palu sliding ............. 154
Gambar 3. 7. Teknik Perbaikan dengan Alat Hidrolik ......................................... 155
Gambar 3. 8. Teknik Batang Pengungkit (Pry Bar) ............................................ 156
Gambar 3. 9. Teknik Palu-On-dolly ..................................................................... 157
Gambar 3. 10 .Teknik Palu-Off-dolly ................................................................... 158
Gambar 3. 11. Teknik Hot Shrinking ................................................................... 159
Gambar 3. 12. Contoh keruskan akibat korosi ................................................... 160
Gambar 3. 13. Bagian panel bawah pintu yang akan diganti dengan plat yang
baru ...................................................................................................................... 163
Gambar 3. 14 Bentuk Contoh Profil Bawah Pintu............................................... 163
Gambar 3. 15 Menentukan bagian panel yang akan dipotong........................... 164
Gambar 3. 16 Pembuatan mal profil panel dari karton tebal .............................. 164
Gambar 3. 17 Bagian panel yang harus dipotong .............................................. 165
Gambar 3. 18 Ukuran lebar plat panel yang akan diganti A + B + C ................. 166
Gambar 3. 19 Ukuran plat setelah dipotong ....................................................... 166
Gambar 3. 20 Garis lipatan bentuk panel ........................................................... 167
Gambar 3. 21 Menekuk plat dengan mesin bending .......................................... 167
Gambar 3. 22 Menekuk dengan dijepit dengan dua balok besi ......................... 167
Gambar 3. 23 Menekuk dengan dijepit dengan dua balok besi ......................... 168
Gambar 3. 24. Pres roll plat mekanis .................................................................. 168
Gambar 3. 25 Pres roll manual dan hasil akhir bentuk bagian panel pengganti 169
Gambar 3. 26. Las asetelin dan tang jepit buaya ............................................... 170
Gambar 3. 27 Titik – titik pengelasan ................................................................. 171
Gambar 3. 28 Pelat panel pengganti terpasang pada panel bodi ...................... 171
Gambar 3. 29. Panel bodi yang keropos setelah diganti .................................... 172
Gambar 4. 1 Contoh kerusakan pada panel pintu .............................................. 180
Gambar 4. 2. Peralatan Vacuum – sliding hammer ............................................ 181
Gambar 4. 3. Peralatan Washer Welder ............................................................. 182
Gambar 4. 4 Penentuan titik penarikan awal ...................................................... 183

xvi Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


`Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Gambar 4. 5 Pelurusan dengan vacuum sliding hammer .................................. 183


Gambar 4. 6 Area dipasangkan ring (Washer) untuk pelurusan kembali .......... 184
Gambar 4. 7 Pembersihan permukaan yang akan dipasang ring ..................... 185
Gambar 4. 8 Pemasangan elektroda negative ................................................... 185
Gambar 4. 9 Pemasangan ring (Washer) untuk pelurusan panel ..................... 186
Gambar 4. 10. Pemasangan batang ke dalam ring ........................................... 187
Gambar 4. 11 Pelurusan panel dengan menarik menggunakan palu luncur .... 188
Gambar 4. 12 Hasil pelurusan dengan metode Washer Welder Sliding Hammer
............................................................................................................................. 188
Gambar 4. 13 Hasil pelurusan yang merata ....................................................... 189
Gambar 4. 14 Persiapan penarikan lanjutan ...................................................... 189
Gambar 4. 15 Proses penarikan lanjutan hingga plat panel terlihat rata ........... 190
Gambar 4. 16 Kondisi panel setelah dilakukan pelurusan. Tampak dari depan,
samping ke depan dan atas ................................................................................ 190
Gambar 5. 1. Macam – macam Moulding Trim .................................................. 199
Gambar 5. 2 Macam – macam Spoiler ............................................................... 200
Gambar 5. 3 Stiker .............................................................................................. 202
Gambar 5. 4 Stiker lis ......................................................................................... 203
Gambar 5. 5 Door Trim ....................................................................................... 204
Gambar 5. 6 Car Door Rubber Seal Strip Weatherstrip ..................................... 204
Gambar 5. 7 Mobil sebelum dipasang Moulding Trim........................................ 205
Gambar 5. 8 Kit Molding Trim ............................................................................. 205
Gambar 5. 9 Persiapan permukaan ................................................................... 206
Gambar 5. 10 Penentuan posisi Moulding Trim ................................................. 206
Gambar 5. 11 Pemasangan isolasi kertas sebagai pemandu ........................... 207
Gambar 5. 12 Pelepasan penutup perekat Moulding......................................... 207
Gambar 5. 13 Pemasangan Moulding ................................................................ 208
Gambar 5. 14 Penarikan penutup perekat moulding secara keseluruhan ........ 208
Gambar 5. 15 Penekanan moulding agar lebih menempel pada panel ............ 209
Gambar 5. 16 Pelepasan isolasi kertas dan isolasi pelindung krom ................. 209
Gambar 5. 17 Pelepasan Lis penutup tepi karpet lantai .................................... 210
Gambar 5. 18. Pelepasan Door Weatherstrip Seal ............................................ 211
Gambar 5. 19 Pemasangan weatherstrip yang baru ......................................... 212
Gambar 5. 20 Pemotongan sisa karet weatherstrip ........................................... 212

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xvii


Gambar 5. 21 Pemasangan kembali penutup tepi karpet lantai ........................ 213

xviii Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


`Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Daftar Tabel

............................................................................................................................. Hal.
Tabel 1 Daftar Lembar Kerja Modul ..................................................................... 15
Tabel 1. 1 Ukuran Standard Dan Panjang Elektroda ........................................... 41
Tabel 1. 2 Hubungan Antara Diameter Kawat, Ketebalan panel Arus Pengelasan.
............................................................................................................................... 60
Tabel 1. 3 Hubungan kecepatan pengelasan dengan tebal plat ........................ 62

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xix


`Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sebagaimana di amanatkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 20


Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional, Undang-undang Republik
Indonesia nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dan Dosen.hal ini
dikarenakan guru dan tenaga kependidikan merupakan tenaga profesional yang
mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai
visi pendidikan 2025 yaitu “Menciptakan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”.
Untuk itu guru dan tenaga kependidikan yang profesional wajib melakukan
pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Dalam salah satu butir Nawacita Presiden adalah memperkuat pendidikan


karakter bangsa dengan melakukan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
yang akan diterapkan di seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,
termasuk di dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, Pendidikan karakter perlu
digaungkan dan diperkuat menjadi gerakan nasional pendidikan karakter bangsa
melalui program nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam lembaga
pendidikan, melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir
(literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja
sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari
GNRM. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan
kesempurnaan hidup anak-anak kita. Implementasi PPK dalam modul ini lebih
ditekankan pada aktivitas pembelajaran yang berupa pemaduan di dalam kelas
berupa penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang berorientasi
pada pengembangan karakter siswa. Dalam rangka mendukung kebijakan
gerakan PPK, modul ini mengintegrasikan lima nilai utama karakter bangsa,
yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai
utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegitan pembelajaran yang ada pada
modul. Adapun sub nilai religius antara lain: cinta damai, toleransi, menghargai
perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama
antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan,

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 1


Pendahuluan

ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang


kecil dan tersisih. Sedangkan sub nilai nasionalis meliputi: apresiasi budaya
bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. Sub nilai mandiri antara lain:
etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sub nilai gotong royong
antara lain: menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama,
musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti
kekerasan, dan sikap kerelawanan. Terakhir, sub nilai integritas meliputi:
kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan,
tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama
penyandang disabilitas).
Modul diklat PKB bagi guru dan tenaga kependidikan ini merupakan acuan bagi
penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan jenis jenis
pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan kegiatan PKB. Salah satu
modul yang ada adalah modul Teknik Perbaikan Bodi Otomotif Kelompok
Kompetensi D,dimana modul ini diperuntukkan bagi guru SMK bidang teknologi
dan rekayasa, program keahlian otomotif dengan paket keahlian teknik perbaikan
bodi otomotif.
Materi yang ada dirancang untuk dapat memenuhi tuntutan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) dari Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam Standar
Kompetensi Guru Profesional (SKG) bagi guru paket keahlian teknik perbaikan
bodi otomotif. Penjelasan materi dalam modul ini dilengkapi dengan gambar-
gambar Teknik Perbaikan Bodi, peralatannya dan alat pengaman/keselamatan
kerja. sehingga peserta diklat/guru akan mudah untuk memahami informasi yang
tersaji dalam modul.
Dalam mempelajari materi “Pengetahuan”, guru diharapkan membaca uraian
materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas, mengerjakan
latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai umpan balik dan
selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil belajar belum tuntas.
Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas, maka tidak
diperkenankan mempelajari materi berikutnya. Untuk memperjelas pemahaman
pengetahuan yang dipelajari, diharapkan peserta/pembelajar memanfaatkan

2 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

secara maksimal sumber belajar yang diperlukan, misalnya mempelajari


referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli yang terkait dengan tema.
Belajar yang baik bukan hanya membaca saja, melainkan juga perlu membuat
catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan siap untuk membuat power point
sendiri untuk siap diajarkan. Aktifitas pembelajaran “keterampilan” terkait dengan
materi perbaikan bodi, khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting
yang perlu diperhatikan adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang,
peralatan dan bahan yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan
pembelajar mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan,
kebakaran dan sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian
pembelajar akan dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran
“Keterampilan” dengan baik dan aman. Ketuntasan pembelajaran “Keterampilan”
adalah jika guru dapat melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil
baik dan tepat waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang
berulang-ulang untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut.

B. Tujuan

Tujuan dari modul diklat ini adalah setelah peserta diklat PKB mempelajari dan
mendiskusikan modul ini, peserta diklat diharapkan mampu secara secara
profesional, kreatif dan bertanggungjawab:

1. Mengalisis penggunaan peralatan pengelasan yang sesuai dengan kondisi


plat panel bodi
2. Menjelaskan konstruksi dan komponen bodi kendaraan
3. Melaksanakan Pelepasan, Pemasangan dan Penyetelan Komponen Bodi
Kendaraan sesuai prosedur
4. Menjelaskan kerusakan kerusakan yang terjadi pada bodi kendaraan
5. Melaksanakan pembuatan pola untuk bagian panel atau fender yang rusak
sesuai prosedur
6. Melaksanakan pengelasan pola bagian panel atau fender yang rusak pada
bodi kendaraan
7. Menganalisis kerusakan pada pintu mobil atau fender
8. Melaksanakan perbaikan panel pintu atau fender sesuai prosedur

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 3


Pendahuluan

9. Mengidentifikasi perangkat tambahan/hiasan pada kendaraan


10. Melaksanakan pemasangan perangkat tambahan/hiasan pada kendaraan

C. Peta Kompetensi

PETA KOMPETNSI GURU

Program Keahlian : Teknik Otomotif


Paket Keahlian : Teknik Perbaikan Bodi Otomotif

Kelompok Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Paket Keahlian
1. Menganalisis pemanasan,
penyambungan dan pemotongan pada
perbaikan panel panel bodi sesui
dengan buku manual
Melakukan 2. Melakukan pengelasan gas oxy-
pengelasan pada acetylene (karbid) dan las titik secara
prosedural
A perbaikan panel 3. Melakukan pengelasan las CO2 (MIG)
panel bodi dan las elektroda secara manual
secara prosedural
4. Melakukan cara pemanasan termal
secara prosedural
5. Melakukan pemotongan termal secara
prosedural

Melaksanakanpeng 1. Menganalisis kondisi pengecatan,


perbaikan kerusakan komponen bodi
ecatan, perbaikan
dan mengkalkulasi biaya perbaikan
kerusakan sesuai tingkat kerusakan
2. Mendiagnosis kondisi kendaraan dan
komponen bodi
aksesorisnya sesuai buku manual
dan mengkalkulasi 3. Melakukan pemeriksaan kerusakan
komponen kendaraan untuk penentuan
B biaya perbaikan
tindakan perbaikan.
sesuai tingkat 4. Melakukan prosedur perbaikan dan
penggantian secara tertulis
kerusakanpada
5. Melakukan pembiayaan perbaikan
perbaikan panel sesuai tingkat kerusakan
panel bodi

4 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Melakukan 1. Mendiagnosa panel / komponen bodi


yang akan diperbaiki berdasarkan buku
Pengetokan panel
manual
bodi, metal finish 2. Melakukan pengetokan panel dengan
cara hot dan cold shrinking
dan perataan
3. Melakukan metal finish pada panel
permukaan bodi hingga siap dilakukan perataan dengan
dempul
dengan
4. Melakukan perataan panel dengan bodi
dempulpada filler/dempul
perbaikan panel
C
panel bodi
Melakukan 1. Menganalisis pembentukan panel bodi
dan perataan kembali dengan dempul
Pembentukan
pada perbaikan panel panel bodi
panel bodi dan 2. Melakukan pembentukan panel bodi
hingga sesuai bentuk panel yang
perataan kembali
standart
dengan dempul 3. Melakukanpenambalan panel dan
perataan
pada perbaikan
panel panel bodi
Melakukan 1. Menganalisis pengelasan panel bodi,
pembuatan pola dan pelepasan panel
pengelasan panel
pintu atau fender pada perbaikan panel
bodi, pembuatan panel bodi
2. Melakukan pengelasan panel bodi
pola dan
sesuai bentuk aslinya
pelepasan panel 3. Melakukan pembuatan pola sesuai
bentuk panel yang akan diganti
pintu atau fender
4. Melakukan pelepasan panel pintu atau
pada perbaikan fender sesuai buku manual
panel panel bodi
D Melakukan 1. Menganalisis perbaikan panel pintu
atau fender dan pemasangan
Perbaikan panel
perangkat tambahan pada perbaikan
pintu atau fender panel panel bodi
2. Melakukan perbaikan panel pintu atau
dan pemasangan
fender sesuai bentuk spesifikasinya
perangkat 3. Melakukanpemasangan panel pintu
atau fender sesuai buku manual
tambahan pada
4. Melakukan pemasangan perangkat
perbaikan panel tambahan
panel bodi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 5


Pendahuluan

Memasang 1. Menganalisis metode dan penggunaan


masking sebagai pelinding cat bagian
masking sebagai
bodi yang tidak rusak pada pengecatan
pelindung cat bodi
2. Memasang masking sebagai pelindung
bagian bodi yang
cat bagian bodi yang tidak rusak
tidak rusak pada secara prosedur
pengecatan bodi
1. Menganalisis pengecatan dasar.
2. Menganalisis pemilihan warna cat.
3. Menganalisis pencampuran warna.
4. Menganalisis pengeringan dan finishing
Melakukan
untuk siap divernies.
pengecatan dasar, 5. Melakukan pembersihan korosi/kerak
E hingga siap pengecatan dasar
pemilihan warna
6. Melakukan pengecatan primer dan
cat, pengecatan sealer hingga siap untuk pengecatan
warna
warna,
7. Melakukan persiapan permukaan yang
pengeringan dan telah diberi primer dan surface untuk
penyelesaian akhir pengecatan
finishing untuk siap
8. Melakukan pengujian penyesuaian
divernies pada warna dengan kartu warna hingga
sesuai warna aslinya
pengecatan bodi
9. Melakukan persiapan cat dan spray
gun untuk penyemprotan
10. Melakukan pengecatan ulang
kendaraan
11. Melakukan pengeringan dan finishing
hingga siap divernies.
Melaksanakan 1. Menganalisis penggunaan vernies
untuk penyelesaian akhir pengecatan
pengecatan akhir
2. Melaksanakan persiapan bahan vernie
dengan vernies suntuk dengan menggunakan spray
3. Melaksanakan penyelesaian akhir
pada pengecatan
pengecatan dengan menggunakan
bodi bahan vernies
F Melakukanperbaika 1. Menganalisis perbaikan kecil pada cat
dan poles cat dengan manual dan
n kecil pada cat
mesin
dan poles cat 2. Melakukan perbaikan cacat pada
permukaan cat
dengan manual
3. Melakukan pengkilapan secara manual
dan mesin pada dan menggunakan mesin
pengecatan bodi

6 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Melakukan 1. Menganalisis pemasangan pelindung


moulding, transfer dan decal
pemasangan
2. Melakukan pelepasan pelindung
pelindung moulding, transfer dan decal
3. Melakukan perbaikan pelindung
moulding, transfer
moulding, transfer dan decal
dan decalpada
perbaikan kaca
asesoris dan
G kelistrikan bodi
Melakukanpemasa 1. Menganalisis Pemasangan sealer dan
bahan peredam sesuai dengan bahan
ngan sealer dan
ajar
bahan peredam 2. Merencanakan bahan dan peralatan
perapat serta peredam sesuai
pada perbaikan
fungsinya
kaca asesoris dan 3. Melakukan pemasangan perapat dan
peredam sesuai fungsinya
kelistrikan bodi
4. Melakukan pengujian sambungan dan
peredam
1. Merancang perbaikan kaca kendaraan
Melakukanperbaika pada perbaikan kaca asesoris dan
n kaca kendaraan kelistrikan bodi
2. Melakukan perbaikan luka kecil dan
H pada perbaikan goresan pada kaca yang belapis
kaca asesoris dan 3. Melakukan perbaikan kaca
depan/belakang yang berlapis karet
kelistrikan bodi 4. Melakukan perbaikan kaca bodi yang
tetap dan yang dapat digerakkan
Melakukanpemasa 1. Manganalisis jenis kaca film
2. Mempersiapkan permukaan kaca
ngan kaca film
sebelum pemasangan kaca film
I pada perbaikan 3. Memasang kaca film sesuai bentuk
kaca
kaca asesoris dan
kelistrikan bodi
Melakukan 1. Menganalisis pembongkaran dan
pemasangan kelistrikan bodi pada
pembongkaran dan
perbaikan kaca asesoris dan kelistrikan
pemasangan bodi
2. Melakukan pembongkaran kelistrikan
J kelistrikan bodi
bodi
pada perbaikan 3. Melakukan pemasangan kelistrikan
bodi
kaca asesoris dan
4. Melakukan pemasangan asesoris
kelistrikan bodi kendaraan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 7


Pendahuluan

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang perlu dipelajari dalam modul ini adalah dapat;
1. Mengalisis penggunaan peralatan pengelasan yang sesuai dengan kondisi
plat panel bodi
2. Menjelaskan konstruksi dan komponen bodi kendaraan
3. Melaksanakan Pelepasan, Pemasangan dan Penyetelan Komponen Bodi
Kendaraan sesuai prosedur
4. Menjelaskan kerusakan kerusakan yang terjadi pada bodi kendaraan
5. Melaksanakan pembuatan pola untuk bagian panel atau fender yang rusak
sesuai prosedur
6. Melaksanakan pengelasan pola bagian panel atau fender yang rusak pada
bodi kendaraan
7. Menganalisis kerusakan pada pintu mobil atau fender
8. Melaksanakan perbaikan panel pintu atau fender sesuai prosedur
9. Mengidentifikasi perangkat tambahan/hiasan pada kendaraan
10. Melaksanakan pemasangan perangkat tambahan/hiasan pada kendaraan

8 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka


1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksankan secara
terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur dibawah.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 9


Pendahuluan

Gambar 2 Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,

 Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi


 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
 langkah-langkah penggunaan modul

 Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi D, Profesional,


Perbaikan Panel Pintu, Fender dan Perangkat Tambahan, fasilitator memberi
kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang
diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar.

Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun


berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

10 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

 Melakukan Aktivitas Pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan


rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama
fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang
materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana


menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

 Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan


fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran

 Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 11


Pendahuluan

Gambar 3 Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In


Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan
sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In


service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari :

• Latar belakang yang memuat gambaran materi


• Tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
• Kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
• Langkah-langkah penggunaan modul

12 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

3. In Service Learning 1 (IN-1)

 Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi D, Profesional,


Perbaikan Panel Pintu, Fender dan Perangkat Tambahan, fasilitator memberi
kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang
diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru
sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

 Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan


rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu
dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi,
maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah
disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.

4. On the Job Learning (ON)

 Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi B, Profesional,


perawatan berkala sistem kelistrikan penerangan & sistem tanda sepeda motor,
guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in
service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari
kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan
kepada peserta.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 13


Pendahuluan

 Melakukan Aktivitas Pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun


di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan
sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer
discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja
melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan
pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan
menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

5. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang


akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga
peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran

6. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

1) Lembar Kerja

Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan kelompok komptetansi D,


Profesional, Perbaikan Panel Pintu, Fender dan Perangkat Tambahan, terdiri dari
beberapa kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas
pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang
dipelajari.

14 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel 1 Daftar Lembar Kerja Modul


NO KODE LK NAMA LK KETERANGAN
Analisis penggunaan peralatan
1. LK. 1.1 pengelasan pang sesuai dengan TM
kondisi Plat Bodi
Pembuatan jalur tanpa bahan
2. LK. 1.2 TM
tambah Posisi di bawah tangan
Sambungan pinggir tanpa bahan
3. LK. 1.3 TM
tambah Posisi bawah tangan
Pelepasan, pemasangan dan
4. LK. 2.1 penyetelan komponen Bodi TM
Kendaraan
Pembuatan pola sesuai bentuk
5 LK. 3.1 TM
Panel yang akan diganti
Analisis perbaikan Panel Pintu atau
6 LK. 4.1 TM
Fender
Pemasangan perangkat
7 LK. 5.1 TM
Tambahan/hiasan dada kendaraan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 15


Kegiatan Pembelajaran 1

16 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Kegiatan Pembelajaran 1 : Analisis Penggunaan


Peralatan Pengelasan Yang Sesuai Dengan Kondisi
Plat Panel Bodi Kendaraan

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan guru peserta pengembangan


keprofesian berkelanjutan secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab
dapat:

1. Mengalisis penggunaan peralatan pengelasan yang sesuai dengan kondisi


plat panel bodi

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini diharapkan guru peserta pengembangan


keprofesian berkelanjutan secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab
dapat:

1. Menganalisis penggunaan peralatan pengelasan yang sesuai dengan kondisi


plat panel bodi
2. Menjelaskan pengertian las Oxy – Acetyline dengan benar
3. Menjelaskan fungsi peralatan las Oxy – Acetylene (las asetilin) dengan benar.
4. Menjelaskan macam – macam bentuk nyala api pada pengelasan Oxy –
Acetylene (las asetilin) sesuai dengan proses dan bahan pengelasan yang
dilakukan
5. Menjelaskan cacat – cacat yang terjadi dalam proses pengelasan Oxy –
Acetylene (las asetilin) dengan benar
6. Menjelaskan pengertian las Bususr Listrik dengan benar
7. Menjelaskan fungsi peralatan yang digunakan dalam las Busur Listrik dengan
benar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 17


Kegiatan Pembelajaran 1

8. Menjelaskan klasifikasi elektroda yang didiskripsikan menurut AWS/ASTM


dengan benar
9. Menjelaskan proses pengelasan dengan las busur listrik sesuai dengan bahan
yang akan dilas dengan benar
10. Menjelaskan penggunaan peralatan pengelasan yang sesuai dengan kondisi
plat panel bodi dengan memperhatikan keselamatan kerja dan lingkungan
11. Melaksanakan pengelasan menggunakan peralatan pengelasan yang sesuai
dengan kondisi plat panel bodi dengan memperhatikan keselamatan kerja
dan lingkungan

C. Uraian Materi

Analisis penggunaan peralatan pengelasan yang sesuai dengan


kondisi plat panel bodi

Peralatan pengelasan yang dapat digunakan dalam perbaikan bodi antara lain:

1. Las Oxy-Acetylene (las asetilin)

Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual,


dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai
mencair oleh nyala (flame) gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2 dengan O2),
dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa
penekanan. Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas
dapat juga dipergunakan sebagai preheating, brazing, cutting dan hard facing.

Dalam penggunaan Las Oxy-Acetylene (las asetilin) hasilnya sangat cocok untuk
pengelasan baja karbon, terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa
berdinding tipis. Meskipundemikian hampir semua jenis logam ferrous dan non
ferrous dapat dilas dengan Las Oxy-Acetylene (las asetilin), baik dengan atau
tanpa bahan tambah (filler metal)

Dalam pengelasan karbit kita memerlukan beberapa peralatan yang harus


disiapkan agar proses pengelasan dapat kita lakukan dengan lancar dan hasil
yang sempurna. Peralatan tersebut yakni :

18 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

a. Brander Las

Gambar 1.1 Brander las


(slideplayer.info, 8/1/2016, 10.00)

Brander berfungsi untuk mencampur oksigen dengan gas bahan bakar dan
membakarnya serta untuk mengarahkan api yang dihasilkan. Brander sering
disebut pembakar, walaupun sebutan ini tidak salah namun kurang tepat karena
pembakar baru merupakan salah satu fungsi brander. Bagian utama brander
meliputi katup pengatur api, tangkai (pegangan), pencampur gas dan moncong
brander.

Katup pengatur api adalah katup biasa berupa kran yang berfungsi untuk
mengatur besar kecilnya jumlah gas yang lewat persatuan waktu. Semakin lebar
dibuka, semakin banyak gas yang lewat. Terdapat dua katup pada brander, yaitu
katup oksigen dan katup acetylene yang dapat diatur secara terpisah untuk
mendapatkan proporsi campuran yang sesuai dengan api yang diinginkan, yaitu
netral, carburizing, ataupun oxidizing. Tangkai atau pegangan berguna sebagai
tempat memegang brander.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 19


Kegiatan Pembelajaran 1

Moncong merupakan penentu ukuran brander, oleh karena itu harus selalu
dirawat dengan baik. Beberapa tindakan yang perlu diperhatikan untuk menjaga
keawetan moncong :

1). Tidak boleh digunakan untuk mengambil atau mendorong benda kerja.
2). Tidak boleh melepas moncong dalam keadaan panas.
3). Untuk melepas ujung moncong harus menggunakan kunci pas yang tepat.
Tidak boleh menggunakan tang atau alat sejenis.
4). Usahakan moncong tidak menyentuh kawah lasan.

Apabila lubang moncong kotor, bersihkanlah menggunakan alat pembersih


khusus yang sudah dibuat untuk tujuan tersebut. Gunakan pembersih lubang
moncong yang tepat atau berdiameter lebih kecil dari lubang moncong.

b. Regulator dan Manometer

Gambar 1.2 Regulator dan Manometer Tekanan Gas Asetelin – Oksigen serta
pemasangannya
(indonesian.alibaba.com, 8/1/2016, 10.00)

Regulator

Untuk memperoleh api netral yang diharapkan sepanjang pengelasan, diperlukan


proporsi campuran oksigen-acetylene yang tertentu dan tetap. Seperti telah

20 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

dijelaskan dimuka bahwa oksigen dan acetylene yang digunakan untuk mengelas
berasal dari dua sumber yang berbeda tekanannya. Keduanya berasal dari suatu
tabung yang akan mengalami penurunan tekanan akibat pemakaian. Dengan
kata lain tekanan tabung akan semakin menurun selama pengelasan sampai
akhirnya gas dalam tabung habis (tekanan dalam tabung sama dengan tekanan
udara bebas).

Berdasarkan adanya perbedaan tekanan yang diharapkan dan tekanan yang


tersedia tersebut maka diperlukan sebuah alat yang disebut regulator. Regulator
pada las Oxy-acetylene merupakan suatu peralatan mekanis yang digunakan
untuk mengatur tekanan gas (besarnya tekanan tertentu dan dapat diatur), agar
besarnya tekanan relatif tetap selama pengelasan berlangsung, walaupun
tekanan dalam tabung terus menurun karena pemakaian.

Tekanan acetylene berbeda dengan tekanan oksigen sehingga pada las


oxyacetylene diperlukan dua buah regulator, yaitu regulator acetylene dan
regulator oksigen. Secara prinsip kerja regulator untuk acetylene mupun oksigen
sama, namun berbeda kapasitasnya. Agar tidak tertukar, maka regulator
acetylene (dan gas bahan bakar pada umumnya) memakai ulir kiri sedangkan
regulator oksigen memakai ulir kanan.

Manometer

Regulator merupakan alat untuk mengatur tekanan, namun tekanan yang


dihasilkan tersebut belum dapat dibaca tanpa menggunakan bantuan alat lain,
oleh karena itu regulator harus dilengkapi dengan manometer.

Manometer merupakan alat untuk mengukur tekanan gas, yang masuk ke


regulator (tekanan di dalam tabung) dan tekanan yang akan keluar dari regulator
(tekanan kerja). Jadi setiap regulator dilengkapi dua buah manometer.

Manometer adalah alat yang sensitif sehingga harus diperlakukan dengan hati-
hati, tidak boleh tertumbuk atau jatuh.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 21


Kegiatan Pembelajaran 1

c. Selang Acetylene & Oksigen

Gambar 1.3 Selang Acetylene & Oksigen


(indonesian.alibaba.com, 8/1/2016, 10.00)

Selang las digunakan untuk menyalurkan gas yang keluar dari generator atau
regulator ke pembakar. Beberapa persyaratan utama selang gas adalah :

a). Kedap terhadap gas (tidak bocor,


b). Mampu menahan tekanan gas,
c). Tahan terhadap minyak atau pelumas, dan
d). Tidak kaku.

Kebocoran pada selang mempunyai dampak negatif, selain menimbulkan bahaya


kebakaran, kebocoran acetylene maupun oksigen merupakan suatu kerugian
ekonomi.

Selang harus tahan terhadap tekanan gas dengan angka keamanan minimal 5
kali tekanan kerja, sehingga bila terjadi penyumbatan pada pembakar ataupun
terjadi nyala balik selang masih mampu menahan kenaikan tekanan yang terjadi.
Di beberapa negara industri dianjurkan memakai selang dengan kapasitas 28
kg/cm2 berdasar hasil test pabrik pembuat.

22 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Oleh karena itu selang las terdiri atas tiga lapis. Walaupun dibuat tiga lapis,
selang tetap tidak boleh terlindas atau terjepit benda keras lain, seperti besi dan
sebagainya.

Berdasar diameter lubangnya, selang dapat dibedakan menjadi ukuran 5; 6,6;


dan 8 mm. Perbedaan diameter lubang selang dibuat untuk memenuhi
perbedaan kebutuhan gas per satuan waktu, untuk pemakaian pembakar kecil
atau pemotong oxy-gas dan sebagainya.

Karena gas yang disalurkan ada dua macam, yaitu acetylene dan oksigen, maka
selang juga dibedakan dengan kode warna. Selang acetylene (dan bahan bakar
umumnya) berwarna merah, berarti bahaya. Selang oksigen berwarna biru, hijau
atau hitam. Untuk menghindari kesalahan perlakuan maka pemakaian selang
tidak boleh ditukar dengan alasan apapun. Selang merah khusus untuk selang
gas bahan bakar. Beberapa industri memproduksi selang yang digandeng satu
sama lain dan sudah dipasangi konektor (penyambung) yang tidak dapat ditukar-
tukar.

d. Gas Asetelyne

Karbit atau Kalsium karbida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CaC2.
Karbit digunakan dalam proses las karbit dan juga dapat mempercepat
pematangan buah.

Persamaan reaksi Kalsium Karbida dengan air adalah:

CaC2 + 2 H2O → C2H2 + Ca(OH)2

Karena itu 1 gram CaC2 menghasilkan 349ml asetilen. Pada proses las karbit,
asetilen yang dihasilkan kemudian dibakar untuk menghasilkan panas yang
diperlukan dalam pengelasan.

Memproduksi gas Asetilen untuk keperluan pribadi dengan mencampurkan


Kalsium Karbit dengan air tidak disarankan. Gas Asetilen dapat bocor dari tabung
produksi dan menyebabkan ledakan jika tersulut api. Cara yang lebih disarankan
adalah membeli gas Asetilen dalam tabung logam.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 23


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1.4 Tabung Gas Asetelin


(www. multiabadigas.com, 8/1/2016, 10.00)
e. Gas Oksigen

Gambar 1.5 Tabung Oksigen


(www. multiabadigas.com, 8/1/2016, 10.00)

Secara teknis, oksigen di dapat dari udara yang dicairkan. Kemudian dengan
cara elektrolisa, campuran udara cair dan air dipisahkan oleh oksigen. Masalah
yang sulit adalah antara Nitrogen dan Oksigen. Nitrogen titik didihnya lebih
besar, dan titik didih kedua gas tersebut hanya berbeda 13°C saja. (Oksigen = -
183°C dan Nitrogen = -196 °C), sehingga perlu pemurnian oksigen dilaksanakan
secara berulang - ulang. Kemurnian yang dapat dicapai sampai 99,5 % dan
kemudian dimanfaatkan dalam tangki-tangki baja dengan tekanan kerja antara
15-30 atm.

24 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Tekanan pada botol – botol baja dibagi berdasarkan kelas. Kelas medium
tekanannya sampai 15 atm dan kelas tekanan tinggi sampai dengan 165 atm.

f. Kaca Mata Las

Gambar 1.6 Kaca Mata Las


(indonesian.alibaba.com, 11/01/2016, 13.00)

Kaca mata las adalah salah satu alat keselamatan / pelindung diri dalam
pekerjaan pengelasan. Dengan menggunakan kaca mata las maka pengelasan
dapat dilakukan dengan baik sebab cairan bahan tambah dapat dilihat
bentuknya.

g. Tang Penjepit

Gambar 1.7 Tang Penjepit


Berfungsi untuk memegang benda kerja saat dan setelah pengelasan agar
terhindar terhadap panas pada benda kerja

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 25


Kegiatan Pembelajaran 1

h. Sarung Tangan

Gambar 1.8. Sarung tangan kulit


(lookallup.blogspot.com, 10/01/2016, 13.00)

i. Sumber Api
Sumber api didapatkan dari korek api atau atau api dari pembakaran gas asetelin
dengan pembakar kecil yang ditempatkan dekat dengan meja kerja.

Gambar 1.9. Korek api las.


(www.tokopedia.com, 11/01/2016, 13.00)
j. Palu Besi
k. Pembersih Brander
l. Kunci Tabung
m. Sikat Baja
n. Kawat Tembaga. Kawat tembaga merupakan bahan penyambung yang di
cairkan dengan api gas asitilen. Kawat ini dileburkan bersama-sama api

26 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Macam - Macam Nyala Api Oksigen Asetilen :


1). Nyala Netral
Nyala Netral ini terjadi pada saat kita membuka gas oksigen dan asetilen dengan
perbandingan kira-kira 1 : 1. Nyala Netral digunakan untuk mengelas Baja, besi
cor, baja tahan karat dan tembaga.

Gambar 1.10 Nyala Netral


(www.pengelasan.com, www.slideshare.net)

2). Nyala Karburasi

Nyala Karburasi terjadi apabila terdapat kelebihan asetilen dan pada nyala akan
dijumpai tiga daerah dimana antara kerucut nyala dan selubung luar akan
terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan.

Nyala Karburasi digunakan untuk pengelasan logam Monel, Nikel, berbagai jenis
baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan nonferous.

Gambar 1.11. Nyala Karburasi.


(www.pengelasan.com, www.slideshare.net)
3). Nyala Oksidasi

Nyala oksidasi adalah apabila terdapat kelebihan gas oksigen. Nyalanya mirip
dengan nyala netral hanya kerucut nyala bagian dalam lebih pendek dan
selubung luar lebih jelas warnanya.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 27


Kegiatan Pembelajaran 1

Nyala oksidasi digunakan untuk pengelasan kuningan dan perunggu.

Gambar 1.12. Nyala Oksidasi


(www.pengelasan.com, www.slideshare.net)

Temperatur Api pada Oksigen Asetilen

Gambar 1.12. Temperatur Api pada Oksigen Asetilen


(www.pengelasan.com, 11/01/2016, 13.00)

Cara menyalakan api

a). Buka katup botol oksigen dan asetelin


b). Atur tekanan yang diinginkan sesuai dengan nosel pembakar yang dipakai
c). Buka sedikit katup oksigen
d). Buka katup asetelin pada brander
e). Nyalakan pemercik api dan sulutkan pada ujung brander
f). Atur katup oksigen dan asetelin sesuai dengan api yang diinginkan

28 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Cara mematikan api

a). Tutup katup oksigen pada brander


b). Tutup katup asetelin pada brander
c). Tutup katup pada botol oksigen dan asetelin
d). Buka katup oksigen dan asetelin pada brander untuk membuang sisa gas
pada selang

Cacat-Cacat Pada Las Asetilin

Dengan kondisi pengelasan yang benar, teknik dan meterial sesuai standar, akan
menghasilkan pengelasan yang sangat berkualitas. Tetapi seperti pada proses
pengelasan yang lain, cacat las dapat terjadi. Cacat yang sering terjadi pada
proses pengelasan Oksi-Asetilin antara lain :

a). Penetrasi yang kurang sempurna

Jenis cacat las ini dapat terjadi karena :

 Ketika melakukan pengelasan tidak melakukan penetrasi ke seluruh ketebalan


dari logam dasar (base metal)
 Ketika dua weld bead yang berhadapan tidak melalukan inter-penetrasi
 Ketika weld bead tidak melakukan penetrasi ke ujung dari fillet weld tetapi
hanya menyebranginya.

Gambar 1.13. Penetrasi yang kurang sempurna


(indonesia-mekanikal.blogspot.com)

Gas memiliki peranan yang sangat penting dalam penetrasi. Penetrasi yang
kurang sempurna biasanya disebabkan oleh tekanan gas yang rendah, dan
dapat dihilangkan dengan cara menaikkan tekanan pada manometer yang

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 29


Kegiatan Pembelajaran 1

terdapat pada tabung gas. Selain itu cacat ini dapat disebabkan oleh kecepatan
pengelasan yang terlalu lambat dan penggunaan torch (ujung pembakar) yang
salah atau tidak sesuai.

b). Fusi yang kurang sempurna

Cacat las ini terjadi karena kurang atau tidak terjadi peleburan diantara logam las
dan permukaan dari base metal. Biasanya diakibatkan oleh kecepatan
pengelasan terlalu lambat Terkadang juga diakibatkan pengaturan tekanan gas
yang rendah

Gambar 1.14. Kurang peleburan (Fusi)


(indonesia-mekanikal.blogspot.com)
c). Undercutting

Cacat las ini diakibatkan oleh penggunaan parameter tekanan gas yang kurang
tepat, khususnya kecepatan pengelasan dan tekanan gas yang tidak sesuai.

Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan undercutting


terjadi.

Dengan mengurangi kecepatan pengelasan akan dapat mengurangi besarnya


undercutting bahkan menghilangkannya.

Gambar 1.15. Undercutting


(indonesia-mekanikal.blogspot.com)

30 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Jika hanya terdapat sedikit undercutting, maka kita dapat menaikkan tekanan
gas, tetapi jika tekanan gas dinaikkan terlalu tinggi, maka undercutting dapat
terjadi

d). Porosity
Porosity adalah lubang yang diakibatkan oleh gelembung gas yang telah
membeku. Penyebab utama dari cacat ini adalah kontaminasi atmosfir, oksidasi
yang tinggi pada permukaan benda kerja

Gambar 1.16. Porosity


(indonesia-mekanikal.blogspot.com)

e). Keretakan membujur (Longitudinal crack)

Keretakan membujur dapat dibagi dua, yaitu keretakan panas dan keretakan
dingin. Keretakn panas dapat terjadi ketika bidang las (weld bead) berada antara
temperatur meleleh dan membeku

Gambar 1.17. Keretakan panas


(indonesia-mekanikal.blogspot.com)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 31


Kegiatan Pembelajaran 1

Keretakan dingin biasanya terjadi pada saat bidang las membeku. Keretakan
lainnya yang dapat terjadi adalah keretakan karena kesalahan dalam
penggunaan teknik pengelasan.

Keretakan yang terjadi pada ujung hasil pengelasan disebabkan oleh kesalahan
dalam teknik akhir pada saat mengelas, hal ini dapat diatasi dengan cara
membalikkan arah pengelasan pada akhir pengelasan

2. Pengelasan Dengan Las Busur Listrik

Pengertian Las Listrik

Mengelas adalah suatu proses penyambungan benda – benda kerja logam


dengan cara memanasi sampai titik cairnya, dimana pada bagian benda kerja
yang mencair / meleleh akan menyatu menjadi satu dengan bahan tambah
(elektroda) yang mencair / meleleh sehingga terbentuk suatu sambungan /
kampuh

Pengelasan ini mempunyai ciri yaitu bahan yang dilas (benda kerja) dan bahan
tambah pada tiap sisinya terdiri dari material yang lebih kurang sama, dan
bersama – sama dicairkan dan kemudian membeku membentuk satu unit padat
yang disebut kampuh

Gambar 1.18. Las Busur Listrik


(konsultanpendidikan.com)

Pengelasan dengan tenaga listrik dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu las tahanan
listrik dan las busur nyala listrik

32 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Jenis-Jenis Mesin Las Busur Listrik

Mesin las yang ada pada unit peralatan las berdasarkan arus yang dikeluarkan
pada ujung-ujung elektroda dibedakan menjadi beberapa jenis:

a). Mesin las arus bolak-balik (Mesin AC)


Mesin memerlukan arus listrik bolak-balik atau arus AC yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik, listrik PLN atau generator AC, dapat digunakan sebagai
sumber tenaga dalam proses pengelasan.

Pesawat las jenis ini terdiri dari transformator yang dihubungkan dengan jala PLN
atau dengan pembangkit listrik, motor disel, atau motor bensin. Transformator
yang digunakan pada peralatan las mempunyai daya yang cukup besar. Untuk
mencairkan sebagian logam induk dan elektroda dibutuhkan energi yang besar,
karena tegangan pada bagian terminal kumparan sekunder hanya kecil, maka
untuk menghasilkan daya yang besar perlu arus besar. Arus yang digunakan
untuk peralatan las sekitar 10 ampere sampai 500 ampere.Besarnya arus listrik
dapat diatur sesuai dengan keperluan las. Untuk keperluan daya besar
diperlukan arus yang lebih besar pula, dan sebaliknya. Sedangkan voltase
(tegangan) yang ke luar dari pesawat trafo ini antara 36 sampai 70 volt, dan ini
bervariasi menurut pabrik yang mengeluarkan pesawat las trafo ini.

Gambar berikut ini memperlihatkan pesawat las transformator AC

Gambar 1.19. Mesin las arus bolak-balik (Mesin AC)


(lasmesin.wordpress.com, indonesian.alibaba.com)
b). Mesin Las Arus Searah (DC)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 33


Kegiatan Pembelajaran 1

Pesawat ini dapat berupa pesawat tranformator rectifier, pembangkit listrik motor
disel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakan oleh
motor listrik digerakkan oleh motor listrik (motor generator)

Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus
searah. Arus searah ini berasal dari mesin berupa generator listrik searah.
Generator dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau
alat penggerak yang lain. Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai
penggerak mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah
arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik
(AC) menjadi arus searah (DC). Arus bolak-balik diubah menjadi arus searah
pada proses pengelasan mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:

1). Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil,

2). Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC,

3). Tingkat kebisingan lebih rendah,

4). Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau arus
searah.

Mesin las DC ada 2 macam, yaitu mesin las stasioner dan mesin las portabel.
Mesin las stasioner biasanya digunakan pada tempat atau bengkel yang
mempunyai jaringan listrik permanen, misal listrik PLN. Adapun mesin las
portabel mempunyai bentuk relatif kecil biasanya digunakan untuk proses
pengelasan pada tempat-tempat yang tidak terjangkau jaringan listrik. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las adalah penggunaan yang
sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh prabrik pembuat mesin,
perawatan yang sesuai dengan anjuran. Sering kali gangguan-gangguan timbul
pada mesin las, antara lain mesin tidak mengeluarkan arus listrik atau nyala
busur listrik lemah

34 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Berikut gambar dari sebuah generator las listrik type DC

Gambar 1.20. Mesin las arus searah (DC)


c). Mesin las ganda (Mesin AC-DC)

Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan arus
searah. Dengan pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan pemakainya karena
arus yang keluar dapat searah maupun bolak-balik (AC-DC).

Gambar 1.21. Mesin las ganda (Mesin AC-DC)


(www.jualmesinlas.com)

Perlengkapan Las Busur Listrik manual (SMAW)

a). Tempat Kerja

Perlengkapan tempat kerja pada pekerjaan pengelasan berupa:

Meja las yang terbuat dari baja dan tempat duduk berupa kursi kerja. Tempat
kerja ini dilengkapi pelindung ruang untuk menghindarkan sinar ultra violet
(cahaya busur listrik) saat pengelasan terhadap lingkungan sekitar tempat kerja
dengan memakai gordin pemisah.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 35


Kegiatan Pembelajaran 1

Tempat kerja tersebut sebaiknya dilengkapi dengan penghisap dengan


penghisap asap untuk menghisap asap dan gas – gas hasil pengelasan

Gambar 1.22. Tempat Kerja Pengelasan


(www.b-duu.com, 10/01/2016, 13.00)
b). Kabel Las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan karet
isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam, yaitu

 Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las dengan


elektroda.
 Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.
 Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan
lisrtik dengan pesawat las.

Kabel – kabel tersebut harus lentur, mudah digulung, dan juga harus terbungkus
sebagai isolasi dan mempunyai sambungan yang cocok pada sumber arusnya

Gambar 1.23. Kabel las listrik


(maskurmuslim.blogspot.com, 13/01/2016, 14.00)

36 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

c). Pemegang Elektroda

Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda.
Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus
oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian
pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan
dari bahan fiber atau kayu

Gambar 1.24. Pemegang elektroda


(id.aliexpress.com, 13/01/2016, 14.00)
d). Klem massa
Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Terbuat dari
bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Klem masa dilengkapi dengan
pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik. Tempat yang
dijepit harus bersih dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya)

Gambar 1.25. Klem Massa


(teknikmes.blogspot.com, 13/01/2016, 13.00)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 37


Kegiatan Pembelajaran 1

a). Palu Las/Palu Terak

Dipergunakan untuk membersihkan terak las dan percikan las yang menempel di
jalur las pada benda kerja dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada
daerah las. Gunakanlah kaca mata terang pada waktu pembersihan terak, sebab
dapat terpercikkan ke mata

Gambar 1.26. Palu las


(alumnimuhngawengk.blogspot.com, 13/01/2016, 13.00)
e). Sikat Baja

Sikat kawat digunakan untuk :

 Membersihkan benda kerja yang akan dilas,


 Membersihkan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan palu
las

Gambar 1.27. Sikat baja


(catokgunawan.blogspot.com, 13/01/2016, 13.00)

38 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

f). Tang Panas

Tang panas diperlukan untuk memegang benda kerja yang masih panas

Gambar 1.28. Tang penjepit benda kerja


(lek-lut16.blogspot.com, 13/01/2016, 13.00)

Klasifikasi Elektroda didiskripsikan menurut AWS/ASTM

Adapun lapisan / selaput pelindung terdiri dari beberapa jenis yang disesuaikan
dengan maksud dan cara perlindungannya yang tepat untuk berbagai jenis
pengelasan. Jenis – jenis lapisan pelindung/selaput pelindung adalah sebagai
berikut

 High cellulose sodium.  High iron oxide.


 High cellulose potassium.  High titanic Potasium.
 Low hydrogren sodium.  Iron powder, titania
 Low hydrogren potassium.  High titanic sodium.
 Iron powder, low hydrogren.  Low hidpogren potassium
(www.academia.edu, www.daysheare.org)

Simbol Elektroda Dan Fungsinya

1 = Tanda singkatan untuk kawat las (SMAW)


2 = Tanda tegangan tarik minimal. Hanya ada tanda angka 43 dan 51.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 39


Kegiatan Pembelajaran 1

3 = Tanda angka untuk pengembangan dan pukul takik. Ada enam tanda angka
dari 0 – 5.
Sesuai tanda angka, maka tiap kali ada ketetapan suhu percobaan ada
ketentuan minimal dari pengembangan dan pukul takik.
4 = Tanda angka untuk pukul takik yang semakin tinggi. Ada enam tanda angka
dari 0 – 5.
Sesuai dengan tanda angka, pada tiap ketentuan suhu percobaan ada
ketentuan kenaikan pukul takik minimal.
5 = Tanda singkatan untuk tipe selubung / fluks / coating. Dari empat tipe dasar
(A, R, B, C) tersusun sepuluh macam tanda singkatan tipe.
6 = Tanda angka untuk klasifikasi. Ada dua belas tanda angka dari 1 – 12.
7 = Normalisasi elektroda las menurut D I N.

Gambar 1.29. Bagan Klassifikasi elektroda menurut standarisasi AWS


1 huruf 2 atau 3 angka 1 angka 1 angka
 Kekuatan tarik
E  Titik luluh Posisi Selubugn / Fluks
 Regangan

Simbol Posisi
1 Semua Poasisi
2 Datar dan horisontal las sudut
3 Hanya untuk posisi datar

Jenis Selubung, Arus, dan Polaritas

Simbol Kekuatan Tarik Min. Titik Luluh Min. Regangan


2
dalam psi (kg/mm ) dalam psi dalam %/2”
E 60 XX 60.000 (42) 50.000 22
E 70 XX 70.000 (49) 60.000 22
E 80 XX 80.000 (56) 67.000 19
E 90 XX 90.000 (63) 77.000 17
E100 XX 100.000 (70) 87.000 16
E110 XX 110.000 (77) 97.000 -

40 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Jenis Selubung , Arus Dam Polaritas :


E XXX 0  Elektroda lasa selulosa natrium tinggi (DC +)
E XXX 1  Elektroda las selulosa kalium tinggi (AC atau DC + )
E XXX 2  Elektroda las natrium titania tinggi (AC atau DC - )
E XXX 3  Elektroda las natrium titania tinggi (AC atau DC ±)
E XXX 4  Elektroda las titania, serbuk besi (DC ± )
E XXX 5  Elektroda las natrium hydrogen rendah (AC atau DC + )
E XXX 6  Elektroda las kalium hidrogen rendah (AC atau DC ±)
E XXX 7  Elektroda las serbuk besi, oksida besi (AC atau DC ±)
E XXX 8  Elektroda las serbuk besi, hidrogen rendah (AC atau DC +)

Tabel 1. 1 Ukuran Standard Dan Panjang Elektroda


(kawatlas.jayamanunggal.com, staff.uny.ac.id)

Ukuran standar dan panjang elektroda tercantum dalam tabel di bawah ini
Klasifikasi panjang standar
E 6010. E 6011, E 6012, E 6020, E 6027, E 7024
Ukuran standar
kawat inti E 6013, E 6022, E 7014 E 7027, E 7028, E 7048
E 7015, E 7016, E 7018
Inchi mm Inchi mm Inchi mm

1/16 1,6 - 230 - -


5/64 2,0 9/12 230/300 - -
3/32 4,4 12/14 300/350 12/14 300/350
1/8 3,2 14 350 14 350
5/32 4,0 14 350 14 350
3/16 4,8 14 350 14/18 350/450
7/32 5,6 14/18 350/450 18/28 450/700
1/4 6,4 18 450 18/28 450/700
5/16 8,0 18 450 18/28 450/700

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 41


Kegiatan Pembelajaran 1

Batang elektroda dibedakan berdasarkan pada tebal selubung dan tips


selubungnya. Ketentuan – ketentuan yang diperlukan tersebut dapat dibaca pada
tanda-tanda yang ada pada elektroda. Berdasarkan ketebalan dari selubungnya
orang dapat mengenal yaitu:

Selubung tipis dan selubung tebal, dimana angka pengenal untuk klasifikasi
menunjukkan makin tebalnya selubung, tanda angka nya semakin besar.

Angka 1 dan 2 menunjukkan selubungnya tipis.


Angka 3 dan 4 menunjukkan selubungnya sedang
Angka 5 sampai 10 menunjukkan selubungnya tebal.
Angka 11 dan 12 menunjukkan elektroda tersebut berkekuatan tinggi.
Dengan meningkatnya tebal selubung elektroda, maka sifat mekanis dari hasil
pengelasan dan bahan lasnya akan semakin tinggi
Disamping dari ketebalan selubung, jenis / tipe dari selubungnya juga dapat
mempengaruhi kualitas kampuh / hasil lasan.

Selubung tipis Selubung sedang Selubung tebal

Gambar 1.30. Ukuran elektroda


Keterangan :
d = diameter batang inti
D = diameter luar

Tanda singkatan untuk untuk tipe selubung terdiri dari empat huruf.
Dalam garis besarnya huruf ini berarti :

42 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

A = Kadar besi (Fe).


B = Kadar mangan (Mn) sifatnya basanya tinggi.
C = Kadar solulose tinggi.
R = Kadar mineral rutil tinggi.
Jenis – jenis selubung yaitu antara lain :
A = Jenis selubung asam.
R = Jenis selubung rutil (tipis & sedang).
RR = Jenis selubung rutil (tebal).
AR = Jenis selubung rutil asam (tipe campuran).
C = Jenis selubung selulosa.
R (C) = Jenis selubung rutil selulosa (sedang).
RR(C) = Jenis selubung rutil selulosa (tebal)
B = Jenis selubung basa.
B (C) = Jenis selubung basa dengan bagian tak basa.
RR(B) = Jenis selubung rutil basa (tebal).

Beberapa huruf yang berbeda menunjukkan pada kode suatu jenis campuran,
dimana jenis selubung tersebut dapat mempengaruhi pencairan dari bahan
tambahnya. dan juga mudah atau tidak mudahnya mencairnya terak las tersebut
tergantung pada jenis dari selubungnya

 Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi


Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028
mengandung serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya
selaput elektroda akan lebih tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi.
Dengan adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya selaput akan memerlukan
ampere yang lebih tinggi

 Elektroda Hydrogen Rendah.


Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5
%), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai
untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnya
untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan

Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 43


Kegiatan Pembelajaran 1

Sebagai contoh berikut ini Elektroda Las Baja Lunak


Macam-macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada jenis
selaputnya, sedangkan kawat intinya sama.

1. E 6010 dan E 6011

Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk
pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala
posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las
biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk
pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5%
pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung
Kalium untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus AC.

 2. E 6012 dan E 6013


Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan
penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi,
tetapi kebanyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah
ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat dipakai pada ampere yang relatif lebih
tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudahkan
pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil
kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.

 3. E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya
mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida
besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan
pada pengelasan dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las
sudut.

44 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

3. Perlengkapan Keselamatan Las

a). Helm Las

Gambar 1.31. Helm las.


(www.jualmesinlas.com)

Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari
sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun
mata. Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar
ultra violet dan ultra merah tersebut.

Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung
sampai jarak 16 meter.

Oleh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang
dapat menahan sinsar las dengan kaca las.

Ukuran kaca Ias yang dipakai tergantung pada pelaksanaan


pengelasan.Umumnya penggunaan kaca las adalah sebagai berikut :

No. 6. dipakai untuk Ias titik. No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper.
No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper. No. 10 untuk pengelasan dari
75 sampai 200 amper. No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper.
No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper. Untuk melindungi kaca penyaring ini
biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 45


Kegiatan Pembelajaran 1

b). Sarung Tangan

Gambar 1.34. Sarung tangan


(www.jualmesinlas.com)
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang
pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang
sarung tangan

c). Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit
atau dari asbes. Ada beberapa jenis/bagian apron

Gambar 1.35. Apron/baju las


(www.jualmesinlas.com)

46 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

d). Sepatu Las

Gambar 1.36. Sepatu las


(www.jualmesinlas.com)
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak
ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai

e). Masker Las

Gambar 1.37. Masker


(www.jualmesinlas.com)

Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka
gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun

4. Prosedur pengoperasian mesin las listrik

a). Cara Menggunakan Mesin Las


 Periksa kondisi mesin las sebelum digunakan.
 Tarik dan rentangkan kabel las dan jepitan kabel masa (-) pada benda kerja.
 Tekan tombol “ON” untuk menghidupkannya.
 Sesuaikan arus listrik dengan benda kerja yang akan di las (DC+) / (DC-).
 Sesuaikan arus listrik mesin las dengan besarnya elektroda yang digunakan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 47


Kegiatan Pembelajaran 1

 Lakukan terlebih dahulu pengetesan elektroda pada plate untuk


menyesuaikan besarnya arus pada benda yang akan di las.
 Pakailah PPE yang sesuai dengan pekerjaan ini.
 Lakukan pengelasan dengan baik dan selamat.
 Setelah selesai pengelasan tekan tombol “OFF” untuk mematikan mesin las
 Gulung kabel-kabel las dan letakkan pada tempatnya.
 Bersihkan mesin las dan alat-alat yang digunakan

b). Menentukan besarnya arus listrik

Besar arus dan tegangan listrik yang digunakan dalam pengelasan harus diatur
sesuai kebutuhan. Daya yang dibutuhkan untuk pengelasan tergantung dari
besarnya arus dan tegangan listrik yang digunakan. Tidak ada aturan pasti besar
tegangan listrik pada mesin las yang digunakan.Hal ini berhubungan dengan
keselamatan kerja operator las tubuh manusia tidak akan mampu menahan arus
listrik dengan tegangan yang tinggi

Tegangan listrik yang digunakan pada mesin las (tegangan pada ujung terminal)
berkisar 55 volt sampai 85 volt. Tegangan ini disebut sebagai tegangan
pembakaran. Bila nyala busur listrik sudah terjadi maka tegangan turun menjadi
20 volt sampai 40 volt. Tegangan ini disebut dengan tegangan kerja. Besar
kecilnya tegangan kerja yang terjadi tergantung dari besar kecilnya diameter
elektroda. Semakin besar arus yang terjadi

Dengan alasan diatas maka pada mesin las pengaturan yang dilakukan hanya
besar arusnya saja. Pengaturan besar kecilnya arus dilakukan dengan cara
memutar tombol pengatur arus. Besar arus yang digunakan dapat dilihat pada
skala yang ditunjukkan oleh amperemeter (alat untuk mengukur besar arus listrik)
yang terletak pada mesin las. Pada masing-masing las, arus minimum dan arus
maksimum yang dapat dicapai berbeda-beda, pada umunya berkisar 100 ampere
sampai 600 ampere. Pemilihan besar arus listrik tergantung dari beberapa faktor,
antara lain: diameter elektroda yang digunakan, tebal benda kerja, jenis elektroda
yang digunakan, polaritas kutub –kutubnya dan posisi pengelasan

48 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Perkiraan arus yang dipakai untuk mengelas, dapat dilihat pada table yang
tertera pada setiap bungkus elektroda, misalnya sebagai berikut: diameter (mm)
x panjang daerah polaritas arus elektroda (A) 2,6 x 350 45 – 95 Ac atau Dc.

c). Pengaruh arus listrik pada hasil las

Bila arus terlalu rendah (kecil), akan menyebabkan:

 Penyalaan busur listrik sukar dan busur listrik yang terjadi tidak stabil,

 Terlalu banyak tumpukan logam las karena panas yang terjadi tidak mampu
melebihkan elektroda dan bahan dengan baik,

 Penembusan kurang baik,

 Pinggiran-pinggiran dingin.

d). Pengaruh kecepatan elektroda pada hasil las

Untuk menghasilkan rigi–rigi las yang rata dan halus, kecepatan tangan menarik
atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil. Apabila elektroda di
gerakkan:

 Tepat dan stabil, menghasilkan daerah perpaduan dengan bahan dasar dan
perembesan luasnya baik.

 Terlalu cepat, menghasilkan perembesan las yang dangkal karena


pemanasan bahan dasar

 Terlalu lambat, menghasilkan alur yang lebar . Hal ini dapat menimbulkan
kerusakan sisi las, terutama bila bahan dasar yang dilas tipis.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 49


Kegiatan Pembelajaran 1

e). Menjepit Elektroda

Sebelum bekerja, semua kelengkapan keselamatan kerja harus disiapkan.


Jepitlah ujung elektroda pada bagian yang tidak bersalut. Elektroda harus dijepit
dengan kuat pada tang

Gambar 1.38. Menjepit elektroda


Menyalakan Elektroda

Elektroda dapat dinyalakan dengan dua cara, yaitu:

1. cara sentakan

2. cara goresan

Pertama ialah elektroda diturunkan lurus sampai menyentuh benda kerja dan
langsung diangkat (cepat) sampai jarak kira-kira 1x diameter elektroda.

Kemudian diturunkan sampai terjadi tinggi busur yang diinginkan (kira-kira 0,8 x
diameter elektroda). Kedua ialah seperti menggoreskan korek api. Setelah busur
terjadi tinggi nyala dipertahankan kira-kira 0,8 kali diameter elektroda diatas
bidang kerja.

Arah penggoresan dapat kekiri maupun kekanan

Pasanglah tameng, sebelum elektroda menyala.

50 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Perpendekan elektroda, harus diikuti dengan penurunan tangan, agar sudut


elektroda dan tinggi busur tetap dapat dipertahankan

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :

 Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk
besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser
posisinya ke sisi logam induk.

 Perbesar jarak tersebut (perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk
memanaskan logam induk.

 Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama
dengan garis tengah penampang tadi.

Gambar 1.32 Menyalakan dan menjalankan elektroda saat pengelasan


(www.vedcmalang.com)

f). Memadamkan busur listrik

Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu


penyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik
sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi
lebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah agak miring.
Pemadaman busur sebaiknya tidak dilakukan ditengah-tengah kawah las tetapi
agak berputar sedikit

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 51


Kegiatan Pembelajaran 1

Posisi Pengelasan

Berbagai posisi pengelasan mempunyai tanda singkatan sendiri-sendiri. Posisi


pengelasan dan tanda-tanda tersebut dinormalisasikan.

Pada dasarnya ada empat posisi pengelasan yaitu antara lain

a). Posisi datar di bawah tangan (flat).

Dalam posisi datar di bawah tangan, yang disingkat dengan huruf “w” (die
Wanne) adalah posisi kampuh las pada kedudukan mendatar pada benda kerja,
dimana elektroda diarahkan dari atas benda kerja

Gambar 1.33. Posisi datar di bawah tangan (flat).


(www.vedcmalang.com)
b). Posisi horisontal.
Dalam posisi horisontal yang disingkat dengan huruf h adalah suatu kampuh /
sambungan sudut yang dilekatkan pada kedudukan horisontal dari benda kerja,
dimana elektroda juga diarahkan dari atas/samping benda kerja.

52 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Gambar 1.34. Posisi Horisontal


(www.vedcmalang.com)

c). Posisi vertikal.

Apabila benda keda yang dilas dalam kedudukan tegak lurus, maka dapat
dibedakan yaitu :

Posisi naik ( tanda n) pengelasan dari bawah ke atas)

Posisi jatuh/turun (tanda t) pengelasan dari atas ke bawah

Gambar 1.35. Posisi Vertical


(www.vedcmalang.com)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 53


Kegiatan Pembelajaran 1

d). Posisi overhead (atas kepala).

Di samping posisi di atas kepala ( tanda a ), masih ada juga posisi horisontal
di atas kepala ( tanda ha ).

Dalam posisi ini pengelasannya dikerjakan dengan sentuhan-sentuhan di atas


kepala.

Gambar 1.36. Posisi overhead


(www.vedcmalang.com)

Menghentikan mengelasnya

Apabila panjang batang elektroda sudah tinggal = 50 mm, maka perlu adanya
penggantian elektroda barn.

Untuk menghentikan proses pengelasan nya, elektroda tidak begitu saja ditarik
menjauhi pelat Akan tetapi hanus diangkatnya dengan gerakan yang arahnya

54 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

berlawanan dengan arch mengelasnya, dan jugs dengan kecepatan yang leb lh
cepat.

Gambar 1.37. Memulai/menyalakan pengelasan


Sebelum melanjutkan penyambungan pengelasannya, terak pada ujung
alur las harus dibersihkan lebih dahulu. Menyalakan elektroda yang baru,
dimulai ± 15 mm dari ujung alur las yang terakhir dengan busur listrik yang
agak panjang, kemudian elektroda digerakkan ke ujung alur las, dan mencairkan
ujung alur l a s n ya ya n g s e l a n j u t n y a p r o s e s pengelasannya dapat
dilanjutkan.

Gambar 1.38. Mengakhiri pengelasan

(www.vedcmalang.com)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 55


Kegiatan Pembelajaran 1

Untuk mengakhiri alur las yang telah seiesai pengelasannya, maka elektroda
diangkat dengan gerak berlawanan dengan arah pengelasan dan kecepatan
yang makin tinggi (lihat gambar).

Pembuatan rigi-rigi, las di atas permukaan benda kerja disebut las 'penebalan'.
Hasil las menebalan merupakan kampuh dan campuran / paduan material
benda kerja dengan bahan tambah / elektroda yang mencair.

Las penebalan

Gambar 1.39. Hasil pengelasan


(www.vedcmalang.com)

Pada proses !as penebalan yaitu benda kerja dicairkan setempat dan pads
saat itu jugs bahan tambah (elektroda) mencair, yang kemudian menyatu
menjadi satu, dan terbentuk alur las / kampuh las.

Pada gambar disamping, ditunjukansymbol las penebalan . Simbol dan


ketentuan-ketentuan lainnya yang dim inta, dicantumkan pada garis
petunjuk, di tambah dengan garis ujung cabang di mana dicantumkan
tambahan. petunjuk lain ( lihat gambar ).

Disamping petunjuk, huruf E menyatakan untuk las busur listrik


manual, juga ada tanda singkatan w, yang berarti bahwa las penebalan ini
dalam posisi datar pada benda kerja.Posisi pengelasan ini di sebut : posisi
datar dibawah tangan / flat "die Wanne".

56 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Buatlah goresan garis-garis dengan titik-titik pengenal pada benda kerja (lihat
gambar), supaya dapat lebih mudah untuk dilihat I diamati pada waktu
proses pengelasan dilaksanaan.

1. Pengelasan dengan las CO2 – MIG


Pengertian Las MIG

Dalam las logam mulia, kawat las pengisi yang juga berfungsi sebagai elektroda
diumpamakan secara terus menerus. Busus listrik terjadi antara kawat pengisi
dan logam induk. Gas pellindung yang digunakan adalah gas Argon, helium atau
campuran keduanya. Untuk memantapkan busur kadang-kadang ditembakkan
gas O2 antara 2 sampai 5% atau CO2 anatara 5 sampai 20%. Dalam banyak hal
penggunaan las MIG sangat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena sifat-
sifatnya yang baik

Gambar 1.40. las MIG


(www.vedcmalang.com)

Karena hal tersebut di atas, maka las MIG banyak digunakan dalam praktek
terutama untuk pengelasan baja-baja kualitas tinggi seperti baja tahan karat, baja
kuat dan logam-logam bukan baja yanng tidak dapat dilas dengan cara yang lain.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 57


Kegiatan Pembelajaran 1

Las MIG biasanya dilaksanakan secara otomatik atau semi-otomatik denngan


arus searah polaritas balik dan menggunakan kawat elektroda berdiameter
antara 1,2 sampai 2,4 mm. Akhir-akhirr ni telah banyak digunakan las MIG
dengan arus yang tinggi dan kawat elektroda dengan diameter antara 3,2 dan 6,4
mm untuk mengelas pelat-pelat aluminium yang tebal seperti yang digunakan
dalam tangki penyimpanan gas alam cair. Las mig biasanya digunakan dengan
kecepatan kawat eletroda yang tetap dengan cara pengumpanan tarik atau tarik-
dorong

PERALATAN LAS CO2 – MIG

Peralatan las CO2 – MIG terdiri dari :


 Mesin Las
 Tabung/botol Gas

Gambar 1.41. Mesin las MIG

58 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Mesin Las MIG terdiri dari

a) Trafo Las (Converter) sebagai sumber arus


b) Pendorong kawat las (wire feeder)
c) Gulungan kawat las
d) Pipa fleksibel untuk menyalurkan gas, kawat las dan pengantar arus las listrik
e) Pistol las (Torch)

Fungsi Gas :
a) Melindungi dari kontaminasi dengan atmosphere (udara).
b) Untuk mendukung kestabilan busur nyala (arc)
c) Mengontrol bentuk dari beads pengelasan
d) Mengontrol kekuatan logam pengelasan

Kawat las

 Diameter kawat : 0.6, 0.8, 1.0mm


 Berat kawat : 5 - 15kg

Kondisi Pengelasan

1). Arus Pengelasan

Gambar 1.42. Penetrasi las, tinggi penebalan las, lebar alur las 1
(www.vedcmalang.com)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 59


Kegiatan Pembelajaran 1

Tabel 1. 2 Hubungan Antara Diameter Kawat, Ketebalan panel Arus Pengelasan.


(www.vedcmalang.com)

2). Tegangan Busur (Arc Voltage)

Gambar 1. 43.Hubungan tegangan busur dengan hasil pengelasan


(www.vedcmalang.com)

60 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

3). Jumlah Aliran Gas

Jumlah aliran gas perisai 10 – 15 ltr/menit

4). Jarak Tip ke Metal Dasar

Gambar 1. 44. Jarak Tip ke Metal Dasar


(www.vedcmalang.com)

5). Sudut torch dan arah pengelasan

Gambar 1. 45. Sudut torch dan arah pengelasan


(www.vedcmalang.com)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 61


Kegiatan Pembelajaran 1

6). Kecepatan Pengelasan


Tabel 1. 3 Hubungan kecepatan pengelasan dengan tebal plat

Teknik Pengelasan Aman dengan Mesin Las CO2 - MIG


Mobil yang beredar saat ini umumnya diproduksi dengan konstruksi body full
pressed dimana lekukan body dibuat dengan cara dipress oleh alat yang sudah
dibentuk sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang diinginkan ( jig ). Bentuk
body yang bermacam-macam baik itu yang menyudut maupun yang melengkung
bisa langsung jadi dalam sekali cetakkan. Berbeda dengan teknologi zaman dulu
yang masih menggunakan semacam dempul untuk membentuk lekukan body.

Bagian-bagian body tersebut dirangkai dengan mesin las yang kebanyakan


sudah dikerjakan oleh robot. Contohnya produksi Innova di pabriknya di kawasan
industri karawang Jawa Barat. Panel-panel disambung dengan menggunakan las
listrik yang dioperasikan tangan-tangan oleh robot. Seolah-olah batang-batang
besi memiliki mata dan dapat melihat asaran lasnya tanpa meleset sedikitpun.

Setelah mobil jadi dan beredar dijalan tidak jarang terjadi kerusakan parah pada
panel yang sudah merupakan rangkaian menyeluruh. Padahal ada beberapa
parts yang penggantinya merupakan bagian parsial. Contohnya Spakboard
belakang (Quarter Panel) yang jika mengalami keruskan parah harus diganti.

Proses penggantiannya dengan melepas/memotong part yang rusak dan diganti


dengan part yang baru. Proses pengelasan kembali dilakukan untuk
menyambung plat lama dengan plat baru. Berbagai alat pengelasan saat ini
tersedia di bengkel dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

62 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Yang paling penting untuk diperhatikan adalah bahwa logam pada temperatur
tinggi mudah mengalami oksidasi ( pengeratan ). Oleh sebab itu, Toyota sudah
menentukan jenis las yang harus dipakai oleh bengkel resmi Toyota. Kualitas
akhir pengelasan akan terlihat beberapa waktu setelah proses pengecatan
selesai. Karat akan muncul karena terjadi pengaratan dari bawah lapisan cat.

Gambar 1.46. Penggunaan Las Mig pada perbaikan bodi


(toyotapurwokerto.blogspot.com, 15/01/2016, 10.00)
Di dalam pekerjaan perbaikan bodi sebaiknya menggunakan mesin las tipe CO2
– MIG ( Metal Inert Gas ). Mesin las tipe ini yang direkomendasikan untuk
digunakan di bengkel – bengkel perbaikan bodi resmi

Kelebihan CO2 – MIG


Pada prinsipnya cara kerja mesin las ini adalah dengan memanfaatkan
perbedaan tegangan listrik sehingga timbul busur nyala akibat lompatan Elton
dari kawat listrik menuju panle yang akan dilas. Panas yang tibul akan
melelehkan kawat pengisi dan memberikan sambungan yang baik pada panel
yang diganti.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 63


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1.47. Penggunaan Las Mig pada perbaikan bodi


(toyotapurwokerto.blogspot.com, 15/01/2016, 10.00)

Kelebihan utama dari mesin las ini adalah penggunaan gas mulia
(Argon,Kripton,Xenon atau Helium). Gas ini akan membentuk semacam perisai (
shield ) yang akan melindungi panel yang dilas dari reaksi dengan
oksigen/oksidasi. Seperti diketahui bahwa pada temperature tinggi logam sangat
mudah mengalami oksidasi.

Selain itu kemampuan yang menjadi andalan mesin las ini adalah untuk
menyambung plat tipis ( 0.6 – 1.2 mm ) tanpa terjadi kerusakan tembus.
Umumnya pengelasan plat tipis menyebabkan bagian belakang area pengelasan
tertembus panas api sehingga merusak panel. Untuk mencegah panas tembus,
maka jumlah panas yang dialirkan harus dijaga pada kondisi tertentu. Dengan
control panas ini maka deformasi plat (plat melengkung) akibat pengelasan dapat
dihindari.

Alat ini juga didesain agar mudah dioperasikan. Bahkan seorang pemula
sekalipun dapat dengan mudah mengoperasikan alat ini. Satu-satunya
kelemahan mesin las ini adalah harganya yang cukup mahal. Belum termauk gas
mulia yang harus disediakan dan kawat pengisi yang disesuaikan dengan ukuran
plat yang akan disambung.

64 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Karakteristik Las CO2 – MIG

a) Kerusakan pada panel tipis berkurang


b) Memerlukan ketrampilan
c) Semua posisi pengelasan dapat dilakukan
d) Slag Pengelasan Sedikit
e) Tidak cocok kondisi berangin

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem berdasarkan kompetensi, berbeda dengan sistem


yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan
bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat
perlu merencanakan belajarnya secara mandiri kemudian melaksanakannya
dengan tekun dan teliti sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

2. Persiapan/perencanaan

2.1 Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.
2.2 Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
2.3 Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
2.4 Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh.

3. Permulaan dari proses pembelajaran

3.1. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar dengan penuh percaya diri dan bertanggungjawab.
3.2. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan yang diperoleh.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 65


Kegiatan Pembelajaran 1

4. Pengamatan terhadap tugas praktik


4.1. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh instruktur atau
orang yang telah berpengalaman lainnya dengan teliti dan seksama.
4.2. Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang konsep yang dirasa sulit
yang ditemukan

5. Implementasi

5.1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.


5.2. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
5.3. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh penuh percaya diri
dan bertanggungjawab.

6. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan, dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

6.1. Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual,


sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar
dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat
untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar secara jujur
dan bertanggung jawab.

6.2. Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara


teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses
belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi
kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat
kerja dengan didasari saling menghargai.

66 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

6.3. Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang


dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup
topik tertentu

Aktifitas pembelajaran yang harus dilakukan peserta pelatihan PKB selanjutnya


adalah mengerjakan lembar kerja LK sebagai pendalaman dan penguatan
pemahaman materi yang dipelajari.

Lembar kerja 1.1


Analisis Penggunaan Peralatan Pengelasan Yang Sesuai Dengan Kondisi Plat
Bodi

Lakukan analisis penggunaan peralatan pengelasan yang sesuai dengan kondisi


plat bodi

Analisis penggunaan peralatan las yang


Jenis Peralatan Las dapat dilakukan pada pekerjaan perbaikan
bodi sesuai kondisi plat bodi

Las gas Asetelin

Las Busur Listrik

Las gas CO2-Mig

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 67


Kegiatan Pembelajaran 1

Lembar kerja 1.2


PEMBUATAN JALUR TANPA BAHAN TAMBAH POSISI DI BAWAH TANGAN

1. Tujuan

Setelah melaksanan kegiatan praktik ini peserta pengembangan keprofesian


berkelanjutan secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab dapat
membuat jalur tanpa bahan tambah posisi di bawah tangan dengan kriteria
sebagai berikut

a. Lebar jalur las = 6 ± 0,5 mm

b. Penyimpangan kelurusan jalur = 0 s/d 2,5

c. Bentuk jalur = rata ± 0,5 mm

d. Lubang pada permukaan = 0 - 10

e. Perubahan bentuk = 0 s/d 2,5

f. Scale pada permukaan = 0 – 5 mm2

2. Alat dan Bahan

Alat :

a. Satu unit peralatan las oksi asetilena (lengkap dan terpasang, kecuali
tip/mulut pembakar)

b. Satu set alat keselamatan kerja

c. Satu set alat bantu pengelasan

Bahan :

1 potong Pelat baja lunak ukuran 200 x 8 x 2 mm

68 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan dengan


benar dan penuh tanggung jawab

b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan

c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang mudah
terbakar

d. Jauhkan benda - benda yang mudah terbakar dari tempat/lokasi


pengelasan dan sekitarnya.
e. Gunakan teknik - teknik pengelasan dengan benar.

4. Gambar Kerja

Pembuatan Jalur Tanpa Bahan Tambah Posisi Bawah Tangan

5. Langkah Kerja

1) Perhatikan kriteria benda kerja yang akan dibuat; jalur las, tidak berlubang,
lebar jalur rata, dengan ukuran 3 x tebal bahan.

2) Mempersiapkan peralatan las oksi asetilena, baik alat keselamatan kerja


maupun alat - alat bantu.

3) Membersihkan permukaan yang akan dilas (baca uraian tentang persiapan


bahan ).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 69


Kegiatan Pembelajaran 1

4) Memilih ukuran tip yang sesuai kemudian memasangnya pada pembakar


(kapasitas ukuran dan cara pemasangan tip, baca spesifikasi pembakar).

5) Mengatur tekanan kerja (besarnya tekanan kerja dan proses


pengaturannya; baca halaman sebelumnya).

6) Meletakkan benda kerja pada meja untuk pengelasan posisi di bawah


tangan.

7) Menyalakan tip dan mengaturnya hingga nyala netral.

8) Bila anda biasa menggunakan tangan kanan, arahkan inti nyala pada tepi
sebelah kanan sebagai pusat sasaran. Jarak antara ujung inti nyala
dengan permukaan benda kerja 2 – 3 mm; sudut pembakar 60 – 70 dan
sudut samping pembakar adalah 90

9) Panaskan terus titik lasan hingga mencair atau terjadi kawah las. Apabila
lebar kawah sudah mencapai 1 x tebal bahan (t) doronglah pembakar
menuju tepi sebelah kiri. Pada proses mendorong pembakar perhatikan
kondisi peralatan sebagai berikut

a. Gerakkan pembakar lurus dengan sudut 60 – 70

b. Sudut samping pembakar 60 – 70

c. Jarak ujung inti nyala dengan permukaan benda kerja 2 – 3 mm

d. Lebar kawah las 6 ± 0,5 mm

e. Jalur sejajar dengan tepi x t

10) Kira - kira 15 mm sebelum mencapai tepi kiri, turunkan secara berangsur -
angsur sudut pembakar. Ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya
pemakanan tepi sebelah kiri.

11) Setelah satu jalur selesai, konsultasikan/diskusikan hasilnya dengan


tutor/pembimbing anda.

70 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

12) Ulangi latihan membuat jalur las hingga mencapai minimal 90 % dari
keseluruhan kriteria yang diharapkan.

13) Bersihkan benda kerja dengan peralatan dan prosedur seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, kemudian serahkan kepada instruktur.

6. Lembar Pengamatan Proses

Nama Lembar Kerja (LK) :

Nama Peserta :

Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ............... pukul ...............

: Selesai tanggal ............ pukul ...............

CHECKLIST
ASPEK YANG Ket.
NO KRITERIA
DIAMATI
Benar Salah
Penggunaan alat Kaca mata las
1 pelindung diri Sepatu kerja
Sarung tangan
Pakaian kerja
Penyetelan tekanan
2 gas oksigen dan 02 = C2 H2 = 50 kpa
asetelin
3 Nyala api las Netral
4 Sudut pembakar 60 s/d 70
5 Gerakan Pembakar Lurus
Menggunakan
6 Pembersihan hasil las penjepit dan sikat
baja

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 71


Kegiatan Pembelajaran 1

7. Lembar Pemeriksaan hasil

Nama Lembar Kerja (LK) :

Nama Peserta :

Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ............... pukul ...............

: Selesai tanggal ............ pukul ...............

Aspek yang Checklist Skor


No Kriteria Ket.
diamati 4 3 2 1 minimal
Lebar jalur las 6 ± 0,5 mm 3
Penyimpangan 0 ± 2,5 3
kelurusan jalur
Bentuk jalur Rata ± 0,5
3
mm
Lubang pada 0 ± 10 3
permukaan
Perubahan bentuk 0 ± 2,5 3

Lembar kerja 1.3

SAMBUNGAN PINGGIR TANPA BAHAN TAMBAH POSISI


BAWAH TANGAN

1. Tujuan

Setelah pelaksanaan kegiatan belajar ini peserta pelatihan diharapkan


pengembangan keprofesian berkelanjutan secara profesional, kreatif dan
bertanggungjawab dapat melakukan sambungan pinggir tanpa bahan tambah
posisi di bawah tangan dngan memenuhi kriteria berikut ini:

Perpaduan 100%

Sambungan jalur rata

Beda permukaan jalur maksimum 1 mm

72 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Pandang overlap maksimum 10 %

Perubahan bentuk maksimum 5 

Skale pada permukaan 0

2. Alat dan Bahan

Alat :

a. Satu unit peralatan las oksi asetilena (lengkap dan terpasang, kecuali
tip/mulut pembakar)

b. Satu set alat keselamatan kerja

c. Satu set alat bantu pengelasan

Bahan :

4 potong Pelat baja lunak ukuran 200 x 8 x 2 mm

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan dengan


benar dan penuh tanggung jawab

b. Aturlah tekanan kerja dan nyala api sesuai dengan kebutuhan

c. Jangan mengarahkan api las pada orang dan/atau benda yang mudah
terbakar

d. Jauhkan benda - benda yang mudah terbakar dari tempat/lokasi


pengelasan dan sekitarnya.

e. Gunakan teknik - teknik pengelasan dengan benar.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 73


Kegiatan Pembelajaran 1

4. Gambar Kerja

Sambungan Pinggir Tanpa Bahan Tambah Posisi Di Bawah Tangan

5. Langkah kerja
a. Benda kerja yang dibuat harus memenuhi kriteria : lebar jalur 2 x 1,
perbedaan permukaan jalur maksimum 1 mm, benda kerja tetap siku.

b. Mempersiapkan peralatan, baik alat keselamatan dan kesehatan kerja


maupun alat bantu

c. Mempersiapkan bahan plat baja lunak 200 x 40 x 2 mm sebanyak 4


potong, 2 potong bahan dilipat sehingga berbentuk U, bagian yang dilipat 
6 mm.

d. Membersihkan permukaan yang akan dilas

e. Memilih ukuran tip yang sesuai kemudian memasangnya pada pembakar.

f. Mengatur tekanan kerja

g. Mengatur posisi benda kerja untuk dilas, misalnya dirangkai dengan C


klem.

h. Nyalakan tip dan atur sehingga memperoleh nyala netral.

74 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

i. Buatlah las catat pada 3 (tiga) tempat pada setiap jalur.

j. Letakkan benda kerja pada meja untuk pembuatan jalur pada sambungan
pinggir posisi di bawah tangan.

k. Untuk pekerjaan ini gunakan pengelasan arah maju/kiri. Arahkan inti nyala
pada tepi sebelah kanan. Jarak ujung inti nyala dengan permukaan benda
kerja antara 2 – 3 mm. Sudut pembakar 60 – 70 dan sudut samping
pembakar 90

l. Apabila titik lasan sudah mencair, doronglah pembakar menuju tepi


sebelah kiri. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelasan ini adalah :
1) Apabila cairan lasan terlalu dalam, turunkan sudut pembakar atau didorong
lebih cepat.
2) Apabila cairan lasan sudah normal, kembalikan ke sudut pembakar atau
kecepatan seperti semula. Kurang lebih 15 mm sebelum akhir jalur,
turunkan perlahan sudut pembakar agar tidak terjadi pemakanan pada
ujungnya.
m. Setelah jalur pertama selesai, kerjakan jalur kedua yaitu jalur yang
berlawanan dangan jalur pertama, kemudian jalur ke 3 dan terakhir jalur ke
4. Sebelum mengerjakan jalur berikutnya, bersihkan terlebih dahulu benda
kerja.
n. Apabila semua jalur telah selesai, konsultasikan hasilnya dengan instruktur
Anda. Apabila belum mencapai skor minimal, ulangi pekerjaan itu hingga
mencapai skor minimum
o. Bersihkan benda kerja dengan peralatan dan prosedur yang sudah
dijelaskan. Kemudian serahkan kepada pembimbing.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 75


Kegiatan Pembelajaran 1

6. Lembar Pengamatan Proses


Nama Lembar Kerja (LK) :
Nama Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ............... pukul ...............
: Selesai tanggal ............ pukul ...............

N ASPEK YANG CHECKLIST


KRITERIA Ket.
O DIAMATI Benar Salah
Penggunaan alat Kaca mata las
1 pelindung diri Sepatu kerja
Sarung tangan
Pakaian kerja
Penyetelan tekanan
2 gas oksigen dan 02 = C2 H2 = 50 kpa
asetelin
3 Nyala api las Netral
4 Sudut pembakar 60 s/d 70
5 Gerakan Pembakar Lurus
Pembersihan hasil las Menggunakan
6 penjepit dan sikat
baja

7. Lembar Pemeriksaan hasil

Nama Lembar Kerja (LK) :


Nama Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ............... pukul ...............
: Selesai tanggal ............ pukul ...............

Aspek yang Checklist Skor


No Kriteria 4 3 2 1 Ket.
diamati minimal
Lebar jalur las 6 ± 0,5 mm 3
Penyimpangan 0 ± 2,5 3
kelurusan jalur
Bentuk jalur Rata ± 0,5
3
mm
Lubang pada 0 ± 10
3
permukaan
Perubahan bentuk 0 ± 2,5 3

76 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

E. Latihan/kasus/Tugas

Soal Teori

Petunjuk soal :
1. Soal dibawah ini adalah pilihan ganda.
2. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda X pada jawaban
yang benar.
3.
Soal :
1. Untuk memasang plat panel baru pada bodi kendaraan yang terbaik
menggunakan las. Pengelasan yang paling sesuai menggunakan las jenis
apa.?
a Las CO2 – Mig
b Las busur listrik
c Las asetelin
d Washer welder

2. Untuk menyambung plat bodi pada panel pintu yang sobek paling baik
menggunakan las …………….
a Las CO2 – Mig
b Las busur listrik
c Las asetelin
d Washer welder

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 77


Kegiatan Pembelajaran 1

3. Untuk menyambung bagian tepi panel seperti gambar berikut ini paling tepat
menggunakan las ……………………

a Las CO2 – Mig


b Las busur listrik
c Las asetelin
d Washer welder

4. Alat yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur tekanan isi dan tekanan
kerja pada las asetilin
a Alternator
b karburator
c Regulator
d Radiator

5. Urutan alat las oksi asetilin adalah:


a Tabung, selang, regulator, pembakar
b Tabung, regulator, selang, pembakar
c Tabung, pembakar, regulator, selang
d Tabung, selang, pembakar, regulator

6. Ukuran mulut pembakar yang dipakai pada kerja las tergantung pada
a Ketebalan benda kerja yang dilas
b Tekanan isi tabung

78 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

c Panjang benda kerja yang dilas


d Bentuk kampuh yang dilas

7. Alat keselamatan kerja yang dipakai untuk melindungi badan dari percikan api
adalah
a Kaca mata
b Sarung tangan
c Apron
d Sepatu

8. Alat bantu yang dipakai untuk membersihkan kotoran baik sebelum maupun
sesudah mengelas adalah:
a Palu las
b Smiting
c Sikat baja
d Kikir

9. Nyalakan api yang dibuat dengan perbandingan asetilin dan oksigen sebanding
adalahnyala
a Karburasi
b Netral
c Oksidasi
d Luar

10. Sudut pembakar terhadap benda pada las oksi asetilin posisi bawah tangan
arah maju adalah
a. 89 – 90 derajat
b. 60 – 70 derajat
c. 45 – 60 derajat
d. 20 – 40 derajat

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 79


Kegiatan Pembelajaran 1

11. Sudut pembakar terhadap benda pada las oksi asetilin posisi bawah tangan
arah mundur adalah
a. 89 – 90 derajat
b. 60 – 70 derajat
c. 45 – 60 derajat
d. 20 – 40 derajat

12. . Untuk proses pengelasan maka gas sisa yang ada dalam selang sebaiknya:
a. Dibiarkan dalam selang
b. Dikosongkang dari dalam selang
c. Dibuang oksigennya
d. Dibuang asetelinnya

13. Ciri nyala api oksidasi lebih yaitu....


a. nyala api pendek,berwarna ungu dan nyala kerucut luarnya pendek
b. nyala api pendek,berwarna ungu dan nyala kerucut luarnya panjang
c. nyala api pendek,berwarna merah dan nyala kerucut luarnya panjang
d. nyala api panjang,berwarna ungu dan nyala kerucut luarnya panjang

14. Ada tiga jenis nyala api pada proses las karbit salah satunya dipakai untuk
pengelasan baja karbon rendah.Nyala api tersebut adalah...
a. Nyala netral
b. Nyala biru
c. Nyala oksidasi
d. Nyala karburasi

15. Porositas adalah salah satu ciri cacat las dalam sambungan las, hal itu bisa
diakibatkan oleh....
a. Penjelasan dilaksanakan dengan nyala netral
b. Jarak nyala inti terlalu jauh dari cairan logam panas
c. Udara atmosfir kurang bersatu dengan pembakaran
d. Campuran gas pembakar seimbang

80 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

16. Apabila dilihat dari prosesnya, las listrik termasuk dalam ….


a. las cair
b. las patri keras
c. las pelapis
d. las titik

17. Fungsi kedok las adalah ....


a. melidungi mata dari radiasi ultra violet dan infra merah
b. melindungi mata dari percikan bunga api
c. melindungi wajah dari panasnya api las
d. agar dapat melihat benda kerja dengan jelas

18. Diketahui E6013, angka 1 di sini artinya .....


a. dapat digunakan semua posisi
b. posisi mendatar
c. posisi vertikal
d. over head

19. Pengelasan yang memerlukan penembusan yang dalam sebaiknya


menggunakan elektroda yang berselaput ....
a. Selulosa
b. rutil
c. hydrogen rendah
d. kalium

20. Besar arus pada penyetelan mesin las CO2 MIG untuk pengelasan plat
dengan tebal 0,8 mm menggunakan wire berdiameter 0,6 mm adalah ….
a. 50 – 60 ampere
b. 40 – 50 ampere
c. 30 – 40 ampere
d. 70 – 80 ampere

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 81


Kegiatan Pembelajaran 1

F. Rangkuman

1. Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual,


dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai
mencair oleh nyala (flame) gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2 dengan O2),
dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa
penekanan. Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas
dapat juga dipergunakan sebagai preheating, brazing, cutting dan hard
facing..

2. Brander berfungsi untuk mencampur oksigen dengan gas bahan bakar dan
membakarnya serta untuk mengarahkan api yang dihasilkan. Bagian utama
brander meliputi katup pengatur api, tangkai (pegangan), pencampur gas dan
moncong brander. Terdapat dua katup pada brander, yaitu katup oksigen dan
katup acetylene yang dapat diatur secara terpisah untuk mendapatkan
proporsi campuran yang sesuai dengan api yang diinginkan, yaitu netral,
carburizing, ataupun oxidizing. Regulator pada las Oxy-acetylene merupakan
suatu peralatan mekanis yang digunakan untuk mengatur tekanan gas
(besarnya tekanan tertentu dan dapat diatur), agar besarnya tekanan relatif
tetap selama pengelasan berlangsung, walaupun tekanan dalam tabung terus
menurun karena pemakaian. Tekanan acetylene berbeda dengan tekanan
oksigen sehingga pada las oxyacetylene diperlukan dua buah regulator, yaitu
regulator acetylene dan regulator oksigen. Agar tidak tertukar, maka regulator
acetylene (dan gas bahan bakar pada umumnya) memakai ulir kiri sedangkan
regulator oksigen memakai ulir kanan. Regulator dilengkapi dengan
Manometer.

82 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

3. Macam - Macam Nyala Api Oksigen Asetilen terbagi menjadi tiga macam
Nyala Karburasi (Nyala Asetilen lebih ), Nyala Netral (perbandingan Oksigen –
asetelin 1 : 1) dan Nyala Oksidasi (Nyala oksigen lebih).

4. Pengelasan dengan tenaga listrik dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu las


tahanan listrik dan las busur nyala listrik.Las tahanan listrik adalah proses
pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui
bidang atau permukaan benda yang akan disambung. Kemudian dengan
tekanan yang akan diberikan, kedua bahan akan menyatu. Las tahanan listrik
juga disebut sebagai las titik. Las busur listrik umumnya disebut las listrik
adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala
busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung.

5. Mesin las yang ada pada unit peralatan las berdasarkan arus yang
dikeluarkan pada ujung-ujung elektroda dibedakan menjadi beberapa jenis:
a. Mesin las arus bolak-balik (Mesin AC).
b. Mesin Las Arus Searah (DC)
c. Mesin las ganda (Mesin AC-DC)

6. Kode Kawat Las menurut D I N 1913.

1 = Tanda singkatan untuk kawat las (SMAW)

2 = Tanda tegangan tarik minimal. Hanya ada tanda angka 43 dan 51.

3 =Tanda angka untuk pengembangan dan pukul takik. Ada enam tanda
angka dari 0 – 5.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 83


Kegiatan Pembelajaran 1

Sesuai tanda angka, maka tiap kali ada ketetapan suhu percobaan ada
ketentuan minimal dari pengembangan dan pukul takik.

4 = Tanda angka untuk pukul takik yang semakin tinggi. Ada enam tanda
angka dari 0 – 5.

Sesuai dengan tanda angka, pada tiap ketentuan suhu percobaan ada
ketentuan kenaikan pukul takik minimal.

5 = Tanda singkatan untuk tipe selubung / fluks / coating. Dari empat tipe
dasar (A, R, B, C) tersusun sepuluh macam tanda singkatan tipe.

6 = Tanda angka untuk klasifikasi. Ada dua belas tanda angka dari 1 – 12.
7 = Normalisasi elektroda las menurut D I N.

7. Klassifikasi elektroda menurut standarisasi AWS

1 huruf 2 atau 3 angka 1 angka 1 angka


 Kekuatan tarik
E  Titik luluh Posisi Selubung / Fluks
 Regangan Pengelasan (Jenis Selubung, Arus,
(E60xx = kekuatan tarik dan Polaritas)
60.000Psi/42kg/cm2)

Posisi Pengelasan
1. = Semua Posisi
2. = Datar dan Horisontal las sudut
3. = Hanya posisi datar

8. Pemilihan besar arus listrik tergantung dari beberapa faktor, antara lain:
diameter elektroda yang digunakan, tebal benda kerja, jenis elektroda yang
digunakan, polaritas kutub -kutubnya dan posisi pengelasan

9. Las MIG ( Metal Inert Gas ) yaitu merupakan proses penyambungan dua
material logam atau lebih menjadi satu melalui proses pencairan setempat,

84 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

dengan menggunakan elektroda gulungan (filler metal) yang sama dengan


logam dasarnya (base metal) dan menggunakan gas pelindung (inert gas).
Las MIG (Metal Inert Gas) merupakan las busur gas yang menggunakan
kawat las sekaligus sebagai elektroda. Elektroda tersebut berupa gulungan
kawat ( rol ) yang gerakannya diatur oleh motor listrik. Las ini menggunakan
gas argon dan helium sebagai pelindung busur dan logam yang mencair dari
pengaruh atmosfir.

10. Kelebihan dan Kelemahan Las MIG ( Metal Inert Gas )


Penggunaan Las MIG ( Metal Inert Gas ) dalam berbagaipengelasan memiliki
beberapa kelebihan antara lain dapat disebutkan: :
a. Sangat efisien dan proses pengerjaan yang cepat
b. Dapat digunakan untuk semua posisi pengelasan (welding positif
c. Tidak menghasilkan slag atau terak,layaknya terjadi pada las SMAW
d. Memiliki angka deposisi (deposition rates) yang lebih tinggi dibandingkan
SMAW
e. Membutuhkan kemampuan operator yang baik
f. Proses pengelasan MIG ( metal inert gas )sangat cocok untuk pekerjaan
konstruksi
g. Membutuhkan sedikit pembersihan post-weld
Pada proses pengelasan MIG ( Metal Inert Gas ) memiliki
beberapa kelemahan , antara lain :
a) Wire-feeder yang memerlukan pengontrolan yang kontinou
b) Sewaktu waktu dapat terjadi Burnback
c) Cacat las porositi sering terjadi akibat pengunaan kualitas gas pelindung
yang tidak baik.
d) Busur yang tidak stabil, akibat ketrampilan operator yang kurang baik.
e) Pada awalnya set-up pengelasan merupakan permulaan yang sulit

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 85


Kegiatan Pembelajaran 1

G.Umpan balik dan tindak lanjut

Guru setelah mempelajari dan menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan
mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini,serta
diharapkan menambah referensi-referensi dari buku manual yang lain tentang
perbaikan panel bodi dan sumber yang dapat dipercaya agar dapat dipahami
secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru
dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru.

Setelah menyelesaikan modul ini maka,selanjutnya guru berkewajiban mengikuti


kegiatan pembelajaran ke-2 mengenai pelepasan panel bodi atau fender sesuai
prosedur

86 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Kegiatan Pembelajaran 2 : Pelepasan, Pemasangan


Dan Penyetelan Komponen Bodi Kendaraan Sesuai
Prosedur

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan guru peserta pengembangan


keprofesian berkelanjutan secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab
dapat:

1. Menjelaskan konstruksi dan komponen bodi kendaraan


2. Melaksanakan Pelepasan, Pemasangan dan Penyetelan Komponen Bodi
Kendaraan sesuai prosedur keselamatan kerja dan lingkungan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini diharapkan guru peserta pengembangan


keprofesian berkelanjutan secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab
dapat:

1 Menjelaskan konstruksi dan komponen bodi kendaraan dengan benar

2 Melepas, Memasang dan Menyetel Komponen Bodi Kendaraan sesuai


prosedur keselamatan kerja dan lingkungan

C. Uraian Materi

Pelepasan panel atau fender sesuai prosedur


Untuk dapat melaksanakan pelepasan panel atau fender sesuai prosedur harus
memahami konstruksi dan komponen bodi kendaraan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 87


Kegiatan Pembelajaran 2

1. Konstruksi dan komponen bodi kendaraan

Konstruksi dan komponen bodi kendaraan terbagi menjadi dua yaitu:

 Konstruksi dan komponen bodi kendaraan bagian luar


 Konstruksi dan komponen bodi kendaraan bagian dalam

Konstruksi dan komponen bodi kendaraan bagian luar

Gambar 2. 1. Konstruksi dan komponen bodi kendaraan bagian luar


(kelompok-teknologi.blogspot.com, 15/01/2016, 10.00)

Konstruksi dan komponen bodi kendaraan bagian luar.merupakan tempat


menempelnya berbagai macam panel. Bagian ini terdiri daribeberapa panel-
panel yang disatukan dengan beberapa jenis sambungan dan dapat terlihat
secara langsung dari luar, seperti berikut ini:

1. Roof 8. Tail light


2. Engine hood 9. Foor
3. Front glass 10. Front door
4. Front fender 11. Rear door
5. Grill 12. Center pillar
6. Moulding 13. Rear fender
7. Head lamp 14. Rear bumper
15. Deck lid

88 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Konstruksi dan komponen bodi kendaraan bagian luar

Gambar 2. 2. Konstruksi dan komponen bodi bagian luar


(tecnootomotive.blogspot.com, e-worldlink.com, 15/01/2016, 10.00)

1. Floor unit(Unit lantai bodi) 6. Hinge (Bodi dudukan engsel)


2. Side frame (Rangka bodi 7. Roof panel
samping) 8. Rear glass frame (Dudukan kaca
3. Front glass assembly(Dudukan belakang)
kaca depan) 9. Radiator frame (Dudukan
4. Cowl panel radiator)
5. Front fender liner(Unit rumah 10. Dash panel
roda depan)

Roof panel (atap)

Bagian bodi kendaraan yang paling besar ukurannya dan konstruksinya paling
sederhana adalah bagian atap (roof panel).Bagian atap biasanya terbuat dari
lembaran pelat besi yang diperkuat dengan penguat dari plat tipis menyilang
secara beraturan yang berada didalam roof. Penguat ini biasanya disatukan
dengan las dan merupakan bagian untuk memegang kawat untuk pemasangan
plafon (roof head lining).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 89


Kegiatan Pembelajaran 2

Konstruksi dan komponen atap

Gambar 2. 3.Konstruksi dan komponen atap


(parts.essexmustang.com, 15/01/2016. 10.00)

Engine hood (Kap Mesin)

Engine hood adalah bagian komponen bodi kendaraan yang menutupi ruang
mesin kendaraan yang sering disebut Kap mesin. Komponen ini terpasang pada
bodi kendaraan dengan cara menggunakan engsel. Secara umum pemasangan
kap mesin ada tipe pemasangan yaitu pemasangan engsel kap mesin yang
dibuka dari depan Rear hinged (Front Opening Type) dan pemasangan engsel
kap mesin yang dibuka dari belakang Front Hinged (Rear Opening Type). Kap
mesin supaya dapat menutup dengan baik dan aman maka dilengkapi dengan
pengunci yang dapat dibuka dari ruang kemudi. Pada jenis kendaraan tertentu,
saluran air pembersih kaca (washer) terpasang pada kap mesin ini. Penyetelan
engine hood dapat dilakukan dengan menggeser posisi engsel. Perlu
diperhatikan pada saat penyetelan adalah sikap hati-hati, jangan sampai
merusak cat kendaraan dan penyetelan celah yang sama terhadap fender
samping dan cowl, serta penyetelan pengunci engine hood.

90 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Gambar 2. 4.Kap mesin / engine hood


(staff.uny.ac.id, 15/01/2016, 10.00)

Keterangan gambar:
1. Rangka penguat bagian dalam
2. Kap Mesin bagian luar
3. Kap Mesin bagian dalam
4. Dudukan dan pengunci Kap Mesin
5. Dudukan engsel Kap Mesin
6. Penyangga Kap Mesin (dapat distel)
7. Sealer

Fender

Fender adalah komponen kendaraan yang menutupi roda-roda. Tiap kendaraan


memiliki 4 buah fender, tiap roda memiliki satu fender. Fender melindungi
konstruksi suspensi dan melindungi dari kotoran dan lumpur.

Fender depan kendaraan terpasang pada konstruksi utama dari bodi


menggunakan baut sehingga dapat dilepas. Untuk menambah kekuatan dan
menghindari vibrasi yang terjadi, biasanya dudukan baut dibuat mati dengan bodi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 91


Kegiatan Pembelajaran 2

utama. Fender ini dapat dilakukan penyetelan kedepan dan kebelakang dengan
mengatur lubang posisi baut. Penyetelan tidak bisa dilakukan terhadap fender
yang sudah dipasang permanen dengan menggunakan las. Pada fender depan
menjadi dudukan lampu utama dan lampu samping atau tanda belok. Trim,
hiasan atau chrom, terpasang pada bagian fender sebagai pemanis yang dapat
dibongkar pasang dengan mudah karena hanya menggunakan klip.

Konstruksi fender bagian belakang agak berbeda susunannya. Memang ada


beberapa kendaraan yang memiliki fender belakang dapat dilepas, akan tetapi
kebanyakan fender belakang menyatu dengan bodi bagian dalam dengan sistem
pengelasan, sehingga tidak dapat dilepas atau dilakukan penyetelan.
Pengelasan dengan bodi bagaian bawah dilakukan secara penuh, sehingga
dapat mencegah kotoran yang masuk keatas diantara konstruksi luar dan bodi
utama.

92 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Gambar 2.5.Fender depan


(staff.uny.ac.id, 16/01/2016, 08.00)

Keterangan gambar:
1. Panel fender depan 5. Dudukan pilar tengah
2. Fender bagian depan 6. Dudukan bracket lampu
3. Bracket lampu 7. dudukan fender pada bodi
4. Dudukan khusus

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 93


Kegiatan Pembelajaran 2

Lantai (Under Body)

Lantai biasanya terdiri dari beberapa komponen kecil yang dilas secara bersama-
sama menjadi satu unit lantai. Semua panel panel lantai memiliki penguat pada
bagian bawah. Bentuk dari lantai tidaklah rata, disesuaikan dengan tujuan
masing-masing, untuk tempat roda, sebagai ruang kompenen kendaraan, tempat
kaki penumpang, tempat dudukan komponen bodi yang lain, aspek aerodinamis,
aspek estetika, aspek ergonomi dan lain sebagainya. Pada tipe komposit
biasanya rata dan terpisah dengan chassis, sedangkan pada tipe integral
menyatu dengan chassis dan biasanya tidak rata

Gambar 2. 6. Konstruksi Lantai (Under Body)


(staff.uny.ac.id, 16/01/2016, 08.00)

Keterangan gambar:

1.Panel lantai depan


2&3 Panel penahan landasan belakang
3 Panel lantai belakang

94 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Cowl dan Dash Panel

Cowl dan Dash Panel merupakan panel yang terdapat pada bagian depan
kendaraan sebagai pemisah antara ruang mesin dan ruang penumpang serta
biasanya terbentuk dari gabungan panel-panel kecil. Cowl dan Dash Panel
bagian atas dan bagian samping biasanya disambung menggunakan las menjadi
satu kesatuan. Ada beberapa kendaraan yang menerapkan kerangka kaca pada
bagian Cowl dan Dash Panel ini. Kadang engsel pintupun dapat diletakkan pada
Cowl dan Dash Panel

Gambar 2. 7.Cowl dan Dash Panel


(staff.uny.ac.id, 16/01/2016, 08.00)

Keterangan gambar:
1. Unit cowl atas
2. Dudukan cowl samping atas
3. Las khusus
4. Panel cowl samping atas

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 95


Kegiatan Pembelajaran 2

5. Panel cowl samping lengkap


6. Braket dudukan depan
7. panel dash
8. Dudukan dash panel belakang
9. Braket dudukan
10. & 11. Lubang kabel

96 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Bodi Belakang (Quarter Panel)

Komponen ini biasanya menyatu dengan sayap belakang, dan memiliki


konstruksi luar dan dalam. Konstruksi luar menekuk dan disatukan dengan
konstruksi dalam dengan las dan baut. Pada bagian ini berhubungan dengan
konstruksi pintu bagian belakang dan konstruksi kursi belakang

Gambar 2. 8 Quarter Panel


(www.lindseyracing.com, forums.pelicanparts.com, 16/01/2016, 10.00)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 97


Kegiatan Pembelajaran 2

Pillar Tengah

Pilar tengah merupakan penopang bagian tengah dan samping dari atap. Oleh
karena itu, konstruksi ini haruslah kuat. Pada pillar tengah ini juga berfungsi
sebagai dudukan engsel pintubelakang dan dudukan pengunci pintu depan.
Beberapa pabrik membuat pillar lebar dan terlihat dari luar, tetapi juga kadang
tidak terlihat dari luar. Konstruksi pillar tengah biasanya tidak beraturan,
menyesuaikan bentuk dari pintu saat terbuka, dan bentuk tidak beraturan
tersebut menyebabkan konstruksi ini kuat dan kokoh

Gambar 2. 9.Konstruksi Pillar Tengah


(staff.uny.ac.id, 16/01/2016, 08.00)

Pintu-pintu

98 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Berbagai macam tipe pintu yang digunakan dalam kendaraan. Namun pada
dasarnya, pintu dibuat dari dua panel utama, panel luar dan panel dalam, terbuat
dari plat baja. Pintu kendaraan memiliki kekuatan yang berasal dari panel dalam
yang memiliki tekukan dan lekukan (dipress) sehingga ketika tepinya disatukan
dengan panel luar dan menjadi satu kesatuan, maka konstruksi ini akan kuat.

Panel dalam terdapat lubang, celah dan sebagainya, contoh untuk pemasangan
trim, pemasangan regulator kaca dan pengunci dalam dan handel dalam. Bagian
atas dari pintu terdapat bidang luasan yang ditutup dengan kaca, yang telah
disiapkan dengan alurnya serta karet perapatnya, sehingga saat ditutup maka
akan melindungi dari air hujan, debu dan kotoran.

Gambar 2. 10. Konstruksi Pintu Depan dan Belakang


(staff.uny.ac.id, 16/01/2016, 08.00)

Door Component

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 99


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 11. Door Component


(staff.uny.ac.id, 16/01/2016, 08.00)

100 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Keterangan gambar
1. Window assembly 9. Remote control to lock connecting
2. Belt trim support retainers rod
3. Front up-travel stop 10. Inside locking rod
4. Rear up-travel stop 11. Door outside lift –bar handle
5. Lower –sash upper guide 12. Door lock
6. Lower –sash lower guide 13. Window regulator (electric)
7. Lower –sash guide plate 14. Door –lock remote –control
assembly handle
8. Guide –tube assembly 15. Door –lock solenoid
16. Rod inside locking to solenoid

Gambar 2. 12. Pemasangan Doortrim


(www.crownvic.net, 16/01/2016, 09.00)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 101


Kegiatan Pembelajaran 2

Deck Lid (Tutup bagasi)

Merupakan komponen pintu sebagai jalan keluar masuk barang yang terletak
dibelakang kendaraan. Komponen ini juga terdiri dari 2 panel utama, yaitu panel
luar dan dalam yang disatukan menjadi satu dengan las. Beberapa pabrik
menggunakan handel pada bagian luar untuk membuka deck lid, namun ada
yang tidak dilengkapi dengan pembuka bagian luar, tetapi dapat dioperasikan
oleh pengemudi karena menggunakan kabel

Gambar 2. 13. Tutup bagasi


(staff.uny.ac.id, 16/01/2016, 08.00)
1. Boot Lid Outer Panel
2. Boot Lid Inner Panel
3. Inner Panel Reinforcement
4. Rear Compartment Lid Hinge Anchor Plate
5. Lid Hinge Anchor Plate
6. Boot Lid Lock Reinforcement

102 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Bumper

Bumper merupakan sebuah alat pengaman yang berada di depan dan di


belakang paling luar di dalam sebuah mobil. Bentuk bumper pada mobil sangat
bervariasi, tergantung jenis dan model mobil tersebut. Bumper pertama kali di
temukan oleh seorang ilmuan yang berasal dari Jerman, kurang lebih pada tahun
1918. Dahulu bumper kebanyakan terbuat dari besi baja, sehingga kendaraan
mobil pada saat itu cenderung kurang dalam akselerasi. Pada saat ini semua
industry mobil banyak menggunakan bumper yang berbahan dari bahan fiber.
Bumper berbahan fiber ini cenderung kurang aman, dikarenakan bumper
berbahan fiber mudah patah atau hancur. Namun di sisi lain bumper berbahan
fiber mudah untuk di bentuk dan divariasi sesuai jenis dan model mobil tersebut.

Bumper pada kendaraan dua macam berdasarkan bahan untuk bumper yaitu:

a Bumper plastik

Bumper plastik/ fiber adalah bahan bumper yang mudah di bentuk sesuai jenis
dan model mobil itu sendiri. Bahan fiber adalah bahan yang mudah hancur jika
berbenturan 1 kali dalam keadaan mobil itu dalam kecepatan sedang atau tinggi.
Bumper berbahan fiber ini bias dikatakan adalah bahan yang murah dan dapat di
sesuaikan di segala jenis mobil, mulai dari model city car, Mersi, MPV, SUV, dan
4X4. Di Negara jepang, bumper berbahan fiber paling sangat di minati karena
selain ringan juga baik dalam segala modelnya. Bahan fiber ini paling sangat
tidak di sukai di bumi eropa, dikarenakan bahan ini kurang aman dalam
berkendara dan berkeselamatan.

b Bumper plat besi

Bumper besi asli adalah bumper berbahan besi baja ringan yang sama dengan
bumper fiber yakni dapat di bentuk sesuai model mobil apa saja. Bahan besi asli
ini paling sangat aman dalam berkendara, karena dapat melindungi pengendara
dari benturan mobil ringan ataupun berat. Bumper berbahan besi asli ini dapat di
gunakan di berbagai jenis mobil seperti City car, Mersi, MPV, SUV, dan 4X4.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 103


Kegiatan Pembelajaran 2

Bumper ini banyak di gunakan dalam perusahaan mobil seperti Volvo, BMW,
Porsche, CLS, GTO, Ducati, Pagani, dan beberapa perusahaan mobil cina.

c Fungsi Bumper

Fungsi bumper untuk mobil adalah melindungi pengendara dari benturan


kendaraan. Letak bumper berada paling luar mobil yang berada di tepat depan
mobil dan belakang mobil. Selain melindungi pengendara, bumper pun juga
melindungi bagian mesin dan tangki bensin mobil. Semakin baik kualitas bumper
tersebut, semakin baik pula dalam keselamatan dalam berkendara mobil. Fungsi
lain bumper adalah meredam benturan ketika mobil tersebut berbenturan dengan
benda keras di depan ataupun belakang mobil.

Bumper pun ada di bagian kanan dan kiri mobil, namun bumper tersebut
cenderung kurang membantu karena kebanyakan mobil berbenturan dengan
benda keras biasanya kalau tidak depan mobil atau belakang mobil.

Gambar 2. 14. Bumper dari plat besi


(staff.uny.ac.id, 16/01/2016, 10.00)

104 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Gambar 2. 15 Bumper dari plastik


Grill Dan Moulding

Grill adalah komponen kendaraan yang terletak di bagian depan kendaraan


berfungsi sebagai pengarah udara untuk pendinginan mesin, penyaring partikel
yang besar agar tidak menutup radiator pendingin, serta sebagai penghias bodi
kendaraan. Pelepasan dan pemasangan menggunakan baut pengikat atau soket
plastik. Sedangkan moulding adalah komponen pemanis kendaraan yang
ditempelkan pada bodi bagian luar.

Perlu diperhatikan saat melepas dan memasang, agar moulding selalu dijaga
agar tidak rusak, bengkok atau patah. Saat melakukan perbaikan, gunakan
peralatan khusus, agar tidak merusak komponen serta bodi kendaraan.
Pemasangan moulding juga bisa menggunakan air sabun untuk mempermudah
mengatur kelurusannya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 105


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 16. Grill dan moulding


(staff.uny.ac.id, 16/01/2016, 10.00)

1. Radiator Grille 6. Rear Panel Upper Garnish


2. Hood Moulding 7. Rear Panel Lower Garnish
3. Front Drip Moulding 8. Skirt Moulding
4. Joint 9. Fender Grille
5. Rear Drip Moulding

Kaca kendaraan (automotive glass)

Kaca kendaraan mobil merupakan komponen yang sangat penting bagi


kendaraan, yang terdiri dari kaca depan, kaca belakang dan kaca samping.
Ketebalan kaca pada kendaraan minimal 5 mm, terutama kaca depan selain
harus memiliki ketebalan 5 mm, kaca depan terdiri dari konstruksi lapisan plastik
diantara kaca bagian depan dan kaca bagian dalam. Hal ini karena harus mampu
menahan tekanan udara ketika sedang berjalan maupun sebagai perangkat
keselamatan ketika menerima benda asing (kerikil) yang mengenai kaca.

106 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Kaca kendaraan harus memiliki beberapa sifat :

 kaca harus jernih


 tidak membiaskan cahaya yang datang
 tahan terhadap tekanan udara yang kuat
 apabila terjadi kecelakaan tidak membahayakan penumpang
 tahan terhadap temperatur yang ekstrim.

Apabila mengganti kaca kendaraan yang pecah, maka harus dilakukan dengan
metode perbaikan yang benar agar kaca tidak pecah. Karena kaca merupakan
komponen yang mudah pecah, bila pemasangannya tidak tepat, pada saat
kendaraan mendapat goncangan, dan tekanan yang besar ketika sedang
berjalan, maka kaca bisa jatuh dan pecah.

Kaca depan dipasang dengan menggunakan perekat khusus atau karet. Setiap
perekat mempunyai waktu pengeringan yang berbeda-beda dan harus ditangani
dengan cara yang tertentu pula. Sedangkan jika menggunakan karet akan relatif
lebih aman.

Plafon Kendaraan (Roof Head Lining)

Komponen bodi ini terletak di dalam bodi kendaraan bagian atas. Pada awalnya,
plafon kendaraan merupakan bidang yang rata, namun sekarang sudah bergeser
dari permukaan yang rata menjadi permukaan yang bervariasi sebagai tempat
komponen lain, seperti untuk lampu kabin, lampu baca, penempatan lubang-
lubang ventilasi dan AC (air conditioner), audio dan komponen lain. Selain itu,
dahulu plafond terbuat dari kain, bergeser dengan kain vinil sampai sekarang
banyak kendaraan yang menggunakan bahan polyurethena. Peralatan yang
digunakan untuk pembongkaran dan pemasangan adalah gunting, cutter dan lem
adhesive

Proses melepas plafon kendaraan adalah melepas komponen kendaraan yang


menutupi proses melepas plafon, seperti kaca depan (windshield glass),
penahan cahaya/ tabir surya (sun visor), kaca spion dalam, saluran AC, lampu-
lampu dan komponen lainnya. Setelah itu plafon dilepas dari bodi kendaraan,
dan melepaskan rangkanya (support). Setelah itu melepaskan adhesive tape

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 107


Kegiatan Pembelajaran 2

(lem) pada bagian bodi. Saat melaksanakan pemasangan terlebih dahulu


memasang kerangka penguat (support) melalui plafon dan menyisipkan retainer
kesetiap ujung support. Kita harus menggunakan lem pada bodi kendaraan dan
bagian pilar bodi kendaraan, juga pada ujung plafon

Posisikan retainer pada dudukannya, dengan posisi support melengkung keatas.


Serta memposisikan head lining dalam arah kanankiri, dari depan secara teratur
dan rata, luruskan dengan bodi kendaraan.

Untuk kesempunaan pekerjaan, pastikan bahwa plafon telah lurus satu sama lain
dan tidak ada yang melipat atau kendor, dan potonglah ujung lining yang tidak
berguna dan memasang kembali komponen yang dilepas.

Gambar 2. 17.Plafon Kendaraan


(tips.autobild.co.id, www.kaskus.co.id)

Dasboard Kendaraan

Bagian bodi dari bodi kendaraan ini, selalu berada di depan pengemudi. Hal ini
dikarenakan bagian ini terdiri dari instrumen-instrumen panel, yang digunakan
oleh pengemudi untuk memantau semua kondisi pengemudian (seperti kondisi
mesin, sistem rem, sistem pengisian, kondisi tekanan ban), fasilitas kenyamanan
(seperti AC, radio/tape, sirkulasi udara) serta tanda-tanda isyarat (seperti sein,
lampu-lampu). yaitu terdapat komponen-komponen seperti gambar dibawah ini:

108 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Sebelum membongkar dasboard maka hubungan terminal negative (-) baterai.


Biasanya komponen chooke control dan tuas pembuka engine hood, yang harus
dilepas terlebih dahulu. Jika roda kemudi dan komponen lain ada yang
mengganggu dalam melepas dasboard, maka sebaiknya dilepas dahulu. Setelah
itu melepas komponen-komponen seperti kabel pengontrol alat pemanas (heater
contol cable), melepas laci tempat barang, melepas wiring (kabel) instrumen
meliputi sekering, radio, kabel speedometer, slang-slang udara dan komponen
yang menganggu, melepas instrumen panel lainnya.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 109


Kegiatan Pembelajaran 2

Sedangkan langkah pemasangannya dengan cara kebalikan dari pelepasan.


Perlu diperhatikan juga hubungan setiap konector (sambungan) dan kabel
dengan baik dan aman begitu pula setiap klem dipasang dengan baik. Setelah
semuanya terpasang, pastikan semua petunjuk instrumen (alat petunjuk) bekerja
dengan normal.

Gambar 2. 18.. Dasboard Kendaraan


(staff.uny.ac.id, 16/01/2016, 10.00)
2. Pelepasan,Pemasangan dan Penyetelan Komponen Bodi
Kendaraan sesuai prosedur

Setelah mempelajari konstruksi dan komponen – komponen bodi kendaraan


maka berikut ini akan diuraikan prosedur pelepasan, pemasangan dan
penyetelan dari komponen – komponen bodi :

1). Engine hood (penutup mesin) 6). kaca


2). fender 7). roof head lining
3). deck lid 8). tempat duduk
4). bumper 9). instrument panel
5). Pintu 10). grill dan moulding

110 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

1). Engine hood (penutup mesin)

Untuk menjaga agar cat pada fender dan kap mesin tidak terjadi kerusakan
akibat goresan atau cairan yang merusak cat maka harus memasang pelindung
fender (fender cover). Apabila oli, grease atau yang sejenisnya menempel,segera
hapus dengan menggunakan kain yang lunak.

Gambar 2. 19. Konstruksi Engine Hood


1 Engsel kap mesin (hood hinge assembly)
2 Penyangga kap mesin (hood support)
3 Pemegang penyangga kap mesin (hood support clamp spring)
4 Grammet
5 Pengunci kap mesin (hood lock assembly)
6 Kabel pembuka kap mesin (hood lock control assembly)
7 Karet penahan kap mesin (hood to front shroud bumper)
8 Hood rear bumper

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 111


Kegiatan Pembelajaran 2

Pelepasan:

(a). Bila terdapat saluran penyempror air (washer) pada kap mesin, maka
lepaskan bagian tersebut terlebih dahulu.

(b). Bila terdapat pembuka/penyangga kap mesin hidrolis (engine hood damper),
lepaskan terlebih dahulu.

(c). Melepaskan kap mesin dari kabin dengan melepas engsel (hinge) bagian
kanan terlebih dahulu sementara engsel kiri masih terpasang pada bagian
bodi.

(d). Catatan: untuk menjaga kap mesin (hood) dan cowl top panel(bagian no. 1
pada gambar di bawah ini) agar jangan sampai rusak dan sebagai tindakan
pengamanan sebelum pekerjaan dilakukan, diperlukan 2 orang untuk
melaksanakan pekerjaan pelepasan hood ini.

112 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Pemasangan :
Sewaktu melakukan pemasangan kap mesin, perhatikanlah hal hal dibawah ini.

(a). Pemasangan dengan arah kebalikan dari pembongkaran.


(b). Pemasangan kabel/kawat pembuka kunci kap mesin (unlock cable) melewati
strut house, setelah pemasangan, jepitlah kabel dengan klip pada bodi
kendaraan minimal di dua titik.
(c). Catatan : pengerasan kap mesin dapat dipermudah dengan mengikuti bekas
cat pada setiap engsel sebagai petunjuk.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 113


Kegiatan Pembelajaran 2

Penyetelan :

(a). Penyetelan depan-belakang dan arah kiri-kanan, dengan cara


mengendorkan mur-mur pengikat kap mesin

(b). Penyetelan ujung belakang dalam arah ke atas-bawah, dengan cara


penyetelan baut-baut penyetel pada bagian bodi

Gambar 2. 20. Penyetelan kap mesin

114 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

(c). Penyetelan ujung depan (front end) dengan arah atas-bawah dengan
merubah posisi hood lock dan bumper.

(d). Setelah kap mesin terpasang pada tempatnya, lakukan penyetelan pengunci
kap mesin (hood lock) dengan mengendorkan baut-baut pengikatnya. (tanda
panah)

Gambar 2. 21. Penyetelan Pengunci Kap Mesin

2). Fender depan

Gambar 2. 22. Fender depan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 115


Kegiatan Pembelajaran 2

Dalam melepas fender depan diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

(a). Pertama kali melepaskan semua komponen kelistrikan yang menempel


pada fender depan (lampu kepala dan lampu tanda belok)
(b). Melepas front bumper, front grill dan lampu combinasi
(c). Melepaskan hiasan/variasi yang menempel pada fender (skirt moulding
dan dam skirt
(d). Melepas fender mirror (kaca spion) bila ada
(e). Melepas fender

Untuk memasang kembali kap mesin langkah –langkanya sebagai berikut

(a). Pertama kali, saat memasang fender, pengencangan bautbaut mengambil


beberapa baut (pojok) tidak perlu keras dahulu.
(b). Periksalah clearence (celah) fender dengan pintu dan hood engine. Setelah
semua sama, baru dikeraskan dan lengkapi baut-baut pengikatnya.
(c). Setelah terpasang, rakit kembali komponen yang dilepas saat
pembongkaran.

Gambar 2. 23. Komponen Fender

116 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

3).Kap Tutup Bagasi (Deck Lid/ Boot Lid)(Jenis Sedan)

Gambar 2. 24. Kap Tutup Bagasi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 117


Kegiatan Pembelajaran 2

Keterangan
1. Insulator A 6. Handel Pembuka 11. Insulator C
2. Batang Torsi (opener handle) 12. Striker
(Torsion Bar) 7. Snap ring 13. Insulator D
3. Engsel kap tutup 8. Kabel Pembuka 14. Unit pengunci kap tutup
bagasi (Lid Hinge) (opener cable) bagasi (Latch)
4. Insulator B 9. Kap tutup bagasi 15. Tabung pengunci
5. Washer (parcel wather lid) (cylinder lock)
10. Karet perapat
(weather strip)
Pelepasan :

(a) Apabila terdapat antena pada kap tutup , maka lepaskan dahulu terminal
kabel antena.
(b) Bukalah baut pengikat engsel kap tutup bagasi, lalu lepaskan batang torsi
(torsion bar) dari sisi engsel kap bagasi.
(c) Bukalah tabung pengunci (cylinder lock), dan bukalah cincin/ring pengunci
kabel, lepas sambungan-sambungan kabel.
(d) Lepaskan kap tutup bagasi (weatherstrip) dari car body, dan bersihkan sisa-
sisa lem dari bodi.

Pemasangan :

(a) Pada mobil dengan lid antenna type radio, lid digunakan sebagai antenna,
sebab itu lid dan bodi harus terisolasi.
(b) Pasanglah torsion bar collar pada center torsion bar.
(c) Berikan grease secukupnya pada permukaan yang bergerak dari pengunci
bagasi (latch).
(d) Kencangkan opener handle dan sambungkan kabel menggunakan tang lalu
pastikan kabel tidak bisa terlepas.
(e) Berikan lem kering (tahan panas) pada weatherstrip, lalu pasangkan pada
flange bodi dengan baik.

118 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Penyetelan :

(a) Setel posisi longitudinal dan lateral lid pada lubang penyetel yang tersedia

(b) Setel posisi vertikal lid dengan jalan memasukkan washer kedalam hinge
fitting area pada bodi side.

(c) Setel posisi vertikal pada latch mounting point, bila opener handle ditarik,
latch tidak akan terkunci, dan bila opener handle bebas, latch lever kembali
pada posisi semula.

Gambar 2. 25. Penyetelan kap bagasi dan penyetelan kunci bagasi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 119


Kegiatan Pembelajaran 2

4).Bumper

Bumper dibedakan jenisnya menjadi 2, yaitu bumper depan dan bumper


belakang. Fungsi dari bumper adalah sebagai pengaman pertama terhadap bodi
dan penumpangnya jika terjadi tabrakan atau benturan. Pada dasarnya
komponen bumper depan dan belakang sama, yaitu bumper sub, bumper arm,
bumper side extension sub (bumper samping) dan bumper filler.

Gambar 2. 26. Bagian Bagian Bemper

120 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Keterangan gambar :

 Unit bumper utama


 Lengan bumper
 Bumper tambahan samping
 Karet pelapis

Pelepasan :

Melepaskan bumper sub assembly, bumper side extension sub assembly


(sambungan bumper samping) dan bumper filter dari bagian bawah kendaraan
berurutan sebagai single unit.

Pemasangan :

Pemasangan bumper dengan arah kebalikan dari pembongkaran

Penyetelan :

Stel posisi bumper saat terpasang, dengan arah kiri-kanan, atasbawah dan
depan-belakang, dengan cara melonggarkan baut-baut atau mur-mur
pengikatnya

Catatan :

Pelepasan, pemasangan dan penyetelan bumper tergantung bentuk dan jenis


kendaraan seperti contoh di bawah ini:

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 121


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 27. Contoh bumper depan dan belakang sedan BMW

122 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

5). Pintu

Pintu kendaraan berfungsi sebagai akses keluar-masuknya penumpang. Pintu


dibedakan menjadi 3 macam, pintu depan (front door), pintu samping belakang
(rear door) dan pintu belakang (back door). Berdasar pada cara membukanya,
ada tipe pintu buka samping, buka ke atas dan tipe sliding door. Berikut ini
gambar komponen komponen pintu:

a) Door Assy
Pelepasan :
(1) Memisahkan hubungan pemeriksa pintu (door check)
(2) Melepaskan baut-baut engsel pintu, kemudian pintu dapatdilepaskan
(3) Melepaskan setiap engsel pintu, dari dalam wheel house(rumah roda)
setelah fender liner dilepaskan.

Catatan: untuk memudahkan pekerjaan, saat pelepasan berikan penyangga kayu


pada bagian belakang.

Gambar 2. 28. Pintu dan bagian bagiannya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 123


Kegiatan Pembelajaran 2

Keterangan :

1 Unit kunci pintu (door lock 10 Karet perapat kaca luar (outer
assembly) weist seal)
2 Handle pembuka luar (outside 11 Trim pad
handle) 12 Inside handle assmbly
3 Door lock cylinder 13 Handel pembuka (pull handle)
4 Glass run chanel 14 Regulator handle
5 Window regulator 15 Buffer
6 Kaca pintu 16 Unit kaca spion (door mirror
7 Water proof sheet assembly)
8 Screw growmet
9 Karet perapat kaca dalam (inner
weist seal)

Pemasangan :
(1) Keraskan dulu sementara baut-baut pengikat pintu dan engsel pilar samping,
baru setelah pintu di stel, baut dikeraskan sempurna. (Torsi pengencangan
baut= 1,3 – 2,6 kgm)

(2) Pintu dan engsel-engsel sedemikian rupa sehingga akan lurus dengan
tanda-tanda yang ada pada cat seperti sebelum dilepaskan.

(3) Berikanlah grease (gemuk) pada pin-pinnya.

124 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Penyetelan :

(1) Pada saat penyetelan, pastikan bahwa lock striker (kaitan kunci) tidak
mengganggu penyetelan, bila perlu lock striker dapat dilepas dahulu.

(2) Penyetelan seluruh pintu dalam arah depan-belakang dan pintu bagian
belakang dalam arah atas-bawah.

(3) Penyetelan lock striker dapat dilakukan dengan arah kirikanan dan atas-
bawah. Bila tidak sesuai, kurang maju bisa ditambah dengan shim khusus.

Gambar 2. 29. Penyetelan pintu


b) Kaca Pintu (door glass) dan regulator

Pembongkaran :

(1) Melepaskan door trim dan kelengkapannya misal arm rest, inside door
handle, door regulator handle dan lainnya.
(2) Putar regulator ke bawah dan lepaskan baut penguncinya.
(3) Peganglah kacanya, tarik regulator arm roller dari glass roller guide.
Kemudian tarik kaca perlahan-lahan keatas dan pegang pada bagian ujung
belakang.
(4) Sesudah melepaskan regulator sub rollerguide, kemudian melepas regulator.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 125


Kegiatan Pembelajaran 2

Pemeriksaan :

(1) Perbaiki atau ganti part yang rusak


(2) Periksalah hinge pin dari keausan dan roller dan guide dari keausan dan
kerusakan.
(3) Periksa regulator pinion dan drive gear dari keausan dan kerusakan.

Pemasangan :

1 Berilah grease (gemuk ) pada bagian yang berputar dan bergeser seperti
pada regulator pinion, driver gear, roller, glass holder dan roller guide
sebelum pamasangan.
2 Gunakan lem adhesive secukupnya
3 Bila memasang weather strip, masukkan clip yang tepat ke clip hol
4 Pasang regulator handle, bila ditutup penuh, handle harus mempunyai sudut
30 keatas lebih horisontal dan menghadap ke depan.

c) Door Handle dan door lock

Pembongkaran :

(1) Membuka door trim seperti langkah didepan (membuka kaca dan regulator)
(2) Melepas door inside lock rod
(3) Melepas outer handle rod pada lock side, dan kemudian outer handle.
(4) Sesudah melepas silinder lock rod dari door lock, buka silinder lock.
(5) Lepaskan lock assy

Pemeriksaan :

Periksa lock mechanism dari keausan dan kerusakan, dan pastikan lancar.

Pemasangan :

a. Berilah grease pada lock operating sebelum pemasangan.


b. Periksa tiap rod hubungan yang sudah tepat dan kerjanya lock lancar dan
baik.
c. Stel play dari handle dengan ukuran standar dengan mounting screw. (Play
Inside handle= 7 / 3mm)

126 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

d. tel play dan outer handle dengan ukuran standar dengan latch joint (play outer
handle = 3 / 3mm)

Gambar 2. 30. Konstruksi door glass, regulator dan door lock


Keterangan :
(1). Lower hinge (8). Window glass (14). Door latch
(2). Upper hinge (9). Run channel (15). Inside handle cover
(3). Dorr body (10). Rear lower sash (16). Inside handle
(4). Weatherstrip (11). Outside handle (17). Regulator handle
(5). Anti rattler (12). Lock cylinder (18). Regulator
(6). Door trim (13). Striker (19). Front lower sash
(7). Arm rest

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 127


Kegiatan Pembelajaran 2

Pintu Belakang
Pada kendaraan jenis hatch back biasanya terdapat pintubelakang (pintu ke-
lima)

Gambar 2. 31. Konstruksi Pintu Belakang

Pelepasan :
a) Melepaskan trim board pintu kelima
b) Menarik kabel-kabel keluar pintu, dan berilah tanda jalur kabel dan asalnya.
c) Memisahkan hubungan washer nozzle dan slangnya.
d) Memisahkan hubungan penopang (stay) dan pintu ke-5
e) Melepaskan baut-baut engsel pintu ke-5
f) Catatan: pintu harus diganjel biar tidak jatuh ke lantai.

128 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Penyetelan :
a) Penyetelan pintu bagian atas dalam arah kanan-kiri dan atasbawah.
b) Setel pintu dengan mengendorkan baut-baut engsel
c) Momen pengencangan baut engsel 2,5 – 3,0 kg-m.
d) Pada waktu menyetel pintu bagian atas untuk arah depanbelakang, pastikan
bahwa celah ujung roof belakang dan ujung depan pintu tidak melebihi 10
mm.
e) Pada waktu menyetel pintu celah samping kira-kira 2 mm.
f) Penyetelan bagian bawah pintu dalam arah depan-belakang dan
penutupannya. Stel pintu ke-5 dengan keadaan diatas dengan memindahkan
kedudukan pemasangan kunci pintu

Melepaskan penopang pintu belakang, dengan jalan pintu ke-5 supaya ditahan
saat penopang diturunkan. Perhatian untuk perawatan:

a) Cilinder diisi dengan gas, oleh karena itu tidak boleh dibongkar.
b) Pada waktu pekerjaan pelepasan, atau pemasangan assembly harus dirawat
sehingga pembongkaran bagianbagian piston rod tidak tergores, kena cat
atau oli.
c) Piston dan silinder tidak bisa diputar satu sama lain.
d) Untuk mengganti penopang pintu, buatlah lubang 2 atau 3 pada bagian bawah
silinder penopang yang sudah cacat agar gas tekanan tinggi dapat keluar.

6). Kaca (windshield glass)

Kaca kendaraan mobil merupakan komponen yang sangat penting bagi


kendaraan, terutama kaca depan. Kaca kendaraan harus memiliki beberapa sifat,
diantaranya kaca harus jernih, tidak membiaskan cahaya yang datang, tahan
terhadap tekanan udara yang kuat (sehingga memiliki ketebalan minimal 5 mm),
apabila terjadi kecelakaan tidak membahayakan penumpang dan tahan terhadap
temperatur yang ekstrim.

Apabila mengganti kaca depan yang pecah, sangat penting dalam pemasangan
dengan kondisi yang benar agar kaca tidak pecah, ini merupakan faktor yang
menentukan sebelum pemasangan kaca baru. Dengan kata lain mungkin saja

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 129


Kegiatan Pembelajaran 2

kaca mendapat sedikit rintangan dimana sekelilingnya sering dibuka. Rintangan


akan bertambah seperti tekanan angin, temperatur yang ekstrim bergeraknya
kendaraan dan lain-lain. Kaca depan dipasang dengan menggunakan perekat
yang khusus. Setiap perekat mempunyai waktu pengeringan yang berbeda-beda
dan harus ditangani dengan cara yang tertentu pula.

Gambar 2. 32. Konstruksi Kaca Depan

Pelepasan :

130 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

1. Pada saat pelepasan kaca depan, anda harus memotong karet kaca,
kemudian membuka kaca depan dengan memberikan tekanan dari dalam.
2. Kemudian bersihkan sisa karet kaca yang masih menempel dibodi. Dengan
menggunakan alat pembersih dan pisau,bersihkan seluruh perekat pada bodi
dan kaca.

Gambar 2. 33. Pelepasan Kaca


Pemasangan :

a) Pemasangan kaca depan, diawali dengan memasang karet kaca pada kaca
depan, dan dengan menggunakan bantuanobeng memasukkan tambang ke
rongga karet.

Gambar 2. 34 Pemasangan Kaca pada Karet dan tambang sebagai bantuan saat
pemasangan kaca depan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 131


Kegiatan Pembelajaran 2

b) Panjang tambang sampai ujung bagian bawah tengah kaca depan masih sisa
kurang lebih 10 cm (3,94 inchi) setelah sekelilingnya dipasangkan tambang.

Gambar 2. 35.Posisi tambang saat akan pemasangan


c) Dengan bantuan seorang dari luar, tahan kaca depan sambil menempatkan
ke bodi flange dan tekan kaca ke dalam. Titik tengah kaca depan tepat
dengan titik tengah pembuka kaca.
d) Kemudian pasangkan kaca depan dengan menarik ujung tambang dibagian
tengah kaca dari bagian dalam bodi hingga karet kaca terkait ke flange
sepenuhnya.

Gambar 2. 36. Tambang ditarik dan memasukkan karet ke flange bodi

e) Apabila kaca telah terpasang pada tempatnya, ketuklah kaca dari luar bodi
dengan palu karet agar kaca masuk kedalam bodi flange sekitar 50-70 mm
menjauhi karet kaca.

132 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Gambar 2. 37. Pemukulan kaca untuk menepatkan posisi kaca kaca pada flange
bodi

f) Setelah itu bersihkan perekat kaca yang tersisa. Setelah pemasangan,


tunggulah sekitar 3 jam untuk mengetahui hasil pemasangan dari
kemungkinan melengkung (banding).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 133


Kegiatan Pembelajaran 2

7). Roof Head Lining

Merupakan atap bagian dalam kendaraan. Alat yang digunakan untuk


pembongkaran dan pemasangan adalah gunting, cutter dan lem adhesive.

Gambar 2. 38. Konstruksi Pemasangan Roof Head lining


Pelepasan :

a) Langkah pertama adalah melepas komponen kendaraan berupa:


(1) Kaca depan (windshield glass)
(2) Penahan silau/ sun visor/tabir surya, kaca spion dalam dalam dan
assistgrip
(3) Bagian trim (bingkai) untuk membuka pintu depan dan pintu belakang.
(4) Weatherstrip pintu ke-5 (back door) bila ada atau kaca belakang.
(5) Garnish (hiasan) dalam pada bagian roof.

134 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

b) Memisahkan head lining dan bodi kendaraan


c) Melepaskan head lining berikut dengan rangkanya (support)
d) Melepaskan adhesive tape (lem) pada bagian bodi

Pemasangan :

a) Tahap persiapan, meliputi pemasangan kerangka penguat (support) melalui


headlining dan menyisipkan retainer kesetiap ujung support.
b) Memberi adhesive tape berurutan pada flange dan bagian pilar bodi
kendaraan, juga pada ujung headlining yang posisinya didalam setiap quarter
pilar.

Gambar 2. 39. Bagian headlining roof yang harus diberi lem

c) Menyelipkan headlining retainer pada roof bodi, dengan posisi support


melengkung (covex) keatas.
d) Memasang kerangka penguat belakang ke atap bagian belakang
e) Memposisikan head lining dalam arah kanan-kiri, dari depan secara teratur
dan rata, luruskan dengan bodi kendaraan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 135


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 40. Pemasangan plavon (roof headlining)


f) Usahakan tidak terjadi puntiran pada penguat.
g) Berikan penguatan (end-treatment) pada setiap pillar dari kendaraan semi
trimed.
h) Untuk kesempunaan pekerjaan, pastikan bahwa headlining telah lurus satu
sama lain dan tidak ada yang melipat atau kendor, dan potonglah ujung lining
yang tidak berguna.
i) Pasang kembali komponen yang dilepas.

8).Tempat Duduk

Pada kursi depan kendaraan, posisi kursi dapat dilakukanpenyetelan agar sesuai
dengan ergonomi pengemudi/penumpang sehingga menimbulkan kenyamanan,
keamanandan mengurangi rasa kelelahan.

Pengaturan kursi bisa dilakukan secara manual denganmenekan/ menarik kunci


pembebas, dan dapat juga digerakkansecara elektrik, yaitu dengan
menggunakan motor listrik.

136 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Kursi depan kendaraan juga dilengkapi dengan penahankepala (head restrains)


yang dapat diatur ketinggiannya. Headrestrain ini berguna untuk melindungi leher
dari benturan yangdiakibatkan tabrakan dari belakang kendaraan.

Kebanyakan front seat dilengkapi dengan reclining back,bertujuan untuk

dengan mengangkat tuaspengunci dan menekan sandaran jok kebelakang.


Caramembebaskannya dengan cara menarik tuas kembali dan pegaspengembali
akan membawa sandaran kursi kembali.

a) Kursi belakang (bucket seat)

Pada kursi belakang kebanyakan tidak dilengkapi denganpengaturan kursi,


reclining seat. Untuk sandaran kepaladidesain menyatu dengan kursi, sehingga
tidak dapat dilakukanpenyetelan.

b) Lumbar support Mecanism

Merupakan komponen pengatur tekanan pada sandarandan dapat dikontrol pada


tiga tingkat oleh kontrol lever yangterdapat pada samping kursi bagian dalam.
Dengan alat inimaka pengemudi akan merasa lebih nyaman dalammengendarai
kendaraan sehingga tidak mudah cepat lelah.

Konstruksi dan cara kerja mekanismenya adalah sebagai berikut:

a) Gerakan control lever kedepan memutar cam yang terdapatpada lever shaft.
b) Cam berputar menggerakkan arm pada shaft lainnya.
c) Sambil arm shaft berputar, spring pada shaft digerakkanmenekan lumbar
support board ke depan
d) Tekanan lumbard supporting mengubah posisi lumbarsupport boart (yang
dapat disetel dalam 3 posisi).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 137


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 41.Konstruksi Tempat duduk depan dan belakang

Pelepasan:

a) Melepaskan baut-baut pengikat dengan menggeser tempat duduk kedepan


dan ke belakang sampai habis.
b) Kemudian lepaskan tempat duduk sebagai satu-kesatuan
c) Lepaskan baut-baut pengikat track luar tempat duduk dan recliner kemudian
pisahkan tempat duduk dari dudukan track.
Pemeriksaan track (peluncur) tempat duduk Luncurkan tempat duduk
kedepan-belakang, jika berat berilah lapisan grease pada track.

Tempat duduk belakang

a) Lepaskan bantalan tempat duduk (seat cushion)


b) Melepaskan tempat duduk belakang, dengan melepaskan kunci tempat duduk
belakang, kemudian miringkan tempat duduk belakang.
c) Lepaskan baut-baut pengikat braket sebelah kanan, luncurkan kearah kanan,
lepaskan tempat duduk belakang.

Pemasangan :
Pemasangan kebalikan dari pelepasan

138 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

9).Instrument Panel

Merupakan komponen kendaraan bagian dasbord kendaraan. Pada bagain


dasbor ini terdapat komponenkomponen seperti gambar dibawah ini :

1. Steering wheel and steering cowl 9. Front console


2. Grille and bezel 10. Lower reinforce
3. Meter hood 11. Speaker grille
4. Meter cluster assembly 12. Glove box
5. Meter complete 13. knob
6. Engine hood release handle 14. Bezel
7. Steering lower cover 15. Illumation controller
8. Fuse box 16. Instrument panel

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 139


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 42.Konstruksi Panel Instrumen


Pelepasan :

a) Lepaskan hubungan terminal negatif (-) baterai.


b) Pisahkan hubungan dari chooke control
c) Lepaskan roda kemudi dan komponen lain yang mengganggu.

Catatan : pada waktu melepas roda kemudi perlu diperhatikan bahwa steering
main shaft (poros kemudi) tidak tertumbuk oleh komponen lain.

d) Lepaskan kabel pengontrol alat pemanas (heater control cable) dari alat
pemanasnya sendiri.
e) Lepaskan baut-baut dari bracket heater
f) Melepaskanbaut-baut pengikat laci tempat barang
g) Melepaskan wiring (kabel) instrumen meliputi sekering, radio dan komponen
lain yang ada.
h) Melepaskan kabel speedometer, slang-slang udara dan komponen yang
menganggu.
i) Melepaskan instrumen panel

140 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Pemasangan :

a) Cara untuk memasang panel adalah kebalikan dari pelepasan.


b) Hubungkan setiap konector (sambungan) dan kabel dengan baik dan aman
begitu pula setiap klem dipasang dengan baik.
c) Pastikan setiap petunjuk instrumen (alat petunjuk) bekerja dengan normal.

10). Grill Dan Moulding


Grill adalah komponen kendaraan yang terletak di bagian depan
kendaraan berfungsi sebagai pengarah udara untuk pendinginan engine,
penyaring partikel yang besar agar tidak menutup radiator pendingin,
serta sebagai penghias bodi kendaraan. Pelepasan dan pemasangan
menggunakan baut pengikat atau soket plastik.
Sedangkan moulding adalah komponen pemanis kendaraan yang
ditempelkan pada bodi bagian luar.

Gambar 2. 43. Konstruksi Grill dan Moulding

1. Radiator Grille 6. Rear Panel Upper Garnish


2. Hood Moulding 7. Rear Panel Lower Garnish
3. Front Drip Moulding 8. Skirt Moulding
4. Joint 9. Fender Grille
5. Rear Drip Moulding

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 141


Kegiatan Pembelajaran 2

Gambar 2. 44. Grille depan dan hiasan (moulding)


Pelepasan :
a) Putar keatas dengan tangan untuk melepaskan moulding
b) Hati-hati agar moulding tidak rusak/ patah/ bengkok.
c) Moulding pada weatherstrip kaca bisa dilepas dengan mengungkit untuk
melepaskan dengan ikatan pada weatherstrip tersebut.

Pemasangan:

a) Meluruskan bagian atas moulding ke bodi kendaraan


b) Tekan kebawah menggunakan tangan.
c) Hati-hati untuk menjaga agar moulding tidak bengkok/rusak.
d) Pada pemasangan moulding pada weatherstrip kaca dapat menggunakan air
sabun.
e) Tekan bagian luar moulding ke alur karet kaca. Ungkit keatas bagain dalam
weatherstrip dengan sepotong bambu atau sejenisnya, kemudian sisipkan
moulding ketempatnya.
f) Jaga agar karet kaca tidak rusak.

142 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem berdasarkan kompetensi, berbeda dengan sistem


yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan
bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat
perlu merencanakan belajarnya secara mandiri kemudian melaksanakannya
dengan tekun dan teliti sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

2. Persiapan/perencanaan

2.1 Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.

2.2 Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.


2.3 Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
2.4 Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh.

3. Permulaan dari proses pembelajaran

3.1. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar dengan penuh percaya diri dan bertanggungjawab.
3.2. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan yang diperoleh.

4. Pengamatan terhadap tugas praktik

4.1. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh instruktur


atau orang yang telah berpengalaman lainnya dengan teliti dan seksama.
4.2. Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang konsep yang dirasa sulit
yang ditemukan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 143


Kegiatan Pembelajaran 2

5. Implementasi
5.1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
5.2. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
5.3. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh penuh percaya diri
dan bertanggungjawab.

6. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan, dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

6.1. Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual,


sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar
dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat
untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar secara jujur
dan bertanggung jawab.

6.2. Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara


teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses
belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi
kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat
kerja dengan didasari saling menghargai.

6.3. Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang


dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup
topik tertentu

Aktifitas pembelajaran yang harus dilakukan peserta pelatihan PKB selanjutnya


adalah mengerjakan lembar kerja LK sebagai pendalaman dan penguatan
pemahaman materi yang dipelajari.

144 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Lembar kerja 2.1


Pelepasan, Pemasangan dan Penyetelan Komponen Bodi Kendaraan

1. Amatilah beberapa komponen bagian bodi mobil yang ada, kemudian buatlah
urut-urutan langkah pembongkaran, pemasangan dan penyetelannya!
Urutan pembongkaran, pemasangan
Nama Komponen bagian bodi mobil
dan penyetelan

Kap mesin (engine hood)

Pintu depan

Bemper depan

Kaca depan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 145


Kegiatan Pembelajaran 2

Lembar Pengamatan Proses


Nama Lembar Kerja (LK) :
Nama Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ............... pukul ...............
: Selesai tanggal ............ pukul ...............
ASPEK YANG CHECKLIST Ket.
NO KRITERIA
DIAMATI Benar Salah
Kaca mata las
Penggunaan
Sepatu kerja
1. peralatan pelindung
Sarung tangan
diri
Pakaian kerja
Pemilihan
Penggunaan
2. peralatan yang
peralatan kerja
sesuai
Langkah
pembongkaran,
pemasangan dan
penyetelan: Sesuai buku
3.  Kap mesin manual
 Pintu depan
 Bemper depan
 Kaca depan

Lembar Pemeriksaan Hasil


Nama Lembar Kerja (LK) :
Nama Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ............... pukul ...............
: Selesai tanggal ............ pukul ...............

Aspek yang Checklist Skor


No Kriteria Ket.
diamati 4 3 2 1 minimal
Langkah
Sesuai
pembongkaran 3
komponen bodi prosedur
 Kap mesin

146 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

 Pintu depan dalam buku


 Bemper depan manual
 Kaca depan
Langkah
pemasangan
kembali
komponen bodi: 3
 Kap mesin
 Pintu depan
 Bemper depan
 Kaca depan
Langkah
penyetelan
komponen bodi:
 Kap mesin 3
 Pintu depan
 Bemper depan
 Kaca depan

E. Latihan/kasus/Tugas

Petunjuk soal :
 Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas.
Soal
1. Sebutkan beberapa komponen bodi kendaraan dan berikan penjelasan
singkat!
2. Sebutkan sifat – sifat yang harus dimiliki kaca depan sebuah kendaraan!
3. Sebutkan urutan prosedur perbaikan dan pemasangan moulding!

F. Rangkuman

1) Komponen bagian kendaraan diantaranya adalah:


a) hood (penutup mesin) dan fender
b) deck lid
c) bumper
d) Pintu
e) Kaca
f) roof head lining

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 147


Kegiatan Pembelajaran 2

g) tempat duduk
h) instrument panel
i) grill dan moulding

2) Pada saat pembongkaran, pemeriksaan, pemasangan maupun penyetelan


komponen bodi kendaraan harus hati-hati, dijaga keselamatan orang dan
komponen yang diperbaiki. Untuk lebih jelasnya, sebelum pelaksanaan
perbaikan, lihat dulu buku manualnya.

3) Untuk memperbaiki dan memasang moulding maka ada beberapa prosedur


yang harus dilakukan yaitu :
a) Membersihkan sisa-sila lem pada moulding
b) Menyiapkan moulding untuk dipasang kembali ke bodi kendaraan
c) Menyiapkan permukaan bodi kendaraan untuk pemasangan moulding
d) Memasang moulding yang telah disiapkan ke panel bodi kendaraan

G.Umpan balik dan tindak lanjut

Guru setelah mempelajari dan menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan
mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini,serta
diharapkan menambah referensi-referensi dari buku manual yang lain tentang
perbaikan panel bodi dan sumber yang dapat dipercaya agar dapat dipahami
secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru
dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru.

Setelah menyelesaikan modul ini maka,selanjutnya guru berkewajiban mengikuti


kegiatan pembelajaran ke-3 mengenai pembuatan pola sesuai bentuk panel yang
akan diganti

148 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Kegiatan Pembelajaran 3: Pembuatan Pola Sesuai


Bentuk Panel Yang Akan Diganti

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan guru peserta pengembangan


keprofesian berkelanjutan secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab
dapat:

1. Menjelaskan kerusakan kerusakan yang terjadi pada bodi kendaraan


2. Melaksanakan pembuatan pola untuk bagian panel atau fender yang rusak
sesuai prosedur
3. Melaksanakan pengelasan pola bagian panel atau fender yang rusak pada
bodi kendaraan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Kerusakan kerusakan yang terjadi pada bodi kendaraandapat dijelaskan


dengan benar
2 Pembuatan pola untuk bagian panel atau fender yang rusakdapat dilakukan
sesuai prosedur keselamatan kerja dan lingkungan
3 Pengelasan pola bagian panel atau fender yang rusak pada bodi kendaraan
dapat dilaksanakan sesuai prosedur keselamatan kerja dan lingkungan

C. Uraian Materi

1. Kerusakan Kerusakan Yang Terjadi Pada Bodi Kendaraan

Body dan cat mobil merupakan hal yang paling menarik dari penampilan luar
sebuah mobil. Karena seseorang akan senang melihat tampilan body mobil dan
kualitas cat nya masih terjaga. Selain menjaga keutuhan sebuah cat mobil,
menjaga body mobil tetap awet butuh perhatian khusus dan perlakuan baik sama
juga dengan memperlakukan mesin mobil.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 149


Kegiatan Pembelajaran 3

Jika kondisi body mobil anda terlihat baik tentu semua akan senang melihat
tampilan mobil tersebut, namun apa yang terjadi jika kendaraan mobil
kesayangan anda terjadi kerusakan. Kerusakan secara tidak sengaja ataupun
tidak disengaja itu dapat merusak keindahan tampilan mobil. Body kendaraan
dapat rusak karena kecelakaan dan sebagainya.

Jika hal tersebut terjadi maka terjadilah kerusakan pada body mobil, Anda harus
melakukan perbaikan bodi. Apakah itu membawanya ke sebuah bengkel mobil
umum maupun ke bengkel khusus untuk perbaikan body mobil. Namun sebelum
membawa ke sebuah bengkel, maka harus melihat seberapa besar kerusakan
yang terjadi pada mobil tersebut.

Setelah diketahui tingkat kerusakan yang terjadi, dapat segera untuk memilih
membawanya ke bengkel umum atau bengkel khusus perbaikan bodi mobil.
Untuk lebih bagusnya, dibawa ke bengkel khusus perbaikan bodi mobil. Dari sisi
biaya beberapa bengkel mungkin tidak terlalu jauh menetapkan sebuah harga,
namun untuk sisi kualitas bisa cukup berbeda.

Maka dari itu perawatan kondisi dari mobil sangat penting dimulai dari awal mobil
dibeli, dengan sering membersihkan body mobil anda dengan teratur mencuci
kendaraan tiap minggunya, dan setiap ada kerusakan sedikit pada mobil
terutama pada body mobil maka harus segera membawanya ke bengkel
perbaikan bodi mobil sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih parah pada
kendaraan kesayangan anda. Biaya yang anda keluarkan pada saat
memperbaiki body repair anda jika kerusakannya masih kecil biaya yang
dikeluarkan masih kecil.

Kerusakan bodi mobil dapat disebabkan oleh 2 hal yaitu :

1).Benturan
Kerusakan bodi karena benturan seperti halnya akibat tabrakan baik dengan
sesama kendaraan maupun benda keras lainnya benturan tersebut
mengakibatkan perubahan bentuk body. Perubahan bentuk bodi mobil dapat di
kategorikan rusak ringan dan atau berat/parah.

150 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Kerusakan Ringan

Gambar 3. 1. Perbaikan Bodi Rusak Ringan


Dilakukan untuk memperbaiki panel maupun penggantian panel, seperti: pintu,
kap mesin, bumper, fender yang tidak ada kerusakan pada rangka/frame mobil
anda. Untuk metode perbaikan ini dapat dilakukan dengan menggunakan Palu &
Dolly maupun dengan teknik Washer Welder

Gambar 3. 2. Kerusakan bodi akibat tabrakan kategori rusak ringan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 151


Kegiatan Pembelajaran 3

Kerusakan Berat

Gambar 3. 3.Frame Aligner


Dikategorikan dalam kerusakan berat apabila Frame/Rangka mobil mengalami
kerusakan dan perlu proses perbaikan atau pelurusan. Untuk melakukan
perbaikan ini diperlukan alat ” Frame Aligner “yang dapat mengukur dimensi
kendaraan secara presisi sehingga saat mobil selesai perbaikan tidak terjadi
perubahan pada kestabilan pengendaraan dan mengurangi kenyamanan anda
dalam mengemudi, seperti kemudi cenderung menrarik kesisi tertentu, body
miring, celah pintu tidak rata.

Gambar 3. 4. Kerusakan bodi akibat tabrakan kategori berat

152 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Pada kerusakan bodi akibat tabrakan kategori berat bagian fender atau bagian
bodi yang rusak berat lainnya tidak mungkin diperbaiki maka harus diganti
dengan yang baru

Ada beberapa teknik/metode perbaikan bodi akibat benturan dimanametode


yang akan digunakan untuk memperbaiki bodi kendaraan tergantung dari:

 Kualitas pekerjaan yang diharapkan


 Peralatan yang dimiliki
 Jenis kerusakan yang terjadi
 Nilai/ harga dari kendaraan

(1). Teknik menarik dengan vacuum cup


(a) Apabila terjadi kerusakan plat bodi kendaraan akibat benturan yang
menyebabkan mulurnya plat bodi, namun tidak melebihi batas elastisitas,
dapat diperbaiki dengan menggunakan vacuum cup.

(b) Namun apabila pada plat bodi mengalami kerusakan melebihi batas
elastisitasnya (misalnya plat bodi mengalami kerusakan membentuk sudut-
sudut dan lainnya) kemungkinan perbaikan dengan vacuum cup sulit untuk
mencapai hasil yang maksimal

Gambar 3. 5. Teknik menarik dengan vacuum cup

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 153


Kegiatan Pembelajaran 3

(2). Teknik Menarik dengan Batang Penarik dan Palu Sliding


Ada 2 cara :
(a) Pertama adalah dengan melubangi plat yang rusak tadi, kemudian ditarik,
setelah itu baru lubang pada plat bodi tadi ditutup kembali.

(b) Kedua adalah dengan memasang pengait pada panel yang rusak (semisal
ring) dengan menggunakan las, setelah selesai dihaluskan kembali

Gambar 3. 6. Teknik menarik dengan batang penarik dan palu sliding

154 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

(3). Teknik Perbaikan dengan Alat Hidrolik

Adalah perbaikan bodi kendaraan dengan memanfaatkan alat bantu tekanan


hidrolik

Gambar 3. 7. Teknik Perbaikan dengan Alat Hidrolik

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 155


Kegiatan Pembelajaran 3

(4). Teknik Batang Pengungkit (Pry Bar)


Perbaikan dengan menggunakan teknik ini dilakukan dengan menyelipkan pry
bar melalui celah sempit yang ada pada bagian bawah dari pintu, atau jika perlu
bisa membuat lubang pada pintu yang nanti akan ditutup dengan door trim

Gambar 3. 8. Teknik Batang Pengungkit (Pry Bar)

156 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

(5). Teknik Palu-On-dolly


(a) Teknik palu-on-dolly dilakukan dengan cara memukulkan palu pada bagian
plat yang terjadi kerusakan, sedangkan pada bagian bawahnya dilandasi
dengan dolly
(b) Untuk permukaan dengan kerusakaan yang lebar, maka menggunakan
dolly yang hampir rata. Sedangkan untuk kerusakan pada lengkungan bodi
yang tajam, menggunakan dolly yang semakin cekung.

Gambar 3. 9. Teknik Palu-On-dolly

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 157


Kegiatan Pembelajaran 3

(6). Teknik Palu-Off-dolly


Kalau pada teknik palu-on-dolly yang dipalu adalah bagian yang terdapat
dollynya, maka pada teknik palu-off-dolly, yang dipalu adalah bagian diantara
atau disekeliling dari dolly yang ditempatkan pada pusat plat yang penyok

Gambar 3. 10 .Teknik Palu-Off-dolly

158 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

(7). Teknik Hot Shrinking


Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan sifat dari logam yang dipanaskan dan
didinginkan. Logam yang dipanaskan akan memuai, sedangkan bila didinginkan
akan mengkerut. Plat bodi yang melengkung/ penyok dipanaskan sampai
warnanya memerah (hati-hati: jangan sampai berlubang), kemudian didinginkan
dengan air/ udara secara tiba-tiba

Gambar 3. 11. Teknik Hot Shrinking

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 159


Kegiatan Pembelajaran 3

2).Korosi
Sebagian besar orang mengartikan korosi sebagai karat. Sebenarnya, karat
adalah salah satu jenis korosi yang dikhususkan untuk bahan logam, sangat
lazim terjadi terutama pada besi. Seperti contoh pada gambar di bawah ini:

Gambar 3. 12. Contoh keruskan akibat korosi


Besi sendiri merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat
yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat
kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi
akan habis menjadi karat. Proses berkarat dipengaruhi oleh lingkungan, yaitu
kelembapan dan adanya oksigen. Beberapa bakteri juga dapat menghasilkan
enzim oksidasi yang dapat mempercepat terjadinya karat.

Karat atau korosi pada body mobil ibarat sebuah mimpi buruk bagi pemilik mobil.
Sebab, korosi tersebut dapat memakan body mobil sedikit demi sedikit hingga
akhirnya keropos dan rapuh. Terjadinya karat sendiri adalah sebuah proses
alamiah dan tidak bisa dihindari, yang mungkin bisa dilakukan adalah mencegah
proses terjadinya karat tersebut.

160 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Berikut ini adalah hal - hal yang harus di ketahui bagi pemilik mobil:

(1.) Titik Rawan.

Pemicu timbulnya karat ini biasanya terjadi akibat kesalahan pemilik dalam
merawat, seperti ketika mencuci mobil mengakibatkan adanya sisa air yang tidak
terlihat sehingga mngendap lama di bagian body mobil dan membiarkan terlalu
lama mobil dalam keadaan kotor setelah terkena hujan. Bagian yang sering
terlewat dan sulit untuk dilakukan pengecekkan adalah seperti bagian boi yang
tertutup karet atau karpet, sepertu celah bidi, bagian bawah/spakbor, lantai,
engsel pintu dan jika mobil menggunakan roof rack, bagian mobil yang tertutupi
atau dijepit mounting-nya juga menjadi titik rawan terkena karat.

(2.) Antisipasi Awal.

JIka telah terlanjut ada beberapa bagian bodi yang terserang karat, secepatnya
langsung lakukan perbaikan bodi mobil yang terkena karat di bengkel perbaikan
body, karena mereka lebih tahu solusinya dan lebih rapi dalam pengerjaannya.
Untuk bagian yang hanya terkena sedikit karat mungkin masih dapat dilakukan
penganggulangan sendiri, karena saat ini sudah banyak diperdagangkan cat
dalam botol kecil seperti cat kuku yang memang khusus untuk melapisi bodi
mobil yang terkena karat pada area kecil agar tidak melebar.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 161


Kegiatan Pembelajaran 3

(3.) Penanganan Lanjut.

Kalau karat sudah melebar dan banyak sebaiknya pemilik segera merujuk ke
bengkel untuk mendapatkan penganganan yang baik. Dalam penanganan karat,
biasanya yang pertama dilihat adalahkondisi parahnya karat yang menggerogoti
mobil, kemudia diukur juga tingkat kerusakannya, setelah itubagian yang terkena
karat dipotong dan ditutup kembali memakai plat besi baru melalui proses
pengelasan.

(4.) Mulai Dari Pemilik Mobil Sendiri.

Sebagai langkah untuk mencegah timbulnya karat, sudah seharusnya pemilik


mobil menggunakan produk antikarat. Produk anti karat ini sudah beredar banyak
di pasaran, khususnya di toko-toko yang menjual cat mobil. Umumnya untuk
bengkel-bengkel perbaikan bodi (body repair) masih mempergunakan beberapa
produk antikarat khusus yang laris di pasaran dengan sistem coating atau
pelapsan. Selain sistem pelapisan, saat ini juga telah ada produk antikarat yang
menggunakan sistem elektronik, akan tetapi untuk keefektifannya sebaiknya
bertanya terlebih dahulu kepada bengkel body repair.

2.Pembuatan pola untuk bagian panel atau fender yang rusak sesuai
prosedur

Kegunaan pola atau mal pada pengerjaan perbaikan bodi adlah salah satunya
untuk membuat panel pengganti yang rusak akibat korosi.

162 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Prosedur pengantian/perbaikan bagian panel bodi yang rusak akibat korosi


adalah sebagai berikut:

1).Pemotongan
a. Bersihkan cat dari sekeliling bagian panel yang rusak
b. Beri tanda bagian yang akan dipotong/diganti.

Gambar 3. 13. Bagian panel bawah pintu yang akan diganti dengan plat yang
baru

c. Amati bentuk profil panel bawah pintu dan tentukan batas pemotongan untuk
penggantian panel yang rusak

Gambar 3. 14 Bentuk Contoh Profil Bawah Pintu

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 163


Kegiatan Pembelajaran 3

d. Pastikan yang akan diganti pelatnya hanya bagian samping luar sedangkan
bagian atas dalam masih utuh (lihat gambar di bawah ini)

Gambar 3. 15 Menentukan bagian panel yang akan dipotong

e. Buatlah mal bentuk profil panel bodi dari kertas karton tebal yang berfungsi
sebagai pedoman bentuk profil penganti panel yang rusak.

Gambar 3. 16 Pembuatan mal profil panel dari karton tebal

164 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

f. Lakukan pemotongan dengan brander las asetelin nyala karburasi (oksigen


lebih banyak) sepanjang bagian yang kropos

Gambar 3. 17 Bagian panel yang harus dipotong

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 165


Kegiatan Pembelajaran 3

2).Pembuatan bagian panel pengganti


Pembuatan panel pengganti disesuaikan dengan ukuran dari bagian yang harus
diganti berdasarkan mal yang sudah dibuat

Gambar 3. 18 Ukuran lebar plat panel yang akan diganti A + B + C

Prosedur pembuatan bagian panel pengganti

a. Ukurlah panjang bagian panel yang akan diganti


b. Buatlah ukuran panjang dan lebar pada lembaran pelat kemudian dipotong

Gambar 3. 19 Ukuran plat setelah dipotong

166 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

c. Beri garis memanjang pada pelat sesuai ukuran plat yang akan
dibentuk/dilipat seperti mal

Gambar 3. 20 Garis lipatan bentuk panel


d. Lipatlah plat bagian lebar A terlebih dahulu dengan menggunakan mesin lipat
atau secara manual

Gambar 3. 21 Menekuk plat dengan mesin bending

Gambar 3. 22 Menekuk dengan dijepit dengan dua balok besi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 167


Kegiatan Pembelajaran 3

e. Lipatlah plat bagian lebar C (sempit)

Gambar 3. 23 Menekuk dengan dijepit dengan dua balok besi

f. Buatlah lengkungan pada plat yang sudah ditekuk dengan alat pres roll atau
dengan cara manual sesuai dengan lengkungan pada mal yang telah dibuat

Gambar 3. 24. Pres roll plat mekanis

168 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Gambar 3. 25 Pres roll manual dan hasil akhir bentuk bagian panel pengganti

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 169


Kegiatan Pembelajaran 3

3).Pengelasan bagian panel pengganti untuk bagian panel atau fender yang
rusak sesuai prosedur
Setelah bagian panel pengganti sudah selesai dibuat maka langkah selanjutnya
adalah pemasangan dengan las. Jenis las yang dapat digunakan dengan baik
yaitu las asetelin dan las CO2-MIG

Prosedur pengelasan
Persiapkan.

1 Siapkan alat pemadam kebakaran dan peralatan keselamatan kerja


2 Pastikan sekitar daerah yang terkena dampak panas pengelasan tidak ada
pipa bahan bakar atau pipa rem serta kabel kelistrikan
3 Siapkan pelaratan pengelasan dan penjepit pelat

Gambar 3. 26. Las asetelin dan tang jepit buaya

4 Buatlah lubang diameter 1 cm untuk pengelasan kancing pada panel bodi asli
untuk mengunci plat panel pengganti
5 Lakukan pengelasan kancing pada tempat yang telah ditentukan.

170 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Gambar 3. 27 Titik – titik pengelasan

Gambar 3. 28 Pelat panel pengganti terpasang pada panel bodi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 171


Kegiatan Pembelajaran 3

6 Rapikan pengelasan dengan gerinda dan lakukan pengamplasan sebelum


dilakukan pengerjaan lanjutan.

Gambar 3. 29. Panel bodi yang keropos setelah diganti

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem berdasarkan kompetensi, berbeda dengan sistem


yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan
bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat
perlu merencanakan belajarnya secara mandiri kemudian melaksanakannya
dengan tekun dan teliti sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

2. Persiapan/perencanaan

2.1 Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.

2.2 Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.


2.3 Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
2.4 Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh.

172 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

3. Permulaan dari proses pembelajaran

3.1. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar dengan penuh percaya diri dan bertanggungjawab.
3.2. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan yang diperoleh.

4. Pengamatan terhadap tugas praktik

4.1. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh instruktur atau


orang yang telah berpengalaman lainnya dengan teliti dan seksama.
4.2. Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang konsep yang dirasa sulit
yang ditemukan

5. Implementasi

5.1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.


5.2. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
5.3. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh penuh percaya diri
dan bertanggungjawab.

6. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan, dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

6.1. Belajar secara mandiri


Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual,
sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar
dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat
untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar secara jujur
dan bertanggung jawab.

6.2. Belajar Berkelompok


Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara
teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses
belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 173


Kegiatan Pembelajaran 3

kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat
kerja dengan didasari saling menghargai.

6.3. Belajar terstruktur


Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang
dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup
topik tertentu

Aktifitas pembelajaran yang harus dilakukan peserta pelatihan PKB selanjutnya


adalah mengerjakan lembar kerja LK sebagai pendalaman dan penguatan
pemahaman materi yang dipelajari.

Lembar kerja 3.1


PEMBUATAN POLA SESUAI BENTUK PANEL YANG AKAN DIGANTI

1 Carilah contoh contoh kerusakan yang terjadi pada beberapa kendaraan di


sekitar lingkungan anda kemudian identifikasikan kerusakan– kerusakan
tersebut
2 Dari hasil identifikasi kerusakan bodi tersebut tentukan metode perbaikan
kerusakan tersebut
3 Bila kerusakan akibat korosi tentukan langkah langkah penggantian bagian
panel yang rusak karena korosi tersebut.
Contoh kerusakan pada Identifikasi kerusakan Metode perbaikan
bodi mobil

174 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Lembar Pengamatan Proses

Nama Lembar Kerja (LK) :

Nama Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ............... pukul ...............
: Selesai tanggal ............ pukul ...............
ASPEK YANG CHECKLIST
NO KRITERIA Ket.
DIAMATI Benar Salah
Kaca mata las
Penggunaan
Sepatu kerja
1. peralatan pelindung
Sarung tangan
diri
Pakaian kerja
Pemilihan
Penggunaan
2. peralatan yang
peralatan kerja
sesuai
Identifikasi contoh
Kerusakan pada
kerusakan yang
3. pintu yang
terjadi pada bodi
penyok
mobil
Dilakukan
pengetokan,
Menentukan langkah penarikan atau
langkah perbaikan pemanasan
4.
kerusakan bodi disesuikan
penyok dengan tingkat
kerusakan
penyok
Pemotongan,
pembuatan mal
Menentukan langkah
pengelasan
5 perbaikan bodi yang
kembali bagian
keropos
panel yang
diganti

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 175


Kegiatan Pembelajaran 3

Lembar Pemeriksaan Hasil

Nama Lembar Kerja (LK) :

Nama Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ............... pukul ...............
: Selesai tanggal ............ pukul ...............

Aspek yang Checklist Skor


No Kriteria Ket.
diamati 4 3 2 1 minimal
Identifikasi contoh
Kerusakan
kerusakan yang
pada pintu 3
terjadi pada bodi
yang penyok
mobil
Menentukan Dilakukan
langkah langkah pengetokan,
perbaikan penarikan
kerusakan bodi atau
penyok pemanasan
3
disesuikan
dengan
tingkat
kerusakan
penyok
Menentukan Pemotongan,
langkah perbaikan pembuatan
bodi yang keropos mal
pengelasan 3
kembali
bagian panel
yang diganti

176 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

E. Kasus

Perhatikan gambar di bawah ini, bila terjadi kerusakan pada panel pintu seperti
tergambar tersebut identifikasikan kerusakan yang terjadi dan tentukan langkah –
langkah perbaikannya

F. Rangkuman

1 Kerusakan pada bodi kendaraan dapat disebabkan karena :

a. Kerusakan karena benturan/tabrakan.yang mengakibatkan :

1).Terjadi kerusakan parah yang ditandai dengan plat – plat panel bodi yang
terlipat – lipat sehingga tidak memungkinkan untuk diperbaiki dan harus
diganti dengan panel yang baru. Diperlukan alat penarik untuk meluruskan
frame atau rangka mobil yang sudah tidak sesuai dimensinya dan alat
“Frame Aligner” yang berfungsi untuk mengukur dimensi kendaraan secara
presisi sehingga saat mobil selesai perbaikan tidak terjadi perubahan pada
kestabilan pengendaraan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 177


Kegiatan Pembelajaran 3

2).Terjadi kerusakan ringan yang terjadi pada bodi kendaraan ditandai dengan
hanya berupa panel yang penyok (dent). Kerusakan sperti ini dapat
diperbaiki dengan metode perbaikan menggunakan palu dan dolly, vacuum
sliding hammer, hot shrinking dan atau dengan metode washer welder
sliding hammer

b. Kerusakan bodi kendaraan yang diakibatkan korosi:


c. Korosi adalah sebuah proses akibat oksidasi secara alamiah yang dapat
menyebabkan bodi mobil sedikit demi sedikit menjadi keropos dan rapuh.
Bagian – bagian yang rawan terjadi karat adalah bagian yang sering terkena
air dan sulit mongering, oleh sebab itu diperlukan perawatan berkala pada
bodi kendaraan sehingga proses korosi dapat diminimalkan.

2 Pembuatan pola untuk bagian panel bodi yang rusak akibat korosi/kropos

Untuk mengganti bagian panel bodi yang rusak akibat korosi/kropos


diperlukan sebuah pola atau mal yang berfungsi untuk menyelaraskan bentuk
dan ukuran dari bagian panel pengganti dengan bentuk dan ukuran bagian
panel yang akan diganti.

G.Umpan balik

Guru setelah mempelajari dan menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan
mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini,serta
diharapkan menambah referensi-referensi dari buku manual yang lain tentang
perbaikan panel bodidan sumber yang dapat dipercaya agar dapat dipahami
secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru
dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru

Setelah menyelesaikan modul ini maka,selanjutnya guru berkewajiban mengikuti


kegiatan pembelajaran ke-4 tentang analisis perbaikan panel pintu atau fender

178 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Kegiatan Pembelajaran 4: Analisis Perbaikan Panel


Pintu Atau Fender

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan guru peserta pengembangan


keprofesian berkelanjutan secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab
dapat:

1. Menganalisis kerusakan pada pintu mobil atau fender


2. Melaksanakan perbaikan panel pintu atau fender sesuai prosedur
keselamatan kerja dan lingkungan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini diharapkan guru peserta pengembangan


keprofesian berkelanjutan secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab
dapat:

1 Kerusakanyang terjadi pada panel pintu atau fender kendaraan dapat


dianalisis dengan benar
2 Kerusakan pada bagian panel pintu atau fender yang rusak dapat dilakukan
perbaikan sesuai prosedur keselamatan kerja dan lingkungan

C. Uraian Materi

1. Analisis Kerusakan Pada Panel Pintu Atau Fender

Analisis kerusakan pada panel pintu merupakan identifikasi besar kecilnya


kerusakan yang terjadi yang menjadi pertimbangan dalam menentukan metode
perbaikan dan langkah – langkah perbaikan yang dilakukan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 179


Kegiatan Pembelajaran 4

Seperti contoh kerusakan panel pintu di bawah ini:

Gambar 4. 1 Contoh kerusakan pada panel pintu

Dalam gambar di atas menunjukkan kerusakan yang terjadi pada panel pintu
berupa penyok (dent) yang dapat didentifikasi sebagai kerusakan ringan. Pada
area kerusakan dapat dilihat ada satu titik kerusakan plat bagian atas terjadi
tekukan (bend) sedangkan bagian lainnya hanya penyok tertekan ke dalam.

Dari identifikasi kerusakan tersebut dapat disimpulkan bahwa perbaikan bisa


dilakukan dengan metode tarik menggunakan vacuum – sliding hammer dan
washer welder– sliding hammer

 Metode vacuum puller adalah metode penarikan plat panel dengan


menggunakan peralatan seperti gambar di bawah ini yang terdiri dari karet
vakum dan pemukul kuncur (sliding hammer). Metode ini hanya dapat
digunakan pada kerusakan panel yang penyok tanpa tekukan (bend) sehingga
saat ditarik plat penyok dapat kembali rata.

180 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Gambar 4. 2. Peralatan Vacuum – sliding hammer

 Washer Welder – Sliding Hammermerupakan alat standart untuk Bengkel


Body Repair. Dengan alat ini, perbaikan dapat dilakukan dengan cepat dan
dapat memperbaiki kerusakan pada bagian luar mobil yang tidak dapat
dijangkau dari dalam. Washer Welder –Sliding Hammermenjadi alat yang
biasa dipakai teknisi kami untuk perbaikan body ringan. Prinsip kerja dari alat
ini adalah prinsip kerja las titik (spot welding) dimana sebuah ring bulat
dengan lubang ditenggah sebagai elektrodanya dan akan menempel pada
bodi. Dengan penggunaan ring (washer) tersebut dapat menarik bodi yang
penyok dan menekuk hingga rata. Peralatan las titik tersebut dapat juga untuk
memanasi satu titik seperti halnya pemulihan bentuk panel dengan metode
heat shrinking (pengerutan) untuk penyempurnaan pengerjaan pelurusan
dengan washer welder. Peralatan washer welder terdiri dari unit las titik dan
palu luncur (sliding hammer).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 181


Kegiatan Pembelajaran 4

Gambar 4. 3. Peralatan Washer Welder

2. Prosedur Perbaikan Kerusakan Pada Panel Pintu Atau Fender

Sebelum memperbaiki mobil yang penyok, langkah - langkah yang harus kita
perhatikan pada proses perbaikan body adalah :

 Tentukan dimana akan memulai pelurusan kembali panel yang rusak.

 Harus mengenali kerusakan akibat dampak yang terjadi sebenarnya.

 Kerusakan yang terjadi karena reaksi dari tumbukan tersebut contohnya:


apabila sebuah pintu terkena tumbukan dari samping kemudian tidak bisa
dibuka maka itulah yang disebut reaksi dari tumbukan.

Proses pelurusan panel :

Proses pelurusan panel adalah mengembalikan penyok body mobil ke kondisi


mendekati aslinya. Hal ini tidaklah semudah pikiran kita yang hanya cuma
menghantamnya dengan palu dari arah yang berlawanan dengan arah sumber
penyok mobil tersebut Justru kebalikanya. Pelurusan panel yang penyok harus
dimulai dari pinggir menuju sumber tumbukan. Biasanya harus menggunakan

182 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

teknik dan alat berbeda yang bervariasi pada masing-masing anda tentang hal
ini. Pelurusan dengan metode Vacuum – sliding hammer

Gambar 4. 4 Penentuan titik penarikan awal

Prosedur pelurusan dengan vacuum sliding hammer


 Siapkan peralatan vacuum sliding hammer set

 Bersihkan permukaan panel yang akan diluruskan

 Pasang vacuum sliding hammer pada titik penarikan pertama.

Gambar 4. 5 Pelurusan dengan vacuum sliding hammer

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 183


Kegiatan Pembelajaran 4

 Lakukan pelurusan dengan menarik menggunakan palu luncur (sliding


hammer) mulai titik pertama sampai menuju sumber tumbukan (bagian yang
terlihat terdapat tekukan) hingga permukaan panel kembali rata seperti bagian
panel sekitarnya

 Apabila bagian yang terdapat tekukan (bend) sulit diluruskan gunakan metode
lain seperti dengan palu dan dolly (bila memungkinkan) atau dengan washer
welder sliding hammer hingga kembali lurus.

Pelurusan dengan menggiunakan metode washer welder sliding hammer

Gambar 4. 6 Area dipasangkan ring (Washer) untuk pelurusan kembali

 Prosedur pelurusan dengan menggunakan metode Washer Welder Sliding


Hammer

 Bersihkan cat pada bagian yang akan dipasang ring (washer) dengan gerinda

184 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Gambar 4. 7 Pembersihan permukaan yang akan dipasang ring

 Persiapkan peralatan untuk pemasangan ring (Washer Welder) dan baterai


kendaraan dilepas

 Pasang electrode negative (massa) pada bodi.

Gambar 4. 8 Pemasangan elektroda negative

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 185


Kegiatan Pembelajaran 4

 Pasangkan ring dengan mesin las khusus Washer Welder dari satu sisi kiri
sampai pada bagian yang agak rata seperti gambar dibawah ini

Gambar 4. 9 Pemasangan ring (Washer) untuk pelurusan panel

186 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

 Setelah semua ring dengan jumlah sesuai yang direncanakan sudah


terpasang dengan baik maka proses pelurusan dapat dilakukan dengan
memasukkan batang bulah pada ring ring yang terpasang pada panel

Gambar 4. 10. Pemasangan batang ke dalam ring

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 187


Kegiatan Pembelajaran 4

 Gunakan palu luncur (Sliding Hammer) untuk menarik batang yang


dimasukkan dalam ring sehingga panel yang penyok (dent) dapat lurus atau
kembali rata

Gambar 4. 11 Pelurusan panel dengan menarik menggunakan palu luncur

Gambar 4. 12 Hasil pelurusan dengan metode Washer Welder Sliding Hammer

188 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

 Dari hasil pelurusan dengan Washer Welder Sliding Hammer masih ada
tekukan yang belum lurus dan bagian panel yang lain masih terdapat sedikit
lekukan penyok maka dilakukan pengerjaan tarik lanjutan dengan
menggunakan Washer Welder Sliding Hammer atau dengan ujung las titik
(spot welder).

Gambar 4. 13 Hasil pelurusan yang merata


 Untuk melakukan penarikan lanjutan pada bagian yang belum lurus maka
bersihkan cat seperti gambar di bawah ini

Gambar 4. 14 Persiapan penarikan lanjutan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 189


Kegiatan Pembelajaran 4

 Lakukan penarikan lanjutan mulai dari titik terjauh dari titik sumber benturan
(daerah panel yang tertekuk) hingga seluruh plat panel menjadi semakin rata
kembali mendekati kondisi aslinya.

Gambar 4. 15 Proses penarikan lanjutan hingga plat panel terlihat rata


 Dari penarikan lanjutan tersebut akan didapatkan permukaan yang siap
dilakukan pengerjaan lanjutan proses pengecatan ulang

Gambar 4. 16 Kondisi panel setelah dilakukan pelurusan. Tampak dari depan,


samping ke depan dan atas

190 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

D. Aktifitas Pembelajaran

1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem berdasarkan kompetensi, berbeda dengan sistem


yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan
bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat
perlu merencanakan belajarnya secara mandiri kemudian melaksanakannya
dengan tekun dan teliti sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

2. Persiapan/perencanaan

2.1 Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.
2.2 Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
2.3 Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
2.4 Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh.

3. Permulaan dari proses pembelajaran

3.1. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar dengan penuh percaya diri dan bertanggungjawab.
3.2. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan yang diperoleh.

4. Pengamatan terhadap tugas praktik

4.1. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh instruktur


atau orang yang telah berpengalaman lainnya dengan teliti dan seksama.
4.2. Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang konsep yang dirasa sulit
yang ditemukan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 191


Kegiatan Pembelajaran 4

5. Implementasi

5.1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.


5.2. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
5.3. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh penuh percaya diri
dan bertanggungjawab.

6. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan, dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

6.1. Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual,


sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar
dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat
untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar secara jujur
dan bertanggung jawab.

6.2. Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara


teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses
belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi
kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat
kerja dengan didasari saling menghargai.

6.3. Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang


dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup
topik tertentu

Aktifitas pembelajaran yang harus dilakukan peserta pelatihan PKB selanjutnya


adalah mengerjakan lembar kerja LK sebagai pendalaman dan penguatan
pemahaman materi yang dipelajari.

192 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Lembar kerja 4.1

ANALISIS PERBAIKAN PANEL PINTU ATAU FENDER

1 Berdasarkan gambar berikut ini berikan analisa kondisi kerusakan pada panel
pintu tersebut

2 Dari analisa kondisi kerusakan panel pintu tersebut tentukan metode


perbaikan yang paling cocok dan tidak banyak melepas komponen –
komponen yang ada pada pintu
Analisa kondisi kerusakan Penentuan metode perbaikan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 193


Kegiatan Pembelajaran 4

Lembar Pengamatan Proses

Nama Lembar Kerja (LK) :


Nama Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ............... pukul ...............
: Selesai tanggal ............ pukul ...............
ASPEK YANG CHECKLIST
NO KRITERIA Ket.
DIAMATI Benar Salah
Kaca mata las
Penggunaan
Sepatu kerja
1. peralatan pelindung
Sarung tangan
diri
Pakaian kerja
Kerusakan pada
Identifikasi kerusakan pintu yang
2. yang terjadi pada penyok dengan
panel pintu lekukan dan
deformasi
Dilakukan
pengetokan,
Menentukan langkah penarikan atau
langkah perbaikan pemanasan
4.
kerusakan pada panel disesuikan
pintu dengan tingkat
kerusakan
penyok

Lembar Pemeriksaan Hasil


Nama Lembar Kerja (LK) :
Nama Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ............... pukul ...............
: Selesai tanggal ............ pukul ...............

Aspek yang Checklist Skor


No Kriteria Ket.
diamati 4 3 2 1 minimal
Identifikasi Kerusakan
kerusakan pada pada pintu
panel pintu yang penyok
3
dengan
lekukan dan
deformasi

194 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Menentukan Dilakukan
langkah langkah pengetokan,
perbaikan penarikan
kerusakan panel atau
pintu pemanasan
3
disesuikan
dengan
tingkat
kerusakan
penyok

E. Tugas

1. Tentukan metode perbaikan yang paling cocok dan tidak banyak melepas
komponen – komponen yang ada pada pintu berikut ini

2. Tentukan langkah – langkah perbaikan sesuai dengan metode yang dipilih


sesuai dengan kerusakan pada panel pintu tersebut.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 195


Kegiatan Pembelajaran 4

F. Rangkuman

1 Analisis kerusakan pada panel pintu merupakan identifikasibesar kecilnya


kerusakan yang terjadi yang menjadi pertimbangan dalam menentukan
metode perbaikan dan langkah – langkah perbaikan yang dilakukan
2 Metode perbaikan yang paling cocok dan tidak banyak melepas komponen –
komponen yang ada pada pintu adalah menggunakan vacuum – sliding
hammer dan washer welder – sliding hammer
3 Metode vacuum puller adalah metode penarikan plat panel dengan
menggunakan peralatan seperti gambar di bawah ini yang terdiri dari karet
vakum dan pemukul kuncur (sliding hammer). Metode ini hanya dapat
digunakan pada kerusakan panel yang penyok tanpa tekukan (bend) sehingga
saat ditarik plat penyok dapat kembali rata
4 Washer Welder – Sliding Hammeradalah metode penarikan bagian yang
penyok (dent) dengan perantaraan ring (washer) yang ditempelkan pada bodi
dengan menggunakan teknik las titik (spot welding). Dengan penggunaan ring
(washer) tersebut dapat menarik bodi yang penyok dan menekuk hingga rata.
Peralatan las titik tersebut dapat juga untuk memanasi satu titik seperti halnya
pemulihan bentuk panel dengan metode heat shrinking (pengerutan) untuk
penyempurnaan pengerjaan pelurusan dengan washer welder

G.Umpan Balik

Guru setelah mempelajari dan menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan
mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini,serta
diharapkan menambah referensi-referensi dari buku manual yang lain tentang
perbaikan panel bodi dan sumber yang dapat dipercaya agar dapat dipahami
secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru
dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru.

Setelah menyelesaikan modul ini maka,selanjutnya guru berkewajiban mengikuti


kegiatan pembelajaran ke-5 mengenai pemasangan perangkat tambahan/hiasan
pada kendaraan

196 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Kegiatan Pembelajaran 5: Pemasangan Perangkat


Tambahan/Hiasan Pada Kendaraan

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan guru peserta pengembangan


keprofesian berkelanjutan secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab
dapat:

1. Mengidentifikasi perangkat tambahan/hiasan pada kendaraan


2. Melaksanakan pemasangan perangkat tambahan/hiasan pada kendaraan
sesuai prosedur keselamatan kerja dan lingkungan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini diharapkan guru peserta pengembangan


keprofesian berkelanjutan secara profesional, kreatif dan bertanggungjawab
dapat:

1 Identifikasi perangkat tambahan/hiasan pada kendaraan dapat dilakukan


dengan benar
2 Pemasangan pemasangan perangkat tambahan/hiasan pada kendaraan
dilaksanakan sesuai prosedur keselamatan kerja dan lingkungan

C. Uraian Materi

Pemasangan Perangkat Tambahan/Hiasan Pada Kendaraan

1. Identifikasi perangkat tambahan/hiasan pada kendaraan

Perangkat tambahan/hiasan pada bodi kendaraan secara garis besar dapat


diklasifikasikan menjadi dua macam,yaitu perangkat tambahan interior dan
perangkat tambahan eksterior.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 197


Kegiatan Pembelajaran 5

Perangkat tambahan interior diantaranya door trim, dan wetherstrip,


sedangkan perangkat tambahan eksterior berupa moulding, transfer/gambar-
gambar hiasan, decal/lis,spoiler, dan lain sebagainya.

Moulding Trim
Moulding Trim merupakan salah satu perangkat tambahan atau komponen-
komponen (biasanya berupa pelat tipis ) yang ditempelkan pada bodi kendaraan
sisi luar setelah bodi dilakukan pengecatan. Metode penempelanya dapat
dilakukan dengan klip atau dengan bahan perekat.

Macam-macam moulding yang terpasang pada bodi kendaraan antara lain side
protection moulding ( moulding pelindung samping ), door belt moulding (
moulding sabuk pintu) , moulding kaca, dan roof drip moulding (moulding
talang).

198 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Gambar 5. 1. Macam – macam Moulding Trim

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 199


Kegiatan Pembelajaran 5

Spoiler
Spoiler dipasang pada bodi kendaraan dengan alasan utama untuk memperbaiki
daya cengkram roda terhadap jalan agar kendaraan mudah dikendalikan. Banyak
orang tidak mengetahui mengenai hal ini sehingga mereka asal pasang
saja/pemasanganya tidak tepat. Spoiler dapat dikategorikan menjadi beberapa
macam tergantung letak/posisi pemasanganya. Spoiler yang dipasang disebelah
belakang (biasanya dipasang di atas tutup bagasi) disebut back wing. Spoiler
yang dipasang bagian depan kendaraan disebut air dam atau bumper, dan
spoiler yang dipasang dibagian samping kendaraan disebut side skirt spoiler

Gambar 5. 2 Macam – macam Spoil

200 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Transfer Gambar Hiasan

Transfer gambar hiasan berfungsi untuk menambah daya tarik dan melindungi
diri dari korosi dan pengaruh cuaca maka dilakukan pengecatan pada bodi
kendaraan. Pengecatan bodi kendaraan pada perkembanganya tidak hanya
bertujuan seperti disebutkan di atas, akan tetapi dapat juga sebagai ajang
menuangkan kreatifitas seni seseorang. Oleh karena itu pada saat sekarang ini
berkembang jenis pengecatan yang dikenal sebagai air brush. Air brush yang
diaplikasikan pada bodi kendaraan sebenarnya lebih banyak mengarah pada
fungsi dekoratif atau sebagai hiasan. Tipe hiasan yang lain adalah transfer
gambar-gambar hiasan yang diaplikasikan pada bodi kendaraan, khususnya
untuk kendaraan station wagon, yang juga sering disebut woodgrain overlays.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 201


Kegiatan Pembelajaran 5

Stiker

Stiker juga merupakan salah satu hiasan yang diaplikasikan pada bodi
kendaraan . biasanya berbentuk tulisan atau gambar yang ditempelkan pada sisi
luar bodi kendaraan.

Gambar 5. 3 Stiker

Decal atau lis

Decal atau lis sebenarnya hampir sama dengan stiker. Perbedaanya terletak
pada bentuk dan bahanya. Ukuran stiker biasanya cukup kecil, sedangkan decal
atau lis biasanya berbentuk memanjang.

202 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Gambar 5. 4 Stiker lis

Macam – macamperangkat tambahan/hiasan interior yang sering dipasang pada


kendaraan antara lain door trim dan weatherstrip

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 203


Kegiatan Pembelajaran 5

Door trim

Door trim ini berupa bahan plastic atau sejenisnya yang digunakan untuk
menutup bagian dalam ( interior ) pintu kendaraan. Kelengkapan ini tidak hanya
sekedar menutup bagian interior pintu saja , akan tetapi dapat berfungsi sebagai
tambahan yang sifatnya dekoratif atau sebagai hiasan.

Gambar 5. 5 Door Trim

Weatherstrip

Perangkat tambahan bodi yang berupa karet penutup ini berfungsi sebagai
pelindung terhadap cuaca, baik berupa air,angin, maupun debu. Dengan
dipasang weatherstrip diharapkan air, angin, maupun debu tidak dapat
menerobos masuk kedalam kendaraan.

Gambar 5. 6 Car Door Rubber Seal Strip Weatherstrip

204 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

2. Pemasangan perangkat tambahan/hiasan pada kendaraan

Pemasangan Moulding Trim pada mobil sedang


Procedure pemasangan:
 Siapkan alat dan Moulding Trim meliputi meteran/pengaris panjang, pensil,
majun isolasi kertas dan unit Moulding Trim

Gambar 5. 7 Mobil sebelum dipasang Moulding Trim

 Keluarkan dari pembungkusnya dan siapkan kit Moulding Trim

Gambar 5. 8 Kit Molding Tri

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 205


Kegiatan Pembelajaran 5

 Bersihkan permukaan bodi dari kotoran dengan menggunakan alkohol

Gambar 5. 9 Persiapan permukaan

 Menentukan posisi moulding trim dengan mengukur tinggi dari bibir pintu
bagian bawah hingga  20 cm di bawah handel pembuka pintu kemudian
ditarik garis lurus

Gambar 5. 10 Penentuan posisi Moulding Trim

206 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

 Pasang isolasi kertas tepat pada garis yang telah dibuat yang berfungsi untuk
pemandu pemasangan Mouding Trim

Gambar 5. 11 Pemasangan isolasi kertas sebagai pemandu

 Kelupas penutup perekat pada kedua ujung dari Moulding Trim sepanjang 
15 cm.

Gambar 5. 12 Pelepasan penutup perekat Moulding

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 207


Kegiatan Pembelajaran 5

 Pasang moulding trim dengan mengikuti garis tepi bagian bawah dari isolasi
kertas. Tekan moulding trim dengan kuat pada ujung – ujungnya.

Gambar 5. 13 Pemasangan Moulding

 Tarik penutup perekat ujung sebelah kiri dari Moulding Trim hingga terlepas
sampai di tengah moulding. Berikutnya tarik ujung sebelah kanan hingga
penutup perekat terlepas

Gambar 5. 14 Penarikan penutup perekat moulding secara keseluruhan

208 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

 Tekan secara merata sepanjang moulding hingga menempel dengan kuat


pada panel pintu

Gambar 5. 15 Penekanan moulding agar lebih menempel pada panel

 Dengan cara yang sama pasang moulding yang satunya kemudian lepas
isolasi kertas dan isolasi pelindung lapisan chrome pada moulding

Gambar 5. 16 Pelepasan isolasi kertas dan isolasi pelindung krom

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 209


Kegiatan Pembelajaran 5

Pemasangan Door Weatherstrip Seal pada kendaraan

Prosedur:

 Siapkan Door Weatherstrip Seal yang baru dan sesuai dengan type
kendaraan yang akan diganti Door Weatherstrip Sealnya
 Siapkan peralatan yaitu obeng minus dan tang potong
 Buka lis penutup tepi karpet lantai dengan obeng untuk membuka
penguncinya

Gambar 5. 17 Pelepasan Lis penutup tepi karpet lantai

210 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

 Lepas salah satu ujung Door Weatherstrip Seal kemudian tarik ujung yang
lainnya hingga terlepas

Gambar 5. 18. Pelepasan Door Weatherstrip Seal

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 211


Kegiatan Pembelajaran 5

 Pasang weatherstrip yang baru dengan titik awal pemasangan seperti titik
awal pelepasan

Gambar 5. 19 Pemasangan weatherstrip yang baru

 Potong sisa karet weatherstrip kemudian rapatkan

Gambar 5. 20 Pemotongan sisa karet weatherstrip

212 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

 Pasang kembali penutup tepi karpet lantai

Gambar 5. 21 Pemasangan kembali penutup tepi karpet lantai

D. Aktifitas Pembelajaran

1. Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem berdasarkan kompetensi, berbeda dengan sistem
yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan
bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat
perlu merencanakan belajarnya secara mandiri kemudian melaksanakannya
dengan tekun dan teliti sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

2. Persiapan/perencanaan

2.1 Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.
2.2 Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
2.3 Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
2.4 Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 213


Kegiatan Pembelajaran 5

3. Permulaan dari proses pembelajaran

3.1. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar dengan penuh percaya diri dan bertanggungjawab.
3.2. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan yang diperoleh.

4. Pengamatan terhadap tugas praktik

4.1. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh instruktur atau


orang yang telah berpengalaman lainnya dengan teliti dan seksama.
4.2. Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang konsep yang dirasa sulit
yang ditemukan

5. Implementasi

5.1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.


5.2. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
5.3. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh penuh percaya diri
dan bertanggungjawab.

6. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan, dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

6.1. Belajar secara mandiri


Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual,
sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar
dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat
untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar secara jujur
dan bertanggung jawab.

6.2. Belajar Berkelompok


Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara
teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses
belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi

214 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat
kerja dengan didasari saling menghargai.

6.3. Belajar terstruktur


Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang
dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup
topik tertentu

Aktifitas pembelajaran yang harus dilakukan peserta pelatihan PKB selanjutnya


adalah mengerjakan lembar kerja LK sebagai pendalaman dan penguatan
pemahaman materi yang dipelajari.

Lembar kerja 5.1

PEMASANGAN PERANGKAT TAMBAHAN/HIASAN PADA KENDARAAN

1 Identifikasikan perangkat tambahan/hiasan interior dan ekterior pada sebuah


kendaraan yang ada disekitar saudara.
2 Identifikasikan kondisi perangkat tambahan/hiasan interior dan eksterior pada
sebuah kendaraan sesuai dengan fungsinya
3 Lakukan penggantian salah satu perangkat tambahan/hiasan pada sebuah
kendaraan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 215


Kegiatan Pembelajaran 5

Idendifikasi kondisi Urutan proses


Identifikasi perangkat
perangkat pengantian perangkat
tambahan/hiasan
tambahan/hiasan tambahan/hiasan

Lembar Pengamatan Proses

Nama Lembar Kerja (LK) :


Nama Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ............... pukul ...............
: Selesai tanggal ............ pukul ...............

ASPEK YANG CHECKLIST


NO KRITERIA Ket.
DIAMATI Benar Salah
Kaca mata las
Penggunaan
Sepatu kerja
1. peralatan pelindung
Sarung tangan
diri
Pakaian kerja
Interior:
Door Trim
Identifikasi macam Weatherstrip
macam perangkat Eksterior:
2.
tambahan/hiasan Moulding Trim
interior dan ekterior Gambar hiasan
Decal/lis
Spoiler

216 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Menentukan kondisi
macam macam
3. perangkat
tambahan/hiasan
interior dan ekterior
Melaksanakan
Sesuai lembar
penggantian salah
manual dalam
4. satu perangkat
bungkus
tambahan yaitu
moulding trim
moulding trim

Lembar Pemeriksaan Hasil

Nama Lembar Kerja (LK) :


Nama Peserta :
Lama Pengerjaan : Mulai tanggal ............... pukul ...............
: Selesai tanggal ............ pukul ...............
Aspek yang Checklist Skor
No Kriteria Ket.
diamati 4 3 2 1 minimal
1. Identifikasi Interior:
macam macam Door Trim
perangkat Weatherstrip
tambahan/hiasan Eksterior:
interior dan Moulding
ekterior Trim 3
Gambar
hiasan
Decal/lis
Spoiler

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 217


Kegiatan Pembelajaran 5

2. Menentukan Interior:
kondisi macam Door Trim
macam perangkat Weatherstrip
tambahan/hiasan Eksterior:
interior dan Moulding
3
ekterior Trim
Gambar
hiasan
Decal/lis
Spoiler
3. Melaksanakan Sesuai
penggantian salah lembar
satu perangkat manual
3
tambahan yaitu dalam
moulding trim bungkus
moulding trim

218 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

E. Latihan

1 Sebutkan dan jelaskan yang termasuk perangkat tambahan/hiasan interior


dan eksterior pada sebuah kendaraan!

2 Perhatikan gambar berikut ini, tunjukkan dan sebutkan perangkat tambahan


saja apa yang terdapat pada pintu kendaraan tersebu!

3 Perhatikan gambar di bawah ini dan jelaskan fungsi dari masing – masing tipe
Weatherstrip.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 219


Kegiatan Pembelajaran 5

F. Rangkuman

1 Perangkat tambahan interior diantaranya:


a. Door trim ini berupa bahan plastic atau sejenisnya yang digunakan untuk
menutup bagian dalam ( interior ) pintu kendaraan. Kelengkapan ini tidak
hanya sekedar menutup bagian interior pintu saja , akan tetapi dapat
berfungsi sebagai tambahan yang sifatnya dekoratif atau sebagai hiasan.

b. Weatherstriadalah perangkat tambahan bodi yang berupa karet penutup ini


berfungsi sebagai pelindung terhadap cuaca, baik berupa air,angin, maupun
debu.

2 Perangkat tambahan eksterior diantaranya:

a. Moulding Trim merupakan salah satu perangkat tambahan atau komponen-


komponen (biasanya berupa pelat tipis ) yang ditempelkan pada bodi
kendaraan sisi luar setelah bodi dilakukan pengecatan. Metode
penempelanya dapat dilakukan dengan klip atau dengan bahan
perekat.Macam-macam moulding yang terpasang pada bodi kendaraan
antara lain side protection moulding ( moulding pelindung samping ), door
belt moulding ( moulding sabuk pintu) , moulding kaca, dan roof drip
moulding (moulding talang).

b. Spoiler dipasang pada bodi kendaraan dengan alasan utama untuk


memperbaiki daya cengkram roda terhadap jalan agar kendaraan mudah
dikendalikan.Spoiler yang dipasang disebelah belakang (biasanya dipasang
di atas tutup bagasi) disebut back wing. Spoiler yang dipasang bagian
depan kendaraan disebut air dam atau bumper, dan spoiler yang dipasang
dibagian samping kendaraan disebut side skirt spoiler

220 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

c. Transfer gambar hiasan berfungsi untuk menambah daya tarik dan


melindungi diri dari korosi dan pengaruh cuaca maka dilakukan pengecatan
pada bodi kendaraan.

d. Striker juga merupakan salah satu hiasan yang diaplikasikan pada bodi
kendaraan . biasanya berbentuk tulisan atau gambar yang ditempelkan pada
sisi luar bodi kendaraan.

e. Decal atau lis sebenarnya hampir sama dengan stiker. Perbedaanya terletak
pada bentuk dan bahanya. Ukuran stiker biasanya cukup kecil, sedangkan
decal atau lis biasanya berbentuk memanjang.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Guru setelah mempelajari dan menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan
mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini,serta
diharapkan menambah referensi-referensi dari buku manual yang lain tentang
perbaikan panel bodi dan sumber yang dapat dipercaya agar dapat dipahami
secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru
dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 221


Kegiatan Pembelajaran 5

Pengembangan Soal

Lembar kerja 6. Pengembangan soal

Petunjuk:

1. Bacalah bahan bacaan Modul Perawatan Berkala Sistem Kelistrikan


Penerangan & Sistem Tanda Sepeda Motor (Kelompok Kompetensi B).
2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan .
3. Buatlah 3 (tiga) soal pilihan ganda (PG) dan 3 (tiga) soal uraian HOTS (Higher
Order Thinking Skill) sesuai materi yang ada pada setiap kegiatan belajar
4. Buatlah kisi-kisi soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipalajari sesuai
format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda)
5. Masing-masing soal ditulis di kartu soal

Kisi-Kisi Penulisan Soal Tes Prestasi Akademik

A. Kurikulum 2006
Jenis Sekolah :
Mata Pelajaran :
Baha
No. Standar Kompetensi
n Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Kompetsi Dasar
Kelas
PG Level
Pengetahuan
1
dan
Pemahaman
PG Level
2
Aplikasi
PG Level
3
Penalaran

222 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

b. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah :
Mata Pelajaran :

No. Kompetensi Bahan


Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Dasar Kelas
PG Level
Pengetahuan
1
dan
Pemahaman
PG Level
2
Aplikasi
PG Level
3
Penalaran

Kaidah Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda

1. Materi

a. Soal harus sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi.

b. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
Artinya semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama
seperti yang terkandung dalam pokok soal, penulisannya harus setara,
dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.
c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang
palingbenar.

2. Konstruksi

a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.


b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan
yang berkaitan dengan materi yang ditanyakan.
c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negative
ganda.
e. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 223


Kegiatan Pembelajaran 5

f. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua jawaban


salah",atau "Semua jawaban benar".
g. Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban
berbentuk angka yang menunjukkan waktu harus disusun secara
kronologis.
h. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal
harus jelas dan berfungsi.
i. Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

3. Bahasa

a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah


Bahasa Indonesia.
b. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
c. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut pada
pokok soal.

Kaidah Penulisan Soal Uraian

1. Materi

a. Soal harus sesuai dengan indikator


b. Batasan jawaban yang diharapkan harus jelas
c. Isi materi sesuai dengan pelajaran
d. Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang sekolah/kelas

2. Konstruksi

a. Rumusan kalimat soal harus menggunakan kata tanya/perintah yang


menuntut jawaban terurai.
b. Buatkan petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
c. Buatlah pedoman penskoran segera setelah soal disusun dengan
pendekatan skor 1 benar dan salah 0.

224 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

d. Hal-hal yang menyertai soal: tabel, gambar, grafik, peta, atau yang
sejenisnya harus disajikan dengan jelas dan terbaca.

3. Bahasa

a. Butir soal menggunakan kalimat yang sederhana dan komunikatif


b. Butir soal tidak mengandung kata yang dapat menyinggung perasaan
siswa
c. Butir soal tidak menggunakan kata yang menimbulkan penafsiran ganda

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 225


Kegiatan Pembelajaran 5

Higher-Order Thinking (Berpikir Tingkat Tinggi)

Higher-order thinking adalah ketika mengingat kembali informasi (recall atau


ingatan) diminimalkan dan penekanan diberikan terhadap :

 mentransfer informasi dari satu konteks ke konteks lainnya


 memproses dan menerapkan informasi
 melihat keterkaitan antara informasi yang berbeda-beda
 menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah
 secara kritis mengkaji/menelaah ide atau gagasan dan informasi

Rambu Penyusunan Soal HOT


1. Soal yang disusun harus mengukur kompetensi yang akan diukur
2. Kontekstual “ya” keberfungsian stimulus “WAJIB”
3. Higher bukanlah Highest, menulis soal orde berfikir lebih tinggi bukan level
tertinggi

Praktek Penilaian HOTS


1. Gunakan Konteks Dunia Nyata
2. Berikan Pertanyaan yang terkait analisa visual
3. Tanyakan alasan dari jawaban yang diberikan
4. Soal Pilihan ganda dan soal obyektif DAPAT mengukur HOTS

KARTU SOAL
Jenjang :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Kompetensi :
Level :
Materi :
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

226 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban :

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 227


Kegiatan Pembelajaran 5

Kunci Jawaban

A. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 1

Soal Teori
1. A 11. D
2. C 12. B
3. C 13. A
4. C 14. A
5. B 15. B
6. A 16. A
7. C 17. A
8. C 18. A
9. B 19. B
10. C 20. C

B. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 2

1. Komponen Bodi kendaraan diantaranya adalah:


a) Engine hood adalah panel sebagai penutup mesin, biasanya untuk sedan.
b) Fender merupakan sayap samping yang bisa dilepas dengan melepas baut
untuk depan, untuk belakang biasanya dilas mati secara penuh
c) deck lid adalah kap atau tutup belakang untuk bagasi, biasanya untuk
sedan
d) bumper alat penahan benturan yang ada didepan dan belakang
e) pintu merupakan panel untuk akses keluar masuk kendaraan.
f) Kaca sebagai media untuk memperluas pandangan.
g) roof head lining adalah interior bagian atap kendaraan bagian dalam.
h) tempat duduk adalah tempat duduk penumpang

228 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

i) instrument panel merupakan alat yang terletak di dashvord panel berisi


informasi tentang kondisi mobil.
j) Grill adalah komponen kendaraan yang terletak di bagian depan kendaraan
berfungsi sebagai pengarah udara untuk pendinginan engine, penyaring
partikel yang besar agar tidak menutup radiator pendingin, serta sebagai
penghias bodi kendaraan, sedangkan molding merupakan penghias
kendaraan.

2. Kaca kendaraan harus memiliki beberapa sifat:


a). kaca harus jernih
b). tidak membiaskan cahaya yang datang
c). tahan terhadap tekanan udara yang kuat
d). apabila terjadi kecelakaan tidak membahayakan penumpang
e). tahan terhadap temperatur yang ekstrim.

3. Untuk memperbaiki dan memasang moulding maka ada beberapa prosedur


yang harus dilakukan yaitu :
a) Membersihkan sisa-sila lem pada moulding
b) Menyiapkan moulding untuk dipasang kembali ke bodi kendaraan
c) Menyiapkan permukaan bodi kendaraan untuk pemasangan moulding
d) Memasang moulding yang telah disiapkan ke panel bodi kendaraan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 229


Kegiatan Pembelajaran 5

C. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 3

Kasus yang terjadi pada mobil tersebut adalah adanya kerusakan akibat korosi
pada panel pintu yang menyebabkan beberapa titik dari panel berkarat dan
keropos.

Untuk mengidentifikasi kerusakan yang terjadi pada panel pintu dilakukan


langkah – langkah sebagai berikut:

a). Pada bagian bagian panel pintu yang terjadi korosi/karat dihilangkan catnya
dengan digerinda sehingga terlihat pelatnya dan dapat diketahui seberapa
parah kerusakan akibat korosi tersebut.

b). Jika tidak terjadi keropos lebih dalam (berlubang) dan pelatnya masih kuat
dan tidak rapuh maka cukup dibersihkan dari karat dan dipersiapkan untuk
perbaikan catnya

c). Jika terjadi keropos yang parah dan plat panelnya sudah rapuh serta
berlubang lebar maka diperlukan penggantian bagian panel yang rusak
tersebut. Untuk mengganti panel tersebut diperlukan mal/pola sebagai
pedoman dalam pembuatan plat pengganti bagian panel. Pengelasan plat
pengganti bagian panel dapat dilakukan sebaiknya menggunakan las CO2 –
MIG atau las titik (Spot Welding)

230 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

D. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 4

1 Berdasarkan pengamatan dari bentuk kerusakan pada panel pintu tersebut


maka dapat disimpulkan bahwa pada kerusakan penyok panel pintu tersebut
tidak terjadi tekukan melipat. Dengan demikian masih dapat kembali
diluruskan dengan baik dan metode yang paling sesuai yaitu dengan
menggunakan pelurusan washer welder sliding hammer dan spotheater/heat
shrinking dengan las titik (spot welder).

2 Langkah pelurusan dengan washer welder sliding hammer adalah sebagai


berikut:
a. Bersihkan cat bagian tengah yang penyok dengan gerinda

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 231


Kegiatan Pembelajaran 5

b. Siapkan spotwelder untuk memasang ring (washer welder), pasang


negative alat spotwelder pada bodi
c. Pasang ring pada bagian tengah yang penyok

d. Setelah ring terpasang semua siapkan sliding hammer


e. Pasang batang penarik/pelurus pada ring penarik
f. Tarik batang penarik/pelurus pada mulai dari bagian tengah ke tepi
kanan kiri hingga plat panel terlihat lurus/rata.
g. Bila masih ada bagian yang belum lurus/rata ratakan dengan metode
penarikan dengan spotwelder seperti pada gambar

232 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

h. Bola masih ada juga plat panel yang melembung ratakan dengan
metode heat shringking menggunakan pemanasan dengan alat
spotwelder seperti contoh berikut ini

i. Bila semua sudah terlihat rata maka siap dilakukan pengerjaan lanjutan
yaitu perbaikan cat.

E. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 5

1 Yang termasuk perangkat tambahan interior dan eksterior adalah


Perangkat tambahan interior diantaranya:
a. Door trim ini berupa bahan plastic atau sejenisnya yang digunakan untuk
menutup bagian dalam ( interior ) pintu kendaraan. Kelengkapan ini tidak
hanya sekedar menutup bagian interior pintu saja , akan tetapi dapat
berfungsi sebagai tambahan yang sifatnya dekoratif atau sebagai hiasan.

b. Weatherstri adalah perangkat tambahan bodi yang berupa karet penutup


ini berfungsi sebagai pelindung terhadap cuaca, baik berupa air,angin,
maupun debu.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 233


Kegiatan Pembelajaran 5

Perangkat tambahan eksterior diantaranya:


a. Moulding Trim merupakan salah satu perangkat tambahan atau komponen-
komponen (biasanya berupa pelat tipis ) yang ditempelkan pada bodi
kendaraan sisi luar setelah bodi dilakukan pengecatan. Metode
penempelanya dapat dilakukan dengan klip atau dengan bahan
perekat.Macam-macam moulding yang terpasang pada bodi kendaraan
antara lain side protection moulding ( moulding pelindung samping ), door
belt moulding ( moulding sabuk pintu) , moulding kaca, dan roof drip
moulding (moulding talang).

b. Spoiler dipasang pada bodi kendaraan dengan alasan utama untuk


memperbaiki daya cengkram roda terhadap jalan agar kendaraan mudah
dikendalikan. Spoiler yang dipasang disebelah belakang (biasanya dipasang
di atas tutup bagasi) disebut back wing. Spoiler yang dipasang bagian depan
kendaraan disebut air dam atau bumper, dan spoiler yang dipasang dibagian
samping kendaraan disebut side skirt spoiler

c. Transfer gambar hiasan berfungsi untuk menambah daya tarik dan melindungi
diri dari korosi dan pengaruh cuaca maka dilakukan pengecatan pada bodi
kendaraan.

d. Striker juga merupakan salah satu hiasan yang diaplikasikan pada bodi
kendaraan . biasanya berbentuk tulisan atau gambar yang ditempelkan pada
sisi luar bodi kendaraan.

e. Decal atau lis sebenarnya hampir sama dengan stiker. Perbedaanya terletak
pada bentuk dan bahanya. Ukuran stiker biasanya cukup kecil, sedangkan
decal atau lis biasanya berbentuk memanjang.

234 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

f. Pada gambar tersebut di bawah ini perangkat tambahan yang terdapat pada
pintu kendaraan adalah karet weatherstrip yang menempel pada pintu atau
pada bodi

g. Fungsi masing – masing type karet weatherstrip berikut ini adalah:

Type A adalah karet perapat bagasi kendaraan


Type B dan E adalah perapat untuk pintu
Type C adalah perapat
Type F adalah karet kaca pintu/jendela

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 235


Kegiatan Pembelajaran 5

Evaluasi

A. Soal Evaluasi

1. Perhatikan gambar berikut ini

Regulator meter tekanan gas dihubungkan pada botol dengan mur nipel, kedua
jenis regulator mempunyai ciri drat yang berbeda yaitu ulir kanan dan ulir kiri.
Untuk ulir kiri biasanya terdapat pada mur nipel...
a. regulator gas oksigen
b. regulator gas asetelin
c. regulator gas argon
d. regulator gas aktif

2. Tekanan kerja zat asam/oksigen untuk pembakar jenis injector, yaitu...


a. 1,0 bar
b. 1,5 bar
c. 2,5 bar
d. 2,0 bar

236 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

3. Porositas adalah salah satu ciri cacat las dalam sambungan las, hal itu bisa
diakibatkan oleh....
a. Penjelasan dilaksanakan dengan nyala netral
b. Jarak nyala inti terlalu jauh dari cairan logam panas
c. Udara atmosfir kurang bersatu dengan pembakaran
d. Campuran gas pembakar seimbang

4. Ada tiga jenis nyala api pada proses las karbit salah satunya dipakai untuk
pengelasan baja karbon rendah.Nyala api tersebut adalah...
a. Nyala netral
b. Nyala biru
c. Nyala oksidasi
d. Nyala karburasi

5. Nyala api netral berguna untuk... logam agar mengalami


surfacehardening.
a. Seat treatment
b. Colt treatment
c. Hot treatment
d. Heat treatment
e. Warm treatment

6. Untuk memasang plat panel baru pada bodi kendaraan yang terbaik
menggunakan las. Pengelasan yang paling sesuai menggunakan las jenis
apa.?
a. Las CO2 – Mig
b. Las busur listrik
c. Las asetelin
d. Washer welder

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 237


Kegiatan Pembelajaran 5

7. Untuk menyambung plat bodi pada panel pintu yang sobek paling baik
menggunakan las …………….
a. Las CO2 – Mig
b. Las busur listrik
c. Las asetelin
d. Washer welder

8. Untuk menyambung bagian tepi panel seperti gambar berikut ini paling
tepat menggunakan las ……………………

a. Las CO2 – Mig


b. Las busur listrik
c. Las asetelin
d. Washer welder

9. Alat yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur tekanan isi dan tekanan
kerja pada las asetilin
a. Alternator
b. karburator
c. Regulator
d. Radiator

10. Urutan alat las oksi asetilin adalah:


a. Tabung, selang, regulator, pembakar
b. Tabung, regulator, selang, pembakar
c. Tabung, pembakar, regulator, selang
d. Tabung, selang, pembakar, regulator

238 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

11. Ukuran mulut pembakar yang dipakai pada kerja las tergantung pada
a. Ketebalan benda kerja yang dilas
b. Tekanan isi tabung
c. Panjang benda kerja yang dilas
d. Bentuk kampuh yang dilas

12. Alat keselamatan kerja yang dipakai untuk melindungi badan dari percikan
api adalah
a. Kaca mata
b. Sarung tangan
c. Apron
d. Sepatu

13. Alat bantu yang dipakai untuk membersihkan kotoran baik sebelum
maupun sesudahmengelas adalah:
a. Palu las
b. Smiting
c. Sikat baja
d. Kikir

14. Nyalakan api yang dibuat dengan perbandingan asetilin dan oksigen
sebanding adalahnyala
a. Karburasi
b. Netral
c. Oksidasi
d. Luar

15. Sudut pembakar terhadap benda pada las oksi asetilin posisi bawah
tangan arah maju adalah
a. 89 – 90 derajat
b. 60 – 70 derajat
c. 45 – 60 derajat
d. 20 – 40 derajat
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 239
Kegiatan Pembelajaran 5

16. Sudut pembakar terhadap benda pada las oksi asetilin posisi bawah
tangan arah mundur adalah
a. 89 – 90 derajat
b.60 – 70 derajat
c. 45 – 60 derajat
d.20 – 40 derajat

17. Untuk mengakhiri proses pengelasan maka gas sisa yang ada dalam selang
sebaiknya:
a. Dibiarkan dalam selang
b. Dikosongkang dari dalam selang
c. Dibuang oksigennya
d. Dibuang asetelinnya

18. Ciri nyala api oksidasi lebih yaitu....


a. nyala api pendek,berwarna ungu dan nyala kerucut luarnya pendek
b.nyala api pendek,berwarna ungu dan nyala kerucut luarnya panjang
c. nyala api pendek,berwarna merah dan nyala kerucut luarnya panjang
d.nyala api panjang,berwarna ungu dan nyala kerucut luarnya panjang

19. Apabila dilihat dari prosesnya, las listrik termasuk dalam ….


a. las cair
b. las patri
c. las titik
d. las patri keras

20. Apabila yang dicairkan hanya kawat lasnya saja, sedangkan bahan
dasarnya dipanaskan temperature cair kawat las tersebut, hal ini termasuk
dalam proses ….
a. las cair
b. las patri
c. las titik
d. las patri keras

240 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

F. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

1. B 11. A
2. C 12. C
3. B 13. C
4. A 14. B
5. D 15. C
6. A 16. D
7. C 17. B
8. C 18. A
9. C 19. A
10. B 20. B

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 241


Kegiatan Pembelajaran 5

242 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Penutup

A.Kesimpulan

Modul diklat PKB guru paket keahlian teknik perbaikan bodi otomotif kelompok
kompetensi D ini memuat tentang materi dasar sesuai dengan standar
kompetensi guru yang sudah dibuat. Sehingga memperoleh indikator pencapaian
kompetensi (IPK). peserta diklat diharapkan dapat mempelajari modul ini sebagai
referensi dan untuk pengembangan kompetensi diri sendiri serta dapat ditularkan
pada peserta lainya. Banyak manfaat yang terdapat didalam modul ini,
bagaimana melakukan pengelasan panel bodi, pembuatan pola dan pelepasan
panel pintu atau fender pada perbaikan panel panel bodi,melakukan Perbaikan
panel pintu atau fender dan pemasangan perangkat tambahan pada perbaikan
panel panel bodi

Secara khusus peserta diklat Guru Pembelajar harus dapat mengalisis


penggunaan peralatan pengelasan yang sesuai dengan kondisi plat panel bodi,
menjelaskan konstruksi dan komponen bodi kendaraan, melaksanakan
Pelepasan, Pemasangan dan Penyetelan Komponen Bodi Kendaraan sesuai
prosedur, menjelaskan kerusakan kerusakan yang terjadi pada bodi kendaraan,
melaksanakan pembuatan pola untuk bagian panel atau fender yang rusak
sesuai prosedur, melaksanakan pengelasan pola bagian panel atau fender yang
rusak pada bodi kendaraan, menganalisis kerusakan pada pintu mobil atau
fender, melaksanakan perbaikan panel pintu atau fender sesuai prosedur,
mengidentifikasi perangkat tambahan/hiasan pada kendaraan dan melaksanakan
pemasangan perangkat tambahan/hiasan pada kendaraan

B.Tindak Lanjut

Modul Pengembangan keprofesian berkelanjutan ini diharapkan dapat


memberikan kontribusi dan manfaat dalam mendukung upaya guru
meningkatkan kompetensi dan juga pengintegrasian pendidikan karakter dalam

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 243


Kegiatan Pembelajaran 5

setiap kegiatan pembelajaran, maupun segala segi kehidupan peserta didik.


Dengan demikian diharapkan guru dapat mengembangkan potensi-potensi
intelektual dan karakter peserta didik.
Peserta diklat PKB akan diuji kompetensinya di TUK yang memenuhi syarat
sebagai indikator penguasaan materi kompetensi profesional dalam kegiatan
pembelajaran

Penyusun menyadari bahwa masih banyak informasi tentang bagaimana


memperbaiki bodi kendaraan yang belum disusun pada modul ini. Banyak
berkembang teknik-teknik baru dan peralatan modern dalam perbaikan bodi dan
belum ditulis atau disusun pada modul ini. Peserta diklar PKB sangat diharapkan
untuk memperbarui informasi teori yang didapatkan dari berbagai sumber

244 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Glosarium

Air dam adalah komponen yang bertujuan untuk mempercepat aliranudara di


bagian kolong mobil, sehingga aliran udara tersebut bertambah cepat.
Bumper adalah bodi kendaraan yang berguna untuk menahan benturan baik dari
depan atau belakang.

Deck lid adalah penutup bagasi bagian belakang pada kendaraan sedan
Flange adalah bagian tepi bodi kendaraan, biasa untuk menempelkan karet kaca
dan hiasan lain.

Grill adalah bagian bodi depan diantara lampu kepala berfungsi untuk mengatur
arah angin dan pemanis untuk memperindah bodi kendaraan
Hinge adalah engsel yang biasanya terletak pada pintu, deck lip atau hood
engine. Instrument panel adalah komponen-komponen yang terletak pada bagian
dashbor kendaraan

Moulding adalah hiasan yang ditempelkan pada bodi kendaraan.

Roof head lining adalah atap bagian dalam kendaraan

Wing (sayap) adalah komponen bodi bertujuan untuk memperbaiki aliran udara
saat akan meninggalkan bodi kendaraan sehingga efek dari turbulensi udara
dibelakang bodi dapat dicegah.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 245


Kegiatan Pembelajaran 5

Daftar Pustaka

Anglin, Donald L. (1980).Automobiles Bodies Maintenance and


Repair.https://www.google.co.id.
Anonim. (1988). Welding of Stainless Steels and Other Joining
Methodshttps://www.google.co.id.
Crouse, William Harry. (1980). Automotive Body Repair and Refinishing.
https://www.google.co.id.
http://www.advantagefabricatedmetals.com/welding.html
http://www.americanbeautytools.com/soldering tool
http://www.autobodyonline.com/products/product_guide.cfm
Cara menyambung plat bodi mobil yang penyok dengan las.
www.tokomobil5.web.id.
panduan belajar mengelas(Memotong dengan gas
oxyacetylene).edyrahman2.blogspot.com.
http://www. europa-lehrmittel.
Floor pan replacement tutorial. Youtube.Rust repair.
Gunadi.Teknik bodi otomotif jilid 2.
Techno prees80 Th 2012.Artikel seputar teknologi
Kemendikbud.Perbaikan panel-panel bodi kelas XI semester
1.https://www.google.co.id.
Kemendikbud. Perbaikan panel-panel bodi kelas XI semester
2.https://www.google.co.id.
Mechanical Engineering Education.https://www.google.co.id.
Siap belajar. Teknik pembentukan plat jilid 3.https://www.google.co.id.
Melakukan prosedur pengelasan,pematrian,pemotongan.Psdtik.smkn1cms.net.

246 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Perbaikan Bodi Otomotif KK-D

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 247


Kegiatan Pembelajaran 5

24248 | MModul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN / KOMPETENSI


KEAHLIAN
TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI D

PEDAGOGIK:
PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK

Penulis:
Gunawan, M.Si ;08179611318; gunawan_vedc@yahoo.com
Perevis:
Dr. Agung Suprihatin, S.Pd, M.Si, No HP: 08125200594
Penelaah:
Drs. Zainul Abidin M. Pd.

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Daftar Isi
Hal
Daftar Isi ............................................................................................................ iv
Daftar Lampiran ............................................................................................... vii
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi .......................................................................................... 3
D. Ruang lingkup .............................................................................................. 3
E. Saran Cara PenggunananModul .................................................................. 5
Kegiatan Pembelajaran 1 Prinsip Perancangan Pembelajaran yang Mendidik
............................................................................................................................ 7
A. Tujuan .......................................................................................................... 7
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................ 7
C. Uraian materi Prinsip Perancangan Pembelajaran Yang Mendidik ............... 7
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................... 11
E. Latihan/Tugas............................................................................................. 12
F. Rangkuman ................................................................................................ 13
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 13
Kegiatan Pembelajaran 2 Pengembangan Komponen Perancangan
Pembelajaran ................................................................................................... 15
A. Tujuan ........................................................................................................ 15
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .............................................................. 15
C. Uraian materi Pengembangan Komponen Perancangan Pembelajaran ..... 15
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................... 17
E. Latihan/Tugas............................................................................................. 19
F. Rangkuman ................................................................................................ 19
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 20
Kegiatan Pembelajaran 3 Penyusunan Rancangan Pembelajaran untuk
Kegiatan di Dalam Kelas, Laboratorium, maupun Lapangan ....................... 21
A. Tujuan ........................................................................................................ 21
B. Indikator pencapaian Kompetensi............................................................... 21

iv | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

C. Uraian materi Penyusunan Rancangan Pembelajaran untuk kegiatan di


dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan ............................................ 21
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................... 23
E. Latihan/Tugas............................................................................................. 24
F. Rangkuman ................................................................................................ 25
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 25
Kegiatan Pembelajaran 4 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas, di
Laboratorium, dan di Lapangan dengan Memperhatikan Standar Keamanan
yang Dipersyaratkan ....................................................................................... 27
A. Tujuan ........................................................................................................ 27
B. Indikator pencapaian Kompetensi............................................................... 27
C. Uraian materi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas, di Laboratorium, dan di
Lapangan ................................................................................................... 27
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................... 30
E. Latihan / Tugas ........................................................................................... 32
F. Rangkuman ................................................................................................ 32
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 32
Kegiatan Pembelajaran 5 Penggunaan Media Pembelajaran dan Sumber
Belajar .............................................................................................................. 33
A. Tujuan ........................................................................................................ 33
B. Indikator pencapaian Kompetensi............................................................... 33
C. Uraian materi Media Pembelajaran dan Sumber Belajar ............................ 33
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................... 41
E. Latihan / Tugas ........................................................................................... 43
F. Rangkuman ................................................................................................ 43
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 44
Kegiatan Pembelajaran 6 Pengambilan Keputusan Transaksional dalam
Pembelajaran ................................................................................................... 45
A. Tujuan ........................................................................................................ 45
B. Indikator pencapaian Kompetensi............................................................... 45
C. Uraian Materi Pengambilan Keputusan Transaksional ............................... 45
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................... 50
E. Latihan /Tugas ............................................................................................ 52
F. Rangkuman ................................................................................................ 53

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | v


G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 53
Kunci Jawaban Latihan/Tugas ........................................................................ 55
Evaluasi ............................................................................................................ 59
A. Soal Evaluasi .............................................................................................. 59
B. Kunci Jawaban ........................................................................................... 60
Penutup ............................................................................................................ 63
A. Kesimpulan................................................................................................. 63
B. Tindak Lanjut .............................................................................................. 63
Daftar Pustaka.................................................................................................. 65
Lampiran .......................................................................................................... 67

vi | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Daftar Lampiran

Lampiran 1. Rubrik Penilaian Media Pembelajaran Dan 67


Sumber Belajar (Kasus)
Lampiran 2. Rubrik Penilaian Transaksional Dalam 69
Pembelajaran (Kasus)
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 71

Lampiran 4. Instrumen Telaah Rencana Pelaksanaan 73


Pembelajaran (RPP)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | vii


Pedagogik KK D

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Modul mata diklat “Pembelajaran Yang Mendidik"ini disusun dengan harapan


dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi individu guru SMK atau
lembaga diklat pada lembaga yang terkait pada program “Diklat Kompetensi
Pedagogik”. Tujuan utama pembelajaran ini adalah mendidik peserta didik agar
tumbuh kembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Modul ini disusun dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a) Modul ini disusun dengan alasan
bahwa pembelajaran yang mendidik merukan suatu upaya untuk menyediakan
seperangkat kondisi lingkungan yang dapat merangsang anak untuk melakukan
aktivitas belajar. b) Rendahnya kualitas pendidikan nampak dalam hal
kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan guru tidak
maksimal. c) Modul ini sangat berguna bagi peserta diklat dalam mempersiapkan
diri untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik. d) Modul ini ada kaitannya
dengan modul sebelumnya tentang Karakteristik Peserta Didik, Teori Belajar Dan
Prinsip Pembelajaran Yang Menarik dan Pengembangan Kurikulum.

Nilai-nilai utama PPK didasarkan pada pertimbangan bahwa pada hakekatnya


perilaku seseorang yang berkarakter merupakan perwujudan fungsi totalitas
psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan
psikomotorik) dan fungsi totalitas sosial-kultural dalam konteks interaksi (dalam
keluarga, satuan pendidikan, dan masyrakat) dan berlangsung sepanjang hayat.
Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosial-kultural
dapat dikelompokkan dalam: (1) olah hati (spiritual & emotional development); (2)
olah pikir (intellectual development); (3) olah raga dan kinestetik (physical &
kinesthetic development); dan (4) olah rasa dan karsa (affective and creativity
development). Proses itu secara holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan
dan saling melengkapi, serta masing-masingnya secara konseptual merupakan
gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung dalam 5 nilai-nilai utama PPK.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 1


Pendahuluan

B. Tujuan

Dengan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang dirancang dalam modul ini,


dalam mendapatkan hasil ketuntasan belajar secara komprehensif diinsertkan
nilai-nilai utama pendidikan karakter antara lain: : Mandiri (gemar membaca, rasa
ingin tahu, belajar sepanjang hayat, kerja keras, profesional), gotong royong
(Kerja sama, bersahabat/ komunikatif), Nasionalis (disiplin), integritas (jujur,
tanggungjawab, setia) peserta diharapkan dapat :

1. Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.


2. Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
3. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di
dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
4. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.
5. Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara utuh.
6. Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu
sesuai dengan situasi yang berkembang.

2 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

C. Peta Kompetensi

POSISI MODUL

KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU
KOMPETENSI

PED0100000-00 Perkembangan Peserta Didik 4 JP

PED0200000-00 Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang 8 JP


mendidik

PED0300000-00 Pengembangan Kurikulum 8 JP

PED0400000-00 Pembelajaran Yang Mendidik 10 JP

PED0500000-00 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan 2JP


Komunikasi dalam Pembelajaran

PED0600000-00 Pengembangan potensi peserta didik 4 JP

PED0700000-00 Komunikasi efektif 2 JP

PED0800000-00 Penilaian dan evaluasi pembelajaran 5 JP

PED0900000-00 Pemanfaataan hasil penilaian dan evaluasi 4 JP


pembelajaran

PED0100000-00 Tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas 8 JP


pembelajaran.

D. Ruang lingkup

1. Prinsip Perancangan pembelajaran yang mendidik

a. Perancangan pembelajaran berdasarkan dokumen kurikulum yang


berlaku

b. Identifikasi Silabus berdasarkan mata pelajaran yang diampu

2. Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 3


Pendahuluan

a. PengembanganRancangan pembelajaran berdasarkan karakteristik mata


pelajaran

b. Pengembangan Rancangan pembelajaran berdasarkan potensi peserta


didik

3. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di


dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.

a. Identifikasi Komponen RPP berdasarkan peraturan yang berlaku

b. Penyusunan RPP berdasarkan komponen yang diidentifikasi

c. Telaah RPP berdasarkan kelengkapan yang dipersyaratkan

4. Pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan


dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan

a. Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik di kelas dengan memperhatikan


standar keamanan yang dipersyaratkan

b. Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik di laboratorium dengan


memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan

c. Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik di lapangan dengan


memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan

5. Media Pembelajaran Dan Sumber Belajar

a. Identifikasi media pembelajaran dan sumber belajar

b. Pemilihan media pembelajaran dan sumber belajar

c. Penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar

d. Perancangan dan pembuatan media pembelajaran dan sumber belajar

e. Analisis efektivitas dan efisiensi penggunaan media pembelajaran

6. Pengambilan Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran

4 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

a. Pengertian, fungsi dan manfaat keputusan transaksional dalam


pembelajaran

b. Pelaksanaan keputusan transaksional dalam pembelajaran

c. Pengelolaan komunikasi efektif secara berkelanjutan

E. Saran Cara PenggunananModul

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini
maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
1. Bacalah Petunjuk penggunaan, latar belakang, deskripsi,,kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas
dalam setiap kegiatan belajar.
3. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-
hal berikut:
a. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
b. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
c. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan
bahan yang diperlukan dengan cermat.
d. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
e. Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta
ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
f. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
g. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau
instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 5


Pendahuluan

Tabel Daftar Lembar Kerja Modul

NO KODE LK NAMA LK KETERANGAN


1 LK 1 Merefleksikan Prinsip Perancangan TM, IN1
Pembelajaran Yang Mendidik
2 latihan/tugas KP 1 TM,IN 1
3 LK 2 Merefleksikan Pengembangan TM,IN1
komponen Perancangan
Pembelajaran
4 latihan/tugas KP 2 TM,IN1
5 LK 3 Merefleksikan Penyusunan TM,ON
Perancangan Pembelajaran
6 latihan/tugas KP 3 TM,ON
7 LK 4 Merefleksikan Pelaksanaan TM,IN1
Pembelajaran di Kelas, di
Laboratorium, dan di Lapangan
8 latihan/tugas KP 4 TM,IN1
9 LK 5 Merefleksikan Penggunaan Media TM,ON
Pembelajaran Dan Sumber Belajar
10 latihan/tugas KP 5 TM,ON
11 LK 6 Merefleksikan Pengambilan TM,ON
Keputusan Transaksional Dalam
Pembelajaran
12 latihan/tugas KP 6 TM, ON
13 Selesaikan kasus KP 6 TM, ON
Keterengan :
1) TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
2) IN : Digunakan pada In service Learning 1
3) ON : Digunakan pada On service Learning

6 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Kegiatan Pembelajaran 1
Prinsip Perancangan Pembelajaran yang Mendidik

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan


dapat memahami dan menerapkan prinsip-prinsip perancangan
pembelajaran yang mendidik

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik dijelaskan


sesuai dengan peraturan yang berlaku

2. Prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik digunakan dalam


perancangan pembelajaran sesuai dengan peraturan yang berlaku

C. Uraian materi Prinsip Perancangan Pembelajaran Yang Mendidik

Materi pokok kegiatan pembelajaran 1 tentang Prinsip Perancangan


Pembelajaran Yang Mendidik terdiri dari 2 Sub Materi yaitu materi Perancangan
Pembelajaran Berdasarkan Dokumen Kurikulum Yang Berlaku dan Identifikasi
Silabus Berdasarkan Mata Pelajaran Yang Diampu.

Setelah mempelajari materi pokok ini peserta dapat merancang pembelajaran


berdasarkan dokumen kurikulum yang berlaku dan mengidentifikasi Silabus
berdasarkan mata pelajaran yang diampu.

1. Perancangan Pembelajaran Berdasarkan Dokumen Kurikulum Yang


Berlaku.
Tujuan utama pembelajaran adalah mendidik peserta didik agar tumbuh
kembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan dapat mempertanggung
jawabkan perbuatannya. Pencapaian tujuan pendidikan hendaknya dilakukan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 7


Kegiatan Pembelajaran 1

secara sadar dan terencana tingkah laku itu menyangkut perubahan tingkah laku
kognitif, tingkah laku afektif,dan tingkah laku psikomotor.

Pada prinsipnya, dalam pembelajaran yang mendidik berlangsung sebagai


proses atau usaha yang dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu beriteraksi dengan
lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang terjadi dalam diri individu banyak
ragamnya baik sifatnya maupun jenisnya. Karena itu tidak semua perubahan
dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar.

a. Hakekat Pembelajaran Yang Mendidik


Tujuan utama pembelajaran adalah mendidik peserta didik agar tumbuh
kembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan dapat
mempertanggung jawabkan perbuatannya. Di dalam Undang-Undana Nomor
20 Tahun 2003 (UU No.20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan di dalam Pasal 1 ayat 1 bahwa ”Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.” Berdasarkan bunyi pasal 1 ayat 1 UU No.
20/2003 tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan proses
pembelajaran yg diarahkan ke perkembangan peserta didik untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, angsa
dan negara. Pencapaian tujuan pendidikan tersebut hendaknya dilakukan
secara sadar dan terencana, terutama dalam hal mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi diri yang dimilikinya.

Hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang mendidik


berupa perubahan tingkah laku yang disadari, kontinyu, fungsional, positif,
tetap, bertujuan, dan komprehensif.Rancangan penerapan pembelajaran
yang mendidik yang disusun sesuai dengan prinsip dan langkah
perencanaan pembelajaran yang tepat hendaknya dapat menghasilkan

8 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

perubahan dalam diri peserta didik. Beberapa ciri perubahan dalam diri
peserta didik yang perlu diperhatikan guru antara lain:
1) Perubahan tingkah laku harus disadari peserta didik.
2) Perubahan tingkah laku (diri individu) dalam belajar bersifat kontinyu
(berlangsung terus menerus dan tidak statis)dan fungsional.

3) Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat positif dan aktif


(menuju pada perubahan yang atas usaha individu sendiri).
4) Perubahan tingkah laku dalam belajar tidak bersifat sementara
(perubahan yang terjadi pada proses belajar bersifat menetap dan
bukan temporer).
5) Perubahan tingkah laku dalam belajar bertujuan dan disadari.
6) Perubahan tingkah laku mencakup seluruh aspek tingkah laku.(sikap,
keterampilan, pengetahuan dan sebagainya).

b. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan secara rinci
mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP
mencakup:
1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester;
2) alokasi waktu;
3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi;
4) materi pembelajaran;
5) kegiatan pembelajaran;
6) penilaian; dan
7) media/alat, bahan, dan sumber belajar.

Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun


pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran
dilaksanakan. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara
mandiri dan/atau berkelompok disekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi,
dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah. Pengembangan RPP dapat
juga dilakukan oleh guru secara berkelompok antarsekolah atau

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 9


Kegiatan Pembelajaran 1

antarwilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan


atau kantor kementerian agama setempat.

c. Prinsip Penyusunan RPP


1) Setiap RPP harus secara utuh memuat Kompetensi Dasar: spiritual (KD
dari KI - 1), sosial (KD dari KI - 2), pengetahuan (KD dari KI - 3), dan
keterampilan (KD dari KI - 4).
2) Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
3) RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan individu peserta didik
(kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,
potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan).
4) Perancangan proses pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan
menggunakan pendekatan saintifik.
5) Berbasis konteks(lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar).
6) Pembelajaran berorientasi padapengembangan IPTEK,dannilai-
nilaikehidupan masa kini.
7) Mengembangkan kemandirian belajar.
8) Memuat rancangan pemberian umpan balik dan tindak
lanjutpembelajaran (penguatan, pengayaan, dan remedi).
9) RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi,materipembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar.
10) RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi
informasidan komunikasisecara terintegrasi, sistematis, dan efektif.

2. Identifikasi Silabus Berdasarkan Mata Pelajaran Yang Diampu.


Pengkajian silabus meliputi:
a KI dan KD;
b materi pembelajaran;
c proses pembelajaran;

10 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

d penilaian pembelajaran;
e alokasi waktu; dan
f sumber belajar;
Silabus untuk jenjang SMK diatur dalam Permendikbud No. : 60 Th 2014,
lampiran II.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mepelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri yang dituangkan dalam LK yang tersedia.

Mengkaji modul secara mandiri dengan cara membaca dengan seksama untuk
mengembangkan rasa ingin tahu dan membiasakan untuk gemar membaca
dalam rangka untuk mendapatkan ketuntasan belajar.

Aktivitas pembelajaran, kegiatan latihan, refleksi, dan tindak lanjut dalam


mendapatkan hasil ketuntasan belajar secara komprehensif diinsertkan nilai-nilai
utama pendidikan karakter antara lain: : Mandiri (gemar membaca, rasa ingin
tahu, belajar sepanjang hayat, kerja keras, profesional), gotong royong (Kerja
sama, bersahabat/ komunikatif), Nasionalis (disiplin), integritas (jujur,
tanggungjawab, setia)

LK . 1 : Merefleksikan Prinsip Perancangan Pembelajaran Yang Mendidik

Sebelum melakukan kegiatan lebih lanjut, buatlah kelompok–kelompok kecil.


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut pada LK 1. Saudara dapat
menjawab berdasarkan pengetahuan dan pengalaman Saudara menjadi guru
terkait dengan prinsip perancangan pembelajaran. Jika tidak memungkinkan
berkelompok maka kegiatan ini dapat dilakukan secara individu.

1. Menurut Saudara apa yang dimaksud prinsip perancangan pembelajaran


yang mendidk ?

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 11


Kegiatan Pembelajaran 1

2. Bagaimana ciri perubahan dalam diri peserta didik yang perlu diperhatikan
guru ? Silahkan dijelaskan

3. Menurut Saudara, apa yang terjadi jika Pengembangan RPP tidak dilakukan
sebelum awal semester atau awal tahun pelajaran dimulai,? Silahkan
dijelaskan

4. Apa permasalahan dan kendala yang sering terjadi pada proses penyusunan
RPP di sekolah ? Jelaskan solusinya

5. Bagaimana jika sekolah tidak melakukan Pengembangan RPP sebelum awal


semester atau awal tahun pelajaran dimulai dengan baik dan benar?

Setelah melakukan refleksi, Saudara akan mengerjakan latihan/tugas berikut ini :

E. Latihan/Tugas

Kerjakan latihan/tugas berikut ini :


1. Lakukan identifikasi tentang ciri perubahan dalam diri peserta didik
yang perlu diperhatikan guru.

2. Buatlah ringkasan langkah-langkah dalam penyusunan RPP.

12 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

3. Uraikan ada beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang
perlu diperhatikan guru.

4. Salah satu prinsip dalam menyusun RPP adalah memperhatikan


perbedaan individu peserta didik. Perbedaan individu dalam hal apa
yang dimaksud dalam prinsip tersebut ?

F. Rangkuman

Tujuan utama pembelajaran adalah mendidik peserta didik agar tumbuh


kembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan dapat mempertanggung
jawabkan perbuatannya. Pencapaian tujuan pendidikan tersebut hendaknya
dilakukan secara sadar dan terencana, terutama dalam hal mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri yang dimilikinya. Hasil belajar peserta didik dalam
proses pembelajaran yang mendidik berupa perubahan tingkah lakuyang
disadari, kontinu, fungsional, positif, tetap, bertujuan, dan komprehensif. RPP
merupakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan secara
rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan
guru.Pengembangan RPP dilakukansebelum awal semester atau awal tahun
pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran
dilaksanakan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Bertanggungjawab untuk menyelesaikan kajian dan merealisasikan hasil


kesepakatan yang telah ditetapkan selama mengkaji materi Prinsip Perancangan
Pembelajaran Yang Mendidik dalam rangka mencapai ketuntasan belajar

1. Umpan Balik

a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman


dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok Pembelajaran
yang Mendidik ?

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 13


Kegiatan Pembelajaran 1

b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan


pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
Pembelajaran yang Mendidik ?

c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses


pembahasan materi Pembelajaran yang Mendidik agar kegiatan
berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

2. Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah


mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat
atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai
nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.

14 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Kegiatan Pembelajaran 2
Pengembangan Komponen Perancangan
Pembelajaran

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat


memahami dan menerapkan Pengembangan komponen Perancangan
Pembelajaran

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Komponen-komponen rancangan pembelajaran dijelaskan sesuai dengan


peraturan yang berlaku.

2. Komponen-komponen rancangan pembelajaran dikembangkan sesuai


dengan peraturan yang berlaku

C. Uraian materi Pengembangan Komponen Perancangan


Pembelajaran

Materi pokok kegiatan pembelajaran 2 tentang Pengembangan Komponen


Perancangan Pembelajaran terdiri dari 2 Sub Materi yaitu materi Komponen
Rancangan Pembelajaran sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
Pengembangan Komponen Rancangan pembelajaran berdasarkan peraturan
yang berlaku.

1. Komponen Rancangan Pembelajaran sesuai dengan peraturan yang


berlaku.
a. Pengertian Rancangan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran dimaksudkan adalah perencanaan proses
pembelajaran yang didefinisikan sebagai proses penetapan dan
pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat
menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya yang akan dilaksanakan secara

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 15


Kegiatan Pembelajaran 2

efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Sementara itu Roger A. Kaufman
(Harjanto 1997:2) mengemukakan bahwa "Perencanaan adalah suatu
proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai
tujuan absah dan bernilai. Secara garis besar perencanaan pengajaran
mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu
kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai tujun tersebut,
materi bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. (R. Ibrahim,
1993). Jadi, perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh
guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru
dan siswa agar tujuan dapat tercapai.

b. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan komponen pertama dalam rancangan


pembelajaran dan secara esensi para ahli memberikan rumusan sebagai
berikut:
1) Bahwa tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau
kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
2) Bahwa tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang
spesifik.

4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran menurut Nana Syaodih


Sukmadinata (2002) yaitu:
1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar
mengajar kepada siswa,
2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar,
3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran,
4) memudahkan guru mengadakan penilaian.

16 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

c. Isi (materi pembelajaran)/ karakteristik mata pelajaran

Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat


perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan
materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, misalnya
berita pengetahuan, penampilan, sikap dan pengalaman lainnya. Nana
Sujana (2000) menjelaskan ada beberapa hal yang harus di perhatikan
dalam menetapkan materi pelajaran diantaranya:
1) Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan;
2) Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan;
3) Materi pelajaran disusun dari hal yang sederhana menuju yang komplek

2. Pengembangan Komponen Rancangan pembelajaran berdasarkan


peraturan yang berlaku.

RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam


silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik,
minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.Hal yang harus diperhatikan dalam rancangan
pembelajaran:
a. Mendorong partisipasi aktif peserta didik,
b. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri yang dituangkan dalam LK yang tersedia.

Mengkaji modul secara mandiri dengan cara membaca dengan seksama untuk
mengembangkan rasa ingin tahu dan membiasakan untuk gemar membaca
dalam rangka untuk mendapatkan ketuntasan belajar.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 17


Kegiatan Pembelajaran 2

Aktivitas pembelajaran, kegiatan latihan, refleksi, dan tindak lanjut dalam


mendapatkan hasil ketuntasan belajar secara komprehensif diinsertkan nilai-nilai
utama pendidikan karakter antara lain: : Mandiri (gemar membaca, rasa ingin
tahu, belajar sepanjang hayat, kerja keras, profesional), gotong royong (Kerja
sama, bersahabat/ komunikatif), Nasionalis (disiplin), integritas (jujur,
tanggungjawab, setia)

LK 2 : Merefleksikan Pengembangan komponen Perancangan Pembelajaran

Sebelum melakukan kegiatan lebih lanjut, buatlah kelompok–kelompok kecil.


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut pada LK 2 Saudara dapat menjawab
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman Saudara menjadi guru terkait
dengan Pengembangan komponen Perancangan Pembelajaran. Jika tidak
memungkinkan berkelompok maka kegiatan ini dapat dilakukan secara individu.

1. Menurut Saudara apa yang dimaksud Pengembangan komponen


Perancangan Pembelajaran?

2. Bagaimana rumusan tujuan pembelajaran secara esensi menurut para ahli?


Silahkandijelaskan

3. Menurut Saudara, apa yang terjadi jika Pengembangan komponen


Perancangan Pembelajaran tidak dilakukan,? Silahkan dijelaskan

18 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

4. Apa permasalahan dan kendala yang sering terjadi pada proses


Pengembangan komponen Perancangan Pembelajaran? Jelaskan solusinya
!

5. Apa manfaat dari tujuan pembelajaran menurut Nana Syaodih Sukmadinata?

Setelah melakukan refleksi, Saudara akan mengerjakan latihan/tugas berikut


ini : .

E. Latihan/Tugas

Kerjakan latihan/tugas berikut ini :

1. Lakukan identifikaasi tentang tujuan pembelajaran

2. Komponen apa yang harus diperhatikan dalam perancangan pembelajaran

3. Rumusan tujuan pembelajaran sangat beragam, tetapi semuanya menunjuk


pada esensi yang sama. Sebutkan esensi rumusan tujuan pembelajaran.

4. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam


silabus dengan kondisi disatuan pendidikan. Kondisi apa saja yang
dimaksud dalam satuan pendidikan tersebut ?

F. Rangkuman

Perencanaan pembelajaran adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber


daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan - kegiatan dan
upaya - upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam
mencapai tujuan. Tujuan pembelajaran merupakan komponen pertama dalam
perencanaan pembelajaran. Tujuan mengawali komponen yang lainnya. Dalam
merencanakan pembelajaran tujuan harus jelas, karena dengan tujuan yang jelas

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 19


Kegiatan Pembelajaran 2

guru dapat memproyeksikan hasil belajar yang harus dicapai setelah anak
belajar. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi
pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, misalnya berita
pengetahuan, penampilan, sikap dan pengalaman lainnya. Guru dalam
merencanakan pembelajaran menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus
dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat,
motivasi belajar, bakat,potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
Kebutuhan khusus, kecepatanbelajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Bertanggungjawab untuk menyelesaikan kajian dan merealisasikan hasil


kesepakatan yang telah ditetapkan selama mengkaji materi Pengembangan
komponen Perancangan Pembelajaran dalam rangka mencapai ketuntasan
belajar
1. Umpan Balik
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok Pembelajaran
yang Mendidik ?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
Pembelajaran yang Mendidik ?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Pembelajaran yang Mendidik agar kegiatan
berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

2. Tindak Lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat
atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai

20 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 21


Kegiatan Pembelajaran 2

22 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Kegiatan Pembelajaran 3
Penyusunan Rancangan Pembelajaran untuk
Kegiatan di Dalam Kelas, Laboratorium, maupun
Lapangan

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat


memahami dan menerapkan Penyusunan Rancangan Pembelajaran yang
lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.

B. Indikator pencapaian Kompetensi

1. Rancangan Pembelajaran yang lengkap diidentifikasi untuk kegiatan di


dalam kelas, laboratorium, maupun di lapangan

2. Rancangan pembelajaran yang lengkap disusun untuk kegiatan di dalam


kelas, laboratorium, maupun di lapangan sesuai dengan komponen-
komponen RPP

3. Rancangan pembelajaran divalidasi berdasarkan kelengkapan yang


dipersyaratkan

C. Uraian materi Penyusunan Rancangan Pembelajaran untuk


kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan

Materi pokok kegiatan pembelajaran 3 tentang Penyusunan Rancangan


Pembelajaran untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan
terdiri dari 3 Sub Materi yaitu Identifikasi Rancangan Pembelajaran yang lengkap
untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun di lapangan, Susunan
Rancangan pembelajaran yang lengkap untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun di lapangan sesuai dengan komponen-komponen RPP

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 21


Kegiatan Pembelajaran 3

dan Validasi Rancangan pembelajaran berdasarkan kelengkapan yang


dipersyaratkan

Setelah mempelajari materi pokok kegiatan pembelajaran 3 peserta dapat


mengidentifikasi Komponen RPP, menyusun RPP dan memvalidasi RPP untuk
kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan

1. Identifikasi Rancangan Pembelajaran yang lengkap untuk kegiatan di


dalam kelas, laboratorium, maupun di lapangan
Komponen – komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk
format (mengacu pada Permendikbud No: 103 th 2014). Dapat dilihat pada
Lampiran 1 pada Modul ini. RPP paling tidak berisi komponen berikut ini :

1) Identitas dan Kelengkapan Komponen


2) Kompetensi Inti
3) Komptensi Dasar
4) Indikator Pencapaian Kompetensi
5) Materi Pembelajaran
6) Kegiatan Pembelajaran
7) Penilaian, Pembelajaran Remmedial dan Pengayaan
8) Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar

2. Susunan Rancangan pembelajaran yang lengkap untuk kegiatan di


dalam kelas, laboratorium, maupun di lapangan

Dalam menyusun RPP (lihat lampiran 3) harus disesuaikan dengan ketetapan


yang telah diformulasikan sesuai dengan Permendikbud No: 103 th
2014.Sehingga minimal komponen yang dituliskan dalam RPP harus memuat
ketetapan yang telah dituliskan dalam poin 1.1 tentang Identifikasi Komponen
RPP berdasarkan peraturan yang berlaku (diuraikan di atas). Untuk menuliskan
Tujuan Pembelajaran yang belum termuat dalam komponen dapat ditambahkan
komponen tersebut dan dituliskan atara Indikator Pencapaian Kompetensi dan
Materi Pembelajaran.

22 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

3. Validasi Rancangan pembelajaran berdasarkan kelengkapan yang


dipersyaratkan

Telaah RPP merupakan kegiatan mengkaji RPP dalam rangka untuk


mendapatkan kesesuaian dan ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah dirancang untuk dilaksanakan dalam mencapai kompetensi peserta
didik. Untuk menelaah RPP tersebut dibantu dengan format telah RPP (lihat
lampiran 4). Untuk menelaah RPP berikut ini aspek-aspek yang termuat dalam
format: (a) Identitas dan Kelengkapan Komponen, (b) Kompetensi Inti, (c)
Kompetensi Dasar dan Indikator, (d) Tujuan Pelajaran, (e) Materi Pembelajaran,
(f) Media, Alat dan Sumber Belajar, (g) Langkah Kegiatan Pembelajaran, (h)
penilaian.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri yang dituangkan dalam LK yang tersedia.

Mengkaji modul secara mandiri dengan cara membaca dengan seksama untuk
mengembangkan rasa ingin tahu dan membiasakan untuk gemar membaca
dalam rangka untuk mendapatkan ketuntasan belajar.

Aktivitas pembelajaran, kegiatan latihan, refleksi, dan tindak lanjut dalam


mendapatkan hasil ketuntasan belajar secara komprehensif diinsertkan nilai-nilai
utama pendidikan karakter antara lain: : Mandiri (gemar membaca, rasa ingin
tahu, belajar sepanjang hayat, kerja keras, profesional), gotong royong (Kerja
sama, bersahabat/ komunikatif), Nasionalis (disiplin), integritas (jujur,
tanggungjawab, setia)

LK 3: Merefleksikan Penyusunan Perancangan Pembelajaran

Sebelum melakukan kegiatan lebih lanjut, buatlah kelompok–kelompok kecil.


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut pada LK 3 Saudara dapat menjawab
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman Saudara menjadi guru terkait

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 23


Kegiatan Pembelajaran 3

dengan Penyusunan Rancangan Pembelajaran yang lengkap. Jika tidak


memungkinkan berkelompok maka kegiatan ini dapat dilakukan secara individu.

1. Menurut Saudara apa yang dimaksud Penyusunan Rancangan Pembelajaran


yang lengkap?

2. Ada berapa isi komponen RPP? Silahkan diuraikan.

3. Menurut Saudara, apa tujuan dari telaah RPP? Silahkan dijelaskan

4. Aspek-aspek apa yang termuat dalam format telaah RPP ?

5. Menurut Saudara, perlukah disusun Rancangan Pembelajaran yang lengkap


untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun di lapangan? Berikan
alasannya.

Setelah melakukan refleksi, Saudara akan mengerjakan latihan/tugas berikut ini :.

E. Latihan/Tugas

Kerjakan latihan/tugas berikut ini :

1. Meliputi apa saja yang harus diperhatikan dalam menyusun RPP ?

24 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

2. Lakukan telaah RPP menggunakan instrumen yang berlaku.

3. Dalam menyusun RPP, keterkaitan dan keterpaduan apa saja yang perlu
diperhatikan ?

4. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti


pembelajaran kontekstual.Apa yang dimaksud dengan Model pembelajaran
dan berikan contohnya.

F. Rangkuman

1. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara


KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.

2. Dalam menyusun RPP (lihat lampiran 3) harus disesuaikan dengan


ketetapan yang telah diformulasikan sesuai dengan Permendikbud No: 103
th 2014.

3. Aspek-aspek dalam telaah RPP antara lain: (a) Identitas dan Kelengkapan
Komponen, (b) Kompetensi Inti, (c) Kompetensi Dasar dan Indikator, (d)
Tujuan Pelajaran, (e) Materi Pembelajaran, (f) Media, Alat dan Sumber
Belajar, (g) Langkah Kegiatan Pembelajaran, (h) penilaian.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Bertanggungjawab untuk menyelesaikan kajian dan merealisasikan hasil


kesepakatan yang telah ditetapkan selama mengkaji materi Penyusunan
Rancangan Pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun lapangan dalam rangka mencapai ketuntasan belajar

1. Umpan Balik
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok penyusunan
rancangan pembelajaran?

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 25


Kegiatan Pembelajaran 3

b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan


pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
penyusunan rancangan pembelajaran?

c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses


pembahasan materi pengembangan komponen penyusunan rancangan
pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih berhasil ?

2. Tindak Lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat
atau membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai
nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.

26 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Kegiatan Pembelajaran 4
Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas, di
Laboratorium, dan di Lapangan dengan
Memperhatikan Standar Keamanan yang
Dipersyaratkan

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan


dapat memahami dan menerapkan Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas, di
Laboraturium, dan di Lapangan

B. Indikator pencapaian Kompetensi

1. Pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium dan di lapangan


(memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan) disimulasikan
sesuai dengan rancangan pembelajaran.

2. Pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium dan di lapangan


(memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan) dilaksanakan
sesuai dengan rancangan pembelajaran \

C. Uraian materi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas, di


Laboratorium, dan di Lapangan

Materi pokok kegiatan pembelajaran 4 tentang Pelaksanaan Pembelajaran terdiri


dari 3 Sub Materi yaitu pelaksanaan pembelajaran di kelas, pelaksanaan
pembelajaran di laboratorium, dan pelaksanaan pembelajaran di lapangan
dengan memperhatikan standar keamanan. Setelah mempelajari materi pokok ini
peserta dapat Menjelaskan pelaksanaan pembelajaran baik dikelas, di
laboratorium maupun di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan
yang berlaku.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 27


Kegiatan Pembelajaran 4

1. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik di Kelas

Tahap pelaksanaan pembelajaran meliputi:

a Kegiatan Pendahuluan

1) mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan


2) mendiskusikan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan
3) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari
4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan;dan
5) menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

b Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik


untuk mencapai kompetensi,yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,
menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan

c Kegiatan Penutup

1) Kegiatan gurubersama peserta didik yaitu: (1) membuat


rangkuman/simpulan pelajaran; (2) melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (3) memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran;

2) Kegiatan guru yaitu: (1) melakukan penilaian; (2) merencanakan


kegiatan tindak lanjut pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dalam bentuk dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok; dan

3) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

28 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

2. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik di Laboratorium

Pembelajaran di laboratorium dominan dengan kegiatan yang lebih fokus pada


kegiatan keterampilan. Tujuan pembelajaran laboratorium adalah untuk: (a)
Pembuktian suatu konsep atau teori, (b) Demonstrasi operasional alat atau
prosedur tertentu, (c) Penemuan sesuatu melalui cara atau prosedur tertentu.

Berdasarkan tujuan pembelajaran di laboratorium, maka model Discovery


Learning, Inquiry Learning, dan pembelajaran demonstrasi sangat efektif bila
digunakan pada pembelajaran dilaboratorium. Model Discovery Learning terdiri
atas enam tahapan: (1) Stimulation (simullasi/pemberian rangsangan), (2)
Problemstatemen (pertanyaan/identifikasi masalah), (3) Data
collection(pengumpulandata), (4) Data processing (pengolahandata),
(5)Verification (pembuktian), dan (6), Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi).

Model Inquiry Learning terdiri atas delapan tahapan: (1) penyajian fenomena /
observasi, (2) perumusan masalah, (3) pengajuan hipotesis, (4) pengumpulan
data, (5) pengolahan data, (6) analisis data, (7) penyimpulan, (8) pelaporan.

3. Pelaksanan Pemblajaran Yang mendidik di Lapangan

Model pembelajaran di lapangan merupakan kegiatan pembelajaran yang


dilakukan pada obyek nyata, seperti: alam terbuka, dunia kerja, atau obyek nyata
yang lain. Ada beberapa hal yang sama dengan pembelajaran dilaboratorium,
yaitu sama-sama menggunakan pembelajaran secara langsung terhadap obyek.
Contoh-contoh pembelajaran di lapanganyang dapat ditemui saat ini adalah:
karya wisata (study tour), praktik kerja industri (prakerin), dan magang. Ada
istilah-istilah lain yang menunjukkan sebagai kegiatan pembelajaran di lapangan,
yaitu praktik kerja lapangan (PKL) dan studi lapangan, namun memiliki makna
yang sama dengan istilah sebelumnya.

Langkah-Langkah pembelajaran di lapangan sebagai berikut:

a Persiapan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 29


Kegiatan Pembelajaran 4

Guru melakukan identifikasi: (a) kompetensi yang akan dikembangkan, (b)


jumlah peserta didik yang terlibat, (c) waktu yang dialokasikan, (d) kondisi
ekonomi / keuangan sekolah maupun peserta didik.

b Perencanaan
Guru melakukan kegiatan: (a) merumuskan tujuan, (b) menentukan obyek,
(c) menentukan alokasi waktu, (d) berkoordinasi dengan pemangku obyek,
(e) menyusun program kerja/kegiatan.

c Pelaksanaan
Peserta didik kegiatan: (a) observasi lingkungan, (b) berpartisipasi dalam
kegiatan, (c) mencatat semua kegiatan yang dilakukan, (d) mencatat
temuan-temuan yang diperoleh, (e) berkonsultasi dengan penanggung jawab
kegiatan.

d Tindaklanjut

Guru dan peserta didik masing-masing melakukan: (a) Peserta didik


membuat laporan kegiatan, dan mempresentasikan didepan kelas, (b) Guru
melakukan evaluasi kegiatan.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri yang dituangkan dalam LK yang tersedia.

Mengkaji modul secara mandiri dengan cara membaca dengan seksama untuk
mengembangkan rasa ingin tahu dan membiasakan untuk gemar membaca
dalam rangka untuk mendapatkan ketuntasan belajar.

Aktivitas pembelajaran, kegiatan latihan, refleksi, dan tindak lanjut dalam


mendapatkan hasil ketuntasan belajar secara komprehensif diinsertkan nilai-nilai
utama pendidikan karakter antara lain: : Mandiri (gemar membaca, rasa ingin
tahu, belajar sepanjang hayat, kerja keras, profesional), gotong royong (Kerja
sama, bersahabat/ komunikatif), Nasionalis (disiplin), integritas (jujur,
tanggungjawab, setia)

30 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

LK 4 : Merefleksikan Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas, di Laboratorium,


dan di Lapangan

Sebelum melakukan kegiatan lebih lanjut, buatlah kelompok–kelompok kecil.


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut pada LK 4 Saudara dapat
menjawab berdasarkan pengetahuan dan pengalaman Saudara menjadi guru
terkait dengan Penyusunan Rancangan Pembelajaran yang lengkap. Jika
tidak memungkinkan berkelompok maka kegiatan ini dapat dilakukan secara
individu.

1. Menurut Saudara apa perbedaan pembelajaran di kelas dan di lapangan ?


Jelaskan pendapat saudara

2. Ada berapa tahap pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas ? Silahkan


diuraikan.

3. Menurut Saudara, apa tujuan dari kegiatan pendahuluan pada tahap


pelasanaan pembelajaran,? Silahkan dijelaskan

4. Menurut saudara, apa model pembelajaran yang efektif pada pembelajaran


dilaboraturium ? Jelaskan alasannya

5. Menurut Saudara, perlukah pelaksanaan pembelajaran di lapangan? Berikan


alasannya.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 31


Kegiatan Pembelajaran 4

Setelah melakukan refleksi, Saudara akan mengerjakan latihan/tugas berikut ini :.

E. Latihan / Tugas

Kerjakan latihan/tugas berikut ini :

1. Lakukan identifikaasi kegiatan pembelajaran di kelas

2. Lakukan identifikaasi kegiatan pembelajaran di laboratorium

3. Lakukan identifikaasi kegiatan pembelajaran di lapangan

4. Berikan alasan mengapa harus melakukan pembelajaran di kelas,


laboratorium, dan lapangan

5. Uraikan karakteristik pembelajaran di kelas, laboratorium, dan lapangan

6. Materi “pemeriksaan kekentalan minyak pelumas” lebih efektif dilakukan


pemelajaran di kelas, laboratorium atau lapangan? Mengapa ?

F. Rangkuman

Tujuan utama kegiatan pembelajaran adalah pencapaian hasil belajar yang


maksimal. Untuk mencapai hal tersebut, maka kegiatan pembelajaran tidak hanya
dialakukan dikelas, namun juga dilaboratorium dan lapangan. Pembelajaran
dikelas, dominan dengan kegiatan pembahasan permasalahan yang bersifat
teoritis. Sedangkan pembelajaran dilaboratorium, dominan dengan kegiatan
permasalahan keterampilan. Selanjutnya pembelajaran dilapangan, dominan
dengan kegiatan faktual apa adanya yang ada dilingkungan belajar.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Bertanggungjawab untuk menyelesaikan kajian dan merealisasikan hasil


kesepakatan yang telah ditetapkan selama mengkaji materi Pelaksanaan
Pembelajaran Di Kelas, Di Laboraturium, Dan Di Lapangan dalam rangka

32 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

mencapai ketuntasan belajar

1. Umpan Balik

a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan materi pelaksanaan pembelajaran di
kelas, laboratorium, dan lapangan?

b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman


dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok pelaksanaan
pembelajarandi kelas, laboratorium, dan lapangan?

c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses


pembahasan materi pengembangan komponen penyusunan rancangan
pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil ?

2. Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 33


Kegiatan Pembelajaran 4

34 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Kegiatan Pembelajaran 5
Penggunaan Media Pembelajaran dan Sumber
Belajar

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat


memahami dan menerapkan Media Pembelajaran Dan Sumber Belajar

B. Indikator pencapaian Kompetensi

1. Media pembelajaran dan sumber belajar yang relavan dijelaskan sesuai


karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu
2. Media pembelajaran dan sumber belajar yang relavan diidentifikasi sesuai
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu
3. Media pembelajaran dan sumber belajar yang relavan dipilih sesuai
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu
4. Media pembelajaran dan sumber belajar yang relavan digunakan sesuai
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk

C. Uraian materi Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

Materi media pembelajaran dan sumber belajar terurai dalam lima sub materi,
yaitu :

Identifikasi, pemilihan, pemggunaan, perancangan media pembelajaran dan


sumber belajar, serta analisis efektifitas dan efisiensi penggunaan media
pembelajaran.

Setelah mempelajari materi pokok ini peserta dapat mengidentifikasi, memilih,


menggunakan, merancang media pembelajaran dan sumber belajar, serta
menganalisis efektifitas dan efisiensi penggunaan media pembelajaran

1. Identifikasi Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

a. Pengertian Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 33


Kegiatan Pembelajaran 5

1) Pengertian Media Pembelajaran


Istilah media berasal dari kata “medium”, yang secara harfiah memiliki
arti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam pembelajaran, media
didefinisikan sesuai dengan peruntukannya, yaitu sarana yang
mendukung terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Berikut beberapa pengertian menurut para ahli: (a) Schramm (1977),
media pembelajaran merupakan teknologi pembawa pesan (informasi)
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran; (b) Briggs
(1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran; (c) Robertus Angkowo dan A.
Kosasih (2007) menyatakan bahwa media dalam proses pembelajaran
diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal; (d) Association for Education and Communication Technology
(AECT), mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran
yang dipergunakan untuk proses informasi; (e) Marshall McLuhan
(dalam Oemar Hamalik, 2003: 201) berpendapat bahwa media adalah
suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang
lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia.

2) Pengertian Media Sumber Belajar


Seperti pada media, pengertian sumber belajar juga banyak
disampaikan oleh para pakar pendidikan, namun secara umum memiliki
makna yang sama, berikut beberapa definisi: (a) AECT (Association of
Education and Communication Technology, 1977) mendefinisikan
sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang berupa
data, orang dan wujud tertentu yang digunakan oleh siswa dalam belajar
baik secara terpisah maupun terkombinasi; (b) Nana Sudjana dan
Achmad Rivai (2001) menyatakan bahwa sumber balajar adalah segala
daya yang dapat dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada
seseorang dalam belajarnya; (c) Mulyasa (2003) menyatakan bahwa
sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah

34 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses


belajar mengajar.

b. Fungsi Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

1) Fungsi Media Pembelajaran antara lain: (a) Mengkonkretkan konsep -


konsep yang bersifat abstrak, melalui gambar, grafik, model; (b)
Membangkitkan motivasi belajar; (c) Memaksimalkan peran seluruh
seluruh indera siswa; (c) Memaksimalkan peran seluruh seluruh indera
siswa; (d) Mendekatkan dunia teori/konsep dengan realita; (e)
Meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi langsung antara siswa
dengan lingkungannya; (f) Menyajikan informasi belajar secara
konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.

2) Fungsi sumber belajar antara lain: (a) Menginformasikan sejumlah


penemuan baru; (b) Memandu langkah-langkah operasional pada
keterampilan; (c) Memberikan ilustrasi dan contoh-contoh terkait dengan
materi yang dipelajari; (d) Menunjukkan berbagai permasalahan yang
merupakan konsekuensi logis dari perilaku masyarakat.

c. Manfaat Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

1) Manfaat Media Pembelajaran antara lain: (a) Mempermudah


pemahaman siswa terhadap materi ajar; (b) Siswa dapat belajar tanpa
batasan waktu tertentu; (c) Mempermudah pencapaian ketuntasan
belajar; (d) Penyampaian materi dapat diseragamkan; (e) Efiensi waktu
dan biaya; (f) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.

2) Manfaat sumber belajar antara lain: (a) Memperkaya informasi/wawasan


siswa; (b) Memantapkan pemahaman terhadap pengetahuan atau
keterampilan serta sikap siswa; (c) Memungkinkan siswa belajar dengan
cara yang disukainya.

d. Klasifikasi Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 35


Kegiatan Pembelajaran 5

1) Klasifikasi media pembelajaran antara lain: (a) Media cetak/teks; (b)


Media pameran/display; (c) Media suara; (d) Media gambar bergerak;
(e) Multimedia (gabungan teks, suara, grafis, video, dan animasi); (f)
Media berbasis web dan internet.

2) Klasifikasi sumber pembelajaran antara lain: (a) Bahan ajar, (b) Produk,
baik dari industri maupun perorangan; (c) Manusia; (d) Lingkungan; (e)
Media elektronik.

2. Pemilihan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

a Pemilihan Media Pembelajaran

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran


antara lain:

1) Apakah media yang digunakan sesuai dengan kurikulum?;

2) Apakah media yang digunakan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran ?;

3) Apakah informasi yang terkandung didalam media akurat dan baru?;

4) Apakah informasi yang terdapat didalam media disampaikan dengan jelas?;

5) Apakah media yang akan digunakan mampu memotivasi dan memancing


minat belajar siswa?;

6) Apakah media pembelajaran yang dipilih mampu melibatkan mental siswa


dalam aktivitas pembelajaran?;

7) Apakah kualitas teknis media pembelajaran yang akan digunakan baik ?;

8) Apakah media pembelajaran yang akan digunakan memiliki keluwesan dan


kepraktisan ?;

9) Apakah media yang akan digunakan telah diuji coba sebelumnya?;

10) Apakah media yang akan digunakan bebas dari kepentingan iklan komersial
yang ada didalamnya?;

11) Apakah penggunaan media dilengkapi dengan petunjuk tentang cara


penggunaannya?

36 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

b Pemilihan Sumber Belajar

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penentuan sumber belajar


antara lain:

1) Apakah sumber belajar yang digunakan sesuai dengan kurikulum?;

2) Apakah sumber belajar yang digunakan sesuai dengan karakteristik mata


pelajaran?;

3) Apakah informasi yang terkandung didalam sumber belajar akurat dan


baru?;

4) Apakah informasi yang terdapat didalam disampaikan dengan jelas?;

5) Apakah sumber belajar yang akan digunakan mampu memotivasi minat


belajar siswa?;

6) Apakah sumber belajar yang dipilih mampu melibatkan mental siswa dalam
aktivitas pembelajaran?;

7) Apakah kualitas teknis sumber belajar pembelajaran yang akan digunakan


baik?;

8) Apakah penggunaan media dilengkapi dengan petunjuk tentang cara


penggunaannya?.

3. Penggunaan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

a. Penggunaan Media Pembelajaran

Penggunaan media harus efektif agar hasil pembelajaran dapat mencapai hasil
yang maksimal, berikut ini tahapannya:

1) Persiapan, meliputi: (a) Memilih media sesuai tujuan pembelajaran; (b)


mempelajariketentuan operasional; (c) Menyiapkan tempat; (d) Menyiapkan
perangkat pendukung, misal: sumber listrik, layar, kabel perpanjangan; (e)
Melakukan uji coba operasi.

2) Penyajian, meliputi: (a) Mengoperasikan media; (b) Mengamati kinerja


media; (c) Menggunakan media dalam pembelajaran; (d) Mengamati respon

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 37


Kegiatan Pembelajaran 5

siswa selama penggunaan media pembelajaran; (e) Mematikan media usai


penyajian (media yang menggunakan listrik atau).

3) Pasca penyajian, meliputi: (a) Mengecek kelengkapan perangkat media; (b)


Membersihkan bagian-bagian yang kotor; (c) Melakukan pengemasan; (d)
Menyimpan di tempat yang aman.

b. Penggunaan Sumber Belajar

Penggunaan sumber belajar harus efektif agar hasil pembelajaran dapat


mencapai hasil yang maksimal, berikut ini tahapannya:

1) Persiapan, meliputi: (1) Memilih sumber belajar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran; (2) Mencermati ketentuan penggunaan sumber belajar; (3)
Menyiapkan tempat; (4) Melakukan pengecekan kelengkapan perangkat
sumber belajar; (5) Melakukan uji coba operasional sumber belajar.

2) Penyajian, meliputi: (1) Menggunakan sumber belajar; (2) Mengamati respon


siswa selama penggunaan sumber belajar.

3) Pasca penyajian, meliputi: (1) Mengecek kelengkapan sumber belajar; (2)


Membersihkan (merapikan); (3) Melakukan pengemasan; (4) Menyimpan di
tempat yang aman.

4. Perancangan dan Pembuatan Media Pembelajaran

a Perancangan Media Pembelajaran

Dalam pembuatan media pembelajaran perlu memperhatikan tahap perancangan


yangdilakukan sebagai berikut:

1) Analisis substansi kurikulum;

2) Analisis kebutuhan media;

3) Identifikasi keberadaan media di masyarakat;

4) Identtifikasi ketersediaan sumber daya;

38 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

5) Identifikasi kemudahan memperoleh bahan;

6) Menghitung prediksi biaya yang dibutuhkan;

7) Membandingkan biaya pembuatan dengan produk pabrikan;

8) Melakukan perancangan media.

b Pembuatan Media Pembelajaran

Dalam pembuatan media pembelajaran hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1) Berorientasi pada tujuanpembelajaran;

2) Memiliki kemudahan misal harga terjangkau, mudah dibuat, dsb

3) Memiliki keluwesan/kesesuaian,misal sesuai topik yang dibahas, sesuai


dengan kondisi peserta didik;

4) dapat memotivasi peserta didik.

5. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Media Pembelajaran

a Analisis Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Drucker (dalam Bram, 2005: 4), efektifitas merupakan suatu pengukuran
ketercapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Maka efektifitas dapat
didefinisikan dengan melakukan pekerjaan yang benar. Unsur utama dalam
pencapaian tujuan pembelajaran adalah proses dan hasil pembelajaran.
Sehingga kalau ingin mengetahui efektivitas penggunaan suatu media
pembelajaran, maka yang harus dijawab adalah:
1) Apakah penggunaan media pembelajaran meningkatkan memotivasi belajar
siswa ?
2) Apakah penggunaan media pembelajaran mempermudah proses
pembelajaran bagi guru?
3) Apakah penggunaan media pembelajaran meningkatkan prestasi belajar
siswa? (sesuai tujuan)

Berdasarkan uraian di atas, maka analisis efektivitas penggunaan media


pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek di bawah ini.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 39


Kegiatan Pembelajaran 5

Pengukuran Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran:


No. Unsur yang diukur Kategori
1 2 3 4
1 Apakah penggunaan media pembelajaran
meningkatkan memotivasi belajar siswa ?
2 Apakah penggunaan media pembelajaran
mempermudah proses pembelajaran bagi
guru ?
3 Apakah penggunaan media pembelajaran
meningkatkan prestasi belajar siswa ?
Jumlah Skor
Rata-Rata Skor Jumlah Skor / 3 =
Catatan:
1 = Tidak
2 = Kurang
3 = Agak
4 = Sangat

b Analisis Efisiensi Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Anthony (2005), bahwa efisiensi adalah rasio output terhadap input,
atau jumlah output perunit input. Pada penggunaan media pembelajaran, output
meliputi biaya, tenaga, dan waktu yang digunakan. Sehingga yang harus dijawab
ketika ingin mengetahui efisiensi penggunaan media pembelajaran adalah:
1. Apakah biaya yang dihabiskan saat penggunaan media dalam pembelajaran
terbatas ?
2. Apakah tenaga yang dikeluarkan saat penggunaan media dalam
pembelajaran terbatas ?
3. Apakah waktu yang diperlukan saat penggunaan media dalam pembelajaran
terbatas ?

Berdasarkan uraian di atas, maka analisis efisiensi penggunaan media


pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek.

Pengukuran Efisiensi Penggunaan Media Pembelajaran:


No. Unsur yang diukur Kategori
1 2 3 4
1 Apakah biaya yang dihabiskan saat
penggunaan media dalam pembelajaran
terbatas ?
2 Apakah tenaga yang dikeluarkan saat
penggunaan media dalam pembelajaran

40 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

terbatas ?
3 Apakah waktu yang diperlukan saat
penggunaan media dalam pembelajaran
terbatas ?
Jumlah Skor
Rata-Rata Skor Jumlah Skor / 3 =
Catatan:
1 = Tidak 3 = Agak
2 = Kurang 4 = Sangat

Rubrik Pengukuran Efektivitas/Efisiensi Penggunaan Media Pembelajaran


Rata-Rata Kategori
Skor
3,5 – 4,0 Penggunaan media pembelajaran sangat efektif/efisien
2,5 – 3,4 Penggunaan media pembelajaran agak efektif/efisien
1,5 – 2,4 Penggunaan media pembelajaran kurang efektif/efisien
< 1,5 Penggunaan media pembelajaran tidak efektif/efisien

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri yang dituangkan dalam LK yang tersedia.

Mengkaji modul secara mandiri dengan cara membaca dengan seksama untuk
mengembangkan rasa ingin tahu dan membiasakan untuk gemar membaca
dalam rangka untuk mendapatkan ketuntasan belajar.

Aktivitas pembelajaran, kegiatan latihan, refleksi, dan tindak lanjut dalam


mendapatkan hasil ketuntasan belajar secara komprehensif diinsertkan nilai-nilai
utama pendidikan karakter antara lain: : Mandiri (gemar membaca, rasa ingin
tahu, belajar sepanjang hayat, kerja keras, profesional), gotong royong (Kerja
sama, bersahabat/ komunikatif), Nasionalis (disiplin), integritas (jujur,
tanggungjawab, setia)

LK 5 : Merefleksikan Penggunaan Media Pembelajaran Dan Sumber Belajar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 41


Kegiatan Pembelajaran 5

Sebelum melakukan kegiatan lebih lanjut, buatlah kelompok–kelompok kecil.


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut pada LK 5 Saudara dapat
menjawab berdasarkan pengetahuan dan pengalaman Saudara menjadi guru
terkait dengan Penyusunan Rancangan Pembelajaran yang lengkap. Jika
tidak memungkinkan berkelompok maka kegiatan ini dapat dilakukan secara
individu.

1. Menurut Saudara apa yang dimaksud dengan penggunaan media


pembelajaran dan sumber belajar?

2. Ada berapa fungsi dari media pembelajaran dan sumber belajar? Silahkan
diuraikan.

3. Menurut Saudara, apa manfaat media pembelajaran dan sumber belajr,?


Silahkan dijelaskan

4. Aspek-aspek apa yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media


pembelajaran ?

5. Menurut Saudara, perlukah penentuan sumber belajar dipertimbangkan ?


Berikan alasannya.

Setelah melakukan refleksi, Saudara akan mengerjakan berikut ini.

42 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

E. Latihan / Tugas

Kerjakan Latihan/Tugas berikut ini

Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas dengan ketentuan di
bawah ini.
1. Peserta dibagi menjadi lima kelompok.
2. Kelompok 1 membahas Identifikasi Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
3. Kelompok 2 membahas Pemilihan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
4. Kelompok 3 membahas Penggunaan Media Pembelajaran dan Sumber
Belajar
5. Kelompok 4 membahas Perancangan dan Pembuatan Media Pembelajaran
6. Kelompok 5 membahas Analisis Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Media
Pembelajaran
7. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain
8. Waktu pembahasan 30 menit

Anda diminta merancang penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar


untuk topik “membersikan dan menyetel kerenggangan busi motor”. Silahkan
diidentifikasi:
1. Media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan ?
2. Alat penunjang yang diperlukan ?
3. Langkah-langkah penggunaan media pembelajaran ?

F. Rangkuman

Media pembelajaran dan sumber belajar memiliki peran penting dalam kegiatan
pembelajaran, karena kontribusinya sangat besar terhadap hasil belajar.Karena
itu pemilihan media pembelajaran dan sumber belajar menjadi hal yang sangat
menentukan, sebelum melakukan kegiatan pembelajaran.Namun ada yang lebih
penting yaitu kemampuan menggunakan media pembelajaran dan sumber
belajar.Kalau media pembelajaran dan sumber belajar dipilih dengan tepat dan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 43


Kegiatan Pembelajaran 5

digunakan secarfa efektif maka dapat dipastikan efektivitas hasil belajar dapat
diperoleh.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Bertanggungjawab untuk menyelesaikan kajian dan merealisasikan hasil


kesepakatan yang telah ditetapkan selama mengkaji materi Penggunaan Media
Pembelajaran Dan Sumber Belajar dalam rangka mencapai ketuntasan belajar

1. Umpan Balik

a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman


dan pengalaman yang berkaitan dengan materi media pembelajaran
dan sumber belajar?

b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan


pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
media pembelajaran dan sumber belajar?

c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses


pembahasan materi media pembelajaran dan sumber belajar agar
kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil ?

2. Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80.Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.

44 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Kegiatan Pembelajaran 6
Pengambilan Keputusan Transaksional dalam
Pembelajaran

A. Tujuan

Setelah peserta selesai mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat


memahami dan menerapkan Pengambilan Keputusan Transaksional Dalam
Pembelajaran.

B. Indikator pencapaian Kompetensi

1. Pengambilan keputusan transaksional untuk keperluan tindak lanjut


perbaikan proses pembelajaran dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diperoleh

2. Pengambilan keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu


dilakukan sesuai dengan hasil rancangan

C. Uraian Materi Pengambilan Keputusan Transaksional

Materi Pengambilan Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran terurai


dalam dua sub materi, yaitu:

a. Perancangan pengambilan keputusan transaksional untuk perbaikan proses


pembelajaran

b. Pelaksanaan pengambilan keputusan transaksional berdasarkan


perancangan

1. Pengertian, Fungsi dan Manfaat Keputusan Transaksional

a Pengertian

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 45


Kegiatan Pembelajaran 6

Mencermati keputusan-keputusan guru yang terkait dengan kegiatan


pembelajaran, terdapat dua macam keputusan yang biasanya diambil, yaitu
keputusan situasional dan transsaksional. Keputusan situasional dilakukan
guru saat menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan.
Sedangkan untuk pengambilan keputusan transaksional dilakukan guru
ketika manjalankan pembelajaran.

Saat menjalankan pembelajaran, situasi yang berkembang di lapangan


belum tentu sesuai dengan yang telah direncanakan. Kemudian guru
berusaha menyesuaikan situasi yang terjadi dengan perencanaan yang telah
dibuat, tanpa mengurangi tujuan yang akan dicapai. Keputusan yang diambil
oleh guru inilah yang disebut dengan keputusan transaksional.

Keputusan yang bersifat transaksional memerlukan penyesuaian-


penyesuaian berdasarkan umpan balik yang diperoleh guru dari interaksinya
dengan siswa maupun interaksi antarsiswa, sementara kegiatan belajar
mengajar tetap berlangsung.Sehingga kunci dari keputusan transaksional
sangat dipengaruhi oleh kualitas interaksi, guru-siswa dan siswa-siswa.

b Fungsi Keputusan Transaksional

1) Mengarahkan model interaksi antara guru-siswa, siswa-siswa ke arah


yang lebih terbuka.
2) Membiasakan komunikasi dengan landasan pemikiran rasional dan
berdasarkan fakta-fakta.
3) Membangun model komunikasi yang sehat dalam pembelajaran

c Manfaat Keputusan Transaksional

1) Mengharmoniskan hubungan antar personal dalam pembelajaran

2) Mencapai tujuan pembelajaran secara efektif, walaupun terjadi


perubahan pada lingkungan belajar siswa. (tidak sesuai dengan yang
direncanakan).

2. Pelaksanaan Transaksional Dalam Pembelajaran

a. Sikap Dasar Manusia

46 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Menyimak bahwa kualitas interaksi menjadi hal sangat penting dalam


pengambilan keputusan secara transaksional, maka perlu dipahami pula
bahwa ada tiga sikap dasar manusia, yaitu Ego Orang Tua (O), Dewasa (D),
dan Anak (A).Dan setiap orang memiliki ketiga sikap tersebut, hanya
munculnya yang dipengaruhi oleh kondisi dan situasi yang dihadapi.

1) Ego Orang Tua (parent exteropsychic): O. Ego Orang Tua adalah


gambaran yang ditampilkan seseorang seperti layaknya orang tua (ayah
dan ibu). Yakni penampilan yang terikat kepada sistem nilai, moral dan
serangkaian kepercayaan.Bentuk nyatanya berupa pengontrolan,
membimbing, membantu mengarahkan, menasehati, menuntun atau
mengecam, mengkritik, mengomando, melarang, mencegah atau
memerintah dsb.

2) Ego Orang Dewasa (adult neopsychic): D. Ego Orang Dewasa adalah


reaksi yang bersifat realistis dan logis.Status ego ini sering disebut
komplek Karena bertindak dan mengambil keputusan berdasarkan hasil
pemerosesan informasi dari data dan fakta lapangan.Kata-kata yang
sering dipergunakan adalah benar, salah, efektif, masuk akal, dsb.

3) Ego Anak-Anak (child archeopsychic): A.Ego Anak-Anak merupakan


keadaaan dan reaksi emosi yang kadang-kadang adaptif, intuitif, kreatif,
dan emosional, tetapi kadang-kadang juga bertindak lepas, ingin terbebas
dari pengaruh orang lain. Kata-kata yang sering digunakan dapat berupa
“Wah !”, Tidak mau. Tidak bisa, dsb.

b. Jenis Transaksi

Menurut Berne, transaksi merupakan jalinan antar ego. Untuk dua orang
yang berada dalam suatu ruanngan, maka akan terjadi pertemuan 6 ego.
Dari sudut ego ini, Berne mengemukakan adanya 3 macam, yaitu transaksi
yang bersifat Komplementer, Silang (Crossed) dan Tersamar atau Semu
(Ulterior)

1) Transaksi parallel/sejajaradalah transaksi antar dua ego yang sama,


seperti O dengan O, D dengan D, atau A dengan A. Contoh transaksi O-
O tampak pada orang yang tengah bertengkar, transaksi D-D dapat

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 47


Kegiatan Pembelajaran 6

ditemui padasituasi suatu seminar, transaksi A-A dapat dilihat pada


orang yang sedang berpacaran.

2) Transaksi silang merupakan transaksi antar dua ego yang berbeda.


Contoh transaksi O–D dapat kita jumpai pada ujian skripsi, transaksi O–
A dapat kita lihat saat guru di kelas, dan transaksi D–A dapat kita jumpai
pada komunikasi dokter-pasien.

3) Transaksi tersamar atau semu adalah transaksi antar dua ego namun
diikuti terjadinya transaksi dua ego lain yang tidak kelihatan atau
tertutup, namun dirasakan oleh orang yang melakukannya. Transaksi
yang tak kelihatan itu mengandung kesan psikologis. Hal ini dapat
ditemui saat seseorang melakukan kesepakatan, namun terpaksa
sehingga tampak pada wajahnya yang kurang begitu bahagia.

c. Posisi Dasar Seseorang Ketika Berkomunikasi

Ada empat posisi dasar seseorang ketika berkomunikasi, yaitu: saya OK –


kamu OK, saya OK – kamu tidak OK, saya tidak OK – kamu Ok, saya tidak
OK – kamu tidak OK

1) Saya OK – Kamu OK, Posisi ini menunjukkan bahwa individu mempunyai


kercayaan pada diri sendiridan orang lain.

2) Saya OK – Kamu tidak OK, Posisi ini mengggambarkan individu yang


membutuhkan orang lain, tetapi tidak ada yang cocok, individu merasa
superior.

3) Saya tidak OK – Kamu OK, Posisi ini menggambarkan bahwa individu


merasa tidak terpenuhi kebutuhannya, dan merasa bersalah.

4) Saya tidak OK – Kamu tidak OK, Posisi ini menggambarkan bahwa


dirinya merasa tidak baik, dan menganggap orang lain juga tidak baik.

3. Pengelolaan Komunikasi Secara Berkelanjutan

a. Implementasi Keputusan Transaksional dalam Pembelajaran

Tuntutan pembelajaran saat ini semakin tinggi, sehingga kreativitas dan


produktivitas guru sangat dibutuhkan.Selain itu, kemampuan guru untuk

48 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

berkomunikasi secara efektif juga diperlukan agar mampu mengubah sikap,


pengetahuan, dan keterampilan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.Melakukan keputusan secara transaksional merupakan salah
satu kemampuan yang harus dimiliki guru agar pesan-pesan yang
disampaikan menjadi efektif.Sehingga yang harus dikuasai guru dalam
implementasi keputusan transaksional di sekolah seperti diuraikan di bawah
ini.

1) Mampu menangkap status ego yang dominan pada siswanya.


Mencermati ego yang muncul dari siswa berdasarkan pesan yang telah
disampaikan.

2) Merespon pesan siswa dengan ego yang sesuai. Memberikan respon


yang sesuai dengan pesan siswa.

3) Mengupayakan ego dewasa dominan ketika berkomunikasi dengan


siswa.Mengendalikan status ego dewasa secara dominan, sehingga
dapat mempengaruhi siswa untuk menggunakan status ego dewasa
dalam berkomunikasi.

4) Mengupayakan posisi “Saya OK – Kamu OK” saat berkomunikasi.


Membangun kepercayaan kepada diri sendiri maupun pada orang lain.

b. Pengelolaan Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran

Menyadari betapa pentingya keputusan transaksional dalam pembelajaran,


sehingga perlu adanya pengelolaan secara intensif yang perlu
dilakukan.Adapun tindakan-tindakan tersebut sebagai berikut:

1) Identifikasi status ego yang dominan pada siswa. Secara bertahap guru
harus mengenal lebih dalam tentang status ego siswa yang menjadi
binaannya. Baik secara perorangan maupun kelompok

2) Pengembangan respon efektif. Menyikapi status ego yang dominan pada


siswa, guru harus menyiapkan tindakan-tindakan atau menunjukkan
status ego yang tepat

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 49


Kegiatan Pembelajaran 6

3) Pengendalian status ego dewasa. Tugas guru adalah memberdayakan


siswa, sehingga harus selalu berupaya agar siswa dapat berkembang
kearah yang dominan dengan status ego dewasa

4) Pengembangan pola pikir positif dalam komunikasi. Mengendalikan status


ego dewasa akan efektif bila disertai dengan pengembangan pola pikir
positif. Sehigga respon yang diberikan dapat memberikan pemecahan
permasalahan yang efektif

5) Analisis pengambilan keputusan secara periodik secara bersama-sama.


Pengembangan keputusan transaksional perlu dilakukan terus menerus
secara periodik. Kegiatan ini akan sangat efektif bila dilakukan bersama-
sama, sehingga semua permasalahan yang dihadapi para guru dapat
dicermati dari berbagai sudut pandang personal. Hal ini akan
meningkatkan keterampilan para guru dalam pengambilan keputusan
transaksional.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi : Mempelajari Modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan/kasus/tugas dan
merefleksi diri yang dituangkan dalam LK yang tersedia.

Mengkaji modul secara mandiri dengan cara membaca dengan seksama untuk
mengembangkan rasa ingin tahu dan membiasakan untuk gemar membaca
dalam rangka untuk mendapatkan ketuntasan belajar.

Aktivitas pembelajaran, kegiatan latihan, refleksi, dan tindak lanjut dalam


mendapatkan hasil ketuntasan belajar secara komprehensif diinsertkan nilai-nilai
utama pendidikan karakter antara lain: : Mandiri (gemar membaca, rasa ingin
tahu, belajar sepanjang hayat, kerja keras, profesional), gotong royong (Kerja
sama, bersahabat/ komunikatif), Nasionalis (disiplin), integritas (jujur,
tanggungjawab, setia

LK 6 : Merefleksikan Pengambilan Keputusan Transaksional Dalam


Pembelajaran

50 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Sebelum melakukan kegiatan lebih lanjut, buatlah kelompok–kelompok kecil.


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut pada LK 6 Saudara dapat menjawab
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman Saudara menjadi guru terkait
dengan Penyusunan Rancangan Pembelajaran yang lengkap. Jika tidak
memungkinkan berkelompok maka kegiatan ini dapat dilakukan secara individu.

1. Menurut Saudara apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan


transaksional

2. Ada berapa fungsi keputusan transaksional? Silahkan diuraikan.

3. Menurut Saudara, ada berapa sikap dasar manusia,? Silahkan dijelaskan

4. Ada berapa macam jenis transaksi menurut Berne ? Silahkan


diuraikan

5. Menurut Saudara, perlukah posisi dasar seseorang ketika berkomunikasi ?


Berikan alasannya.

Setelah melakukan refleksi, Saudara akan mengerjakan Latihan / tugas berikut ini :

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 51


Kegiatan Pembelajaran 6

E. Latihan /Tugas

Kerjakan latihan / tugas berikut ini :

Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas di bawah ini.

1. Peserta dibagi menjadi enam kelompok.

2. Kelompok 1 dan 2 membahas PENDAHULUAN

3. Kelompok 3 dan 4 membahas MELAKSANAKAN TRANSAKSIONAL DALAM


PEMBELAJARAN

4. Kelompok 5 dan 6 membahas MENGELOLA KOMUNIKASI SECARA


BERKELANJUTAN

5. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain

Selesaikan kasus di bawah ini :

Kasus : Pada suatu kegiatan diklat, terjadi percakapan antara Fasilitator (F)
dengan Guru (G),

Fasilitator : Bapak dan Ibu peserta Diklat, besok akan diakukan


microteaching, yang topiknya sesuai dengan mata pelajaran
yang diampu.

Pendidik : Rupanya Bapak Fasilitator masih belum percaya dengan


kami yang ada disini. Padahal kami ini sudah berpengalaman
lebih dari 10 tahun dalam mengajar.

Fasilitator : Bukan begitu. Kami hanya ingin mengetahui kompetensi


Bapak dan Ibu dalam pengajaran melalui microteaching.

Pendidik : Sebenarnya kami keberatan. Tapi kalau memang harus, ya


terpaksa kami ikut saja.

Tugas :

Lakukan analisis terhadap kasus di atas, kemudian tentukan:

1. Jenis transaksi yang terjadi

2. Berikan alasannya

52 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

F. Rangkuman

Komunikasi merupakan unsur pokok dalam kegiatan pembelajaran, semakin


efektif komunikasi yang dikembangkan maka akan semakin efektif pula transfer
informasi dalam komunikasi tersebut. Pada dasarnya, manusia memiliki tiga
sikap dasar, yaitu: Ego Orang Tua (parent exteropsychic), Ego Orang Dewasa
(adult neopsychic) : D, dan Ego Anak-Anak (child archeopsychic). Jenis transaksi
terdiri atas tiga macam, yaitu: parallel/sejajar, silang, dan tersamar. Dalam
implementasi keputusan transaksional, guru diharapkan: mampu menangkap
status ego dan merespon pesan siswa, berkomunikasi dengan ego dewasa
secara dominan, dan mengupayakan posisi “Saya OK – Kamu OK” saat
berkomunikasi. Selanjutnya keputusan transaksional tersebut dikelola secara
intensif

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Bertanggungjawab untuk menyelesaikan kajian dan merealisasikan hasil


kesepakatan yang telah ditetapkan selama mengkaji materi Pengambilan
Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran.dalam rangka mencapai
ketuntasan belajar

1. Umpan Balik

a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan


pengalaman yang berkaitan dengan materi Pengamabilan Keputusan
Transaksional Dalam Pembelajaran?

b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan


pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi pokok
Pengamabilan Keputusan Transaksional Dalam Pembelajaran?

c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses


pembahasan materi Pengamabilan Keputusan Transaksional Dalam
Pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil ?

2. Tindak Lanjut

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 53


Kegiatan Pembelajaran 6

Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 8.

54 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Kunci Jawaban Latihan/Tugas

A. Latihan/Tugas Kegiatan pembelajaran 1


1. Lakukan identifikasi tentang ciri perubahan dalam diri peserta didik
yang perlu diperhatikan guru.
Jawab :
a. Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat positif dan aktif
b. Perubahan tingkah laku dalam belajar tidak bersifat sementara
c. Perubahan tingkah laku (diri individu) dalam belajar bersifat
kontinyu
2. Buatlah ringkasan langkah-langkah dalam penyusunan RPP.
Jawab :
a. identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester;
b. alokasi waktu;
c. KI, KD, indikator pencapaian kompetensi;
d. materi pembelajaran;
e. kegiatan pembelajaran;
f. penilaian; dan
g. media/alat, bahan, dan sumber belajar.
3. Uraikan ada beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang
perlu diperhatikan guru.
Jawab
a. Perubahan tingkah laku (diri individu)
b. Perubahan tingkah laku dalam belajar
c. Perubahan tingkah laku dalam belajar bertujuan dan disadari.
4. Salah satu prinsip dalam menyusun RPP adalah memperhatikan
perbedaan individu peserta didik. Perbedaan individu dalam hal apa
yang dimaksud dalam prinsip tersebut ?
Jawab
Perbedaan individu dalam hal fisik body (berkebutuhan khusus),

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 55


Kunci Jawaban Latihan/Tugas

B. Latihan/Tugas Kegiatan pembelajaran 2


1. Lakukan identifikaasi tentang tujuan pembelajaran
Jawab :
a. tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
b. tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi
yang spesifik.
2. Komponen apa yang harus diperhatikan dalam perancangan
pembelajaran
Jawab :
a. kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai,
b. cara apa yang dipakai untuk menilai tujun tersebut,
c. materi bahan apa yang akan disampaikan,
d. bagaimana cara menyampaikannya,
e. serta alat atau media apa yang diperlukan
3. Rumusan tujuan pembelajaran sangat beragam, tetapi semuanya
menunjuk pada esensi yang sama. Sebutkan esensi rumusan
tujuan pembelajaran.
Jawab :
a. tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
b. dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang
spesifik.
4. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang
dinyatakan dalam silabus dengan kondisi disatuan pendidikan.
Kondisi apa saja yang dimaksud dalam satuan pendidikan tersebut
?
Jawab :
a. Kondisi peserta didik
b. Kondisi sarana dan prasarana sekolah

56 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

C. Latihan/Tugas Kegiatan pembelajaran 3


1. Meliputi apa saja yang harus diperhatikan dalam menyusun RPP ?
Jawab :
Tujuan Pembelajaran, Indikator Pencapaian Kompetensi dan Materi
Pembelajaran.
2. Lakukan telaah RPP menggunakan instrumen yang berlaku.
Jawab :
Hasil telaah RPP sesuai dengan instrumen yang berlaku
3. Dalam menyusun RPP, keterkaitan dan keterpaduan apa saja yang
perlu diperhatikan ?
Jawab :
Materi pembelajaran, Indikator pencapaian kompetensi dan Tujuan
pembelajaran
4. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti
pembelajaran kontekstual. Apa yang dimaksud dengan Model
pembelajaran dan berikan contohnya.
Jawab :
Model problem based learning, project based learning dan
discovery learning

D. Latihan/Tugas Kegiatan pembelajaran 4


1. Berikan alasan mengapa harus melakukan pembelajaran di kelas,
laboratorium, dan lapangan
Jawab :
Pembelajaran di laboratorium dominan dengan kegiatan yang lebih fokus
pada kegiatan keterampilan
2. Uraikan karakteristik pembelajaran di kelas, laboratorium, dan lapangan
Jawab :
pembelajaran di lapangan merupakan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan pada obyek nyata, seperti: alam terbuka, dunia kerja, atau
obyek nyata yang lain. Ada beberapa hal yang sama dengan
pembelajaran dilaboratorium, yaitu sama-sama menggunakan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 57


Kunci Jawaban Latihan/Tugas

pembelajaran secara langsung terhadap obyek


3. Materi “pemeriksaan kekentalan minyak pelumas” lebih efektif dilakukan
pemelajaran di kelas, laboratorium atau lapangan? Mengapa ?
Jawab :
Di Laboratorium, lebih tepat untuk mencapai tujuan yang diharapkan
dalam pembelajaran

E. Latihan/Tugas Kegiatan pembelajaran 5


1. Media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan ?
Jawab :
Memilih media sesuai tujuan pembelajaran, Memilih sumber belajar yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran

2. Alat penunjang yang diperlukan ?


Jawab :
Model kendaraan bermotor, alat ukur dan alat alat service yang
diperlukan
3. Langkah-langkah penggunaan media pembelajaran ?
Jawab :
Persiapan, Penyajian dan pasca penyajian

58 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Evaluasi

A. Soal Evaluasi

1. Uraikan ada Beberapa ciri perubahan dalam diri peserta didik yang
perludiperhatikan guru.

2. Salah satu prinsip dalam menyusun RPP adalah memperhatikanperbedaan


individu peserta didik. Perbedaan individu dalam hal apa yang dimaksud
dalam prinsip tersebut ?

3. Sebutkan esensi rumusan tujuan pembelajaran?

4. RPP yang dikembangkan guru harus menyesuaikan kondisi di satuan


pendidikan, kondisi apa saja yang dimaksud tersebut?

5. RPP harus memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antar muatan, apa


yang dimaksud hal tersebut?

6. Apa yang dimaksud dengan Model pembelajaran dan berikan contohnya?

7. Bagaimana tahap pelaksanaan dalam pembelajaran?

8. Apa yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan?

9. Anda diminta merancang penggunaan media pembelajaran dan sumber


belajar untuk topik “membersihkan dan menyetel kerenggangan busi motor”.
Silahkan diidentifikasi

a. Media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan ?


b. Alat penunjang yang diperlukan ?
c. Langkah-langkah penggunaan media pembelajaran ?

10. Perhatikan Kasus berikut:

Pada saat kegiatan diklat dengan topik “bagaimana mengajar yang efektif”,
terjadi percakapan antara Fasilitator dengan Pendidik,

Percakapan 1

Fasilitator : Bapak dan Ibu peserta Diklat, besuk akan diadakan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 59


Evaluasi

microteaching yang topiknya sesuai dengan mata


pelajaran yang Bapak/Ibu ampu

Pendidik : Rupanya Bapak Fasilitator masih belum percaya dengan


kami yang ada disini. Padahal kami ini sudah
berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam mengajar.

Percakapan 2

Fasilitator : Bukannya tidak percaya. Kami hanya ingin mengetahui


kompetensi Bapak dan Ibu dalam pengajaran melalui
microteaching.

Pendidik : Sebenarnya kami keberatan. Tapi kalau memang harus,


ya terpaksa kami ikut saja.

Pertanyaan:

Lakukan analisis terhadap kasus di atas, kemudian tentukan:

1. Jenis transaksi yang terjadi

2. Berikan alasannya

B. Kunci Jawaban

1. Perubahan tingkah laku peserta didik yang perlu diperhatikan guru antara
lain :

a. Perubahan tingkah laku harus disadari peserta didik


b. Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
c. Perubahan tingkah laku dalam belajar bersifat positif dan aktif.
d.Perubahan tingkah laku dalam belajar tidak bersifat sementara.
e. Perubahan tingkah laku dalam belajar bertujuan.
f. Perubahan tingkah laku mencakup seluruh aspek tingkah laku.

2. Perbedaan individu dalam hal: kemampuan awal, tingkat intelektual, minat,


motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,

60 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

dan/atau lingkungan peserta didik.

3. Esensi rumusan tujuan pembelajaran: (a) tujuan pembelajaran adalah


tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran; (b) tujuan dirumuskan dalam bentuk
pernyataan atau deskripsi yang spesifik.

Kondisi yang dimaksud dalam satuan pendidikan adalah : kemampuan


4.
awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

5. KI, KD, indikator pencapaian kompetensi,materipembelajaran, kegiatan


pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.

6. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang


memilikinama, ciri,sintak, pengaturan, dan budaya . Contohnya : discovery
learning, project - based learning, problem - based learning,inquiry learning.

7. Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup

8. Yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan:

a mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan,

b menyampaikankompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya,

c menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan


dilakukan,

d menyampaikan lingkupdan teknik penilaian.

9. Lihat Rubrik Penilaian Media Pembelajaran dan Sumber Belajar (lampiran


1).

10. Lihat Rubrik Transaksional Dalam Pembelajaran (lampiran 2).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 61


Evaluasi

62 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Penutup

A. Kesimpulan

Modul Pembelajaran Yang Mendidik berisi materi yang sangat diperlukan guru
dalam menjalankan tugasnya baik di kelas, laboratorium, dan di lapangan.Mulai
dari perancangan kegiatan pembelajaran beserta perangkat yang diperlukan,
sampai dengan pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada model
pembelajaran efektif.Salah satu ciri dari model pembelajaran efektif adalah
terjadinya komunikasi yang saling menghargai antara guru dengan peserta
didik.Baik guru maupun peserta didik dominan dengan ego orang dewasa.

Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada
orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai kemandirian antara lain
etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Nilai karakter gotong
royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu
membahu menyelesaikan persoalan bersama, memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, bersahabat dengan orang lain dan memberi bantuan pada
mereka yang kurang mampu, tersingkir dan membutuhkan pertolongan.

B. Tindak Lanjut

Peserta dinyatakan kompeten (dinyatakan tuntas) pada kompetensi guru mata


pelajaran 4 Menyelenggarakan Pembelajaran Yang Mendidik (sesuai
Permendikbud no 16 tahun 2007) dalam mempelajari modul ini apabila telah
mampu menjawab soal-soal evaluasi/latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bila ternyata belum kompeten (belum
mencapai nilai minimal 80) maka diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi
sehingga dapat memperoleh nilai minimal 80, selanjutnya dapat mempelajari
modul yang lain untuk menempuh kompetensi selanjutnya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 63


Penutup

64 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Daftar Pustaka

Bram, Yudi Farola. (2005). Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu Strategi
Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT. Rambang
Dengan Menggunakan Metode CPIC Model.Jurnal Manajemen dan
Bisnis Sriwijaya Vol 3 No. 6.Hal : 1-23.
Molenda, Michael dkk. 2006 Instructional Media And Technology For Teaching
And Learning. New York: Practice-Hall Inc.
Oemar Hamalik. (2003) Media Pendidikan, Cetakan VI, Bandung: PT Citra Aditya
Bakti.
Robertus Angkowo dan A. Kosasih.(2007). Optimalisasi Media Pembelajaran.
Jakarta: PT.Grasindo.
Suwardi, 2007, Sistem Menejemen Pembelajaran : Menciptakan Guru yang
Kreatif, Temprina Media Grafika.
_____ 2008, Quantum Teaching. Mempraktekkan metode Quantum learning di
ruang kelas.(Terjemahan). Bandung: Kaifaies.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 65


Daftar Pustaka

66 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Lampiran

Lampiran 1

RUBRIK PENILAIAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR


(KASUS)

Skor Skor
No. Pertanyaan Alternatif Jawaban
maks perolehan
1 a. Media Media pameran/display, yaitu
7
pembelajaran benda asli (busi).
yang
digunakan. Jumlah minimal separo dari
7
jumlah siswa.
b. Sumber belajar Buku manual motor atau
3
yang handout.
digunakan.
Jumlah minimal separo dari
3
jumlah siswa.
2 Alat penunjang. Pembersih kerak (kawat,
5
kertas gosok).
3 a. Langkah- Persiapan (skor @ 4)
langkah 1) Memilih media
penggunaan pembelajaran yang sesuai
media tujuan pembelajaran.
pembelajaran.
2) Menyiapkan media sesuai
16
jumlah yang diperlukan.
3) Menyiapkan tempat (bila
diperlukan).
4) Melakukan uji coba
penggunaan media.
Penyajian (skor @ 4)
1) Mendemonstrasikan cara
membersihkan busi.
2) Meminta siswa menirukan 12
apayang telah dilakukan
guru.
3) Mengamati kinerja siswa.
Paska penyajian (skor @ 3)
1) Mengecek kelengkapan 12
perangkat media.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 67


Lampiran

Skor Skor
No. Pertanyaan Alternatif Jawaban
maks perolehan
2) Membersihkan bagian-
bagian yang kotor.
3) Melakukan pengemasan.
4) Menyimpan di tempat yang
aman.
b. Langkah- Persiapan (skor @ 3)
langkah 1) Memilih sumber belajar
penggunaan sesuai dengan tujuan
sumber belajar. pembelajaran.
2) Mencermati buku pedoman
penggunaan sumber
belajar.
15
3) Menyiapkan sejumlah yang
dibutuhkan.
4) Menyiapkan tempat (bila
diperlukan).
5) Melakukan uji coba
operasional sumber belajar
(bila diperlukan).
Penyajian (skor @ 3,5)
1) Menggunakan sumber
belajar dalam kegiatan
pembelajaran. 7
2) Mengamati respon siswa
selama penggunaan
sumber belajar.
Paska Penyajian (skor @ 2)
1) Mengecek kelengkapan
perangkat sumber belajar.
2) Membersihkan bagian-
8
bagian yang kotor.
3) Melakukan pengemasan.
4) Menyimpan di tempat yang
aman.

∑ Skor Perolehan

68 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Lampiran 2

RUBRIK PENILAIAN TRANSAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN (KASUS)

Skor Skor
No. Pertanyaan Alternatif Jawaban
maks perolehan
1. Jenis transaksi a Percakapan 1: Jenis 35
yang terjadi Transaksi Silang

Fasilitator Pendidik

O O

D D

A A

 Ada Jawaban: “Transaksi


Silang” skor 10.

 Ada grafik transaksi, skor 25.


b Percakapan 2: Jenis 35
Transaksi Silang

Fasilitator Pendidik

O O

D D

A A

 Ada jawaban “transaksi


silang” skor 10.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 69


Lampiran

Skor Skor
No. Pertanyaan Alternatif Jawaban
maks perolehan
 Ada grafik transaksi, skor 25.

2. Alasan Pada dua ego yang bertransaksi 30


terjadi ketidak sesuaian antara
harapan pesan dengan respon.
Hal ini terjadi pada percakapan
1 maupun 2.
∑ Skor Perolehan

70 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah :
Matapelajaran :
Kelas/Semester :
AlokasiWaktu :

A. KompetensInti(KI)

B. KompetensiDasar (KD)
1. KDpadaKI-1
2. ...... Dst.

C. IndikatorPencapaianKompetensi (IPK)
1. IndikatorKD padaKI-1
2. IndikatorKD padaKI-2
3. IndikatorKD padaKI-3
4. IndikatorKD padaKI-4

D. Tujuan Pembelajaran (opersional, spesifik, terukur)

E. Materi Pembelajaran(dapat berasal dari buku teks pelajarandan


bukupanduanguru,sumberbelajarlainberupamuatan
lokal,materikekinian,kontekspembelajarandarilingkungan sekitaryang
dikelompokkan
menjadimateriuntukpembelajaranreguler,pengayaan,danremedial)

F. KegiatanPembelajaran
1. PertemuanPertama:(...JP)
a.KegiatanPendahuluan
b.KegiatanInti
1) Mengamati
2) Menanya
3) Mengumpulkan informasi/mencoba
4) Menalar/mengasosiasi
5) Mengomunikasikan
c.KegiatanPenutup
2. Pertemuanseterusnya (...JP)

G. Penilaian,PembelajaranRemedialdanPengayaan
1.Teknikpenilaian
2.Instrumenpenilaian
3.PembelajaranRemedialdanPengayaan
Pembelajaranremedialdilakukansegerasetelahkegiatanpenilaian.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 71


Lampiran

H. Media/alat,Bahan,danSumberBelajar
1.Media/alat
2.Bahan
3.SumberBelajar

72 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

Lampiran 4
INSTRUMEN TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Guru :
Program Keahlian :
Kelas :
Topik :
Tanggal :
HASIL TELAAH
TIDAK KURANG
NO KOMPONEN/ASPEK LENGKAP CATATAN
ADA LENGKAP 3
1 2
A Identitasdan Kelengkapan Komponen
1 Terdapat: satuanpendidikan,
kelas/semester,mata pelajaran, materi
pokok/tema, dan alokasi waktu
2 MemuatKI; KDdan Indikator; tujuan
pembelajaran; materi pembelajaran;
metode;media, alat,dan sumber
pembelajaran; langkah kegiatan
pembelajaran; dan penilaian

B Kompetensi Inti

3 Mencakup KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4


4 Rumusan KI (1, 2, 3, dan 4)sesuai
dengan Permendikbud Nomor 59

C KompetensiDasardan Indikator
5 Kompetensi Dasar mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan

6 Menjabarkan indikator pengetahuan


dan keterampilanberdasarkan KDdari
KI-3dan KI-4
7 Indikator disusun menggunakan kata
kerja operasional
8 Indikator pengetahuan mengambarkan
dimensi proses kognitif(C-1s.d C-6) dan
dimensi pengetahuan (faktual,
konseptual,prosedural, dan
metakognitif)

9 Indikator keterampilanmemuat
keterampilanabstrakdan/ataukonkret

D Tujuan Pembelajaran
10 Memadai pencapaian indikator sesuai
KD, KI,danSKL
11 Memberikan gambaranproses
pencapaiantujuaanyangdimaksud

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 73


Lampiran

HASIL TELAAH
TIDAK KURANG
NO KOMPONEN/ASPEK LENGKAP CATATAN
ADA LENGKAP 3
1 2
E Materi Pembelajaran
12 Ditulisdalam bentuk butir-butir Sesuai
dengan indikator, KD, KI,danSKL

13 Materi pembelajaranmemuat
pengetahuan
faktual,konseptual, prosedural,
F dan metakognitif
Metode Pembelajaran
14 Metode yangdigunakan
relevan denganpendekatan
15 saintifik
Sesuai dengantujuan
pencapaian pembelajarandan
G indikator
Media,Alat,dan Sumber
16 Menjabarkan media, alat,dan
sumber pembelajaran
17 Kesesuaiandengankebutuhan
pencapaiantujuan pembelajaran,
indikator,dan kegiatanbelajar
siswa aktif
18 Kesesuaiandengankarakterist
ik peserta didik
19 Kesesuaiandenganpembelajar
an saintifik

20 Sumberpembelajaranmencakup
buku, media cetak dan
elektronik,alam sekitar, atausumber
belajar lain yang
H LangkahKegiatan Pembelajaran
21 Mencakup
kegiatanpendahuuan, kegiatan
22 inti,dan penutup
Kegiatanpendahuluan
menggambarkan:penyiapankondi
si siswa; penjelasan keterkaitan
materi sebelumnya dan materi
yangakan datang;
penyampaiantujuan
pembelajaran; dan penyampaian
kegaitan yangakandilakukan
23 Kegiatan
intisesuaidengansilabus,
indikator,dan materi
pembelajaran

74 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK D

HASIL TELAAH
TIDAK KURANG
NO KOMPONEN/ASPEK LENGKAP CATATAN
ADA LENGKAP 3
1 2
24 Kegiatan intimenggambarkan
proses pembelajaransaintifik
(menamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan
informasi,menalar, dan
mengomunikasikan)
25 Kegiatan intimenggambarkan
proses
pembelajaranyanginteraktif,
inspiratif,menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta
didik

26 Kegiatanpenutup menggambarkan:
perumusan kesimpulan bersama;
penilaiandan umpan balik/refleksi;
rencana tindaklanjut (remedial dan
pengayaan); dan penyampaian
rencana kegiatanselanjutnya
27 Kegiatanpenutup memuat
penyampaianpencapaianKDdari
KI-2 (sikapsosial)dan KI-1(sikap
religius)
I Penilaian
28 Memuatjenis/teknik
penilaian,bentuk instrumen, dan
pedoman penskoran/penilaian
29 Mencakup penilaiansikap,
pengetahuan, dan
keterampilan
30 Kesesuaiandengantujuan
pembelajaran, materi
pembelajaran, dan indikator
JUMLAH (∑ SKOR) `=

NILAI = (∑ SKOR / 90) X 100%

PREDIKAT

……………,……….
2017
Penelaah

……………………
NIP

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 75


Lampiran

76 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai